SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  49
COST ACCOUNTING
MATERI-13
AKUNTANSI SISTEM
PERHITUNGAN BIAYA STANDAR
AKUNTANSI BIAYA STANDAR
 Dua metode dalam akuntansi sistem perhitungan
biaya standar, yaitu:
1. Metode Tunggal (Single Plan) :
 rekening Barang Dalam Proses di debit dan dikredit
dengan angka tunggal, yaitu angka standar
 Penyimpangan antara biaya standar dengan biaya
sesungguhnya dicatat dalam rekening ‘Selisih’ pada saat
terjadinya, sehingga setiap saat manajemen dapat
mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi.
2. Metode Ganda (Partial Plan) :
 Rekening Barang Dalam Proses dicatat angka ganda,
sebelah debit diisi dengan biaya sesungguhnya dan
sebelah kredit diisi dengan biaya standar.
 Penyimpangan antara biaya sesungguhnya dengan biaya
standar dihitung pada akhir periode akuntansi.
 Rekening Barang Dalam Proses pada metode tunggal:
 Rekening Barang Dalam Proses pada metode ganda:
Barang Dalam Proses
Kuantitas standar x harga
standar, atau
Kuantitas standar Barang Jadi x
Harga Pokok Produksi standar per
satuan
Jam standar x tarif upah standar,
atau
atau
Kapasitas standar x tarif standar Kuantitas standar Barang Dalam
Proses x Harga Pokok Produksi
standar per satuan
Barang Dalam Proses
Kuantitas sesungguhnya x harga
sesungguhnya per satuan, atau
Kuantitas standar Barang Jadi x
Harga Pokok Produksi standar per
satuan
Jam sesungguhnya x tarif upah
sesungguhnya, atau
atau
Biaya overhead pabrik
sesungguhnya
Kuantitas standar Barang Dalam
Proses x Harga Pokok Produksi
METODE GANDA (PARTIAL
PLAN)
 Karakteristik metode ganda:
1. Rekening Barang Dalam Proses didebit dengan biaya
sesungguhnya dan dikredit dengan biaya standar. Dalam
metode ini, persediaan bahan baku dicatat pada biaya
sesungguhnya dan persediaan barang jadi dicatat pada
harga pokok standar. Harga pokok penjualan dicatat
pada harga pokok standar.
2. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung
pada akhir periode akuntansi, setelah harga pokok
persediaan barang dalam proses ditentukan dan harga
pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang dicatat
dalam rekening Barang Dalam Proses.
3. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya
standarmerupakan jumlah total perbedaan antara biaya
standar dengan biaya sesungguhnya. Analisis terhadap
selisih-selisih tersebut memerlukan bantuan informasi
yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku besar.
Aliran Biaya Standar dalam metode
ganda
 Contoh:
Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut
standar sbb:
Biaya bahan baku 5 kg @ Rp 1.000 Rp 5.000
Biaya Tenaga kerja 20 jam @ Rp 500 Rp 10.000
Biaya overhead pabrik:
variabel 20 jam @ Rp 400 Rp 8.000
Tetap 20 jam @ Rp 300 Rp 6.000
Kapasitas produksi per bulan direncanakan 5.200 jam tenaga kerja
langsung.
Transaksi yang terjadi dalam bulan Januari:
1. Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1.500 kg @Rp 1.100
2. Jumlah barang yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan
Januari adalah 250 satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sbb:
a. Biaya bahan baku 1.050 kg @ Rp 1.100 = Rp 1.155.000
b. Biaya tenaga kerja 5.100 jam @Rp 475 = Rp 2.422.500
 Berdasarkan contoh tersebut, jurnal yang dibuat untuk mencatat
biaya produksi sesungguhnya, biaya produksi standar dan selisih
dalam metode ganda adalah sbb:
1. Pencatatan biaya bahan baku (pemakaian bahan baku sesungguhnya = Rp
1.155.000)
Barang Dalam Proses- Biaya Bahan Baku 1.155.000
Persediaan Bahan Baku 1.155.000
2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung (BTKL sesungguhnya = Rp 2.422.500)
Barang Dalam Proses-BTK langsung 2.422.500
Gaji dan Upah 2.422.500
3. Pencatatan biaya overhead pabrik: menggunakan salah satu dari
metode berikut:
Metode 1:
Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya 3.650.000
Berbagai rekening yg dikredit 3.650.000
Pada akhir periode:
Barang Dalam Proses-BOP 3.650.000
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Metode 2:
Biaya overhead pabrik sesungguhnya 3.650.000
Berbagai rekening yang dikredit 3.650.000
Pencatatan pembebanan BOP kpd produk atas dasar tarif standar (5.100 jam x
Rp 700 = Rp 3.570.000)
Barang Dalam Proses-BOP 3.570.000
BOP yang dibebankan 3.570.000
Pada akhir periode akuntansi:
BOP yang dibebankan 3.570.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya 3.570.000
4. Pencatatan harga pokok barang jadi:
Harga Pokok Barang Jadi = kuantitas barang jadi x biaya standar per satuan
(250 satuan x Rp 29.000 = Rp 7.250.000)
Persediaan Barang Jadi 7.250.000
Barang Dalam Proses- BBB (250 x Rp 5.000) 1.250.000
Barang Dalam Proses -BTK (250 x Rp10.000) 2.500.000
Barang Dalam Proses –BOP (250 x Rp 14.000) 3.500.000
5. Pencatatan Harga Pokok Barang Dalam Proses
Dihitung dengan cara: unit ekuivalensi kuantitas barang dalam proses pada
akhir periode x biaya standar per satuan.
Karena dalam contoh tidak tersedia data persediaan barang dalam proses,
maka contoh jurnal tidak menggunakan angka:
Persediaan Barang Dalam Proses xx
Barang Dalam Proses-BBB xx
Barang Dalam Proses-BTK xx
Barang Dalam Proses-BOP xx
6. Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Dihitung dengan cara: kuantitas barang yang dijual x biaya standar per
satuan:
Harga Pokok Penjualan xx
Persediaan Barang Jadi xx
7. Pencatatan selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar:
a. Selisih biaya bahan baku:
Dari contoh diatas dengan model dua selisih diketahui selisih harga = Rp
105.000R dan selisih kuantitas = Rp 200.000L, jurnal:
Selisih harga bahan baku 105.000
Barang Dalam Proses-BBB 95.000
Selisih kuantitas bahan baku 200.000
b. Selisih biaya tenaga kerja langsung:
Dari contoh sebelumnya diketahui selisih tarif upah = Rp 127.500L dan
selisih efisiensi upah = Rp 50.000R, jurnal:
Selisih efisiensi upah 50.000
Barang Dalam Proses -BTK 77.500
Selisih tarif upah 127.500
c. Selisih biaya overhead pabrik:
dari contoh sebelumnya diketahui selisih pengeluaran = Rp 50.000R,
selisih kapasitas = Rp 30.000R, selisih efisensi = Rp 70.000R, jurnal:
metode 1 :
Selisih pengeluaran 50.000
Selisih kapasitas 30.000
Selisih efisiensi 70.000
Barang Dalam Proses-BOP 150.000
Metode 2:
Selisih efisiensi 70.000
Barang dalam Proses 70.000
(BDP-BOP didebit sebesar Rp 3.570.000 dan dikredit sebesar Rp
3.500.000, selisih = Rp 70.000)
Selisih pengeluaran 50.000
Selisih kapasitas 30.000
BOP sesungguhnya 80.000
(BOP sesungguhnya didebit sebesar Rp 3.650.000 dan dikredit
sebesar Rp 3.570.000, selisih = Rp 80.000)
METODE TUNGGAL (SINGLE
PLAN)
 PENCATATAN BIAYA BAHAN BAKU
Pencatatan biaya bahan baku dalam metode
tunggal dibagi menjadi tiga:
1. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat
bahan baku dibeli.
2. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat
bahan baku dipakai.
3. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat
bahan baku dibeli dan dipakai.
Pada contoh sebelumnya diketahui:
Kuantitas bahan baku standar 5kg @Rp 1.000
Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1.500 kg @Rp 1.100
Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses adalah 250
satuan dengan biaya bahan baku 1.050 kg.
Maka dengan metode dua selisih dapat dihitung sebagai
berikut:
Selisih harga pembelian bahan baku:
= (Hstd-HS) x Kuantitas pembelian sesungguhnya
= (Rp 1.000 – Rp 1.100) x 1.500kg = Rp 150.000 R
Selisih kuantitas pemakaian bahan baku:
=(KSt-KS) x HStd
= ((5kg x 250 satuan)-1.050 kg) x Rp 1.000=Rp 200.000L
Selisih harga pemakaian bahan baku;
= (HSt-HS) x Kuantitas pemakaian sesungguhnya
= (Rp 1.000-Rp 1.100) x 1.050 = Rp 105.000 R
Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan
baku dibeli
 Rekening persediaan bahan baku didebit:
kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli x harga standar
bahan baku per satuan.
= 1.500 kg x Rp 1.000 = Rp 1.500.000
