Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya etika dan kode etik dalam menulis di media, baik media cetak maupun online. Undang-undang ITE telah mengatur larangan konten negatif seperti pornografi dan ujaran kebencian. Setiap penulis harus mematuhi aturan hukum dan menulis dengan bahasa sopan serta informatif untuk pembaca.
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
Etika dan Kode Etik Menulis di Media
1.
2. Pada era globalisasi ini internet sangat mudah dijangkau sehingga
membuat masyarakat kita tidak buta internet lagi. Tetapi, ada yang
harus diperhatikan dalam berinternet ini karena ada yang berisi
konten positif dan juga negative. Media sosial pun menjadi sarana
untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan sesama atau sering
pula kita mengeskpresikan diri dan menuangkan buah pikiran lewat
tulisan atau artikel seperti di blog atau media cetak.
Tetapi, permasalahan yang ada saat ini adalah seringkali tulisan
yang kita tulis tidak memiliki etika dan kode etik. Bahkan,tidak
jarang kata-kata tidak sopan atau tidak berkenan di media sosial
pun sudah menjadi kebiasaan diri. Sebab dari semua itu tentu
karena kurangnya moral dan ettitute manusia yang tidak
bertanggung jawab. Sebenarnya, semuanya itu ada norma dan
batasan-batasannya.
3. Maka dari itu kita perlu dibekali pendidikan
moral dan norma yang baik mulai dari bangku
sekolah agar jangan sampai bangsa kita
melahirkan para pemuda-pemudi yang tidak
bertika dalam membuat sebuah karya. Kita
juga berharap agar generasi mendatang bisa
melahirkan para novelis,pengarang,penulis
yang beretika dan cerdas dalam menuangkan
buah pikirannya. Dalam artikel ini akan dibahas
tentang etika dan kode etik menulis di suatu
media.
4. Latar Belakang Masalah
Dalam bersosialisasi kita membutuhkan tutur kata dan etitute yang baik. Atau
dengan kata lain kita harus mempunyai “Etika dan Kode Etik dalam
bersosialisasi”. Jika kita sudah mempunyai etika dan kode etik yang baik maka
secara otomatis orang lain disekitar kita pun juga akan menghargai apa yang
kita sampaikan.
Sama halnya dengan menulis di suatu media baik media elektronik atau media
cetak,kita juga memerlukan etika dank kode etik tersebut. Jika kita sudah
memenuhi standar kode etik dan etika, maka secara otomatis pula tulisan atau
karangan yang kita buat pasti akan dihargai oleh para pembaca. Apabila kita
melanggar standar kode etik atau etika tersebut maka kita juga akan ditegur atau
bahkan bias dilaporkan kepada pihak yang berwenang.
5. Rumusan Masalah
Undang-Undang apakah
yang sudah mengatur
permasalahan etika dan kode
etik dalam menulis di suatu
media?
Bagaimana cara menulis
yang baik dan benar di suatu
media?
Apa itu etika dan kode etik?
Batasan Masalah
Dalam artikel ini akan
dibahas tentang ruang
lingkup menulis di media
cetak atau pun elektronik
saja serta cara menulis
dengan etika dan kode etik
yang baik dan benar.
Oleh sebab itu, kita harus
lebih waspada dan hati-hati
dalam menulis baik di
media cetak atau
elektronik. Jangan sampai
tulisan yang kita buat
mengandung unsur SARA
(Suku,Agama,Ras,Antar
golongan) dan jangan
sampai melecehkan atau
mencemarkan nama baik
seseorang. Hal-hal seperti
itu harus diperhatikan
dalam menulis.
6. Tujuan
Tujuan dalam penulisan artikel ini adalah
agar kita lebih memiliki wawasan dan
pengetahuan tentang cara beretika yang baik
dan benar dalam menulis. Karena pembaca
tulisan kita bukan saja kerabat atau teman,
tetapi orang asing/tidak kenal pun menjadi
pembaca. Maka dari itu kita harus bisa
membuat tulisan yang berkelas dan bermutu
untuk dilihat oleh orang/para pembaca, jangan
sampai mencemarkan,melecahkan,memfitnah
nama baik seseorang.
7. 2.1 PengertianMenulis
Menulis merupakan salah satu
kemampuan berbahasa. Dalam
pembagian kemampuan berbahasa,
menulis selalu diletakkan paling akhir
setelah kemampuan
menyimak,berbicara,dan membaca.
Meskipun menulis diletakkan paling
akhir dalam berbahasa bukan berarti
menulis itu tidak penting.
2.2 Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno.
Bentuk tunggal kata “etika” yaitu ethos
sedangkan bentuk jamaknya yaitu
taetha. Ethos mempunyai banyak arti
yaitu : tempat tinggal yang
biasa,padang
rumput,kandang,adat,akhlak,watak,per
asaan,sikap,cara berpikir. Sedangkan
arti taetha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah
yang melatar-belakangi
terbentuknya istilah etika yang
oleh Aristoteles digunakan untuk
menunjukkan filsafat moral.
