SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  39
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemahaman fungsi tanah sebagai media tumbuh dimulai sejak peradaban manusia mulai
beralih dari manusia pengumpul pangan yang tidak menetap menjadi manusia pemukim yang
mulai melakukan pemindah tanaman pangan/nonpangan ke areal dekat mereka tinggal. Pada
tahap berikutnya, mulai berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi bagi
tanaman tersebut, sehingga produksi yang dicapai tanaman tergantung pada kemampuan tanah
dalam penyediaan nutrisi ini (kesuburan tanah).(Susanto.2005) dalam (Ahmad.2013).
Tanah merupakan suatu bagian yang sangat menentukkan dalam perencanaan suatu
konstruksi, karena menentukkan kestabilan konstruksi tersebut. Kekuatan tanah tersebut tidak
sama untuk tempat-tempat yang berbeda, sehingga hal ini mengharuskan para perencana
untuk memperhatikan kondisi tanah sebagai suatu elemen kestabilan konstruksi yang sangat
menentukkan keadaan konstruksi pada masa penggunaannya (Susanto.2005) dalam
(Ahmad.2013).
Tanah berperanan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah air
yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Jadi, tidak hanya berperan
sebagai media pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air. Analisis tanah
membantu penyelidikan produktivitas dan penentuan tindakan pengolahan tanah. Hal ini
dibutuhkan karena kondisi setiap tanah berbeda-beda bergantung pada proses
pembentukannya. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor lingkungan
(pedogenesis) maupun kegiatan manusia (metapedogenesis). Air berfungsi sebagai media
gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat
tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin
terangkat kelapisan tanah atas .(Hanafiah.2004) dalam (Junaidi.2013)
Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan
mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi
pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar
tanaman. Akan tetapi, jika air telalu banyak tersedia, hara – hara dapat tercuci dari daerah –
daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam – garam terlarut mungkin terangkat
kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah,
merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman
mati.(Nrhidayanti.2006) dalam (Junaidi.20013).
2
Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang
menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah.
Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka
air tanah dibedakan menjadi air higroskopis,air kapiler dan air gravitasi.(Susanto.2005) dalam
(Ramdani.2014).
Lengas tanah sangat berperan penting dalam menjaga kelembaban tanah karena lengas
tanah mengisi pori-pori tanah pada suhu kamar menjadi dua pertiga bagian dan menjadi satu
pertiga bagian jika suhu meningkat. Mengetahui kadar lengas tanah sangatlah penting untuk
dapat mengetahui kebutuhan tanah terhadap air dan kemampuan tanah dalam menyimpan air.
Oleh karena itu, pengetahuan terhadap lengas tanah sangatlah penting sehingga perlu
dilakukan pengujian kadar lengas tanah dan dapat dianalisis melalui praktikum
dilaboraturium.(Syarief, S.1994) dalam (Ramdani.2014).
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukan praktikum dasar-dasar ilmu tanah dengan materi mengenai kandungan
air tanah adalah:
1. Menetapkan kadar lengas kering angin.
2. Menetapkan kedar lengas kapasitas lapang.
3. Menetapkan persediaan air maksimum.
3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lengas Tanah
Lengas tanah merupakan air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas
(matrik, osmosis dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan
jenis zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga
menentukan beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Keberadaan lengas tanah
dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air, keberadaan
gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan dengan konsentrasi tinggi
(sutanto, 2005) dalam (Ahmad.2013).
.Didalam tanah air dapat bertahan tetap berada didalam ruang pori karena adanya
berbagai gaya yang bekerja pada air tersebut. Untuk dapat mengambil air dari rongga pori
tanah diperlukan gaya atau energi yang diperlukan untuk melawan energi yang menahan air
hingga bertahan dalam rongga pori berasal dari absorbsi molekul air oleh padatan tanah, gaya
tarik menarik antara molekul air, adanya larutan garam dan gaya kapiler. Jumlah air tanah
yang bermanfaat untuk tanaman mempunyai batas-batas tanertentu. Seperti kekurangan air,
kelebihan air dapat merupakan kesukaran. Air yang berlebihan tidak berarti beracun, akan
tetapi kekurangan udara pada tanah-tanah yang tergenang dapat menyebabkan kerusakan
(Hardjowigeno, 2003) dalam (Ramdani.2014).
Adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi: air
higroskopik yaitu air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman
dan air kipler yaitu air dalam tanah dimana daya kohesi (tarik menarik antara butir-butir air)
dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak
kesamping atau keatas karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan
air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman (Anonim, 2014) dalam (Ramdani.2014).
Peran air tanah yang menguntungkan merupakan sebagai pelarut dan pembawa ion-ion
hara, sebagai saranan transportasi dan mendistribusi nutrisi, sebagai komponen kunci dalam
fotosintesis, sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah dan
diferensiasi horizon, sebagai stabilisator temperatur tanah, mempermudah pengelolaan tanah.
Sedangkan peran air tanah yang merugikan sebagai pemicu rusaknya tanah, sebagai pemicu
perubahan horizon melalui pelindihan komponen-komponennya, tanah yang jenuh dengan air
dapat menyebabkan terlambatnya aliran udara kedalam tanah, sehingga menganggu respirasi
dan serapan hara oleh akar, serta aktivitas mikrobia yang menguntungkan (Kemas, 2005).
4
Pengelolaan tanah ditakrifkan sebagai segala tindakan terhadap tanah agar tanah dapat
memberikan hasil bersih yang setinggi-tingginya dengan tetap mempertahankan kelestarian
kegunaannya. Tindakan yang dimaksud antara lain pengolahan tanah, pemupukan,
pengapuran, pengairan, penataan dan pengawetan tanah. Atas dasar konsep ini, ilmu
pengelolaan tanah mencakup sifat-sifat dasar tanah dan kegiatan-kegiatan fisik lingkungan
pada massa tanah. Paradigma pengelolaan tanah sekarang ini tidak hanya menekankan pada
tujuan produktivitas tanah semata tetapi juga lebih menekankan kepada upaya
mempertahankan danmeningkatkan kesehatan tanah (soil health) dalam (Ramdani.2014).
Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan uap air yang terdapat dalam pori
tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas dapat berupa persen berat atau persen volume.
Kadar lengas tanah menentukan berapa banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan
(Hardjowigeno, 1993) dalam (Ramdani.2014).
Penetapan kadar lengas tanah dapat dilakukan secara tidak langsung. Metode langsung
diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dari sampel, misalnya melalui evaporasi,
kemudia menentuka jumlah air yang dikeluarkan dengan mengujur kehilangan berat sampel.
Salah satu cara mengetahui bahwa air telah mencapai kapasitas lapang adalah jikaa air
siraman dari lubang pot yang ditandai dengan keluarnya air siraman dari dalam pot
(Sudarmono, 1997) dalam (Ramdani.2014).
2.2 Kandungan Air Tanah
Kadar Lengas Kapasitas Lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh
tanahsesudah terjadi drainase dan kecepatan gerakan air kebawah menjadi sangat lambat.
Keadaan ini terjadi 2-3 hari sesudah hujan jatuh yaitu bila tanah cukup mudah ditembus oleh
air, kapasitas lapag tanah di ketahui setelah 2 minggu setelah penanaman. Kapasitas lapang
sangat penting pua karena dapat menunjukkan kandungan maksimum dari tanah dan dapat
menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah sampai lapisan
dibawahnya. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa air kapasitas lapang berasal dari sisa air
gravitasi yang turun kebawah (Wulan, 2011). dalam (Ahmad.2013).
Kapasitas Menahan Air Maksimum Merupakan jumlah air yang dikandung tanah dalam
keadaan jenuh, semua pori terisis penuh air. Cara untuk mengetahui penetapan kadar lengas
ini adalah menggunakan metode gravimetri yang artinya dengan cara : Dimasukan contoh
tanah kedalam kain kasa, Kemudian dipindahkan contoh tanah yang telah dilapisi kain kasa
ke dalam gelas plastik yang berisi air dan dibiarkan sampai jenuh kemudian diangkat dan
ditiriskan sampai air tidak menetes dan dimasukan kedalam cawan kosong kemudian di
5
timbang untuk menentukan nilai (b) gr. Kemudian di masukan ke dalam oven selama 24 jam
dan terakhi di keluarkan dan di timbang untuk menentukan (c) gr (Nurhidayati.2006) dalam
(Ramdani.2014).
Kadar lengas kering angin Kadar lengas kering angin merupakan kadar air tanah setelah
diangin-anginkan di tempat teduh sampai mencapai keseimbangan dengan kelengasan
atmosfer. Cara untuk mengetahui penetapan kadar lengas ini adalah menggunakan metode
gravimetri yang artinya dengan cara: Timbang cawan kosong bersih untuk menentukan nilai
(a) gr, masukan contoh tanah kering angin kedalam cawan, kemudian di timbang untuk
menentukan nilai (b) gr dan memasukan cawan berisi tanah tersebut di dalam oven yang telah
diatur temperaturnya 105 C – 110 C, lalu di biarkan selama 24 jam lalu dikeluarkan cawan
yang berisi tanah tadi dari oven kemudian di timbang untuk menentukan nilai (c) gr
(Nurhidayati.2006) dalam (Ramdani.2014).
6
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat praktikum mengenai pengamatan tentang kandungan air tanah
yaitu dilaksanaknan pada hari Jumat, 5 Juni 2015 pukul 09.00-10.00 WITA dan bertempat di
Laboratorium Silvikultur dan Teknologi Hasil Hutan, Program Studi Kehutanan, Universitas
Mataram.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum pengamatan kandungan air tanah ini
adalah:
1. Cawan
2. Benang
3. Oven
4. Kertas label
5. Timbangan analitik
6. Kain kasa
2.1.1 Bahan
1. Air
2. Sampel tanah badung.
3.3 Langkah Kerja
3.3.1 Kadar lengas kering angin
Adapun langkah kerja dalam melakukan praktikum ini mengenai kadar lengas kering
angin yaitu:
1. Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ditimbang cawan kosong bersih dan nyatakan berat cawan dengan (a) gram.
3. Dimasukkan sampel tanah kering angin kedalam cawan kosong sampai separuh penuh,
kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik lalu nyatakan dengan (b) gram.
4. Dimasukkan cawan yang berisi tanah tersebut ke dalam oven yang telah diatur
temperaturnya 105°C - 110°C, lalu dibiarkan selama 24 jam.
5. Dikeluarkan dari oven kemudian di timbang kembali menggunakan timbangan analitik,
lalu catat dan nyatakan dengan (c) gram.
3.3.2 Kadar Lengas contoh Tanah Kapasitas Lapang
7
1. Ditimbang cawan kosong bersih dan nyatakan berat cawan dengan (a) gram.
2. Di isi sampel tanah ke dalam cawan separuh penuh.
3. Diletakkan sampel tanah diatas kain kasa kemudian bungkus tanah tersebut dengan kain
kasa lalu di ikat menggunakan benang.
4. Dipindahkan contoh tanah yang telah di lapisi kain kasa kedalam wadah yang berisi air dan
dibiarkan sampai jenuh.
5. Kemudian diangkat kain kasa yang berisi tanah dan ditiriskan selama 24 jam.
6. Dimasukkan contoh tanah yang sudah ditiriskan kedalam cawan, kemudian ditimbang dan
nyatakan dengan (b) gram.
7. Dimasukkan cawan berisi tanah tersebut ke dalam oven yang telah di atur temperaturnya
105°C - 110°C dan di biarkan selama 24 jam.
8. Setelah 24 jam dikeluarkan dari oven dan di timbang menggunakan timbanagn analitik dan
nyatakan dengan (c) gram.
3.3.3 Kadar Lengas Persediaan Air Maksimum
1. Ditimbang cawan kosong bersih dan nyatakan dengan (a) gram.
2. Di isi sampel tanah ke dalam cawan separuh penuh.
3. Dipindahkan sampel tanah ke atas kain kasa lalu di bungkus dan di ikat menggunakan
benang.
4. Di pindahkan contoh tanah yang telah dilapisi kain kasa ke dalam wadah yang berisi air
dan di biarkan sampai jenuh.
5. Setelah jenuh, diangkat kain kasa yang berisi tanah dan di tiriskan sampai air berhenti
menetes.
6. Di masukkan tanah yang sudah diproses terlebih dahulu kedalam cawan kosong, kemudian
di timbang dan nyatakan dengan (b) gram.
7. Setelah di timbang lalu di oven selama 24 jam.
8. Dikeluarkan dari oven kemudian di timbang dan nyatakan dengan (c) gram.
8
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini yaitu:
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Kandungan Air Tanah
Sampel Tanah Kelompok (a) Gram (b) gram (c) gram Kadar Lengas
Tanah
Badung
K6 KA 3.1121 47.6277 36.8971 31.76 %
K6 KL 3.1498 41.2778 29.7296 43.45%
K6 KM 3.2716 48.4636 33.4841 49.58%
Perhitungan
- Kadar Lengas Kering Angin
Kadar Lengas =
𝒃−𝒄
𝒄−𝒂
× 100%
= 47.6277 − 36.8971
36.8971 − 3.1121
x 100%
=
10.7306
33.7850
x 100%
= 31.76%
- Kadar Lengas Kapasitas Lapang
Kadar Lengas =
𝒃−𝒄
𝒄−𝒂
× 100%
= 41.2778 − 29.7296
29.7296 − 3.1498
x 100%
= 11.5482
26.5798
x 100%
= 43.45%
- Persediaan Air Maksimum
Kadar Lengas =
𝒃−𝒄
𝒄−𝒂
× 100%
= 48.4636 − 33.4841
33.4841 − 3.2716
x 100%
= 14.9795
30.2125
x 100%
= 49.58%
9
4.2 Pembahasan
Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dalam pori-pori tanah dalam
suatu tanah tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah,
iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur pasir,
karena butiran-butirannya berukuran lebih, maka setiap satuan berat (gram) mempunyai
luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara. Tanah-tanah
bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang
lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi.
Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur kasar.
Berdasarkan hasil praktikum tentang kandungan air tanah, kadar lengas tanah pada
contoh tanah kering angin oleh kelompok 6 memiliki kadar lengas kering angin 31.76%,
kadar lengas kapasitas lapang memiliki kadar lengas sebesar 43.45%, dan persediaan air
maksimum memiliki kadar lengasa sebesar 49.58%. Terlihat perbedaan kadar lengas diantara
ketiganya. Ini dikarenakan pada contoh tanah kering angin tidak ditambahkan dengan air
sehingga jumlah air yang dipertahankan tidak sebanyak tanah yang telah menerima air. Jenis
tanah yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel tanah badung yang memiliki tekstur
liat, Tanah ini memiliki kemampuan menahan air lebih besar. Tanah badung mencapai
kapasitas menahan maksimal ketika jumlah air maksimal yang didapat untuk ditampung tanah
ketika diberi perlakuan penambahan air. Pada saat kapasitas ini tercapai semua pori-pori tanah
telah jenuh oleh air, air bergerak kedalam (dasar) tanah karena adanya gaya gravitasi.
Kapasitas lapang tanah tercapai ketika air telah turun sama sekali, terlihat pada dasar mulai
menetes air secara perlahan seperti yang dikemukakan oleh sudarmono (1997) bahwa
kapasitas lapang dapat ditandai dengan keluarnya air siraman dari dalam tanah pada pot. Pada
tanah badung, kontak air dengan tanah tinggi karena permukaan kontak antara tanah liat
didominasi pori-pori mikro.
Dalam praktikum ini, contoh tanah kering yang diuji dengan oven pada suhu 105oC-
110oC selama 24 jam bertujuan untuk menghilangkan semua lengas yang terdapat dalam
sampel sehingga perbandingan selisih antara berat sebelum dioven dan sesudah dioven
merupakan berat lengas tanah. Bahan organik dapat membantu penyimpanan/penyekap air.
Hal ini karena ukuran bahan organik yang berupa koloid sehingga mempunyai luas
permukaaan jenis yang cukup besar. Relief dan topografi mempengaruhi lengas tanah
berhubungan dengan kecepatan mempengaruhi lengas tanah berhubungan dengan kecepatan
infiltrasi air dan perannya dalam mempercepat kehilangan lengas tanah melalui aliran
10
permukaan. Iklim yang berpengaruh besar terhadap lengas tanah adalah curah hujan dan
penguapan atau evaporasi. Dikarenakan kedua faktor tersebut menetukan jumlah air yang
terdapat dalam tanah.
Kapasitas lapang adalah kandungan lengas maksimum yang tersedia untuk pertumbuhan
tanaman. Pengukuran dapat dilaksanakan dengan membasahi tanah sampai lewat jenuh
kemudian dibiarkan air mengatur bebas karena gravitasi. Dalam praktikum ini, pada cawan
nomor 2 diberi perlakuan berupa penambahan air dan dioven selama 24 jam sebagai salah
satu penggambaran faktor yang mempengaruhi besarnya lengas tanah. Pengaruh tentang kadar
lengas sangatlah penting, karena kadar lengas mempengaruhi proses serapan hara dan
pernapasan akar tanaman dengan mengetahui kadar lengas dalam tanah dapat dilakukan
tindakan, terutama yang berhubungan denga manajemen sumber daya air. Tanah yang baik
memiliki kadar lengas yang sesuai dengan kebutuhan tanaman yang dibudidayakan. Apabila
kadar lengas rendah maka dapat diatasi dengan menambahkan jumlah air secara intensif dan
teratur, menambah bahan organik, ataupun menggunakan mulsa untuk mengurangi
penguapan. Sedangkan apabila kadar lengas makin tinggi maka dapat diatasi dengan
membuat saluran drainase.
Persediaan air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau
partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah. Tektur tanah yang halus menyebabkan
porositasnya rendah sehingga mampu menahan air. Tinggi rendahnya kadar air maksimum
tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda pula.
Pada percobaan ketiga, tanah badung memiliki tekstur yang liat sehingga kemampuan
menahan air lebih tinggi. Hal ini terbukti dari hasil percobaan yang telah kami lakukan yaitu
persediaan air maksimum mencapai 49.58%. Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban
yang ditahan oleh tanahsesudah terjadi drainase dan kecepatan gerakan air kebawah menjadi
sangat lambat. Keadaan ini terjadi 2-3 hari sesudah hujan jatuh yaitu bila tanah cukup mudah
ditembus oleh air, kapasitas lapag tanah di ketahui setelah 2 minggu setelah penanaman.
Kapasitas lapang sangat penting pua karena dapat menunjukkan kandungan maksimum dari
tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah
sampai lapisan dibawahnya. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa air kapasitas lapang berasal
dari sisa air gravitasi yang turun kebawah.
11
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat dismpulkan bahwa :
1. Dari hasil peraktikum yang dilakukan kita dapat menyimpulkan berapa jumlah kering
angin, kapasitas lapang dan kapasitas air maksimum yang terdaapat pada sampel tanah
badung yang di amati.
2. Data hasil perhitungan ini berbeda-beda dari tiap-tiap kelompok. ini bisa terjadi mungkin
karena kita menggunakan sampel tanh yang berbeda-beda atau mungkin ada faktor internal
atau paktor eksternal lain yang mempengaruhi sehingga hasil perhitungan yang didapatkan
oleh tiap-tiap kelompok itu bisa berbeda –beda.
5.2 Saran
Adapun Saran dari praktikan untuk praktikum ini yaitu :
1. Untuk Laboratorium agar alat-alat praktikum ditambah lagi supaya kita lebih enak dalam
melakukkan praktikumnya.
2. Untuk Coass supaya lebih terampil lagi dalam membimbing praktikan
3. Untuk praktikan agar mengikuti praktikum dengan tertib dan tenang agar praktikum kita
berlangsung dengan suasana yang nyaman.
12
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik. Salah satunya adalah struktur tanah. Struktur
tanah merupakan salah satu sifat morfologi tanah yang dapat diamati secara langsung.
Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukkan kenampakan-kenampakan,
ciri-ciri dan sifat-sifat umum dalam suatu profil tanah (Anonim.2010) dalam (Ramdani.2014).
Ciri-ciri morfologi tanah merupakan petunjuk dari proses-proses yang pernah dialami
sesuatu jenis tanah selama pelapukan, pembentukan dan perkembangannya. Perbedaan faktor-
faktor pembentuk tanah, akan meninggalkan ciri dan sifat tanah yang berbeda pula pada suatu
profil tanah (Hanafiah.2010) dalam (Ramdani.2014).
Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah
secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat.
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-
partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses
pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat
relatif disusun satu sama lain (Hanafiah.2010) dalam (Ramdani.2014).
Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik, salah satunya adalah struktur tanah. Struktur
tanah merupakan salah sastu sifat morfologi tanah yang dapat di amati secara langsung.
Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukan kenampakkan- kenampakkan.
Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah
secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat.
Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana pariikel pasir. Debu dan liat relatif disusun
satu sama lain. Dengan menentukan berat volume (BV), berat jenis (BJ) dan porositas tanah
dapat membedakan antara struktur yang ada. Kaitannya dengan daya serap air, struktur tanah
mempengaruhi karena berdasarkan dari pori-pori tanah yang besar bermanfaat untuk aerasi
dan lufiltrasi. Sedangkan pori-pori yang kecil untuk menyimpan lengsas, (Ananto, 2010)
dalam (Ramdani.2014).
1.2 Tujuan Peraktikum
Adapun tujuan di adakannya praktikum ini yaitu :
1. Untuk menentukan dan menetapkan massa tanah (BV)
2. Untuk menghitung porositas tanah
13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet bumi, yang
mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad
hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jngka waktu
