Ada dua metode akuntansi sistem perhitungan biaya standar yaitu metode tunggal dan metode ganda. Metode ganda mencatat biaya sesungguhnya dan biaya standar secara terpisah sedangkan metode tunggal hanya mencatat biaya standar. Kedua metode mencatat selisih antara biaya sesungguhnya dan standar.
2. AKUNTANSI BIAYA STANDAR
Dua metode dalam akuntansi sistem perhitungan
biaya standar, yaitu:
1. Metode Tunggal (Single Plan) :
rekening Barang Dalam Proses di debit dan dikredit
dengan angka tunggal, yaitu angka standar
Penyimpangan antara biaya standar dengan biaya
sesungguhnya dicatat dalam rekening ‘Selisih’ pada saat
terjadinya, sehingga setiap saat manajemen dapat
mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi.
2. Metode Ganda (Partial Plan) :
Rekening Barang Dalam Proses dicatat angka ganda,
sebelah debit diisi dengan biaya sesungguhnya dan
sebelah kredit diisi dengan biaya standar.
Penyimpangan antara biaya sesungguhnya dengan biaya
standar dihitung pada akhir periode akuntansi.
3. Rekening Barang Dalam Proses pada metode tunggal:
Rekening Barang Dalam Proses pada metode ganda:
Barang Dalam Proses
Kuantitas standar x harga
standar, atau
Kuantitas standar Barang Jadi x
Harga Pokok Produksi standar per
satuan
Jam standar x tarif upah standar,
atau
atau
Kapasitas standar x tarif standar Kuantitas standar Barang Dalam
Proses x Harga Pokok Produksi
standar per satuan
Barang Dalam Proses
Kuantitas sesungguhnya x harga
sesungguhnya per satuan, atau
Kuantitas standar Barang Jadi x
Harga Pokok Produksi standar per
satuan
Jam sesungguhnya x tarif upah
sesungguhnya, atau
atau
Biaya overhead pabrik
sesungguhnya
Kuantitas standar Barang Dalam
Proses x Harga Pokok Produksi
4. METODE GANDA (PARTIAL
PLAN)
Karakteristik metode ganda:
1. Rekening Barang Dalam Proses didebit dengan biaya
sesungguhnya dan dikredit dengan biaya standar. Dalam
metode ini, persediaan bahan baku dicatat pada biaya
sesungguhnya dan persediaan barang jadi dicatat pada
harga pokok standar. Harga pokok penjualan dicatat
pada harga pokok standar.
2. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung
pada akhir periode akuntansi, setelah harga pokok
persediaan barang dalam proses ditentukan dan harga
pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang dicatat
dalam rekening Barang Dalam Proses.
3. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya
standarmerupakan jumlah total perbedaan antara biaya
standar dengan biaya sesungguhnya. Analisis terhadap
selisih-selisih tersebut memerlukan bantuan informasi
yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku besar.
5. Aliran Biaya Standar dalam metode
ganda
Contoh:
Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut
standar sbb:
Biaya bahan baku 5 kg @ Rp 1.000 Rp 5.000
Biaya Tenaga kerja 20 jam @ Rp 500 Rp 10.000
Biaya overhead pabrik:
variabel 20 jam @ Rp 400 Rp 8.000
Tetap 20 jam @ Rp 300 Rp 6.000
Kapasitas produksi per bulan direncanakan 5.200 jam tenaga kerja
langsung.
