SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  21
Télécharger pour lire hors ligne
DASAR-DASAR TEKNIK DAN MANAJEMEN


1. PRINSIP-PRINSIP DASAR SISTEM DRAINASE PERKOTAAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di Indonesia, permasalahan
drainase semakin meningkat pula pada umumnya melampaui kemampuan penyediaan prasarana
dan sarana perkotaan. Akibatnya permasalahan banjir atau genangan semakin meningkat pula.
Pada umumnya penanganan sistem drainase di banyak kota di Indonesia masih bersifat parsial,
sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas. Pengelolaan
drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyeluruh, mengacu pada SIDLACOM dimulai
dari tahap Survey, Investigation (investigasi), Design (perencanaan), Land Acquisation
(pembebasan lahan), Construction (konstruksi), Operation (operasi) dan Maintenance
(pemeliharaan), serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi
masyarakat. Peningkatan pemahaman mengenai sistem drainase kepada pihak yang terlibat baik
pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan. Agar penanganan
permasalahan sistem drainase dapat dilakukan secara terus menerus dengan sebaik-baiknya.

1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud
Modul ini dimaksudkan sebagai pegangan bagi perencana serta pelaksana dalam rangka
penanganan sistem drainase perkotaan agar lebih memahami hal-hal yang berkaitan dengan
masalah SIDLACOM tersebut diatas. Para pengelola sistem drainase perkotaan diharapkan
menjadi paham antara lain terhadap fungsi drainase dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pembangunan drainase.
Tujuan
Tujuan modul Dasar-dasar Teknik dan Manajemen Sistem Drainase Perkotaan ini adalah untuk
mewujudkan penanganan sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan yang dapat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

1.3. Istilah- istilah
Drainase (Drainage)
Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke
bangunan resapan buatan.
Urban Drainage
Urban = Perkotaan
Drainage = Drainase
Urban Drainage = Drainase Perkotaan

                                                                                          1
Sistem Drainase Perkotaan
Adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan (urban). Sistem
tersebut berupa jaringan pembuangan air yang berfungsi mengendalikan atau mengeringkan
kelebihan air permukaan di daerah permukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak
mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan manusia.

Drainase Berwawasan Lingkungan
Adalah pengelolaan drainase yang tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi
lingkungan.

Terdapat 2 (dua) pola yang umum dipakai untuk mengelola drainase yang berwawasan
lingkungan:
   a. Pola detensi (menampung air sementara), misalnya dengan membuat kolam
      penampungan kolam detensi.
    b. Pola retensi (meresapkan), antara lain dengan membuat sumur resapan, saluran resapan,
       bidang resapan atau kolam resapan kolam retensi.

Sungai adalah alur di permukaan tanah tempat mengalirnya aliran permukaan yang mempunyai
Daerah Aliran Sungai (DAS), yang mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke muara laut.
Sungai mengalirkan sebagian air sebagai aliran dasar (base flow) dari kumpulan mata-air di
dalam DAS-nya mulai dari daerah pegunungan sampai ke pantai (laut).

Satuan Wilayah Sungai adalah hamparan permukaan bumi yang dialiri oleh sungai yang
ditetapkan dengan peraturan.

Sungai dan Saluran
Adalah alur tempat mengalirnya air di bidang permukaan tanah atau di bawah permukaan tanah.
  a. Sungai terjadi karena peristiwa alam dimana aliran air mengalir sesuai dengan
     morfologinya dan secara umum alirannya adalah aliran unsteady flow (aliran yang tidak
     tetap).
    b. Sedangkan saluran adalah alur tempat aliran air yang sengaja dibuat oleh manusia, secara
       umum alirannya adalah aliran steady flow (aliran tetap).




2
1.4. Sistem Drainase Perkotaan
Dapat ditinjau dari 2 sisi berikut:
  a. Satuan Wilayah Sungai adalah kumpulan anak-anak sungai yang berada di dalam Satuan
      Wilayah Sungai yang tergolong mikro pada orde sungai tingkat 2 atau 3 yang sepenuhnya
      berada di dalam batas administratif Perkotaan.
  b. Administratif Perkotaan adalah kumpulan jaringan anak-anak sungai dan saluran pada
     masing-masing Daerah Alirannya dimana penanganannya menjadi kewenangan
     Pemerintahan Kabupaten atau Pemerintahan Kota sekalipun sebagai ibukota Provinsi.

Pengendalian Banjir (Flood Control)
Dapat dibagi ke dalam 2 areal berikut:
  a. Untuk areal urban adalah upaya untuk mengendalikan aliran banjir pada sungai yang
      melintasi kota agar muka air banjir tidak melampau tanggul kanan dan tanggul kirinya
      (overtopping) yang akan menyebabkan banjir/genangan di dalam kota.
  b. Untuk Daerah Aliran Sungai adalah upaya untuk menghindari terjadinya banjir pada
     lahan-lahan produktif.

Badan Air
Adalah tempat pengolahan air yang terakhir, yang dapat melakukan proses self purification
(memperbaiki diri sendiri). Dapat berupa sungai, danau, rawa dan laut yang menerima aliran
dari sistem drainase perkotaan.

1.5. Fungsi Drainase Perkotaan
 a. Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya lebih rendah dari genangan
     sehingga tidak menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan infrastruktur kota dan harta
     benda milik masyarakat.
b. Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya agar tidak
   membanjiri atau menggenangi kota yang dapat merusak selain harta benda masyarakat
   juga infrastruktur perkotaan.
c. Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yang dapat dimanfaatkan untuk
   persediaan air dan kehidupan akuatik.
d. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah.

Berdasarkan pembagian kewenangannya pengelolaan dan fungsi pelayanan untuk sistem
drainase perkotaan menggunakan istilah sebagai berikut:


                                                                                          3
Sistem Drainase Lokal (Minor Urban Drainage)
Sistem drainase lokal (minor) adalah suatu jaringan sistem drainase yang melayani suatu
kawasan kota tertentu seperti kompleks permukiman, daerah komersial, perkantoran dan
kawasan industri, pasar dan kawasan pariwisata. Sistem ini melayani area sekitar kurang lebih
10 Ha. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggungjawab masyarakat, pengembang atau
instansi pada kawasan masing-masing (lihat Gambar 1.1 dan 1.2).

Sistem Drainase Utama (Major Urban Drainage)
Sistem Jaringan Utama (major urban drainage) adalah sistem jaringan drinase yang secara
struktur terdiri dari saluran primer yang menampung aliran dari saluran-saluran sekunder.
Saluran sekunder menampung aliran dari saluran-saluran tersier. Saluran tersier menampung
aliran dari Daerah Alirannya masing-masing. Jaringan drainase lokal dapat langsung
mengalirkan alirannya ke saluran primer, sekunder maupun tersier (lihat Gambar 1.1 dan 1.2).

Pengendalian Banjir (Flood Control)
Pengendalian Banjir adalah upaya mengendalikan aliran permukaan dalam sungai maupun
dalam badan air yang lainnya agar tidak meluap serta limpas atau menggenangi daerah
perkotaan. Pengendalian banjir merupakan tanggung jawab pemerintah Propinsi atau
Pemerintah Pusat. Konstruksi atau bangunan air pada sistem flood control antara lain berupa:
       • Tanggul
       • Bangunan Bagi
       • Pintu Air
       • Saluran Flood Way

Berdasarkan fisiknya, sistem drainase terdiri atas saluran primer, sekunder, tersier sebagai
berikut:
Sistem Saluran Primer
Saluran primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran sekunder.
Saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir. Aliran dari saluran primer langsung
dialirkan ke badan air.

Sistem Saluran Sekunder
Saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran-saluran tersier dan
meneruskan aliran ke saluran primer.

