2. A. Pengertian Al Qur'an menurut Bahasa, Istilah dan Para
Ahli
1. Pengertian Al Qur'an secara etimologi (bahasa)
Ditinjau dari bahasa, Al Qur'an berasal dari bahasa arab,
yaitu bentuk jamak dari kata benda (masdar) dari kata
kerja qara'a - yaqra'u - qur'anan yang berarti bacaan atau
sesuatu yang dibaca berulang-ulang.
2. Pengertian Al Qur'an secara terminologi (istilah islam)
Secara istilah, al Qur'an diartikan sebagai kalm Allah swt,
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai
mukjizat, disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah
swt sendiri dengan perantara malaikat jibril dan mambaca
al Qur'an dinilai ibadah kepada Allah swt.
3. B. . Kedudukan Al-Qur'an Dalam Islam
Kedudukan Al-Qur'an di dalam islam adalah sebagai sumber dari
segala sumber hukum yang ada di bumi, sebagaimana firman
Allah:
"Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul
[Nya], dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah
[Al Qur’an] dan Rasul [sunnahnya], jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian.Yang demikian itu lebih
utama [bagimu] dan lebih baik akibatnya." (An-Nisa' : 59)
4. C. Fungsi Al-Qur'an Dalam Islam
1. Sebagai Hidayah dan Petunjuk bagi manusia dalam menjalani hidupnya secara baik dan
sebagai rahmat bagi alam semesta. Disamping itu juga sebagai pembeda antara yang benar
dan yang salah, sebagai pedoman dalam menyelesaikan sesuatu yang muncul di tengah
masyarakat.
2. Sebagai mu'jizat terbesar Nabi Muhammad saw untuk membuktikan bahwa beliau adalah
Nabi sekaligus Rasul Allah, dan bahwa Al-Qur'an benar-benar firmanNya yang tidak dapat
ditandingi
3. Sebagai Pemberi kata putus terakhir yang benar mengenai masalah yang diperselisihkan
dikalangan pemimpin-pemimpin agama, dari macam-macam agama, sekaligus sebagai
pelurus kepercayaan-kepercayaan, pendapat-pendapat, anggapan-anggapan yang salah dan
keliru yang terdapat dalam bibel atau kitab-kitab lain yang dipandang suci oleh para
pemiliknya
4. sebagai pengukuh dan penguat kebenaran adanyan Kitab-kitab suci yang pernah
diturunkan sebelum Al-Quran, dan kebenaran tentang adanya para nabi dan rasul beserta
kitab sucinya msing-masing yang sudah tidak asli lagi, karena diubah-ubah oleh para
pemuka dan pemimpin mereka
5. sebagai penutup wahyu wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi dan Rasul-Nya.
sehingga dengan adanya Al-Qur'an tidak dibutuhkan wahyu lainnya.
5. D.KANDUNGAN HUKUM DALAM AL QUR'AN:
a. Akidah atau Keimanan
b. Syari’ah atau Ibadah
1) Hukum Ibadah
2) Hukum Mu’amalah
c. Akhlak atau Budi Pekerti
6. A. Pengertian Hadits
Hadits adalah segala perkataan (sabda),
perbuatan dan ketetapan dan persetujuan
dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan
ketetapan ataupun hukum dalam agama
Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam
agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan
Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan
hadits merupakan sumber hukum kedua
setelahAl-Qur'an.
7. B. Kududukan Hadits
Hadits Nabi adalah sumber hukum Islam yang ke dua setelah Al-Qur’an, dan
umat Islam wajib melaksanakan isinya. Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang
menunjukkan bahwa hadits/sunnah Nabi itu merupakan salah satu sumber
hukum islam.
Banyak ayat yang mewajibkan umat islam untuk mengikuti Rasulullah SAW
dengan cara melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi menjauhi segala
larangannya.
Allah berfirman dalam Surat Ali Imron ayat 132
Artinya :
“Dan taatilah Allah dan Rasul supaya kamu diamati".
8. C. Fungsi Hadits
1.Berfungsi memperkuat AL-Qur’an.
Kandungannya sejajar dengan AL-Qur’an dalam
hal Mujmal danTafshilnya.
2. Menjelaskan atau merinci aturan-aturan yang
digariskan oleh AL-Qur’an, baik dalam bentuk
tafshil maupun takhshish. Fungsi yang kedua ini
adalah fungsi yang dominan dalam hadits.
3. Menetapkan hukum yang baru yang belum
diatur secara eksplisit di dalam Al-Qur’an.
