SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  17
Kekuatan & Kelemahan Konselor
sebagai personal dan profesional
Cirebon, 6 Mei 2014
• konselor adalah orang yang amat
bermakna bagi seorang konseli. Konselor
menerima konseli apa adanya dan bersedia
dengan sepenuh hati membantu konseli
mengatasi masalahnya sekalipun dalam
situasi yang kritis
Dalam
proses
konseling
“…success in counseling depend more upon personal
qualities than upon correct use of specified
techniques“.
Pribadi konselor yang amat penting mendukung
efektifitas peranannya adalah pribadi yang
altruistis-rela berkorban untuk kepentingan orang
lain yaitu kepentingan konseli.
Leona E Tyler
kekhasan pribadi konselor pada umumnya meliputi 
awareness of self and values; awareness of cultural
experience; ability to analyze the helper’s own
feeling; ability to serve as model and influencer;
altruism; strong sense of ethics; responsibility.
Brammer
harus memiliki pribadi yang berbeda
dengan pribadi-pribadi petugas helper
lain. Konselor adalah pribadi yang
penuh pengertian dan mampu
mendorong orang lain tumbuh.
Empati (Empaty)
Rasa Hormat
(Respect)
Keaslian (genuiness).
Konkret (Concreteness)
Membuka Diri (Self
Disclosure)
Kesanggupan
(Potency)
Kesiapan
(Immediacy)
Aktualisasi Diri
(Self Actualization)
Konfrontasi
(Confrontation)
9 ciri kepribadian konselor yang dapat
menumbuhkan orang lain, menurut
Carlekhuff
Empati (Empaty)
kemampuan seseorang untuk
merasakan secara tepat apa yang
dirasakan dan dialami orang lain.
Rasa Hormat
(Respect)
Respect secara langsung
menunjukkan bahwa konselor
menghargai martabat dan nilai
konseli sebagai manusia. Konselor
menerima kenyataan bahwa setiap
konseli mempunyai hak untuk memilih
sendiri, memiliki kebebasan, kemauan
dan mampu membuat keputusan
sendiri.
Keaslian
(genuiness).
Konselor yang genuine selalu tampak
keaslian pribadinya, sehingga tidak
ada pertentangan antara apa yang ia
katakan dengan apa yang ia lakukan.
konstruktif menjadi diri sendiri yang
lebih dewasa.
Konkret (Concre
teness)
Kemampuan konselor untuk
menkonkritkan hal-hal yang samar-
samar dan tak jelas mengenai
pengalaman dan peristiwa yang
diceritakan konseli termasuk
ekspresi-ekspresi perasaan yang
spesifik yang muncul dalam
komunikasi mereka.
Konfrontasi
(Confrontation)
Dalam konseling konfrontasi mengandung pengertian
yang sangat berbeda dan tidak ada kaitannya dengan
tindakan menghukum. Konfrontasi terjadi jika
terdapat kesenjangan antara apa yang dikatakan
konseli dengan apa yang ia alami, atau antara apa
yang ia katakan pada suatu saat dengan apa yang
telah ia katakan sebelumnya.
Membuka Diri 
(Self
Disclosure)
adalah penampilan perasaan, sikap, pendapat, dan
pengalaman-pengalaman pribadi konselor untuk kebaikan
konseli. Makna dibalik sikap terbuka mengungkapkan
pengalaman pribadi ialah bahwa konselor ingin
menunjukkan kepada konseli bahwa konselor bukanlah
seorang pribadi yang berbeda dengan konseli,
melainkan manusia biasa yang juga mempunyai
pengalaman jatuh bangun dalam hidup.
Kesanggupan
(Potency)
Potency dinyatakan sebagai kharisma, sebagai
suatu kekuatan yang dinamis dan magnetis dari
kualitas pribadi konselor (Wolf, 1970). Konselor
yang memiliki sifat potency ini selalu
menampakkan kekuatannya dalam penampilan
