SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  5
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa
dewasa. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis.
Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai
kesulitan. Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase dengan
berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas
perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam
keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani
permasalahan tersebut. Pada masa ini juga kondisi psikis remaja sangat labil. Karena masa ini
merupakan fase pencarian jati diri. Biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu
yang baru dilihat atau diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan keluarga,
sekolah, teman sepermainan dan masyarakat. Semua pengetahuan yang baru diketahuinya
baik yang bersifat positif maupun negatif akan diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai
dengan kepribadian masing-masing. Remaja dituntut untuk menentukan dan membedakan
yang terbaik dan yang buruk dalam kehidupannya. Disinilah peran lingkungan sekitar sangat
diperlukan untuk membentuk kepribadian seorang remaja. Setiap remaja sebenarnya
memiliki potensi untuk dapat mencapai kematangan kepribadian yang memungkinkan
mereka dapat menghadapi tantangan hidup secara wajar di dalam lingkungannya, namun
potensi ini tentunya tidak akan berkembang dengan optimal jika tidak ditunjang oleh faktor
fisik dan faktor lingkungan yang memadai. Lemahnya emosi seseorang akan berdampak pada
terjadinya masalah dikalangan remaja, misalnya bullying.
Sampai saat ini fenomena bullying di sekolah masih sering terjadi . Kasus bullying yang
terjadi di sekolah sering kita temui baik melalui informasi di media cetak maupun yang kita
saksikan di media televisi. Pengertian bullying sendiri adalah penggunaan kekerasan atau
paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi anak lain. Bullying juga bisa dikatakan
sebagai ancaman ataupun gangguan dari seseorang yang merasa dirinya berkuasa sehingga
korbannya bisa mengalami gangguan psikis berupa stress, depresi, kecemasan yang berlebih,
dan merasa hidupnya tidak akan aman bila berada dilingkungan tersebut. Bullying tidak
hanya meliputi kekerasan fisik seperti memukul , menjambak , menampak , memalak , dll
tetapi juga dapat berbentuk kekerasan verbal seperti memaki , mengejek , dan berbagai
bentuk kekerasan psikologis seperti mengintimidasi , mengucilkan , atau
mendiskriminasikan. Biasanya bullying paling sering sering terjadi pada MOS (Masa
Orientasi Siswa Baru) ataupun OSPEK yang terjadi pada Perguruan Tinggi Negeri maupun
Swasta . Seringkali para siswa baru mengalami tindakan bullying dari para seniornya .
Mereka diperlakukan dengan tidak baik. Seringkali para senior membentak-bentak para siswa
baru dan melakukan tindakan kekerasan . Siswa baru hanya bisa menurut dan tidak protes
karena dia merasa anggota baru di sekolahnya sehingga hanya bisa diam saat senior
memperlakukan mereka dengan keras. Banyak juga para siswa baru yang dipermalukan
dengan disuruh melakukan hal yang aneh di hadapan semua orang . Tapi anehnya para guru
membiarkan hal itu terjadi karena mereka menganggap itu sudah menjadi suatu tradisi dalam
penerimaan siswa baru. Selain pada kegiatan MOS , saat hari – hari biasa di sekolah juga
sering terjadi fenomena bulling di sekolah-sekolah tapi tidak mendapat perhatian dari pihak
sekolah . Karena budaya bullying masih dianggap hal yang biasa sehingga tidak ada yang
merespon tindakan itu . Dan memang benar biasanya pihak sekolah baru merespon setelah
korban terluka hingga membutuhkan tindakan medis.
Berikut ini adalah contoh tindakan yang termasuk kategory bullying pelaku baik
individual maupun group secara sengaja menyakiti atau mengancam korban dengan cara:
 Menyisihkan seseorang dari pergaulan
 Menyebarkan gosip , membuat julukan yang bersifat ejekan
 Mengerjai seseorang untuk mempermalukannya
 Mengintimidasi atau mengancam korban
 Melukai secara fisik
 Melakukan pemalakan
Pendapat saya tentang kasus ini adalah saya sangat prihatin jika sampai saat ini
fenomena bullying masih sering terjadi di sekolah-sekolah baik di kegiatan MOS atau di
kegiatan belajar sehari-harinya. Sekolah harusnya menjadi tempat belajar yang nyaman bagi
seorang anak karena seorang anak lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah untuk belajar
dibandingkan dirumah . Tetapi kenyataannya kadang seorang anak malas pergi ke sekolah
karena dia ada masalah dengan teman atau para seniornya. Misalnya bentuk intimidasi dari
teman-teman atau pemalakan, pengucilan diri dari temannya, sehingga anak jadi malas pergi
ke sekolah karena merasa terancam dantakut, sehingga bisa menjadi depresi tahap ringan dan
dapat mempengaruhi belajar di kelas. Kadang ada beberapa anak yang curhat pada orang
tuanya tentang masalah yang sedang dia hadapi di sekolahnya , hanya saja orang tuanya tidak
merespon karena fenomena seperti itu biasa terjadi dan nanti pada akhirnya akan selesai
