Kekuatan dan kelemahan konselor sbg personal dan profesional
1. Kekuatan & Kelemahan Konselor
sebagai personal dan profesional
Cirebon, 6 Mei 2014
2. • konselor adalah orang yang amat
bermakna bagi seorang konseli. Konselor
menerima konseli apa adanya dan bersedia
dengan sepenuh hati membantu konseli
mengatasi masalahnya sekalipun dalam
situasi yang kritis
Dalam
proses
konseling
3. “…success in counseling depend more upon personal
qualities than upon correct use of specified
techniques“.
Pribadi konselor yang amat penting mendukung
efektifitas peranannya adalah pribadi yang
altruistis-rela berkorban untuk kepentingan orang
lain yaitu kepentingan konseli.
Leona E Tyler
4. kekhasan pribadi konselor pada umumnya meliputi
awareness of self and values; awareness of cultural
experience; ability to analyze the helper’s own
feeling; ability to serve as model and influencer;
altruism; strong sense of ethics; responsibility.
Brammer
5. harus memiliki pribadi yang berbeda
dengan pribadi-pribadi petugas helper
lain. Konselor adalah pribadi yang
penuh pengertian dan mampu
mendorong orang lain tumbuh.
6. Empati (Empaty)
Rasa Hormat
(Respect)
Keaslian (genuiness).
Konkret (Concreteness)
Membuka Diri (Self
Disclosure)
Kesanggupan
(Potency)
Kesiapan
(Immediacy)
Aktualisasi Diri
(Self Actualization)
Konfrontasi
(Confrontation)
9 ciri kepribadian konselor yang dapat
menumbuhkan orang lain, menurut
Carlekhuff
7. Empati (Empaty)
kemampuan seseorang untuk
merasakan secara tepat apa yang
dirasakan dan dialami orang lain.
Rasa Hormat
(Respect)
Respect secara langsung
menunjukkan bahwa konselor
menghargai martabat dan nilai
konseli sebagai manusia. Konselor
menerima kenyataan bahwa setiap
konseli mempunyai hak untuk memilih
sendiri, memiliki kebebasan, kemauan
dan mampu membuat keputusan
sendiri.
8. Keaslian
(genuiness).
Konselor yang genuine selalu tampak
keaslian pribadinya, sehingga tidak
ada pertentangan antara apa yang ia
katakan dengan apa yang ia lakukan.
konstruktif menjadi diri sendiri yang
lebih dewasa.
Konkret (Concre
teness)
Kemampuan konselor untuk
menkonkritkan hal-hal yang samar-
samar dan tak jelas mengenai
pengalaman dan peristiwa yang
diceritakan konseli termasuk
ekspresi-ekspresi perasaan yang
spesifik yang muncul dalam
komunikasi mereka.
9. Konfrontasi
(Confrontation)
Dalam konseling konfrontasi mengandung pengertian
yang sangat berbeda dan tidak ada kaitannya dengan
tindakan menghukum. Konfrontasi terjadi jika
terdapat kesenjangan antara apa yang dikatakan
konseli dengan apa yang ia alami, atau antara apa
yang ia katakan pada suatu saat dengan apa yang
telah ia katakan sebelumnya.
Membuka Diri
(Self
Disclosure)
adalah penampilan perasaan, sikap, pendapat, dan
pengalaman-pengalaman pribadi konselor untuk kebaikan
konseli. Makna dibalik sikap terbuka mengungkapkan
pengalaman pribadi ialah bahwa konselor ingin
menunjukkan kepada konseli bahwa konselor bukanlah
seorang pribadi yang berbeda dengan konseli,
melainkan manusia biasa yang juga mempunyai
pengalaman jatuh bangun dalam hidup.
