SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  27
Pertemuan 11 FAKTOR KOMPRESIBILITAS Dr. I Made Astra, M.Si Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam
BAB 12 CAMPURAN DARI GAS IDEAL DAN UAP Sifat-sifat campuran dipengaruhi komposisi campuran dan sifat-sifat masing-masing komponennya  ,[object Object],[object Object],[object Object],Analisa molar menyatakan komposisi campuran berdasarkan jumlah molekul masing-masing komponen.  Analisa gravimetri menyatakan komposisi campuran berdasarkan massa masing-masing komponen 02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
KOMPOSISI CAMPURAN Jika suatu campuran gas terdiri dari  k  komponen maka sifat-sifatnya adalah sebagai berikut  ,[object Object],[object Object],[object Object],02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
KOMPOSISI CAMPURAN ,[object Object],[object Object],[object Object],02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Hubungan P-v-T campuran gas  ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Fraski Tekanan & Fraksi Volume Perbandingan antara P i  dengan P camp  disebut  fraksi tekanan .  Perbandingan antara V i  dengan V camp  disebut  fraksi volume   02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Campuran gas ideal Untuk gas ideal berlaku persamaan PV = N R u  T sehingga fraksi tekanan, fraksi volume dapat dinyatakan sebagai : P i  = y i  P camp , besaran ini disebut tekanan parsial. V i  = y i  V camp , besaran ini disebut volume parsial. Untuk gas ideal komposisi campuran dapat dijelaskan dengan analisa volumetri . Prosentase volume dari masing-masing komponen ekivalen dengan prosentase dari  fraksi molekul  02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Campuran gas riil Hukum Dalton dan hukum amagat dapat juga digunakan untuk gas riil, tetapi tekanan dan volume masing-masing komponen ditentukan dengan persamaan yang sesuai bukan dengan persamaan gas ideal.  Hukum Dalton  : Z i  ditentukan pada temperatur dan volume campuran masing-masing komponen gas.  Hukum Amagat  : Z i  pada temperatur dan tekanan campuran untuk masing-masing komponen gas.  Menggunakan faktor kompresibilitas (Z) 02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Kays Rule Cara lain dilakukan dengan menggunakan “ Kay’s rule ”. Dengan cara ini faktor kompresibilitas ditentukan dari “ pseudocritical pressure P’ cr,camp   “ dan “ pseudocritical temperature T’ cr,camp   “ 02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Persamaan Van der Waals 02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Sifat-sifat campuran Gas  Energi Dalam Entalpi 02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Sifat-sifat campuran Gas Entropi Panas jenis 02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Contoh Analisis volumetri dari suatu campuran gas ideal memberikan data sebagai berikut : Komponen % volume N 2   60 CO 2   40 Campuran berada pada tekanan 1,5 Mpa dan temperatur 30 o C. Hitunglah : a. Komposisi berdasarkan analisa gravimetri b. Tentukan massa campuran jika volumenya 1 m 3 c. Campuran gas dilewatkan suatu alat penukar kalor sehingga  temperaturnya bertambah 120 o C. Tentukan kalor yang diserap  campuran. 02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Penyelesaian a. Analisa gravimetri b. Masa campuran 02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Penyelesaian 02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
