SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  28
EVAPORASI
ISI BAHASAN
I. PENDAHULUAN
1.1.Konstruksi Dasar Evaporator
1.2.Pepindahan Kalor di dalam Evaporators
1.3.Pengaruh sifat larutan umpan terhadap evaporasi
1.4.Neraca Massa

II.PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK EVAPORATOR
2.1    Evaporator Sirkulasi Natural
2.2    Evaporator Sirkulasi Paksa
2.3    Evaporator Tabung Panjang

III.   HEAT CONSERVATION
3.1    Multiple Effect Evaporators
3.2    Vapour Recompression

                                                      1
I. PENDAHULUAN
Definisi: Evaporasi, salah satu metoda yang digunakan untuk
pengentalan larutan, dengan pelepasan air dari larutan tersebut melalui
pendidihan di dalam suatu bejana, evaporator serta mengeluarkan hasil
uapnya.

Manfa’at utama evaporasi di dalam industri pangan :
a. Pengentalan awal cairan sebelum proses lanjut
b. Pengurangan volume cairan
c Untuk menurunkan aktivitas air

Cara kerja
Evaporasi dilakukaan dengan menambahkan kalor pada larutan untuk
menguapkan bahan pelarut. Secara prinsip kalor dipasok untuk kalor
laten penguapan.

Syarat Perancangan:
Desain suatu unit evaporasi memerlukan aplikasi praktis data
perpindahan kalor pada cairan yang sedang mendidih, bersama dengan
realisasi apa yang terjadi terhadap cairan selama pengentalan

                                                      2
1.1   Konstruksi Dasar Evaporator

      Sistem evaporator industri pada umumnya terdiri atas :
      Sebuah penukar kalor untuk memasok kalor sensibel dan kalor laten
      penguapan pada umpan. Di dalam industri bahan pangan, uap ( steam )
      jenuh dipergunakan sebagai medium pemanas.
      Sebuah separator yang di dalamnya uap dipisahkan dari phasa cair
      kentalnya.
      Sebuah kondensor untuk penghasil kondensasi uap dan pembuangan
      dari sistem . Ini dapat dihilangkan jika sistem bekerja pada kondisi
      atmosphere.
      Di dalam industi bahan pangan, resiko kerusakan karena panas pada
      cairan yang dikentalkan kadangkala meningkat jika evaporasi
      dilakukan pada tekanan atmospher sehingga biasanya penguapan
      dilakukan pada tekanan lebih rendah dari pada tekanan atmosphere.




                                                         3
1.2 Perpindahan Kalor di dalam Evaporator
1.2.1 Koefisien Perpindahan Kalor
Persamaan perpindahan kalor mempunyai bentuk :

                              Q= U A DT

dimana Q adalah kalor terpindah per satui satuan waktu, U koefisien
perpindahan kalor keseluruhan, A luas permukaan perpindahan kalor dan
DT beda suhu antara dua arus.

1.2.2 Tahanan terhadap perpindahan kalor
a. Koefisien perpindahan kalor lapis film kondensasi pada sisi steam dari
penukar kalor .
b. Koefisien lapis film cairan yang sedang mendidih pada sisi cairan dari
penukar kalor.
c. Faktor karat atau fouling factors pada kedua dinding dalam dan luar
pembatas permukan perpindahan kalor .
d. Tahanan panas bahan dinding.The thermal resistance of the wall
material.

                                                      4
1.2.3 Kenaikan Titik Didih

a. Kenaikan titik didih larutan
Kenaikan titik didih larutan lebih tinggi dari pada pelarut murni pada
tekanan yang sama . Semakin kental larutan, semakin tinggi titik didih.
b.    Methoda sederhana untuk memperkirakan kenaikan titik didih
adalah dengan menggunakan hukum Dühring, yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan linier antara suhu didih larutan dan suhu didih air
pad atekanan yang sama. Kaitan linier tersebut tidak berlaku pada jangkau
suhu yang lebar, hanya pada jangkau yang dapat diterima saja.




                                                      5
1.3 Pengaruh sifat-sifat larutan umpan terhadap evaporasi
Dasar pemilihan tipe evaporator :
1.3.1 Kekentalan
1.3.2 Fouling
1.3.3 Entrainment dan Foaming
1.3.4 Kepekaan suhu
1.3.5 Kehilangan Aroma

1.4 Neraca Masssa
Neraca massa menyatakan bahwa :
                          input = output




                                                 6
II .    Peralatan Yang Digunakan Untuk Evaporasi
Tipe-tipe evaporator tersedia sebagai berikut :
2.1 Evaporator Sirkulasi Natural

2.1.1   Evaporator pan terbuka
2.1.2   Tabung horizontal pendek
2.1.3   Tabung vertical pendek
2.1.4   Evaporator sirkulasi natural dengan kalandria luar


2.2 Forced Circulation Evaporators

2.3 Long Tube Evaporators




                                                             7
Skema evaporator :




dimana :               subkrip:
m : massa (kg)         f : umpan
T : suhu (0C)          u : uap air
H : enthalpi (kJ/kg)   s : steam
x : kadar (%)          L : larutan
y : kadar (%)          i : inlet
W: berat ( N)          o : outlet

                                     8
Uap




                                                          Aliran sirkulasi
 Umpan                                                         cairan




                                                               Steam



                                                                     Steam
                                                                 mengembun di
                                                                  luar tabung
Pendidihan
 di dalam
  tabung
        drips




                                     Cairan
                                     kental



          Diagram penampang melintang evaporator standar tabung vertikal
                            dengan sirkulasi natural

                                                                    9
Uap




Umpan                                                          Steam




                                                         Berkas tabung

  Kondensat


                                     Cairan kental


        Diagram penampang melintang evaporator tabung horizontal


                                                                   10
Uap




                      Ruang pemisah           Baffle untuk pemisah
                       entrainment               cairan dan uap



