SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  199
Télécharger pour lire hors ligne
DRAFT
   SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH




             PETUNJUK TEKNIS
PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH DAERAH




        DEPARTEMEN KEUANGAN R I
                 Mei 2002
DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan
      Latar belakang
      Tujuan dan manfaat
      Sistematika penyajian


Bab II Format dan Penjelasan Pos Neraca
      Penjelasan umum
      Format neraca
      Penjelasan masing-masing pos neraca


Bab III Prosedur Opname Fisik
      Opname fisik persediaan
      Opname fisik aset tetap


Lampiran - lampiran
BAB I
                                  PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

   Sesuai dengan PP 105 /2000 tentang Pengelolan dan Pertanggungjawaban
   Keuangan Daerah, pemerintah daerah diwajibkan menyampaikan laporan
   pertanggungjawaban keuangan daerah yang terdiri dari Laporan Perhitungan
   Anggaran, Neraca, dan Laporan Aliran Kas. Sebagai salah satu laporan
   keuangan pokok neraca memberikan informasi mengenai posisi keuangan
   pemerintah daerah pada suatu tanggal tertentu yang terdiri dari aset, hutang
   dan ekuitas dana. Penyajian neraca di akhir tahun tidak dapat lepas dari
   penyajian neraca awal. Nilai yang muncul di neraca akhir pada dasarnya
   berasal dari nilai yang ada di neraca awal di tambah perubahan yang
   disebabkan oleh transaksi yang terjadi selama satu periode akuntansi.
   Dengan demikian neraca akhir tidak dapat disajikan dengan nilai yang benar
   tanpa dilakukan dulu penyusunan neraca awal.

   Sebagai hasil dari beberapa seri sosialisasi draft Sistem Akuntansi
   Pemerintah Daerah, pada saat ini pemerintah daerah sudah menyadari
   pentingnya Neraca Awal tersebut. Namun demikian karena berbagai sebab
   mereka menghadapi kesulitan menyusunnya Neraca Awal. Salah satu sebab
   utama adalah belum adanya petujuk teknis penyusunan neraca awal yang
   dapat dipahami dengan mudah oleh para aparat pemerintah daerah. Untuk itu
   dirasa perlu menyusun buku ‘Petunjuk Teknis Penyusunan Neraca Awal
   Pemerintah Daerah’.

II. Tujuan atau Manfaat

   Tujuan penyusunan buku ini adalah:
   a. sebagai pedoman kepada pemerintah daerah dan pihak lain dalam rangka
      penyusunan neraca awal pemerintah daerah,
   b. memudahkan pemerintah daerah dalam menyajikan neraca awal, dan
   c. meningkatkan keterbandingan neraca awal pemerintah daerah satu
      dengan pemerintah daerah lainnya,

III. Sistematika Penyajian
     Sistematika penyajian buku ini adalah sebagai berikut:
     Bab I Pendahuluan
            Latar belakang
            Tujuan dan manfaat
            Sistematika penyajian
     Bab II Format dan Penjelasan Pos Neraca
            Penjelasan umum
            Format neraca
            Penjelasan masing-masing pos neraca
     Bab III Prosedur Opname Fisik
            Opname fisik persediaan
            Opname fisik aset tetap
     Lampiran - lampiran



                                                                   BAB I   -   1
BAB II
                FORMAT DAN PENJELASAN POS NERACA

I. Penjelasan Umum

 Buku petunjuk pelaksanaan penyusunan neraca awal ini membahas langkah-
 langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah dalam rangka
 menyusun neraca awal. Langkah-langkah tersebut adalah
 a. pengumpulan data,
 b. penentuan penilaian,
 c. pengklasifikasian kembali aset dan hutang ke dalam perkiraan akuntasi,
 d. pembuatan memo penyesuaian dan
 e. memasukkan data yang ada ke dalam sistem akuntansi.

 Langkah pengumpulan data dan penentuan penilaian merupakan langkah
 yang sangat sulit dalam pelaksanaannya dan sering kali timbul pertanyaan di
 lapangan. Langkah pengumpulan data dan penentuan nilai akan sangat
 terbantu jika sistem administrasi pengelolaan kekayaan dan administrasi
 hutang pemerintah daerah sudah baik. Pengumpulan data dilakukan dengan
 melakukan opname fisik barang/kekayaan pemerintah daerah dan hutang-
 hutang pemerintah daerah. Jika sistem administrasi sudah baik maka tujuan
 dari opname fisik tersebut adalah menguji kebenaran catatan yang ada. Jika
 sistem tersebut sudah baik maka disarankan sistem tersebut dipertahankan.
 Jika sistem administrasinya belum ada maka satu-satunya jalan untuk dapat
 menyusun neraca awal adalah dengan melakukan opname fisik.
 Sebagian besar penjelasan yang ada disini adalah menyangkut aset tetap
 dan persediaan karena pedoman ini bertitik tolak dari pedoman inventarisasi
 barang milik kekayaan pemerintah. Alasan lainnya adalah karena
 pengelompokan aset pemerintah daerah sangat banyak jenisnya dan
 dikelompokkan sampai ke sub-sub kelompok serta pengelompokan tersebut
 tidak sesuai dengan pengelompokan aset di neraca.

II. Format Neraca

 Tujuan akhir dari semua langkah ini adalah Neraca Awal dengan format dan
 akun-akun sebagai berikut:

                                  NERACA AWAL
                    PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA/PROPINSI
                                PER 1 JANUARI 20X2
                                                                         (Dalam rupiah)
 No.                                     Uraian                                  20X2
 1 ASET
 2 ASET LANCAR
 3   Kas di Kas Daerah                                                           XXX
 4   Kas di Pemegang Kas                                                         XXX
 5   Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran                                    XXX
 6   Bagian Lancar Pinjaman kpd BUMN/D/Pem. Pusat/Daerah Otonom & Lbg.           XXX
     Internasional
 7   Bagian Lancar TGR                                                           XXX
 8   Piutang Pajak                                                               XXX
 9   Piutang Lain-lain                                                           XXX
 10  Persediaan                                                                  XXX
 11       Jumlah Aset Lancar (3+4+5+6+7+8+9+1                                    XXX


                                                                BAB I I -    1
12   INVESTASI PERMANEN
13     Penyertaan Modal Pemerintah Daerah                                             XXX
14     Pinjaman kpd BUMN/BUMD/Pem. Pusat/Daerah Otonom & Lbg. Internasional           XXX
15     Penyertaan Modal dlm Proyek Pembangunan                                        XXX
16     Investasi Permanen Lainnya                                                     XXX
17          Jumlah Investasi Permanen (13+14+15+16)                                   XXX
18   ASET TETAP
19     Tanah                                                                          XXX
20     Peralatan dan Mesin                                                            XXX
21     Gedung dan Bangunan                                                            XXX
22     Jalan, Irigasi dan Jaringan                                                    XXX
23     Aset Tetap Lainnya                                                             XXX
24     Konstruksi dalam pengerjaan
25          Jumlah Aset Tetap (19+20+21+22+23+24)                                     XXX
26   ASET LAINNYA
27     Tagihan Penjualan Angsuran                                                     XXX
28     Built Operating Transfer                                                       XXX
29     Dana Cadangan                                                                  XXX
30     Lain-lain Aset                                                                 XXX
31          Jumlah Aset Lainnya (27+28+29+30)                                         XXX
32   TOTAL ASET (11+17+24+31)                                                         XXXX
33   HUTANG
34   HUTANG JANGKA PENDEK
35     Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang                                            XXX
36     Hutang PFK                                                                     XXX
37          Jumlah Hutang Jangka Pendek (35+36)                                       XXX
38   HUTANG JANGKA PANJANG
39     Hutang Luar Negeri                                                             XXX
40     Hutang kepada Pemerintah Pusat                                                 XXX
41     Hutang kepada Pemerintah Daerah Otonom Lainnya                                 XXX
42     Hutang kepada BUMN / BUMD                                                      XXX
43     Hutang kepada Bank / Lembaga Keuangan                                          XXX
44     Hutang Dalam Negeri Lainnya                                                    XXX
45     Hutang Bunga                                                                   XXX
46          Jumlah Hutang Jangka Panjang (39+40+41+42+43+44+45)                       XXX
47   TOTAL HUTANG (37+46)                                                             XXX
48   NET ASET (32 - 47)                                                               XXXX
49   EKUITAS DANA
50   Ekuitas Dana Lancar
51     Akumulasi SiLPA                                                                XXX
52     Cadangan Piutang                                                               XXX
53     Cadangan Persediaan                                                            XXX
54     Dana Yang Harus Disediakan utk Pembayaran Hutang Jangka Pendek                 XXX
55          Total Ekuitas Dana Lancar (51+52+53+54)                                   XXX
56   Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan
57     Diinvestasikan dalam Investasi Permanen                                        XXX
58     Diinvestasikan dalam Aset Tetap                                                XXX
59     Diinvestasikan dalam Aset Lain-lain                                            XXX
60     Dana Yang Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Panjang                    XXX
61          Total Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan (57+58+59+60)                      XXX
62   Ekuitas Dana Yang Dicadangkan
63     Diinvestasikan dalam Dana Cadangan                                             XXX
64          Total Ekuitas Dana Yang Dicadangkan                                       XXX
65   NET EKUITAS DANA (55+61+63)                                                      XXXX




                                                                      BAB I I -   2
III. Penjelasan Masing Masing Pos Neraca

   Berikut ini disampaikan penjelasan masing-masing pos neraca berikut
   penilaian, pengakuan dan bagaimana memeperoleh data untuk menyusun
   neraca awal.

   1. Kas di Kas Daerah (1110)
      Kas adalah alat pembayaran yang sah yang setiap saat dapat digunakan
      untuk membiayai kegiatan pemerintah. Kas di Kas Daerah merupakan
      saldo seluruh kas pemerintah daerah yang berada di rekening Kas Daerah
      pada bank-bank persepsi yang ditunjuk oleh pemerintah daerah.
      Pengakuan: seluruh kas atau ekuivalen kas milik pemerintah daerah,
      selain yang berada di Pemegang Kas UUDP (UYHD). Penilaian: apabila
      disajikan sebesar nilai rupiah tersebut, apabila terdapat kas dalam valuta
      asing dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah BI pada
      tanggal laporan. Pengumpulan data: untuk menentukan nilai saldo awal
      kas di neraca, pemerintah daerah dapat meminta bank terkait untuk
      mengirim Rekening Koran Pemerintah per tanggal 31 Desember tahun
      sebelumnya.

   2. Kas di Pemegang Kas (1120)
      Kas      di  Pemegang      Kas      merupakan      Kas     yang    menjadi
      tanggungjawab/dikelola oleh Pemegang Kas (Bendaharawan Pembayar).
      Pengakuan: perkiraan ini mencakup seluruh uang logam, uang kertas, dan
      lain-lain kas yang sumbernya berasal dari dana UUDP (UYHD) yang
      belum dipertanggungjawabkan per 31 Desember. Perkiraan Kas di
      Pemegang Kas yang disajikan dalam Neraca suatu pemerintah daerah
      harus mencerminkan kas yang benar-benar ada pada tanggal disusun
      neraca. Penilaian: apabila disajikan sebesar nilai rupiah tersebut, apabila
      terdapat kas dalam valuta asing dikonversi menjadi rupiah menggunakan
      kurs tengah BI pada tanggal laporan. Pengumpulan data: untuk
      mendapatkan saldo Kas di Pemegang Kas perlu dilakukan:
      a. Kas Opname untuk mendapatkan saldo kas per 31 Desember tahun
          sebelumnya atas seluruh uang kartal yang ada di tangan seluruh
          Pemegang Kas UUDP (UYHD).
      b. Kas Opname untuk mendapatkan saldo kas per 31 Desember tahun
          sebelumnya atas seluruh Uang Giral yang menjadi tanggung jawab
          seluruh Pemegang Kas UUDP (UYHD).
      c. Lakukan rekonsiliasi dengan catatan yang ada di Pemegang Kas.

   3. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (1130)
      Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran merupakan reklasifikasi
      tagihan penjualan angsuran jangka panjang ke dalam piutang jangka
      pendek. Reklasifikasi ini dilakukan karena adanya tagihan angsuran
      jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun berjalan. Reklasifikasi ini
      dilakukan hanya untuk tujuan penyusunan neraca karena pembayaran
      atas tagihan penjualan angsuran akan mengurangi perkiraan Tagihan
      Penjualan Angsuran bukan Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran.
      Pengakuan: seluruh bagian lancar dari penjualan angsuran yang dimiliki
      pemerintah daerah. Penilaian: jumlah tagihan penjualan angsuran yang


                                                                    BAB I I -   3
harus diterima dalam waktu satu tahun. Pengumpulan data: untuk
   mendapatkan saldo Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, pada
   saat penyusunan neraca perlu dihitung berapa bagian dari Tagihan
   Penjualan Angsuran yang akan jatuh tempo dalam tahun depan. Data ini
   biasanya terdapat di Biro Keuangan pemerintah daerah.

4. Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/D dan Lembaga Internasional
   (1140)
   Bagian Lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional
   merupakan reklasifikasi Piutang pinjaman kepada BUMN/BUMD dan
   lembaga internasional yang jatuh tempo dalam tahun anggaran
   berikutnya. Reklasifikasi ini dilakukan hanya untuk tujuan penyusunan
   neraca karena penerimaan kembali dari Pinjaman kepada BUMN/D dan
   Lembaga Internasional akan mengurangi perkiraan Pinjaman kepada
   BUMN/D dan Lembaga Internasional bukan Bagian Lancar Pinjaman
   kepada BUMN/D dan Lembaga Internasional. Pengakuan: seluruh bagian
   lancar dari pinjaman kepada BUMN/D dan Lembaga Internasional yang
   harus diterima dalam waktu satu tahun. Penilaian: sebesar nilai rupiah
   jumlah bagian lancar piutang pinjaman kepada BUMN/BUMD.
   Pengumpulan data: untuk mendapatkan saldo Bagian Lancar Pinjaman
   kepada BUMN/D dan Lembaga Internasional, pada saat penyusunan
   neraca perlu dihitung berapa bagian dari Pinjaman kepada BUMN/D dan
   Lembaga Internasional yang akan jatuh tempo dalam tahun depan. Data
   ini biasanya terdapat di Biro Keuangan pemerintah daerah.

5. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (1150)
   Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR) merupakan reklasifikasi lain-
   lain aset yang berupa TGR ke dalam aset lancar disebabkan adanya TGR
   jangka panjang yang jatuh tempo tahun berikutnya. Reklasifikasi ini
   dilakukan hanya untuk tujuan penyusunan neraca karena penerimaan
   kembali dari Tuntutan Ganti Rugi akan mengurangi perkiraan Tuntutan
   Ganti Rugi bukan Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi. Pengakuan:
   seluruh bagian lancar dari Tuntutan Ganti Rugi yang harus diterima dalam
   waktu satu tahun. Penilaian: nilai rupiah Tuntutan Ganti Rugi yang akan
   diterima dalam waktu satu tahun. Pengumpulan data: untuk mendapatkan
   saldo Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi, pada saat penyusunan neraca
   perlu dihitung berapa bagian dari Tuntutan Ganti Rugi yang akan jatuh
   tempo dalam tahun depan. Data ini biasanya terdapat di Biro Keuangan
   pemerintah daerah.

6. Piutang Pajak (1160)
   Piutang Pajak merupakan piutang yang diakui atas pajak daerah yang
   sudah ada surat ketetapannya (SKP/SKPT). Perkiraan ini untuk mencatat
   transaksi yang berkaitan dengan pengakuan piutang pajak daerah yang
   sudah ditetapkan dengan suatu surat ketetapan. Dokumen sumber
   Piutang Pajak ini adalah Surat Ketetapan Pajak Daerah dan Surat
   Ketetapan Pajak Daerah Tambahan. Perkiraan Piutang Pajak hanya
   dimunculkan pada saat penyusunan Neraca karena penerimaan kas dari
   pajak tidak mengurangi perkiraan Piutang Pajak namun langsung diakui
   sebagai Pendapatan Pajak. Pengakuan: seluruh piutang pajak yang sudah
   keluar ketetapan pajaknya namun belum ditagih. Penilaian: sebesar nilai


                                                               BAB I I -   4
rupiah pajak-pajak yang belum ditagih. Pengumpulan data: informasi saldo
   piutang pajak dapat diperoleh dari dinas pendapatan atau dinas lain yang
   menerbitkan surat ketetapan pajak.

7. Piutang lain lain. (1170)
   Perkiraan ini untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengakuan
   piutang lain-lain yaitu piutang di luar bagian lancar tagihan penjualan
   angsuran, bagian lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga
   internasional, Bagian Lancar TGR dan piutang pajak. Pengakuan: seluruh
   piutang yang tidak termasuk dalam kelompok yang telah disebutkan
   sebelumnya. Penilaian: sebesar nilai rupiah piutang lain-lain.
   Pengumpulan data: informasi mengenai piutang lain-lain dapat diperoleh
   dari seluruh satuan kerja..

8. Persediaan. (1180)
   Persediaan adalah barang pakai habis yang diperoleh dengan maksud
   untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah dan barang-
   barang yang maksudkan untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan
   masyarakat. Pembukuan persediaan dilakukan bukan pada saat
   perolehan dan penggunaan persediaan tetapi pada akhir tahun anggaran
   sesuai dengan hasil inventarisasi fisik persediaan untuk menentukan
   volume barang persediaan. Persediaan bahan baku dan perlengkapan
   yang dimiliki proyek swakelola dan dimasukkan dalam konstruksi dalam
   pengerjaan tidak dimasukkan sebagai persediaan dalam kelompok ini.
   Pengakuan: seluruh persediaan yang dimiliki atau dikuasai pemerintah
   daerah. Penilaian: Apabila diperoleh dengan pembelian persediaan dinilai
   dengan menggunakan harga pembelian persediaan yang terakhir. Apabila
   diperoleh dengan memproduksi sendiri dinilai dengan belanja yang
   dikeluarkan. Apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi atau
   rampasan dinilai dengan harga atau nilai wajar atau estimasi nilai
   penjualannya. Pengumpulan data: untuk mendapatkan informasi
   mengenai persediaan dilakukan dengan opname fisik sebagaimana
   dijelaskan kemudian.

9. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah. (1210)
   Penyertaan modal Pemda menggambarkan jumlah yang dibayar oleh
   pemerintah untuk penyertaan modal dalam badan usaha milik
   negara/daerah di dalam dan di luar negeri serta lembaga-lembaga
   keuangan dimana pemerintah memiliki 51% atau lebih dari saham ekuitas
   dari setiap badan usaha tersebut. Pengakuan: seluruh penyertaan modal
   pemerintah daerah ke dalam BUMN/BUMD dan lembaga keuangan
   internasional. Penilaian: penyertaan modal dalam BUMN/BUMD dan
   lembaga internasional dibukukan berdasarkan harga perolehan termasuk
   biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang
   sah atas investasi tersebut. Harga perolehan investasi dalam valuta asing
   harus dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan nilai
   tukar (kurs tengah BI) yang berlaku pada tanggal transaksi. Bila investasi
   saham dalam suatu BUMN/BUMD dijual atau ditukar dengan aset yang
   lain, maka nilai saham yang dijual/ditukar ditetapkan harga pokoknya
   dengan menggunakan metode penilaian harga perolehan rata-rata. Aset
   moneter dalam valuta asing harus dinyatakan dalam rupiah dengan


                                                                BAB I I -   5
menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yang berlaku pada tanggal
   neraca. Selisih yang terjadi karena perbedaan nilai tukar dibukukan
   sebagai ekuitas dana lancar. Pengumpulan data: informasi mengenai
   penyertaan modal ini dapat diperoleh di Biro Keuangan atau unit lain yang
   menangani penanaman modal pemerintah daerah.

10. Pinjaman kepada BUMN, BUMD, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
    Lainnya dan Lembaga Internasional. (1220)
    Perkiraan ini menggambarkan jumlah yang dikeluarkan oleh pemerintah
    daerah untuk pinjaman yang diberikan kepada BUMN, BUMD, Pemerintah
    Pusat, Pemerintah Daerah Lainnya dan Lembaga Internasional.
    Pengakuan: seluruh pinjaman yang diberikan oleh pemerintah kepada
    kepada BUMN, BUMD, Pem. Pusat, Pem. Daerah Lainnya dan Lembaga
    Internasional. Penilaian: pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah
    Pusat/Daerah Otonom Lainnya dan lembaga internasional dibukukan
    sebesar nilai nominal pinjaman. Aset moneter dalam valuta asing harus
    dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI)
    yang berlaku pada tanggal neraca. Selisih yang terjadi karena perbedaan
    nilai tukar dibukukan sebagai ekuitas dana lancar. Pengumpulan data
    mengenai pinjaman ini dapat diperoleh di Biro Keuangan atau unit lain
    yang menangani pinjaman pemerintah daerah.

11. Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan. (1230)
    Penanaman modal dalam proyek pembangunan adalah akumulasi dana
    yang dikeluarkan ke proyek yang dilaksanakan dengan maksud untuk
    mengalihkan sepenuhnya atau sebagian kepemilikan proyek tersebut
    kepada pihak ketiga setelah proyek mencapai tingkat penyelesaian
    tertentu. Contoh proyek pembangunan adalah proyek perkebunan inti
    rakyat. Penilaian: penanaman modal dalam proyek pembangunan
    dibukukan berdasarkan harga perolehan termasuk biaya tambahan
    lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas
    investasi tersebut. Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus
    dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar
    (kurs tengah BI) yang berlaku pada tanggal transaksi. Pengumpulan data
    mengenai penyertaan modal dalam proyek pembangunan dapat diperoleh
    di dinas pertanian atau dinas lain yang menangani proyek pembangunan.

12. Investasi Permanen Lainnya. (1290)
    Investasi permanen lainnya menggambarkan semua biaya investasi
    permanen lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu
    perkiraan investasi permanen di atas. Penilaian: investasi permanen
    lainnya dibukukan berdasarkan harga perolehan termasuk biaya
    tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah
    atas investasi tersebut. Harga perolehan investasi dalam valuta asing
    harus dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan nilai
    tukar (kurs tengah BI) yang berlaku pada tanggal transaksi. Data
    mengenai investasi permanen lainnya dapat diperoleh di biro keuangan
    atau instansi lain yang menangan investasi permanen lainnya.




                                                               BAB I I -   6
13. Tanah. (1310)
    Tanah menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
    memperoleh tanah sampai dengan tanah tersebut siap pakai. Biaya ini
    meliputi antara lain harga pembelian serta biaya untuk memperoleh hak,
    biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan. Nilai
    tanah juga meliputi biaya pembelian bangunan tua yang terletak pada
    sebidang tanah yang dibeli untuk melaksanakan pembangunan sebuah
    gedung yang baru jika bangunan tua itu dimaksudkan untuk dibongkar.
    Tanah dicatat sebagai aset negara pada saat diterima dan hak
    kepemilikan berpindah. Pengakuan: tanah yang dimiliki oleh pemerintah
    daerah sesuai dengan bukti kepemilikan yang sah atau dikuasai oleh
    pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundang-undang harus
    dicatat dan disajikan dalam neraca.
    Penilaian: khusus untuk penyusunan neraca awal nilai tanah dinyatakan di
    neraca awal digunakan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) 2001. Untuk
    pencatatan transaksi perolehan tanah setelah penyusunan neraca awal
    tanah dinilai menggunakan harga perolehan. Data mengenai tanah dapat
    diperoleh dari Laporan Barang Milik/Kekayaan Daerah atau melalui
    opname fisik. Prosedur opname fisik dan pengelompokan lebih lanjut
    dijelaskan di bab berikut.

14. Peralatan dan Mesin. (1320)
    Peralatan dan Mesin, menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
    untuk memperoleh peralatan dan mesin sampai siap pakai. Biaya ini
    meliputi antara lain harga pembelian dan biaya instalasi serta biaya
    langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan aset sehingga
    dapat digunakan. Untuk peralatan dan mesin yang berasal dari hibah
    dinilai berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya.
    Peralatan dan Mesin baru dapat dicatat sebagai aset negara pada saat
    diterima dan hak kepemilikan berpindah. Peralatan dan Mesin dinyatakan
    dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bila penilaian
    peralatan dan mesin dengan menggunakan nilai historis tidak
    memungkinkan, maka nilai peralatan dan mesin tetap didasarkan pada
    harga perolehan yang diestimasikan. Harga perolehan peralatan dan
    mesin yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung
    untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung, termasuk biaya
    perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa
    peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan
    pembangunan hingga aset tersebut siap dipergunakan. Bila biaya
    perolehan suatu peralatan dan mesin dinyatakan dalam valuta asing,
    maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs
    tengah BI) pada saat perolehan. Data mengenai peralatan dan mesin
    dapat diperoleh dari Laporan Barang Milik/Kekayaan Daerah atau melalui
    opname fisik. Prosedur opname fisik dan pengelompokan lebih lanjut
    dijelaskan di bab berikut.

15. Gedung dan Bangunan. (1330)
    Gedung dan Bangunan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
    untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini
    meliputi antara lain harga beli, biaya pembebasan, biaya pengurusan IMB,
    notaris dan pajak. Biaya konstruksi yang dicakup oleh suatu kontrak


                                                                BAB I I -   7
konstruksi akan meliputi harga kontrak ditambah dengan biaya tidak
   langsung lainnya yang dilakukan sehubungan dengan konstruksi dan
   dibayar pada pihak selain dari kontraktor. Biaya ini juga mencakup biaya
   bagian dari pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola, jika ada.
   Gedung dan Bangunan baru dapat dicatat sebagai aset pemerintah
   daerah pada saat diterima dan hak kepemilikan berpindah. Khusus untuk
   penyusunan neraca awal nilai Gedung dan Bangunan dinyatakan dalam
   neraca awal digunakan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) 2001. Untuk
   pencatatan transaksi perolehan gedung dan bangunan setelah
   penyusunan neraca awal gedung dan bangunan dinilai menggunakan
   harga perolehan. Harga perolehan gedung dan bangunan yang dibangun
   dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan
   baku, dan biaya tidak langsung, termasuk biaya perencanaan dan
   pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua
   biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan hingga aset
   tersebut siap dipergunakan. Bila biaya perolehan suatu gedung dan
   bangunan dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah aset itu akan
   ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat perolehan.
   Data mengenai gedung dan bangunan dapat diperoleh dari Laporan
   Barang Milik/Kekayaan Daerah atau melalui opname fisik. Prosedur
   opname fisik dan pengelompokan lebih lanjut dijelaskan di bab berikut.

16. Jalan, Irigasi dan Jaringan. (1340)
    Jalan, irigasi dan jaringan, menggambarkan seluruh biaya yang
    dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi dan jaringan sampai siap
    pakai. Biaya ini meliputi antara lain biaya perolehan dan biaya-biaya lain
    sampai dengan jaringan tersebut siap pakai. Jalan, irigasi dan jaringan
    baru dapat dicatat sebagai aset negara pada saat diterima dan hak
    kepemilikan berpindah. Jalan irigasi dan jaringan dinyatakan dalam neraca
    dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bila penilaian Jalan, irigasi
    dan Jaringan dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan,
    maka Jalan, irigasi dan jaringan tetap didasarkan pada harga perolehan
    yang diestimasikan. Harga perolehan jalan irigasi dan jaringan yang
    dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga
    kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung, termasuk biaya perencanaan
    dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan
    semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan
    hingga aset tersebut siap dipergunakan. Bila biaya perolehan suatu Jalan
    Irigasi dan Jaringan dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah aset
    itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat
    perolehan. Data mengenai jalan, irigasi dan jaringan dapat diperoleh dari
    Laporan Barang Milik/Kekayaan Daerah atau melalui opname fisik.
    Prosedur opname fisik dan pengelompokan lebih lanjut dijelaskan di bab
    berikut.

17. Aset Tetap Lainnya. (1390)
    Aset tetap lainnya, menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
    memperoleh aset tetap lainnya sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya
    perolehan semua aset tetap lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan
    dengan tepat kedalam aset tetap yang telah diuraikan sebelumnya. Aset
    Tetap Lainnya baru dapat dicatat sebagai aset negara pada saat diterima


                                                                  BAB I I -   8
dan hak kepemilikan berpindah. Aset tetap lainnya dinyatakan dalam
   neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bila penilaian Aset
   tetap lainnya dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan,
   maka Aset Tetap Lainnya tetap didasarkan pada harga perolehan yang
   diestimasikan. Bila biaya perolehan suatu aset tetap lainnya dinyatakan
   dalam valuta asing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan
   berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat perolehan. Data
   mengenai jalan, irigasi dan jaringan dapat diperoleh dari Laporan Barang
   Milik/Kekayaan Daerah atau melalui opname fisik. Prosedur opname fisik
   dan pengelompokan lebih lanjut dijelaskan di bab berikut.

18. Konstruksi dalam Pengerjaan. (1350)
    Konstruksi    dalam    pengerjaan,     menggambarkan       biaya    yang
    diakumulasikan sampai pada tanggal laporan posisi keuangan dari semua
    jenis aset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun.
    Konstruksi dalam pengerjaan baru dapat dicatat sebagai aset negara pada
    saat biaya telah dikeluarkan. Bangunan dalam pengerjaan dinyatakan
    dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bila penilaian
    bangunan dalam pengerjaan dengan menggunakan nilai historis tidak
    memungkinkan, maka bangunan dalam pengerjaan tetap didasarkan pada
    harga perolehan yang diestimasikan.Bila biaya perolehan suatu bangunan
    dalam pengerjaan dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah aset
    itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat
    perolehan.

19. Tagihan Penjualan Angsuran. (1410)
    Tagihan penjualan Angsuran menggambarkan jumlah yang dapat diterima
    dari penjualan rumah dan kendaraan dan tagihan angsuran lainnya
    kepada pegawai pemerintah. Perkiraan dibagi ke dalam sub perkiraan
    Tagihan angsuran rumah dan Piutang angsuran penjualan kendaraan dan
    tagihan angsuran lainnya. Tagihan Penjualan angsuran dinilai dengan nilai
    nominal dari kontrak.

20. Kemitraan dengan Pihak Ketiga. (1420)
    Kemitraan Dengan Pihak Ketiga menggambarkan nilai hak yang akan
    diperoleh atas suatu aset yang dibangun dengan cara kemitraan
    pemerintah dan swasta berdasarkan perjanjian. Aset berdasarkan
    kemitraan dengan pihak ketiga dinilai berdasarkan nilai perolehan pada
    saat aset tersebut selesai dibangun.

21. Dana Cadangan. (1430)
    Dana cadangan adalah dana yang dibentuk untuk membiayai kebutuhan
    dana yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. Dana
    cadangan berkaitan dengan transaksi pembentukan dana cadangan
    sebagai special fund. Dana cadangan dinilai sebesar akumulasi dana
    yang berasal dari pembentukan dana cadangan yang tercantum dalam
    APBD (nominal) ditambah dengan hasil yang diperolehnya.

22. Lain-lain Aset. (1490)
    Lain-lain aset adalah aset di luar tagihan penjualan angsuran, Kemitraan
    dengan pihak ketiga dan Dana Cadangan antara lain meliputi tagihan


                                                                BAB I I -   9
kepada para pegawai pemerintah yang terbukti menyalahgunakan
   pemerintah dan tagihan TGR pada pihak ketiga.

23. Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang. (2110)
    Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang yang jatuh tempo merupakan
    sebagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu
    periode akuntansi. Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang merupakan
    reklasifikasi hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun
    anggaran.
    Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang dibukukan sebesar nilai nominal.
    Hutang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar
    (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi. Bagian Lancar Hutang Jangka
    Panjang diakui pada saat pembayaran jatuh tempo dalam satu periode
    akuntansi melalui reklasifikasi.

24. Hutang PFK. (2120)
    Hutang Perhitungan fihak ketiga (PFK) adalah hutang jangka pendek
    kepada fihak ketiga yang berasal dari jumlah yang dipotong dari Surat
    Perintah Membayar (SPM).
    Dokumen sumber yang terkait dengan Hutang perhitungan Fihak Ketiga
    adalah Surat Perintah Membayar (SPM) Khusus, serta bukti-bukti tagihan
    dari Askes, Taspen, BULOG dan lain-lain yang sejenis. Hutang
    Perhitungan Fihak Ketiga dibukukan sebesar nilai nominal.

25. Hutang Biaya Pinjaman. (2130)
    Hutang Biaya Pinjaman merupakan hutang yang terjadi sebagai ikutan
    hutang pokok, yang berupa Bunga, denda dan commitment fee.
    Hutang Biaya Pinjaman sebesar nilai nominal. Hutang dalam valuta asing
    dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada
    tanggal transaksi. Hutang Biaya Pinjaman diakui pada akhir tahun
    anggaran.

26. Hutang Jangka Panjang. (2210)
    Hutang jangka panjang merupakan hutang yang harus dibayar kembali
    atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Hutang jangka panjang
    dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Hutang (pinjaman)
    jangka panjang hanya dapat digunakan untuk membiayai pembangunan
    prasarana yang merupakan aset Daerah dan dapat menghasilkan
    penerimaan (baik langsung maupun tidak langsung) untuk pembayaran
    kembali pinjaman, serta memberikan manfaat bagi pelayanan masyrakat.
    Hutang (pinjaman) jangka panjang tidak dapat digunakan untuk
    membiayai belanja administrasi umum serta belanja operasional dan
    pemeliharaan. (PP 107 Tahun 2000 pasal 7).
    Hutang Jangka Panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan
    dibukukan sebesar nilai nominal. Hutang dalam valuta asing dikonversikan
    ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi.
    Hutang Jangka Panjang dalam Neraca diklasifikasikan ke dalam
    a. Hutang Luar Negeri
    b. Hutang Kepada Pemerintah Pusat
    c. Hutang Kepada Pemerintah Daerah Otonom Lainnya
    d. Hutang Kepada BUMN/D


                                                                 BAB I I - 10
e. Hutang Kepada Bank / Lembaga Keuangan
   f. Hutang Dalam Negeri Lainnya

27. Hutang Bunga. (2220)
    Hutang bunga merupakan kewajiban kepada kreditur atas pinjaman
    jangka panjang yang harus dibayar kembali/jatuh tempo lebih dari 1 (satu)
    satu periode akuntansi. Hutang Bunga diakui pada saat Hutang tersebut
    terjadi dan dibukukan sebesar nilai nominal. Hutang dalam valuta asing
    dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada
    tanggal transaksi.

28. Ekuitas Dana Lancar. (3100)
    Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah nilai aset lancar
    dengan jumlah nilai hutang lancar.
    Ekuitas Dana Lancar, terdiri atas:
     a. SiLPA Tahun Pelaporan adalah perkiraan ringkasan operasi
        pemerintah selama tahun berjalan yang diperoleh dari selisih antara
        seluruh penerimaan Kas Daerah dan pengeluaran Kas Daerah. (3110)
     b. Akumulasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) adalah perkiraan
        yang menampung akumulasi saldo SiLPA tahun-tahun sebelumnya
        dan tahun berjalan setelah dikurangi dengan penggunaannya dalam
        anggaran. (3120)
     c. Cadangan untuk Piutang adalah kekayaan bersih pemerintah yang
        tertanam dalam piutang jangka pendek. Perkiraan ini merupakan
        perkiraan lawan dari Piutang. (3150)
     d. Cadangan untuk Persediaan adalah kekayaan pemerintah yang
        tertanam dalam persediaan. Perkiraan ini merupakan perkiraan lawan
        dari Persediaan. (3160)
     e. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka
        pendek. adalah perkiraan lawan Hutang Jangka Pendek. (3170)

29. Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan. (3200)
    Ekuitas Dana yang Diinvestasikan merupakan selisih antara jumlah nilai
    investasi permanen, aset tetap, aset lainnya (tidak termasuk Dana
    Cadangan) dengan jumlah nilai hutang jangka panjang.
    Ekuitas Dana yang Diinvestasikan meliputi:
    a. Diinvestasikan dalam Investasi Permanen. (3210)
    b. Diinvestasikan dalam Aset Tetap. (3220)
    c. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya. (3230)
    d. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka
       panjang. (3240)

30. Ekuitas Dana Yang Dicadangkan (3310)
    Ekuitas Dana yang Diinvestasikan merupakan ekuitas dana yang
    dicadangkan untuk tujuan tertentu. Perkiraan ini merupakan pasangan dari
    perkiraan Dana Cadangan. Saldo perkiraan Diinvestasikan dalam Dana
    Cadangan disajikan sebesar akumulasi dana yang diinvestasikan dalam
    Dana Cadangan.




                                                                BAB I I - 11
BAB III
                             PROSEDUR OPNAME FISIK

  Perkiraan persediaan dan perkiraan-erkiraan Aset Tetap adalah pos Neraca yang
  menyajikan aset yang berwujud barang. Karena kekhasan perkiraan tersebut—yang
  dalam penyajiannya terlebih dulu dilakukan opname fisik—maka bab ini memberikan
  petunjuk mengenai prosedur mengenai Persediaan dan Aset Tetap.

  Rancangan format formulir yang disediakan semata-mata dimaksudkan untuk
  memudahkan petugas opname fisik dalam mengumpulkan data aset di lapangan.
  Oleh karenanya, untuk mendapatkan nilai aset yang berupa barang—baik yang
  termasuk dalam Persediaan maupun Aset Tetap—diperlukan pekerjaan tambahan
  yaitu pengikhtisarkan data yang tercatat dalam formulir ke dalam klasifikasi yang
  sesuai perkiraan yang sesuai dengan pos neraca.

A. Opname Fisik Persediaan

  Opname fisik persediaan yang ditujukan untuk penyusunan Neraca awal dilakukan
  menjelang saat penyusunan neraca. Nilai persediaan yang disajikan harus
  menunjukkan kondisi persediaan pada tanggal Neraca.
  Metode pencatatan persediaan yang digunakan adalah metode persediaan fisik.
  Dalam metode ini, pencatatan mutasi persediaan cukup dilakukan dengan kartu
  persediaan yaitu suatu kartu yang berfungsi sebagai kontrol atas keluar masuknya
  barang. Sedangkan nilai persediaan yang disajikan di Neraca adalah sebesar jumlah
  persediaan yang masih ada pada tanggal Neraca dikalikan dengan harga satuan
  barang pada pembelian terakhir.
  Prosedur opname fisik persediaan:
  1. Menjelang penyusunan Neraca, Kepala Satuan Kerja menetapkan petugas
     pelaksana opname fisik persediaaan.
  2. Petugas pelaksana opname fisik melakukan opname atas persediaan di masing-
     masing bagian Satuan Kerja dengan menggunakan formulir FORMAFI (lihat
     lampiran) sebagai media pencatatan hasil opname fisik. Formulir ini harus
     ditandatangani petugas opname fisik dan Kepala Satuan Kerja penanggung jawab
     persediaan tersebut.
  3. Hasil opname fisik tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk Berita Acara
     Opname Fisik Persediaan yang memuat kuantitas persediaan yang ada, harga
     beli satuan terakhir, dan nilai total persediaan.
  4. Berita Acara Opname Fisik Persediaan tersebut digunakan sebagai dasar
     pelaporan Persediaan di Neraca.


B. Opname Fisik Aset Tetap

  Opname fisik aset tetap yang ditujukan untuk penyusunan Neraca awal dilakukan
  menjelang saat penyusunan neraca. Nilai aset tetap yang disajikan dalam Neraca
  harus menunjukkan posisi Aset Tetap pada tanggal Neraca.
  Prosedur Opname Fisik Aset Tetap:
  1. Menjelang penyusunan Neraca awal, Kepala Satuan Kerja membentuk Tim
     Opname Fisik Aset Tetap.
  2. Kepala Satuan Kerja memberikan deskripsi pekerjaan dan pengarahan Tim
     opname fisik serta menunjuk Ketua Tim Opname Fisik.
  3. Ketua Tim Opname Fisik menjelaskan kepada anggota tim mengenai jenis-jenis
     barang yang akan diopname dan menyamakan persepsi terhadap identifikasi


                                                                        BAB III -   1
barang. Ini dilakukan dengan menunjukkan contoh-contoh barang yang ada dan
    membuat kesepakatan mengenai nama barang-barang tersebut.
4. Tim Opname Fisik membuat denah (pemetaan) ruangan tempat Aset Tetap
    berada, menetapkan nomor ruangan, dan mendeskripsikan nama-nama ruangan
    tersebut.
5. Ketua Tim Opname Fisik membagi lingkup penugasan kepada anggota tim: yang
    bertugas melakukan opname fisik aset yang ada di ruangan; yang bertugas
    melakukan opname fisik tanah; yang bertugas melakukan opname fisik gedung
    dan bangunan; yang melakukan opname fisik alat angkutan bermotor; yang
    bertugas melakukan opname fisik jalan, irigasi dan jaringan; dan yang melakukan
    opname fisik aset lainnya.
6. Atas dasar pembagian pada poin 5, Ketua Tim Opname Fisik membaginya lebih
    lanjut menurut lokasi tempat aset berada.
7. Ketua Tim Opname Fisik membagikan formulir opname fisik (FORMOFA-1,
    FORMOFA-2, FORMOFA-3, FORMOFA-4, FORMOFA-5, dan FORMOFA-6)
    berdasarkan lingkup penugasan sebagaimana disebut pada poin 5 dan 6 dan
    membuat label barang.
8. Anggota      Tim     Opname      Fisik   melaksanakan      opname     fisik  dan
    mendokumentasikannya pada formulir opname fisik yang sesuai. Tim Opname
    Fisik memberikan label pada aset yang telah dihitung untuk menghindarkan
    penghitungan ganda.
9. Hasil opname fisik yang tertuang di tiap-tiap formulir kemudian diiktisarkan ke
    dalam klasifikasi akun neraca dan dituangkan dalam Berita Acara Hasil Opname
    Fisik Aset Tetap.
10. Berdasarkan Berita Acara Hasil Opname Fisik Aset Tetap tersebut, petugas
    akuntansi menyajikan nilai Aset Tetap ke dalam Neraca.