 Rekening utang dagang dikredit:
kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli x harga
sesungguhnya bahan baku per satuan.
= 1.500 kg x Rp 1.100 = Rp 1.650.000
 Selisih antara pendebitan rekening persediaan bahan baku dengan
pengkreditan rekening utang dagang dicatat dalam rekening ‘Selisih
harga pembelian bahan baku’.
 Jurnal:
Persediaan bahan baku 1.500.000
Selisih harga pembelian BB 150.000
Utang dagang 1.650.000
 Pada saat bahan baku dipakai:
 rekening Barang Dalam Proses didebit:
kuantitas standar bahan baku yang dipakai x harga standar
= (5kg x 250 satuan) x Rp 1.000 = Rp 1.250.000
 Rekening Persediaan Bahan Baku dikredit:
kuantitas bahan baku yang sesungguhnya dipakai x harga
standar
= 1.050 kg x Rp 1.000 = Rp 1.050.000
 Selisih pendebitan rekening Barang Dalam Proses dengan
pengkreditan rekening Persediaan Bahan Baku dicatat dalam
rekening ‘Selisih Pemakaian Bahan Baku’.
 Jurnal:
Barang Dalam Proses-BB 1.250.000
Persediaan Bahan Baku
1.050.000
Selisih pemakaian bahan baku
Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan
baku dipakai
 Pada saat bahan baku dibeli:
 Rekening persediaan bahan baku didebit:
kuantitas bahan baku yang dibeli x harga
sesungguhnya.
= 1.500 kg x Rp 1.100 = Rp 1.650.000
 Rekening Utang dagang dikredit: dengan jumlah
yang sama.
 Tidak terdapat selisih harga.
 Jurnal:
Persediaan bahan baku1.650.000
Utang dagang 1.650.000
 Pada saat bahan baku dipakai:
 Rekening Barang Dalam Proses didebit:
kuantitas standar bahan baku x harga standar bahan baku
per satuan
= (5kg x 250 satuan) x Rp 1.000 = Rp 1.250.000
 Rekening persediaan bahan baku dikredit:
kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dipakai x harga
sesungguhnya per satuan bahan baku
= 1.050 kg x Rp 1.100 = Rp 1.155.000
 Selisih yang timbul adalah selisih harga yang dicatat dalam
rekening ‘Selisih harga bahan baku yang dipakai’ dan selisih
kuantitas yang dicatat dalam rekening ‘Selisih pemakaian
bahan baku’.
 Jurnal:
Barang Dalam Proses 1.250.000
Selisih harga BB yang dipakai 105.000
Persediaan Bahan Baku
1.155.000
Selisih pemakaian BB 200.000
Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan
baku dibeli dan dipakai
 Merupakan kombinasi metode 1 dan 2.
 Pada saat bahan baku dibeli: selisih harga
yang terjadi dicatat dalam rekening ‘Selisih
harga pembelian bahan baku’
 Pada saat bahan baku dipakai: sebagian dari
selisih harga pembelian yang melekat pada
bahan baku yang dipakai ditransfer ke
rekening ‘Selisih harga bahan baku yang
dipakai’
 Rekening persediaan bahan baku didebit dan
dikredit dengan harga standar bahan baku.
 Jurnal:
 Pada saat pembelian bahan baku:
Persediaan bahan baku 1.500.000
Selisih harga pembelian BB 150.000
Utang dagang 1.650.000
 Pada saat pemakaian bahan baku:
Barang Dalam Proses-BB 1.250.000
Persediaan Bahan Baku
1.050.000
Selisih pemakaian bahan baku
200.000
 Transfer selisih harga pembelian bahan baku yang melekat
pada bahan baku yang dipakai dalam produksi:
Selisih harga BB yang dipakai 105.000
selisih harga pembelian BB 105.000
Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung
 Pencatatan biaya tenaga kerja langsung dilakukan melalui
tiga tahap, yaitu:
 Pencatatan upah langsung, jurnal:
Gaji dan upah xx
Utang gaji & upah xx
 Pencatatan distribusi upah langsung, jurnal:
Barang Dalam Proses-BTKL xx
Selisih tarif upah xx
Selisih efisiensi upah xx
Gaji dan upah xx
 Pencatatan pembayaran upah langsung:
Utang gaji & upah xx
Kas xx
 Dari contoh sebelumnya diketahui:
Biaya tenaga kerja standar = 20 jam x Rp 500 x 250 satuan =
Rp 2.500.000
Biaya tenaga kerja sesungguhnya = 5.100 jam x Rp 475 = Rp
2.422.500
selisih tarif upah = Rp 127.500 L
selisih efisiensi upah = Rp 50.000 R
Total selisih = Rp 127.500-50.000 = Rp 77.500 L
 Maka jurnal pencatatan biaya tenaga kerja langsung adalah
sbb:
Barang dalam proses 2.500.000
Selisih efisiensi upah 50.000
gaji dan upah 2.422.500
selisih tarif upah 127.500
Pencatatan Biaya Overhead
Pabrik Pencatatan biaya overhead pabrik dalam metode tunggal
(single plan) dipengaruhi oleh metode analisis selisih biaya
overhead yang digunakan.
 Contoh sebelumnya:
Biaya overhead pabrik per satuan:
Variabel = 20jam @Rp 400 =Rp 8.000
Tetap = 20 jam @ Rp 300 =Rp 6.000
Jumlah produk yang diproduksi = 250 satuan
Kapasitas produksi per bulan direncanakan 5.200 jam tenaga
kerja langsung. Kapasitas sesungguhnya = 5.100 jam
Biaya overhead pabrik sesungguhnya= Rp 3.650.000,
Biaya overhead pabrik dibebankan (BOP pada kapasitas
standar dengan tarif standar) = 20 jam x 250 satuan x Rp 700
= Rp3.500.000
 Metode Dua Selisih:
Selisih terkendalikan = Rp 90.000R, Selisih volume = Rp 60.000R
 Jurnal pembebanan BOP kepada produk:
Barang Dalam Proses 3.500.000
BOP yg dibebankan 3.500.000
 Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya:
BOP sesungguhnya 3.650.000
Berbagai rek.yg dikredit 3.650.000
 Jurnal untuk mencatat penutupan rek.BOP yg dibebankan:
BOP yang dibebankan 3.500.000
BOP sesungguhnya 3.500.000
 Jurnal untuk mencatat selisih BOP:
Selisih terkendalikan 90.000
Selisih volume 60.000
BOP sesungguhnya 150.000
 Metode tiga selisih
Dari contoh sebelumnya: Selisih pengeluaran = Rp 50.000R,
selisih kapasitas Rp 30.000R, selisih efisiensi Rp 70.000R.
BOP yg dibebankan (kapasitas sesungguhnya x tarif
standar)= 5.100 jam x Rp 700 = 3.570.000
 Jurnal pembebanan bioya overhead pabrik kepada produk:
Barang Dalam Proses Rp 3.500.000
Selisih efisiensi 70.000
BOP yang dibebankan 3.570.000
 Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya:
BOP sesungguhnya 3.650.000
Berbagai rek.yg dikredit 3.650.000
 Jurnal untuk mencatat penutupan rekening BOP yang
dibebankan:
BOP yang dibebankan 3.570.000
BOP sesungguhnya 3.570.000
 Jurnal untuk mencatat selisih BOP:
Selisih pengeluaran 50.000
Selisih kapasitas 30.000
BOP sesungguhnya 80.000
 Metode empat selisih, jurnal:
Barang Dalam Proses 3.500.000
Selisih efisiensi variabel 40.000
Selisih efisiensi tetap 30.000
BOP yg dibebankan 3.570.000
 Pencatatan harga pokok barang jadi:
Persediaan barang jadi 7.250.000
Barang Dlm Proses 7.250.000
(250 unit x Rp 29.000)
ACTIVITY BASED COSTING
AKUNTANSI BIAYA
MATERI-14
KETERBATASAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA
BERDASARKAN FUNGSI
• Gejala dari sistem biaya yang telah ketinggalan zaman antara
lain:
1. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan karena perhitungan biaya
produk terlalu tinggi.
2. Harga pesaing nampak tidak wajar atau terlihat rendah
3. Produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi
4. Margin laba sulit untuk dijelaskan
5. Pelanggan tidak mengeluhkan kenaikan harga
6. Departemen Akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk
memberikan data biaya bagi proyek-proyek khusus.
ACTIVITY BASED COSTING
ABC memperbaiki sistem penghitungan biaya dengan
menekankan pada aktivitas sebagai objek biaya dasar
(fundamental).
Aktivitas dapat berupa kejadian, tugas atau unit
pekerjaan dengan tujuan khusus, contoh:
perancangan produk, penyetelan mesin,
pengoperasian mesin, pendistribusian produk
ACTIVITY BASED COSTING
Aktivitas Biaya Aktivitas
Biaya dari:
•Barang
•Jasa
•Konsumen
Obyek biaya fundamental Pengalokasian ke obyek biaya lainnya
PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN
AKTIVITAS
Biaya Sumber Daya
Pembebanan Biaya
Aktivitas
Pembebanan Biaya
Produk
Penelusuran
Langsung
Penelusuran
Penggerak
Penelusuran
Penggerak
PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN
AKTIVITAS
• Tahap-tahap perancangan sistem perhitungan
biaya berdasarkan aktivitas:
1. Identifikasi aktivitas dan atributnya
2. Pembebanan biaya pada aktivitas
3. Pembebanan biaya aktivitas pada aktivitas lain
4. Pembebanan biaya pada produk
Identifikasi Aktivitas & Atributnya
• Pengidentifikasian aktivitas biasanya dilakukan
dengan mewawancarai para manajer atau para
