SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  5
Télécharger pour lire hors ligne
Rahasia dibalik keajaiban karate

       Karateka pemegang sabuk hitam sering mendemonstrasikan kekuatan dan
keahlian mereka dengan cara membelah dua tumpukan batu bata keras tanpa
terluka sedikit pun. Seorang ahli karate dari Jepang bahkan pernah mengalahkan
seekor banteng dewasa tanpa menggunakan senjata. Para karateka terlatih tampil
bagaikan manusia-manusia super dengan kekuatan ajaib! Apakah mereka
melibatkan daya magis? Ataukah atraksi mereka hanya tipuan belaka?
       Seni bela diri yang dikenal dengan nama Karate-Do ini berasal dari pulau
Okinawa, Jepang. Seni ini dikembangkan oleh Funakoshi Yoshitaka. Menurut
Michael Feld, seorang karateka sabuk coklat yang juga memiliki gelar Ph.D di
bidang fisika MIT (Massachusetts Institute of Technology), demonstrasi karate
tersebut sama sekali tidak menggunakan tipuan semacam tipuan kamera dan
komputer yang biasa dilakukan dalam pembuatan film. Seluruh gerakan karate
yang tampak ajaib sesungguhnya hanya merupakan aplikasi prinsip-prinsip fisika.
Gerakan karateka merupakan paduan gerakan yang paling efisien sehingga hampir
tidak dapat dimaksimalkan lebih jauh lagi. Nama Karate-Do berasal dari bahasa
Jepang Kara, yang berarti kosong, Te (tangan), dan Do (metode/cara). Pengertian
Karate-Do adalah metode bela diri menggunakan tangan kosong dengan
menggunakan tubuh dan alam sekitar sebagai senjata.
       Rahasia utama dalam gerakan bela diri ini adalah kecepatan gerakan serta
ketepatan fokus serangan (sasaran). Semua teknik dalam Karate ditujukan untuk
menghasilkan kecepatan dan kekuatan secara efisien. Sebelum memulai gerakan,
karateka terbiasa untuk mengambil napas yang dalam, yang kemudian dikeluarkan
lagi sambil berteriak keras "HAI-YAAA" saat melepaskan serangan. Secara
fisika, teriakan itu sebenarnya merupakan cara untuk melepaskan gaya yang
sangat besar yang dihasilkan oleh otot-otot diafragma (otot yang mengatur
gerakan paru-paru) yang berkontraksi sangat cepat. Dengan berteriak, gerakan
yang dilakukan menjadi lebih efisien, terutama dalam melakukan pukulan.
Pukulan-pukulan yang dihasilkan oleh seorang pemula mencapai
kecepatan 6 meter per detik, sedangkan seorang karateka sabuk hitam dapat
mengeluarkan pukulan dengan kecepatan 14 meter per detik (lebih cepat dari
kecepatan pelari tercepat). Kecepatan gerakan dan pukulan sangat penting dalam
Karate.
          Dalam karate,   Joe Louis yang dikenal sebagai “Greatest Karate
Fighter of All Time”, tahu bahwa besaran fisika yang sangat berperan adalah
momentum. Momentum suatu benda yang sedang bergerak sama dengan massa
benda itu dikalikan dengan kecepatannya. Benda yang bermassa lebih besar
mempunyai momentum yang lebih besar dibandingkan dengan benda yang
bermassa lebih kecil. Sebuah truk yang bergerak dengan kecepatan 70 kilometer
                                                       per    jam     mempunyai
                                                       momentum lebih besar
                                                       dari sebuah mobil taxi
                                                       yang bergerak dengan
                                                       kecepatan yang sama.
                                                       Juga       benda      yang
                                                       bergerak            dengan
                                                       kecepatan lebih tinggi
                                                       mempunyai momentum