c. Perpindahan kalor  02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Soal latihan ,[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],[object Object],02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Soal Latihan ,[object Object],[object Object],[object Object],02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Campuran udara dan uap air  ,[object Object],[object Object],[object Object],Pada “  air conditioning  “ temperatur udara berkisar antara -10 o C hingga 50 o C. Pada keadaan tersebut udara kering dapat dianggap sebagai gas ideal dengan panas jenis konstan (C p =1.005 kJ/kg atau C p =0.240Btu/lbmR).   h udara kering  = C p    T   02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Demikian pula uap air dapat dianggap sebagai gas ideal (Psat air pada 50 o C = 12.3 kPa, pada tekanan rendah uap air mempunyai sifat-sifat gas ideal). Entalpi uap air hanya merupakan fungsi dari temperatur saja. Karena itu entalpi uap air dapat dinyatakan dengan entalpi uap air jenuh pada temperatur yang sama. h uap air  (T, P  rendah )    h g  (T)  P udara  = P udara kering  + P uap air 02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Kelembaban jenis Kelembaban jenis (specific humidity / humidity ratio) Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara kering pada temperatur dan volume yang sama Total entalpi udara merupakan jumlah entalpi udara kering dan entalpi uap air.  H = H udara kering  + H uap air Dibagi dengan m udara kering  menghasilkan  atau  h = C p  T +    h g   02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Kelembaban relatif Kelembaban relatif (relative humidity) Misalkan kita punya 1 kg udara kering. Sesuai definisi udara kering maka kelembaban jenisnya adalah nol. Jika kemudian ditambahkan uap air maka kelembaban jenisnya akan bertambah. Semakin banyak uap air yang ditambahkan maka kelembaban jenisnya semakin bertambah pula, sampai udara tidak mampu lagi menyerap uap air. Pada keadaan ini disebut udara jenuh, setiap uap air yang ditambahkan akan terkondensasi.  Perbandingan antara massa uap air dengan maksimum massa uap air yang dapat diserap udara pada temperatur yang sama disebut kelembaban relatif. dengan P g =P sat @T 02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
“ Dew point temperature ” Adalah temperatur pada saat mulai terjadi kondensasi jika udara didinginkan pada tekanan konstan. T dew point  = T sat @ P uap air Wet-bulb temperature ” (temperatur bola basah) Untuk menentukan kelembaban udara digunakan suatu alat yang  disebut “Wet-bulb psychrometer ” . Alat ini terdiri dua buah termometer. Satu disebut bola kering (“ dry-bulb ”) dan yang satu lagi disebut bola basah(“wet-bulb”) karena ditutupi oleh kapas basah. Prinsip kerjanya adalah dengan “ Adiabatic saturation ” 02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  | Air,  temperatur T 2 Udara  T 1  ,   1 ,   1 Udara jenuh T 2  ,   2 ,   2 =100% Air,
Sebuah sistem saluran sangat panjang yang diisolasi dan mempunyai kantung air. Udara tidak jenuh dengan kelembaban jenis   1  (tidak diketahui) serta temperatur T 1  (terukur) mengalir ke dalam saluran. Sebagian air akan menguap dan bercampur dengan udara. Karena saluran sangat panjang maka udara akan keluar dalam keadaan jenuh (  =100%) dengan temperatur T 2  (disebut “ adiabatic saturation temperatur ”). Sistem diatas dapat dianalisa sebagai sistem aliran tunak. ,[object Object],02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
[object Object],Maka dihasilkan Untuk “ wet-bulb psychrometer ” T 1  adalah temperatur bola kering dan T 2  adalah temperatur bola basah. 02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
Soal Sebuah ruangan mempunyai temperatur bola kering 22 o C dan temperatur bola basah 16 o C. Jika tekanan udara adalah 100 kPa hitunglah : a. Kelembaban jenisnya b. kelembaban relatifnya c. temperatur “ Dew point  “ 02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |
THANK YOU 02/02/11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta  |  www.unj.ac.id  |

