SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  123
Saham dan Valuasinya
SAHAM
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan.
Jika kita membeli saham suatu perusahaan berarti lita membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan
tersebut.
Dan kita berhak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen, jika perusahaan membukukan
keuntungan.
Pengertian Saham
Contoh Sertifikat Saham
Berdasarkan Kepemilikannya, ada dua jenis saham:
Saham Biasa (Common Stock)
Saham Preferen (Preferred Stock)
Berdasarkan cara peralihannya ada dua jenis, yaitu:
Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Saham Atas Nama (Registered Stocks)
Jenis-Jenis Saham
Saham biasa (common stock) adalah surat berharga dalam bentuk piagam atau
sertifikat yang memberikan pemegangnya bukti atas hak-hak dan kewajiban
menyangkut andil kepemilikan dalam suatu perusahaan.
Saham biasa mempunyai sifat kebalikan dari Saham Preferen (Prefered Stock) dalam hal
pengambilan suara, pembagian deviden dan hak-hak yang lain.
Pemegang saham biasa dapat mempengaruhi kebijakan korporasi melalui proses
pengambilan suara (voting) dalam pembuatan tujuan dan kebijakan, stock split dan
memilih dewan direksi perusahaan.
Pemegang saham biasa mempunyai keuntungan dalam bentuk Deviden dan Capital
Gain
8
Saham Biasa (Common Stock / Saham
Umum)
Sebagian besar saham yang beredar di bursa adalah saham umum.
Pemilik saham ini akan menerima dividen jika perusahaan memperoleh laba dan pada Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) setuju mengenai adanya pembagian dividen tersebut.
Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham biasa ini akan menerima hak
atas sisa aset perusahaan paling akhir setelah semua kewajiban atau hutang pada pihak lain sudah
dilunasi.
Saham Biasa / Saham Umum
Saham preferen (Preferred stock) adalah bagian saham yang memiliki
tambahan hak melebihi saham biasa
Jenis saham ini memberikan dividen kepada pemegang sahamnya secara pasti.
Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham preferen ini ini akan
menerima hak atas sisa aset perusahaan sebelum pemegang saham biasa. Umumnya besarnya dividen
yang dibagikan kepada pemegang saham peferen ini sudah ditetapkan.
Saham Preferen (Preferred Stock)
11
Saham Preferen (Preferred Stock)
Ada beberapa jenis saham preferen, antara lain:
1. Saham preferen partisipasi
 saham preferen yang membagikan dividen kepada pemegangnnya; pemilik saham
ini setelah menerima deviden tetap mempunyai hak untuk membagi keuntungan
yang dinyatakan sebagai dividen kepada pemegang saham biasa (participating
preference shares).
2. Saham preferen nonkumulatif
 saham preferen yang tidak mempunyai hak untuk mendapatkan dividen yang
belum dibayarkan pada tahun-tahun yang lalu secara kumulatif (noncummulative
preferred stock).
Pada saham ini tidak tertulis nama pemiliknya, supaya lebih mudah dipindahtangankan dari satu
investor ke investor lain.
Siapa yang memegang saham tersebut secara hukum, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya
dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.
Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
Saham jenis ini ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, cara peralihannya harus dilalui melalui
prosedur yang telah ditentukan.
Saham Atas Nama (Registered Stocks)
DIVIDEN
15
Deviden
Dividen adalah pembagian laba kepada para pemegang saham berdasarkan
banyaknya lembar saham yang dimiliki masing-masing pemegang saham
Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia di perusahaan
yang menerbitkan saham.
Tapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu
bisnis
 Dividen tunai
 metode paling umum untuk pembagian keuntungan. Dibayarkan dalam bentuk tunai
dan dikenai pajak pada tahun pengeluarannya.
 Dividen saham
 cukup umum dilakukan dan dibayarkan dalam bentuk saham tambahan, biasanya
dihitung berdasarkan proporsi terhadap jumlah saham yang dimiliki. Contohnya, setiap
100 saham yang dimiliki, dibagikan 5 saham tambahan. Metode ini mirip dengan stock
split karena dilakukan dengan cara menambah jumlah saham sambil mengurangi nilai
tiap saham sehingga tidak mengubah kapitalisasi pasar.
 Dividen properti
 dibayarkan dalam bentuk aset. Pembagian dividen dengan cara ini jarang dilakukan.
 Dividen interim
 dibagikan sebelum tahun buku Perseroan berakhir.
Macam-Macam Dividen
VALUASI (PENILAIAN) SAHAM
17
18
Tujuan Penilaian Saham
Saham merupakan aset finansial yang dapat dijadikan investasi
Penerbitan Saham juga merupakan sumber dana
Penilaian saham dilakukan utk menentukan apakah saham yg akan dibeli atau dijual akan
memberikan tingkat return yang sesuai dengan return yang diharapkan.
Nilai saham dibedakan menjadi:
1. nilai buku
2. nilai pasar
3. nilai instrinsik
NILAI BUKU, INTRINSIK, PASAR
Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu:
Nilai Buku adalah nilai saham berdasarkan nilai dalam pembukuan
perusahaan (emiten).
Nilai Intrinsik (nilai teoritis) adalah nilai saham yang sebenarnya
(seharusnya terjadi).
Nilai Pasar adalah nilai saham di pasar, ditunjukkan oleh harga pasar yang
berlaku untuk saham.
20
Nilai Buku (Book Value)
Nilai buku per lembar saham adalah nilai aktiva bersih (net assets) yang
dimiliki pemilik dengan memiliki satu lembar saham
Dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.
beredaryangbiasasahamJumlah
EkuitasTotal
bukuNilai 
21
Nilai Pasar (Market Value)
Harga saham di bursa saham pada saat tertentu.
Ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa
22
Nilai Instrinsik
(Intrinsic Value/Fundamental Value)
Nilai sebenarnya / seharusnya dari suatu saham
Calon investor menghitung nilai instrinsik saham untuk memutuskan strategi investasinya
Jika nilai pasar > nilai intrinsik, berati saham tersebut overvalued, dan investor
sebaiknya menjual saham tersebut.
Jika nilai pasar < nilai intrinsik, berati saham tersebut undervalued, dan investor
sebaiknya membeli saham tersebut.
Jika nilai pasar = nilai intrinsik, berarti saham tersebut fair-priced, dan investor bisa
menahan saham tersebut.
PENENTUAN NILAI INTRINSIK SAHAM
Tidak seperti nilai pasar (yang bisa dilihat dari harga
saham di pasar), nilai intrinsik suatu saham hanya
bisa diperkirakan dengan pendekatan tertentu.
Ada dua pendekatan yang digunakan, yaitu:
Pendekatan Analisis Teknikal
Pendekatan Analisis Fundamental
24
Menentukan Nilai Intrinsik
Analisis Fundamental
menghitung nilai instrinsik menggunakan data keuangan perusahaan
Analisis Teknikal
menghitung nilai instrinsik dari data perdagangan saham (harga dan volumen
penjualan) yang telah lalu.
Pendekatan berbasis analisis fundamental yang bisa dilakukan
adalah dengan:
1. Pendekatan nilai sekarang (present value)
2. Pendekatan Price Earning Rasio (PER)
3. Pendekatan lainnya.
Analisis Fundamental
PENDEKATAN NILAI SEKARANG
Dalam pendekatan ini, perhitungan nilai saham dilakukan
dengan menghitung nilai sekarang (present value) semua
aliran kas saham yang diharapkan di masa datang dengan
tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan
investor.
Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham dengan
pendekatan nilai sekarang adalah earning perusahaan, atau
berupa earning yang dibagikan dalam bentuk dividen.
Dividend Discounted Model (DDM) atau Model Diskonto Dividen
(MDD) merupakan model perhitungan harga saham yang
dilakukan dengan cara menilai tunai semua cash flow yang
akan diterima di masa mendatang.
Cash flow di sini adalah dividen tunai yang akan diterima
setiap tahun dan harga saham terakhir pada saat akan dijual
(terminal value).
Pendekatan Nilai Sekarang
MODEL DISKONTO DIVIDEN (MDD)
MDD merupakan model untuk mengestimasi harga saham
dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan
diterima di masa datang.
Secara matematis, model ini bisa ditulis sebagai berikut:










r)(1
D
........
r)(1
D
r)(1
D
r)(1
D
Pˆ
3
3
2
21
0


 

1t
t
t
0
r)1(
D
Pˆ
MODEL DISKONTO DIVIDEN (MDD)
Ada tiga skenario pertumbuhan dividen (JIKA SAHAM DI
PEGANG SELAMANYA) yang biasanya dipakai sebagai model
penilaian saham berbasis MDD:
1. Model pertumbuhan nol (zero growth model)
2. Model pertumbuhan konstan (constant growth model)
3. Model pertumbuhan tidak konstan / ganda (supernormal
growth model)
MODEL PERTUMBUHAN NOL
Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan
perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan (tetap dari
waktu ke waktu).
Rumus untuk menilai saham dengan model ini adalah
sebagai berikut:
dimana: = harga saham
= Dividen
= tingkat pengembalian = returnr
D
Pˆ 0
0 
0Pˆ
D0
r
Ilustrasi MODEL PERTUMBUHAN NOL
Misalkan saham PT. Rahayu menawarkan dividen tetap
sebesar Rp 900,-. Tingkat return yang disyaratkan investor
adalah 20%.
Berdasarkan data tersebut, maka nilai intrinsik saham PT.
Rahayu tersebut adalah:
4.500Rp
0,20
900
Pˆ
0 
MODEL PERTUMBUHAN KONSTAN
Model petumbuhan konstan (model Gordon), dipakai untuk
menentukan nilai saham yang pembayaran dividennya mengalami
pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas.
Persamaan model pertumbuhan konstan ini bisa dituliskan sebagai
berikut:
g = growth rate = tingkat pertumbuhan














r)(1
g)(1D
.......
r)(1
g)(1D
r)(1
g)(1D
r)(1
g)(1D
Pˆ 0
3
3
0
2
2
00
0
g-r
D
g-r
)1(D
Pˆ 10
0 


g
Ilustrasi MODEL PERTUMBUHAN KONSTAN
Misalkan PT. Rebecca membayarkan dividen Rp. 1.000,- per tahun.
Pertumbuhan dividen direncanakan sebesar 5% per tahun. Tingkat
return yang disyaratkan investor sebesar 15%. Dan harga pasar
saham PT. Rebecca saat ini adalah Rp. 10.000.
Berdasarkan data tersebut, maka nilai intrinsik:
Ternyata nilai pasar (Rp 10.000) < nilai intrinsik (Rp 10.500)
10.500Rp.
0,10
1050
0,05-0,15
)05,0(11000
Pˆ
0 


Misalkan: Seorang Investor berencana melakukan investasi saham
selama 1 tahun, maka rumus Present Value – nya adalah:
PV0 =
𝐷 1 + 𝑃 1
1 + 𝑟
• Apabila rencana investasi saham adalah selama 2 tahun, maka
rumus Present Value – nya adalah:
V0 =
𝐷 1
1 + 𝑟
+
𝐷2
(1 + 𝑟)2
+
𝑃2
(1 + 𝑟)2
Contoh:
Dividen tunai setiap tahun adalah Rp 500 dan harga saham sekarang
adalah Rp 10.000. Pada tahun kedua diperkirakan harga saham di pasar
akan menjadi Rp 12.000, sementara return yang diharapkan adalah 8%.
Berapa nilai saham sekarang? Apakah investor jadi membeli?
V0 =
𝐷
1
1+𝑟
+
𝐷
2
(1+𝑟)2 +
𝑃
2
(1+𝑟)2
V0 =
500
1,08
+
500
(1,08)2 +
12.000
(1,08)2
V0 = 463 + 429 + 10.288
V0 = 11.180
Karena nilai saham lebih tinggi (Rp 11.180) daripada harga saham (Rp 10.000),
maka saham tersebut layak beli.
MODEL PERTUMBUHAN TIDAK KONSTAN / GANDA
Model ini sesuai untuk menilai saham perusahaan yang
mempunyai karakteristik pertumbuhan yang ‘fantastis’ di tahun-
tahun awal, sehingga bisa membayarkan dividen dengan tingkat
pertumbuhan yang ‘tinggi’.
Setelah pertumbuhan dividen fantastis tersebut, perusahaan
hanya membayarkan dividen pada tingkat yang ‘lebih rendah’, tapi
konstan hingga waktu tak terbatas.
MODEL PERTUMBUHAN TIDAK KONSTAN / GANDA
Tahap-tahap Perhitungan:
1. Membagi aliran dividen menjadi dua bagian
a. bagian awal yang meliputi aliran dividen yang ‘fantastis’, dan
b. aliran dividen dengan pertumbuhan yang konstan.
2. Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen yang fantastis (bagian
awal).
3. Menghitung nilai sekarang dari semua aliran dividen selama periode
pertumbuhan konstan (bagian b).
4. Menjumlahkan hasil perhitungan nilai sekarang dari kedua bagian
perhitungan aliran dividen tersebut
Ilustrasi MODEL PERTUMBUHAN TIDAK KONSTAN / GANDA
Misalkan PT. Kreator adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi
informasi. Dengan temuan produk inovatifnya, pada 3 tahun pertama, PT.
Kreator mengalami pertumbuhan earning yang sangat fantastis, sehingga
bisa membayarkan dividen dengan tingkat pertumbuhan 20% selama 3
tahun.
Setelah tahun ke-3 dan seterusnya perusahaan memutuskan untuk
membayar dividen dengan tingkat pertumbuhan 10% per tahun selamanya.
Dividen tahun awal (D0) sebesar Rp1.000, dan tingkat return yang
disyaratkan investor diketahui 15%.
MODEL PERTUMBUHAN TIDAK KONSTAN/GANDA:
CONTOH
0 g=20% 1 g=20% 2 g=20% 3 g=10% 4 g=10% n
A B
D0= Rp. 1.000 D1= Rp. 1.200 D2= Rp. 1.440 D3= Rp. 1.728 D4= Rp. 1.900,8
Rp. 1.043,48 k
1.088,85 k
1.136,19 k = Rp. 38.016
24.996,14 k
Rp. 28.264,66
0,10-0,15
1.900,8
g-k
D
Pˆ
c
4
3 
PENDEKATAN PER
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang lebih populer
dipakai di kalangan analis saham dan para praktisi.
Dalam pendekatan PER (pendekatan multiplier), investor akan
menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang
tercermin dalam harga suatu saham.
PER juga mencerminkan berapa rupiahkah yang harus
dibayarkan investor saham untuk memperoleh satu rupiah
earning perusahaan.
PENDEKATAN PER
Rumus yang dipakai dalam pendekatan ini:
atau;
sahamlembarper
sahamHarga
PER
Earning

g-r
E/D
/EPˆ 11
10 
PENDEKATAN PER: CONTOH
Misalnya harga saham GGRM saat ini adalah Rp. 10.000 per
lembar, dan tahun ini perusahaan memperoleh earning
sebesar 900 juta rupiah. Jumlah saham beredar saat ini
adalah 900 ribu lembar saham.
Dari data tersebut, maka PER perusahaan bisa dihitung
dengan dua tahap perhitungan seperti berikut:
Ilustrasi PENDEKATAN PER
1. Menghitung earning per lembar saham
= Rp. 1.000 per lembar
2. Menghitung PER
beredarsahamjumlah
perusahaan
lembarper
earning
Earning 
lembar
Rp.
000900
000000900
.
..