Transaksi yang terjadi dalam bulan Januari:
1. Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1.500 kg @Rp 1.100
2. Jumlah barang yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan
Januari adalah 250 satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sbb:
a. Biaya bahan baku 1.050 kg @ Rp 1.100 = Rp 1.155.000
b. Biaya tenaga kerja 5.100 jam @Rp 475 = Rp 2.422.500
6. Berdasarkan contoh tersebut, jurnal yang dibuat untuk mencatat
biaya produksi sesungguhnya, biaya produksi standar dan selisih
dalam metode ganda adalah sbb:
1. Pencatatan biaya bahan baku (pemakaian bahan baku sesungguhnya = Rp
1.155.000)
Barang Dalam Proses- Biaya Bahan Baku 1.155.000
Persediaan Bahan Baku 1.155.000
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung (BTKL sesungguhnya = Rp 2.422.500)
Barang Dalam Proses-BTK langsung 2.422.500
Gaji dan Upah 2.422.500
3. Pencatatan biaya overhead pabrik: menggunakan salah satu dari
metode berikut:
Metode 1:
Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya 3.650.000
Berbagai rekening yg dikredit 3.650.000
Pada akhir periode:
Barang Dalam Proses-BOP 3.650.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
7. Metode 2:
Biaya overhead pabrik sesungguhnya 3.650.000
Berbagai rekening yang dikredit 3.650.000
Pencatatan pembebanan BOP kpd produk atas dasar tarif standar (5.100 jam x
Rp 700 = Rp 3.570.000)
Barang Dalam Proses-BOP 3.570.000
BOP yang dibebankan 3.570.000
Pada akhir periode akuntansi:
BOP yang dibebankan 3.570.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya 3.570.000
4. Pencatatan harga pokok barang jadi:
Harga Pokok Barang Jadi = kuantitas barang jadi x biaya standar per satuan
(250 satuan x Rp 29.000 = Rp 7.250.000)
Persediaan Barang Jadi 7.250.000
Barang Dalam Proses- BBB (250 x Rp 5.000) 1.250.000
Barang Dalam Proses -BTK (250 x Rp10.000) 2.500.000
Barang Dalam Proses –BOP (250 x Rp 14.000) 3.500.000
8. 5. Pencatatan Harga Pokok Barang Dalam Proses
Dihitung dengan cara: unit ekuivalensi kuantitas barang dalam proses pada
akhir periode x biaya standar per satuan.
Karena dalam contoh tidak tersedia data persediaan barang dalam proses,
maka contoh jurnal tidak menggunakan angka:
Persediaan Barang Dalam Proses xx
Barang Dalam Proses-BBB xx
Barang Dalam Proses-BTK xx
Barang Dalam Proses-BOP xx
6. Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Dihitung dengan cara: kuantitas barang yang dijual x biaya standar per
satuan:
Harga Pokok Penjualan xx
Persediaan Barang Jadi xx
7. Pencatatan selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar:
a. Selisih biaya bahan baku:
Dari contoh diatas dengan model dua selisih diketahui selisih harga = Rp
105.000R dan selisih kuantitas = Rp 200.000L, jurnal:
Selisih harga bahan baku 105.000
Barang Dalam Proses-BBB 95.000
Selisih kuantitas bahan baku 200.000
9. b. Selisih biaya tenaga kerja langsung:
Dari contoh sebelumnya diketahui selisih tarif upah = Rp 127.500L dan
selisih efisiensi upah = Rp 50.000R, jurnal:
Selisih efisiensi upah 50.000
Barang Dalam Proses -BTK 77.500
Selisih tarif upah 127.500
c. Selisih biaya overhead pabrik:
dari contoh sebelumnya diketahui selisih pengeluaran = Rp 50.000R,
selisih kapasitas = Rp 30.000R, selisih efisensi = Rp 70.000R, jurnal:
metode 1 :
Selisih pengeluaran 50.000
Selisih kapasitas 30.000
Selisih efisiensi 70.000
Barang Dalam Proses-BOP 150.000
10. Metode 2:
Selisih efisiensi 70.000
Barang dalam Proses 70.000
(BDP-BOP didebit sebesar Rp 3.570.000 dan dikredit sebesar Rp
3.500.000, selisih = Rp 70.000)
Selisih pengeluaran 50.000
Selisih kapasitas 30.000
BOP sesungguhnya 80.000
(BOP sesungguhnya didebit sebesar Rp 3.650.000 dan dikredit
sebesar Rp 3.570.000, selisih = Rp 80.000)
11. METODE TUNGGAL (SINGLE
PLAN)
PENCATATAN BIAYA BAHAN BAKU
Pencatatan biaya bahan baku dalam metode
tunggal dibagi menjadi tiga:
1. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat
bahan baku dibeli.
2. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat
bahan baku dipakai.
3. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat
bahan baku dibeli dan dipakai.
12. Pada contoh sebelumnya diketahui:
Kuantitas bahan baku standar 5kg @Rp 1.000
Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1.500 kg @Rp 1.100
Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses adalah 250
satuan dengan biaya bahan baku 1.050 kg.