                                                                        BAB III -   2
PEMERINTAH DAERAH …(1)…                                                                                                   FORMOFA-01
Nama Satuan Kerja …(2)…
KODE SATUAN KERJA: …(3)…

                                           FORMULIR OPNAME FISIK ASET DI RUANGAN

Kode Ruangan : …(4)…
Nama Ruangan : …(5)…

No.    Nama Aset      Kode Aset     Merk/       Tahun      Jumlah   Harga    Total Harga      Kondisi         Status       Keterangan
                                  Nomor Seri   Perolehan            Satuan                  B  RR RB        Kepemilikan
 1         2             3           4             5         6        7          8          9   10    11        12               13

(6)       (7)            (8)         (9)         (10)       (11)     (12)       (13)       (14) (15) (16)      (17)              (18)




                                                                                                              …(19)…, …(20)…
Mengetahui,                                                                                                  Tim Opname Fisik,
Kepala Satuan Kerja

…(21)…
                                                                                                            1. …(23)…, …(24)…
                                                                                                            2. …(25)…, …(26)…
…(22)…




                                                                                                                            BAB III -   3
PEMERINTAH DAERAH …(1)…                                                                                            FORMOFA-02
Nama Satuan Kerja …(2)…
KODE SATUAN KERJA: …(3)…

                                             FORMULIR OPNAME FISIK TANAH


No.     Nama Aset     Kode Aset   Lokasi    Tahun      Jumlah   Harga    Total        Kondisi          Status       Keterangan
                                           Perolehan            Satuan   Harga    B    RR RB         Kepemilikan
 1          2            3          4          5         6        7        8      9     10    11         12               13

(4)        (5)           (6)       (7)        (8)       (9)      (10)    (11)    (12) (13) (14)         (15)              (16)




                                                                                                       …(17)…, …(18)…
Mengetahui,                                                                                           Tim Opname Fisik,
Kepala Satuan Kerja

…(19)…
                                                                                                   1. …(21)…, …(22)…

                                                                                                   2. …(23)…, …(24)…
…(20)…


                                                                                                                     BAB III -   4
PEMERINTAH DAERAH …(1)…                                                                                                      FORMOFA-03
Nama Satuan Kerja …(2)…
KODE SATUAN KERJA: …(3)…

                                         FORMULIR OPNAME FISIK GEDUNG DAN BANGUNAN


No.     Nama Aset     Kode Aset   Lokasi    Tahun      Jumlah   Harga Satuan   Total Harga        Kondisi        Status       Keterangan
                                           Perolehan                                          B    RR RB       Kepemilikan
 1          2            3          4          5         6           7             8          9     10    11       12               13

(4)        (5)           (6)       (7)        (8)       (9)         (10)          (11)       (12) (13) (14)       (15)              (16)




                                                                                                                 …(17)…, …(18)…
Mengetahui,                                                                                                     Tim Opname Fisik,
Kepala Satuan Kerja

…(19)…
                                                                                                               1. …(21)…, …(22)…

                                                                                                               2. …(23)…, …(2)…

…(20)…



                                                                                                                               BAB III -   5
PEMERINTAH DAERAH …(1)…                                                                                                    FORMOFA-04
Nama Satuan Kerja …(2)…
KODE SATUAN KERJA: …(3)…

                                     FORMULIR OPNAME FISIK ALAT ANGKUTAN BERMOTOR


No.     Nama Aset     Kode Aset    No. Bukti    Nomor   Pemegang    Tahun      Total        Kondisi        Status      Keterangan
                                  Kepemilikan   Mesin     Aset     Perolehan   Harga    B    RR RB       Kepemilikan
 1          2            3             4          5        6           7         8      9     10    11       12           13

(4)        (5)           (6)          (7)        (8)      (9)        (10)      (11)    (12) (13) (14)       (15)          (16)




                                                                                                               …(17)…, …(18)…
Mengetahui,                                                                                                   Tim Opname Fisik,
Kepala Satuan Kerja

…(19)…
                                                                                                              1. …(21)…, …(22)…

                                                                                                              2. …(23)…, …(24)…

…(20)…




                                                                                                                               BAB III -   6
PEMERINTAH DAERAH …(1)…                                                                                                FORMOFA-05
Nama Satuan Kerja …(2)…
KODE SATUAN KERJA: …(3)…

                                   FORMULIR OPNAME FISIK JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN


No.     Nama Aset     Kode Aset   Lokasi/    Tahun      Jumlah   Harga    Total Harga      Kondisi         Status       Keterangan
                                   Tipe     Perolehan            Satuan                  B  RR RB        Kepemilikan

 1          2            3           4         5          6        7          8          9   10    11        12               13

(4)        (5)           (6)        (7)        (8)       (9)      (10)       (11)       (12) (13) (14)      (15)              (16)




                                                                                                           …(17)…, …(18)…
Mengetahui,                                                                                               Tim Opname Fisik,
Kepala Satuan Kerja

…(19)…
                                                                                                         1. …(21)…, …(22)…

                                                                                                         2. …(23)…, …(24)…

…(20)…



                                                                                                                         BAB III -   7
PEMERINTAH DAERAH …(1)…                                                                                              FORMOFA-06
Nama Satuan Kerja …(2)…
KODE SATUAN KERJA: …(3)…

                                                FORMULIR OPNAME FISIK ASET LAIN


No.     Nama Aset     Kode Aset   Lokasi/Tipe    Tahun      Jumlah   Harga    Total        Kondisi       Status       Keterangan
                                     /Jenis     Perolehan            Satuan   Harga    B    RR RB      Kepemilikan

 1          2            3             4           5          6        7       8       9    10   11        12               13

(4)        (5)           (6)          (7)          (8)       (9)      (10)    (11)    (12) (13) (14)      (15)              (16)




                                                                                                         …(17)…, …(18)…
Mengetahui,                                                                                             Tim Opname Fisik,
Kepala Satuan Kerja

…(19)…
                                                                                                       1. …(21)…, …(22)…

                                                                                                       2. …(23)…, …(24)…

…(20)…


                                                                                                                       BAB III -   8
Formulir FORMOFA-01 digunakan sebagai kertas kerja dalam opname fisik aset yang ada di
dalam ruangan di gedung instansi pemerintah daerah.
Semua aset yang ada di ruangan dicatat dalam formulir ini.
Petunjuk pengisian:
(1) Diisi nama Pemerintah Daerah yang membawahi Satuan Kerja yang mengadakan opname
     fisik aset.
(2) Diisi nama Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset.
(3) Diisi kode Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset.
(4) Diisi kode ruangan tempat aset berada.
(5) Diisi nama ruangan tempat aset berada.
(6) Diisi nomor urut.
(7) Diisi nama aset menurut jenis barang (sub-sub kelompok).
(8) Diisi kode aset sesui dengan klasifikasi pada poin (7) menurut kode pada tabel barang.
(9) Diisi merk barang dan nomor seri barang (untuk aset seperti komputer dan barang
     lainnya yang ada serial number-nya)
(10) Diisi tahun perolehan aset yang bersangkutan.
(11) Diisi jumlah aset.
(12) Diisi harga satuan barang.
(13) Diisi total harga barang (jumlah x harga satuan).
(14) .    Diisi kondisi barang yang bersangkutan
(15) . B untuk Baik, RR untuk Rusak Ringan,
(16) .    RB untuk Rusak Berat.
(17) Diisi status kepemilikan barang: Kepemilikan sendiri, Kepemilikan pihak ke tiga, atau
     Kepemilikan dalam sengketa (Pilih salah satu yang sesuai).
(18) Diisi deskripsi yang belum tertampung dalam kolom 1 hingga 12. Misalnya, atas dasar
     harga mana nilai barang dicatat (harga perolehan ataukah harga yang diestimasikan).
(19) Diisi tempat (kota) opname fisik dilakukan.
(20) Diisi tanggal opname fisik dilakukan.
(21) Diisi tanda tangan Kepala Satuan Kerja.
(22) Diisi nama Kepala Satuan Kerja.
(23) Diisi nama anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik.
(24) Diisi tanda tangan anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik.
(25) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik.
(26) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik.




                                                                              BAB III -   3
Formulir FORMOFA-02 digunakan sebagai kertas kerja dalam opname fisik aset yang berupa
tanah.
Petunjuk pengisian:
(1) Diisi nama Pemerintah Daerah yang membawahi Satuan Kerja yang mengadakan opname
     fisik aset.
(2) Diisi nama Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset.
(3) Diisi kode Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset.
(4) Diisi nomor urut.
(5) Diisi nama aset menurut klasifikasi sub-sub kelmpok.
(6) Diisi kode aset sesui dengan klasifikasi pada poin (5) menurut kode pada tabel barang.
(7) Diisi alamat lokasi tanah.
(8) Diisi tahun perolehan tanah yang bersangkutan.
(9) Diisi luas tanah.
(10) Diisi harga tanah per meter2.
(11) Diisi total harga barang (jumlah x harga satuan).
(12) .    Diisi kondisi barang yang bersangkutan
(13) . B untuk Baik, RR untuk Rusak Ringan,
(14) .    RB untuk Rusak Berat.
(15) Diisi status kepemilikan barang: Kepemilikan sendiri atau Kepemilikan dalam sengketa
     (Pilih salah satu yang sesuai).
(16) Diisi deskripsi yang belum tertampung dalam kolom 1 hingga 12. Misalnya, atas dasar
     harga mana nilai tanah dicatat (harga perolehan ataukah harga yang diestimasikan).
(17) Diisi tempat (kota) opname fisik dilakukan.
(18) Diisi tanggal opname fisik dilakukan.
(19) Diisi tanda tangan Kepala Satuan Kerja.
(20) Diisi nama Kepala Satuan Kerja.
(21) Diisi nama anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik.
(22) Diisi tanda tangan anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik.
(23) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik.
(24) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik.




                                                                              BAB III -   4
Formulir FORMOFA-03 digunakan sebagai kertas kerja dalam opname fisik aset yang berupa
Gedung dan Bangunan. Jenis barang yang tercakup dalam lingkup Gedung dan Bangunan
meliputi: Bangunan Gedung, Monumen, Bangunan Menara, Rambu-rambu, dan Tugu Titik
Kontrol/Pasti.
Petunjuk pengisian:
(1) Diisi nama Pemerintah Daerah yang membawahi Satuan Kerja yang mengadakan opname
     fisik aset.
(2) Diisi nama Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset.
(3) Diisi kode Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset.
(4) Diisi nomor urut.
(5) Diisi nama aset menurut klasifikasi sub-sub kelompok.
(6) Diisi kode aset sesui dengan klasifikasi pada poin (5) menurut kode pada tabel barang.
(7) Diisi alamat lokasi Gedung/Bangunan.
(8) Diisi tahun perolehan Gedung/Bangunan.
(9) Diisi jumlah satuan Gedung/Bangunan.
(10) Diisi harga Gedung/Bangunan per satuan.
(11) Diisi total harga Gedung/Bangunan.
(12) .    Diisi kondisi barang yang bersangkutan
(13) . B untuk Baik, RR untuk Rusak Ringan,
(14) .    RB untuk Rusak Berat.
(15) Diisi status kepemilikan barang: Kepemilikan sendiri atau Kepemilikan dalam sengketa
     (Pilih salah satu yang sesuai).
(16) Diisi deskripsi yang belum tertampung dalam kolom 1 hingga 15. Misalnya, atas dasar
     harga mana nilai aset dicatat (harga perolehan ataukah harga yang diestimasikan).
(17) Diisi tempat (kota) opname fisik dilakukan.
(18) Diisi tanggal opname fisik dilakukan.
(19) Diisi tanda tangan Kepala Satuan Kerja.
(20) Diisi nama Kepala Satuan Kerja.
(21) Diisi nama anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik.
(22) Diisi tanda tangan anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik.
(23) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik.
(24) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik.




                                                                              BAB III -   5
Formulir FORMOFA-04 digunakan sebagai kertas kerja dalam opname fisik aset yang berupa
Alat Angkutan Bermotor. Yang termasuk dalam klasifikasi aset ini antara lain: Alat Angkutan
Darat Bermotor, Alat Angkutan Apung Bermotor, Alat Angkutan Bermotor Udara.
Petunjuk pengisian:
(1) Diisi nama Pemerintah Daerah yang membawahi Satuan Kerja yang mengadakan opname
     fisik aset.
(2) Diisi nama Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset.
(3) Diisi kode Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset.
(4) Diisi nomor urut.
(5) Diisi nama aset menurut klasifikasi sub-sub kelompok.
(6) Diisi kode aset sesui dengan klasifikasi pada poin (5) menurut kode pada tabel barang.
(7) Diisi Nomor Bukti Kepemilikan aset.
(8) Diisi Nomor Mesin.
(9) Diisi nama pemegang (penanggung jawab) aset.
(10) Diisi tahun perolehan aset.
(11) Diisi harga aset.
(12) .    Diisi kondisi barang yang bersangkutan
(13) . B untuk Baik, RR untuk Rusak Ringan,
(14) .    RB untuk Rusak Berat.
(15) Diisi status kepemilikan barang: Kepemilikan sendiri atau Kepemilikan dalam sengketa
     (Pilih salah satu yang sesuai).
(16) Diisi deskripsi yang belum tertampung dalam kolom 1 hingga 15. Misalnya, atas dasar
     harga mana nilai tanah dicatat (harga perolehan ataukah harga yang diestimasikan).
(17) Diisi tempat (kota) opname fisik dilakukan.
(18) Diisi tanggal opname fisik dilakukan.
(19) Diisi tanda tangan Kepala Satuan Kerja.
(20) Diisi nama Kepala Satuan Kerja.
(21) Diisi nama anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik.
(22) Diisi tanda tangan anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik.
(23) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik.
(24) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik.




                                                                               BAB III -   6
Formulir FORMOFA-05 digunakan sebagai kertas kerja dalam opname fisik Jalan, Irigasi dan
Jaringan. Jenis barang yang tercakup dalam lingkup Jalan, Irigasi dan Jaringan meliputi: Jalan
dan Jembatan, Bangunan Air, Instalasi, dan Jaringan.
Petunjuk pengisian:
(1) Diisi nama Pemerintah Daerah yang membawahi Satuan Kerja yang mengadakan opname
     fisik aset.
(2) Diisi nama Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset.
(3) Diisi kode Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset.
(4) Diisi nomor urut.
(5) Diisi nama aset menurut klasifikasi sub-sub kelompok.
(6) Diisi kode aset sesui dengan klasifikasi pada poin (5) menurut kode pada tabel barang di
     lampiran.
(7) Diisi lokasi/tipe aset.
(8) Diisi tahun perolehan aset.
(9) Diisi jumlah satuan aset.
(10) Diisi harga satuan aset.
(11) Diisi total harga aset (jumlah x harga satuan).
(12) .    Diisi kondisi aset yang bersangkutan
(13) . B untuk Baik, RR untuk Rusak Ringan,
(14) .    RB untuk Rusak Berat.
(15) Diisi status kepemilikan barang: Kepemilikan sendiri atau Kepemilikan dalam sengketa
     (Pilih salah satu yang sesuai).
(16) Diisi deskripsi yang belum tertampung dalam kolom 1 hingga 12. Misalnya, atas dasar
     harga mana nilai aset dicatat (harga perolehan ataukah harga yang diestimasikan).
(17) Diisi tempat (kota) opname fisik dilakukan.
(18) Diisi tanggal opname fisik dilakukan.
(19) Diisi tanda tangan Kepala Satuan Kerja.
(20) Diisi nama Kepala Satuan Kerja.
(21) Diisi nama anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik.
(22) Diisi tanda tangan anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik.
(23) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik.
(24) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik.




                                                                                  BAB III -   7
Formulir FORMOFA-06 digunakan sebagai kertas kerja dalam opname fisik untuk aset yang
tidak tertampung di dalam formulir FORMOFA-01 hingga FORMOFA-05.
Petunjuk pengisian:
(1) Diisi nama Pemerintah Daerah yang membawahi Satuan Kerja yang mengadakan opname
     fisik aset.
(2) Diisi nama Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset.
(3) Diisi kode Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset.
(4) Diisi nomor urut.
(5) Diisi nama aset menurut klasifikasi sub-sub kelompok.
(6) Diisi kode aset sesui dengan klasifikasi pada poin (5) menurut kode pada tabel barang di
     lampiran.
(7) Diisi alamat lokasi/tipe/jenis aset.
(8) Diisi tahun perolehan aset.
(9) Diisi jumlah satuan aset.
(10) Diisi harga satuan aset.
(11) Diisi total harga aset (jumlah x harga satuan).
(12) .     Diisi kondisi barang yang bersangkutan
(13) . B untuk Baik, RR untuk Rusak Ringan,
(14) .     RB untuk Rusak Berat.
(15) Diisi status kepemilikan barang: Kepemilikan sendiri atau Kepemilikan dalam sengketa
     (Pilih salah satu yang sesuai).
(16) Diisi deskripsi yang belum tertampung dalam kolom 1 hingga 15. Misalnya, atas dasar
     harga mana nilai aset dicatat (harga perolehan ataukah harga yang diestimasikan).
(17) Diisi tempat (kota) opname fisik dilakukan.
(18) Diisi tanggal opname fisik dilakukan.
(19) Diisi tanda tangan Kepala Satuan Kerja.
(20) Diisi nama Kepala Satuan Kerja.
(21) Diisi nama anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik.
(22) Diisi tanda tangan anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik.
(23) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik.
(24) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik.




                                                                                BAB III -   8
PEMERINTAH DAERAH …(1)…                                                                                             FORMOFI-01
Nama Satuan Kerja …(2)…
KODE SATUAN KERJA: …(3)…

                                            FORMULIR OPNAME FISIK PERSEDIAAN


No.   Jenis Persediaan   Kode Aset   Merk        Jumlah   Harga    Total Harga          Kondisi           Keterangan
                                                          Satuan                  B      RR     RB
 1           2              3         4            6        7          8          9      10     11            13

(4)          (5)            (6)      (7)          (8)      (9)        (10)       (11)   (12)   (13)          (14)




           Jumlah

                                                                                                       …(15)…, …(16)…
Mengetahui,                                                                                           Tim Opname Fisik,
Kepala Satuan Kerja

…(17)…
                                                                                               1. …(19)…, …(20)…
                                                                                               2. …(21)…, …(22)…
…(18)…




                                                                                                                       BAB III -   3
Formulir FORMOFI digunakan sebagai kertas kerja dalam opname fisik untuk aset yang
berupa Persediaan. Yang termasuk dalam klasifikasi persediaan antara lain meliputi: Barang
Habis Pakai, Barang Tak Habis Pakai, dan Barang Bekas Pakai.
Petunjuk pengisian:
(1) Diisi nama Pemerintah Daerah yang membawahi Satuan Kerja yang mengadakan opname
     fisik Persediaan.
(2) Diisi nama Satuan Kerja yang mengadakan opname Persediaan.
(3) Diisi kode Satuan Kerja yang mengadakan opname Persediaan.
(4) Diisi nomor urut.
(5) Diisi nama jenis persediaan menurut klasifikasi sub-sub kelompok.
(6) Diisi kode aset sesui dengan klasifikasi pada poin (5) menurut kode pada tabel barang.
(7) Diisi alamat Merk.
(8) Diisi jumlah satuan Persediaan.
(9) Diisi harga satuan (berdasarkan harga pembelian terakhir) Persediaan.
(10) Diisi total harga Persediaan (jumlah x harga satuan).
(11) .    Diisi kondisi barang yang bersangkutan,
(12) . B untuk Baik, RR untuk Rusak Ringan,
(13) .    RB untuk Rusak Berat.
(14) Diisi deskripsi yang belum tertampung dalam kolom 1 hingga 15.
(15) Diisi tempat (kota) opname fisik dilakukan.
(16) Diisi tanggal opname fisik dilakukan.
(17) Diisi tanda tangan Kepala Satuan Kerja.
(18) Diisi nama Kepala Satuan Kerja.
(19) Diisi nama anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik.
(20) Diisi tanda tangan anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik.
(21) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik.
(22) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik.




