SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  11
KARAKTERISTIK HASIL SENI RUPA ANAK
Setiap anak memilki cara ungkapan seni yang berbeda-beda. Perbedaan
terletak pada:
1. Karakter tipologi karya seni yang dihasilkan
2. Terletak pada tingkat usia anak
Tipologi
Tipologi diartikan sebagai tipe atau gaya, corak yang dapat teramati melalui hasil
gambar anak.
Apa yang digambar anak merupakan cermin dari apa yang semula ditangkap dan
kemudian dirasakan oleh anak. Ia tidak menggambar hanya dari apa yang
dipikirkannya atau yang dilihatnya, melainkan hasil gambar merupakan hasil dari
apa yang dilihatnya dengan perasaan yang asosiasikan dan diungkapkan ke dalam
bentuk gambar.
Herbert Read Menggolongkan gambar anak berdasarkan gayanya menjadi 12
macam yaitu:
1. Organic
Berhubungan langsung serta bersimpati terhadap objek-objek nyata, lebih suka
objek dalam kelompok daripada yang tersendiri, sudah mengenal proporsi dan
hubungan organis yang wajar misalnya pohon yang menjulang dia atas atanah,
gambar manusia atau hewan bergerak yang sesuai dengan bentuk asli dan
sebagainya.
2. Lyrical (Liris)
Menggambar objek-objek realistis, tetapi tidak bergerak seperti pada organic.
Objek yang digambarkan statis dengan warna-warna yang tidak menyolok.
Biasanya digambarkan oleh anak perempuan.
3. Impressionism
Lebih mementingkan detail yang dilihat dari suatu objek daripada keseluruhan
konseptual. Dalam gambar lebih diutamakan kesan “suasana”.
4. Rhytmical Pattern (pola ritmis)
Gambar memperlihatkan pengulangan dari suatu objek yang dilihat. Misalnya:
gambar anak perempuan, kemudian mengulang gambar tersebut sampai bidang
gambar terisi semua. Sifatnya bisa organis atau lyris, dan selalu mengikuti pola
umum (realistis).
5. Structural Form (Bentuk Yang Bersusun)
Type ini jarang ditemui pada gambar anak. Objeknya mengikuti rumus ilmu
bangun. Objek diperkecil menjadi satu rumusan geometris di mana rumus yang
aslinya diambil dari pengamatan.
6. Schematic
Penggambar menggunakan rumus-rumus ilmu bangun tanpa ada hubungan yang
jelas dengan susunan organis. Skema dari objek disempurnakan menjadi satu
desain yang ada hubungannya dengan pengamatan anak terhadap objek secara
simbolis.
7. Haptik
Gambar-gambar tidak berdasarkan pengamatan visual suatu objek, tetapi bukan
skematik. Gambar yang dibuat mewakili image-image hasil rabaan dan sensai
fisik dari dalam.
8. Exspressionism
Ciri: hasil gambar anak yang menunjukkan bagaimana anak melihat dunia. Tidak
hanya mengekspresikan sensasi egosentrik saja, tetapi juga objek dunia luar
seperti hutan, gunung, sungai dan lain-lain; sehingga yang berperan bukan hanya
yang berasal dari sensasi dari dalam diri anak. Sebagai titik tolaknya adalah
pengamatan visual kemudian diolah sehingga tampak seperti dilebih-lebihkan dan
berubah dari bentuk asalnya.
9. Enumerative
Ciri: anak dikuasai oleh objek yang diamatinya dan tidak dapat menghubungkan
dengan sensasi yang timbul dari dalam dirinya ; sehingga ia menggambar semua
bagian-bagian kecil yang dapat dilihatnya pada bidang gambar tanpa ada yang
dilebih-lebihkan. Jadi tidak ada unsure pribadi muncul dalam gambar yang dibuat,
seakan-akan sebuah potret dari suatu objek.
10. Decorative (dekoratif)
Ciri: anak terutama tertarik oleh warna dan bentuk dua dimensi dan
mengusahakannya menjadi pola yang menggembirakan. Bentuk-bentuk natural
diekspresikan menjadi bentuk yang mengekspresikan perasaan senang, melankoli
dan sebagainya. Bentuk maupun warna yang dihasilkan merupakan gambar yang
melambangkan perasaannya. Warnanya cenderung cerah dan tidak ada perspektif
dalam gambarnya.
11. Romantic (romantic)
Ciri: tema diambil dari kehidupan tetapi dipertajam dengan fantasi. Gambar
merupakan gabungan kembali antara ingatan dan imajinasi, serta menyangkut
rekayasa baru.
12. Literary (khayalan)
Ciri: tema semata-mata khayal yang berasal dari rasa dari dalam dirinya atau
dengan imajinasinya menciptakan bentuk-bentuk yang baru. Tema yang dipilih
merupakan gabungan imajinasi dan ingatan untuk berkomunikasi dengan orang
lain.
Kategori-kategori tersebut kemudian disesuaikan dengan type psychologisnya
yang bisa digambarkan sebagai berikut:
1. Type thinking : extravert = enumeratif
: introvert = organic
2. Type felling : extravert = dekoratif
: introvert = imaginative
3. Type sensation : extravert = emphatetik
: introvert = expressionis (heptik)
