5. disturbance or problems which interrupt an
event, activity, or process.
In business, a disruptive innovation is an
innovation that creates a new market and
value network and eventually disrupts an
existing market and value network,
displacing established market-leading firms,
products, and alliances.
6. disruption berakibat penghematan banyak biaya melalui proses bisnis yang menjadi
lebih simpel.
disruption membuat kualitas apapun yang dihasilkannya lebih baik ketimbang yang
sebelumnya. Kalau lebih buruk, jelas itu bukan disruption. Lagipula siapa yang mau
memakai produk/jasa yang kualitasnya lebih buruk?
disruption berpotensi menciptakan pasar baru, atau membuat mereka yang selama ini
ter-eksklusi menjadi ter-inklusi. Membuat pasar yang selama ini tertutup menjadi
terbuka.
produk/jasa hasil disruption ini harus lebih mudah diakses atau dijangkau oleh para
penggunanya. Seperti juga layanan ojek atau taksi online, atau layanan perbankan dan
termasuk financial technology, semua kini tersedia di dalam genggaman, dalam
smartphone kita.
disruption membuat segala sesuatu kini menjadi serba smart. Lebih pintar, lebih
menghemat waktu dan lebih akurat.
Kompas.com dengan judul "Meluruskan Pemahaman soal "Disruption"", https://ekonomi.kompas.com/read/2017/05/05/073000626/meluruskan.pemahaman.soal.disruption..
5 (lima) hal penting dalam disruption, menurut Rhenald Kasali
7. disruption itu sejatinya mengubah
bukan hanya "cara" berbisnis,
melainkan juga fundamental
bisnisnya. Mulai dari struktur
biaya sampai ke budaya, dan
bahkan ideologi industri.
Misalnya yang paling sederhana, disruption terjadi akibat
perubahan cara-cara berbisnis yang dulunya sangat
menekankan owning (kepemilikan) menjadi sharing (saling
berbagi peran, kolaborasi resources).
12. Disruption mengubah banyak hal
sedemikian rupa, sehingga cara-cara bisnis
lama menjadi obsolete. Menjadi usang atau
ketinggalan zaman. Persis seperti sebagian
besar bangunan pabrik es yang kini telah
berubah menjadi "rumah hantu", atau mesin
faksimili yang sekarang hanya teronggok di
sudut ruangan menunggu kiriman surat yang
tak kunjung tiba.
13. Disruption sesungguhnya terjadi secara meluas. Mulai dari pemerintahan,
ekonomi, hukum, politik, sampai penataan kota, konstruksi, pelayanan kesehatan,
pendidikan, kompetisi bisnis dan juga hubungan-hubungan sosial. Bahkan konsep
marketing pun sekarang terdisrupsi.
Ingatan publik juga belum sampai pada metode pelayanan kesehatan yang
sekarang sudah semakin berbasiskan teknologi jarak jauh dan kolaboratif.
Sampai sekarang belum banyak orang yang menyadari bahwa sebagian
mahasiswa Indonesia sudah bisa kursus di Harvard tanpa harus pergi ke Harvard.
Juga belum banyak yang menyadari bahwa pekerjaan-pekerjaan yang sekarang
tengah digeluti para buruh, bankir, dan dosen, mungkin sebentar lagi akan
beralih. Bahkan masih ada beranggapan bahwa disruption seakan-akan hanya
masalah meng-online-kan layanan, menggunakan aplikasi dan mem-broker-kan
hal-hal tertentu.
Disruption terjadi di mana-mana, dalam bidang industri apa pun. Ia bahkan
mengubah landasan hubungan dari kepemilikan perorangan menjadi kolektif
kolaboratif.
15. –Herbert M. Baus
“Public Relations is a combination of
philosophy, sociology, economics, language,
psychology, journalism, communication, and
other knowledge into a system of human
understanding.”
16. The Fact is…..
Welcome to the Disruptive Era
Dokter bisa menjadi
Humas, tetapi Humas
tidak bisa menjadi Dokter!
17. Nurlela Arief, Head of Corporate
Communications Bio Farma, berlatar
belakang pendidikan manajemen SDM
dan bisnis.
Irawan D.Kadarman, Director Corporate
Affairs Sampoerna Strategic, berlatar
belakang mechanical engineering dan
bisnis.