pribadinya. Ia mampu menguasai dirinya dan
mampu menyalurkan kompetensinya serta rasa
aman kepada konseli.
Kesiapan
(Immediacy)
Immediacy adalah sesuatu yang berhubungan
dengan perasaan diantara konseli dengan
konselor pada waktu kini dan di sini (Colingwood
& Renz, 1969). Tingkat immediacy yang tinggi
terdapat pada diskusi dan analisis yang terbuka
mengenai hubungan antar pribadi yang terjadi
antara konselor dan konseli dalam situasi konseling.
Aktualisasi Diri
(Self
Actualization)
Self Actualization dapat dipergunakan konseli
sebagai model . Secara tidak langsung Self
Actualization menunjukkan bahwa orang dapat
hidup dan memenuhi kebutuhannya, karena ia
memiliki kekuatan dalam dirinya untuk
mencapai tujuan hidupnya. Konselor yang
dapat Self Actualization memiliki kemampuan
mengadakan hubungan sosial yang hangat
(warmth), intim, dan secara umum mereka sangat
efektif dalam hidupnya.
Konselor yang aktual
itu yang memiliki sifat-
sifat kepribadian
seperti apa ya ?????
 Pribadi yang intelegent, memiliki
kemampuan berpikir verbal, bernalar
dan mampu memecahkan secara logis
dan perseptif.
 Menunjukkan minat kerja sama dengan
orang lain, di samping dan memberikan
pertimbangan berdasrkan ilmu
pengetahuan menenai tingkah laku
individu dan orang lain.
 Menampilkan kepribadian yang dapat
menerima dirinya dan tidak akan
menggunakan kliennya untuk kepuasan
kebutuhan pribadinya melebihi batas
yang ditentukan oleh kode etik
profesinya.
 Memiliki nilai-nilai yang diakui
kebenarannya sebab nilai-nilai akan
mempengaruhi prilakunya dalam situasi
konseling dan tingkah lakunya secara
umum.
 Menunjukkan sifat yang penuh toleransi
terhadap masalah-masalah yang dihadapi
dan ia miliki kemampuan untuk menghadapi
hal-hal yang krang menentu ( mendesak )
tanpa terganggu profesinya dan aspek
kehidupan pribadinya.
 Memahamai dan memperlakukan konseli
secara psikologis tanpa tekanan-tekanan
sosial untuk memaksa konseli menyesuaikan
dirinya.
Konselor yang aktual menurut Polmantic
Sebagai
“Helper” yang
profesional,
konselor
harus memiliki
kelebihan....
 Sebagai Mediator bagi konseli dalam menyelesaikan
masalah
 Sebagai Penunjuk dalam pemecahan masalah konseli
 Memiliki keberanian untuk tidak sempurna
 Sebagai pribadi yang menarik
 Menjaga rahasia
 Memiliki kemampuan untuk mengungkap ber bagai
masalah konseli
 Mampu melihat permasalahan dari berbagai aspek
 Mampu berkomunikasi dengan konseli yang berbeda
budaya
 Memiliki pemahaman diri dan mampu
mengembangkan teori konseling sendiri
 Memiliki rasa kepedulian
Keterbatasan Konselor
sebagai “HELPER” yang
profesional
 Keterbatasan dalam menyelesaikan masalah konseli
 Keterbatasan dalam memahami individu lainnya
 Keterbatasan dalam membentengi diri terhadap masalah yang dihadapi
konseli
 Egoisme konselor
 Berpegang pada satu cara respon, dalam menyelesaikan masalah
 Hanya berfungsi pada satu kerangka budaya saja
 Mendiskusikan/menceritakan kehidupan pribadi konseli kepada orang lain,
tanpa ijin
 Konselor yang individual
 Konselor yang kurang efektif dan efisien
 Kurang perhatiannya konselor
 Konselor tidak berpikir alternatif
Sifat yang harus dimiliki konselor
dalam keterbatasan personal dan
profesional
Matur nuwun, jazakumullah....Matur nuwun, jazakumullah....