kali.10
1.000Rp.
10.000Rp.
PER 
PENDEKATAN LAINNYA
Ada 3 pendekatan lain untuk menilai saham, yaitu:
1. Harga pasar saham/nilai buku saham
2. Harga pasar saham/aliran kas
3. Economic Value Added (EVA)
Pengertian modal
dan
Pengertian biaya modal
Modal (Capital) adalah dana yang digunakan untuk
membiayai pengadaan aset dan operasional suatu
perusahaan.
Modal dapat dilihat di Neraca di sisi sebelah kanan (staffel)
 Hutang, Saham Biasa, Saham Preferen dan Laba Ditahan.
Pengertian Modal (Capital)
Biaya modal (COC) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau
dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang digunakan
untuk investasi perusahaan
Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan utk memperoleh dana baik yg berasal dari hutang,
saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan untuk mendanai suatu
investasi atau operasi perusahaan
Pengertian Biaya Modal (Cost of Capital)
Pengertian Biaya Modal (Cost of Capital)
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus ditanggung perusahaan karena
digunakannya modal yang digunakan untuk berinvestasi.
Karena sifatnya sebagai biaya, maka biaya modal juga diartikan sebagai batas
minimum tingkat hasil yang harus dicapai perusahaan (minimum required rate
of return) agar perusahaan tidak dinyatakan merugi.
Perhitungan Biaya Modal sangat penting karena:
1. Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)
diminimumkan
2. Keputusan penganggaran modal (capital budgeting) memerlukan estimasi biaya
modal
3. Keputusan-keputusan penting lain seperti leasing dan modal kerja juga
memerlukan estimasi biaya modal
Pentingnya perhitungan biaya modal
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa
besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang
diperlukan
Konsep biaya modal
dan jenis biaya modal
Konsep biaya modal penting dalam pembelanjaan perusahaan, karena
dapat dipakai untuk menentukan besarnya biaya yang secara riil harus
ditanggung oleh perusahan untuk memperoleh modal dari berbagai
sumber
Konsep biaya modal
Konsep biaya modal erat hubungannya dengan tingkat keuntungan yang
disyaratkan (required rate of return).
Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan
diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate),
yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut
dengan biaya modalnya.
Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari investasi
baru yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari
investasi baru sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini.
Konsep biaya modal
BIAYA MODAL INDIVIDUAL
 adalah biaya modal yang dapat
dihitung berdasarkan biaya untuk
masing-masing sumber dana.
Biaya Modal Individual
a. Biaya Modal Hutang
b. Biaya Modal Saham Preferen
c. Ekuitas Biasa
BIAYA MODAL SECARA KESELURUHAN
adalah biaya modal yg memperhitungkan seluruh
biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan
Konsep biaya modal perusahaan secara
keseluruhan (overall cost of capital) bermanfaat
dalam penilaian usulan investasi jangka panjang
untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan
secara keseluruhan perlu dihitung biaya modal
rata-rata tertimbangnya (weighted average cost of
capital atau WACC).
Jenis jenis biaya modal
Biaya Hutang
a. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek
1) Biaya Modal dari Hutang Perniagaan/Hutang Dagang.
2) Biaya Modal dari Hutang Wesel.
3) Biaya Modal dari Kredit Bank Jangka Pendek
b. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang
Biasanya dana dari hutang jangka pendek tidak dimasukan dalam
perhitungan biaya modal rata-rata, karena hutang dagang diperlakukan
sebagai arus kas modal kerja bersih dalam proses penganggaran modal,
sedangkan hutang wesel dan kredit jangka pendek umumnya merupakan
pembelanjaan sementara.
Biaya Modal Individual
Biaya Hutang yang dihitung adalah biaya hutang setelah pajak
Biaya itulah yang digunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
Biaya Hutang setelah Pajak = Tingkat bunga – Penghematan Pajak
= 𝑟𝑑 - 𝑟𝑑T
= 𝑟𝑑 1 − 𝑇
Dimana:
𝑟𝑑 = tingkat bunga hutang sebelum pajak
T = tarif pajak pemerintah
BIAYA HUTANG
Misalkan: PT. ABC meminjam uang ke bank pada tingkat bunga 10% dan
tarif pajak pemerintah sebesar 40%, maka biaya hutang setelah pajak
adalah:
Biaya Hutang setelah Pajak = 𝒓 𝒅 𝟏 − 𝑻
= 0,1 (1-0,4)
= 0,06
= 6%
Hutang Jangka Pendek (Hutang Lancar)  hutang yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun.
Terdiri dari: hutang perniagaan (trade account payable), hutang wesel dan kredit jangka pendek dari bank.
dimana :
𝑟𝑡 = Biaya hutang jk pendek setelah pajak
𝑟𝑑 = Biaya hutang jk pendek sebelum pajak yaitu sebesar tingkat bunga hutang.
T = Tingkat Pajak
Biaya modal hutang jangka pendek
𝑟𝑡 = 𝑟𝑑 1 − 𝑇
Apotek Sehat Selalu membeli bahan baku obat secara kredit. Bunga dari kredit
tersebut sebesar 10%, tingkat pajak penghasilan (tax rate) 40%. Hitunglah
besarnya biaya hutang setelah pajak !
INGAT !
Tingkat bunga hutang sebesar 10% merupakan biaya pengurang pajak (tax deductible expense).
Adanya beban bunga menyebabkan keuntungan yang terkena pajak menjadi lebih kecil, sehingga pajak
yang harus dibayar perusahaan menjadi lebih kecil pula.
Ilustrasi 1
Biaya hutang jangka panjang
Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang
berasal dari obligasi (cost of bond) dapat dihitung dengan rumus:
𝑟𝑑 =
𝐼+
(𝑁 −𝑁𝑏)
𝑛
(𝑁+𝑁𝑏)
2
Dimana :
𝑟𝑑 = Tingkat bunga hutang jangka jk. Panjang sebelum pajak
I = Bunga hutang jk. panjang (obligasi) per tahun dalam rupiah.
N = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya
Nb = Nilai bersih penjualan obligasi = Nilai pasar obligasi
n = Umur obligasi
PT. Thong Gha Gale mengeluarkan obligasi untuk
menambah modalnya dengan nilai nominal Rp
450.000.000 yang akan jatuh tempo setelah 10 tahun.
Hasil penjualan neto obligasi yang diterima
perusahaan sebesar Rp 442.500.000. Bunga kupon
obligasi per tahunnya sebesar 4% dan tingkat pajak
sebesar 30%.
Berapakah besarnya biaya modal obligasi tersebut
sebelum pajak dan setelah pajak!
Ilustrasi 2
𝑟𝑑 =
𝐼+
(𝑁 −𝑁𝑏)
𝑛
(𝑁+𝑁𝑏)
2
=
18.000.000+
(450.000.000 −442.500.000)
10
(450.000.000+442.500.000)
2
=
18.750.000
446.250.000
= 0,042 = 4,2%
𝑟𝑡 = 𝑟𝑑 1 − 𝑇
= 0,042 (1 – 0,3)
= 0,0294
= 2,94%
Jadi besarnya biaya modal obligasi sebelum pajak adalah 4,2%
Dan besarnya biaya modal setelah pajak adalah 2,94%
Solusi 2
cost of preferred stock (rp)
Adalah biaya riil yang harus dibayar jika perusahaan memperoleh dana tambahan modal
dengan cara menerbitkan/menjual saham preferen
rp diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return)
oleh investor pemegang saham preferen.
Artinya tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor merupakan biaya yang harus
ditanggung emiten.
Biaya modal saham preferen mempunyai sifat campuran antara hutang dan saham
biasa.
Biaya modal saham preferen
-Mempunyai sifat hutang, karena saham preferen mengandung kewajiban tetap utk
memberikan pembayaran dividen secara periodik.
- Memiliki sifat seperti saham biasa karena saham preferen merupakan bukti
kepemilikan perusahaan yang mengeluarkan saham preferen tersebut.
Demikian pula ketika perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka perusahaan pemegang
saham preferen mempunyai hak sebelum pemegang saham biasa.
Pembayaran dividen saham preferen dilakukan setelah pendapatan dikurangi pajak,
sehingga biaya modal saham preferen tidak perlu lagi disesuaikan atau dikurangi
dengan pajak.
Biaya modal saham preferen
Biaya modal saham preferen
𝑟𝑝 =
𝐷 𝑝
𝑃 𝑝
dimana:
rp = Biaya saham preferen
Dp = Dividen saham preferen
Pp = Harga saham preferen saat ini = harga saham preferen neto
PT. Ghamau Ghalau menjual saham preferen dengan nominal
Rp 20.000,-. Harga jual saham preferen setiap lembarnya
sebesar Rp 24.500,-. Besarnya dividen tahunan adalah Rp
2.000,- per lembarnya. Biaya yang terjadi untuk penerbitan
saham (floatation cost) setiap lembarnya adalah sebesar Rp
250,-.
Hitunglah besarnya biaya saham preferen tersebut!
Ilustrasi 3
𝑟𝑝 =
𝐷 𝑝
𝑃 𝑝
=
2.000
24.500 −250
= 0,08247 = 8,247%
Solusi 3
Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan atau Biaya Modal Sendiri (equitas atau
re)
Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan
dengan melakukan penjualan saham biasa (common stock) atau menggunakan laba
ditahan untuk investasi.
Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen
atau menahannya dalam bentuk laba ditahan.
Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan
biaya modalnya.
Biaya modal saham biasa dan laba
ditahan
Untuk menghitung biaya ekuitas (re) digunakan dua model pendekatan
yaitu :
1. Pendekatan Model Diskonto Dividen (Dividend Discount Model = DDM)
2. Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)
biaya modal dari saham biasa baru
(EKUITAS)
Biaya modal yang berasal dari laba ditahan
(cost of retained earning)
Biaya laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan (rate of return) investasi saham
yang diharapkan investor.
Salah satu cara menghitung biaya modal yang berasal dari laba yang ditahan adalah
dengan pendekatan discounted cash flow atau dividend discount model, yaitu:
𝑟𝑒 =
𝐷1
𝑃0
+ 𝑔
Dimana:
re = biaya laba ditahan
D1 = Dividen per lembar saham biasa
Po = Harga saham biasa per lembarnya
g = tingkat pertumbuhan dividen
Perusahaan menghasilkan laba Rp 500,- per lembar sahamnya, dan dividen yang dibagikan
sebesar Rp 100,- per lembar sahamnya. Harga jual saham tersebut Rp 5.000,- per lembarnya.
Tingkat pertumbuhan (rate of growth) sebesar 5% setahunnya, dan tingkat pertumbuhan ini
diharapkan akan terus berlangsung. Berapakah biaya modal yang berasal dari laba ditahan?
Jawab :
𝑟𝑒 =
𝐷1
𝑃0
+ 𝑔 =
100
5000
+ 0,05 = 0,07 = 7%
Ilustrasi 4
Biaya saham biasa (common stock) baru lebih tinggi dari biaya laba ditahan karena penjualan
saham baru memerlukan biaya emisi saham atau floatation cost.
Dengan pendekatan Dividend Discount Model (DDM)
𝑟𝑒 =
𝐷1
𝑃0 (1−𝐹)
+ 𝑔
dimana
𝐷1 : Dividen saham pada tahun ke-1
Po : Harga jual saham
F : Floatation Cost
g : growth of dividend
biaya modal dari saham biasa baru
Ilustrasi 5
Perusahaan elektronik besar TERANG BENDERANG ingin
melakukan emisi common stock baru, dan ternyata saham
tersebut terjual seharga Rp 1.500,- per lembar sahamnya.
Floatation cost yang terjadi sebesar 10% dari harga jual
tersebut. Dividen mendatang diperkirakan sebesar Rp 200,-.
Perusahaan mengharapkan dividen tersebut dapat tumbuh
secara konstan 3%.
Berapakah biaya modal saham biasa baru tersebut!
𝑟𝑒 =
𝐷1
𝑃0 (1−𝐹)
+ 𝑔
=
200
1500 (1−0,1)
+ 0,03
= 0,178 = 17,8%
Solusi 5
Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Model CAPM merupakan model penetapan biaya modal dengan menganalisis tingkat
return saham i atau Ri yang diharapkan dengan return pasar (market return atau Rm)
yang terjadi
Besarnya tingkat rerturn saham yang diharapkan oleh investor ini merupakan biaya
modal yang harus dikeluarkan oleh emiten.
biaya modal dari saham biasa /equitas
Rumus model CAPM adalah:
𝑟𝑠 = 𝑟𝑅𝐹 + 𝑟 𝑀 − 𝑟𝑅𝐹 i
dimana:
𝑟𝑠 = Tingkat return saham yang diharapkan
𝑟𝑅𝐹 = Tingkat return bebas risiko
𝑟 𝑀 = Return portofolio pasar yang diharapkan
i = Koefisien beta saham i
Biaya equitas dengan CAPM (lanjutan)
Model CAPM ini dipengaruhi
oleh 3 faktor, yaitu:
1. Besarnya bunga bebas risiko
(risk free rate, 𝑟 𝑅𝐹 ),
2. Risiko sistematis yg
ditunjukkan oleh koefisien
beta ()
3. Premium risiko pasar yang
ditunjukkan oleh selisih
antara return pasar dengan
return saham ( 𝑟 𝑀 – 𝑟 𝑅𝐹 ).
Beta saham biasa Yamaha adalah 0,885. Tanggal 17 Agustus 2016,
tingkat bunga bebas risiko sebesar 6,1%, dan tingkat pengembalian yang
diharapkan pada portfolio pasar dari semua aktiva berisiko sekitar 15%.
Hitunglah biaya modal yang dikeluarkan Yamaha
HAILAFIKRI@GMAIL.COM
Ilustrasi 6
𝑟𝑠 = 𝑟𝑅𝐹 + 𝑟 𝑀 − 𝑟𝑅𝐹 i
= 0,061 + (0,15 – 0,061). 0,885
= 0,139765 = 13,98%
Ingat bahwa tingkat imbal hasil yang diisyaratkan menurut estimasi kita merupakan
biaya saham biasa internal karena tidak ada biaya transaksi yang diperhitungkan
biaya modal Rata-rata tertimbang
(weighted average cost of capital - WACC)
BIAYA MODAL SECARA KESELURUHAN
Jenis-jenis
Modal
Utang
Saham
Preferen
Ekuitas Biasa
Saham Biasa
Baru
Laba
Ditahan
biaya modal Rata-rata tertimbang
Note: Hutang jangka pendek tidak dimasukkan dalam
perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang
Biaya Modal Perusahaan secara
keseluruhan merupakan angka
rata-rata tertimbang dari
berbagai jenis dana yang
digunakan perusahaan
Biaya modal keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan
seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan.
Karena masing-masing biaya modal berbeda maka untuk menetapkan biaya
modal secara keseluruhan perlu menghitung "weighted average" dari
berbagai sumber .
Penerapan "weight" atau bobot dapat berdasarkan :
◦ Jumlah rupiah dari masing-masing komponen struktur modal.
◦ Proporsi modal dalam struktur modal dinyatakan dalam prosentase
biaya modal Rata-rata tertimbang
weighted average cost of capital = WACC  adalah rata –rata tertimbang dari biaya-biaya
komponen utang, saham preferen, dan ekuitas biasa
WACC = (𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔)(𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔) + 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛
+(𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎)(𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎)
𝑊𝐴𝐶𝐶 = 𝑊𝑑 𝑟𝑑 1 − 𝑇 + 𝑊𝑝 𝑟𝑝 + 𝑊𝑐 𝑟𝑠
◦ Wd = bobot/proporsi sasaran utang
◦ rd = tingkat bunga utang sebelum pajak
◦ 𝑟𝑑 1 − 𝑇 = biaya utang setelah pajak, dimana T = tarif pajak
◦ Wp = proporsi saham preferen
◦ rp = biaya komponen saham preferen
◦ Wc = ekuitas saham biasa
◦ rs = biaya komponen ekuitas biasa yang diperoleh dari laba ditahan, atau ekuitas internal
Sumber Modal
Jumlah
(dalam juta rupiah)
Biaya Penggunaan
Modal
Hutang Jangka Panjang 80
6%
(before tax)
Saham Preferen 20 7%
Modal Sendiri 150 10%
Jumlah 250
Ilustrasi 7
Tingkat pajak perseroan sebesar 25%
Hitunglah Biaya modal keseluruhan yang dipergunakan perusahaan tersebut
Diketahui data sumber modal yang digunakan Perusahaan ANONIM sbb:
𝑊𝐴𝐶𝐶 = 𝑊𝑑 𝑟𝑑 1 − 𝑇 + 𝑊𝑝 𝑟𝑝 + 𝑊𝑐 𝑟𝑠
= [80jt. 0,06 (1 – 0,25)] + (20jt. 0,07) + (150jt. 0,1)
= 20 jt
Cara tidak langsung:
◦ Biaya modal hutang (setelah pajak) = 6% x (100% -25%) = 4,5%
Solusi 7
Komponen Modal Jumlah Modal
Biaya Masing2
Komponen
Jumlah Biaya Komponen
Hutang Jk. Panjang Rp 80.000.000 0,045 Rp 3.600.000
Saham Preferen Rp 20.000.000 0,07 Rp 1.400.000
Modal sendiri Rp 150.000.000 0,1 Rp 15.000.000