9. D. Macam-Macam Hadis
Ditinjau dari segi perawinya, hadis terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu
sepertI berikut.
a. Hadis Mutawattir
Hadis mutawattir adalah hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi,
baik dari kalangan para sahabat maupun generasi sesudahnya dan
dipastikan di antara mereka tidak bersepakat dusta. Contohnya adalah
b. Hadis Masyhur
Hadis masyhur adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang sahabat
atau lebih yang tidak mencapai derajat mutawattir namun setelah itu
tersebar dan diriwayatkan oleh sekian banyak tabi’³n sehingga tidak
mungkin bersepakat dusta.
c. Hadis Ahad
Hadis ahad adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh satu atau dua
orang perawi sehingga tidak mencapai derajat mutawattir. Dilihat dari
segi kualitas orang yang meriwayatkannya (perawi),
10. A. PENGERTIAN IJTIHAD
Pengertian ijtihad menurut bahasa adalah
bersungguh-sungguh dalam mencurahkan
pikiran.
Pengertian ijtihad menurut istilah adalah
mencurahkan seluruh tenaga dan pikiran
dengan sungguh-sungguh dalam menetapkan
hukum syariat. jadi, Ijtihad dapat terjadi jika
pekerjaan yang dilakukan terdapat unsur-unsur
kesulitan.
11. B.SYARAT-SYARAT IJTIHAD
1. Berpengetahuan luas tentang Al-Qur’an dan Ulumul-Qur’an (ilmu-ilmuAl-
Qur’an) serta segala yang terkait, dalam intelektual maupun spiritual,
cerdas dalam masalah hukum.
2. Memiliki ilmu yang cukup dalam mengenai ilmu hadist, terutama soal
hukum dan menguasai sumber hukum, sejarah, maksud keterkaitan hadits
itu dengan nas-nasAl-Qur’an.
3. Menguasai masalah-masalah atau materi dari pokok yang hukumnya
telah sepakati oleh Ijma’ Sahabat dan ulama Salaf (dua generasi setelah
para sahabat Rasulullah SAW).
4. Mempunyai wawasan luas tentang Qiyas dan dapat menggunakannya
untuk Istimbath (menggali dan menarik kesimpulan) hukum.
5. Menguasai ilmu Ushuluddin (Dasar-dasar ilmu agama), Ilmu Manthiq
(ilmu logika), Bahasa Arab dari segala unsur (Nahwu, Sharaf, Balaghah),
dengan cukup sempurna.
12. 6. Punya pengetahuan luas tentang Nasikh dan Mansukh (yang
menghapus dan yang dihapus). Al-Qur’an plus Asbabun Nuzulnya
(sebab-sebab turunnyaAl-Qur’an) dan tartib turunnya ayat.
7. Mengetahui secara mendalamAsbabulWurud (sebab-sebab turun)
hadits, ilmu riwayat hadits, dan sejarah para perawi hadits, dan dapat
membedakan berbagai macam hadits.
8. Menguasai kaidah-kaidah Ushul Fiqh (Dasar-dasar pemahaman
hukum) yang akan di Istimbath-kan untuk menhasilkan hukum.
9. Berpengetahuan lengkap mengenai lima aliran pemikiran dan
mempunyai pemahaman kesadaran yang menyeluruh atas realita masa
kini, yakni mekanisme, ilmu dan teknologi, cara-cara kerja dari sistem
politik dan ekonomi modern, serta kesadaran akan hubungan dan
pengaruh mereka terhadap masyarakat budaya dan lingkungan.
10. Harus bersifat adil serta amanah dan taqwa, hidup dalam kesalehan
dan kedisiplinan, serta mengenal manusia dan alam sekitarnya.
14. E. BENTUK-BENTUK IJTIHAD
Adapun bentuk-bentuk ijtihad antara lain adalah
1. Ijma’
adalah kesepakatan mujtahid tentang hukum syara’ dari suatu peristiwa setelah Rosul wafat..Sebagai contoh
adalah setelah rosul meninggal diperlukan pengangkatan pengganti beliau yang disebut dengan kholifah.
maka kaum muslimin pada waktu itu sepakat mengangkat Abu Bakar sebagai kholifah pertama.
2. Qias
qias adalah menetapkan hukum suatu kejadian atau peristiwa yang tidak ada dasar nashnya dengan cara
membandingkan dengan suatu kejadian yang telah ditetapakan hukumnya berdasarkan nash karena ada
persamaan illat/sifat diantara kejadian atau peristiwa itu. Contoh narkotika di Qiaskan dengan meminum
khamar.
3. Maslahah mursalah
adalah suatu kemaslahatan dimana syar;i tidak mensyariatkan sutau hukum ntuk merealisir kemaslahatan itu
dan tidak ada dalil yang menunjukkan atas pengakuanya atau pembatalanya.Contoh kemaslahatn yang
karenanya para sahabat mensyariatkan pengadaan penjara, pencetakan mata uang, penetapan tanah
pertanian, memungut pajak.
4. Urf
Menurut bahasa adalah kebiasaan sedangkan menurt istilah sesuatu yang telah dikenal orang banyak dan
menjadi tradisi mereka dan tentunya tradisi disini adalah kebiasaan yang tidak dilarang. Contoh: saling
pengertian manusia terhadap jual beli dengan cara saling memberikan tanpa adanya sighot lafdliyah.