Sistem Saluran Tersier
Saluran drainase yang menerima aliran air langsung dari saluran-saluran pembuangan rumah-
rumah. Umumnya saluran tersier ini adalah saluran kiri kanan jalan perumahan.

4
Untuk Kota-kota air seperti Palembang, Banjarmasin dan Pontianak agak sulit menentukan dan
membedakan mana sungai dan saluran drainase. Sebab aliran yang dipengaruhi pasang laut
yang tinggi terkadang berputar arah alirannya.




                LEGENDA

             Catchment Area Sistem Minor
             Catchment Area Sistem Major
             Saluran Drainase Major
             Saluran Drainase Minor




                  Gambar 1.1. Lay-out umum dari sistem drainase perkotaan




                                                            LEGENDA

                                                         Catchment Area Sistem Minor
                                                         Catchment Area Sistem Major
                                                         Saluran Drainase Major
                                                         Saluran Drainase Minor




        Gambar 1.2. Skematik lay-out dari drainase minor dan mayor sistem drainase
                                        Perkotaan




                                                                                        5
“Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang
           berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga tidak
             mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi
                           kegiatan kehidupan manusia”



1.6. Proses Terjadinya Banjir di Perkotaan
Secara umum proses terjadinya banjir diakibatkan oleh faktor kondisi alam dan ulah manusia
sebagai berikut:

Kondisi Alam (Statis)
   Geografi
    • Apabila kota dibangun di daerah pegunungan akan menyebabkan lahan resapan air
        akan tertutup oleh bangunan dan infrastruktur kota dan akan meningkatan debit banjir
        yang akan mengancam kota yang ada di bagian hilir.
    • Apabila kota dibangun di tepi pantai, pengaruh pasang laut akan menyebabkan
        sebagian aliran tidak dapat mengalir secara gravitasi, dan akan dapat menyebabkan
        genangan. Aliran air dalam sungai akan mengalami kenaikan akibat back water curve
        yang dapat menyebabkan over toping dan dapat menyebabkan banjir di dalam kota.

    Topografi
    Kondisi topografi yang bergelombang, maka untuk kota yang berada pada bagian yang
    rendah akan rawan terkena bajir dan genangan.

    Geometri Alur Sungai
    • Kemiringan dasar sungai yang terlalu besar akan menimbulkan gerusan dasar
       sungai. Hal semacam ini akan menyebab konsentrasi sedimentasi pada bagian hilir
       yang datar yang dapat menyebabkan saluran / sungai cepat menjadi dangkal.
    • Meandering umumnya terjadi pada alur sungai yang disebut dalam morfologi sungai
       sebagai sungai tua, dimana kemiringan alur sungai sudah berkurang. Sedimentasi akan
       mengendap pada bagian yang kecepatan alirannya menurun. Endapan sedimentasi
       tersebut dapat membelokkan arah aliran ke kanan atau kekiri sehingga sungai menjadi
       berkelok-kelok.




6
Kondisi Alam (Dinamis)
   Curah Hujan dengan intensitasnya yang tinggi merupakan faktor penyebab terjadinya
   banjir dan genangan.
   Tingginya pasang surut laut merupakan faktor penyebab banjir untuk kota di daerah
   pantai.

Kegiatan Manusia (Dinamis)
    1. Penyimpangan RUTR pada bantaran banjir dan di Daerah Aliran Sungai yang tidak
        sesuai dengan peruntukan.
    2. Permukiman di bantaran sungai dan di atas saluran drainase.
    3. Pengambilan air tanah yang berlebihan yang menyebabkan terjadinya penurunan
        lahan.
    4. Pembuangan sampah oleh masyarakat kedalam saluran drainase.
    5. Bangunan persilangan yang tidak terencana dengan baik seperti adanya pipa PDAM,
        pipa telepon dan listrik yang melintang di penampang basah saluran.
    6. Pemeliharaan rutin yang terabaikan menyebabkan saluran cepat menjadi dangkal.

1.7. Faktor yang Berpengaruh dalam Sistem Drainase Perkotaan

1.7.1. Intensitas Hujan
Intensitas hujan adalah derasnya hujan yang jatuh pada luas daerah tadah hujan tertentu. Ukuran
deras hujan yaitu akumulasi tinggi hujan pada jangka waktu (menit) tertentu dinyatakan dalam
satuan mm per menit.

Data curah hujan di Indonesia dikumpulkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG). Jika dikaitkan dengan perencanaan drainase, maka penggunaan data curah hujan
adalah untuk :
   a. Perhitungan dimensi saluran drainase
   b. Perhitungan dimensi bangunan-bangunan drainase

Air hujan sebagian meresap ke dalam tanah, menguap dan sebagian lagi dialirkan ke permukaan
yang lebih rendah. Hal ini tergantung dari porositas tanah tadah hujannya (kondisi geologi
setempat), disamping kerapatan vegetasi/tanaman. Besarnya aliran dinyatakan dalam istilah
debit air (Q) dalam satuan volume per satuan waktu.




                                                                                             7
1.7.2. Catchment Area
Catchment area atau daerah tangkapan air adalah kesatuan area dimana air permukaannya
mengalir ke badan air yang sama baik berupa sungai atau danau, mengikuti arah kontur
topografi area tersebut.

1.7.3. Pertumbuhan Daerah Perkotaan
a. Pertumbuhan fisik kota: Pertumbuhan fisik kota dipengaruhi oleh laju pertumbuhan
   penduduk dan urbanisasi, yang pada akhirnya mempengaruhi ketersediaan lahan. Makin
   sempitnya ruang terbuka menyebabkan makin besarnya pengaliran (koefisien run-off) air
   permukaan sehingga beban sistem drainase perkotaan semakin berat. Dengan demikian
   pembangunan sistem drainase perkotaan harus mengantisipasi laju pertumbuhan penduduk,
   sejalan dengan arahan Rencana Tata Ruang Kota maupun pentahapan pelaksanaannya.
b. Keseimbangan pembangunan antarkota dan dalam kota: Pertumbuhan suatu kota harus
   didukung oleh daerah belakang yang menunjang pertumbuhan kota tersebut. Pertumbuhan
   daerah belakang yang tidak terkendali atau tidak sesuai dengan peruntukannya dapat
   mengakibatkan bertambahnya potensi banjir dan genangan di wilayah perkotaan, karena
   penurunan fungsi daerah tersebut sebagai daerah resapan air. Sebagai contoh adalah
   pertumbuhan kawasan Bogor Puncak Cianjur (Bopunjur) yang tidak terkendali telah
   mengakibatkan banjir kiriman di kota Jakarta.
c. Faktor sosial ekonomi budaya: Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sanitasi
   lingkungan dapat menimbulkan permasalahan dalam pembangunan drainase. Sebagai
   contoh adalah masyarakat yang membuang sampah ke dalam saluran, atau kecenderungan
   masyarakat berpenghasilan rendah untuk membuat bangunan hunian dalam garis sempadan
   sungai atau saluran. Kesemuanya menyebabkan penyempitan saluran disamping
   menghambat pembangunan sistem drainase.


Penerapan peraturan serta perkuatan aspek hukum sangat diperlukan, agar lahan sepanjang
sungai atau saluran dapat dibebaskan dari hunian penduduk sehingga memudahkan untuk
pelebaran atau peningkatan kapasitas saluran di masa mendatang dan kegiatan operasi dan
pemeliharaan saluran.

1.7.4. Faktor Medan dan Lingkungan
a. Topografi: Pembangunan sistem drainase harus memperhatikan topografi, keberadaan
   jaringan saluran drainase, jalan, sawah, perkampungan dan keberadaan badan air.
   Pembangunan drainase pada daerah datar harus memperhatikan sistem aliran dan
   ketersediaan air penggelontor untuk mengatasi kemungkinan pengendapan dan pencemaran.

