Makalah ini membahas tentang landasan teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran. Teori ekonomi memberikan kontribusi penting terhadap pembelajaran, antara lain dengan menyediakan dukungan sumber daya untuk pengadaan perlengkapan pembelajaran dan memotivasi partisipasi masyarakat dalam pendidikan. Selain itu, teori ekonomi mendukung pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan, yang pada g
1. 0
Makalah Mata Kuliah Teknologi Pembelajaran
Kelompok 6
BAB 5
LANDASAN TEORI EKONOMI
Disusun Oleh :
Fahru Rozy K3513020
Istikomah K3513026
Muhammad Havid K3513042
Muarif Abdi M K35130
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. 1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai “Landasan Teori Ekonomi” dengan lancar yang
merupakan tugas dari mata kuliah Teknologi Pembelajaran.
Dengan terselesaikannya makalah ini dan atas bantuan dari beberapa
pihak, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hasan Zainuri, M.Pd
selaku dosen pembimbing mata kuliah Teknologi Pembelajaran yang telah
mengarahkan dan membimbing dalam penyusunan makalah ini.
Demikian kata pengantar dari kami. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca. Apabila ada keuntungannya, maka kami
mohon kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun serta sebagai
dorongan agar kami dapat menyusun makalah yang lebih baik dari makalah ini.
Surakarta, 31 Oktober 2014
Penulis
3. 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal abad ke-21, dunia mengalami perubahan di hampir berbagai
bidang kehidupan. Untuk memahami persoalan itu dengan baik sejumlah ahli
di bidang ekonomi, bisnis, organisasi dan manajemen serta keuangan dunia
mencoba untuk menjelaskan perkembangan dunia yang ditandai dengan
ketidakpastian (uncertainty) yang semakin meningkat sehingga pekerjaan,
organisasi, dan ekonomi juga turut berubah. Untuk itu diperlukan landasan
teori ekonomiagar keberadaan kita dalam situasi tersebut dan sekaligus dapat
mengikutinya sehingga dapat mempengaruhi dan mengarahkan perubahan itu.
Teknologi pembelajaran sebagai suatu profesi berakar dari penelitian,
teori, dan praktik. Suatu profesi harus mempunyai landasan pengetahuan yang
menunjang praktik. Tiap kawasan teknologi pembelajaran mengandung
kerangka pengetahuan yang didasarkan pada hasil penelitian dan pengalaman.
Hubungan antara teori dan praktik semakin mantap dengan matangnya bidang
garapan. Teori terdiri dari konsep, bangunan, prinsip, dan proposisi yang
memberi sumbangan bagi khasanah pengetahuan. Sedangkan praktik
merupakan penerapan pengetahuan tersebut dalam memecahkan masalah.
Teknologi agar dapat menghasikan nilai tambah (added value) harus
memenuhi tiga kriteria, yaitu : a) mempunyai landasan teori untuk
mengembangkannya; b) mengandung cara khusus ; c) dapat digunakan untuk
mengatasi problem konkret(Miarso, 2004). Dalam teknologi pendidikan,
problem konkret yang dihadapi adalah masalah belajar dan pembelajaran pada
manusia, baik perorangan maupun pada keseluruhan organisasi. Setiap
teknologi dibangun berdasarkan suatu teori tertentu. Demikian pula pada
teknologi pembelajaran, dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari
teori ekonomi terutama hasil-hasil penelitian dalam kegiatan ekonomi. Tiga
disiplin ilmu yang menjadi fondasi utama teknologi pembelajaran, yaituilmu
perilaku, ilmu komunikasi, dan ilmu ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah peranan landasan teori ekonomi dalam teknologi
pembelajaran?
2. Dukungan seperti apa yang diberikan landasan teori ekonomi dalam
pelaksanaan pembelajaran?
4. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kontribusi Teori Ekonomi dalam Teknologi Pembelajaran
1. Peranan Ekonomi dalam Kehidupan Manusia
Pada zaman globalisasi seperti saat ini, manusia cenderung untuk
mengutamakan kesejahteraan materi dibanding rohani, mengakibatkan
ekonomi mendapat perhatian yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh
berbagai produk baru yang semakin canggih ditawarkan berbagai
perlengkapan hidup dengan model dan desain yang semakin menarik di pajang
di toko-toko. Hal tersebut mendorong manusia untuk mengumpulkan uang
demi memiliki barang yang diinginkan. Dengan demikian manusia tidak bisa
terlepas dari kebutuhan akan ekonomi karena kebutuhan dasar manusia adalah
ekonomi.
