SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  212
Télécharger pour lire hors ligne
Petunjuk Praktis
Memorandum Program Sanitasi (MPS)




Desember 2012
KATA PENGANTAR


Penyusunan Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tahapan ke-4 dari enam
tahapan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Tahapan ini pada
dasarnya merupakan tindak lanjut dari Strategi Sanitasi Kab/Kota (SSK), yaitu penjabaran lebih lanjut dari
visi dan misi sanitasi kab/kota, strategi dan kebijakan sanitasi kab/kota, serta arahan program/kegiatan
selama 5 (lima) tahun mendatang.
Melalui penyusunan MPS diharapkan program dan kegiatan yang telah diidentifikasi pada tahapan SSK
dapat diimplementasikan dengan tepat, sesuai dengan prioritas, dan dengan mempertimbangkan
kendala dan kemampuan yang ada. Memorandum Program merupakan komitmen bersama antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka mempercepat
pelaksanaan pembangunan sanitasi permukiman.
Petunjuk Prakis Penyusunan Dokumen MPS ini berisikan mengenai tata cara penyusunan dokumen MPS,
yang mencakup penetapan program prioritas, penyusunan program dan anggaran jangka menengah dan
tahunan, dan pengelolaan program. Selain itu juga dijelaskan mengenai tata cara eksternalisasi dan
penggalangan komitmen dari para pihak yang terkait dengan percepatan pembangunan sanitasi
permukiman, baik di pusat maupun di daerah. Materi lainnya adalah penyiapan Proposal Pendanaan
dalam rangka mencari sumber pendanaan alternatif.
Petunjuk Praktis Penyusunan Dokumen MPS ini diharapkan dapat memberikan pedoman bagi anggota
Program Manajemen Unit (PMU), Program Implementation Unit (PIU), Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi
Provinsi dan Kab/Kota, Satuan Kerja (Satker), para fasilitator, dan para penggiat sanitasi.
Dengan Panduan yang menuntun penggunanya langkah demi langkah, diharapkan dapat dihasilkan
sebuah Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) yang lengkap, terpadu, berkomitmen, dan dapat
diimplementasikan secara tepat waktu dan tepat sasaran.


Jakarta, Desember 2012




Ir. M. Syukrul Amien
Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkkungan Permukiman
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementrian Pekerjaan Umum
Daftar Isi


    Pendahuluan
A. Penjelasan Rinci Outline MPS
B. Lampiran
   PT-01.MPS    :   KOMITMEN PROGRAM DAN PENGANGGARAN
   PT-02.MPS    :   PENYUSUNAN DESKRIPSI PROGRAM DAN PROPOSAL PENDANAAN
   PT-03.MPS    :   TINDAK LANJUT
   PT-04.MPS    :   PENULISAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI
   PT-05.MPS    :   PENULISAN MPS-TAHUNAN
PENDAHULUAN
Latar belakang
Setelah menyelesaikan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota, selanjutnya Kelompok
Kerja (Pokja) AMPL/Sanitasi Kabupaten/Kota akan melanjutkan pada tahap untuk dapat
mengimplementasi kan seluruh strategi yang telah disepakati. Rangkaian proses dan tahapan yang
diperlukan agar seluruh program dan kegiatan dapat direalisasikan dituangkan di dalam dokumen
Memorandum Program Sanitasi (MPS), baik terkait kepastian ketersediaan anggaran, persiapan untuk
tahap konstruksi ataupun repetisi tindak lanjut tahunan yang diperlukan.
Petunjuk mengenai tata cara penyusunan MPS ini telah disusun sebelumnya oleh Tim Teknis
Pembangunan Sanitasi (TTPS) pada tahun 2010 di dalam sebuah dokumen yang disebut sebagai Manual
Tahap D: Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi dan dokumen Manual Memorandum Program Sanitasi
Kabupaten / Kota (2011).
Pada versi Desember 2012 ini ada beberapa penyesuaian kecil terkait istilah, yang dilakukan agar lebih
mensinkronkan dengan Surat Edaran Mendagri 660/4919/SJ tentang Pedoman Pengelolaan PPSP.
Sebagaimana latar belakang disiapkannya Petunjuk Praktis Penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Petunjuk
Praktis Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota, maka Petunjuk Praktis Memorandum Program
Sanitasi ini juga disiapkan berdasarkan umpan balik dari pelaksanaan PPSP selama 2 tahun terakhir yang
mengindikasikan perlunya dokumen tambahan yang dapat digunakan oleh Pokja dan Fasilitator dalam
rangka penyusunan MPS secara tuntas dan sederhana, disamping lebih memfokuskan pada “proses”
supaya tercapainya komitmen program dan penganggaran, serta tindak lanjut yang perlu dilakukan
apabila terjadi “funding gap”.
Secara konseptual, dokumen MPS merupakan saringan akhir agar semua Program Kegiatan yang akan
diimplementasikan dapat dipastikan sumber pendanaannya serta memenuhi kaidah SMART (Specific –
jelas, tidak mengundang interpretasi, Measureable – terukur, Achieveable – dapat dicapai, Relevant –
informasi yang jelas bagi pengguna, Timely – tepat waktu).



Tujuan
Penerbitan Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi ini untuk dapat dijadikan
pegangan bagi Kelompok Kerja (Pokja) AMPL/Sanitasi di Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan Tahap 4
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yaitu penyusunan Memorandum
Program. Selain itu, Petunjuk ini juga diharapkan dapat menjadi pedoman dan referensi bagi fasilitator
dalam memfasilitasi Pokja dalam proses penyusunannya.



Kelengkapan Petunjuk Praktis
Petunjuk Praktis Penyusunan MPS ini disusun dengan struktur penulisan sebagai berikut:
   Bagian A : Penjelasan Rinci Outline MPS
Menjelaskan secara detail mengenai informasi dan data yang perlu ditampilkan dalam MPS. Penjelasan
rinci ini memberi acuan minimum informasi (standar minimum) yang perlu dihasilkan/dituliskan
berdasarkan “proses” yang telah dijalani untuk setiap Bab, sub-bab dan Lampiran di dalam dokumen
MPS.
      Bagian B : Petunjuk Teknis
Berisi penjelasan proses dan langkah-langkah dalam penyusunan tahapan MPS secara rinci untuk mile-
stone utama. Bagian ini dapat menjadi semacam “daftar centang’ (check-list) bagi Pokja guna
menyiapkan secara detail terkait proses penyiapan MPS. Bagian ini juga menekankan pada penjelasan
“apa” yang harus dilakukan, oleh “siapa”, “kapan”, dan sedikit penjelasan mengenai “mengapa”.
Bagian ini juga memberi penjelasan rinci mengenai tata cara pelaksanaan kegiatan atau analisis spesifik
yang perlu dilakukan untuk kegiatan utama penyusunan MPS. Selain itu, di bagian ini juga terdapat
referensi mengenai cara menindak lanjuti apabila masih terjadi kekurangan dana untuk implementasi
kegiatan (funding gap).

Pengguna Sasaran
Pengguna sasaran dari Petunjuk ini adalah Pokja Kabupaten/Kota. Namun demikian, mengingat fungsi
Provinsi untuk melakukan Koordinasi, Advokasi, Advisori, Fasilitasi, Supervisi dan Sinkronisasi, maka Pokja
Provinsi akan menarik banyak manfaat jika membaca Petunjuk ini. Selain itu, Petunjuk ini dapat
digunakan oleh Fasilitator untuk membantu proses fasilitasi yang akan dilakukan.

Ringkasan proses penyusunan MPS
Petunjuk Praktis yang disiapkan ini memadukan antara “proses” dan “produk”. Karena itu di samping
lebih banyak memberi panduan tentang bagaimana mencapai milestone-milestone, Petunjuk Praktis ini
juga mengindikasikan produk pada tiap-tiap milestone. Terdapat 5 (lima) milestone di dalam penyusunan
dokumen SSK yang digambarkan sebagai berikut:


    Milestone di dalam penyusunan MPS
                                                                         Lampiran:
                                    Bab 2:                        Penyiapan Deskripsi
                           Konsolidasi dan Komitmen               Program danProposal
                                   Program                             Pendanaan




           Bab1:                                       Bab 3:                           Tindak Lanjut Tahunan
    Review dan Penetapan                      Rencana Implementasi dan
      Program Prioritas                        Pengelolaan Program




Jadwal kegiatan
Proses penyusunan MPS idealnya dapat mulai dilakukan secara bersamaan dengan proses penyusunan
SSK, yaitu ketika mencapai proses input Bab 5 SSK Penyusunan Program dan Kegiatan, yang direncanakan
pada akhir bulan Agustus. Pada tahapan tersebut, team Pokja perlu banyak melakukan konsolidasi dan
konsultasi internal, baik dengan SKPD/Dinas Kabupaten/Kota terkait, maupun eksternal dengan tingkat
Pemerintah Provinsi ataupun Pusat. Pendekatan untuk mendapat dukungan dan partisipasi dari Dunia
Usaha dan masyarakat juga merupakan bagian proses yang paling menentukan optimasi dari penyusunan
MPS ini.
Secara konsep, dokumen MPS merupakan Dokumen Terbuka (rolling document) yang perlu selalu di
perbaharui sesuai kemajuan komitmen yang dicapai. Evaluasi Kegiatan dan tindak lanjut tahunan tetap
perlu dilakukan secara rutin ataupun periodik oleh Pokja setelah periode fasilitasi CF / PF selesai, dengan
sasaran agar semua Program Kegiatan yang sudah disepakati dapat ter-implementasi pada periode waktu
jangka Menengah ini.
Secara proses, target yang diharapkan dapat tercapai pada akhir periode fasilitasi MPS adalah disepakati
dan ditandatanganinya dokumen pokok MPS, yang berisi Nota Komitmen terkait implementasi program
terseleksi dan skedul penganggarannya, baik dari tingkat Kabupaten / Kota, Provinsi dan Pemerintah
Pusat. Apabila beberapa kegiatan masih belum ada komitmen sumber pendanaannya (Program dalam
“Daftar Tunggu”), maka Pokja perlu mempersiapkan deskripsi rinci Rencana Tindak Lanjut yang akan
dilakukan pada periode tahun-tahun selanjutnya, baik terkait “pemasaran” program tersebut maupun
langkah pengawalan untuk program yang sudah ada komitmennya.
JADWAL PELAKSANAAN PENYUSUNAN MPS
                                                                                    Bulan( Fasilitasi tahun n)                                                  Fasilitasi Periode Tahun (n+1)
No                                      Kegiatan
                                                                                   Okt        Nov          Des                Januari   Februari   Maret           April         Mei      Juni   Juli Agust Sept   Okt   Nov   Dec
1     Penyusunan Buku Putih Sanitasi
                                                                                 waktu penyusunan Buku Putih Sanitasi
                                                                                 waktu penyusunan SSK
 2    Penyusunan Dokumen SSK
2,1   Milestone 1: Penyiapan kerangka kerja pembangunan sanitasi                                                                        Awal proses
                                                                                                                                          MPS
2,2   Milestone 2: Penetapan strategi pembangunan sanitasi                       Bab 3, 4
2,3   Milestone 3: Penyusunan program dan kegiatan                                                                    Bab 5
      a. Penyusunan program dan kegiatan
      b. Konsultasi dengan Forum SKPD dan Tim Pengarah
      c. Konsultasi dengan DPRD
      d. Konsultasi dengan Provinsi
      e. Konsultasi dengan Satker
      f. Finalisasi program dan kegiatan
2,4   Milestone 4: Finalisasi SSK
                                                                                                                                                       waktu proses penyusunan MPS ideal
3     Penyusunan Dokumen MPSS




                                                                                                                   kesatuan proses perencanaan PPSP:     BPS - SSK - MPS

3     Penyusunan Dokumen MPSS

3,1   REVIEW dan PENETAPAN PROGRAM PRIORITAS                                                                                                                  Bab 1
      a. Review Program dan Kegiatan - konsolidasi
      b. Resume Permasalahan Sub-sektor sanitasi
      b. Resume Penetapan Sub sektor dan Program Prioritas
      d. Review Kebutuhan Anggaran dan Indikasi Potensi Pembiayaan
      e. Penyiapan Deskripsi Program utama

3,2   KONSOLIDASI dan KOMITMEN PROGRAM                                                                                                                                           Bab 2
      a. Kesepakatan dengan Forum SKPD / Eksekutif dan Legislatif Kab/Kota
      b. Draft Komitmen Program dan Penganggaran Tingkat kab/Kota
      c. Konsolidasi dan Presentasi Tingkat Provinsi




                                                                                                khusus untuk N+1
      d. Draft Komitmen Program dan Penganggaran Tingkat Provinsi
      e. Konsolidasi dan Presentasi Tingkat Pusat / K / L
      f. Draft Komitmen Program dan Penganggaran Tingkat Pusat / K / L
      g. Penandatangan Komitmen Program Jangka Menengah

3,3   RENCANA IMPLEMENTASI dan PENGELOLAAN PROGRAM                                                                                                              Bab 3
      a. Manajemen dan Organisasi Pelaksana
      b. Rencana Pengadaan Barang dan Jasa
      c. Rencana Monitoring dan Evaluasi Tahunan
      d. Tindak lanjut rencana implementasi Tahun n+2
                                                                                                                                                                      Lampiran
3,4   PENYIAPAN DESKRIPSI PROGRAM DAN PROPOSAL PENDANAAN
      a. Pemilahan lembar Tabel Program yang belum ada Komitmen-nya
      c. Lobby dan Presentasi dengan untuk unsur Non-Pemerintah (Swasta / LSM/
      Masyarakat / Donor)
      d. Draft Komitmen-1*) partisipasi Program unsur Non Pemerintah

3,5   TINDAK LANJUT TAHUNAN
      a. Pengawalan Penganggaran
      b. Fasilitasi terkait Rencana Tindak Tahun n+1 (oleh CF/PF/PMU/PIU)

      Catatan:
      Dokumen MPS merupakan dokumen "Terbuka" - yang akan selalu di update
 1
      sesuai progres / pencapaian yang ada
      Proses lebih dipentingkan - Laporan / "produk dokumen" hanya sebagai
 2
      pencatatan proses yang sudah dilaksanakan
A. PENJELASAN RINCI


OUT-LINE MEMORANDUM PROGRAM SANITASI
Program Percepatan Pembangunan
                            Sanitasi Permukiman
     (Logo
Kabupaten/Kota)                Tahun ………




MEMORANDUM PROGRAM SANITASI
Kabupaten / Kota ………………
Provinsi …………………………...




                  (bagian ini dapat diisi foto atau gambar)




                               DISIAPKAN OLEH:

           POKJA SANITASI KABUPATEN / KOTA …………
Kata Pengantar

   Kata Pengantar memberikan penjelasan ringkas atas isi, makna, dan manfaat yang ingin dicapai dengan
    dilakukannya penyusunan MPS:
   MPS merupakan dokumen kesepakatan yang terintegrasi dan berisi Prioritas Program Sanitasi Kabupaten/Kota, Nota
    Kesepakatan terkait komitmen dukungan dari berbagai pihak untuk implementasi program dan sumber
    pendanaannya, serta tahapan persiapan untuk implementasi
   Bagian ini juga memuat harapan dan arahan Bupati/Walikota sebagai pemegang kebijakan terkait tahap
    pembangunan sanitasi yang akan dituju dalam periode jangka pendek, menengah, dan panjang.
   Perlu disebutkan juga komitmen Bupati/Walikota untuk mengaplikasikan dokumen perencanaan strategis sanitasi
    yang telah disusun di dalam SSK dan MPS ini dengan memasukkan/mengintegrasikannya pada dokumen
    Perencanaan Daerah (RPJMD/Renstra/RPIJM dll.) serta siklus penganggaran reguler di Pemerintah Daerah.
   Harapan terkait manfaat dari proses penyusunan MPS ini
   Kata Pengantar ditandatangani Bupati/Walikota.
   Batasi jumlah halaman kata pengantar ini hanya 1 (satu) halaman.
   Hapus seluruh teks ini pada saat Kata Pengantar siap disusun
Kata Pengantar

Daftar Isi


BAB 1          PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan Tujuan (maks. 1 halaman)
1.2 Resume Permasalahan Sanitasi ( maks. 4 halaman)
        1.2.1   Permasalahan Air Limbah Permukiman
        1.2.2   Permasalahan Persampahan
        1.2.3   Permasalahan Drainase Lingkungan
        1.2.4   Permasalahan Prohisan
1.3 Resume Tujuan dan Sasaran Sampai Tahun 20xx ( maks. 2 halaman)
1.4 Resume Program Prioritas dan Justifikasinya (masing-masing maks. 2 halaman)
        1.4.1   Prioritas Air Limbah Permukiman
        1.4.2   Prioritas Persampahan
        1.4.3   Prioritas Drainase Lingkungan
        1.4.4   Prioritas Prohisan


BAB 2          MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH
2.1 Sumber Dana Pemerintah (masing-masing maks. 2 halaman)
      2.1.1   Lembar Kesepakatan Pemerintah Kab / Kota
      2.1.2   Lembar Kesepakatan Pemerintah Provinsi
      2.1.3   Lembar Kesepakatan Pemerintah Pusat
2.2 Sumber Dana Non Pemerintah (masing-masing maks. 2 halaman)
      2.2.1   Lembar Kesepakatan Partisipasi Swasta (Dunia Usaha / CSR / LSM)
      2.2.2   Lembar Kesepakatan Masyarakat
      2.2.3   Lembar Kesepakatan Lembaga Donor


BAB 3          RENCANA IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM
3.1 Manajemen dan Organisasi Pelaksana (maks. 2 halaman)
3.2 Rencana Pengadaan Barang dan Jasa (maks. 2 halaman)
3.3 Rencana Monitoring dan Evaluasi Tahunan (maks. 1 halaman)


LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Komitmen Program Jangka Menengah (kertas A3 – format excel, landscape)
L.1-A   Tabel Program Sanitasi Kab / Kota xx
L.1-B   Program dengan Kesepakatan Pemerintah Kab / Kota
L.1-C   Program dengan Kesepakatan Pemerintah Provinsi
L.1-D   Program dengan Kesepakatan Pemerintah Pusat
L.1-E   Program dengan Kesepakatan Partisipasi Swasta
L.1-F   Program dengan Kesepakatan Masyarakat
Lampiran 2: Program yang Belum Ada Komitmen Pendanaannya (kertas A3 – format
                  excel, landscape)
L.2-A     Daftar Program yang belum ada Kesepakatan Pendanaannya

Lampiran 3: Deskripsi Program Utama dan Proposal Pendanaan Alternatif
L.3-A     Deskripsi Program Utama
L.3-B     Proposal Pendanaan

Lampiran 4: Rencana Tindak Tahunan
L.4-A     Rencana Tindak Lanjut Implementasi Program Tahun (n+2)1
L.4-B     Rencana Tindak Persiapan Implementasi Program Tahun (n+3)


Daftar Tabel
Tabel 1.1         Permasalahan Utama Air Limbah Permukiman
Tabel 1.2         Permasalahan Utama Persampahan
Tabel 1.3         Permasalahan Utama Drainase Lingkungan
Tabel 1.4         Permasalahan Utama Prohisan
Tabel 1.5         Tujuan dan Sasaran Utama Sanitasi sampai 20xx
Tabel 1.6         Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Permukiman periode 20xx-20xx
Tabel 1.7         Prioritas Program dan Kegiatan Persampahan periode 20xx-20xx
Tabel 1.8         Prioritas Program dan Kegiatan Drainase Lingkungan periode 20xx-20xx
Tabel 1.9         Prioritas Program dan Kegiatan Prohisan periode 20xx-20xx
Tabel 3.1         Manajemen Implementasi dan Organisasi Pengelola
Tabel 3.2         Daftar Centang Kriteria Kesiapan Pengadaan Barang dan Jasa Tahun n+2 dan n+3
Tabel 3.3         Kesepakatan Tindak Lanjut MonEv Tahunan
Tabel L.1-A       Tabel Program dan Kegiatan Kabupaten / Kota xx
Tabel L.1-B       Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Pemerintah Kabupaten / Kota
Tabel L.1-C       Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Pemerintah Provinsi
Tabel L.1-D       Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Pemerintah Pusat
Tabel L.1-E       Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Partisipasi Swasta.
Tabel L.1-F       Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Partisipasi Masyarakat
Tabel L.1-G       Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Negara Donor
Tabel L.2-B       Daftar Program dan Kegiatan Yang Belum Ada Kesepakatan Pendanaannya
Tabel L.4-A       Rencana Tindak Lanjut Implementasi Program Tahun (n+2)
Tabel L.4-B       Rencana Tindak Persiapan Implementasi Program Tahun (n+3)

Daftar Peta
Peta 1.1           Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Permukiman periode 20xx-20xx
Peta 1.2           Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Persampahan periode 20xx-20xx
Peta 1.3          Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Drainase Lingkungan periode 20xx-20xx
Peta 1.4          Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Prohisan periode 20xx-20xx

Daftar Gambar


1
    Tahun n adalah asumsi tahun penyusunan SSK – dan n+1 adalah tahun dimulainya penyusunan MPS
Daftar Istilah
AMPL             Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
APBD             Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN             Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
AUSAID           Australian Aid Agency
BAKD             Bina Administrasi Keuangan Daerah
BAPP             Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan
Bappenas         Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BIP              Badan Investasi Pemerintah
BKK              Badan Kredit Kecamatan
BLUD             Badan Layanan Umum Daerah
BPP SPAM         Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
BUMD             Badan Usaha Milik Daerah
BUMN             Badan Usaha Milik Negara
CBO              Community-Based Organization
CDF              Community Development Funds
CDM              Clean Development Mechanism
CK               Cipta Karya
CLTS             Community-Led Total Sanitation
CSR              Corporate Social Responsibility
CSS              City Sanitation Strategy (SSK)
DAK              Dana Alokasi Khusus
DPA              Dokumen Pelaksanaan Anggaran
DAU              Dana Alokasi Umum
Dekon            Dana Dekonsentrasi
Depdagri         Departemen Dalam Negeri
Depkes           Departemen Kesehatan
Depkeu           Departemen Keuangan
DJPKD            Dirjen Perimbangan Keuangan Daerah
DPU              Departemen Pekerjaan Umum
DPR              Dewan Perwakilan Rakyat
DBH              Dana Bagi Hasil
ISSDP            Indonesia Sanitation Sector Development Program
INPRES           Instruksi Presiden
IndII            Indonesia Infrastructure Initiative
KPJM             Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah
KDH              Kepala Daerah
K/L              Kementerian dan Lembaga
KLH              Kementerian Negara Lingkungan Hidup
KUA              Kebijakan Umum Anggaran
KUR              Kredit Usaha Rakyat
KSM              Kelompok Swadaya Masyarakat
KPS              Kerjasama Pemerintah Swasta
LPDB             Lembaga Pengelola Dana Bergulir
LSM              Lembaga Swadaya Masyarakat
MBR              Masyarakat berpenghasilan rendah
MDG              Millennium Development Goals
Musrenbang    Musyawarah Perencanaan Pembangunan
NGO           Non-Governmental Organization
O&M           Operation and Maintenance
OBA           Output-Based Aid
PAD           Pendapatan Asli Daerah
PBK           Penganggaran Berbasis Kinerja
PD            Perusahaan Daerah
PDB           Produk Domestik Bruto
PDAM          Perusahaan Daerah Air Minum
PBB           Pajak Bumi dan Bangunan
PD-PAL        Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah Permukiman
Perda         Peraturan Daerah
Pemda         Pemerintah Daerah
Permendagri   Peraturan Menteri Dalam Negeri
PPSP          Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
PNPM          Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Prohisan      Promosi Higin dan Sanitasi
Pokja         Kelompok Kerja
PP            Peraturan Pemerintah
PPAS          Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
PPP           Public-Private Partnership
PT            Perseroan Terbatas
PU            Pekerjaan Umum
RKA           Rencana Kerja Anggaran
RKP           Rencana Kerja Pemerintah
RKPD          Rencana Kerja Pemerintah daerah
RKA K/L       Rencana Kerja Anggaran Kementrian dan Lembaga
RPIJM         Rencana Pembangunan Induk Jangka Menengah
RPJMD         Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPJMN         Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
SILPA         Sisa Lebih Penggunaan Anggaran
SKPD          Satuan Kerja Perangkat Daerah
Sanimas       Sanitasi berbasis Masyarakat
SSK           Strategi Sanitasi Kota
SPM           Standar Pelayanan Minimal
Satker        Satuan Kerja
TA            Technical Assistance
TPA           Tempat Pemrosesan Akhir
ToR           Terms of Reference, Kerangka Kerja
TP            Dana Tugas Pembantuan
TAPD          Tim Anggaran Pemerintah Daerah
TPS           Tempat Penampungan Sementara
UU            Undang-undang
UMKM          Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
USAID         United States Aid Agency
UKM           Usaha Kecil Menengah
WASPOLA       Water and Sanitation Policy Action Planning Project
WSP-EAP       Water and Sanitation Program–East Asia and the Pacific
BAB 1            PENDAHULUAN
    Petunjuk Umum:
   Bab ini berisi penjelasan singkat terkait Latar Belakang, Maksud dan Tujuan penyusunan MPS, resume
    permasalahan serta program prioritas Sanitasi Kab /Kota. Isi dari sub bab 1.2 dan 1.3 lebih merupakan
    finalisasi data yang di resume kan dari dokumen Buku Putih (BP) dan Strategi Sanitasi Kab/Kota (SSK)
   Minimum informasi yang harus tersedia adalah Tabel / Peta / Gambar yang tercantum didalam boks.
   Pokja dapat menambahkan informasi yang dirasa relevan dan penting dalam penyusunan MPS ini,
    tetapi di rekomendasikan batasi jumlah halaman Bab 1.1 maksimal 1 halaman, Bab 1.2 maks 4
    halaman dan Bab 1.3 maks masing-masing sub 2 halaman .
   Penjelasan atau data yang lebih rinci dapat dimasukkan di dalam lampiran.
   Cantumkan dengan jelas Rujukan Sumber Data dalam bentuk “foot note” atau tulisan dibawah Tabel /
    Gambar

   Block dan hapus seluruh teks dan Boks ini setelah Bab 1 selesai disusun


    1.1 Maksud dan Tujuan
    Petunjuk Umum:
   Sub-bab ini berisi uraian maksud penyiapan MPS, resume tahapan yang sudah dilakukan sebelumnya
    serta kegiatan / tindak lanjut yang akan dilakukan secara regular tahunan setelah selesainya penyiapan
    dokumen ini.
   Tujuan pokok dari memorandum ini juga diuraikan secara singkat, termasuk makna dan batasan
    komitmen dari semua pihak terkait untuk dukungan implementasi strategi bagi program dan kegiatan
    sanitasi yang telah di konsolidasikan.
   Batasi penulisan maksimal 1 (satu) halaman.

    Output:
    Uraian singkat


    1.2 Resume Permasalahan Sanitasi
    Petunjuk Umum:
    Sub-bab ini berisi deskripsi permasalahan utama untuk masing-masing dalam bentuk tabel.
    Secara umum deskripsi ini merupakan data yang di resumekan dari Buku Putih.

    Output:
    Tabel 1.1: Permasalahan Utama Air Limbah Permukiman
    Tabel 1.2: Permasalahan Utama Persampahan
    Tabel 1.3: Permasalahan Utama Drainase Lingkungan
    Tabel 1.4: Permasalahan Utama Prohisan
1.3 Resume Tujuan dan Sasaran Sampai Dengan Tahun 20xx
    Petunjuk Umum:
    Sub-bab ini berisi deskripsi tujuan dan sasaran utama untuk masing-masing dalam bentuk tabel.
    Deskripsi ini merupakan data yang di resumekan dari dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota dan
    mengacu kepada sasaran PPSP, Standar Pelayanan Minimum (SPM), target MDGs dan dokumen
    Perencanaan Jangka Menengah Pemerintah yang terkait.