8
b. Kestabilan tanah: Pembangunan drainase di daerah lereng pegunungan harus
   memperhatikan masalah longsor yang disebabkan oleh kandungan air tanah.
c. Pengempangan: Pada daerah yang terkena pengaruh pengempangan dari waduk atau laut
   perlu memperhatikan pembendungan atau pengempangan yang diakibatkan oleh aliran balik
   (back water).


2.   PENGATURAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
2.1. Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2004
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, antara lain
berisi pengaturan wewenang dan tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa.
Wewenang dan tanggung jawab Pemerintah:
     a. menetapkan kebijakan nasional sumber daya air,
     b. menetapkan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi,
         wilayah sungai lintas negara dan wilayah sungai strategis nasional;
     c. menetapkan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi,
         wilayah sungai lintas negara dan wilayah sungai strategis nasional;
     d. menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai lintas
         provinsi, wilayah sungai lintas negara dan wilayah sungai strategis nasional;
     e. melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi,
         wilayah sungai lintas negara dan wilayah sungai strategis nasional;
     f. mengatur, menetapkan, dan member izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan
         pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas
         negara dan wilayah sungai strategis nasional;
     g. mengatur, menetapkan, dan memberi rekomendasi teknis atas penyediaan, peruntukan,
         penggunaan, dan pengusahaan air tanah pada cekungan air tanah lintas provinsi dan
         cekungan air tanah lintas negara;
     h. membentuk Dewan Sumber Daya Air Nasional, dewan sumber daya air wilayah sungai
         lintas provinsi, dan dewan sumber daya air wilayah sungai strategis nasional;
     i. memfasilitasi penyelesaian sengketa antarprovinsi dalam pengelolaan sumber daya air;
     j. menetapkan norma, standar, kriteria, dan pedoman pengelolaan sumber daya air;
     k. menjaga efektifitas, efesiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber
         daya air pada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara dan wilayah
         sungai strategis nasional; dan
     l. memberikan bantuan teknis dalam pengelolaan sumber daya air kepada pemerintah
         provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.


                                                                                             9
Wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi meliputi :
  a. menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air di wilayahnya berdasarkan
     kebijakan nasional sumber daya air dengan memperhatikan kepentingan provinsi
     sekitarnya;
  b. menetapkan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
     kabupaten/kota;
  c. menetapkan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas
     kabupaten/kota dengan memperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya;
  d. menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai lintas
     kabupaten/kota;
  e. melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota
     dengan memperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya;
  f. mengatur, menetapkan, dan memberi izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan,
     dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota;
  g. mengatur, menetapkan, dan memberi rekomendasi teknis atas penyediaan, pengambilan,
     peruntukan, penggunaan dan pengusahaan air tanah pada cekungan air tanah lintas
     kabupaten/kota;
  h. membentuk dewan sumber daya air atau dengan nama lain di tingkat provinsi dan/atau
     pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota;
  i. memfasilitasi penyelesaian sengketa antarkabupaten/kota dalam pengelolaan sumber
     daya air;
  j. membantu kabupaten/kota pada wilayahnya dalam memenuhi kebutuhan pokok
     masyarakat atas air;
  k. menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber
     daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; dan
  l. memberikan bantuan teknis dalam pengelolaan sumber daya air kepada pemerintah
     kabupaten/kota.

Wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota meliputi:
  a. menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air di wilayahnya berdasarkan
     kebijakan nasional sumber daya air dan kebijakan pengelolaan sumber daya air
     provinsi dengan memperhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya;
  b. menetapkan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu
     kabupaten/kota;
  c. menetapkan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu
     kabupaten/kota dengan memperhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya;
  d. menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai dalam satu
     kabupaten/kota;

10
e. melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu
        kabupaten/kota dengan memperhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya;
     f. mengatur, menetapkan, dan memberi izin penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan
        pengusahaan air tanah di wilayahnya serta sumber daya air pada wilayah sungai dalam
        satu kabupaten/kota;
     g. membentuk dewan sumber daya air atau dengan nama lain di tingkat kabupaten/kota
        dan/atau pada wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota;
     h. memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas air bagi masyarakat di
        wilayahnya; dan
     i. menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber
        daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota.

2.2. Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007
Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 mengatur tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota.

Pembagian urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum sub bidang drainase disajikan dalam
tabel berikut.

Tabel Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum Sub.Bidang Drainase

                                                   Pemerintahan Daerah     Pemerintahan Daerah
 Sub-sub Bidang             Pemerintah
                                                         Provinsi            Kabupaten/ Kota
1.   Pengaturan     1.   Penetapan kebijakan     1. Penetapan peraturan 1. Penetapan peraturan
                         dan strategi nasional      daerah kebijakan dan   daerah kebijakan dan
                         dalam                      strategi provinsi      strategi kabupaten/ kota
                         penyelenggaraan            berdasarkan            berdasarkan kebijakan
                         drainase dan               kebijakan dan          nasional dan provinsi.
                         pematusan.                 strategi nasional.
                    2.   Penetapan NSPK          2. Penetapan peraturan 2. Penetapan peraturan
                         penyelenggaraan            daerah NSPK            daerah NSPK drainase
                         drainase dan               provinsi berdasarkan   dan pemanfaatan
                         pemantauan genangan        SPM yang ditetapkan    genangan di wilayah
                                                    oleh pemerintah di     kabupaten/kota
                                                    wilayah provinsi.      berdasarkan SPM yang
                                                                           disusun pemerintah
                                                                           pusat dan provinsi.



                                                                                              11
Pemerintahan Daerah         Pemerintahan Daerah
 Sub-sub Bidang            Pemerintah
                                                         Provinsi                Kabupaten/ Kota
2.   Pembinaan    1.   Fasilitas bantuan         1. Bantuan teknis          1. -
                       teknis pembangunan,          pembangunan,
                       pemeliharaan dan             pemeliharaan dan
                       pengelolaan drainase         pengelolaan.
                  2.   Peningkatan kapasitas     2. Peningkatan             2.   Peningkatan kapasitas
                       teknik dan manajemen         kapasitas teknik dan         teknik dan manajemen
                       penyelenggaraan              manajemen                    penyelenggara drainase
                       drainase dan                 penyelenggaraan              dan pematusan
                       pematusan genangan           drainase dan                 genangan di wilayah
                       secara nasional              pematusan genangan           kabupaten/ kota.
                                                    di wilayah provinsi.

3. Pembangunan    1.   Fasilitasi penyelesaian   1. Fasilitasi              1.   Penyelesaian masalah
                       masalah dan                  penyelesaian                 dan permasalahan
                       permasalahan                 masalah dan                  operasionalisasi sistem
                       operasionalisasi sistem      permasalahan                 drainase dan
                       drainase dan                 operasionalisasi             penanggulangan banjir
                       penanggulangan banjir        sistem drainase dan          di wilayah
                       lintas provinsi.             penanggulangan               kabupaten/kota serta
                                                    banjir lintas                koordinasi dengan
                                                    kabupaten/kota.              daerah sekitarnya
                  2.   Fasilitasi                2. Fasilitasi              2.   Penyelenggaraan
                       penyelenggaraan              penyelenggaraan              pembangunan dan
                       pembangunan dan              pembangunan dan              pemeliharaan PS
                       pemeliharaan PS              pemeliharaan PS              drainase di wilayah
                       drainase dan                 drainase di wilayah          kabupaten/kota.
                       pengendalian banjir di       provinsi.
                       kawasan khusus dan
                       strategis nasional
                  3.   Fasilitasi penyusunan     3. Penyusunan rencana      3.   Penyusunan rencana
                       rencana induk                induk PS drainase            induk PS drainase skala
                       penyelenggaraan              skala regional/lintas        kabupaten/kota
                       prasarana sarana             daerah.
                       drainase dan
                       pengendalian banjir
                       skala nasional.