Maka dengan metode dua selisih dapat dihitung sebagai
berikut:
Selisih harga pembelian bahan baku:
= (Hstd-HS) x Kuantitas pembelian sesungguhnya
= (Rp 1.000 – Rp 1.100) x 1.500kg = Rp 150.000 R
Selisih kuantitas pemakaian bahan baku:
=(KSt-KS) x HStd
= ((5kg x 250 satuan)-1.050 kg) x Rp 1.000=Rp 200.000L
Selisih harga pemakaian bahan baku;
= (HSt-HS) x Kuantitas pemakaian sesungguhnya
= (Rp 1.000-Rp 1.100) x 1.050 = Rp 105.000 R
13. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan
baku dibeli
Rekening persediaan bahan baku didebit:
kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli x harga standar
bahan baku per satuan.
= 1.500 kg x Rp 1.000 = Rp 1.500.000
Rekening utang dagang dikredit:
kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli x harga
sesungguhnya bahan baku per satuan.
= 1.500 kg x Rp 1.100 = Rp 1.650.000
Selisih antara pendebitan rekening persediaan bahan baku dengan
pengkreditan rekening utang dagang dicatat dalam rekening ‘Selisih
harga pembelian bahan baku’.
Jurnal:
Persediaan bahan baku 1.500.000
Selisih harga pembelian BB 150.000
Utang dagang 1.650.000
14. Pada saat bahan baku dipakai:
rekening Barang Dalam Proses didebit:
kuantitas standar bahan baku yang dipakai x harga standar
= (5kg x 250 satuan) x Rp 1.000 = Rp 1.250.000
Rekening Persediaan Bahan Baku dikredit:
kuantitas bahan baku yang sesungguhnya dipakai x harga
standar
= 1.050 kg x Rp 1.000 = Rp 1.050.000
Selisih pendebitan rekening Barang Dalam Proses dengan
pengkreditan rekening Persediaan Bahan Baku dicatat dalam
rekening ‘Selisih Pemakaian Bahan Baku’.
Jurnal:
Barang Dalam Proses-BB 1.250.000
Persediaan Bahan Baku
1.050.000
Selisih pemakaian bahan baku
15. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan
baku dipakai
Pada saat bahan baku dibeli:
Rekening persediaan bahan baku didebit:
kuantitas bahan baku yang dibeli x harga
sesungguhnya.
= 1.500 kg x Rp 1.100 = Rp 1.650.000
Rekening Utang dagang dikredit: dengan jumlah
yang sama.
Tidak terdapat selisih harga.
Jurnal:
Persediaan bahan baku1.650.000
Utang dagang 1.650.000
16. Pada saat bahan baku dipakai:
Rekening Barang Dalam Proses didebit:
kuantitas standar bahan baku x harga standar bahan baku
per satuan
= (5kg x 250 satuan) x Rp 1.000 = Rp 1.250.000
Rekening persediaan bahan baku dikredit:
kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dipakai x harga
sesungguhnya per satuan bahan baku
= 1.050 kg x Rp 1.100 = Rp 1.155.000
Selisih yang timbul adalah selisih harga yang dicatat dalam
rekening ‘Selisih harga bahan baku yang dipakai’ dan selisih
kuantitas yang dicatat dalam rekening ‘Selisih pemakaian
bahan baku’.
Jurnal:
Barang Dalam Proses 1.250.000
Selisih harga BB yang dipakai 105.000
Persediaan Bahan Baku
1.155.000
Selisih pemakaian BB 200.000
17. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan
baku dibeli dan dipakai
Merupakan kombinasi metode 1 dan 2.
Pada saat bahan baku dibeli: selisih harga
yang terjadi dicatat dalam rekening ‘Selisih
harga pembelian bahan baku’
Pada saat bahan baku dipakai: sebagian dari
selisih harga pembelian yang melekat pada
bahan baku yang dipakai ditransfer ke
rekening ‘Selisih harga bahan baku yang
dipakai’
Rekening persediaan bahan baku didebit dan
dikredit dengan harga standar bahan baku.