tertentu pula. Berdasrkan definisi tanah, dikenal lima macam faktor pembentuk tanah yaitu
iklim, kehidupan, bahan induk, topografi, dan waktu ( Bale, 2001) dalam (Ramdani.2014).
Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik, salah satunya adalah struktur tanah. Struktur
tanah merupakan salah sastu sifat morfologi tanah yang dapat di amati secara langsung.
Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukan kenampakkan- kenampakkan.
Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah
secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat.
Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana pariikel pasir. Debu dan liat relatif disusun
satu sama lain. Dengan menentukan berat volume (BV), berat jenis (BJ) dan porositas tanah
dapat membedakan antara struktur yang ada. Kaitannya dengan daya serap air, struktur tanah
mempengaruhi karena berdasarkan dari pori-pori tanah yang besar bermanfaat untuk aerasi
dan lufiltrasi. Sedangkan pori-pori yang kecil untuk menyimpan lengsas, (Ananto, 2010)
dalam (Ramdani.2014).
Struktur lempung mempunyai ketebalan kurang dari 1 mm sampai lebih dari 10 mm.
Prisma dan tiang antara kurang ddari 10 mm sampai lebih dari 100 mm. Gumpal antara
kurang dari 100 mm sampai lebih dari 50 mm. Gramula kurang dari 5 mm sampai lebih dari
50 mm. Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau
ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Ketahanan sruktur tanah
dibedakan menjadi tingkat perkembangan tanah ( butir- butir struktur tanah mudah hancur)
tingkat perekambangan sedang ( butir- butir struktr tanah agak sukar hancur0 dan tingkat
perkembangan kuat ( butir- butir struktur tanah sukr hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah
dan tingkat kelembabapan tanah (Anonim, 2013) dalam (Ramdani.2014).
Komponen-komponen tanah yang mengikat fraksi pasir dan debu membentuk struktur
yang tersusun adalah liat, bahan organik dan seskuioksida. Bila ikatan antara partikel-partikel
tanah lemah, tenaga mekanik akan mudah menceraikan partikel- partikel tanah ddan
akibatnya pori-pori tanah bertutup dan continuitas pori-pori tanah terganggu, (Team Asisten,
2010) dalam (Ramdani.2014).
14
Adapun pengaruh struktur tanah terhadap tanaman yaitu terjadi secara langsung, struktur
tanah yang lemah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan
dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang
padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah lemah
umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh
pada tanah yang berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah
berstruktur ringan lebih cepat persatuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah
kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada tiap pori-pori tanah yang memang
tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu, akar memiliki kesempatan untuk bernafas
secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada tanah yang padat. Sebaliknya
bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang berteksturhalus seperti
tanahyang berlempung tinggi, sulit mrngembangkan akarnya, karena sulit bagi akar utnuk
menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan utnuk
menembus struktur tanah yang padatt, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik, (
Kartaspoetria dan Mulyani, 1997 ) dalam (Ramdani.2014).
Tanah dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain
(disebut lepas,misalnya tanah pasir) atau saling melekat menjadi satu satuan yang padu
(kompak) dan disebut massive atau pejal (Hardjowigeno, 1987) dalam (Ramdani.2014).
Tanah dengan struktur baik (granuler dan remah) mempunyai tata udara yang baik, unsur-
unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang
bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling betsinggungan dengan rapat. Akibatnya
pori-pori tanah banyak yang terbentuk. Di samping itu, struktur tanah harus tidak mudah
rusak (mantap) sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan (Hardjowigeno,
1987) dalam (Ramdani.2014).
15
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum tentang Struktur Tanah ini dilaksanakan pada hari Sabtu 6 Juni 2015 mulai
pukul 08.00 Wita sampai dengan selesai. Kegiatan prktikum ini dilaksanakan di Laboratorium
Silvikultur dan Teknlogi Hasil Hutan, Program Studi Kehutanan, Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada kegiatan praktikum ini adalah ring sampel, timbangan
analitik, oven, palu, dan cutter.
Adapun bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum ini adalah contoh tanah.
3.3 Prosedur Kerja
Adapun langkah-langka yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan permukaan tanah yang akan di gali dari penutupan tumbuhan, serasah, dan
kemudian meratakannya.
2. Membuat garis persegi panjang pada tanah yang akan digali.
3. Menggali tanah pada area yang sudah di garis tersebut sampai kedalaman 20 cm.
4. Meletakkan tabung silinder arah vertical terhadap permukaan tanah yang akan di ambil
dengan bagian yang tajam berada pada sisi yang bersinggungan.
5. Meletakkan tabung silinder perlahan-lahan dengan tekanan yang merata.
6. Menggali tanah di sekeliling tabnng silinder sehingga tabung silinder itu dapat diambil
secara bersama-sama dalam keadaan tabung tetap bertautan.
7. Menutup kedua mulut tabung silinder dengan penutup yang sudah tersedia
8. Contoh tanah di bawah ke laboratorium untuk di analisis.
9. Menimbang contoh tanah utuh (= a gram) yang di ambil ,tersebut pada timbangan analitik.
10. Contoh tanah utuh yang telah di timbang tersebut di keringkan dengan temperatur 105°C
bersama tabung silindernya selama 24 jam.
11. Menimbang tanah yang telah di ovenkan (= c gram) dan menghitung volume tanah utuh
dengan menggunakan data diameter dalam dan tinggi tan=bung silinder (= b gram).
16
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatam
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Struktur Tanah
Sampel
tanah
a B C D r t BJ BV
Tanah
Badung
102
gram
254
gram
229
gram
5.2 cm 2.6 cm 5.1 cm 2.65
cm3
1.17
cm3
Perhitungan
- Volume Tanah (V)
V = π. r2. t
= 3.14 x (2.6)2. X 5.1
= 108.255 cm3
- Menghitung Berat Volume (BV) Tanah
BV =
Bobot tanah kering
Volume tanah
=
Massa tanah kering (c)− Massa ring kosong (a)
π.r.r.t
=
229 − 102
3,14 × 2,6 × 2,6 ×5.1
=
127
108.255
= 1.17 g/cm3
- Menghitung Porositas Tanah
% Pori = ( 1 −
BV
BJ
) × 100%
= ( 1 −
1.17
2.65
) × 100%
= ( 1 − 0,44 ) × 100%
= 0, 56 × 100%
= 56 %
17
4.2 Pembahasan
Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet bumi, yang
mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad
hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka
waktu tertentu pula. Berdasrkan definisi tanah, dikenal lima macam faktor pembentuk tanah
yaitu iklim, kehidupan, bahan induk, topografi, dan waktu.
Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik, salah satunya adalah struktur tanah. Struktur
tanah merupakan salah sastu sifat morfologi tanah yang dapat di amati secara langsung.
Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukan kenampakkan- kenampakkan.
Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah
secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat.
Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana pariikel pasir. Debu dan liat relatif disusun
satu sama lain. Dengan menentukan berat volume (BV), berat jenis (BJ) dan porositas tanah
dapat membedakan antara struktur yang ada. Kaitannya dengan daya serap air, struktur tanah
mempengaruhi karena berdasarkan dari pori-pori tanah yang besar bermanfaat untuk aerasi
dan lufiltrasi. Sedangkan pori-pori yang kecil untuk menyimpan lengsas.
Hasil dari percobaan ini dengan yang pertama menimbang berat dari ring sample dan di
dapatkan hasil 102 gram. Setelah itu di ambilnya tanah sample di kebun dengan menggunakan
ring sample dengan kedalaman tanah 20 cm . setelah itu di bawa ke laboratorium dan
ditimbang mendapatkan hasil 254 gram dan di masukkan ke dalam oven kmudian setelah di
oven di dapatkan hasil tanah 229 gram. Yang tinggi ring samplenya 5,1 cm, diameter ring
sample 5,2 cm, dan jari-jari ring sample 2,6 cm.
Struktur lempung mempunyai ketebalan kurang dari 1 mm sampai lebih dari 10 mm.
Prisma dan tiang antara kurang ddari 10 mm sampai lebih dari 100 mm. Gumpal antara
kurang dari 100 mm sampai lebih dari 50 mm. Gramula kurang dari 5 mm sampai lebih dari
50 mm. Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau
ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Ketahanan sruktur tanah
dibedakan menjadi tingkat perkembangan tanah ( butir- butir struktur tanah mudah hancur)
tingkat perekambangan sedang ( butir- butir struktr tanah agak sukar hancur0 dan tingkat
perkembangan kuat ( butir- butir struktur tanah sukr hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah
dan tingkat kelembabapan tanah.
Komponen-komponen tanah yang mengikat fraksi pasir dan debu membentuk struktur
yang tersusun adalah liat, bahan organik dan seskuioksida. Bila ikatan antara partikel-partikel
18
tanah lemah, tenaga mekanik akan mudah menceraikan partikel- partikel tanah ddan
akibatnya pori-pori tanah bertutup dan continuitas pori-pori tanah terganggu.
Adapun pengaruh struktur tanah terhadap tanaman yaitu terjadi secara langsung, struktur
tanah yang lemah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan
dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang
padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah lemah
umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh
pada tanah yang berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah
berstruktur ringan lebih cepat persatuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah
kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada tiap pori-pori tanah yang memang
tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu, akar memiliki kesempatan untuk bernafas
secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada tanah yang padat. Sebaliknya
bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang berteksturhalus seperti
tanahyang berlempung tinggi, sulit mrngembangkan akarnya, karena sulit bagi akar utnuk
menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan utnuk
menembus struktur tanah yang padatt, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik.
19
BAB V. PENUTUP
5.3 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum Dasar-dasar ilmu Tanah dengan materi Struktur
Tanah yaitu dari hasil pengamatan yang kita lakukan di simpulkan bahwawa :
1. bobot isi tanah diukur dgn menggunakan metode tabung selinder sehingga kita dapat
menetapkan dan mengetahui kerapatan massa tanah (BV) dan mengetahui porositas tanah.
5.2 Saran
Adapun Saran dari praktikan untuk praktikum ini yaitu :
1. Untuk Laboratorium agar alat-alat praktikum ditambah lagi supaya kita lebih enak dalam
melakukkan praktikumnya.
2. Untuk Coass supaya lebih terampil lagi dalam membimbing praktikan
3. Untuk praktikan agar mengikuti praktikum dengan tertib dan tenang agar praktikum kita
berlangsung dengan suasana yang nyaman.
20
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tekstur tanah merupakan ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur,
yang mengacu pada kehalusan da n kekasaran tanah. Lebih khasnya tekstur adalah
perbandingan relatif pasir, debu dan tanah liat. Partikel pasir berukuran relatif lebih besar
dibandingkan dengan yang ditunjukkan oleh partikel-partikel debu dan tanah liat yang
berbobot sama. Tanah yang bertekstur kasar dengan 20% bahan organik atau lebih dan tanah
bertekstur halus dengan 30% bahan organik atau lebih berdasarkan bobot mempunyai sifat
yang di dominasi oleh fraksi organik (Foth, 2000) dalam (Ramdani.2014).
Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan
istilah-istilah khusus ang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan
pentunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk itu digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat, dan
lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat
laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah
pasir, liat dan lempung (Buckman dan Brady, 2002) dalam (Susanto, 2014).
Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah terdapat perbedaan penting
lainnya antara pasir, dan liat beberapa tanah yang dihubungkan dengan kemampuan tanah
tertentu untuk menyediakan elemen-elemen tanaman yang esensial (kesuburan tanah). Pada
umumnya unsur hara yang esensial dapat tersedia sebagai partikel debu, area permukaannya
pergram lebih besar dan tingkat pelapukannya lebih cepat dari pada pasir ang menyebabkan
tanah lebih subur dari pada tanah berpasir. Hukum stookes menghubungkan kecepatan
penurunan sebatas dari suatu bola yang lunak dan kasar dalam suatu cairan yang kental yang
diketahui densitas dan viskositas terhadap diameternya jika dicoba pada kekuatan lapang yang
diketahui (Winarso, 2005) dalam (Ramdani.2014).
Tekstur tanah di bagi menjadi 12 kelas tekstur seperti yang tertera pada Diagram segitiga
tekstur tanah USDA (cit, kohnke). Tabel ini menunjukan bahwa suatu tanah disebut bertekstur
pasir apabila mengandung minimal 85% pasir bertekstur debu apabila terkadar minimal 80%
debu, dan bertekstur liat apabila berkkadar minimal 40% liat. Tanah yang berkomposisi ideal
yaitu 22.5% - 52.5% pasir, 30%-50% debu dan 10%-30% liat disebut bertekstur lempung.
(Kemas Ali Hanafiah, 2010) dalam (Ramdani.2014).
Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butir-butirnya berukuran lebih besar, setiap
saatuan berat mempunyai luas permukaan yaang lebih kecil sehingga suit menyerap
(Menahan air dan unsur hara). Tanah-tanah yang bertekstur liat karena lebih halus maka
21
setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan
menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah-tanah bertekstur halus lebih aktif
dalam reaksi kimia dari pada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003) dalam
(Ramdani.2014).
Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif berat dari pasir, debu dan liat atau
kelompok partikel ukuran lebih kecil dari kerikil. Kelas tekstur tanah perlu diketahui karena
mempunyai hubungan erat dengan kemampuan tanah menyimpan, memengang air, aerasi,
permeabilitas, dan kapasitas tukar kation. Data tekstur tanah juga sangat diperlukan untuk
evoluasi tata air tanah, konduktivitas dan kekuatan tanah (Ariyanto, 2010) dalam
(Ramdani.2014).
Dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah
ditunjukkan dalam sebaran besar butir (particle size distribution) yang merupakan
penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih
besar / kasar dari pasir (Bale. 2001) dalam (Junaidi, 2014)
Tekstur tanah penting untuk kita ketahui karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah
tersebut (fraksi padat, cair, dan gas) akan menentukan sifat-sifat fisika, fisika - kimia, dan
kimia tanah. Alasan lainnya adalah karena tekstur mempunyai hubungan erat dengan
kemampuan tanah menyimpan dan memegang air, aerasi serta permeabilitas, kapasitas tukar
kation dan kesuburan tanah. Data tekstur juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air,
retensi air, konduktivitas hidrolik dan kekuatan tanah (Hardjo, 2003) dalam (Junaidi, 2014)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran tekstur tanah menggunakan metode pengendapan.
2. Menetapkan kelas tekstur tanah secara kuantitatif.
3. Menetapkan fraksi pasir, debu, liat.
22
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah dapat ditemukan hampir dimana saja dan kiranya tanah itu selalu bersama
kita.Karena itu kebanyakan orang tidak pernah berusaha menentukan apakah tanah
itu,darimana asalnya dan bagaimana sifatnya.Mereka tidak memperhatikan bagaimana tanah
itu di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. Tanah juga merupakan komponen
hidup dari lingkungan yang penting.Bila tanah disalahgunakan, tanaman menjadi kurang
produktif. Bila ditangani secara hati-hati dengan memperhatikan tabiat fisik dan biologinya,
akan terus menerus menghasilkan tanaman dalam beberapa generasi yang tidak terhitung (Lal,
1979) dalam (Junaidi, 2014)
Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan
istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan
petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan
lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat
laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah
pasir, liat dan lempung (Buckmandan Brady, 1992) dalam (Junaidi, 2014).
Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan oleh
perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran, terutama
perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran 2 mm ke bawah
(Notohadiprawito, 1978) dalam (Junaidi, 2014).
Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan
sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, fraksi debu dan fraksi liat
(Hanafiah, 2008) dalam (Ramdani.2014).
Tekstur tanah dapat menentukan sifat-sifat fisik dan kimia serta mineral tanah. Partikel-
partikel tanah dapat dibagi atas kelompok-kelompok tertentu berdasarkan ukuran partikel
tanpa melihat komposisi kimia, warna, berat, dan sifat lainnya. Analisis laboratorium yang
mengisahkan hara tanah disebut analisa mekanis. Sebelum analisa mekanis dilaksanakan,
contoh tanah yang kering udara dihancurkan lebih dulu disaring dan dihancurkan dengan
ayakan 2 mm. Sementara itu sisa tanah yang berada di atas ayakan dibuang. Metode ini
merupakan metode hidrometer yang membutuhkan ketelitian dalam pelaksanaannya. Tekstur
tanah dapat ditetapkan secara kualitatif dilapangan (Hakim, 1986) dalam (Ramdani.2014).
Dalam penetapan tekstur tanah ada tiga jenis metode yang biasa digunakan yaitu metode
feeling yang dilakukan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan telunjuk),
metode pipet atau biasa disebut dengan metode kurang teliti dan metode hydrometer atau
23
disebut dengan metode lebih teliti yang didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya
partikel-partikel tanah di dalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang
berkerapatan sama dalam suatu larutan akan meningkat secara linear apabila radius partikel
bertambah secara kuadratik (Hardjowigeno, 1995) dalam (Junaidi, 2014).
24
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat, 19 Juni 2015 pukul 09.00 – 10.00
WITA di laboraturium Silvikultur dan Teknologi Hasil Hutan Program Studi Kehutanan
Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Tabung kocok
2. Plastik es
3. Karet
4. Cawan
5. Timbangan
3.2.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Sample tanah badung 10 gr
2. Aquadest
3. NaOH 1 N 10ml
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Diambil contoh tanah yang sudah disiapkan sebelumnya
2. Ditimbang tanah menggunakan cawan sebanyak 10gr lalu dimasukan tanah kedalam
tabung kocok.
3. Dimasukan larutan NaOH 1 N kedalam tabung kocok dan ditambahkan juga aquadest
sampai batas takar pada tabung 45ml.
4. Kocok tanah yang sudah dicampur dengan larutan ±5 menit dan di diamkan selama ±25
menit.
5. Kemudian dituangkan larutan kedalam tabung yang kedua sampai semua fraksi debu
masuk dan di diamkan selama ±15 menit.
6. Dituangkan larutan kedalam tabung tiga sampai semua fraksi liat masuk dan di diamkan
selama beberapa saat.
7. Amati berapa persen fraksi pasir, debu, dan liat pada ketiga tabung.
25
8. Dihitung %𝑃𝑎𝑠𝑖𝑟 =
𝐼
15
𝑥100% , %𝐷𝑒𝑏𝑢 =
𝐼𝐼
15
𝑥100%, %𝐿𝑖𝑎𝑡 = 100 − (%𝐼 + %𝐼𝐼).
26
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dalam peraktikum ini yaitu:
Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Tekstur tanah
Sampel Tanah % Pasir % Debu % Liat Tipe Tekstur
Tanah Badung 33.33 % 10 % 56.67 % C (Clay) / Liat
Perhitungan
% Pasir =
I
15
x 100 %
=
5
15
x 100 %
= 33.33 %
% Debu =
II
15
x 100 %
=
1.5
15
x 100 %
= 10 %
% Liat = 100 – (% I + % II )
= 100 – (33.33 % + 10 %)
= 100 – 43.33 %
= 56.67 %c
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan tanah inseptisols, maka diperoleh tiga lapisan yang
mempunyai tekstur tanah yang berbeda – beda. Tekstur lapisan pertama tanah inseptisols
adalah liat berpasir. Hal ini disebabkan karena tekstur tanahnya halus dan memiliki pori–pori
besar sehingga mudah menyerap air dan dilalui udara (permeabel). Selain itu, tanah jenis ini
juga memiliki kemampuan menyimpam hara tanaman yang sangat kecil sehingga harus sering
kali mendapat tambahan air dan hara agar pertumbuhan tanaman yang tumbuh pada tanah
jenis ini produktif. Hal ini sesuia dengan pendapat Hanafiah (2004) bahwa tanah bertekstur
halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung liat atau bertekstur liat, liat berdebu
atau liat berpasir tetapi air yang ada tidak mudah hilang dari tanah.
27
Tekstur tanah pada lapisan kedua tanah inseptisols adalah lempung berliat. Hal ini
disebabkan karena adanya proses pelapukan batuan induk yang belum matang. Tanah
golongan ini bersifat tidak terlalu lepas atau terlalu lekat atau tidak terlalu padat. Selain itu,
kemampuan menyimpan air dan tata udara tanah ini baik. Hal ini sesuai dengan pendapat
Darmawidjaya (1990) yang menyatakan bahwa tanah jenis ini memiliki tekstur lebih halus
dari pasir gelohan (loamy sand) dengan beberapa mineral lapuk dengan kemampuan menahan
kation dengan fraksi lempung yang sedang - tinggi.
Tekstur tanah pada lapisan ketiga tanah inseptisols adalah liat. Hal ini disebabkan karena