12
Pemerintahan Daerah         Pemerintahan Daerah
 Sub-sub Bidang             Pemerintah
                                                          Provinsi                Kabupaten/ Kota
4. Pengawasan      1.   Evaluasi kinerja          1. Evaluasi di provinsi    1. Evaluasi terhadap
                        penyelenggaraan              terhadap                   penyelenggaraan sistem
                        sistem drainase dan          penyelenggaraan            drainase dan pengendali
                        pengendali banjir            sistem drainase dan        banjir di wilayah
                        secara nasional              pengendali banjir di       kabupaten/kota
                                                     wilayah provinsi
                   2.   Pengawasan dan            2. Pengawasan dan          2.   Pengawasan dan
                        pengendalian                 pengendalian                 pengendalian
                        penyelenggaraan              penyelenggaraan              penyelenggaraan
                        drainase dan                 drainase dan                 drainase dan
                        pengendalian banjir          pengendaliaan banjir         pengendalian banjir di
                        secara lintas provinsi.      lintas kabupaten/kota        kabupaten/kota.
                   3.   Pengawasan dan            3. Pengawasan dan          3.   Pengawasan dan
                        pengendalian                 pengendalian atas            pengendalian atas
                        pelaksanaan NSPK.            pelaksanaan NSPK             pelaksanaan NSPK.

Sumber:   Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
          Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/
          Kota


2.3. Konsep Panduan Kelembagaan Pengelola bidang PLP di Kabupaten/Kota Tahun
2010
Secara lebih khusus konsep panduan kelembagaan pengelola bidang PLP di kabupaten/ kota
disajikan dalam buku tersendiri.

Produk Pengaturan yang Sudah ada
• SK SNI 02-2453-2002, tentang Tata Cara Perencanaan Teknis Sumur Resapan Air Hujan
  untuk Lahan Pekarangan
• SK SNI 02-2406-1991, tentang Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
• SK SNI 06-2459-2002, tentang Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan
  Pekarangan




                                                                                                   13
3.   PENUTUP
Sebagai penutup uraian tentang pengetahuan Dasar-dasar Teknik dan Manajemen tentang
drainase perkotaan dan permasalahannya ini, maka perlu ditekankan bahwa permasalahan-
permasalahan drainase yang diuraikan di atas akan sangat menentukan keberhasilan dalam
penanganan drainase perkotaan

Tekad untuk menangani permasalahan drainase tersebut di atas haruslah dilandasi oleh indikasi
bahwa tingkat kebutuhan drainase perkotaan sudah sangat tinggi terutama pada kota-kota yang
pesat perkembangannya, sehingga pada musim hujan tidak terjadi musibah banjir yang
menimbulkan kerugian moril dan materil yang sangat besar dan tidak menimbulkan putusnya
hubungan lalu lintas yang dengan sendirinya mengancam perputaran roda perekonomian kota
tersebut.




14
DAFTAR PUSTAKA


1. Urban Drainage Guidelines and Technical Design Standard, WSWCF 092/020
2. Tata cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan, SK SNI 02-2406-1991
3. Tata Cara Teknik Pembuatan Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan, SK SNI
   02-2453-2002
4. Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan, SK SNI 06-2459-2002
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
   Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
   Daerah Kabupaten/ Kota




                                                                                 15
LAMPIRAN


1. Contoh Tipe-tipe Saluran Drainase Perkotaan
2. Gambar Peresapan pada Sistem Drainase Lokal
3. Utilitas Jalan




16
Gambar Tipe-tipe Saluran Drainase Perkotaan

                                              17
Beton
                                                                     Bertulang




                              Pasangan batu kali                Pasir urug




                                                      Plat Penutup
     Pasangan batu kali                               (Beton Bertulang)




                                    Beton
                                    Bertulang




                                                   Pasir urug




                          Gambar Tipe-tipe Saluran




18
Gambar Peresapan pada Sistem Drainase Lokal




                                              19
Peresapan Pada Lubang
                                          Resapan Dengan Pipa Infiltrasi
                                                  Pada Lapangan Parkir




                                                      Penahan Air Pada
                                                           Jalan Lokal




                                                Peresapan Pada Daerah
            Kerikil                                         Jalur Hijau



                                 Tabung Peresapan Tegak




                                                      Peresapan Melalui
                                                          Penyimpanan
                                                           Bawah Tanah
     Gambar Peresapan pada Sistem Drainase Lokal




20
Peresapan Pada
                                         Pekarangan Belakang
                                            Industri / Sekolah




                   Penampungan
                   Lokal




Gambar Peresapan pada Sistem Drainase Lokal




     Gambar Utilitas yang Ada di Jalan




                                                                 21

Contenu connexe

Tendances

Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaJoy Irman
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongYahya M Aji
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanPenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanJoy Irman
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2Joy Irman
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1Joy Irman
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Joy Irman
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMarfizal Marfizal
 
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase PerkotaanPola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaaninfosanitasi
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseinfosanitasi
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Joy Irman
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Joy Irman
 
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan WadukPerhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk21010115410004
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRPPGHybrid1
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyaFitria Anggrainy
 
Aspek praktis dan desain drainase besar
Aspek praktis dan desain drainase besarAspek praktis dan desain drainase besar
Aspek praktis dan desain drainase besarinfosanitasi
 

Tendances (20)

Sistem Drainase Kota
Sistem Drainase KotaSistem Drainase Kota
Sistem Drainase Kota
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
 
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 PerencanaanPenyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan - A2 Perencanaan
 
Koef runoff
Koef runoffKoef runoff
Koef runoff
 
Drainase
DrainaseDrainase
Drainase
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
 
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
Perencanaan Teknis Bangunan Pelengkap Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat ...
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase PerkotaanPola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainase
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan
 
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan WadukPerhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
 
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIRMODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
MODUL TKP M5KB3 - GAMBAR BANGUNAN AIR
 
Debit banjir
Debit banjirDebit banjir
Debit banjir
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannya
 
Aspek praktis dan desain drainase besar
Aspek praktis dan desain drainase besarAspek praktis dan desain drainase besar
Aspek praktis dan desain drainase besar
 

En vedette

New Site Development (NSD) Program NUSP Phase 2
New Site Development (NSD) Program NUSP Phase 2New Site Development (NSD) Program NUSP Phase 2
New Site Development (NSD) Program NUSP Phase 2Bagus ardian
 
Kriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan
Kriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaanKriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan
Kriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaanJoy Irman
 
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan MinimalPermen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan MinimalPenataan Ruang
 
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaan
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaanKebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaan
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaanJoy Irman
 
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase PerkotaanTata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase PerkotaanJoy Irman
 
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan PermukimanBuku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan PermukimanJoy Irman
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...Joy Irman
 

En vedette (8)

New Site Development (NSD) Program NUSP Phase 2
New Site Development (NSD) Program NUSP Phase 2New Site Development (NSD) Program NUSP Phase 2
New Site Development (NSD) Program NUSP Phase 2
 
Kriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan
Kriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaanKriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan
Kriteria kegiatan pembangunan infrastruktur drainase perkotaan
 
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan MinimalPermen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Permen PU No. 14 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
 
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaan
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaanKebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaan
Kebijakan dan Strategi penanganan drainase perkotaan
 
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase PerkotaanTata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
 
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan PermukimanBuku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Buku Panduan Penyehatan Lingkungan Permukiman
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
 
Death by PowerPoint
Death by PowerPointDeath by PowerPoint
Death by PowerPoint
 

Similaire à Drainase Perkotaan

Prinsip dasar_drainase_perkotaan
 Prinsip dasar_drainase_perkotaan Prinsip dasar_drainase_perkotaan
Prinsip dasar_drainase_perkotaannurul furqon
 