           Gb.1 Karateka memukul sasaran               lebih besar, misalnya
                                                       truk    yang       bergerak
dengan kecepatan 70 km/jam akan mempunyai momentum lebih besar dari truk
yang sama yang bergerak dengan kecepatan 35 km/jam.
          Pada gambar 1 seorang karateka sedang memukul sasaran yang terbuat
dari kayu. Ketika tangannya menghantam kayu sasaran, ada momentum yang
ditransfer dari tangan kepada sasaran. Besarnya gaya yang dialami oleh kayu
akibat pukulan ini sangat tergantung pada berapa besar momentum yang ditransfer
dan berapa lama waktu transfernya itu. Semakin besar momentum yang ditransfer
semakin besar gaya yang dialami kayu. Dan semakin cepat waktu transfernya
semakin besar pula gaya itu. Karateka pada gambar 1 mula-mula berdiri dengan
kepalan tangan menghadap ke atas.
                                       Kemudian ia memberi momentum pada
                                       tangan dengan menggerakkannya ke
                                       depan. Agar momentum tangannya lebih
                                       besar, badan karateka ikut mendorong
   Gb.2 Transfer momentum              (dorongan badan akan lebih efektif jika
   yang besar                          selama   proses   ini   kepalan   tangan
berputar seratus delapan puluh derajat, sehingga sekarang kepalan tangan
menghadap ke bawah). Selanjutnya momentum yang besar ini ditransfer dalam
waktu sekecil mungkin. Agar waktu transfernya sekecil mungkin, setelah
mengenai sasaran, sang karateka segera menarik kembali tangannya dengan cepat.




                 Gb.3. Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang
Untuk memperoleh efek hantaman yang lebih besar lagi, tekanan yang
diberikan oleh tangan sang karateka harus lebih besar. Ini diperoleh dengan
membuat permukaan sentuh antara tangan dan sasaran sekecil mungkin. Dalam
hal ini bagian yang cocok untuk menghantam adalah tulang-tulang metakarpal
(tulang antara jari dan pergelangan tangan, gambar 2).
       Seorang karateka mampu menghantam sasaran dengan energi sekitar 150
joule. Jika karateka ini memukul dengan telapak tangannya (luasnya sekitar 150
cm kuadrat), maka energi yang dirasakan oleh titik sasaran hanya sebesar 1 joule
per sentimeter    kuadrat (yaitu 150 joule/150 cm2). Tetapi jika karateka itu
menggunakan bagian sisi tangannya yang luasnya lebih kecil (misalnya dengan
luas 15 cm kuadrat) maka energi yang dirasakan oleh titik sasaran bisa mencapai
10 joule per sentimeter kuadrat, tentu saja ini akan memberikan efek yang jauh
lebih besar. Itulah sebabnya ketepatan sasaran (pukulan yang terkonsentrasi pada
luas permukaan sekecil mungkin) sangat penting dalam Karate. Gambar 3
menunjukkan bagian-bagian tangan dan kaki yang sering dipakai untuk
menyerang sasaran karena dapat secara efektif mentransfer momentum pada
sasaran dan mempunyai permukaan sekecil mungkin.




                                 Gb4. Memecah beton


       Untuk memecah balok kayu, beton, batu bata ataupun balok es, pukulan
seorang karateka harus mampu memberikan tekanan yang lebih besar dari batas
elastis (kelenturan) yang dapat ditoleransi oleh benda-benda tersebut. Batas elastis
tiap benda berbeda-beda. Beton mempunyai batas elastis (maximum crushing)
400 kg per sentimeter kuadrat. Artinya jika beton itu dihantam dengan gaya
setara dengan berat 400 kg, pada daerah seluas 1 sentimeter kuadrat maka beton
itu akan pecah. Batas elastis tulang manusia mencapai 40 kali batas elastis batang
beton sehingga lebih susah untuk dipatahkan (saat terjadi tumbukan yang patah
adalah batang beton dan bukan tulang kaki atau tangan manusia yang
memukulnya). Selain itu, tangan dan kaki manusia dilengkapi pula dengan
berbagai ligamen, tendon, otot, dan kulit yang dapat membantu mendispersikan
gaya yang diterima ke seluruh tubuh (gaya menjadi tidak lagi terkonsentrasi)
sehingga pada akhirnya dapat menyerap gaya sebesar 2000 kali gaya maksimum
yang dapat diterima beton. Tangan dan kaki karateka semakin kuat seiring dengan
bertambahnya frekuensi latihan karena terjadi adaptasi dengan terbentuknya
jaringan kalus (callus) yang dapat menyerap dan mendifusikan gaya yang diterima
saat terjadi tumbukan (tangan dan kaki tidak terasa sakit sama sekali walaupun
bertumbukan dengan balok padat yang keras). Tangan dan kaki yang tidak terlatih
sangat mudah terluka karena permukaan kulit masih terlalu halus. Dengan latihan
yang    serius   Mikael      Bigersson   (Swedia) masuk   Guinnes    Book   dengan
memecahkan 21 balok beton berukuran 60 cm x 20 cm x 7 cm dengan
menggunakan tangannya dalam waktu 1 menit pada tahun                2001 yang lalu
(ck..ck... hebat amat....)

