1. Manusia Sebagai AnimalManusia Sebagai Animal
EducandumEducandum
Endang Sri Budi Herawati, S.E., M.PdEndang Sri Budi Herawati, S.E., M.Pd
2. Manusia adalah makhluk yang memerlukan pendidikan
atau “homo educandum”. Manusia dipanggil sebagai homo
educandum karena manusia memerlukan pendidikan dan
harus dididik. Oleh kerana menurut aspek ini manusia
dikategorikan sebagai “animal educabil” yaitu sebangsa
binatang yang dapat dididik, sedangkan binatang selain
manusia hanya dapat dididik melalui latihan sehingga
dapat mengerjakan sesuatu yang sifatnya statis (tidak
berubah).
Manusia
Sebagai
“Homo
Educandum”
3. Kenapa Manusia perlu
dididik???
Prof. Dr. Hasan Langgulung mengatakan perlu dilihat
dari dua aspek, yaitu dari segi pandangan masyarakat
dan dari segi pandangan individu.
Dari segi pandangan masyarakat, pendidikan merupakan
perisai kebudayaan dari generasi tua kepada generasi
muda agar hidup masyarakat itu kekal berlanjutan.
Dengan kata lain, masyarakat mempunyai nilai-nilai
budaya yang ingin disalurkan dari generasi ke generasi
supaya identitas masyarakat tersebut tetap
terpelihara.
dari segi pandangan individu, pendidikan berarti
pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan
tersembunyi. Contohnya, seperti perkembangan potensi
akal, potensi berbahasa, potensi agama dan selainnya.
Potensi-potensi tersebut, haruslah diusahakan dan
dikembangankan dengan sebaik-baiknya agar dapat
dipergunakan dengan sebaik-baiknya pula
.
4. Dilihat dari kedua sudut pandang di atas, maka
manusia perlu sekali diberi pendidikan, karena
tanpa pendidikan pewarisan kebudayaan dan
pengembangan potensi manusia tak dapat
dilaksanakan dengan sepenuhnya.
Di dalam kitab suci Al-Quran manusia disebut
sebagai ahsana taqwin, yang berarti sebaik-baik
bentuk, dan di antara makhluk Tuhan memang
manusialah yang paling sempurna. Terutama yang
paling penting bagi manusia adalah mempunyai akal.
5. 1.pendidikan merupakan kegiatan khas manusia
2.anak didik (manusia) merupakan komponen
sentral, dalam sistem pendidikan.
3.konsep /pandangan guru tentang hakekat
anak menentukanstrategi praktek
pendidikannya.
4.Pandangn yang benar dan jelas tentang
hakekat anak akan menghindarkan diri dari
ekses /dampak negatif perkembiptek yg pesat
Manusia Sebagai animal
educandum
Mengapa perlu
memahami hakekat
manusia?
6. Tiga golongan kesalahan
pendidikan
1) Kesalahan-kesalahan tehnis, artinya kesalahan yang
disebabkan oleh kekurangan keterampilan atau
kesalahan dalam cara menerapkan pengertian atau
prinsip-prinsip tertentu.
2) Kesalahan-kesalahan yang bersumber pada struktur
kepribadian perilaku pendidik sendiri.
3) Kesalahan-kesalahan yang sifatnya konseptual,
artinya karena pendidikan kurang mendalami masalah-
masalah yang sifatnya teoritis maka perbuatan
mendidiknya mempunyai akibat-akibat yang tak dapat
dibenarkan.
7. lapisan perilaku makhluk menurut Kohnstamm
1)Lapisan perilaku (LP) an organis dan organis; dikuasai oleh hukum alam dan hukum sebab
akibat.
2)LP vegetatifatau perilaku nabati : segala proses yang terjadi dalam tubuh untuk memelihara
mekanisme kehidupan jasmaniah, mis: pernapasan, pertukaran zat-zat dalam tubuh yang diambil
dari alam sekitarnya seperti air, mineral, makanan dan lain-lain, mengalami pertumbuhan menjadi
besar, bergerak, berkembang biak dan sebagainya.