                                                                              BAB III -   3
Lampiran 1. Daftar Klasifikasi Barang Yang Termasuk dalam Perkiraan
Neraca 1180 Persediaan

GOL BID KEL SUB   SS    URAIAN BARANG                                         SATUAN
            KEL   KEL
4   00 00 00      000   BARANG PERSEDIAAN                                     Buah
4   01 00 00      000   BARANG PAKAI HABIS                                    Buah
4   01 01 00      000      BAHAN                                              Buah
4   01 01 01      000         BAHAN BANGUNAN DAN KONSTRUKSI                   Buah
4   01 01 01      001              ASPAL                                      Buah
4   01 01 01      002              SEMEN                                      Buah
4   01 01 01      003              KACA                                       Buah
4   01 01 01      004              PASIR                                      Buah
4   01 01 01      005              BATU                                       Buah
4   01 01 01      006              CAT                                        Buah
4   01 01 01      007              SENG                                       Buah
4   01 01 01      008              BAJA                                       Buah
4   01 01 01      009              ELECTRO DALAS                              Buah
4   01 01 01      010              PATOK BETON                                Buah
4   01 01 01      011              TIANG BETON                                Buah
4   01 01 01      012              BESI BETON                                 Buah
4   01 01 01      013              TEGEL                                      Buah
4   01 01 01      014              GENTENG                                    Buah
4   01 01 01      015              BIS BETON                                  Buah
4   01 01 01      016              PLAT                                       Buah
4   01 01 02      000         BAHAN KIMIA                                     Buah
4   01 01 02      001              KAPORIT                                    Buah
4   01 01 02      002              TAWAS                                      Buah
4   01 01 02      003              KAPOR TOHOR                                Buah
4   01 01 02      004              KARBIT                                     Buah
4   01 01 02      005              PUPUK                                      Buah
4   01 01 02      006              ZAT ASAM                                   Buah
4   01 01 02      007              NITROGEN CAIR                              Buah
4   01 01 02      008              RESIN                                      Buah
4   01 01 02      009              PEPTISIDA                                  Buah
4   01 01 02      010              ASAM SULFAT                                Buah
4   01 01 02      011              FUMISIDA                                   Buah
4   01 01 02      012              INSEKTISIDA                                Buah
4   01 01 02      013              HERBISIDA                                  Buah
4   01 01 02      014              BAHAN KIMIA NUKLIR                         Buah
4   01 01 03      000         BAHAN PELEDAK                                   Buah
4   01 01 03      001              ANFO                                       Buah
4   01 01 03      002              DETONATOR                                  Buah
4   01 01 03      003              DINAMIT                                    Buah
4   01 01 03      004              GELATINE                                   Buah
4   01 01 03      005              SUMBU LEDAK/API                            Buah




                                                              Lampiaran I -   1
4   01   01   04   000      BAHAN BAKAR DAN PELUMAS                                     Buah
4   01   01   04   001          BAHAN BAKAR MINYAK                                      Buah
4   01   01   04   002          MINYAK PELUMAS                                          Buah
4   01   01   04   003          MINYAK HYDROLIS                                         Buah
4   01   01   04   004          BAHAN BAKAR GAS                                         Buah
4   01   01   04   005          BATUBARA                                                Buah
4   01   01   05   000      BAHAN BAKU                                                  Buah
4   01   01   05   001          KAWAT                                                   Buah
4   01   01   05   002          KAYU                                                    Buah
4   01   01   05   003          LOGAM/METALORGI                                         Buah
4   01   01   05   004          LATEX                                                   Buah
4   01   01   05   005          BIJI PLASTIK                                            Buah
4   01   01   05   006          KARET                                                   Buah
4   01   01   06   000      BAHAN KIMIA NUKLIR                                          Buah
4   01   01   06   001          URANIUM - 233                                           Buah
4   01   01   06   002          URANIUM - 235                                           Buah
4   01   01   06   003          URANIUM - 238                                           Buah
4   01   01   06   004          PLUTONIUM (PU)                                          Buah
4   01   01   06   005          NEPTARIM (NP)                                           Buah
4   01   01   06   006          URANIUM DIOKSIDA                                        Buah
4   01   01   06   007          THORIUM                                                 Buah
4   01   02   00   000   SUKU CADANG                                                    Buah
4   01   02   01   000      SUKU CADANG ALAT ANGKUTAN                                   Buah
4   01   02   01   001          SUKU CADANG ALAT ANGKUTAN DARAT BERMOTOR                Buah
4   01   02   01   002          SUKU CADANG ALAT ANGKUTAN DARAT TAK BERMOTOR            Buah
4   01   02   01   003          SUKU CADANG ALAT ANGKUTAN APUNG BERMOTOR                Buah
4   01   02   01   004          SUKU CADANG ALAT ANGKUTAN APUNG TAK BERMOTOR            Buah
4   01   02   01   005          SUKU CADANG ALAT ANGKUTAN UDARA BERMOTOR                Buah
4   01   02   02   000      SUKU CADANG ALAT BESAR                                      Buah
4   01   02   02   001          SUKU CADANG ALAT BESAR DARAT                            Buah
4   01   02   02   002          SUKU CADANG ALAT BESAR APUNG                            Buah
4   01   02   02   003          SUKU CADANG ALAT BESAR BANTU                            Buah
4   01   02   03   000      SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN                                 Buah
4   01   02   03   001          SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN UMUM                        Buah
4   01   02   03   002          SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN GIGI                        Buah
4   01   02   03   003          SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN KELUARGA BERENCANA          Buah
4   01   02   03   004          SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN BEDAH                       Buah
4   01   02   03   005          SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN KEBIDANAN DAN    PENYAKIT   Buah
                                KANDUNGAN
4   01   02   03   006          SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN THT                         Buah
4   01   02   03   007          SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN MATA                        Buah
4   01   02   03   008          SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN PENYAKIT DALAM              Buah
4   01   02   03   009          SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN ALAT KESEHATAN ANAK         Buah
4   01   02   03   010          SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN POLIKLINIK SET              Buah
4   01   02   03   011          SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN UNTUK PENDERITA CACAT       Buah
                                TUBUH
4   01   02   03   012          SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN SYARAF                      Buah
4   01   02   03   013          SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN JANTUNG                     Buah




                                                                       Lampiaran I -    2
4   01   02   03   014      SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN NUKLIR                          Buah
4   01   02   03   015      SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN RADIOLOGI                       Buah
4   01   02   03   016      SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN KULIT DAN KELAMIN               Buah
4   01   02   03   017      SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN UGD                             Buah
4   01   02   03   018      SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN HEMATOLOGI                      Buah
4   01   02   03   019      SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN HEWAN                           Buah
4   01   02   04   000   SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM                                  Buah
4   01   02   04   001      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM KIMIA AIR TAKNIK              Buah
                            PENYEHATAN
4   01   02   04   002      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM MICRO BIOLOGI                 Buah
                            PENYEHATAN
4   01   02   04   003      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM HIDRO KIMIA                   Buah
4   01   02   04   004      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM MODEL HIDROLIKA               Buah
4   01   02   04   005      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM BATUAN/GEOLOGI                Buah
4   01   02   04   006      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN                Buah
                            KONSTRUKSI
4   01   02   04   007      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM ASPAL, CAT DAN KIMIA          Buah
4   01   02   04   008      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM MEKANIKA TANAH     DAN        Buah
                            BATUAN
4   01   02   04   009      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM COCOK TANAM                   Buah
4   01   02   04   010      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM LOGAM, MESIN     DAN          Buah
                            LISTRIK
4   01   02   04   011      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM UMUM                          Buah
4   01   02   04   012      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM MICROBIOLOGI                  Buah
4   01   02   04   013      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM KIMIA                         Buah
4   01   02   04   014      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PATOLOGI                      Buah
4   01   02   04   015      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM IMMUNOLOGI                    Buah
4   01   02   04   016      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM FILM                          Buah
4   01   02   04   017      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM RADIO ISOTOP                  Buah
4   01   02   04   018      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM MAKANAN                       Buah
4   01   02   04   019      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM AERO DINAMIKA                 Buah
4   01   02   04   020      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM STANDARISASI                  Buah
                            KALIBERASI DAN INST
4   01   02   04   021      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM FARMASI                       Buah
4   01   02   04   022      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PEMANTAUAN KUALITAS           Buah
                            UDARA
4   01   02   04   023      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM FISIKA                        Buah
4   01   02   04   024      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM HIDRODINAMIKA                 Buah
4   01   02   04   025      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PENGKAJIAN     TEKNIK         Buah
                            PANTAI
4   01   02   04   026      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM KEMATOLOGI                    Buah
4   01   02   04   027      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES PELEBURAN              Buah
4   01   02   04   028      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PASIR                         Buah
4   01   02   04   029      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES PEMBUATAN              Buah
                            CETAKAN
4   01   02   04   030      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES PEMBUATAN POLA         Buah
4   01   02   04   031      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM METALOGRAPHY                  Buah
4   01   02   04   032      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES PENGELASAN             Buah
4   01   02   04   033      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM UJI PROSES PENGELASAN         Buah
4   01   02   04   034      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES PEMBUATAN        LOGAM Buah
4   01   02   04   035      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM METROLOGIE                    Buah
4   01   02   04   036      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES PELAPISAN        LOGAM Buah
4   01   02   04   037      SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES PENGOLAHAN PANAS Buah




                                                                     Lampiaran I -     3
4   01   02   04   038          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES TEKNOLOGI                 Buah
                                TEKSTIL
4   01   02   04   039          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM UJI TEKSTIL                      Buah
4   01   02   04   040          SUKU CADANG   ALAT LABORATORIUM PROSES TEKNOLOGI               Buah
                                KERAMIK
4   01   02   04   041          SUKU CADANG   ALAT LABORATORIUM PROSES TEKNOLOGI      KULIT Buah
                                KARET
4   01   02   04   042          SUKU CADANG   ALAT LABORATORIUM UJI KULIT KARET      DAN       Buah
                                PLASTIK
4   01   02   04   043          SUKU CADANG   ALAT LABORATORIUM   ALAT UJI KERAMIK             Buah
4   01   02   04   044          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM     PROSES TEKNOLOGI             Buah
                                SELULOSA
4   01   02   04   045          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM     PASKA PANEN                  Buah
4   01   02   04   046          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM     PERTANIAN                    Buah
4   01   02   04   047          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM     KUALITAS AIR                 Buah
4   01   02   04   048          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN DAYA             Buah
4   01   02   04   049          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM     ENERGI SURYA                 Buah
4   01   02   04   050          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM     KONVERSI BATUBARA        DAN Buah
                                BIOMA
4   01   02   04   051          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM     OCEANOGRAFI                  Buah
4   01   02   04   052          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM     PERAIRAN                     Buah
4   01   02   04   053          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM     BIOLOGI                      Buah
4   01   02   04   054          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM     GEOFISIKA                    Buah
4   01   02   04   055          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM     TAMBANG                      Buah
4   01   02   04   056          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM     TAMBANG PROSES/TEKNIK        Buah
                                KIMIA
4   01   02   04   057          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM      PROSES INDUSTRI             Buah
4   01   02   04   058          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM     KESEHATAN KERJA              Buah
4   01   02   04   059          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM     KEARSIPAN                    Buah
4   01   02   04   060          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM     LAINNYA                      Buah
4   01   02   05   000      SUKU CADANG ALAT PEMANCAR                                          Buah
4   01   02   05   001          SUKU CADANG ALAT PEMANCAR MF/MW                                Buah
4   01   02   05   002          SUKU CADANG ALAT PEMANCAR HF/SW                                Buah
4   01   02   05   003          SUKU CADANG ALAT PEMANCAR FHF/MF                               Buah
4   01   02   05   004          SUKU CADANG ALAT PEMANCAR UHF                                  Buah
4   01   02   05   005          SUKU CADANG ALAT PEMANCAR SHF                                  Buah
4   01   02   06   000      SUKU CADANG ALAT STUDIO DAN KOMUNIKASI                             Buah
4   01   02   06   001          SUKU CADANG ALAT STUDIO                                        Buah
4   01   02   06   002          SUKU CADANG ALAT KOMUNIKASI                                    Buah
4   01   02   07   000      SUKU CADANG ALAT PERTANIAN                                         Buah
4   01   02   07   001          SUKU CADANG ALAT PENGOLAHAN TERNAK DAN TANAMAN                 Buah
4   01   02   07   002          SUKU CADANG ALAT    PEMELIHARAAN TANAMAN/IKAN/TERNAK           Buah
4   01   02   07   003          SUKU CADANG ALAT    PANEN                                      Buah
4   01   02   07   004          SUKU CADANG ALAT PENYIMPANAN HASIL PERCOBAAN                   Buah
                                PERTANIAN
4   01   02   07   005          SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PERTANIAN                        Buah
4   01   02   07   006          SUKU CADANG ALAT    PROSSESING                                 Buah
4   01   02   07   007          SUKU CADANG ALAT PASKA PANEN                                   Buah
4   01   02   07   008          SUKU CADANG ALAT    PRODUKSI                                   Buah
4   01   02   08   000      SUKU CADANG ALAT BENGKEL                                           Buah
4   01   02   08   001          SUKU CADANG ALAT BENGKEL BERMESIN                              Buah
4   01   02   08   002          SUKU CADANG ALAT BENGKEL TIDAK BERMESIN                        Buah
4   01   03   00   000   ALAT/BAHAN UNTUK KEGIATAN KANTOR                                      Buah




                                                                             Lampiaran I -    4
4   01   03   01   000   ALAT TULIS KANTOR                                         Buah
4   01   03   01   001      ALAT TULIS                                             Buah
4   01   03   01   002      TINTA TULIS, TINTA STEMPEL                             Buah
4   01   03   01   003      PENJEPIT KERTAS                                        Buah
4   01   03   01   004      PENGHAPUS/KOREKTOR                                     Buah
4   01   03   01   005      BUKU TULIS                                             Buah
4   01   03   01   006      ORDNER DAN MAP                                         Buah
4   01   03   01   007      PENGGARIS                                              Buah
4   01   03   01   008      CUTTER                                                 Buah
4   01   03   01   009      PITA MESIN KETIK                                       Buah
4   01   03   01   010      ALAT PEREKAT                                           Buah
4   01   03   02   000   KERTAS DAN COVER                                          Buah
4   01   03   02   001      KERTAS HVS                                             Buah
4   01   03   02   002      BERBAGAI KERTAS                                        Buah
4   01   03   02   003      KERTAS COVER                                           Buah
4   01   03   02   004      AMPLOP                                                 Buah
4   01   03   02   005      KOP SURAT                                              Buah
4   01   03   03   000   BAHAN CETAK                                               Buah
4   01   03   03   001      TRANSPARANT SHEET                                      Buah
4   01   03   03   002      TINTA CETAK                                            Buah
4   01   03   03   003      PLAT CETAK                                             Buah
4   01   03   03   004      STENSIL SHEET                                          Buah
4   01   03   03   005      CHENICAL/BAHAN KIMIA CETAK                             Buah
4   01   03   03   006      FILM CETAK                                             Buah
4   01   03   04   000   BAHAN KOMPUTER                                            Buah
4   01   03   04   001      CONTINUOUS FORM                                        Buah
4   01   03   04   002      COMPUTER FILE/TEMPAT DISKET                            Buah
4   01   03   04   003      PITA PRINTER                                           Buah
4   01   03   04   004      TINTA/TONER PRINTER                                    Buah
4   01   03   04   005      DISKET                                                 Buah
4   01   03   05   000   PERABOT KANTOR                                            Buah
4   01   03   05   001      SAPU DAN SIKAT                                         Buah
4   01   03   05   002      ALAT-ALAT PEL DAN LAP                                  Buah
4   01   03   05   003      EMBER, SLANG, DAN TEMPAT AIR LAINNYA                   Buah
4   01   03   05   004      KESET DAN TEMPAT SAMPAH                                Buah
4   01   03   05   005      KUNCI, KRAN DAN SEMPROTAN                              Buah
4   01   03   05   006      ALAT PENGIKAT                                          Buah
4   01   03   05   007      PERALATAN LEDENG                                       Buah
4   01   03   05   008      BAHAN KIMIA UNTUK PEMBERSIH                            Buah
4   01   03   05   009      ALAT UNTUK MAKAN DAN MINUM                             Buah
4   01   03   05   010      KAOS LAMPU PETROMAK                                    Buah
4   01   03   05   011      KACA LAMPU PETROMAK                                    Buah
4   01   03   05   012      PERABOT KANTOR LAINNYA                                 Buah
4   01   03   06   000   ALAT LISTRIK                                              Buah
4   01   03   06   001      KABEL LISTRIK                                          Buah
4   01   03   06   002      LAMPU LISTRIK                                          Buah




                                                                   Lampiaran I -   5
4   01   03   06   003                STOP KONTAK                                                Buah
4   01   03   06   004                SAKLAR                                                     Buah
4   01   03   06   005                STACKER                                                    Buah
4   01   03   06   006                BALAST                                                     Buah
4   01   03   06   007                STARTER                                                    Buah
4   01   03   06   008                VITTING                                                    Buah
4   01   03   06   009                ACCU                                                       Buah
4   01   03   06   010                BATU BATERAI                                               Buah
4   02   00   00   000   BARANG TAK HABIS PAKAI                                                  Buah
4   02   01   00   000      KOMPONEN                                                             Buah
4   02   01   01   000         KOMPONEN        JEMBATAN BAJA                                     Buah
4   02   01   01   001                KOMPONEN        JEMBATAN BAILLEY                           Buah
4   02   01   01   002                KOMPONEN        JEMBATAN BAJA PREFAB                       Buah
4   02   01   02   000         KOMPONEN        JEMBATAN PRATEKAN                                 Buah
4   02   01   02   001                KOMPONEN        JEMBATAN PRATEKAN PREFAB                   Buah
4   02   01   03   000         KOMPONEN PERALATAN                                                Buah
4   02   01   03   001                DINAMO AMPER                                               Buah
4   02   01   03   002                DINAMO START                                               Buah
4   02   01   03   003                TRANSMISI                                                  Buah
4   02   01   03   004                INJECTION PUMP                                             Buah
4   02   01   03   005                KARBURATOR UNIT                                            Buah
4   02   01   03   006                MOTOR HIDROLIK                                             Buah
4   02   01   03   007                ENGINE BENSIN                                              Buah
4   02   01   03   008                ENGINE DIESEL                                              Buah
4   02   01   04   000         KOMPONEN RAMBU-RAMBU                                              Buah
4   02   01   04   001                KOMPONEN RAMBU-RAMBU DARAT                                 Buah
4   02   01   04   002                KOMPONEN RAMBU-RAMBU UDARA                                 Buah
4   02   01   05   000         ATTACHMENT                                                        Buah
4   02   01   05   001                BLADE                                                      Buah
4   02   01   05   002                BOOM                                                       Buah
4   02   01   05   003                BUCKET                                                     Buah
4   02   01   05   004                SCARIFIER                                                  Buah
4   02   02   00   000      P I P A                                                              Buah
4   02   02   01   000         PIPA AIR BESI TUANG (DCI)                                         Buah
4   02   02   01   001                DCI FILTER                                                 Buah
4   02   02   01   002                PIPA AIR BESI        TUANG                                 Buah
4   02   02   02   000         PIPA ASBES SEMEN (ACP)                                            Buah
4   02   02   02   001                A C P     1,0                                              Buah
4   02   02   02   002                A C P     1,5                                              Buah
4   02   02   02   003                A C P     2,0                                              Buah
4   02   02   02   004                A C P     2,5                                              Buah
4   02   02   02   005                A C P     3,0                                              Buah
4   02   02   03   000         PIPA BAJA                                                         Buah
4   02   02   03   001                PIPA BAJA GELOMBANG                                        Buah
4   02   02   03   002                PIPA BAJA KONSTRUKSI (CSP)                                 Buah
4   02   02   03   003                PIPA BAJA LAPIS POLYETHELENE                               Buah




                                                                                 Lampiaran I -   6
4   02   02   03   004             PIPA BAJA LAPIS SENG (GIP)                         Buah
4   02   02   04   000         PIPA BETON PRATEKAN                                    Buah
4   02   02   04   001             FITTER PIPA BETON PRATEKAN                         Buah
4   02   02   04   002             PIPA BETON PRATEKAN                                Buah
4   02   02   05   000         PIPA FIBER GLASS                                       Buah
4   02   02   05   001             FITTER PIPA FIBER GLASS                            Buah
4   02   02   05   002             PIPA FIBER GLASS                                   Buah
4   02   02   06   000         PIPA PLASTIK PVC (UPVC)                                Buah
4   02   02   06   001             PIPA PLASTIK PVC                                   Buah
4   02   02   06   002             UPVC FITTER                                        Buah
4   03   00   00   000   BARANG BEKAS DIPAKAI                                         Buah
4   03   01   00   000      KOMPONEN BEKAS DAN PIPA BEKAS                             Buah
4   03   01   01   000         KOMPONEN BEKAS                                         Buah
4   03   01   01   001             KOMPONEN JEMBATAN BAJA BEKAS                       Buah
4   03   01   01   002             KOMPONEN JEMBATAN PRATEKAN BEKAS                   Buah
4   03   01   01   003             KOMPONEN PERALATAN BEKAS                           Buah
4   03   01   01   004             ATTACHMENT BEKAS                                   Buah
4   03   01   01   005             KOMPONEN BEKAS LAINNYA                             Buah
4   03   01   02   000         PIPA BEKAS                                             Buah
4   03   01   02   001             PIPA AIR BESI TUANG BEKAS                          Buah
4   03   01   02   002             PIPA ASBES SEMEN BEKAS                             Buah
4   03   01   02   003             PIPA BAJA BEKAS                                    Buah
4   03   01   02   004             PIPA BETON PRATEKAN BEKAS                          Buah
4   03   01   02   005             PIPA FIBER GELAS BEKAS                             Buah
4   03   01   02   006             PIPA PLASTIK PVC (UPVC) BEKAS                      Buah
4   03   01   02   007             PIPA BEKAS LAINNYA                                 Buah