Pendidihan di dalam
      tabung




                                               Steam ( mengembun
                                                  di luar tabung)

   Resirkulasi
                                      Cairan kental keluar
                                      drips




   Diagram penampang melintang evaporator tabung
            vertikal dengan sirkulasi paksa
                                                                     11
2.3.4     Contoh
2.3.4.1. Evaporator Efek Tunggal
   Sebuah evaporator efek tunggal digunakan untuk mengentalkan 7 kg/s
   larutan dari 10 menjadi 50% padatan. Steam tersedia pada 205 kN/m 2 dan
   evaporasi berlangsung pada 13.5 kN/m2. Jika koefisien perpindahan kalor
   keseluruhan 3 kW/m2.K, hitunglah pemukaan pemanasan yang diperlukan
   serta jumlah steam yang digunakan jika umpan ke evaporator berada
   pada 294 K dan kondensat keluar dari ruang pemanasan pada 352.7 K.
   diketahui kalor spesifiklarutan 10 % = 3.76 kJ/kg.K; kalor spesifi larutan
   50% = 3.14 kJ/kg.K. Asumsikan tidak ada kenaikan titik didih.
   Solusi:
   Dari tabel uap, dengan asumsi steam kering dan jenuh pada 205 kN/m 2,
   suhu steam = 394 K dan enthalpi total= 2530 kJ.kg-1.
   Pada 13.5 kN/m2 air mendidih pada 325 K. Selama tidak ada kenaikan titik
   didih, akan dipakai sebagai suhu evaporasi. Enthalpi total steam pada 325
   K adalah 2594 kJ/kg.
   Umpan yang mengandung 10 % padatan dipanaskan dari 294 K sampai
   325 K yang merupakan suhu operasi evaporasi berlangsung.

                                                          12
Neraca massa
                 Padatan   Air    Total
                 kg/s      kg/s   kg/s
Umpan 10%        0.7       6.3    7
Produk 50%       0.7       0.7    1.4
Evaporasi                  5.6    5.6

Dengan menggunakan suhu acuan 273 K:
Kalor masuk bersama umpan= (7.0 ´ 3.76) (294 - 273) = 552.7 kW
     Kalor keluar bersama produk = (1.4 ´ 3.14) (325 - 273) = 228.6 kW
     Kalor keluar bersama air teruapkan = (5.6 ´ 2594) = 14 526 kW
   ∴kalor terpindah dari steam = (14 526 - 228.6) - 552.7 = 14 202 kW
     Steam mengembun keluar pada 352.7 K, dengan enthalp = 4.18 (352.7 -
     273) = 333.2 kJ/kg
   ∴kalor terpindah dari 1 kg steam = (2530 - 333.2) = 2196.8 kJ/kg
    maka steam yang dibutuhkan = 14202 kW/ (2196.8 kJ /kg)= 6.47 kg/s


                                                         13
Beda antara suhu steam yang mengembun dan suhu air yang menguap sebagai
pemanasan pendahuluan larutan yaitu

       DT = (394 - 325) = 69 K
Jadi
              Q
        A=
             U∆T
              14202
         A=
              ( 3 ×69 )
       A , luas permukaan pemanasan ruang evaporator = 68.6 m2




                                                       14
2.3.4.1   Contoh 2
    Disain Evaporator Efek Tunggal
    Jus apel sedang dikentlkan di dalam evaporator tunggal sirklasi natural. Pada
    kondisi tunak, larutan jus merupakan umpan pada laju 0.67 kg/s. konsentrasi
    larutan jus 11% bahan padatan total . Jus dikentalkan sampai 75% padatan total.
    Kalor spesifik larutan apel dan konsentrat masing-masing 3.9 dan 2.3 kJ/kg.°C.
    Tekanan uap terukur sebesar 304.42 kPa. Suhu masuk umpan 43.3 °C. Produk di
    dalam evaporator mendidih pada          62.2 °C. Koefisien perpindahan kalor
    keseluruhan 943 W/m .°C. Asumsikan tidak ada kenaikan titik didih.
                          2

    Hitunglah laju alir massa produk konsentrat , kebutuhan steam, ekonomi steam dan
    area perpindahan kalor !
    Solusi:
    Diketahui :      Laju alir massa umpan, mf = 0.67 kg/s
                     Konsentrasi umpan xf = 0.11
                     Konsentrasi produk xp = 0.75
                     Tekanan Steam = 304.42 kPa
                     Suu umpan Tf = 43.3 °C
                     Suhu pendidihan dalam evaporator, T1 = 62.2 °C
                     Koefisien perpindahan kalor keseluruhan = 943 W.m-2.K-1
                     Kalor spesifik larutan umpan cpf = 3.9 kJ/kg.°C
                     Kalor spesifik produk konsentrat cpp = 2.3 kJ/ kg.°C


                                                                  15
Pendekatan
Akan digunakan neraca massa dan kalor untuk menentukan yang belum
diketahui. Nilai enthalpi untuk steam dan uap diperoleh dari tabel uap.
Solution
Neraca massa :            0.11 ´ 0.67 kg.s-1 = 0.75 mp    mp = 0.098 kg/s
Jadi laju alir massa produk konsentrat adalah 0.098 kg/s dan laju alir massa
uap sebesar 0, 57 kg/s .
Neraca kalor : Memerlukan penyelesaian neraca enthalpi berikut
                mfHf + msHv = mvHv + mpHp + msHc
              umpan + steam = uap      + produk + kondensat
Tentukan Hf dan Hp seperti berikut :
Hf = 3.9 ´ (43.3 -0) = 168.9 kJ/kg
Hp= 2.3 ´ (62.2 - 0) = 143.1 kJ/kg
Dari tabel uap :
Suhu steam pada 304.42 kPa = 134 °C
Enthalpi uap jenuh Hv (Ts = 134 °C) = 2725.9 kJ/kg