Contenu connexe

Tendances

STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
Nur Arifaizal Basri
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
Ayu W. Shepty
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
mncgita
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Ratih Aini
 
Proses dan tahapan konseling keluarga
Proses dan tahapan konseling keluargaProses dan tahapan konseling keluarga
Proses dan tahapan konseling keluarga
nugryp site
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
Nur Arifaizal Basri
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioral
misbakhulfirdaus
 

Tendances (20)

Rpl konseling individu
Rpl konseling individuRpl konseling individu
Rpl konseling individu
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
 
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
 
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
RPL BIMBINGAN KELOMPOK (POP)
 
Pendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factorPendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factor
 
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
 
Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)
 
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
Rational Emotive Behavior Therapy (REBT)
 
PENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITAPENDEKATAN TEORI REALITA
PENDEKATAN TEORI REALITA
 
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav JungTeori Kepribadian Carl Gustav Jung
Teori Kepribadian Carl Gustav Jung
 
Rpl biimbingan belajar
Rpl biimbingan belajarRpl biimbingan belajar
Rpl biimbingan belajar
 
Skala Psikologi
Skala PsikologiSkala Psikologi
Skala Psikologi
 
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiRpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang Pribadi
 
AUM PTSDL
AUM PTSDLAUM PTSDL
AUM PTSDL
 
Peta Kognitif Client Centered
Peta Kognitif Client CenteredPeta Kognitif Client Centered
Peta Kognitif Client Centered
 
6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk6 organisasi-profesi-bk
6 organisasi-profesi-bk
 
Proses dan tahapan konseling keluarga
Proses dan tahapan konseling keluargaProses dan tahapan konseling keluarga
Proses dan tahapan konseling keluarga
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
 
Pendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioralPendekatan konseling behavioral
Pendekatan konseling behavioral
 

En vedette

Karakteristik konselor
Karakteristik konselorKarakteristik konselor
Karakteristik konselor
Fauzi Din
 
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BKstandar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
Dina Haya Sufya
 
Makalah etika profesional konseling agama
Makalah etika profesional konseling agamaMakalah etika profesional konseling agama
Makalah etika profesional konseling agama
misbakhulfirdaus
 
Pengaruh pengiklanan kepada pengguna (kebaikan dan kelemahan
Pengaruh pengiklanan kepada pengguna (kebaikan dan kelemahanPengaruh pengiklanan kepada pengguna (kebaikan dan kelemahan
Pengaruh pengiklanan kepada pengguna (kebaikan dan kelemahan
MOHD SHAHRIN SN
 

En vedette (11)

Karakteristik konselor
Karakteristik konselorKarakteristik konselor
Karakteristik konselor
 
Kompetensi konselor-islami
Kompetensi konselor-islamiKompetensi konselor-islami
Kompetensi konselor-islami
 
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BKstandar kualifikasi dan kompetensi guru BK
standar kualifikasi dan kompetensi guru BK
 
Fungsi Kantor & Pengelolaan SDM Sekolah
Fungsi Kantor & Pengelolaan SDM SekolahFungsi Kantor & Pengelolaan SDM Sekolah
Fungsi Kantor & Pengelolaan SDM Sekolah
 
Kualitas pribadi konselor pdf
Kualitas pribadi konselor pdfKualitas pribadi konselor pdf
Kualitas pribadi konselor pdf
 
Kode etik konselor
Kode etik konselorKode etik konselor
Kode etik konselor
 
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan KonselingProfesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
Profesionalisasi dan Kode Etik Profesi Bimbingan dan Konseling
 
Makalah etika profesional konseling agama
Makalah etika profesional konseling agamaMakalah etika profesional konseling agama
Makalah etika profesional konseling agama
 
DASAR-DASAR KONSELING
DASAR-DASAR KONSELINGDASAR-DASAR KONSELING
DASAR-DASAR KONSELING
 
Beda psikiater, psikolog dan konselor
Beda psikiater, psikolog dan konselorBeda psikiater, psikolog dan konselor
Beda psikiater, psikolog dan konselor
 
