Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik warga negara Indonesia dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika. Warga negara yang cerdas memiliki berbagai kompetensi seperti kemampuan memperoleh informasi, membuat keputusan, dan berkomunikasi. Warga negara juga harus aktif berpartisipasi di berbagai bidang seperti politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Selain itu, warga negara memiliki tanggung jawab kepada Tuhan Yang
Karakteristik wni dalam konteks individu yang ber bhinneka tunggal
1. KARAKTERISTIK WNI DALAM
KONTEKS INDIVIDU YANG BER-
BHINNEKA TUNGGAL IKA
Oleh:
Kelompok 10
Siwi Candra Dhinata (1401412554)
Lilis Setyowati (1401412584)
Maesaroh Az Zahra (1401412245)
2. Warga Negara yang Cerdas
A. Konsep Warga Negara
Menurut Aristoteles, warga negara adalah orang
yang secara aktif ikut mengambil bagian dalam
kegiatan hidup bernegara, yaitu orang yang bisa
berperan sebagai orang yang diperintah, dan
orang yang bisa berperan sebagai yang
memerintah.
Warga negara dibagi dalam 2 golongan, yaitu:
1) Yang menguasai atau yang memerintah.
2) Yang dikuasai atau yang diperintah.
3. B. Karakteristik Warga Negara Yang Cerdas
Warga negara yang cerdas erat kaitannya dengan kompetensi
warga negara, sebab warga negara yang cerdas mesti memenuhi
sejumlah kompetensi serta mampu mengaplikasikannya dalam
praktik kehidupan sehari-hari.
Menurut Ricey ada 6 kompetensi dasar warga negara, yaitu :
1.Kemampuan memperoleh informasi dan menggunakan
informasi.
2.Membina ketertiban.
3.Membuat keputusan.
4.Berkomunikasi.
5.Menjalin kerjasama.
6.Melakukan berbagai macam kepentingan secara benar.
4. C . Dimensi-Dimensi Kecer dasan War ga
Ne gar a
War ga ne gar a yang cer das mer upakan
war ga ne gar a yang mampu
member dayakan se gala potensi yang
dimilikinya ser ta diaktualisasikan
dalam kehidupan riil.
Setiap war ga ne gar a mempunyai
potensi dasar mental yang dapat
dikembangkan, yang menur ut Nur sid
Sumaatmadja (1998), meliputi:
1) Minat.
2) Dorongan ingin tahu.
3) Dorongan ingin membuktikan
kenyataan.
4) Dorongan ingin menyelodiki.
5. A. Pengertian Partisipasi
Secara umum partisipasi dapat dirumuskan sebagai
keikutsertaan atau keterlibatan warga negara
dalam proses bernegara, berpemerintahan, dan
bermasyarakat.
Ada 3 bentuk partisipasi menurut Koentjaraningrat
(1994), yaitu:
1) Berbentuk tenaga.
2) Berbentuk pikiran.
3) Berbentuk materi.
6. B. Par tisipasi Politik
Par tisipasi politik adalah
keterlibatan warga negara dalam
kehidupan sistem politik, yang
mana disesuaikan dengan
kemampuan yang dimiliki
masing-masing warga negara.
Par tisipasi politik secara
teoretisdapat dibedakan dalam 2
bagian, yaitu:
1) Par tisipasi politik yang
konvesional.
2) Par tisipasi politik yang non
konvesional.
7. C. Par tisipasi Sosial
Par tisipasi sosial warga negara erat hubungannya
dengan kegiatan atau aktivitas warga negara
sebagai anggota masyarakat untuk terlibat atau ikut
ser ta dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Melaksanakan par tisipasi sosial tersebut
diwujudkan dengan cara sebagai berikut.
1. Membantu anggota masyarakat yang
membutuhkan.
2. Turut ser ta membantu jalan keluar atas
permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
bermasyarakat.
3. Tidak menjadi beban masyarakat melainkan
menjadi motor penggerak masyarakat ke arah yang
lebih baik.
4. Berpar tisipasi dalam kegiatan kerja bakti.
8. D. Partisipasi Dalam Bidang Ekonomi
Contoh partisipasi dalam bidang ekonomi yang
dapat dilakukan masyarakat, antara lain:
1)Membayar pajak sesuai dengan ketentuan dan
peraturan hukum yang berlaku.