05 Bab_2_252015022.pdf
05 Bab_2_252015022.pdf05 Bab_2_252015022.pdf
05 Bab_2_252015022.pdfKevinKharisma
 
Program dan Kegiatan Subsektor Drainase, Bidang Pengembangan Penyehatan Lingk...
Program dan Kegiatan Subsektor Drainase, Bidang Pengembangan Penyehatan Lingk...Program dan Kegiatan Subsektor Drainase, Bidang Pengembangan Penyehatan Lingk...
Program dan Kegiatan Subsektor Drainase, Bidang Pengembangan Penyehatan Lingk...infosanitasi
 
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptxPertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptxPIPITSPP1
 
Opsi Teknologi Drainase Permukiman
Opsi Teknologi Drainase PermukimanOpsi Teknologi Drainase Permukiman
Opsi Teknologi Drainase Permukimaninfosanitasi
 
bukuajar drainase perkotaan.pdf
bukuajar drainase perkotaan.pdfbukuajar drainase perkotaan.pdf
bukuajar drainase perkotaan.pdfKevinKharisma
 
1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptx
1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptx1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptx
1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptxandikowidyadhana1
 
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase PerkotaanPola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaaninfosanitasi
 
laporan masterplan drainase kota pengembang
laporan masterplan drainase kota pengembanglaporan masterplan drainase kota pengembang
laporan masterplan drainase kota pengembangIlhamPutra96
 
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbahEdison Mega Dima
 
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase Perkotaan
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase PerkotaanPedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase Perkotaan
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase PerkotaanDewangga Setiawan
 
Drainase jalan raya 12
Drainase jalan raya 12Drainase jalan raya 12
Drainase jalan raya 12Yadi Adwan
 
TUGAS PEKERJAAN DRAINASE PERKOTAAN.pptx
TUGAS  PEKERJAAN DRAINASE PERKOTAAN.pptxTUGAS  PEKERJAAN DRAINASE PERKOTAAN.pptx
TUGAS PEKERJAAN DRAINASE PERKOTAAN.pptxboynugraha727
 

Similaire à Drainase Perkotaan (20)

Prinsip dasar_drainase_perkotaan
 Prinsip dasar_drainase_perkotaan Prinsip dasar_drainase_perkotaan
Prinsip dasar_drainase_perkotaan
 
05 Bab_2_252015022.pdf
05 Bab_2_252015022.pdf05 Bab_2_252015022.pdf
05 Bab_2_252015022.pdf
 
Drainase
DrainaseDrainase
Drainase
 
Program dan Kegiatan Subsektor Drainase, Bidang Pengembangan Penyehatan Lingk...
Program dan Kegiatan Subsektor Drainase, Bidang Pengembangan Penyehatan Lingk...Program dan Kegiatan Subsektor Drainase, Bidang Pengembangan Penyehatan Lingk...
Program dan Kegiatan Subsektor Drainase, Bidang Pengembangan Penyehatan Lingk...
 
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptxPertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
Pertemuan 1 - Pendahuluan & Pengantar Drainase Kota - OK.pptx
 
Opsi Teknologi Drainase Permukiman
Opsi Teknologi Drainase PermukimanOpsi Teknologi Drainase Permukiman
Opsi Teknologi Drainase Permukiman
 
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
Kelompok 3 (prasarana drainase perkotaan)
 
bukuajar drainase perkotaan.pdf
bukuajar drainase perkotaan.pdfbukuajar drainase perkotaan.pdf
bukuajar drainase perkotaan.pdf
 
1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptx
1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptx1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptx
1 DRAINASE PERMASALAHAN DAN TANTANGAN (1).pptx
 
Drainase perkotaan
Drainase perkotaanDrainase perkotaan
Drainase perkotaan
 
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase PerkotaanPola Penanganan Drainase Perkotaan
Pola Penanganan Drainase Perkotaan
 
laporan masterplan drainase kota pengembang
laporan masterplan drainase kota pengembanglaporan masterplan drainase kota pengembang
laporan masterplan drainase kota pengembang
 
Sdrain bab i
Sdrain bab iSdrain bab i
Sdrain bab i
 
Ribasim
RibasimRibasim
Ribasim
 
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
63207008 430633541-dasar-pengelolaan-air-limbah
 
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase Perkotaan
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase PerkotaanPedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase Perkotaan
Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Drainase Perkotaan
 
Kelompok vi persentasi
Kelompok vi persentasiKelompok vi persentasi
Kelompok vi persentasi
 
Drainase jalan raya 12
Drainase jalan raya 12Drainase jalan raya 12
Drainase jalan raya 12
 
ccccc
cccccccccc
ccccc
 
TUGAS PEKERJAAN DRAINASE PERKOTAAN.pptx
TUGAS  PEKERJAAN DRAINASE PERKOTAAN.pptxTUGAS  PEKERJAAN DRAINASE PERKOTAAN.pptx
TUGAS PEKERJAAN DRAINASE PERKOTAAN.pptx
 

Plus de infosanitasi

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...infosanitasi
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014infosanitasi
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019infosanitasi
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019infosanitasi
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehataninfosanitasi
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015infosanitasi
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015infosanitasi
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMinfosanitasi
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019infosanitasi
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasiinfosanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...infosanitasi
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukimaninfosanitasi
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015infosanitasi
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
 

Plus de infosanitasi (20)

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
 
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi PermukimanTahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
Tahap Implementasi Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 

Dernier

"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"HaseebBashir5
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...FORTRESS
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonusunikbetslotbankmaybank
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesialangkahgontay88
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxnairaazkia89
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaksmkpelayarandemak1
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohkhunagnes1
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................rendisalay
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 

Dernier (20)

"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak BonusUNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
UNIKBET : Bandar Slot Pragmatic Play Bisa Deposit Ovo 24 Jam Online Banyak Bonus
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contohLAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
LAPORAN PKP yang telah jadi dan dapat dijadikan contoh
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................04 AKMEN new.pdf........................
04 AKMEN new.pdf........................
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 