Kata “ekonomi” secara etimologis berasal dari kata Yunani oikos yang
berarti “keluarga, rumah tangga ” dan nomos yang berarti “peraturan ”.
Sehingga kata ekonomi dapat diartikan “manajemen rumah tangga”. Teori
ekonomi dibedakan jadi dua yaitu teori ekonomi mikro dan teori ekonomi
makro. Teori ekonomi mikro membahas, perilaku agen ekonomi kecil yaitu
konsumen individual tau sebuah perusahaan, sekolah atau satuan pendidikan,
dan keluarga. Teori ekonomi makro membahas perilaku negara, masyarakat
atau kelompok masyarakat. Variabel yang dibahas adalah pendapatan
nasional, kesempatan kerja, pengangguran, inflasi, anggaran pemerintah dan
sebagainya.
Teori ekonomi mikro sering disebut dengan teori harga sedangkan
teori ekonomi makro disebut pula dengan teori pendapatan.Kedua teori
ekonomi itu memiliki hubungan yang erat. Teori konsumsi masyarakat yang
dibahas dalam teori ekonomi makro, merupakan keseluruhan dari perilaku
konsumen individual. Sedangkan sistem perpajakan masyarakat yang dibahas
teori mikro sangat mempengaruhi pengambilan keputusan tentang harga dan
jumlah barang yang diproduksi oleh suatu perusahaan. Materi yang dibahas
teori ekonomi mikro, berkisar pada prinsip-prinsip yang dipakai sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan oleh seorang konsumen ataupun produsen.
Konsumen akan membentuk permintaan (demand) sedangkan produsen
membentuk penawaran(supply).
Paradigma ekonomi pengikut aliran Chicago yang institusional
interventif ini mengekor tradisi ilmu ekonomi Inggris, dimana mikro ekonomi
dipisahkan dari makro ekonomi. Dalam pandangan mereka, ada dua dunia
5. 4
ekonomi yang masing-masing terpisah dan mandiri. Di satu sisi ada ekonomi
mikro dunia di mana harga ditentukan oleh demand dan supply,yang menurut
ekonom Chicago diserahkan saja tanpa kendala oleh pasar. Di sisi lain mereka
mengatakan, ada makro ekonomi yang fokus pada anggaran pemerintah, dan
kebijakan moneter, yang tidak boleh diserahkan pada pasar bebas.
Dunia saat ini disibukkan dengan masalah-masalah ekonomi atau
perdagangan. Masing-masing negara berusaha meningkatkan
perekonomiannya dengan melakukan kerjasama dengan negara lain.
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memprioritaskan pembangunan
ekonomi. Perkembangan ekonomi makro berpengaruh dalam bidang
pendidikan. Banyak orang kaya yang mau menjadi orang tua asuh bagi anak-
anak kurang mampu untuk mendapatkan sekolah. Selain itu terlaksananya
kerjasama antara sekolah dan dunia usaha (link and match). Akhir-akhir ini
banyak sekolah elit yang akibatnya memunculkan kesenjangan dan perbedaan
yang mencolok antara anak orang kaya dan anak orang kurang mampu.
Dengan demikian, ekonomi mempunyai peran yang besar bagi kehidupan
seseorang, masyarakat, dan negara bahkan dunia.
2. Kontribusi Ekonomi dalam Pendidikan
Ekonomi pendidikan berkembang pesat secara mandiri dengan
memusatkan perhatiannya pada investasi Sumber Daya Manusia. Obyek
kajian ilmu ekonomi adalah perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Subyek kajian ekonomi pendidikan terdiri dari dua hal yang
berbeda, tetapi saling berhubungan. Mengingat pendidikan sebagai suatu
proses untuk menciptakan suatu hasil, tidak mungkin terbebas dari
pertimbangan atau nilai ekonomis.
Adapun dukungan atau kontribusi pendidikan terhadap pretumbuhan
ekonomi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu :
a. Pendidikan menciptakan dan menghasilkan pengetahuan baru yang
membawa pengaruh terhadap proses produksi.
b. Pendidikan menjadi sarana dalam proses difusi dan trasmisi
pengetahuan, teknologi fan informasi yang dapat mengubah pola
pikir, bertindak dan kultur bekerja.