2)Hemat dan cermat dalam meggunakan anggaran
belanja sesuai dengan kebutuhan.
3)Mensosialisasikangerakan menabung untuk
jaminan kehidupan masa datang yang lebih baik
dan cerah.
4)Menyisihkansebagian harta untuk kepentingan
warga masyarakat lain yang lebih membutuhkan.
9. E. Partisipasi Dalam Bidang Budaya
Margaret Branson (1994) berpendapat untuk mencapai
partisipasi warga negara yang bermutu dan
bertanggungjawab perlu dipenuhinyabeberapa unsur, yaitu
sebagai berikut.
1.Penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman
tertentu.
2.Pengembangan intelektual dan partisipatoris.
3.Pengembangan karakter atau sikap mentl tertentu.
4.Komitmen yang benar terhadap nilai dan prinsip
fundamental demokrasi konstitusional.
10. A. Pengertian Tanggung Jawab
• Ridwan Halim (1988) mendefinisikan tanggung
jawab sebagai suatu akibat lebih lanjut dari
pelaksanaan peranan, baik peranan itu merupakan
hak maupun kewajiban ataupun kekuasaan.
• Purbacaraka (1988) berpendapat bahwa tanggung
jawab bersumber atau lahir atas penggunaan
fasilitas dalam penerapan kemampuan tiap orang
untuk menggunakan hak atau melaksanakan
kewajibannya.
11. B. Tanggung Jawab Warga Negara Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
Sesuai dengan sila pertama Pancasila yakni
Ketuhanan Yang Maha Esa, dan UUD 1945 Pasal
29 (1) Negara berdasar atas Ketuhanan yang
maha Esa; (2) Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu. Berdasarkan
landasan ideal dan konstitusional tersebut, setiap
warga negara Indonesia harus senantiasa
melandasi sikap dan perilakunya dengan nilai-nilai
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
12. C. Tanggung Jawab Warga Negara Terhadap
Masyarakat
Sebagai anggota masyarakat setiap individu
mempunyai tanggung jawab, antara lain
diwujudkan dengan sikap dan perilaku
sebagai berikut.
1)Memelihara ketertiban dan keamanan hidup
bermasyarakat.
2)Menjaga dan memelihara rasa persatuan dan
kesatuan masyarakat.
3)Meningkatkan rasa solidaritas sosial
sebagai sesama anggota masyarakat.
4)Menghapuskan bentuk-bentuk tindakan
diskriminatif dalam kehidupan di masyarakat.
13. D. Tanggung Jawab Warga Negara Terhadap
Lingkungan
Contoh sikap dan perilaku pemanfaatan
lingkungan alam, antara lain sebagai berikut.
1.Memelihara kebersihan lingkungan.
2.Tidak mengeksploitasi alam secara berlebihan.
3.Menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.
14. E. Tanggung Jawab Warga Negara Terhadap
Bangsa Dan Negara
Bentuk-bentuk sikap dan perilaku warga negara
yang mencerminkan perwujudan tanggung jawab
terhadap negara dan bangsa, yaitu:
1)Memahami dan mengamalkan ideologi nasional.
2)Menjaga dan memelihara nama baik bangsa dan
negara.
3)Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
4)Membina solidaritas sosial sebagai sesama warga
negara Indonesia.
15. A. Manusia Sebagai Makhluk Religius
Manusia adalah homo religius artinya makhluk yang
beragama, makhluk yang mempunyai keyakinan akan
kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa yang menguasai alam
jagad raya beserta seluruh makhluk lainnya di dunia ini.
Landasan ideal negara kita Pancasila dengan tegas
menyebutkan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan
Yang Maha Esa.
16. B. Pengertian Warga Negara Religius
Warga negara religius adalah warga negara
yang senantiasa memahami serta
mengaktualisasikan nilai-nilai ajaran agama
yang dipeluk dan diyakininya dalam konteks
kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan
keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan
negara.
17. C. Pentingnya Suatu Toleransi
Toleransi adalah sikap lapang dada terhadap
prinsip atau pendirian orang, tanpa
mengorbankan prinsip dan pendirian
sendiri.
Secara umum, toleransi dibagi ke dalam 2
jenis, yaitu:
1)Toleransi agama.
2)Toleransi sosial.