18. Jurnal:
Pada saat pembelian bahan baku:
Persediaan bahan baku 1.500.000
Selisih harga pembelian BB 150.000
Utang dagang 1.650.000
Pada saat pemakaian bahan baku:
Barang Dalam Proses-BB 1.250.000
Persediaan Bahan Baku
1.050.000
Selisih pemakaian bahan baku
200.000
Transfer selisih harga pembelian bahan baku yang melekat
pada bahan baku yang dipakai dalam produksi:
Selisih harga BB yang dipakai 105.000
selisih harga pembelian BB 105.000
19. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung
Pencatatan biaya tenaga kerja langsung dilakukan melalui
tiga tahap, yaitu:
Pencatatan upah langsung, jurnal:
Gaji dan upah xx
Utang gaji & upah xx
Pencatatan distribusi upah langsung, jurnal:
Barang Dalam Proses-BTKL xx
Selisih tarif upah xx
Selisih efisiensi upah xx
Gaji dan upah xx
Pencatatan pembayaran upah langsung:
Utang gaji & upah xx
Kas xx
20. Dari contoh sebelumnya diketahui:
Biaya tenaga kerja standar = 20 jam x Rp 500 x 250 satuan =
Rp 2.500.000
Biaya tenaga kerja sesungguhnya = 5.100 jam x Rp 475 = Rp
2.422.500
selisih tarif upah = Rp 127.500 L
selisih efisiensi upah = Rp 50.000 R
Total selisih = Rp 127.500-50.000 = Rp 77.500 L
Maka jurnal pencatatan biaya tenaga kerja langsung adalah
sbb:
Barang dalam proses 2.500.000
Selisih efisiensi upah 50.000
gaji dan upah 2.422.500
selisih tarif upah 127.500
21. Pencatatan Biaya Overhead
Pabrik Pencatatan biaya overhead pabrik dalam metode tunggal
(single plan) dipengaruhi oleh metode analisis selisih biaya
overhead yang digunakan.
Contoh sebelumnya:
Biaya overhead pabrik per satuan:
Variabel = 20jam @Rp 400 =Rp 8.000
Tetap = 20 jam @ Rp 300 =Rp 6.000
Jumlah produk yang diproduksi = 250 satuan
Kapasitas produksi per bulan direncanakan 5.200 jam tenaga
kerja langsung. Kapasitas sesungguhnya = 5.100 jam
Biaya overhead pabrik sesungguhnya= Rp 3.650.000,
Biaya overhead pabrik dibebankan (BOP pada kapasitas
standar dengan tarif standar) = 20 jam x 250 satuan x Rp 700
= Rp3.500.000
22. Metode Dua Selisih:
Selisih terkendalikan = Rp 90.000R, Selisih volume = Rp 60.000R
Jurnal pembebanan BOP kepada produk:
Barang Dalam Proses 3.500.000
BOP yg dibebankan 3.500.000
Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya:
BOP sesungguhnya 3.650.000
Berbagai rek.yg dikredit 3.650.000
Jurnal untuk mencatat penutupan rek.BOP yg dibebankan:
BOP yang dibebankan 3.500.000
BOP sesungguhnya 3.500.000
Jurnal untuk mencatat selisih BOP:
Selisih terkendalikan 90.000
Selisih volume 60.000
BOP sesungguhnya 150.000
23. Metode tiga selisih
Dari contoh sebelumnya: Selisih pengeluaran = Rp 50.000R,
selisih kapasitas Rp 30.000R, selisih efisiensi Rp 70.000R.
BOP yg dibebankan (kapasitas sesungguhnya x tarif
standar)= 5.100 jam x Rp 700 = 3.570.000
Jurnal pembebanan bioya overhead pabrik kepada produk:
Barang Dalam Proses Rp 3.500.000
Selisih efisiensi 70.000
BOP yang dibebankan 3.570.000
Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya:
BOP sesungguhnya 3.650.000
Berbagai rek.yg dikredit 3.650.000
Jurnal untuk mencatat penutupan rekening BOP yang
dibebankan:
BOP yang dibebankan 3.570.000
BOP sesungguhnya 3.570.000
24. Jurnal untuk mencatat selisih BOP:
Selisih pengeluaran 50.000
Selisih kapasitas 30.000
BOP sesungguhnya 80.000
Metode empat selisih, jurnal:
Barang Dalam Proses 3.500.000
Selisih efisiensi variabel 40.000
Selisih efisiensi tetap 30.000
BOP yg dibebankan 3.570.000
Pencatatan harga pokok barang jadi:
Persediaan barang jadi 7.250.000
Barang Dlm Proses 7.250.000
(250 unit x Rp 29.000)
26. KETERBATASAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA
BERDASARKAN FUNGSI
• Gejala dari sistem biaya yang telah ketinggalan zaman antara
lain:
1. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan karena perhitungan biaya
produk terlalu tinggi.