4. Type intuition : extravert = rhythmical pattern
: introvert = structural form
Oleh Victor Lowenfeld ungkapan kreatif (menggambar) anak dibagi menjadi 2,
yaitu:
1. Tipe visual
2. Tipe Haptik
0
2
1
Periodisasi Perkembangan Seni Rupa Anak-Anak
Pengelompokan periodisasi karya seni rupa anak dimaksudkan agar kita
mudah mengenali karakteristik perkembangan anak berdasarkan usianya.
Dalam mengungkapkan gagasannya, anak masih memandang gambar sebagai
satu ungkapan keseluruhan. Hal ini belum tampak bagian demi bagian secara
rinci. Yang tampak hanyalah bagian-bagian kecil yang menarik perhatian,
terutama yang menyentuh perasaan dan keinginannya.
Tahap perkembangan menurut Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain
(1970) dalam Creative and Mental Growth membagi periodisasi perkembangan
seni rupa anak sebagai berikut:
1. Masa Coreng-Moreng (Scribbling Period)
Kesenangan membuat goresan pada anak-anak usia dua tahun bahkan
sebelum dua tahun sejalan dengan perkembangan motorik tangan dan jarinya
yang masih menggunakan motorik kasar. Hal ini dapat kita temukan anak
yang melubangi atau melukai kertas yang digoresnya. Goresan-goresan yang
dibuat anak usia 2-3 tahun belum menggambarkan suatu bentuk objek. Pada
awalnya, coretan hanya mengikuti perkembangan gerak motorik. Biasanya,
tahap pertama hanya mampu menghasilkan goresan terbatas, dengan arah
vertikal atau horizontal. Hal ini tentunya berkaitan dengan kemampuan
motorik anak yang masih mengunakan motorik kasar. Kemudian, pada
perekmbangan berikutnya penggambaran garis mulai beragam dengan arah
yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu mambuat garis
melingkar.
Periode ini terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: 1) corengan tak beraturan, 2)
corengan terkendali, dan 3) corengan bernama. Ciri gambar yang dihasilkan
anak pada tahap corengan tak beraturan adalah bentuk gembar yang
sembarang, mencoreng tanpa melihat ke kertas, belum dapat membuat
corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi. Corengan
terkendali ditandai dengan kemampuan anak menemukan kendali visualnya
terhadap coretan yang dibuatnya. Hal ini tercipta dengan telah adanya
kerjasama antara koordiansi antara perkembangan visual dengan
perkembangan motorik. Hal ini terbukti dengan adanya pengulangan
coretan garis baik yang horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran.
Corengan bernama merupakan tahap akhir masa coreng moreng. Biasanya
terjadi menjelang usia 3-4 tahun, sejalan dengan perkembangan bahasanya
anak mulai mengontrol goresannya bahkan telah memberinya nama,
misalnya: “rumah”, “mobil”, “kuda”. Hal ini dapat digunakan oleh orang tua
atau guru pada jenjang pendidikan usia dini (TK) dalam membangkitkan
keberanianan anak untuk mengemukakan kata-kata tertentu atau pendapat
tertentu berdasarkan hal yang digambarkannya. Anak-anak memiliki jiwa
bebas, ceria. Mereka sangat menyenangi warna-warna yang cerah misalnya
dari crayon. Kesenangan menggunakan warna biasanya setelah ia bisa
memberikan judul terhadap karya yang dibuatnya. Penggunaan warna
pada masa ini lebih menekankan pada penguasaan teknik-mekanik
penempatan warna berdasarkan kepraktisan penempatannya dibandingkan
dengan kepentingan aspek emosi.
Pada masa mencoreng, bila anak difasilitasi oleh orang tua maka akan
memiliki peluang untuk melakukan kreasi dalam hal garis dan bentuk,
mengembangkan koordinasi gerak, dan mulai menyadari ada hubungan
gambar dengan lingkungannnya. Hal yang paling penting yang harus
dilakukan oleh orang tua dan guru pada masa ini adalah dengan memberi
perhatian terhadap karya yang sedang dibuat anak sehingga tercipta
kemampuan komunikasi anak dengan orang dewasa secara melalui bahasa
visual.
2. Masa PraBagan (Pre Schematic Period)
Usia anak pada tahap ini bisanya berada pada jenjang pendidikan TK dan SD
kelas awal. Kecenderungan umum pada tahap ini, objek yang digambarkan
anak biasanya berupa gambar kepala-berkaki. Sebuah lingkaran yang
menggambarkan kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua garis
sebagai pengganti kedua kaki. Ciri-ciri yang menarik lainnya pada tahap
ini yaitu telah menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris untuk memberi
kesan objek dari dunia sekitarnya. Koordinasi tangan lebih berkembang.
Aspek warna belum ada hubungan tertentu dengan objek, orang bisa saja
berwarna biru, merah, coklat atau warna lain yang disenanginya.
