Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis laporan keuangan yang wajib disusun perusahaan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Juga membahas tentang isi dan elemen laporan keuangan serta keterbatasan yang melekat pada laporan keuangan.
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Presentasi laporan keuangan neraca
1. PRESENT
BY
KELOMPOK I
ZUFRIZAL
HARYANI
NUR ASIAH
IQBAL RISTI
2. JENIS LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan utama menurut SAK yaitu:
2. Daftar neraca yang menggambarkan posisi
keuangan perusahaan pada suatu tanggal
tertentu;
3. Perhitungan laba rugi yang menggambarkan
jumlah hasil, biaya, dan laba/rugi perusahaan
pada suatu periode tertentu;
4. Laporan arus kas. Memuat sumber dan
pengeluaran kas perusahaan selama satu
periode.
3. JENIS LAPORAN KEUANGAN
Dulu dikenal Laporan Sumber dan Penggunaan
Dana. Dana di sini diartikan bermacam-macam,
yaitu sebagai berikut.
b) Kas
c) Aktiva Cepat (Quick Assets)
d) Monetery Assets
e) Aktiva Lancar
f) Modal Kerja (Aktiva Lancar dikurangi Utang
Lancar)
g) Keseluruhan aktiva
4. JENIS LAPORAN KEUANGAN
Pengertian dana yang paling popular
adalah dana sebagai modal kerja, sedangkan
jika diartikan sebagai kas, laporannya
hamper sama dengan Laporan Arus Kas.
Laporan ini (Cash Flow Statement)
merupakan ikhtisar Arus Kas Masuk dan
Arus Kas Keluar yang dibagi dalam
kelompok-kelompok berikut:
2. Kegiatan Operasi
3. Kegiatan Investasi
4. Kegiatan Pendanaan (Keuangan)
5. ISI DAN ELEMEN LAPORAN KEUANGAN
Ada tiga hal penting yang harus diingat dalam
mempertimbangkan apakah suatu transaksi
dapat dianggap sebagai elemen laporan
keuangan atau tidak, yaitu:
2. Konsep income
3. Pengertian asset, liabilities,
equity menyangkut pada jumlah kekayaan,
Sedangkan pengertian revenues, expense,
gains dan losses
4. Nilai asset, liabilities, equity dianggap berubah
akibat pengaruh revenue, expense, gain, loss.
6. ISI DAN ELEMEN LAPORAN KEUANGAN
Dalam mengkaji elemen akuntansi dan hubungan
laporan laba rugi dengan neraca dikenal dua
pendekatan, yaitu:
2. Articulated Approach, kedua laporan dianggap
memiliki hubungan matematis, laba rugi hanya
merupakan perubahan modal pada periode itu
dengan asumsi tidak ada transaksi modal dan
penyesuaian modal.
3. Non-Articulated Approach, kedua laporan
tersebut tidak memiliki hubungan, minimal tidak
otomatis dan masing-masing berdiri sendiri antara
satu sama lain.
7. LAPORAN NERACA (POSISI KEUANGAN)
NERACA ATAU DISEBUT JUGA POSISI
KEUANGAN MENGGAMBARKAN POSISI
KEUANGAN PERUSAHAAN DALAM SUATU
TANGGAL TERTETNTU ATAU A MOMENT OF
TIME, SERING DISEBUT PER TANGGAL
TERTENTU MISALNYA PER TANGGAL 31
DESEMBER 2005.
8. LAPORAN NERACA (POSISI KEUANGAN)
a. Definisi Komponen Neraca
2. Definisi Harta (APB Statement (1970, hlm 132)
Kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk di
dalamnya pembebanan yang ditunda, yang
dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku.