2. Harga pesaing nampak tidak wajar atau terlihat rendah
3. Produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi
4. Margin laba sulit untuk dijelaskan
5. Pelanggan tidak mengeluhkan kenaikan harga
6. Departemen Akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk
memberikan data biaya bagi proyek-proyek khusus.
27. ACTIVITY BASED COSTING
ABC memperbaiki sistem penghitungan biaya dengan
menekankan pada aktivitas sebagai objek biaya dasar
(fundamental).
Aktivitas dapat berupa kejadian, tugas atau unit
pekerjaan dengan tujuan khusus, contoh:
perancangan produk, penyetelan mesin,
pengoperasian mesin, pendistribusian produk
28. ACTIVITY BASED COSTING
Aktivitas Biaya Aktivitas
Biaya dari:
•Barang
•Jasa
•Konsumen
Obyek biaya fundamental Pengalokasian ke obyek biaya lainnya
29. PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN
AKTIVITAS
Biaya Sumber Daya
Pembebanan Biaya
Aktivitas
Pembebanan Biaya
Produk
Penelusuran
Langsung
Penelusuran
Penggerak
Penelusuran
Penggerak
30. PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN
AKTIVITAS
• Tahap-tahap perancangan sistem perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas:
1. Identifikasi aktivitas dan atributnya
2. Pembebanan biaya pada aktivitas
3. Pembebanan biaya aktivitas pada aktivitas lain
4. Pembebanan biaya pada produk
31. Identifikasi Aktivitas & Atributnya
• Pengidentifikasian aktivitas biasanya dilakukan
dengan mewawancarai para manajer atau para
wakil dari area kerja fungsional (departemen).
• Data yang dihasilkan dari wawancara digunakan
untuk menyiapkan kamus aktivitas.
32. Identifikasi Aktivitas & Atributnya
• Kamus aktivitas (activity dictionary):
mendaftar aktivitas-aktivitas dalam sebuah organisasi
bersama dengan atribut aktivitas yang penting.
• Atribut aktivitas (activity attribute):
adalah informasi keuangan dan non keuangan yang
mendeskripsikan aktivitas individual.
• Atribut yang digunakan bergantung pada tujuannya.
33. Identifikasi Aktivitas & Atributnya
• Contoh atribut aktivitas yang berhubungan dengan
tujuan perhitungan biaya:
Sumber daya yang digunakan untuk aktivitas tersebut
Waktu yang dihabiskan oleh pekerja untuk aktivitas
tersebut
Objek biaya yang menggunakan output aktivitas
Penggerak aktivitas
Nama aktivitas
34. Identifikasi Aktivitas & Atributnya
• Aktivitas primer (primary activity):
Aktivitas yang digunakan oleh produk atau
pelanggan
• Aktivitas sekunder (secondary activity):
Aktivitas yang digunakan oleh aktivitas primer atau
aktivitas sekunder lainnya.
Contoh: aktivitas pengawasan divisi kartu kredit pada sebuah bank
digunakan oleh aktivitas primer yaitu memproses transaksi,
menyiapkan laporan dan menjawab telepon.