3)LP animal atau hewani, merupakan perilaku yang bersifat naluriah dan instingtif misalnya
fenomena adanya nafsu: (makan, seksual, berkelahi atau nafsu mempertahankan diri, menyerang
dan menyesuaikan diri, kesadaran indria(terdapat dalam perilaku hidup binatang dan juga manusia)
4)LP human, perilaku/kemampuan yang hanya terdapat pada kehidupan manusia, tidak dimilki oleh
makhluq lain yang lebih rendah tingkatannya (binatang , tumbuhan dan benda lainnya). (kemauan
untuk menahan hawa nafsu, adanya akal pikiran, kemampuan beroganisasi, bermasyarakat,
berpolitik dan bernegara)
5)LP mutlak(absolut) yaitu perilaku yang mampu mengahayati nilai-nilai religius, nilai-nilai agama,
sehingga dapat berkomunikasi dengan Dzat yang mutlak yang Maha Kuasa atas segala sesuatu,
yaitu nilai-nilai hidup ber-Ketuhanan. Lapisan perilaku ini merupakan lapisan yang tertinggi
8. • Manusia memiliki kemauan untuk menguasai hawa nafsunya;
• Manusia memiliki kesadaran intelektual dan seni. Manusia dapat mengembangkan
pengetahuan dan teknologi, menjadikan ia berbudaya;
• Manusia memiliki kesadaran diri, sadar akan sifat-sifat yang ada pada dirinya,dapat
instrospeksi;
• Manusia adalah makhluk sosial,berorganisasi, dan bernegara;
• Manusia memiliki bahasa simbolis, baik secara tertulis maupun secara lisan;
• Manusia dapat menyadari nilai-nilai (etika maupun estetika), dapat berbuat sesuai
dengan nilai-nilai tersebut, memiliki kata hati (nurani)
Human Behavior
(perilaku
manusia)
9. Hakekat manusia terletak pada ciri-ciri / karakteristik pokok yang secara
prinsipal berbeda dengan hewan
Persamaan Manusia dengan hewan, (Henderson 1959) :
•Mempunyai dorongan atau kemampuan untuk hidup dan
melanjutkan kehidupan.
•Merupakan satu kesatuan organisasi biologis yang tersusun
sedemikian rupa, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
organisme itu secara keseluruhan termasuk pada organisme
speciesnya.
•Memiliki ketergantungan pada lingkungan,.sehingga dapat
menyesuaikan diri bahkan bersatu dengan lingkungannya.
•Memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berubah , akibat
interaksi dengan lingkungan.
10. KEHIDUPAN HEWAN
Ketika dilahirkan telah memiliki kemampuan siap pakai
Segera berjalan, menyusu sendiri
Merupakan makhluk biologis dengan kemampuan insting semata
Bertindak menurut insting dan tidak bertanggungjawab
Tidak mengenal etika, estetika dan agama
KEHIDUPAN MANUSIA
Ketika dilahirkan tidak berdaya sama sekali, sangat memerlukan
bantuan, tanpa bantuan mungkin mati
Merupakan makhluk bilogis, individual, sosial, memiliki berbagai
potensi yang pada dasarnya terbatas namun dapat terus
dikembangkan
Bertindak menurut cipta, rasa dan karsa dan umumnya
bertanggungjawab
Mengenal etika. Estetika dan agama
Perbedaan
Manusia dan
Hewan
11. Zoon Politikon
Homo Sapiens
Animal Rationale
Homo Luden
Homo Faber
Animal Sociale
Animal Simbolicum
Animal Educandum
Animal Educabile
Makhluk Individual
Makhluk Sosial
Makhluk Susila
Makhluk Beragama
12. Zoon Politikon (Aristoteles), artinya pada dasarnya
manusia adalah makhluk yang ingin selalu bergaul dan
berkumpul dengan manusia lainnya, merupakan makhluk
yang bermasyarakat.
Implikasinya dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak
mungkin hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya tanpa
bantuan orang lain, karena memang manusia diciptakan
Tuhan untuk saling berinteraksi, bermasyarakat,
bersilaturahmi dengan sesama, serta dapat saling tolong
menolong dalam memenuhi kebutuhannya
Homo Sapiens, manusia merupakan makhluk organisme biologis yang mengetahui atau bijaksana.
Implikasinya , bahwa pendidikan hendaknya berlandaskan konsep-konsep antropologis biologis.
Homo Ludens, manusia adalah makhluk yang suka bermain, suka berfantansi.
Implikasinya , bahwa pendidikan hendaknya mampu mengembangkan imajinasi kreatif manusia
dengan dunianya sendiri dengan proses yang menyenangkan
Homo Faber, manusia adalah
makhluk yang dapat membuat
sesuatu/menciptakan sesuatu.
Implikasinya , bahwa
pendidikan harus bisa
mengembangkan aspek
kemampuan , supaya bisa
membuat sesuatu dan
mempergunakannya seoptimal
mungkin.
13. Animal Sociale,
manusia adalah
makhluk yang suka
berorganisasi dan
bermasyarakat,
saling memerlukan
dan mempengaruhi.
Implikasinya,
pendidikan terjadi
karena manusia dapat
dipengaruhi dan
dapat mempengaruhi
satu sama lain.
Animal Rationale, manusia adalah makhluk yang mempunyai akal pikiran
yang mampu memilih sesuatu menurut pertimbangan akal pikiran dan
kecerdasannya.
Animal Simbolicum (Erust Coasier). Dengan bahasa simbolis manusia
dapat berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan, yang dapat
mencatat peristiwa kehidupan sehingga mampu menghasilkan kebudayaan
yang sangat berharga bagi peningkatan kualitas kehidupan.
Animal Educandum (MJ. Langeveld), manusia merupakan makhluk yang
perlu di didik dan dapat dididik (Animal Educable).
kondisi seperti ini,sangat memerlukan bantuan dari orang yang
ada di sekitarnya. Sehingga kita bisa dididik oleh orang yang lebih tua
dari kita / orang yang lebih paham sama pendidikan.