                                                        16
Enthalpi untuk konsentrat jenuh Hc (Ts = 134 °C) = 563.41 kJ/kg
Enthalpi untuk uap jenuh Hv (Ts = 134 °C) = 2613.4 kJ/kg

(0.67 x 168.9) + (ms x2725.9) = (0.57 x2613.4) + (0.098 x 143.1) + (ms x 563.41)
2162.49 ms = 1390.5
                          ms = 0.64 kg/s
Ekonomi Steam :
Gunakan mv / ms = 0.57 / 0.64 = 0.89 kg air diuapkan / kg steam
Luas permukaan penukar kalor :
Gunakan rumus q = UA (Ts - T1) = ms.Hv - ms.Hc
A x 943 x (134 - 62.2) = 0.64 x 1000 (2725.9 - 563.14)
A = luas permukaan pertkaran kalor yang diperlukan seluas 20.4 m2




                                                             17
III. KONSERVASI KALOR

 3.1. Evaporator Efek Banyak (Multiple Effect Evaporators)
 3.1.1. Pronsip Umum
 Ditinjau dirangkai tiga buah evaporator ,masing-masing unit memiliki
 suhu dan tekanan T1, T2, T3, dan P1, P2, P3, jika cairan tidak mempunyai
 kenaikan titik didih maka kalor terpindah per satu satuan waktu
 melintas setiap efek akan menjadi :
 Efef 1      Q1 = U1 A1 D T1,             dimana D T1 = (To - T1),
 Efek 2      Q2 = U2 A2 D T2,             dimana D T2 = (Tl - T2),
 Efek 3      Q3 = U3 A3 D T3,             dimana D T3 = (T2 - T3)
 To = suhu steam awal, Tf = suhu umpan. Dengan mengabaikan kalor
 yang diperlukan untuk memanasi umpan dari Tf to T1, kalor Q1 yang
 dipindah melintas A1 muncul sebagai kalor laten di dalam uap D 1 dan
 digunakan sebagai steam dalam efek kedua , dan :
                      Q1 = Q 2 = Q 3
 sedemikian hingga
             U1 A1 D T1 = U2 A2 D T2 = U3 A3 D T3
                                                      18
Jika , seperti dalam banyak kasus. Masing-masing efek sama ,A1 = A2 = A3,
sehingga :

              U1 D T1 = U2 D T2 = U3 D T3

Simplifikasi ditunjukkan dengan :

(a) kalor yang dibutuhkan untuk memanasi umpan dari To ke T1 telah
diabaikan, dan
(b) cairan yang melintas dari efek (1) ke efek (2) membawa kalor ke
dalam efek ke dua dan ini dipergunakan untuk evaporasi demikian pula
sama untuk efek ke tiga .
Air yang diuapkan di dalam setiap efek sebanding dengan Q selama kalor
laten mendekati konstan.
Jadi kapasitas totalnya,
               Q= Q1 = Q2 = Q3
               = U1 A1 D T1 = U2 A2 D T2 = U3 A3 D T3
Jika dipergunakan nilai rata-rata koefisien Uav maka
               Q = Uav (D T1 + D T2 + D T3) A
dengan asumsi luas setiap efek sama .                 19
3.1.3     Contoh
3.1.3.1    Suhu di dalam efek-efek evaporator efek banyak
    Sebuah evaporator tiga efek mengentalkan suatu cairan dengan tanpa kenaikan titik
    didih . Jika suhu steam pada efek ke satu sebesar 395 K dan vakum diberlakukan pada
    efek ke tiga sehinga titik didihnya sebesar 325 K, berapakah titik-titik didih di dalam
    ke tiga efek tersebut ? Diambil koefisien perpindahan kalor keseluruhan masing-
    masing 3.1, 2.3 dan 1.1 kW/ m2.K .
    Solusi
    Untuk beban thermal yang sama dalam tiap efek , yaitu Q1 = Q2 = Q3,
   U1A1DT1 = U2A2DT2 = U3A3DT3
   atau untuk area pertukaran kalor yang sama dalam setiap efek
   U1 D T1 = U2 D T2 = U3 D T3
   Dalam hal ini ,
   3.1 D T1 = 2.3 D T2 = 1.1 D T3
    D T1 = 0.742 D T2 dan D T3 = 1.091 D T2




                                                                    20
Sekarang
           Σ D T = D T1 + D T2 + D T3 = (395 - 325) = 70 K
           0.742 D T2 + D T2 + 1.091 D T2 = 70
           D T2 = 18.3 K
  dan      D T1 = 13.5 K,     D T3 = 38.2 K


Suhu di dalam setiap efek karenanya adalah :
T1 = (395 - 13.5) = 381.5 K
T2 = (381.5 - 183) = 363.2 K
T3 = (363.2 - 38.2) = 325 K




                                                             21
3.1.2      Operasi Sistem Evaporator Efek Banyak
3.1.2.1    Forward Feeding
3.1.2.2    Backward feeding
3.1.2.3    Mixed feeding

3.2 Vapour Recompression
Tiga metoda untuk meningkatkan kinerja baik dengan
pengurangan langsung       konsumsi steam       atau dengan
meningkatkan efsiensi energi keseluruhan unit :
(a) Operasi efek banyak
(b) Rekompresi uap yang keluar dari evaporator .
(c) Evaporasi pada suhu rendah dengan menggunakan siklus
pompa panas.