                                                                      Lampiaran I -   7
Lampiran 2. Daftar Klasifikasi Barang Yang Termasuk Dalam Perkiran
Neraca 1310 Tanah

GOL BID KEL SUB   SS KEL   URAIAN BARANG                                                    SATUAN
            KEL
1   01 00 00      000 TANAH                                                                 M2
1   01 01 00      000    TANAH PERSIL                                                       M2
1   01 01 01      000         TANAH BANGUNAN PERUMAHAN/G.TEMPAT TINGGAL                     M2
1   01 01 01      001              TANAH BANGUNAN RUMAH NEGARA GOLONGAN I                   M2
1   01 01 01      002              TANAH BANGUNAN RUMAH NEGARA GOLONGAN II                  M2
1   01 01 01      003              TANAH BANGUNAN RUMAH NEGARA GOLONGAN III                 M2
1   01 01 01      004              TANAH BANGUNAN RUMAH NEGARA TANPA GOLONGAN               M2
1   01 01 01      005              TANAH BANGUNAN MESS/WISMA/ASRAMA                         M2
1   01 01 01      006              TANAH BANGUNAN PERISTIRAHATAN/BUNGALAOW/COTTAGE          M2
1   01 01 01      007              TANAH BANGUNAN RUMAH PENJAGA                             M2
1   01 01 01      008              TANAH BANGUNAN RUMAH LP                                  M2
1   01 01 01      009              TANAH BANGUNAN RUMAH TAHANAN/RUTAN                       M2
1   01 01 01      010              TANAH BANGUNAN FLAT/RUMAH SUSUN                          M2
1   01 01 01      011              TANAH BANGUNAN FASILITAS TEMPAT TINGGAL LAINNYA          M2
1   01 01 02      000         TANAH UNTUK BANGUNAN GED.PERDAGANGAN/PERUSAHAAN               M2
1   01 01 02      001              TANAH BANGUNAN PASAR                                     M2
1   01 01 02      002              TANAH BANGUNAN PERTOKOAN/RUMAH TOKO/KOPERASI             M2
1   01 01 02      003              TANAH BANGUNAN GUDANG                                    M2
1   01 01 02      004              TANAH BANGUNAN STASIUN KERETA API                        M2
1   01 01 02      005              TANAH BANGUNAN BIOSKOP                                   M2
1   01 01 02      006              TANAH BANGUNAN HOTEL/PENGINAPAN/MOTEL                    M2
1   01 01 02      007              TANAH BANGUNAN TERMINAL DARAT                            M2
1   01 01 02      008              TANAH BANGUNAN TERMINAL LAUT                             M2
1   01 01 02      009              TANAH BANGUNAN TERMINAL UDARA                            M2
1   01 01 02      010              TANAH BANGUNAN GEDUNG KESENIAN                           M2
1   01 01 02      011              TANAH BANGUNAN GEDUNG PAMERAN                            M2
1   01 01 02      012              TANAH BANGUNAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN                 M2
1   01 01 02      013              TANAH BANGUNAN APOTIK                                    M2
1   01 01 02      014              TANAH BANGUNAN GARASI/POOL                               M2
1   01 01 02      015              TANAH BANGUNAN GEDUNG PERDAGANGAN LAINNYA                M2
1   01 01 03      000         TANAH UNTUK BANGUNAN INDUSTRI                                 M2
1   01 01 03      001              TANAH BANGUNAN INDUSTRI MAKANAN                          M2
1   01 01 03      002              TANAH BANGUNAN INDUSTRI MINUMAN                          M2
1   01 01 03      003              TANAH BANGUNAN INDUSTRI ALAT RT                          M2
1   01 01 03      004              TANAH BANGUNAN INDUSTRI PAKAIAN/GARMENT                  M2
1   01 01 03      005              TANAH BANGUNAN INDUSTRI BAJA/BESI/LOGAM                  M2
1   01 01 03      006              TANAH BANGUNAN INDUSTRI PENGEMASAN                       M2
1   01 01 03      007              TANAH BANGUNAN INDUSTRI BENGKEL                          M2
1   01 01 03      008              TANAH BANGUNAN INDUSTRI PENYULINGAN MINYAK               M2
1   01 01 03      009              TANAH BANGUNAN INDUSTRI KIMIA DAN PUPUK                  M2
1   01 01 03      010              TANAH BANGUNAN INDUSTRI OBAT-OBATAN                      M2




                                                                        Lampiran II -   1
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5
Sapd modul 5

Contenu connexe

Plus de Inspektorat Kabupaten Banjar (20)

Piagam pengawasan (revisi)
Piagam pengawasan (revisi)Piagam pengawasan (revisi)
Piagam pengawasan (revisi)
 
Piagam Pengawasan
Piagam PengawasanPiagam Pengawasan
Piagam Pengawasan
 
8. pokin inspektorat 2016
8. pokin inspektorat 20168. pokin inspektorat 2016
8. pokin inspektorat 2016
 
4. iku
4. iku4. iku
4. iku
 
3. pk 2018 inspektorat
3. pk 2018 inspektorat3. pk 2018 inspektorat
3. pk 2018 inspektorat
 
6. rencana aksi 2018
6. rencana aksi 20186. rencana aksi 2018
6. rencana aksi 2018
 
2. renja 2018
2. renja 20182. renja 2018
2. renja 2018
 
6. rencana aksi 2017
6. rencana aksi 20176. rencana aksi 2017
6. rencana aksi 2017
 
Renja 2017
Renja 2017Renja 2017
Renja 2017
 
pk 2017 inspektorat
pk 2017 inspektoratpk 2017 inspektorat
pk 2017 inspektorat
 
Renstra 2016 2021
Renstra 2016 2021Renstra 2016 2021
Renstra 2016 2021
 
Renja 2016 inspektorat
Renja 2016 inspektoratRenja 2016 inspektorat
Renja 2016 inspektorat
 
Isi renstra 2016 2021 hasil perbaikan
Isi renstra 2016 2021 hasil perbaikanIsi renstra 2016 2021 hasil perbaikan
Isi renstra 2016 2021 hasil perbaikan
 
Rkt skpd
Rkt skpdRkt skpd
Rkt skpd
 
Revisi iii renstra 2011 2015
Revisi iii renstra 2011 2015Revisi iii renstra 2011 2015
Revisi iii renstra 2011 2015
 
Renja 2015
Renja 2015Renja 2015
Renja 2015
 
Rencana aksi kinerja
Rencana aksi kinerjaRencana aksi kinerja
Rencana aksi kinerja
 
Perjanjian kinerja 2016
Perjanjian kinerja 2016Perjanjian kinerja 2016
Perjanjian kinerja 2016
 
Laporan kinerja instansi pemerintah
Laporan kinerja instansi pemerintahLaporan kinerja instansi pemerintah
Laporan kinerja instansi pemerintah
 
Lampiran perjanjian kinerja 2015
Lampiran perjanjian kinerja 2015Lampiran perjanjian kinerja 2015
Lampiran perjanjian kinerja 2015
 