Drainase Perkotaan

  • 1. DASAR-DASAR TEKNIK DAN MANAJEMEN 1. PRINSIP-PRINSIP DASAR SISTEM DRAINASE PERKOTAAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di Indonesia, permasalahan drainase semakin meningkat pula pada umumnya melampaui kemampuan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan. Akibatnya permasalahan banjir atau genangan semakin meningkat pula. Pada umumnya penanganan sistem drainase di banyak kota di Indonesia masih bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara tuntas. Pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyeluruh, mengacu pada SIDLACOM dimulai dari tahap Survey, Investigation (investigasi), Design (perencanaan), Land Acquisation (pembebasan lahan), Construction (konstruksi), Operation (operasi) dan Maintenance (pemeliharaan), serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat. Peningkatan pemahaman mengenai sistem drainase kepada pihak yang terlibat baik pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan. Agar penanganan permasalahan sistem drainase dapat dilakukan secara terus menerus dengan sebaik-baiknya. 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud Modul ini dimaksudkan sebagai pegangan bagi perencana serta pelaksana dalam rangka penanganan sistem drainase perkotaan agar lebih memahami hal-hal yang berkaitan dengan masalah SIDLACOM tersebut diatas. Para pengelola sistem drainase perkotaan diharapkan menjadi paham antara lain terhadap fungsi drainase dan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembangunan drainase. Tujuan Tujuan modul Dasar-dasar Teknik dan Manajemen Sistem Drainase Perkotaan ini adalah untuk mewujudkan penanganan sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan yang dapat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku. 1.3. Istilah- istilah Drainase (Drainage) Drainase adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan. Urban Drainage Urban = Perkotaan Drainage = Drainase Urban Drainage = Drainase Perkotaan 1
  • 2. Sistem Drainase Perkotaan Adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan (urban). Sistem tersebut berupa jaringan pembuangan air yang berfungsi mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan di daerah permukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan manusia. Drainase Berwawasan Lingkungan Adalah pengelolaan drainase yang tidak menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan. Terdapat 2 (dua) pola yang umum dipakai untuk mengelola drainase yang berwawasan lingkungan: a. Pola detensi (menampung air sementara), misalnya dengan membuat kolam penampungan kolam detensi. b. Pola retensi (meresapkan), antara lain dengan membuat sumur resapan, saluran resapan, bidang resapan atau kolam resapan kolam retensi. Sungai adalah alur di permukaan tanah tempat mengalirnya aliran permukaan yang mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS), yang mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke muara laut. Sungai mengalirkan sebagian air sebagai aliran dasar (base flow) dari kumpulan mata-air di dalam DAS-nya mulai dari daerah pegunungan sampai ke pantai (laut). Satuan Wilayah Sungai adalah hamparan permukaan bumi yang dialiri oleh sungai yang ditetapkan dengan peraturan. Sungai dan Saluran Adalah alur tempat mengalirnya air di bidang permukaan tanah atau di bawah permukaan tanah. a. Sungai terjadi karena peristiwa alam dimana aliran air mengalir sesuai dengan morfologinya dan secara umum alirannya adalah aliran unsteady flow (aliran yang tidak tetap). b. Sedangkan saluran adalah alur tempat aliran air yang sengaja dibuat oleh manusia, secara umum alirannya adalah aliran steady flow (aliran tetap). 2
  • 3. 1.4. Sistem Drainase Perkotaan Dapat ditinjau dari 2 sisi berikut: a. Satuan Wilayah Sungai adalah kumpulan anak-anak sungai yang berada di dalam Satuan Wilayah Sungai yang tergolong mikro pada orde sungai tingkat 2 atau 3 yang sepenuhnya berada di dalam batas administratif Perkotaan. b. Administratif Perkotaan adalah kumpulan jaringan anak-anak sungai dan saluran pada masing-masing Daerah Alirannya dimana penanganannya menjadi kewenangan Pemerintahan Kabupaten atau Pemerintahan Kota sekalipun sebagai ibukota Provinsi. Pengendalian Banjir (Flood Control) Dapat dibagi ke dalam 2 areal berikut: a. Untuk areal urban adalah upaya untuk mengendalikan aliran banjir pada sungai yang melintasi kota agar muka air banjir tidak melampau tanggul kanan dan tanggul kirinya (overtopping) yang akan menyebabkan banjir/genangan di dalam kota. b. Untuk Daerah Aliran Sungai adalah upaya untuk menghindari terjadinya banjir pada lahan-lahan produktif. Badan Air Adalah tempat pengolahan air yang terakhir, yang dapat melakukan proses self purification (memperbaiki diri sendiri). Dapat berupa sungai, danau, rawa dan laut yang menerima aliran dari sistem drainase perkotaan. 1.5. Fungsi Drainase Perkotaan a. Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya lebih rendah dari genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif berupa kerusakan infrastruktur kota dan harta benda milik masyarakat. b. Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya agar tidak membanjiri atau menggenangi kota yang dapat merusak selain harta benda masyarakat juga infrastruktur perkotaan. c. Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air dan kehidupan akuatik. d. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah. Berdasarkan pembagian kewenangannya pengelolaan dan fungsi pelayanan untuk sistem drainase perkotaan menggunakan istilah sebagai berikut: 3
  • 4. Sistem Drainase Lokal (Minor Urban Drainage) Sistem drainase lokal (minor) adalah suatu jaringan sistem drainase yang melayani suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks permukiman, daerah komersial, perkantoran dan kawasan industri, pasar dan kawasan pariwisata. Sistem ini melayani area sekitar kurang lebih 10 Ha. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggungjawab masyarakat, pengembang atau instansi pada kawasan masing-masing (lihat Gambar 1.1 dan 1.2). Sistem Drainase Utama (Major Urban Drainage) Sistem Jaringan Utama (major urban drainage) adalah sistem jaringan drinase yang secara struktur terdiri dari saluran primer yang menampung aliran dari saluran-saluran sekunder. Saluran sekunder menampung aliran dari saluran-saluran tersier. Saluran tersier menampung aliran dari Daerah Alirannya masing-masing. Jaringan drainase lokal dapat langsung mengalirkan alirannya ke saluran primer, sekunder maupun tersier (lihat Gambar 1.1 dan 1.2). Pengendalian Banjir (Flood Control) Pengendalian Banjir adalah upaya mengendalikan aliran permukaan dalam sungai maupun dalam badan air yang lainnya agar tidak meluap serta limpas atau menggenangi daerah perkotaan. Pengendalian banjir merupakan tanggung jawab pemerintah Propinsi atau Pemerintah Pusat. Konstruksi atau bangunan air pada sistem flood control antara lain berupa: • Tanggul • Bangunan Bagi • Pintu Air • Saluran Flood Way Berdasarkan fisiknya, sistem drainase terdiri atas saluran primer, sekunder, tersier sebagai berikut: Sistem Saluran Primer Saluran primer adalah saluran yang menerima masukan aliran dari saluran-saluran sekunder. Saluran primer relatif besar sebab letak saluran paling hilir. Aliran dari saluran primer langsung dialirkan ke badan air. Sistem Saluran Sekunder Saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dari saluran-saluran tersier dan meneruskan aliran ke saluran primer. Sistem Saluran Tersier Saluran drainase yang menerima aliran air langsung dari saluran-saluran pembuangan rumah- rumah. Umumnya saluran tersier ini adalah saluran kiri kanan jalan perumahan. 4
  • 5. Untuk Kota-kota air seperti Palembang, Banjarmasin dan Pontianak agak sulit menentukan dan membedakan mana sungai dan saluran drainase. Sebab aliran yang dipengaruhi pasang laut yang tinggi terkadang berputar arah alirannya. LEGENDA Catchment Area Sistem Minor Catchment Area Sistem Major Saluran Drainase Major Saluran Drainase Minor Gambar 1.1. Lay-out umum dari sistem drainase perkotaan LEGENDA Catchment Area Sistem Minor Catchment Area Sistem Major Saluran Drainase Major Saluran Drainase Minor Gambar 1.2. Skematik lay-out dari drainase minor dan mayor sistem drainase Perkotaan 5