adanya proses pencucian oleh air dari horizon sebelumnya. Pada lapisan ini merupakan
lapisan sub soil, yang mana lapisan ini mempunyai kandungan liat lebih banyak daripada
lapisan 1 dan 2. Selain itu, jenis tanah ini dapat menyimpan air lebih banyak dari pada pasir,
karena memiliki permukaan yang luas yang dapat diseliputi air, akan tetapi peredaran udara
dalam tanah atau aerasi tidak baik. Hal ini juga di dukung dengan pendapat Miller dan
Donahue (1990) bahwa tanah inseptisols terbentuk dari proses pelapukan batuan induk yang
dimana batuan induk yang telah melapuk itu terus mengalami pencucian.
Pembahasan Penetapan kelas tekstur tanah dapat ditentukan dengan dua cara antara lain
secara kuantitatif atau cara aboratorium . Metode ini dilakukan atas dasar kecepatan
pengendapan dalam suspensi tanahnya. Pada pengamatan menggunakan metode kuantitatif ini
didapatkan hasil pasir sebesar 7,7 dan persentaenya sebesar 51,33%, fraksi debu 3,5 dan
presentasenya 23,33% dan fraksi liat sebesar 25,34%.
Dengan menggunakan segitiga tekstur menurut USDA dapat ditentukan kelas tekstur
tanah tersebut adalah sandy clay atau liat berpasir. Metode kuantitatif ini memiliki azas yang
erat kaitannya dengan fase dispersi, dalam hal ini terdapat fase terdispersi dan fase
pendispersi atau mediu. Azas inilah yang dimanfaatkan dalam prose pemisahan tiap fraksi
tersebut. Metode kedua adalah metode kualitatif atau cara penentuan kelas tekstur taah
dilapangan. Penetapan dilapangan dilakukan dengan cara pengulian contoh tanah diantara ibu
jari dan telunjuk pada keadaan lembab. Masing-masing fraksi akan menunjukkan ciri-ciri
tersendiri antara lain pasir pada pengulian akan terasa kasar. Debu terasa licin atau seperti
sabun dan liat pada pengulian akan terasa lengket. Pada percobaan dengan metode kualitatif
digunakan 3 jenis tanah. Tanah E diperoleh presentase fraksi debu sebesar 57%, presentase
liat sebesar 18% dan presentase pasr sebesar 25%. Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan
kelas tekstur tanah E adalah Silty loam atau lempung berdebu. Tanah J diperoleh presentase
fraksi debu sebesar 20%, presentase liat sebesar 20% dan presentase pasir sebesar 67%.
28
Dengan menggunakan segitiga tekstur dapat ditentukan kelas tekstur tanah J adalah empung
berpasir atau sandy loam. Contoh tanah yang terakhir adalah tanah A, diperoleh presentae
fraksi debu sebesar 30%, preentase liat sebesar 55% dan presentase pasir sebesar 15%.
Sehingga dapat ditentukan bahwa kelas tekstur tanah A adalah clay atau liat.
29
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum tekstur tanah tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tekstur tanah merupakan salah satu sifat dasar tanah yang sangat mempengaruhi sifat
tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap pengaruh tanah sebagai media
pertanaman.
2. Penetapan kelas tekstur tanah dapat dilakukan secara kualitatif (cara lapangan) dan secara
kuantitatif (cara laboratorium).
3. Pada percobaan metode kuantitatif didapatkan hasil fraksi debu 23,33%, pasir 51,33%
dan lit 25,34% sehingga termasuk kelas tekstur sandy clay atau liat berpasir
4. Penetapan kelas tekstur tanah dengan metode kualitatif tidak begitu efektif karena
memerlukan keterampilan dan pengalaman dari peneliti itu sendiri.
5.2 Saran
Adapun Saran dari praktikan untuk praktikum ini yaitu :
1. Untuk Laboratorium agar alat-alat praktikum ditambah lagi supaya kita lebih enak dalam
melakukkan praktikumnya.
2. Untuk Coass supaya lebih terampil lagi dalam membimbing praktikan
3. Untuk praktikan agar mengikuti praktikum dengan tertib dan tenang agar praktikum kita
berlangsung dengan suasana yang nyaman.
30
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu sifat kimia tanah yang sangat perlu diketahui adalah tingkat keasaman (pH)
tanah dan juga daya hantar listrik tanah yang bersangkutan. Beberapa tanaman tertentu
memerlukan kondisi tanah dengan berbagai tingkat keasaman tertentu. Tidak semua tanaman
mampu hidup pada tanah dengan kondisi pH yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Dengan
mengetahui tingkat keasaman tanah, kita dapat dengan mudah mengetahui jenis tanaman apa
saja yang dapat kita manfaatkan pada kondisi tanah tersebut (Nurhidayanti.2006) dalam
(Ramdani.2014).
Dalam tanah terdapat ion H+. Negatif log konsentrasi dari ion H disebut pH tanah. Nilai
pH tanah menentukan tingkat reaksi tanah, apakah tergolong masam, netral, atau basa.
Konsentrasi ion H dalamlarutan tanah disebut kemasaman aktif (actual), sedangkan
konsentrasi ion H yang terjerap pada kompleks jerapan (koloid tanah) disebut kemasaman
cadangan (potensial) (Hanafiah, 2008) dalam (Ramdani.2014).
Penetapan kemasaman aktif dilakukan dengan menggunakan pelarut aquades, sedangkan
kemasaman cadangan dengan lautan garam netral, seperti : KCl, BaCl2, dan Naf. Selisih pH
antara larutan garam netral dengan aquades adalah kemasaman cadangan. Perlu diketahui,
umumnya pH H2O lebih besar dari pH Kcl, tetapi pada kasus tertentu, justru sebaliknya. Sifat
ini sering dipakai sebagai penciri terhadap tanah-tanah tertentu di daerah tropis. Misalnya,
bila larutan KCl diganti dengan larutan K2SO4 1N, ternyata selisih pH K2SO4 –H2O
member hasil positif, maka boleh jadi pada horizon tersebut adalah horizon oksik.
Kemasaman atau pH tanah adalah ukuran aktifitas ion hydrogen dalam larutan tanah. Nilai pH
diperoleh dari logaritma negative konsentrasi ion hydrogen (pH = -log H+ ) skala tanah / pH
tanah diperoleh dengan air murni yang mempunyai kadar ion hydrogen sama dengan kadar
ion hydrogen yaitu 10-7 , sehingga PH air murni = - log H+ = - log 10-2 =7,0. Keasaman
tanah (pH) sangat mempengaruhi status ketersediaan dan keseimbangan unsur hara yang di
perlukan tanaman, pada dasarnya setiap jenis tanaman menghendaki pH tanah yang
ditentukan untuk dapay berproduksi secara maksimal, tetapi kebanyakan tanaman
menghindari pH tanah sekitar netral ( sutanto, 2005 ) dalam ( Isnani, 2014).
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dalam
pH. Nilai pH menunjukkan konsentrasi ino ( H+ ). Kemasaman tanah ditentukan oleh
dinamika ion H+ didalam tanah, ion H+ yang terdapat dalam suspensi tanah berada di
31
keseimbangan dengan ion H+ yang terjerap. Akibat dari proses itu, maka di kenal 2 jenis
kemasaman yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial ( handjowigeno, 2003 ) dalam
(Ramdani.2014).
Reaksi tanah sangat mempengaruhi ketrsediaan unsur hara bagi tanaman. Pada reaksi
tanah yang netral yaitu pH 6,5 – 7,5 maka unsur hara tersedia dalam jumlah yang cukuo
banyak pada pH tanah kurang dari 6,0 maka ketersediaan unsur hara fosfer, kalium, belerang,
kalsium, magnesium dan mulibdium menurun dengan cepat. Sedangkan pH tanah lebih besar
dari 8,0 akan menyebabkan unsur-unsur nitrogen, bosi mangan, bosium tembaga dan seng
ketersediaannya relative lebih sedikit ( anonim, 2008 ) dalam (Ramdani.2014).
Di daerah rawa-rawa sering di temukan tanah-tanah sangat maram dengan pH kurang dari
3,0 yang disebut tanah sulfat masam (cat clay) karena banyak mengandung asam sulfat. Di
daerah yng sangat kering (arid) kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0)
karena banyak mengandung garam Na (pairunan, 2000) dalam (Ramdani.2014).
Reaksi tanah atau yang disebut dengan pH tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang
salah satunya adalah terutama didaerah industry, antara lain sulfar yang merupakan hasil
sampingan dari industry gas, jika bereaksi dengan air akan menghasilkan asam listrik yang
secara alami merupakan komponen renik hujan. Hujan asam juga terjadi sebagai akibat
meningkatnya penggunaan dan pembakaran fosil-fosil padat yang menimbulkan gas-gas
sulfur dan nitrogen yang kemudian bereaksi dengan air hujan (haniafiah, 2004) dalam (
Isnani, 2014).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengukur pH tanah aktual dan potensial.
2. Menentukan muatan tanah melalui pengukuran pH.
32
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Keasaman atau kealkalian atau pH tanah adalah log kepekatan ion-ion H+ dalam larutan
sisitem tanah. Kepekatan ion-ion dalam larutan ssistem tanah ini berkesetimbangan dengan
OH- tidak terdisosiasi senyawa-senyawa dapat larut dan tidak larut yang ada dalam system
jadi pH tanah menunjukkan takaran ion H+ trdisosiasi, di tambah H+ terdisosiasi dalam tanah
(Poerwidodo,1992) dalam (Junaidi, 2014).
Kemasaman berpengaruh pada ketersediaanya atau tidak tersedianya hara tanaman.
Dalam hal ini kita mengenal pH tanah. pH tanah adalah suatu ukuran aktifitas ion hydrogen di
dalam larutan aior tanah dan dapat di pakai sebagai ukuran bagi keasaman tanah. Hara adalah
log dari harga kebalikan Cons ion Hidrogen (Kartasapoetra, 2004) dalam (Junaidi, 2014).
Pengukuran pH tanah di lapangan dengan prinsip kalori meter dengan menggunakan
indicator (larutan, kertas lakmus), yang menunjukkan warna tertentu pada pH berbeda.
Kesalahan pengukuran dapat terjadi antara 0,1 – 0,5 unit pH atau bahkan lebih besar karena
pengaruh pengenceran dan faktor-faktor lain. Untuk mengukur pH basa kuat di lapangan,
indikator fenolptalin yang tidak berwarna sangat bermanfaat karena akan berubah menjadi
ungu sampai merah pada pH 8,3 – 10. Kondisi yang sama pada pengukuran pH di lapangan
pada kondisi luar biasa asam dihunakan indikator Brom Cresol Green (0,1 gram dilarutkan
pada 250 ml 0,006N NaOH) yang berubah dari hijau sampai kuning pada pH 5,3 dan yang
lebih rendah dari pada 3,8. Untuk mengetahui pH tanah di lapangan, secara umum dapat
digunakan indikator universal / campuran (Mohr, 1972) dalam (Junaidi, 2014).
Air bersifat netral karena konsentrasi H+ dan OH+ yang sama. Pada keadaan nbetral, pH
adalah 7. Suatu ukuran skala pH digunakan untuk memudahkan menyatakan konsentrasi H+
yang sangat kecil di dalam air maupun di dalam berbagai system hayati penting. Kation-
kation yang dapat dipertukarkan terserap dengan tenaga yang cukup besar untuk
memperlambat pencuciannya dari tanah, tetapi sejumlah kation yang cukup besar mengalami
disosiasi dari permukaan perukaran kation yang terdapat dalam larutan dimana kation itu siap
untuk digunakan tanaman. Pada disosiasi, basa yang dapat dipertukarkan menyebabkan
terjadinya hidrolisis sehingga dihasilkan ion-ion OH- (Foth, 1994) dalam (Junaidi, 2014).
Sifat kemasaman tanah ada dua jenis, yaitu kemasaman aktif dan memasaman potensial.
Reaksi kemasaman aktif ialah yang diukurnya konsentrasi ion H+ yang terdapat pada
pemakaian sehari-hari. Reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat ditukar
baik yang terjerap olehn kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam larutan.
Sejumlah senyawa menyumbang pada pengembangan reaksi tanah yang asam ataupun basa.
33
Asam-asam organik dan anorganik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan organic tanah.
Menentukan kemasaman tanah ada beberapa alat ukur reaksi tanah yang dapat digunakan.
Alat yang murah ialah kertas lakmus yang bentuknya berupa gulungan kertas kecil
memanjang. Alat lain yang harganya sedikit mahal tetapi dapat dipakai berulang-ulang
dengan hasil pengukuran lebih akurat adalah pH tester dan soil tester (Hardjowigeno S, 1987)
dalam (Junaidi, 2014).
Reaksi tanah atau pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan dalam tanah. Ia didefinisikan
sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Sejumlah proses dalam tanah
dipengaruhi oleh reaksi tanah dan biokimia tanah yang berlansung spesifik. Pengaruh lansung
terhadap laju dekomposisi mineral tanah dan bahan organik, pembentukan mineral lempung
bahkan pertumbuhan tanaman. Pengaruh tidak lansungnya terhadap kelarutan dan
ketersediaan hara tanaman. sebagai contoh perubahan konsentrasi fosfat dengan perubahan
pH tanah. Konsentrasi ion H+ yang tinggi bisa meracun bagi tanaman (Weny, 2009) dalam
(Basuki, 2014).
Secara teoritis, angka pH berkisar antara 1 sampai 14. Angka satu berarti kepekatan ion
hidrogen di dalam tanah ada 10 - 1 atau 1/10 gmol/l. Tanah pada kepekatan ini sangat asam.
Sementara angka 14 berarti kepekatan ion hidrogennya 10-14 gmol/l. Tanah pada angka
kepekatan ini sangat basa. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah
skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional (Winarso, S.2005) dalam (Jalaludin, 2013).
Tanah masam adalah tanah yang memiliki nilai PH kurang dari 5,5, baik berupa lahan
kering maupun lahan basah, semakin rendah pH tanahnya maka semakin ekstrim
kemasamannya. Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen di dalam
tanahtersebut. Bila kepekatan ion hidrogen di dalam tanah terlalu tinggi maka tanah akan
bereaksi asam, sebaliknya bila kepekatan ion hidrogen terlalu rendah maka tanah akan
bereaksi basa. Pada kondisi ini kadar kation OH- lebih tinggi dari ion H+ (weny, 2009)
.
34
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKU
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun praktikun ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 Juni 2015 pukul 09.00 -10.00
WITA di laboraturium Silvikultur dan Teknologi Hasil Hutan Program Studi Kehutanan
Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Timbangan
2. pH meter
3. Tabung kocok
4. Cawan
5. Plastik es
6. Gelas ukur
3.2.2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1. Sample tanah badung 10 gr
2. Air netral
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Ditimbang contoh tanah 10 gr.
2. Ditambahkan 20 ml air netral.
3. Dikocok larutan yang berisi tanah selama ±30 menit dan didiamkan selama ±5 menit.
4. Diukur pH tanah menggunakan pH meter dan dicatat hasilnya.
35
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan pH Tanah
Sampel Tanah pH Suhu keterangan
Tanah Badung 6.929 26.2oC Netral
4.2 Pembahasan
Di Indonesia umumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0 – 5,5 sehingga tanah
dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak
masam. Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH kurang
dari 3,0 yang disebut tanah sangat masam karena banyak mengandung asam sulfat.
Pada umumnya reaksi tanah baik tanah gambut maupun tanah mineral menunjukkan
sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH
menunjukkan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar
ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion
lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya sebanding dengan banyaknya H+. Pada
tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-. Sedangkan pada tanah alkalis
kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah
bereaksi netral yaitu mempunyai pH 7.
Bila tanah terlalu asam atau terlalu basa maka tanaman akan tumbuh kurang sempurna
sekalipun masih bisa tumbuh dan menghasilkan buah. Memang ada beberapa tanaman
tertentu yang senang di tanah asam ataupun basa. Ketersediaan unsur hara makro di dalam
tanah ini sedikit sedangkan hara mikro seperti Besi dan Aluminium tinggi. Hal ini
mengakibatkan tanaman kekurangan hara dan keracunan.
Salah satu upaya yang ditempuh dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki lahan
masam adalah dengan menurunkan keasaman dan meningkatkan kejenuhan basa yang
diperoleh dengan pemberian kapur serta pemupukan. Dengan adanya peningkatan kejenuhan
basa, maka pH tanah naik dan unsur hara relatif lebih mudah tersedia.
Pada pembuatan makalah kali ini, kami ingin mengetahui lebih lanjut penyebab
kemasaman tanah dan upaya peningkatan pH serta potebsi pemanfaatanya untuk tanaman.
Reaksi tanah atau pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan dalam tanah. Ia didefinisikan
36
sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Sejumlah proses dalam tanah
dipengaruhi oleh reaksi tanah dan biokimia tanah yang berlansung spesifik. Pengaruh lansung
terhadap laju dekomposisi mineral tanah dan bahan organik, pembentukan mineral lempung
bahkan pertumbuhan tanaman. Pengaruh tidak lansungnya terhadap kelarutan dan
ketersediaan hara tanaman. sebagai contoh perubahan konsentrasi fosfat dengan perubahan
pH tanah. Konsentrasi ion H+ yang tinggi bisa meracun bagi tanaman.
Secara teoritis, angka pH berkisar antara 1 sampai 14. Angka satu berarti kepekatan
ion hidrogen di dalam tanah ada 10 - 1 atau 1/10 gmol/l. Tanah pada kepekatan ini sangat
asam. Sementara angka 14 berarti kepekatan ion hidrogennya 10-14 gmol/l. Tanah pada
angka kepekatan ini sangat basa. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara
eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah
skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional.
Tanah masam adalah tanah yang memiliki nilai PH kurang dari 5,5, baik berupa lahan
kering maupun lahan basah, semakin rendah pH tanahnya maka semakin ekstrim
kemasamannya. Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen di dalam
tanahtersebut. Bila kepekatan ion hidrogen di dalam tanah terlalu tinggi maka tanah akan
bereaksi asam, sebaliknya bila kepekatan ion hidrogen terlalu rendah maka tanah akan
bereaksi basa. Pada kondisi ini kadar kation OH- lebih tinggi dari ion H+.
37
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam peraktikum ini yaitu:
1. Reaksi tanah menunjukkan keasaman dan kebasaan tanah dan dinyatakan sebagai pH.
2. Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen yang beredar di
dalam tanah tersebut. Bila kepekatan ion hidrogen (H+ ) di dalam tanah tinggi maka
tanah disebut asam Sebaliknya, bila kepekatan ion hidrogen terlalu rendah maka tanah
disebut basa. Pada kondisi ini kadar kation OH- lebih tinggi dari H+.
3. Reaksi tanah dibedakan menjadi kemasaman (reaksi tanah) aktif dan potensial. Reaksi
tanah aktif ialah yang diukurnya konsentrasi hidrogen yang terdapat bebas dalam larutan
tanah. Reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat tukar baik yang
terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalarn larutan.Tanah masam
karena kandungan H+ yang tinggi dan banyak ion AL3+ yang bersifat masam karena
dengan air ion tersebut dapat menghasilkan H+. Di daerah rawa-rawa atau tanah gambut,
tanah masam umumnya disebabkan oleh kandungan asam sulfat yang tinggi.
4. Pengapuran merupakan salah satu cara untuk memperbaiki tanah yang bereaksi asam atau
basa. Tujuan dari pengapuran adalah untuk menaikkan pH tanah sehingga karenanya
unsur-unsur hara menjadi lebih tersedia, memperbaiki struktur tanahnya sehingga
kehidupan organisme dalam tanah lebih giat, dan menurunkan kelarutan zat-zat yang
sifatnya meracuni tanaman dan unsur lain tidak banyak terbuang.
5.2 Saran
Adapun saran dalam peraktikum ini yaitu :
1. sebagai peraktikan harus lebih aktif agar bisa menguasai rumus yang digunakaan.
2. Alat dalam praktikum ini masih kurang dan perlu untuk dilengkapi
38
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Kemas.2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Ananto, 2010. Kandungan tanah dan air di daerah aliran sungai cade. Erlangga: Jakarta.
Anonim. 2013. Panduan praktikum dasar-dasar ilmu tanah edisi II. (http:// www.iptek.net).
Anonim. 2014. Panduan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah .(Http:// Www.
Misouryuniversity.Com).
Anonim. 2010. Reaksi tanah dengan kesuburan tanah. (http://teaksi tanah. Blogspot.com).
Anonim, 2013.http://www.selvikultur.com/tekstur dan struktur tanah. html.
Ariyanto. 2010. Struktur tanah. (http://ariyanto. staff. Pertanian. Uns. Ac.id).
Ariyanto,Dwi.2010. Struktur Tanah. Http://ariyanto_staff.pertanian.uns.ac.id//
Bale, 2001. Dasar-dasar ilmu tanah. Bahan kuliah online: Jakarta.
Bucman, H. O dan N. C. Brady. 2002. Tekstur Tanah. Rata Karya Aksara: Jakarta.
Foth, H. D. 2000. Dasar-dasar Ilmu Tanah edisi VII. (Http://www.iptek.net).
Hanafiah.2007. Pengaruh Pemberian Lapisan Lempung Terhadap Peningkatan Lengas
Tanah Pada Tanah Berpasir. (Http:// Www.Iptek.Net).
Hanafiah,A. K. 2010. Dasar-dasar Ilmu tanah. Raja Grafindo persada: Jakarta.
HardjoWigeno, S. 2003.Ilmu Tanah. Akademika Presindo : Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 2013. Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis. Akademika Pressindo:
Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta. Rineka Cipta.
Kartasapoetra, dkk. 2002. Penentuan intensitas warna tanah. Akademika pressindo: Jakarta
Kartasapoetra dan Mulyani Sutedjo. 1987. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta. Rineka Cipta.
Kartasapoetra, dkk. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta. Rineka Cipta.
Kertaspoetra dan mulyani sutedjo, 1997. Pengantar ilmu tanah. Rineka Cipta: Jakarta.
Nurhidayati, 2006. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian-
Unisma. Malang.
Pairunon, anna K.dkk. 2000. Dasar-dasar ilmu tanah. Badan kerjasama perguruan tinggi
negeri Indonesia timur: NTT.
Sutanto, R. 2005. Kadar Lengas Tanah. Kanisius: Yogjakarta.
Syarief, S. 1994. Sifat-Fisika-Tanah-Bagian-5-Konsistensi.Universitas Andalas. Padang.
Tim Asisten, 2010. Penelitian praktikum dasar-dasar ilmu tanah. Fakultas pertanian.
Universitas Salahudin: makasar
Tim Asisten dan Dosen. 2010. Penuntun Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jurusan Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
39
Weny, 2009.Tanah dan Pengolahan. CV Alfabeta. Bandung.
Winarso ,S. 2005. Penentuan Tekstur Tanah Secara Kualitatif dan Kuantitatif.
(Http://www.wisourye univercity.com).
Wulan. 2011. Penetapan Kadar Air Metode Oven. (Http://Wulaniriky. Wordpress.Com)
Yuliprianto. 2010. Dasar-dasar ilmu tanah devisi perguruan tinggi. PT raja grafindo persada:
Jakarta.