Jumlah Rp. 250.000.000 Rp 20.000.000
TUGAS
PT. BAHAMA membutuhkan modal untuk pendanaan investasinya sebesar Rp
2.000.000.000,- yang terdiri atas beberapa sumber dana. Berikut ini jumlah dari
masing-masing sumber pendanaan tersebut:
1. Hutang Obligasi: Jumlah pendanaan sebesar Rp 500.000.000,-, dengan nilai nominal Rp
500.000 per lembar. Bunga yang ditawarkan sebesar 20% per tahun dan jangka waktu
obligasi 5 tahun. Harga jual obligasi Rp 462.500,- per lembar dan tingkat pajak 30%.
2. Saham Preferen Besarnya pendanaan saham preferen adalah Rp 400.000.000,-Harga
jual saham preferen sebesar Rp 31.250,- setiap lembar dengan dividen sebesar Rp
4.500,- per lembar.
3. Saham Biasa: Jumlah pendanaan dari modal saham biasa sebesar Rp 1.100.000.000,-.
Harga jual saham Rp 22.500,- dengan dividen sebesar Rp 3.125,- setiap lembar dengan
pertumbuhan 5%.
Dari informasi di atas hitunglah:
1. Biaya modal secara individual
2. Biaya modal keseluruhan
STRUKTUR MODAL DAN
LEVERAGE
STRUKTUR
MODAL
Pengertian Struktur Modal
Struktur modal merupakan bauran atau perpaduan dari
utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa
(saham biasa dan laba ditahan) yang dikehendaki
perusahaan dalam struktur modalnya.
Struktur modal adalah keputusan dalam mengambil
keputusan pembiayaan perusahaan karena secara langsung
berakibat terhadap biaya modal, keputusan investasi dan
meningkatkan nilai perusahaan
Pengertian Struktur Modal
Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan
antara modal asing dan modal sendiri.
Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik
jangka panjang maupun dalam jangka pendek.
Sedangkan modal sendiri terbagi atas modal saham dan
laba ditahan.
Sasaran Struktur Modal
Yaitu suatu struktur yang akan memaksimalkan harga saham
perusahaan atau nilai perusahaan
Tingkat sasaran bisa dalam rentang nilai, misal Utang 40% – 50%
Atau bisa berupa angka tetap, misal Utang 45%
Jika rasio utang aktual di bawah tingkat sasaran, maka perusahaan
akan menghimpun modal dengan menerbitkan utang, dan
sebaliknya, jika ternyata rasio utang aktual di atas tingkat sasaran
maka perusahaan akan menggunakan ekuitas (modal sendiri)
Contoh Struktur Modal
Struktur Modal tersebut
mencerminkan bahwa perusahaan
menggunakan pembiayaan atau
pendanaan perusahaannya dari:
1. Equity (Ekuitas/Modal Sendiri)
sebesar 74,23%
2. Debt (Hutang) sebesar 25,76%
 Hutang merupakan Modal
Asing/Modal Pinjaman
Contoh Struktur Modal
Struktur Modal tersebut
mencerminkan bahwa
perusahaan menggunakan
pembiayaan atau pendanaan
perusahaannya terdiri dari:
1. Equity Capital (Modal
Ekuitas  Saham Biasa)
2. Prefered Stock (Saham
Preferen)
3. Hutang (Debt)
4. Sumber Lainnya (Other
sources)
Penentuan Struktur Modal
Penentuan struktur modal akan melibatkan
pertukaran antara risiko dan pengembalian (return):
◦ Menggunakan utang dalam jumlah yang lebih besar akan
meningkatkan risiko yang ditanggung pemegang saham
◦ Namun di sisi lain, Menggunakan lebih banyak utang pada
umumnya akan meningkatkan perkiraan pengembalian
(return) atas ekuitas
JENIS-JENIS MODAL
Dapat dilihat dari NERACA di sebelah PASSIVA (di sisi kanan)
94
Aktiva Hutang lancar
Hutang jangka panjang
Modal Pemegang saham
1. Saham preferen
2. Saham biasa
3. Laba ditahan
Modal
Pinjaman
Modal
Sendiri
Total
Modal
Resiko Bisnis dan Risiko Keuangan
Risiko Bisnis
Adalah risiko yang berkaitan dengan proyeksi pengembalian
atas ekuitas (ROE) suatu perusahaan di masa yang akan datang,
dengan asumsi bahwa perusahaan tidak menggunakan hutang
Risiko Keuangan
Adalah Riisiko yang ditanggung pemegang saham yang melebihi
risiko bisnis yang mendasar, sebagai akibat dari penggunaan
leverage keuangan
LEVERAGE (Pengungkit)
LEVERAGE
Adalah penggunaan assets dan sumber
dana (source of funds) oleh perusahaan
yang mengeluarkan biaya tetap dengan
maksud agar dapat meningkatkan
keuntungan potensial bagi pemegang
saham
Dana tersebut sebagai pengungkit supaya
perusahaan dapat meningkatkan
keuntungan
Tambahan dana dapat mendorong
peningkatan operasional perusahaan
sehingga diharapkan dapat meningkatkan
keuntungan
LEVERAGE
Leverage   Pengembalian  & Risiko 
3 (Tiga) Tipe Dasar LEVERAGE
LEVERAGE OPERASI
hubungan antara pendapatan
penjualan perusahaan dengan EBIT
LEVERAGE KEUANGAN
LEVERAGE TOTAL
hubungan antara EBIT perusahaan
dengan EPS
hubungan antara pendapatan
penjualan perusahaan dengan EPS
1. Leverage Operasi
Leverage Operasi  penggunaan potensial atas biaya-biaya operasi
tetap untuk memperbesar efek perubahan-perubahan dalam
penjualan atas EBIT perusahaan
Leverage operasi adalah pengaruh biaya
tetap operasional terhadap kemampuan perusahaan untuk
menutup biaya tersebut.
Leverage Operasi  sampai sejauh mana biaya tetap digunakan
dalam operasi suatu perusahaan
Leverage Operasi
Tingkat leverage operasi atau Degree of Operating Leverage (DOL)
adalah persentase perubahan dalam laba operasi (EBIT) yang di
sebabkan perubahan satu persen dalam output (penjualan)
DOL =
prosentase perubahan EBIT
prosentase perubahan Sales Revenues
=
% Δ EBIT
% Δ SR
Dimana:
◦ EBIT = Earning Before Interest and Tax = Laba Bersih sebelum Bunga dan
Pajak
◦ SR = Sales Revenue = Pendapatan Penjualan
Analisis Leverage
Analisis leverage operasi dimaksudkan untuk
mengetahui:
1. Seberapa peka laba operasi berubah terhadap perubahan
hasil penjualan (Dengan kata lain seberapa besar
pengaruh perubahan volume penjualan (Q) terhadap laba
sebelum bunga dan pajak (EBIT)
2. Berapa penjualan minimal yang harus diperoleh agar
perusahaan tidak menderita kerugian  kaitannya
dengan BEP (Break Even Point)
Leverage Operasi
DOL pada level kuantitas dirumuskan sbb:
◦DOL Q =
Q (P−VC)
Q P−VC −FC
DOL pada level penjualan dirumuskan sbb:
◦DOL sale =
S−VC
S−VC−FC
Keterangan:
◦ Q = Kuantitas yang terjual = Volume penjualan
◦ P = Harga per unit
◦ VC = Variabel Cost = Biaya Variabel per unit (untuk DOL kuantitas)
◦ VC = Variabel Cost = Biaya Variabel Total (untuk DOL penjualan)
◦ FC = Fixed Cost = Biaya tetap
◦ S = Sales = Penjualan
Diketahui Laporan Laba Rugi Perusahaan A, B, dan C (dalam $ 000)
Keterangan Perush. A Perush. B Perush. C
Penjualan 60.000 90.000 120.000
Biaya Variabel 12.000 54.000 30.000
Marjin
Kontribusi
48.000 36.000 90.000
Biaya Tetap 28.000 15.000 60.000
EBIT 20.000 15.000 40.000
Harga per Unit 100 100 100
Sales Volume
(unit)
600 900 1.200
Biaya Variabel
per unit
20 60 25
Q(P-VC) 600(100-20)
> DOL A = --------------- = -------------------------- = 2,4
Q(P-VC)-FC 600(100-20)-28.000
900( 100-60)
>DOL B = -------------------------------- = 1,714
900 ( 100-60) – 15.000
1.200 ( 100 – 25)
>DOL C = ------------------------------------- = 3.
1.200 (100 – 25) – 60.000
Perhitungan di atas merupakan perhitungan DOL dalam Kuantitas
Hasil perhitungan DOL dalam penjualan menghasilkan nilai / angka
yang sama
◦DOL sale A =
S−VC
S−VC−FC
=
60.000−12.000
60.000−12.000−28.000
= 2,4
◦DOL sale B =
S−VC
S−VC−FC
=
90.000−54.000
90.000−54.000−15.000
= 1,714
◦DOL sale C =
S−VC
S−VC−FC
=
120.000−30.000
120.000−30.000−60.000
= 3
Analisis
DOL A= 2,4 artinya tingkat elastisitas operasi pada output penjualan terhadap
EBIT sebesar 24% , ini berarti bahwa apabila penjualan perusahaan A naik
10% maka laba operasi akan naik sebesar  2,4 x 10% = 24%.
Sebaliknya , bila penjualan turun 10% maka penurunan tersebut berakibat
EBIT juga turun sebesar  2,4 x 10% = 24%.
Kondisi ini juga berlaku pada perusahaan B dan C. Kalau di masing-masing
perusahaan terjadi perubahan kenaikan atau penurunan atas penjualan,
biaya tetap, biaya variabel, harga, sales volume, maka DOL ini akan berubah
juga.
Perusahaan C lebih besar resikonya ketimbang perusahaan A dan B, karena
kontribusi laba yang diperoleh digunakan untuk menutup biaya tetap yang
lebih besar , yaitu $ 60.000 atau 60% dari total penjualan.
Analisis (lanjutan)
Besarnya tingkat perubahan laba operasi perusahaan sebagai akibat
perubahan penjualan sangat erat kaitannya degan Break Even Point (Titik
Impas)
Contoh untuk perusahaan A  dapat dicari/dihitung BEP-nya.
BEP Q Perush. A =
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛
𝑢𝑛𝑖𝑡
=
28.000
(48.000 ∶ 600)
= 350 unit (BEP dalam kuantitas)
BEP $ = 350 unit x $ 100 = $ 35.000 (BEP dalam nilai moneter)
Dengan menggunakan contoh sebelumnya, Hitunglah
berapa BEP untuk perusahaan B dan perusahaan C, baik
BEP dalam jumlah unit maupun BEP dalam nilai
moneternya
Ilustrasi DOL
PT. Indah Pelangi yang bergerak di bidang komponen mesin
komputer memperkirakan akan mencapai penjualan sebesar 400.000
unit pada tahun depan.
Harga jual produk tersebut sebesar Rp 4.000/unit. Biaya tetap
setahun sebesar Rp 300.000.000,- sedangkan biaya variabel per unit
(diperkirakan konstan ) sebesar Rp 3.000,-
Diminta :
1. Berapa DOL pada penjualan sebesar 400.000 unit tersebut ?
2. Apabila perusahaan tersebut memperkirakan akan mampu menjual
sebesar 500.000 unit pada tahun depan, bagaimana efek dari
perubahan penjualan terhadap EBIT ?
2. Leverage Keuangan
Adalah prosentase perubahan laba yang tersedia bagi pemegang
saham biasa sebagai akibat adanya perubahan laba sebelum bunga
dan pajak (EBIT) dalam prosentase tertentu
Pembiayaan sebagian dari aset perusahan dengan surat berharga
yang mempunyai tingkat bunga yang tetap (terbatas) dengan
mengharapkan peningkatan yang luar biasa pada pendanaan bagi
pemegang saham
Leverage Keuangan (Finansial Leverage)
Besar kecilnya leverage finansial dihitung dengan DFL (Degree of
Financial Leverage).
DFL menunjukkan seberapa jauh perubahan EPS karena
perubahan tertentu dari EBIT.
Makin besar DFL nya, maka makin besar risiko finansial
perusahaan tersebut.
Dan perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi adalah
perusahaan yang mempunyai utang dalam proporsi yang lebih
besar
Leverage Keuangan
DFL =
prosentase perubahan EPS
prosentase perubahan EBIT
=
% Δ EPS
% Δ EBIT
DFL =
Δ EPS
EPS
Δ EBIT
EBIT
=
EBIT
EBIT−I
=
S−VC−FC
S−VC−FC − I
DFL pada level EBIT =
EBIT
EBIT − I −
D
1−T
Keterangan:
◦ I = Interest per tahun
◦ D = Dividen
Leverage Keuangan
Dengan menggunakan contoh sebelumnya, hitunglah
berapa DFL Perusahaan A, B, dan C dan lakukan
analisis leverage keuangan. Dengan asumsi
perusahaan meminjam uang dari Bank sebesar $
100.000 dengan tingkat bunga per tahun 12% (
interest = $12.000 per tahun).
Analisis
DFL perush. A =
S−VC−FC
S−VC−FC − I
=
600 100−20 −28.000
600 100−20 −28.000 −12.000
= 2,5
DFL sebesar 2,5 artinya , bila EBIT naik sebesar 40% maka EPS akan naik
sebesar 2,5 x 40% = 100% dan sebaliknya bila terjadi penurunan.
Untuk perusahaan B dan C dapat dicari dengan cara yang sama seperti
di atas.
Ilustrasi DFL
PT. Indah Pelangi saat ini menggunakan utang sebesar Rp 200.000.000,- dan
membayar bunga 14% / tahun. Saham Preferen yang beredar sejumlah
10.000 lembar dan pembayaran dividen yang tetap sebesar Rp 500 / lembar.
Disamping itu perusahaan memiliki 40.000 lembar saham biasa dan pajak
sebesar 50 %.
Harga jual produk sebesar Rp 4.000/unit. Biaya tetap setahun sebesar Rp
300.000.000,- sedangkan biaya variabel per unit (diperkirakan konstan )
sebesar Rp 3.000,-
Diminta :
1. Berapakah DFL pada saat perusahaan memperkirakan penjualan 400.000
Unit ?
2. Apabila perusahaan tersebut memperkirakan akan mampu menjual
sebesar 500.000 unit pada tahun depan, bagaimana efek dari perubahan
EBIT terhadap EPS ?
3. Leverage Total
Tingkat leverage total (Degree of Total Leverage = DTL) disebut juga
Degree of Combined Leverage (DCL)
Leverage kombinasi terjadi apabila perusahaan memiliki baik
operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk
meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa.
Degree combined leverage adalah multiplier atas perubahan laba per
lembar saham (EPS) karena perubahan penjualan.
Dengan kata lain degree of combined leverage adalah rasio antara
persentase perubahan EPS dengan persentase perubahan penjualan
Leverage Total
DTL = DCL =
Δ EPS
ΔSR
DTL = DCL = DOL x DFL =
S−VC
S−VC−FC−I
DTL pada level penjualan = DTL = DCL =
Q (P−VC)
Q P−VC −FC−I−
D
1−T
Melanjutkan contoh kasus sebelumnya, Perusahaan A, B, dan C
Maka DTL Perusahaan dapat dihitung sbb:
DTL = DCL = DOL x DFL = 2,4 x 2, 5 = 6
Artinya: Jika penjualan naik sebesar 10% maka EPS akan naik sebesar 6 x
10% = 60% dan sebaliknya bila terjadi penurunan.
Menentukan Struktur Modal yang
Optimal
Struktur Modal yang Optimal
Adalah struktur modal yang memaksimumkan harga saham
perusahaan, dan hal ini memerlukan rasio utang yang lebih rendah
daripada rasio utang yang memaksimumkan EPS yang diharapkan
Jika didasarkan pada konsep “Cost of Capital”, maka struktur modal
optimum diartikan sebagai struktur modal yang dapat
meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata tertimbang
(weighted average cost of Capital = WACC)
Struktur Modal Optimal
Perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan dana dari
internal, maka akan mengurangi ketergantungan kepada
pihak luar
Namun, jika dana internal terbatas, maka dicari pemenuhan
dana dari luar, sehingga menjadi tergantung kepada pihak
luar, dan risiko meningkat
Struktur Modal Optimal
Alternatif Dana dari luar dapat dilakukan dengan:
1. utang (Debt Financing)  meningkatnya ketergantungan
kepada pihak luar dan meningkatnya risiko keuangan
2. mengeluarkan saham baru (External Equity Financing) 
cost mahal (biaya modalnya mahal, karena harus membayar
deviden)
Namun dalam kondisi bagaimanapun, jangan mempunyai jumlah
utang lebih besar dari modal sendiri.
Lebih sulit mengestimasi pengaruh suatu perubahan struktur
modal terhadap harga saham
Struktur modal yang memaksimalkan harga saham, juga akan
meminimumkan biaya modal rata-rata tertimbang
Sehingga lebih mudah mengestimasi pengaruh perubahan
struktur modal terhadap WACC (biaya modal rata-rata
tertimbang)
Kebanyakan manajer keuangan menggunakan estimasi hubungan
antara struktur modal dengan WACC untuk memandu keputusan
struktur modal yang mereka ambil
RASIO UTANG DAN BIAYA MODAL RATA-RATA TERTIMBANG
Komponen Modal Proporsi Modal Biaya Modal Hasil
Utang 30% 9% 2.7%
Modal Sendiri 70% 16% 11.2%
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang 13.9%
Utang 40% 9% 3.6%
Modal Sendiri 60% 16% 9.6%
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang 13.2%
Utang 50% 9% 4.5%
Modal Sendiri 50% 16% 8.0%
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang 12.5%
Utang 60% 10% 6.0%
Modal Sendiri 40% 18% 7.2%
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang 13.2%
Utang 70% 11% 7.7%
Modal Sendiri 30% 20% 6.0%
Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang 13.7%

