Triage adalah proses pemilahan korban berdasarkan tingkat keparahan cedera dan probabilitas untuk bertahan hidup dengan tujuan memberikan pertolongan pada korban yang paling mendesak terlebih dahulu dengan sumber daya terbatas. Triage dilakukan dengan mengklasifikasikan korban ke dalam kategori merah, kuning, hijau, atau hitam.
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Sejarah triage
1. 1. Sejarah Triage
Triage berasal dari Bahasa Francis “trier’ yang berarti memisahkan, memilah, atau memilih.
Triage adalah cara pemilahan penderita korban gawat darurat berdasrakan skala prioritas yang
didasarkan kepada kebutuhan terapi korban dan sumber daya yang tersedia. Kebutuhan terapi
setiap korban didasarkan pada penilaian kondisi ABC (Airways, Breathing, Circulation) pasien
tersebut dimana penilaian tersebut akan menggambarkan derajat keparahan kondisi
korban.Triage juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan atau pada keadaan bencana.
Triage juga berguna untuk menentukan Rumah sakit rujukan mana yang sesuai dengan kondisi
penderita.
Ada dua jenis keadaan yang akan mempengaruhi proses triage :
1. Multiple Casualties
Adalah musibah masal dengan jumlah penderita dan beratnya perlukaan tidak melampaui
kemampuan petugas dan peralatan. Dalam keadaan ini penderita dengan masalah yang
mengancam jiwa dan multiple trauma akan dilayani terlebih dahulu
1. Mass Casualties
Adalah musibah masal dengan jumlah penderita dan beratnya luka melampaui kemampuan
petugas dan peralatan. Dalam keadaan ini yang akan dilayani terlebih dahulu adalah penderita
dengan kemungkinan hidup /survival terbesar, serta membutuhkan waktu, perlengkapan dan
tenaga paling sedikit.
1. Definisi
Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat kegawatdaruratan
trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan prioritas penangnanan dan sumber daya yang
ada.
Triage adalah suatu proses yang mana pasien digolongkan menurut tipe dan tingka kegawatan
kondisinya.
Triase (Triage) adalah Tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasar beratnya
cidera, kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan tindakan berdasar sumber daya (SDM dan
sarana) yang tersedia.
1. Tujuan
2. Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa
3. Tujuan kedua adalah untuk memprioritaskan pasien menurut ke akutannya
4. Pengkatagorian mungkin ditentukan sewaktu-waktu
5. Jika ragu, pilih prioritas yang lebih tinggi untuk menghindari penurunan triage
2. Tujuan triase pada musibah massal adalah bahwa dengan sumber daya yang minimal dapat
menyelamatkan korban sebanyak mungkin.KEBIJAKAN:
1. Memilah korban berdasar:
a. Beratnya cidera
b. Besarnya kemungkinan untuk hidup
c. Fasilitas yang ada / kemungkinan keberhasilan tindakan
2. Triase tidak disertai tindakan
3. Triase dilakukan tidak lebih dari 60 detik/pasien dan setiap pertolongan harus dilakukan
sesegera mungkin. PROSEDUR:
1. Penderita datang diterima petugas / paramedis UGD.
2. Diruang triase dilakukan anamnese dan pemeriksaan singkat dan cepat (selintas) untuk
menentukan derajat kegawatannya. Oleh paramedis yang terlatih / dokter.
3. Namun bila jumlah penderita/korban yang ada lebih dari 50 orang, maka triase dapat
dilakukan di luar ruang triase (di depan gedung IGD).
4. Penderita dibedakan menurut kegawatnnya dengan memberi kode warna :
1) Segera- Immediate (I)- MERAH. Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang
kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera. Misalnya : Tension pneumothorax, distress
pernafasan (RR< 30x/mnt), perdarahan internal vasa besar dsb.
2) Tunda-Delayed (II)-KUNING. Pasien memerlukan tindakan defintif tetapi tidak ada
ancaman jiwa segera. Misalnya : Perdarahan laserasi terkontrol, fraktur tertutup pada ekstrimitas
dengan perdarahan terkontrol, luka bakar <25% luas permukaan.
3) Minimal (III)-HIJAU. Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan menolong diri
sendiri atau mencari pertolongan. Misalnya : Laserasi minor, memar dan lecet, luka bakar
superfisial.
4) Expextant (0)-HITAM. Pasien menglami cedera mematikan dan akan meninggal meski
mendapat pertolongan. Misalnya : Luka bakar derajat 3 hampir diseluruh tubuh, kerusakan organ
vital, dsb.
1. Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan urutan warna : merah, kuning,
hijau, hitam.
2. Penderita/korban kategori triase merah dapat langsung diberikan pengobatan diruang
tindakan IGD. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut, penderita/korban
dapat dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah sakit lain.
3. 3. Penderita/korban dengan kategori triase kuning yang memerlukan tindakan medis lebih
lanjut dapat dipindahkan ke ruang observasi dan menunggu giliran setelah pasien dengan
kategori triase merah selesai ditangani.
4. Penderita/korban dengan kategori triase hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan, atau bila
sudah memungkinkan untuk dipulangkan, maka penderita/korban dapat diperbolehkan
untuk pulang.