Contenu connexe

Tendances

Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
Dede Suhendra
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
Fransiska Puteri
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
wahyuddin S.T
 
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropiTermodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
jayamartha
 

Tendances (20)

Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDALAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksi
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
 
Laporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwoodLaporan fisdas pesawat atwood
Laporan fisdas pesawat atwood
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
Laporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum StoikiometriLaporan Praktikum Stoikiometri
Laporan Praktikum Stoikiometri
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial Termodinamika
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
 
5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
 
Konduktometri
KonduktometriKonduktometri
Konduktometri
 
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
PENETAPAN KADAR MINYAK (BILANGAN-BILANGAN)
 
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropiTermodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
Termodinamika (14) c prinsip_perubahan_entropi
 

En vedette (6)

Pert 14 teori perturbasi bebas waktu nondegenerate
Pert 14 teori perturbasi bebas waktu nondegeneratePert 14 teori perturbasi bebas waktu nondegenerate
Pert 14 teori perturbasi bebas waktu nondegenerate
 
Termodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausius
Termodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausiusTermodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausius
Termodinamika (14) a persamaan_dan_pertidaksamaan_clausius
 
Fistum 5-schoedinger
Fistum 5-schoedingerFistum 5-schoedinger
Fistum 5-schoedinger
 
Fistum 6-potensial kotak
Fistum 6-potensial kotakFistum 6-potensial kotak
Fistum 6-potensial kotak
 
Pert 1 analisis atom hidrogen
Pert 1 analisis atom hidrogenPert 1 analisis atom hidrogen
Pert 1 analisis atom hidrogen
 
Pert 13 teori perturbasi bebas waktu degenerate
Pert 13 teori perturbasi bebas waktu degeneratePert 13 teori perturbasi bebas waktu degenerate
Pert 13 teori perturbasi bebas waktu degenerate
 

Similaire à Termodinamika (11) b faktor_kompresibilitas (20)

Termodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistem
Termodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistemTermodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistem
Termodinamika (1- 2) j besaran_-_ besaran_sistem
 
TEORI KINETIK GAS _R (1).pptx
TEORI KINETIK GAS _R (1).pptxTEORI KINETIK GAS _R (1).pptx
TEORI KINETIK GAS _R (1).pptx
 
Termodinamika (4) f temperatur_gas_ideal
Termodinamika (4) f temperatur_gas_idealTermodinamika (4) f temperatur_gas_ideal
Termodinamika (4) f temperatur_gas_ideal
 
Termodinamika - 04 f
Termodinamika - 04 fTermodinamika - 04 f
Termodinamika - 04 f
 
Farfis i
Farfis iFarfis i
Farfis i
 
Gas Ideal
Gas IdealGas Ideal
Gas Ideal
 
GAS
GASGAS
GAS
 
09 bab 8
09 bab 809 bab 8
09 bab 8
 
77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-sulies77190036 gas-ideal-sulies
77190036 gas-ideal-sulies
 
Teori Kinetik Gas
Teori Kinetik GasTeori Kinetik Gas
Teori Kinetik Gas
 
Teori kinetik-gas(1)
Teori kinetik-gas(1)Teori kinetik-gas(1)
Teori kinetik-gas(1)
 
MODUL 8.pptx
MODUL 8.pptxMODUL 8.pptx
MODUL 8.pptx
 
Pengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyataPengertian gas ideal dan gas nyata
Pengertian gas ideal dan gas nyata
 
Teor
TeorTeor
Teor
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_mekanik
Termodinamika (5) a kesetimbangan_mekanikTermodinamika (5) a kesetimbangan_mekanik
Termodinamika (5) a kesetimbangan_mekanik
 
Termodinamika (11) a persamaan_keadaan_gas_(nyata_dan_ideal)
Termodinamika (11) a persamaan_keadaan_gas_(nyata_dan_ideal)Termodinamika (11) a persamaan_keadaan_gas_(nyata_dan_ideal)
Termodinamika (11) a persamaan_keadaan_gas_(nyata_dan_ideal)
 
Aplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas iiAplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas ii
 
Aplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas iiAplikasi stoikiometri tugas ii
Aplikasi stoikiometri tugas ii
 
Persamaan Gas Ideal
Persamaan Gas IdealPersamaan Gas Ideal
Persamaan Gas Ideal
 
Termodinamika (6) c proses_kuasistatik
Termodinamika (6) c proses_kuasistatikTermodinamika (6) c proses_kuasistatik
Termodinamika (6) c proses_kuasistatik
 

Plus de jayamartha

Plus de jayamartha (20)

Kalkulus 1 - Kuis 4
Kalkulus 1 - Kuis 4Kalkulus 1 - Kuis 4
Kalkulus 1 - Kuis 4
 
Kalkulus 1 - Kuis 3
Kalkulus 1 - Kuis 3Kalkulus 1 - Kuis 3
Kalkulus 1 - Kuis 3
 
Kalkulus 1 - Kuis 2
Kalkulus 1 - Kuis 2Kalkulus 1 - Kuis 2
Kalkulus 1 - Kuis 2
 
Kalkulus 1 - Kuis 1
Kalkulus 1 - Kuis 1Kalkulus 1 - Kuis 1
Kalkulus 1 - Kuis 1
 
P6
P6P6
P6
 
Week 15 kognitif
Week 15 kognitifWeek 15 kognitif
Week 15 kognitif
 
15-superconductivity
15-superconductivity15-superconductivity
15-superconductivity
 