Contenu connexe

Tendances

Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Judianto Nugroho
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iyalifadli98
 
Risk and return
Risk and returnRisk and return
Risk and returnyy rahmat
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)radhi abdul halim
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiFransisco Laben
 
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemTugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemMeri Dwi
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Kacung Abdullah
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leveragetitikefnita
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingFergieta Prahasdhika
 
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)Puw Elroy
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi apryani rahmawati
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Lia Ivvana
 
Penentuan harga transfer
Penentuan harga transferPenentuan harga transfer
Penentuan harga transfervitalfrans
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenAditya Panim
 
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioJudianto Nugroho
 

Tendances (20)

Pemilihan Portofolio
Pemilihan PortofolioPemilihan Portofolio
Pemilihan Portofolio
 
Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5Manajemen keuangan part 4 of 5
Manajemen keuangan part 4 of 5
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan i
 
Risk and return
Risk and returnRisk and return
Risk and return
 
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
Analisis sumber dan penggunaan dana (1)
 
Contoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasiContoh obligasi amortisasi
Contoh obligasi amortisasi
 
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problemTugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
Tugas manajemen keuangan madya, chapter review problem
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
 
Analisis leverage
Analisis leverageAnalisis leverage
Analisis leverage
 
Nilai saham
Nilai sahamNilai saham
Nilai saham
 
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer PricingSistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
Sistem Pengendalian Manajemen - Bab 6 - Transfer Pricing
 
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
Penyampaian bad news (komunikas bisnis)
 
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
 
Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi Bab 10 evaluasi pusat investasi
Bab 10 evaluasi pusat investasi
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Efisiensi Pasar Modal dan Saham
Efisiensi Pasar Modal dan SahamEfisiensi Pasar Modal dan Saham
Efisiensi Pasar Modal dan Saham
 
Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24Manajemen keuangan bab 24
Manajemen keuangan bab 24
 
Penentuan harga transfer
Penentuan harga transferPenentuan harga transfer
Penentuan harga transfer
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolioPortofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
Portofolio investasi-bab-5-pemilhan-portofolio
 

Similaire à Manajemen keuangan part 3 of 5

Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan
Artikel Ilmiah Manajemen KeuanganArtikel Ilmiah Manajemen Keuangan
Artikel Ilmiah Manajemen Keuanganwardahmega
 
Saham dan valuasinya
Saham dan valuasinyaSaham dan valuasinya
Saham dan valuasinyaaandfaizal
 
Pert 9 =>> Saham. MatKul: Pasar Uang dan Modal
Pert 9 =>> Saham. MatKul: Pasar Uang dan ModalPert 9 =>> Saham. MatKul: Pasar Uang dan Modal
Pert 9 =>> Saham. MatKul: Pasar Uang dan Modal-
 
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03Naufal AR
 
Kelompok 4 Mn Keu Lanjutan (1).pptx
Kelompok 4 Mn Keu Lanjutan (1).pptxKelompok 4 Mn Keu Lanjutan (1).pptx
Kelompok 4 Mn Keu Lanjutan (1).pptxDidiSubari1
 
5. Analisa Penilaian Surat Berharga Pasar Modal.ppt
5. Analisa Penilaian Surat Berharga Pasar Modal.ppt5. Analisa Penilaian Surat Berharga Pasar Modal.ppt
5. Analisa Penilaian Surat Berharga Pasar Modal.pptWiraCiptaOriza1
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsunghaechanlee650
 
PENILAIAN DANA PERHITUNGAN HARGA SAHAM (1).docx
PENILAIAN DANA PERHITUNGAN HARGA SAHAM (1).docxPENILAIAN DANA PERHITUNGAN HARGA SAHAM (1).docx
PENILAIAN DANA PERHITUNGAN HARGA SAHAM (1).docxSaifAdam1
 
Powerpoint akm II Arie Mahatma Putra
Powerpoint akm II Arie Mahatma PutraPowerpoint akm II Arie Mahatma Putra
Powerpoint akm II Arie Mahatma PutraArie Mahatma
 
