Pemberian pakan silase dan limbah kubis yang tercemar pestisida tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap performa kelinci New Zealand White asalkan kandungan residu pestisida masih di bawah standar. Kedua jenis pakan memberikan hasil yang serupa untuk bobot hidup, pertambahan bobot badan, dan efisiensi pakan kelinci.
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Pakan Kelinci - Silase dan Kubis Tercemar
1. PEMBERIAN PAKAN SILASE DAN
LIMBAH KUBIS YANG TERCEMAR PESTISIDA
TERHADAP PERFORMA KELINCI NEW ZEALAND WHITE
2. Hanifah Nur R. 200110110016
Fauzy Eka F. 200110110018
Rian Pebriana 200110110019
Abdurokhim Amin 200110110024
Dewi Permatahati 200110110026
Jajat Rohmana 200110110030
PRODUKSI KELINCI
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG - 2014
3. Sumberartikel
• Rizqiani, Arifah. 2011. Performa Kelinci Potong
Jantan Lokal Peranakan New Zealand
White yang diberi pakan silase atau pelet
ransum komplit. Skripsi. Fakultas Peternakan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
• Zakiyah, Rahmawati; Minarti, Sri; dan Cholis,
Nur. 2013. Performa Kelinci Peranakan New
Zealand White yang diberi pakan Limbah
Kubis (Brassica oleracia) tercemar
Pestisida. Jurnal. Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya. Malang.
4. pENDAHULUAN
• Hijauan di Indonesia masih fluktuatif, sehingga
dibutuhkan alternatif dari hijauan sebagai pakan
kelinci.
• Contohnya Pemanfaatan Limbah pertanian (Kubis)
dan Pengolahan Hijauan (silase).
• Kami tertarik untuk membahas bagaimana
pengaruh pemberian limbah kubis tercemar
pestisida dan silase pada performa kelinci
peranakan New Zealand White.
5. Pakan kelinci
• Kelinci adalah herbivora pseudo-
ruminansia, mampu
memfermentasi serat kasar.
• Ransum komplit merupakan
campuran antara hijauan dengan
konsentrat.
• Silase merupakan pakan ternak
yang dihasilkan melalui proses
fermentasi anaerob oleh bakteri
asam laktat dengan kadar air yang
tinggi.
6. Limbah kubis sebagai
pakan kelinci
• Kubis rentan hama dan penyakit.
• Petani memakai pestisida kimia.
• Limbah panen kubis dapat dimanfaatkan
sebagai pakan kelinci.
• Hanya bagian terluar yang diberikan,
bagian dalamnya dijual.
• Kubis diberikan tanpa pencuciandan
pelayuan.
• Pemberian terus menerus efek residu
• Efek residu menyebabkan dampak buruk
terhadap performa maupun konsumen.
7. Pestisida dalam kubis
Zat Pestisida
Kandungan Residu
Lapangan SNI*
Endosulfan 0,0017 0,5
Profenofos 0,0028 0,05
Klorpirifos 0,0019 0,5
* SNI 7313: 2008
8. Bahan Pakan %
Rumput lapang 25
Daun ubi jalar 5
Jagung 31,5
Dedak padi 15
Bungkil inti sawit 5
Bungkil kedelai 15
Tepung ikan 1
Premix 0,5
Dicalsium Phospate (DCP) 1
Crude Palm Oil (CPO) 0,5
Natrium Clorida (NaCl) 0,65
Komposisi DAN NILAI NUTRISI ransum
Nutrien Kandungan (%)
BK 51,38
Abu 9,32
PK 14,32
SK 23,04
LK 3,25
BETN 50,05
9. Proses pembuatan pelet dan silase
Silase
(mash)
Fer-
mentasi
Pelleting
Formula
-ting
GilingJemurHijauan
Pellet
Ransum
Komplit
Mixing
10. Perbandingan performa pellet vs silase
Indikator
Perlakuan
Pellet Silase
BB hidup (gram/ekor) 1906,45 1663,15
PBB (gram/ekor) 17,60 17,29
Efisiensi Pakan 0,15 0,13
Persentase Karkas (%) 54,29 49,49
Kadar Lemak (%) 0,15 0,13
11. pembahasan
1. Bobot hidup
• Pemberian pelet ransum komplit
memberi bobot hidup yang lebih
tinggi dibandingkan dengan silase
ransum komplit. Perbedaanini tidak
terlalu berbeda jauh dikarenakan
tidak dilakukannya pengeringan
hijauan saat proses pembuatan silase.
• Kadar air yang tinggi saat proses
silase akan menyebabkanorganisme
semakin leluasa menyerap nutrien
(Dwidjoseputro,1985), sehingga
bersaing dengan penyerapan nutrien
oleh tubuh.
12. pembahasan
2. Pertambahan bobot badan
• Kelinci yang diberikan pellet ransum
komplit, memiliki pertambahanbobot
badan yang baik. Konsumsi pakan dan
kecernaan pakan yang tinggi akan
menghasilkan pertambahanbobot badan
yang lebih tinggi akibat semakin
banyaknya nutrien yang diserap (Rasyid,
2009).
• Kelinci masih dapat mengkonsumsi silase
meski berbentuk mash. Senada dengan
Behnke (2001), bahwa pemberian pakan
bentuk pelet dapat meningkatkan
performa dan konversi pakan ternak
dibandingkan dengan pakan bentuk mash.
PBB= (BB akhir-BB awal)
lama pemeliharaan
13. pembahasan
3. Efisiensi pakan
• Tidak terdapat perbedaan yang nyata
antara kedua jenis pemberian ransum.
Namun menurut Cheeke (1987)
efisiensi pakan yang baik yaitu
berkisar antara 0,28-0,25%.
Perbedaan ini disebabkan perbedaan
iklim antara Eropa dan Indonesia yang
pertumbuhan mencapai 35-40
gram/ekor/hari dibandingkan di
daerah tropis yang hanya 10-20
gram/ekor/hari
Efisiensi= PBB .
Konsumsi Pakan
14. pembahasan
4. Persentase karkas dan lemak daging kelinci
• Karkas erat hubungannya dengan bobot potong kelinci. Semakin tinggi
bobot potong, maka semakin tinggi pula persentase karkasnya.
Sedangkan lemak daging dipengaruhi oleh zat makanan yang
dikonsumsi oleh kelinci. Berdasarkan tabel tidak terdapat perbedaan
yang begitu jauh antara kedua pemberian pakan ini.
• % Karkas= Bobot Karkas x 100
Bobot Hidup
• Lemak (%) = kadar lemak (%) x berat sampel (berat paha kanan)
15. pembahasan
5. Kandungan Residu pada Kubis
• Kubis yang tercemar pestisida tidak memberikan dampak nyata terhadap
performa kelinci New Zealand White karena kandungan pestisida masih
dibawah batas aman SNI.
• Hal ini diduga karena residu mengalami penguapan pada saat kubis
diinapkan sebelum diberikan kepada kelinci atau karena terbasuh hujan.
Seperti yang diungkapkan oleh Sudewa et al (2008) bahwa faktor yang
mempengaruhi proses hilangnya residu pestisida adalah penguapan,
pencucian, dan degradasi enzimatik.
16. kesimpulan
• Pemberian silase ransum komplit dan pelet ransum
komplit tidak signifikan berbeda terhadap
performa kelinci New Zealand White.
• Pemberian limbah kubis yang tercemar pestisida
tidak mempengaruhi dampak negatif terhadap
performa kelinci New Zealand White selama
residunya masih dibawah batas aman SNI.