Memasuki era global ditandai menguatnya ekonomi neoliberal,
keunggulan pengetahuan menjadi faktor determinan dalam mendorong
percepatan kemajuan suatu bangsa atau bisa disebut Knowledge driven
economic growth, konsep ini menempatkan lembaga pendidikan pada
posisi amat penting dan strategis, sebab dapat
a. Melahirkan SDM terlatih, kompetitif,dan adaptif seperti
profesional, pakar, teknisi dan manajer.
6. 5
b. Melahirkan ilmu pengetahuan baru dan menciptakan inovasi
teknologi.
c. Meningkatkan kemampuan akses perkembangan ilmu pengetahuan
pada tingkat global dan dapat mengadaptasinya menurut konteks
lokal atau daerah.
Sebaliknya peran ekonomi dalam pendidikan cukup menentukan,
walaupun bukan memegang peranan utama. Fungsi utama ekonomi dalam
dunia pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proses, bukan
merupakan modal untuk dikembangkan, bukan juga untuk mendapatkan
keuntungan. Ekonomi pendidikan sama fungsinya dengan sumber-sumber
pendidikan seperti guru, kurikulum, peralatan, media pembelajaran dan
sebagainya yang semuanyak bermuara pada pengambangan peserta didik.
Dengan demikian keunggulan ekonomi dalam dunia pendidikan
terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
a. Untuk membeli keperluan pendidikan yang tidak dapat dibuat
sendiri atau bersama-sama para peserta didik, orang tau,
masyarakat atau tidak bisa dipinjam dan tidak ditemukan di
lapangan.
b. Untuk pengadaan segala perlengkapan pendidikan.
c. Membayar jasa segala kegiatan pendidikan.
d. Untuk materi pelajaran pendidikan ekonomi sederhana, agar bisa
mengembangkan pserta didik berperilaku ekonomis.
e. Untuk memenuhi kebutuhan dasar dan keamanan para pengelola
pendidikan.
f. Meningkatkan motivasi kerja.
g. Membuat para pengelola pendidikan lebih bersemangat dan
bergairah kerja.
Negara-negara maju yang makmur atau kaya barani menjunjung tinggi
akan pentingnya pendidikan sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM-nya.
Pentingnya peningkatan SDM akan meningkatkan nilai jualnya,
pendapatannya sehingga mempunyai daya beli yang tinggi. Sejarah mencatat
bahwa kejayaan dan kesejahteraan sebuah negara tidak bergantung pada
melimpahnya sunber daya alamnya, akan tetapi bergantung pada kualitas
SDM yang berbudi luhur dan yang menguasai ilmu pengatahuan dan
teknologi seta penrapannya sesuia dengan kepentingan masyarakat sekitar.
Kualitas pendidikan juga akan melahirkan model intelektual
(intelectual capital) dan model teknologi (technological capital) yang sangat
diperlukan untuk membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge
based common). Artinya “The Power of Education” menjadi motor
7. 6
penggerak meningkatkan daya saing bangsa. Dengan demikain pendidikan
merupakan suatu senjata yang sangat potensial baik untuk pretumbuhan
ekonomi masyarakat maupun untuk kemajuan masyarakat pada umumnya.
3. Kontribusi Teori Ekonomi dalam Teknologi Pembelajaran.
Teori ekonomi sering digunakan dalam bidang moneter. Selain itu
teori ekonomi dapat digunakan pada bidang-bidang lain seprti penelitian
perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, keluarga,
pendidikan termasuk teknologi pembelajaran dan sebagainya.
Dengan demikian dalam memecahkan masalah-masalah belajar pada
manusia yang kompleks atau masalah pendidikan pada umumnya, perlu
berlandaskan teori ekonomi. Artinya untuk memilih alternatif terbaik yang
memenuhi syarat paling efektif dan efisien. Mengingat jumlah yang harus
ditangani cukup besar, kesempatannya sangat terbatas dan pendidikan
tradisional juga makin terbatas. Oleh karena itu, perlu dikembangkan alternatif
pendidikan yang paling efektif dan efisien dengan menerapkan teknologi
pembelajaran .