Akuntansi penanaman modal dalam saham dan dana & aktiva tetap berwujud
Akuntansi penanaman modal dalam saham dan dana & aktiva tetap berwujudAkuntansi penanaman modal dalam saham dan dana & aktiva tetap berwujud
Akuntansi penanaman modal dalam saham dan dana & aktiva tetap berwujuddriziz abdulaziz
 
11 Penilaian Saham.ppt
11 Penilaian Saham.ppt11 Penilaian Saham.ppt
11 Penilaian Saham.pptWAHYUMULYADI14
 
stock analysis
stock analysisstock analysis
stock analysissrwahyuni
 
Saham dan Nilai Saham (1).ppt
Saham dan Nilai Saham (1).pptSaham dan Nilai Saham (1).ppt
Saham dan Nilai Saham (1).pptsiskarahayu29
 

Similaire à Manajemen keuangan part 3 of 5 (20)

pertemuan_4.ppt.pdf
pertemuan_4.ppt.pdfpertemuan_4.ppt.pdf
pertemuan_4.ppt.pdf
 
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan
Artikel Ilmiah Manajemen KeuanganArtikel Ilmiah Manajemen Keuangan
Artikel Ilmiah Manajemen Keuangan
 
Saham dan valuasinya
Saham dan valuasinyaSaham dan valuasinya
Saham dan valuasinya
 
Pert 9 =>> Saham. MatKul: Pasar Uang dan Modal
Pert 9 =>> Saham. MatKul: Pasar Uang dan ModalPert 9 =>> Saham. MatKul: Pasar Uang dan Modal
Pert 9 =>> Saham. MatKul: Pasar Uang dan Modal
 
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
Stock valuation abshor.marantika a.a.sagung istri pradnya_3-03
 
Kelompok 4 Mn Keu Lanjutan (1).pptx
Kelompok 4 Mn Keu Lanjutan (1).pptxKelompok 4 Mn Keu Lanjutan (1).pptx
Kelompok 4 Mn Keu Lanjutan (1).pptx
 
Instrumen pasar modal
Instrumen pasar modalInstrumen pasar modal
Instrumen pasar modal
 
Saham Biasa & Preferen
Saham Biasa & PreferenSaham Biasa & Preferen
Saham Biasa & Preferen
 
5. Analisa Penilaian Surat Berharga Pasar Modal.ppt
5. Analisa Penilaian Surat Berharga Pasar Modal.ppt5. Analisa Penilaian Surat Berharga Pasar Modal.ppt
5. Analisa Penilaian Surat Berharga Pasar Modal.ppt
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
Presentasi Bursa Efek
Presentasi Bursa EfekPresentasi Bursa Efek
Presentasi Bursa Efek
 
PENILAIAN DANA PERHITUNGAN HARGA SAHAM (1).docx
PENILAIAN DANA PERHITUNGAN HARGA SAHAM (1).docxPENILAIAN DANA PERHITUNGAN HARGA SAHAM (1).docx
PENILAIAN DANA PERHITUNGAN HARGA SAHAM (1).docx
 
Powerpoint akm II Arie Mahatma Putra
Powerpoint akm II Arie Mahatma PutraPowerpoint akm II Arie Mahatma Putra
Powerpoint akm II Arie Mahatma Putra
 
Akuntansi penanaman modal dalam saham dan dana & aktiva tetap berwujud
Akuntansi penanaman modal dalam saham dan dana & aktiva tetap berwujudAkuntansi penanaman modal dalam saham dan dana & aktiva tetap berwujud
Akuntansi penanaman modal dalam saham dan dana & aktiva tetap berwujud
 
11 Penilaian Saham.ppt
11 Penilaian Saham.ppt11 Penilaian Saham.ppt
11 Penilaian Saham.ppt
 
Penilaian Saham.ppt
Penilaian Saham.pptPenilaian Saham.ppt
Penilaian Saham.ppt
 
11 Penilaian Saham.ppt
11 Penilaian Saham.ppt11 Penilaian Saham.ppt
11 Penilaian Saham.ppt
 
materi 2.ppt
materi 2.pptmateri 2.ppt
materi 2.ppt
 
stock analysis
stock analysisstock analysis
stock analysis
 
Saham dan Nilai Saham (1).ppt
Saham dan Nilai Saham (1).pptSaham dan Nilai Saham (1).ppt
Saham dan Nilai Saham (1).ppt
 

Plus de Judianto Nugroho (20)

Chap14 en-id
Chap14 en-idChap14 en-id
Chap14 en-id
 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
 
Chap18 en-id
Chap18 en-idChap18 en-id
Chap18 en-id
 
Chap16 en-id
Chap16 en-idChap16 en-id
Chap16 en-id
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
 
Chap17 en-id
Chap17 en-idChap17 en-id
Chap17 en-id
 
Chap13 en-id
Chap13 en-idChap13 en-id
Chap13 en-id
 
Chap12 en-id
Chap12 en-idChap12 en-id
Chap12 en-id
 
Chap11 en-id
Chap11 en-idChap11 en-id
Chap11 en-id
 
Chap10 en-id
Chap10 en-idChap10 en-id
Chap10 en-id
 
Chap09 en-id
Chap09 en-idChap09 en-id
Chap09 en-id
 
Chap08 en-id
Chap08 en-idChap08 en-id
Chap08 en-id
 
Chap05 en-id
Chap05 en-idChap05 en-id
Chap05 en-id
 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
 
Chap06 en-id
Chap06 en-idChap06 en-id
Chap06 en-id
 
Chap04 en-id
Chap04 en-idChap04 en-id
Chap04 en-id
 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
 
Chap01 en-id
Chap01 en-idChap01 en-id
Chap01 en-id
 
Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2
 

Dernier

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...nuraji51
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 

Dernier (20)