    Output:
    Tabel 1.5: Tujuan dan Sasaran Utama Sanitasi



    1.4 Program Prioritas dan Justifikasinya
    Petunjuk Umum:
    Sub-bab ini berisi:
   Uraian singkat terkait alasan adanya kebutuhan untuk menetapkan program yang diprioritaskan untuk
    masing-masing aspek.
   Uraian singkat yang mendukung kenapa suatu program menjadi prioritas dengan justifikasi tinjauan
    dari aspek Teknis, Keuangan Daerah, Ekonomi, dan kesinkronan program dengan NSPK Provinsi dan
    Pusat. Justifikasi masing-masing program prioritas utama tersebut juga ditekankan untuk memenuhi
    sasaran PPSP, SPM, RPJMD dan MDG’s.
   Secara umum sub bab ini merupakan data yang di resumekan dari SSK dan disetujui secara penuh oleh
    anggota Pokja serta SKPD terkait.
   Sebagai tahapan awal, tetapkan maksimal 4 program prioritas permasing sektor .
   Petunjuk pelaksanaan sub bab ini dapat dilihat pada “Manual MP-02: Penetapan Program Prioritas”

    Output:
    Uraian singkat

    1.4.1     Air Limbah Permukiman
    Sub ini berupa uraian singkat dan tabel - yang berisi maksimum 4 program Air Limbah Permukiman
    yang akan di prioritaskan pencapaiannya, berikut justifikasi nya. Penetapan program prioritas
    (termasuk Kegiatan pendukung) mengacu ke Daftar Program Kegiatan dari SSK yang telah
    dikonsolidasikan ke semua Dinas/Instansi terkait, dan dengan mempertimbangkan aspek kebutuhan
    mendesak serta kemampuan anggaran.
    Evaluasi program prioritas lanjutan (ke 4 dst) akan ditelaah pada Program MPS tahunan.
    Lampirkan juga Peta yang menunjukkan lokasi rencana program tersebut.

    Output:
    Tabel 1.6 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Permukiman periode 20xx-20xx
    Peta 1.1 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Permukiman periode 20xx-20xx



    1.4.2     Persampahan
    Sub-bab ini berupa uraian singkat dan tabel yang berisi maksimum 4 program Persampahan yang akan
    di prioritaskan pencapaiannya pada periode 20xx-20xx, berikut justifikasi nya.
     Lampirkan juga Peta yang menunjukkan lokasi rencana program tersebut.
Output:
Tabel 1.7 Prioritas Program dan Kegiatan Persampahan periode 20xx-20xx
Peta 1.2 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Persampahan periode 20xx-20xx



1.4.3     Drainase Lingkungan
Sub-bab ini berupa uraian singkat dan tabel - yang berisi maksimum 3 program Drainase Lingkungan
yang akan di prioritaskan pencapaiannya pada periode 20xx-20xx, berikut justifikasi nya.
 Lampirkan juga Peta yang menunjukkan lokasi rencana program tersebut.

Output:
Tabel 1.8 Prioritas Program dan Kegiatan Drainase Lingkungan periode 20xx-20xx
Peta 1.3 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Drainase Lingkungan periode 20xx-20xx



1.4.4     Prohisan
Sub-bab ini berupa uraian singkat dan tabel yang berisi maksimum 3 program Prohisan yang akan di
prioritas kan pencapaiannya pada periode 20xx-20xx, berikut justifikasi nya.
 Lampirkan juga Peta yang menunjukkan lokasi rencana program tersebut.

Output:
Tabel 1.9 Prioritas Program dan Kegiatan Aspek Prohisan periode 20xx-20xx
Peta 1.4 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Prohisan periode 20xx-20xx
BAB 2          MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH

    2.1 Sumber Dana Pemerintah
    Petunjuk Umum:
   Berupa Nota Kesepakatan / Memorandum Program, yang berisi resume umum dukungan untuk
    implementasi Program dan Kegiatan yang di danai dari sumber Dana Pemerintah, baik tingkat internal
    Kab/Kota, antara Kab/Kota dengan Provinsi dan Pusat.
   Sebutkan pada Nota tersebut bahwa Detail Komitmen Program Jangka Menengah yang disepakati
    mengacu pada Tabel excel dari Lampiran 1.
   Pada sub bab pengantar ini uraikan dengan singkat Proses sampai dengan tercapainya Nota
    Kesepakatan ini, misal pertemuan yang sudah dilakukan ataupun catatan-catatan khusus serta tindak
    lanjut yang disepakati untuk dilakukan.
   Lembar Kesepakatan ini bersifat “TERBUKA”, yaitu memungkinkan ditambah dengan kesepakatan-
    kesepakatan baru yang dicapai sejalan perkembangan proses “pemasaran” untuk penganggaran bagi
    program kegiatan lainnya.
   Batasi penulisan maksimal 2 (dua) halaman untuk tiap Lembar Kesepakatan

   Referensi:
   Referensi proses terkait tahapan ini dapat mengacu ke:
   Petunjuk Teknis PT-01 “Komitmen Program dan Penganggaran”

    Output:
    Uraian singkat, terkait proses Nota Kesepakatan yang sudah dicapai untuk dukungan implementasi
    Program / Penganggaran dari sumber Dana Pemerintah


    2.1.1   Lembar Kesepakatan Pemerintah Kabupaten/Kota
   Merupakan Lembar Komitmen Kab/Kota terkait Program Sanitasi Jangka Menengah.
   Versi awal dari Nota ini hendaknya merupakan hasil kajian setelah dilakukan proses konsultasi internal
    Kab/Kota dengan forum SKPD/Eksekutif dan Team Anggaran, sedangkan versi final hendaknya
    merupakan hasil kajian setelah dilakukan konsultasi pada tingkat Provinsi, Pusat ataupun sumber
    pendanaan lain yang sudah dilakukan.
   Sebutkan bahwa Lembar ini mengacu ke Tabel yang berisi daftar Program dan Kegiatan serta deskripsi
    rinci yang diletakkan pada Lampiran L.1-B.
   Tabel L.1-A berisi lembar Keseluruhan program Sanitasi dari Kab/Kota xx – baik yang sudah ada
    kesepakat pendanaannya ataupun belum ada kesepakatannya.

    Output:
    Nota Kesepakatan - yang berisi uraian proses dan kesepakatan dukungan rencana Program dan
    penganggaran pada tingkat Kab/Kota.
    Ditandatangani oleh Bupati / Walikota.
2.1.2   Lembar Kesepakatan Pemerintah Provinsi
   Merupakan Lembar Kesepakatan terkait Komitmen dukungan Program dan stimulan Penganggaran dari
    Pemerintah Provinsi – yaitu setelah mempertimbangkan hasil konsultasi dalam Forum Pra-Lokakarya
    dan forum Lokakarya dengan Pokja Provinsi dan SKPD Provinsi terkait.
   Sebutkan bahwa Nota ini mengacu ke Tabel yang berisi detail Program dan Kegiatan serta deskripsi rinci
    yang diletakkan pada bagian Lampiran L.1-C.

    Output:
    Nota Kesepakatan, yang berisi uraian proses dan kesepakatan dukungan Program / Penganggaran antar
    pemangku kepentingan dari tingkat Provinsi.
    Ditandatangani oleh Bupati / Walikota dan Gubernur.



    2.1.3   Lembar Kesepakatan Pemerintah Pusat
   Merupakan Lembar Kesepakatan terkait Komitmen dukungan Program dan stimulanPenganggaran dari
    level Pusat – yaitu setelah mempertimbangkan hasil konsultasi dengan Pokja AMPL dan Kementerian /
    Lembaga terkait- ataupun dengan perwakilan K/L pada tingkat Provinsi, yaitu para Satker.
   Sebutkan bahwa Nota ini mengacu ke Tabel yang berisi daftar Program dan Kegiatan serta deskripsi rinci
    yang diletakkan pada bagian Lampiran L.1-D.

    Output:
    Nota Kesepakatan, yang berisi uraian proses Kesepakatan serta komitmen dukungan Program /
    Penganggaran untuk Kab / Kota pada tingkat Pusat / K / L.
    Ditandatangani oleh Bupati / Walikota, Gubernur dan Dirjen terkait / Satker.




    2.2 Sumber Non Pemerintah
    Petunjuk Umum:
   Berisi uraian terkait resume umum Nota Kesepakatan / Memorandum Program dukungan implementasi
    bagi Program dan Kegiatan yang dari unsur Non Pemerintah. Klasifikasi dukungan ini termasuk dari
    unsur Partisipasi Swasta, maupun dari kontribusi masyarakat, baik tingkat internal Kab/Kota, Provinsi
    atau Nasional.
   PENTING ditekankan bahwa dukungan dari unsur Non Pemerintah tidak selalu dalam bentuk
    PENDANAAN, tetapi dimungkinkan juga dalam bentuk dukungan lainnya, seperti penyediaan lahan,
    pengadaan Barang / Jasa yang dilakukan secara langsung, kesediaan untuk mengelola dll. Untuk itu
    format kesepakatan dari Sumber Non Pemerintah ini hendaknya fleksible dan bisa mengakomodir
    kepentingan bersama.
   Sebutkan pada Nota tersebut bahwa Detail Komitmen Program Jangka Menengah yang disepakati
    mengacu pada Tabel excel dari Lampiran 1.
   Uraikan dengan singkat pada sub bab ini proses sampai dengan tercapainya Nota Kesepakatan ini, misal
    pertemuan yang sudah dilakukan ataupun catatan-catatan khusus terkait Nota ini serta tindak lanjut
    yang disepakati untuk dilakukan.
   Referensi:
   Referensi proses terkait tahapan ini dapat mengacu ke Manual MP-06 “Komitmen atas Program dan
    Anggaran” dan Petunjuk Teknis PT-03 “Tindak Lanjut”.

    Output:
    Uraian singkat,terkait proses Nota Kesepakatan yang sudah dicapai untuk dukungan implementasi
    Program / Penganggaran dari sumber Dana Non Pemerintah.




    2.2.1 Lembar Kesepakatan Partisipasi Swasta (Dunia Usaha / CSR / LSM)
   Berisi Lembar Kesepakatan terkait komitmen dukungan untuk implementasi suatu Program dan/atau
    komitmen untuk stimulan Penganggaran sebagai unsur Partisipasi dari Swasta – baik dari Dunia Usaha
    / terkait CSR ataupun dari unsur LSM.
   Sebutkan bahwa Nota ini mengacu ke Tabel yang berisi daftar Program dan Kegiatan serta deskripsi rinci
    yang diletakkan pada bagian Lampiran L.1-E

    Catatan:
    1) Secara umum, penggalangan dana dari aspek Partisipasi Swasta memerlukan proses waktu yang
        lebih panjang. Tercapainya komitmen / kesepakatan biasanya merupakan hasil akhir setelah melalui
        proses penyiapan Project Digest, sosialisasi dan loby.
    2) Bentuk komitmen kesepakatan sebaiknya fleksibe lsehingga dapat diterima dengan nyaman oleh
        kedua belah pihak. Apabila ada beberapa komitmen dengan berbagai sumber pendana, bisa
        disiapkan masing-masing kesepakatan secara spesifik, sesuai kesepakatan dengan calon sumber
        pemberi dana
    3) Kosongkan lembar ini apabila belum ada komitmen.

    Output:
    Nota Kesepakatan,
    yang berisi uraian proses Kesepakatan serta komitmen dukungan Program / Penganggaran untuk Kab /
    Kota dari unsur Partisipasi Swasta.
    Ditandatangani oleh Bupati / Walikota ataupun perwakilan yang tepat, dan unsur perwakilan Swasta
    (Dunia Usaha / CSR / LSM). Format Nota disesuaikan dengan kesepakatan pihak terkait.



    2.2.2   Lembar Kesepakatan Masyarakat
   Berisi Lembar Kesepakatan terkait dukungan masyarakat dalam proses implementasi suatu Program atau
    kegiatan. Sebutkan bahwa Nota ini mengacu ke Tabel yang berisi daftar Program dan Kegiatan serta
    deskripsi rinci yang diletakkan pada bagian Lampiran L.1-F.

    Tahapan Proses:
     Penyiapan Daftar Program dan Kegiatan yang memungkinkan adanya kontribusi / kesepakatan dari
       unsur masyarakat (misal terkait masalah lahan untuk Sanimas, 3R, ataupun program terkait STBM
       lainnya)
     Penjajagan awal kepada masyarakat terkait
     Sosialisasi Program Brief dan presentasi singkat
   Penjajagan Lanjutan, rapat koordinasi dengan unsur Masyarakat / Kelompok Masyarakat terkait ,
        penetapan bentuk kontribusi yang dapat dilakukan
       Penyiapan Draft Nota Kesepakatan dan konsultasi
       Penyiapan Nota Kesepakatan dukungan program / kegiatan

    Catatan:
     Komitmen atau kontribusi masyarakat ini tidak selalu dalam bentuk dukungan uang, tetapi bisa
        dalam bentuk kesepakatan untuk menghibahkan tanah, kesediaan untuk berpartisipasi dalam suatu
        kegiatan ataupun dalam bentuk kesediaan untuk pengelolaan Pasca Konstruksi.
     Bentuk komitmen bisa fleksibel, tergantung kesepakatan yang diterima kedua belah pihak. Apabila
        ada beberapa kelompok maka masing-masing bisa dibuat kesepakatan yang fleksibel.
     Kosongkan lembar ini apabila belum ada komitmen.

    Output:
    Nota Kesepakatan, yang berisi uraian proses Kesepakatan serta komitmen dukungan Program /
    Penganggaran untuk Kab / Kota dari unsur kontribusi masyarakat. Ditandatangani oleh Bupati /
    Walikota/unsur perwakilan Kab/Kota dan unsur Masyarakat / Kelompok Masyarakat.


    2.2.3   Lembar Kesepakatan Lembaga Donor
   Merupakan Lembar Kesepakatan terkait dukungan Lembaga Donor dalam proses implementasi suatu
    Program atau kegiatan. Sebutkan bahwa Nota ini mengacu ke Tabel yang berisi daftar Program dan
    Kegiatan serta deskripsi rinci yang diletakkan pada bagian Lampiran L.1-G

    Tahapan Proses:
     Pemilahan Daftar Program dan Kegiatan yang cocok dengan kriteria yang di syaratkan untuk
       program bantuan Lembaga Donor
     Penjajagan awal kepada perwakilan Lembaga Donor, biasanya melalui koordinator dari unsur K/L
       pemerintah Pusat
     Penyiapan Deskripsi Program sesuai kriteria yang disyaratkan dan presentasi singkat
     Penjajakan Lanjutan, rapat koordinasi
     Penandatanganan Kesepakatan untuk mengikuti program / kegiatan bantuan dari unsur Lembaga
       Donor

    Catatan:
    Secara umum, penggalangan dana dari Negara Donor tidak memungkinkan dilakukan secara langsung
    oleh Kab/Kota. Satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan memantau dan memonitor informasi
    program bantuan dari Lembaga Donor yang akan / sudah berjalan.
    Sub bab ini berisi lembar kesepakatan apabila sudah ada komitmen dengan sumber dari Lembaga Donor.
    Kosongkan lembar ini apabila belum ada komitmen.

    Output:
    Nota Kesepakatan, terkait komitmen dukungan Program / Penganggaran dari unsur Lembaga Donor.
    Ditandatangani oleh Bupati / Walikota, perwakilan Pusat dan Lembaga Donor (tergantung prosedur
    administrasi yang berlaku).
BAB 3          RENCANA IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM
    Petunjuk Umum:
   Bab ini berisi uraian rencana tindak lanjut setelah adanya Komitmen / Nota Kesepakatan - terkait
    tahap persiapan untuk implementasi dan pengelolaan program.
   Sub bab terkait MonEv lebih ditekankan sebagai strategi untuk memastikan bahwa semua Program
    Kegiatan yang telah dikonsolidasikan dan disinkronkan dapat diimplementasikan sesuai skedul rencana
    – sesuai kondisi ter update
   Minimum informasi yang harus tersedia adalah Tabel /uraian yang tercantum didalam boks.
   Pokja dapat menambahkan informasi yang dirasa relevan dan penting dalam penyusunan MPS ini,
    tetapi di rekomendasikan batasi jumlah halaman Bab 3 maksimal 5 (lima) halaman.
   Penjelasan atau data yang lebih rinci dapat dimasukkan di dalam lampiran.
   Cantumkan dengan jelas Rujukan Sumber Data dalam bentuk “catatan kaki” atau tulisan dibawah Tabel
    / Gambar (misal: SSK – bab 3 dst.)

    Referensi:
    Petunjuk Teknis PT.03 – Tindak Lanjut
    Block dan hapus seluruh teks dan Boks ini setelah Bab 3 selesai disusun


    3.1 Manajemen dan Organisasi Pengelola
   Petunjuk Umum:
 Terkait Manajemen Implementasi:
1. Sub bab ini berisi klarifikasi dan pendetailan - terkait semua kesiapan manajemen yang perlu dilakukan
   dalam rangka persiapan tahap implementasi.
2. Prioritaskan persiapan manajemen yang terkait Langkah Prosedural Pengadaan Barang dan Jasa
   Pemerintah untuk tahap implementasi Program Kegiatan tahun n+2 dan n+3 yang sudah ada komitmen
   penganggarannya.
3.
 Terkait Organisasi Pengelola:
1. Penjelasan terkait Organisasi Pengelola yang perlu dipersiapkan dalam rangka mendukung persiapan
   implementasi, seperti Kelompok Pengelola Sanimas / 3R, pemisahan Operator / Regulator, ataupun
   Organisasi lain yang di syaratkan sesuai “kriteria kesiapan” (readiness criteria).
2. Rincian aspek Organisasi Pengelola ini termasuk pemastian kesiapan SKPD / Dinas yang akan
   melaksanakannya.

    Tahapan Proses:
   Dari daftar program dan kegiatan, di pilah kegiatan yang terkait aspek manajerial dan kelembagaan
    yang perlu dipersiapkan / ditindak lanjuti oleh internal Kab / Kota dalam rangka persiapan tahap
    implementasi.
   Pemilahanan khususnya terkait persiapan implementasi pekerjaan infrastruktur yang sudah ada Nota
    Kesepakatan Penganggaran-nya.

    Output:
    Tabel 3.1 Manajemen Implementasi dan Organisasi Pengelola
3.2 Rencana Pengadaan Barang dan Jasa
    Petunjuk Umum:
   Berisi Uraian singkat dan Tabel Daftar centang Kriteria Kesiapan dan rincian kegiatan yang perlu
    dilakukan agar Rencana Pengadaan Barang dan Jasa yang sudah ada Nota Kesepakatan
    Penganggarannya dapat ter-realisasi sesuai skedul rencana, terutama untuk sumber dana dari
    Pemerintah.
   Secara umum evaluasi dan updating terkait sub bab ini dilakukan secara berulang pada tiap tahunnya.
   Sedangkan pada dokumen”master” ini, penulisan sub-bab difokuskan pada kegiatan rencana Pengadaan
    Barang dan Jasa untuk tahun n+2 dan utamanyauntuk tahun n+3 terlebih dahulu. Rencana pengadaan
    untuk tahun n+4 akan ditindak lanjuti secara lebih detail pada Dokumen MPS Tahunan.
   Termasuk kegiatan ini a.l distribusi Deskripsi Program yang diperlukan untuk penyiapan KAK ke
    Dinas/SKPD terkait, Provinsi, Pusat atau penyandang anggaran lainnya.
   Satu hal yang paling utama adalah rencana tindak untuk memastikan agar semua rencana Kegiatan
    yang sudah ada Kesepakatannya dapat dikawal sehingga masuk dalam proses Penganggaran yang
    legal, termasuk Tahapan Musrenbang, di adopsi pada RPIJM dll.

    Output:
    Tabel 3.2 - Daftar Centang Kriteria Kesiapan Pengadaan Barang dan Jasa Tahun n+2 dan n+3
    (khusus sumber dana dari Pemerintah)


    3.3 Rencana Monitoring dan Evaluasi Tahunan
    Berisi uraian Rencana dan macam kegiatan Monitoring dan Evaluasi yang akan dilakukan secara
    berulang tiap tahunan dengan fokus agar semua Program Kegiatan Rencana dapat diimplementasikan
    secara optimum – baik dari kesiapan penganggaran maupun administrasi pendukungnya.
    Aktifitas MonEv ini akan ditinjau secara rutin pada Dokumen MPS tahunan.
    Salah satu bahasan yang perlu ditetapkan pada dokumen ini terkait Dinas atau Kelompok mana yang
    akan melaksanakan fungsi kegiatan MonEv tahun mendatang – apakah masih akan dilakukan oleh
    Pokja Sanitasi, dibawah koordinasi langsung Bappeda atau oleh Badan tertentu.
    Secara umum Evaluasi harus dapat memberikan informasi mengenai:
       STRATEGI:Apakah yang dilakukan sudah benar
       OPERASI: Apakah cara yang ditempuh sudah benar
       PEMBELAJARAN: Apakah ada cara yang lebih baik

    Output:
    Tabel 3.3 - Kesepakatan Tindak Lanjut MonEv Tahunan
Lampiran

    Lampiran 1: Komitmen Program Jangka Menengah
    Petunjuk umum:
   Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan yang sudah di sinkronkan dan di koordinasikan dengan
    pemangku kepentingan terkait, dan utamanya sudah ada Kesepakatan / Komitmen untuk dukungan
    dalam implementasi-nya dari berbagai sumber pendana.
   Pada bagian bawah Tabel Kesepakatan ini ditandatangani oleh Pokja dan Dinas terkait, baik pada
    tingkat Kab/Kota, Provinsi, Pusat ataupun sumber pendana lainnya.
   Format Tabel dalam file Excel, dibuat dalam kertas A3 – dengan layout “Landscape”
   Uraian dan penjelasan secara umum terkait Lembar Kesepakatan dukungan diuraikan pada Bab 2
    diatas.
    Tahapan dan petunjuk lebih lengkap dapat mengacu ke seri Petunjuk Teknis PT-01.MPS “Komitmen
    Program dan Penganggaran”



    L.1-A Tabel Keseluruhan Program Sanitasi Kab / Kota xx
   Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan versi lengkap dan di adopsi dari Dokumen SSK. Secara
    umum keseluruhan Program dan Kegiatan tersebut sudah melalui proses penyinkronan dan koordinasi
    antar SKPD / pemangku kepentingan pada tingkat Kab/Kota. Tampilan tabel secara menyeluruh ini
    ditujukan agar para pengambil keputusan dapat melihat kebutuhan semua Program dan Indikasi
    Penganggaran yang diperlukan pada periode Jangka Menengah – yaitu pelaksanaan yang diperlukan
    agar tujuan dan sasaran yang ditetapkan pada perencanaan strategis sanitasi Kab/Kota dapat di capai.
   Tabel ditandatangani oleh Pokja Kab/Kota

    Tahapan Proses:
     Adopsi dari dokumen SSK – yaitu setelah melalui Review akhir untuk penjaminan kualitas.

    Output:
    Tabel L.1-A: Tabel Program Sanitasi Kabupaten / Kota xx



    L.1-B Tabel Program dengan Kesepakatan Pemerintah Kab / Kota
   Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan yang sudah di sinkronkan dan di koordinasikan antar
    SKPD / pemangku kepentingan terkait tingkat Kab/Kota , dan utamanya sudah ada Kesepakatan
    /komitmen untuk dukungan dalam implementasi-nya dari Pemerintah Kab / Kota.
   Tabel ini merupakan deskripsi detail terkait lembar komitmen Bab 2.1.1.
   Tabel ditandatangani oleh Pokja Kota dan SKPD terkait

    Tahapan Proses:
     Pemilahan program dan Kegiatan prioritas yang akan dibiayai sendiri dengan APBD Kab/Kota –
       pertimbangkan justifikasi kemampuan dan komitmen alokasi anggaran Kab/Kota
     Internalisasi dan konsultasi ke SKPD terkait, Tim Pengarah, Tim Anggaran dan Panitia Anggaran
   Kesepakatan strategi alternatif apabila diperlukan dukungan dana stimulan diluar APBD Kab/Kota
       Konsultasi dengan Provinsi, Pusat dan sumber Non-Pemerintah lainnya – capai kesepakatan
        dukungan untuk usulan Program Kegiatan yang sesuai tupoksi / NSPK masing-masing.
       Review alokasi pendanaan APBD KK terkait hasil konsolidasi eksternal
       Finalisasi Program Kegiatan yang akan didanai oleh APBD Kab/Kota
       Penyiapan Nota Komitmen Kab/Kota
       Diseminasi Program dan Kegiatan Prioritas (terkait lembar komitmen Bab 2.1.1)

    Output:
    Tabel L.1-B: Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Pemerintah Kabupaten / Kota




    L.1-C Tabel Program dengan Kesepakatan Pemerintah Provinsi
   Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan yang sudah ada Kesepakatan / komitmen untuk
    dukungan implementas-nyai dari Pemerintah Provinsi.
   Tabel ini merupakan deskripsi detail terkait lembar komitmen Bab 2.1.2
   Tabel ditandatangani oleh Pokja Kab/Kota, Pokja Provinsi dan Dinas/SKPD Provinsi terkait.

    Tahapan Proses:
     Pemilahan program dan Kegiatan yang sinkron dengan NSPK Provinsi dan Rensta / Renja SKPD /
       Dinas terkait
     Koordinasi dengan Pokja Provinsi terkait skedul konsultasi
     Penyiapan materi presentasi dan konsultasi
     Konsultasi dan presentasi dengan Pimpinan SKPD terkait dan Jajarannya
     Konsolidasi masukan dan revisi Program dan Kegiatan Prioritas yang akan didukung
       implementasinya oleh Provinsi
     Diseminasi Program dan Kegiatan Prioritas yang sinkron dan disepakati untuk mendapat dukungan
       dari Provinsi
     Penyiapan draft penandatanganan komitmen

    Output:
    Tabel L.1-C Daftar Program dengan Kesepakatan Pemerintah Provinsi



    L.1-D Tabel Program dengan Kesepakatan Pemerintah Pusat
   Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan yang sudah ada Kesepakatan / komitmen untuk
    dukungan implementasi-nya dari Pemerintah Pusat / Perwakilan Pemerintah Pusat (Satker).
   Tabel ini merupakan deskripsi detail terkait komitmen Bab 2.1.3
   Tabel ditandatangani oleh Pokja Kab/Kota, Pokja Provinsi dan Dinas/SKPD Provinsi terkait.

    Tahapan Proses:
     Pemilahan program dan Kegiatan yang sinkron dengan NSPK K/L dan Rensta / Renja K/L terkait
     Koordinasi dengan Satker Provinsi terkait untuk penetapan skedul konsultasi *
        *) kegiatan ini akan di fasilitasi oleh Pokja Provinsi
   Penyiapan materi presentasi dan konsultasi **)
        **)format usulan disesuaikan dengan standar per masing-masing terkait, sebagai misal untuk
        bidang keciptakaryaan maka format harus sesuai dengan standar dokumen RPIJM.
       Sesi konsultasi dan koordinasi dengan Satker Provinsi terkait
       Konsolidasi masukan dan revisi Program dan Kegiatan Prioritas yang sesuai dengan NSPK Pusat
       Diseminasi Program dan Kegiatan Prioritas yang sinkron dan disepakati untuk mendapat dukungan
        dari Tingkat Pusat

    Output:
    Tabel L.1-D Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Pemerintah Pusat



    L.1-E Tabel Program dengan Kesepakatan Partisipasi Swasta
   Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan yang sudah ada Kesepakatan / komitmen untuk
    dukungan dalam implementasi-nya dari unsur Partisipasi Swasta, baik dari unsur Dunia Usaha (CSR /
    Konsep Kerjasama Pemerintah Swasta) ataupun dari NGO dengan wakil swasta dan instansi berwenang.
   Tabel ini merupakan deskripsi detail terkait lembar komitmen Bab 2.2.1
   Tabel kesepakatan ditandatangani unsur berwenang atau terkait, baik oleh Pokja Kab/Kota / Provinsi
    ataupun dan Dinas/SKPD.
   Kosongkan Tabel ini apabila masih belum ada kesepakatan dengan unsur Partisipasi Swasta ini.