wakil dari area kerja fungsional (departemen).
• Data yang dihasilkan dari wawancara digunakan
untuk menyiapkan kamus aktivitas.
Identifikasi Aktivitas & Atributnya
• Kamus aktivitas (activity dictionary):
mendaftar aktivitas-aktivitas dalam sebuah organisasi
bersama dengan atribut aktivitas yang penting.
• Atribut aktivitas (activity attribute):
adalah informasi keuangan dan non keuangan yang
mendeskripsikan aktivitas individual.
• Atribut yang digunakan bergantung pada tujuannya.
Identifikasi Aktivitas & Atributnya
• Contoh atribut aktivitas yang berhubungan dengan
tujuan perhitungan biaya:
Sumber daya yang digunakan untuk aktivitas tersebut
Waktu yang dihabiskan oleh pekerja untuk aktivitas
tersebut
Objek biaya yang menggunakan output aktivitas
Penggerak aktivitas
Nama aktivitas
Identifikasi Aktivitas & Atributnya
• Aktivitas primer (primary activity):
Aktivitas yang digunakan oleh produk atau
pelanggan
• Aktivitas sekunder (secondary activity):
Aktivitas yang digunakan oleh aktivitas primer atau
aktivitas sekunder lainnya.
Contoh: aktivitas pengawasan divisi kartu kredit pada sebuah bank
digunakan oleh aktivitas primer yaitu memproses transaksi,
menyiapkan laporan dan menjawab telepon.
CONTOH KAMUS AKTIVITAS DIVISI KARTU
KREDIT SPRINGBANC:
NAMA AKTIVITAS DESKRIPSI AKTIVITAS JENIS
AKTIVITAS
OBJEK BIAYA PENGGERAK AKTIVITAS
Mengawasi
karyawan
Menjadwalkan, mengkoordinasi &
mengevaluasi kinerja
Sekunder Aktivitas dalam
departemen
Jumlah waktu tenaga
kerja u/setiap aktivitas
Memproses
transaksi
Memisahkan, mencatat dan memverifikasi Primer Kartu kredit Jumlah transaksi
Menyiapkan
laporan
Meninjau, mencetak, mengepak &
mengirim
Primer Kartu kredit Jumlah Laporan
Menjawab
Telepon
Menjawab, melihat data,meninjau basis
data & menelpon kembali
Primer Kartu kredit Jumlah panggilan telepon
Menyediakan ATM Menggunakan rekening, menarik uang
tunai
Primer Kartu kredit, rek. giro &
tabungan
Jumlah transaksi ATM
PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS
• Setelah aktivitas diidentifikasi dan dideskripsikan, tahap
berikutnya adalah menentukan berapa banyak biaya
untuk melakukan setiap aktivitas. Untuk itu perlu
identifikasi sumber daya yang digunakan setiap
aktivitas.
• Biaya sumber daya pada aktivitas dibebankan dengan
menggunakan penelusuran langsung dan penggerak.
• Penggerak sumber daya (resource driver):
Faktor yang mengukur pemakaian sumber daya oleh
aktivitas.
PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS
• Contoh: penggunaan tenaga kerja pada divisi kartu kredit:
PERSENTASE WAKTU SETIAP AKTIVITAS
AKTIVITAS PENGAWAS STAF
ADMINISTRASI
Mengawasi karyawan 100% 0%
Memproses transaksi 0 40
Menyiapkan laporan 0 30
Menjawab pertanyaan 0 30
PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS
• Gaji supervisor = $50.000, gaji staf administrasi = $30.000 per
orang (ada 5 orang staf)
• Pembebanan biaya tenaga kerja pada setiap aktivitas:
AKTIVITAS PERHITUNGAN JUMLAH
Mengawasi karyawan Penelusuran langsung $50.000
Memproses transaksi (40/100) x Rp 150.000 $60.000
Menyiapkan laporan (30/100) x Rp 150.000 $45.000
Menjawab pertanyaan (30/100) x Rp 150.000 $45.000
PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS
• Selain tenaga kerja, aktivitas juga menggunakan bahan baku,
modal dan energi.
• Contoh: aktivitas pada divisi kartu kredit juga menggunakan
komputer (modal), meja (modal), telepon (modal) dan kertas
(bahan baku).
• Jadi pada aktivitas pengawasan selain biaya tenaga kerja dapat
ditambahkan biaya komputer dan biaya lainnya.
• Berikut contoh biaya aktivitas pada divisi kartu kredit dengan
asumsi semua sumber daya telah dibebankan:
PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS
• Biaya aktivitas tahap pertama-Divisi kartu kredit:
AKTIVITAS BIAYA AKTIVITAS
Mengawasi karyawan $ 75.000
Memproses transaksi $ 100.000
Menyiapkan laporan $ 79.500
Menjawab pertanyaan $ 69.900
Menyediakan ATM $ 250.000
PEMBEBANAN BIAYA AKTIVITAS PADA AKTIVITAS
LAIN
• Tahap selanjutnya, jika terdapat aktivitas sekunder,
maka biaya aktivitas sekunder dibebankan pada
aktivitas-aktivitas yang menggunakan outputnya.
• Pada contoh sebelumnya; mengawasi karyawan adalah aktivitas
sekunder. Maka biaya aktivitas pengawasan akan dibebankan pada
aktivitas primer yang menggunakan outputnya dengan penggerak
aktivitas adalah persentase waktu tenaga kerja untuk setiap
aktivitas.
PEMBEBANAN BIAYA AKTIVITAS PADA AKTIVITAS
LAIN
• Biaya aktivitas tahap lanjutan- Divisi kartu kredit:
AKTIVITAS PEMBEBANAN AKTIIVITAS
SEKUNDER
JUMLAH
BIAYA
AKTIVITAS
Memproses transaksi $100.000+(40/100 x $75.000) $130.000
Menyiapkan laporan $79.500 + (30/100 x $75.000) 102.000
Menjawab telepon $69.900 + (30/100 x $75.000) 92.400
Menyediakan ATM - 250.000
PEMBEBANAN BIAYA PADA PRODUK
• Setelah biaya dari aktivitas primer ditentukan, kemudian
biaya dibebankan kepada produk dalam suatu proporsi
sesuai dengan aktivitas penggunaannya yang diukur oleh
penggerak aktivitas.
• Tahap pembebanan biaya aktivitas pada produk:
Tentukan tarif aktivitas: biaya aktivitas/penggerak aktivitas
Membebankan biaya aktivitas : tarif aktivitas x penggunaan
aktual aktivitas
PEMBEBANAN BIAYA PADA PRODUK
• Contoh: berikut data aktual divisi kartu kredit:
Kartu
Klasik
Kartu
Emas
Kartu
Platinum
Jumlah
Jumlah kartu 5.000 3.000 2.000 10.000
Penggerak Aktivitas:
Transaksi yang diproses 600.000 300.000 100.000 1.000.000
Jumlah laporan 60.000 36.000 24.000 120.000
Jumlah panggilan masuk 10.000 12.000 8.000 30.000
Jumlah transaksi ATM u.kartu
(total transaksi ATM = 200.000,
u.kartu= 10% dr total)
15.000 3.000 2.000 20.000
PEMBEBANAN BIAYA PADA PRODUK
• Dari data tersebut dapat dihitung tarif aktivitas:
AKTIVITAS PERHITUNGAN TARIF
AKTIVITAS
KETERANGAN
Memproses transaksi $130.000/1.000.000 $0,13 per transaksi
Menyiapkan laporan $102.000/120.000 $0,85 per laporan
Menjawab pertanyaan $ 92.400/30.000 $3,08 per panggilan masuk
Menyediakan ATM $ 250.000/200.000 $1,25 Per transaksi ATM
PEMBEBANAN BIAYA PADA PRODUK-TAHAP AKHIR
KARTU KLASIK KARTU EMAS KARTU PLATINUM
Memproses transaksi $ 78.000
($0,13 x 600.000)
$ 39.000
($0,13 x300.000)
$ 13.000
($0,13 x 100.000)
Menyiapkan laporan $ 51.000
($0,85 x 60.000)
$ 30.600
($0,85 x 36.000)
$ 20.400
($0,85 x 24.000)
Menjawab pertanyaan $ 30.800
($3,08 x 10.000)
$ 36.960
($3,08 x 12.000)
$ 24.640
($3,08 x 8.000)
Menyediakan ATM $ 18.750
($1,25 x 15.000)
$ 3.750
($1,25 x 3.000)
$ 2.500
($1,25 x 2.000)
Jumlah biaya $ 178.550 $ 110.310 $ 60.540
Unit 5.000 3.000 2.000
Biaya per unit $ 35,71 $ 36,77 $ 30,27
PENGKLASIFIKASIAN AKTIVITAS
Untuk tujuan perhitungan biaya produk, aktivitas dapat diklasifikasikan
dalam empat kategori umum:
1. Aktivitas tingkat unit, yaitu aktivitas yang dilakukan setiap kali
sebuah unit diproduksi, contoh: aktivitas perakitan.
2. Aktivitas tingkat batch, yaitu aktivitas yang dilakukan setiap kali
suatu batch produk diproduksi, contoh: aktivitas penyetelan
3. Aktivitas tingkat produk, yaitu aktivitas yang dilakukan bila
diperlukan untuk mendukung produk yang diproduksi, contoh:
aktivitas pemasaran produk
4. Aktivitas tingkat fasilitas, yaitu aktivitas yang menopang proses
umum produksi suatu pabrik, contoh: aktivitas pengamanan.
MENGURANGI UKURAN DAN KERUMITAN DARI
SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN
AKTIVITAS
1. Mengurangi jumlah tarif dengan menggunakan ratio konsumsi,
yaitu mengumpulkan semua aktivitas yang memiliki ratio
konsumsi yang sama dalam satu kelompok biaya (cost pool).
2. Mengurangi jumlah tarif melalui aproksimasi ABC, yaitu
menggunakan sistem yang relevan dan mirip ABC; hanya
menggunakan aktivitas yang paling mahal dan menggunakan
penggeraknya untuk membebankan biaya pada produk. Biaya
dari aktivitas yang tidak terlalu mahal dialokasikan dalam
kelompok biaya dari aktivitas yang mahal.
SELESAI

