2. • Tata cara salat lima waktu.
• Asal makna Shalat menurut bahasa Arab berarti do’a, kemudian yang
dimaksut di sini: yaitu ibadat yang tersusun dari beberapa perkataan dan
beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir disudahi dengan salam, menurrut
beberapa syarat tertetu.
• Firman Allah SWT :
• Artinya: ....Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang
jahat (keji) dan yang munkar... (Al-Ankabut 45)
• Shalat yang diwajibkan atas tiap-tiap orang yang dewasa dan berakal, ialah
lima waktu sehari semalam. Mulai turun perintah wajib shalat itu, ialah pada
malam isra’ mi’raj setahun sebelum tahun hijriyah.
3. Kemudian dalam hal ini akan dibahas tentang tata cara shalat lima waktu, yaitu:
1. Niat, arti niat ini ada dua:
Asal ma’na niat ” menyengaja ”, sesuatu perbuatan dengan adanya sengaja ini,
perbuatan dinamakan ikhtijari ( kemauan sendiri bukan di paksa).
Niat pada syara’ ( yang menjadi rukun shalat dan ibadat yang lain-lain) yaitu: menyengaja
suatu perbuatan karena mengikuti perintah Allah agar supaya diridhainya, inilah yang
dinamakan ihlas. Maka orang yang shalat hedaklah ia sengaja mengarjakannya.
Firman Allah SWT :
Artinya : “ Dan meraka tidak disuruh melainkan supaya menyembah Allah serta dengan
ikhlas beragama kepadaNya, (beribadah menurut perintahNya) ” Al-Baiyinah 5
2. Berdiri bagi orang yang mampu, adapun pengecualian bagi orang yang tidak mampu
berdiri ketika sholat boleh dengan duduk dan kalau tidak mampu ia boleh berbaring, dan
kalau tidak mampu berbaring boleh dengan menelentang. Kalau juga tidak mampu sholat
semampunya seperti dengan isyarat sekalipun. Yang terpenting sholat tidak boleh
ditinggalkan selama imam masih ada.
4. 3. Takbiratul-Ihram, (membaca ..Allahu Akbar..)
Cara dari takbiratul-ihram ialah, mengangkat kedua tangan diatas pundak kemudian kedua telapak
tangan membuka, lalu letakkan kedua tangan diatas perut dan dibawah dada, dilanjutkan tangan
kanan memegang pergelangan tangan kiri. Disambung membaca dan do’a iftitah:
•
Sabda Rasulullah SAW:
Artinya: “ Kunci sholat itu wudhu, permulaannya takbir dan penghabisannya salam”. (Riwayat Abu
Daud dan Tirmidzi).
4. Membaca Surat Al-fatihah, kemudian disusul dengan bacaan surah-surah pendek.
5. Ruku’ serta tuma’ninah (berhenti).
6. Setelah membaca surah Al-fatihah dan surah-surah pendek dilanjutkan pada ruku’ yaitu,
membungkukkan badan, kedua tangan memegang kedua lutut, antara kepala dan punggung harus
sama (rata), setelah dirasa cukup kemudian membaca:
•3 kali
5. 7. I’tidal serta tuma’ninah (berhenti).
Kedua tangan diangkat diatas pundak, kemudian dilepaskan jangan sampai kedua
tangan bergerak-gerak. Kemudian membaca:
•
8. Sujud dua kali serta tuma’ninah (berhenti).
Sujud dilakukan dengan cara kedua tangan diturunkan dan tidak perlu diangkat ke
atas, kemudian lutut lebih dulu menyentuh pada alas (sajadah), kedua kedua
tangan menyentuh pada alas (sajadah), antara dahi dan hidung menyentuh pada
alas, kaki di angkat seperti menjinjit, kedua tangan untuk laki-laki agak di buka,
namun bagi perempuan tidak perlu dibuka. Dilanjutkan membaca:
• kali 3
6. 9. Duduk di antara dua sujud dan tuma’ninah (berhenti).
•Duduk iftirasy di antara dua sujud dan tasyahud awal, duduk tawaruk pada tasyahud ahir,
meletakkan tangan kanan di atas paha kanan terkepal dengan jari telunjuk menunjuk,
meletakkan tangan kiri di atas paha kiri
•Kemudian membaca:
•
10. Duduk ahir, untuk tasyahud ahir dan shalawat atas Nabi SAW dan atas keluarga beliau.
11. Membaca tasyahud ahir.
12. Salam (yang pertama kea rah kanan dan disusul kea rah kiri).
13. Tertib (meletakkan tiap-tiap rukun pada tempatnya menurut susunannya yang tersebut di
atas).
Sabda Rasulullah: :
( Sholatlah kamu sebagaimana kamu lihat saya bersholat )…… Riwayat Bukhari
7. Syarat-syarat wajib sholat lima waktu:
1. Islam, adapun orang yang tidak islam tidak wajib baginya menunaikan sholat.
2. Suci, baik dari hadast kecil maupun besar.
3. Berakal, orang yang tidak berakal tidak wajib sholat.
4. Baligh, (sampai umur dewasa).
5. Telah samapai da’wah (perintah Rasulullah SAW, kapadanya), orang yang belum
menerima perintah tidak di tuntut dengan hukum.