Contenu connexe

Tendances

Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanahHusna Kadir
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)Trisna Monalia
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringanEkal Kurniawan
 
5 panca usaha tani
5 panca usaha tani5 panca usaha tani
5 panca usaha taniWarnet Raha
 
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kacamanfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kacaJoel mabes
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiIrigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiPurwandaru Widyasunu
 
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)Unzila Illa Ika
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camfahmiganteng
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemfahmiganteng
 
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasiPemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasiNayla Rahmi
 

Tendances (20)

Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanah
 
Soal soal dasgro kel 1
Soal soal dasgro kel 1Soal soal dasgro kel 1
Soal soal dasgro kel 1
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil pertanian (abiotik)
 
Penetapan potensial air jaringan
Penetapan potensial air  jaringanPenetapan potensial air  jaringan
Penetapan potensial air jaringan
 
Penyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan AirPenyerapan dan Pengangkutan Air
Penyerapan dan Pengangkutan Air
 
Udara Tanah
Udara TanahUdara Tanah
Udara Tanah
 
5 panca usaha tani
5 panca usaha tani5 panca usaha tani
5 panca usaha tani
 
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kacamanfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
manfaat mempelajari agroklimatologi dan efek rumah kaca
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia2.ciri ciri pertanian di indonesia
2.ciri ciri pertanian di indonesia
 
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi AgroteknologiIrigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
Irigasi dan Drainase. Bagian 2 Bahan kuliah irigasi bab 5-7 Prodi Agroteknologi
 
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
Struktur Benih dan Tipe Perkecambahan unzila (131)
 
Survei tanah
Survei tanahSurvei tanah
Survei tanah
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
 
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat HaraPenyerapan dan Transpor Zat Hara
Penyerapan dan Transpor Zat Hara
 
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasiPemberian air-dan-efisiensi-irigasi
Pemberian air-dan-efisiensi-irigasi
 
3.masalah ekonomi pertanian
3.masalah ekonomi pertanian3.masalah ekonomi pertanian
3.masalah ekonomi pertanian
 

En vedette

Cover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluan
Cover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluanCover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluan
Cover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluanAdhe II
 
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahanBuku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahanDanur Qahari
 
Laporan praktikum ilmu tanah agus ap
Laporan praktikum ilmu tanah  agus apLaporan praktikum ilmu tanah  agus ap
Laporan praktikum ilmu tanah agus apAgus Adipura
 
Proses Pembentukan Tanah
Proses Pembentukan TanahProses Pembentukan Tanah
Proses Pembentukan Tanahfirmanfajars
 
Final acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahanFinal acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahanAlfian Nopara Saifudin
 
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indralaporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indraAlfian Nopara Saifudin
 
Laporan geografi tanah
Laporan geografi tanahLaporan geografi tanah
Laporan geografi tanahRicky Ramadhan
 
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...Google+
 

En vedette (12)

Cover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluan
Cover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluanCover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluan
Cover Laporan Beserta dengan kata pengantar , daftar isi , pendahuluan
 
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahanBuku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
 
Laporan praktikum ilmu tanah agus ap
Laporan praktikum ilmu tanah  agus apLaporan praktikum ilmu tanah  agus ap
Laporan praktikum ilmu tanah agus ap
 
Tanah agro
Tanah agroTanah agro
Tanah agro
 
Proses Pembentukan Tanah
Proses Pembentukan TanahProses Pembentukan Tanah
Proses Pembentukan Tanah
 
Final acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahanFinal acara 1 pengenalan alat dan bahan
Final acara 1 pengenalan alat dan bahan
 
Proses pembentukan tanah
Proses pembentukan tanahProses pembentukan tanah
Proses pembentukan tanah
 
Dasar Ilmu Tanah
Dasar Ilmu TanahDasar Ilmu Tanah
Dasar Ilmu Tanah
 
Laporan praktikum geografi tanah maryam
Laporan praktikum geografi tanah   maryamLaporan praktikum geografi tanah   maryam
Laporan praktikum geografi tanah maryam
 
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indralaporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
laporan praktikum dastan acara 4 pengamatan tanah dengan indra
 
Laporan geografi tanah
Laporan geografi tanahLaporan geografi tanah
Laporan geografi tanah
 
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
lembar pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel la...
 