                                            22
ke kondensor
                                                                         dan system
                                                                         vakum


         Efek
         ke 1                       Efek                    Efek
                                    ke 2                    ke 3

 Steam




                                                                          Produk
                Steam trap
Umpan
                                            pengatus




           Aliran skematik rangkaian evaporasi efek banyak tipe forward feed




                                                                   23
ke kondensor
                                                                               dan system
                                                                               vakum


         Efek
         ke 1                          Efek                       Efek
                                       ke 2                       ke 3

 Steam

                                                                              Umpan


Produk




           Aliran skematik rangkaian evaporasi efek banyak tipe
                                back feed




                                                                         24
ke kondensor
                                                                                 dan system
                                                                                 vakum
        Efek
        ke 1                            Efek                        Efek
                                        ke 2                        ke 3
Steam




                                                Umpan


               Aliran skematik rangkaian evaporasi efek banyak tipe umpan
                                   campur (mixed feed)




                                                                            25
3.1.2      Operasi Sistem Evaporator Efek Banyak
3.1.2.1    Forward Feeding
3.1.2.2    Backward feeding
3.1.2.3    Mixed feeding

3.2 Vapour Recompression
Tiga metoda untuk meningkatkan kinerja baik dengan
pengurangan langsung       konsumsi steam       atau dengan
meningkatkan efsiensi energi keseluruhan unit :
(a) Operasi efek banyak
(b) Rekompresi uap yang keluar dari evaporator .
(c) Evaporasi pada suhu rendah dengan menggunakan siklus
pompa panas.


                                            26
3.2.1 Rekompresi Uap Panas

Rekompresi panas mencakup penggunaan jet booster untuk mengkompresi
kembali uap yang keluar . Sistem ini dipakai pada evaporator efek tunggal
  atau efek pertama dari evaporator efek banyak dengan steam tekanan
tinggi serta serta steam tekanan rendah untuk proses evaporasi.

3.2.2 Mechanical Vapour Recompression

Rekompresi uap mekanis mencakup         kompresi uap yang keluar dari
evaporator. Kompresi uap dicapai :

Kesulitan utama : volume uap yang sangat besar

Aplikasi sistem :
     Uap yang keluar dari efek pertama sistem efek banyak
     Larutan dengan kenaikan titik didih rendah


                                                      27
28

Contenu connexe

Tendances

Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorAli Hasimi Pane
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranFransiska Puteri
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairRyan Tito
 
Agitated film evaporator
Agitated film evaporatorAgitated film evaporator
Agitated film evaporatorNurhairuna Sari
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKKiki Amelia
 
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar KalorShell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar KalorFaiprianda Assyari Rahmatullah
 
PERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSI
PERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSIPERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSI
PERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSIAntonius Padua Ratu Nunang
 
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Winda Sari
 
Fluidized bed dryer
Fluidized bed dryerFluidized bed dryer
Fluidized bed dryerIffa M.Nisa
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1wahyuddin S.T
 
Proses pembuatan gula
Proses pembuatan gulaProses pembuatan gula
Proses pembuatan gulaaulia rodlia
 

Tendances (20)

Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
 
Stasiun boiler kelapa_sawit
Stasiun boiler kelapa_sawitStasiun boiler kelapa_sawit
Stasiun boiler kelapa_sawit
 
Neraca panas materi
Neraca panas materiNeraca panas materi
Neraca panas materi
 
Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Evaporasi
 
tangki berpengaduk
tangki berpengaduktangki berpengaduk
tangki berpengaduk
 
Kesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cairKesetimbangan uap cair
Kesetimbangan uap cair
 
Evaporator apr 2013
Evaporator apr 2013Evaporator apr 2013
Evaporator apr 2013
 
Agitated film evaporator
Agitated film evaporatorAgitated film evaporator
Agitated film evaporator
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar KalorShell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
Shell and Tube Exchanger - Perancangan Alat Penukar Kalor
 
Pertemuan 3 boiler.ok
Pertemuan 3 boiler.okPertemuan 3 boiler.ok
Pertemuan 3 boiler.ok
 
Ppt perpan shell and tube
Ppt perpan shell and tubePpt perpan shell and tube
Ppt perpan shell and tube
 
Cookies Bekatul dan Beras Menir
Cookies Bekatul dan Beras MenirCookies Bekatul dan Beras Menir
Cookies Bekatul dan Beras Menir
 
PERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSI
PERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSIPERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSI
PERHITUNGAN EKSTRAKSI DAN KOEFISIEN DISTRIBUSI
 
Filtrasi
FiltrasiFiltrasi
Filtrasi
 
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
 
Fluidized bed dryer
Fluidized bed dryerFluidized bed dryer
Fluidized bed dryer
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Proses pembuatan gula
Proses pembuatan gulaProses pembuatan gula
Proses pembuatan gula
 

En vedette

En vedette (15)

Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Evaporasi
 
Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologiSiklus hidrologi
Siklus hidrologi
 
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
Makalah forced circulation of evaporation (Evaporator Sirkulasi Paksa)
 
Siklus Hydrologi
Siklus HydrologiSiklus Hydrologi
Siklus Hydrologi
 
Transpirasi
Transpirasi Transpirasi
Transpirasi
 
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
 
Perpindahan panas konveks ibaru
Perpindahan panas konveks ibaruPerpindahan panas konveks ibaru
Perpindahan panas konveks ibaru
 
Hidrologi
Hidrologi Hidrologi
Hidrologi
 
Pengertian dan Siklus Hidrologi
Pengertian dan Siklus HidrologiPengertian dan Siklus Hidrologi
Pengertian dan Siklus Hidrologi
 
Pengukuran aliran fluida pertemuan 9
Pengukuran aliran fluida pertemuan 9Pengukuran aliran fluida pertemuan 9
Pengukuran aliran fluida pertemuan 9
 