6. Melihat atau mendengar, melihat atau mendengar merupakan syarat wajib
sholat walau pada suatu waktu untuk kesempatan mempelajari hukum-hukum
syara’ orang yang buta dan tuli sejak lahir tidak dituntut dengan hukum, karena
tidak ada jalan baginya untuk belajar hukum-hukum syara’.
7. Terjaga, (tidak tidur). Maka orag yang tidur tidak wajib sholatnya begitu pula
dengan orang yang lupa.
8.
9. • Sunah-sunah dalam sholat:
• Ada dua macam sunah dalam sholat:
• Sunah ab’ad yaitu sunnah yang apabila ditinggalkan karena lupa disunah kan
diganti dengan sujud sahwi dilakukan pada ahir sholat sebelum salam.
• Sunah hai’at yaitu sunnah yang apabila ditinggalkan tidak perlu disunahkan
diganti dengan sujud sahwi.
• Bacaan-bacaan salat lima waktu.
• Ibadah sholat merupakan ibadah mahdhah (ibadah yang tidak bisa
diwakilkan), oleh karena itu sholat harus dilaksakan sesuai dengan apa yang telah
dicontohkan Nabi SAW.
10. • Adapun bacaan-bacaan dalam sholat yaitu:
• a. Niat. (niat untuk melaksakan sholat), misalnya niat sholat magrib:
•
• b. Takbir, yaitu mengangkat kedua tangan sambil mengucapkan ” ”
• c. Do’a iftitah.
•
• d. Membaca surah Al-fatihah.
• e. Membaca surah-surah Al-qur’an (contoh Al-Ihlas).
• f. Do’a ketika ruku’.
• 3 kali
• g. Do’a i’tidal
•
11. • h. Do’a sujud
• 3 kali
• i. do’a di antara dua sujud.
•
• j. Bacaan tasyahud awal.
•
• k. Do’a tasyahud ahir.
•
• l. Mengucapkan salam.
•
12. • C. Ketentuan waktu salat lima waktu.
• Firman Allah SWT :
•
• ”Sesungguhnya sholat itu diwajibkan atas orang yang beriman, menurut waktu tertentu.
” An-Nisa’ 103.
• Sholat fardhu wajib atas tiap-tiap orang mukallaf (baligh dan berakal), lima kali sehari
semalam.
• Sholat Zuhur, awal waktunya setelah tergelinjirnya matahari, sedangkan ahirnya bila bayang-
bayang suatu benda telah menjadi sama dengan bayang-bayang benda itu sendiri.
• Sholat Asar, awal waktunya bila bayang-bayang setiap benda telah menjadi sama dengan
bayang-bayang benda itu sendiri dan lebih sedikit, sedangkan ahirnya sampai terbenam
matahari.
• Sholat Magrib, awal waktunya sejak terbenam matahari sedangkan ahirnya terbenam mega
merah (sisa cahaya matahari pada waktu senja).
• Sholat Isya’, awal waktunya sejak terbenam syafaq (mega merah), sedangkan ahirnya terbit
fajar shadiq (permulaan subuh).
• Sholat Subuh, awal waktunya sejak terbit fajar shadiq sedangkan ahirnya terbit matahari.
13. • D. Ketentuan sujud sahwi.
• Sujud sahwi merupakan salah satu sujud yang dilakukan ketika meninggalkan atau lupa
melakukan syarat dan rukun sholat. Untuk sujud sahwi di lakukan ketika lupa melaksanakan tahiyat
awal, membaca do’a kunut. Cara untuk melaksanakannya setelah selesai membaca tahiyat ahir
sebelum salam lakukan sujud dua kali kemudian baru salam. Adapun bacaan dari sujud sahwi adalah
sebagai berikut: .
• Sebab-sebab sujud sahwi yaitu:
• ketinggalan tahiyat awal atau ketinggalan kunut menurut pendapat-pendapat yang telah terdahulu.
• kelebihan raka’at atau ruku’ atau sujud sebab lupa.
• karena ragu (Syak) bilangan raka’at yang telah dikerjakan. Umpama ia ragu apakah raka’at yang sudah
dikerjakan tiga atau empat, maka hendaklah ia jadikan bilangan yang yakin yaitu, disini tiga raka’at
maka ia tambah satu raka’at lagi serta ia sujud sahwi sebelum ia salam.
• apabila kurang raka’at sholat karena lupa.
• Dari beberapa penjelasan diatas para ulama’ bersepakat bahwa sujud sahwi dilakukan sebelum salam
bukan sesudah salam. Hukum dari sujud sahwi adalah sunah yang penting untuk imam dan orang yang
sholat sendiri. Adapun makmum ia wajib mengikuti imamnya, berarti kalau imam sujud ia wajib pula
sujud mengikuti imamnya dan apabila imam tidak sujud ia tidak boleh sujud sendiri.
14. • E. Praktik salat lima waktu dan sujud sahwi.
• Jika seseorang lupa bilangan rakaat yang telah dikerjakan hendaknya ia mengambil
yang diyakini yaitu yang sedikit. Kemudian sebelum salam disunnahkan sujud sahwi.
• Jika imam mengerjakan sujud sahwi, maka makmum wajib mengikutinya meskipun
tidak tahu sebab dan belum selesai sholatnya (karena masbuq).
• Jika terjadi beberapa kesalahan dalam sholat yang menyebabkan sunatnya sujud sahwi,
maka sujud sahwinya cukup dilakukan sekali saja.