Penempatan dan ukuran objek bersifat subjektif, didasarkan kepada
kepentingannya. Jika objek gambar lebih dikenalinya seperti ayah dan ibu,
maka gambar dibuat lebih besar dari yang lainnya. Ini dinamakan dengan
“perspektif batin”. Penempatan objek dan penguasan ruang belum dikuasai
anak pada usia ini.
3. Masa Bagan (Schematic Period)
Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk.
Gambar masih tetap berkesan datar dan berputar atau rebah (tampak pada
penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan
badan jalan, bagian kiri rebah ke kiri, bagian kanan rebah ke kanan).
Pada perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya
garis pijak (base line).
Penafsiran ruang bersifat subjektif, tampak pada gambar “tembus pandang”
(contoh: digambarkan orang makan di ruangan, seakan-akan dinding terbuat
dari kaca). Gejala ini disebut dengan idioplastis (gambar terawang, tembus
pandang). Misalnya gambar sebuah rumah yang seolah-olah terbuat dari
kaca bening, hingga seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas.
Kenyataan di atas diperkuat oleh pandangan Max Verworm (Zulkifli,
2002: 45) bahwa anak menggambar benda-benda menurut apa yang
dilihatnya. Hasil karya anak-anak itu disebutnya gambar fisioplastik.
Anak yang belum berumur 8 tahun belum mampu menggambar apa yang
dilihatnya tetapi mereka menggambar menurut apa yang sedang
dipikirkannya. Hasil karya mereka itu disebut gambar ideoplastik.
Pada masa ini juga, kadang-kadang dalam satu bidang gambar dilukiskan
berbagai peristiwa yang berlainan waktu. Hal ini dalam tinjauan budaya
dinamakan continous narrative, anak sudah bisa memahami ruang dan
waktu. Objek gambar yang dilukiskan banyak dan berulang menggambarkan
sedang dilakukan.
4. Masa Realisme Awal ( E arly Realism)
Pada periode Realisme Awal, karya anak lebih menyerupai kenyataan.
Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri.
Mereka menyatukan objek dalam lingkungan. Selain itu kesadaran untuk
berkelompok dengan teman sebaya dialami pada masa ini. Perhatian kepada
objek sudah mulai rinci. Namun demikian, dalam menggambarkan objek,
proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya. Pemahaman
warna sudah mulai disadari. Warna biru langit berbeda dengan biru air laut.
Penguasan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga letak objek tidak lagi
bertumpu pada garis dasar, melainkan pada bidang dasar sehingga mulai
ditemukan garis horizon. Selain dikenalnya warna dan ruang, penguasaan
unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini.
Ada perbedaan kesenangan umum, misalnya: anak laki-laki lebih senang
kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau
bunga.
5. Masa Naturalisme Semu
Pada masa naturalisme semu, kemampuan berfikir abstrak serta kesadaran
sosialnya makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai kritis, bahkan
terhadap karyanya sendiri. Pengamatan kepada objek lebih rinci. Tampak
jelas perbedaan anak-anak bertipe haptic dengan tipe visual. Tipe visual
memperlihatkan kesadaran rasa ruang, rasa jarak dan lingkungan, dengan
fokus pada hal- hal yang menarik perhatiannya. Penguasaan rasa
perbandingan (proporsi) serta gerak tubuh objek lebih meningkat. Tipe
haptic memperlihatkan tanggapan keruangan dan objek secara subjektif,
lebih banyak menggunakan perasaannya. Gambar-gambar gaya kartun banyak
digemari.
Ada sesuatu yang unik pada masa ini, di mana pada satu sisi anak
ekspresi kreatifnya sedang muncul sementara kemampuan intelektualnya
berkembang dengan sangat pesatnya. Sebagai akibatnya, rasio anak seakan-
akan menjadi penghambat dalam proses berkarya. Apakah gambar ini seperti
kucing? Sementara kemampuan menggambar kucing kurang misalnya.
Sebagai akibatnya mereka malu kalau memperlihatkan karyanya kepada
sesamanya.
6. Periode Penentuan
Pada periode ini tumbuh kesadaran akan kemampuan diri. Perbedaan tipe
individual makin tampak. Anak yang berbakat cenderung akan melanjutkan
kegiatannya dengan rasa senang, tetapi yang merasa tidak berbakat akan
meninggalkan kegiatan seni rupa, apalagi tanpa bimbingan. Dalam hal ini
peranan guru banyak menentukan, terutama dalam meyakinkan bahwa
keterlibatan manusia dengan seni akan berlangsung terus dalam kehidupan.
Seni bukan urusan seniman saja, tetapi urusan semua orang dan siapa pun tak
akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari-hari.