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 

Manajemen keuangan part 3 of 5

  • 1.
  • 4. Saham adalah surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Jika kita membeli saham suatu perusahaan berarti lita membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut. Dan kita berhak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen, jika perusahaan membukukan keuntungan. Pengertian Saham
  • 6.
  • 7. Berdasarkan Kepemilikannya, ada dua jenis saham: Saham Biasa (Common Stock) Saham Preferen (Preferred Stock) Berdasarkan cara peralihannya ada dua jenis, yaitu: Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks) Saham Atas Nama (Registered Stocks) Jenis-Jenis Saham
  • 8. Saham biasa (common stock) adalah surat berharga dalam bentuk piagam atau sertifikat yang memberikan pemegangnya bukti atas hak-hak dan kewajiban menyangkut andil kepemilikan dalam suatu perusahaan. Saham biasa mempunyai sifat kebalikan dari Saham Preferen (Prefered Stock) dalam hal pengambilan suara, pembagian deviden dan hak-hak yang lain. Pemegang saham biasa dapat mempengaruhi kebijakan korporasi melalui proses pengambilan suara (voting) dalam pembuatan tujuan dan kebijakan, stock split dan memilih dewan direksi perusahaan. Pemegang saham biasa mempunyai keuntungan dalam bentuk Deviden dan Capital Gain 8 Saham Biasa (Common Stock / Saham Umum)
  • 9. Sebagian besar saham yang beredar di bursa adalah saham umum. Pemilik saham ini akan menerima dividen jika perusahaan memperoleh laba dan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) setuju mengenai adanya pembagian dividen tersebut. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham biasa ini akan menerima hak atas sisa aset perusahaan paling akhir setelah semua kewajiban atau hutang pada pihak lain sudah dilunasi. Saham Biasa / Saham Umum
  • 10. Saham preferen (Preferred stock) adalah bagian saham yang memiliki tambahan hak melebihi saham biasa Jenis saham ini memberikan dividen kepada pemegang sahamnya secara pasti. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi atau bangkrut, para pemegang saham preferen ini ini akan menerima hak atas sisa aset perusahaan sebelum pemegang saham biasa. Umumnya besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham peferen ini sudah ditetapkan. Saham Preferen (Preferred Stock)
  • 11. 11 Saham Preferen (Preferred Stock) Ada beberapa jenis saham preferen, antara lain: 1. Saham preferen partisipasi  saham preferen yang membagikan dividen kepada pemegangnnya; pemilik saham ini setelah menerima deviden tetap mempunyai hak untuk membagi keuntungan yang dinyatakan sebagai dividen kepada pemegang saham biasa (participating preference shares). 2. Saham preferen nonkumulatif  saham preferen yang tidak mempunyai hak untuk mendapatkan dividen yang belum dibayarkan pada tahun-tahun yang lalu secara kumulatif (noncummulative preferred stock).
  • 12. Pada saham ini tidak tertulis nama pemiliknya, supaya lebih mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Siapa yang memegang saham tersebut secara hukum, maka dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS. Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)
  • 13. Saham jenis ini ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, cara peralihannya harus dilalui melalui prosedur yang telah ditentukan. Saham Atas Nama (Registered Stocks)
  • 15. 15 Deviden Dividen adalah pembagian laba kepada para pemegang saham berdasarkan banyaknya lembar saham yang dimiliki masing-masing pemegang saham Pembagian ini akan mengurangi laba ditahan dan kas yang tersedia di perusahaan yang menerbitkan saham. Tapi distribusi keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama suatu bisnis
  • 16.  Dividen tunai  metode paling umum untuk pembagian keuntungan. Dibayarkan dalam bentuk tunai dan dikenai pajak pada tahun pengeluarannya.  Dividen saham  cukup umum dilakukan dan dibayarkan dalam bentuk saham tambahan, biasanya dihitung berdasarkan proporsi terhadap jumlah saham yang dimiliki. Contohnya, setiap 100 saham yang dimiliki, dibagikan 5 saham tambahan. Metode ini mirip dengan stock split karena dilakukan dengan cara menambah jumlah saham sambil mengurangi nilai tiap saham sehingga tidak mengubah kapitalisasi pasar.  Dividen properti  dibayarkan dalam bentuk aset. Pembagian dividen dengan cara ini jarang dilakukan.  Dividen interim  dibagikan sebelum tahun buku Perseroan berakhir. Macam-Macam Dividen
  • 18. 18 Tujuan Penilaian Saham Saham merupakan aset finansial yang dapat dijadikan investasi Penerbitan Saham juga merupakan sumber dana Penilaian saham dilakukan utk menentukan apakah saham yg akan dibeli atau dijual akan memberikan tingkat return yang sesuai dengan return yang diharapkan. Nilai saham dibedakan menjadi: 1. nilai buku 2. nilai pasar 3. nilai instrinsik
  • 19. NILAI BUKU, INTRINSIK, PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai Buku adalah nilai saham berdasarkan nilai dalam pembukuan perusahaan (emiten). Nilai Intrinsik (nilai teoritis) adalah nilai saham yang sebenarnya (seharusnya terjadi). Nilai Pasar adalah nilai saham di pasar, ditunjukkan oleh harga pasar yang berlaku untuk saham.
  • 20. 20 Nilai Buku (Book Value) Nilai buku per lembar saham adalah nilai aktiva bersih (net assets) yang dimiliki pemilik dengan memiliki satu lembar saham Dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. beredaryangbiasasahamJumlah EkuitasTotal bukuNilai 
  • 21. 21 Nilai Pasar (Market Value) Harga saham di bursa saham pada saat tertentu. Ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa
  • 22. 22 Nilai Instrinsik (Intrinsic Value/Fundamental Value) Nilai sebenarnya / seharusnya dari suatu saham Calon investor menghitung nilai instrinsik saham untuk memutuskan strategi investasinya Jika nilai pasar > nilai intrinsik, berati saham tersebut overvalued, dan investor sebaiknya menjual saham tersebut. Jika nilai pasar < nilai intrinsik, berati saham tersebut undervalued, dan investor sebaiknya membeli saham tersebut. Jika nilai pasar = nilai intrinsik, berarti saham tersebut fair-priced, dan investor bisa menahan saham tersebut.
  • 23. PENENTUAN NILAI INTRINSIK SAHAM Tidak seperti nilai pasar (yang bisa dilihat dari harga saham di pasar), nilai intrinsik suatu saham hanya bisa diperkirakan dengan pendekatan tertentu. Ada dua pendekatan yang digunakan, yaitu: Pendekatan Analisis Teknikal Pendekatan Analisis Fundamental
  • 24. 24 Menentukan Nilai Intrinsik Analisis Fundamental menghitung nilai instrinsik menggunakan data keuangan perusahaan Analisis Teknikal menghitung nilai instrinsik dari data perdagangan saham (harga dan volumen penjualan) yang telah lalu.
  • 25. Pendekatan berbasis analisis fundamental yang bisa dilakukan adalah dengan: 1. Pendekatan nilai sekarang (present value) 2. Pendekatan Price Earning Rasio (PER) 3. Pendekatan lainnya. Analisis Fundamental
  • 26. PENDEKATAN NILAI SEKARANG Dalam pendekatan ini, perhitungan nilai saham dilakukan dengan menghitung nilai sekarang (present value) semua aliran kas saham yang diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor. Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham dengan pendekatan nilai sekarang adalah earning perusahaan, atau berupa earning yang dibagikan dalam bentuk dividen.
  • 27. Dividend Discounted Model (DDM) atau Model Diskonto Dividen (MDD) merupakan model perhitungan harga saham yang dilakukan dengan cara menilai tunai semua cash flow yang akan diterima di masa mendatang. Cash flow di sini adalah dividen tunai yang akan diterima setiap tahun dan harga saham terakhir pada saat akan dijual (terminal value). Pendekatan Nilai Sekarang
  • 28. MODEL DISKONTO DIVIDEN (MDD) MDD merupakan model untuk mengestimasi harga saham dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa datang. Secara matematis, model ini bisa ditulis sebagai berikut:           r)(1 D ........ r)(1 D r)(1 D r)(1 D Pˆ 3 3 2 21 0      1t t t 0 r)1( D Pˆ
  • 29. MODEL DISKONTO DIVIDEN (MDD) Ada tiga skenario pertumbuhan dividen (JIKA SAHAM DI PEGANG SELAMANYA) yang biasanya dipakai sebagai model penilaian saham berbasis MDD: 1. Model pertumbuhan nol (zero growth model) 2. Model pertumbuhan konstan (constant growth model) 3. Model pertumbuhan tidak konstan / ganda (supernormal growth model)
  • 30. MODEL PERTUMBUHAN NOL Model ini berasumsi bahwa dividen yang dibayarkan perusahaan tidak akan mengalami pertumbuhan (tetap dari waktu ke waktu). Rumus untuk menilai saham dengan model ini adalah sebagai berikut: dimana: = harga saham = Dividen = tingkat pengembalian = returnr D Pˆ 0 0  0Pˆ D0 r
  • 31. Ilustrasi MODEL PERTUMBUHAN NOL Misalkan saham PT. Rahayu menawarkan dividen tetap sebesar Rp 900,-. Tingkat return yang disyaratkan investor adalah 20%. Berdasarkan data tersebut, maka nilai intrinsik saham PT. Rahayu tersebut adalah: 4.500Rp 0,20 900 Pˆ 0 
  • 32. MODEL PERTUMBUHAN KONSTAN Model petumbuhan konstan (model Gordon), dipakai untuk menentukan nilai saham yang pembayaran dividennya mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas. Persamaan model pertumbuhan konstan ini bisa dituliskan sebagai berikut: g = growth rate = tingkat pertumbuhan               r)(1 g)(1D ....... r)(1 g)(1D r)(1 g)(1D r)(1 g)(1D Pˆ 0 3 3 0 2 2 00 0 g-r D g-r )1(D Pˆ 10 0    g
  • 33. Ilustrasi MODEL PERTUMBUHAN KONSTAN Misalkan PT. Rebecca membayarkan dividen Rp. 1.000,- per tahun. Pertumbuhan dividen direncanakan sebesar 5% per tahun. Tingkat return yang disyaratkan investor sebesar 15%. Dan harga pasar saham PT. Rebecca saat ini adalah Rp. 10.000. Berdasarkan data tersebut, maka nilai intrinsik: Ternyata nilai pasar (Rp 10.000) < nilai intrinsik (Rp 10.500) 10.500Rp. 0,10 1050 0,05-0,15 )05,0(11000 Pˆ 0   
  • 34. Misalkan: Seorang Investor berencana melakukan investasi saham selama 1 tahun, maka rumus Present Value – nya adalah: PV0 = 𝐷 1 + 𝑃 1 1 + 𝑟 • Apabila rencana investasi saham adalah selama 2 tahun, maka rumus Present Value – nya adalah: V0 = 𝐷 1 1 + 𝑟 + 𝐷2 (1 + 𝑟)2 + 𝑃2 (1 + 𝑟)2
  • 35. Contoh: Dividen tunai setiap tahun adalah Rp 500 dan harga saham sekarang adalah Rp 10.000. Pada tahun kedua diperkirakan harga saham di pasar akan menjadi Rp 12.000, sementara return yang diharapkan adalah 8%. Berapa nilai saham sekarang? Apakah investor jadi membeli? V0 = 𝐷 1 1+𝑟 + 𝐷 2 (1+𝑟)2 + 𝑃 2 (1+𝑟)2 V0 = 500 1,08 + 500 (1,08)2 + 12.000 (1,08)2 V0 = 463 + 429 + 10.288 V0 = 11.180 Karena nilai saham lebih tinggi (Rp 11.180) daripada harga saham (Rp 10.000), maka saham tersebut layak beli.
  • 36. MODEL PERTUMBUHAN TIDAK KONSTAN / GANDA Model ini sesuai untuk menilai saham perusahaan yang mempunyai karakteristik pertumbuhan yang ‘fantastis’ di tahun- tahun awal, sehingga bisa membayarkan dividen dengan tingkat pertumbuhan yang ‘tinggi’. Setelah pertumbuhan dividen fantastis tersebut, perusahaan hanya membayarkan dividen pada tingkat yang ‘lebih rendah’, tapi konstan hingga waktu tak terbatas.
  • 37. MODEL PERTUMBUHAN TIDAK KONSTAN / GANDA Tahap-tahap Perhitungan: 1. Membagi aliran dividen menjadi dua bagian a. bagian awal yang meliputi aliran dividen yang ‘fantastis’, dan b. aliran dividen dengan pertumbuhan yang konstan. 2. Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen yang fantastis (bagian awal). 3. Menghitung nilai sekarang dari semua aliran dividen selama periode pertumbuhan konstan (bagian b). 4. Menjumlahkan hasil perhitungan nilai sekarang dari kedua bagian perhitungan aliran dividen tersebut
  • 38. Ilustrasi MODEL PERTUMBUHAN TIDAK KONSTAN / GANDA Misalkan PT. Kreator adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi. Dengan temuan produk inovatifnya, pada 3 tahun pertama, PT. Kreator mengalami pertumbuhan earning yang sangat fantastis, sehingga bisa membayarkan dividen dengan tingkat pertumbuhan 20% selama 3 tahun. Setelah tahun ke-3 dan seterusnya perusahaan memutuskan untuk membayar dividen dengan tingkat pertumbuhan 10% per tahun selamanya. Dividen tahun awal (D0) sebesar Rp1.000, dan tingkat return yang disyaratkan investor diketahui 15%.
  • 39. MODEL PERTUMBUHAN TIDAK KONSTAN/GANDA: CONTOH 0 g=20% 1 g=20% 2 g=20% 3 g=10% 4 g=10% n A B D0= Rp. 1.000 D1= Rp. 1.200 D2= Rp. 1.440 D3= Rp. 1.728 D4= Rp. 1.900,8 Rp. 1.043,48 k 1.088,85 k 1.136,19 k = Rp. 38.016 24.996,14 k Rp. 28.264,66 0,10-0,15 1.900,8 g-k D Pˆ c 4 3 
  • 40. PENDEKATAN PER Pendekatan ini merupakan pendekatan yang lebih populer dipakai di kalangan analis saham dan para praktisi. Dalam pendekatan PER (pendekatan multiplier), investor akan menghitung berapa kali (multiplier) nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. PER juga mencerminkan berapa rupiahkah yang harus dibayarkan investor saham untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan.
  • 41. PENDEKATAN PER Rumus yang dipakai dalam pendekatan ini: atau; sahamlembarper sahamHarga PER Earning  g-r E/D /EPˆ 11 10 
  • 42. PENDEKATAN PER: CONTOH Misalnya harga saham GGRM saat ini adalah Rp. 10.000 per lembar, dan tahun ini perusahaan memperoleh earning sebesar 900 juta rupiah. Jumlah saham beredar saat ini adalah 900 ribu lembar saham. Dari data tersebut, maka PER perusahaan bisa dihitung dengan dua tahap perhitungan seperti berikut:
  • 43. Ilustrasi PENDEKATAN PER 1. Menghitung earning per lembar saham = Rp. 1.000 per lembar 2. Menghitung PER beredarsahamjumlah perusahaan lembarper earning Earning  lembar Rp. 000900 000000900 . ..  kali.10 1.000Rp. 10.000Rp. PER 
  • 44. PENDEKATAN LAINNYA Ada 3 pendekatan lain untuk menilai saham, yaitu: 1. Harga pasar saham/nilai buku saham 2. Harga pasar saham/aliran kas 3. Economic Value Added (EVA)
  • 46. Modal (Capital) adalah dana yang digunakan untuk membiayai pengadaan aset dan operasional suatu perusahaan. Modal dapat dilihat di Neraca di sisi sebelah kanan (staffel)  Hutang, Saham Biasa, Saham Preferen dan Laba Ditahan. Pengertian Modal (Capital)