Contenu connexe

Tendances

Konsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikanKonsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikanbaursulaiman
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01arwianthy
 
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Mandiri Sekuritas
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leveragetitikefnita
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanEllysa Putri
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Livi Pungus
 
Harga pokok standar
Harga pokok standarHarga pokok standar
Harga pokok standarEpry Shine
 
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan LabaHubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan Labanazilah_ laila
 
Akuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
Akuntansi Keuangan 2 - EkuitasAkuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
Akuntansi Keuangan 2 - EkuitasLusi Mei
 
Biaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okBiaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okWirodat Az
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Lia Ivvana
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Asep suryadi
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferMuhammad Fajar
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Leo Dhunt
 

Tendances (20)

Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasiBahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
 
Konsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikanKonsolidasi perubahan kepemilikan
Konsolidasi perubahan kepemilikan
 
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
Anggaranperusahaan 101214094831-phpapp01
 
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
 
Analisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan KeuanganAnalisis Laporan Keuangan
Analisis Laporan Keuangan
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham
 
Harga pokok standar
Harga pokok standarHarga pokok standar
Harga pokok standar
 
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan LabaHubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
 
Akuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
Akuntansi Keuangan 2 - EkuitasAkuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
Akuntansi Keuangan 2 - Ekuitas
 
Akuntansi biaya
Akuntansi biayaAkuntansi biaya
Akuntansi biaya
 
Biaya modal ppt ok
Biaya modal ppt okBiaya modal ppt ok
Biaya modal ppt ok
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06Manajemen keuangan bab 06
Manajemen keuangan bab 06
 
Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3Soal latiahan bab 2 semester 3
Soal latiahan bab 2 semester 3
 
Latihan soal akuntansi lanjutan 1
Latihan soal akuntansi lanjutan 1Latihan soal akuntansi lanjutan 1
Latihan soal akuntansi lanjutan 1
 
Nilai saham
Nilai sahamNilai saham
Nilai saham
 
Penentuan Harga Transfer
Penentuan Harga TransferPenentuan Harga Transfer
Penentuan Harga Transfer
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
 

Similaire à Akuntansi Biaya 5#5

pert 12.pptx
pert 12.pptxpert 12.pptx
pert 12.pptxMARIEF22
 
Akuntansi harga pokok pesanan new1
Akuntansi harga pokok pesanan new1Akuntansi harga pokok pesanan new1
Akuntansi harga pokok pesanan new1noortia
 
Materi Metode Harga Pokok Proses & Biaya Bahan Baku dan Pengendaliannya
Materi Metode Harga Pokok Proses & Biaya Bahan Baku dan PengendaliannyaMateri Metode Harga Pokok Proses & Biaya Bahan Baku dan Pengendaliannya
Materi Metode Harga Pokok Proses & Biaya Bahan Baku dan PengendaliannyaKameliaRahma1
 
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiran
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiranAkuntansi biaya-sistem biaya taksiran
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiranYulianti Yulianti
 
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptxTaufan41
 
Metode harga pokok proses pengantar
Metode harga pokok proses pengantarMetode harga pokok proses pengantar
Metode harga pokok proses pengantarkomarhasan
 
Menghitung harga pokok penjualan (hpp)
Menghitung harga pokok penjualan (hpp)Menghitung harga pokok penjualan (hpp)
Menghitung harga pokok penjualan (hpp)WADIYO .
 