Evaporation
EvaporationEvaporation
Evaporation
 
Evaporation
EvaporationEvaporation
Evaporation
 
Evaporation ppt
Evaporation pptEvaporation ppt
Evaporation ppt
 
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Tanah Mata Kuliah Hidrologi
 

Similaire à Evaporasi

Similaire à Evaporasi (20)

EVAPORASI - NEW.ppt
EVAPORASI - NEW.pptEVAPORASI - NEW.ppt
EVAPORASI - NEW.ppt
 
Termodinamika (12) d pompa_panas
Termodinamika (12) d pompa_panasTermodinamika (12) d pompa_panas
Termodinamika (12) d pompa_panas
 
Evaporasi.pptx
Evaporasi.pptxEvaporasi.pptx
Evaporasi.pptx
 
3 steam jet
3 steam jet3 steam jet
3 steam jet
 
dokumen.tech_ketel-uap-boiler.pptx
dokumen.tech_ketel-uap-boiler.pptxdokumen.tech_ketel-uap-boiler.pptx
dokumen.tech_ketel-uap-boiler.pptx
 
Pembangkit Daya pada Turbin Uap
Pembangkit Daya pada Turbin UapPembangkit Daya pada Turbin Uap
Pembangkit Daya pada Turbin Uap
 
fdokumen.com_boiler-sapto.ppt
fdokumen.com_boiler-sapto.pptfdokumen.com_boiler-sapto.ppt
fdokumen.com_boiler-sapto.ppt
 
Dokumen.tips turbin uap-kuliahppt
Dokumen.tips turbin uap-kuliahpptDokumen.tips turbin uap-kuliahppt
Dokumen.tips turbin uap-kuliahppt
 
termo
termotermo
termo
 
Turbin Uap
Turbin UapTurbin Uap
Turbin Uap
 
BAB II .pdf
BAB II .pdfBAB II .pdf
BAB II .pdf
 
Ketel Dan Turbin Uap 8.pptx
Ketel Dan Turbin Uap 8.pptxKetel Dan Turbin Uap 8.pptx
Ketel Dan Turbin Uap 8.pptx
 
Siklus Rankine dan Studi Kasus
Siklus Rankine dan Studi KasusSiklus Rankine dan Studi Kasus
Siklus Rankine dan Studi Kasus
 
Pertemuan 7 boiler
Pertemuan 7  boiler Pertemuan 7  boiler
Pertemuan 7 boiler
 
EVAPORASI_4_pptx.pptx
EVAPORASI_4_pptx.pptxEVAPORASI_4_pptx.pptx
EVAPORASI_4_pptx.pptx
 
"Menggambar sistem pemipaan"
"Menggambar sistem pemipaan""Menggambar sistem pemipaan"
"Menggambar sistem pemipaan"
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
Evaporator
EvaporatorEvaporator
Evaporator
 
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI TEKANAN KETEL DAN BUKAAN KATUP BAHAN BAK...
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI TEKANAN KETEL DAN BUKAAN KATUP BAHAN BAK...STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI TEKANAN KETEL DAN BUKAAN KATUP BAHAN BAK...
STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI TEKANAN KETEL DAN BUKAAN KATUP BAHAN BAK...
 

Plus de Iriansyah Putra

Simulasi aliran pada turbin
Simulasi aliran pada turbinSimulasi aliran pada turbin
Simulasi aliran pada turbinIriansyah Putra
 
Material teknik dan sifatnya
Material teknik dan sifatnyaMaterial teknik dan sifatnya
Material teknik dan sifatnyaIriansyah Putra
 
Atmospheric corrosion tga
Atmospheric corrosion tgaAtmospheric corrosion tga
Atmospheric corrosion tgaIriansyah Putra
 
Slide tga irian syahputra (0504102010028)
Slide tga   irian syahputra (0504102010028)Slide tga   irian syahputra (0504102010028)
Slide tga irian syahputra (0504102010028)Iriansyah Putra
 

Plus de Iriansyah Putra (7)

Pesawat fokker model
Pesawat fokker modelPesawat fokker model
Pesawat fokker model
 
Pesawat fokker model
Pesawat fokker modelPesawat fokker model
Pesawat fokker model
 
Simulasi aliran pada turbin
Simulasi aliran pada turbinSimulasi aliran pada turbin
Simulasi aliran pada turbin
 
Material teknik dan sifatnya
Material teknik dan sifatnyaMaterial teknik dan sifatnya
Material teknik dan sifatnya
 
Atmospheric corrosion tga
Atmospheric corrosion tgaAtmospheric corrosion tga
Atmospheric corrosion tga
 
Slide tga irian syahputra (0504102010028)
Slide tga   irian syahputra (0504102010028)Slide tga   irian syahputra (0504102010028)
Slide tga irian syahputra (0504102010028)
 