Contenu connexe

Tendances

Makalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didikMakalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didikArfa Mantoeng
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarAdelaide Australia
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
 
Contoh rubrik penilaian psikomotorik
Contoh rubrik penilaian psikomotorikContoh rubrik penilaian psikomotorik
Contoh rubrik penilaian psikomotorikMuhammad Idris
 
ppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integretedppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integretedrizka_pratiwi
 
(20) RPP Matematika bangun ruang 1A
(20) RPP Matematika bangun ruang 1A(20) RPP Matematika bangun ruang 1A
(20) RPP Matematika bangun ruang 1ANastiti Rahajeng
 
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIATAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIALutfi Koto
 
Angket kedisiplinan siswa disekolah
Angket kedisiplinan siswa disekolahAngket kedisiplinan siswa disekolah
Angket kedisiplinan siswa disekolah28DEKY
 
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswaInstrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswanurmaliaazmi
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
 
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaranDaly Indra
 
Contoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterContoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterSherly Anggraini
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilanSurya Eka
 
Laporan Praktikum IPA Kelompok Ekosistem Darat.docx
Laporan Praktikum IPA Kelompok  Ekosistem Darat.docxLaporan Praktikum IPA Kelompok  Ekosistem Darat.docx
Laporan Praktikum IPA Kelompok Ekosistem Darat.docxjeninurdiana
 
modul 11 Konsep pendidikan seni di SD.pptx
modul 11 Konsep pendidikan seni di SD.pptxmodul 11 Konsep pendidikan seni di SD.pptx
modul 11 Konsep pendidikan seni di SD.pptxDesryDess
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaMading KS
 

Tendances (20)

Lembar refleksi pembelajaran terpadu
Lembar refleksi pembelajaran terpaduLembar refleksi pembelajaran terpadu
Lembar refleksi pembelajaran terpadu
 
Makalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didikMakalah manajemen peserta didik
Makalah manajemen peserta didik
 
Rumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajarRumus prosentase ketuntasan belajar
Rumus prosentase ketuntasan belajar
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
Contoh rubrik penilaian psikomotorik
Contoh rubrik penilaian psikomotorikContoh rubrik penilaian psikomotorik
Contoh rubrik penilaian psikomotorik
 
ppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integretedppt Pembelajaran terpadu model integreted
ppt Pembelajaran terpadu model integreted
 
Pembelajaran Berbicara
Pembelajaran BerbicaraPembelajaran Berbicara
Pembelajaran Berbicara
 
(20) RPP Matematika bangun ruang 1A
(20) RPP Matematika bangun ruang 1A(20) RPP Matematika bangun ruang 1A
(20) RPP Matematika bangun ruang 1A
 
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIATAHAP-TAHAP DAN  TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN MANUSIA
 
Rubrik penilaian
Rubrik penilaianRubrik penilaian
Rubrik penilaian
 
Angket kedisiplinan siswa disekolah
Angket kedisiplinan siswa disekolahAngket kedisiplinan siswa disekolah
Angket kedisiplinan siswa disekolah
 
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswaInstrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
Instrumen pedoman wawancara_guru_dan_angket_respon_siswa
 
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)
 
Modul 5 kb 1
Modul 5 kb 1Modul 5 kb 1
Modul 5 kb 1
 
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
59 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
 
Contoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semesterContoh program tahunan dan program semester
Contoh program tahunan dan program semester
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
Laporan Praktikum IPA Kelompok Ekosistem Darat.docx
Laporan Praktikum IPA Kelompok  Ekosistem Darat.docxLaporan Praktikum IPA Kelompok  Ekosistem Darat.docx
Laporan Praktikum IPA Kelompok Ekosistem Darat.docx
 
modul 11 Konsep pendidikan seni di SD.pptx
modul 11 Konsep pendidikan seni di SD.pptxmodul 11 Konsep pendidikan seni di SD.pptx
modul 11 Konsep pendidikan seni di SD.pptx
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
 

En vedette

Pendidikan seni rupa untuk anak usia dini
Pendidikan seni rupa untuk anak usia diniPendidikan seni rupa untuk anak usia dini
Pendidikan seni rupa untuk anak usia diniAgussani Algani
 
Strategi pembelajaran seni lukis anak usia dini
Strategi pembelajaran seni lukis anak usia diniStrategi pembelajaran seni lukis anak usia dini
Strategi pembelajaran seni lukis anak usia diniOperator Warnet Vast Raha
 
6 periodesasi dan perkembangan masa anak
6 periodesasi dan perkembangan masa anak6 periodesasi dan perkembangan masa anak
6 periodesasi dan perkembangan masa anakNuzli Muhammad
 
Pert 7 teori probabilitas
Pert 7  teori probabilitasPert 7  teori probabilitas
Pert 7 teori probabilitasOhan Handiyanto
 
Jurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikanJurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikanmppeutm
 
Rpp revisi 2016 ekonomi bisnis x smk rpp diva pendidikan
Rpp revisi 2016 ekonomi bisnis x smk rpp diva pendidikanRpp revisi 2016 ekonomi bisnis x smk rpp diva pendidikan
Rpp revisi 2016 ekonomi bisnis x smk rpp diva pendidikanDiva Pendidikan
 

En vedette (8)

Pendidikan seni rupa untuk anak usia dini
Pendidikan seni rupa untuk anak usia diniPendidikan seni rupa untuk anak usia dini
Pendidikan seni rupa untuk anak usia dini
 
Strategi pembelajaran seni lukis anak usia dini
Strategi pembelajaran seni lukis anak usia diniStrategi pembelajaran seni lukis anak usia dini
Strategi pembelajaran seni lukis anak usia dini
 
6 periodesasi dan perkembangan masa anak
6 periodesasi dan perkembangan masa anak6 periodesasi dan perkembangan masa anak
6 periodesasi dan perkembangan masa anak
 
Seni Rupa
Seni RupaSeni Rupa
Seni Rupa
 
Pert 7 teori probabilitas
Pert 7  teori probabilitasPert 7  teori probabilitas
Pert 7 teori probabilitas
 
Jurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikanJurnal PSikologi pendidikan
Jurnal PSikologi pendidikan
 
Rpp revisi 2016 ekonomi bisnis x smk rpp diva pendidikan
Rpp revisi 2016 ekonomi bisnis x smk rpp diva pendidikanRpp revisi 2016 ekonomi bisnis x smk rpp diva pendidikan
Rpp revisi 2016 ekonomi bisnis x smk rpp diva pendidikan
 
RPP EKONOMI SMA X kd 3.7
RPP EKONOMI SMA X kd 3.7RPP EKONOMI SMA X kd 3.7
RPP EKONOMI SMA X kd 3.7
 

Similaire à Karakteristik hasil seni rupa anak docx

Perkembangan seni kanak tbk kpg jana sambungan
Perkembangan seni kanak tbk kpg jana sambunganPerkembangan seni kanak tbk kpg jana sambungan
Perkembangan seni kanak tbk kpg jana sambunganhasmihayati
 
Perkembangan seni kanak tbk kpg jana sambungan
Perkembangan seni kanak tbk kpg jana sambunganPerkembangan seni kanak tbk kpg jana sambungan
Perkembangan seni kanak tbk kpg jana sambunganhasmihayati
 
MODUL 10 P.SENI APRESIASI SENI RUPA ANAK.pptx
MODUL 10 P.SENI APRESIASI SENI RUPA ANAK.pptxMODUL 10 P.SENI APRESIASI SENI RUPA ANAK.pptx
MODUL 10 P.SENI APRESIASI SENI RUPA ANAK.pptxerick426983
 
PPT Seni di SD kelompok 3.pptx
PPT Seni di SD kelompok 3.pptxPPT Seni di SD kelompok 3.pptx
PPT Seni di SD kelompok 3.pptxJuminoJumino2
 
3. Hubungan Kreativitas dengan Intelektual dan Periode Kreativitas Anak.pptx
3. Hubungan Kreativitas dengan Intelektual dan Periode Kreativitas Anak.pptx3. Hubungan Kreativitas dengan Intelektual dan Periode Kreativitas Anak.pptx
3. Hubungan Kreativitas dengan Intelektual dan Periode Kreativitas Anak.pptxAjangRamdani1
 
Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1
Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1
Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1mafirza
 
Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1
Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1
Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1aisyamafiza
 
Konseling anak
Konseling anakKonseling anak
Konseling anakdidit23
 
Konseling anak
Konseling anakKonseling anak
Konseling anakdidit23
 
Terapi menggambar
Terapi menggambarTerapi menggambar
Terapi menggambardidit23
 
Seni visual bab 4
Seni visual bab 4Seni visual bab 4
Seni visual bab 4cgnorazmi
 
Perkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu lindaPerkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu lindaAsih Sukarsih
 
Perkembangan kognitif kelompok bu arbin.docx
Perkembangan kognitif kelompok bu arbin.docxPerkembangan kognitif kelompok bu arbin.docx
Perkembangan kognitif kelompok bu arbin.docxulfayuniarisla2
 
Kepentingan seni lukis kepada kanak
Kepentingan seni lukis kepada kanakKepentingan seni lukis kepada kanak
Kepentingan seni lukis kepada kanakMazri Muhammad
 
6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docx6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docxsdnkaretan
 

Similaire à Karakteristik hasil seni rupa anak docx (20)

Perkembangan seni kanak tbk kpg jana sambungan
Perkembangan seni kanak tbk kpg jana sambunganPerkembangan seni kanak tbk kpg jana sambungan
Perkembangan seni kanak tbk kpg jana sambungan
 
Perkembangan seni kanak tbk kpg jana sambungan
Perkembangan seni kanak tbk kpg jana sambunganPerkembangan seni kanak tbk kpg jana sambungan
Perkembangan seni kanak tbk kpg jana sambungan
 
MODUL 10 P.SENI APRESIASI SENI RUPA ANAK.pptx
MODUL 10 P.SENI APRESIASI SENI RUPA ANAK.pptxMODUL 10 P.SENI APRESIASI SENI RUPA ANAK.pptx
MODUL 10 P.SENI APRESIASI SENI RUPA ANAK.pptx
 
paud
paudpaud
paud
 
green arts
green artsgreen arts
green arts
 
PPT Seni di SD kelompok 3.pptx
PPT Seni di SD kelompok 3.pptxPPT Seni di SD kelompok 3.pptx
PPT Seni di SD kelompok 3.pptx
 
3. Hubungan Kreativitas dengan Intelektual dan Periode Kreativitas Anak.pptx
3. Hubungan Kreativitas dengan Intelektual dan Periode Kreativitas Anak.pptx3. Hubungan Kreativitas dengan Intelektual dan Periode Kreativitas Anak.pptx
3. Hubungan Kreativitas dengan Intelektual dan Periode Kreativitas Anak.pptx
 
Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1
Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1
Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1
 
Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1
Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1
Rosliza razali kae3013 tugasan 2 a1
 