  • 47. Biaya modal (COC) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang digunakan untuk investasi perusahaan Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan utk memperoleh dana baik yg berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan Pengertian Biaya Modal (Cost of Capital)
  • 48. Pengertian Biaya Modal (Cost of Capital) Biaya Modal adalah biaya riil yang harus ditanggung perusahaan karena digunakannya modal yang digunakan untuk berinvestasi. Karena sifatnya sebagai biaya, maka biaya modal juga diartikan sebagai batas minimum tingkat hasil yang harus dicapai perusahaan (minimum required rate of return) agar perusahaan tidak dinyatakan merugi.
  • 49. Perhitungan Biaya Modal sangat penting karena: 1. Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan 2. Keputusan penganggaran modal (capital budgeting) memerlukan estimasi biaya modal 3. Keputusan-keputusan penting lain seperti leasing dan modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal Pentingnya perhitungan biaya modal Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan
  • 50. Konsep biaya modal dan jenis biaya modal
  • 51. Konsep biaya modal penting dalam pembelanjaan perusahaan, karena dapat dipakai untuk menentukan besarnya biaya yang secara riil harus ditanggung oleh perusahan untuk memperoleh modal dari berbagai sumber Konsep biaya modal
  • 52. Konsep biaya modal erat hubungannya dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya. Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari investasi baru yang dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko dari investasi baru sama dengan risiko dari aktiva yang dimiliki saat ini. Konsep biaya modal
  • 53. BIAYA MODAL INDIVIDUAL  adalah biaya modal yang dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana. Biaya Modal Individual a. Biaya Modal Hutang b. Biaya Modal Saham Preferen c. Ekuitas Biasa BIAYA MODAL SECARA KESELURUHAN adalah biaya modal yg memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan Konsep biaya modal perusahaan secara keseluruhan (overall cost of capital) bermanfaat dalam penilaian usulan investasi jangka panjang untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (weighted average cost of capital atau WACC). Jenis jenis biaya modal
  • 54. Biaya Hutang a. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek 1) Biaya Modal dari Hutang Perniagaan/Hutang Dagang. 2) Biaya Modal dari Hutang Wesel. 3) Biaya Modal dari Kredit Bank Jangka Pendek b. Biaya Modal Hutang Jangka Panjang Biasanya dana dari hutang jangka pendek tidak dimasukan dalam perhitungan biaya modal rata-rata, karena hutang dagang diperlakukan sebagai arus kas modal kerja bersih dalam proses penganggaran modal, sedangkan hutang wesel dan kredit jangka pendek umumnya merupakan pembelanjaan sementara.
  • 56. Biaya Hutang yang dihitung adalah biaya hutang setelah pajak Biaya itulah yang digunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang Biaya Hutang setelah Pajak = Tingkat bunga – Penghematan Pajak = 𝑟𝑑 - 𝑟𝑑T = 𝑟𝑑 1 − 𝑇 Dimana: 𝑟𝑑 = tingkat bunga hutang sebelum pajak T = tarif pajak pemerintah BIAYA HUTANG
  • 57. Misalkan: PT. ABC meminjam uang ke bank pada tingkat bunga 10% dan tarif pajak pemerintah sebesar 40%, maka biaya hutang setelah pajak adalah: Biaya Hutang setelah Pajak = 𝒓 𝒅 𝟏 − 𝑻 = 0,1 (1-0,4) = 0,06 = 6%
  • 58. Hutang Jangka Pendek (Hutang Lancar)  hutang yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun. Terdiri dari: hutang perniagaan (trade account payable), hutang wesel dan kredit jangka pendek dari bank. dimana : 𝑟𝑡 = Biaya hutang jk pendek setelah pajak 𝑟𝑑 = Biaya hutang jk pendek sebelum pajak yaitu sebesar tingkat bunga hutang. T = Tingkat Pajak Biaya modal hutang jangka pendek 𝑟𝑡 = 𝑟𝑑 1 − 𝑇
  • 59. Apotek Sehat Selalu membeli bahan baku obat secara kredit. Bunga dari kredit tersebut sebesar 10%, tingkat pajak penghasilan (tax rate) 40%. Hitunglah besarnya biaya hutang setelah pajak ! INGAT ! Tingkat bunga hutang sebesar 10% merupakan biaya pengurang pajak (tax deductible expense). Adanya beban bunga menyebabkan keuntungan yang terkena pajak menjadi lebih kecil, sehingga pajak yang harus dibayar perusahaan menjadi lebih kecil pula. Ilustrasi 1
  • 60. Biaya hutang jangka panjang Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang berasal dari obligasi (cost of bond) dapat dihitung dengan rumus: 𝑟𝑑 = 𝐼+ (𝑁 −𝑁𝑏) 𝑛 (𝑁+𝑁𝑏) 2 Dimana : 𝑟𝑑 = Tingkat bunga hutang jangka jk. Panjang sebelum pajak I = Bunga hutang jk. panjang (obligasi) per tahun dalam rupiah. N = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya Nb = Nilai bersih penjualan obligasi = Nilai pasar obligasi n = Umur obligasi
  • 61. PT. Thong Gha Gale mengeluarkan obligasi untuk menambah modalnya dengan nilai nominal Rp 450.000.000 yang akan jatuh tempo setelah 10 tahun. Hasil penjualan neto obligasi yang diterima perusahaan sebesar Rp 442.500.000. Bunga kupon obligasi per tahunnya sebesar 4% dan tingkat pajak sebesar 30%. Berapakah besarnya biaya modal obligasi tersebut sebelum pajak dan setelah pajak! Ilustrasi 2
  • 62. 𝑟𝑑 = 𝐼+ (𝑁 −𝑁𝑏) 𝑛 (𝑁+𝑁𝑏) 2 = 18.000.000+ (450.000.000 −442.500.000) 10 (450.000.000+442.500.000) 2 = 18.750.000 446.250.000 = 0,042 = 4,2% 𝑟𝑡 = 𝑟𝑑 1 − 𝑇 = 0,042 (1 – 0,3) = 0,0294 = 2,94% Jadi besarnya biaya modal obligasi sebelum pajak adalah 4,2% Dan besarnya biaya modal setelah pajak adalah 2,94% Solusi 2
  • 63. cost of preferred stock (rp) Adalah biaya riil yang harus dibayar jika perusahaan memperoleh dana tambahan modal dengan cara menerbitkan/menjual saham preferen rp diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen. Artinya tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor merupakan biaya yang harus ditanggung emiten. Biaya modal saham preferen mempunyai sifat campuran antara hutang dan saham biasa. Biaya modal saham preferen
  • 64. -Mempunyai sifat hutang, karena saham preferen mengandung kewajiban tetap utk memberikan pembayaran dividen secara periodik. - Memiliki sifat seperti saham biasa karena saham preferen merupakan bukti kepemilikan perusahaan yang mengeluarkan saham preferen tersebut. Demikian pula ketika perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka perusahaan pemegang saham preferen mempunyai hak sebelum pemegang saham biasa. Pembayaran dividen saham preferen dilakukan setelah pendapatan dikurangi pajak, sehingga biaya modal saham preferen tidak perlu lagi disesuaikan atau dikurangi dengan pajak. Biaya modal saham preferen
  • 65. Biaya modal saham preferen 𝑟𝑝 = 𝐷 𝑝 𝑃 𝑝 dimana: rp = Biaya saham preferen Dp = Dividen saham preferen Pp = Harga saham preferen saat ini = harga saham preferen neto
  • 66. PT. Ghamau Ghalau menjual saham preferen dengan nominal Rp 20.000,-. Harga jual saham preferen setiap lembarnya sebesar Rp 24.500,-. Besarnya dividen tahunan adalah Rp 2.000,- per lembarnya. Biaya yang terjadi untuk penerbitan saham (floatation cost) setiap lembarnya adalah sebesar Rp 250,-. Hitunglah besarnya biaya saham preferen tersebut! Ilustrasi 3
  • 67. 𝑟𝑝 = 𝐷 𝑝 𝑃 𝑝 = 2.000 24.500 −250 = 0,08247 = 8,247% Solusi 3
  • 68. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan atau Biaya Modal Sendiri (equitas atau re) Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan dengan melakukan penjualan saham biasa (common stock) atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya. Biaya modal saham biasa dan laba ditahan
  • 69. Untuk menghitung biaya ekuitas (re) digunakan dua model pendekatan yaitu : 1. Pendekatan Model Diskonto Dividen (Dividend Discount Model = DDM) 2. Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model) biaya modal dari saham biasa baru (EKUITAS)
  • 70. Biaya modal yang berasal dari laba ditahan (cost of retained earning) Biaya laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan (rate of return) investasi saham yang diharapkan investor. Salah satu cara menghitung biaya modal yang berasal dari laba yang ditahan adalah dengan pendekatan discounted cash flow atau dividend discount model, yaitu: 𝑟𝑒 = 𝐷1 𝑃0 + 𝑔 Dimana: re = biaya laba ditahan D1 = Dividen per lembar saham biasa Po = Harga saham biasa per lembarnya g = tingkat pertumbuhan dividen
  • 71. Perusahaan menghasilkan laba Rp 500,- per lembar sahamnya, dan dividen yang dibagikan sebesar Rp 100,- per lembar sahamnya. Harga jual saham tersebut Rp 5.000,- per lembarnya. Tingkat pertumbuhan (rate of growth) sebesar 5% setahunnya, dan tingkat pertumbuhan ini diharapkan akan terus berlangsung. Berapakah biaya modal yang berasal dari laba ditahan? Jawab : 𝑟𝑒 = 𝐷1 𝑃0 + 𝑔 = 100 5000 + 0,05 = 0,07 = 7% Ilustrasi 4
  • 72. Biaya saham biasa (common stock) baru lebih tinggi dari biaya laba ditahan karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisi saham atau floatation cost. Dengan pendekatan Dividend Discount Model (DDM) 𝑟𝑒 = 𝐷1 𝑃0 (1−𝐹) + 𝑔 dimana 𝐷1 : Dividen saham pada tahun ke-1 Po : Harga jual saham F : Floatation Cost g : growth of dividend biaya modal dari saham biasa baru
  • 73. Ilustrasi 5 Perusahaan elektronik besar TERANG BENDERANG ingin melakukan emisi common stock baru, dan ternyata saham tersebut terjual seharga Rp 1.500,- per lembar sahamnya. Floatation cost yang terjadi sebesar 10% dari harga jual tersebut. Dividen mendatang diperkirakan sebesar Rp 200,-. Perusahaan mengharapkan dividen tersebut dapat tumbuh secara konstan 3%. Berapakah biaya modal saham biasa baru tersebut!
  • 74. 𝑟𝑒 = 𝐷1 𝑃0 (1−𝐹) + 𝑔 = 200 1500 (1−0,1) + 0,03 = 0,178 = 17,8% Solusi 5
  • 75. Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model) Model CAPM merupakan model penetapan biaya modal dengan menganalisis tingkat return saham i atau Ri yang diharapkan dengan return pasar (market return atau Rm) yang terjadi Besarnya tingkat rerturn saham yang diharapkan oleh investor ini merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan oleh emiten. biaya modal dari saham biasa /equitas
  • 76. Rumus model CAPM adalah: 𝑟𝑠 = 𝑟𝑅𝐹 + 𝑟 𝑀 − 𝑟𝑅𝐹 i dimana: 𝑟𝑠 = Tingkat return saham yang diharapkan 𝑟𝑅𝐹 = Tingkat return bebas risiko 𝑟 𝑀 = Return portofolio pasar yang diharapkan i = Koefisien beta saham i Biaya equitas dengan CAPM (lanjutan) Model CAPM ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu: 1. Besarnya bunga bebas risiko (risk free rate, 𝑟 𝑅𝐹 ), 2. Risiko sistematis yg ditunjukkan oleh koefisien beta () 3. Premium risiko pasar yang ditunjukkan oleh selisih antara return pasar dengan return saham ( 𝑟 𝑀 – 𝑟 𝑅𝐹 ).
  • 77. Beta saham biasa Yamaha adalah 0,885. Tanggal 17 Agustus 2016, tingkat bunga bebas risiko sebesar 6,1%, dan tingkat pengembalian yang diharapkan pada portfolio pasar dari semua aktiva berisiko sekitar 15%. Hitunglah biaya modal yang dikeluarkan Yamaha HAILAFIKRI@GMAIL.COM Ilustrasi 6
  • 78. 𝑟𝑠 = 𝑟𝑅𝐹 + 𝑟 𝑀 − 𝑟𝑅𝐹 i = 0,061 + (0,15 – 0,061). 0,885 = 0,139765 = 13,98% Ingat bahwa tingkat imbal hasil yang diisyaratkan menurut estimasi kita merupakan biaya saham biasa internal karena tidak ada biaya transaksi yang diperhitungkan
  • 79. biaya modal Rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital - WACC) BIAYA MODAL SECARA KESELURUHAN
  • 80. Jenis-jenis Modal Utang Saham Preferen Ekuitas Biasa Saham Biasa Baru Laba Ditahan biaya modal Rata-rata tertimbang Note: Hutang jangka pendek tidak dimasukkan dalam perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang Biaya Modal Perusahaan secara keseluruhan merupakan angka rata-rata tertimbang dari berbagai jenis dana yang digunakan perusahaan
  • 81. Biaya modal keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Karena masing-masing biaya modal berbeda maka untuk menetapkan biaya modal secara keseluruhan perlu menghitung "weighted average" dari berbagai sumber . Penerapan "weight" atau bobot dapat berdasarkan : ◦ Jumlah rupiah dari masing-masing komponen struktur modal. ◦ Proporsi modal dalam struktur modal dinyatakan dalam prosentase biaya modal Rata-rata tertimbang
  • 82. weighted average cost of capital = WACC  adalah rata –rata tertimbang dari biaya-biaya komponen utang, saham preferen, dan ekuitas biasa WACC = (𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔)(𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔) + 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛 +(𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎)(𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎) 𝑊𝐴𝐶𝐶 = 𝑊𝑑 𝑟𝑑 1 − 𝑇 + 𝑊𝑝 𝑟𝑝 + 𝑊𝑐 𝑟𝑠 ◦ Wd = bobot/proporsi sasaran utang ◦ rd = tingkat bunga utang sebelum pajak ◦ 𝑟𝑑 1 − 𝑇 = biaya utang setelah pajak, dimana T = tarif pajak ◦ Wp = proporsi saham preferen ◦ rp = biaya komponen saham preferen ◦ Wc = ekuitas saham biasa ◦ rs = biaya komponen ekuitas biasa yang diperoleh dari laba ditahan, atau ekuitas internal
  • 83. Sumber Modal Jumlah (dalam juta rupiah) Biaya Penggunaan Modal Hutang Jangka Panjang 80 6% (before tax) Saham Preferen 20 7% Modal Sendiri 150 10% Jumlah 250 Ilustrasi 7 Tingkat pajak perseroan sebesar 25% Hitunglah Biaya modal keseluruhan yang dipergunakan perusahaan tersebut Diketahui data sumber modal yang digunakan Perusahaan ANONIM sbb:
  • 84. 𝑊𝐴𝐶𝐶 = 𝑊𝑑 𝑟𝑑 1 − 𝑇 + 𝑊𝑝 𝑟𝑝 + 𝑊𝑐 𝑟𝑠 = [80jt. 0,06 (1 – 0,25)] + (20jt. 0,07) + (150jt. 0,1) = 20 jt Cara tidak langsung: ◦ Biaya modal hutang (setelah pajak) = 6% x (100% -25%) = 4,5% Solusi 7 Komponen Modal Jumlah Modal Biaya Masing2 Komponen Jumlah Biaya Komponen Hutang Jk. Panjang Rp 80.000.000 0,045 Rp 3.600.000 Saham Preferen Rp 20.000.000 0,07 Rp 1.400.000 Modal sendiri Rp 150.000.000 0,1 Rp 15.000.000 Jumlah Rp. 250.000.000 Rp 20.000.000
  • 85. TUGAS PT. BAHAMA membutuhkan modal untuk pendanaan investasinya sebesar Rp 2.000.000.000,- yang terdiri atas beberapa sumber dana. Berikut ini jumlah dari masing-masing sumber pendanaan tersebut: 1. Hutang Obligasi: Jumlah pendanaan sebesar Rp 500.000.000,-, dengan nilai nominal Rp 500.000 per lembar. Bunga yang ditawarkan sebesar 20% per tahun dan jangka waktu obligasi 5 tahun. Harga jual obligasi Rp 462.500,- per lembar dan tingkat pajak 30%. 2. Saham Preferen Besarnya pendanaan saham preferen adalah Rp 400.000.000,-Harga jual saham preferen sebesar Rp 31.250,- setiap lembar dengan dividen sebesar Rp 4.500,- per lembar. 3. Saham Biasa: Jumlah pendanaan dari modal saham biasa sebesar Rp 1.100.000.000,-. Harga jual saham Rp 22.500,- dengan dividen sebesar Rp 3.125,- setiap lembar dengan pertumbuhan 5%. Dari informasi di atas hitunglah: 1. Biaya modal secara individual 2. Biaya modal keseluruhan