Similaire à Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

Similaire à Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah (20)

Hubungan tanah air dan tanaman
Hubungan tanah air dan tanamanHubungan tanah air dan tanaman
Hubungan tanah air dan tanaman
 
Air tanah
Air tanahAir tanah
Air tanah
 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
 
Makalah interaksi iklim dan tanaman
Makalah interaksi iklim dan tanamanMakalah interaksi iklim dan tanaman
Makalah interaksi iklim dan tanaman
 
1991 tanah-dan-lingkungan
1991 tanah-dan-lingkungan1991 tanah-dan-lingkungan
1991 tanah-dan-lingkungan
 
Hidrologi
HidrologiHidrologi
Hidrologi
 
Makalah KTA NURR.docx
Makalah KTA NURR.docxMakalah KTA NURR.docx
Makalah KTA NURR.docx
 
Bab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airBab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan air
 
Propost Sertik
Propost SertikPropost Sertik
Propost Sertik
 
PrePost Restik
PrePost RestikPrePost Restik
PrePost Restik
 
Dinamika Perubahan Hidrosfer
Dinamika Perubahan HidrosferDinamika Perubahan Hidrosfer
Dinamika Perubahan Hidrosfer
 
Tugas klimatologi
Tugas klimatologiTugas klimatologi
Tugas klimatologi
 
Desertifikasi
DesertifikasiDesertifikasi
Desertifikasi
 
Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)
Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)
Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)
 
Air tanah
Air tanahAir tanah
Air tanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 
Airtanah
AirtanahAirtanah
Airtanah
 

Dernier

SLOT RAHFFI AHMAD > LINK DAFTAR GACOR 2024
SLOT RAHFFI AHMAD  > LINK DAFTAR GACOR 2024SLOT RAHFFI AHMAD  > LINK DAFTAR GACOR 2024
SLOT RAHFFI AHMAD > LINK DAFTAR GACOR 2024dombatoto
 
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024Sizi99
 
IDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAW
IDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAWIDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAW
IDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAWNeta
 
Papilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin Terpercaya
Papilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin TerpercayaPapilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin Terpercaya
Papilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin TerpercayaPapilo99
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBambu hoki88
 
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024Neta
 
tugas kelompok irsyad aldey.pdf
tugas kelompok irsyad aldey.pdftugas kelompok irsyad aldey.pdf
tugas kelompok irsyad aldey.pdfhobitzz0101
 
Lim4D Link Slot Super Maxwin Anti Nawala Terpercaya
Lim4D Link Slot Super Maxwin Anti Nawala TerpercayaLim4D Link Slot Super Maxwin Anti Nawala Terpercaya
Lim4D Link Slot Super Maxwin Anti Nawala TerpercayaLim4D
 
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024dombatoto
 
Kisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang Terbaru
Kisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang TerbaruKisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang Terbaru
Kisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang TerbaruKisetoto
 
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 

Dernier (12)

SLOT RAHFFI AHMAD > LINK DAFTAR GACOR 2024
SLOT RAHFFI AHMAD  > LINK DAFTAR GACOR 2024SLOT RAHFFI AHMAD  > LINK DAFTAR GACOR 2024
SLOT RAHFFI AHMAD > LINK DAFTAR GACOR 2024
 
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
Sizi99 Rekomendasi Bo Slot Gacor Anti Nawala Gampang Jackpot 2024
 
IDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAW
IDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAWIDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAW
IDMPO : SITUS SLOT MPO KEMENANGAN JACKPOT TERPERCAYA & PASTI WITHDRAW
 
Papilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin Terpercaya
Papilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin TerpercayaPapilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin Terpercaya
Papilo99 Link Slot Online Gacor Hari Ini & Slot Mudah Maxwin Terpercaya
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024
IDMPO : SITUS SLOT PALING PROVITE & REKOMENDASI 2024
 
tugas kelompok irsyad aldey.pdf
tugas kelompok irsyad aldey.pdftugas kelompok irsyad aldey.pdf
tugas kelompok irsyad aldey.pdf
 
Lim4D Link Slot Super Maxwin Anti Nawala Terpercaya
Lim4D Link Slot Super Maxwin Anti Nawala TerpercayaLim4D Link Slot Super Maxwin Anti Nawala Terpercaya
Lim4D Link Slot Super Maxwin Anti Nawala Terpercaya
 
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
DOMBATOTO Sensasi Togel Online dengan Bet 100 Rupiah di 2024
 
Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...
Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...
Obat Aborsi Papua Barat 082223109953 ( Pills Cytotec Asli ) Jual Obat Penggug...
 
Kisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang Terbaru
Kisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang TerbaruKisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang Terbaru
Kisetoto Daftar Situs Slot Gacor Anti Nawala RTP Mudah Menang Terbaru
 
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Jakarta Barat 👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 

Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah

  • 1. 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemahaman fungsi tanah sebagai media tumbuh dimulai sejak peradaban manusia mulai beralih dari manusia pengumpul pangan yang tidak menetap menjadi manusia pemukim yang mulai melakukan pemindah tanaman pangan/nonpangan ke areal dekat mereka tinggal. Pada tahap berikutnya, mulai berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi bagi tanaman tersebut, sehingga produksi yang dicapai tanaman tergantung pada kemampuan tanah dalam penyediaan nutrisi ini (kesuburan tanah).(Susanto.2005) dalam (Ahmad.2013). Tanah merupakan suatu bagian yang sangat menentukkan dalam perencanaan suatu konstruksi, karena menentukkan kestabilan konstruksi tersebut. Kekuatan tanah tersebut tidak sama untuk tempat-tempat yang berbeda, sehingga hal ini mengharuskan para perencana untuk memperhatikan kondisi tanah sebagai suatu elemen kestabilan konstruksi yang sangat menentukkan keadaan konstruksi pada masa penggunaannya (Susanto.2005) dalam (Ahmad.2013). Tanah berperanan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Jadi, tidak hanya berperan sebagai media pertumbuhan tanaman tetapi juga sebagai media pengatur air. Analisis tanah membantu penyelidikan produktivitas dan penentuan tindakan pengolahan tanah. Hal ini dibutuhkan karena kondisi setiap tanah berbeda-beda bergantung pada proses pembentukannya. Proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh faktor lingkungan (pedogenesis) maupun kegiatan manusia (metapedogenesis). Air berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air terlalu banyak tersedia, hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas .(Hanafiah.2004) dalam (Junaidi.2013) Air mempunyai fungsi yang penting dalam tanah. Antara lain pada proses pelapukan mineral dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan tanaman. Selain itu, air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Akan tetapi, jika air telalu banyak tersedia, hara – hara dapat tercuci dari daerah – daerah perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam – garam terlarut mungkin terangkat kelapisan tanah atas. Air yang berlebihan juga membatasi pergerakan udara dalam tanah, merintangi akar tanaman memperoleh O2 sehingga dapat mengakibatkan tanaman mati.(Nrhidayanti.2006) dalam (Junaidi.20013).
  • 2. 2 Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan tanah ke bawah. Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka air tanah dibedakan menjadi air higroskopis,air kapiler dan air gravitasi.(Susanto.2005) dalam (Ramdani.2014). Lengas tanah sangat berperan penting dalam menjaga kelembaban tanah karena lengas tanah mengisi pori-pori tanah pada suhu kamar menjadi dua pertiga bagian dan menjadi satu pertiga bagian jika suhu meningkat. Mengetahui kadar lengas tanah sangatlah penting untuk dapat mengetahui kebutuhan tanah terhadap air dan kemampuan tanah dalam menyimpan air. Oleh karena itu, pengetahuan terhadap lengas tanah sangatlah penting sehingga perlu dilakukan pengujian kadar lengas tanah dan dapat dianalisis melalui praktikum dilaboraturium.(Syarief, S.1994) dalam (Ramdani.2014). 1.2 Tujuan Praktikum Tujuan dilakukan praktikum dasar-dasar ilmu tanah dengan materi mengenai kandungan air tanah adalah: 1. Menetapkan kadar lengas kering angin. 2. Menetapkan kedar lengas kapasitas lapang. 3. Menetapkan persediaan air maksimum.
  • 3. 3 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lengas Tanah Lengas tanah merupakan air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas (matrik, osmosis dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga menentukan beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air, keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan dengan konsentrasi tinggi (sutanto, 2005) dalam (Ahmad.2013). .Didalam tanah air dapat bertahan tetap berada didalam ruang pori karena adanya berbagai gaya yang bekerja pada air tersebut. Untuk dapat mengambil air dari rongga pori tanah diperlukan gaya atau energi yang diperlukan untuk melawan energi yang menahan air hingga bertahan dalam rongga pori berasal dari absorbsi molekul air oleh padatan tanah, gaya tarik menarik antara molekul air, adanya larutan garam dan gaya kapiler. Jumlah air tanah yang bermanfaat untuk tanaman mempunyai batas-batas tanertentu. Seperti kekurangan air, kelebihan air dapat merupakan kesukaran. Air yang berlebihan tidak berarti beracun, akan tetapi kekurangan udara pada tanah-tanah yang tergenang dapat menyebabkan kerusakan (Hardjowigeno, 2003) dalam (Ramdani.2014). Adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi: air higroskopik yaitu air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman dan air kipler yaitu air dalam tanah dimana daya kohesi (tarik menarik antara butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak kesamping atau keatas karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman (Anonim, 2014) dalam (Ramdani.2014). Peran air tanah yang menguntungkan merupakan sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara, sebagai saranan transportasi dan mendistribusi nutrisi, sebagai komponen kunci dalam fotosintesis, sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah dan diferensiasi horizon, sebagai stabilisator temperatur tanah, mempermudah pengelolaan tanah. Sedangkan peran air tanah yang merugikan sebagai pemicu rusaknya tanah, sebagai pemicu perubahan horizon melalui pelindihan komponen-komponennya, tanah yang jenuh dengan air dapat menyebabkan terlambatnya aliran udara kedalam tanah, sehingga menganggu respirasi dan serapan hara oleh akar, serta aktivitas mikrobia yang menguntungkan (Kemas, 2005).
  • 4. 4 Pengelolaan tanah ditakrifkan sebagai segala tindakan terhadap tanah agar tanah dapat memberikan hasil bersih yang setinggi-tingginya dengan tetap mempertahankan kelestarian kegunaannya. Tindakan yang dimaksud antara lain pengolahan tanah, pemupukan, pengapuran, pengairan, penataan dan pengawetan tanah. Atas dasar konsep ini, ilmu pengelolaan tanah mencakup sifat-sifat dasar tanah dan kegiatan-kegiatan fisik lingkungan pada massa tanah. Paradigma pengelolaan tanah sekarang ini tidak hanya menekankan pada tujuan produktivitas tanah semata tetapi juga lebih menekankan kepada upaya mempertahankan danmeningkatkan kesehatan tanah (soil health) dalam (Ramdani.2014). Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan uap air yang terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas dapat berupa persen berat atau persen volume. Kadar lengas tanah menentukan berapa banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan (Hardjowigeno, 1993) dalam (Ramdani.2014). Penetapan kadar lengas tanah dapat dilakukan secara tidak langsung. Metode langsung diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dari sampel, misalnya melalui evaporasi, kemudia menentuka jumlah air yang dikeluarkan dengan mengujur kehilangan berat sampel. Salah satu cara mengetahui bahwa air telah mencapai kapasitas lapang adalah jikaa air siraman dari lubang pot yang ditandai dengan keluarnya air siraman dari dalam pot (Sudarmono, 1997) dalam (Ramdani.2014). 2.2 Kandungan Air Tanah Kadar Lengas Kapasitas Lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh tanahsesudah terjadi drainase dan kecepatan gerakan air kebawah menjadi sangat lambat. Keadaan ini terjadi 2-3 hari sesudah hujan jatuh yaitu bila tanah cukup mudah ditembus oleh air, kapasitas lapag tanah di ketahui setelah 2 minggu setelah penanaman. Kapasitas lapang sangat penting pua karena dapat menunjukkan kandungan maksimum dari tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah sampai lapisan dibawahnya. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa air kapasitas lapang berasal dari sisa air gravitasi yang turun kebawah (Wulan, 2011). dalam (Ahmad.2013). Kapasitas Menahan Air Maksimum Merupakan jumlah air yang dikandung tanah dalam keadaan jenuh, semua pori terisis penuh air. Cara untuk mengetahui penetapan kadar lengas ini adalah menggunakan metode gravimetri yang artinya dengan cara : Dimasukan contoh tanah kedalam kain kasa, Kemudian dipindahkan contoh tanah yang telah dilapisi kain kasa ke dalam gelas plastik yang berisi air dan dibiarkan sampai jenuh kemudian diangkat dan ditiriskan sampai air tidak menetes dan dimasukan kedalam cawan kosong kemudian di
  • 5. 5 timbang untuk menentukan nilai (b) gr. Kemudian di masukan ke dalam oven selama 24 jam dan terakhi di keluarkan dan di timbang untuk menentukan (c) gr (Nurhidayati.2006) dalam (Ramdani.2014). Kadar lengas kering angin Kadar lengas kering angin merupakan kadar air tanah setelah diangin-anginkan di tempat teduh sampai mencapai keseimbangan dengan kelengasan atmosfer. Cara untuk mengetahui penetapan kadar lengas ini adalah menggunakan metode gravimetri yang artinya dengan cara: Timbang cawan kosong bersih untuk menentukan nilai (a) gr, masukan contoh tanah kering angin kedalam cawan, kemudian di timbang untuk menentukan nilai (b) gr dan memasukan cawan berisi tanah tersebut di dalam oven yang telah diatur temperaturnya 105 C – 110 C, lalu di biarkan selama 24 jam lalu dikeluarkan cawan yang berisi tanah tadi dari oven kemudian di timbang untuk menentukan nilai (c) gr (Nurhidayati.2006) dalam (Ramdani.2014).
  • 6. 6 BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Adapun waktu dan tempat praktikum mengenai pengamatan tentang kandungan air tanah yaitu dilaksanaknan pada hari Jumat, 5 Juni 2015 pukul 09.00-10.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Silvikultur dan Teknologi Hasil Hutan, Program Studi Kehutanan, Universitas Mataram. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum pengamatan kandungan air tanah ini adalah: 1. Cawan 2. Benang 3. Oven 4. Kertas label 5. Timbangan analitik 6. Kain kasa 2.1.1 Bahan 1. Air 2. Sampel tanah badung. 3.3 Langkah Kerja 3.3.1 Kadar lengas kering angin Adapun langkah kerja dalam melakukan praktikum ini mengenai kadar lengas kering angin yaitu: 1. Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Ditimbang cawan kosong bersih dan nyatakan berat cawan dengan (a) gram. 3. Dimasukkan sampel tanah kering angin kedalam cawan kosong sampai separuh penuh, kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik lalu nyatakan dengan (b) gram. 4. Dimasukkan cawan yang berisi tanah tersebut ke dalam oven yang telah diatur temperaturnya 105°C - 110°C, lalu dibiarkan selama 24 jam. 5. Dikeluarkan dari oven kemudian di timbang kembali menggunakan timbangan analitik, lalu catat dan nyatakan dengan (c) gram. 3.3.2 Kadar Lengas contoh Tanah Kapasitas Lapang
  • 7. 7 1. Ditimbang cawan kosong bersih dan nyatakan berat cawan dengan (a) gram. 2. Di isi sampel tanah ke dalam cawan separuh penuh. 3. Diletakkan sampel tanah diatas kain kasa kemudian bungkus tanah tersebut dengan kain kasa lalu di ikat menggunakan benang. 4. Dipindahkan contoh tanah yang telah di lapisi kain kasa kedalam wadah yang berisi air dan dibiarkan sampai jenuh. 5. Kemudian diangkat kain kasa yang berisi tanah dan ditiriskan selama 24 jam. 6. Dimasukkan contoh tanah yang sudah ditiriskan kedalam cawan, kemudian ditimbang dan nyatakan dengan (b) gram. 7. Dimasukkan cawan berisi tanah tersebut ke dalam oven yang telah di atur temperaturnya 105°C - 110°C dan di biarkan selama 24 jam. 8. Setelah 24 jam dikeluarkan dari oven dan di timbang menggunakan timbanagn analitik dan nyatakan dengan (c) gram. 3.3.3 Kadar Lengas Persediaan Air Maksimum 1. Ditimbang cawan kosong bersih dan nyatakan dengan (a) gram. 2. Di isi sampel tanah ke dalam cawan separuh penuh. 3. Dipindahkan sampel tanah ke atas kain kasa lalu di bungkus dan di ikat menggunakan benang. 4. Di pindahkan contoh tanah yang telah dilapisi kain kasa ke dalam wadah yang berisi air dan di biarkan sampai jenuh. 5. Setelah jenuh, diangkat kain kasa yang berisi tanah dan di tiriskan sampai air berhenti menetes. 6. Di masukkan tanah yang sudah diproses terlebih dahulu kedalam cawan kosong, kemudian di timbang dan nyatakan dengan (b) gram. 7. Setelah di timbang lalu di oven selama 24 jam. 8. Dikeluarkan dari oven kemudian di timbang dan nyatakan dengan (c) gram.
  • 8. 8 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini yaitu: Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Kandungan Air Tanah Sampel Tanah Kelompok (a) Gram (b) gram (c) gram Kadar Lengas Tanah Badung K6 KA 3.1121 47.6277 36.8971 31.76 % K6 KL 3.1498 41.2778 29.7296 43.45% K6 KM 3.2716 48.4636 33.4841 49.58% Perhitungan - Kadar Lengas Kering Angin Kadar Lengas = 𝒃−𝒄 𝒄−𝒂 × 100% = 47.6277 − 36.8971 36.8971 − 3.1121 x 100% = 10.7306 33.7850 x 100% = 31.76% - Kadar Lengas Kapasitas Lapang Kadar Lengas = 𝒃−𝒄 𝒄−𝒂 × 100% = 41.2778 − 29.7296 29.7296 − 3.1498 x 100% = 11.5482 26.5798 x 100% = 43.45% - Persediaan Air Maksimum Kadar Lengas = 𝒃−𝒄 𝒄−𝒂 × 100% = 48.4636 − 33.4841 33.4841 − 3.2716 x 100% = 14.9795 30.2125 x 100% = 49.58%
  • 9. 9 4.2 Pembahasan Kadar air tanah adalah jumlah air tanah yang terkandung dalam pori-pori tanah dalam suatu tanah tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, iklim, topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih, maka setiap satuan berat (gram) mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah bertekstur kasar. Berdasarkan hasil praktikum tentang kandungan air tanah, kadar lengas tanah pada contoh tanah kering angin oleh kelompok 6 memiliki kadar lengas kering angin 31.76%, kadar lengas kapasitas lapang memiliki kadar lengas sebesar 43.45%, dan persediaan air maksimum memiliki kadar lengasa sebesar 49.58%. Terlihat perbedaan kadar lengas diantara ketiganya. Ini dikarenakan pada contoh tanah kering angin tidak ditambahkan dengan air sehingga jumlah air yang dipertahankan tidak sebanyak tanah yang telah menerima air. Jenis tanah yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel tanah badung yang memiliki tekstur liat, Tanah ini memiliki kemampuan menahan air lebih besar. Tanah badung mencapai kapasitas menahan maksimal ketika jumlah air maksimal yang didapat untuk ditampung tanah ketika diberi perlakuan penambahan air. Pada saat kapasitas ini tercapai semua pori-pori tanah telah jenuh oleh air, air bergerak kedalam (dasar) tanah karena adanya gaya gravitasi. Kapasitas lapang tanah tercapai ketika air telah turun sama sekali, terlihat pada dasar mulai menetes air secara perlahan seperti yang dikemukakan oleh sudarmono (1997) bahwa kapasitas lapang dapat ditandai dengan keluarnya air siraman dari dalam tanah pada pot. Pada tanah badung, kontak air dengan tanah tinggi karena permukaan kontak antara tanah liat didominasi pori-pori mikro. Dalam praktikum ini, contoh tanah kering yang diuji dengan oven pada suhu 105oC- 110oC selama 24 jam bertujuan untuk menghilangkan semua lengas yang terdapat dalam sampel sehingga perbandingan selisih antara berat sebelum dioven dan sesudah dioven merupakan berat lengas tanah. Bahan organik dapat membantu penyimpanan/penyekap air. Hal ini karena ukuran bahan organik yang berupa koloid sehingga mempunyai luas permukaaan jenis yang cukup besar. Relief dan topografi mempengaruhi lengas tanah berhubungan dengan kecepatan mempengaruhi lengas tanah berhubungan dengan kecepatan infiltrasi air dan perannya dalam mempercepat kehilangan lengas tanah melalui aliran
  • 10. 10 permukaan. Iklim yang berpengaruh besar terhadap lengas tanah adalah curah hujan dan penguapan atau evaporasi. Dikarenakan kedua faktor tersebut menetukan jumlah air yang terdapat dalam tanah. Kapasitas lapang adalah kandungan lengas maksimum yang tersedia untuk pertumbuhan tanaman. Pengukuran dapat dilaksanakan dengan membasahi tanah sampai lewat jenuh kemudian dibiarkan air mengatur bebas karena gravitasi. Dalam praktikum ini, pada cawan nomor 2 diberi perlakuan berupa penambahan air dan dioven selama 24 jam sebagai salah satu penggambaran faktor yang mempengaruhi besarnya lengas tanah. Pengaruh tentang kadar lengas sangatlah penting, karena kadar lengas mempengaruhi proses serapan hara dan pernapasan akar tanaman dengan mengetahui kadar lengas dalam tanah dapat dilakukan tindakan, terutama yang berhubungan denga manajemen sumber daya air. Tanah yang baik memiliki kadar lengas yang sesuai dengan kebutuhan tanaman yang dibudidayakan. Apabila kadar lengas rendah maka dapat diatasi dengan menambahkan jumlah air secara intensif dan teratur, menambah bahan organik, ataupun menggunakan mulsa untuk mengurangi penguapan. Sedangkan apabila kadar lengas makin tinggi maka dapat diatasi dengan membuat saluran drainase. Persediaan air maksimum suatu jenis tanah ditentukan oleh daya hisap matriks atau partikel tanah, kedalaman tanah dan pelapisan tanah. Tektur tanah yang halus menyebabkan porositasnya rendah sehingga mampu menahan air. Tinggi rendahnya kadar air maksimum tergantung juga pada jenis tanah, sebab tanah juga mempunyai tekstur yang berbeda pula. Pada percobaan ketiga, tanah badung memiliki tekstur yang liat sehingga kemampuan menahan air lebih tinggi. Hal ini terbukti dari hasil percobaan yang telah kami lakukan yaitu persediaan air maksimum mencapai 49.58%. Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh tanahsesudah terjadi drainase dan kecepatan gerakan air kebawah menjadi sangat lambat. Keadaan ini terjadi 2-3 hari sesudah hujan jatuh yaitu bila tanah cukup mudah ditembus oleh air, kapasitas lapag tanah di ketahui setelah 2 minggu setelah penanaman. Kapasitas lapang sangat penting pua karena dapat menunjukkan kandungan maksimum dari tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk membasahi tanah sampai lapisan dibawahnya. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa air kapasitas lapang berasal dari sisa air gravitasi yang turun kebawah.
  • 11. 11 BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan Hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat dismpulkan bahwa : 1. Dari hasil peraktikum yang dilakukan kita dapat menyimpulkan berapa jumlah kering angin, kapasitas lapang dan kapasitas air maksimum yang terdaapat pada sampel tanah badung yang di amati. 2. Data hasil perhitungan ini berbeda-beda dari tiap-tiap kelompok. ini bisa terjadi mungkin karena kita menggunakan sampel tanh yang berbeda-beda atau mungkin ada faktor internal atau paktor eksternal lain yang mempengaruhi sehingga hasil perhitungan yang didapatkan oleh tiap-tiap kelompok itu bisa berbeda –beda. 5.2 Saran Adapun Saran dari praktikan untuk praktikum ini yaitu : 1. Untuk Laboratorium agar alat-alat praktikum ditambah lagi supaya kita lebih enak dalam melakukkan praktikumnya. 2. Untuk Coass supaya lebih terampil lagi dalam membimbing praktikan 3. Untuk praktikan agar mengikuti praktikum dengan tertib dan tenang agar praktikum kita berlangsung dengan suasana yang nyaman.
  • 12. 12 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik. Salah satunya adalah struktur tanah. Struktur tanah merupakan salah satu sifat morfologi tanah yang dapat diamati secara langsung. Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukkan kenampakan-kenampakan, ciri-ciri dan sifat-sifat umum dalam suatu profil tanah (Anonim.2010) dalam (Ramdani.2014). Ciri-ciri morfologi tanah merupakan petunjuk dari proses-proses yang pernah dialami sesuatu jenis tanah selama pelapukan, pembentukan dan perkembangannya. Perbedaan faktor- faktor pembentuk tanah, akan meninggalkan ciri dan sifat tanah yang berbeda pula pada suatu profil tanah (Hanafiah.2010) dalam (Ramdani.2014). Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat. Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel- partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis. Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif disusun satu sama lain (Hanafiah.2010) dalam (Ramdani.2014). Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik, salah satunya adalah struktur tanah. Struktur tanah merupakan salah sastu sifat morfologi tanah yang dapat di amati secara langsung. Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukan kenampakkan- kenampakkan. Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat. Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana pariikel pasir. Debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Dengan menentukan berat volume (BV), berat jenis (BJ) dan porositas tanah dapat membedakan antara struktur yang ada. Kaitannya dengan daya serap air, struktur tanah mempengaruhi karena berdasarkan dari pori-pori tanah yang besar bermanfaat untuk aerasi dan lufiltrasi. Sedangkan pori-pori yang kecil untuk menyimpan lengsas, (Ananto, 2010) dalam (Ramdani.2014). 1.2 Tujuan Peraktikum Adapun tujuan di adakannya praktikum ini yaitu : 1. Untuk menentukan dan menetapkan massa tanah (BV) 2. Untuk menghitung porositas tanah