Konseling anak
Konseling anakKonseling anak
Konseling anak
 
Konseling anak
Konseling anakKonseling anak
Konseling anak
 
Terapi menggambar
Terapi menggambarTerapi menggambar
Terapi menggambar
 
Seni visual bab 4
Seni visual bab 4Seni visual bab 4
Seni visual bab 4
 
Perkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu lindaPerkembangan kognitif bu linda
Perkembangan kognitif bu linda
 
Bjt umum tugas2
Bjt umum tugas2Bjt umum tugas2
Bjt umum tugas2
 
Piaget & viktor
Piaget & viktorPiaget & viktor
Piaget & viktor
 
Perkembangan kognitif kelompok bu arbin.docx
Perkembangan kognitif kelompok bu arbin.docxPerkembangan kognitif kelompok bu arbin.docx
Perkembangan kognitif kelompok bu arbin.docx
 
Kepentingan seni lukis kepada kanak
Kepentingan seni lukis kepada kanakKepentingan seni lukis kepada kanak
Kepentingan seni lukis kepada kanak
 
Perkembngan Kognitif Pada Manusia
Perkembngan Kognitif Pada ManusiaPerkembngan Kognitif Pada Manusia
Perkembngan Kognitif Pada Manusia
 
6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docx6 Aspek Perkembangan Anak.docx
6 Aspek Perkembangan Anak.docx
 