sendiri . Saya tidak setuju dengan tindakan orangtua yang seperti itu karena itu adalah
tindakan yang salah, karena seharusnya saat orang tua mendapatkan laporan dari anaknya ,
mereka segera membantu menyelesaikan dengan datang ke sekolah dan menjelaskan
permasalahan yang di alami anaknya kepada guru di sekolahnya. Kebanyakan para orangtua
akan bertindak jika anaknya telah mengalami luka dan memerlukan tindakan medis sehingga
psikis anak tersebut juga pada akhirnya telah berdampak karena kejadian ini . Ada juga anak
yang tidak bercerita kepada orang tuanya karena dia type anak yang tertutup . Kalau seperti
ini , orang tua harus peka terhadap sikap anaknya .
Ciri-ciri seorang anak yang mengalami bullying adalah :
1. Enggan untuk pergi ke sekolah
2. Sering sakit secara tiba-tiba
3. Mengalami penurunan nilai
4. Sering mengalami mimpi buruk atau ketakutan
5. Rasa marah dan benci mudah meluap dan meningkat
6. Memiliki tanda fisik seperti memar atau luka
Jika menemukan ciri-ciri seperti diatas, maka langkah yang harus dilakukan orang tua
adalah :
1. Berbicara dengan orang tua anak yang melakukan bullying pada anak mereka
2. Mengingatkan sekolah tentang masalah ini dan meminta penyelesaian dari sekolah
3. Datangi psikolog untuk memulihkan kondisi psikis sang anak
Sebenarnya, berbagai perilaku menyimpang yang dilakukan peserta didik disebabkan
kurangnya pemahaman anak terhadap nilai diri yang positif sehingga berdampak pula pada
kurangnya pemahaman moral atau nilai yang di terimanya, seperti akrab dengan kekerasan,
kebohongan,dan sebagainya yang merupakan perilaku negatif.
Dalam bertindak, bukan berarti anak tidak tau apa yang dilakukan salah tapi
pemahaman baik buruk anak masih mengacu pada suatu tingkah laku benar bila tidak
dihukum dan salah bila dihukum. Pemahaman anak yang berdasarkan perilaku baik tidak
dihukum dan buruk dihukum termasuk dalam pemahaman moral yang pra-
konvensional.Seorang anak yang memiliki pemahaman moral yang tinggi, maka
kecenderungan melakukan tindakan yang melanggar norma seperti mengejek, memukul,
menendang temannya lebih rendah. Hal ini berkaitan dengan pemahaman moral bahwa hal-
hal tersebut merupakan tindakan yang tidak baik dan melanggar moral.semakin seorang
individu memiliki tingkat pemahaman moral yang tinggi akan mengurangi perilaku
menyimpang. Jadi peran sekolah sangatlah penting untuk mencegah dan menyelesaikan kasus
bullying yang sedang terjadi akhir-akhir ini.
Pencegahan agar tidak banyak terjadi kasus bullying di sekolah-sekolah
1. Sekolah meningkatkan kesadaran akan adanya perilaku bullying (tidak semua anak
paham apakah sebenarnya bullying itu) dan bahwa sekolah memiliki dan menjalankan
kebijakan anti bullying. Murid harus bisa percaya bahwa jika ia menjadi korban, ia
akan mendapatkan pertolongan. Sebaliknya, jika ia menjadi pelaku, sekolah juga akan
bekerjasama dengan orangtua agar bisa bersama-sama membantu mengatasi
permasalahannya.
2. Sosialisasi antibullying kepada siswa, guru, orang tua siswa, dan segenap civitas
akademika di sekolah.
3. Penerapan aturan di sekolah yang mengakomodasi aspek antibullying.
4. Membuat aturan antibullying yang disepakati oleh siswa, guru, institusi sekolah dan
semua civitas akademika institusi pendidikan/ sekolah.
5. Penegakan aturan/sanksi/disiplin sesuai kesepakatan institusi sekolah dan siswa, guru
dan sekolah, serta orang tua dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur pemberian
sanksi.
6. Membangun komunikasi dan interaksi antara pihak sekolah , siswa dan juga orang tua
7. Meminta Depdiknas memasukkan muatan kurikulum pendidikan nasional yang sesuai
dengan tahapan perkembangan kognitif anak/siswa agar tidak terjadi learning
difficulties (kesulitan belajar).
8. Pendidikan parenting agar orang tua memiliki pola asuh yang benar.
9. Mendesak Depdiknas memasukkan muatan kurikulum institusi pendidikan guru yang
mengakomodasi antibullying.
10. Muatan media cetak, elektronik, film, dan internet tidak memuat bullying dan
mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengawasi siaran yang memasukkan
unsur bullying.
11. Perlunya kemudahan akses orang tua atau publik, lembaga terkait, ke institusi
pendidikan/sekolah sebagai bentuk pengawasan untuk pencegahan dan penyelesaian
bullying atau dibentuknya pos pengaduan bullying.
Solusi penyelesaian kasus bullying
1. Paling ideal adalah apabila ada kebijakan dan tindakan terintegrasi yang melibatkan
seluruh komponen mulai dari guru, murid, kepala sekolah, sampai orangtua, yang
bertujuan untuk menghentikan perilaku bullying dan menjamin rasa aman bagi korban
2. Program anti-bullying di sekolah dilakukan antara lain dengan cara menggiatkan
pengawasan dan pemberian sanksi secara tepat kepada pelaku, atau melakukan
kampanye melalui berbagai cara. Memasukkan materi bullying ke dalam
pembelajaran akan berdampak positif bagi pengembangan pribadi para murid.
3. Memaksimalkan peran orang tua sebagai partner yang baik untuk anak
4. Dinas Pendidikan memberikan peraturan untuk melarang sekolah melakukan bullying
pada kegiatan MOS ataupun MOM