  • 13. 13 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jngka waktu tertentu pula. Berdasrkan definisi tanah, dikenal lima macam faktor pembentuk tanah yaitu iklim, kehidupan, bahan induk, topografi, dan waktu ( Bale, 2001) dalam (Ramdani.2014). Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik, salah satunya adalah struktur tanah. Struktur tanah merupakan salah sastu sifat morfologi tanah yang dapat di amati secara langsung. Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukan kenampakkan- kenampakkan. Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat. Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana pariikel pasir. Debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Dengan menentukan berat volume (BV), berat jenis (BJ) dan porositas tanah dapat membedakan antara struktur yang ada. Kaitannya dengan daya serap air, struktur tanah mempengaruhi karena berdasarkan dari pori-pori tanah yang besar bermanfaat untuk aerasi dan lufiltrasi. Sedangkan pori-pori yang kecil untuk menyimpan lengsas, (Ananto, 2010) dalam (Ramdani.2014). Struktur lempung mempunyai ketebalan kurang dari 1 mm sampai lebih dari 10 mm. Prisma dan tiang antara kurang ddari 10 mm sampai lebih dari 100 mm. Gumpal antara kurang dari 100 mm sampai lebih dari 50 mm. Gramula kurang dari 5 mm sampai lebih dari 50 mm. Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Ketahanan sruktur tanah dibedakan menjadi tingkat perkembangan tanah ( butir- butir struktur tanah mudah hancur) tingkat perekambangan sedang ( butir- butir struktr tanah agak sukar hancur0 dan tingkat perkembangan kuat ( butir- butir struktur tanah sukr hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah dan tingkat kelembabapan tanah (Anonim, 2013) dalam (Ramdani.2014). Komponen-komponen tanah yang mengikat fraksi pasir dan debu membentuk struktur yang tersusun adalah liat, bahan organik dan seskuioksida. Bila ikatan antara partikel-partikel tanah lemah, tenaga mekanik akan mudah menceraikan partikel- partikel tanah ddan akibatnya pori-pori tanah bertutup dan continuitas pori-pori tanah terganggu, (Team Asisten, 2010) dalam (Ramdani.2014).
  • 14. 14 Adapun pengaruh struktur tanah terhadap tanaman yaitu terjadi secara langsung, struktur tanah yang lemah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah lemah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan lebih cepat persatuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada tiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu, akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang berteksturhalus seperti tanahyang berlempung tinggi, sulit mrngembangkan akarnya, karena sulit bagi akar utnuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan utnuk menembus struktur tanah yang padatt, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik, ( Kartaspoetria dan Mulyani, 1997 ) dalam (Ramdani.2014). Tanah dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain (disebut lepas,misalnya tanah pasir) atau saling melekat menjadi satu satuan yang padu (kompak) dan disebut massive atau pejal (Hardjowigeno, 1987) dalam (Ramdani.2014). Tanah dengan struktur baik (granuler dan remah) mempunyai tata udara yang baik, unsur- unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling betsinggungan dengan rapat. Akibatnya pori-pori tanah banyak yang terbentuk. Di samping itu, struktur tanah harus tidak mudah rusak (mantap) sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan (Hardjowigeno, 1987) dalam (Ramdani.2014).
  • 15. 15 BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Praktikum Praktikum tentang Struktur Tanah ini dilaksanakan pada hari Sabtu 6 Juni 2015 mulai pukul 08.00 Wita sampai dengan selesai. Kegiatan prktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Silvikultur dan Teknlogi Hasil Hutan, Program Studi Kehutanan, Universitas Mataram. 3.2 Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan pada kegiatan praktikum ini adalah ring sampel, timbangan analitik, oven, palu, dan cutter. Adapun bahan yang digunakan pada kegiatan praktikum ini adalah contoh tanah. 3.3 Prosedur Kerja Adapun langkah-langka yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Membersihkan permukaan tanah yang akan di gali dari penutupan tumbuhan, serasah, dan kemudian meratakannya. 2. Membuat garis persegi panjang pada tanah yang akan digali. 3. Menggali tanah pada area yang sudah di garis tersebut sampai kedalaman 20 cm. 4. Meletakkan tabung silinder arah vertical terhadap permukaan tanah yang akan di ambil dengan bagian yang tajam berada pada sisi yang bersinggungan. 5. Meletakkan tabung silinder perlahan-lahan dengan tekanan yang merata. 6. Menggali tanah di sekeliling tabnng silinder sehingga tabung silinder itu dapat diambil secara bersama-sama dalam keadaan tabung tetap bertautan. 7. Menutup kedua mulut tabung silinder dengan penutup yang sudah tersedia 8. Contoh tanah di bawah ke laboratorium untuk di analisis. 9. Menimbang contoh tanah utuh (= a gram) yang di ambil ,tersebut pada timbangan analitik. 10. Contoh tanah utuh yang telah di timbang tersebut di keringkan dengan temperatur 105°C bersama tabung silindernya selama 24 jam. 11. Menimbang tanah yang telah di ovenkan (= c gram) dan menghitung volume tanah utuh dengan menggunakan data diameter dalam dan tinggi tan=bung silinder (= b gram).
  • 16. 16 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatam Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Hasil Pengamatan Struktur Tanah Sampel tanah a B C D r t BJ BV Tanah Badung 102 gram 254 gram 229 gram 5.2 cm 2.6 cm 5.1 cm 2.65 cm3 1.17 cm3 Perhitungan - Volume Tanah (V) V = π. r2. t = 3.14 x (2.6)2. X 5.1 = 108.255 cm3 - Menghitung Berat Volume (BV) Tanah BV = Bobot tanah kering Volume tanah = Massa tanah kering (c)− Massa ring kosong (a) π.r.r.t = 229 − 102 3,14 × 2,6 × 2,6 ×5.1 = 127 108.255 = 1.17 g/cm3 - Menghitung Porositas Tanah % Pori = ( 1 − BV BJ ) × 100% = ( 1 − 1.17 2.65 ) × 100% = ( 1 − 0,44 ) × 100% = 0, 56 × 100% = 56 %
  • 17. 17 4.2 Pembahasan Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. Berdasrkan definisi tanah, dikenal lima macam faktor pembentuk tanah yaitu iklim, kehidupan, bahan induk, topografi, dan waktu. Tanah memiliki beberapa sifat-sifat fisik, salah satunya adalah struktur tanah. Struktur tanah merupakan salah sastu sifat morfologi tanah yang dapat di amati secara langsung. Morfologi tanah adalah deskripsi tubuh tanah yang menunjukan kenampakkan- kenampakkan. Struktur tanah adalah susunan butir-butir primer tanah dan agregat-agregat primer tanah secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang yang disebut agregat. Struktur tanah berhubungan dengan cara dimana pariikel pasir. Debu dan liat relatif disusun satu sama lain. Dengan menentukan berat volume (BV), berat jenis (BJ) dan porositas tanah dapat membedakan antara struktur yang ada. Kaitannya dengan daya serap air, struktur tanah mempengaruhi karena berdasarkan dari pori-pori tanah yang besar bermanfaat untuk aerasi dan lufiltrasi. Sedangkan pori-pori yang kecil untuk menyimpan lengsas. Hasil dari percobaan ini dengan yang pertama menimbang berat dari ring sample dan di dapatkan hasil 102 gram. Setelah itu di ambilnya tanah sample di kebun dengan menggunakan ring sample dengan kedalaman tanah 20 cm . setelah itu di bawa ke laboratorium dan ditimbang mendapatkan hasil 254 gram dan di masukkan ke dalam oven kmudian setelah di oven di dapatkan hasil tanah 229 gram. Yang tinggi ring samplenya 5,1 cm, diameter ring sample 5,2 cm, dan jari-jari ring sample 2,6 cm. Struktur lempung mempunyai ketebalan kurang dari 1 mm sampai lebih dari 10 mm. Prisma dan tiang antara kurang ddari 10 mm sampai lebih dari 100 mm. Gumpal antara kurang dari 100 mm sampai lebih dari 50 mm. Gramula kurang dari 5 mm sampai lebih dari 50 mm. Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Ketahanan sruktur tanah dibedakan menjadi tingkat perkembangan tanah ( butir- butir struktur tanah mudah hancur) tingkat perekambangan sedang ( butir- butir struktr tanah agak sukar hancur0 dan tingkat perkembangan kuat ( butir- butir struktur tanah sukr hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah dan tingkat kelembabapan tanah. Komponen-komponen tanah yang mengikat fraksi pasir dan debu membentuk struktur yang tersusun adalah liat, bahan organik dan seskuioksida. Bila ikatan antara partikel-partikel
  • 18. 18 tanah lemah, tenaga mekanik akan mudah menceraikan partikel- partikel tanah ddan akibatnya pori-pori tanah bertutup dan continuitas pori-pori tanah terganggu. Adapun pengaruh struktur tanah terhadap tanaman yaitu terjadi secara langsung, struktur tanah yang lemah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah lemah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan lebih cepat persatuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada tiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu, akar memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori, dibandingkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah yang berteksturhalus seperti tanahyang berlempung tinggi, sulit mrngembangkan akarnya, karena sulit bagi akar utnuk menyebar akibat rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan utnuk menembus struktur tanah yang padatt, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik.
  • 19. 19 BAB V. PENUTUP 5.3 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari praktikum Dasar-dasar ilmu Tanah dengan materi Struktur Tanah yaitu dari hasil pengamatan yang kita lakukan di simpulkan bahwawa : 1. bobot isi tanah diukur dgn menggunakan metode tabung selinder sehingga kita dapat menetapkan dan mengetahui kerapatan massa tanah (BV) dan mengetahui porositas tanah. 5.2 Saran Adapun Saran dari praktikan untuk praktikum ini yaitu : 1. Untuk Laboratorium agar alat-alat praktikum ditambah lagi supaya kita lebih enak dalam melakukkan praktikumnya. 2. Untuk Coass supaya lebih terampil lagi dalam membimbing praktikan 3. Untuk praktikan agar mengikuti praktikum dengan tertib dan tenang agar praktikum kita berlangsung dengan suasana yang nyaman.
  • 20. 20 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekstur tanah merupakan ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur, yang mengacu pada kehalusan da n kekasaran tanah. Lebih khasnya tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu dan tanah liat. Partikel pasir berukuran relatif lebih besar dibandingkan dengan yang ditunjukkan oleh partikel-partikel debu dan tanah liat yang berbobot sama. Tanah yang bertekstur kasar dengan 20% bahan organik atau lebih dan tanah bertekstur halus dengan 30% bahan organik atau lebih berdasarkan bobot mempunyai sifat yang di dominasi oleh fraksi organik (Foth, 2000) dalam (Ramdani.2014). Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan istilah-istilah khusus ang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan pentunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk itu digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat, dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung (Buckman dan Brady, 2002) dalam (Susanto, 2014). Tekstur tanah menunjukkan kasar atau halusnya suatu tanah terdapat perbedaan penting lainnya antara pasir, dan liat beberapa tanah yang dihubungkan dengan kemampuan tanah tertentu untuk menyediakan elemen-elemen tanaman yang esensial (kesuburan tanah). Pada umumnya unsur hara yang esensial dapat tersedia sebagai partikel debu, area permukaannya pergram lebih besar dan tingkat pelapukannya lebih cepat dari pada pasir ang menyebabkan tanah lebih subur dari pada tanah berpasir. Hukum stookes menghubungkan kecepatan penurunan sebatas dari suatu bola yang lunak dan kasar dalam suatu cairan yang kental yang diketahui densitas dan viskositas terhadap diameternya jika dicoba pada kekuatan lapang yang diketahui (Winarso, 2005) dalam (Ramdani.2014). Tekstur tanah di bagi menjadi 12 kelas tekstur seperti yang tertera pada Diagram segitiga tekstur tanah USDA (cit, kohnke). Tabel ini menunjukan bahwa suatu tanah disebut bertekstur pasir apabila mengandung minimal 85% pasir bertekstur debu apabila terkadar minimal 80% debu, dan bertekstur liat apabila berkkadar minimal 40% liat. Tanah yang berkomposisi ideal yaitu 22.5% - 52.5% pasir, 30%-50% debu dan 10%-30% liat disebut bertekstur lempung. (Kemas Ali Hanafiah, 2010) dalam (Ramdani.2014). Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butir-butirnya berukuran lebih besar, setiap saatuan berat mempunyai luas permukaan yaang lebih kecil sehingga suit menyerap (Menahan air dan unsur hara). Tanah-tanah yang bertekstur liat karena lebih halus maka
  • 21. 21 setiap satuan berat mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah-tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dari pada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003) dalam (Ramdani.2014). Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif berat dari pasir, debu dan liat atau kelompok partikel ukuran lebih kecil dari kerikil. Kelas tekstur tanah perlu diketahui karena mempunyai hubungan erat dengan kemampuan tanah menyimpan, memengang air, aerasi, permeabilitas, dan kapasitas tukar kation. Data tekstur tanah juga sangat diperlukan untuk evoluasi tata air tanah, konduktivitas dan kekuatan tanah (Ariyanto, 2010) dalam (Ramdani.2014). Dalam klasifikasi tanah (taksonomi tanah) tingkat famili, kasar halusnya tanah ditunjukkan dalam sebaran besar butir (particle size distribution) yang merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah dengan memperhatikan pula fraksi tanah yang lebih besar / kasar dari pasir (Bale. 2001) dalam (Junaidi, 2014) Tekstur tanah penting untuk kita ketahui karena komposisi ketiga fraksi butir-butir tanah tersebut (fraksi padat, cair, dan gas) akan menentukan sifat-sifat fisika, fisika - kimia, dan kimia tanah. Alasan lainnya adalah karena tekstur mempunyai hubungan erat dengan kemampuan tanah menyimpan dan memegang air, aerasi serta permeabilitas, kapasitas tukar kation dan kesuburan tanah. Data tekstur juga sangat diperlukan untuk evaluasi tata air, retensi air, konduktivitas hidrolik dan kekuatan tanah (Hardjo, 2003) dalam (Junaidi, 2014) 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran tekstur tanah menggunakan metode pengendapan. 2. Menetapkan kelas tekstur tanah secara kuantitatif. 3. Menetapkan fraksi pasir, debu, liat.
  • 22. 22 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Tanah dapat ditemukan hampir dimana saja dan kiranya tanah itu selalu bersama kita.Karena itu kebanyakan orang tidak pernah berusaha menentukan apakah tanah itu,darimana asalnya dan bagaimana sifatnya.Mereka tidak memperhatikan bagaimana tanah itu di suatu tempat berbeda dengan tanah di tempat lain. Tanah juga merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting.Bila tanah disalahgunakan, tanaman menjadi kurang produktif. Bila ditangani secara hati-hati dengan memperhatikan tabiat fisik dan biologinya, akan terus menerus menghasilkan tanaman dalam beberapa generasi yang tidak terhitung (Lal, 1979) dalam (Junaidi, 2014) Tanah terdiri dari butir-butir yang berbeda dalam ukuran dan bentuk, sehingga diperlukan istilah-istilah khusus yang memberikan ide tentang sifat teksturnya dan akan memberikan petunjuk tentang sifat fisiknya. Untuk ini digunakan nama kelas seperti pasir, debu, liat dan lempung. Nama kelas dan klasifikasinya ini, merupakan hasil riset bertahun-tahun dan lambat laun digunakan sebagai patokan. Tiga golongan pokok tanah yang kini umum dikenal adalah pasir, liat dan lempung (Buckmandan Brady, 1992) dalam (Junaidi, 2014). Tekstur merupakan sifat kasar-halusnya tanah dalam percobaan yang ditentukan oleh perbandingan banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu, dan pasir berukuran 2 mm ke bawah (Notohadiprawito, 1978) dalam (Junaidi, 2014). Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir, fraksi debu dan fraksi liat (Hanafiah, 2008) dalam (Ramdani.2014). Tekstur tanah dapat menentukan sifat-sifat fisik dan kimia serta mineral tanah. Partikel- partikel tanah dapat dibagi atas kelompok-kelompok tertentu berdasarkan ukuran partikel tanpa melihat komposisi kimia, warna, berat, dan sifat lainnya. Analisis laboratorium yang mengisahkan hara tanah disebut analisa mekanis. Sebelum analisa mekanis dilaksanakan, contoh tanah yang kering udara dihancurkan lebih dulu disaring dan dihancurkan dengan ayakan 2 mm. Sementara itu sisa tanah yang berada di atas ayakan dibuang. Metode ini merupakan metode hidrometer yang membutuhkan ketelitian dalam pelaksanaannya. Tekstur tanah dapat ditetapkan secara kualitatif dilapangan (Hakim, 1986) dalam (Ramdani.2014). Dalam penetapan tekstur tanah ada tiga jenis metode yang biasa digunakan yaitu metode feeling yang dilakukan berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan telunjuk), metode pipet atau biasa disebut dengan metode kurang teliti dan metode hydrometer atau
  • 23. 23 disebut dengan metode lebih teliti yang didasarkan pada perbedaan kecepatan jatuhnya partikel-partikel tanah di dalam air dengan asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang berkerapatan sama dalam suatu larutan akan meningkat secara linear apabila radius partikel bertambah secara kuadratik (Hardjowigeno, 1995) dalam (Junaidi, 2014).
  • 24. 24 BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM 3.1 Waktu dan Tempat Adapun praktikum ini dilaksanakan pada hari jumat, 19 Juni 2015 pukul 09.00 – 10.00 WITA di laboraturium Silvikultur dan Teknologi Hasil Hutan Program Studi Kehutanan Universitas Mataram. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1. Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: 1. Tabung kocok 2. Plastik es 3. Karet 4. Cawan 5. Timbangan 3.2.2. Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: 1. Sample tanah badung 10 gr 2. Aquadest 3. NaOH 1 N 10ml 3.3 Prosedur Kerja Adapun prosedur kerjanya adalah sebagai berikut: 1. Diambil contoh tanah yang sudah disiapkan sebelumnya 2. Ditimbang tanah menggunakan cawan sebanyak 10gr lalu dimasukan tanah kedalam tabung kocok. 3. Dimasukan larutan NaOH 1 N kedalam tabung kocok dan ditambahkan juga aquadest sampai batas takar pada tabung 45ml. 4. Kocok tanah yang sudah dicampur dengan larutan ±5 menit dan di diamkan selama ±25 menit. 5. Kemudian dituangkan larutan kedalam tabung yang kedua sampai semua fraksi debu masuk dan di diamkan selama ±15 menit. 6. Dituangkan larutan kedalam tabung tiga sampai semua fraksi liat masuk dan di diamkan selama beberapa saat. 7. Amati berapa persen fraksi pasir, debu, dan liat pada ketiga tabung.
  • 25. 25 8. Dihitung %𝑃𝑎𝑠𝑖𝑟 = 𝐼 15 𝑥100% , %𝐷𝑒𝑏𝑢 = 𝐼𝐼 15 𝑥100%, %𝐿𝑖𝑎𝑡 = 100 − (%𝐼 + %𝐼𝐼).
  • 26. 26 BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Adapun hasil pengamatan dalam peraktikum ini yaitu: Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Tekstur tanah Sampel Tanah % Pasir % Debu % Liat Tipe Tekstur Tanah Badung 33.33 % 10 % 56.67 % C (Clay) / Liat Perhitungan % Pasir = I 15 x 100 % = 5 15 x 100 % = 33.33 % % Debu = II 15 x 100 % = 1.5 15 x 100 % = 10 % % Liat = 100 – (% I + % II ) = 100 – (33.33 % + 10 %) = 100 – 43.33 % = 56.67 %c 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan tanah inseptisols, maka diperoleh tiga lapisan yang mempunyai tekstur tanah yang berbeda – beda. Tekstur lapisan pertama tanah inseptisols adalah liat berpasir. Hal ini disebabkan karena tekstur tanahnya halus dan memiliki pori–pori besar sehingga mudah menyerap air dan dilalui udara (permeabel). Selain itu, tanah jenis ini juga memiliki kemampuan menyimpam hara tanaman yang sangat kecil sehingga harus sering kali mendapat tambahan air dan hara agar pertumbuhan tanaman yang tumbuh pada tanah jenis ini produktif. Hal ini sesuia dengan pendapat Hanafiah (2004) bahwa tanah bertekstur halus atau tanah berliat berarti tanah yang mengandung liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir tetapi air yang ada tidak mudah hilang dari tanah.