Karakteristik hasil seni rupa anak docx

  • 1. KARAKTERISTIK HASIL SENI RUPA ANAK Setiap anak memilki cara ungkapan seni yang berbeda-beda. Perbedaan terletak pada: 1. Karakter tipologi karya seni yang dihasilkan 2. Terletak pada tingkat usia anak Tipologi Tipologi diartikan sebagai tipe atau gaya, corak yang dapat teramati melalui hasil gambar anak. Apa yang digambar anak merupakan cermin dari apa yang semula ditangkap dan kemudian dirasakan oleh anak. Ia tidak menggambar hanya dari apa yang dipikirkannya atau yang dilihatnya, melainkan hasil gambar merupakan hasil dari apa yang dilihatnya dengan perasaan yang asosiasikan dan diungkapkan ke dalam bentuk gambar. Herbert Read Menggolongkan gambar anak berdasarkan gayanya menjadi 12 macam yaitu: 1. Organic Berhubungan langsung serta bersimpati terhadap objek-objek nyata, lebih suka objek dalam kelompok daripada yang tersendiri, sudah mengenal proporsi dan hubungan organis yang wajar misalnya pohon yang menjulang dia atas atanah, gambar manusia atau hewan bergerak yang sesuai dengan bentuk asli dan sebagainya. 2. Lyrical (Liris) Menggambar objek-objek realistis, tetapi tidak bergerak seperti pada organic. Objek yang digambarkan statis dengan warna-warna yang tidak menyolok. Biasanya digambarkan oleh anak perempuan.
  • 2. 3. Impressionism Lebih mementingkan detail yang dilihat dari suatu objek daripada keseluruhan konseptual. Dalam gambar lebih diutamakan kesan “suasana”. 4. Rhytmical Pattern (pola ritmis) Gambar memperlihatkan pengulangan dari suatu objek yang dilihat. Misalnya: gambar anak perempuan, kemudian mengulang gambar tersebut sampai bidang gambar terisi semua. Sifatnya bisa organis atau lyris, dan selalu mengikuti pola umum (realistis).
  • 3. 5. Structural Form (Bentuk Yang Bersusun) Type ini jarang ditemui pada gambar anak. Objeknya mengikuti rumus ilmu bangun. Objek diperkecil menjadi satu rumusan geometris di mana rumus yang aslinya diambil dari pengamatan. 6. Schematic Penggambar menggunakan rumus-rumus ilmu bangun tanpa ada hubungan yang jelas dengan susunan organis. Skema dari objek disempurnakan menjadi satu desain yang ada hubungannya dengan pengamatan anak terhadap objek secara simbolis.
  • 4. 7. Haptik Gambar-gambar tidak berdasarkan pengamatan visual suatu objek, tetapi bukan skematik. Gambar yang dibuat mewakili image-image hasil rabaan dan sensai fisik dari dalam. 8. Exspressionism Ciri: hasil gambar anak yang menunjukkan bagaimana anak melihat dunia. Tidak hanya mengekspresikan sensasi egosentrik saja, tetapi juga objek dunia luar seperti hutan, gunung, sungai dan lain-lain; sehingga yang berperan bukan hanya yang berasal dari sensasi dari dalam diri anak. Sebagai titik tolaknya adalah pengamatan visual kemudian diolah sehingga tampak seperti dilebih-lebihkan dan berubah dari bentuk asalnya.
  • 5. 9. Enumerative Ciri: anak dikuasai oleh objek yang diamatinya dan tidak dapat menghubungkan dengan sensasi yang timbul dari dalam dirinya ; sehingga ia menggambar semua bagian-bagian kecil yang dapat dilihatnya pada bidang gambar tanpa ada yang dilebih-lebihkan. Jadi tidak ada unsure pribadi muncul dalam gambar yang dibuat, seakan-akan sebuah potret dari suatu objek. 10. Decorative (dekoratif) Ciri: anak terutama tertarik oleh warna dan bentuk dua dimensi dan mengusahakannya menjadi pola yang menggembirakan. Bentuk-bentuk natural diekspresikan menjadi bentuk yang mengekspresikan perasaan senang, melankoli dan sebagainya. Bentuk maupun warna yang dihasilkan merupakan gambar yang melambangkan perasaannya. Warnanya cenderung cerah dan tidak ada perspektif dalam gambarnya.
  • 6. 11. Romantic (romantic) Ciri: tema diambil dari kehidupan tetapi dipertajam dengan fantasi. Gambar merupakan gabungan kembali antara ingatan dan imajinasi, serta menyangkut rekayasa baru. 12. Literary (khayalan) Ciri: tema semata-mata khayal yang berasal dari rasa dari dalam dirinya atau dengan imajinasinya menciptakan bentuk-bentuk yang baru. Tema yang dipilih merupakan gabungan imajinasi dan ingatan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
  • 7. Kategori-kategori tersebut kemudian disesuaikan dengan type psychologisnya yang bisa digambarkan sebagai berikut: 1. Type thinking : extravert = enumeratif : introvert = organic 2. Type felling : extravert = dekoratif : introvert = imaginative 3. Type sensation : extravert = emphatetik : introvert = expressionis (heptik) 4. Type intuition : extravert = rhythmical pattern : introvert = structural form Oleh Victor Lowenfeld ungkapan kreatif (menggambar) anak dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Tipe visual 2. Tipe Haptik 0 2 1
  • 8. Periodisasi Perkembangan Seni Rupa Anak-Anak Pengelompokan periodisasi karya seni rupa anak dimaksudkan agar kita mudah mengenali karakteristik perkembangan anak berdasarkan usianya. Dalam mengungkapkan gagasannya, anak masih memandang gambar sebagai satu ungkapan keseluruhan. Hal ini belum tampak bagian demi bagian secara rinci. Yang tampak hanyalah bagian-bagian kecil yang menarik perhatian, terutama yang menyentuh perasaan dan keinginannya. Tahap perkembangan menurut Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain (1970) dalam Creative and Mental Growth membagi periodisasi perkembangan seni rupa anak sebagai berikut: 1. Masa Coreng-Moreng (Scribbling Period) Kesenangan membuat goresan pada anak-anak usia dua tahun bahkan sebelum dua tahun sejalan dengan perkembangan motorik tangan dan jarinya yang masih menggunakan motorik kasar. Hal ini dapat kita temukan anak yang melubangi atau melukai kertas yang digoresnya. Goresan-goresan yang dibuat anak usia 2-3 tahun belum menggambarkan suatu bentuk objek. Pada awalnya, coretan hanya mengikuti perkembangan gerak motorik. Biasanya, tahap pertama hanya mampu menghasilkan goresan terbatas, dengan arah vertikal atau horizontal. Hal ini tentunya berkaitan dengan kemampuan motorik anak yang masih mengunakan motorik kasar. Kemudian, pada perekmbangan berikutnya penggambaran garis mulai beragam dengan arah yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu mambuat garis melingkar. Periode ini terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: 1) corengan tak beraturan, 2) corengan terkendali, dan 3) corengan bernama. Ciri gambar yang dihasilkan anak pada tahap corengan tak beraturan adalah bentuk gembar yang sembarang, mencoreng tanpa melihat ke kertas, belum dapat membuat corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi. Corengan terkendali ditandai dengan kemampuan anak menemukan kendali visualnya terhadap coretan yang dibuatnya. Hal ini tercipta dengan telah adanya kerjasama antara koordiansi antara perkembangan visual dengan perkembangan motorik. Hal ini terbukti dengan adanya pengulangan coretan garis baik yang horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran. Corengan bernama merupakan tahap akhir masa coreng moreng. Biasanya terjadi menjelang usia 3-4 tahun, sejalan dengan perkembangan bahasanya