    Tahapan Proses:
     Pemilahan program dan Kegiatan yang sinkron dan memungkinkan dilakukan partisipasi dari Swasta
       (Dunia Usaha / CSR / LSM)
     Penjajagan awal / lobby terkait skenario bentuk partisipasi
     Penyiapan proposal, presentasi dan konsolidasi
     Konsolidasi masukan dan revisi skenario kerjasama / partisipasi
     Diseminasi Program partisipasi dengan instansi terkait
     Penyiapan draft penandatanganan komitmen kerjasama / partisipasi

    Output:
    Tabel L.1-E Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Partisipasi Swasta.


    L.1-F   Tabel Program dengan Kesepakatan Masyarakat
   Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan yang sudah ada Kesepakatan /komitmen untuk
    dukungan dalam proses implementasi-nya dari unsur Partisipasi Masyarakat.
   Sebagai catatan, kontribusi dari masyarakat tidak selalu dalam bentuk Dana, tetapi juga bisa dalam
    bentuk Kesediaan dalam penyediaan lahan (misal untuk program MCK umum / tangki septik komunal),
    kesediaan untuk kontribusi tenaga, kesediaan untuk mengelola Prasarana umum paska pembangunan
    ataupun kontribusi lain yang terkait. Penjelasan spesifik bentuk kontribusi ini bisa dicantumkan dalam
    kolom keterangan.
   Tabel ini merupakan deskripsi detail terkait lembar komitmen Bab 2.2.2
   Tabel kesepakatan ditandatangani unsur berwenang atau terkait, baik oleh Pokja Kab/Kota / Provinsi
    ataupun dan Dinas/SKPD dengan unsur masyarakat / perwakilan masyarakat.
   Kosongkan Tabel ini apabila masih belum ada kesepakatan dengan unsur Partisipasi Masyarakat ini.
Tahapan Proses:
 Pemilahan program dan Kegiatan yang sinkron dan memungkinkan dilakukan dengan dukungan
   partisipasi dari masyarakat / kelompok warga
 Penjajagan awal / lobby terkait skenario bentuk partisipasi
 Penyiapan proposal, presentasi dan konsolidasi
 Konsolidasi masukan dan revisi skenario kerjasama / partisipasi
 Diseminasi Program partisipasi dengan instansi terkait
 Penyiapan draft penandatanganan komitmen kerjasama / partisipasi

Output:
Tabel L.1-F Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Partisipasi Masyarakat
Lampiran 2: Program yang Belum Ada Komitmen Pendanaannya
    Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan yang sudah di sinkronkan dan di koordinasikan dengan
    pemangku kepentingan terkait, tetapi belum ada kepastian terkait komitmen untuk dukungan
    pendanaannya. Uraian dan penjelasan umum terkait Lembar Kesepakatan dukungan diuraikan pada
    Bab 2 diatas.



    L.2-A Daftar Program Kegiatan Yang Belum Ada Kesepakatan Pendanaannya
  Berisi uraian dan penjelasan singkat terkait strategi dan Rencana Tindak terkait Tabel Daftar Program
  dan Kegiatan yang belum ada Komitmen alokasi pendanaannya (di istilahkan sebagai Program Kegiatan
  dalam “Daftar Tunggu”).
  Format Tabel tersebut relatif sama dengan format tabel kegiatan umum, dengan tambahan keterangan
  yang antara lain mencantumkan:
 Status prioritas per masing-masing kegiatan tersebut

    Tahapan Proses:
     Inventarisir dan pilah Program dan Kegiatan yang belum ada komitmen penganggarannya .
     Tetapkan Kegiatan yang prioritas dan penting untuk segera dilaksanakan dalam periode 1 atau 2
       tahun mendatang. Rangking prioritas berdasarkan Daftar tersebut merupakan urutan yang perlu
       ditindak lanjuti secara intensif.
     Paparkan potensi sumber dana alternatif berdasar informasi yang sudah diperoleh Pokja (mengacu
       ke bab terkait potensi sumber pendanaan dari dokumen BP dan SSK).
     Evaluasi dan koordinasi ulang dengan masing-masing SKPD penanggung jawab, termasuk alternatif
       pendanaan yang memungkinkan.

       Penyiapan garis besar rencana tindak – termasuk deskripsi pemastian siapa yang melakukan apa ,
        kapan, dan bagaimana strategi nya

    Catatan:
    Diperlukan Kreatifitas, perubahan Cara Pandang dan dukungan penuh dari Pemda untuk menyelesaikan
    masalah “funding gap” ini – untuk memastikan agar seluruh Program Kegiatan dapat terimplementasi.
    Strategi dan Rencana Tindak yang terrencana dan konsisten merupakan kunci keberhasilan Pokja.

    Output:
   Uraian umum terkait program dan kegiatan yang belum ada komitmen pendanaannnya, potensi sumber
    pendanaan alternatif, strategi dan Rencana tindak.
   Tabel L.2-A Daftar Program dan Kegiatan Yang Belum Ada Komitmen pendanaannya.
Lampiran 3: Deskripsi Program Utama dan Proposal Pendanaan Alternatif
Lampiran ini lebih ditujukan untuk memberikan informasi kepada instansi / pihak terkait tentang segala
sesuatu menyangkut informasi umum untuk program-program utama, termasuk latar belakang, tujuan,
sasaran dan mafaat program, rencana pendanaan dan rencana skedul pelaksanaan.
Informasi diatas dimaksudkan untuk dapat sebagai bahan pertimbangan dalam proses mendapatkan
komitmen pendanaan pihak diluar instansi Pemerintah Kab / Kota, baik itu Prov, Pusat ataupun swasta
dll.dan tahap persiapan implementasi (penyiapan ToR pelelangan dll.)




L.3-A       Deskripsi Program Utama
Lampiran ini berisi uraian terkait deskripsi Program utama, yang berisi a.l Latar Belakang, tujuan dan
sasaran, alokasi dan kebutuhan pendanaan. Penyiapan deskripsi ini diutamakan untuk program utama
yang berskala besar e.g Pembangunan TPA, Off-site system dll. dan dimaksudkan untuk mendukung
proses buy-in dan kelengkapan administrasi untuk tahap implementasi

Output:
Deskripsi untuk Program utama dan kegiatan, yang antara lain mencantumkan:
Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran, Manfaat yang akan dicapai, Rencana Penganggaran dan Skedul
Pelaksanaan


L.3-B       Proposal Pendanaan
Berisi proposal Pendanaan yang spesifik untuk kegiatan yang belum ada alokasi pendanaannya –
sebagai persiapan alternatif kerjasama dengan swasta / CSR dll. Penyiapan dokumen ini ditujukan untuk
mendukung proses ”pemasaran” dalam mencari solusi alternatif.

Tahap Proses:
1. Paparkan potensi sumber dana alternatif
2. Lakukan pertemuan awal dengan pihak Swasta dan donor potensial serta masyarakat, terutama untuk
memperoleh informasi mengenai potensi sumber pendanaan diluar APBD dab APBN.

Output:
Kumpulan Proposal Pendanaan
Lampiran 4: Rencana Tindak Tahunan
 Berisi uraian singkat rencana tindak lanjut persiapan implementasi untuk pelaksanaan pada tahun n+2
 dan n+3.

 L.4-A Rencana Tindak Lanjut Implementasi Program Tahun (n+2)
 Pemilahan kegiatan pada area prioritas yang perlu dan akan dilaksanakan pada tahun n+2 (dimana n+1
 adalah tahun penyusunan MPS ini).
 Kriteria pemilahan: merupakan kegiatan sederhana, tidak memerlukan perencanaan mendalam (no
 brainers), dan memungkinkan dibiayai sendiri dengan dana APBD Kota atau sumber dana alternatif yang
 relatif mudah diperoleh.
 Faktor prioritas dan sudah adanya kepastian dukungan pendanaan stimulan (apabila terkait sumber
 pendanaan eksternal) juga merupakan pertimbangan utama.

 Output:
 RKM (Renc. Kegiatan Mendesak)
 L.4-A Rencana Tindak Lanjut Implementasi Program Tahun (n+2)


 L.4-B Rencana Tindak Persiapan Implementasi Program Tahun (n+3)
 Inventarisasi program kegiatan yang sudah ada Nota Kesepakatan penganggarannya untuk rencana
  implementasi tahun n+3 – dipilah masing-masing untuk sumber dari APBD Kab/Kota, Provinsi, Pusat
  ataupun sumber dari Non-Pemerintah lainnya.
 Kirimkan tabel program dan kegiatan yang sudah disepakati tersebut kepada masing-masing pemegang
  mata anggaran (Dinas / Satker) untuk dapat ditindaklanjuti – lampirkan Nota Kesepakatan.

 Output:
 -Internalisasi Penganggaran
 -Tindak Lanjut “Funding Gap”
 L.4-B Rencana Tindak Persiapan Implementasi Program Tahun (n+3)
B. LAMPIRAN

     PETUNJUK TEKNIS MEMORANDUM PROGRAM


PT-01.MPS     :   KOMITMEN PROGRAM DAN PENGANGGARAN

PT-02.MPS     :   PENYUSUNAN DESKRIPSI PROGRAM DAN PROPOSAL PENDANAAN

PT-03.MPS     :   TINDAK LANJUT

PT-04.MPS :       PENULISAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI

PT-05.MPS :       PENULISAN MPS - TAHUNAN
KOMITMEN PROGRAM DAN
PT-01. MPS   PENGANGGARAN
             MEMORANDUM PROGRAM SANITASI
1     PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran




  PT-01.MPS             KOMITMEN PROGRAM DAN PENGANGGARAN


Dokumen Referensi Terkait:           Pelaksana:                                        Perkiraan Lama Kegiatan:
- Petunjuk Praktis Penyusunan Buku   Anggota Pokja Sanitasi Kab./Kota, Pokja           Dilakukan secara terus
  Putih dan SSK.                     Provinsi, Satker K/L Provinsi terkait dan Pokja   menerus.
- SE Mendagri No. SE 660/4919/SJ     Pusat difasilitasi oleh Fasilitator Kota dan
- Panduan Pelaksanaan Lokakarya      Fasilitator Provinsi.




Tujuan:

 Review/Penelaahan SSK
 Internalisasi dan Eksternalisasi Program, Kegiatan dan Penganggaran.
 Kesepakatan program, kegiatan dan penganggaran jangka menengah dari sumber pendanaan
  APBD Provinsi, APBN, Swasta dan Masyarakat.
 Penandatanganan Komitmen Program dan Penganggaran jangka menengah sektor sanitasi dari
  sumber pendanaan APBD Provinsi, APBN, Swasta dan Masyarakat.
 Penetapan daftar tunggu bagi kegiatan-kegiatan yang belum ada sumber pendanaannya.

Deskripsi:

Program, kegiatan dan penganggaran yang dibuat pada tahapan sebelumnya (Penyusunan SSK)
adalah besaran dan pengalokasian sumber pendanaan yang dialokasikan dari sumber pendanaan
APBD Kab./Kota, APBD Provinsi dan APBN dan sudah dilakukan pembahasan ditingkat dengan pihak
terkait di pemerintahan. Sehingga program dan kegiatan yang belum ada sumber pendanaannya
masuk kedalam “daftar tunggu”. Daftar tunggu adalah daftar yang beisi program dan kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan tetapi belum memiliki sumber pendanaan
yang merupakan “funding gap” yang harus dicarikan solusinya.

Pada tahap penyusunan MPS ini diutamakan bagaimana semua pihak dapat “berkomitmen” untuk
menjadikan program dan kegiatan sector sanitasi merupakan “prioritas” bagi stakesholder terkait
dan memberikan solusi terhadap “funding gap” dengan menyiapkan proposal pendanaan, sosialisasi
untuk pemasaran, mengadakan pertemuan-pertemuan dengan sumber-sumber pendanaan
potensial dan melakukan kesepakatan-kesepakatan untuk pendanaan sector sanitasi.

Adanya perubahan kebijakan atau kebijakan baru, adanya sumber pendanaan potensial (baru) yang
mungkin terjadi pada setiap tahun, terselesainya masterplan, studi dan desain yang mengharuskan
Pokja Kab./Kota melakukan evaluasi dan revisi daftar program kegiatandan penganggaran yang
telah disusun didalam SSK. Adanya perubahan ini maka harus dilakukan pembahasan kembali
terhadap program dan kegiatan dengan pihak terkait.

Tahapan Komitmen Program dan Penganggaran adalah sebagai berikut:

     1. Koordinasi awal persiapan penyusunan MPS ditingkat Provinsi
2        PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran

     2.    Review SSK yang meliputi Review Kerangka Logis dan Program, Kegiatan dan Penganggaran
     3.    Internalisasi dan Eksternalisasi
     4.    Akses sumber pendanaan non-pemerintah
     5.    Presentasi/Desiminasi ditingkat Pusat (bila diperlukan)
     6.    Penandatanganan Komitmen Program dan Penganggaran
     7.    Penetapan daftar tunggu.

Output:
Output yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:
    Akses sumber pendanaan non-pemerintah;
    Tabel Rencana Investasi Sektor Sanitasi untuk sumber pendanaan dari APBD Provinsi;
    Tabel Rencana Investasi Sektor Sanitasi untuk sumber pendanaan dari APBN;
    Tabel Rencana Investasi Sektor Sanitasi untuk sumber pendanaan dari Swasta;
    Tabel Rencana Investasi Sektor Sanitasi untuk sumber pendanaan dari Masyarakat;
    Komitmen Program dan Penganggaran;
    Tabel Daftar Tunggu bagi kegiatan yang belum memiliki sumber pendanaan.

1.1. Koordinasi Pendahuluan persiapan penyusunan MPS ditingkat Provinsi

     Pokja Provinsi mengundang Satker K/L terkait dan seluruh Pokja Kab./Kota yang akan dan sudah
     menyusun MPS untuk melakukan koordinasi dan menyusun rencana tindak penyusunan MPS.
     Pokja Provinsi menyiapkan rencana kerja (work plan) penyelesaian penyusunan MPS ditingkat
     provinsi.

     Agenda dari pertemuan pendahuluan tersebut adalah:
      Evaluasi progress SSK dan tindak lanjut
      Presentasi oleh Pokja Provinsi tentang substansi penyusunan MPS dan review MPS –
         Tahunan.
      Penyamaan persepsi tentang makna dan substansi MPS;
      Kesepakatan rencana kerja penyelesaian MPS dan review MPS - Tahunan;
      Penyampaian informasi-informasi yang berkaitan dengan:
         (1). Perubahan Kebijakan Pemerintah tentang Penganggaran;
         (2). Kebijakan baru terkait dengan penganggaran pemerintah;
         (3). Sumber-sumber pendanaan potensial yang dapat diakses termasuk kriteria pendanaan;
              dan sebagainya.
      Dsb.
      Output dari kegiatan ini adalah “RENCANA KERJA POKJA PROVINSI”, sebagai dasar Pokja
      Kab./Kota dalam menyusun “Rencana Kerja Pokja Kab./Kota”

1.2. Persiapan
1.2.1. Persiapan Penyusunan Memorandum Program Sanitasi
    1. Setelah pertemuan di Pokja Provinsi maka Pokja Kab./Kota melakukan pertemuan awal
        untuk menyepakati beberapa hal antara lain:
         Penyamaan persepsi untuk seluruh anggota Pokja Kab./Kota tentang MPS;
3    PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran

            Menyusun dan menyepakati rencana kerja penyelesaian MPS yang disinkronkan dengan
             rencana kerja ditingkat provinsi dan pusat, termasuk menyepakati frekuensi pertemuan
             anggota Pokja Kab./Kota;
         Menyepakati tugas dan tanggungjawab dari masing-masing anggota Pokja mengacu
             kepada SE Mendagri No. SE 660/4919/SJ;
         Dsb.
    2. Mengumpulkan semua informasi dari provinsi, pusat dan pihak-pihak lain terkait, sebagai
        sumber rujukan untuk melakukan review program, kegiatan dan penganggaran . Informasi
        yang perlu dikumpulkan antara lain:
         Perubahan kebijakan penganggaran pemerintah;
         Kebijakan baru terkait dengan penganggaran;
         Sumber-sumber pendanaan potensial yang dapat diakses termasuk kriteria pendanaan;
         Dokumen masterplan, studi dan DED, sebagai salah satu dasar untuk melakukan evaluasi
             dan revisi program, kegiatan dan penganggaran.
         Dsb.
        Output dari kegiatan ini adalah “RENCANA KERJA POKJA KAB. KOTA”
1.3. Review Strategi Sanitasi Perkotaan (SSK)
     Yang dimaksud dengan “Review” adalah melihat dan menelaah kembali dokumen Buku Putih
     dan SSK serta melakukan perbaikan atau penyesuaian seperlunya sebagai dasar untuk
     menyusun Memorandum Program Sanitasi (MPS).
     Hasil review ini merupakan masukan bagi penyusunan MPS. Bilamana dipandang perlu oleh
     Pokja Kab./Kota untuk melakukan review Buku Putih dan SSK yang lebih mendalam maka Pokja
     harus membuat catatan-catatan terkait hal-hal yang perlu dilakukan review tersebut. Catatan-
     catatan tersebut harus dimasukkan kedalam lampiran MPS sebagai dasar/petunjuk adanya
     perubahan atau perbedaan yang ditulis didalam Buku Putih dan SSK dengan yang tertulis
     didalam MPS.

     Referensi yang harus digunakan sebagai dasar untuk melakukan Review Buku Putih dan SSK
     adalah Petunjuk Praktis Penyusunan Buku Putih dan SSK.

1.3.1. Area Berisiko
        Lihat dan pelajari peta area beresiko;
        Pelajari permasalahan sanitasi setiap komponen (Air Limbah, Persampahan, Drainase dan
           Prohisan).
        Gunakan peta area beresiko sebagai pertimbangan utama dalam menentukan lokasi
           kegiatan.
        Gunakan permasalahan pada area beresiko sebagai masukan untuk tabel kerangka logis.
1.3.2. Review Kerangka Kerja Logis
       Berdasarkan tabel Kerangka Logis dari dokumen SSK maka perlu diperiksa kembali terhadap
       kesesuaian antara isi tabel kerangka logis dengan Buku Putih dan SSK yang meliputi antara
       lain:
        Permasalahan mendesak
        Isu strategis
        Tujuan
4   PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran

       Sasaran meliputi: Pernyataan Sasaran harus terukur dan indikator sasaran
       Strategi, Program dan Kegiatan harus dapat menjawab terhadap permasalahan dan
        sasaran yang ditetapkan.
       Program dan kegiatan harus mengacu kepada Sasaran PPSP yang meliputi Penanganan
        Air Limbah Domestik, Sampah Domestik dan Drainase Lingkungan Permukiman.
       Masukkan hasil review Kerangka Logis dalam Lampiran MPS.

1.3.3. Review Program, Kegiatan dan Penganggaran

      Beberapa hal yang harus dilakukan evaluasi dan review adalah:

          Apakah Program dan kegiatan, sudah dapat menjawab permasalahan dan target
           pengembangan sanitasi;
          Apakah Program dan kegiatan sudah sesuai dengan kaidah SMART (Specific – jelas, tidak
           mengundang interpretasi, Measureable – terukur, Achieveable – dapat dicapai, Relevant
           – informasi yang jelas bagi pengguna, Timely – tepat waktu
          Apakah urutan kegiatan sudah sesuai dengan kaidah SIDLACOM khususnya untuk
           kegiatan infrastruktur.
          Apakah kegiatan fisik sudah didukung dengan kegiatan non-fisik lainnya.
          Apakah output sudah ralistis dengan kegiatan yang dilakukan;
          Apakah satuan kegiatan sudah sesuai dengan kaidah atau ketentuan;
          Apakah lokasi dan volume kegiatan sudah sesuai dengan kebutuhan;
          Apakah volume kegiatan sudah dijabarkan per tahun;
          Apakah urutan pelaksanaan kegiatan sudah sesuai dengan urutan dan tidak saling
           mendahului;
          Apakah Estimasi Biaya, sudah sesuai dengan kondisi saat ini;
          Apakah Total biaya yang dialokasikan untuk APBD Kab./Kota setiap tahun sudah sesuai
           dengan “KEMAMPUAN PENDANAAN SANITASI” dari Kab./Kota;
          Apakah indikasi sumber pendanaan, sudah sesuai dengan Tupoksi dan kebijakan
           pemerintah;
          Apakah Nomenklatur, kode akun, instansi pelaksana dan instansi pengelola sudah sesuai
           dengan ketentuan;
          Dsb.



       Untuk mempermudah Pokja Kab. Kota dalam menyusun kegiatan yang lengkap dan
       berurutan maka telah disiapkan “Daftar Indikasi Kegiatan Sektor Sanitasi berdasarkan
       kaidah SIDLACOM”. Kegiatan yang ada didalam daftar tersebut merupakan kegiatan
       indikatif dan terbuka (dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kondisi daerah),
       sehingga Pokja Kab./Kota harus melakukan kajian dan penyesuaian terhadap kondisi dan
       situasi Kab./Kota yang bersangkutan.
5    PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran

1.3.3.Penetapan Program Prioritas

        Prioritasi program dilakukan karena keterbatasan kemampuan pendanaan dari pemerintah
        dan keterbatasan waktu pelaksanaan (5 tahun) untuk pengembangan sanitasi permukiman.

                Gunakan tabel prioritasi untuk menentukan program prioritas seperti tabel dibawah
                 ini.
                Masukkan dan urutkan program sesuai prioritas dan lengkapi kegiatan-kegiatan
                 pendukungnya.
                Lakukan pembahasan hasil prioritasi program ditingkat Pokja Kab./Kota.
                Finalisasi program dan kegiatan prioritas versi Pokja Kab./Kota (sebelum konsultasi
                 dengan SKPD terkait)
                Konsultasikan dan internalisasikan kepada Kepala SKPD terkait.

        Penetapan prioritasi program dan kegiatan mengikuti petunjuk praktis penyusunan SSK.

Tabel Prioritasi
                                            Score (dan bobot)
                          Penerima     Permasalahan                                               Urutan
      Program                                          Persepsi Pokja   Pro-poor   Score total
                           manfaat      mendesak                                                 prioritas
                            25%            25%              25%          25%
         (1)                  (2)           (3)              (4)           (5)         (6)          (7)
 Program
                              4              3               3             2           3            1
 pengembangan TPA
 Program 3R terpusat          2              4               2             1          2.25          2
 Dst

Sumber: Petunjuk Praktis Penyusunan SSK

                Keterangan:

             (1) Tabel ini disusun untuk membantu Pokja menetapkan prioritas program. Pokja dapat
                 menggunakan metode lain dalam proses penetapan prioritas ini.
             (2) Untuk menyusun prioritas program tetapkan beberapa kriteria, diantaranya adalah:
                 - Jumlah penerima manfaat (kolom 2)
                 - Apakah menjawab permasalahan mendesak yang dihadapi Kabupaten/Kota (kolom 3)
                 - Apakah menurut Pokja program tersebut adalah prioritas (kolom 4), serta
                 - Apakah program tersebut memihak pada masyarakat miskin – pro-poor (kolom 5).
             (3) Pokja dapat menetapkan kriteria lain serta mengurangi maupun menambahkan kriteria
                 tersebut.
             (4) Selanjutnya, tetapkan bobot untuk masing-masing kriteria tersebut sehingga total bobot
                 mencapai 100%.
             (5) Berikan score untuk masing-masing kriteria 1 – 4, dengan 1 adalah tidak prioritas dan 4
                 adalah paling prioritas
             (6) Kalikan bobot dan score, selanjutnya jumlahkan untuk menghasilkan total score (kolom 6).
        Beberapa kriteria lain yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penyusunan prioritas
        adalah:
             Ketersediaan atau kesiapan sumber pendanaan.
             Kesiapan lahan.
6    PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran

               Kesiapan masyarakat.

       Output dari kegiatan ini adalah “KERANGKA LOGIS dan PROGRAM, KEGIATAN DAN
       PENGANGGARAN” versi Pokja Kab./Kota yang akan digunakan untuk Internalisasi.

1.4. Internalisasi dan Eksternalisasi Program dan Kegiatan
1.4.1. Internalisasi
        Tujuan dari internalisasi adalah:
        a. Tersosialisasinya program, kegatan dan anggaran kepada stakeholder terkait sanitasi
            ditataran Kab./Kota.
        b. Teradopsinya program, kegiatan dan anggaran kedalam dokumen perencanaan daerah
            dan mekanisme penganggaran tahunan.

       Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses internalisasi adalah:

           Lakukan konsultasi dan internalisasi program, kegiatan dan penganggaran dengan
            kepala SKPD terkait.
           Akomodir seluruh hasil konsultasi dan internalisasi tersebut kedalam tabel program,
            kegiatan dan pendanaan;
           Pisahkan program, kegiatan dan pendanaan sesuai dengan sumber pendanaan.
           Lakukan koordinasi dan konsultasi kepada Sekda untuk dapat berkonsultasi kepada
            Bupati/Walikota untuk mendapatkan persetujuan.
           Lakukan workshop tingkat Kab./Kota yang harus dihadiri oleh Bupati/Walikota, seluruh
            Kepala SKPD terkait dan undang DPRD Kab./Kota.
           Finalkan hasil workshop.
           Lakukan pengawalan dan pastikan bahwa program dan kegiatan ini sudah terakomodasi
            dalam dokumen perencanaan daerah dan mekanisme penganggaran.

       Output kegiatan ini adalah “DRAFT MPS”, versi Kab./Kota.

1.4.2. Eksternalisasi
       Tujuan dari Eksternalisasi adalah:
       a. Tersosialisasinya program, kegatan dan anggaran kepada stakeholder terkait sanitasi
           ditataran Provinsi, Pusat dan Sumber Pendanaann Lain yang Potensial.
       b. Teradopsinya program, kegiatan dan anggaran kedalam dokumen perencanaan daerah
           dan mekanisme penganggaran tahunan.
       c. Mendapatkan komitmen pendanaan sanitasi dari semua pihak baik dari pemerintah
           Kab./Kota, Provinsi, Pusat maupun Sumber-sumber pendanaan lain.


       Tahapan Eksternalisasi meliputi:

               Penyerahan draft MPS oleh Pokja Kab./Kota kepada Pokja Provinsi
               Pra-Lokakarya
               Konsultasi dengan SKPD Prov. Terkait
7   PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran

            Lokakarya
            Akses Sumber Pendanaan Non-Pemerintah (bila diperlukan)

1. Penyerahan draft MPS kepada Pokja Provinsi
    Siapkan surat pengantar yang berisi permintaan pembahasan kepada Pokja Provinsi dan
        Satker K/L terkait.
    Lampirkan dalam surat tersebut:
        - Tabel program dan kegiatan yang sudah secara keseluruhan;
        - Tabel program dan kegiatan yang diharapkan dukungan dari Provinsi;
        - Tabel program dan kegiatan yang diharapkan dukungan dari Pusat;
        - Tabel program dan kegiatan yang diharapkan dukungan dari Swasta/Lembaga Donor;
        - Tabel program dan kegiatan yang diharapkan dukungan dari Masyarakat;
        - Tabel program dan kegiatan yang termasuk didalam daftar tunggu versi Pokja
           Kab./Kota;
    Kirimkan surat pengantar permintaan pembahasan MPS kepada Pokja Provinsi dan Satker
        K/L terkait.
    Lakukan koordinasi dengan Pokja Sanitasi Provinsi dan Satker K/L serta kawal surat
        tersebut agar dapat segera dijadwalkan pembahasannya.
   Koordinasi ini bertujuan: (1). untuk memastikan bahwa program, kegiatan dan pendanaan
   sudah lengkap dan realistis serta sesuai dengan tupoksi dan kebijakan penganggaran
   pemerintah; (2). Strategi dan rencana pemasaran proposal pendanaan.
   Output dari kegiatan ini adalah:
   (1). DaftarProgram, Kegiatan dan Biaya Total untuk mencapai target yang telah ditetapkan,
   (2). Daftar Prioritas Program, Kegiatan dan Biaya dari sumber APBD Kab./Kota yang
        disepakati dan ditandatangani oleh Ketua Pokja Kab./Kota dan Kepala SKPD terkait selaku
        pemegang mata anggaran;
   (3). Daftar Program, Kegiatan dan Biaya yang diharapkan dari APBD Provinsi (sesuai dengan
        Tupoksi dan Kebijakan Pemerintah Provinsi);
   (4). Daftar Program, Kegiatan dan Biaya yang diharapkan dari APBN (sesuai dengan Tupoksi
        dan Kebijakan Pemerintah Pusat/Kementerian);
   (5). Daftar Program, Kegiatan dan Biaya yang diharapkan dari Swasta/Lembaga donor;
   (6). Daftar Program, Kegiatan dan Biaya yang diharapkan dari Masyarakat;
   (7). Daftar Tunggu atau “Funding Gap”.