Hukum ekonomi ini membelajarkan bahwa kekayaan dapat dipeloreh
dengan tiga cara yaitu : pertama, dapat mengenali kelangkaan sumber daya
alam dan memilikinya sebelum orang lain. Kedua, dengan menghasilkan
barang atas bantuan tenaga dan sumber daya yang ada. Ketiga, dengan
melakukan pertukaran dengan pihak lain yang memiliki atau menghasilkan
barang yang kita inginkan.
Dengan hukum ekonomi ini memberikan kontribusi pada perlunya
teknologi pembelajaran. Manusia dapat mengenali, menghasilkan, dan
melakukan sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhan dengan baik.
Sedangkan untuk dapat belajar secara efektif dan efisien perlu memanfaatkan
beraneka ragam sunber belajar. Di sisi lain teknologi pembelajaran berupaya
untuk merancang, mengembangkan, dan memenafaatkan aneka sumber belajar
sehingga dapat memudahkan atau memfasilitasi seseorang untuk belajar.
Tuntutan peningkatan kualitas, efesiensi, keefektivitas dan relevansi
pendidikan harus sejalan dengan pula dengan adanya tuntunan peningkatan
kualitas dari SDM secara berkesinambungan. Untuk itu diperlukan sikap
belajar sepanjang hayat (life long education). Pembentukan sikap dan
kemampuan belajar sepanjang hayat dapat dilakukan melalui penerapan
teknologi pembelajaran.
Bedasarkan konsep Oppenheimer tersebut, pada tingkatan pertama,
berupaya untuk mengubah sumber daya alamiah menjadi aset yang memberi
keuntungan ekonomis. Pada tindakan kedua adalah proses produksi itu sendiri
yang bertujuan untuk menghasilkan, mengubah atau meningkatkan nilai suatu
8. 7
aset atau barang. Ketiga adalah pertukaran aset dari satu tangan ke tangan lain.
Dimana satu pihak akan menukar barang yang dimilikinya jika nilainya
dianggap lebih rendah dengan barang pihak lain yang dalam anggapan
subjektif bernilai lebih tinggi. Hukum ekonomi ini yang tidak lekang oleh
zaman, inheren dalam efisiensi perekonomian pasar.
Dalam melaksanakan peran diatas, menurut Miarso (2004:702)
diperlukan serangkaian persyaratak sebagai berikut :
a. Adanya dukungan moral dan kebijakan yang dapat memberikan
kemungkinan tumbuhnya prakarsa masyarakat dan warganya.
b. Adanya dukungan organisasi karena tidak mungkin bagi
perorangan untuk melakukan peran sendiri tanpa bekerja sama
dengan orang lain.
c. Adanya dukungan personal yaitu tenaga yang mempunyai berbagai
keahlian atau ketrampilan khusus yang saling berkaitam dan
tergantung dalam satu kesatuan atau tim kerja.
d. Adanya dukungan ekonomi khususunya dana.
e. Adanya dukungan sarana prasarana.
Bedasarkan UUD 1945 pasal 31 ayat 4, negara memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.Sedangkan UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 49 dana
Pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan
minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan minimal 20% dari APBD.
PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 62
menyebutkan pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya
operasi dan biaya personal.
Kontribusi teori ekonomi dalam teknologi pembelajaran yaitu
menekankan pada proses untuk memperoleh nilai tambah. Artinya, belajar
akan lebih berkualitas, lebih efisien, lebih efektiv, lebih banyak, lebih luas,
lebih cepat dan sebagainya. Kemudian uraian secara lengkap dukungan teori
ekonomi dalam teknologi pembelajaran sebagai berikut:
a. Meningkatkan efisiensi pendidikan
Pemanfaatan teknologi pembelajaran dimaksudkan untuk
meningkatkan efisiensi pendidikan. Artinya, pengelolaan pendidikan
memungkinkan dilakukan seperti pada dunia bisnis. Semua kegiatan
pendidikan dihitung dengan uang seperti fungsi produksi sehingga dapat
dibandingkan uang dengan uang secara mudah. Fungsi produksi itu sendiri
adalah hubungan antara input, proses, output. Input pendidikan berupa
masukan untuk proses pendidikan yaitu peserta didik, guru, dana, sarana
prasrana, fasilitas pembelajaran. Sedangkan proses menunjukan lamanya
9. 8
waktu yang diguanakan (semester atau tahun ajaran) dan bentuk atau pola
pembelajaran yang dialaksanakan. Output-nya berupa keluaran dengan
berbagai layanan pendidikan, hasil belajar peserta didik dan jumlah lulusan
atau tamatan itu semua dinilai dengan uang.