BIAYA BAHAN BAKU(2)_Mhs.pptx
BIAYA BAHAN BAKU(2)_Mhs.pptxBIAYA BAHAN BAKU(2)_Mhs.pptx
BIAYA BAHAN BAKU(2)_Mhs.pptxNandaSyakirah
 
2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt
2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt
2 Metode harga pokok pesanan - full costing.pptFrida Adnantara
 
Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)jhumanangshare
 
METODE HARGA POKOK PESANAN.pdf
METODE HARGA POKOK PESANAN.pdfMETODE HARGA POKOK PESANAN.pdf
METODE HARGA POKOK PESANAN.pdfrizkiDwiramadhan1
 
PPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptx
PPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptxPPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptx
PPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptxBetaYonest
 
9. Standard Cost.ppt
9. Standard Cost.ppt9. Standard Cost.ppt
9. Standard Cost.pptSupardi56
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1Lia Ivvana
 
Harga pokok proses 3.ppt
Harga pokok proses 3.pptHarga pokok proses 3.ppt
Harga pokok proses 3.pptMuhamadNaufal36
 

Similaire à Akuntansi Biaya 5#5 (20)

pert 12.pptx
pert 12.pptxpert 12.pptx
pert 12.pptx
 
Akuntansi harga pokok pesanan new1
Akuntansi harga pokok pesanan new1Akuntansi harga pokok pesanan new1
Akuntansi harga pokok pesanan new1
 
AKUNTNASI BIAYA
AKUNTNASI BIAYAAKUNTNASI BIAYA
AKUNTNASI BIAYA
 
Materi Metode Harga Pokok Proses & Biaya Bahan Baku dan Pengendaliannya
Materi Metode Harga Pokok Proses & Biaya Bahan Baku dan PengendaliannyaMateri Metode Harga Pokok Proses & Biaya Bahan Baku dan Pengendaliannya
Materi Metode Harga Pokok Proses & Biaya Bahan Baku dan Pengendaliannya
 
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiran
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiranAkuntansi biaya-sistem biaya taksiran
Akuntansi biaya-sistem biaya taksiran
 
Harga pokok pesanan
Harga pokok pesananHarga pokok pesanan
Harga pokok pesanan
 
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
12 INVESTASI MODAL KERJA, Persediaan (6).pptx
 
Metode harga pokok proses pengantar
Metode harga pokok proses pengantarMetode harga pokok proses pengantar
Metode harga pokok proses pengantar
 
Akuntansi Biaya 7.pdf
Akuntansi Biaya 7.pdfAkuntansi Biaya 7.pdf
Akuntansi Biaya 7.pdf
 
Menghitung harga pokok penjualan (hpp)
Menghitung harga pokok penjualan (hpp)Menghitung harga pokok penjualan (hpp)
Menghitung harga pokok penjualan (hpp)
 
BIAYA BAHAN BAKU(2)_Mhs.pptx
BIAYA BAHAN BAKU(2)_Mhs.pptxBIAYA BAHAN BAKU(2)_Mhs.pptx
BIAYA BAHAN BAKU(2)_Mhs.pptx
 
2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt
2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt
2 Metode harga pokok pesanan - full costing.ppt
 
PA_2.3_inuk.pptx
PA_2.3_inuk.pptxPA_2.3_inuk.pptx
PA_2.3_inuk.pptx
 
Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)Metode harga pokok proses (pengantar)
Metode harga pokok proses (pengantar)
 
akb 2
akb 2akb 2
akb 2
 
METODE HARGA POKOK PESANAN.pdf
METODE HARGA POKOK PESANAN.pdfMETODE HARGA POKOK PESANAN.pdf
METODE HARGA POKOK PESANAN.pdf
 
PPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptx
PPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptxPPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptx
PPT KEL3 AKUNTANSI BIAYA.pptx
 
9. Standard Cost.ppt
9. Standard Cost.ppt9. Standard Cost.ppt
9. Standard Cost.ppt
 
Process costing1
Process costing1Process costing1
Process costing1
 
Harga pokok proses 3.ppt
Harga pokok proses 3.pptHarga pokok proses 3.ppt
Harga pokok proses 3.ppt
 

Plus de Judianto Nugroho (20)

Chap14 en-id
Chap14 en-idChap14 en-id
Chap14 en-id
 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
 
Chap18 en-id
Chap18 en-idChap18 en-id
Chap18 en-id
 
Chap16 en-id
Chap16 en-idChap16 en-id
Chap16 en-id
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
 
Chap17 en-id
Chap17 en-idChap17 en-id
Chap17 en-id
 
Chap13 en-id
Chap13 en-idChap13 en-id
Chap13 en-id
 
Chap12 en-id
Chap12 en-idChap12 en-id
Chap12 en-id
 
Chap11 en-id
Chap11 en-idChap11 en-id
Chap11 en-id
 
Chap10 en-id
Chap10 en-idChap10 en-id
Chap10 en-id
 
Chap09 en-id
Chap09 en-idChap09 en-id
Chap09 en-id
 
Chap08 en-id
Chap08 en-idChap08 en-id
Chap08 en-id
 
Chap05 en-id
Chap05 en-idChap05 en-id
Chap05 en-id
 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
 
Chap06 en-id
Chap06 en-idChap06 en-id
Chap06 en-id
 
Chap04 en-id
Chap04 en-idChap04 en-id
Chap04 en-id
 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
 
Chap01 en-id
Chap01 en-idChap01 en-id
Chap01 en-id
 
Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2
 

Dernier

Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfsaptari3
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 

Dernier (20)

Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

Akuntansi Biaya 5#5

  • 2. AKUNTANSI BIAYA STANDAR  Dua metode dalam akuntansi sistem perhitungan biaya standar, yaitu: 1. Metode Tunggal (Single Plan) :  rekening Barang Dalam Proses di debit dan dikredit dengan angka tunggal, yaitu angka standar  Penyimpangan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya dicatat dalam rekening ‘Selisih’ pada saat terjadinya, sehingga setiap saat manajemen dapat mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi. 2. Metode Ganda (Partial Plan) :  Rekening Barang Dalam Proses dicatat angka ganda, sebelah debit diisi dengan biaya sesungguhnya dan sebelah kredit diisi dengan biaya standar.  Penyimpangan antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar dihitung pada akhir periode akuntansi.
  • 3.  Rekening Barang Dalam Proses pada metode tunggal:  Rekening Barang Dalam Proses pada metode ganda: Barang Dalam Proses Kuantitas standar x harga standar, atau Kuantitas standar Barang Jadi x Harga Pokok Produksi standar per satuan Jam standar x tarif upah standar, atau atau Kapasitas standar x tarif standar Kuantitas standar Barang Dalam Proses x Harga Pokok Produksi standar per satuan Barang Dalam Proses Kuantitas sesungguhnya x harga sesungguhnya per satuan, atau Kuantitas standar Barang Jadi x Harga Pokok Produksi standar per satuan Jam sesungguhnya x tarif upah sesungguhnya, atau atau Biaya overhead pabrik sesungguhnya Kuantitas standar Barang Dalam Proses x Harga Pokok Produksi
  • 4. METODE GANDA (PARTIAL PLAN)  Karakteristik metode ganda: 1. Rekening Barang Dalam Proses didebit dengan biaya sesungguhnya dan dikredit dengan biaya standar. Dalam metode ini, persediaan bahan baku dicatat pada biaya sesungguhnya dan persediaan barang jadi dicatat pada harga pokok standar. Harga pokok penjualan dicatat pada harga pokok standar. 2. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standar dihitung pada akhir periode akuntansi, setelah harga pokok persediaan barang dalam proses ditentukan dan harga pokok barang jadi yang ditransfer ke gudang dicatat dalam rekening Barang Dalam Proses. 3. Selisih biaya sesungguhnya dari biaya standarmerupakan jumlah total perbedaan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya. Analisis terhadap selisih-selisih tersebut memerlukan bantuan informasi yang tidak tersedia dalam rekening-rekening buku besar.
  • 5. Aliran Biaya Standar dalam metode ganda  Contoh: Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut standar sbb: Biaya bahan baku 5 kg @ Rp 1.000 Rp 5.000 Biaya Tenaga kerja 20 jam @ Rp 500 Rp 10.000 Biaya overhead pabrik: variabel 20 jam @ Rp 400 Rp 8.000 Tetap 20 jam @ Rp 300 Rp 6.000 Kapasitas produksi per bulan direncanakan 5.200 jam tenaga kerja langsung. Transaksi yang terjadi dalam bulan Januari: 1. Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1.500 kg @Rp 1.100 2. Jumlah barang yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan Januari adalah 250 satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sbb: a. Biaya bahan baku 1.050 kg @ Rp 1.100 = Rp 1.155.000 b. Biaya tenaga kerja 5.100 jam @Rp 475 = Rp 2.422.500
  • 6.  Berdasarkan contoh tersebut, jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya produksi sesungguhnya, biaya produksi standar dan selisih dalam metode ganda adalah sbb: 1. Pencatatan biaya bahan baku (pemakaian bahan baku sesungguhnya = Rp 1.155.000) Barang Dalam Proses- Biaya Bahan Baku 1.155.000 Persediaan Bahan Baku 1.155.000 2. Pencatatan biaya tenaga kerja langsung (BTKL sesungguhnya = Rp 2.422.500) Barang Dalam Proses-BTK langsung 2.422.500 Gaji dan Upah 2.422.500 3. Pencatatan biaya overhead pabrik: menggunakan salah satu dari metode berikut: Metode 1: Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya 3.650.000 Berbagai rekening yg dikredit 3.650.000 Pada akhir periode: Barang Dalam Proses-BOP 3.650.000 Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
  • 7. Metode 2: Biaya overhead pabrik sesungguhnya 3.650.000 Berbagai rekening yang dikredit 3.650.000 Pencatatan pembebanan BOP kpd produk atas dasar tarif standar (5.100 jam x Rp 700 = Rp 3.570.000) Barang Dalam Proses-BOP 3.570.000 BOP yang dibebankan 3.570.000 Pada akhir periode akuntansi: BOP yang dibebankan 3.570.000 Biaya overhead pabrik sesungguhnya 3.570.000 4. Pencatatan harga pokok barang jadi: Harga Pokok Barang Jadi = kuantitas barang jadi x biaya standar per satuan (250 satuan x Rp 29.000 = Rp 7.250.000) Persediaan Barang Jadi 7.250.000 Barang Dalam Proses- BBB (250 x Rp 5.000) 1.250.000 Barang Dalam Proses -BTK (250 x Rp10.000) 2.500.000 Barang Dalam Proses –BOP (250 x Rp 14.000) 3.500.000
  • 8. 5. Pencatatan Harga Pokok Barang Dalam Proses Dihitung dengan cara: unit ekuivalensi kuantitas barang dalam proses pada akhir periode x biaya standar per satuan. Karena dalam contoh tidak tersedia data persediaan barang dalam proses, maka contoh jurnal tidak menggunakan angka: Persediaan Barang Dalam Proses xx Barang Dalam Proses-BBB xx Barang Dalam Proses-BTK xx Barang Dalam Proses-BOP xx 6. Pencatatan Harga Pokok Penjualan Dihitung dengan cara: kuantitas barang yang dijual x biaya standar per satuan: Harga Pokok Penjualan xx Persediaan Barang Jadi xx 7. Pencatatan selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar: a. Selisih biaya bahan baku: Dari contoh diatas dengan model dua selisih diketahui selisih harga = Rp 105.000R dan selisih kuantitas = Rp 200.000L, jurnal: Selisih harga bahan baku 105.000 Barang Dalam Proses-BBB 95.000 Selisih kuantitas bahan baku 200.000
  • 9. b. Selisih biaya tenaga kerja langsung: Dari contoh sebelumnya diketahui selisih tarif upah = Rp 127.500L dan selisih efisiensi upah = Rp 50.000R, jurnal: Selisih efisiensi upah 50.000 Barang Dalam Proses -BTK 77.500 Selisih tarif upah 127.500 c. Selisih biaya overhead pabrik: dari contoh sebelumnya diketahui selisih pengeluaran = Rp 50.000R, selisih kapasitas = Rp 30.000R, selisih efisensi = Rp 70.000R, jurnal: metode 1 : Selisih pengeluaran 50.000 Selisih kapasitas 30.000 Selisih efisiensi 70.000 Barang Dalam Proses-BOP 150.000
  • 10. Metode 2: Selisih efisiensi 70.000 Barang dalam Proses 70.000 (BDP-BOP didebit sebesar Rp 3.570.000 dan dikredit sebesar Rp 3.500.000, selisih = Rp 70.000) Selisih pengeluaran 50.000 Selisih kapasitas 30.000 BOP sesungguhnya 80.000 (BOP sesungguhnya didebit sebesar Rp 3.650.000 dan dikredit sebesar Rp 3.570.000, selisih = Rp 80.000)
  • 11. METODE TUNGGAL (SINGLE PLAN)  PENCATATAN BIAYA BAHAN BAKU Pencatatan biaya bahan baku dalam metode tunggal dibagi menjadi tiga: 1. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli. 2. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai. 3. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan dipakai.
  • 12. Pada contoh sebelumnya diketahui: Kuantitas bahan baku standar 5kg @Rp 1.000 Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1.500 kg @Rp 1.100 Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses adalah 250 satuan dengan biaya bahan baku 1.050 kg. Maka dengan metode dua selisih dapat dihitung sebagai berikut: Selisih harga pembelian bahan baku: = (Hstd-HS) x Kuantitas pembelian sesungguhnya = (Rp 1.000 – Rp 1.100) x 1.500kg = Rp 150.000 R Selisih kuantitas pemakaian bahan baku: =(KSt-KS) x HStd = ((5kg x 250 satuan)-1.050 kg) x Rp 1.000=Rp 200.000L Selisih harga pemakaian bahan baku; = (HSt-HS) x Kuantitas pemakaian sesungguhnya = (Rp 1.000-Rp 1.100) x 1.050 = Rp 105.000 R
  • 13. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli  Rekening persediaan bahan baku didebit: kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli x harga standar bahan baku per satuan. = 1.500 kg x Rp 1.000 = Rp 1.500.000  Rekening utang dagang dikredit: kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli x harga sesungguhnya bahan baku per satuan. = 1.500 kg x Rp 1.100 = Rp 1.650.000  Selisih antara pendebitan rekening persediaan bahan baku dengan pengkreditan rekening utang dagang dicatat dalam rekening ‘Selisih harga pembelian bahan baku’.  Jurnal: Persediaan bahan baku 1.500.000 Selisih harga pembelian BB 150.000 Utang dagang 1.650.000