    Template Daftar Kesepakatan Program Investasi Sektor Sanitasi dapat dilihat pada PT.04-MPS:
    Penulisan MPS)

2. Pra Lokakarya
   Pembahasan Program, Kegiatan dan Penganggaran oleh Pokja Provinsi
     Pokja Provinsi mengundang Pokja Kab./Kota dan Satker terkait untuk melakukan
         pembahasan program, kegiatan, biaya dan pendanaan.
     Lakukan pertemuan pembahasan, dengan seluruh Pokja Kab./Kota dan Satker K/L terkait
         (sesuai surat permintaan Kab./Kota).
8   PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran


         Disarankan pembahasan dilakukan secara bersama-sama dengan seluruh Pokja Kabupaten/Kota
         diwilayah provinsi peserta PPSP termasuk Kab./Kota yang sedang menyusun MPS tahunan agar
         lebih efektif dan dapat menampung seluruh usulan kegiatan sector sanitasi dalam satu provinsi
         sehingga alokasi pendanaan sector sanitasi pertahun kepada kab./kota sesuai dengan
         kemampuan keuangan provinsi.
           Agenda Pertemuan,antara lain berisi:
            (1). Presentasi oleh Pokja Kab. Kota
            (2). Presentasi umum dari Pokja Provinsi
            (3). Presentasi umum dari Satker K/L terkait
            (4). Pelaksanaan desk
            (5). Rekapitulasi dan Perumusan hasil desk per Kab./Kota

          Agenda – 1: Presentasi Pokja Kab./Kota
           (1).Kondisi eksisting pelayanan sanitasi Kab./Kota dan permasalahannya
           (2). Target dan Sasaran yang hendak dicapai.
           (3). Strategi yang dilaksanakan untuk mencapai target dan sasaran yang telah ditetapkan
           (4). Program, kegiatan dan penganggaran sumber pendanaan APBD Kab./Kota
                berdasarkan kemampuan Kab./Kota. Sebagai referensi: sesuai dengan deklarasi
                Banda Aceh 2011, AKKOPSI menyepakati anggaran sanitasi dari sumber APBD
                Kab./Kota per tahun sebesar 2% dari total APBD Kab./Kota;
           (5). Daftar tunggu/”funding gap”, sesuai kemampuan Kab./Kota;
            (6). Langkah-langkah yang diambil oleh Kab./Kota untuk meminimalisasi “funding gap”
                tersebut;
           (7). Bantuan yang diharapkan dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
           (8). Bantuan yang diharapkan dari pihak ke-tiga atau pihak-pihak lain.

              Agenda (2). Presentasi Umum Pokja Provinsi antara lain meliputi:
               a. Arahan tentang rencana pembahasan pemyusunan MPS;
               b. Tentang tupoksi, kriteria dan kebijakan provinsi dalam pengembangan sanitasi
                  sebagai dasar untuk penyusunan penyusunan program dan kegiatan yang akan
                  diakses dari sumber pendanaan APBD Provinsi;
               c. Potensi sumber pendanaan dari pihak ke-3 (CSR dan sumber-sumber pendanaan
                  lainnya) tingkat Provinsi yang dapat didukung oleh Pemerintah Provinsi;
               d. Kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah provinsi berkaitan
                  dengan akses sumber pendanaan non pemerintah ditingkat provinsi;
               e. Isu-isu strategis lainnya berkaitan dengan sector sanitasi.

              Agenda (3). Presentasi Umum Satker K/L terkait antara lain meliputi:
               a. Tentang tupoksi, kriteria dan kebijakan pemerintah pusat dalam pengembangan
                  sanitasi;
               b. Potensi sumber pendanaan non-pemerintah (CSR) yang dapat didukung oleh
                  Pemerintah Pusat;
               c. Isu-isu strategis lainnya berkaitan dengan sector sanitasi baik yang sifatnya opsi
                  teknologi, akses pendanaan dan sebagainya.
9     PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran



               Agenda (4). Pelaksanaan Desk
                Disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi.
               Agenda (5). Rekapitulasi dan Perumusan hasil desk per Kab./Kota
                Pokja Provinsi membuat Rekapitulasi Program dan Kegiatan hasil desk untuk seluruh
                Kabupaten/Kota peserta desk. Hasil desk ini akan dibawa oleh Pokja Provinsi untuk
                dikonsultasikan kepada SKPD Provinsi terkait.

                Output dari kegiatan ini adalah “Rekapitulasi Program, Kegiatan dan
                Penganggaran”

               Tidak semua program dan kegiatan dapat didanai oleh APBD Kab./Kota, APBD Provinsi
               dan APBN, maka program dan kegiatan yang harus dilaksanakan tetapi belum ada sumber
               pendanaan atau tidak mampu dibiayai oleh APBD Kab./Kota, APBD Prov dan APBN maka
               harus dimasukkan kedalam “Daftar Tunggu”


    3. Konsultasi dengan Kepala SKPD Provinsi dan Satker K/L terkait
        Hasil Rekapitulasi dari Program dan kegiatan harus dilaporkan dan dikonsultasikan
         kepada Kepala SKPD Provinsi dan Kepala Satker K/L terkait oleh Pokja Provinsi untuk
         mendapatkan masukan dan persetujuan dari Kepala SKPD untuk APBD Prov. dan Kepala
         Satker K/L untuk APBN. Bila diperlukan, konsultasi kepada Kepala SKPD Provinsi dan
         Kepala Satker K/L dengan mengikutsertakan Pokja Kab./Kota.
        Buatlah rekapitulasi program dan kegiatan hasil konsultasi dengan kepala SKPD Provinsi
         dan kepala Satker K/L sebagai dasar untuk Lokakarya.

          Output dari kegiatan ini adalah “Daftar Program, kegiatan dan Penganggaran sumber
          pendaaan APBD Prov. hasil konsultasi dengan SKPD Prov. terkait dan sumber pendanaan
          APBN hasil konsultasi dengan Satker K/L terkait”.

            Catatan:
            Tidak semua program dan kegiatan hasil desk pembahasan dapat disetujui oleh Kepala SKPD
            Provinsi untuk sumber APBD Prov. dan Satker K/L untuk sumber APBN.
            Konsultasi dan persetujuan Kepala SKPD dan Kepala Satker K/L merupakan keharusan dan
            merupakan bentuk internalisasi kepada Kepala SKPD dan Kepala Satker K/L terkait, kemudian
            kepala SKPD dan Kepala Satker K/L berkomitmen untuk mengadopsi atau mengusulkan program
            dan kegiatan kedalam mekanisme penganggaran regular.

4. Lokakarya
       Finalisasi dan Penandatanganan Kesepakatan Program dan Kegiatan
     Undang Pokja Kab./Kota yang sudah menyusun MPS dan Satker K/L terkait serta pihak
       swasta (bila memungkinkan, bila tidak memungkinkan lakukan pertemuan tersendiri
       dengan pihak swasta seperti pada point E);
     Lakukan pertemuan pembahasan, dengan seluruh Pokja Kab./Kota dan Satker K/L terkait,
       untuk membahas dan menyepakati program dan kegiatan yang sudah diskonsultasikan
10   PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran

         dengan kepala SKPD Provinsi untuk sumber pendanaan APBD Provinsi dan Kepala Satker
         K/L untuk sumber pendanaan APBN.
        Agenda Pertemuan, antara lain berisi:
         (a). Agenda – 1: Presentasi dari Pokja Provinsi,
               tentang program dan kegiatan hasil konsultasi dan persetujuan kepala SKPD
               Provinsi untuk sumber pendanaan APBD Provinsi.
         (b). Agenda – 2: Presentasi Satker K/L terkait,
               tentang program dan kegiatan hasil konsultasi dan persetujuan kepala Satker untuk
               sumber pendanaan APBN.

         (c).   Agenda – 3: Pelaksanaan desk,
                 Pelaksanaan desk ini membahas : program, kegiatan dan penganggaran jangka
                  menengah.

         (d).   Agenda – 4: Rekapitulasi dan Perumusan hasil desk per Kab./Kota
                 Masing-masing Pokja Kab./Kota menyusun program, kegiatan dan
                  penganggaran jangka menengah untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
                 Pokja Provinsi melakukan rekapitulasi program, kegiatan dan penganggaran dari
                  seluruh Kab./Kota untuk sumber pendanaan APBD Provinsi dan APBN.
                 Daftar program, kegiatan dan penganggaran yang belum ada sumber
                  pendanaan atau “Funding Gap”
                 Penandatanganan Tabel Program, Kegiatan dan Penganggaran yang dilakukan
                  oleh:
                  (1). Untuk sumber pendanaan dari APBD Kab./Kota harus ditandatangani oleh
                       Ketua Pokja Kab./Kota dan Kepala SKPD terkait.

                  (2). Untuk sumber pendanaan APBD Provinsi harus ditandatangani oleh Ketua
                       Pokja Kab./Kota, Ketua Pokja Provinsi dan Kepala SKPD terkait.

                  (3). Untuk sumber pendanaan APBN harus ditandatangani oleh Pokja
                       Kab./Kota, Pokja Provinsi dan Satker K/L terkait.


         (e).   Agenda -5: Pleno Lokakarya
                 Pleno Lokakarya harus dihadiri oleh Bopati/Walikota, Gubernur dan Wakil dari
                  Kementerian terkait esselon I.
                 Presentasi oleh Pokja Provinsi atau Pokja Kab. Kota yang berisi setidaknya:
                  (1). kondisi eksisting layanan sanitasi sampai saat ini;
                  (2). target layanan yang hendak dicapai;
                  (3). kemampuan keuangan Kab./Kota dalam membiayai sector sanitasi;
                  (4). Kebutuhan pendanaan sanitasi untuk jangka menengah, kemampuan
                  pendanaan pemerintah (APBD Kab./Kota, APBD Prov. dan APBN) dan Sumber
                  pendanaan non-pemerintah.
                  (5). Kebutuhan pendanaan yang belum memiliki sumber pendanaan atau
                  “Funding Gap” yang perlu dicarikan solusi atau akses kepada sumber-sumber
                  pendanaan potensial yang ada.
11    PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran

            Tanda tangan tersebut adalah merupakan bentuk “komitmen” dari semua pihak
            terhadap program, kegiatan dan penganggaran sektor sanitasi untuk ditindaklanjuti
            kedalam mekanisme penganggaran.
              Bentuk komitmen yang diberikan adalah memberikan prioritas utama terhadap program,
              kegiatan dan penganggaran tersebut untuk diusulkan kedalam mekanisme penganggaran
              regular/tahunan oleh Kepala SKPD terkait atau Kepala Satker K/L terkait.


           Output dari pembahasan ini adalah:
           (1). Daftar Program, kegiatan dan biaya dari sumber APBD Provinsi yang disepakatisesuai
                dengan kemampuan Provinsi dan ditandatangani oleh Pokja Kab./Kota, Pokja
                Provinsi dan mengetahui Kepala SKPD terkait selaku pemegang mata
                anggaran(lampiran L.1-B, PT.04-MPS: Penulisan MPS);
           (2). Daftar Program, kegiatan dan biaya dari sumber APBN yang disepakatisesuai dengan
                kemampuan Pusat dan ditandatangani oleh Pokja Kab./Kota, Pokja Provinsi dan
                mengetahui Kepala Satker K/L terkait selaku pemegang mata anggaran(Lampiran
                L.1-C, PT.04-Penulisan MPS);
           (4). Daftar Tunggu atau “Funding Gap” (Lampiran L.2, PT.04-Penulisan MPS), yang akan
                dipasarkan atau dicarikan pendanaannya dari sumber-sumber pendanaan potensial.
           (5). Tanda tangan “Lembar Komitmen” Bab 2, oleh pejabat terkait.

             Panduan Pelaksanaan Pra-Lokakarya dan Lokakarya dibuat dalam buku tersendiri
             diluar Petunjuk Praktis ini.

1.4.3 Akses sumber pendanaan Non-Pemerintah
      Tujuan dari tahap ini adalah menggali potensi pendanaan/bantuan dari sector swasta, CSR,
      masyarakat, lebaga-lembaga donor, LSM dan sebagainya, untuk berkontribusi dan
      berpartisipasi dalam mendukung Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
      Aktifitas kegiatan ini tidak cukup dalam satu tahun atau dua tahun tetapi harus dilakukan
      secara terus-menurus dan sebaiknya dilakukan lebih awal untuk dapat mendapatkan
      gambaran tentang potensi yang ada baik ditingkat Kab./Kota, Provinsi dan Pusat. Agar potensi
      pendanaan/bantuan dari sector swasta dan masyarakat dapat dimanfaatkan untuk
      mendukung target dan sasaran pengembangan sanitasi yang sudah ditetapkan maka
      pendanaan/bantuan tersebut harus digunakan untuk pembiayaan program dan kegiatan yang
      sudah disusun didalam MPS.

      Perusahaan Penyelenggara CSR adalah perusahaan penyelenggara CSR yang terikat oleh
      undang-undang yang wajib memeberikan sebagian keuntungannya untuk peningkatan
      kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

      Perusahaan non-CSR adalah perusahaan Swasta, BUMN, BUMD dan perusahaan Swasta/pihak
      lainnya yeng tidak menyelenggarakan CSR tetapi memiliki kepedulian terhadap sanitasi.

      Lembaga donor lainnya adalah lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki kepedulian
      terhadap pembangunan Sanitasi Permukiman. Seperti: Universitas, LSM, Organosasi Profesi,
12   PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran

     Gapensi, Gapeknas, Partai Politik, Ogranisasi Kepemudaan, Organisasi keagamaan, Asosiasi
     Tenaga Ahli/Profesional, dsb.

     Masyarakat adalah kelompok masyarakat atau perorangan yang memiliki kepedulian
     terhadap pengembangan sanitasi didaerahnya. Bentuk kepedulian tersebut dapat diwujudkan
     berupa: tenaga, material, lahan, uang, pengelolaan (O & P) dan sebagainya.

     Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk meng-akses sumber pendanaan Swasta/CSR
     maupun non-CSR dan Lembaga Donor lainnya adalah:
     (1). Gunakan daftar pendek sumber pendanaan sanitasi yang potensialuntuk menganalisa
          kesesuaian potensi sector swasta/donor terhadap kegiatan yang ada didalam daftar
          tunggu;
     (2). Buatlah proposal pendanaan sector sanitasi kepada Sektor Swasta atau sumber donor
          lainnya sesuai dengan potensi yang dimiliki;
     (3). Selenggarakan forum Swasta/CSR dan Lembaga Donor Lainnya yang diprakarsai oleh
          kepala daerah atau pejabat yang berwenang dan sampaikan hal-hal tentang
          pengembangan sanitasi serta tawarkan beberapa proposal;
     (4). Ikuti forum-forum CSR – Lembaga Donor Sanitasi skala nasional dan skala provinsi yang
          diselenggarakan oleh kementerian terkait atau pihak lain untuk mengetahui potensi
          pendanaan non-pemerintah dalam pengembangan sanitasi.
     (5). Komunikasikan secara intensif terhadap sumber pendanaan non-pemerintah berpotensi
          untuk pendanaan sanitasi;
     (6). Ikuti prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh sumber pendanaan dalam mengakses
          pendanaan selama tidak melanggar peraturan perundangan yang berlaku;
     (7). Buatlah kesepakatan antara pemerintah daerah dengan perusahaan Swasta – Lembaga
          donor tersebut;
     (8). Tindak lanjuti dengan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya seperti: fasilitasi pertemuan
          CSR dengan masyarakat, penyiapan masyarakat, penyiapan lahan, penyiapan badan
          pengelola (KSM) dsb.

A.   Penyelenggaraam Forum CSR ditingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi
      Kepala Daerah atau pejabat yang berwenang mengundang Perusahaan Swasta yang ada
       diwilayahnya untuk mengenalkan dan memasarkan program dan kegiatan sanitasi
       kabupaten/kota yang perlu dukungan dari pihak swasta.
      Agenda Pertemuan,antara lain berisi:
       (1). Presentasi oleh Pokja Kab./Kota untuk tingkat Kab./Kota dan Pokja Provinsi
            menyampaikan antara lain:
            a. kondisi sanitasi diwilayahnya dan target/sasaran pengembangan sanitasi;
            b. kegiatan yang sudah dilakukan oleh pemerintah kab./kota atau provinsi untuk
                mendukung pencapai target yang ditetapkan.
            c. program dan kegiatan yang perlumendapat dukungan dari Swasta
       (2). Tanggapan dari pihak Swasta
            Pihak Swasta menanggapi presentasi yang disampaikan oleh Pokja dan diharapkan
            pihak swasta memberikan gambaran kegiatan-kegiatan sanitasi yang dapat didukung.
13   PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran




        (3). Desk
             POKJA Kabupaten/Kota atau Provinsi menyampaikan daftar program dan kegiatan
             kepada swasta dan melakukan desk, kemudian melakukan kesepakatan tindak lanjut
             yang diperlukan.
        (4). Perumusan Tindaklanjut yang disepakati


              Catatan:
              Beberapa perusahaan penyelenggara CSR di Kab./Kota tidak memerlukan
              penandatanganan komitmen dalam bentuk “Nota Kesepakatan” untuk memberikan
              bantuan pendanaan sanitasi maka catat dalam lembar tersendiri dan buat notulen
              setiap pertemuan/rapat.


              (1). Kebutuhan dan jenis pertemuan/pembahasan formal ditingkat provinsi yaitu:
                    Pertemuan Pendahuluan
                    Pra Lokakarya : Pembahasan program, kegiatan dan penganggaran
                    Lokakarya: Finalisasi dan Penandatanganan kesepakatan program, kegiatan
                      dan penganggaran.
                    Akses Sumber Pendanaan non-pemerintah

              (2). Agenda dalam setiap pertemuan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, situasi
                   dan kondisi.

              (3). Bilamana diperlukan Pokja Kab./Kota dan Pokja Provinsi dapat melakukan
                   pertemuan tambahan.


B.   Menyusun Strategi dan rencana pemasaran proposal pendanaan;
     (1). Pokja Kab./Kota, Pokja Provinsi dan Satker K/L menyusun daftar sumber-sumber
          pendanaan potensial untuk pendanaan sector sanitasi sesuai dengan petunjuk “PT.02-
          MPS: PENYIAPAN DESKRIPSI PROGRAM DAN PROPOSAL PENDANAAN”.
     (2). Pokja Provinsi dan Satker terkait mempresentasikan tentang: Peluang dari sumber-
          sumber pendanaan potensial yang dapat diakses ditingkat provinsi oleh Pokja Provinsi
          dan ditingkat pusat oleh Satker K/L terkait dan potensi kegiatan yang dapat didanai dari
          sumber pendanaan potensial.
          Peluang akses sumber pendanaan mencakup sumber pendanaan pemerintah maupun
          non-pemerintah yang potensial.
     (3). Berdasarkan daftar Tunggu atau “Funding Gap”dan potensi sumber pendanaan yang ada
          di Kab./Kota, Provinsi dan Pusat, maka Pokja Kab./Kota menyusun project digest/proposal
          pendanaan sesuai dengan petunjuk “PT.02-MPS: PENYIAPAN DESKRIPSI PROGRAM DAN
          PROPOSAL PENDANAAN”.
14   PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran

     (4). Susun rencana strategi dan rencana pemasaran program, kegiatan dan pendanaan dari
          berbagai tingkatan sumber pendanaan sesuai dengan mekanisme, libatkan semua pihak
          yang terkait.



B.1 Strategi Kerjasama dalam Program CSR (CSR - DCK – Prov./Kab./Kota)

     Peran masing-masing pihak
     (1). Direktorat Jenderal Cipta Karya (DCK)
     Ditjen Cipta Karya, Direktorat Bina Program akan melakukan evaluasi usulan kegiatan dari
     pemerintah Prov./Kab./Kota (MPS-RPIJM), hasil evaluasi akan menghasilkan daftar sementara
     usulan potensi kegiatan CSR, sebagai acuan awal dalam berkomunikasi dengan perusahaan.
     Ditjen Cipta Karya selanjutnya akan memfasilitasi pertemuan antara perusahaan dengan
     pemerintah Provinsi/Kab./Kota dan mengatur alokasi pendanaan untuk kegiatan-kegiatan
     yang telah disinkronkan.
     Kesepakatan semua pihak mengenai jenis kegiatan dan pendanaan kemudian diikat dalam
     Nota Kesepakatan (MoA – Memorandum of Agreement).

     (2). Pemerintah Provinsi/Kab./Kota
     Pemerintah Provinsi/Kab./Kota bertanggungjawab untuk memberikan usulan kegiatan kepada
     Direktorat Bina Program, Ditjen Cipta Karya. Pemerintah Provinsi/Kab./Kota kemudian harus
     menyiapkan rencana rinci usulan kegiatan/Proposal Proposal khususnya untuk kegiatan yang
     disepakati bersama antara Ditjen Cipta Karya dengan pihak perusahaan untuk dikerjasamakan.

     (3). Perusahaan (CSR)
     Perusahaan yang belum melakukan kegiatan CSR bidang sanitasi, dapat memilih kegiatan yang
     ditawarkan oleh Ditjen Cipta Karya untuk didanai.
     Sedangkan untuk perusahaan yang sudah menyelenggarakan CSR, memiliki kesempatan untuk
     memperbesar dampak dan penerima manfaat dari program CSR yang telah direncanakan,
     dengan melakukan sinkronisasi dengan kegiatan dan pendanaan pemerintah (Pusat dan
     Daerah).

     Inisiasi Kerjasama

     Inisiasi kerjasama dapat dimulai oleh siapa saja baik Perusahaan, Pemerintah Daerah Provinsi,
     Pemerintah Kab./Kota maupun Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian terkait.

     Perusahaan dapat bekerjasama langsung dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dimana lokasi
     pabrik dan/atau kantor operasi berada. Namun apabila perusahaan menginginkan kerjasama
     dengan pemangku kepentingan yang lebih luas dan menghasilkan program yang berdampak
     lebih besar dan lebih luas, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk bekerjasama dengan
     pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat.

     Pemerintah Kab./Kota dapat menggunakan MPS - RPIJM sebagai dasar kerjasama dengan
     perusahaan dan perusahaan dapat menggunakan rencana CSR yang telah disusun perusahaan,
     sebagai dasar pembicaraan dengan pemerintah kabupaten/kota. Untuk wilayah kerja yang
15   PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran

     lebih luas dan mitra kerja yang lebih beragam, maka perusahaan dan pemerintah
     kabupaten/kota dapat mempertimbangkan untuk bekerjasama dengan kementerian terkait
     melalui Ditjen.




                                        DIREKTORAT JENDERAL CIPTA          PEMERINTAH PROVINSI/
          PERUSAHAAN / CFCD
                                                 KARYA                       KABUPATEN/KOTA
                                                     RENSTRA CK



                                                                                    USULAN
                                                         RPIJM
                                                                                    KEGIATAN




                                                      EVALUASI




               PROGRAM                     DAFTAR                                   PENYIAPAN
                  CSR                                                             RENCANA RINCI
                                           USULAN                                    USULAN
                                                                                    KEGIATAN/
                                          SINKRONISASI                              PROPOSAL
                                            KEGIATAN                               PENDANAAN


                                                      EVALUASI
                 INDIKASI
               PENDANAAN
                                                    DAFTAR USULAN
                                                      PRIORITAS




                                                      ALOKASI
                                                    PENDANAAN


                                   MoA / MEMORANDUM OF AGREEMENT


     Sumber: Mewujudkan Permukiman Layak Huni Melalui Kerjasama CSR Bidang Cipta Karya
     Gambar 1.1: SKEMA KERJASAMA PROGRAM PEMERINTAH KAB./KOTA - CSR – PEMERINTAH
                 PUSAT - CFCD

           Persiapan
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)
Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)

Contenu connexe

Tendances

Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Maha Rudi
 
Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015
Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015
Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015
Joy Irman
 
Pengantar strategi sanitasi kab kota RL
Pengantar strategi sanitasi kab kota RLPengantar strategi sanitasi kab kota RL
Pengantar strategi sanitasi kab kota RL
Edison Thomas
 

Tendances (20)

Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) 2014
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) 2014Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) 2014
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) 2014
 
Pedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi Permukiman
Pedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi PermukimanPedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi Permukiman
Pedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
Proses Penyusunan Strategi Sanitasi (SSK)
 
Tahapan Program PPSP - Penyusunan Rencana Strategis BPS dan SSK
Tahapan Program PPSP - Penyusunan Rencana Strategis BPS dan SSKTahapan Program PPSP - Penyusunan Rencana Strategis BPS dan SSK
Tahapan Program PPSP - Penyusunan Rencana Strategis BPS dan SSK
 
Manual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak SanitasiManual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
Manual D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi
 
Manual C Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Manual C Penyusunan Strategi Sanitasi KotaManual C Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Manual C Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
 
SE Mendagri tentang Pedoman Pengelolaan PPSP di Daerah
SE Mendagri tentang Pedoman Pengelolaan PPSP di DaerahSE Mendagri tentang Pedoman Pengelolaan PPSP di Daerah
SE Mendagri tentang Pedoman Pengelolaan PPSP di Daerah
 
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/KotaManual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
 
Sinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Sanitasi
Sinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran SanitasiSinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Sanitasi
Sinkronisasi Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Sanitasi
 
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
 
Proses Penyusunan Buku Putih Sanitasi
Proses Penyusunan Buku Putih SanitasiProses Penyusunan Buku Putih Sanitasi
Proses Penyusunan Buku Putih Sanitasi
 
Teknis Fasilitasi Penyusunan Dokumen dalam Program PPSP
Teknis Fasilitasi Penyusunan Dokumen dalam Program PPSPTeknis Fasilitasi Penyusunan Dokumen dalam Program PPSP
Teknis Fasilitasi Penyusunan Dokumen dalam Program PPSP
 
Buku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi Permukiman
Buku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi PermukimanBuku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi Permukiman
Buku Referensi Opsi Teknologi Sanitasi Permukiman
 
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Bidang Air Minum, Cipta Karya
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Bidang Air Minum, Cipta KaryaPedoman Penyusunan Memorandum Program Bidang Air Minum, Cipta Karya
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Bidang Air Minum, Cipta Karya
 
Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perenca...
Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perenca...Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perenca...
Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perenca...
 
Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015
Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015
Tahap Implementasi/Pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Permukiman mplementasi 2015
 
Memorandum Program - 1 Pengantar MPS
Memorandum Program - 1 Pengantar MPSMemorandum Program - 1 Pengantar MPS
Memorandum Program - 1 Pengantar MPS
 
Memorandum Program - 7 Lokakarya MPS
Memorandum Program - 7 Lokakarya MPSMemorandum Program - 7 Lokakarya MPS
Memorandum Program - 7 Lokakarya MPS
 
Pengantar strategi sanitasi kab kota RL
Pengantar strategi sanitasi kab kota RLPengantar strategi sanitasi kab kota RL
Pengantar strategi sanitasi kab kota RL
 
Memorandum Program - 2 Review SSK dan Prioritas Pembangunan Sanitasi
Memorandum Program - 2 Review SSK dan Prioritas Pembangunan SanitasiMemorandum Program - 2 Review SSK dan Prioritas Pembangunan Sanitasi
Memorandum Program - 2 Review SSK dan Prioritas Pembangunan Sanitasi
 

En vedette

Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
infosanitasi
 
Cover Buku Putih Rejang Lebong
Cover Buku Putih Rejang LebongCover Buku Putih Rejang Lebong
Cover Buku Putih Rejang Lebong
Edison Thomas
 

En vedette (20)

Roadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
Roadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppspRoadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
Roadmap program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
 
Aliansi Fasilitator Sanitasi Indonesia (AFSI)
Aliansi Fasilitator Sanitasi Indonesia (AFSI)Aliansi Fasilitator Sanitasi Indonesia (AFSI)
Aliansi Fasilitator Sanitasi Indonesia (AFSI)
 
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program SanitasiUsulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi
 
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan SanitasiPeraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Peraturan Presiden tentang Percepatan Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
 
Menerapkan Good Governance dalam Pembangunan Sanitasi Permukiman
Menerapkan Good Governance dalam Pembangunan Sanitasi PermukimanMenerapkan Good Governance dalam Pembangunan Sanitasi Permukiman
Menerapkan Good Governance dalam Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
Esensi Strategi Sanitasi (SSK) dan Memorandum Program (MPS) dalam Pendanaan S...
Esensi Strategi Sanitasi (SSK) dan Memorandum Program (MPS) dalam Pendanaan S...Esensi Strategi Sanitasi (SSK) dan Memorandum Program (MPS) dalam Pendanaan S...
Esensi Strategi Sanitasi (SSK) dan Memorandum Program (MPS) dalam Pendanaan S...
 