Contenu connexe

Tendances

Pengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadian
Pengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadianPengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadian
Pengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadianROSMAINIAMRIL29
 
prilaku menyimpang
prilaku menyimpang prilaku menyimpang
prilaku menyimpang mellisaimell
 
Bfamilynd health pk asgm^^
Bfamilynd health pk asgm^^Bfamilynd health pk asgm^^
Bfamilynd health pk asgm^^Beh Ming Hua
 
Bergaul yang efektif
Bergaul yang efektifBergaul yang efektif
Bergaul yang efektifrida rahmah
 
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)PuputPamela
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakrismawijayanti
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaOperator Warnet Vast Raha
 
Materi los 2016 PENGOPTIMALAN REMAJA
Materi los 2016 PENGOPTIMALAN REMAJAMateri los 2016 PENGOPTIMALAN REMAJA
Materi los 2016 PENGOPTIMALAN REMAJAAdwin Kurniawan
 

Tendances (20)

Pengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadian
Pengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadianPengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadian
Pengaruh pola-asuh-orangtua-terhadap-pembentukan-kepribadian
 
prilaku menyimpang
prilaku menyimpang prilaku menyimpang
prilaku menyimpang
 
Bfamilynd health pk asgm^^
Bfamilynd health pk asgm^^Bfamilynd health pk asgm^^
Bfamilynd health pk asgm^^
 
Pendidikan Remaja
Pendidikan RemajaPendidikan Remaja
Pendidikan Remaja
 
Laporan studi kasus
Laporan studi kasusLaporan studi kasus
Laporan studi kasus
 
Bergaul yang efektif
Bergaul yang efektifBergaul yang efektif
Bergaul yang efektif
 
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)
 
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anakPengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan kepribadian anak
 
Attachment kanak
Attachment kanakAttachment kanak
Attachment kanak
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
 
Pp bullying
Pp bullyingPp bullying
Pp bullying
 
Kenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kiniKenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kini
 