  • 6. “Drainase perkotaan adalah drainase di wilayah kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia” 1.6. Proses Terjadinya Banjir di Perkotaan Secara umum proses terjadinya banjir diakibatkan oleh faktor kondisi alam dan ulah manusia sebagai berikut: Kondisi Alam (Statis) Geografi • Apabila kota dibangun di daerah pegunungan akan menyebabkan lahan resapan air akan tertutup oleh bangunan dan infrastruktur kota dan akan meningkatan debit banjir yang akan mengancam kota yang ada di bagian hilir. • Apabila kota dibangun di tepi pantai, pengaruh pasang laut akan menyebabkan sebagian aliran tidak dapat mengalir secara gravitasi, dan akan dapat menyebabkan genangan. Aliran air dalam sungai akan mengalami kenaikan akibat back water curve yang dapat menyebabkan over toping dan dapat menyebabkan banjir di dalam kota. Topografi Kondisi topografi yang bergelombang, maka untuk kota yang berada pada bagian yang rendah akan rawan terkena bajir dan genangan. Geometri Alur Sungai • Kemiringan dasar sungai yang terlalu besar akan menimbulkan gerusan dasar sungai. Hal semacam ini akan menyebab konsentrasi sedimentasi pada bagian hilir yang datar yang dapat menyebabkan saluran / sungai cepat menjadi dangkal. • Meandering umumnya terjadi pada alur sungai yang disebut dalam morfologi sungai sebagai sungai tua, dimana kemiringan alur sungai sudah berkurang. Sedimentasi akan mengendap pada bagian yang kecepatan alirannya menurun. Endapan sedimentasi tersebut dapat membelokkan arah aliran ke kanan atau kekiri sehingga sungai menjadi berkelok-kelok. 6
  • 7. Kondisi Alam (Dinamis) Curah Hujan dengan intensitasnya yang tinggi merupakan faktor penyebab terjadinya banjir dan genangan. Tingginya pasang surut laut merupakan faktor penyebab banjir untuk kota di daerah pantai. Kegiatan Manusia (Dinamis) 1. Penyimpangan RUTR pada bantaran banjir dan di Daerah Aliran Sungai yang tidak sesuai dengan peruntukan. 2. Permukiman di bantaran sungai dan di atas saluran drainase. 3. Pengambilan air tanah yang berlebihan yang menyebabkan terjadinya penurunan lahan. 4. Pembuangan sampah oleh masyarakat kedalam saluran drainase. 5. Bangunan persilangan yang tidak terencana dengan baik seperti adanya pipa PDAM, pipa telepon dan listrik yang melintang di penampang basah saluran. 6. Pemeliharaan rutin yang terabaikan menyebabkan saluran cepat menjadi dangkal. 1.7. Faktor yang Berpengaruh dalam Sistem Drainase Perkotaan 1.7.1. Intensitas Hujan Intensitas hujan adalah derasnya hujan yang jatuh pada luas daerah tadah hujan tertentu. Ukuran deras hujan yaitu akumulasi tinggi hujan pada jangka waktu (menit) tertentu dinyatakan dalam satuan mm per menit. Data curah hujan di Indonesia dikumpulkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Jika dikaitkan dengan perencanaan drainase, maka penggunaan data curah hujan adalah untuk : a. Perhitungan dimensi saluran drainase b. Perhitungan dimensi bangunan-bangunan drainase Air hujan sebagian meresap ke dalam tanah, menguap dan sebagian lagi dialirkan ke permukaan yang lebih rendah. Hal ini tergantung dari porositas tanah tadah hujannya (kondisi geologi setempat), disamping kerapatan vegetasi/tanaman. Besarnya aliran dinyatakan dalam istilah debit air (Q) dalam satuan volume per satuan waktu. 7
  • 8. 1.7.2. Catchment Area Catchment area atau daerah tangkapan air adalah kesatuan area dimana air permukaannya mengalir ke badan air yang sama baik berupa sungai atau danau, mengikuti arah kontur topografi area tersebut. 1.7.3. Pertumbuhan Daerah Perkotaan a. Pertumbuhan fisik kota: Pertumbuhan fisik kota dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk dan urbanisasi, yang pada akhirnya mempengaruhi ketersediaan lahan. Makin sempitnya ruang terbuka menyebabkan makin besarnya pengaliran (koefisien run-off) air permukaan sehingga beban sistem drainase perkotaan semakin berat. Dengan demikian pembangunan sistem drainase perkotaan harus mengantisipasi laju pertumbuhan penduduk, sejalan dengan arahan Rencana Tata Ruang Kota maupun pentahapan pelaksanaannya. b. Keseimbangan pembangunan antarkota dan dalam kota: Pertumbuhan suatu kota harus didukung oleh daerah belakang yang menunjang pertumbuhan kota tersebut. Pertumbuhan daerah belakang yang tidak terkendali atau tidak sesuai dengan peruntukannya dapat mengakibatkan bertambahnya potensi banjir dan genangan di wilayah perkotaan, karena penurunan fungsi daerah tersebut sebagai daerah resapan air. Sebagai contoh adalah pertumbuhan kawasan Bogor Puncak Cianjur (Bopunjur) yang tidak terkendali telah mengakibatkan banjir kiriman di kota Jakarta. c. Faktor sosial ekonomi budaya: Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sanitasi lingkungan dapat menimbulkan permasalahan dalam pembangunan drainase. Sebagai contoh adalah masyarakat yang membuang sampah ke dalam saluran, atau kecenderungan masyarakat berpenghasilan rendah untuk membuat bangunan hunian dalam garis sempadan sungai atau saluran. Kesemuanya menyebabkan penyempitan saluran disamping menghambat pembangunan sistem drainase. Penerapan peraturan serta perkuatan aspek hukum sangat diperlukan, agar lahan sepanjang sungai atau saluran dapat dibebaskan dari hunian penduduk sehingga memudahkan untuk pelebaran atau peningkatan kapasitas saluran di masa mendatang dan kegiatan operasi dan pemeliharaan saluran. 1.7.4. Faktor Medan dan Lingkungan a. Topografi: Pembangunan sistem drainase harus memperhatikan topografi, keberadaan jaringan saluran drainase, jalan, sawah, perkampungan dan keberadaan badan air. Pembangunan drainase pada daerah datar harus memperhatikan sistem aliran dan ketersediaan air penggelontor untuk mengatasi kemungkinan pengendapan dan pencemaran. 8
  • 9. b. Kestabilan tanah: Pembangunan drainase di daerah lereng pegunungan harus memperhatikan masalah longsor yang disebabkan oleh kandungan air tanah. c. Pengempangan: Pada daerah yang terkena pengaruh pengempangan dari waduk atau laut perlu memperhatikan pembendungan atau pengempangan yang diakibatkan oleh aliran balik (back water). 2. PENGATURAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB 2.1. Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 2004 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, antara lain berisi pengaturan wewenang dan tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa. Wewenang dan tanggung jawab Pemerintah: a. menetapkan kebijakan nasional sumber daya air, b. menetapkan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara dan wilayah sungai strategis nasional; c. menetapkan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara dan wilayah sungai strategis nasional; d. menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara dan wilayah sungai strategis nasional; e. melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara dan wilayah sungai strategis nasional; f. mengatur, menetapkan, dan member izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara dan wilayah sungai strategis nasional; g. mengatur, menetapkan, dan memberi rekomendasi teknis atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan air tanah pada cekungan air tanah lintas provinsi dan cekungan air tanah lintas negara; h. membentuk Dewan Sumber Daya Air Nasional, dewan sumber daya air wilayah sungai lintas provinsi, dan dewan sumber daya air wilayah sungai strategis nasional; i. memfasilitasi penyelesaian sengketa antarprovinsi dalam pengelolaan sumber daya air; j. menetapkan norma, standar, kriteria, dan pedoman pengelolaan sumber daya air; k. menjaga efektifitas, efesiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah sungai lintas negara dan wilayah sungai strategis nasional; dan l. memberikan bantuan teknis dalam pengelolaan sumber daya air kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. 9