  • 14.  Pada saat bahan baku dipakai:  rekening Barang Dalam Proses didebit: kuantitas standar bahan baku yang dipakai x harga standar = (5kg x 250 satuan) x Rp 1.000 = Rp 1.250.000  Rekening Persediaan Bahan Baku dikredit: kuantitas bahan baku yang sesungguhnya dipakai x harga standar = 1.050 kg x Rp 1.000 = Rp 1.050.000  Selisih pendebitan rekening Barang Dalam Proses dengan pengkreditan rekening Persediaan Bahan Baku dicatat dalam rekening ‘Selisih Pemakaian Bahan Baku’.  Jurnal: Barang Dalam Proses-BB 1.250.000 Persediaan Bahan Baku 1.050.000 Selisih pemakaian bahan baku
  • 15. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dipakai  Pada saat bahan baku dibeli:  Rekening persediaan bahan baku didebit: kuantitas bahan baku yang dibeli x harga sesungguhnya. = 1.500 kg x Rp 1.100 = Rp 1.650.000  Rekening Utang dagang dikredit: dengan jumlah yang sama.  Tidak terdapat selisih harga.  Jurnal: Persediaan bahan baku1.650.000 Utang dagang 1.650.000
  • 16.  Pada saat bahan baku dipakai:  Rekening Barang Dalam Proses didebit: kuantitas standar bahan baku x harga standar bahan baku per satuan = (5kg x 250 satuan) x Rp 1.000 = Rp 1.250.000  Rekening persediaan bahan baku dikredit: kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dipakai x harga sesungguhnya per satuan bahan baku = 1.050 kg x Rp 1.100 = Rp 1.155.000  Selisih yang timbul adalah selisih harga yang dicatat dalam rekening ‘Selisih harga bahan baku yang dipakai’ dan selisih kuantitas yang dicatat dalam rekening ‘Selisih pemakaian bahan baku’.  Jurnal: Barang Dalam Proses 1.250.000 Selisih harga BB yang dipakai 105.000 Persediaan Bahan Baku 1.155.000 Selisih pemakaian BB 200.000
  • 17. Selisih harga bahan baku dicatat pada saat bahan baku dibeli dan dipakai  Merupakan kombinasi metode 1 dan 2.  Pada saat bahan baku dibeli: selisih harga yang terjadi dicatat dalam rekening ‘Selisih harga pembelian bahan baku’  Pada saat bahan baku dipakai: sebagian dari selisih harga pembelian yang melekat pada bahan baku yang dipakai ditransfer ke rekening ‘Selisih harga bahan baku yang dipakai’  Rekening persediaan bahan baku didebit dan dikredit dengan harga standar bahan baku.
  • 18.  Jurnal:  Pada saat pembelian bahan baku: Persediaan bahan baku 1.500.000 Selisih harga pembelian BB 150.000 Utang dagang 1.650.000  Pada saat pemakaian bahan baku: Barang Dalam Proses-BB 1.250.000 Persediaan Bahan Baku 1.050.000 Selisih pemakaian bahan baku 200.000  Transfer selisih harga pembelian bahan baku yang melekat pada bahan baku yang dipakai dalam produksi: Selisih harga BB yang dipakai 105.000 selisih harga pembelian BB 105.000
  • 19. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung  Pencatatan biaya tenaga kerja langsung dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:  Pencatatan upah langsung, jurnal: Gaji dan upah xx Utang gaji & upah xx  Pencatatan distribusi upah langsung, jurnal: Barang Dalam Proses-BTKL xx Selisih tarif upah xx Selisih efisiensi upah xx Gaji dan upah xx  Pencatatan pembayaran upah langsung: Utang gaji & upah xx Kas xx
  • 20.  Dari contoh sebelumnya diketahui: Biaya tenaga kerja standar = 20 jam x Rp 500 x 250 satuan = Rp 2.500.000 Biaya tenaga kerja sesungguhnya = 5.100 jam x Rp 475 = Rp 2.422.500 selisih tarif upah = Rp 127.500 L selisih efisiensi upah = Rp 50.000 R Total selisih = Rp 127.500-50.000 = Rp 77.500 L  Maka jurnal pencatatan biaya tenaga kerja langsung adalah sbb: Barang dalam proses 2.500.000 Selisih efisiensi upah 50.000 gaji dan upah 2.422.500 selisih tarif upah 127.500
  • 21. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Pencatatan biaya overhead pabrik dalam metode tunggal (single plan) dipengaruhi oleh metode analisis selisih biaya overhead yang digunakan.  Contoh sebelumnya: Biaya overhead pabrik per satuan: Variabel = 20jam @Rp 400 =Rp 8.000 Tetap = 20 jam @ Rp 300 =Rp 6.000 Jumlah produk yang diproduksi = 250 satuan Kapasitas produksi per bulan direncanakan 5.200 jam tenaga kerja langsung. Kapasitas sesungguhnya = 5.100 jam Biaya overhead pabrik sesungguhnya= Rp 3.650.000, Biaya overhead pabrik dibebankan (BOP pada kapasitas standar dengan tarif standar) = 20 jam x 250 satuan x Rp 700 = Rp3.500.000
  • 22.  Metode Dua Selisih: Selisih terkendalikan = Rp 90.000R, Selisih volume = Rp 60.000R  Jurnal pembebanan BOP kepada produk: Barang Dalam Proses 3.500.000 BOP yg dibebankan 3.500.000  Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya: BOP sesungguhnya 3.650.000 Berbagai rek.yg dikredit 3.650.000  Jurnal untuk mencatat penutupan rek.BOP yg dibebankan: BOP yang dibebankan 3.500.000 BOP sesungguhnya 3.500.000  Jurnal untuk mencatat selisih BOP: Selisih terkendalikan 90.000 Selisih volume 60.000 BOP sesungguhnya 150.000
  • 23.  Metode tiga selisih Dari contoh sebelumnya: Selisih pengeluaran = Rp 50.000R, selisih kapasitas Rp 30.000R, selisih efisiensi Rp 70.000R. BOP yg dibebankan (kapasitas sesungguhnya x tarif standar)= 5.100 jam x Rp 700 = 3.570.000  Jurnal pembebanan bioya overhead pabrik kepada produk: Barang Dalam Proses Rp 3.500.000 Selisih efisiensi 70.000 BOP yang dibebankan 3.570.000  Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya: BOP sesungguhnya 3.650.000 Berbagai rek.yg dikredit 3.650.000  Jurnal untuk mencatat penutupan rekening BOP yang dibebankan: BOP yang dibebankan 3.570.000 BOP sesungguhnya 3.570.000
  • 24.  Jurnal untuk mencatat selisih BOP: Selisih pengeluaran 50.000 Selisih kapasitas 30.000 BOP sesungguhnya 80.000  Metode empat selisih, jurnal: Barang Dalam Proses 3.500.000 Selisih efisiensi variabel 40.000 Selisih efisiensi tetap 30.000 BOP yg dibebankan 3.570.000  Pencatatan harga pokok barang jadi: Persediaan barang jadi 7.250.000 Barang Dlm Proses 7.250.000 (250 unit x Rp 29.000)
  • 26. KETERBATASAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA BERDASARKAN FUNGSI • Gejala dari sistem biaya yang telah ketinggalan zaman antara lain: 1. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan karena perhitungan biaya produk terlalu tinggi. 2. Harga pesaing nampak tidak wajar atau terlihat rendah 3. Produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi 4. Margin laba sulit untuk dijelaskan 5. Pelanggan tidak mengeluhkan kenaikan harga 6. Departemen Akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberikan data biaya bagi proyek-proyek khusus.
  • 27. ACTIVITY BASED COSTING ABC memperbaiki sistem penghitungan biaya dengan menekankan pada aktivitas sebagai objek biaya dasar (fundamental). Aktivitas dapat berupa kejadian, tugas atau unit pekerjaan dengan tujuan khusus, contoh: perancangan produk, penyetelan mesin, pengoperasian mesin, pendistribusian produk
  • 28. ACTIVITY BASED COSTING Aktivitas Biaya Aktivitas Biaya dari: •Barang •Jasa •Konsumen Obyek biaya fundamental Pengalokasian ke obyek biaya lainnya
  • 29. PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS Biaya Sumber Daya Pembebanan Biaya Aktivitas Pembebanan Biaya Produk Penelusuran Langsung Penelusuran Penggerak Penelusuran Penggerak
  • 30. PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS • Tahap-tahap perancangan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas: 1. Identifikasi aktivitas dan atributnya 2. Pembebanan biaya pada aktivitas 3. Pembebanan biaya aktivitas pada aktivitas lain 4. Pembebanan biaya pada produk
  • 31. Identifikasi Aktivitas & Atributnya • Pengidentifikasian aktivitas biasanya dilakukan dengan mewawancarai para manajer atau para wakil dari area kerja fungsional (departemen). • Data yang dihasilkan dari wawancara digunakan untuk menyiapkan kamus aktivitas.