Pengaruh pengiklanan kepada pengguna (kebaikan dan kelemahan
Pengaruh pengiklanan kepada pengguna (kebaikan dan kelemahanPengaruh pengiklanan kepada pengguna (kebaikan dan kelemahan
Pengaruh pengiklanan kepada pengguna (kebaikan dan kelemahan
 

Plus de Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon

Plus de Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon (20)

Etika Profesi_10 uji kompetensi guru
Etika Profesi_10 uji kompetensi guruEtika Profesi_10 uji kompetensi guru
Etika Profesi_10 uji kompetensi guru
 
Etika Profesi_9 sertifikasi guru
Etika Profesi_9 sertifikasi guruEtika Profesi_9 sertifikasi guru
Etika Profesi_9 sertifikasi guru
 
Etika Profesi_8 metode dan teknik mengajar ala rasulullah
Etika Profesi_8 metode dan teknik mengajar ala rasulullahEtika Profesi_8 metode dan teknik mengajar ala rasulullah
Etika Profesi_8 metode dan teknik mengajar ala rasulullah
 
Etika Profesi_7 strategi pengembangan profesi guru
Etika Profesi_7 strategi pengembangan profesi guruEtika Profesi_7 strategi pengembangan profesi guru
Etika Profesi_7 strategi pengembangan profesi guru
 
Etika Profesi_6 kode etik profesi guru dan organisasi asosiasi keprofesian
Etika Profesi_6 kode etik profesi guru dan organisasi asosiasi keprofesianEtika Profesi_6 kode etik profesi guru dan organisasi asosiasi keprofesian
Etika Profesi_6 kode etik profesi guru dan organisasi asosiasi keprofesian
 
Etika Profesi_5 peran guru dalam pembelajaran
Etika Profesi_5 peran guru dalam pembelajaranEtika Profesi_5 peran guru dalam pembelajaran
Etika Profesi_5 peran guru dalam pembelajaran
 
Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)
Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)
Etika Profesi_keterampilan dasar guru (8 ket das gur)
 
Etika Profesi_3 kompetensi guru
Etika Profesi_3 kompetensi guruEtika Profesi_3 kompetensi guru
Etika Profesi_3 kompetensi guru
 
Etika Profesi_2 karakteristik dan ciri profesi
Etika Profesi_2 karakteristik dan ciri profesiEtika Profesi_2 karakteristik dan ciri profesi
Etika Profesi_2 karakteristik dan ciri profesi
 
Mata Kuliah Etika Profesi_konsep dasar profesi
Mata Kuliah Etika Profesi_konsep dasar profesiMata Kuliah Etika Profesi_konsep dasar profesi
Mata Kuliah Etika Profesi_konsep dasar profesi
 
Sosiologi, pendidikan, bimbingan & interelasinya
Sosiologi, pendidikan, bimbingan & interelasinyaSosiologi, pendidikan, bimbingan & interelasinya
Sosiologi, pendidikan, bimbingan & interelasinya
 
Kedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konseling
Kedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konselingKedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konseling
Kedudukan sosiologi dalam bimbingan dan konseling
 
Adm kurikulum & guru
Adm kurikulum & guruAdm kurikulum & guru
Adm kurikulum & guru
 
Adm personil sekolah & kesiswaan
Adm personil sekolah & kesiswaanAdm personil sekolah & kesiswaan
Adm personil sekolah & kesiswaan
 
Analisis swot
Analisis swotAnalisis swot
Analisis swot
 
Daya pembeda & tingkat kesukaran
Daya pembeda & tingkat kesukaranDaya pembeda & tingkat kesukaran
Daya pembeda & tingkat kesukaran
 
Konsep dasar pedagogik
Konsep dasar pedagogikKonsep dasar pedagogik
Konsep dasar pedagogik
 
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuanPendidikan sebagai ilmu pengetahuan
Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
 
Lingkungan pendidikan
Lingkungan pendidikanLingkungan pendidikan
Lingkungan pendidikan
 