  • 88. Pengertian Struktur Modal Struktur modal merupakan bauran atau perpaduan dari utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa (saham biasa dan laba ditahan) yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modalnya. Struktur modal adalah keputusan dalam mengambil keputusan pembiayaan perusahaan karena secara langsung berakibat terhadap biaya modal, keputusan investasi dan meningkatkan nilai perusahaan
  • 89. Pengertian Struktur Modal Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri terbagi atas modal saham dan laba ditahan.
  • 90. Sasaran Struktur Modal Yaitu suatu struktur yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan atau nilai perusahaan Tingkat sasaran bisa dalam rentang nilai, misal Utang 40% – 50% Atau bisa berupa angka tetap, misal Utang 45% Jika rasio utang aktual di bawah tingkat sasaran, maka perusahaan akan menghimpun modal dengan menerbitkan utang, dan sebaliknya, jika ternyata rasio utang aktual di atas tingkat sasaran maka perusahaan akan menggunakan ekuitas (modal sendiri)
  • 91. Contoh Struktur Modal Struktur Modal tersebut mencerminkan bahwa perusahaan menggunakan pembiayaan atau pendanaan perusahaannya dari: 1. Equity (Ekuitas/Modal Sendiri) sebesar 74,23% 2. Debt (Hutang) sebesar 25,76%  Hutang merupakan Modal Asing/Modal Pinjaman
  • 92. Contoh Struktur Modal Struktur Modal tersebut mencerminkan bahwa perusahaan menggunakan pembiayaan atau pendanaan perusahaannya terdiri dari: 1. Equity Capital (Modal Ekuitas  Saham Biasa) 2. Prefered Stock (Saham Preferen) 3. Hutang (Debt) 4. Sumber Lainnya (Other sources)
  • 93. Penentuan Struktur Modal Penentuan struktur modal akan melibatkan pertukaran antara risiko dan pengembalian (return): ◦ Menggunakan utang dalam jumlah yang lebih besar akan meningkatkan risiko yang ditanggung pemegang saham ◦ Namun di sisi lain, Menggunakan lebih banyak utang pada umumnya akan meningkatkan perkiraan pengembalian (return) atas ekuitas
  • 94. JENIS-JENIS MODAL Dapat dilihat dari NERACA di sebelah PASSIVA (di sisi kanan) 94 Aktiva Hutang lancar Hutang jangka panjang Modal Pemegang saham 1. Saham preferen 2. Saham biasa 3. Laba ditahan Modal Pinjaman Modal Sendiri Total Modal
  • 95. Resiko Bisnis dan Risiko Keuangan Risiko Bisnis Adalah risiko yang berkaitan dengan proyeksi pengembalian atas ekuitas (ROE) suatu perusahaan di masa yang akan datang, dengan asumsi bahwa perusahaan tidak menggunakan hutang Risiko Keuangan Adalah Riisiko yang ditanggung pemegang saham yang melebihi risiko bisnis yang mendasar, sebagai akibat dari penggunaan leverage keuangan
  • 97. LEVERAGE Adalah penggunaan assets dan sumber dana (source of funds) oleh perusahaan yang mengeluarkan biaya tetap dengan maksud agar dapat meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham Dana tersebut sebagai pengungkit supaya perusahaan dapat meningkatkan keuntungan Tambahan dana dapat mendorong peningkatan operasional perusahaan sehingga diharapkan dapat meningkatkan keuntungan
  • 98. LEVERAGE Leverage   Pengembalian  & Risiko 
  • 99. 3 (Tiga) Tipe Dasar LEVERAGE LEVERAGE OPERASI hubungan antara pendapatan penjualan perusahaan dengan EBIT LEVERAGE KEUANGAN LEVERAGE TOTAL hubungan antara EBIT perusahaan dengan EPS hubungan antara pendapatan penjualan perusahaan dengan EPS
  • 100. 1. Leverage Operasi Leverage Operasi  penggunaan potensial atas biaya-biaya operasi tetap untuk memperbesar efek perubahan-perubahan dalam penjualan atas EBIT perusahaan Leverage operasi adalah pengaruh biaya tetap operasional terhadap kemampuan perusahaan untuk menutup biaya tersebut. Leverage Operasi  sampai sejauh mana biaya tetap digunakan dalam operasi suatu perusahaan
  • 101. Leverage Operasi Tingkat leverage operasi atau Degree of Operating Leverage (DOL) adalah persentase perubahan dalam laba operasi (EBIT) yang di sebabkan perubahan satu persen dalam output (penjualan) DOL = prosentase perubahan EBIT prosentase perubahan Sales Revenues = % Δ EBIT % Δ SR Dimana: ◦ EBIT = Earning Before Interest and Tax = Laba Bersih sebelum Bunga dan Pajak ◦ SR = Sales Revenue = Pendapatan Penjualan
  • 102. Analisis Leverage Analisis leverage operasi dimaksudkan untuk mengetahui: 1. Seberapa peka laba operasi berubah terhadap perubahan hasil penjualan (Dengan kata lain seberapa besar pengaruh perubahan volume penjualan (Q) terhadap laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) 2. Berapa penjualan minimal yang harus diperoleh agar perusahaan tidak menderita kerugian  kaitannya dengan BEP (Break Even Point)
  • 103. Leverage Operasi DOL pada level kuantitas dirumuskan sbb: ◦DOL Q = Q (P−VC) Q P−VC −FC DOL pada level penjualan dirumuskan sbb: ◦DOL sale = S−VC S−VC−FC Keterangan: ◦ Q = Kuantitas yang terjual = Volume penjualan ◦ P = Harga per unit ◦ VC = Variabel Cost = Biaya Variabel per unit (untuk DOL kuantitas) ◦ VC = Variabel Cost = Biaya Variabel Total (untuk DOL penjualan) ◦ FC = Fixed Cost = Biaya tetap ◦ S = Sales = Penjualan
  • 104. Diketahui Laporan Laba Rugi Perusahaan A, B, dan C (dalam $ 000) Keterangan Perush. A Perush. B Perush. C Penjualan 60.000 90.000 120.000 Biaya Variabel 12.000 54.000 30.000 Marjin Kontribusi 48.000 36.000 90.000 Biaya Tetap 28.000 15.000 60.000 EBIT 20.000 15.000 40.000 Harga per Unit 100 100 100 Sales Volume (unit) 600 900 1.200 Biaya Variabel per unit 20 60 25 Q(P-VC) 600(100-20) > DOL A = --------------- = -------------------------- = 2,4 Q(P-VC)-FC 600(100-20)-28.000 900( 100-60) >DOL B = -------------------------------- = 1,714 900 ( 100-60) – 15.000 1.200 ( 100 – 25) >DOL C = ------------------------------------- = 3. 1.200 (100 – 25) – 60.000
  • 105. Perhitungan di atas merupakan perhitungan DOL dalam Kuantitas Hasil perhitungan DOL dalam penjualan menghasilkan nilai / angka yang sama ◦DOL sale A = S−VC S−VC−FC = 60.000−12.000 60.000−12.000−28.000 = 2,4 ◦DOL sale B = S−VC S−VC−FC = 90.000−54.000 90.000−54.000−15.000 = 1,714 ◦DOL sale C = S−VC S−VC−FC = 120.000−30.000 120.000−30.000−60.000 = 3
  • 106. Analisis DOL A= 2,4 artinya tingkat elastisitas operasi pada output penjualan terhadap EBIT sebesar 24% , ini berarti bahwa apabila penjualan perusahaan A naik 10% maka laba operasi akan naik sebesar  2,4 x 10% = 24%. Sebaliknya , bila penjualan turun 10% maka penurunan tersebut berakibat EBIT juga turun sebesar  2,4 x 10% = 24%. Kondisi ini juga berlaku pada perusahaan B dan C. Kalau di masing-masing perusahaan terjadi perubahan kenaikan atau penurunan atas penjualan, biaya tetap, biaya variabel, harga, sales volume, maka DOL ini akan berubah juga. Perusahaan C lebih besar resikonya ketimbang perusahaan A dan B, karena kontribusi laba yang diperoleh digunakan untuk menutup biaya tetap yang lebih besar , yaitu $ 60.000 atau 60% dari total penjualan.
  • 107. Analisis (lanjutan) Besarnya tingkat perubahan laba operasi perusahaan sebagai akibat perubahan penjualan sangat erat kaitannya degan Break Even Point (Titik Impas) Contoh untuk perusahaan A  dapat dicari/dihitung BEP-nya. BEP Q Perush. A = 𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑢𝑛𝑖𝑡 = 28.000 (48.000 ∶ 600) = 350 unit (BEP dalam kuantitas) BEP $ = 350 unit x $ 100 = $ 35.000 (BEP dalam nilai moneter)
  • 108. Dengan menggunakan contoh sebelumnya, Hitunglah berapa BEP untuk perusahaan B dan perusahaan C, baik BEP dalam jumlah unit maupun BEP dalam nilai moneternya
  • 109. Ilustrasi DOL PT. Indah Pelangi yang bergerak di bidang komponen mesin komputer memperkirakan akan mencapai penjualan sebesar 400.000 unit pada tahun depan. Harga jual produk tersebut sebesar Rp 4.000/unit. Biaya tetap setahun sebesar Rp 300.000.000,- sedangkan biaya variabel per unit (diperkirakan konstan ) sebesar Rp 3.000,- Diminta : 1. Berapa DOL pada penjualan sebesar 400.000 unit tersebut ? 2. Apabila perusahaan tersebut memperkirakan akan mampu menjual sebesar 500.000 unit pada tahun depan, bagaimana efek dari perubahan penjualan terhadap EBIT ?
  • 110. 2. Leverage Keuangan Adalah prosentase perubahan laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa sebagai akibat adanya perubahan laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dalam prosentase tertentu Pembiayaan sebagian dari aset perusahan dengan surat berharga yang mempunyai tingkat bunga yang tetap (terbatas) dengan mengharapkan peningkatan yang luar biasa pada pendanaan bagi pemegang saham
  • 111. Leverage Keuangan (Finansial Leverage) Besar kecilnya leverage finansial dihitung dengan DFL (Degree of Financial Leverage). DFL menunjukkan seberapa jauh perubahan EPS karena perubahan tertentu dari EBIT. Makin besar DFL nya, maka makin besar risiko finansial perusahaan tersebut. Dan perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi adalah perusahaan yang mempunyai utang dalam proporsi yang lebih besar
  • 112. Leverage Keuangan DFL = prosentase perubahan EPS prosentase perubahan EBIT = % Δ EPS % Δ EBIT DFL = Δ EPS EPS Δ EBIT EBIT = EBIT EBIT−I = S−VC−FC S−VC−FC − I DFL pada level EBIT = EBIT EBIT − I − D 1−T Keterangan: ◦ I = Interest per tahun ◦ D = Dividen
  • 113. Leverage Keuangan Dengan menggunakan contoh sebelumnya, hitunglah berapa DFL Perusahaan A, B, dan C dan lakukan analisis leverage keuangan. Dengan asumsi perusahaan meminjam uang dari Bank sebesar $ 100.000 dengan tingkat bunga per tahun 12% ( interest = $12.000 per tahun).
  • 114. Analisis DFL perush. A = S−VC−FC S−VC−FC − I = 600 100−20 −28.000 600 100−20 −28.000 −12.000 = 2,5 DFL sebesar 2,5 artinya , bila EBIT naik sebesar 40% maka EPS akan naik sebesar 2,5 x 40% = 100% dan sebaliknya bila terjadi penurunan. Untuk perusahaan B dan C dapat dicari dengan cara yang sama seperti di atas.
  • 115. Ilustrasi DFL PT. Indah Pelangi saat ini menggunakan utang sebesar Rp 200.000.000,- dan membayar bunga 14% / tahun. Saham Preferen yang beredar sejumlah 10.000 lembar dan pembayaran dividen yang tetap sebesar Rp 500 / lembar. Disamping itu perusahaan memiliki 40.000 lembar saham biasa dan pajak sebesar 50 %. Harga jual produk sebesar Rp 4.000/unit. Biaya tetap setahun sebesar Rp 300.000.000,- sedangkan biaya variabel per unit (diperkirakan konstan ) sebesar Rp 3.000,- Diminta : 1. Berapakah DFL pada saat perusahaan memperkirakan penjualan 400.000 Unit ? 2. Apabila perusahaan tersebut memperkirakan akan mampu menjual sebesar 500.000 unit pada tahun depan, bagaimana efek dari perubahan EBIT terhadap EPS ?
  • 116. 3. Leverage Total Tingkat leverage total (Degree of Total Leverage = DTL) disebut juga Degree of Combined Leverage (DCL) Leverage kombinasi terjadi apabila perusahaan memiliki baik operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa. Degree combined leverage adalah multiplier atas perubahan laba per lembar saham (EPS) karena perubahan penjualan. Dengan kata lain degree of combined leverage adalah rasio antara persentase perubahan EPS dengan persentase perubahan penjualan
  • 117. Leverage Total DTL = DCL = Δ EPS ΔSR DTL = DCL = DOL x DFL = S−VC S−VC−FC−I DTL pada level penjualan = DTL = DCL = Q (P−VC) Q P−VC −FC−I− D 1−T Melanjutkan contoh kasus sebelumnya, Perusahaan A, B, dan C Maka DTL Perusahaan dapat dihitung sbb: DTL = DCL = DOL x DFL = 2,4 x 2, 5 = 6 Artinya: Jika penjualan naik sebesar 10% maka EPS akan naik sebesar 6 x 10% = 60% dan sebaliknya bila terjadi penurunan.
  • 118. Menentukan Struktur Modal yang Optimal
  • 119. Struktur Modal yang Optimal Adalah struktur modal yang memaksimumkan harga saham perusahaan, dan hal ini memerlukan rasio utang yang lebih rendah daripada rasio utang yang memaksimumkan EPS yang diharapkan Jika didasarkan pada konsep “Cost of Capital”, maka struktur modal optimum diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of Capital = WACC)
  • 120. Struktur Modal Optimal Perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan dana dari internal, maka akan mengurangi ketergantungan kepada pihak luar Namun, jika dana internal terbatas, maka dicari pemenuhan dana dari luar, sehingga menjadi tergantung kepada pihak luar, dan risiko meningkat
  • 121. Struktur Modal Optimal Alternatif Dana dari luar dapat dilakukan dengan: 1. utang (Debt Financing)  meningkatnya ketergantungan kepada pihak luar dan meningkatnya risiko keuangan 2. mengeluarkan saham baru (External Equity Financing)  cost mahal (biaya modalnya mahal, karena harus membayar deviden) Namun dalam kondisi bagaimanapun, jangan mempunyai jumlah utang lebih besar dari modal sendiri.
  • 122. Lebih sulit mengestimasi pengaruh suatu perubahan struktur modal terhadap harga saham Struktur modal yang memaksimalkan harga saham, juga akan meminimumkan biaya modal rata-rata tertimbang Sehingga lebih mudah mengestimasi pengaruh perubahan struktur modal terhadap WACC (biaya modal rata-rata tertimbang) Kebanyakan manajer keuangan menggunakan estimasi hubungan antara struktur modal dengan WACC untuk memandu keputusan struktur modal yang mereka ambil
  • 123. RASIO UTANG DAN BIAYA MODAL RATA-RATA TERTIMBANG Komponen Modal Proporsi Modal Biaya Modal Hasil Utang 30% 9% 2.7% Modal Sendiri 70% 16% 11.2% Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang 13.9% Utang 40% 9% 3.6% Modal Sendiri 60% 16% 9.6% Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang 13.2% Utang 50% 9% 4.5% Modal Sendiri 50% 16% 8.0% Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang 12.5% Utang 60% 10% 6.0% Modal Sendiri 40% 18% 7.2% Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang 13.2% Utang 70% 11% 7.7% Modal Sendiri 30% 20% 6.0% Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang 13.7%