4. perkembangan kognitif remaja
4. perkembangan kognitif remaja4. perkembangan kognitif remaja
4. perkembangan kognitif remaja
 
Materi los 2016 PENGOPTIMALAN REMAJA
Materi los 2016 PENGOPTIMALAN REMAJAMateri los 2016 PENGOPTIMALAN REMAJA
Materi los 2016 PENGOPTIMALAN REMAJA
 
Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua
 
Stop bullying
Stop bullyingStop bullying
Stop bullying
 
Kenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kiniKenakalan remaja masa kini
Kenakalan remaja masa kini
 
Educational Psychology
Educational PsychologyEducational Psychology
Educational Psychology
 
Kenakalan Remaja
Kenakalan RemajaKenakalan Remaja
Kenakalan Remaja
 
Keterampilan sosial anak usia dini aud ratna
Keterampilan sosial anak usia dini aud ratnaKeterampilan sosial anak usia dini aud ratna
Keterampilan sosial anak usia dini aud ratna
 

Similaire à Fenomena bullying

Bullying 30 November 2021.pptx
Bullying 30 November 2021.pptxBullying 30 November 2021.pptx
Bullying 30 November 2021.pptxZacki4
 
bullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdf
bullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdfbullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdf
bullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdfningrumbahal
 
Fitri Wulandari 201131051
Fitri Wulandari 201131051Fitri Wulandari 201131051
Fitri Wulandari 201131051fittri57
 
Fitri Wulandari (201131051)
Fitri Wulandari (201131051)Fitri Wulandari (201131051)
Fitri Wulandari (201131051)wulandarifitri
 
TIPS UNTUK GURU DALAM MERESPON PERUNDUNGAN (bullying.pptx
TIPS UNTUK GURU DALAM MERESPON PERUNDUNGAN (bullying.pptxTIPS UNTUK GURU DALAM MERESPON PERUNDUNGAN (bullying.pptx
TIPS UNTUK GURU DALAM MERESPON PERUNDUNGAN (bullying.pptxBambang Priyanto
 
Guru Mesti Pelopor Anti Kekerasan
Guru  Mesti  Pelopor  Anti  KekerasanGuru  Mesti  Pelopor  Anti  Kekerasan
Guru Mesti Pelopor Anti KekerasanKHAIRIL ARI
 
bergaul-yang-efektif.docx
bergaul-yang-efektif.docxbergaul-yang-efektif.docx
bergaul-yang-efektif.docxmirzahmaradoni1
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikimmochacha
 
Makalah permasalahan anak siti zalna sese
Makalah permasalahan anak siti zalna seseMakalah permasalahan anak siti zalna sese
Makalah permasalahan anak siti zalna seseSeptian Muna Barakati
 
MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docx
MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docxMATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docx
MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docxAgiastiMb
 
Materi_Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak.pdf
Materi_Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak.pdfMateri_Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak.pdf
Materi_Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak.pdfSyarahAmalia
 
Karya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu KomunikasiKarya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu KomunikasiFinnland
 
Issue terkini Pendidikan yang ada di Indonesia
Issue terkini Pendidikan yang ada di IndonesiaIssue terkini Pendidikan yang ada di Indonesia
Issue terkini Pendidikan yang ada di IndonesiaTaufiqurrahmanAsni
 
Respons terhadap realiti kehidupan
Respons terhadap realiti kehidupanRespons terhadap realiti kehidupan
Respons terhadap realiti kehidupanNaveen Segaran
 

Similaire à Fenomena bullying (20)

Bullying 30 November 2021.pptx
Bullying 30 November 2021.pptxBullying 30 November 2021.pptx
Bullying 30 November 2021.pptx
 
bullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdf
bullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdfbullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdf
bullying30november2021-220802140842-238a34ff (1).pdf
 
Fitri Wulandari 201131051
Fitri Wulandari 201131051Fitri Wulandari 201131051
Fitri Wulandari 201131051
 
Fitri Wulandari (201131051)
Fitri Wulandari (201131051)Fitri Wulandari (201131051)
Fitri Wulandari (201131051)
 
TIPS UNTUK GURU DALAM MERESPON PERUNDUNGAN (bullying.pptx
TIPS UNTUK GURU DALAM MERESPON PERUNDUNGAN (bullying.pptxTIPS UNTUK GURU DALAM MERESPON PERUNDUNGAN (bullying.pptx
TIPS UNTUK GURU DALAM MERESPON PERUNDUNGAN (bullying.pptx
 