Pendidik dan peserta didik
Pendidik dan peserta didikPendidik dan peserta didik
Pendidik dan peserta didik
 

Kekuatan dan kelemahan konselor sbg personal dan profesional

  • 1. Kekuatan & Kelemahan Konselor sebagai personal dan profesional Cirebon, 6 Mei 2014
  • 2. • konselor adalah orang yang amat bermakna bagi seorang konseli. Konselor menerima konseli apa adanya dan bersedia dengan sepenuh hati membantu konseli mengatasi masalahnya sekalipun dalam situasi yang kritis Dalam proses konseling
  • 3. “…success in counseling depend more upon personal qualities than upon correct use of specified techniques“. Pribadi konselor yang amat penting mendukung efektifitas peranannya adalah pribadi yang altruistis-rela berkorban untuk kepentingan orang lain yaitu kepentingan konseli. Leona E Tyler
  • 4. kekhasan pribadi konselor pada umumnya meliputi  awareness of self and values; awareness of cultural experience; ability to analyze the helper’s own feeling; ability to serve as model and influencer; altruism; strong sense of ethics; responsibility. Brammer
  • 5. harus memiliki pribadi yang berbeda dengan pribadi-pribadi petugas helper lain. Konselor adalah pribadi yang penuh pengertian dan mampu mendorong orang lain tumbuh.
  • 6. Empati (Empaty) Rasa Hormat (Respect) Keaslian (genuiness). Konkret (Concreteness) Membuka Diri (Self Disclosure) Kesanggupan (Potency) Kesiapan (Immediacy) Aktualisasi Diri (Self Actualization) Konfrontasi (Confrontation) 9 ciri kepribadian konselor yang dapat menumbuhkan orang lain, menurut Carlekhuff
  • 7. Empati (Empaty) kemampuan seseorang untuk merasakan secara tepat apa yang dirasakan dan dialami orang lain. Rasa Hormat (Respect) Respect secara langsung menunjukkan bahwa konselor menghargai martabat dan nilai konseli sebagai manusia. Konselor menerima kenyataan bahwa setiap konseli mempunyai hak untuk memilih sendiri, memiliki kebebasan, kemauan dan mampu membuat keputusan sendiri.
  • 8. Keaslian (genuiness). Konselor yang genuine selalu tampak keaslian pribadinya, sehingga tidak ada pertentangan antara apa yang ia katakan dengan apa yang ia lakukan. konstruktif menjadi diri sendiri yang lebih dewasa. Konkret (Concre teness) Kemampuan konselor untuk menkonkritkan hal-hal yang samar- samar dan tak jelas mengenai pengalaman dan peristiwa yang diceritakan konseli termasuk ekspresi-ekspresi perasaan yang spesifik yang muncul dalam komunikasi mereka.
  • 9. Konfrontasi (Confrontation) Dalam konseling konfrontasi mengandung pengertian yang sangat berbeda dan tidak ada kaitannya dengan tindakan menghukum. Konfrontasi terjadi jika terdapat kesenjangan antara apa yang dikatakan konseli dengan apa yang ia alami, atau antara apa yang ia katakan pada suatu saat dengan apa yang telah ia katakan sebelumnya. Membuka Diri  (Self Disclosure) adalah penampilan perasaan, sikap, pendapat, dan pengalaman-pengalaman pribadi konselor untuk kebaikan konseli. Makna dibalik sikap terbuka mengungkapkan pengalaman pribadi ialah bahwa konselor ingin menunjukkan kepada konseli bahwa konselor bukanlah seorang pribadi yang berbeda dengan konseli, melainkan manusia biasa yang juga mempunyai pengalaman jatuh bangun dalam hidup.