5. Penderita/korban kategori triase hitam dapat langsung dipindahkan ke kamar jenazah.
6. D. PRINSIP
Pada keadaan bencana massal, korban timbul dalam jumlah yang tidak sedikit dengan resiko
cedera dan tingkat survive yang beragam. Pertolongan harus disesuaikan dengan sumber daya
yang ada, baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya. Hal tersebut merupakan
dasar dalam memilah korban untuk memberikan perioritas pertolongan.
Pada umumnya penilaian korban dalam triage dapat dilakukan dengan:
1. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
2. Menilai kebutuhan medis
3. Menilai kemungkinan bertahan hidup
4. Menilai bantuan yang memungkinkan
5. Memprioritaskan penanganan definitive
6. Tag Warna
7. E. Sistem Triage
8. Non Disaster :
Untuk menyediakan perawatan sebaik mungkin bagi setiap individu pasien
1. Disaster :
Untuk menyediakan perawatan yang lebih efektif untuk pasien dalam jumlah banyak
1. F. Type-type Triage di Rumah Sakit
2. Type 1 : Traffic Director or Non Nurse
1. Hampir sebagian besar berdasarkan system triage
2. Dilakukan oleh petugas yang tak berijasah
3. Pengkajian minimal terbatas pada keluhan utama dan seberapa sakitnya
4. 4. Tidak ada dokumentasi
5. Tidak menggunakan protocol
6. Type 2 : Cek Triage Cepat
1. Pengkajian cepat dengan melihat yang dilakukan perawat beregristrasi
atau dokter
2. Termasuk riwayat kesehatan yang berhubungan dengan keluhan utama
3. Evaluasi terbatas
4. Tujuan untuk meyakinkan bahwa pasien yang lebih serius atau cedera
mendapat perawatan pertama
5. Type 3 : Comprehensive Triage
1. Dilakukan oleh perawat dengan pendidikan yang sesuai dan
berpengalaman
2. 4 sampai 5 sistem katagori
3. Sesuai protokol
1. Klasifikasi Triage
2. Klasifikasi berdasarkan pada :
1. pengetahuan
2. data yang tersedia
3. situasi yang berlangsung
1. Sistem Klasifikasi
Sistem klasifikasi menggunakan nomor, huruf atau tanda. Adapun klasifikasinya sebagai
berikut :
1. Prioritas 1 atau Emergensi
1. Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi dan intervensi
segera
2. Pasien dibawa ke ruang resusitasi
5. 3. Waktu tunggu 0 (Nol)
4. Prioritas 2 atau Urgent
1. Pasien dengan penyakit yang akut
2. Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki
3. Waktu tunggu 30 menit
4. Area Critical care
5. Prioritas 3 atau Non Urgent
1. pasien yang biasanya dapat berjalan dengan masalah medis yang minimal
2. luka lama
3. kondisi yang timbul sudah lama
4. area ambulatory / ruang P3
6. Prioritas 0 atau 4 Kasus kematian
1. tidak ada respon pada segala rangsangan
2. tidak ada respirasi spontan
3. tidak ada bukti aktivitas jantung
4. hilangnya respon pupil terhadap cahaya
6. 1. H. S.T.A.R.T. MODEL
Simple triage mengidentifikasi korban berdasarkan kebutuhan untuk perwatan lebih lanjut, selain
itu di lapangan para triage ini juga harus memikirkan prioritas pasien untuk dievakuasi ke Rumah
sakit.
Di dalam START model korban dibagi dalam 4 kelompok warna:
1. Hitam/ Deceased : Korban meninggal atau tidak bernafas meskipun jalan nafas sudah
dibebaskan, korban meninngal dibiarkan di tempat kejadian dan diangkat belakangan
setelah semuanya tertolong.
2. Merah/ Immediate/ Prioritas 1 Evakuasi : Korban dengan luka yang mengancam nyawa
dimana dapat tertolong jika segera dievakuasi untuk mendapatkan perawatan lanjut.
Korban membutuhkan perwatan lanjut atau tindakan operasi sesegera mungkin dibawah 1
jam dari waktu kejadian. Korban berada dalam kondisi kritis dan akan meninggal jika
tidak segera ditolong.
3. Kuning/ Delayed/ Prioritas 2 evakuasi : korban yang dapat ditunda evakuasi medis
setelah korban prioritas 1 selesai dievakuasi. Korban dalam kondisi stabil, tapi tetap
memerlukan perawatan lebih lanjut
4. Hijau/ Minor/ Prioritas 3 evakuasi : korban ini akan dievakuasi setelah prioritas 1 dan 2
selesai dievakuasi. Pasien dengan luka yang merlukan pertolongan dokter tapi bisa
ditunda beberapa jam atau hari. Akan dimonitor terus sambil menunngu giliran evakuasi.
Korban biasanyta masih dapat berjalan (Walking wounded). Pasien akan dievakuasi
setelah prioritas 2 selesai di evakuasi.
DAFTAR PUSTAKA
Darwis, Allan dkk. 2005. Pedoman Pertolongan Pertama. Ed 2. Jakarta : Kantor Pusat Palang
Merah Indonesia.