Dengan demikain, apabila nilai harga input sama atau lebih kecil dari
pada nilai harga output-nya, maka kegiatan pendidikan ini dikatakan efisien.
Artinya efisien lebih ditekankan pada perbandingan antara input atau sumber
daya dengan output.
Namun perlu diingat, menghitung harga output yang didasarkan pada
aspek psikologis seperti penambahan pengetahuan, penajaman pemikiran,
pemguatan kemauan, perbaikan kepribadian, peningkatan ketrampilan dan
sebagainya tidak mudah. Jadi, harga output bisa dilihat dari kegunaan atau
manfaat di masyarakat serta kecocokan dengan norma dan kondisi
masyarakat.
Oleh karena itu, efisiensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu : 1)
efisiensi internal menunjukan perbandingan anatara prestasi belajar (ukuaran
nonmonoter pendidikan) dan masukan biaya pendidikan; 2) efisiensi eksternal
dihubungkan dengan metode cost benefit analysis, yaitu perbandingan
keuntungan finansial pendidikan, biasanya diukur dari penghasilan kelulusan
dengan jumlah dana yang dikeluarkan untuk pendidikan.
b. Meningkatkan efektivitas pendidikan
Efektivitas menekankan pada perbandinagan antara rencana dengan
tujuan yang dicapai. Oleh karena itu, efektivitas pendidikan di ukur dengan
tercapainya tujuan atau dapat diartiakn sebagai ketepatan dalam megelola
sesatu situasi.
Efektivitas biaya pendidikan berarti itu hanya diarahkan untuk
mencapai tujuan pendidikan dengan tepat waktu. Dengan demikian, biaya
efektif suatu kegiatan adalah biaya menurut harga pasar yang sedang berlaku
dan dapat menyelesaikan kegiatan sesuai dengan tujuan yang sedang
direncanakan. Jadi analisis efektivitas biaya adalah mengukur kaitan biaya
dengan pencapaian tujuan.
Analisis biaya efektivitas (cost effectiveness analysis) merupakan
salah satu teknik untuk melihat efisiensi dan efektivitas pengguanaan dana
yang dikeluarkan. Maksudnya, analisis ini untuk melihat apakah investasi
yang sudah dekeluarkan memberi manfaat yang layak diperhitungkan (Tian
Belawati, 1999:10).
Selanjutnya mengenai konsep pengembalian, ada tiga konsep analisis
yang lain yang biasanya dilakukan yaitu :
10. 9
1. Nilai bersih saat ini (net present value) merupakan etimasi saat ini
bagi produk yang akan dihasilkan suatu program setelah dikurangi seluruh
biaya yang dikeluarkan.
2. Rasio biaya manfaat (cost benefit value) rasio etimasi seluruh biaya
per satuan manfaat yang akan dihasilakan.
3. Tingkat pengembalian investasi internal (internal rate of return)
merupakan etimasi rasio keuntungan dibandingkan dengan biaya
penyelenggaraan pendidikan.
Ketiga konsep analisis diatas, semuanya mengharuskan kita
melakukan etimasi manfaat dengan nilai uang. Hal ini kadang-kadang sulit
dilakukan dalam pengukuran manfaat suatu pendidikan. Oleh karena itu,
konsep analisis biaya efektivitas biasanya dianggap lebih sesuai dalam
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas program pendidikan, karena dalam
analisis biaya efektivitas manfaat tidak perlu diterjemahkan ke dalam nilai
uang.
c. Meningkatkan produktivitas pendidikan
Produktivitas pendidikan adalah hasilnya (lulusan, karya tulis,
penelitian dan sebagainya) bertambah, dengan pengurangan masukan, atau
tanpa pertambahan masukan atau dengan tambahan masukan sedikit, tetapi
pertambahan hasilnya lebih besar atau pertambahan masukan yang banyak
dengan hasil yang jauh lebih banyak.