  • 32. Identifikasi Aktivitas & Atributnya • Kamus aktivitas (activity dictionary): mendaftar aktivitas-aktivitas dalam sebuah organisasi bersama dengan atribut aktivitas yang penting. • Atribut aktivitas (activity attribute): adalah informasi keuangan dan non keuangan yang mendeskripsikan aktivitas individual. • Atribut yang digunakan bergantung pada tujuannya.
  • 33. Identifikasi Aktivitas & Atributnya • Contoh atribut aktivitas yang berhubungan dengan tujuan perhitungan biaya: Sumber daya yang digunakan untuk aktivitas tersebut Waktu yang dihabiskan oleh pekerja untuk aktivitas tersebut Objek biaya yang menggunakan output aktivitas Penggerak aktivitas Nama aktivitas
  • 34. Identifikasi Aktivitas & Atributnya • Aktivitas primer (primary activity): Aktivitas yang digunakan oleh produk atau pelanggan • Aktivitas sekunder (secondary activity): Aktivitas yang digunakan oleh aktivitas primer atau aktivitas sekunder lainnya. Contoh: aktivitas pengawasan divisi kartu kredit pada sebuah bank digunakan oleh aktivitas primer yaitu memproses transaksi, menyiapkan laporan dan menjawab telepon.
  • 35. CONTOH KAMUS AKTIVITAS DIVISI KARTU KREDIT SPRINGBANC: NAMA AKTIVITAS DESKRIPSI AKTIVITAS JENIS AKTIVITAS OBJEK BIAYA PENGGERAK AKTIVITAS Mengawasi karyawan Menjadwalkan, mengkoordinasi & mengevaluasi kinerja Sekunder Aktivitas dalam departemen Jumlah waktu tenaga kerja u/setiap aktivitas Memproses transaksi Memisahkan, mencatat dan memverifikasi Primer Kartu kredit Jumlah transaksi Menyiapkan laporan Meninjau, mencetak, mengepak & mengirim Primer Kartu kredit Jumlah Laporan Menjawab Telepon Menjawab, melihat data,meninjau basis data & menelpon kembali Primer Kartu kredit Jumlah panggilan telepon Menyediakan ATM Menggunakan rekening, menarik uang tunai Primer Kartu kredit, rek. giro & tabungan Jumlah transaksi ATM
  • 36. PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS • Setelah aktivitas diidentifikasi dan dideskripsikan, tahap berikutnya adalah menentukan berapa banyak biaya untuk melakukan setiap aktivitas. Untuk itu perlu identifikasi sumber daya yang digunakan setiap aktivitas. • Biaya sumber daya pada aktivitas dibebankan dengan menggunakan penelusuran langsung dan penggerak. • Penggerak sumber daya (resource driver): Faktor yang mengukur pemakaian sumber daya oleh aktivitas.
  • 37. PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS • Contoh: penggunaan tenaga kerja pada divisi kartu kredit: PERSENTASE WAKTU SETIAP AKTIVITAS AKTIVITAS PENGAWAS STAF ADMINISTRASI Mengawasi karyawan 100% 0% Memproses transaksi 0 40 Menyiapkan laporan 0 30 Menjawab pertanyaan 0 30
  • 38. PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS • Gaji supervisor = $50.000, gaji staf administrasi = $30.000 per orang (ada 5 orang staf) • Pembebanan biaya tenaga kerja pada setiap aktivitas: AKTIVITAS PERHITUNGAN JUMLAH Mengawasi karyawan Penelusuran langsung $50.000 Memproses transaksi (40/100) x Rp 150.000 $60.000 Menyiapkan laporan (30/100) x Rp 150.000 $45.000 Menjawab pertanyaan (30/100) x Rp 150.000 $45.000
  • 39. PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS • Selain tenaga kerja, aktivitas juga menggunakan bahan baku, modal dan energi. • Contoh: aktivitas pada divisi kartu kredit juga menggunakan komputer (modal), meja (modal), telepon (modal) dan kertas (bahan baku). • Jadi pada aktivitas pengawasan selain biaya tenaga kerja dapat ditambahkan biaya komputer dan biaya lainnya. • Berikut contoh biaya aktivitas pada divisi kartu kredit dengan asumsi semua sumber daya telah dibebankan:
  • 40. PEMBEBANAN BIAYA PADA AKTIVITAS • Biaya aktivitas tahap pertama-Divisi kartu kredit: AKTIVITAS BIAYA AKTIVITAS Mengawasi karyawan $ 75.000 Memproses transaksi $ 100.000 Menyiapkan laporan $ 79.500 Menjawab pertanyaan $ 69.900 Menyediakan ATM $ 250.000
  • 41. PEMBEBANAN BIAYA AKTIVITAS PADA AKTIVITAS LAIN • Tahap selanjutnya, jika terdapat aktivitas sekunder, maka biaya aktivitas sekunder dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang menggunakan outputnya. • Pada contoh sebelumnya; mengawasi karyawan adalah aktivitas sekunder. Maka biaya aktivitas pengawasan akan dibebankan pada aktivitas primer yang menggunakan outputnya dengan penggerak aktivitas adalah persentase waktu tenaga kerja untuk setiap aktivitas.
  • 42. PEMBEBANAN BIAYA AKTIVITAS PADA AKTIVITAS LAIN • Biaya aktivitas tahap lanjutan- Divisi kartu kredit: AKTIVITAS PEMBEBANAN AKTIIVITAS SEKUNDER JUMLAH BIAYA AKTIVITAS Memproses transaksi $100.000+(40/100 x $75.000) $130.000 Menyiapkan laporan $79.500 + (30/100 x $75.000) 102.000 Menjawab telepon $69.900 + (30/100 x $75.000) 92.400 Menyediakan ATM - 250.000
  • 43. PEMBEBANAN BIAYA PADA PRODUK • Setelah biaya dari aktivitas primer ditentukan, kemudian biaya dibebankan kepada produk dalam suatu proporsi sesuai dengan aktivitas penggunaannya yang diukur oleh penggerak aktivitas. • Tahap pembebanan biaya aktivitas pada produk: Tentukan tarif aktivitas: biaya aktivitas/penggerak aktivitas Membebankan biaya aktivitas : tarif aktivitas x penggunaan aktual aktivitas
  • 44. PEMBEBANAN BIAYA PADA PRODUK • Contoh: berikut data aktual divisi kartu kredit: Kartu Klasik Kartu Emas Kartu Platinum Jumlah Jumlah kartu 5.000 3.000 2.000 10.000 Penggerak Aktivitas: Transaksi yang diproses 600.000 300.000 100.000 1.000.000 Jumlah laporan 60.000 36.000 24.000 120.000 Jumlah panggilan masuk 10.000 12.000 8.000 30.000 Jumlah transaksi ATM u.kartu (total transaksi ATM = 200.000, u.kartu= 10% dr total) 15.000 3.000 2.000 20.000
  • 45. PEMBEBANAN BIAYA PADA PRODUK • Dari data tersebut dapat dihitung tarif aktivitas: AKTIVITAS PERHITUNGAN TARIF AKTIVITAS KETERANGAN Memproses transaksi $130.000/1.000.000 $0,13 per transaksi Menyiapkan laporan $102.000/120.000 $0,85 per laporan Menjawab pertanyaan $ 92.400/30.000 $3,08 per panggilan masuk Menyediakan ATM $ 250.000/200.000 $1,25 Per transaksi ATM
  • 46. PEMBEBANAN BIAYA PADA PRODUK-TAHAP AKHIR KARTU KLASIK KARTU EMAS KARTU PLATINUM Memproses transaksi $ 78.000 ($0,13 x 600.000) $ 39.000 ($0,13 x300.000) $ 13.000 ($0,13 x 100.000) Menyiapkan laporan $ 51.000 ($0,85 x 60.000) $ 30.600 ($0,85 x 36.000) $ 20.400 ($0,85 x 24.000) Menjawab pertanyaan $ 30.800 ($3,08 x 10.000) $ 36.960 ($3,08 x 12.000) $ 24.640 ($3,08 x 8.000) Menyediakan ATM $ 18.750 ($1,25 x 15.000) $ 3.750 ($1,25 x 3.000) $ 2.500 ($1,25 x 2.000) Jumlah biaya $ 178.550 $ 110.310 $ 60.540 Unit 5.000 3.000 2.000 Biaya per unit $ 35,71 $ 36,77 $ 30,27
  • 47. PENGKLASIFIKASIAN AKTIVITAS Untuk tujuan perhitungan biaya produk, aktivitas dapat diklasifikasikan dalam empat kategori umum: 1. Aktivitas tingkat unit, yaitu aktivitas yang dilakukan setiap kali sebuah unit diproduksi, contoh: aktivitas perakitan. 2. Aktivitas tingkat batch, yaitu aktivitas yang dilakukan setiap kali suatu batch produk diproduksi, contoh: aktivitas penyetelan 3. Aktivitas tingkat produk, yaitu aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk mendukung produk yang diproduksi, contoh: aktivitas pemasaran produk 4. Aktivitas tingkat fasilitas, yaitu aktivitas yang menopang proses umum produksi suatu pabrik, contoh: aktivitas pengamanan.
  • 48. MENGURANGI UKURAN DAN KERUMITAN DARI SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS 1. Mengurangi jumlah tarif dengan menggunakan ratio konsumsi, yaitu mengumpulkan semua aktivitas yang memiliki ratio konsumsi yang sama dalam satu kelompok biaya (cost pool). 2. Mengurangi jumlah tarif melalui aproksimasi ABC, yaitu menggunakan sistem yang relevan dan mirip ABC; hanya menggunakan aktivitas yang paling mahal dan menggunakan penggeraknya untuk membebankan biaya pada produk. Biaya dari aktivitas yang tidak terlalu mahal dialokasikan dalam kelompok biaya dari aktivitas yang mahal.