Sapd modul 5

  • 1. DRAFT SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH DAERAH DEPARTEMEN KEUANGAN R I Mei 2002
  • 2. DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan Latar belakang Tujuan dan manfaat Sistematika penyajian Bab II Format dan Penjelasan Pos Neraca Penjelasan umum Format neraca Penjelasan masing-masing pos neraca Bab III Prosedur Opname Fisik Opname fisik persediaan Opname fisik aset tetap Lampiran - lampiran
  • 3. BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai dengan PP 105 /2000 tentang Pengelolan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, pemerintah daerah diwajibkan menyampaikan laporan pertanggungjawaban keuangan daerah yang terdiri dari Laporan Perhitungan Anggaran, Neraca, dan Laporan Aliran Kas. Sebagai salah satu laporan keuangan pokok neraca memberikan informasi mengenai posisi keuangan pemerintah daerah pada suatu tanggal tertentu yang terdiri dari aset, hutang dan ekuitas dana. Penyajian neraca di akhir tahun tidak dapat lepas dari penyajian neraca awal. Nilai yang muncul di neraca akhir pada dasarnya berasal dari nilai yang ada di neraca awal di tambah perubahan yang disebabkan oleh transaksi yang terjadi selama satu periode akuntansi. Dengan demikian neraca akhir tidak dapat disajikan dengan nilai yang benar tanpa dilakukan dulu penyusunan neraca awal. Sebagai hasil dari beberapa seri sosialisasi draft Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, pada saat ini pemerintah daerah sudah menyadari pentingnya Neraca Awal tersebut. Namun demikian karena berbagai sebab mereka menghadapi kesulitan menyusunnya Neraca Awal. Salah satu sebab utama adalah belum adanya petujuk teknis penyusunan neraca awal yang dapat dipahami dengan mudah oleh para aparat pemerintah daerah. Untuk itu dirasa perlu menyusun buku ‘Petunjuk Teknis Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Daerah’. II. Tujuan atau Manfaat Tujuan penyusunan buku ini adalah: a. sebagai pedoman kepada pemerintah daerah dan pihak lain dalam rangka penyusunan neraca awal pemerintah daerah, b. memudahkan pemerintah daerah dalam menyajikan neraca awal, dan c. meningkatkan keterbandingan neraca awal pemerintah daerah satu dengan pemerintah daerah lainnya, III. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian buku ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Latar belakang Tujuan dan manfaat Sistematika penyajian Bab II Format dan Penjelasan Pos Neraca Penjelasan umum Format neraca Penjelasan masing-masing pos neraca Bab III Prosedur Opname Fisik Opname fisik persediaan Opname fisik aset tetap Lampiran - lampiran BAB I - 1
  • 4. BAB II FORMAT DAN PENJELASAN POS NERACA I. Penjelasan Umum Buku petunjuk pelaksanaan penyusunan neraca awal ini membahas langkah- langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah dalam rangka menyusun neraca awal. Langkah-langkah tersebut adalah a. pengumpulan data, b. penentuan penilaian, c. pengklasifikasian kembali aset dan hutang ke dalam perkiraan akuntasi, d. pembuatan memo penyesuaian dan e. memasukkan data yang ada ke dalam sistem akuntansi. Langkah pengumpulan data dan penentuan penilaian merupakan langkah yang sangat sulit dalam pelaksanaannya dan sering kali timbul pertanyaan di lapangan. Langkah pengumpulan data dan penentuan nilai akan sangat terbantu jika sistem administrasi pengelolaan kekayaan dan administrasi hutang pemerintah daerah sudah baik. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan opname fisik barang/kekayaan pemerintah daerah dan hutang- hutang pemerintah daerah. Jika sistem administrasi sudah baik maka tujuan dari opname fisik tersebut adalah menguji kebenaran catatan yang ada. Jika sistem tersebut sudah baik maka disarankan sistem tersebut dipertahankan. Jika sistem administrasinya belum ada maka satu-satunya jalan untuk dapat menyusun neraca awal adalah dengan melakukan opname fisik. Sebagian besar penjelasan yang ada disini adalah menyangkut aset tetap dan persediaan karena pedoman ini bertitik tolak dari pedoman inventarisasi barang milik kekayaan pemerintah. Alasan lainnya adalah karena pengelompokan aset pemerintah daerah sangat banyak jenisnya dan dikelompokkan sampai ke sub-sub kelompok serta pengelompokan tersebut tidak sesuai dengan pengelompokan aset di neraca. II. Format Neraca Tujuan akhir dari semua langkah ini adalah Neraca Awal dengan format dan akun-akun sebagai berikut: NERACA AWAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA/PROPINSI PER 1 JANUARI 20X2 (Dalam rupiah) No. Uraian 20X2 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah XXX 4 Kas di Pemegang Kas XXX 5 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran XXX 6 Bagian Lancar Pinjaman kpd BUMN/D/Pem. Pusat/Daerah Otonom & Lbg. XXX Internasional 7 Bagian Lancar TGR XXX 8 Piutang Pajak XXX 9 Piutang Lain-lain XXX 10 Persediaan XXX 11 Jumlah Aset Lancar (3+4+5+6+7+8+9+1 XXX BAB I I - 1
  • 5. 12 INVESTASI PERMANEN 13 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah XXX 14 Pinjaman kpd BUMN/BUMD/Pem. Pusat/Daerah Otonom & Lbg. Internasional XXX 15 Penyertaan Modal dlm Proyek Pembangunan XXX 16 Investasi Permanen Lainnya XXX 17 Jumlah Investasi Permanen (13+14+15+16) XXX 18 ASET TETAP 19 Tanah XXX 20 Peralatan dan Mesin XXX 21 Gedung dan Bangunan XXX 22 Jalan, Irigasi dan Jaringan XXX 23 Aset Tetap Lainnya XXX 24 Konstruksi dalam pengerjaan 25 Jumlah Aset Tetap (19+20+21+22+23+24) XXX 26 ASET LAINNYA 27 Tagihan Penjualan Angsuran XXX 28 Built Operating Transfer XXX 29 Dana Cadangan XXX 30 Lain-lain Aset XXX 31 Jumlah Aset Lainnya (27+28+29+30) XXX 32 TOTAL ASET (11+17+24+31) XXXX 33 HUTANG 34 HUTANG JANGKA PENDEK 35 Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang XXX 36 Hutang PFK XXX 37 Jumlah Hutang Jangka Pendek (35+36) XXX 38 HUTANG JANGKA PANJANG 39 Hutang Luar Negeri XXX 40 Hutang kepada Pemerintah Pusat XXX 41 Hutang kepada Pemerintah Daerah Otonom Lainnya XXX 42 Hutang kepada BUMN / BUMD XXX 43 Hutang kepada Bank / Lembaga Keuangan XXX 44 Hutang Dalam Negeri Lainnya XXX 45 Hutang Bunga XXX 46 Jumlah Hutang Jangka Panjang (39+40+41+42+43+44+45) XXX 47 TOTAL HUTANG (37+46) XXX 48 NET ASET (32 - 47) XXXX 49 EKUITAS DANA 50 Ekuitas Dana Lancar 51 Akumulasi SiLPA XXX 52 Cadangan Piutang XXX 53 Cadangan Persediaan XXX 54 Dana Yang Harus Disediakan utk Pembayaran Hutang Jangka Pendek XXX 55 Total Ekuitas Dana Lancar (51+52+53+54) XXX 56 Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan 57 Diinvestasikan dalam Investasi Permanen XXX 58 Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXX 59 Diinvestasikan dalam Aset Lain-lain XXX 60 Dana Yang Disediakan untuk Pembayaran Hutang Jangka Panjang XXX 61 Total Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan (57+58+59+60) XXX 62 Ekuitas Dana Yang Dicadangkan 63 Diinvestasikan dalam Dana Cadangan XXX 64 Total Ekuitas Dana Yang Dicadangkan XXX 65 NET EKUITAS DANA (55+61+63) XXXX BAB I I - 2
  • 6. III. Penjelasan Masing Masing Pos Neraca Berikut ini disampaikan penjelasan masing-masing pos neraca berikut penilaian, pengakuan dan bagaimana memeperoleh data untuk menyusun neraca awal. 1. Kas di Kas Daerah (1110) Kas adalah alat pembayaran yang sah yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah. Kas di Kas Daerah merupakan saldo seluruh kas pemerintah daerah yang berada di rekening Kas Daerah pada bank-bank persepsi yang ditunjuk oleh pemerintah daerah. Pengakuan: seluruh kas atau ekuivalen kas milik pemerintah daerah, selain yang berada di Pemegang Kas UUDP (UYHD). Penilaian: apabila disajikan sebesar nilai rupiah tersebut, apabila terdapat kas dalam valuta asing dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah BI pada tanggal laporan. Pengumpulan data: untuk menentukan nilai saldo awal kas di neraca, pemerintah daerah dapat meminta bank terkait untuk mengirim Rekening Koran Pemerintah per tanggal 31 Desember tahun sebelumnya. 2. Kas di Pemegang Kas (1120) Kas di Pemegang Kas merupakan Kas yang menjadi tanggungjawab/dikelola oleh Pemegang Kas (Bendaharawan Pembayar). Pengakuan: perkiraan ini mencakup seluruh uang logam, uang kertas, dan lain-lain kas yang sumbernya berasal dari dana UUDP (UYHD) yang belum dipertanggungjawabkan per 31 Desember. Perkiraan Kas di Pemegang Kas yang disajikan dalam Neraca suatu pemerintah daerah harus mencerminkan kas yang benar-benar ada pada tanggal disusun neraca. Penilaian: apabila disajikan sebesar nilai rupiah tersebut, apabila terdapat kas dalam valuta asing dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah BI pada tanggal laporan. Pengumpulan data: untuk mendapatkan saldo Kas di Pemegang Kas perlu dilakukan: a. Kas Opname untuk mendapatkan saldo kas per 31 Desember tahun sebelumnya atas seluruh uang kartal yang ada di tangan seluruh Pemegang Kas UUDP (UYHD). b. Kas Opname untuk mendapatkan saldo kas per 31 Desember tahun sebelumnya atas seluruh Uang Giral yang menjadi tanggung jawab seluruh Pemegang Kas UUDP (UYHD). c. Lakukan rekonsiliasi dengan catatan yang ada di Pemegang Kas. 3. Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (1130) Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran merupakan reklasifikasi tagihan penjualan angsuran jangka panjang ke dalam piutang jangka pendek. Reklasifikasi ini dilakukan karena adanya tagihan angsuran jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun berjalan. Reklasifikasi ini dilakukan hanya untuk tujuan penyusunan neraca karena pembayaran atas tagihan penjualan angsuran akan mengurangi perkiraan Tagihan Penjualan Angsuran bukan Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran. Pengakuan: seluruh bagian lancar dari penjualan angsuran yang dimiliki pemerintah daerah. Penilaian: jumlah tagihan penjualan angsuran yang BAB I I - 3
  • 7. harus diterima dalam waktu satu tahun. Pengumpulan data: untuk mendapatkan saldo Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, pada saat penyusunan neraca perlu dihitung berapa bagian dari Tagihan Penjualan Angsuran yang akan jatuh tempo dalam tahun depan. Data ini biasanya terdapat di Biro Keuangan pemerintah daerah. 4. Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/D dan Lembaga Internasional (1140) Bagian Lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional merupakan reklasifikasi Piutang pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional yang jatuh tempo dalam tahun anggaran berikutnya. Reklasifikasi ini dilakukan hanya untuk tujuan penyusunan neraca karena penerimaan kembali dari Pinjaman kepada BUMN/D dan Lembaga Internasional akan mengurangi perkiraan Pinjaman kepada BUMN/D dan Lembaga Internasional bukan Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/D dan Lembaga Internasional. Pengakuan: seluruh bagian lancar dari pinjaman kepada BUMN/D dan Lembaga Internasional yang harus diterima dalam waktu satu tahun. Penilaian: sebesar nilai rupiah jumlah bagian lancar piutang pinjaman kepada BUMN/BUMD. Pengumpulan data: untuk mendapatkan saldo Bagian Lancar Pinjaman kepada BUMN/D dan Lembaga Internasional, pada saat penyusunan neraca perlu dihitung berapa bagian dari Pinjaman kepada BUMN/D dan Lembaga Internasional yang akan jatuh tempo dalam tahun depan. Data ini biasanya terdapat di Biro Keuangan pemerintah daerah. 5. Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (1150) Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi (TGR) merupakan reklasifikasi lain- lain aset yang berupa TGR ke dalam aset lancar disebabkan adanya TGR jangka panjang yang jatuh tempo tahun berikutnya. Reklasifikasi ini dilakukan hanya untuk tujuan penyusunan neraca karena penerimaan kembali dari Tuntutan Ganti Rugi akan mengurangi perkiraan Tuntutan Ganti Rugi bukan Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi. Pengakuan: seluruh bagian lancar dari Tuntutan Ganti Rugi yang harus diterima dalam waktu satu tahun. Penilaian: nilai rupiah Tuntutan Ganti Rugi yang akan diterima dalam waktu satu tahun. Pengumpulan data: untuk mendapatkan saldo Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi, pada saat penyusunan neraca perlu dihitung berapa bagian dari Tuntutan Ganti Rugi yang akan jatuh tempo dalam tahun depan. Data ini biasanya terdapat di Biro Keuangan pemerintah daerah. 6. Piutang Pajak (1160) Piutang Pajak merupakan piutang yang diakui atas pajak daerah yang sudah ada surat ketetapannya (SKP/SKPT). Perkiraan ini untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengakuan piutang pajak daerah yang sudah ditetapkan dengan suatu surat ketetapan. Dokumen sumber Piutang Pajak ini adalah Surat Ketetapan Pajak Daerah dan Surat Ketetapan Pajak Daerah Tambahan. Perkiraan Piutang Pajak hanya dimunculkan pada saat penyusunan Neraca karena penerimaan kas dari pajak tidak mengurangi perkiraan Piutang Pajak namun langsung diakui sebagai Pendapatan Pajak. Pengakuan: seluruh piutang pajak yang sudah keluar ketetapan pajaknya namun belum ditagih. Penilaian: sebesar nilai BAB I I - 4
  • 8. rupiah pajak-pajak yang belum ditagih. Pengumpulan data: informasi saldo piutang pajak dapat diperoleh dari dinas pendapatan atau dinas lain yang menerbitkan surat ketetapan pajak. 7. Piutang lain lain. (1170) Perkiraan ini untuk mencatat transaksi yang berkaitan dengan pengakuan piutang lain-lain yaitu piutang di luar bagian lancar tagihan penjualan angsuran, bagian lancar pinjaman kepada BUMN/BUMD dan lembaga internasional, Bagian Lancar TGR dan piutang pajak. Pengakuan: seluruh piutang yang tidak termasuk dalam kelompok yang telah disebutkan sebelumnya. Penilaian: sebesar nilai rupiah piutang lain-lain. Pengumpulan data: informasi mengenai piutang lain-lain dapat diperoleh dari seluruh satuan kerja.. 8. Persediaan. (1180) Persediaan adalah barang pakai habis yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah daerah dan barang- barang yang maksudkan untuk dijual/diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat. Pembukuan persediaan dilakukan bukan pada saat perolehan dan penggunaan persediaan tetapi pada akhir tahun anggaran sesuai dengan hasil inventarisasi fisik persediaan untuk menentukan volume barang persediaan. Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek swakelola dan dimasukkan dalam konstruksi dalam pengerjaan tidak dimasukkan sebagai persediaan dalam kelompok ini. Pengakuan: seluruh persediaan yang dimiliki atau dikuasai pemerintah daerah. Penilaian: Apabila diperoleh dengan pembelian persediaan dinilai dengan menggunakan harga pembelian persediaan yang terakhir. Apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri dinilai dengan belanja yang dikeluarkan. Apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi atau rampasan dinilai dengan harga atau nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya. Pengumpulan data: untuk mendapatkan informasi mengenai persediaan dilakukan dengan opname fisik sebagaimana dijelaskan kemudian. 9. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah. (1210) Penyertaan modal Pemda menggambarkan jumlah yang dibayar oleh pemerintah untuk penyertaan modal dalam badan usaha milik negara/daerah di dalam dan di luar negeri serta lembaga-lembaga keuangan dimana pemerintah memiliki 51% atau lebih dari saham ekuitas dari setiap badan usaha tersebut. Pengakuan: seluruh penyertaan modal pemerintah daerah ke dalam BUMN/BUMD dan lembaga keuangan internasional. Penilaian: penyertaan modal dalam BUMN/BUMD dan lembaga internasional dibukukan berdasarkan harga perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yang berlaku pada tanggal transaksi. Bila investasi saham dalam suatu BUMN/BUMD dijual atau ditukar dengan aset yang lain, maka nilai saham yang dijual/ditukar ditetapkan harga pokoknya dengan menggunakan metode penilaian harga perolehan rata-rata. Aset moneter dalam valuta asing harus dinyatakan dalam rupiah dengan BAB I I - 5
  • 9. menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yang berlaku pada tanggal neraca. Selisih yang terjadi karena perbedaan nilai tukar dibukukan sebagai ekuitas dana lancar. Pengumpulan data: informasi mengenai penyertaan modal ini dapat diperoleh di Biro Keuangan atau unit lain yang menangani penanaman modal pemerintah daerah. 10. Pinjaman kepada BUMN, BUMD, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Lainnya dan Lembaga Internasional. (1220) Perkiraan ini menggambarkan jumlah yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah untuk pinjaman yang diberikan kepada BUMN, BUMD, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Lainnya dan Lembaga Internasional. Pengakuan: seluruh pinjaman yang diberikan oleh pemerintah kepada kepada BUMN, BUMD, Pem. Pusat, Pem. Daerah Lainnya dan Lembaga Internasional. Penilaian: pinjaman kepada BUMN/BUMD/Pemerintah Pusat/Daerah Otonom Lainnya dan lembaga internasional dibukukan sebesar nilai nominal pinjaman. Aset moneter dalam valuta asing harus dinyatakan dalam rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yang berlaku pada tanggal neraca. Selisih yang terjadi karena perbedaan nilai tukar dibukukan sebagai ekuitas dana lancar. Pengumpulan data mengenai pinjaman ini dapat diperoleh di Biro Keuangan atau unit lain yang menangani pinjaman pemerintah daerah. 11. Penyertaan Modal dalam Proyek Pembangunan. (1230) Penanaman modal dalam proyek pembangunan adalah akumulasi dana yang dikeluarkan ke proyek yang dilaksanakan dengan maksud untuk mengalihkan sepenuhnya atau sebagian kepemilikan proyek tersebut kepada pihak ketiga setelah proyek mencapai tingkat penyelesaian tertentu. Contoh proyek pembangunan adalah proyek perkebunan inti rakyat. Penilaian: penanaman modal dalam proyek pembangunan dibukukan berdasarkan harga perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yang berlaku pada tanggal transaksi. Pengumpulan data mengenai penyertaan modal dalam proyek pembangunan dapat diperoleh di dinas pertanian atau dinas lain yang menangani proyek pembangunan. 12. Investasi Permanen Lainnya. (1290) Investasi permanen lainnya menggambarkan semua biaya investasi permanen lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam salah satu perkiraan investasi permanen di atas. Penilaian: investasi permanen lainnya dibukukan berdasarkan harga perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalam mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yang berlaku pada tanggal transaksi. Data mengenai investasi permanen lainnya dapat diperoleh di biro keuangan atau instansi lain yang menangan investasi permanen lainnya. BAB I I - 6
  • 10. 13. Tanah. (1310) Tanah menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh tanah sampai dengan tanah tersebut siap pakai. Biaya ini meliputi antara lain harga pembelian serta biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan pengukuran dan penimbunan. Nilai tanah juga meliputi biaya pembelian bangunan tua yang terletak pada sebidang tanah yang dibeli untuk melaksanakan pembangunan sebuah gedung yang baru jika bangunan tua itu dimaksudkan untuk dibongkar. Tanah dicatat sebagai aset negara pada saat diterima dan hak kepemilikan berpindah. Pengakuan: tanah yang dimiliki oleh pemerintah daerah sesuai dengan bukti kepemilikan yang sah atau dikuasai oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundang-undang harus dicatat dan disajikan dalam neraca. Penilaian: khusus untuk penyusunan neraca awal nilai tanah dinyatakan di neraca awal digunakan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) 2001. Untuk pencatatan transaksi perolehan tanah setelah penyusunan neraca awal tanah dinilai menggunakan harga perolehan. Data mengenai tanah dapat diperoleh dari Laporan Barang Milik/Kekayaan Daerah atau melalui opname fisik. Prosedur opname fisik dan pengelompokan lebih lanjut dijelaskan di bab berikut. 14. Peralatan dan Mesin. (1320) Peralatan dan Mesin, menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh peralatan dan mesin sampai siap pakai. Biaya ini meliputi antara lain harga pembelian dan biaya instalasi serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan aset sehingga dapat digunakan. Untuk peralatan dan mesin yang berasal dari hibah dinilai berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga gantinya. Peralatan dan Mesin baru dapat dicatat sebagai aset negara pada saat diterima dan hak kepemilikan berpindah. Peralatan dan Mesin dinyatakan dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bila penilaian peralatan dan mesin dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka nilai peralatan dan mesin tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan. Harga perolehan peralatan dan mesin yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung, termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan hingga aset tersebut siap dipergunakan. Bila biaya perolehan suatu peralatan dan mesin dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat perolehan. Data mengenai peralatan dan mesin dapat diperoleh dari Laporan Barang Milik/Kekayaan Daerah atau melalui opname fisik. Prosedur opname fisik dan pengelompokan lebih lanjut dijelaskan di bab berikut. 15. Gedung dan Bangunan. (1330) Gedung dan Bangunan menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh gedung dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi antara lain harga beli, biaya pembebasan, biaya pengurusan IMB, notaris dan pajak. Biaya konstruksi yang dicakup oleh suatu kontrak BAB I I - 7
  • 11. konstruksi akan meliputi harga kontrak ditambah dengan biaya tidak langsung lainnya yang dilakukan sehubungan dengan konstruksi dan dibayar pada pihak selain dari kontraktor. Biaya ini juga mencakup biaya bagian dari pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola, jika ada. Gedung dan Bangunan baru dapat dicatat sebagai aset pemerintah daerah pada saat diterima dan hak kepemilikan berpindah. Khusus untuk penyusunan neraca awal nilai Gedung dan Bangunan dinyatakan dalam neraca awal digunakan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) 2001. Untuk pencatatan transaksi perolehan gedung dan bangunan setelah penyusunan neraca awal gedung dan bangunan dinilai menggunakan harga perolehan. Harga perolehan gedung dan bangunan yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung, termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan hingga aset tersebut siap dipergunakan. Bila biaya perolehan suatu gedung dan bangunan dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat perolehan. Data mengenai gedung dan bangunan dapat diperoleh dari Laporan Barang Milik/Kekayaan Daerah atau melalui opname fisik. Prosedur opname fisik dan pengelompokan lebih lanjut dijelaskan di bab berikut. 16. Jalan, Irigasi dan Jaringan. (1340) Jalan, irigasi dan jaringan, menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi antara lain biaya perolehan dan biaya-biaya lain sampai dengan jaringan tersebut siap pakai. Jalan, irigasi dan jaringan baru dapat dicatat sebagai aset negara pada saat diterima dan hak kepemilikan berpindah. Jalan irigasi dan jaringan dinyatakan dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bila penilaian Jalan, irigasi dan Jaringan dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka Jalan, irigasi dan jaringan tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan. Harga perolehan jalan irigasi dan jaringan yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung, termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan hingga aset tersebut siap dipergunakan. Bila biaya perolehan suatu Jalan Irigasi dan Jaringan dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat perolehan. Data mengenai jalan, irigasi dan jaringan dapat diperoleh dari Laporan Barang Milik/Kekayaan Daerah atau melalui opname fisik. Prosedur opname fisik dan pengelompokan lebih lanjut dijelaskan di bab berikut. 17. Aset Tetap Lainnya. (1390) Aset tetap lainnya, menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap lainnya sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan semua aset tetap lainnya yang tidak dapat diklasifikasikan dengan tepat kedalam aset tetap yang telah diuraikan sebelumnya. Aset Tetap Lainnya baru dapat dicatat sebagai aset negara pada saat diterima BAB I I - 8