Berkaitan dengan peranan teknologi pembelajaran ini yang
mempunyai potensi untuk meningkatkan produktivitas pendidikan dengan
jalan : 1) mempercepat tahap belajar (rate of learning); 2) membantu guru
menggunakan waktunya secara lebih baik; 3) mengurangi beban guru dalam
menyajikan informasi sehingga guru dapat membina dan mengembangkan
kegairahan belajar peserta didik (Miarso, 2004:6,109).
d. Mempercepat proses pendidikan
Agar peserta didik mampu menghadapi perubahan yang cepat, satu-
satunya cara adalah “belajar secara cepat”. Dengan kata lain, adanya
perubahan yang cepat (accellerated change) perlu diimbangi dengan
kecepatan belajar (accellerated learning).
Menurut Aziz Wahab (2001:2) kecepatan di dalam belajar dapat
dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
1. Belajar bagaiman belajar (learning how to learn).
2. Memahami dengan baik teknik belajar sendiri (natural learning style).
3. Memiliki kemampuan atau keterampilan dalam memanfaatkan
teknlogi informasi.
4. Mengkaji informasi dengan cepat, memahaminya, dan diingat dengan
baik.
11. 10
Mengkaji dan memahami prinsip-prinsip diatas diharapkan dapat
membantu percepatan dalam belajar yang juga sekaligus merupakan tuntutan
era informasi dan komunikasi.
e. Meningkatkan kualitas pendidikan
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar
peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar
lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwjud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik (student centred). Pengalaman
belajar memuat kecakapan hidup yang penuh dikuasai peserta didik.
Satuan pendidikan dapat mengembangkan empat pilar pendidikan
yang dicanangkan UNESCO baik untuk sekarang dan masa depan yaitu : (1)
learning to knows (belajar untuk mengetahui); (2) learning to do (belajar
untuk melakukan sesuatu); (3) learning to be (belajar untuk menjadi
seseorang); (4) learning to live together (belajar untuk menjalani hidup
bersama) (Soedijarto, 2000:92). Namun, perlu diingat untuk mewujudkan
pola pembelajaran ini perlu dukungan ekonomi yang memadai untuk
pengadaan sarana prasarana, fasilitas pembelajaran, penigkatan
profesionalisme guru, sistem evaluasi dan suasana sekolah yang demokratis.
B. Aplikasi Teknologi Pembelajaran dalam Pemecahan Masalah
Pembelajaran
Aplikasi atau penerapan teknologi pembelajaran dalam upaya
pemecahan masalah pendidikan dan pembelajaran dengan cara :
1. Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang ekonomi,
manajemen, psikologis, rekayasa dan lain-lain secara bersistem.
2. Memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan
serempak, dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling
kaitan di antaranya.
3. Menggunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu
memecahkan masallah belajar.
4. Timbulnya daya lipat atau sinergi, dimana penggabungan pendekatan
dan atau unsur-unsur mempunyai nilai lebih baik dari sekedar
penjumlahan.
Demikian pula pemecahan secara menyeluruh dan serempak akan
mempunyai nilai lebih daripada memecahkan masalah secara terpisah
(Miarso, 2004:78).
Dibandingkan dengan media pembelajaran yang lain, internet
menjanjikan kemungkinan yang lebih luas dan memiliki dampak yang lebih
12. 11
serius terhadap masyarakat, baik masyarakat politik maupun masyarakat
pendidikan. Sebagai contoh televisi yang merupakan media massa,
pemanfaatannya lebih condong pada aspek hiburan, walaupun sesungguhnya
sebagai media massa dia juga mempunyai peran atau fungsi yang lain yaitu
pengawas lingkungan, kolerasi antarbagian dalam masyarakat dan sosialisasi
atau pewarisan nilai-nilai (Lasswell dan Wright, 1975). Sedangkan internet
pemanfaatannya lebih luas lagi yaitu mencakup bidang-bidang pekerjaan,
sekolah (pendidikan), permainan atau hiburan dan perdagangan baik lingkup
individu, lingkup keluarga, institusi maupun bisnis. Dengan demikian tren ke
depan menunjukan bahwa model-model pembelajaran yang berbasis
teknologi informasi dan kominikasi atau ICT ini makin berkembang.