35. CONTOH KAMUS AKTIVITAS DIVISI KARTU
KREDIT SPRINGBANC:
NAMA AKTIVITAS DESKRIPSI AKTIVITAS JENIS
AKTIVITAS
OBJEK BIAYA PENGGERAK AKTIVITAS
Mengawasi
karyawan
Menjadwalkan, mengkoordinasi &
mengevaluasi kinerja
Sekunder Aktivitas dalam
departemen
Jumlah waktu tenaga
kerja u/setiap aktivitas
Memproses
transaksi
Memisahkan, mencatat dan memverifikasi Primer Kartu kredit Jumlah transaksi
Menyiapkan
laporan
Meninjau, mencetak, mengepak &
mengirim
Primer Kartu kredit Jumlah Laporan
Menjawab
Telepon
Menjawab, melihat data,meninjau basis
data & menelpon kembali
Primer Kartu kredit Jumlah panggilan telepon
Menyediakan ATM Menggunakan rekening, menarik uang
tunai
Primer Kartu kredit, rek. giro &
tabungan
Jumlah transaksi ATM
36. PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS
• Setelah aktivitas diidentifikasi dan dideskripsikan, tahap
berikutnya adalah menentukan berapa banyak biaya
untuk melakukan setiap aktivitas. Untuk itu perlu
identifikasi sumber daya yang digunakan setiap
aktivitas.
• Biaya sumber daya pada aktivitas dibebankan dengan
menggunakan penelusuran langsung dan penggerak.
• Penggerak sumber daya (resource driver):
Faktor yang mengukur pemakaian sumber daya oleh
aktivitas.
37. PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS
• Contoh: penggunaan tenaga kerja pada divisi kartu kredit:
PERSENTASE WAKTU SETIAP AKTIVITAS
AKTIVITAS PENGAWAS STAF
ADMINISTRASI
Mengawasi karyawan 100% 0%
Memproses transaksi 0 40
Menyiapkan laporan 0 30
Menjawab pertanyaan 0 30
38. PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS
• Gaji supervisor = $50.000, gaji staf administrasi = $30.000 per
orang (ada 5 orang staf)
• Pembebanan biaya tenaga kerja pada setiap aktivitas:
AKTIVITAS PERHITUNGAN JUMLAH
Mengawasi karyawan Penelusuran langsung $50.000
Memproses transaksi (40/100) x Rp 150.000 $60.000
Menyiapkan laporan (30/100) x Rp 150.000 $45.000
Menjawab pertanyaan (30/100) x Rp 150.000 $45.000
39. PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS
• Selain tenaga kerja, aktivitas juga menggunakan bahan baku,
modal dan energi.
• Contoh: aktivitas pada divisi kartu kredit juga menggunakan
komputer (modal), meja (modal), telepon (modal) dan kertas
(bahan baku).
• Jadi pada aktivitas pengawasan selain biaya tenaga kerja dapat
ditambahkan biaya komputer dan biaya lainnya.
• Berikut contoh biaya aktivitas pada divisi kartu kredit dengan
asumsi semua sumber daya telah dibebankan:
40. PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS
• Biaya aktivitas tahap pertama-Divisi kartu kredit:
AKTIVITAS BIAYA AKTIVITAS
Mengawasi karyawan $ 75.000
Memproses transaksi $ 100.000
Menyiapkan laporan $ 79.500
Menjawab pertanyaan $ 69.900
Menyediakan ATM $ 250.000
41. PEMBEBANAN BIAYA AKTIVITAS PADA AKTIVITAS
LAIN
• Tahap selanjutnya, jika terdapat aktivitas sekunder,
maka biaya aktivitas sekunder dibebankan pada
aktivitas-aktivitas yang menggunakan outputnya.
• Pada contoh sebelumnya; mengawasi karyawan adalah aktivitas
sekunder. Maka biaya aktivitas pengawasan akan dibebankan pada
aktivitas primer yang menggunakan outputnya dengan penggerak
aktivitas adalah persentase waktu tenaga kerja untuk setiap
aktivitas.
42. PEMBEBANAN BIAYA AKTIVITAS PADA AKTIVITAS
LAIN
• Biaya aktivitas tahap lanjutan- Divisi kartu kredit:
AKTIVITAS PEMBEBANAN AKTIIVITAS
SEKUNDER
JUMLAH
BIAYA
AKTIVITAS
Memproses transaksi $100.000+(40/100 x $75.000) $130.000
Menyiapkan laporan $79.500 + (30/100 x $75.000) 102.000
Menjawab telepon $69.900 + (30/100 x $75.000) 92.400
Menyediakan ATM - 250.000
43. PEMBEBANAN BIAYA PADA PRODUK
• Setelah biaya dari aktivitas primer ditentukan, kemudian
biaya dibebankan kepada produk dalam suatu proporsi
sesuai dengan aktivitas penggunaannya yang diukur oleh
penggerak aktivitas.