3. Pengukuran dan Penilaian Aktiva dan
Kewajiban yaitu “Pencatatan aktiva didasarkan
pada kejadian kapan perusahaan mendapatkan
kekayaan atau aktiva itu dari pihak lain
sedangkan kewajiban kapan muncul kepada
pihak lain. Penilaian: nilai tukar, nilai
pengorbanan (exchange ataumarket price)
9. LAPORAN NERACA (POSISI KEUANGAN)
1. Definisi Kewajiban/Utang (Liabilities) adalah
saldo kredit atau jumlah yang harus
dipindahkan dari suatu tutup buku ke
periode tahun berikutnya berdasarkna
pencatatan yang sesuai dengan prinsip
akuntansi (saldo kredit bukan akibat saldo
negative aktiva).
Definisi oleh APB : Kewajiban ekonomis
dari suatu perusahaan yang diakui dan
dinilai sesuai prinsip akuntansi. Kewajiban
di sini termasuk juga saldo kredit yang
ditunda yang bukan merupakan kewajiban
atau utang.
10. LAPORAN NERACA (POSISI KEUANGAN)
1. Pengakuan dan Penilaian Kewajiban;
Menurut APB Statement No. 4 serta SFAC
No. 5 kewajiban dinilai sebesar kejadian
dalam transaksi, biasanya sejumlah yang
akan dibayarkan di masa yang akan
datang biasanya didiskontokan (dinilai
berdasarkan present value-untuk jangka
panjang), sejumlah nilai pertukaran, atau
sejumlah nilai normal.
11. LAPORAN PERIODIK YANG DIWAJIBKAN
SEC (Security Exchange Commision)
Di Amerika, SEC atau Badan Pengawas Pasar
Modal mewajibkan perusahaan go
public melaporkan secara periodik laporan
keuangannya sebagai berikut.
Form 10 – K. Ini adalah laporan tahunan
yang harus disampaikan tiga bulan atau
sepulu hari setelah akhir tahun buku
Form 10 – Q. Laporan keuangan kuartal yang
harus disampaikan 45 hari setelah akhir
kuartal.
Form 8 – K. Laporan harus disampaikan 15
hari setelah kejadian tertentu dilaksanakan.
12. CATATAN DAN PENJELASAN LAPORAN KEUANGAN
Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan dan
penjelasan laporan keuangan ini adalah :
Kebijaksanaan akuntansi.
Penjelasan tentang perkara di pengadilan,
kewajibancontingent laba rugi kontingensi dan
komitmen tidak biasa
Rencana penggabungan usaha
Penjelasan tentang jenis saham
Jumlah penyusutan dan biaya riset dan
pengembangan
Penjelasan pos penting
Penjelasan tentang pajak penghasilan, komposisi,
restitusi, perkara di majelis perpajakan.
13. PERISTIWA KEMUDIAN (Subsequent Event)
Peristiwa kemudian adalah transaksi atau
kejadian yang terjadi setelah tanggal neraca
sebelum laporan keuangan dikeluarkan atau
diumumkan. Peristiwa kemudian ini
kemungkinan :
Menimbulkan penyesuaian terhadap laporan
keuangan;
Memerlukan disclosure (pengungkapan)
tidak memerlukan apa-apa
.
14. PERISTIWA KEMUDIAN (Subsequent Event)
Adjustment perlu jika jumlah yang ada dalam
laporan keuangan harus disesuaikan karena
adanya peristiwa kemudian yang
memberikan bukti yang berkaitan dengan
keadaan yang terjadi pada tanggal neraca dan
memengaruhi laporan keuangan secara
materiil. Pengungkapan perlu jika peristiwa
kemudian memberikan bukti yang berkaitan
dengan persyaratan yang tidak ada pada
tanggal neraca.
15. KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan bersifat umum dan bukan
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak
tertentu.
Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari
penggunaan tafsiran dan berbagai pertimbangan
dalam memilih alternative dari berbagai pilihan yang
ada yang sama-sama dibenarkan tetapi menimbulkan
perbedaan angka laba maupun asset
Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak
material. Demikian pula penerapan prinsip akuntansi
terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak
dilaksanakan jika hal ini tidak menimbulkan pengaruh
yang material terhadap kelayakan laporan keuangan.