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan SanitasiKebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
 
Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014Permen pupr24 2014
Permen pupr24 2014
 
Cover Buku Putih Rejang Lebong
Cover Buku Putih Rejang LebongCover Buku Putih Rejang Lebong
Cover Buku Putih Rejang Lebong
 
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
Pelaksanaan Program PPSP tahun 2015
 
Pedoman penyusunan rencana tindak sanitasi
Pedoman penyusunan rencana tindak sanitasiPedoman penyusunan rencana tindak sanitasi
Pedoman penyusunan rencana tindak sanitasi
 
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta Karya
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta KaryaPedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta Karya
Pedoman Penyusunan Memorandum Program Sanitasi, Cipta Karya
 
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi permukiman
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi permukimanProgram Percepatan Pembangunan Sanitasi permukiman
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi permukiman
 
Status dan Progress Program PPSP
Status dan Progress Program PPSPStatus dan Progress Program PPSP
Status dan Progress Program PPSP
 
Strategi Pembangunan Sanitasi Permukiman Nasional 2010-2014
Strategi Pembangunan Sanitasi Permukiman Nasional 2010-2014Strategi Pembangunan Sanitasi Permukiman Nasional 2010-2014
Strategi Pembangunan Sanitasi Permukiman Nasional 2010-2014
 
Komitmen Para Pimpinan Daerah bagi Pembangunan Saniasi di Indonesia
Komitmen Para Pimpinan Daerah bagi Pembangunan Saniasi di IndonesiaKomitmen Para Pimpinan Daerah bagi Pembangunan Saniasi di Indonesia
Komitmen Para Pimpinan Daerah bagi Pembangunan Saniasi di Indonesia
 
Metode Review Strategi Sanitasi (SSK)
Metode Review Strategi Sanitasi (SSK)Metode Review Strategi Sanitasi (SSK)
Metode Review Strategi Sanitasi (SSK)
 
Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi
Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi
Pelaksanaan PPSP Tahap 3 dan 4, serta Fungsi Pokja Provinsi
 
Penyusunan Program dan Kegiatan Pembangunan Sektor Sanitasi
Penyusunan  Program dan Kegiatan Pembangunan Sektor SanitasiPenyusunan  Program dan Kegiatan Pembangunan Sektor Sanitasi
Penyusunan Program dan Kegiatan Pembangunan Sektor Sanitasi
 
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)
 

Similaire à Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)

D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
PEMPROP JABAR
 
Erangka pengeluaran jangka menengah
Erangka pengeluaran jangka menengahErangka pengeluaran jangka menengah
Erangka pengeluaran jangka menengah
damargohadiono
 
Tor bme phln pamsimas dan rise 1(1)
Tor  bme phln pamsimas dan rise 1(1)Tor  bme phln pamsimas dan rise 1(1)
Tor bme phln pamsimas dan rise 1(1)
Agung Jatmiko
 
Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi K/L dan Pemda, Mengacu pada P...
Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi K/L dan Pemda, Mengacu pada P...Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi K/L dan Pemda, Mengacu pada P...
Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi K/L dan Pemda, Mengacu pada P...
Noviyarti Badri
 

Similaire à Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) (20)

Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/KotaManual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
Manual Memorandum Program Sektor Sanitasi Kabupaten/Kota
 
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
D. konsep pengembangan pagu indikatif di kabupaten sumedang (mas wal)
 
Pengantar Memorandum Program Sektor Sanitasi
Pengantar Memorandum Program Sektor SanitasiPengantar Memorandum Program Sektor Sanitasi
Pengantar Memorandum Program Sektor Sanitasi
 
Erangka pengeluaran jangka menengah
Erangka pengeluaran jangka menengahErangka pengeluaran jangka menengah
Erangka pengeluaran jangka menengah
 
Tahapan Program PPSP - Tahap Memorandum Program Sanitasi
Tahapan Program PPSP - Tahap Memorandum Program SanitasiTahapan Program PPSP - Tahap Memorandum Program Sanitasi
Tahapan Program PPSP - Tahap Memorandum Program Sanitasi
 
Modul MP-04 Pemrograman dan Penganggaran Sanitasi Jangka Menengah
Modul MP-04 Pemrograman dan Penganggaran Sanitasi Jangka MenengahModul MP-04 Pemrograman dan Penganggaran Sanitasi Jangka Menengah
Modul MP-04 Pemrograman dan Penganggaran Sanitasi Jangka Menengah
 
Renja kes 1 76
Renja kes 1 76Renja kes 1 76
Renja kes 1 76
 
Bab 1. Pendahuluan
Bab 1.  PendahuluanBab 1.  Pendahuluan
Bab 1. Pendahuluan
 
Modul MP-07 Penulisan Memorandum Program Sanitasi
Modul MP-07 Penulisan Memorandum Program SanitasiModul MP-07 Penulisan Memorandum Program Sanitasi
Modul MP-07 Penulisan Memorandum Program Sanitasi
 
20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdf
20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdf20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdf
20190225_Panduan_Pendampingan_Implementasi_All.pdf
 
Tor bme phln pamsimas dan rise 1(1)
Tor  bme phln pamsimas dan rise 1(1)Tor  bme phln pamsimas dan rise 1(1)
Tor bme phln pamsimas dan rise 1(1)
 
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH.pdf
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH.pdfPERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH.pdf
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DAERAH.pdf
 
Komitmen atas Program dan Anggaran
Komitmen atas Program dan AnggaranKomitmen atas Program dan Anggaran
Komitmen atas Program dan Anggaran
 
Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi K/L dan Pemda, Mengacu pada P...
Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi K/L dan Pemda, Mengacu pada P...Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi K/L dan Pemda, Mengacu pada P...
Pedoman Penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi K/L dan Pemda, Mengacu pada P...
 
DIKLAT_MP_2023_(PERENCANAAN_Anggaran_(1)_dr_Erica_(Recovered_1).pdf
DIKLAT_MP_2023_(PERENCANAAN_Anggaran_(1)_dr_Erica_(Recovered_1).pdfDIKLAT_MP_2023_(PERENCANAAN_Anggaran_(1)_dr_Erica_(Recovered_1).pdf
DIKLAT_MP_2023_(PERENCANAAN_Anggaran_(1)_dr_Erica_(Recovered_1).pdf
 
DIKLAT_MP_2023_(PERENCANAAN_Anggaran_(1)_dr_Erica.pdf
DIKLAT_MP_2023_(PERENCANAAN_Anggaran_(1)_dr_Erica.pdfDIKLAT_MP_2023_(PERENCANAAN_Anggaran_(1)_dr_Erica.pdf
DIKLAT_MP_2023_(PERENCANAAN_Anggaran_(1)_dr_Erica.pdf
 
Makalah hubungan tor dengan tujuan organisasi
Makalah hubungan tor dengan tujuan organisasiMakalah hubungan tor dengan tujuan organisasi
Makalah hubungan tor dengan tujuan organisasi
 
Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
Revitalisasi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan
 
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MMMAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
MAKALAH PERENCANAAN DAERAH POL PP..LAMPUNG UTARA ,Zarkasi BY ACHMAD AVANDI,SE,MM
 
Strategi monev sanitasi permukiman
Strategi monev sanitasi permukimanStrategi monev sanitasi permukiman
Strategi monev sanitasi permukiman
 

Plus de infosanitasi

Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
infosanitasi
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
infosanitasi
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
infosanitasi
 

Plus de infosanitasi (20)

Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
Permen PUPR 26 2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan Sistem A...
 
Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014Permen PUPR pupr26 2014
Permen PUPR pupr26 2014
 
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
Aspek Kelembagaan dan Pendanaan Sanitasi dalam Program PPSP 2015-2019
 
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
Target Pembangunan Sanitasi Nasional 2015-2019
 
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang KesehatanPengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
Pengalokasian Pendanaan Sanitasi bidang Kesehatan
 
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
Pendampingan Pokja dalam Pengelolaan Program PPSP 2015
 
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBMKesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
Kesiapan Pelaksanaan Studi Primer dan IPP STBM
 
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
Arah Kebijakan Program PPSP 2015 2019
 
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
Strategi, Kebijakan, Target dan Sasaran Pembangunan Sanitasi (Air Limbah dan ...
 
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
Daftar Kabupaten/Kota Peserta Program PPSP 2015
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 
Permen PU No. 05/2013 tentang Pemetaan Bidang Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Permen PU No. 05/2013 tentang Pemetaan Bidang Sosial Ekonomi dan LingkunganPermen PU No. 05/2013 tentang Pemetaan Bidang Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Permen PU No. 05/2013 tentang Pemetaan Bidang Sosial Ekonomi dan Lingkungan
 
Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Pedoman Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
 

Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS)