Guru Mesti Pelopor Anti Kekerasan
Guru  Mesti  Pelopor  Anti  KekerasanGuru  Mesti  Pelopor  Anti  Kekerasan
Guru Mesti Pelopor Anti Kekerasan
 
Pengertian kenakalanremaja
Pengertian kenakalanremajaPengertian kenakalanremaja
Pengertian kenakalanremaja
 
Residivisme Bab 5
Residivisme Bab 5Residivisme Bab 5
Residivisme Bab 5
 
7. Bullying ONLINE.ppt
7. Bullying ONLINE.ppt7. Bullying ONLINE.ppt
7. Bullying ONLINE.ppt
 
bergaul-yang-efektif.docx
bergaul-yang-efektif.docxbergaul-yang-efektif.docx
bergaul-yang-efektif.docx
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Makalah permasalahan anak siti zalna sese
Makalah permasalahan anak siti zalna seseMakalah permasalahan anak siti zalna sese
Makalah permasalahan anak siti zalna sese
 
MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docx
MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docxMATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docx
MATERI PERUNDUGAN PERTEMUAN 3 DAN 4.docx
 
Orang tua
Orang tuaOrang tua
Orang tua
 
Guru dan-cabaran-semasa
Guru dan-cabaran-semasaGuru dan-cabaran-semasa
Guru dan-cabaran-semasa
 
Materi_Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak.pdf
Materi_Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak.pdfMateri_Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak.pdf
Materi_Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak.pdf
 
Karya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu KomunikasiKarya Ilmiah Ilmu Komunikasi
Karya Ilmiah Ilmu Komunikasi
 
URGENSI BK PAUD.pptx
URGENSI BK PAUD.pptxURGENSI BK PAUD.pptx
URGENSI BK PAUD.pptx
 
Issue terkini Pendidikan yang ada di Indonesia
Issue terkini Pendidikan yang ada di IndonesiaIssue terkini Pendidikan yang ada di Indonesia
Issue terkini Pendidikan yang ada di Indonesia
 
Respons terhadap realiti kehidupan
Respons terhadap realiti kehidupanRespons terhadap realiti kehidupan
Respons terhadap realiti kehidupan
 