12-14 d-effect_of_electron_-_electron_interaction
12-14 d-effect_of_electron_-_electron_interaction12-14 d-effect_of_electron_-_electron_interaction
12-14 d-effect_of_electron_-_electron_interaction
 
7-metal_vs_semiconductor
7-metal_vs_semiconductor7-metal_vs_semiconductor
7-metal_vs_semiconductor
 
12 -14 c-spin_paramagnetism
12 -14 c-spin_paramagnetism12 -14 c-spin_paramagnetism
12 -14 c-spin_paramagnetism
 
12 -14 b-diamagnetism
12 -14 b-diamagnetism12 -14 b-diamagnetism
12 -14 b-diamagnetism
 
12-14 a-magnetic_effects_in_quantum _mechanics
12-14 a-magnetic_effects_in_quantum _mechanics12-14 a-magnetic_effects_in_quantum _mechanics
12-14 a-magnetic_effects_in_quantum _mechanics
 
Week4-5 tb-kognitif
Week4-5 tb-kognitifWeek4-5 tb-kognitif
Week4-5 tb-kognitif
 
10-11 a-energy_bands
10-11 a-energy_bands10-11 a-energy_bands
10-11 a-energy_bands
 
7 -metal_vs_semiconductor
7 -metal_vs_semiconductor7 -metal_vs_semiconductor
7 -metal_vs_semiconductor
 
Week-13 model pembelajaran
Week-13 model pembelajaranWeek-13 model pembelajaran
Week-13 model pembelajaran
 
5-6-definition_of_semiconductor
5-6-definition_of_semiconductor5-6-definition_of_semiconductor
5-6-definition_of_semiconductor
 
Week-15 kognitif
Week-15 kognitifWeek-15 kognitif
Week-15 kognitif
 
Week 15 kognitif
Week 15 kognitifWeek 15 kognitif
Week 15 kognitif
 
Pert 1-4
Pert 1-4Pert 1-4
Pert 1-4
 

Dernier

PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
LeoRahmanBoyanese
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
SriHandayaniLubisSpd
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Hermawati Dwi Susari
 

Dernier (20)

MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docxRPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
RPP 1 Lembar Prakarya Kelas 8 Semester 2 (gurusekali.com).docx
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik WidarsihTugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
Tugas Mandiri 1.4.a.4.4.pdf Ninik Widarsih
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxLAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
 
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.docPresentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
Presentasi-ruang-kolaborasi-modul-1.4.doc
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdfLaporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
Laporan Guru Piket Bukti Dukung PMM - www.kherysuryawan.id (1) (1).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptxLokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
Lokakarya Kepemimpinan Sekolah 1_Mei 2024.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Termodinamika (11) b faktor_kompresibilitas