Slide tga zamri
Slide tga zamriSlide tga zamri
Slide tga zamri
 

Evaporasi

  • 1. EVAPORASI ISI BAHASAN I. PENDAHULUAN 1.1.Konstruksi Dasar Evaporator 1.2.Pepindahan Kalor di dalam Evaporators 1.3.Pengaruh sifat larutan umpan terhadap evaporasi 1.4.Neraca Massa II.PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK EVAPORATOR 2.1 Evaporator Sirkulasi Natural 2.2 Evaporator Sirkulasi Paksa 2.3 Evaporator Tabung Panjang III. HEAT CONSERVATION 3.1 Multiple Effect Evaporators 3.2 Vapour Recompression 1
  • 2. I. PENDAHULUAN Definisi: Evaporasi, salah satu metoda yang digunakan untuk pengentalan larutan, dengan pelepasan air dari larutan tersebut melalui pendidihan di dalam suatu bejana, evaporator serta mengeluarkan hasil uapnya. Manfa’at utama evaporasi di dalam industri pangan : a. Pengentalan awal cairan sebelum proses lanjut b. Pengurangan volume cairan c Untuk menurunkan aktivitas air Cara kerja Evaporasi dilakukaan dengan menambahkan kalor pada larutan untuk menguapkan bahan pelarut. Secara prinsip kalor dipasok untuk kalor laten penguapan. Syarat Perancangan: Desain suatu unit evaporasi memerlukan aplikasi praktis data perpindahan kalor pada cairan yang sedang mendidih, bersama dengan realisasi apa yang terjadi terhadap cairan selama pengentalan 2
  • 3. 1.1 Konstruksi Dasar Evaporator Sistem evaporator industri pada umumnya terdiri atas : Sebuah penukar kalor untuk memasok kalor sensibel dan kalor laten penguapan pada umpan. Di dalam industri bahan pangan, uap ( steam ) jenuh dipergunakan sebagai medium pemanas. Sebuah separator yang di dalamnya uap dipisahkan dari phasa cair kentalnya. Sebuah kondensor untuk penghasil kondensasi uap dan pembuangan dari sistem . Ini dapat dihilangkan jika sistem bekerja pada kondisi atmosphere. Di dalam industi bahan pangan, resiko kerusakan karena panas pada cairan yang dikentalkan kadangkala meningkat jika evaporasi dilakukan pada tekanan atmospher sehingga biasanya penguapan dilakukan pada tekanan lebih rendah dari pada tekanan atmosphere. 3
  • 4. 1.2 Perpindahan Kalor di dalam Evaporator 1.2.1 Koefisien Perpindahan Kalor Persamaan perpindahan kalor mempunyai bentuk : Q= U A DT dimana Q adalah kalor terpindah per satui satuan waktu, U koefisien perpindahan kalor keseluruhan, A luas permukaan perpindahan kalor dan DT beda suhu antara dua arus. 1.2.2 Tahanan terhadap perpindahan kalor a. Koefisien perpindahan kalor lapis film kondensasi pada sisi steam dari penukar kalor . b. Koefisien lapis film cairan yang sedang mendidih pada sisi cairan dari penukar kalor. c. Faktor karat atau fouling factors pada kedua dinding dalam dan luar pembatas permukan perpindahan kalor . d. Tahanan panas bahan dinding.The thermal resistance of the wall material. 4
  • 5. 1.2.3 Kenaikan Titik Didih a. Kenaikan titik didih larutan Kenaikan titik didih larutan lebih tinggi dari pada pelarut murni pada tekanan yang sama . Semakin kental larutan, semakin tinggi titik didih. b. Methoda sederhana untuk memperkirakan kenaikan titik didih adalah dengan menggunakan hukum Dühring, yang menyatakan bahwa terdapat hubungan linier antara suhu didih larutan dan suhu didih air pad atekanan yang sama. Kaitan linier tersebut tidak berlaku pada jangkau suhu yang lebar, hanya pada jangkau yang dapat diterima saja. 5
  • 6. 1.3 Pengaruh sifat-sifat larutan umpan terhadap evaporasi Dasar pemilihan tipe evaporator : 1.3.1 Kekentalan 1.3.2 Fouling 1.3.3 Entrainment dan Foaming 1.3.4 Kepekaan suhu 1.3.5 Kehilangan Aroma 1.4 Neraca Masssa Neraca massa menyatakan bahwa : input = output 6
  • 7. II . Peralatan Yang Digunakan Untuk Evaporasi Tipe-tipe evaporator tersedia sebagai berikut : 2.1 Evaporator Sirkulasi Natural 2.1.1 Evaporator pan terbuka 2.1.2 Tabung horizontal pendek 2.1.3 Tabung vertical pendek 2.1.4 Evaporator sirkulasi natural dengan kalandria luar 2.2 Forced Circulation Evaporators 2.3 Long Tube Evaporators 7
  • 8. Skema evaporator : dimana : subkrip: m : massa (kg) f : umpan T : suhu (0C) u : uap air H : enthalpi (kJ/kg) s : steam x : kadar (%) L : larutan y : kadar (%) i : inlet W: berat ( N) o : outlet 8
  • 9. Uap Aliran sirkulasi Umpan cairan Steam Steam mengembun di luar tabung Pendidihan di dalam tabung drips Cairan kental Diagram penampang melintang evaporator standar tabung vertikal dengan sirkulasi natural 9
  • 10. Uap Umpan Steam Berkas tabung Kondensat Cairan kental Diagram penampang melintang evaporator tabung horizontal 10
  • 11. Uap Ruang pemisah Baffle untuk pemisah entrainment cairan dan uap Pendidihan di dalam tabung Steam ( mengembun di luar tabung) Resirkulasi Cairan kental keluar drips Diagram penampang melintang evaporator tabung vertikal dengan sirkulasi paksa 11
  • 12. 2.3.4 Contoh 2.3.4.1. Evaporator Efek Tunggal Sebuah evaporator efek tunggal digunakan untuk mengentalkan 7 kg/s larutan dari 10 menjadi 50% padatan. Steam tersedia pada 205 kN/m 2 dan evaporasi berlangsung pada 13.5 kN/m2. Jika koefisien perpindahan kalor keseluruhan 3 kW/m2.K, hitunglah pemukaan pemanasan yang diperlukan serta jumlah steam yang digunakan jika umpan ke evaporator berada pada 294 K dan kondensat keluar dari ruang pemanasan pada 352.7 K. diketahui kalor spesifiklarutan 10 % = 3.76 kJ/kg.K; kalor spesifi larutan 50% = 3.14 kJ/kg.K. Asumsikan tidak ada kenaikan titik didih. Solusi: Dari tabel uap, dengan asumsi steam kering dan jenuh pada 205 kN/m 2, suhu steam = 394 K dan enthalpi total= 2530 kJ.kg-1. Pada 13.5 kN/m2 air mendidih pada 325 K. Selama tidak ada kenaikan titik didih, akan dipakai sebagai suhu evaporasi. Enthalpi total steam pada 325 K adalah 2594 kJ/kg. Umpan yang mengandung 10 % padatan dipanaskan dari 294 K sampai 325 K yang merupakan suhu operasi evaporasi berlangsung. 12
  • 13. Neraca massa Padatan Air Total kg/s kg/s kg/s Umpan 10% 0.7 6.3 7 Produk 50% 0.7 0.7 1.4 Evaporasi 5.6 5.6 Dengan menggunakan suhu acuan 273 K: Kalor masuk bersama umpan= (7.0 ´ 3.76) (294 - 273) = 552.7 kW Kalor keluar bersama produk = (1.4 ´ 3.14) (325 - 273) = 228.6 kW Kalor keluar bersama air teruapkan = (5.6 ´ 2594) = 14 526 kW ∴kalor terpindah dari steam = (14 526 - 228.6) - 552.7 = 14 202 kW Steam mengembun keluar pada 352.7 K, dengan enthalp = 4.18 (352.7 - 273) = 333.2 kJ/kg ∴kalor terpindah dari 1 kg steam = (2530 - 333.2) = 2196.8 kJ/kg maka steam yang dibutuhkan = 14202 kW/ (2196.8 kJ /kg)= 6.47 kg/s 13
  • 14. Beda antara suhu steam yang mengembun dan suhu air yang menguap sebagai pemanasan pendahuluan larutan yaitu DT = (394 - 325) = 69 K Jadi Q A= U∆T 14202 A= ( 3 ×69 ) A , luas permukaan pemanasan ruang evaporator = 68.6 m2 14
  • 15. 2.3.4.1 Contoh 2 Disain Evaporator Efek Tunggal Jus apel sedang dikentlkan di dalam evaporator tunggal sirklasi natural. Pada kondisi tunak, larutan jus merupakan umpan pada laju 0.67 kg/s. konsentrasi larutan jus 11% bahan padatan total . Jus dikentalkan sampai 75% padatan total. Kalor spesifik larutan apel dan konsentrat masing-masing 3.9 dan 2.3 kJ/kg.°C. Tekanan uap terukur sebesar 304.42 kPa. Suhu masuk umpan 43.3 °C. Produk di dalam evaporator mendidih pada 62.2 °C. Koefisien perpindahan kalor keseluruhan 943 W/m .°C. Asumsikan tidak ada kenaikan titik didih. 2 Hitunglah laju alir massa produk konsentrat , kebutuhan steam, ekonomi steam dan area perpindahan kalor ! Solusi: Diketahui : Laju alir massa umpan, mf = 0.67 kg/s Konsentrasi umpan xf = 0.11 Konsentrasi produk xp = 0.75 Tekanan Steam = 304.42 kPa Suu umpan Tf = 43.3 °C Suhu pendidihan dalam evaporator, T1 = 62.2 °C Koefisien perpindahan kalor keseluruhan = 943 W.m-2.K-1 Kalor spesifik larutan umpan cpf = 3.9 kJ/kg.°C Kalor spesifik produk konsentrat cpp = 2.3 kJ/ kg.°C 15
  • 16. Pendekatan Akan digunakan neraca massa dan kalor untuk menentukan yang belum diketahui. Nilai enthalpi untuk steam dan uap diperoleh dari tabel uap. Solution Neraca massa : 0.11 ´ 0.67 kg.s-1 = 0.75 mp mp = 0.098 kg/s Jadi laju alir massa produk konsentrat adalah 0.098 kg/s dan laju alir massa uap sebesar 0, 57 kg/s . Neraca kalor : Memerlukan penyelesaian neraca enthalpi berikut mfHf + msHv = mvHv + mpHp + msHc umpan + steam = uap + produk + kondensat Tentukan Hf dan Hp seperti berikut : Hf = 3.9 ´ (43.3 -0) = 168.9 kJ/kg Hp= 2.3 ´ (62.2 - 0) = 143.1 kJ/kg Dari tabel uap : Suhu steam pada 304.42 kPa = 134 °C Enthalpi uap jenuh Hv (Ts = 134 °C) = 2725.9 kJ/kg 16
  • 17. Enthalpi untuk konsentrat jenuh Hc (Ts = 134 °C) = 563.41 kJ/kg Enthalpi untuk uap jenuh Hv (Ts = 134 °C) = 2613.4 kJ/kg (0.67 x 168.9) + (ms x2725.9) = (0.57 x2613.4) + (0.098 x 143.1) + (ms x 563.41) 2162.49 ms = 1390.5 ms = 0.64 kg/s Ekonomi Steam : Gunakan mv / ms = 0.57 / 0.64 = 0.89 kg air diuapkan / kg steam Luas permukaan penukar kalor : Gunakan rumus q = UA (Ts - T1) = ms.Hv - ms.Hc A x 943 x (134 - 62.2) = 0.64 x 1000 (2725.9 - 563.14) A = luas permukaan pertkaran kalor yang diperlukan seluas 20.4 m2 17
  • 18. III. KONSERVASI KALOR 3.1. Evaporator Efek Banyak (Multiple Effect Evaporators) 3.1.1. Pronsip Umum Ditinjau dirangkai tiga buah evaporator ,masing-masing unit memiliki suhu dan tekanan T1, T2, T3, dan P1, P2, P3, jika cairan tidak mempunyai kenaikan titik didih maka kalor terpindah per satu satuan waktu melintas setiap efek akan menjadi : Efef 1 Q1 = U1 A1 D T1, dimana D T1 = (To - T1), Efek 2 Q2 = U2 A2 D T2, dimana D T2 = (Tl - T2), Efek 3 Q3 = U3 A3 D T3, dimana D T3 = (T2 - T3) To = suhu steam awal, Tf = suhu umpan. Dengan mengabaikan kalor yang diperlukan untuk memanasi umpan dari Tf to T1, kalor Q1 yang dipindah melintas A1 muncul sebagai kalor laten di dalam uap D 1 dan digunakan sebagai steam dalam efek kedua , dan : Q1 = Q 2 = Q 3 sedemikian hingga U1 A1 D T1 = U2 A2 D T2 = U3 A3 D T3 18
  • 19. Jika , seperti dalam banyak kasus. Masing-masing efek sama ,A1 = A2 = A3, sehingga : U1 D T1 = U2 D T2 = U3 D T3 Simplifikasi ditunjukkan dengan : (a) kalor yang dibutuhkan untuk memanasi umpan dari To ke T1 telah diabaikan, dan (b) cairan yang melintas dari efek (1) ke efek (2) membawa kalor ke dalam efek ke dua dan ini dipergunakan untuk evaporasi demikian pula sama untuk efek ke tiga . Air yang diuapkan di dalam setiap efek sebanding dengan Q selama kalor laten mendekati konstan. Jadi kapasitas totalnya, Q= Q1 = Q2 = Q3 = U1 A1 D T1 = U2 A2 D T2 = U3 A3 D T3 Jika dipergunakan nilai rata-rata koefisien Uav maka Q = Uav (D T1 + D T2 + D T3) A dengan asumsi luas setiap efek sama . 19
  • 20. 3.1.3 Contoh 3.1.3.1 Suhu di dalam efek-efek evaporator efek banyak Sebuah evaporator tiga efek mengentalkan suatu cairan dengan tanpa kenaikan titik didih . Jika suhu steam pada efek ke satu sebesar 395 K dan vakum diberlakukan pada efek ke tiga sehinga titik didihnya sebesar 325 K, berapakah titik-titik didih di dalam ke tiga efek tersebut ? Diambil koefisien perpindahan kalor keseluruhan masing- masing 3.1, 2.3 dan 1.1 kW/ m2.K . Solusi Untuk beban thermal yang sama dalam tiap efek , yaitu Q1 = Q2 = Q3, U1A1DT1 = U2A2DT2 = U3A3DT3 atau untuk area pertukaran kalor yang sama dalam setiap efek U1 D T1 = U2 D T2 = U3 D T3 Dalam hal ini , 3.1 D T1 = 2.3 D T2 = 1.1 D T3 D T1 = 0.742 D T2 dan D T3 = 1.091 D T2 20
  • 21. Sekarang Σ D T = D T1 + D T2 + D T3 = (395 - 325) = 70 K 0.742 D T2 + D T2 + 1.091 D T2 = 70 D T2 = 18.3 K dan D T1 = 13.5 K, D T3 = 38.2 K Suhu di dalam setiap efek karenanya adalah : T1 = (395 - 13.5) = 381.5 K T2 = (381.5 - 183) = 363.2 K T3 = (363.2 - 38.2) = 325 K 21
  • 22. 3.1.2 Operasi Sistem Evaporator Efek Banyak 3.1.2.1 Forward Feeding 3.1.2.2 Backward feeding 3.1.2.3 Mixed feeding 3.2 Vapour Recompression Tiga metoda untuk meningkatkan kinerja baik dengan pengurangan langsung konsumsi steam atau dengan meningkatkan efsiensi energi keseluruhan unit : (a) Operasi efek banyak (b) Rekompresi uap yang keluar dari evaporator . (c) Evaporasi pada suhu rendah dengan menggunakan siklus pompa panas. 22
  • 23. ke kondensor dan system vakum Efek ke 1 Efek Efek ke 2 ke 3 Steam Produk Steam trap Umpan pengatus Aliran skematik rangkaian evaporasi efek banyak tipe forward feed 23
  • 24. ke kondensor dan system vakum Efek ke 1 Efek Efek ke 2 ke 3 Steam Umpan Produk Aliran skematik rangkaian evaporasi efek banyak tipe back feed 24
  • 25. ke kondensor dan system vakum Efek ke 1 Efek Efek ke 2 ke 3 Steam Umpan Aliran skematik rangkaian evaporasi efek banyak tipe umpan campur (mixed feed) 25
  • 26. 3.1.2 Operasi Sistem Evaporator Efek Banyak 3.1.2.1 Forward Feeding 3.1.2.2 Backward feeding 3.1.2.3 Mixed feeding 3.2 Vapour Recompression Tiga metoda untuk meningkatkan kinerja baik dengan pengurangan langsung konsumsi steam atau dengan meningkatkan efsiensi energi keseluruhan unit : (a) Operasi efek banyak (b) Rekompresi uap yang keluar dari evaporator . (c) Evaporasi pada suhu rendah dengan menggunakan siklus pompa panas. 26
  • 27. 3.2.1 Rekompresi Uap Panas Rekompresi panas mencakup penggunaan jet booster untuk mengkompresi kembali uap yang keluar . Sistem ini dipakai pada evaporator efek tunggal atau efek pertama dari evaporator efek banyak dengan steam tekanan tinggi serta serta steam tekanan rendah untuk proses evaporasi. 3.2.2 Mechanical Vapour Recompression Rekompresi uap mekanis mencakup kompresi uap yang keluar dari evaporator. Kompresi uap dicapai : Kesulitan utama : volume uap yang sangat besar Aplikasi sistem : Uap yang keluar dari efek pertama sistem efek banyak Larutan dengan kenaikan titik didih rendah 27
  • 28. 28