Dokumen tersebut membahas tentang korupsi dan perizinan usaha di Indonesia. Indonesia masih menghadapi tantangan korupsi yang signifikan dalam proses perizinan usaha, yang menghambat pertumbuhan investasi dan bisnis. Dokumen ini menyajikan data yang menunjukkan tingkat korupsi Indonesia masih relatif tinggi dibanding negara tetangga, dengan sektor konstruksi dan jasa menjadi sektor paling rawan suap. Untuk mengatasi hal tersebut, dokumen ini merekom
2. Indonesia Saat Ini…
• Ekonomi terbesar ke-16
dunia.
• 45 Juta jiwa consuming
class
• 53% populasi tinggal dikota
yang memproduksi 74%
Produk Domestik Bruto
• 55 juta tenaga kerja terdidik
dalam perekonomian
• $0.5 triliun potensi pasar
konsumen jasa agrikultur,
perikanan, energi, dan
pendidikan.
2
3. Indonesia 2030
• Ekonomi terbesar ke-
7dunia.
• 135 Juta jiwa consuming
class
• 71% populasi tinggal dikota
yang memproduksi 86%
Produk Domestik Bruto
• 113 juta tenaga kerja
terdidik dalam
perekonomian
• $1.8 triliun potensi pasar
konsumen jasa agrikultur,
perikanan, energi, dan
pendidikan. 3
4. Investasi
• Tingkat kepercayaan
investor tinggi. Sebanyak
53% investor memilih
Indonesia.
• Pertumbuhan investasi
2014 diperkirakan 6 persen.
• Taksiran investasi 2014
diperkirakan mencapai Rp
405 T.
• Perbaikan iklim investasi
perlu didorong untuk
meningkat pertumbuhan
investasi hingga 2 digit.
4
5. Daya Tarik Global
2013-2014 2012-2013
Negara
Peringka
r Skor Peringkat
Perubh
an
Singapura 2 5,61
2 0
Malaysia 24 5,03
25 1
Thailand 37 4,54
38 1
Indonesia 38 4,53
50 12
Filipina 59 4,29
65 6
Kamboja 88 4,01
85 -3
5
0
20
40
60
80
100
120
140
160
2006-2007 2007-2008 2008-2009 2009-2010 2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014
AxisTitle
Indeks Daya Saing Global
Peringkat Total Negara
6. Kemudahan Berusaha
• Tingkat kemudahan berusaha
turun 4 peringkat dari posisi 2012.
• Salah satu faktor yang
mengakibatkan penurunan tingkat
kemudahan berusaha adalah
masalah memulai usaha.
• Beberapa inisiatif
penyederhanaan proses perizinan
usaha perlu lebih diefektifkan.
• Sebaran kewenangan dalam
proses perizinan usaha masih
panjang, waktu lama, dan biaya
perizinan yang mahal.
6
51
52
82
77
97
121
132
142
146
171
52
54
86
88
101
121
137
144
147
175
Protecting Investors
Trading Across Borders
Getting Credit
Dealing with Construction
Permits
Registering Property
Getting Electricity
Paying Taxes
Resolving Insolvency
Enforcing Contracts
Starting a Business
Kemudahan Berusaha
Series2 Series1
7. Tantangan Kemudahan
Berusaha
• Praktik Korupsi dan Birokrasi
yang Inefisien dinilai sebagai
faktor utama penghambat
dunia usaha di Indonesia.
• Dalam hal perizinan usaha,
baik korupsi maupun
birokrasi yang inefisien
mengakibatkan prevalensi
suap dalam proses perizinan
terjadi.
• Alasannya, speeding the
administrative process and
securing business gain
(Global Corruption
Barometer dan Bribe Payer
Survey).
7
0 5 10 15 20 25
Kebijakan Nilai Tukar
Rendahnya Kapasitas Inovasi
Regulasi Perpajakan
Kriminalitas dan Pencurian
Lemahnya Kesehatan Publik
Rendahnya Tenaga Kerja Terdidik
Instabilitas Pemerintahan
Inflasi
Tinggi Tingkat Pajak
Instabilitas Kebijakan
Lemahnya Etika Buruh
Kebijakan Perburuhan Yang Menghambat
Akses Lembaga Keuangan
Kurangnya Infrastruktur
Birokrasi Pemerintahan Tidak Efisien
Korupsi
8. Memulai Usaha
No. Prosedur Waktu Biaya
1 Pendaftaran Ke Notaris Secara Elektronik di Kementerian
Hukum dan HAM
4 hari Termasuk dalam prosedur ke 4
2 Pendaftaran Ke Notaris 4 hari IDR 4,464,464
3 Mendapatkan Surat Izin Tinggal Manajemen Perusahaan 1 hari Tidak Ada Biaya
4 Pendaftaran Surat Izin Domisili Perusahaan 2 hari Tidak Ada Biaya
5 Pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak 1 hari IDR 200,000 (name check) + IDR
1,580,000 non-tax state revenue
(PNBP) fees for legal services
6 Pendaftaran Ke Kementerian Hukum dan HAM 7 hari Termasuk dalam prosedur ke 4
7 Pendaftaran SIUP, TDP di Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP)
15 hari Tidak Ada Biaya
8 Pendaftaran Ke Kementerian Tenaga Kerja 14 hari Tidak Ada Biaya
* 9 Pendaftaran Jamsostek 7 hari Tidak Ada Biaya
* 10 Pendaftara (NPWP) dan Nomor Pajak P Kena Pajak
(NPPKP)
1 hari (Bersamaan
Dengan Prosedur
Sebelumnya)
Tidak Ada Biaya
8
9. Peringkat Korupsi Indonesia di antara Negara
kawasan Asia Tenggara
• Skor korupsi Indonesia berada
jauh di bawah rata-rata global,
kawasan asia pasifik, ASEAN, dan
ASEAN-Singapura.