  • 1. Pertemuan 11 FAKTOR KOMPRESIBILITAS Dr. I Made Astra, M.Si Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan ilmu Pengetahuan Alam
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5.
  • 6. Fraski Tekanan & Fraksi Volume Perbandingan antara P i dengan P camp disebut fraksi tekanan . Perbandingan antara V i dengan V camp disebut fraksi volume 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 7. Campuran gas ideal Untuk gas ideal berlaku persamaan PV = N R u T sehingga fraksi tekanan, fraksi volume dapat dinyatakan sebagai : P i = y i P camp , besaran ini disebut tekanan parsial. V i = y i V camp , besaran ini disebut volume parsial. Untuk gas ideal komposisi campuran dapat dijelaskan dengan analisa volumetri . Prosentase volume dari masing-masing komponen ekivalen dengan prosentase dari fraksi molekul 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 8. Campuran gas riil Hukum Dalton dan hukum amagat dapat juga digunakan untuk gas riil, tetapi tekanan dan volume masing-masing komponen ditentukan dengan persamaan yang sesuai bukan dengan persamaan gas ideal. Hukum Dalton : Z i ditentukan pada temperatur dan volume campuran masing-masing komponen gas. Hukum Amagat : Z i pada temperatur dan tekanan campuran untuk masing-masing komponen gas. Menggunakan faktor kompresibilitas (Z) 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 9. Kays Rule Cara lain dilakukan dengan menggunakan “ Kay’s rule ”. Dengan cara ini faktor kompresibilitas ditentukan dari “ pseudocritical pressure P’ cr,camp “ dan “ pseudocritical temperature T’ cr,camp “ 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 10. Persamaan Van der Waals 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 11. Sifat-sifat campuran Gas Energi Dalam Entalpi 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 12. Sifat-sifat campuran Gas Entropi Panas jenis 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 13. Contoh Analisis volumetri dari suatu campuran gas ideal memberikan data sebagai berikut : Komponen % volume N 2 60 CO 2 40 Campuran berada pada tekanan 1,5 Mpa dan temperatur 30 o C. Hitunglah : a. Komposisi berdasarkan analisa gravimetri b. Tentukan massa campuran jika volumenya 1 m 3 c. Campuran gas dilewatkan suatu alat penukar kalor sehingga temperaturnya bertambah 120 o C. Tentukan kalor yang diserap campuran. 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 14. Penyelesaian a. Analisa gravimetri b. Masa campuran 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 15. Penyelesaian 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 16. c. Perpindahan kalor 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20. Demikian pula uap air dapat dianggap sebagai gas ideal (Psat air pada 50 o C = 12.3 kPa, pada tekanan rendah uap air mempunyai sifat-sifat gas ideal). Entalpi uap air hanya merupakan fungsi dari temperatur saja. Karena itu entalpi uap air dapat dinyatakan dengan entalpi uap air jenuh pada temperatur yang sama. h uap air (T, P rendah )  h g (T) P udara = P udara kering + P uap air 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 21. Kelembaban jenis Kelembaban jenis (specific humidity / humidity ratio) Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara kering pada temperatur dan volume yang sama Total entalpi udara merupakan jumlah entalpi udara kering dan entalpi uap air. H = H udara kering + H uap air Dibagi dengan m udara kering menghasilkan atau h = C p T +  h g 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 22. Kelembaban relatif Kelembaban relatif (relative humidity) Misalkan kita punya 1 kg udara kering. Sesuai definisi udara kering maka kelembaban jenisnya adalah nol. Jika kemudian ditambahkan uap air maka kelembaban jenisnya akan bertambah. Semakin banyak uap air yang ditambahkan maka kelembaban jenisnya semakin bertambah pula, sampai udara tidak mampu lagi menyerap uap air. Pada keadaan ini disebut udara jenuh, setiap uap air yang ditambahkan akan terkondensasi. Perbandingan antara massa uap air dengan maksimum massa uap air yang dapat diserap udara pada temperatur yang sama disebut kelembaban relatif. dengan P g =P sat @T 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 23. “ Dew point temperature ” Adalah temperatur pada saat mulai terjadi kondensasi jika udara didinginkan pada tekanan konstan. T dew point = T sat @ P uap air Wet-bulb temperature ” (temperatur bola basah) Untuk menentukan kelembaban udara digunakan suatu alat yang disebut “Wet-bulb psychrometer ” . Alat ini terdiri dua buah termometer. Satu disebut bola kering (“ dry-bulb ”) dan yang satu lagi disebut bola basah(“wet-bulb”) karena ditutupi oleh kapas basah. Prinsip kerjanya adalah dengan “ Adiabatic saturation ” 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id | Air, temperatur T 2 Udara T 1 ,  1 ,  1 Udara jenuh T 2 ,  2 ,  2 =100% Air,
  • 24.
  • 25.
  • 26. Soal Sebuah ruangan mempunyai temperatur bola kering 22 o C dan temperatur bola basah 16 o C. Jika tekanan udara adalah 100 kPa hitunglah : a. Kelembaban jenisnya b. kelembaban relatifnya c. temperatur “ Dew point “ 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 27. THANK YOU 02/02/11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |