SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  33
Télécharger pour lire hors ligne
88
A. Mistar Baja
Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja mesin. Alat ukur ini
dapat dikatakan alat ukur yang kurang presisi, karena hanya dapat melakukan
pengukuran paling kecil sebesar 0,5 mm, jadi untuk pengukuran dibawah 0,5 mm
tidak dapat dilayani oleh mistar baja. Dengan demikian alat ukur ini tidak dapat
digunakan untuk melakukan pengukuran sampai seperseratus millimeter (0,01
mm). Jenis mistar baja yang dipakai pada bengkel kerja mesin mempunyai
ukuran yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya panjang mistar baja adalah
150 mm sampai 300 mm, dengan skala ukur terdiri dari satuan setengah
millimeter dan satuan satu millimeter.
Gambar 5.1. Mistar Baja
Dalam bengkel kerja otomotif mistar baja ada dua sistem, yaitu sistem
metric dan sistem imperial. Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan
dalam inchi, sedangkan pada sistem metrik satuanya dinyatakan dengan
millimeter. Mistar baja sistem imperial mempunyai ketelitian dari 1/8 inchi, 1/6
inchi, 1/32 inchi, dan 1/64 inchi. Dalam bengkel kerja bangku dan kerja mesin
biasanya hanya terdapat sampai ketelitian 1/32 inchi.
Disamping mistar baja dapat digunakan untuk mengukur dan
menentukan batas-batas ukuran, juga biasa dipergunakan sebagai pertolongan
menarik garis pada waktu menggambar pada permukaan benda pekerjaan.
Setiap menarik garis hanya dilakukan satu kali
BAB V. PENGGUNAAN DAN
PEMELIHARAAN ALAT UKUR
89
Mengukur Garis Menggunakan Mistar Baja
Mistar baja juga dapat digunakan untuk mengukur diameter luar secara
kasar. Dalam pelaksanaannya harus dibantu dengan menggunakan alat ukur lain
seperti jangka bengkok dan bagian diameter dalam diperlukan bantuan jangka
kaki.
B. MISTAR GULUNG
Mistar gulung adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda
kerja yang panjangnya melebihi ukuran mistar baja, atau dapat dikatakan untuk
mengukur benda-benda yang besar. Mistar gulung ini tingkat ketelitianya adalah
setengah milimeter, sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur benda
kerja yang secara presisi. Panjang dari mistar gulung ini bervariasi dari 2 meter
sampai 30 meter dan 50 meter, tetapi dalam bengkel kerja mesin ukuran yang
terpanjang adalah 3 meter.
Gambar 5.2. Mistar Gulung
90
C. PROTRACTOR
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur besaran-besaran sudut pada
benda kerja untuk membantu pekerjaan melukis dan menandai. Protractor dibuat
dengan beberapa bentuk, sesuai dengan jenis kegunaanya dan tingkat
ketelitiannya. Batas ukur dari protractor adalah dari 00
-1800
.
Gambar 5.3. Protractor
Untuk pengukuran besaran sudut dengan teliti, artinya pengukuran
besaran sudut dari satu derajat digunakan vernier bevel protractor. Alat ini
mempunyai ketelitian sebesar 5 menit. Jadi dengan menggunakan vernier bevel
protractor kita dapat melakukan pengukuran mulai dari ukuran sudut 5 menit
sampai 1800
.
Cara membaca ukuran pada vernier bevel protractor adalah sebagai berikut :
1. Baca ukuran pada skala utama.
2. Baca ukuran yang ditunjukan pada skala vernier.
3. Jumlah ukuran dari skala utama dan skala vernier.
4. Hasil penjumlahan tersebut merupakan besar ukuran yang diminta.
91
D. DIAL INDICATOR
1. Uraian
Dial gauge digunakan untuk mengukur kebengkokan poros, run out, dan
backlash. Dengan ketelitian : 0,01 mm. Apabila jarum panjang membuat satu
putaran penuh (100 strip), maka jarum pendek bergerak 1 strip (1 mm).
Gambar 5.4. Dial Indikator
92
2. Metode Pengukuran
a. Pengukuran run out
1) Bersihkan benda yang akan diukur.
2) Letakkan V-block pada tempat yang rata dan letakkan poros (camshaft)
diatas V-block.
3) Sentuhan spidle dial gauge pada permukaan poros dan pastikan spindle
tegak lurus dengan poros.
4) Putar poros perlahan-lahan, dan bacalah jumlah gerakan pointer
E. MICROMETER
Micrometer dibedakan menjadi dua macam :
1. Outside micrometer : Mengukur diameter luar
2. Inside micrometer : Mengukur diameter dalam
93
Kedua alat ini memiliki ketelitian 0,01 mm. Satu putaran thimble terdiri dari 50
strip (0,05 mm)
Gambar 5.5. Mikrometer
94
Gambar 5.6..Nama Komponen Mikrometer
95
a. Memeriksa tanda “0”
Bersihkan anvil dan spindle dengan kain bersih. Putar rachet stopper
sampai anvil dan spindle bersentuhan, dan putar stoper 2 atau 3 kali putaran
untuk lebih menyakinkan. Micrometer telah dikalibrasikan dengan benar jika “0”
thimble lurus dengan garis pada outer sleeve.
b. Menyetel tanda ”0”
Jika kesalahannya 0,02 mm atau kurang. Kunci spindle dengan lock clamp.
Kemudian putar outer sleeve sampai tanda “0” thimble lurus dengan garis, dan
periksa kembali tanda “0”
Jika kesalahan melebihi 0,02 mm. Kunci spindle dengan lock clamp,
kendorkan stopper sampai thimble bebas,luruskan tanda “0” thimble dengan
garis pada outer sleeve, dan kencangkan kembali rachet stopper,dan periksa
kembali tanda “0”.
96
c. Membaca Hasil Pengukuran
Jarak strip diatas garis pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak strip
dibawah garis adalah 0,5 mm. Dan nilai 1 stripe pada thimble adalah 0,01 mm.
Nilai hasil ukuran ialah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut.
d. Contoh dan Teks pengukuran
Pembacaan skala diatas garis : 7,00 mm 5,00 mm
Pembacaan skala dibawah garis : 0,50 mm 0,00 mm
Pembacaan skala thimble : 0,15 mm + 0,20 mm +
Hasil ukur = 7,65 mm 5,20 mm
97
F. JANGKA SORONG (VERNIER CALIPER)
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian dalam maupun
bagian luar serta kedalaman pipa atau silInder. Pada alat ini terdapat dua satuan
pengukuran yaitu satuan milimeter dan inchi dengan masing-masing mempunyai
skala nonius. Jangka sorong ini mempunyai ketelitian sampai 0,01 mm dan
0,05 mm. Adapun ketelitian alat ini dapat kita tentukan dengan cara sebagai
berikut:
Hitunglah jumlah garis skala nonius misalnya 20 garis dan jarak kedua
puluh garis itu dalah 19 mm berakti jarak satu skala nonius = 19/20 mm. Batasan
dari ketelitian jangka sorong adalah selisih antara satu skala utama dengan satu
skala nonius, jadi 1–19/20 mm = 0,05 mm.
Gambar 5.7. Jangka Sorong
Gambar 5.8. Nama Komponen Jangka Sorong
98
Kapasitas pengukuran dengan menggunakan jangka sorong bermacam-
macam dan tergantung kebutuhan atau penggunaan jangka sorong itu sendiri,
diantaranya:
1. Kapasitas 150 mm ketelitiannya 0.05 mm
2. Kapasitas 200 mm ketelitiannya 0.02 mm
3. Bahkan ada yang berkapasitas sampai 1000 mm
Membaca Hasil Pengukuran
`
Menangani Jangka Sorong
• Perhatikan cara-cara pengukuran dibawah ini:
Hasil Bacaan:
99
G. CYLINDER GAUGE
Cylinder gauge adalah alat untuk mengukur diameter silinder, dengan
ketelitian 0,01 mm
100
Gambar 5.9. Cylinder Gauge
Cara Pemilihan Replacement Rod dan Washer
• Ukur diameter silinder dengan vernier caliper.
• Lihat angka dibelakang koma, apakah lebih besar atau lebih kecil dari
0,5 mm.
• Bila hasil pengukuran : 52,30 mm. Maka pilihlah:
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 2 mm
• BILA hasil pengukuran : 52,70 mm. Maka pilihlah:
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 3 mm
Metoda pengukuran
1). Ukur diameter silinder dengan vernier caliper. Pilihlah replacement rod
dan washer yang sesuai, dan pasangkan pada silinder gauge. Bila hasil
101
pengukuran diameter adalah 91,00 mm, gunakan replacement rod
90 mm dan replacement washer 1 mm.
2). Set micrometer pada 91 mm (seperti hasil ukur diatas) masukan
replacement rod dan measuring point kedalam micrometer, dan dial
gauge diset ke “0”.
3). Masukan cylinder gauge pada posisi diagonal kedalam silinder,
gerakan cylinder gauge sampai diperoleh hasil pembacaan terkecil.
Bila hasil pembacaan adalah 0,08 mm sebelum “0”, berarti diameter
silinder adalah 0,08 mm lebih besar dari 91 mm. Karena itu diameter
silinder adalah 91,08 mm ( 91,00 + 0,08).
102
H. CALIPER GAUGE
Caliper gauge adalah alat ukur yang menggunakan dial gauge. Ada dua
tipe caliper gauge yaitu inside caliper dan outside caliper. Yang umumnya
digunakan untuk mengukur komponen otomotif adalah inside caliper gauge.
Metoda Pengukuran
Gambar 5.10. Caliper Gauge
1). Ukurlah diameter dalam dengan vernier caliper. Katakanlah hasilnya 8,40
mm, selanjutnya set micrometer ke angka yang mendekati hasil ukur dari
vernier caliper dan kelipatan dari 0,5 mm yaitu 8,50 mm.
2). Tempatkan kaki-kaki caliper diantara anvil dan spindle micrometer.
Gerakan caliper sampai mendapat angka terkecil. Kemudian set dial
gauge ke “0”.
3). Tekan tombol caliper gauge dan masukan lug pada diameter dalam
benda yang akan diukur dan bebaskan tombol. Gerakan caliper sampai
didapat pembacaan terkecil. Jika pembacaan menunjukan 0.08 mm,
berarti diameter dalam adalah 8,42 mm (8,50- 0,08 mm).
103
I. PLASTIGAGE
Plastigage digunakan untuk mengukur celah oli pada poros engkol.
Plastigage mempunyai ukuran yang berbeda: warna hijau (0,025-0,076 mm),
warna biru (0,102-0,229 mm), warna merah (0,051-0,152 mm).
Metoda Pengukuran
1. Bersihkan tangan, crank shaft pin dan bantalan.
2. Ambil plastigage dari dalam bungkusnya sesuai lebar bantalan.
3. Letakan plastigage dari dalam pembungkus pada crank shaft pin seperti
pada gambar.
5. Pasang bearing cap dan kencangkan mur-murnya sesuai dengan momen
spesifikasi, jangan memutar crank shaft.
104
Gambar 5.11. Plastigage
6. Lepas bearing cap dan ukurlah lebar plastigage dengan menggunakan skala
yang terdapat pada amplopnya. Bila lebar tidak merata, ukurlah pada tempat
yang paling lebar.
J. MULTITESTER (VOLT, OHM, AMPERE METER)
Multitester adalah alat pengetesan kelistrikan. Penggunaannya untuk
mengukur tegangan DC dan AC, tahanan, dan arus DC. Multitester dibagi
menjadi dua yaitu tipe digital dan tipe analog. Petunjuk berikut ini adalah untuk
tester model analog.
105
Gambar 5.12. Multitester
106
1. Metode Pengukuran
Sebelum mengunakan multitester, anda harus memastikan bahwa jarum
penunjuk ada dibagian garis ujung sebelah kiri pada skala. Apabila tidak,
putarkan pointer calibration screw dengan obeng sampai jarum penunjuk berada
tepat pada ujung garis kiri.
2. Mengukur Tegangan DC
Daerah pengukuran tegangan adalah 0-500 Volt. Hubungkan test lead
warna merah ke terminal positif dan test lead warna hitam ke terminal negatif
tester. Posisikan range selector pada salah satu daerah DCV dengan pilihan:
Range Selektor Voltage yang dapat diukur (V)
2.5 0 – 2.5
10 2.5 – 10
25 10 – 25
50 25 - 50
500 50 - 500
Kemudian hubungkan test lead warna merah dengan terminal positif dari
sumber arus dan test lead warna hitam dengan terminal negatif dari sumber
arus, dengan kata lain multitester dihubungkan paralel dengan rangkaian.
107
3. Mengukur Tegangan AC
Daerah pengukuran tegangan adalah 0-1000 Volt. Hubungkan test lead dan
posisikan range selector pada salah satu daerah ACV dengan pilihan:
Range Selector Voltage yang dapat diukur (V)
10 0 – 10
25 10 – 25
250 25 – 250
1000 250 - 1000
Hubungkan test lead secara paralel dengan rangkaian
108
4. Mengukur Arus DC
o Daerah arus yang dapat diukur adalah 0-20 A
o Mengukur Arus DC dari 0-250 mA
o Hubungkan test lead pada terminal tester dan setel selector ke 250 mA
DCA. Hubungkan test lead secara seri pada rangkaian.
109
a. Mengukur Arus DC dari 0 – 20 A
1) Hubungkan test lead pada terminal tester dan setel selector ke DCA 20 A.
2) Hubungkan test lead secara seri pada rangkaian.
5. Mengukur Tahanan
Sebelum mengukur tahanan, pertama harus memutar tombol kalibrasi ohm,
dengan ujung test lead dihubungkan sampai jarum menunjukkan angka “0” pada
skala ohm. Kalibrasi ini diperlukan setiap kali anda merubah range.
110
Pengukuran
Setel selector pada salah satu posisi ohm. Ada beberapa skala untuk
mengukur tahanan. Posisi “K” untuk 1.000, dengan demikian 10 K berarti 10.000
dan sebagainya.
Range Tingkat tahanan yang dapat diukur ( )
X1 0 – 1 K
X10 0 – 10 K
X100 0 – 100 K
X1 K 0 - ∞
Contoh :
Nilai pengukuran adalah 90 , sebab range selector diset pada x10
111
K. TUNE UP TESTER
1. Uraian
Tune up tester adalah alat yang berfungsi untuk memeriksa breaker
point, dwell angle, putaran mesin (rpm), tegangan battery, sistem pengisian dan
kevakuman dari intake manifold.
112
Gambar 5.13. Tune-up Tester
2. Cara Penggunaan :
a. Mengukur Breaker Point
1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam
pada (-) battery atau massa body.
2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di
distributor atau pada (-) ignition coil.
3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
4) Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1)
pada posisi breaker point.
5) Pengukuran breaker point dilakukan pada saat mesin mati tetapi kunci
kontak pada posisi ON.
6) Apabila breaker point pada saat ini dalam keadaan tertutup dan
hubungan point tersebut baik, maka jarum pada posisi strip hijau (OK) di
kiri. Sedangkan apabila point tidak baik, maka jarum berada diluar
daerah hijau.
b. Mengukur Dwell Angle
1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam
pada (-) battery atau massa body.
2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di
distributor atau pada (-) ignition coil.
3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperatur kerjanya.
113
5) Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi dwell,
maka jarum akan bergerak dan baca angka yang tertera pada skala dwell
(6).
c. Mengukur Rpm
1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam
pada (-) battery atau massa body.
2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di
distributor atau pada (-) ignition coil.
3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperature kerjanya.
5) Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi rpm,
maka jarum akan bergerak dan baca angka yang tertera pada skala rpm
(6).
Untuk rpm rendah baca skala 0 – 1600 rpm dan lampu L menyala.
Untuk rpm lebih tinggi dari 1600 rpm maka lampu H akan menyala dan
bacalah skala 0 – 8000 rpm.
d. Mengukur Voltage Out put Altenator.
1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam
pada (-) battery atau massa body.
2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di
distributor atau pada (-) ignition coil.
3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperature kerjanya.
5) Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi volt,
maka jarum akan bergerak dan baca angka yang tertera pada skala volt
(6).
Out put altenator 13 – 15 volt.
Jangan mempergunakan tune up tester untuk tegangan lebih dari 20 volt.
e. Mengukur Waktu Pengapian
1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam
pada (-) battery atau massa body.
2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di
distributor atau pada (-) ignition coil.
3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin.
4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperature kerjanya.
5) Pasangkan kabel (12) pada kabel busi no.1 dan saklar timing light (9)
harus pada posisi ON dan arahkan pada puli mesin atau penunjuk saat
pengapian.
114
L. KUNCI MOMEN (TORGUE WRENCH)
1. Uraian
Kunci momen digunakan untuk mengukur gaya puntir pada baut dan
mur, agar mencapai ketegangan tertentu. Kunci momen terdiri dari dua tipe
yaitu tipe plate dan tipe Pre-set.
Gambar 5.14. Kunci Momen Konvensional dan Digital
115
2. Peringatan Penting
a. Gunakan kunci momen hanya untuk pengerasan terakhir.
b. Gunakan kunci momen yang mempunyai tingkat momen yang cukup
(maximum torgue).
c. Untuk mencegah agar kunci socket tidak meleset, tahanlah dengan tangan
kiri sambil menarik handle, seperti gambar.
3. Cara Penggunaan Kunci Momen Preset Type
c. Lepaskan locker dengan arah berlawanan arah jarum jam.
d. Putar skala utama (main scale/ skala ratusan ) dan skala sub ( sub scale/
skala puluhan ) sesuai dengan momen yang dibutuhkan.
Contoh:
Main scale : 300 kgf.cm
Sub scale : 60 kgf.cm
Momen = 360 kgf.cm
c. Kemudian keraskan penguncinya (locker) dengan arah searah jarum jam.
d. Kunci momen siap digunakan.
116
M. HIDROMETER
Hidrometer berfungsi untuk mengukur berat jenis elektrolit baterai. Berat
jenis elektrolit berubah menurut tingkat isi baterai. Berat jenis baterai penuh
adalah 1,26-1,28. Berat jenis juga dipengaruhi oleh suhu, sehingga rumus ini
digunakan untuk menentukan hubunganya :
S20 = St + 0,007 (t -20)
Dimana :
S20 = berat jenis koreksi
St = berat jenis terukur
t = suhu saat pengukuran
bila berat jenis kurang dari 1,23 harus dilakukan pengisian baterai.
Gambar 5.15. Hidrometer
117
N. COMPRESSION TESTER
Compression tester digunakan untuk mengukur tekanan kompresi.
Karena tekanan kompresi pada mesin diesel sangat tinggi, maka harus
digunakan gauge dengan tekanan tinggi. Pemasangan dilakukan pada lubang
injektor atau glow plug.
Gambar 5.16. Compression Tester
0. NOZZLE TESTER
Nozzle tester digunakan untuk memeriksa tekanan pembukaan injektor
dan kondisi injektor (kebocoran setelah injeksi).
Gambar 5.17. Nozzle Tester
118
P. RADIATOR DAN RADIATOR CUP TESTER
Tester ini digunakan untuk memeriksa kondisi radiator (sistem
pendinginan) dari kebocoran dan juga untuk menguji tutup radiator.
Gambar 5.18. Radiator Cap Tester
Q. VALVE SPRING TESTER
Valve spring tester berfungsi untuk memeriksa tegangan pegas–pegas
katup masuk dan katup buang.
Gambar 5.19. Valve Spring Tester
119
R. VACUUM GAUGE
Vacuum gauge berfungsi untuk menghasilkan vakum untuk memeriksa
komponen yang berhubungan dengan vakum.
Gambar 5.20. Vacuum Gauge
S. RANGKUMAN
Membicarakan peralatan ukur pada bengkel kerja mesin, juga berarti
membicarakan peralatan ukur pada kerja bangku, karena bengkel kerja bangku
adalah merupakan bagian dari bengkel kerja mesin.
Pada bengkel kerja mesin peralatan ukur yang digunakan harus benar-
benar presisi, karena benda kerja yang akan diukur adalah benda kerja presisi.
Biasanya benda kerja yang dihasilkan pada bengkel kerja mesin adalah benda
kerja yang akan digabungkan satu sama lainnya sehingga menghasilkan suatu
120
peralatan. Untuk dapat saling digabungkan, maka ukuran masing-masing benda
kerja harus benar-benar presisi.
Guna menghasilkan pengukuran yang presisi, maka peralatan ukur, cara
memegang alat ukur, dan cara melakukan pengukuran harus benar-benar
diketahui secara baik. Disamping itu, para pekerja di dalam bengkel kerja mesin
harus mengetahui kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran.
Untuk itulah, maka setiap pekerja di dalam bengkel kerja mesin harus belajar cara
memilih alat ukur dan mempelajari cara pengukuran yang benar.
Alat ukur yang banyak digunakan pada bengkel kerja mesin, bengkel kerja
bangku, dan otomotif adalah; mistar baja, mistar gulung, protractor, vernier
caliper, mikrometer, cylinder gauge, vacuum gauge, valve spring tester, radiator
dan radiator cup tester, nozzle tester, compression tester, hidrometer, kunci
momen (torgue wrench), tune up tester, multitester (volt, ohm, ampere meter),
dan dial indicator
T. EVALUASI
1. Jelaskan arti ketelitian jangka sorong (vernier caliper) sistem matrik 0,05 mm?
2. Jelaskan perbedaan alat ukur antara mistar baja dengan mistar gulung?
3. Fungsi ratchet pada mikrometer adalah!
4. Jelaskan fungsi multitester?
5. Mengapa tutup radiator perlu ditest?

Contenu connexe

Tendances

MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
 
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARMOSES HADUN
 
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMakalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMask Black
 
Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)
Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)
Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)gunksho
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)mocoz
 
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambarPresentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambarAhmad Lubis
 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisBambang Utama
 
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikPpt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikIrwanWitono
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi IndustriOpi Sumardi
 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)Agus Witono
 
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2126 312 teknik-pemesinan-jilid-2
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2Agus Witono
 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikAhmad Faozi
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesinEko Purwanto
 
Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4LAZY MAGICIAN
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutEssyKarundeng
 
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrupJangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrupZhafira Rahmayanti
 
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)firmanahyuda
 

Tendances (20)

MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
Laporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja BangkuLaporan Praktikum Kerja Bangku
Laporan Praktikum Kerja Bangku
 
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBARATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
ATURAN DAN CARA MEMBERI UKURAN GAMBAR
 
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelatMakalah teknik kerja bangku dan pelat
Makalah teknik kerja bangku dan pelat
 
Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)
Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)
Agung Fathony - Alat Ukur (Dial Indikator)
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
 
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambarPresentation1 menerapkan aturan teknik gambar
Presentation1 menerapkan aturan teknik gambar
 
Modul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan FraisModul Teknik Pemesinan Frais
Modul Teknik Pemesinan Frais
 
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatikPpt sistem hidrolik dan pneumatik
Ppt sistem hidrolik dan pneumatik
 
Metrologi Industri
Metrologi IndustriMetrologi Industri
Metrologi Industri
 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
 
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2126 312 teknik-pemesinan-jilid-2
126 312 teknik-pemesinan-jilid-2
 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar Teknik
 
Blok ukur & jam ukur
Blok ukur & jam ukurBlok ukur & jam ukur
Blok ukur & jam ukur
 
Diklat elemen mesin
Diklat elemen mesinDiklat elemen mesin
Diklat elemen mesin
 
Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4Pengukuran ulir bab4
Pengukuran ulir bab4
 
Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin Bubut
 
Baut dan Mur
Baut dan MurBaut dan Mur
Baut dan Mur
 
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrupJangka sorong dan mikrometer sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrup
 
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
PDF PROPOSAL RANCANG BANGUN ALAT PEMIPIH KOLANG KALING (ARENGA PINNATA MERR)
 

En vedette

1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukurWicah
 
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatanPengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatanBhekti Agus Ryanto
 
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometerModul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometerLeo Sausul
 
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatanPermenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatanAgung Oktavianto
 
bab-5-penggunaan-dan-pemeliharaan-alat-ukur
 bab-5-penggunaan-dan-pemeliharaan-alat-ukur bab-5-penggunaan-dan-pemeliharaan-alat-ukur
bab-5-penggunaan-dan-pemeliharaan-alat-ukursetiawan99
 
Agus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudut
Agus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudutAgus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudut
Agus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudutaguscepot
 
Teknik perawatan dan perbaikan otomotif - Ototronik SMK
Teknik perawatan dan perbaikan otomotif - Ototronik SMKTeknik perawatan dan perbaikan otomotif - Ototronik SMK
Teknik perawatan dan perbaikan otomotif - Ototronik SMKKukuh Adhi Rumekso
 
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhkPelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhkLies Dina Liastuti
 
Pekerjaan teknik dasar otomotif
Pekerjaan teknik dasar otomotifPekerjaan teknik dasar otomotif
Pekerjaan teknik dasar otomotifChurotip 72
 
Draft peralatan puskesmas 2013
Draft peralatan puskesmas 2013Draft peralatan puskesmas 2013
Draft peralatan puskesmas 2013keumalasary
 
3 pengerjaan-logam
3 pengerjaan-logam3 pengerjaan-logam
3 pengerjaan-logamMoch Idris
 
1316 b-teknik sepeda motor new
1316 b-teknik sepeda motor new1316 b-teknik sepeda motor new
1316 b-teknik sepeda motor newriska estaman
 
Buku informasi
Buku informasiBuku informasi
Buku informasiBeni Irvan
 
Fotos antigas anos 1990-2000
Fotos antigas anos 1990-2000Fotos antigas anos 1990-2000
Fotos antigas anos 1990-2000O Ciclista
 
Penggunaan alat bantu_dan_alat_ukur_sederhana1
Penggunaan alat bantu_dan_alat_ukur_sederhana1Penggunaan alat bantu_dan_alat_ukur_sederhana1
Penggunaan alat bantu_dan_alat_ukur_sederhana1Eko Supriyadi
 

En vedette (20)

1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
1.penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
 
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatanPengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
 
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometerModul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
Modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
 
Kalibrasi
KalibrasiKalibrasi
Kalibrasi
 
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatanPermenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
Permenkes nomor 54 tahun 2015 tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan
 
bab-5-penggunaan-dan-pemeliharaan-alat-ukur
 bab-5-penggunaan-dan-pemeliharaan-alat-ukur bab-5-penggunaan-dan-pemeliharaan-alat-ukur
bab-5-penggunaan-dan-pemeliharaan-alat-ukur
 
Agus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudut
Agus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudutAgus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudut
Agus setiyawan tugas metrologi alat ukur linier sudut
 
Teknik perawatan dan perbaikan otomotif - Ototronik SMK
Teknik perawatan dan perbaikan otomotif - Ototronik SMKTeknik perawatan dan perbaikan otomotif - Ototronik SMK
Teknik perawatan dan perbaikan otomotif - Ototronik SMK
 
Hidrometer
Hidrometer Hidrometer
Hidrometer
 
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhkPelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
Pelaksanaan management pemeliharaan peralatan medis pjnhk
 
Pekerjaan teknik dasar otomotif
Pekerjaan teknik dasar otomotifPekerjaan teknik dasar otomotif
Pekerjaan teknik dasar otomotif
 
Draft peralatan puskesmas 2013
Draft peralatan puskesmas 2013Draft peralatan puskesmas 2013
Draft peralatan puskesmas 2013
 
Alat ukur tekanan
Alat ukur tekananAlat ukur tekanan
Alat ukur tekanan
 
Tools siswa
Tools siswaTools siswa
Tools siswa
 
3 pengerjaan-logam
3 pengerjaan-logam3 pengerjaan-logam
3 pengerjaan-logam
 
1316 b-teknik sepeda motor new
1316 b-teknik sepeda motor new1316 b-teknik sepeda motor new
1316 b-teknik sepeda motor new
 
Memeliharaalat
MemeliharaalatMemeliharaalat
Memeliharaalat
 
Buku informasi
Buku informasiBuku informasi
Buku informasi
 
Fotos antigas anos 1990-2000
Fotos antigas anos 1990-2000Fotos antigas anos 1990-2000
Fotos antigas anos 1990-2000
 
Penggunaan alat bantu_dan_alat_ukur_sederhana1
Penggunaan alat bantu_dan_alat_ukur_sederhana1Penggunaan alat bantu_dan_alat_ukur_sederhana1
Penggunaan alat bantu_dan_alat_ukur_sederhana1
 

Similaire à Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur

03 measuringdevicesst#sst & alat ukur
03 measuringdevicesst#sst & alat ukur03 measuringdevicesst#sst & alat ukur
03 measuringdevicesst#sst & alat ukurAswitoAswito
 
Tools guru 1010 0103
Tools guru 1010 0103Tools guru 1010 0103
Tools guru 1010 0103Eko Supriyadi
 
Alat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.pptAlat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.pptAdiPutro15
 
PERTEMUAN 2_PENGERTIAN PENGUKURAN DAN CARA PERAWATAN ALAT UKUR
PERTEMUAN 2_PENGERTIAN PENGUKURAN DAN CARA PERAWATAN ALAT UKURPERTEMUAN 2_PENGERTIAN PENGUKURAN DAN CARA PERAWATAN ALAT UKUR
PERTEMUAN 2_PENGERTIAN PENGUKURAN DAN CARA PERAWATAN ALAT UKURagungsatris1
 
Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrupMikrometer sekrup
Mikrometer sekrupdekiman21
 
Laporan Cylinder Bore Gauge
Laporan Cylinder Bore GaugeLaporan Cylinder Bore Gauge
Laporan Cylinder Bore Gaugedeo krisma
 
pdfslide.net_mikrometer-sekrup.ppt
pdfslide.net_mikrometer-sekrup.pptpdfslide.net_mikrometer-sekrup.ppt
pdfslide.net_mikrometer-sekrup.pptJonyRabuansyah1
 
Mikrometer - Fungsi, Jenis, dan Contoh Mikrometer Terbaik
 Mikrometer - Fungsi, Jenis, dan Contoh Mikrometer Terbaik Mikrometer - Fungsi, Jenis, dan Contoh Mikrometer Terbaik
Mikrometer - Fungsi, Jenis, dan Contoh Mikrometer Terbaiklessytania
 
Alat Alat Pengukuran.ppt
Alat Alat Pengukuran.pptAlat Alat Pengukuran.ppt
Alat Alat Pengukuran.pptssuser1a0b0b
 
17 alatukur-110729143100-phpapp02 (1)
17 alatukur-110729143100-phpapp02 (1)17 alatukur-110729143100-phpapp02 (1)
17 alatukur-110729143100-phpapp02 (1)Mukti Ali
 
Alat ukur service edit
Alat ukur service editAlat ukur service edit
Alat ukur service editandikael
 
XI Dial Indikator.pptx
XI Dial Indikator.pptxXI Dial Indikator.pptx
XI Dial Indikator.pptxNickySuwandhy2
 

Similaire à Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur (20)

03 measuringdevicesst#sst & alat ukur
03 measuringdevicesst#sst & alat ukur03 measuringdevicesst#sst & alat ukur
03 measuringdevicesst#sst & alat ukur
 
Tools guru 1010 0103
Tools guru 1010 0103Tools guru 1010 0103
Tools guru 1010 0103
 
MICROMETER.pptx
MICROMETER.pptxMICROMETER.pptx
MICROMETER.pptx
 
Alat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.pptAlat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
Alat-Ukur-meknik-otomotif.ppt
 
PERTEMUAN 2_PENGERTIAN PENGUKURAN DAN CARA PERAWATAN ALAT UKUR
PERTEMUAN 2_PENGERTIAN PENGUKURAN DAN CARA PERAWATAN ALAT UKURPERTEMUAN 2_PENGERTIAN PENGUKURAN DAN CARA PERAWATAN ALAT UKUR
PERTEMUAN 2_PENGERTIAN PENGUKURAN DAN CARA PERAWATAN ALAT UKUR
 
Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrupMikrometer sekrup
Mikrometer sekrup
 
Laporan Cylinder Bore Gauge
Laporan Cylinder Bore GaugeLaporan Cylinder Bore Gauge
Laporan Cylinder Bore Gauge
 
Bab ii alat ukur
Bab ii alat ukurBab ii alat ukur
Bab ii alat ukur
 
Metrologi linier
Metrologi linierMetrologi linier
Metrologi linier
 
pdfslide.net_mikrometer-sekrup.ppt
pdfslide.net_mikrometer-sekrup.pptpdfslide.net_mikrometer-sekrup.ppt
pdfslide.net_mikrometer-sekrup.ppt
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Sst, tools & alat ukur
Sst, tools & alat ukurSst, tools & alat ukur
Sst, tools & alat ukur
 
Mikrometer - Fungsi, Jenis, dan Contoh Mikrometer Terbaik
 Mikrometer - Fungsi, Jenis, dan Contoh Mikrometer Terbaik Mikrometer - Fungsi, Jenis, dan Contoh Mikrometer Terbaik
Mikrometer - Fungsi, Jenis, dan Contoh Mikrometer Terbaik
 
Alat Alat Pengukuran.ppt
Alat Alat Pengukuran.pptAlat Alat Pengukuran.ppt
Alat Alat Pengukuran.ppt
 
Alat ukur mekanik
Alat ukur mekanikAlat ukur mekanik
Alat ukur mekanik
 
17 alatukur-110729143100-phpapp02 (1)
17 alatukur-110729143100-phpapp02 (1)17 alatukur-110729143100-phpapp02 (1)
17 alatukur-110729143100-phpapp02 (1)
 
alat ukur 1
 alat ukur 1 alat ukur 1
alat ukur 1
 
SST, TOOLS & ALAT UKUR.ppt
SST, TOOLS & ALAT UKUR.pptSST, TOOLS & ALAT UKUR.ppt
SST, TOOLS & ALAT UKUR.ppt
 
Alat ukur service edit
Alat ukur service editAlat ukur service edit
Alat ukur service edit
 
XI Dial Indikator.pptx
XI Dial Indikator.pptxXI Dial Indikator.pptx
XI Dial Indikator.pptx
 

Plus de Ahmad Faozi

Komponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem HidrolikKomponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem HidrolikAhmad Faozi
 
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan KerjaKesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan KerjaAhmad Faozi
 
Modul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineModul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineAhmad Faozi
 
Sistem pada engine
Sistem pada engineSistem pada engine
Sistem pada engineAhmad Faozi
 
Presentasi propeller shaft
Presentasi propeller shaftPresentasi propeller shaft
Presentasi propeller shaftAhmad Faozi
 
Power point baterai
Power point bateraiPower point baterai
Power point bateraiAhmad Faozi
 
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)Step 2 Engine cvvt system (vvt i)
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)Ahmad Faozi
 
Tune-up mesin bensin
Tune-up mesin bensinTune-up mesin bensin
Tune-up mesin bensinAhmad Faozi
 

Plus de Ahmad Faozi (8)

Komponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem HidrolikKomponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem Hidrolik
 
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan KerjaKesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 
Modul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineModul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engine
 
Sistem pada engine
Sistem pada engineSistem pada engine
Sistem pada engine
 
Presentasi propeller shaft
Presentasi propeller shaftPresentasi propeller shaft
Presentasi propeller shaft
 
Power point baterai
Power point bateraiPower point baterai
Power point baterai
 
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)Step 2 Engine cvvt system (vvt i)
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)
 
Tune-up mesin bensin
Tune-up mesin bensinTune-up mesin bensin
Tune-up mesin bensin
 

Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur

  • 1. 88 A. Mistar Baja Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja mesin. Alat ukur ini dapat dikatakan alat ukur yang kurang presisi, karena hanya dapat melakukan pengukuran paling kecil sebesar 0,5 mm, jadi untuk pengukuran dibawah 0,5 mm tidak dapat dilayani oleh mistar baja. Dengan demikian alat ukur ini tidak dapat digunakan untuk melakukan pengukuran sampai seperseratus millimeter (0,01 mm). Jenis mistar baja yang dipakai pada bengkel kerja mesin mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya panjang mistar baja adalah 150 mm sampai 300 mm, dengan skala ukur terdiri dari satuan setengah millimeter dan satuan satu millimeter. Gambar 5.1. Mistar Baja Dalam bengkel kerja otomotif mistar baja ada dua sistem, yaitu sistem metric dan sistem imperial. Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan dalam inchi, sedangkan pada sistem metrik satuanya dinyatakan dengan millimeter. Mistar baja sistem imperial mempunyai ketelitian dari 1/8 inchi, 1/6 inchi, 1/32 inchi, dan 1/64 inchi. Dalam bengkel kerja bangku dan kerja mesin biasanya hanya terdapat sampai ketelitian 1/32 inchi. Disamping mistar baja dapat digunakan untuk mengukur dan menentukan batas-batas ukuran, juga biasa dipergunakan sebagai pertolongan menarik garis pada waktu menggambar pada permukaan benda pekerjaan. Setiap menarik garis hanya dilakukan satu kali BAB V. PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT UKUR
  • 2. 89 Mengukur Garis Menggunakan Mistar Baja Mistar baja juga dapat digunakan untuk mengukur diameter luar secara kasar. Dalam pelaksanaannya harus dibantu dengan menggunakan alat ukur lain seperti jangka bengkok dan bagian diameter dalam diperlukan bantuan jangka kaki. B. MISTAR GULUNG Mistar gulung adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda kerja yang panjangnya melebihi ukuran mistar baja, atau dapat dikatakan untuk mengukur benda-benda yang besar. Mistar gulung ini tingkat ketelitianya adalah setengah milimeter, sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur benda kerja yang secara presisi. Panjang dari mistar gulung ini bervariasi dari 2 meter sampai 30 meter dan 50 meter, tetapi dalam bengkel kerja mesin ukuran yang terpanjang adalah 3 meter. Gambar 5.2. Mistar Gulung
  • 3. 90 C. PROTRACTOR Alat ukur ini digunakan untuk mengukur besaran-besaran sudut pada benda kerja untuk membantu pekerjaan melukis dan menandai. Protractor dibuat dengan beberapa bentuk, sesuai dengan jenis kegunaanya dan tingkat ketelitiannya. Batas ukur dari protractor adalah dari 00 -1800 . Gambar 5.3. Protractor Untuk pengukuran besaran sudut dengan teliti, artinya pengukuran besaran sudut dari satu derajat digunakan vernier bevel protractor. Alat ini mempunyai ketelitian sebesar 5 menit. Jadi dengan menggunakan vernier bevel protractor kita dapat melakukan pengukuran mulai dari ukuran sudut 5 menit sampai 1800 . Cara membaca ukuran pada vernier bevel protractor adalah sebagai berikut : 1. Baca ukuran pada skala utama. 2. Baca ukuran yang ditunjukan pada skala vernier. 3. Jumlah ukuran dari skala utama dan skala vernier. 4. Hasil penjumlahan tersebut merupakan besar ukuran yang diminta.
  • 4. 91 D. DIAL INDICATOR 1. Uraian Dial gauge digunakan untuk mengukur kebengkokan poros, run out, dan backlash. Dengan ketelitian : 0,01 mm. Apabila jarum panjang membuat satu putaran penuh (100 strip), maka jarum pendek bergerak 1 strip (1 mm). Gambar 5.4. Dial Indikator
  • 5. 92 2. Metode Pengukuran a. Pengukuran run out 1) Bersihkan benda yang akan diukur. 2) Letakkan V-block pada tempat yang rata dan letakkan poros (camshaft) diatas V-block. 3) Sentuhan spidle dial gauge pada permukaan poros dan pastikan spindle tegak lurus dengan poros. 4) Putar poros perlahan-lahan, dan bacalah jumlah gerakan pointer E. MICROMETER Micrometer dibedakan menjadi dua macam : 1. Outside micrometer : Mengukur diameter luar 2. Inside micrometer : Mengukur diameter dalam
  • 6. 93 Kedua alat ini memiliki ketelitian 0,01 mm. Satu putaran thimble terdiri dari 50 strip (0,05 mm) Gambar 5.5. Mikrometer
  • 8. 95 a. Memeriksa tanda “0” Bersihkan anvil dan spindle dengan kain bersih. Putar rachet stopper sampai anvil dan spindle bersentuhan, dan putar stoper 2 atau 3 kali putaran untuk lebih menyakinkan. Micrometer telah dikalibrasikan dengan benar jika “0” thimble lurus dengan garis pada outer sleeve. b. Menyetel tanda ”0” Jika kesalahannya 0,02 mm atau kurang. Kunci spindle dengan lock clamp. Kemudian putar outer sleeve sampai tanda “0” thimble lurus dengan garis, dan periksa kembali tanda “0” Jika kesalahan melebihi 0,02 mm. Kunci spindle dengan lock clamp, kendorkan stopper sampai thimble bebas,luruskan tanda “0” thimble dengan garis pada outer sleeve, dan kencangkan kembali rachet stopper,dan periksa kembali tanda “0”.
  • 9. 96 c. Membaca Hasil Pengukuran Jarak strip diatas garis pada outer sleeve adalah 1 mm, dan jarak strip dibawah garis adalah 0,5 mm. Dan nilai 1 stripe pada thimble adalah 0,01 mm. Nilai hasil ukuran ialah jumlah pembacaan ketiga skala tersebut. d. Contoh dan Teks pengukuran Pembacaan skala diatas garis : 7,00 mm 5,00 mm Pembacaan skala dibawah garis : 0,50 mm 0,00 mm Pembacaan skala thimble : 0,15 mm + 0,20 mm + Hasil ukur = 7,65 mm 5,20 mm
  • 10. 97 F. JANGKA SORONG (VERNIER CALIPER) Alat ini dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian dalam maupun bagian luar serta kedalaman pipa atau silInder. Pada alat ini terdapat dua satuan pengukuran yaitu satuan milimeter dan inchi dengan masing-masing mempunyai skala nonius. Jangka sorong ini mempunyai ketelitian sampai 0,01 mm dan 0,05 mm. Adapun ketelitian alat ini dapat kita tentukan dengan cara sebagai berikut: Hitunglah jumlah garis skala nonius misalnya 20 garis dan jarak kedua puluh garis itu dalah 19 mm berakti jarak satu skala nonius = 19/20 mm. Batasan dari ketelitian jangka sorong adalah selisih antara satu skala utama dengan satu skala nonius, jadi 1–19/20 mm = 0,05 mm. Gambar 5.7. Jangka Sorong Gambar 5.8. Nama Komponen Jangka Sorong
  • 11. 98 Kapasitas pengukuran dengan menggunakan jangka sorong bermacam- macam dan tergantung kebutuhan atau penggunaan jangka sorong itu sendiri, diantaranya: 1. Kapasitas 150 mm ketelitiannya 0.05 mm 2. Kapasitas 200 mm ketelitiannya 0.02 mm 3. Bahkan ada yang berkapasitas sampai 1000 mm Membaca Hasil Pengukuran ` Menangani Jangka Sorong • Perhatikan cara-cara pengukuran dibawah ini: Hasil Bacaan:
  • 12. 99 G. CYLINDER GAUGE Cylinder gauge adalah alat untuk mengukur diameter silinder, dengan ketelitian 0,01 mm
  • 13. 100 Gambar 5.9. Cylinder Gauge Cara Pemilihan Replacement Rod dan Washer • Ukur diameter silinder dengan vernier caliper. • Lihat angka dibelakang koma, apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm. • Bila hasil pengukuran : 52,30 mm. Maka pilihlah: Replacement rod : 50 mm Replacement washer : 2 mm • BILA hasil pengukuran : 52,70 mm. Maka pilihlah: Replacement rod : 50 mm Replacement washer : 3 mm Metoda pengukuran 1). Ukur diameter silinder dengan vernier caliper. Pilihlah replacement rod dan washer yang sesuai, dan pasangkan pada silinder gauge. Bila hasil
  • 14. 101 pengukuran diameter adalah 91,00 mm, gunakan replacement rod 90 mm dan replacement washer 1 mm. 2). Set micrometer pada 91 mm (seperti hasil ukur diatas) masukan replacement rod dan measuring point kedalam micrometer, dan dial gauge diset ke “0”. 3). Masukan cylinder gauge pada posisi diagonal kedalam silinder, gerakan cylinder gauge sampai diperoleh hasil pembacaan terkecil. Bila hasil pembacaan adalah 0,08 mm sebelum “0”, berarti diameter silinder adalah 0,08 mm lebih besar dari 91 mm. Karena itu diameter silinder adalah 91,08 mm ( 91,00 + 0,08).
  • 15. 102 H. CALIPER GAUGE Caliper gauge adalah alat ukur yang menggunakan dial gauge. Ada dua tipe caliper gauge yaitu inside caliper dan outside caliper. Yang umumnya digunakan untuk mengukur komponen otomotif adalah inside caliper gauge. Metoda Pengukuran Gambar 5.10. Caliper Gauge 1). Ukurlah diameter dalam dengan vernier caliper. Katakanlah hasilnya 8,40 mm, selanjutnya set micrometer ke angka yang mendekati hasil ukur dari vernier caliper dan kelipatan dari 0,5 mm yaitu 8,50 mm. 2). Tempatkan kaki-kaki caliper diantara anvil dan spindle micrometer. Gerakan caliper sampai mendapat angka terkecil. Kemudian set dial gauge ke “0”. 3). Tekan tombol caliper gauge dan masukan lug pada diameter dalam benda yang akan diukur dan bebaskan tombol. Gerakan caliper sampai didapat pembacaan terkecil. Jika pembacaan menunjukan 0.08 mm, berarti diameter dalam adalah 8,42 mm (8,50- 0,08 mm).
  • 16. 103 I. PLASTIGAGE Plastigage digunakan untuk mengukur celah oli pada poros engkol. Plastigage mempunyai ukuran yang berbeda: warna hijau (0,025-0,076 mm), warna biru (0,102-0,229 mm), warna merah (0,051-0,152 mm). Metoda Pengukuran 1. Bersihkan tangan, crank shaft pin dan bantalan. 2. Ambil plastigage dari dalam bungkusnya sesuai lebar bantalan. 3. Letakan plastigage dari dalam pembungkus pada crank shaft pin seperti pada gambar. 5. Pasang bearing cap dan kencangkan mur-murnya sesuai dengan momen spesifikasi, jangan memutar crank shaft.
  • 17. 104 Gambar 5.11. Plastigage 6. Lepas bearing cap dan ukurlah lebar plastigage dengan menggunakan skala yang terdapat pada amplopnya. Bila lebar tidak merata, ukurlah pada tempat yang paling lebar. J. MULTITESTER (VOLT, OHM, AMPERE METER) Multitester adalah alat pengetesan kelistrikan. Penggunaannya untuk mengukur tegangan DC dan AC, tahanan, dan arus DC. Multitester dibagi menjadi dua yaitu tipe digital dan tipe analog. Petunjuk berikut ini adalah untuk tester model analog.
  • 19. 106 1. Metode Pengukuran Sebelum mengunakan multitester, anda harus memastikan bahwa jarum penunjuk ada dibagian garis ujung sebelah kiri pada skala. Apabila tidak, putarkan pointer calibration screw dengan obeng sampai jarum penunjuk berada tepat pada ujung garis kiri. 2. Mengukur Tegangan DC Daerah pengukuran tegangan adalah 0-500 Volt. Hubungkan test lead warna merah ke terminal positif dan test lead warna hitam ke terminal negatif tester. Posisikan range selector pada salah satu daerah DCV dengan pilihan: Range Selektor Voltage yang dapat diukur (V) 2.5 0 – 2.5 10 2.5 – 10 25 10 – 25 50 25 - 50 500 50 - 500 Kemudian hubungkan test lead warna merah dengan terminal positif dari sumber arus dan test lead warna hitam dengan terminal negatif dari sumber arus, dengan kata lain multitester dihubungkan paralel dengan rangkaian.
  • 20. 107 3. Mengukur Tegangan AC Daerah pengukuran tegangan adalah 0-1000 Volt. Hubungkan test lead dan posisikan range selector pada salah satu daerah ACV dengan pilihan: Range Selector Voltage yang dapat diukur (V) 10 0 – 10 25 10 – 25 250 25 – 250 1000 250 - 1000 Hubungkan test lead secara paralel dengan rangkaian
  • 21. 108 4. Mengukur Arus DC o Daerah arus yang dapat diukur adalah 0-20 A o Mengukur Arus DC dari 0-250 mA o Hubungkan test lead pada terminal tester dan setel selector ke 250 mA DCA. Hubungkan test lead secara seri pada rangkaian.
  • 22. 109 a. Mengukur Arus DC dari 0 – 20 A 1) Hubungkan test lead pada terminal tester dan setel selector ke DCA 20 A. 2) Hubungkan test lead secara seri pada rangkaian. 5. Mengukur Tahanan Sebelum mengukur tahanan, pertama harus memutar tombol kalibrasi ohm, dengan ujung test lead dihubungkan sampai jarum menunjukkan angka “0” pada skala ohm. Kalibrasi ini diperlukan setiap kali anda merubah range.
  • 23. 110 Pengukuran Setel selector pada salah satu posisi ohm. Ada beberapa skala untuk mengukur tahanan. Posisi “K” untuk 1.000, dengan demikian 10 K berarti 10.000 dan sebagainya. Range Tingkat tahanan yang dapat diukur ( ) X1 0 – 1 K X10 0 – 10 K X100 0 – 100 K X1 K 0 - ∞ Contoh : Nilai pengukuran adalah 90 , sebab range selector diset pada x10
  • 24. 111 K. TUNE UP TESTER 1. Uraian Tune up tester adalah alat yang berfungsi untuk memeriksa breaker point, dwell angle, putaran mesin (rpm), tegangan battery, sistem pengisian dan kevakuman dari intake manifold.
  • 25. 112 Gambar 5.13. Tune-up Tester 2. Cara Penggunaan : a. Mengukur Breaker Point 1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam pada (-) battery atau massa body. 2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di distributor atau pada (-) ignition coil. 3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin. 4) Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi breaker point. 5) Pengukuran breaker point dilakukan pada saat mesin mati tetapi kunci kontak pada posisi ON. 6) Apabila breaker point pada saat ini dalam keadaan tertutup dan hubungan point tersebut baik, maka jarum pada posisi strip hijau (OK) di kiri. Sedangkan apabila point tidak baik, maka jarum berada diluar daerah hijau. b. Mengukur Dwell Angle 1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam pada (-) battery atau massa body. 2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di distributor atau pada (-) ignition coil. 3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin. 4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperatur kerjanya.
  • 26. 113 5) Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi dwell, maka jarum akan bergerak dan baca angka yang tertera pada skala dwell (6). c. Mengukur Rpm 1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam pada (-) battery atau massa body. 2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di distributor atau pada (-) ignition coil. 3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin. 4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperature kerjanya. 5) Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi rpm, maka jarum akan bergerak dan baca angka yang tertera pada skala rpm (6). Untuk rpm rendah baca skala 0 – 1600 rpm dan lampu L menyala. Untuk rpm lebih tinggi dari 1600 rpm maka lampu H akan menyala dan bacalah skala 0 – 8000 rpm. d. Mengukur Voltage Out put Altenator. 1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam pada (-) battery atau massa body. 2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di distributor atau pada (-) ignition coil. 3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin. 4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperature kerjanya. 5) Tentukan pemakaian tester dengan memutar saklar (1) pada posisi volt, maka jarum akan bergerak dan baca angka yang tertera pada skala volt (6). Out put altenator 13 – 15 volt. Jangan mempergunakan tune up tester untuk tegangan lebih dari 20 volt. e. Mengukur Waktu Pengapian 1) Pasangkan kabel (10) warna merah pada (+) battery dan warna hitam pada (-) battery atau massa body. 2) Pasangkan kabel (11) warna hijau pada terminal breaker point di distributor atau pada (-) ignition coil. 3) Putar saklar (2) menurut jumlah silinder dari mesin. 4) Hidupkan mesin dan panaskan sampai temperature kerjanya. 5) Pasangkan kabel (12) pada kabel busi no.1 dan saklar timing light (9) harus pada posisi ON dan arahkan pada puli mesin atau penunjuk saat pengapian.
  • 27. 114 L. KUNCI MOMEN (TORGUE WRENCH) 1. Uraian Kunci momen digunakan untuk mengukur gaya puntir pada baut dan mur, agar mencapai ketegangan tertentu. Kunci momen terdiri dari dua tipe yaitu tipe plate dan tipe Pre-set. Gambar 5.14. Kunci Momen Konvensional dan Digital
  • 28. 115 2. Peringatan Penting a. Gunakan kunci momen hanya untuk pengerasan terakhir. b. Gunakan kunci momen yang mempunyai tingkat momen yang cukup (maximum torgue). c. Untuk mencegah agar kunci socket tidak meleset, tahanlah dengan tangan kiri sambil menarik handle, seperti gambar. 3. Cara Penggunaan Kunci Momen Preset Type c. Lepaskan locker dengan arah berlawanan arah jarum jam. d. Putar skala utama (main scale/ skala ratusan ) dan skala sub ( sub scale/ skala puluhan ) sesuai dengan momen yang dibutuhkan. Contoh: Main scale : 300 kgf.cm Sub scale : 60 kgf.cm Momen = 360 kgf.cm c. Kemudian keraskan penguncinya (locker) dengan arah searah jarum jam. d. Kunci momen siap digunakan.
  • 29. 116 M. HIDROMETER Hidrometer berfungsi untuk mengukur berat jenis elektrolit baterai. Berat jenis elektrolit berubah menurut tingkat isi baterai. Berat jenis baterai penuh adalah 1,26-1,28. Berat jenis juga dipengaruhi oleh suhu, sehingga rumus ini digunakan untuk menentukan hubunganya : S20 = St + 0,007 (t -20) Dimana : S20 = berat jenis koreksi St = berat jenis terukur t = suhu saat pengukuran bila berat jenis kurang dari 1,23 harus dilakukan pengisian baterai. Gambar 5.15. Hidrometer
  • 30. 117 N. COMPRESSION TESTER Compression tester digunakan untuk mengukur tekanan kompresi. Karena tekanan kompresi pada mesin diesel sangat tinggi, maka harus digunakan gauge dengan tekanan tinggi. Pemasangan dilakukan pada lubang injektor atau glow plug. Gambar 5.16. Compression Tester 0. NOZZLE TESTER Nozzle tester digunakan untuk memeriksa tekanan pembukaan injektor dan kondisi injektor (kebocoran setelah injeksi). Gambar 5.17. Nozzle Tester
  • 31. 118 P. RADIATOR DAN RADIATOR CUP TESTER Tester ini digunakan untuk memeriksa kondisi radiator (sistem pendinginan) dari kebocoran dan juga untuk menguji tutup radiator. Gambar 5.18. Radiator Cap Tester Q. VALVE SPRING TESTER Valve spring tester berfungsi untuk memeriksa tegangan pegas–pegas katup masuk dan katup buang. Gambar 5.19. Valve Spring Tester
  • 32. 119 R. VACUUM GAUGE Vacuum gauge berfungsi untuk menghasilkan vakum untuk memeriksa komponen yang berhubungan dengan vakum. Gambar 5.20. Vacuum Gauge S. RANGKUMAN Membicarakan peralatan ukur pada bengkel kerja mesin, juga berarti membicarakan peralatan ukur pada kerja bangku, karena bengkel kerja bangku adalah merupakan bagian dari bengkel kerja mesin. Pada bengkel kerja mesin peralatan ukur yang digunakan harus benar- benar presisi, karena benda kerja yang akan diukur adalah benda kerja presisi. Biasanya benda kerja yang dihasilkan pada bengkel kerja mesin adalah benda kerja yang akan digabungkan satu sama lainnya sehingga menghasilkan suatu
  • 33. 120 peralatan. Untuk dapat saling digabungkan, maka ukuran masing-masing benda kerja harus benar-benar presisi. Guna menghasilkan pengukuran yang presisi, maka peralatan ukur, cara memegang alat ukur, dan cara melakukan pengukuran harus benar-benar diketahui secara baik. Disamping itu, para pekerja di dalam bengkel kerja mesin harus mengetahui kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran. Untuk itulah, maka setiap pekerja di dalam bengkel kerja mesin harus belajar cara memilih alat ukur dan mempelajari cara pengukuran yang benar. Alat ukur yang banyak digunakan pada bengkel kerja mesin, bengkel kerja bangku, dan otomotif adalah; mistar baja, mistar gulung, protractor, vernier caliper, mikrometer, cylinder gauge, vacuum gauge, valve spring tester, radiator dan radiator cup tester, nozzle tester, compression tester, hidrometer, kunci momen (torgue wrench), tune up tester, multitester (volt, ohm, ampere meter), dan dial indicator T. EVALUASI 1. Jelaskan arti ketelitian jangka sorong (vernier caliper) sistem matrik 0,05 mm? 2. Jelaskan perbedaan alat ukur antara mistar baja dengan mistar gulung? 3. Fungsi ratchet pada mikrometer adalah! 4. Jelaskan fungsi multitester? 5. Mengapa tutup radiator perlu ditest?