  • 1. Petunjuk Praktis Memorandum Program Sanitasi (MPS) Desember 2012
  • 2.
  • 3. KATA PENGANTAR Penyusunan Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) merupakan tahapan ke-4 dari enam tahapan pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Tahapan ini pada dasarnya merupakan tindak lanjut dari Strategi Sanitasi Kab/Kota (SSK), yaitu penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi sanitasi kab/kota, strategi dan kebijakan sanitasi kab/kota, serta arahan program/kegiatan selama 5 (lima) tahun mendatang. Melalui penyusunan MPS diharapkan program dan kegiatan yang telah diidentifikasi pada tahapan SSK dapat diimplementasikan dengan tepat, sesuai dengan prioritas, dan dengan mempertimbangkan kendala dan kemampuan yang ada. Memorandum Program merupakan komitmen bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka mempercepat pelaksanaan pembangunan sanitasi permukiman. Petunjuk Prakis Penyusunan Dokumen MPS ini berisikan mengenai tata cara penyusunan dokumen MPS, yang mencakup penetapan program prioritas, penyusunan program dan anggaran jangka menengah dan tahunan, dan pengelolaan program. Selain itu juga dijelaskan mengenai tata cara eksternalisasi dan penggalangan komitmen dari para pihak yang terkait dengan percepatan pembangunan sanitasi permukiman, baik di pusat maupun di daerah. Materi lainnya adalah penyiapan Proposal Pendanaan dalam rangka mencari sumber pendanaan alternatif. Petunjuk Praktis Penyusunan Dokumen MPS ini diharapkan dapat memberikan pedoman bagi anggota Program Manajemen Unit (PMU), Program Implementation Unit (PIU), Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Provinsi dan Kab/Kota, Satuan Kerja (Satker), para fasilitator, dan para penggiat sanitasi. Dengan Panduan yang menuntun penggunanya langkah demi langkah, diharapkan dapat dihasilkan sebuah Dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS) yang lengkap, terpadu, berkomitmen, dan dapat diimplementasikan secara tepat waktu dan tepat sasaran. Jakarta, Desember 2012 Ir. M. Syukrul Amien Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkkungan Permukiman Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum
  • 4. Daftar Isi Pendahuluan A. Penjelasan Rinci Outline MPS B. Lampiran  PT-01.MPS : KOMITMEN PROGRAM DAN PENGANGGARAN  PT-02.MPS : PENYUSUNAN DESKRIPSI PROGRAM DAN PROPOSAL PENDANAAN  PT-03.MPS : TINDAK LANJUT  PT-04.MPS : PENULISAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI  PT-05.MPS : PENULISAN MPS-TAHUNAN
  • 5. PENDAHULUAN Latar belakang Setelah menyelesaikan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota, selanjutnya Kelompok Kerja (Pokja) AMPL/Sanitasi Kabupaten/Kota akan melanjutkan pada tahap untuk dapat mengimplementasi kan seluruh strategi yang telah disepakati. Rangkaian proses dan tahapan yang diperlukan agar seluruh program dan kegiatan dapat direalisasikan dituangkan di dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi (MPS), baik terkait kepastian ketersediaan anggaran, persiapan untuk tahap konstruksi ataupun repetisi tindak lanjut tahunan yang diperlukan. Petunjuk mengenai tata cara penyusunan MPS ini telah disusun sebelumnya oleh Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) pada tahun 2010 di dalam sebuah dokumen yang disebut sebagai Manual Tahap D: Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi dan dokumen Manual Memorandum Program Sanitasi Kabupaten / Kota (2011). Pada versi Desember 2012 ini ada beberapa penyesuaian kecil terkait istilah, yang dilakukan agar lebih mensinkronkan dengan Surat Edaran Mendagri 660/4919/SJ tentang Pedoman Pengelolaan PPSP. Sebagaimana latar belakang disiapkannya Petunjuk Praktis Penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Petunjuk Praktis Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota, maka Petunjuk Praktis Memorandum Program Sanitasi ini juga disiapkan berdasarkan umpan balik dari pelaksanaan PPSP selama 2 tahun terakhir yang mengindikasikan perlunya dokumen tambahan yang dapat digunakan oleh Pokja dan Fasilitator dalam rangka penyusunan MPS secara tuntas dan sederhana, disamping lebih memfokuskan pada “proses” supaya tercapainya komitmen program dan penganggaran, serta tindak lanjut yang perlu dilakukan apabila terjadi “funding gap”. Secara konseptual, dokumen MPS merupakan saringan akhir agar semua Program Kegiatan yang akan diimplementasikan dapat dipastikan sumber pendanaannya serta memenuhi kaidah SMART (Specific – jelas, tidak mengundang interpretasi, Measureable – terukur, Achieveable – dapat dicapai, Relevant – informasi yang jelas bagi pengguna, Timely – tepat waktu). Tujuan Penerbitan Petunjuk Praktis Penyusunan Memorandum Program Sanitasi ini untuk dapat dijadikan pegangan bagi Kelompok Kerja (Pokja) AMPL/Sanitasi di Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan Tahap 4 Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yaitu penyusunan Memorandum Program. Selain itu, Petunjuk ini juga diharapkan dapat menjadi pedoman dan referensi bagi fasilitator dalam memfasilitasi Pokja dalam proses penyusunannya. Kelengkapan Petunjuk Praktis Petunjuk Praktis Penyusunan MPS ini disusun dengan struktur penulisan sebagai berikut:  Bagian A : Penjelasan Rinci Outline MPS Menjelaskan secara detail mengenai informasi dan data yang perlu ditampilkan dalam MPS. Penjelasan rinci ini memberi acuan minimum informasi (standar minimum) yang perlu dihasilkan/dituliskan
  • 6. berdasarkan “proses” yang telah dijalani untuk setiap Bab, sub-bab dan Lampiran di dalam dokumen MPS.  Bagian B : Petunjuk Teknis Berisi penjelasan proses dan langkah-langkah dalam penyusunan tahapan MPS secara rinci untuk mile- stone utama. Bagian ini dapat menjadi semacam “daftar centang’ (check-list) bagi Pokja guna menyiapkan secara detail terkait proses penyiapan MPS. Bagian ini juga menekankan pada penjelasan “apa” yang harus dilakukan, oleh “siapa”, “kapan”, dan sedikit penjelasan mengenai “mengapa”. Bagian ini juga memberi penjelasan rinci mengenai tata cara pelaksanaan kegiatan atau analisis spesifik yang perlu dilakukan untuk kegiatan utama penyusunan MPS. Selain itu, di bagian ini juga terdapat referensi mengenai cara menindak lanjuti apabila masih terjadi kekurangan dana untuk implementasi kegiatan (funding gap). Pengguna Sasaran Pengguna sasaran dari Petunjuk ini adalah Pokja Kabupaten/Kota. Namun demikian, mengingat fungsi Provinsi untuk melakukan Koordinasi, Advokasi, Advisori, Fasilitasi, Supervisi dan Sinkronisasi, maka Pokja Provinsi akan menarik banyak manfaat jika membaca Petunjuk ini. Selain itu, Petunjuk ini dapat digunakan oleh Fasilitator untuk membantu proses fasilitasi yang akan dilakukan. Ringkasan proses penyusunan MPS Petunjuk Praktis yang disiapkan ini memadukan antara “proses” dan “produk”. Karena itu di samping lebih banyak memberi panduan tentang bagaimana mencapai milestone-milestone, Petunjuk Praktis ini juga mengindikasikan produk pada tiap-tiap milestone. Terdapat 5 (lima) milestone di dalam penyusunan dokumen SSK yang digambarkan sebagai berikut: Milestone di dalam penyusunan MPS Lampiran: Bab 2: Penyiapan Deskripsi Konsolidasi dan Komitmen Program danProposal Program Pendanaan Bab1: Bab 3: Tindak Lanjut Tahunan Review dan Penetapan Rencana Implementasi dan Program Prioritas Pengelolaan Program Jadwal kegiatan Proses penyusunan MPS idealnya dapat mulai dilakukan secara bersamaan dengan proses penyusunan SSK, yaitu ketika mencapai proses input Bab 5 SSK Penyusunan Program dan Kegiatan, yang direncanakan pada akhir bulan Agustus. Pada tahapan tersebut, team Pokja perlu banyak melakukan konsolidasi dan konsultasi internal, baik dengan SKPD/Dinas Kabupaten/Kota terkait, maupun eksternal dengan tingkat
  • 7. Pemerintah Provinsi ataupun Pusat. Pendekatan untuk mendapat dukungan dan partisipasi dari Dunia Usaha dan masyarakat juga merupakan bagian proses yang paling menentukan optimasi dari penyusunan MPS ini. Secara konsep, dokumen MPS merupakan Dokumen Terbuka (rolling document) yang perlu selalu di perbaharui sesuai kemajuan komitmen yang dicapai. Evaluasi Kegiatan dan tindak lanjut tahunan tetap perlu dilakukan secara rutin ataupun periodik oleh Pokja setelah periode fasilitasi CF / PF selesai, dengan sasaran agar semua Program Kegiatan yang sudah disepakati dapat ter-implementasi pada periode waktu jangka Menengah ini. Secara proses, target yang diharapkan dapat tercapai pada akhir periode fasilitasi MPS adalah disepakati dan ditandatanganinya dokumen pokok MPS, yang berisi Nota Komitmen terkait implementasi program terseleksi dan skedul penganggarannya, baik dari tingkat Kabupaten / Kota, Provinsi dan Pemerintah Pusat. Apabila beberapa kegiatan masih belum ada komitmen sumber pendanaannya (Program dalam “Daftar Tunggu”), maka Pokja perlu mempersiapkan deskripsi rinci Rencana Tindak Lanjut yang akan dilakukan pada periode tahun-tahun selanjutnya, baik terkait “pemasaran” program tersebut maupun langkah pengawalan untuk program yang sudah ada komitmennya.
  • 8. JADWAL PELAKSANAAN PENYUSUNAN MPS Bulan( Fasilitasi tahun n) Fasilitasi Periode Tahun (n+1) No Kegiatan Okt Nov Des Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Dec 1 Penyusunan Buku Putih Sanitasi waktu penyusunan Buku Putih Sanitasi waktu penyusunan SSK 2 Penyusunan Dokumen SSK 2,1 Milestone 1: Penyiapan kerangka kerja pembangunan sanitasi Awal proses MPS 2,2 Milestone 2: Penetapan strategi pembangunan sanitasi Bab 3, 4 2,3 Milestone 3: Penyusunan program dan kegiatan Bab 5 a. Penyusunan program dan kegiatan b. Konsultasi dengan Forum SKPD dan Tim Pengarah c. Konsultasi dengan DPRD d. Konsultasi dengan Provinsi e. Konsultasi dengan Satker f. Finalisasi program dan kegiatan 2,4 Milestone 4: Finalisasi SSK waktu proses penyusunan MPS ideal 3 Penyusunan Dokumen MPSS kesatuan proses perencanaan PPSP: BPS - SSK - MPS 3 Penyusunan Dokumen MPSS 3,1 REVIEW dan PENETAPAN PROGRAM PRIORITAS Bab 1 a. Review Program dan Kegiatan - konsolidasi b. Resume Permasalahan Sub-sektor sanitasi b. Resume Penetapan Sub sektor dan Program Prioritas d. Review Kebutuhan Anggaran dan Indikasi Potensi Pembiayaan e. Penyiapan Deskripsi Program utama 3,2 KONSOLIDASI dan KOMITMEN PROGRAM Bab 2 a. Kesepakatan dengan Forum SKPD / Eksekutif dan Legislatif Kab/Kota b. Draft Komitmen Program dan Penganggaran Tingkat kab/Kota c. Konsolidasi dan Presentasi Tingkat Provinsi khusus untuk N+1 d. Draft Komitmen Program dan Penganggaran Tingkat Provinsi e. Konsolidasi dan Presentasi Tingkat Pusat / K / L f. Draft Komitmen Program dan Penganggaran Tingkat Pusat / K / L g. Penandatangan Komitmen Program Jangka Menengah 3,3 RENCANA IMPLEMENTASI dan PENGELOLAAN PROGRAM Bab 3 a. Manajemen dan Organisasi Pelaksana b. Rencana Pengadaan Barang dan Jasa c. Rencana Monitoring dan Evaluasi Tahunan d. Tindak lanjut rencana implementasi Tahun n+2 Lampiran 3,4 PENYIAPAN DESKRIPSI PROGRAM DAN PROPOSAL PENDANAAN a. Pemilahan lembar Tabel Program yang belum ada Komitmen-nya c. Lobby dan Presentasi dengan untuk unsur Non-Pemerintah (Swasta / LSM/ Masyarakat / Donor) d. Draft Komitmen-1*) partisipasi Program unsur Non Pemerintah 3,5 TINDAK LANJUT TAHUNAN a. Pengawalan Penganggaran b. Fasilitasi terkait Rencana Tindak Tahun n+1 (oleh CF/PF/PMU/PIU) Catatan: Dokumen MPS merupakan dokumen "Terbuka" - yang akan selalu di update 1 sesuai progres / pencapaian yang ada Proses lebih dipentingkan - Laporan / "produk dokumen" hanya sebagai 2 pencatatan proses yang sudah dilaksanakan
  • 9. A. PENJELASAN RINCI OUT-LINE MEMORANDUM PROGRAM SANITASI
  • 10. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Logo Kabupaten/Kota) Tahun ……… MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Kabupaten / Kota ……………… Provinsi …………………………... (bagian ini dapat diisi foto atau gambar) DISIAPKAN OLEH: POKJA SANITASI KABUPATEN / KOTA …………
  • 11. Kata Pengantar  Kata Pengantar memberikan penjelasan ringkas atas isi, makna, dan manfaat yang ingin dicapai dengan dilakukannya penyusunan MPS:  MPS merupakan dokumen kesepakatan yang terintegrasi dan berisi Prioritas Program Sanitasi Kabupaten/Kota, Nota Kesepakatan terkait komitmen dukungan dari berbagai pihak untuk implementasi program dan sumber pendanaannya, serta tahapan persiapan untuk implementasi  Bagian ini juga memuat harapan dan arahan Bupati/Walikota sebagai pemegang kebijakan terkait tahap pembangunan sanitasi yang akan dituju dalam periode jangka pendek, menengah, dan panjang.  Perlu disebutkan juga komitmen Bupati/Walikota untuk mengaplikasikan dokumen perencanaan strategis sanitasi yang telah disusun di dalam SSK dan MPS ini dengan memasukkan/mengintegrasikannya pada dokumen Perencanaan Daerah (RPJMD/Renstra/RPIJM dll.) serta siklus penganggaran reguler di Pemerintah Daerah.  Harapan terkait manfaat dari proses penyusunan MPS ini  Kata Pengantar ditandatangani Bupati/Walikota.  Batasi jumlah halaman kata pengantar ini hanya 1 (satu) halaman.  Hapus seluruh teks ini pada saat Kata Pengantar siap disusun
  • 12. Kata Pengantar Daftar Isi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan (maks. 1 halaman) 1.2 Resume Permasalahan Sanitasi ( maks. 4 halaman) 1.2.1 Permasalahan Air Limbah Permukiman 1.2.2 Permasalahan Persampahan 1.2.3 Permasalahan Drainase Lingkungan 1.2.4 Permasalahan Prohisan 1.3 Resume Tujuan dan Sasaran Sampai Tahun 20xx ( maks. 2 halaman) 1.4 Resume Program Prioritas dan Justifikasinya (masing-masing maks. 2 halaman) 1.4.1 Prioritas Air Limbah Permukiman 1.4.2 Prioritas Persampahan 1.4.3 Prioritas Drainase Lingkungan 1.4.4 Prioritas Prohisan BAB 2 MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH 2.1 Sumber Dana Pemerintah (masing-masing maks. 2 halaman) 2.1.1 Lembar Kesepakatan Pemerintah Kab / Kota 2.1.2 Lembar Kesepakatan Pemerintah Provinsi 2.1.3 Lembar Kesepakatan Pemerintah Pusat 2.2 Sumber Dana Non Pemerintah (masing-masing maks. 2 halaman) 2.2.1 Lembar Kesepakatan Partisipasi Swasta (Dunia Usaha / CSR / LSM) 2.2.2 Lembar Kesepakatan Masyarakat 2.2.3 Lembar Kesepakatan Lembaga Donor BAB 3 RENCANA IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM 3.1 Manajemen dan Organisasi Pelaksana (maks. 2 halaman) 3.2 Rencana Pengadaan Barang dan Jasa (maks. 2 halaman) 3.3 Rencana Monitoring dan Evaluasi Tahunan (maks. 1 halaman) LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1: Komitmen Program Jangka Menengah (kertas A3 – format excel, landscape) L.1-A Tabel Program Sanitasi Kab / Kota xx L.1-B Program dengan Kesepakatan Pemerintah Kab / Kota L.1-C Program dengan Kesepakatan Pemerintah Provinsi L.1-D Program dengan Kesepakatan Pemerintah Pusat L.1-E Program dengan Kesepakatan Partisipasi Swasta L.1-F Program dengan Kesepakatan Masyarakat
  • 13. Lampiran 2: Program yang Belum Ada Komitmen Pendanaannya (kertas A3 – format excel, landscape) L.2-A Daftar Program yang belum ada Kesepakatan Pendanaannya Lampiran 3: Deskripsi Program Utama dan Proposal Pendanaan Alternatif L.3-A Deskripsi Program Utama L.3-B Proposal Pendanaan Lampiran 4: Rencana Tindak Tahunan L.4-A Rencana Tindak Lanjut Implementasi Program Tahun (n+2)1 L.4-B Rencana Tindak Persiapan Implementasi Program Tahun (n+3) Daftar Tabel Tabel 1.1 Permasalahan Utama Air Limbah Permukiman Tabel 1.2 Permasalahan Utama Persampahan Tabel 1.3 Permasalahan Utama Drainase Lingkungan Tabel 1.4 Permasalahan Utama Prohisan Tabel 1.5 Tujuan dan Sasaran Utama Sanitasi sampai 20xx Tabel 1.6 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Permukiman periode 20xx-20xx Tabel 1.7 Prioritas Program dan Kegiatan Persampahan periode 20xx-20xx Tabel 1.8 Prioritas Program dan Kegiatan Drainase Lingkungan periode 20xx-20xx Tabel 1.9 Prioritas Program dan Kegiatan Prohisan periode 20xx-20xx Tabel 3.1 Manajemen Implementasi dan Organisasi Pengelola Tabel 3.2 Daftar Centang Kriteria Kesiapan Pengadaan Barang dan Jasa Tahun n+2 dan n+3 Tabel 3.3 Kesepakatan Tindak Lanjut MonEv Tahunan Tabel L.1-A Tabel Program dan Kegiatan Kabupaten / Kota xx Tabel L.1-B Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Pemerintah Kabupaten / Kota Tabel L.1-C Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Pemerintah Provinsi Tabel L.1-D Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Pemerintah Pusat Tabel L.1-E Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Partisipasi Swasta. Tabel L.1-F Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Partisipasi Masyarakat Tabel L.1-G Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Negara Donor Tabel L.2-B Daftar Program dan Kegiatan Yang Belum Ada Kesepakatan Pendanaannya Tabel L.4-A Rencana Tindak Lanjut Implementasi Program Tahun (n+2) Tabel L.4-B Rencana Tindak Persiapan Implementasi Program Tahun (n+3) Daftar Peta Peta 1.1 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Permukiman periode 20xx-20xx Peta 1.2 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Persampahan periode 20xx-20xx Peta 1.3 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Drainase Lingkungan periode 20xx-20xx Peta 1.4 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Prohisan periode 20xx-20xx Daftar Gambar 1 Tahun n adalah asumsi tahun penyusunan SSK – dan n+1 adalah tahun dimulainya penyusunan MPS
  • 14. Daftar Istilah AMPL Air Minum dan Penyehatan Lingkungan APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara AUSAID Australian Aid Agency BAKD Bina Administrasi Keuangan Daerah BAPP Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BIP Badan Investasi Pemerintah BKK Badan Kredit Kecamatan BLUD Badan Layanan Umum Daerah BPP SPAM Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum BUMD Badan Usaha Milik Daerah BUMN Badan Usaha Milik Negara CBO Community-Based Organization CDF Community Development Funds CDM Clean Development Mechanism CK Cipta Karya CLTS Community-Led Total Sanitation CSR Corporate Social Responsibility CSS City Sanitation Strategy (SSK) DAK Dana Alokasi Khusus DPA Dokumen Pelaksanaan Anggaran DAU Dana Alokasi Umum Dekon Dana Dekonsentrasi Depdagri Departemen Dalam Negeri Depkes Departemen Kesehatan Depkeu Departemen Keuangan DJPKD Dirjen Perimbangan Keuangan Daerah DPU Departemen Pekerjaan Umum DPR Dewan Perwakilan Rakyat DBH Dana Bagi Hasil ISSDP Indonesia Sanitation Sector Development Program INPRES Instruksi Presiden IndII Indonesia Infrastructure Initiative KPJM Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah KDH Kepala Daerah K/L Kementerian dan Lembaga KLH Kementerian Negara Lingkungan Hidup KUA Kebijakan Umum Anggaran KUR Kredit Usaha Rakyat KSM Kelompok Swadaya Masyarakat KPS Kerjasama Pemerintah Swasta LPDB Lembaga Pengelola Dana Bergulir LSM Lembaga Swadaya Masyarakat MBR Masyarakat berpenghasilan rendah MDG Millennium Development Goals
  • 15. Musrenbang Musyawarah Perencanaan Pembangunan NGO Non-Governmental Organization O&M Operation and Maintenance OBA Output-Based Aid PAD Pendapatan Asli Daerah PBK Penganggaran Berbasis Kinerja PD Perusahaan Daerah PDB Produk Domestik Bruto PDAM Perusahaan Daerah Air Minum PBB Pajak Bumi dan Bangunan PD-PAL Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah Permukiman Perda Peraturan Daerah Pemda Pemerintah Daerah Permendagri Peraturan Menteri Dalam Negeri PPSP Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Prohisan Promosi Higin dan Sanitasi Pokja Kelompok Kerja PP Peraturan Pemerintah PPAS Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara PPP Public-Private Partnership PT Perseroan Terbatas PU Pekerjaan Umum RKA Rencana Kerja Anggaran RKP Rencana Kerja Pemerintah RKPD Rencana Kerja Pemerintah daerah RKA K/L Rencana Kerja Anggaran Kementrian dan Lembaga RPIJM Rencana Pembangunan Induk Jangka Menengah RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional SILPA Sisa Lebih Penggunaan Anggaran SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah Sanimas Sanitasi berbasis Masyarakat SSK Strategi Sanitasi Kota SPM Standar Pelayanan Minimal Satker Satuan Kerja TA Technical Assistance TPA Tempat Pemrosesan Akhir ToR Terms of Reference, Kerangka Kerja TP Dana Tugas Pembantuan TAPD Tim Anggaran Pemerintah Daerah TPS Tempat Penampungan Sementara UU Undang-undang UMKM Usaha Mikro, Kecil dan Menengah USAID United States Aid Agency UKM Usaha Kecil Menengah WASPOLA Water and Sanitation Policy Action Planning Project WSP-EAP Water and Sanitation Program–East Asia and the Pacific
  • 16. BAB 1 PENDAHULUAN Petunjuk Umum:  Bab ini berisi penjelasan singkat terkait Latar Belakang, Maksud dan Tujuan penyusunan MPS, resume permasalahan serta program prioritas Sanitasi Kab /Kota. Isi dari sub bab 1.2 dan 1.3 lebih merupakan finalisasi data yang di resume kan dari dokumen Buku Putih (BP) dan Strategi Sanitasi Kab/Kota (SSK)  Minimum informasi yang harus tersedia adalah Tabel / Peta / Gambar yang tercantum didalam boks.  Pokja dapat menambahkan informasi yang dirasa relevan dan penting dalam penyusunan MPS ini, tetapi di rekomendasikan batasi jumlah halaman Bab 1.1 maksimal 1 halaman, Bab 1.2 maks 4 halaman dan Bab 1.3 maks masing-masing sub 2 halaman .  Penjelasan atau data yang lebih rinci dapat dimasukkan di dalam lampiran.  Cantumkan dengan jelas Rujukan Sumber Data dalam bentuk “foot note” atau tulisan dibawah Tabel / Gambar  Block dan hapus seluruh teks dan Boks ini setelah Bab 1 selesai disusun 1.1 Maksud dan Tujuan Petunjuk Umum:  Sub-bab ini berisi uraian maksud penyiapan MPS, resume tahapan yang sudah dilakukan sebelumnya serta kegiatan / tindak lanjut yang akan dilakukan secara regular tahunan setelah selesainya penyiapan dokumen ini.  Tujuan pokok dari memorandum ini juga diuraikan secara singkat, termasuk makna dan batasan komitmen dari semua pihak terkait untuk dukungan implementasi strategi bagi program dan kegiatan sanitasi yang telah di konsolidasikan.  Batasi penulisan maksimal 1 (satu) halaman. Output: Uraian singkat 1.2 Resume Permasalahan Sanitasi Petunjuk Umum: Sub-bab ini berisi deskripsi permasalahan utama untuk masing-masing dalam bentuk tabel. Secara umum deskripsi ini merupakan data yang di resumekan dari Buku Putih. Output: Tabel 1.1: Permasalahan Utama Air Limbah Permukiman Tabel 1.2: Permasalahan Utama Persampahan Tabel 1.3: Permasalahan Utama Drainase Lingkungan Tabel 1.4: Permasalahan Utama Prohisan
  • 17. 1.3 Resume Tujuan dan Sasaran Sampai Dengan Tahun 20xx Petunjuk Umum: Sub-bab ini berisi deskripsi tujuan dan sasaran utama untuk masing-masing dalam bentuk tabel. Deskripsi ini merupakan data yang di resumekan dari dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota dan mengacu kepada sasaran PPSP, Standar Pelayanan Minimum (SPM), target MDGs dan dokumen Perencanaan Jangka Menengah Pemerintah yang terkait. Output: Tabel 1.5: Tujuan dan Sasaran Utama Sanitasi 1.4 Program Prioritas dan Justifikasinya Petunjuk Umum: Sub-bab ini berisi:  Uraian singkat terkait alasan adanya kebutuhan untuk menetapkan program yang diprioritaskan untuk masing-masing aspek.  Uraian singkat yang mendukung kenapa suatu program menjadi prioritas dengan justifikasi tinjauan dari aspek Teknis, Keuangan Daerah, Ekonomi, dan kesinkronan program dengan NSPK Provinsi dan Pusat. Justifikasi masing-masing program prioritas utama tersebut juga ditekankan untuk memenuhi sasaran PPSP, SPM, RPJMD dan MDG’s.  Secara umum sub bab ini merupakan data yang di resumekan dari SSK dan disetujui secara penuh oleh anggota Pokja serta SKPD terkait.  Sebagai tahapan awal, tetapkan maksimal 4 program prioritas permasing sektor .  Petunjuk pelaksanaan sub bab ini dapat dilihat pada “Manual MP-02: Penetapan Program Prioritas” Output: Uraian singkat 1.4.1 Air Limbah Permukiman Sub ini berupa uraian singkat dan tabel - yang berisi maksimum 4 program Air Limbah Permukiman yang akan di prioritaskan pencapaiannya, berikut justifikasi nya. Penetapan program prioritas (termasuk Kegiatan pendukung) mengacu ke Daftar Program Kegiatan dari SSK yang telah dikonsolidasikan ke semua Dinas/Instansi terkait, dan dengan mempertimbangkan aspek kebutuhan mendesak serta kemampuan anggaran. Evaluasi program prioritas lanjutan (ke 4 dst) akan ditelaah pada Program MPS tahunan. Lampirkan juga Peta yang menunjukkan lokasi rencana program tersebut. Output: Tabel 1.6 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Permukiman periode 20xx-20xx Peta 1.1 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Permukiman periode 20xx-20xx 1.4.2 Persampahan Sub-bab ini berupa uraian singkat dan tabel yang berisi maksimum 4 program Persampahan yang akan di prioritaskan pencapaiannya pada periode 20xx-20xx, berikut justifikasi nya. Lampirkan juga Peta yang menunjukkan lokasi rencana program tersebut.
  • 18. Output: Tabel 1.7 Prioritas Program dan Kegiatan Persampahan periode 20xx-20xx Peta 1.2 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Persampahan periode 20xx-20xx 1.4.3 Drainase Lingkungan Sub-bab ini berupa uraian singkat dan tabel - yang berisi maksimum 3 program Drainase Lingkungan yang akan di prioritaskan pencapaiannya pada periode 20xx-20xx, berikut justifikasi nya. Lampirkan juga Peta yang menunjukkan lokasi rencana program tersebut. Output: Tabel 1.8 Prioritas Program dan Kegiatan Drainase Lingkungan periode 20xx-20xx Peta 1.3 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Drainase Lingkungan periode 20xx-20xx 1.4.4 Prohisan Sub-bab ini berupa uraian singkat dan tabel yang berisi maksimum 3 program Prohisan yang akan di prioritas kan pencapaiannya pada periode 20xx-20xx, berikut justifikasi nya. Lampirkan juga Peta yang menunjukkan lokasi rencana program tersebut. Output: Tabel 1.9 Prioritas Program dan Kegiatan Aspek Prohisan periode 20xx-20xx Peta 1.4 Lokasi Prioritas Program dan Kegiatan Prohisan periode 20xx-20xx
  • 19. BAB 2 MEMORANDUM PROGRAM JANGKA MENENGAH 2.1 Sumber Dana Pemerintah Petunjuk Umum:  Berupa Nota Kesepakatan / Memorandum Program, yang berisi resume umum dukungan untuk implementasi Program dan Kegiatan yang di danai dari sumber Dana Pemerintah, baik tingkat internal Kab/Kota, antara Kab/Kota dengan Provinsi dan Pusat.  Sebutkan pada Nota tersebut bahwa Detail Komitmen Program Jangka Menengah yang disepakati mengacu pada Tabel excel dari Lampiran 1.  Pada sub bab pengantar ini uraikan dengan singkat Proses sampai dengan tercapainya Nota Kesepakatan ini, misal pertemuan yang sudah dilakukan ataupun catatan-catatan khusus serta tindak lanjut yang disepakati untuk dilakukan.  Lembar Kesepakatan ini bersifat “TERBUKA”, yaitu memungkinkan ditambah dengan kesepakatan- kesepakatan baru yang dicapai sejalan perkembangan proses “pemasaran” untuk penganggaran bagi program kegiatan lainnya.  Batasi penulisan maksimal 2 (dua) halaman untuk tiap Lembar Kesepakatan   Referensi:  Referensi proses terkait tahapan ini dapat mengacu ke:  Petunjuk Teknis PT-01 “Komitmen Program dan Penganggaran” Output: Uraian singkat, terkait proses Nota Kesepakatan yang sudah dicapai untuk dukungan implementasi Program / Penganggaran dari sumber Dana Pemerintah 2.1.1 Lembar Kesepakatan Pemerintah Kabupaten/Kota  Merupakan Lembar Komitmen Kab/Kota terkait Program Sanitasi Jangka Menengah.  Versi awal dari Nota ini hendaknya merupakan hasil kajian setelah dilakukan proses konsultasi internal Kab/Kota dengan forum SKPD/Eksekutif dan Team Anggaran, sedangkan versi final hendaknya merupakan hasil kajian setelah dilakukan konsultasi pada tingkat Provinsi, Pusat ataupun sumber pendanaan lain yang sudah dilakukan.  Sebutkan bahwa Lembar ini mengacu ke Tabel yang berisi daftar Program dan Kegiatan serta deskripsi rinci yang diletakkan pada Lampiran L.1-B.  Tabel L.1-A berisi lembar Keseluruhan program Sanitasi dari Kab/Kota xx – baik yang sudah ada kesepakat pendanaannya ataupun belum ada kesepakatannya. Output: Nota Kesepakatan - yang berisi uraian proses dan kesepakatan dukungan rencana Program dan penganggaran pada tingkat Kab/Kota. Ditandatangani oleh Bupati / Walikota.
  • 20. 2.1.2 Lembar Kesepakatan Pemerintah Provinsi  Merupakan Lembar Kesepakatan terkait Komitmen dukungan Program dan stimulan Penganggaran dari Pemerintah Provinsi – yaitu setelah mempertimbangkan hasil konsultasi dalam Forum Pra-Lokakarya dan forum Lokakarya dengan Pokja Provinsi dan SKPD Provinsi terkait.  Sebutkan bahwa Nota ini mengacu ke Tabel yang berisi detail Program dan Kegiatan serta deskripsi rinci yang diletakkan pada bagian Lampiran L.1-C. Output: Nota Kesepakatan, yang berisi uraian proses dan kesepakatan dukungan Program / Penganggaran antar pemangku kepentingan dari tingkat Provinsi. Ditandatangani oleh Bupati / Walikota dan Gubernur. 2.1.3 Lembar Kesepakatan Pemerintah Pusat  Merupakan Lembar Kesepakatan terkait Komitmen dukungan Program dan stimulanPenganggaran dari level Pusat – yaitu setelah mempertimbangkan hasil konsultasi dengan Pokja AMPL dan Kementerian / Lembaga terkait- ataupun dengan perwakilan K/L pada tingkat Provinsi, yaitu para Satker.  Sebutkan bahwa Nota ini mengacu ke Tabel yang berisi daftar Program dan Kegiatan serta deskripsi rinci yang diletakkan pada bagian Lampiran L.1-D. Output: Nota Kesepakatan, yang berisi uraian proses Kesepakatan serta komitmen dukungan Program / Penganggaran untuk Kab / Kota pada tingkat Pusat / K / L. Ditandatangani oleh Bupati / Walikota, Gubernur dan Dirjen terkait / Satker. 2.2 Sumber Non Pemerintah Petunjuk Umum:  Berisi uraian terkait resume umum Nota Kesepakatan / Memorandum Program dukungan implementasi bagi Program dan Kegiatan yang dari unsur Non Pemerintah. Klasifikasi dukungan ini termasuk dari unsur Partisipasi Swasta, maupun dari kontribusi masyarakat, baik tingkat internal Kab/Kota, Provinsi atau Nasional.  PENTING ditekankan bahwa dukungan dari unsur Non Pemerintah tidak selalu dalam bentuk PENDANAAN, tetapi dimungkinkan juga dalam bentuk dukungan lainnya, seperti penyediaan lahan, pengadaan Barang / Jasa yang dilakukan secara langsung, kesediaan untuk mengelola dll. Untuk itu format kesepakatan dari Sumber Non Pemerintah ini hendaknya fleksible dan bisa mengakomodir kepentingan bersama.  Sebutkan pada Nota tersebut bahwa Detail Komitmen Program Jangka Menengah yang disepakati mengacu pada Tabel excel dari Lampiran 1.  Uraikan dengan singkat pada sub bab ini proses sampai dengan tercapainya Nota Kesepakatan ini, misal pertemuan yang sudah dilakukan ataupun catatan-catatan khusus terkait Nota ini serta tindak lanjut yang disepakati untuk dilakukan.
  • 21. Referensi:  Referensi proses terkait tahapan ini dapat mengacu ke Manual MP-06 “Komitmen atas Program dan Anggaran” dan Petunjuk Teknis PT-03 “Tindak Lanjut”. Output: Uraian singkat,terkait proses Nota Kesepakatan yang sudah dicapai untuk dukungan implementasi Program / Penganggaran dari sumber Dana Non Pemerintah. 2.2.1 Lembar Kesepakatan Partisipasi Swasta (Dunia Usaha / CSR / LSM)  Berisi Lembar Kesepakatan terkait komitmen dukungan untuk implementasi suatu Program dan/atau komitmen untuk stimulan Penganggaran sebagai unsur Partisipasi dari Swasta – baik dari Dunia Usaha / terkait CSR ataupun dari unsur LSM.  Sebutkan bahwa Nota ini mengacu ke Tabel yang berisi daftar Program dan Kegiatan serta deskripsi rinci yang diletakkan pada bagian Lampiran L.1-E Catatan: 1) Secara umum, penggalangan dana dari aspek Partisipasi Swasta memerlukan proses waktu yang lebih panjang. Tercapainya komitmen / kesepakatan biasanya merupakan hasil akhir setelah melalui proses penyiapan Project Digest, sosialisasi dan loby. 2) Bentuk komitmen kesepakatan sebaiknya fleksibe lsehingga dapat diterima dengan nyaman oleh kedua belah pihak. Apabila ada beberapa komitmen dengan berbagai sumber pendana, bisa disiapkan masing-masing kesepakatan secara spesifik, sesuai kesepakatan dengan calon sumber pemberi dana 3) Kosongkan lembar ini apabila belum ada komitmen. Output: Nota Kesepakatan, yang berisi uraian proses Kesepakatan serta komitmen dukungan Program / Penganggaran untuk Kab / Kota dari unsur Partisipasi Swasta. Ditandatangani oleh Bupati / Walikota ataupun perwakilan yang tepat, dan unsur perwakilan Swasta (Dunia Usaha / CSR / LSM). Format Nota disesuaikan dengan kesepakatan pihak terkait. 2.2.2 Lembar Kesepakatan Masyarakat  Berisi Lembar Kesepakatan terkait dukungan masyarakat dalam proses implementasi suatu Program atau kegiatan. Sebutkan bahwa Nota ini mengacu ke Tabel yang berisi daftar Program dan Kegiatan serta deskripsi rinci yang diletakkan pada bagian Lampiran L.1-F. Tahapan Proses:  Penyiapan Daftar Program dan Kegiatan yang memungkinkan adanya kontribusi / kesepakatan dari unsur masyarakat (misal terkait masalah lahan untuk Sanimas, 3R, ataupun program terkait STBM lainnya)  Penjajagan awal kepada masyarakat terkait  Sosialisasi Program Brief dan presentasi singkat
  • 22. Penjajagan Lanjutan, rapat koordinasi dengan unsur Masyarakat / Kelompok Masyarakat terkait , penetapan bentuk kontribusi yang dapat dilakukan  Penyiapan Draft Nota Kesepakatan dan konsultasi  Penyiapan Nota Kesepakatan dukungan program / kegiatan Catatan:  Komitmen atau kontribusi masyarakat ini tidak selalu dalam bentuk dukungan uang, tetapi bisa dalam bentuk kesepakatan untuk menghibahkan tanah, kesediaan untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan ataupun dalam bentuk kesediaan untuk pengelolaan Pasca Konstruksi.  Bentuk komitmen bisa fleksibel, tergantung kesepakatan yang diterima kedua belah pihak. Apabila ada beberapa kelompok maka masing-masing bisa dibuat kesepakatan yang fleksibel.  Kosongkan lembar ini apabila belum ada komitmen. Output: Nota Kesepakatan, yang berisi uraian proses Kesepakatan serta komitmen dukungan Program / Penganggaran untuk Kab / Kota dari unsur kontribusi masyarakat. Ditandatangani oleh Bupati / Walikota/unsur perwakilan Kab/Kota dan unsur Masyarakat / Kelompok Masyarakat. 2.2.3 Lembar Kesepakatan Lembaga Donor  Merupakan Lembar Kesepakatan terkait dukungan Lembaga Donor dalam proses implementasi suatu Program atau kegiatan. Sebutkan bahwa Nota ini mengacu ke Tabel yang berisi daftar Program dan Kegiatan serta deskripsi rinci yang diletakkan pada bagian Lampiran L.1-G Tahapan Proses:  Pemilahan Daftar Program dan Kegiatan yang cocok dengan kriteria yang di syaratkan untuk program bantuan Lembaga Donor  Penjajagan awal kepada perwakilan Lembaga Donor, biasanya melalui koordinator dari unsur K/L pemerintah Pusat  Penyiapan Deskripsi Program sesuai kriteria yang disyaratkan dan presentasi singkat  Penjajakan Lanjutan, rapat koordinasi  Penandatanganan Kesepakatan untuk mengikuti program / kegiatan bantuan dari unsur Lembaga Donor Catatan: Secara umum, penggalangan dana dari Negara Donor tidak memungkinkan dilakukan secara langsung oleh Kab/Kota. Satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan memantau dan memonitor informasi program bantuan dari Lembaga Donor yang akan / sudah berjalan. Sub bab ini berisi lembar kesepakatan apabila sudah ada komitmen dengan sumber dari Lembaga Donor. Kosongkan lembar ini apabila belum ada komitmen. Output: Nota Kesepakatan, terkait komitmen dukungan Program / Penganggaran dari unsur Lembaga Donor. Ditandatangani oleh Bupati / Walikota, perwakilan Pusat dan Lembaga Donor (tergantung prosedur administrasi yang berlaku).
  • 23. BAB 3 RENCANA IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM Petunjuk Umum:  Bab ini berisi uraian rencana tindak lanjut setelah adanya Komitmen / Nota Kesepakatan - terkait tahap persiapan untuk implementasi dan pengelolaan program.  Sub bab terkait MonEv lebih ditekankan sebagai strategi untuk memastikan bahwa semua Program Kegiatan yang telah dikonsolidasikan dan disinkronkan dapat diimplementasikan sesuai skedul rencana – sesuai kondisi ter update  Minimum informasi yang harus tersedia adalah Tabel /uraian yang tercantum didalam boks.  Pokja dapat menambahkan informasi yang dirasa relevan dan penting dalam penyusunan MPS ini, tetapi di rekomendasikan batasi jumlah halaman Bab 3 maksimal 5 (lima) halaman.  Penjelasan atau data yang lebih rinci dapat dimasukkan di dalam lampiran.  Cantumkan dengan jelas Rujukan Sumber Data dalam bentuk “catatan kaki” atau tulisan dibawah Tabel / Gambar (misal: SSK – bab 3 dst.) Referensi: Petunjuk Teknis PT.03 – Tindak Lanjut Block dan hapus seluruh teks dan Boks ini setelah Bab 3 selesai disusun 3.1 Manajemen dan Organisasi Pengelola Petunjuk Umum:  Terkait Manajemen Implementasi: 1. Sub bab ini berisi klarifikasi dan pendetailan - terkait semua kesiapan manajemen yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan tahap implementasi. 2. Prioritaskan persiapan manajemen yang terkait Langkah Prosedural Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah untuk tahap implementasi Program Kegiatan tahun n+2 dan n+3 yang sudah ada komitmen penganggarannya. 3.  Terkait Organisasi Pengelola: 1. Penjelasan terkait Organisasi Pengelola yang perlu dipersiapkan dalam rangka mendukung persiapan implementasi, seperti Kelompok Pengelola Sanimas / 3R, pemisahan Operator / Regulator, ataupun Organisasi lain yang di syaratkan sesuai “kriteria kesiapan” (readiness criteria). 2. Rincian aspek Organisasi Pengelola ini termasuk pemastian kesiapan SKPD / Dinas yang akan melaksanakannya. Tahapan Proses:  Dari daftar program dan kegiatan, di pilah kegiatan yang terkait aspek manajerial dan kelembagaan yang perlu dipersiapkan / ditindak lanjuti oleh internal Kab / Kota dalam rangka persiapan tahap implementasi.  Pemilahanan khususnya terkait persiapan implementasi pekerjaan infrastruktur yang sudah ada Nota Kesepakatan Penganggaran-nya. Output: Tabel 3.1 Manajemen Implementasi dan Organisasi Pengelola
  • 24. 3.2 Rencana Pengadaan Barang dan Jasa Petunjuk Umum:  Berisi Uraian singkat dan Tabel Daftar centang Kriteria Kesiapan dan rincian kegiatan yang perlu dilakukan agar Rencana Pengadaan Barang dan Jasa yang sudah ada Nota Kesepakatan Penganggarannya dapat ter-realisasi sesuai skedul rencana, terutama untuk sumber dana dari Pemerintah.  Secara umum evaluasi dan updating terkait sub bab ini dilakukan secara berulang pada tiap tahunnya.  Sedangkan pada dokumen”master” ini, penulisan sub-bab difokuskan pada kegiatan rencana Pengadaan Barang dan Jasa untuk tahun n+2 dan utamanyauntuk tahun n+3 terlebih dahulu. Rencana pengadaan untuk tahun n+4 akan ditindak lanjuti secara lebih detail pada Dokumen MPS Tahunan.  Termasuk kegiatan ini a.l distribusi Deskripsi Program yang diperlukan untuk penyiapan KAK ke Dinas/SKPD terkait, Provinsi, Pusat atau penyandang anggaran lainnya.  Satu hal yang paling utama adalah rencana tindak untuk memastikan agar semua rencana Kegiatan yang sudah ada Kesepakatannya dapat dikawal sehingga masuk dalam proses Penganggaran yang legal, termasuk Tahapan Musrenbang, di adopsi pada RPIJM dll. Output: Tabel 3.2 - Daftar Centang Kriteria Kesiapan Pengadaan Barang dan Jasa Tahun n+2 dan n+3 (khusus sumber dana dari Pemerintah) 3.3 Rencana Monitoring dan Evaluasi Tahunan Berisi uraian Rencana dan macam kegiatan Monitoring dan Evaluasi yang akan dilakukan secara berulang tiap tahunan dengan fokus agar semua Program Kegiatan Rencana dapat diimplementasikan secara optimum – baik dari kesiapan penganggaran maupun administrasi pendukungnya. Aktifitas MonEv ini akan ditinjau secara rutin pada Dokumen MPS tahunan. Salah satu bahasan yang perlu ditetapkan pada dokumen ini terkait Dinas atau Kelompok mana yang akan melaksanakan fungsi kegiatan MonEv tahun mendatang – apakah masih akan dilakukan oleh Pokja Sanitasi, dibawah koordinasi langsung Bappeda atau oleh Badan tertentu. Secara umum Evaluasi harus dapat memberikan informasi mengenai: STRATEGI:Apakah yang dilakukan sudah benar OPERASI: Apakah cara yang ditempuh sudah benar PEMBELAJARAN: Apakah ada cara yang lebih baik Output: Tabel 3.3 - Kesepakatan Tindak Lanjut MonEv Tahunan
  • 25. Lampiran Lampiran 1: Komitmen Program Jangka Menengah Petunjuk umum:  Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan yang sudah di sinkronkan dan di koordinasikan dengan pemangku kepentingan terkait, dan utamanya sudah ada Kesepakatan / Komitmen untuk dukungan dalam implementasi-nya dari berbagai sumber pendana.  Pada bagian bawah Tabel Kesepakatan ini ditandatangani oleh Pokja dan Dinas terkait, baik pada tingkat Kab/Kota, Provinsi, Pusat ataupun sumber pendana lainnya.  Format Tabel dalam file Excel, dibuat dalam kertas A3 – dengan layout “Landscape”  Uraian dan penjelasan secara umum terkait Lembar Kesepakatan dukungan diuraikan pada Bab 2 diatas. Tahapan dan petunjuk lebih lengkap dapat mengacu ke seri Petunjuk Teknis PT-01.MPS “Komitmen Program dan Penganggaran” L.1-A Tabel Keseluruhan Program Sanitasi Kab / Kota xx  Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan versi lengkap dan di adopsi dari Dokumen SSK. Secara umum keseluruhan Program dan Kegiatan tersebut sudah melalui proses penyinkronan dan koordinasi antar SKPD / pemangku kepentingan pada tingkat Kab/Kota. Tampilan tabel secara menyeluruh ini ditujukan agar para pengambil keputusan dapat melihat kebutuhan semua Program dan Indikasi Penganggaran yang diperlukan pada periode Jangka Menengah – yaitu pelaksanaan yang diperlukan agar tujuan dan sasaran yang ditetapkan pada perencanaan strategis sanitasi Kab/Kota dapat di capai.  Tabel ditandatangani oleh Pokja Kab/Kota Tahapan Proses:  Adopsi dari dokumen SSK – yaitu setelah melalui Review akhir untuk penjaminan kualitas. Output: Tabel L.1-A: Tabel Program Sanitasi Kabupaten / Kota xx L.1-B Tabel Program dengan Kesepakatan Pemerintah Kab / Kota  Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan yang sudah di sinkronkan dan di koordinasikan antar SKPD / pemangku kepentingan terkait tingkat Kab/Kota , dan utamanya sudah ada Kesepakatan /komitmen untuk dukungan dalam implementasi-nya dari Pemerintah Kab / Kota.  Tabel ini merupakan deskripsi detail terkait lembar komitmen Bab 2.1.1.  Tabel ditandatangani oleh Pokja Kota dan SKPD terkait Tahapan Proses:  Pemilahan program dan Kegiatan prioritas yang akan dibiayai sendiri dengan APBD Kab/Kota – pertimbangkan justifikasi kemampuan dan komitmen alokasi anggaran Kab/Kota  Internalisasi dan konsultasi ke SKPD terkait, Tim Pengarah, Tim Anggaran dan Panitia Anggaran
  • 26. Kesepakatan strategi alternatif apabila diperlukan dukungan dana stimulan diluar APBD Kab/Kota  Konsultasi dengan Provinsi, Pusat dan sumber Non-Pemerintah lainnya – capai kesepakatan dukungan untuk usulan Program Kegiatan yang sesuai tupoksi / NSPK masing-masing.  Review alokasi pendanaan APBD KK terkait hasil konsolidasi eksternal  Finalisasi Program Kegiatan yang akan didanai oleh APBD Kab/Kota  Penyiapan Nota Komitmen Kab/Kota  Diseminasi Program dan Kegiatan Prioritas (terkait lembar komitmen Bab 2.1.1) Output: Tabel L.1-B: Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Pemerintah Kabupaten / Kota L.1-C Tabel Program dengan Kesepakatan Pemerintah Provinsi  Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan yang sudah ada Kesepakatan / komitmen untuk dukungan implementas-nyai dari Pemerintah Provinsi.  Tabel ini merupakan deskripsi detail terkait lembar komitmen Bab 2.1.2  Tabel ditandatangani oleh Pokja Kab/Kota, Pokja Provinsi dan Dinas/SKPD Provinsi terkait. Tahapan Proses:  Pemilahan program dan Kegiatan yang sinkron dengan NSPK Provinsi dan Rensta / Renja SKPD / Dinas terkait  Koordinasi dengan Pokja Provinsi terkait skedul konsultasi  Penyiapan materi presentasi dan konsultasi  Konsultasi dan presentasi dengan Pimpinan SKPD terkait dan Jajarannya  Konsolidasi masukan dan revisi Program dan Kegiatan Prioritas yang akan didukung implementasinya oleh Provinsi  Diseminasi Program dan Kegiatan Prioritas yang sinkron dan disepakati untuk mendapat dukungan dari Provinsi  Penyiapan draft penandatanganan komitmen Output: Tabel L.1-C Daftar Program dengan Kesepakatan Pemerintah Provinsi L.1-D Tabel Program dengan Kesepakatan Pemerintah Pusat  Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan yang sudah ada Kesepakatan / komitmen untuk dukungan implementasi-nya dari Pemerintah Pusat / Perwakilan Pemerintah Pusat (Satker).  Tabel ini merupakan deskripsi detail terkait komitmen Bab 2.1.3  Tabel ditandatangani oleh Pokja Kab/Kota, Pokja Provinsi dan Dinas/SKPD Provinsi terkait. Tahapan Proses:  Pemilahan program dan Kegiatan yang sinkron dengan NSPK K/L dan Rensta / Renja K/L terkait  Koordinasi dengan Satker Provinsi terkait untuk penetapan skedul konsultasi * *) kegiatan ini akan di fasilitasi oleh Pokja Provinsi
  • 27. Penyiapan materi presentasi dan konsultasi **) **)format usulan disesuaikan dengan standar per masing-masing terkait, sebagai misal untuk bidang keciptakaryaan maka format harus sesuai dengan standar dokumen RPIJM.  Sesi konsultasi dan koordinasi dengan Satker Provinsi terkait  Konsolidasi masukan dan revisi Program dan Kegiatan Prioritas yang sesuai dengan NSPK Pusat  Diseminasi Program dan Kegiatan Prioritas yang sinkron dan disepakati untuk mendapat dukungan dari Tingkat Pusat Output: Tabel L.1-D Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Pemerintah Pusat L.1-E Tabel Program dengan Kesepakatan Partisipasi Swasta  Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan yang sudah ada Kesepakatan / komitmen untuk dukungan dalam implementasi-nya dari unsur Partisipasi Swasta, baik dari unsur Dunia Usaha (CSR / Konsep Kerjasama Pemerintah Swasta) ataupun dari NGO dengan wakil swasta dan instansi berwenang.  Tabel ini merupakan deskripsi detail terkait lembar komitmen Bab 2.2.1  Tabel kesepakatan ditandatangani unsur berwenang atau terkait, baik oleh Pokja Kab/Kota / Provinsi ataupun dan Dinas/SKPD.  Kosongkan Tabel ini apabila masih belum ada kesepakatan dengan unsur Partisipasi Swasta ini. Tahapan Proses:  Pemilahan program dan Kegiatan yang sinkron dan memungkinkan dilakukan partisipasi dari Swasta (Dunia Usaha / CSR / LSM)  Penjajagan awal / lobby terkait skenario bentuk partisipasi  Penyiapan proposal, presentasi dan konsolidasi  Konsolidasi masukan dan revisi skenario kerjasama / partisipasi  Diseminasi Program partisipasi dengan instansi terkait  Penyiapan draft penandatanganan komitmen kerjasama / partisipasi Output: Tabel L.1-E Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Partisipasi Swasta. L.1-F Tabel Program dengan Kesepakatan Masyarakat  Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan yang sudah ada Kesepakatan /komitmen untuk dukungan dalam proses implementasi-nya dari unsur Partisipasi Masyarakat.  Sebagai catatan, kontribusi dari masyarakat tidak selalu dalam bentuk Dana, tetapi juga bisa dalam bentuk Kesediaan dalam penyediaan lahan (misal untuk program MCK umum / tangki septik komunal), kesediaan untuk kontribusi tenaga, kesediaan untuk mengelola Prasarana umum paska pembangunan ataupun kontribusi lain yang terkait. Penjelasan spesifik bentuk kontribusi ini bisa dicantumkan dalam kolom keterangan.  Tabel ini merupakan deskripsi detail terkait lembar komitmen Bab 2.2.2  Tabel kesepakatan ditandatangani unsur berwenang atau terkait, baik oleh Pokja Kab/Kota / Provinsi ataupun dan Dinas/SKPD dengan unsur masyarakat / perwakilan masyarakat.  Kosongkan Tabel ini apabila masih belum ada kesepakatan dengan unsur Partisipasi Masyarakat ini.
  • 28. Tahapan Proses:  Pemilahan program dan Kegiatan yang sinkron dan memungkinkan dilakukan dengan dukungan partisipasi dari masyarakat / kelompok warga  Penjajagan awal / lobby terkait skenario bentuk partisipasi  Penyiapan proposal, presentasi dan konsolidasi  Konsolidasi masukan dan revisi skenario kerjasama / partisipasi  Diseminasi Program partisipasi dengan instansi terkait  Penyiapan draft penandatanganan komitmen kerjasama / partisipasi Output: Tabel L.1-F Daftar Program dan Kegiatan dengan Kesepakatan Partisipasi Masyarakat
  • 29. Lampiran 2: Program yang Belum Ada Komitmen Pendanaannya Lampiran ini berisi Tabel Program dan Kegiatan yang sudah di sinkronkan dan di koordinasikan dengan pemangku kepentingan terkait, tetapi belum ada kepastian terkait komitmen untuk dukungan pendanaannya. Uraian dan penjelasan umum terkait Lembar Kesepakatan dukungan diuraikan pada Bab 2 diatas. L.2-A Daftar Program Kegiatan Yang Belum Ada Kesepakatan Pendanaannya Berisi uraian dan penjelasan singkat terkait strategi dan Rencana Tindak terkait Tabel Daftar Program dan Kegiatan yang belum ada Komitmen alokasi pendanaannya (di istilahkan sebagai Program Kegiatan dalam “Daftar Tunggu”). Format Tabel tersebut relatif sama dengan format tabel kegiatan umum, dengan tambahan keterangan yang antara lain mencantumkan:  Status prioritas per masing-masing kegiatan tersebut Tahapan Proses:  Inventarisir dan pilah Program dan Kegiatan yang belum ada komitmen penganggarannya .  Tetapkan Kegiatan yang prioritas dan penting untuk segera dilaksanakan dalam periode 1 atau 2 tahun mendatang. Rangking prioritas berdasarkan Daftar tersebut merupakan urutan yang perlu ditindak lanjuti secara intensif.  Paparkan potensi sumber dana alternatif berdasar informasi yang sudah diperoleh Pokja (mengacu ke bab terkait potensi sumber pendanaan dari dokumen BP dan SSK).  Evaluasi dan koordinasi ulang dengan masing-masing SKPD penanggung jawab, termasuk alternatif pendanaan yang memungkinkan.  Penyiapan garis besar rencana tindak – termasuk deskripsi pemastian siapa yang melakukan apa , kapan, dan bagaimana strategi nya Catatan: Diperlukan Kreatifitas, perubahan Cara Pandang dan dukungan penuh dari Pemda untuk menyelesaikan masalah “funding gap” ini – untuk memastikan agar seluruh Program Kegiatan dapat terimplementasi. Strategi dan Rencana Tindak yang terrencana dan konsisten merupakan kunci keberhasilan Pokja. Output:  Uraian umum terkait program dan kegiatan yang belum ada komitmen pendanaannnya, potensi sumber pendanaan alternatif, strategi dan Rencana tindak.  Tabel L.2-A Daftar Program dan Kegiatan Yang Belum Ada Komitmen pendanaannya.
  • 30. Lampiran 3: Deskripsi Program Utama dan Proposal Pendanaan Alternatif Lampiran ini lebih ditujukan untuk memberikan informasi kepada instansi / pihak terkait tentang segala sesuatu menyangkut informasi umum untuk program-program utama, termasuk latar belakang, tujuan, sasaran dan mafaat program, rencana pendanaan dan rencana skedul pelaksanaan. Informasi diatas dimaksudkan untuk dapat sebagai bahan pertimbangan dalam proses mendapatkan komitmen pendanaan pihak diluar instansi Pemerintah Kab / Kota, baik itu Prov, Pusat ataupun swasta dll.dan tahap persiapan implementasi (penyiapan ToR pelelangan dll.) L.3-A Deskripsi Program Utama Lampiran ini berisi uraian terkait deskripsi Program utama, yang berisi a.l Latar Belakang, tujuan dan sasaran, alokasi dan kebutuhan pendanaan. Penyiapan deskripsi ini diutamakan untuk program utama yang berskala besar e.g Pembangunan TPA, Off-site system dll. dan dimaksudkan untuk mendukung proses buy-in dan kelengkapan administrasi untuk tahap implementasi Output: Deskripsi untuk Program utama dan kegiatan, yang antara lain mencantumkan: Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran, Manfaat yang akan dicapai, Rencana Penganggaran dan Skedul Pelaksanaan L.3-B Proposal Pendanaan Berisi proposal Pendanaan yang spesifik untuk kegiatan yang belum ada alokasi pendanaannya – sebagai persiapan alternatif kerjasama dengan swasta / CSR dll. Penyiapan dokumen ini ditujukan untuk mendukung proses ”pemasaran” dalam mencari solusi alternatif. Tahap Proses: 1. Paparkan potensi sumber dana alternatif 2. Lakukan pertemuan awal dengan pihak Swasta dan donor potensial serta masyarakat, terutama untuk memperoleh informasi mengenai potensi sumber pendanaan diluar APBD dab APBN. Output: Kumpulan Proposal Pendanaan
  • 31. Lampiran 4: Rencana Tindak Tahunan Berisi uraian singkat rencana tindak lanjut persiapan implementasi untuk pelaksanaan pada tahun n+2 dan n+3. L.4-A Rencana Tindak Lanjut Implementasi Program Tahun (n+2) Pemilahan kegiatan pada area prioritas yang perlu dan akan dilaksanakan pada tahun n+2 (dimana n+1 adalah tahun penyusunan MPS ini). Kriteria pemilahan: merupakan kegiatan sederhana, tidak memerlukan perencanaan mendalam (no brainers), dan memungkinkan dibiayai sendiri dengan dana APBD Kota atau sumber dana alternatif yang relatif mudah diperoleh. Faktor prioritas dan sudah adanya kepastian dukungan pendanaan stimulan (apabila terkait sumber pendanaan eksternal) juga merupakan pertimbangan utama. Output: RKM (Renc. Kegiatan Mendesak) L.4-A Rencana Tindak Lanjut Implementasi Program Tahun (n+2) L.4-B Rencana Tindak Persiapan Implementasi Program Tahun (n+3)  Inventarisasi program kegiatan yang sudah ada Nota Kesepakatan penganggarannya untuk rencana implementasi tahun n+3 – dipilah masing-masing untuk sumber dari APBD Kab/Kota, Provinsi, Pusat ataupun sumber dari Non-Pemerintah lainnya.  Kirimkan tabel program dan kegiatan yang sudah disepakati tersebut kepada masing-masing pemegang mata anggaran (Dinas / Satker) untuk dapat ditindaklanjuti – lampirkan Nota Kesepakatan. Output: -Internalisasi Penganggaran -Tindak Lanjut “Funding Gap” L.4-B Rencana Tindak Persiapan Implementasi Program Tahun (n+3)
  • 32. B. LAMPIRAN PETUNJUK TEKNIS MEMORANDUM PROGRAM PT-01.MPS : KOMITMEN PROGRAM DAN PENGANGGARAN PT-02.MPS : PENYUSUNAN DESKRIPSI PROGRAM DAN PROPOSAL PENDANAAN PT-03.MPS : TINDAK LANJUT PT-04.MPS : PENULISAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI PT-05.MPS : PENULISAN MPS - TAHUNAN
  • 33. KOMITMEN PROGRAM DAN PT-01. MPS PENGANGGARAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI
  • 34. 1 PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran PT-01.MPS KOMITMEN PROGRAM DAN PENGANGGARAN Dokumen Referensi Terkait: Pelaksana: Perkiraan Lama Kegiatan: - Petunjuk Praktis Penyusunan Buku Anggota Pokja Sanitasi Kab./Kota, Pokja Dilakukan secara terus Putih dan SSK. Provinsi, Satker K/L Provinsi terkait dan Pokja menerus. - SE Mendagri No. SE 660/4919/SJ Pusat difasilitasi oleh Fasilitator Kota dan - Panduan Pelaksanaan Lokakarya Fasilitator Provinsi. Tujuan:  Review/Penelaahan SSK  Internalisasi dan Eksternalisasi Program, Kegiatan dan Penganggaran.  Kesepakatan program, kegiatan dan penganggaran jangka menengah dari sumber pendanaan APBD Provinsi, APBN, Swasta dan Masyarakat.  Penandatanganan Komitmen Program dan Penganggaran jangka menengah sektor sanitasi dari sumber pendanaan APBD Provinsi, APBN, Swasta dan Masyarakat.  Penetapan daftar tunggu bagi kegiatan-kegiatan yang belum ada sumber pendanaannya. Deskripsi: Program, kegiatan dan penganggaran yang dibuat pada tahapan sebelumnya (Penyusunan SSK) adalah besaran dan pengalokasian sumber pendanaan yang dialokasikan dari sumber pendanaan APBD Kab./Kota, APBD Provinsi dan APBN dan sudah dilakukan pembahasan ditingkat dengan pihak terkait di pemerintahan. Sehingga program dan kegiatan yang belum ada sumber pendanaannya masuk kedalam “daftar tunggu”. Daftar tunggu adalah daftar yang beisi program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan tetapi belum memiliki sumber pendanaan yang merupakan “funding gap” yang harus dicarikan solusinya. Pada tahap penyusunan MPS ini diutamakan bagaimana semua pihak dapat “berkomitmen” untuk menjadikan program dan kegiatan sector sanitasi merupakan “prioritas” bagi stakesholder terkait dan memberikan solusi terhadap “funding gap” dengan menyiapkan proposal pendanaan, sosialisasi untuk pemasaran, mengadakan pertemuan-pertemuan dengan sumber-sumber pendanaan potensial dan melakukan kesepakatan-kesepakatan untuk pendanaan sector sanitasi. Adanya perubahan kebijakan atau kebijakan baru, adanya sumber pendanaan potensial (baru) yang mungkin terjadi pada setiap tahun, terselesainya masterplan, studi dan desain yang mengharuskan Pokja Kab./Kota melakukan evaluasi dan revisi daftar program kegiatandan penganggaran yang telah disusun didalam SSK. Adanya perubahan ini maka harus dilakukan pembahasan kembali terhadap program dan kegiatan dengan pihak terkait. Tahapan Komitmen Program dan Penganggaran adalah sebagai berikut: 1. Koordinasi awal persiapan penyusunan MPS ditingkat Provinsi
  • 35. 2 PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran 2. Review SSK yang meliputi Review Kerangka Logis dan Program, Kegiatan dan Penganggaran 3. Internalisasi dan Eksternalisasi 4. Akses sumber pendanaan non-pemerintah 5. Presentasi/Desiminasi ditingkat Pusat (bila diperlukan) 6. Penandatanganan Komitmen Program dan Penganggaran 7. Penetapan daftar tunggu. Output: Output yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:  Akses sumber pendanaan non-pemerintah;  Tabel Rencana Investasi Sektor Sanitasi untuk sumber pendanaan dari APBD Provinsi;  Tabel Rencana Investasi Sektor Sanitasi untuk sumber pendanaan dari APBN;  Tabel Rencana Investasi Sektor Sanitasi untuk sumber pendanaan dari Swasta;  Tabel Rencana Investasi Sektor Sanitasi untuk sumber pendanaan dari Masyarakat;  Komitmen Program dan Penganggaran;  Tabel Daftar Tunggu bagi kegiatan yang belum memiliki sumber pendanaan. 1.1. Koordinasi Pendahuluan persiapan penyusunan MPS ditingkat Provinsi Pokja Provinsi mengundang Satker K/L terkait dan seluruh Pokja Kab./Kota yang akan dan sudah menyusun MPS untuk melakukan koordinasi dan menyusun rencana tindak penyusunan MPS. Pokja Provinsi menyiapkan rencana kerja (work plan) penyelesaian penyusunan MPS ditingkat provinsi. Agenda dari pertemuan pendahuluan tersebut adalah:  Evaluasi progress SSK dan tindak lanjut  Presentasi oleh Pokja Provinsi tentang substansi penyusunan MPS dan review MPS – Tahunan.  Penyamaan persepsi tentang makna dan substansi MPS;  Kesepakatan rencana kerja penyelesaian MPS dan review MPS - Tahunan;  Penyampaian informasi-informasi yang berkaitan dengan: (1). Perubahan Kebijakan Pemerintah tentang Penganggaran; (2). Kebijakan baru terkait dengan penganggaran pemerintah; (3). Sumber-sumber pendanaan potensial yang dapat diakses termasuk kriteria pendanaan; dan sebagainya.  Dsb. Output dari kegiatan ini adalah “RENCANA KERJA POKJA PROVINSI”, sebagai dasar Pokja Kab./Kota dalam menyusun “Rencana Kerja Pokja Kab./Kota” 1.2. Persiapan 1.2.1. Persiapan Penyusunan Memorandum Program Sanitasi 1. Setelah pertemuan di Pokja Provinsi maka Pokja Kab./Kota melakukan pertemuan awal untuk menyepakati beberapa hal antara lain:  Penyamaan persepsi untuk seluruh anggota Pokja Kab./Kota tentang MPS;
  • 36. 3 PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran  Menyusun dan menyepakati rencana kerja penyelesaian MPS yang disinkronkan dengan rencana kerja ditingkat provinsi dan pusat, termasuk menyepakati frekuensi pertemuan anggota Pokja Kab./Kota;  Menyepakati tugas dan tanggungjawab dari masing-masing anggota Pokja mengacu kepada SE Mendagri No. SE 660/4919/SJ;  Dsb. 2. Mengumpulkan semua informasi dari provinsi, pusat dan pihak-pihak lain terkait, sebagai sumber rujukan untuk melakukan review program, kegiatan dan penganggaran . Informasi yang perlu dikumpulkan antara lain:  Perubahan kebijakan penganggaran pemerintah;  Kebijakan baru terkait dengan penganggaran;  Sumber-sumber pendanaan potensial yang dapat diakses termasuk kriteria pendanaan;  Dokumen masterplan, studi dan DED, sebagai salah satu dasar untuk melakukan evaluasi dan revisi program, kegiatan dan penganggaran.  Dsb. Output dari kegiatan ini adalah “RENCANA KERJA POKJA KAB. KOTA” 1.3. Review Strategi Sanitasi Perkotaan (SSK) Yang dimaksud dengan “Review” adalah melihat dan menelaah kembali dokumen Buku Putih dan SSK serta melakukan perbaikan atau penyesuaian seperlunya sebagai dasar untuk menyusun Memorandum Program Sanitasi (MPS). Hasil review ini merupakan masukan bagi penyusunan MPS. Bilamana dipandang perlu oleh Pokja Kab./Kota untuk melakukan review Buku Putih dan SSK yang lebih mendalam maka Pokja harus membuat catatan-catatan terkait hal-hal yang perlu dilakukan review tersebut. Catatan- catatan tersebut harus dimasukkan kedalam lampiran MPS sebagai dasar/petunjuk adanya perubahan atau perbedaan yang ditulis didalam Buku Putih dan SSK dengan yang tertulis didalam MPS. Referensi yang harus digunakan sebagai dasar untuk melakukan Review Buku Putih dan SSK adalah Petunjuk Praktis Penyusunan Buku Putih dan SSK. 1.3.1. Area Berisiko  Lihat dan pelajari peta area beresiko;  Pelajari permasalahan sanitasi setiap komponen (Air Limbah, Persampahan, Drainase dan Prohisan).  Gunakan peta area beresiko sebagai pertimbangan utama dalam menentukan lokasi kegiatan.  Gunakan permasalahan pada area beresiko sebagai masukan untuk tabel kerangka logis. 1.3.2. Review Kerangka Kerja Logis Berdasarkan tabel Kerangka Logis dari dokumen SSK maka perlu diperiksa kembali terhadap kesesuaian antara isi tabel kerangka logis dengan Buku Putih dan SSK yang meliputi antara lain:  Permasalahan mendesak  Isu strategis  Tujuan
  • 37. 4 PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran  Sasaran meliputi: Pernyataan Sasaran harus terukur dan indikator sasaran  Strategi, Program dan Kegiatan harus dapat menjawab terhadap permasalahan dan sasaran yang ditetapkan.  Program dan kegiatan harus mengacu kepada Sasaran PPSP yang meliputi Penanganan Air Limbah Domestik, Sampah Domestik dan Drainase Lingkungan Permukiman.  Masukkan hasil review Kerangka Logis dalam Lampiran MPS. 1.3.3. Review Program, Kegiatan dan Penganggaran Beberapa hal yang harus dilakukan evaluasi dan review adalah:  Apakah Program dan kegiatan, sudah dapat menjawab permasalahan dan target pengembangan sanitasi;  Apakah Program dan kegiatan sudah sesuai dengan kaidah SMART (Specific – jelas, tidak mengundang interpretasi, Measureable – terukur, Achieveable – dapat dicapai, Relevant – informasi yang jelas bagi pengguna, Timely – tepat waktu  Apakah urutan kegiatan sudah sesuai dengan kaidah SIDLACOM khususnya untuk kegiatan infrastruktur.  Apakah kegiatan fisik sudah didukung dengan kegiatan non-fisik lainnya.  Apakah output sudah ralistis dengan kegiatan yang dilakukan;  Apakah satuan kegiatan sudah sesuai dengan kaidah atau ketentuan;  Apakah lokasi dan volume kegiatan sudah sesuai dengan kebutuhan;  Apakah volume kegiatan sudah dijabarkan per tahun;  Apakah urutan pelaksanaan kegiatan sudah sesuai dengan urutan dan tidak saling mendahului;  Apakah Estimasi Biaya, sudah sesuai dengan kondisi saat ini;  Apakah Total biaya yang dialokasikan untuk APBD Kab./Kota setiap tahun sudah sesuai dengan “KEMAMPUAN PENDANAAN SANITASI” dari Kab./Kota;  Apakah indikasi sumber pendanaan, sudah sesuai dengan Tupoksi dan kebijakan pemerintah;  Apakah Nomenklatur, kode akun, instansi pelaksana dan instansi pengelola sudah sesuai dengan ketentuan;  Dsb. Untuk mempermudah Pokja Kab. Kota dalam menyusun kegiatan yang lengkap dan berurutan maka telah disiapkan “Daftar Indikasi Kegiatan Sektor Sanitasi berdasarkan kaidah SIDLACOM”. Kegiatan yang ada didalam daftar tersebut merupakan kegiatan indikatif dan terbuka (dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kondisi daerah), sehingga Pokja Kab./Kota harus melakukan kajian dan penyesuaian terhadap kondisi dan situasi Kab./Kota yang bersangkutan.
  • 38. 5 PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran 1.3.3.Penetapan Program Prioritas Prioritasi program dilakukan karena keterbatasan kemampuan pendanaan dari pemerintah dan keterbatasan waktu pelaksanaan (5 tahun) untuk pengembangan sanitasi permukiman.  Gunakan tabel prioritasi untuk menentukan program prioritas seperti tabel dibawah ini.  Masukkan dan urutkan program sesuai prioritas dan lengkapi kegiatan-kegiatan pendukungnya.  Lakukan pembahasan hasil prioritasi program ditingkat Pokja Kab./Kota.  Finalisasi program dan kegiatan prioritas versi Pokja Kab./Kota (sebelum konsultasi dengan SKPD terkait)  Konsultasikan dan internalisasikan kepada Kepala SKPD terkait. Penetapan prioritasi program dan kegiatan mengikuti petunjuk praktis penyusunan SSK. Tabel Prioritasi Score (dan bobot) Penerima Permasalahan Urutan Program Persepsi Pokja Pro-poor Score total manfaat mendesak prioritas 25% 25% 25% 25% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Program 4 3 3 2 3 1 pengembangan TPA Program 3R terpusat 2 4 2 1 2.25 2 Dst Sumber: Petunjuk Praktis Penyusunan SSK Keterangan: (1) Tabel ini disusun untuk membantu Pokja menetapkan prioritas program. Pokja dapat menggunakan metode lain dalam proses penetapan prioritas ini. (2) Untuk menyusun prioritas program tetapkan beberapa kriteria, diantaranya adalah: - Jumlah penerima manfaat (kolom 2) - Apakah menjawab permasalahan mendesak yang dihadapi Kabupaten/Kota (kolom 3) - Apakah menurut Pokja program tersebut adalah prioritas (kolom 4), serta - Apakah program tersebut memihak pada masyarakat miskin – pro-poor (kolom 5). (3) Pokja dapat menetapkan kriteria lain serta mengurangi maupun menambahkan kriteria tersebut. (4) Selanjutnya, tetapkan bobot untuk masing-masing kriteria tersebut sehingga total bobot mencapai 100%. (5) Berikan score untuk masing-masing kriteria 1 – 4, dengan 1 adalah tidak prioritas dan 4 adalah paling prioritas (6) Kalikan bobot dan score, selanjutnya jumlahkan untuk menghasilkan total score (kolom 6). Beberapa kriteria lain yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penyusunan prioritas adalah:  Ketersediaan atau kesiapan sumber pendanaan.  Kesiapan lahan.
  • 39. 6 PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran  Kesiapan masyarakat. Output dari kegiatan ini adalah “KERANGKA LOGIS dan PROGRAM, KEGIATAN DAN PENGANGGARAN” versi Pokja Kab./Kota yang akan digunakan untuk Internalisasi. 1.4. Internalisasi dan Eksternalisasi Program dan Kegiatan 1.4.1. Internalisasi Tujuan dari internalisasi adalah: a. Tersosialisasinya program, kegatan dan anggaran kepada stakeholder terkait sanitasi ditataran Kab./Kota. b. Teradopsinya program, kegiatan dan anggaran kedalam dokumen perencanaan daerah dan mekanisme penganggaran tahunan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses internalisasi adalah:  Lakukan konsultasi dan internalisasi program, kegiatan dan penganggaran dengan kepala SKPD terkait.  Akomodir seluruh hasil konsultasi dan internalisasi tersebut kedalam tabel program, kegiatan dan pendanaan;  Pisahkan program, kegiatan dan pendanaan sesuai dengan sumber pendanaan.  Lakukan koordinasi dan konsultasi kepada Sekda untuk dapat berkonsultasi kepada Bupati/Walikota untuk mendapatkan persetujuan.  Lakukan workshop tingkat Kab./Kota yang harus dihadiri oleh Bupati/Walikota, seluruh Kepala SKPD terkait dan undang DPRD Kab./Kota.  Finalkan hasil workshop.  Lakukan pengawalan dan pastikan bahwa program dan kegiatan ini sudah terakomodasi dalam dokumen perencanaan daerah dan mekanisme penganggaran. Output kegiatan ini adalah “DRAFT MPS”, versi Kab./Kota. 1.4.2. Eksternalisasi Tujuan dari Eksternalisasi adalah: a. Tersosialisasinya program, kegatan dan anggaran kepada stakeholder terkait sanitasi ditataran Provinsi, Pusat dan Sumber Pendanaann Lain yang Potensial. b. Teradopsinya program, kegiatan dan anggaran kedalam dokumen perencanaan daerah dan mekanisme penganggaran tahunan. c. Mendapatkan komitmen pendanaan sanitasi dari semua pihak baik dari pemerintah Kab./Kota, Provinsi, Pusat maupun Sumber-sumber pendanaan lain. Tahapan Eksternalisasi meliputi:  Penyerahan draft MPS oleh Pokja Kab./Kota kepada Pokja Provinsi  Pra-Lokakarya  Konsultasi dengan SKPD Prov. Terkait
  • 40. 7 PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran  Lokakarya  Akses Sumber Pendanaan Non-Pemerintah (bila diperlukan) 1. Penyerahan draft MPS kepada Pokja Provinsi  Siapkan surat pengantar yang berisi permintaan pembahasan kepada Pokja Provinsi dan Satker K/L terkait.  Lampirkan dalam surat tersebut: - Tabel program dan kegiatan yang sudah secara keseluruhan; - Tabel program dan kegiatan yang diharapkan dukungan dari Provinsi; - Tabel program dan kegiatan yang diharapkan dukungan dari Pusat; - Tabel program dan kegiatan yang diharapkan dukungan dari Swasta/Lembaga Donor; - Tabel program dan kegiatan yang diharapkan dukungan dari Masyarakat; - Tabel program dan kegiatan yang termasuk didalam daftar tunggu versi Pokja Kab./Kota;  Kirimkan surat pengantar permintaan pembahasan MPS kepada Pokja Provinsi dan Satker K/L terkait.  Lakukan koordinasi dengan Pokja Sanitasi Provinsi dan Satker K/L serta kawal surat tersebut agar dapat segera dijadwalkan pembahasannya. Koordinasi ini bertujuan: (1). untuk memastikan bahwa program, kegiatan dan pendanaan sudah lengkap dan realistis serta sesuai dengan tupoksi dan kebijakan penganggaran pemerintah; (2). Strategi dan rencana pemasaran proposal pendanaan. Output dari kegiatan ini adalah: (1). DaftarProgram, Kegiatan dan Biaya Total untuk mencapai target yang telah ditetapkan, (2). Daftar Prioritas Program, Kegiatan dan Biaya dari sumber APBD Kab./Kota yang disepakati dan ditandatangani oleh Ketua Pokja Kab./Kota dan Kepala SKPD terkait selaku pemegang mata anggaran; (3). Daftar Program, Kegiatan dan Biaya yang diharapkan dari APBD Provinsi (sesuai dengan Tupoksi dan Kebijakan Pemerintah Provinsi); (4). Daftar Program, Kegiatan dan Biaya yang diharapkan dari APBN (sesuai dengan Tupoksi dan Kebijakan Pemerintah Pusat/Kementerian); (5). Daftar Program, Kegiatan dan Biaya yang diharapkan dari Swasta/Lembaga donor; (6). Daftar Program, Kegiatan dan Biaya yang diharapkan dari Masyarakat; (7). Daftar Tunggu atau “Funding Gap”. Template Daftar Kesepakatan Program Investasi Sektor Sanitasi dapat dilihat pada PT.04-MPS: Penulisan MPS) 2. Pra Lokakarya Pembahasan Program, Kegiatan dan Penganggaran oleh Pokja Provinsi  Pokja Provinsi mengundang Pokja Kab./Kota dan Satker terkait untuk melakukan pembahasan program, kegiatan, biaya dan pendanaan.  Lakukan pertemuan pembahasan, dengan seluruh Pokja Kab./Kota dan Satker K/L terkait (sesuai surat permintaan Kab./Kota).
  • 41. 8 PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran Disarankan pembahasan dilakukan secara bersama-sama dengan seluruh Pokja Kabupaten/Kota diwilayah provinsi peserta PPSP termasuk Kab./Kota yang sedang menyusun MPS tahunan agar lebih efektif dan dapat menampung seluruh usulan kegiatan sector sanitasi dalam satu provinsi sehingga alokasi pendanaan sector sanitasi pertahun kepada kab./kota sesuai dengan kemampuan keuangan provinsi.  Agenda Pertemuan,antara lain berisi: (1). Presentasi oleh Pokja Kab. Kota (2). Presentasi umum dari Pokja Provinsi (3). Presentasi umum dari Satker K/L terkait (4). Pelaksanaan desk (5). Rekapitulasi dan Perumusan hasil desk per Kab./Kota  Agenda – 1: Presentasi Pokja Kab./Kota (1).Kondisi eksisting pelayanan sanitasi Kab./Kota dan permasalahannya (2). Target dan Sasaran yang hendak dicapai. (3). Strategi yang dilaksanakan untuk mencapai target dan sasaran yang telah ditetapkan (4). Program, kegiatan dan penganggaran sumber pendanaan APBD Kab./Kota berdasarkan kemampuan Kab./Kota. Sebagai referensi: sesuai dengan deklarasi Banda Aceh 2011, AKKOPSI menyepakati anggaran sanitasi dari sumber APBD Kab./Kota per tahun sebesar 2% dari total APBD Kab./Kota; (5). Daftar tunggu/”funding gap”, sesuai kemampuan Kab./Kota; (6). Langkah-langkah yang diambil oleh Kab./Kota untuk meminimalisasi “funding gap” tersebut; (7). Bantuan yang diharapkan dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. (8). Bantuan yang diharapkan dari pihak ke-tiga atau pihak-pihak lain.  Agenda (2). Presentasi Umum Pokja Provinsi antara lain meliputi: a. Arahan tentang rencana pembahasan pemyusunan MPS; b. Tentang tupoksi, kriteria dan kebijakan provinsi dalam pengembangan sanitasi sebagai dasar untuk penyusunan penyusunan program dan kegiatan yang akan diakses dari sumber pendanaan APBD Provinsi; c. Potensi sumber pendanaan dari pihak ke-3 (CSR dan sumber-sumber pendanaan lainnya) tingkat Provinsi yang dapat didukung oleh Pemerintah Provinsi; d. Kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah provinsi berkaitan dengan akses sumber pendanaan non pemerintah ditingkat provinsi; e. Isu-isu strategis lainnya berkaitan dengan sector sanitasi.  Agenda (3). Presentasi Umum Satker K/L terkait antara lain meliputi: a. Tentang tupoksi, kriteria dan kebijakan pemerintah pusat dalam pengembangan sanitasi; b. Potensi sumber pendanaan non-pemerintah (CSR) yang dapat didukung oleh Pemerintah Pusat; c. Isu-isu strategis lainnya berkaitan dengan sector sanitasi baik yang sifatnya opsi teknologi, akses pendanaan dan sebagainya.
  • 42. 9 PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran  Agenda (4). Pelaksanaan Desk Disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi.  Agenda (5). Rekapitulasi dan Perumusan hasil desk per Kab./Kota Pokja Provinsi membuat Rekapitulasi Program dan Kegiatan hasil desk untuk seluruh Kabupaten/Kota peserta desk. Hasil desk ini akan dibawa oleh Pokja Provinsi untuk dikonsultasikan kepada SKPD Provinsi terkait. Output dari kegiatan ini adalah “Rekapitulasi Program, Kegiatan dan Penganggaran” Tidak semua program dan kegiatan dapat didanai oleh APBD Kab./Kota, APBD Provinsi dan APBN, maka program dan kegiatan yang harus dilaksanakan tetapi belum ada sumber pendanaan atau tidak mampu dibiayai oleh APBD Kab./Kota, APBD Prov dan APBN maka harus dimasukkan kedalam “Daftar Tunggu” 3. Konsultasi dengan Kepala SKPD Provinsi dan Satker K/L terkait  Hasil Rekapitulasi dari Program dan kegiatan harus dilaporkan dan dikonsultasikan kepada Kepala SKPD Provinsi dan Kepala Satker K/L terkait oleh Pokja Provinsi untuk mendapatkan masukan dan persetujuan dari Kepala SKPD untuk APBD Prov. dan Kepala Satker K/L untuk APBN. Bila diperlukan, konsultasi kepada Kepala SKPD Provinsi dan Kepala Satker K/L dengan mengikutsertakan Pokja Kab./Kota.  Buatlah rekapitulasi program dan kegiatan hasil konsultasi dengan kepala SKPD Provinsi dan kepala Satker K/L sebagai dasar untuk Lokakarya. Output dari kegiatan ini adalah “Daftar Program, kegiatan dan Penganggaran sumber pendaaan APBD Prov. hasil konsultasi dengan SKPD Prov. terkait dan sumber pendanaan APBN hasil konsultasi dengan Satker K/L terkait”. Catatan: Tidak semua program dan kegiatan hasil desk pembahasan dapat disetujui oleh Kepala SKPD Provinsi untuk sumber APBD Prov. dan Satker K/L untuk sumber APBN. Konsultasi dan persetujuan Kepala SKPD dan Kepala Satker K/L merupakan keharusan dan merupakan bentuk internalisasi kepada Kepala SKPD dan Kepala Satker K/L terkait, kemudian kepala SKPD dan Kepala Satker K/L berkomitmen untuk mengadopsi atau mengusulkan program dan kegiatan kedalam mekanisme penganggaran regular. 4. Lokakarya Finalisasi dan Penandatanganan Kesepakatan Program dan Kegiatan  Undang Pokja Kab./Kota yang sudah menyusun MPS dan Satker K/L terkait serta pihak swasta (bila memungkinkan, bila tidak memungkinkan lakukan pertemuan tersendiri dengan pihak swasta seperti pada point E);  Lakukan pertemuan pembahasan, dengan seluruh Pokja Kab./Kota dan Satker K/L terkait, untuk membahas dan menyepakati program dan kegiatan yang sudah diskonsultasikan
  • 43. 10 PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran dengan kepala SKPD Provinsi untuk sumber pendanaan APBD Provinsi dan Kepala Satker K/L untuk sumber pendanaan APBN.  Agenda Pertemuan, antara lain berisi: (a). Agenda – 1: Presentasi dari Pokja Provinsi, tentang program dan kegiatan hasil konsultasi dan persetujuan kepala SKPD Provinsi untuk sumber pendanaan APBD Provinsi. (b). Agenda – 2: Presentasi Satker K/L terkait, tentang program dan kegiatan hasil konsultasi dan persetujuan kepala Satker untuk sumber pendanaan APBN. (c). Agenda – 3: Pelaksanaan desk,  Pelaksanaan desk ini membahas : program, kegiatan dan penganggaran jangka menengah. (d). Agenda – 4: Rekapitulasi dan Perumusan hasil desk per Kab./Kota  Masing-masing Pokja Kab./Kota menyusun program, kegiatan dan penganggaran jangka menengah untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.  Pokja Provinsi melakukan rekapitulasi program, kegiatan dan penganggaran dari seluruh Kab./Kota untuk sumber pendanaan APBD Provinsi dan APBN.  Daftar program, kegiatan dan penganggaran yang belum ada sumber pendanaan atau “Funding Gap”  Penandatanganan Tabel Program, Kegiatan dan Penganggaran yang dilakukan oleh: (1). Untuk sumber pendanaan dari APBD Kab./Kota harus ditandatangani oleh Ketua Pokja Kab./Kota dan Kepala SKPD terkait. (2). Untuk sumber pendanaan APBD Provinsi harus ditandatangani oleh Ketua Pokja Kab./Kota, Ketua Pokja Provinsi dan Kepala SKPD terkait. (3). Untuk sumber pendanaan APBN harus ditandatangani oleh Pokja Kab./Kota, Pokja Provinsi dan Satker K/L terkait. (e). Agenda -5: Pleno Lokakarya  Pleno Lokakarya harus dihadiri oleh Bopati/Walikota, Gubernur dan Wakil dari Kementerian terkait esselon I.  Presentasi oleh Pokja Provinsi atau Pokja Kab. Kota yang berisi setidaknya: (1). kondisi eksisting layanan sanitasi sampai saat ini; (2). target layanan yang hendak dicapai; (3). kemampuan keuangan Kab./Kota dalam membiayai sector sanitasi; (4). Kebutuhan pendanaan sanitasi untuk jangka menengah, kemampuan pendanaan pemerintah (APBD Kab./Kota, APBD Prov. dan APBN) dan Sumber pendanaan non-pemerintah. (5). Kebutuhan pendanaan yang belum memiliki sumber pendanaan atau “Funding Gap” yang perlu dicarikan solusi atau akses kepada sumber-sumber pendanaan potensial yang ada.
  • 44. 11 PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran Tanda tangan tersebut adalah merupakan bentuk “komitmen” dari semua pihak terhadap program, kegiatan dan penganggaran sektor sanitasi untuk ditindaklanjuti kedalam mekanisme penganggaran. Bentuk komitmen yang diberikan adalah memberikan prioritas utama terhadap program, kegiatan dan penganggaran tersebut untuk diusulkan kedalam mekanisme penganggaran regular/tahunan oleh Kepala SKPD terkait atau Kepala Satker K/L terkait. Output dari pembahasan ini adalah: (1). Daftar Program, kegiatan dan biaya dari sumber APBD Provinsi yang disepakatisesuai dengan kemampuan Provinsi dan ditandatangani oleh Pokja Kab./Kota, Pokja Provinsi dan mengetahui Kepala SKPD terkait selaku pemegang mata anggaran(lampiran L.1-B, PT.04-MPS: Penulisan MPS); (2). Daftar Program, kegiatan dan biaya dari sumber APBN yang disepakatisesuai dengan kemampuan Pusat dan ditandatangani oleh Pokja Kab./Kota, Pokja Provinsi dan mengetahui Kepala Satker K/L terkait selaku pemegang mata anggaran(Lampiran L.1-C, PT.04-Penulisan MPS); (4). Daftar Tunggu atau “Funding Gap” (Lampiran L.2, PT.04-Penulisan MPS), yang akan dipasarkan atau dicarikan pendanaannya dari sumber-sumber pendanaan potensial. (5). Tanda tangan “Lembar Komitmen” Bab 2, oleh pejabat terkait. Panduan Pelaksanaan Pra-Lokakarya dan Lokakarya dibuat dalam buku tersendiri diluar Petunjuk Praktis ini. 1.4.3 Akses sumber pendanaan Non-Pemerintah Tujuan dari tahap ini adalah menggali potensi pendanaan/bantuan dari sector swasta, CSR, masyarakat, lebaga-lembaga donor, LSM dan sebagainya, untuk berkontribusi dan berpartisipasi dalam mendukung Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Aktifitas kegiatan ini tidak cukup dalam satu tahun atau dua tahun tetapi harus dilakukan secara terus-menurus dan sebaiknya dilakukan lebih awal untuk dapat mendapatkan gambaran tentang potensi yang ada baik ditingkat Kab./Kota, Provinsi dan Pusat. Agar potensi pendanaan/bantuan dari sector swasta dan masyarakat dapat dimanfaatkan untuk mendukung target dan sasaran pengembangan sanitasi yang sudah ditetapkan maka pendanaan/bantuan tersebut harus digunakan untuk pembiayaan program dan kegiatan yang sudah disusun didalam MPS. Perusahaan Penyelenggara CSR adalah perusahaan penyelenggara CSR yang terikat oleh undang-undang yang wajib memeberikan sebagian keuntungannya untuk peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Perusahaan non-CSR adalah perusahaan Swasta, BUMN, BUMD dan perusahaan Swasta/pihak lainnya yeng tidak menyelenggarakan CSR tetapi memiliki kepedulian terhadap sanitasi. Lembaga donor lainnya adalah lembaga-lembaga non pemerintah yang memiliki kepedulian terhadap pembangunan Sanitasi Permukiman. Seperti: Universitas, LSM, Organosasi Profesi,
  • 45. 12 PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran Gapensi, Gapeknas, Partai Politik, Ogranisasi Kepemudaan, Organisasi keagamaan, Asosiasi Tenaga Ahli/Profesional, dsb. Masyarakat adalah kelompok masyarakat atau perorangan yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan sanitasi didaerahnya. Bentuk kepedulian tersebut dapat diwujudkan berupa: tenaga, material, lahan, uang, pengelolaan (O & P) dan sebagainya. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk meng-akses sumber pendanaan Swasta/CSR maupun non-CSR dan Lembaga Donor lainnya adalah: (1). Gunakan daftar pendek sumber pendanaan sanitasi yang potensialuntuk menganalisa kesesuaian potensi sector swasta/donor terhadap kegiatan yang ada didalam daftar tunggu; (2). Buatlah proposal pendanaan sector sanitasi kepada Sektor Swasta atau sumber donor lainnya sesuai dengan potensi yang dimiliki; (3). Selenggarakan forum Swasta/CSR dan Lembaga Donor Lainnya yang diprakarsai oleh kepala daerah atau pejabat yang berwenang dan sampaikan hal-hal tentang pengembangan sanitasi serta tawarkan beberapa proposal; (4). Ikuti forum-forum CSR – Lembaga Donor Sanitasi skala nasional dan skala provinsi yang diselenggarakan oleh kementerian terkait atau pihak lain untuk mengetahui potensi pendanaan non-pemerintah dalam pengembangan sanitasi. (5). Komunikasikan secara intensif terhadap sumber pendanaan non-pemerintah berpotensi untuk pendanaan sanitasi; (6). Ikuti prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh sumber pendanaan dalam mengakses pendanaan selama tidak melanggar peraturan perundangan yang berlaku; (7). Buatlah kesepakatan antara pemerintah daerah dengan perusahaan Swasta – Lembaga donor tersebut; (8). Tindak lanjuti dengan kegiatan-kegiatan pendukung lainnya seperti: fasilitasi pertemuan CSR dengan masyarakat, penyiapan masyarakat, penyiapan lahan, penyiapan badan pengelola (KSM) dsb. A. Penyelenggaraam Forum CSR ditingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi  Kepala Daerah atau pejabat yang berwenang mengundang Perusahaan Swasta yang ada diwilayahnya untuk mengenalkan dan memasarkan program dan kegiatan sanitasi kabupaten/kota yang perlu dukungan dari pihak swasta.  Agenda Pertemuan,antara lain berisi: (1). Presentasi oleh Pokja Kab./Kota untuk tingkat Kab./Kota dan Pokja Provinsi menyampaikan antara lain: a. kondisi sanitasi diwilayahnya dan target/sasaran pengembangan sanitasi; b. kegiatan yang sudah dilakukan oleh pemerintah kab./kota atau provinsi untuk mendukung pencapai target yang ditetapkan. c. program dan kegiatan yang perlumendapat dukungan dari Swasta (2). Tanggapan dari pihak Swasta Pihak Swasta menanggapi presentasi yang disampaikan oleh Pokja dan diharapkan pihak swasta memberikan gambaran kegiatan-kegiatan sanitasi yang dapat didukung.
  • 46. 13 PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran (3). Desk POKJA Kabupaten/Kota atau Provinsi menyampaikan daftar program dan kegiatan kepada swasta dan melakukan desk, kemudian melakukan kesepakatan tindak lanjut yang diperlukan. (4). Perumusan Tindaklanjut yang disepakati Catatan: Beberapa perusahaan penyelenggara CSR di Kab./Kota tidak memerlukan penandatanganan komitmen dalam bentuk “Nota Kesepakatan” untuk memberikan bantuan pendanaan sanitasi maka catat dalam lembar tersendiri dan buat notulen setiap pertemuan/rapat. (1). Kebutuhan dan jenis pertemuan/pembahasan formal ditingkat provinsi yaitu:  Pertemuan Pendahuluan  Pra Lokakarya : Pembahasan program, kegiatan dan penganggaran  Lokakarya: Finalisasi dan Penandatanganan kesepakatan program, kegiatan dan penganggaran.  Akses Sumber Pendanaan non-pemerintah (2). Agenda dalam setiap pertemuan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi. (3). Bilamana diperlukan Pokja Kab./Kota dan Pokja Provinsi dapat melakukan pertemuan tambahan. B. Menyusun Strategi dan rencana pemasaran proposal pendanaan; (1). Pokja Kab./Kota, Pokja Provinsi dan Satker K/L menyusun daftar sumber-sumber pendanaan potensial untuk pendanaan sector sanitasi sesuai dengan petunjuk “PT.02- MPS: PENYIAPAN DESKRIPSI PROGRAM DAN PROPOSAL PENDANAAN”. (2). Pokja Provinsi dan Satker terkait mempresentasikan tentang: Peluang dari sumber- sumber pendanaan potensial yang dapat diakses ditingkat provinsi oleh Pokja Provinsi dan ditingkat pusat oleh Satker K/L terkait dan potensi kegiatan yang dapat didanai dari sumber pendanaan potensial. Peluang akses sumber pendanaan mencakup sumber pendanaan pemerintah maupun non-pemerintah yang potensial. (3). Berdasarkan daftar Tunggu atau “Funding Gap”dan potensi sumber pendanaan yang ada di Kab./Kota, Provinsi dan Pusat, maka Pokja Kab./Kota menyusun project digest/proposal pendanaan sesuai dengan petunjuk “PT.02-MPS: PENYIAPAN DESKRIPSI PROGRAM DAN PROPOSAL PENDANAAN”.
  • 47. 14 PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran (4). Susun rencana strategi dan rencana pemasaran program, kegiatan dan pendanaan dari berbagai tingkatan sumber pendanaan sesuai dengan mekanisme, libatkan semua pihak yang terkait. B.1 Strategi Kerjasama dalam Program CSR (CSR - DCK – Prov./Kab./Kota) Peran masing-masing pihak (1). Direktorat Jenderal Cipta Karya (DCK) Ditjen Cipta Karya, Direktorat Bina Program akan melakukan evaluasi usulan kegiatan dari pemerintah Prov./Kab./Kota (MPS-RPIJM), hasil evaluasi akan menghasilkan daftar sementara usulan potensi kegiatan CSR, sebagai acuan awal dalam berkomunikasi dengan perusahaan. Ditjen Cipta Karya selanjutnya akan memfasilitasi pertemuan antara perusahaan dengan pemerintah Provinsi/Kab./Kota dan mengatur alokasi pendanaan untuk kegiatan-kegiatan yang telah disinkronkan. Kesepakatan semua pihak mengenai jenis kegiatan dan pendanaan kemudian diikat dalam Nota Kesepakatan (MoA – Memorandum of Agreement). (2). Pemerintah Provinsi/Kab./Kota Pemerintah Provinsi/Kab./Kota bertanggungjawab untuk memberikan usulan kegiatan kepada Direktorat Bina Program, Ditjen Cipta Karya. Pemerintah Provinsi/Kab./Kota kemudian harus menyiapkan rencana rinci usulan kegiatan/Proposal Proposal khususnya untuk kegiatan yang disepakati bersama antara Ditjen Cipta Karya dengan pihak perusahaan untuk dikerjasamakan. (3). Perusahaan (CSR) Perusahaan yang belum melakukan kegiatan CSR bidang sanitasi, dapat memilih kegiatan yang ditawarkan oleh Ditjen Cipta Karya untuk didanai. Sedangkan untuk perusahaan yang sudah menyelenggarakan CSR, memiliki kesempatan untuk memperbesar dampak dan penerima manfaat dari program CSR yang telah direncanakan, dengan melakukan sinkronisasi dengan kegiatan dan pendanaan pemerintah (Pusat dan Daerah). Inisiasi Kerjasama Inisiasi kerjasama dapat dimulai oleh siapa saja baik Perusahaan, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Kab./Kota maupun Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian terkait. Perusahaan dapat bekerjasama langsung dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dimana lokasi pabrik dan/atau kantor operasi berada. Namun apabila perusahaan menginginkan kerjasama dengan pemangku kepentingan yang lebih luas dan menghasilkan program yang berdampak lebih besar dan lebih luas, perusahaan dapat mempertimbangkan untuk bekerjasama dengan pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat. Pemerintah Kab./Kota dapat menggunakan MPS - RPIJM sebagai dasar kerjasama dengan perusahaan dan perusahaan dapat menggunakan rencana CSR yang telah disusun perusahaan, sebagai dasar pembicaraan dengan pemerintah kabupaten/kota. Untuk wilayah kerja yang
  • 48. 15 PT.01 MPS – Komitmen Program dan Penganggaran lebih luas dan mitra kerja yang lebih beragam, maka perusahaan dan pemerintah kabupaten/kota dapat mempertimbangkan untuk bekerjasama dengan kementerian terkait melalui Ditjen. DIREKTORAT JENDERAL CIPTA PEMERINTAH PROVINSI/ PERUSAHAAN / CFCD KARYA KABUPATEN/KOTA RENSTRA CK USULAN RPIJM KEGIATAN EVALUASI PROGRAM DAFTAR PENYIAPAN CSR RENCANA RINCI USULAN USULAN KEGIATAN/ SINKRONISASI PROPOSAL KEGIATAN PENDANAAN EVALUASI INDIKASI PENDANAAN DAFTAR USULAN PRIORITAS ALOKASI PENDANAAN MoA / MEMORANDUM OF AGREEMENT Sumber: Mewujudkan Permukiman Layak Huni Melalui Kerjasama CSR Bidang Cipta Karya Gambar 1.1: SKEMA KERJASAMA PROGRAM PEMERINTAH KAB./KOTA - CSR – PEMERINTAH PUSAT - CFCD Persiapan