Fenomena bullying

  • 1. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai kesulitan. Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut. Pada masa ini juga kondisi psikis remaja sangat labil. Karena masa ini merupakan fase pencarian jati diri. Biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru dilihat atau diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan keluarga, sekolah, teman sepermainan dan masyarakat. Semua pengetahuan yang baru diketahuinya baik yang bersifat positif maupun negatif akan diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai dengan kepribadian masing-masing. Remaja dituntut untuk menentukan dan membedakan yang terbaik dan yang buruk dalam kehidupannya. Disinilah peran lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk membentuk kepribadian seorang remaja. Setiap remaja sebenarnya memiliki potensi untuk dapat mencapai kematangan kepribadian yang memungkinkan mereka dapat menghadapi tantangan hidup secara wajar di dalam lingkungannya, namun potensi ini tentunya tidak akan berkembang dengan optimal jika tidak ditunjang oleh faktor fisik dan faktor lingkungan yang memadai. Lemahnya emosi seseorang akan berdampak pada terjadinya masalah dikalangan remaja, misalnya bullying. Sampai saat ini fenomena bullying di sekolah masih sering terjadi . Kasus bullying yang terjadi di sekolah sering kita temui baik melalui informasi di media cetak maupun yang kita saksikan di media televisi. Pengertian bullying sendiri adalah penggunaan kekerasan atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi anak lain. Bullying juga bisa dikatakan sebagai ancaman ataupun gangguan dari seseorang yang merasa dirinya berkuasa sehingga korbannya bisa mengalami gangguan psikis berupa stress, depresi, kecemasan yang berlebih, dan merasa hidupnya tidak akan aman bila berada dilingkungan tersebut. Bullying tidak hanya meliputi kekerasan fisik seperti memukul , menjambak , menampak , memalak , dll tetapi juga dapat berbentuk kekerasan verbal seperti memaki , mengejek , dan berbagai bentuk kekerasan psikologis seperti mengintimidasi , mengucilkan , atau mendiskriminasikan. Biasanya bullying paling sering sering terjadi pada MOS (Masa Orientasi Siswa Baru) ataupun OSPEK yang terjadi pada Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta . Seringkali para siswa baru mengalami tindakan bullying dari para seniornya . Mereka diperlakukan dengan tidak baik. Seringkali para senior membentak-bentak para siswa
  • 2. baru dan melakukan tindakan kekerasan . Siswa baru hanya bisa menurut dan tidak protes karena dia merasa anggota baru di sekolahnya sehingga hanya bisa diam saat senior memperlakukan mereka dengan keras. Banyak juga para siswa baru yang dipermalukan dengan disuruh melakukan hal yang aneh di hadapan semua orang . Tapi anehnya para guru membiarkan hal itu terjadi karena mereka menganggap itu sudah menjadi suatu tradisi dalam penerimaan siswa baru. Selain pada kegiatan MOS , saat hari – hari biasa di sekolah juga sering terjadi fenomena bulling di sekolah-sekolah tapi tidak mendapat perhatian dari pihak sekolah . Karena budaya bullying masih dianggap hal yang biasa sehingga tidak ada yang merespon tindakan itu . Dan memang benar biasanya pihak sekolah baru merespon setelah korban terluka hingga membutuhkan tindakan medis. Berikut ini adalah contoh tindakan yang termasuk kategory bullying pelaku baik individual maupun group secara sengaja menyakiti atau mengancam korban dengan cara:  Menyisihkan seseorang dari pergaulan  Menyebarkan gosip , membuat julukan yang bersifat ejekan  Mengerjai seseorang untuk mempermalukannya  Mengintimidasi atau mengancam korban  Melukai secara fisik  Melakukan pemalakan Pendapat saya tentang kasus ini adalah saya sangat prihatin jika sampai saat ini fenomena bullying masih sering terjadi di sekolah-sekolah baik di kegiatan MOS atau di kegiatan belajar sehari-harinya. Sekolah harusnya menjadi tempat belajar yang nyaman bagi seorang anak karena seorang anak lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah untuk belajar dibandingkan dirumah . Tetapi kenyataannya kadang seorang anak malas pergi ke sekolah karena dia ada masalah dengan teman atau para seniornya. Misalnya bentuk intimidasi dari teman-teman atau pemalakan, pengucilan diri dari temannya, sehingga anak jadi malas pergi ke sekolah karena merasa terancam dantakut, sehingga bisa menjadi depresi tahap ringan dan dapat mempengaruhi belajar di kelas. Kadang ada beberapa anak yang curhat pada orang tuanya tentang masalah yang sedang dia hadapi di sekolahnya , hanya saja orang tuanya tidak merespon karena fenomena seperti itu biasa terjadi dan nanti pada akhirnya akan selesai sendiri . Saya tidak setuju dengan tindakan orangtua yang seperti itu karena itu adalah tindakan yang salah, karena seharusnya saat orang tua mendapatkan laporan dari anaknya , mereka segera membantu menyelesaikan dengan datang ke sekolah dan menjelaskan permasalahan yang di alami anaknya kepada guru di sekolahnya. Kebanyakan para orangtua