  • 12. dan hak kepemilikan berpindah. Aset tetap lainnya dinyatakan dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bila penilaian Aset tetap lainnya dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka Aset Tetap Lainnya tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan. Bila biaya perolehan suatu aset tetap lainnya dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat perolehan. Data mengenai jalan, irigasi dan jaringan dapat diperoleh dari Laporan Barang Milik/Kekayaan Daerah atau melalui opname fisik. Prosedur opname fisik dan pengelompokan lebih lanjut dijelaskan di bab berikut. 18. Konstruksi dalam Pengerjaan. (1350) Konstruksi dalam pengerjaan, menggambarkan biaya yang diakumulasikan sampai pada tanggal laporan posisi keuangan dari semua jenis aset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun. Konstruksi dalam pengerjaan baru dapat dicatat sebagai aset negara pada saat biaya telah dikeluarkan. Bangunan dalam pengerjaan dinyatakan dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Bila penilaian bangunan dalam pengerjaan dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka bangunan dalam pengerjaan tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan.Bila biaya perolehan suatu bangunan dalam pengerjaan dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah aset itu akan ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada saat perolehan. 19. Tagihan Penjualan Angsuran. (1410) Tagihan penjualan Angsuran menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan rumah dan kendaraan dan tagihan angsuran lainnya kepada pegawai pemerintah. Perkiraan dibagi ke dalam sub perkiraan Tagihan angsuran rumah dan Piutang angsuran penjualan kendaraan dan tagihan angsuran lainnya. Tagihan Penjualan angsuran dinilai dengan nilai nominal dari kontrak. 20. Kemitraan dengan Pihak Ketiga. (1420) Kemitraan Dengan Pihak Ketiga menggambarkan nilai hak yang akan diperoleh atas suatu aset yang dibangun dengan cara kemitraan pemerintah dan swasta berdasarkan perjanjian. Aset berdasarkan kemitraan dengan pihak ketiga dinilai berdasarkan nilai perolehan pada saat aset tersebut selesai dibangun. 21. Dana Cadangan. (1430) Dana cadangan adalah dana yang dibentuk untuk membiayai kebutuhan dana yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. Dana cadangan berkaitan dengan transaksi pembentukan dana cadangan sebagai special fund. Dana cadangan dinilai sebesar akumulasi dana yang berasal dari pembentukan dana cadangan yang tercantum dalam APBD (nominal) ditambah dengan hasil yang diperolehnya. 22. Lain-lain Aset. (1490) Lain-lain aset adalah aset di luar tagihan penjualan angsuran, Kemitraan dengan pihak ketiga dan Dana Cadangan antara lain meliputi tagihan BAB I I - 9
  • 13. kepada para pegawai pemerintah yang terbukti menyalahgunakan pemerintah dan tagihan TGR pada pihak ketiga. 23. Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang. (2110) Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang yang jatuh tempo merupakan sebagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu periode akuntansi. Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang merupakan reklasifikasi hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun anggaran. Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang dibukukan sebesar nilai nominal. Hutang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi. Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang diakui pada saat pembayaran jatuh tempo dalam satu periode akuntansi melalui reklasifikasi. 24. Hutang PFK. (2120) Hutang Perhitungan fihak ketiga (PFK) adalah hutang jangka pendek kepada fihak ketiga yang berasal dari jumlah yang dipotong dari Surat Perintah Membayar (SPM). Dokumen sumber yang terkait dengan Hutang perhitungan Fihak Ketiga adalah Surat Perintah Membayar (SPM) Khusus, serta bukti-bukti tagihan dari Askes, Taspen, BULOG dan lain-lain yang sejenis. Hutang Perhitungan Fihak Ketiga dibukukan sebesar nilai nominal. 25. Hutang Biaya Pinjaman. (2130) Hutang Biaya Pinjaman merupakan hutang yang terjadi sebagai ikutan hutang pokok, yang berupa Bunga, denda dan commitment fee. Hutang Biaya Pinjaman sebesar nilai nominal. Hutang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi. Hutang Biaya Pinjaman diakui pada akhir tahun anggaran. 26. Hutang Jangka Panjang. (2210) Hutang jangka panjang merupakan hutang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Hutang jangka panjang dapat berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Hutang (pinjaman) jangka panjang hanya dapat digunakan untuk membiayai pembangunan prasarana yang merupakan aset Daerah dan dapat menghasilkan penerimaan (baik langsung maupun tidak langsung) untuk pembayaran kembali pinjaman, serta memberikan manfaat bagi pelayanan masyrakat. Hutang (pinjaman) jangka panjang tidak dapat digunakan untuk membiayai belanja administrasi umum serta belanja operasional dan pemeliharaan. (PP 107 Tahun 2000 pasal 7). Hutang Jangka Panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan dibukukan sebesar nilai nominal. Hutang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi. Hutang Jangka Panjang dalam Neraca diklasifikasikan ke dalam a. Hutang Luar Negeri b. Hutang Kepada Pemerintah Pusat c. Hutang Kepada Pemerintah Daerah Otonom Lainnya d. Hutang Kepada BUMN/D BAB I I - 10
  • 14. e. Hutang Kepada Bank / Lembaga Keuangan f. Hutang Dalam Negeri Lainnya 27. Hutang Bunga. (2220) Hutang bunga merupakan kewajiban kepada kreditur atas pinjaman jangka panjang yang harus dibayar kembali/jatuh tempo lebih dari 1 (satu) satu periode akuntansi. Hutang Bunga diakui pada saat Hutang tersebut terjadi dan dibukukan sebesar nilai nominal. Hutang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal transaksi. 28. Ekuitas Dana Lancar. (3100) Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah nilai aset lancar dengan jumlah nilai hutang lancar. Ekuitas Dana Lancar, terdiri atas: a. SiLPA Tahun Pelaporan adalah perkiraan ringkasan operasi pemerintah selama tahun berjalan yang diperoleh dari selisih antara seluruh penerimaan Kas Daerah dan pengeluaran Kas Daerah. (3110) b. Akumulasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) adalah perkiraan yang menampung akumulasi saldo SiLPA tahun-tahun sebelumnya dan tahun berjalan setelah dikurangi dengan penggunaannya dalam anggaran. (3120) c. Cadangan untuk Piutang adalah kekayaan bersih pemerintah yang tertanam dalam piutang jangka pendek. Perkiraan ini merupakan perkiraan lawan dari Piutang. (3150) d. Cadangan untuk Persediaan adalah kekayaan pemerintah yang tertanam dalam persediaan. Perkiraan ini merupakan perkiraan lawan dari Persediaan. (3160) e. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka pendek. adalah perkiraan lawan Hutang Jangka Pendek. (3170) 29. Ekuitas Dana Yang Diinvestasikan. (3200) Ekuitas Dana yang Diinvestasikan merupakan selisih antara jumlah nilai investasi permanen, aset tetap, aset lainnya (tidak termasuk Dana Cadangan) dengan jumlah nilai hutang jangka panjang. Ekuitas Dana yang Diinvestasikan meliputi: a. Diinvestasikan dalam Investasi Permanen. (3210) b. Diinvestasikan dalam Aset Tetap. (3220) c. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya. (3230) d. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran hutang jangka panjang. (3240) 30. Ekuitas Dana Yang Dicadangkan (3310) Ekuitas Dana yang Diinvestasikan merupakan ekuitas dana yang dicadangkan untuk tujuan tertentu. Perkiraan ini merupakan pasangan dari perkiraan Dana Cadangan. Saldo perkiraan Diinvestasikan dalam Dana Cadangan disajikan sebesar akumulasi dana yang diinvestasikan dalam Dana Cadangan. BAB I I - 11
  • 15. BAB III PROSEDUR OPNAME FISIK Perkiraan persediaan dan perkiraan-erkiraan Aset Tetap adalah pos Neraca yang menyajikan aset yang berwujud barang. Karena kekhasan perkiraan tersebut—yang dalam penyajiannya terlebih dulu dilakukan opname fisik—maka bab ini memberikan petunjuk mengenai prosedur mengenai Persediaan dan Aset Tetap. Rancangan format formulir yang disediakan semata-mata dimaksudkan untuk memudahkan petugas opname fisik dalam mengumpulkan data aset di lapangan. Oleh karenanya, untuk mendapatkan nilai aset yang berupa barang—baik yang termasuk dalam Persediaan maupun Aset Tetap—diperlukan pekerjaan tambahan yaitu pengikhtisarkan data yang tercatat dalam formulir ke dalam klasifikasi yang sesuai perkiraan yang sesuai dengan pos neraca. A. Opname Fisik Persediaan Opname fisik persediaan yang ditujukan untuk penyusunan Neraca awal dilakukan menjelang saat penyusunan neraca. Nilai persediaan yang disajikan harus menunjukkan kondisi persediaan pada tanggal Neraca. Metode pencatatan persediaan yang digunakan adalah metode persediaan fisik. Dalam metode ini, pencatatan mutasi persediaan cukup dilakukan dengan kartu persediaan yaitu suatu kartu yang berfungsi sebagai kontrol atas keluar masuknya barang. Sedangkan nilai persediaan yang disajikan di Neraca adalah sebesar jumlah persediaan yang masih ada pada tanggal Neraca dikalikan dengan harga satuan barang pada pembelian terakhir. Prosedur opname fisik persediaan: 1. Menjelang penyusunan Neraca, Kepala Satuan Kerja menetapkan petugas pelaksana opname fisik persediaaan. 2. Petugas pelaksana opname fisik melakukan opname atas persediaan di masing- masing bagian Satuan Kerja dengan menggunakan formulir FORMAFI (lihat lampiran) sebagai media pencatatan hasil opname fisik. Formulir ini harus ditandatangani petugas opname fisik dan Kepala Satuan Kerja penanggung jawab persediaan tersebut. 3. Hasil opname fisik tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk Berita Acara Opname Fisik Persediaan yang memuat kuantitas persediaan yang ada, harga beli satuan terakhir, dan nilai total persediaan. 4. Berita Acara Opname Fisik Persediaan tersebut digunakan sebagai dasar pelaporan Persediaan di Neraca. B. Opname Fisik Aset Tetap Opname fisik aset tetap yang ditujukan untuk penyusunan Neraca awal dilakukan menjelang saat penyusunan neraca. Nilai aset tetap yang disajikan dalam Neraca harus menunjukkan posisi Aset Tetap pada tanggal Neraca. Prosedur Opname Fisik Aset Tetap: 1. Menjelang penyusunan Neraca awal, Kepala Satuan Kerja membentuk Tim Opname Fisik Aset Tetap. 2. Kepala Satuan Kerja memberikan deskripsi pekerjaan dan pengarahan Tim opname fisik serta menunjuk Ketua Tim Opname Fisik. 3. Ketua Tim Opname Fisik menjelaskan kepada anggota tim mengenai jenis-jenis barang yang akan diopname dan menyamakan persepsi terhadap identifikasi BAB III - 1
  • 16. barang. Ini dilakukan dengan menunjukkan contoh-contoh barang yang ada dan membuat kesepakatan mengenai nama barang-barang tersebut. 4. Tim Opname Fisik membuat denah (pemetaan) ruangan tempat Aset Tetap berada, menetapkan nomor ruangan, dan mendeskripsikan nama-nama ruangan tersebut. 5. Ketua Tim Opname Fisik membagi lingkup penugasan kepada anggota tim: yang bertugas melakukan opname fisik aset yang ada di ruangan; yang bertugas melakukan opname fisik tanah; yang bertugas melakukan opname fisik gedung dan bangunan; yang melakukan opname fisik alat angkutan bermotor; yang bertugas melakukan opname fisik jalan, irigasi dan jaringan; dan yang melakukan opname fisik aset lainnya. 6. Atas dasar pembagian pada poin 5, Ketua Tim Opname Fisik membaginya lebih lanjut menurut lokasi tempat aset berada. 7. Ketua Tim Opname Fisik membagikan formulir opname fisik (FORMOFA-1, FORMOFA-2, FORMOFA-3, FORMOFA-4, FORMOFA-5, dan FORMOFA-6) berdasarkan lingkup penugasan sebagaimana disebut pada poin 5 dan 6 dan membuat label barang. 8. Anggota Tim Opname Fisik melaksanakan opname fisik dan mendokumentasikannya pada formulir opname fisik yang sesuai. Tim Opname Fisik memberikan label pada aset yang telah dihitung untuk menghindarkan penghitungan ganda. 9. Hasil opname fisik yang tertuang di tiap-tiap formulir kemudian diiktisarkan ke dalam klasifikasi akun neraca dan dituangkan dalam Berita Acara Hasil Opname Fisik Aset Tetap. 10. Berdasarkan Berita Acara Hasil Opname Fisik Aset Tetap tersebut, petugas akuntansi menyajikan nilai Aset Tetap ke dalam Neraca. BAB III - 2
  • 17. PEMERINTAH DAERAH …(1)… FORMOFA-01 Nama Satuan Kerja …(2)… KODE SATUAN KERJA: …(3)… FORMULIR OPNAME FISIK ASET DI RUANGAN Kode Ruangan : …(4)… Nama Ruangan : …(5)… No. Nama Aset Kode Aset Merk/ Tahun Jumlah Harga Total Harga Kondisi Status Keterangan Nomor Seri Perolehan Satuan B RR RB Kepemilikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) …(19)…, …(20)… Mengetahui, Tim Opname Fisik, Kepala Satuan Kerja …(21)… 1. …(23)…, …(24)… 2. …(25)…, …(26)… …(22)… BAB III - 3
  • 18. PEMERINTAH DAERAH …(1)… FORMOFA-02 Nama Satuan Kerja …(2)… KODE SATUAN KERJA: …(3)… FORMULIR OPNAME FISIK TANAH No. Nama Aset Kode Aset Lokasi Tahun Jumlah Harga Total Kondisi Status Keterangan Perolehan Satuan Harga B RR RB Kepemilikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) …(17)…, …(18)… Mengetahui, Tim Opname Fisik, Kepala Satuan Kerja …(19)… 1. …(21)…, …(22)… 2. …(23)…, …(24)… …(20)… BAB III - 4
  • 19. PEMERINTAH DAERAH …(1)… FORMOFA-03 Nama Satuan Kerja …(2)… KODE SATUAN KERJA: …(3)… FORMULIR OPNAME FISIK GEDUNG DAN BANGUNAN No. Nama Aset Kode Aset Lokasi Tahun Jumlah Harga Satuan Total Harga Kondisi Status Keterangan Perolehan B RR RB Kepemilikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) …(17)…, …(18)… Mengetahui, Tim Opname Fisik, Kepala Satuan Kerja …(19)… 1. …(21)…, …(22)… 2. …(23)…, …(2)… …(20)… BAB III - 5
  • 20. PEMERINTAH DAERAH …(1)… FORMOFA-04 Nama Satuan Kerja …(2)… KODE SATUAN KERJA: …(3)… FORMULIR OPNAME FISIK ALAT ANGKUTAN BERMOTOR No. Nama Aset Kode Aset No. Bukti Nomor Pemegang Tahun Total Kondisi Status Keterangan Kepemilikan Mesin Aset Perolehan Harga B RR RB Kepemilikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) …(17)…, …(18)… Mengetahui, Tim Opname Fisik, Kepala Satuan Kerja …(19)… 1. …(21)…, …(22)… 2. …(23)…, …(24)… …(20)… BAB III - 6
  • 21. PEMERINTAH DAERAH …(1)… FORMOFA-05 Nama Satuan Kerja …(2)… KODE SATUAN KERJA: …(3)… FORMULIR OPNAME FISIK JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN No. Nama Aset Kode Aset Lokasi/ Tahun Jumlah Harga Total Harga Kondisi Status Keterangan Tipe Perolehan Satuan B RR RB Kepemilikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) …(17)…, …(18)… Mengetahui, Tim Opname Fisik, Kepala Satuan Kerja …(19)… 1. …(21)…, …(22)… 2. …(23)…, …(24)… …(20)… BAB III - 7
  • 22. PEMERINTAH DAERAH …(1)… FORMOFA-06 Nama Satuan Kerja …(2)… KODE SATUAN KERJA: …(3)… FORMULIR OPNAME FISIK ASET LAIN No. Nama Aset Kode Aset Lokasi/Tipe Tahun Jumlah Harga Total Kondisi Status Keterangan /Jenis Perolehan Satuan Harga B RR RB Kepemilikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) …(17)…, …(18)… Mengetahui, Tim Opname Fisik, Kepala Satuan Kerja …(19)… 1. …(21)…, …(22)… 2. …(23)…, …(24)… …(20)… BAB III - 8
  • 23. Formulir FORMOFA-01 digunakan sebagai kertas kerja dalam opname fisik aset yang ada di dalam ruangan di gedung instansi pemerintah daerah. Semua aset yang ada di ruangan dicatat dalam formulir ini. Petunjuk pengisian: (1) Diisi nama Pemerintah Daerah yang membawahi Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (2) Diisi nama Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (3) Diisi kode Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (4) Diisi kode ruangan tempat aset berada. (5) Diisi nama ruangan tempat aset berada. (6) Diisi nomor urut. (7) Diisi nama aset menurut jenis barang (sub-sub kelompok). (8) Diisi kode aset sesui dengan klasifikasi pada poin (7) menurut kode pada tabel barang. (9) Diisi merk barang dan nomor seri barang (untuk aset seperti komputer dan barang lainnya yang ada serial number-nya) (10) Diisi tahun perolehan aset yang bersangkutan. (11) Diisi jumlah aset. (12) Diisi harga satuan barang. (13) Diisi total harga barang (jumlah x harga satuan). (14) . Diisi kondisi barang yang bersangkutan (15) . B untuk Baik, RR untuk Rusak Ringan, (16) . RB untuk Rusak Berat. (17) Diisi status kepemilikan barang: Kepemilikan sendiri, Kepemilikan pihak ke tiga, atau Kepemilikan dalam sengketa (Pilih salah satu yang sesuai). (18) Diisi deskripsi yang belum tertampung dalam kolom 1 hingga 12. Misalnya, atas dasar harga mana nilai barang dicatat (harga perolehan ataukah harga yang diestimasikan). (19) Diisi tempat (kota) opname fisik dilakukan. (20) Diisi tanggal opname fisik dilakukan. (21) Diisi tanda tangan Kepala Satuan Kerja. (22) Diisi nama Kepala Satuan Kerja. (23) Diisi nama anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik. (24) Diisi tanda tangan anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik. (25) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik. (26) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik. BAB III - 3
  • 24. Formulir FORMOFA-02 digunakan sebagai kertas kerja dalam opname fisik aset yang berupa tanah. Petunjuk pengisian: (1) Diisi nama Pemerintah Daerah yang membawahi Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (2) Diisi nama Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (3) Diisi kode Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (4) Diisi nomor urut. (5) Diisi nama aset menurut klasifikasi sub-sub kelmpok. (6) Diisi kode aset sesui dengan klasifikasi pada poin (5) menurut kode pada tabel barang. (7) Diisi alamat lokasi tanah. (8) Diisi tahun perolehan tanah yang bersangkutan. (9) Diisi luas tanah. (10) Diisi harga tanah per meter2. (11) Diisi total harga barang (jumlah x harga satuan). (12) . Diisi kondisi barang yang bersangkutan (13) . B untuk Baik, RR untuk Rusak Ringan, (14) . RB untuk Rusak Berat. (15) Diisi status kepemilikan barang: Kepemilikan sendiri atau Kepemilikan dalam sengketa (Pilih salah satu yang sesuai). (16) Diisi deskripsi yang belum tertampung dalam kolom 1 hingga 12. Misalnya, atas dasar harga mana nilai tanah dicatat (harga perolehan ataukah harga yang diestimasikan). (17) Diisi tempat (kota) opname fisik dilakukan. (18) Diisi tanggal opname fisik dilakukan. (19) Diisi tanda tangan Kepala Satuan Kerja. (20) Diisi nama Kepala Satuan Kerja. (21) Diisi nama anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik. (22) Diisi tanda tangan anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik. (23) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik. (24) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik. BAB III - 4
  • 25. Formulir FORMOFA-03 digunakan sebagai kertas kerja dalam opname fisik aset yang berupa Gedung dan Bangunan. Jenis barang yang tercakup dalam lingkup Gedung dan Bangunan meliputi: Bangunan Gedung, Monumen, Bangunan Menara, Rambu-rambu, dan Tugu Titik Kontrol/Pasti. Petunjuk pengisian: (1) Diisi nama Pemerintah Daerah yang membawahi Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (2) Diisi nama Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (3) Diisi kode Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (4) Diisi nomor urut. (5) Diisi nama aset menurut klasifikasi sub-sub kelompok. (6) Diisi kode aset sesui dengan klasifikasi pada poin (5) menurut kode pada tabel barang. (7) Diisi alamat lokasi Gedung/Bangunan. (8) Diisi tahun perolehan Gedung/Bangunan. (9) Diisi jumlah satuan Gedung/Bangunan. (10) Diisi harga Gedung/Bangunan per satuan. (11) Diisi total harga Gedung/Bangunan. (12) . Diisi kondisi barang yang bersangkutan (13) . B untuk Baik, RR untuk Rusak Ringan, (14) . RB untuk Rusak Berat. (15) Diisi status kepemilikan barang: Kepemilikan sendiri atau Kepemilikan dalam sengketa (Pilih salah satu yang sesuai). (16) Diisi deskripsi yang belum tertampung dalam kolom 1 hingga 15. Misalnya, atas dasar harga mana nilai aset dicatat (harga perolehan ataukah harga yang diestimasikan). (17) Diisi tempat (kota) opname fisik dilakukan. (18) Diisi tanggal opname fisik dilakukan. (19) Diisi tanda tangan Kepala Satuan Kerja. (20) Diisi nama Kepala Satuan Kerja. (21) Diisi nama anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik. (22) Diisi tanda tangan anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik. (23) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik. (24) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik. BAB III - 5
  • 26. Formulir FORMOFA-04 digunakan sebagai kertas kerja dalam opname fisik aset yang berupa Alat Angkutan Bermotor. Yang termasuk dalam klasifikasi aset ini antara lain: Alat Angkutan Darat Bermotor, Alat Angkutan Apung Bermotor, Alat Angkutan Bermotor Udara. Petunjuk pengisian: (1) Diisi nama Pemerintah Daerah yang membawahi Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (2) Diisi nama Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (3) Diisi kode Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (4) Diisi nomor urut. (5) Diisi nama aset menurut klasifikasi sub-sub kelompok. (6) Diisi kode aset sesui dengan klasifikasi pada poin (5) menurut kode pada tabel barang. (7) Diisi Nomor Bukti Kepemilikan aset. (8) Diisi Nomor Mesin. (9) Diisi nama pemegang (penanggung jawab) aset. (10) Diisi tahun perolehan aset. (11) Diisi harga aset. (12) . Diisi kondisi barang yang bersangkutan (13) . B untuk Baik, RR untuk Rusak Ringan, (14) . RB untuk Rusak Berat. (15) Diisi status kepemilikan barang: Kepemilikan sendiri atau Kepemilikan dalam sengketa (Pilih salah satu yang sesuai). (16) Diisi deskripsi yang belum tertampung dalam kolom 1 hingga 15. Misalnya, atas dasar harga mana nilai tanah dicatat (harga perolehan ataukah harga yang diestimasikan). (17) Diisi tempat (kota) opname fisik dilakukan. (18) Diisi tanggal opname fisik dilakukan. (19) Diisi tanda tangan Kepala Satuan Kerja. (20) Diisi nama Kepala Satuan Kerja. (21) Diisi nama anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik. (22) Diisi tanda tangan anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik. (23) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik. (24) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik. BAB III - 6