  • 9. anak mulai mengontrol goresannya bahkan telah memberinya nama, misalnya: “rumah”, “mobil”, “kuda”. Hal ini dapat digunakan oleh orang tua atau guru pada jenjang pendidikan usia dini (TK) dalam membangkitkan keberanianan anak untuk mengemukakan kata-kata tertentu atau pendapat tertentu berdasarkan hal yang digambarkannya. Anak-anak memiliki jiwa bebas, ceria. Mereka sangat menyenangi warna-warna yang cerah misalnya dari crayon. Kesenangan menggunakan warna biasanya setelah ia bisa memberikan judul terhadap karya yang dibuatnya. Penggunaan warna pada masa ini lebih menekankan pada penguasaan teknik-mekanik penempatan warna berdasarkan kepraktisan penempatannya dibandingkan dengan kepentingan aspek emosi. Pada masa mencoreng, bila anak difasilitasi oleh orang tua maka akan memiliki peluang untuk melakukan kreasi dalam hal garis dan bentuk, mengembangkan koordinasi gerak, dan mulai menyadari ada hubungan gambar dengan lingkungannnya. Hal yang paling penting yang harus dilakukan oleh orang tua dan guru pada masa ini adalah dengan memberi perhatian terhadap karya yang sedang dibuat anak sehingga tercipta kemampuan komunikasi anak dengan orang dewasa secara melalui bahasa visual. 2. Masa PraBagan (Pre Schematic Period) Usia anak pada tahap ini bisanya berada pada jenjang pendidikan TK dan SD kelas awal. Kecenderungan umum pada tahap ini, objek yang digambarkan anak biasanya berupa gambar kepala-berkaki. Sebuah lingkaran yang menggambarkan kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki. Ciri-ciri yang menarik lainnya pada tahap ini yaitu telah menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris untuk memberi kesan objek dari dunia sekitarnya. Koordinasi tangan lebih berkembang. Aspek warna belum ada hubungan tertentu dengan objek, orang bisa saja berwarna biru, merah, coklat atau warna lain yang disenanginya. Penempatan dan ukuran objek bersifat subjektif, didasarkan kepada kepentingannya. Jika objek gambar lebih dikenalinya seperti ayah dan ibu, maka gambar dibuat lebih besar dari yang lainnya. Ini dinamakan dengan
  • 10. “perspektif batin”. Penempatan objek dan penguasan ruang belum dikuasai anak pada usia ini. 3. Masa Bagan (Schematic Period) Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk. Gambar masih tetap berkesan datar dan berputar atau rebah (tampak pada penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian kiri rebah ke kiri, bagian kanan rebah ke kanan). Pada perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line). Penafsiran ruang bersifat subjektif, tampak pada gambar “tembus pandang” (contoh: digambarkan orang makan di ruangan, seakan-akan dinding terbuat dari kaca). Gejala ini disebut dengan idioplastis (gambar terawang, tembus pandang). Misalnya gambar sebuah rumah yang seolah-olah terbuat dari kaca bening, hingga seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas. Kenyataan di atas diperkuat oleh pandangan Max Verworm (Zulkifli, 2002: 45) bahwa anak menggambar benda-benda menurut apa yang dilihatnya. Hasil karya anak-anak itu disebutnya gambar fisioplastik. Anak yang belum berumur 8 tahun belum mampu menggambar apa yang dilihatnya tetapi mereka menggambar menurut apa yang sedang dipikirkannya. Hasil karya mereka itu disebut gambar ideoplastik. Pada masa ini juga, kadang-kadang dalam satu bidang gambar dilukiskan berbagai peristiwa yang berlainan waktu. Hal ini dalam tinjauan budaya dinamakan continous narrative, anak sudah bisa memahami ruang dan waktu. Objek gambar yang dilukiskan banyak dan berulang menggambarkan sedang dilakukan. 4. Masa Realisme Awal ( E arly Realism) Pada periode Realisme Awal, karya anak lebih menyerupai kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan objek dalam lingkungan. Selain itu kesadaran untuk berkelompok dengan teman sebaya dialami pada masa ini. Perhatian kepada objek sudah mulai rinci. Namun demikian, dalam menggambarkan objek, proporsi (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya. Pemahaman warna sudah mulai disadari. Warna biru langit berbeda dengan biru air laut. Penguasan konsep ruang mulai dikenalnya sehingga letak objek tidak lagi
  • 11. bertumpu pada garis dasar, melainkan pada bidang dasar sehingga mulai ditemukan garis horizon. Selain dikenalnya warna dan ruang, penguasaan unsur desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini. Ada perbedaan kesenangan umum, misalnya: anak laki-laki lebih senang kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga. 5. Masa Naturalisme Semu Pada masa naturalisme semu, kemampuan berfikir abstrak serta kesadaran sosialnya makin berkembang. Perhatian kepada seni mulai kritis, bahkan terhadap karyanya sendiri. Pengamatan kepada objek lebih rinci. Tampak jelas perbedaan anak-anak bertipe haptic dengan tipe visual. Tipe visual memperlihatkan kesadaran rasa ruang, rasa jarak dan lingkungan, dengan fokus pada hal- hal yang menarik perhatiannya. Penguasaan rasa perbandingan (proporsi) serta gerak tubuh objek lebih meningkat. Tipe haptic memperlihatkan tanggapan keruangan dan objek secara subjektif, lebih banyak menggunakan perasaannya. Gambar-gambar gaya kartun banyak digemari. Ada sesuatu yang unik pada masa ini, di mana pada satu sisi anak ekspresi kreatifnya sedang muncul sementara kemampuan intelektualnya berkembang dengan sangat pesatnya. Sebagai akibatnya, rasio anak seakan- akan menjadi penghambat dalam proses berkarya. Apakah gambar ini seperti kucing? Sementara kemampuan menggambar kucing kurang misalnya. Sebagai akibatnya mereka malu kalau memperlihatkan karyanya kepada sesamanya. 6. Periode Penentuan Pada periode ini tumbuh kesadaran akan kemampuan diri. Perbedaan tipe individual makin tampak. Anak yang berbakat cenderung akan melanjutkan kegiatannya dengan rasa senang, tetapi yang merasa tidak berbakat akan meninggalkan kegiatan seni rupa, apalagi tanpa bimbingan. Dalam hal ini peranan guru banyak menentukan, terutama dalam meyakinkan bahwa keterlibatan manusia dengan seni akan berlangsung terus dalam kehidupan. Seni bukan urusan seniman saja, tetapi urusan semua orang dan siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari-hari.