  • 3. akan bertindak jika anaknya telah mengalami luka dan memerlukan tindakan medis sehingga psikis anak tersebut juga pada akhirnya telah berdampak karena kejadian ini . Ada juga anak yang tidak bercerita kepada orang tuanya karena dia type anak yang tertutup . Kalau seperti ini , orang tua harus peka terhadap sikap anaknya . Ciri-ciri seorang anak yang mengalami bullying adalah : 1. Enggan untuk pergi ke sekolah 2. Sering sakit secara tiba-tiba 3. Mengalami penurunan nilai 4. Sering mengalami mimpi buruk atau ketakutan 5. Rasa marah dan benci mudah meluap dan meningkat 6. Memiliki tanda fisik seperti memar atau luka Jika menemukan ciri-ciri seperti diatas, maka langkah yang harus dilakukan orang tua adalah : 1. Berbicara dengan orang tua anak yang melakukan bullying pada anak mereka 2. Mengingatkan sekolah tentang masalah ini dan meminta penyelesaian dari sekolah 3. Datangi psikolog untuk memulihkan kondisi psikis sang anak Sebenarnya, berbagai perilaku menyimpang yang dilakukan peserta didik disebabkan kurangnya pemahaman anak terhadap nilai diri yang positif sehingga berdampak pula pada kurangnya pemahaman moral atau nilai yang di terimanya, seperti akrab dengan kekerasan, kebohongan,dan sebagainya yang merupakan perilaku negatif. Dalam bertindak, bukan berarti anak tidak tau apa yang dilakukan salah tapi pemahaman baik buruk anak masih mengacu pada suatu tingkah laku benar bila tidak dihukum dan salah bila dihukum. Pemahaman anak yang berdasarkan perilaku baik tidak dihukum dan buruk dihukum termasuk dalam pemahaman moral yang pra- konvensional.Seorang anak yang memiliki pemahaman moral yang tinggi, maka kecenderungan melakukan tindakan yang melanggar norma seperti mengejek, memukul, menendang temannya lebih rendah. Hal ini berkaitan dengan pemahaman moral bahwa hal- hal tersebut merupakan tindakan yang tidak baik dan melanggar moral.semakin seorang individu memiliki tingkat pemahaman moral yang tinggi akan mengurangi perilaku menyimpang. Jadi peran sekolah sangatlah penting untuk mencegah dan menyelesaikan kasus bullying yang sedang terjadi akhir-akhir ini.
  • 4. Pencegahan agar tidak banyak terjadi kasus bullying di sekolah-sekolah 1. Sekolah meningkatkan kesadaran akan adanya perilaku bullying (tidak semua anak paham apakah sebenarnya bullying itu) dan bahwa sekolah memiliki dan menjalankan kebijakan anti bullying. Murid harus bisa percaya bahwa jika ia menjadi korban, ia akan mendapatkan pertolongan. Sebaliknya, jika ia menjadi pelaku, sekolah juga akan bekerjasama dengan orangtua agar bisa bersama-sama membantu mengatasi permasalahannya. 2. Sosialisasi antibullying kepada siswa, guru, orang tua siswa, dan segenap civitas akademika di sekolah. 3. Penerapan aturan di sekolah yang mengakomodasi aspek antibullying. 4. Membuat aturan antibullying yang disepakati oleh siswa, guru, institusi sekolah dan semua civitas akademika institusi pendidikan/ sekolah. 5. Penegakan aturan/sanksi/disiplin sesuai kesepakatan institusi sekolah dan siswa, guru dan sekolah, serta orang tua dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur pemberian sanksi. 6. Membangun komunikasi dan interaksi antara pihak sekolah , siswa dan juga orang tua 7. Meminta Depdiknas memasukkan muatan kurikulum pendidikan nasional yang sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif anak/siswa agar tidak terjadi learning difficulties (kesulitan belajar). 8. Pendidikan parenting agar orang tua memiliki pola asuh yang benar. 9. Mendesak Depdiknas memasukkan muatan kurikulum institusi pendidikan guru yang mengakomodasi antibullying. 10. Muatan media cetak, elektronik, film, dan internet tidak memuat bullying dan mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengawasi siaran yang memasukkan unsur bullying. 11. Perlunya kemudahan akses orang tua atau publik, lembaga terkait, ke institusi pendidikan/sekolah sebagai bentuk pengawasan untuk pencegahan dan penyelesaian bullying atau dibentuknya pos pengaduan bullying.
  • 5. Solusi penyelesaian kasus bullying 1. Paling ideal adalah apabila ada kebijakan dan tindakan terintegrasi yang melibatkan seluruh komponen mulai dari guru, murid, kepala sekolah, sampai orangtua, yang bertujuan untuk menghentikan perilaku bullying dan menjamin rasa aman bagi korban 2. Program anti-bullying di sekolah dilakukan antara lain dengan cara menggiatkan pengawasan dan pemberian sanksi secara tepat kepada pelaku, atau melakukan kampanye melalui berbagai cara. Memasukkan materi bullying ke dalam pembelajaran akan berdampak positif bagi pengembangan pribadi para murid. 3. Memaksimalkan peran orang tua sebagai partner yang baik untuk anak 4. Dinas Pendidikan memberikan peraturan untuk melarang sekolah melakukan bullying pada kegiatan MOS ataupun MOM