Animal Educabile (M.J. Langeveld), manusia adalah hewan yang dapat
dididik. Dengan mengacu kepada asumsi bahwa manusia akan dapat dididik
diharapkan kita menjadi sabar dan tabah dalam melaksankan pendidikan.
MANUSIA
14. •Manusia memerlukan bantuan, pada saat dilahirkan tak berdaya, penuh
ketergantungan
•Masa belajar anak manusia memerlukan waktu yang lama untuk dapat berdiri
sendiri
•Hewan lebih cepat mandiri karena perilakunya dikemudikan oleh instingnya
•Insting merupakan kemampuan psiko-fisis yang diturunkan / pembawaan
•sifat-sifatinsting:
1)Mampu berbuat seuatu yang tersedia tanpa belajar lebih dahulu
2)Perbuatan itu sifanya psiko-fisik, melibatkan aspek jasmani
dan kejiwaan yang paralel
3)Kemampuan itu diperoleh dari pembawaan sejak lahir
Pentingnya
Pendidikan
15. Pada manusia juga terdapat berbagai insting
•seperti pada bayi adanya insting makan /minum, begitu lahir ke dunia
bayi memiliki insting untuk mengisap setiap apa yang masuk ke mulutnya,
bila mendengar suara keras ia terkejut, Iapun dapat menangis bila
kelaparan
•Pada waktu remaja, menampakkan insting birahi atau insting sex, yaitu
merasa tertarik terhadap lawan jenis, jika ada yang mengganggu ia akan
membela diri, atau menyerang ini insting berkelahi (agresivitas)
•Manusia tidak dapat seluruh hidupnya tergantung kepada instingnya
semata,tetapi harus melalui usaha, perjuangan dan belajar
•pendidikan berusaha mengurangi peranan instink (hewani) dan
mengembangkan peranan pikiran dan akal budi manusia.
Insting
manusia
itu apa
contohnya
ya...
16. Keberadaan manusia di dunia menimbulkan konsekuensi bahwa manusia harus
mempertahankan eksistensinya/meng-ada-kan dirinya.
bukan berarti menciptakan sesuatu sebagaimana Tuhan mengadakan (menciptakan) sesuatu
dari ketiadaan, melainkan bahwa manusia itu harus merencanakan, berjuang atau berbuat
untuk menjadi siapa dirinya itu.
Eksistensi manusia tiada lain adalah untuk menjadi manusia.To be a man is to become a
man, demikian Karl Jaspers menyatakannya.
Jadi hakikatnya, manusia harus menjadi manusia ideal (manusia yang diharapkan, dicita-
citakan, atau menjadi manusia yang seharusnya)
manusia akan dapat menjadi manusia hanya melalui pendidikan. Implikasinya maka
pendidikan tiada lain adalah humanisasi(upaya memanusiakan manusia).
17. Harkat dan Martabat Manusia
Manusia adalah Makhluk paling
indah dan paling tinggi derajatnya,
serta khalifah di muka bumi
Pengembangan seorang individu
adalah pengembangan Manusia Utuh
(Monodualisme dan monopluralisme)
Pengembangan Dimensi Manusia
(menurut M.J Langeveld )
18. Dimensi Sosial, sebagai manusia yang
mendapat julukan makhluk sosial, manusia
bisa hidup bersama dan bergaul dengan
orang lain. Dalam hidup bersosialisasi ini,
kita bisa dipengaruhi dan saling
mempengaruhi.
Dalam pendidikan pun, kita dituntut untuk
bisa bersosialisasi dengan sesama manusia
Dimensi Individual manusia, merupakan satu
kesatuan utuh jasmani dan rohani, satu
kesatuan jiwa dan raga, tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lain. Jadi
merupakan keutuhan pribadi yang tidak
dapat dipecah atau dibagi.
Dampak pengembangannya, kita harus bisa
mandiri, tidak bergantung pada orang lain,
dan bisa bertanggung jawab atas
perlakuannya.
Dimensi Susila, Manusia dapat hidup
dalam kelompok dengan tertib dan lestari.
Untuk itu, manusia harus dibekali
kesadaran dan kemampuan untuk
mengetahui nilai baik dan jahat
Dimensi Agama, dimensi ini mempunyai
karakteristik bahwa manusia adalah
makhluk yang mengakui adanya Tuhan
Yang Maha Kuasa. Manusia akan
berkembang dengan baik apabila dia
dididik dan dibesarkan dalam lingkungan
yang penuh dengan nuansa keagamaan
Pengembangan
Fitrah Manusia
19. Berkenaan dengan perlunya manusia mendidik diri,
simaklah wejangan Plotinos berikut ini:
(E.F. Schumacher, 1980:77).
“Menyendirilah dan lihat. Dan jika kamu temui dirimu
belum lagi elok, bertindaklah bagaikan pencipta sebuah
patung yang akan diperindah; ia memangkas di sini dan
menorah di sana. Memperingan garis ini dan memurnikan
garis lainnya lagi, hingga sebuah patung yang molek tampil
atas karyanya. Lakukanlah pula seperti itu;…. Janganlah
sekali-kali berhenti memahat patungmu….”