  • 27. Formulir FORMOFA-05 digunakan sebagai kertas kerja dalam opname fisik Jalan, Irigasi dan Jaringan. Jenis barang yang tercakup dalam lingkup Jalan, Irigasi dan Jaringan meliputi: Jalan dan Jembatan, Bangunan Air, Instalasi, dan Jaringan. Petunjuk pengisian: (1) Diisi nama Pemerintah Daerah yang membawahi Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (2) Diisi nama Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (3) Diisi kode Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (4) Diisi nomor urut. (5) Diisi nama aset menurut klasifikasi sub-sub kelompok. (6) Diisi kode aset sesui dengan klasifikasi pada poin (5) menurut kode pada tabel barang di lampiran. (7) Diisi lokasi/tipe aset. (8) Diisi tahun perolehan aset. (9) Diisi jumlah satuan aset. (10) Diisi harga satuan aset. (11) Diisi total harga aset (jumlah x harga satuan). (12) . Diisi kondisi aset yang bersangkutan (13) . B untuk Baik, RR untuk Rusak Ringan, (14) . RB untuk Rusak Berat. (15) Diisi status kepemilikan barang: Kepemilikan sendiri atau Kepemilikan dalam sengketa (Pilih salah satu yang sesuai). (16) Diisi deskripsi yang belum tertampung dalam kolom 1 hingga 12. Misalnya, atas dasar harga mana nilai aset dicatat (harga perolehan ataukah harga yang diestimasikan). (17) Diisi tempat (kota) opname fisik dilakukan. (18) Diisi tanggal opname fisik dilakukan. (19) Diisi tanda tangan Kepala Satuan Kerja. (20) Diisi nama Kepala Satuan Kerja. (21) Diisi nama anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik. (22) Diisi tanda tangan anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik. (23) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik. (24) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik. BAB III - 7
  • 28. Formulir FORMOFA-06 digunakan sebagai kertas kerja dalam opname fisik untuk aset yang tidak tertampung di dalam formulir FORMOFA-01 hingga FORMOFA-05. Petunjuk pengisian: (1) Diisi nama Pemerintah Daerah yang membawahi Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (2) Diisi nama Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (3) Diisi kode Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik aset. (4) Diisi nomor urut. (5) Diisi nama aset menurut klasifikasi sub-sub kelompok. (6) Diisi kode aset sesui dengan klasifikasi pada poin (5) menurut kode pada tabel barang di lampiran. (7) Diisi alamat lokasi/tipe/jenis aset. (8) Diisi tahun perolehan aset. (9) Diisi jumlah satuan aset. (10) Diisi harga satuan aset. (11) Diisi total harga aset (jumlah x harga satuan). (12) . Diisi kondisi barang yang bersangkutan (13) . B untuk Baik, RR untuk Rusak Ringan, (14) . RB untuk Rusak Berat. (15) Diisi status kepemilikan barang: Kepemilikan sendiri atau Kepemilikan dalam sengketa (Pilih salah satu yang sesuai). (16) Diisi deskripsi yang belum tertampung dalam kolom 1 hingga 15. Misalnya, atas dasar harga mana nilai aset dicatat (harga perolehan ataukah harga yang diestimasikan). (17) Diisi tempat (kota) opname fisik dilakukan. (18) Diisi tanggal opname fisik dilakukan. (19) Diisi tanda tangan Kepala Satuan Kerja. (20) Diisi nama Kepala Satuan Kerja. (21) Diisi nama anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik. (22) Diisi tanda tangan anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik. (23) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik. (24) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik. BAB III - 8
  • 29. PEMERINTAH DAERAH …(1)… FORMOFI-01 Nama Satuan Kerja …(2)… KODE SATUAN KERJA: …(3)… FORMULIR OPNAME FISIK PERSEDIAAN No. Jenis Persediaan Kode Aset Merk Jumlah Harga Total Harga Kondisi Keterangan Satuan B RR RB 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 13 (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) Jumlah …(15)…, …(16)… Mengetahui, Tim Opname Fisik, Kepala Satuan Kerja …(17)… 1. …(19)…, …(20)… 2. …(21)…, …(22)… …(18)… BAB III - 3
  • 30. Formulir FORMOFI digunakan sebagai kertas kerja dalam opname fisik untuk aset yang berupa Persediaan. Yang termasuk dalam klasifikasi persediaan antara lain meliputi: Barang Habis Pakai, Barang Tak Habis Pakai, dan Barang Bekas Pakai. Petunjuk pengisian: (1) Diisi nama Pemerintah Daerah yang membawahi Satuan Kerja yang mengadakan opname fisik Persediaan. (2) Diisi nama Satuan Kerja yang mengadakan opname Persediaan. (3) Diisi kode Satuan Kerja yang mengadakan opname Persediaan. (4) Diisi nomor urut. (5) Diisi nama jenis persediaan menurut klasifikasi sub-sub kelompok. (6) Diisi kode aset sesui dengan klasifikasi pada poin (5) menurut kode pada tabel barang. (7) Diisi alamat Merk. (8) Diisi jumlah satuan Persediaan. (9) Diisi harga satuan (berdasarkan harga pembelian terakhir) Persediaan. (10) Diisi total harga Persediaan (jumlah x harga satuan). (11) . Diisi kondisi barang yang bersangkutan, (12) . B untuk Baik, RR untuk Rusak Ringan, (13) . RB untuk Rusak Berat. (14) Diisi deskripsi yang belum tertampung dalam kolom 1 hingga 15. (15) Diisi tempat (kota) opname fisik dilakukan. (16) Diisi tanggal opname fisik dilakukan. (17) Diisi tanda tangan Kepala Satuan Kerja. (18) Diisi nama Kepala Satuan Kerja. (19) Diisi nama anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik. (20) Diisi tanda tangan anggota (pertama) dari tim yang melakukan opname fisik. (21) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik. (22) Diisi tanda tangan anggota (kedua) dari tim yang melakukan opname fisik. BAB III - 3
  • 31. Lampiran 1. Daftar Klasifikasi Barang Yang Termasuk dalam Perkiraan Neraca 1180 Persediaan GOL BID KEL SUB SS URAIAN BARANG SATUAN KEL KEL 4 00 00 00 000 BARANG PERSEDIAAN Buah 4 01 00 00 000 BARANG PAKAI HABIS Buah 4 01 01 00 000 BAHAN Buah 4 01 01 01 000 BAHAN BANGUNAN DAN KONSTRUKSI Buah 4 01 01 01 001 ASPAL Buah 4 01 01 01 002 SEMEN Buah 4 01 01 01 003 KACA Buah 4 01 01 01 004 PASIR Buah 4 01 01 01 005 BATU Buah 4 01 01 01 006 CAT Buah 4 01 01 01 007 SENG Buah 4 01 01 01 008 BAJA Buah 4 01 01 01 009 ELECTRO DALAS Buah 4 01 01 01 010 PATOK BETON Buah 4 01 01 01 011 TIANG BETON Buah 4 01 01 01 012 BESI BETON Buah 4 01 01 01 013 TEGEL Buah 4 01 01 01 014 GENTENG Buah 4 01 01 01 015 BIS BETON Buah 4 01 01 01 016 PLAT Buah 4 01 01 02 000 BAHAN KIMIA Buah 4 01 01 02 001 KAPORIT Buah 4 01 01 02 002 TAWAS Buah 4 01 01 02 003 KAPOR TOHOR Buah 4 01 01 02 004 KARBIT Buah 4 01 01 02 005 PUPUK Buah 4 01 01 02 006 ZAT ASAM Buah 4 01 01 02 007 NITROGEN CAIR Buah 4 01 01 02 008 RESIN Buah 4 01 01 02 009 PEPTISIDA Buah 4 01 01 02 010 ASAM SULFAT Buah 4 01 01 02 011 FUMISIDA Buah 4 01 01 02 012 INSEKTISIDA Buah 4 01 01 02 013 HERBISIDA Buah 4 01 01 02 014 BAHAN KIMIA NUKLIR Buah 4 01 01 03 000 BAHAN PELEDAK Buah 4 01 01 03 001 ANFO Buah 4 01 01 03 002 DETONATOR Buah 4 01 01 03 003 DINAMIT Buah 4 01 01 03 004 GELATINE Buah 4 01 01 03 005 SUMBU LEDAK/API Buah Lampiaran I - 1
  • 32. 4 01 01 04 000 BAHAN BAKAR DAN PELUMAS Buah 4 01 01 04 001 BAHAN BAKAR MINYAK Buah 4 01 01 04 002 MINYAK PELUMAS Buah 4 01 01 04 003 MINYAK HYDROLIS Buah 4 01 01 04 004 BAHAN BAKAR GAS Buah 4 01 01 04 005 BATUBARA Buah 4 01 01 05 000 BAHAN BAKU Buah 4 01 01 05 001 KAWAT Buah 4 01 01 05 002 KAYU Buah 4 01 01 05 003 LOGAM/METALORGI Buah 4 01 01 05 004 LATEX Buah 4 01 01 05 005 BIJI PLASTIK Buah 4 01 01 05 006 KARET Buah 4 01 01 06 000 BAHAN KIMIA NUKLIR Buah 4 01 01 06 001 URANIUM - 233 Buah 4 01 01 06 002 URANIUM - 235 Buah 4 01 01 06 003 URANIUM - 238 Buah 4 01 01 06 004 PLUTONIUM (PU) Buah 4 01 01 06 005 NEPTARIM (NP) Buah 4 01 01 06 006 URANIUM DIOKSIDA Buah 4 01 01 06 007 THORIUM Buah 4 01 02 00 000 SUKU CADANG Buah 4 01 02 01 000 SUKU CADANG ALAT ANGKUTAN Buah 4 01 02 01 001 SUKU CADANG ALAT ANGKUTAN DARAT BERMOTOR Buah 4 01 02 01 002 SUKU CADANG ALAT ANGKUTAN DARAT TAK BERMOTOR Buah 4 01 02 01 003 SUKU CADANG ALAT ANGKUTAN APUNG BERMOTOR Buah 4 01 02 01 004 SUKU CADANG ALAT ANGKUTAN APUNG TAK BERMOTOR Buah 4 01 02 01 005 SUKU CADANG ALAT ANGKUTAN UDARA BERMOTOR Buah 4 01 02 02 000 SUKU CADANG ALAT BESAR Buah 4 01 02 02 001 SUKU CADANG ALAT BESAR DARAT Buah 4 01 02 02 002 SUKU CADANG ALAT BESAR APUNG Buah 4 01 02 02 003 SUKU CADANG ALAT BESAR BANTU Buah 4 01 02 03 000 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN Buah 4 01 02 03 001 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN UMUM Buah 4 01 02 03 002 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN GIGI Buah 4 01 02 03 003 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN KELUARGA BERENCANA Buah 4 01 02 03 004 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN BEDAH Buah 4 01 02 03 005 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN KEBIDANAN DAN PENYAKIT Buah KANDUNGAN 4 01 02 03 006 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN THT Buah 4 01 02 03 007 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN MATA Buah 4 01 02 03 008 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN PENYAKIT DALAM Buah 4 01 02 03 009 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN ALAT KESEHATAN ANAK Buah 4 01 02 03 010 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN POLIKLINIK SET Buah 4 01 02 03 011 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN UNTUK PENDERITA CACAT Buah TUBUH 4 01 02 03 012 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN SYARAF Buah 4 01 02 03 013 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN JANTUNG Buah Lampiaran I - 2
  • 33. 4 01 02 03 014 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN NUKLIR Buah 4 01 02 03 015 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN RADIOLOGI Buah 4 01 02 03 016 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN KULIT DAN KELAMIN Buah 4 01 02 03 017 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN UGD Buah 4 01 02 03 018 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN HEMATOLOGI Buah 4 01 02 03 019 SUKU CADANG ALAT KEDOKTERAN HEWAN Buah 4 01 02 04 000 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM Buah 4 01 02 04 001 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM KIMIA AIR TAKNIK Buah PENYEHATAN 4 01 02 04 002 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM MICRO BIOLOGI Buah PENYEHATAN 4 01 02 04 003 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM HIDRO KIMIA Buah 4 01 02 04 004 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM MODEL HIDROLIKA Buah 4 01 02 04 005 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM BATUAN/GEOLOGI Buah 4 01 02 04 006 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN Buah KONSTRUKSI 4 01 02 04 007 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM ASPAL, CAT DAN KIMIA Buah 4 01 02 04 008 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN Buah BATUAN 4 01 02 04 009 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM COCOK TANAM Buah 4 01 02 04 010 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM LOGAM, MESIN DAN Buah LISTRIK 4 01 02 04 011 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM UMUM Buah 4 01 02 04 012 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM MICROBIOLOGI Buah 4 01 02 04 013 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM KIMIA Buah 4 01 02 04 014 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PATOLOGI Buah 4 01 02 04 015 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM IMMUNOLOGI Buah 4 01 02 04 016 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM FILM Buah 4 01 02 04 017 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM RADIO ISOTOP Buah 4 01 02 04 018 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM MAKANAN Buah 4 01 02 04 019 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM AERO DINAMIKA Buah 4 01 02 04 020 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM STANDARISASI Buah KALIBERASI DAN INST 4 01 02 04 021 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM FARMASI Buah 4 01 02 04 022 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PEMANTAUAN KUALITAS Buah UDARA 4 01 02 04 023 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM FISIKA Buah 4 01 02 04 024 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM HIDRODINAMIKA Buah 4 01 02 04 025 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PENGKAJIAN TEKNIK Buah PANTAI 4 01 02 04 026 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM KEMATOLOGI Buah 4 01 02 04 027 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES PELEBURAN Buah 4 01 02 04 028 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PASIR Buah 4 01 02 04 029 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES PEMBUATAN Buah CETAKAN 4 01 02 04 030 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES PEMBUATAN POLA Buah 4 01 02 04 031 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM METALOGRAPHY Buah 4 01 02 04 032 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES PENGELASAN Buah 4 01 02 04 033 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM UJI PROSES PENGELASAN Buah 4 01 02 04 034 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES PEMBUATAN LOGAM Buah 4 01 02 04 035 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM METROLOGIE Buah 4 01 02 04 036 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES PELAPISAN LOGAM Buah 4 01 02 04 037 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES PENGOLAHAN PANAS Buah Lampiaran I - 3
  • 34. 4 01 02 04 038 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES TEKNOLOGI Buah TEKSTIL 4 01 02 04 039 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM UJI TEKSTIL Buah 4 01 02 04 040 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES TEKNOLOGI Buah KERAMIK 4 01 02 04 041 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES TEKNOLOGI KULIT Buah KARET 4 01 02 04 042 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM UJI KULIT KARET DAN Buah PLASTIK 4 01 02 04 043 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM ALAT UJI KERAMIK Buah 4 01 02 04 044 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES TEKNOLOGI Buah SELULOSA 4 01 02 04 045 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PASKA PANEN Buah 4 01 02 04 046 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PERTANIAN Buah 4 01 02 04 047 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM KUALITAS AIR Buah 4 01 02 04 048 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN DAYA Buah 4 01 02 04 049 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM ENERGI SURYA Buah 4 01 02 04 050 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM KONVERSI BATUBARA DAN Buah BIOMA 4 01 02 04 051 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM OCEANOGRAFI Buah 4 01 02 04 052 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PERAIRAN Buah 4 01 02 04 053 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM BIOLOGI Buah 4 01 02 04 054 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM GEOFISIKA Buah 4 01 02 04 055 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM TAMBANG Buah 4 01 02 04 056 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM TAMBANG PROSES/TEKNIK Buah KIMIA 4 01 02 04 057 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PROSES INDUSTRI Buah 4 01 02 04 058 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM KESEHATAN KERJA Buah 4 01 02 04 059 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM KEARSIPAN Buah 4 01 02 04 060 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM LAINNYA Buah 4 01 02 05 000 SUKU CADANG ALAT PEMANCAR Buah 4 01 02 05 001 SUKU CADANG ALAT PEMANCAR MF/MW Buah 4 01 02 05 002 SUKU CADANG ALAT PEMANCAR HF/SW Buah 4 01 02 05 003 SUKU CADANG ALAT PEMANCAR FHF/MF Buah 4 01 02 05 004 SUKU CADANG ALAT PEMANCAR UHF Buah 4 01 02 05 005 SUKU CADANG ALAT PEMANCAR SHF Buah 4 01 02 06 000 SUKU CADANG ALAT STUDIO DAN KOMUNIKASI Buah 4 01 02 06 001 SUKU CADANG ALAT STUDIO Buah 4 01 02 06 002 SUKU CADANG ALAT KOMUNIKASI Buah 4 01 02 07 000 SUKU CADANG ALAT PERTANIAN Buah 4 01 02 07 001 SUKU CADANG ALAT PENGOLAHAN TERNAK DAN TANAMAN Buah 4 01 02 07 002 SUKU CADANG ALAT PEMELIHARAAN TANAMAN/IKAN/TERNAK Buah 4 01 02 07 003 SUKU CADANG ALAT PANEN Buah 4 01 02 07 004 SUKU CADANG ALAT PENYIMPANAN HASIL PERCOBAAN Buah PERTANIAN 4 01 02 07 005 SUKU CADANG ALAT LABORATORIUM PERTANIAN Buah 4 01 02 07 006 SUKU CADANG ALAT PROSSESING Buah 4 01 02 07 007 SUKU CADANG ALAT PASKA PANEN Buah 4 01 02 07 008 SUKU CADANG ALAT PRODUKSI Buah 4 01 02 08 000 SUKU CADANG ALAT BENGKEL Buah 4 01 02 08 001 SUKU CADANG ALAT BENGKEL BERMESIN Buah 4 01 02 08 002 SUKU CADANG ALAT BENGKEL TIDAK BERMESIN Buah 4 01 03 00 000 ALAT/BAHAN UNTUK KEGIATAN KANTOR Buah Lampiaran I - 4
  • 35. 4 01 03 01 000 ALAT TULIS KANTOR Buah 4 01 03 01 001 ALAT TULIS Buah 4 01 03 01 002 TINTA TULIS, TINTA STEMPEL Buah 4 01 03 01 003 PENJEPIT KERTAS Buah 4 01 03 01 004 PENGHAPUS/KOREKTOR Buah 4 01 03 01 005 BUKU TULIS Buah 4 01 03 01 006 ORDNER DAN MAP Buah 4 01 03 01 007 PENGGARIS Buah 4 01 03 01 008 CUTTER Buah 4 01 03 01 009 PITA MESIN KETIK Buah 4 01 03 01 010 ALAT PEREKAT Buah 4 01 03 02 000 KERTAS DAN COVER Buah 4 01 03 02 001 KERTAS HVS Buah 4 01 03 02 002 BERBAGAI KERTAS Buah 4 01 03 02 003 KERTAS COVER Buah 4 01 03 02 004 AMPLOP Buah 4 01 03 02 005 KOP SURAT Buah 4 01 03 03 000 BAHAN CETAK Buah 4 01 03 03 001 TRANSPARANT SHEET Buah 4 01 03 03 002 TINTA CETAK Buah 4 01 03 03 003 PLAT CETAK Buah 4 01 03 03 004 STENSIL SHEET Buah 4 01 03 03 005 CHENICAL/BAHAN KIMIA CETAK Buah 4 01 03 03 006 FILM CETAK Buah 4 01 03 04 000 BAHAN KOMPUTER Buah 4 01 03 04 001 CONTINUOUS FORM Buah 4 01 03 04 002 COMPUTER FILE/TEMPAT DISKET Buah 4 01 03 04 003 PITA PRINTER Buah 4 01 03 04 004 TINTA/TONER PRINTER Buah 4 01 03 04 005 DISKET Buah 4 01 03 05 000 PERABOT KANTOR Buah 4 01 03 05 001 SAPU DAN SIKAT Buah 4 01 03 05 002 ALAT-ALAT PEL DAN LAP Buah 4 01 03 05 003 EMBER, SLANG, DAN TEMPAT AIR LAINNYA Buah 4 01 03 05 004 KESET DAN TEMPAT SAMPAH Buah 4 01 03 05 005 KUNCI, KRAN DAN SEMPROTAN Buah 4 01 03 05 006 ALAT PENGIKAT Buah 4 01 03 05 007 PERALATAN LEDENG Buah 4 01 03 05 008 BAHAN KIMIA UNTUK PEMBERSIH Buah 4 01 03 05 009 ALAT UNTUK MAKAN DAN MINUM Buah 4 01 03 05 010 KAOS LAMPU PETROMAK Buah 4 01 03 05 011 KACA LAMPU PETROMAK Buah 4 01 03 05 012 PERABOT KANTOR LAINNYA Buah 4 01 03 06 000 ALAT LISTRIK Buah 4 01 03 06 001 KABEL LISTRIK Buah 4 01 03 06 002 LAMPU LISTRIK Buah Lampiaran I - 5
  • 36. 4 01 03 06 003 STOP KONTAK Buah 4 01 03 06 004 SAKLAR Buah 4 01 03 06 005 STACKER Buah 4 01 03 06 006 BALAST Buah 4 01 03 06 007 STARTER Buah 4 01 03 06 008 VITTING Buah 4 01 03 06 009 ACCU Buah 4 01 03 06 010 BATU BATERAI Buah 4 02 00 00 000 BARANG TAK HABIS PAKAI Buah 4 02 01 00 000 KOMPONEN Buah 4 02 01 01 000 KOMPONEN JEMBATAN BAJA Buah 4 02 01 01 001 KOMPONEN JEMBATAN BAILLEY Buah 4 02 01 01 002 KOMPONEN JEMBATAN BAJA PREFAB Buah 4 02 01 02 000 KOMPONEN JEMBATAN PRATEKAN Buah 4 02 01 02 001 KOMPONEN JEMBATAN PRATEKAN PREFAB Buah 4 02 01 03 000 KOMPONEN PERALATAN Buah 4 02 01 03 001 DINAMO AMPER Buah 4 02 01 03 002 DINAMO START Buah 4 02 01 03 003 TRANSMISI Buah 4 02 01 03 004 INJECTION PUMP Buah 4 02 01 03 005 KARBURATOR UNIT Buah 4 02 01 03 006 MOTOR HIDROLIK Buah 4 02 01 03 007 ENGINE BENSIN Buah 4 02 01 03 008 ENGINE DIESEL Buah 4 02 01 04 000 KOMPONEN RAMBU-RAMBU Buah 4 02 01 04 001 KOMPONEN RAMBU-RAMBU DARAT Buah 4 02 01 04 002 KOMPONEN RAMBU-RAMBU UDARA Buah 4 02 01 05 000 ATTACHMENT Buah 4 02 01 05 001 BLADE Buah 4 02 01 05 002 BOOM Buah 4 02 01 05 003 BUCKET Buah 4 02 01 05 004 SCARIFIER Buah 4 02 02 00 000 P I P A Buah 4 02 02 01 000 PIPA AIR BESI TUANG (DCI) Buah 4 02 02 01 001 DCI FILTER Buah 4 02 02 01 002 PIPA AIR BESI TUANG Buah 4 02 02 02 000 PIPA ASBES SEMEN (ACP) Buah 4 02 02 02 001 A C P 1,0 Buah 4 02 02 02 002 A C P 1,5 Buah 4 02 02 02 003 A C P 2,0 Buah 4 02 02 02 004 A C P 2,5 Buah 4 02 02 02 005 A C P 3,0 Buah 4 02 02 03 000 PIPA BAJA Buah 4 02 02 03 001 PIPA BAJA GELOMBANG Buah 4 02 02 03 002 PIPA BAJA KONSTRUKSI (CSP) Buah 4 02 02 03 003 PIPA BAJA LAPIS POLYETHELENE Buah Lampiaran I - 6
  • 37. 4 02 02 03 004 PIPA BAJA LAPIS SENG (GIP) Buah 4 02 02 04 000 PIPA BETON PRATEKAN Buah 4 02 02 04 001 FITTER PIPA BETON PRATEKAN Buah 4 02 02 04 002 PIPA BETON PRATEKAN Buah 4 02 02 05 000 PIPA FIBER GLASS Buah 4 02 02 05 001 FITTER PIPA FIBER GLASS Buah 4 02 02 05 002 PIPA FIBER GLASS Buah 4 02 02 06 000 PIPA PLASTIK PVC (UPVC) Buah 4 02 02 06 001 PIPA PLASTIK PVC Buah 4 02 02 06 002 UPVC FITTER Buah 4 03 00 00 000 BARANG BEKAS DIPAKAI Buah 4 03 01 00 000 KOMPONEN BEKAS DAN PIPA BEKAS Buah 4 03 01 01 000 KOMPONEN BEKAS Buah 4 03 01 01 001 KOMPONEN JEMBATAN BAJA BEKAS Buah 4 03 01 01 002 KOMPONEN JEMBATAN PRATEKAN BEKAS Buah 4 03 01 01 003 KOMPONEN PERALATAN BEKAS Buah 4 03 01 01 004 ATTACHMENT BEKAS Buah 4 03 01 01 005 KOMPONEN BEKAS LAINNYA Buah 4 03 01 02 000 PIPA BEKAS Buah 4 03 01 02 001 PIPA AIR BESI TUANG BEKAS Buah 4 03 01 02 002 PIPA ASBES SEMEN BEKAS Buah 4 03 01 02 003 PIPA BAJA BEKAS Buah 4 03 01 02 004 PIPA BETON PRATEKAN BEKAS Buah 4 03 01 02 005 PIPA FIBER GELAS BEKAS Buah 4 03 01 02 006 PIPA PLASTIK PVC (UPVC) BEKAS Buah 4 03 01 02 007 PIPA BEKAS LAINNYA Buah Lampiaran I - 7
  • 38. Lampiran 2. Daftar Klasifikasi Barang Yang Termasuk Dalam Perkiran Neraca 1310 Tanah GOL BID KEL SUB SS KEL URAIAN BARANG SATUAN KEL 1 01 00 00 000 TANAH M2 1 01 01 00 000 TANAH PERSIL M2 1 01 01 01 000 TANAH BANGUNAN PERUMAHAN/G.TEMPAT TINGGAL M2 1 01 01 01 001 TANAH BANGUNAN RUMAH NEGARA GOLONGAN I M2 1 01 01 01 002 TANAH BANGUNAN RUMAH NEGARA GOLONGAN II M2 1 01 01 01 003 TANAH BANGUNAN RUMAH NEGARA GOLONGAN III M2 1 01 01 01 004 TANAH BANGUNAN RUMAH NEGARA TANPA GOLONGAN M2 1 01 01 01 005 TANAH BANGUNAN MESS/WISMA/ASRAMA M2 1 01 01 01 006 TANAH BANGUNAN PERISTIRAHATAN/BUNGALAOW/COTTAGE M2 1 01 01 01 007 TANAH BANGUNAN RUMAH PENJAGA M2 1 01 01 01 008 TANAH BANGUNAN RUMAH LP M2 1 01 01 01 009 TANAH BANGUNAN RUMAH TAHANAN/RUTAN M2 1 01 01 01 010 TANAH BANGUNAN FLAT/RUMAH SUSUN M2 1 01 01 01 011 TANAH BANGUNAN FASILITAS TEMPAT TINGGAL LAINNYA M2 1 01 01 02 000 TANAH UNTUK BANGUNAN GED.PERDAGANGAN/PERUSAHAAN M2 1 01 01 02 001 TANAH BANGUNAN PASAR M2 1 01 01 02 002 TANAH BANGUNAN PERTOKOAN/RUMAH TOKO/KOPERASI M2 1 01 01 02 003 TANAH BANGUNAN GUDANG M2 1 01 01 02 004 TANAH BANGUNAN STASIUN KERETA API M2 1 01 01 02 005 TANAH BANGUNAN BIOSKOP M2 1 01 01 02 006 TANAH BANGUNAN HOTEL/PENGINAPAN/MOTEL M2 1 01 01 02 007 TANAH BANGUNAN TERMINAL DARAT M2 1 01 01 02 008 TANAH BANGUNAN TERMINAL LAUT M2 1 01 01 02 009 TANAH BANGUNAN TERMINAL UDARA M2 1 01 01 02 010 TANAH BANGUNAN GEDUNG KESENIAN M2 1 01 01 02 011 TANAH BANGUNAN GEDUNG PAMERAN M2 1 01 01 02 012 TANAH BANGUNAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN M2 1 01 01 02 013 TANAH BANGUNAN APOTIK M2 1 01 01 02 014 TANAH BANGUNAN GARASI/POOL M2 1 01 01 02 015 TANAH BANGUNAN GEDUNG PERDAGANGAN LAINNYA M2 1 01 01 03 000 TANAH UNTUK BANGUNAN INDUSTRI M2 1 01 01 03 001 TANAH BANGUNAN INDUSTRI MAKANAN M2 1 01 01 03 002 TANAH BANGUNAN INDUSTRI MINUMAN M2 1 01 01 03 003 TANAH BANGUNAN INDUSTRI ALAT RT M2 1 01 01 03 004 TANAH BANGUNAN INDUSTRI PAKAIAN/GARMENT M2 1 01 01 03 005 TANAH BANGUNAN INDUSTRI BAJA/BESI/LOGAM M2 1 01 01 03 006 TANAH BANGUNAN INDUSTRI PENGEMASAN M2 1 01 01 03 007 TANAH BANGUNAN INDUSTRI BENGKEL M2 1 01 01 03 008 TANAH BANGUNAN INDUSTRI PENYULINGAN MINYAK M2 1 01 01 03 009 TANAH BANGUNAN INDUSTRI KIMIA DAN PUPUK M2 1 01 01 03 010 TANAH BANGUNAN INDUSTRI OBAT-OBATAN M2 Lampiran II - 1