• Tahap pembebanan biaya aktivitas pada produk:
Tentukan tarif aktivitas: biaya aktivitas/penggerak aktivitas
Membebankan biaya aktivitas : tarif aktivitas x penggunaan
aktual aktivitas
44. PEMBEBANAN BIAYA PADA PRODUK
• Contoh: berikut data aktual divisi kartu kredit:
Kartu
Klasik
Kartu
Emas
Kartu
Platinum
Jumlah
Jumlah kartu 5.000 3.000 2.000 10.000
Penggerak Aktivitas:
Transaksi yang diproses 600.000 300.000 100.000 1.000.000
Jumlah laporan 60.000 36.000 24.000 120.000
Jumlah panggilan masuk 10.000 12.000 8.000 30.000
Jumlah transaksi ATM u.kartu
(total transaksi ATM = 200.000,
u.kartu= 10% dr total)
15.000 3.000 2.000 20.000
45. PEMBEBANAN BIAYA PADA PRODUK
• Dari data tersebut dapat dihitung tarif aktivitas:
AKTIVITAS PERHITUNGAN TARIF
AKTIVITAS
KETERANGAN
Memproses transaksi $130.000/1.000.000 $0,13 per transaksi
Menyiapkan laporan $102.000/120.000 $0,85 per laporan
Menjawab pertanyaan $ 92.400/30.000 $3,08 per panggilan masuk
Menyediakan ATM $ 250.000/200.000 $1,25 Per transaksi ATM
46. PEMBEBANAN BIAYA PADA PRODUK-TAHAP AKHIR
KARTU KLASIK KARTU EMAS KARTU PLATINUM
Memproses transaksi $ 78.000
($0,13 x 600.000)
$ 39.000
($0,13 x300.000)
$ 13.000
($0,13 x 100.000)
Menyiapkan laporan $ 51.000
($0,85 x 60.000)
$ 30.600
($0,85 x 36.000)
$ 20.400
($0,85 x 24.000)
Menjawab pertanyaan $ 30.800
($3,08 x 10.000)
$ 36.960
($3,08 x 12.000)
$ 24.640
($3,08 x 8.000)
Menyediakan ATM $ 18.750
($1,25 x 15.000)
$ 3.750
($1,25 x 3.000)
$ 2.500
($1,25 x 2.000)
Jumlah biaya $ 178.550 $ 110.310 $ 60.540
Unit 5.000 3.000 2.000
Biaya per unit $ 35,71 $ 36,77 $ 30,27
47. PENGKLASIFIKASIAN AKTIVITAS
Untuk tujuan perhitungan biaya produk, aktivitas dapat diklasifikasikan
dalam empat kategori umum:
1. Aktivitas tingkat unit, yaitu aktivitas yang dilakukan setiap kali
sebuah unit diproduksi, contoh: aktivitas perakitan.
2. Aktivitas tingkat batch, yaitu aktivitas yang dilakukan setiap kali
suatu batch produk diproduksi, contoh: aktivitas penyetelan
3. Aktivitas tingkat produk, yaitu aktivitas yang dilakukan bila
diperlukan untuk mendukung produk yang diproduksi, contoh:
aktivitas pemasaran produk
4. Aktivitas tingkat fasilitas, yaitu aktivitas yang menopang proses
umum produksi suatu pabrik, contoh: aktivitas pengamanan.
48. MENGURANGI UKURAN DAN KERUMITAN DARI
SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN
AKTIVITAS
1. Mengurangi jumlah tarif dengan menggunakan ratio konsumsi,
yaitu mengumpulkan semua aktivitas yang memiliki ratio
konsumsi yang sama dalam satu kelompok biaya (cost pool).
2. Mengurangi jumlah tarif melalui aproksimasi ABC, yaitu
menggunakan sistem yang relevan dan mirip ABC; hanya
menggunakan aktivitas yang paling mahal dan menggunakan
penggeraknya untuk membebankan biaya pada produk. Biaya
dari aktivitas yang tidak terlalu mahal dialokasikan dalam
kelompok biaya dari aktivitas yang mahal.