– Rerata Skor CPI Dunia sebesar 43.
– Rerata Skor CPI Asia Pasifik
Sebesar 43.
– Rerata Skor CPI Asia Tenggara
Sebesar 40
– Rerata Skor CPI Asia Tenggara
Tanpa Singapura Sebesar 35
9
Peringkat Negara Skor
53 Malaysia 50
94 Filipina 36
102 Thailand 35
114 Indonesia 32
116 Vietnam 31
160 Kamboja 20
Skor CPI 2013 bertahan di angka 32, namun peringkat mengalami kenaikan 4
tingkat
Sumber: Corruption Perception Index (Transparency International, 2013)
10. Tren Korupsi Indonesia di antara negara kawasan
Asia Tenggara
• Global Corruption Barometer
2013
– Survei di 107 negara dunia
– Di Indonesia survei dilakukan
di 5 (kota): Medan, Jakarta,
Bandung, Surabaya, dan
Makassar.
– Jumlah responden sebanyak
1000 orang.
– Menera tidak hanya persepsi
publik tentang korupsi namun
juga pengalaman terhadap
pelayanan publik.
10
50%
38%
14%
18%
9%
8%
23%
25%
31%
47%
27%
25%
29%
25%
32%
39%
55%
66%
72%
48%
20%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
Kamboja
Filipina
Malaysia
Vietnam
Thailand
Indonesia
Asia Tenggara
Menurun Sama saja Meningkat
Sumber: Global Corruption Barometer (Transparency International, 2013)
Hampir 3 dari 4 responden menilai bahwa korupsi meningkat dalam satu tahun terakhir
11. Indonesia merupakan negara pembayar
suap terbesar kedua di ASEAN
11
26%
57%
36%
30%
18%
12%
3%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
SEA Cambodia Indonesia Vietnam Thailand Philippines Malaysia
12. Pengalaman Suap Masyarakat terhadap 8 (Delapan)
Layanan Publik Utama
12
4%
6%
12%
21%
32%
37%
66%
75%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Utilities
Tax
Medical and health services
Education system
Land Services
Registry and permit service
Judicial System
Police
% people that had come into contact with each service, that had paid a bribe
13. Mengapa Praktik Suap Dalam Proses
Perizinan Masih Terjadi
• Masyarakat menilai faktor kedekatan (personal
contact) sangat penting untuk mengakses
pelayanan publik.
• Gap antara regulasi dan implementasi kebijakan
yang lemah.
• Pengelolaan Integritas Pejabat Publik Belum
Kuat.
• Masyarakat masih enggan melaporkan kejadian
korupsi dibanding negara-negara lain di Asia
Tenggara.
• Belum ada mekanisme keluhan masyarakat yang
efektif.
13
14. • Sosialisasi Tentang PTSP tidak disertai dengan perubahan watak
birokratisasi layanan publik.
14
20%
57%
29%
80%
47%
71%
Kota Banjarbaru
Kota Balikpapan
Kota Semarang
Pengetahuan Pengusaha tentang PTSP
Tidak Tahu
35%
53%
92%
65%
47%
8%
Kota Banjarbaru
Kota Balikpapan
Kota Semarang
Cara Pengusaha Mendapatkan Izin Usaha
Diurus Sendiri Diurus oleh Pihak Ketiga
15. Suap Dalam Perizinan
1. Implementasi PTSP Belum
Dapat Merubah Persepsi
Pengusaha Terhadap
Birokratisasi Perizinan.
2. Rentang kewenangan
perizinan yang tersebar baik
di Instansi Vertikal Maupun
Horizontal sering
mengakibatkan pelanggaran
prosedur penerbitan izin
usaha.
3. Akibatnya, praktik suap masih
lazim bahkan pada daerah
yang telah memiliki PTSP.