  • 27. 27 Tekstur tanah pada lapisan kedua tanah inseptisols adalah lempung berliat. Hal ini disebabkan karena adanya proses pelapukan batuan induk yang belum matang. Tanah golongan ini bersifat tidak terlalu lepas atau terlalu lekat atau tidak terlalu padat. Selain itu, kemampuan menyimpan air dan tata udara tanah ini baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Darmawidjaya (1990) yang menyatakan bahwa tanah jenis ini memiliki tekstur lebih halus dari pasir gelohan (loamy sand) dengan beberapa mineral lapuk dengan kemampuan menahan kation dengan fraksi lempung yang sedang - tinggi. Tekstur tanah pada lapisan ketiga tanah inseptisols adalah liat. Hal ini disebabkan karena adanya proses pencucian oleh air dari horizon sebelumnya. Pada lapisan ini merupakan lapisan sub soil, yang mana lapisan ini mempunyai kandungan liat lebih banyak daripada lapisan 1 dan 2. Selain itu, jenis tanah ini dapat menyimpan air lebih banyak dari pada pasir, karena memiliki permukaan yang luas yang dapat diseliputi air, akan tetapi peredaran udara dalam tanah atau aerasi tidak baik. Hal ini juga di dukung dengan pendapat Miller dan Donahue (1990) bahwa tanah inseptisols terbentuk dari proses pelapukan batuan induk yang dimana batuan induk yang telah melapuk itu terus mengalami pencucian. Pembahasan Penetapan kelas tekstur tanah dapat ditentukan dengan dua cara antara lain secara kuantitatif atau cara aboratorium . Metode ini dilakukan atas dasar kecepatan pengendapan dalam suspensi tanahnya. Pada pengamatan menggunakan metode kuantitatif ini didapatkan hasil pasir sebesar 7,7 dan persentaenya sebesar 51,33%, fraksi debu 3,5 dan presentasenya 23,33% dan fraksi liat sebesar 25,34%. Dengan menggunakan segitiga tekstur menurut USDA dapat ditentukan kelas tekstur tanah tersebut adalah sandy clay atau liat berpasir. Metode kuantitatif ini memiliki azas yang erat kaitannya dengan fase dispersi, dalam hal ini terdapat fase terdispersi dan fase pendispersi atau mediu. Azas inilah yang dimanfaatkan dalam prose pemisahan tiap fraksi tersebut. Metode kedua adalah metode kualitatif atau cara penentuan kelas tekstur taah dilapangan. Penetapan dilapangan dilakukan dengan cara pengulian contoh tanah diantara ibu jari dan telunjuk pada keadaan lembab. Masing-masing fraksi akan menunjukkan ciri-ciri tersendiri antara lain pasir pada pengulian akan terasa kasar. Debu terasa licin atau seperti sabun dan liat pada pengulian akan terasa lengket. Pada percobaan dengan metode kualitatif digunakan 3 jenis tanah. Tanah E diperoleh presentase fraksi debu sebesar 57%, presentase liat sebesar 18% dan presentase pasr sebesar 25%. Berdasarkan data tersebut dapat ditentukan kelas tekstur tanah E adalah Silty loam atau lempung berdebu. Tanah J diperoleh presentase fraksi debu sebesar 20%, presentase liat sebesar 20% dan presentase pasir sebesar 67%.
  • 28. 28 Dengan menggunakan segitiga tekstur dapat ditentukan kelas tekstur tanah J adalah empung berpasir atau sandy loam. Contoh tanah yang terakhir adalah tanah A, diperoleh presentae fraksi debu sebesar 30%, preentase liat sebesar 55% dan presentase pasir sebesar 15%. Sehingga dapat ditentukan bahwa kelas tekstur tanah A adalah clay atau liat.
  • 29. 29 BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum tekstur tanah tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tekstur tanah merupakan salah satu sifat dasar tanah yang sangat mempengaruhi sifat tanah yang lain serta besar pengaruhnya terhadap pengaruh tanah sebagai media pertanaman. 2. Penetapan kelas tekstur tanah dapat dilakukan secara kualitatif (cara lapangan) dan secara kuantitatif (cara laboratorium). 3. Pada percobaan metode kuantitatif didapatkan hasil fraksi debu 23,33%, pasir 51,33% dan lit 25,34% sehingga termasuk kelas tekstur sandy clay atau liat berpasir 4. Penetapan kelas tekstur tanah dengan metode kualitatif tidak begitu efektif karena memerlukan keterampilan dan pengalaman dari peneliti itu sendiri. 5.2 Saran Adapun Saran dari praktikan untuk praktikum ini yaitu : 1. Untuk Laboratorium agar alat-alat praktikum ditambah lagi supaya kita lebih enak dalam melakukkan praktikumnya. 2. Untuk Coass supaya lebih terampil lagi dalam membimbing praktikan 3. Untuk praktikan agar mengikuti praktikum dengan tertib dan tenang agar praktikum kita berlangsung dengan suasana yang nyaman.
  • 30. 30 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sifat kimia tanah yang sangat perlu diketahui adalah tingkat keasaman (pH) tanah dan juga daya hantar listrik tanah yang bersangkutan. Beberapa tanaman tertentu memerlukan kondisi tanah dengan berbagai tingkat keasaman tertentu. Tidak semua tanaman mampu hidup pada tanah dengan kondisi pH yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Dengan mengetahui tingkat keasaman tanah, kita dapat dengan mudah mengetahui jenis tanaman apa saja yang dapat kita manfaatkan pada kondisi tanah tersebut (Nurhidayanti.2006) dalam (Ramdani.2014). Dalam tanah terdapat ion H+. Negatif log konsentrasi dari ion H disebut pH tanah. Nilai pH tanah menentukan tingkat reaksi tanah, apakah tergolong masam, netral, atau basa. Konsentrasi ion H dalamlarutan tanah disebut kemasaman aktif (actual), sedangkan konsentrasi ion H yang terjerap pada kompleks jerapan (koloid tanah) disebut kemasaman cadangan (potensial) (Hanafiah, 2008) dalam (Ramdani.2014). Penetapan kemasaman aktif dilakukan dengan menggunakan pelarut aquades, sedangkan kemasaman cadangan dengan lautan garam netral, seperti : KCl, BaCl2, dan Naf. Selisih pH antara larutan garam netral dengan aquades adalah kemasaman cadangan. Perlu diketahui, umumnya pH H2O lebih besar dari pH Kcl, tetapi pada kasus tertentu, justru sebaliknya. Sifat ini sering dipakai sebagai penciri terhadap tanah-tanah tertentu di daerah tropis. Misalnya, bila larutan KCl diganti dengan larutan K2SO4 1N, ternyata selisih pH K2SO4 –H2O member hasil positif, maka boleh jadi pada horizon tersebut adalah horizon oksik. Kemasaman atau pH tanah adalah ukuran aktifitas ion hydrogen dalam larutan tanah. Nilai pH diperoleh dari logaritma negative konsentrasi ion hydrogen (pH = -log H+ ) skala tanah / pH tanah diperoleh dengan air murni yang mempunyai kadar ion hydrogen sama dengan kadar ion hydrogen yaitu 10-7 , sehingga PH air murni = - log H+ = - log 10-2 =7,0. Keasaman tanah (pH) sangat mempengaruhi status ketersediaan dan keseimbangan unsur hara yang di perlukan tanaman, pada dasarnya setiap jenis tanaman menghendaki pH tanah yang ditentukan untuk dapay berproduksi secara maksimal, tetapi kebanyakan tanaman menghindari pH tanah sekitar netral ( sutanto, 2005 ) dalam ( Isnani, 2014). Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dalam pH. Nilai pH menunjukkan konsentrasi ino ( H+ ). Kemasaman tanah ditentukan oleh dinamika ion H+ didalam tanah, ion H+ yang terdapat dalam suspensi tanah berada di
  • 31. 31 keseimbangan dengan ion H+ yang terjerap. Akibat dari proses itu, maka di kenal 2 jenis kemasaman yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial ( handjowigeno, 2003 ) dalam (Ramdani.2014). Reaksi tanah sangat mempengaruhi ketrsediaan unsur hara bagi tanaman. Pada reaksi tanah yang netral yaitu pH 6,5 – 7,5 maka unsur hara tersedia dalam jumlah yang cukuo banyak pada pH tanah kurang dari 6,0 maka ketersediaan unsur hara fosfer, kalium, belerang, kalsium, magnesium dan mulibdium menurun dengan cepat. Sedangkan pH tanah lebih besar dari 8,0 akan menyebabkan unsur-unsur nitrogen, bosi mangan, bosium tembaga dan seng ketersediaannya relative lebih sedikit ( anonim, 2008 ) dalam (Ramdani.2014). Di daerah rawa-rawa sering di temukan tanah-tanah sangat maram dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sulfat masam (cat clay) karena banyak mengandung asam sulfat. Di daerah yng sangat kering (arid) kadang-kadang pH tanah sangat tinggi (pH lebih dari 9,0) karena banyak mengandung garam Na (pairunan, 2000) dalam (Ramdani.2014). Reaksi tanah atau yang disebut dengan pH tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang salah satunya adalah terutama didaerah industry, antara lain sulfar yang merupakan hasil sampingan dari industry gas, jika bereaksi dengan air akan menghasilkan asam listrik yang secara alami merupakan komponen renik hujan. Hujan asam juga terjadi sebagai akibat meningkatnya penggunaan dan pembakaran fosil-fosil padat yang menimbulkan gas-gas sulfur dan nitrogen yang kemudian bereaksi dengan air hujan (haniafiah, 2004) dalam ( Isnani, 2014). 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Mengukur pH tanah aktual dan potensial. 2. Menentukan muatan tanah melalui pengukuran pH.
  • 32. 32 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Keasaman atau kealkalian atau pH tanah adalah log kepekatan ion-ion H+ dalam larutan sisitem tanah. Kepekatan ion-ion dalam larutan ssistem tanah ini berkesetimbangan dengan OH- tidak terdisosiasi senyawa-senyawa dapat larut dan tidak larut yang ada dalam system jadi pH tanah menunjukkan takaran ion H+ trdisosiasi, di tambah H+ terdisosiasi dalam tanah (Poerwidodo,1992) dalam (Junaidi, 2014). Kemasaman berpengaruh pada ketersediaanya atau tidak tersedianya hara tanaman. Dalam hal ini kita mengenal pH tanah. pH tanah adalah suatu ukuran aktifitas ion hydrogen di dalam larutan aior tanah dan dapat di pakai sebagai ukuran bagi keasaman tanah. Hara adalah log dari harga kebalikan Cons ion Hidrogen (Kartasapoetra, 2004) dalam (Junaidi, 2014). Pengukuran pH tanah di lapangan dengan prinsip kalori meter dengan menggunakan indicator (larutan, kertas lakmus), yang menunjukkan warna tertentu pada pH berbeda. Kesalahan pengukuran dapat terjadi antara 0,1 – 0,5 unit pH atau bahkan lebih besar karena pengaruh pengenceran dan faktor-faktor lain. Untuk mengukur pH basa kuat di lapangan, indikator fenolptalin yang tidak berwarna sangat bermanfaat karena akan berubah menjadi ungu sampai merah pada pH 8,3 – 10. Kondisi yang sama pada pengukuran pH di lapangan pada kondisi luar biasa asam dihunakan indikator Brom Cresol Green (0,1 gram dilarutkan pada 250 ml 0,006N NaOH) yang berubah dari hijau sampai kuning pada pH 5,3 dan yang lebih rendah dari pada 3,8. Untuk mengetahui pH tanah di lapangan, secara umum dapat digunakan indikator universal / campuran (Mohr, 1972) dalam (Junaidi, 2014). Air bersifat netral karena konsentrasi H+ dan OH+ yang sama. Pada keadaan nbetral, pH adalah 7. Suatu ukuran skala pH digunakan untuk memudahkan menyatakan konsentrasi H+ yang sangat kecil di dalam air maupun di dalam berbagai system hayati penting. Kation- kation yang dapat dipertukarkan terserap dengan tenaga yang cukup besar untuk memperlambat pencuciannya dari tanah, tetapi sejumlah kation yang cukup besar mengalami disosiasi dari permukaan perukaran kation yang terdapat dalam larutan dimana kation itu siap untuk digunakan tanaman. Pada disosiasi, basa yang dapat dipertukarkan menyebabkan terjadinya hidrolisis sehingga dihasilkan ion-ion OH- (Foth, 1994) dalam (Junaidi, 2014). Sifat kemasaman tanah ada dua jenis, yaitu kemasaman aktif dan memasaman potensial. Reaksi kemasaman aktif ialah yang diukurnya konsentrasi ion H+ yang terdapat pada pemakaian sehari-hari. Reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat ditukar baik yang terjerap olehn kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam larutan. Sejumlah senyawa menyumbang pada pengembangan reaksi tanah yang asam ataupun basa.
  • 33. 33 Asam-asam organik dan anorganik, yang dihasilkan oleh penguraian bahan organic tanah. Menentukan kemasaman tanah ada beberapa alat ukur reaksi tanah yang dapat digunakan. Alat yang murah ialah kertas lakmus yang bentuknya berupa gulungan kertas kecil memanjang. Alat lain yang harganya sedikit mahal tetapi dapat dipakai berulang-ulang dengan hasil pengukuran lebih akurat adalah pH tester dan soil tester (Hardjowigeno S, 1987) dalam (Junaidi, 2014). Reaksi tanah atau pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan dalam tanah. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Sejumlah proses dalam tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah dan biokimia tanah yang berlansung spesifik. Pengaruh lansung terhadap laju dekomposisi mineral tanah dan bahan organik, pembentukan mineral lempung bahkan pertumbuhan tanaman. Pengaruh tidak lansungnya terhadap kelarutan dan ketersediaan hara tanaman. sebagai contoh perubahan konsentrasi fosfat dengan perubahan pH tanah. Konsentrasi ion H+ yang tinggi bisa meracun bagi tanaman (Weny, 2009) dalam (Basuki, 2014). Secara teoritis, angka pH berkisar antara 1 sampai 14. Angka satu berarti kepekatan ion hidrogen di dalam tanah ada 10 - 1 atau 1/10 gmol/l. Tanah pada kepekatan ini sangat asam. Sementara angka 14 berarti kepekatan ion hidrogennya 10-14 gmol/l. Tanah pada angka kepekatan ini sangat basa. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional (Winarso, S.2005) dalam (Jalaludin, 2013). Tanah masam adalah tanah yang memiliki nilai PH kurang dari 5,5, baik berupa lahan kering maupun lahan basah, semakin rendah pH tanahnya maka semakin ekstrim kemasamannya. Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen di dalam tanahtersebut. Bila kepekatan ion hidrogen di dalam tanah terlalu tinggi maka tanah akan bereaksi asam, sebaliknya bila kepekatan ion hidrogen terlalu rendah maka tanah akan bereaksi basa. Pada kondisi ini kadar kation OH- lebih tinggi dari ion H+ (weny, 2009) .
  • 34. 34 BAB III. METODOLOGI PRAKTIKU 3.1 Waktu dan Tempat Adapun praktikun ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 13 Juni 2015 pukul 09.00 -10.00 WITA di laboraturium Silvikultur dan Teknologi Hasil Hutan Program Studi Kehutanan Universitas Mataram. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1. Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: 1. Timbangan 2. pH meter 3. Tabung kocok 4. Cawan 5. Plastik es 6. Gelas ukur 3.2.2. Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu: 1. Sample tanah badung 10 gr 2. Air netral 3.3 Prosedur Kerja Adapun prosedur kerjanya adalah sebagai berikut: 1. Ditimbang contoh tanah 10 gr. 2. Ditambahkan 20 ml air netral. 3. Dikocok larutan yang berisi tanah selama ±30 menit dan didiamkan selama ±5 menit. 4. Diukur pH tanah menggunakan pH meter dan dicatat hasilnya.
  • 35. 35 BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Tabel 4.1 Hasil Pengamatan pH Tanah Sampel Tanah pH Suhu keterangan Tanah Badung 6.929 26.2oC Netral 4.2 Pembahasan Di Indonesia umumnya tanahnya bereaksi masam dengan 4,0 – 5,5 sehingga tanah dengan pH 6,0 – 6,5 sering telah dikatakan cukup netral meskipun sebenarnya masih agak masam. Di daerah rawa-rawa sering ditemukan tanah-tanah sangat masam dengan pH kurang dari 3,0 yang disebut tanah sangat masam karena banyak mengandung asam sulfat. Pada umumnya reaksi tanah baik tanah gambut maupun tanah mineral menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya sebanding dengan banyaknya H+. Pada tanah-tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-. Sedangkan pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH 7. Bila tanah terlalu asam atau terlalu basa maka tanaman akan tumbuh kurang sempurna sekalipun masih bisa tumbuh dan menghasilkan buah. Memang ada beberapa tanaman tertentu yang senang di tanah asam ataupun basa. Ketersediaan unsur hara makro di dalam tanah ini sedikit sedangkan hara mikro seperti Besi dan Aluminium tinggi. Hal ini mengakibatkan tanaman kekurangan hara dan keracunan. Salah satu upaya yang ditempuh dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki lahan masam adalah dengan menurunkan keasaman dan meningkatkan kejenuhan basa yang diperoleh dengan pemberian kapur serta pemupukan. Dengan adanya peningkatan kejenuhan basa, maka pH tanah naik dan unsur hara relatif lebih mudah tersedia. Pada pembuatan makalah kali ini, kami ingin mengetahui lebih lanjut penyebab kemasaman tanah dan upaya peningkatan pH serta potebsi pemanfaatanya untuk tanaman. Reaksi tanah atau pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan dalam tanah. Ia didefinisikan
  • 36. 36 sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Sejumlah proses dalam tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah dan biokimia tanah yang berlansung spesifik. Pengaruh lansung terhadap laju dekomposisi mineral tanah dan bahan organik, pembentukan mineral lempung bahkan pertumbuhan tanaman. Pengaruh tidak lansungnya terhadap kelarutan dan ketersediaan hara tanaman. sebagai contoh perubahan konsentrasi fosfat dengan perubahan pH tanah. Konsentrasi ion H+ yang tinggi bisa meracun bagi tanaman. Secara teoritis, angka pH berkisar antara 1 sampai 14. Angka satu berarti kepekatan ion hidrogen di dalam tanah ada 10 - 1 atau 1/10 gmol/l. Tanah pada kepekatan ini sangat asam. Sementara angka 14 berarti kepekatan ion hidrogennya 10-14 gmol/l. Tanah pada angka kepekatan ini sangat basa. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional. Tanah masam adalah tanah yang memiliki nilai PH kurang dari 5,5, baik berupa lahan kering maupun lahan basah, semakin rendah pH tanahnya maka semakin ekstrim kemasamannya. Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen di dalam tanahtersebut. Bila kepekatan ion hidrogen di dalam tanah terlalu tinggi maka tanah akan bereaksi asam, sebaliknya bila kepekatan ion hidrogen terlalu rendah maka tanah akan bereaksi basa. Pada kondisi ini kadar kation OH- lebih tinggi dari ion H+.
  • 37. 37 BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam peraktikum ini yaitu: 1. Reaksi tanah menunjukkan keasaman dan kebasaan tanah dan dinyatakan sebagai pH. 2. Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen yang beredar di dalam tanah tersebut. Bila kepekatan ion hidrogen (H+ ) di dalam tanah tinggi maka tanah disebut asam Sebaliknya, bila kepekatan ion hidrogen terlalu rendah maka tanah disebut basa. Pada kondisi ini kadar kation OH- lebih tinggi dari H+. 3. Reaksi tanah dibedakan menjadi kemasaman (reaksi tanah) aktif dan potensial. Reaksi tanah aktif ialah yang diukurnya konsentrasi hidrogen yang terdapat bebas dalam larutan tanah. Reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat tukar baik yang terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalarn larutan.Tanah masam karena kandungan H+ yang tinggi dan banyak ion AL3+ yang bersifat masam karena dengan air ion tersebut dapat menghasilkan H+. Di daerah rawa-rawa atau tanah gambut, tanah masam umumnya disebabkan oleh kandungan asam sulfat yang tinggi. 4. Pengapuran merupakan salah satu cara untuk memperbaiki tanah yang bereaksi asam atau basa. Tujuan dari pengapuran adalah untuk menaikkan pH tanah sehingga karenanya unsur-unsur hara menjadi lebih tersedia, memperbaiki struktur tanahnya sehingga kehidupan organisme dalam tanah lebih giat, dan menurunkan kelarutan zat-zat yang sifatnya meracuni tanaman dan unsur lain tidak banyak terbuang. 5.2 Saran Adapun saran dalam peraktikum ini yaitu : 1. sebagai peraktikan harus lebih aktif agar bisa menguasai rumus yang digunakaan. 2. Alat dalam praktikum ini masih kurang dan perlu untuk dilengkapi
  • 38. 38 DAFTAR PUSTAKA Ali, Kemas.2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Ananto, 2010. Kandungan tanah dan air di daerah aliran sungai cade. Erlangga: Jakarta. Anonim. 2013. Panduan praktikum dasar-dasar ilmu tanah edisi II. (http:// www.iptek.net). Anonim. 2014. Panduan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah .(Http:// Www. Misouryuniversity.Com). Anonim. 2010. Reaksi tanah dengan kesuburan tanah. (http://teaksi tanah. Blogspot.com). Anonim, 2013.http://www.selvikultur.com/tekstur dan struktur tanah. html. Ariyanto. 2010. Struktur tanah. (http://ariyanto. staff. Pertanian. Uns. Ac.id). Ariyanto,Dwi.2010. Struktur Tanah. Http://ariyanto_staff.pertanian.uns.ac.id// Bale, 2001. Dasar-dasar ilmu tanah. Bahan kuliah online: Jakarta. Bucman, H. O dan N. C. Brady. 2002. Tekstur Tanah. Rata Karya Aksara: Jakarta. Foth, H. D. 2000. Dasar-dasar Ilmu Tanah edisi VII. (Http://www.iptek.net). Hanafiah.2007. Pengaruh Pemberian Lapisan Lempung Terhadap Peningkatan Lengas Tanah Pada Tanah Berpasir. (Http:// Www.Iptek.Net). Hanafiah,A. K. 2010. Dasar-dasar Ilmu tanah. Raja Grafindo persada: Jakarta. HardjoWigeno, S. 2003.Ilmu Tanah. Akademika Presindo : Jakarta. Hardjowigeno, Sarwono. 2013. Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis. Akademika Pressindo: Jakarta. Hardjowigeno, Sarwono. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta. Rineka Cipta. Kartasapoetra, dkk. 2002. Penentuan intensitas warna tanah. Akademika pressindo: Jakarta Kartasapoetra dan Mulyani Sutedjo. 1987. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta. Rineka Cipta. Kartasapoetra, dkk. 1985. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta. Rineka Cipta. Kertaspoetra dan mulyani sutedjo, 1997. Pengantar ilmu tanah. Rineka Cipta: Jakarta. Nurhidayati, 2006. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian- Unisma. Malang. Pairunon, anna K.dkk. 2000. Dasar-dasar ilmu tanah. Badan kerjasama perguruan tinggi negeri Indonesia timur: NTT. Sutanto, R. 2005. Kadar Lengas Tanah. Kanisius: Yogjakarta. Syarief, S. 1994. Sifat-Fisika-Tanah-Bagian-5-Konsistensi.Universitas Andalas. Padang. Tim Asisten, 2010. Penelitian praktikum dasar-dasar ilmu tanah. Fakultas pertanian. Universitas Salahudin: makasar Tim Asisten dan Dosen. 2010. Penuntun Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
  • 39. 39 Weny, 2009.Tanah dan Pengolahan. CV Alfabeta. Bandung. Winarso ,S. 2005. Penentuan Tekstur Tanah Secara Kualitatif dan Kuantitatif. (Http://www.wisourye univercity.com). Wulan. 2011. Penetapan Kadar Air Metode Oven. (Http://Wulaniriky. Wordpress.Com) Yuliprianto. 2010. Dasar-dasar ilmu tanah devisi perguruan tinggi. PT raja grafindo persada: Jakarta.