Jadi,secara etimologis (asal-usul
kata). Etika mempunyai arti
yaitu ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan
(K.Bertens,2000)
8. K.Bertens berpendapat bahwa arti kata “etika” dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih
baik dibalik,karena arti kata ke-3 lebih mendasar dari arti kata ke-1.
Sehingga arti dan susunannya menjadi sebagai berikut :
1) Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok
dalam mengatur tingak lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang
Batak,Jawa,Buddha,Kristen,Islam,Hindu dan sebagainya,maka yang dimaksudkan
disini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini
bukan hanya untuk perorangan tetapi juga taraf sosial.
2) Kumpulan asas atau nilai moral
Yang dimaksud disini adalah kode etik. Contoh: Kode Etik Jurnalistik
3) Ilmu tentang yang baik atau yang buruk
Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai
tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu
masyarakat dan tanpa disadari telah menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian
sistematis dan metodis. Etika disini sama artinya dengan filsafat moral
10. Kode Etik yaitu suatu bentuk aturan tertulis yang secara
sistematik dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada
dan saat dibutuhkan difungsikan sebagai alat untuk
menghakimi segala macam tindakan yang secara umum
dinilai menyimpang dari etika. Atau dapat diartika juga
norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu
sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di lingkungan
masyarakat maupun di tempat kerja.
Dalam kaitannya dengan profesi sebagai penulis,kode etik
merupakan acuan untuk menjadi standar kegiatan tulis-menulis.
Kode etik juga dapat menjadi pedoman untuk
membimbing penulis dalam membuat tulisannya. Bagi yang
tidak memahami kode etik atau bahkan melanggarnya maka
akan berhadapan dengan sanksi dan hukuman yang ada
11. 3.1 Metode Penelitian
Objek penelitian ini adalah : Media Internet
(blog,website) dan Media Buku
3.2 Data yang dipakai
Data yang dipakai penulis adalah data
sekunder berupa data kualitatif, yaitu dengan
mencari data-data etika dan kode etik menulis
dari internet dan pembahasan tentang menulis
dari sumber buku.
12. 4.1 Pembahasan Masalah
Di zaman modern saat ini,informasi sangatlah
mudah untuk dicari. Mulai dari media cetak dan
media elektronik. Informasi-informasi itu tersebar
luas dan hamper bias dijangkau oleh seluruh
masyarakat. Tetapi, sering pula informasi-informasi
di media cetak atau elektronik itu
bersifat negative dan tidak layak dibaca.
Permasalahan ini sudah biasa dilihat oleh
masyarakat tetapi belum juga ada perubahan cara
menulis yang baik oleh penulis. Bisa
memungkinkan tulisan-tulisan yang negating itu
berisi pencemaran nama baik,kata-kata kotor,atau
pun berisi konten pornografi yang dapat merusak
moral seseorang.
13. Dengan mengesahkan UU ITE TAHUN 2008 pada BAB VII
Pasal 27 :
1. Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang memiliki muatan melanggar
kesusilaan.
2. Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat
diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
yang memiliki muatan perjudian.
yang memiliki muatan pemerasan dan/atau pengancaman.
14. 3.Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik.
4.Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi
Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan pemerasan dan/atau
pengancaman.
15. Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik.
Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan informasi yang ditujukan untuk
menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan antara Suku,Agama,Ras,Antar golongan
(SARA)
16. Jadi,tidak ada batasan dan siapa saja bisa dan
dapat menulis di sebuah media. Tapi setiap penulis
tersebut haruslah mempunyai landasan nilai moral
dan ettitute yang baik serta etika. Jika seorang
penulis sudah mempunya komponen-komponen itu,
maka sudah dipastikan tulisan-tulisan yang dibuat
bagus dan berguna bagi orang banyak serta dapat
menghibur para pembaca. Di sisi lain penulis juga
mendapat effort (nilai tambah/guna) untuk tulisan
yang dibuatnya. Jadi, kalau kedua elemen antar
penulis dengan pembaca dapat tersinkronisasi
maka itulah contoh tulisan yang benar.
17. 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas,mengenai etika dan kode etik
menulis di suatu media, maka penulis dapat mearik
kesimpulan bahwa setiap orang bebas menulis dan
mengungkapkan buah pikirannya tapi semua itu memliki
batasan dan standarnya. Jika kita ingin menulis hendaknya
kita membaca aturan hukum yang berlaku dulu serta
mempunyai tujuan yang jelas dari setiap tulisan kita. Tulisan
itu pun harus dipenuhi dengan unsur etika dan kode etik
penulisan, kata-kata yang ditulis harus memilik makna sopan
santun dan baik untuk dilihat. Semua itu demi menghibur dan
member informasi yang berguna bagi para pembaca