  • 10. Kesanggupan (Potency) Potency dinyatakan sebagai kharisma, sebagai suatu kekuatan yang dinamis dan magnetis dari kualitas pribadi konselor (Wolf, 1970). Konselor yang memiliki sifat potency ini selalu menampakkan kekuatannya dalam penampilan pribadinya. Ia mampu menguasai dirinya dan mampu menyalurkan kompetensinya serta rasa aman kepada konseli. Kesiapan (Immediacy) Immediacy adalah sesuatu yang berhubungan dengan perasaan diantara konseli dengan konselor pada waktu kini dan di sini (Colingwood & Renz, 1969). Tingkat immediacy yang tinggi terdapat pada diskusi dan analisis yang terbuka mengenai hubungan antar pribadi yang terjadi antara konselor dan konseli dalam situasi konseling.
  • 11. Aktualisasi Diri (Self Actualization) Self Actualization dapat dipergunakan konseli sebagai model . Secara tidak langsung Self Actualization menunjukkan bahwa orang dapat hidup dan memenuhi kebutuhannya, karena ia memiliki kekuatan dalam dirinya untuk mencapai tujuan hidupnya. Konselor yang dapat Self Actualization memiliki kemampuan mengadakan hubungan sosial yang hangat (warmth), intim, dan secara umum mereka sangat efektif dalam hidupnya.
  • 12. Konselor yang aktual itu yang memiliki sifat- sifat kepribadian seperti apa ya ?????
  • 13.  Pribadi yang intelegent, memiliki kemampuan berpikir verbal, bernalar dan mampu memecahkan secara logis dan perseptif.  Menunjukkan minat kerja sama dengan orang lain, di samping dan memberikan pertimbangan berdasrkan ilmu pengetahuan menenai tingkah laku individu dan orang lain.  Menampilkan kepribadian yang dapat menerima dirinya dan tidak akan menggunakan kliennya untuk kepuasan kebutuhan pribadinya melebihi batas yang ditentukan oleh kode etik profesinya.  Memiliki nilai-nilai yang diakui kebenarannya sebab nilai-nilai akan mempengaruhi prilakunya dalam situasi konseling dan tingkah lakunya secara umum.  Menunjukkan sifat yang penuh toleransi terhadap masalah-masalah yang dihadapi dan ia miliki kemampuan untuk menghadapi hal-hal yang krang menentu ( mendesak ) tanpa terganggu profesinya dan aspek kehidupan pribadinya.  Memahamai dan memperlakukan konseli secara psikologis tanpa tekanan-tekanan sosial untuk memaksa konseli menyesuaikan dirinya. Konselor yang aktual menurut Polmantic
  • 14. Sebagai “Helper” yang profesional, konselor harus memiliki kelebihan....  Sebagai Mediator bagi konseli dalam menyelesaikan masalah  Sebagai Penunjuk dalam pemecahan masalah konseli  Memiliki keberanian untuk tidak sempurna  Sebagai pribadi yang menarik  Menjaga rahasia  Memiliki kemampuan untuk mengungkap ber bagai masalah konseli  Mampu melihat permasalahan dari berbagai aspek  Mampu berkomunikasi dengan konseli yang berbeda budaya  Memiliki pemahaman diri dan mampu mengembangkan teori konseling sendiri  Memiliki rasa kepedulian
  • 15. Keterbatasan Konselor sebagai “HELPER” yang profesional  Keterbatasan dalam menyelesaikan masalah konseli  Keterbatasan dalam memahami individu lainnya  Keterbatasan dalam membentengi diri terhadap masalah yang dihadapi konseli  Egoisme konselor  Berpegang pada satu cara respon, dalam menyelesaikan masalah  Hanya berfungsi pada satu kerangka budaya saja  Mendiskusikan/menceritakan kehidupan pribadi konseli kepada orang lain, tanpa ijin  Konselor yang individual  Konselor yang kurang efektif dan efisien  Kurang perhatiannya konselor  Konselor tidak berpikir alternatif
  • 16. Sifat yang harus dimiliki konselor dalam keterbatasan personal dan profesional
  • 17. Matur nuwun, jazakumullah....Matur nuwun, jazakumullah....

Notes de l'éditeur

  1. May require more than one slide
  2. May require more than one slide