  • 10. Wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi meliputi : a. menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air di wilayahnya berdasarkan kebijakan nasional sumber daya air dengan memperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya; b. menetapkan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; c. menetapkan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota dengan memperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya; d. menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; e. melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota dengan memperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya; f. mengatur, menetapkan, dan memberi izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; g. mengatur, menetapkan, dan memberi rekomendasi teknis atas penyediaan, pengambilan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan air tanah pada cekungan air tanah lintas kabupaten/kota; h. membentuk dewan sumber daya air atau dengan nama lain di tingkat provinsi dan/atau pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; i. memfasilitasi penyelesaian sengketa antarkabupaten/kota dalam pengelolaan sumber daya air; j. membantu kabupaten/kota pada wilayahnya dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat atas air; k. menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; dan l. memberikan bantuan teknis dalam pengelolaan sumber daya air kepada pemerintah kabupaten/kota. Wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota meliputi: a. menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air di wilayahnya berdasarkan kebijakan nasional sumber daya air dan kebijakan pengelolaan sumber daya air provinsi dengan memperhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya; b. menetapkan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota; c. menetapkan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota dengan memperhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya; d. menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota; 10
  • 11. e. melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota dengan memperhatikan kepentingan kabupaten/kota sekitarnya; f. mengatur, menetapkan, dan memberi izin penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan air tanah di wilayahnya serta sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota; g. membentuk dewan sumber daya air atau dengan nama lain di tingkat kabupaten/kota dan/atau pada wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota; h. memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari atas air bagi masyarakat di wilayahnya; dan i. menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai dalam satu kabupaten/kota. 2.2. Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 mengatur tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota. Pembagian urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum sub bidang drainase disajikan dalam tabel berikut. Tabel Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum Sub.Bidang Drainase Pemerintahan Daerah Pemerintahan Daerah Sub-sub Bidang Pemerintah Provinsi Kabupaten/ Kota 1. Pengaturan 1. Penetapan kebijakan 1. Penetapan peraturan 1. Penetapan peraturan dan strategi nasional daerah kebijakan dan daerah kebijakan dan dalam strategi provinsi strategi kabupaten/ kota penyelenggaraan berdasarkan berdasarkan kebijakan drainase dan kebijakan dan nasional dan provinsi. pematusan. strategi nasional. 2. Penetapan NSPK 2. Penetapan peraturan 2. Penetapan peraturan penyelenggaraan daerah NSPK daerah NSPK drainase drainase dan provinsi berdasarkan dan pemanfaatan pemantauan genangan SPM yang ditetapkan genangan di wilayah oleh pemerintah di kabupaten/kota wilayah provinsi. berdasarkan SPM yang disusun pemerintah pusat dan provinsi. 11
  • 12. Pemerintahan Daerah Pemerintahan Daerah Sub-sub Bidang Pemerintah Provinsi Kabupaten/ Kota 2. Pembinaan 1. Fasilitas bantuan 1. Bantuan teknis 1. - teknis pembangunan, pembangunan, pemeliharaan dan pemeliharaan dan pengelolaan drainase pengelolaan. 2. Peningkatan kapasitas 2. Peningkatan 2. Peningkatan kapasitas teknik dan manajemen kapasitas teknik dan teknik dan manajemen penyelenggaraan manajemen penyelenggara drainase drainase dan penyelenggaraan dan pematusan pematusan genangan drainase dan genangan di wilayah secara nasional pematusan genangan kabupaten/ kota. di wilayah provinsi. 3. Pembangunan 1. Fasilitasi penyelesaian 1. Fasilitasi 1. Penyelesaian masalah masalah dan penyelesaian dan permasalahan permasalahan masalah dan operasionalisasi sistem operasionalisasi sistem permasalahan drainase dan drainase dan operasionalisasi penanggulangan banjir penanggulangan banjir sistem drainase dan di wilayah lintas provinsi. penanggulangan kabupaten/kota serta banjir lintas koordinasi dengan kabupaten/kota. daerah sekitarnya 2. Fasilitasi 2. Fasilitasi 2. Penyelenggaraan penyelenggaraan penyelenggaraan pembangunan dan pembangunan dan pembangunan dan pemeliharaan PS pemeliharaan PS pemeliharaan PS drainase di wilayah drainase dan drainase di wilayah kabupaten/kota. pengendalian banjir di provinsi. kawasan khusus dan strategis nasional 3. Fasilitasi penyusunan 3. Penyusunan rencana 3. Penyusunan rencana rencana induk induk PS drainase induk PS drainase skala penyelenggaraan skala regional/lintas kabupaten/kota prasarana sarana daerah. drainase dan pengendalian banjir skala nasional. 12
  • 13. Pemerintahan Daerah Pemerintahan Daerah Sub-sub Bidang Pemerintah Provinsi Kabupaten/ Kota 4. Pengawasan 1. Evaluasi kinerja 1. Evaluasi di provinsi 1. Evaluasi terhadap penyelenggaraan terhadap penyelenggaraan sistem sistem drainase dan penyelenggaraan drainase dan pengendali pengendali banjir sistem drainase dan banjir di wilayah secara nasional pengendali banjir di kabupaten/kota wilayah provinsi 2. Pengawasan dan 2. Pengawasan dan 2. Pengawasan dan pengendalian pengendalian pengendalian penyelenggaraan penyelenggaraan penyelenggaraan drainase dan drainase dan drainase dan pengendalian banjir pengendaliaan banjir pengendalian banjir di secara lintas provinsi. lintas kabupaten/kota kabupaten/kota. 3. Pengawasan dan 3. Pengawasan dan 3. Pengawasan dan pengendalian pengendalian atas pengendalian atas pelaksanaan NSPK. pelaksanaan NSPK pelaksanaan NSPK. Sumber: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota 2.3. Konsep Panduan Kelembagaan Pengelola bidang PLP di Kabupaten/Kota Tahun 2010 Secara lebih khusus konsep panduan kelembagaan pengelola bidang PLP di kabupaten/ kota disajikan dalam buku tersendiri. Produk Pengaturan yang Sudah ada • SK SNI 02-2453-2002, tentang Tata Cara Perencanaan Teknis Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan • SK SNI 02-2406-1991, tentang Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan • SK SNI 06-2459-2002, tentang Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan 13
  • 14. 3. PENUTUP Sebagai penutup uraian tentang pengetahuan Dasar-dasar Teknik dan Manajemen tentang drainase perkotaan dan permasalahannya ini, maka perlu ditekankan bahwa permasalahan- permasalahan drainase yang diuraikan di atas akan sangat menentukan keberhasilan dalam penanganan drainase perkotaan Tekad untuk menangani permasalahan drainase tersebut di atas haruslah dilandasi oleh indikasi bahwa tingkat kebutuhan drainase perkotaan sudah sangat tinggi terutama pada kota-kota yang pesat perkembangannya, sehingga pada musim hujan tidak terjadi musibah banjir yang menimbulkan kerugian moril dan materil yang sangat besar dan tidak menimbulkan putusnya hubungan lalu lintas yang dengan sendirinya mengancam perputaran roda perekonomian kota tersebut. 14
  • 15. DAFTAR PUSTAKA 1. Urban Drainage Guidelines and Technical Design Standard, WSWCF 092/020 2. Tata cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan, SK SNI 02-2406-1991 3. Tata Cara Teknik Pembuatan Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan Pekarangan, SK SNI 02-2453-2002 4. Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan, SK SNI 06-2459-2002 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota 15
  • 16. LAMPIRAN 1. Contoh Tipe-tipe Saluran Drainase Perkotaan 2. Gambar Peresapan pada Sistem Drainase Lokal 3. Utilitas Jalan 16
  • 17. Gambar Tipe-tipe Saluran Drainase Perkotaan 17
  • 18. Beton Bertulang Pasangan batu kali Pasir urug Plat Penutup Pasangan batu kali (Beton Bertulang) Beton Bertulang Pasir urug Gambar Tipe-tipe Saluran 18
  • 19. Gambar Peresapan pada Sistem Drainase Lokal 19
  • 20. Peresapan Pada Lubang Resapan Dengan Pipa Infiltrasi Pada Lapangan Parkir Penahan Air Pada Jalan Lokal Peresapan Pada Daerah Kerikil Jalur Hijau Tabung Peresapan Tegak Peresapan Melalui Penyimpanan Bawah Tanah Gambar Peresapan pada Sistem Drainase Lokal 20
  • 21. Peresapan Pada Pekarangan Belakang Industri / Sekolah Penampungan Lokal Gambar Peresapan pada Sistem Drainase Lokal Gambar Utilitas yang Ada di Jalan 21