13. 12
BAB III
KESIMPULAN
Dukungan teori ekonomi pada teknologi pembelajaran adalah untuk
meningkatkan efektivitas pendidikan, meningkatkan efisiensi pendidikan,
meningkatkan produktivitas pendidikan, mempercepat proses pendidikan,
meningkatkan kualitas pendidikan. Fungsi utama ekonomi dalam dunia
pendidikan adalah untuk menunjang kelancaran proses, bukan merupakan
modal untuk dikembangkan, bukan juga untuk mendapatkan keuntungan.
Ekonomi pendidikan sama fungsinya dengan sumber-sumber pendidikan
seperti guru, kurikulum, peralatan, media pembelajaran dan sebagainya
yang semuanyak bermuara pada pengambangan peserta didik.
Dengan demikian, aplikasi teknologi pembelajaran dalam pemecahan
masalah belajar dan pembelajaran ini tidak akan terlepas dari
pertimbangan teori ekonomi. Sementara itu kontribusi teori ekonomi
dalam teknologi pembelajaran yaitu menekankan pada proses untuk
memperoleh nilai tambah yaitu belajar akan lebih berkualitas, lebih
produktif, lebih efisien, lebih efektif, lebih luas. Lebih cepat dan
sebagainya.
14. 13
Referensi
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan
Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta
Pertanyaan dan Tanggapan Diskusi
Presentasi 31 Oktober 2014
1. Apa yang dimaksud dengan efisiensi pendidikan dan apa solusi yang
dilakukan pemerintah untuk meningkatkan efisiensi pendidikan?
Tanggapan :
Efisiensi adalah penggunaan dana yang harganya sesuai atau lebih kecil
daripada produksi dan layanan pendidikan yang telah direncanakan.
Dengan kata lain, biaya pendidikan lebih kecil daripada produksi
pendidikan bila semuanya bisa diuangkan. Solusi dari pemerintah salah
satunya kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan adalah pemberian
dana atau biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20%. Contoh
riilnya misalnya dlam penyelenggaraan SMP terbuka hanya memerlukan
dana 60% dari dana sekolah regular namun dengan hasil kualitas
pemahaman siswa yang tidak berbeda.
2. a. Apakah Indikator pendidikan sudah efisien?
b. Apakah dengan dilaksanakannya kurikulum 2013 sebagai acuan
pendidikan saat ini akan terjadi efisiensi pendidikan, bagaimana cara
mencapainya dengan tingkat sekolah ataupun perguruan tinggi yang
berbeda klasifikasinya?
c. Apa yang dimaksud dengan efisien ekonomi dan efisien pendidikan?
d. Siapakah yang harus bertanggungjawab pada tercapainya efisiensi
pendidikan? Apakah pemerintah atau pihak sekolah?
Tanggapan :
a. Indikator suatu pendidikan dikatakan sudah efisien jika biaya yang
digunakan untuk kegiatan pendidikan lebih kecil dan minimal namun
hasil yang dicapai maksimal (output kualitas pendidikan ).
b. Tiap sekolah tentunya memiliki landasan teori ekonomiyang berbeda-
beda hal ini tergantung pada kebutuhan masing-masing dalam
pelaksanaan pembelajaran.
c. Efisiensi ekonomi merupakan suatu kejadian dimana dana yang
dikeluarkan seminimal mungkin dengan hasil yang dicapai maksimal.
15. 14
Efisiensi pendidikan ditandai dengan dana atau biaya yang seadanya
tapi dengan output atau hasil pemahaman dan kualitas ilmu peserta
didik yang unggul.
d. Tercapainya efisiensi pendidikan jika dilaksanakannya kerjasama oleh
semua pihak tak terkecuali pemerintah dan pihak sekolah itu sendiri.
3. Apakah ada efek dari perkembangan bidang ekonomi terhadap bidang
pendidikannya?
Tanggapan :
Dengan meningkatnya perekonomian secara tidak langsung hal itu akan
berimbas pada peningkatan kualitas fasilitas yang ada di dunia pendidikan
demi tercapainya kualitas pendidikan . Dan tanpa tidak mungkin jika dana
atau biaya yang dialokasikan pada bidang pendidikan akan bertambah.
Sebaliknya meningkatnya kualitas ekonomi yang tentunya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia di bidang pendidikan yang akan membawa
dampak pada dunia kerja, meningkatkan pendapatan perkapita yang akan
meningkatkan perekonomian.