10. Kesanggupan
(Potency)
Potency dinyatakan sebagai kharisma, sebagai
suatu kekuatan yang dinamis dan magnetis dari
kualitas pribadi konselor (Wolf, 1970). Konselor
yang memiliki sifat potency ini selalu
menampakkan kekuatannya dalam penampilan
pribadinya. Ia mampu menguasai dirinya dan
mampu menyalurkan kompetensinya serta rasa
aman kepada konseli.
Kesiapan
(Immediacy)
Immediacy adalah sesuatu yang berhubungan
dengan perasaan diantara konseli dengan
konselor pada waktu kini dan di sini (Colingwood
& Renz, 1969). Tingkat immediacy yang tinggi
terdapat pada diskusi dan analisis yang terbuka
mengenai hubungan antar pribadi yang terjadi
antara konselor dan konseli dalam situasi konseling.
11. Aktualisasi Diri
(Self
Actualization)
Self Actualization dapat dipergunakan konseli
sebagai model . Secara tidak langsung Self
Actualization menunjukkan bahwa orang dapat
hidup dan memenuhi kebutuhannya, karena ia
memiliki kekuatan dalam dirinya untuk
mencapai tujuan hidupnya. Konselor yang
dapat Self Actualization memiliki kemampuan
mengadakan hubungan sosial yang hangat
(warmth), intim, dan secara umum mereka sangat
efektif dalam hidupnya.
13. Pribadi yang intelegent, memiliki
kemampuan berpikir verbal, bernalar
dan mampu memecahkan secara logis
dan perseptif.
Menunjukkan minat kerja sama dengan
orang lain, di samping dan memberikan
pertimbangan berdasrkan ilmu
pengetahuan menenai tingkah laku
individu dan orang lain.
Menampilkan kepribadian yang dapat
menerima dirinya dan tidak akan
menggunakan kliennya untuk kepuasan
kebutuhan pribadinya melebihi batas
yang ditentukan oleh kode etik
profesinya.
Memiliki nilai-nilai yang diakui
kebenarannya sebab nilai-nilai akan
mempengaruhi prilakunya dalam situasi
konseling dan tingkah lakunya secara
umum.
Menunjukkan sifat yang penuh toleransi
terhadap masalah-masalah yang dihadapi
dan ia miliki kemampuan untuk menghadapi
hal-hal yang krang menentu ( mendesak )
tanpa terganggu profesinya dan aspek
kehidupan pribadinya.
Memahamai dan memperlakukan konseli
secara psikologis tanpa tekanan-tekanan
sosial untuk memaksa konseli menyesuaikan
dirinya.
Konselor yang aktual menurut Polmantic
14. Sebagai
“Helper” yang
profesional,
konselor
harus memiliki
kelebihan....
Sebagai Mediator bagi konseli dalam menyelesaikan
masalah
Sebagai Penunjuk dalam pemecahan masalah konseli
Memiliki keberanian untuk tidak sempurna
Sebagai pribadi yang menarik
Menjaga rahasia
Memiliki kemampuan untuk mengungkap ber bagai
masalah konseli
Mampu melihat permasalahan dari berbagai aspek
Mampu berkomunikasi dengan konseli yang berbeda
budaya
Memiliki pemahaman diri dan mampu
mengembangkan teori konseling sendiri
Memiliki rasa kepedulian
15. Keterbatasan Konselor
sebagai “HELPER” yang
profesional
Keterbatasan dalam menyelesaikan masalah konseli
Keterbatasan dalam memahami individu lainnya
Keterbatasan dalam membentengi diri terhadap masalah yang dihadapi
konseli
Egoisme konselor
Berpegang pada satu cara respon, dalam menyelesaikan masalah
Hanya berfungsi pada satu kerangka budaya saja
Mendiskusikan/menceritakan kehidupan pribadi konseli kepada orang lain,
tanpa ijin
Konselor yang individual
Konselor yang kurang efektif dan efisien
Kurang perhatiannya konselor
Konselor tidak berpikir alternatif
16. Sifat yang harus dimiliki konselor
dalam keterbatasan personal dan
profesional