15
80%
53%
58%
20%
47%
42%
Kota Banjarbaru
Kota Balikpapan
Kota Semarang
Suap Perizinan
Lazim Tidak Lazim
16. Sektor Usaha Terdampak Korupsi
• Skor 10 berarti perusahaan tidak
pernah membayar suap, 0 berarti
perusahaan selalu membayar suap.
• Dari 19 (sembilan belas) sektor
lapangan usaha, terdapat 8 (delapan)
sektor yang paling rawan suap, yaitu
– Pekerjaan Umum dan Konstruksi
– Jasa
– Real estate dan Properti
– Minyak dan Gas
– Pertambangan Umum
– Pembangkitan Energi dan Transmisi
– Farmasi dan Alat Kesehatan, dan
– Industri Berat
16Sumber: Bribe Payers Index (2011)
5.3
6.1
6.1
6.2
6.3
6.4
6.4
6.5
6.2
6.6
6.6
6.7
6.7
6.8
6.9
6.9
7.0
7.0
7.1
7.1
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Public Works Contracts and…
Utilities
Real Estate, Property, Legal and…
Oil and Gas
Mining
Power Generation and Transmission
Pharmaceutical and Healthcare
Heavy Manufacturing
Average
Fisheries
Arms, Defence and Military
Transportation and Storage
Telecommunications
Consumer Services
Banking and Finance
Forestry
Information Technology
Civilian Aerospace
Agriculture
Light Manufacturing
17. Tipologi Suap per Sektor Bisnis
17
5
5.5
6
6.5
7
7.5
8
Petty Grand Private
18. Bisnis Tanpa Suap-Menyuap Menjadi Tren
Bisnis Internasional
• Tren Bisnis Internasional
telah “meninggalkan”
suap sebagai cara untuk
mendapatkan kontrak
dan manfaat bisnis.
• Pebisnis di Indonesia
masih menggunakan cara
“suap” untuk menang
proyek, bukan
kompetensi bisnis.
18
Dalam setahun terakhir, menurut anda
perusahaan anda gagal mendapatkan kontrak
kerjasama atau manfaat bisnis lainnya karena
kompetitor membayar suap?
NO YES
TOTAL 73% 27%
Indonesia 53% 47%
KEPEMILIKAN ASING
Lebih dari 20% dimiliki
asing
75% 25%
Tidak Lebih dari 20%
dimiliki asing
72% 28%
JENIS PERUSAHAAN
Tercatat di Bursa Saham 79% 21%
Tidak tercatat di Bursa
Saham
72% 28%
Sumber: Bribe Payer Index (Transparency International, 2011)
Hanya 1 dari 4 pengusaha menilai kompetitor bisnis memberikan suap untuk memenangkan kontrak bisnis
19. 19
Apakah perusahaan Anda memiliki
tanggung jawab etik untuk memberantas
korupsi?
TIDAK YA
TOTAL 21% 79%
Indonesia 20% 80%
KEPEMILIKAN ASING
Lebih dari 20% dimiliki
oleh asing
20% 80%
Tidak lebih dari 20%
dimiliki oleh asing
21% 79%
JENIS PERUSAHAAN
Tercatat di bursa saham
16% 84%
Tidak tercatat di bursa
saham
22% 78%
Sumber: (Bribe Payer Survey, 2011)
20. Bisnis Bersih Mendorong Pemerintah Bersih
• Semakin Pasif Pebisnis
Membayar Suap, Negara
Akan Semakin Bersih.
• Relasi Korupsi Pejabat
Publik – Suap Pebisnis
menandakan bahwa upaya
penindakan dan
pencegahan korupsi harus
dilakukan bersamaan baik
sisi permintaan maupun sisi
penawaran.
20
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
6 7 8 9
CorruptionPerceptionsIndex
Bribe Payers Index
Country
Sumber: Bribe Payer Index (Transparency International, 2011)
21. Masa Depan: Bisnis Tanpa Suap
• Bisnis yang bersih
dari praktik suap
memiliki pengelolaan
sistem integritas yang
baik.
21
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
5.5
6.0
6.5
7.0
6 7 8 9
BusinessIntegrity
Bribe Payers Index
Country
Sumber: Bribe Payer Index (Transparency International, 2011)
23. Wahyudi M. Tohar
Koordinator Program Tata Kelola Ekonomi, Transparency
International Indonesia
Email: wahyudi@ti.or.id
Terima Kasih
23
Notes de l'éditeur
Tren Daya Saing Indonesia Meningkat, namun masih kalang jika dibandingkan dengan thailand, malaysia, dan singapura.
Hitung Rerata Regional.
Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia masih tertinggal. Berbeda dengan bisnis global yang beralih ke bisnis “bersih”, bisnis di indonesia masih fity-fifty.
Pertanyaan bisnis. Apakah ketika kami tidak melakukan menyuap pemerintah akan bersih? Data ini menunjukkan bahwa semakin bersih bisnis, maka pemerintah juga semajin bersih, juga sebaliknya.