Jadi, semua keajaiban Karate ternyata dapat dipelajari menggunakan prinsip-
prinsip fisika. Gerakan-gerakannya pun dapat ditingkatkan variasinya
menggunakan berbagai strategi yang meminjam konsep dan hukum fisika. Tidak
ada tipuan maupun sihir yang terlibat. Rahasianya hanya terletak pada perpaduan
konsentrasi dan kesiapan mental dan fisik serta pengetahuan fisika yang baik
(Yohanes Surya).

Contenu connexe

En vedette

How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 

En vedette (20)

2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot2024 State of Marketing Report – by Hubspot
2024 State of Marketing Report – by Hubspot
 
Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 

Olahraga 02

  • 1. Rahasia dibalik keajaiban karate Karateka pemegang sabuk hitam sering mendemonstrasikan kekuatan dan keahlian mereka dengan cara membelah dua tumpukan batu bata keras tanpa terluka sedikit pun. Seorang ahli karate dari Jepang bahkan pernah mengalahkan seekor banteng dewasa tanpa menggunakan senjata. Para karateka terlatih tampil bagaikan manusia-manusia super dengan kekuatan ajaib! Apakah mereka melibatkan daya magis? Ataukah atraksi mereka hanya tipuan belaka? Seni bela diri yang dikenal dengan nama Karate-Do ini berasal dari pulau Okinawa, Jepang. Seni ini dikembangkan oleh Funakoshi Yoshitaka. Menurut Michael Feld, seorang karateka sabuk coklat yang juga memiliki gelar Ph.D di bidang fisika MIT (Massachusetts Institute of Technology), demonstrasi karate tersebut sama sekali tidak menggunakan tipuan semacam tipuan kamera dan komputer yang biasa dilakukan dalam pembuatan film. Seluruh gerakan karate yang tampak ajaib sesungguhnya hanya merupakan aplikasi prinsip-prinsip fisika. Gerakan karateka merupakan paduan gerakan yang paling efisien sehingga hampir tidak dapat dimaksimalkan lebih jauh lagi. Nama Karate-Do berasal dari bahasa Jepang Kara, yang berarti kosong, Te (tangan), dan Do (metode/cara). Pengertian Karate-Do adalah metode bela diri menggunakan tangan kosong dengan menggunakan tubuh dan alam sekitar sebagai senjata. Rahasia utama dalam gerakan bela diri ini adalah kecepatan gerakan serta ketepatan fokus serangan (sasaran). Semua teknik dalam Karate ditujukan untuk menghasilkan kecepatan dan kekuatan secara efisien. Sebelum memulai gerakan, karateka terbiasa untuk mengambil napas yang dalam, yang kemudian dikeluarkan lagi sambil berteriak keras "HAI-YAAA" saat melepaskan serangan. Secara fisika, teriakan itu sebenarnya merupakan cara untuk melepaskan gaya yang sangat besar yang dihasilkan oleh otot-otot diafragma (otot yang mengatur gerakan paru-paru) yang berkontraksi sangat cepat. Dengan berteriak, gerakan yang dilakukan menjadi lebih efisien, terutama dalam melakukan pukulan.
  • 2. Pukulan-pukulan yang dihasilkan oleh seorang pemula mencapai kecepatan 6 meter per detik, sedangkan seorang karateka sabuk hitam dapat mengeluarkan pukulan dengan kecepatan 14 meter per detik (lebih cepat dari kecepatan pelari tercepat). Kecepatan gerakan dan pukulan sangat penting dalam Karate. Dalam karate, Joe Louis yang dikenal sebagai “Greatest Karate Fighter of All Time”, tahu bahwa besaran fisika yang sangat berperan adalah momentum. Momentum suatu benda yang sedang bergerak sama dengan massa benda itu dikalikan dengan kecepatannya. Benda yang bermassa lebih besar mempunyai momentum yang lebih besar dibandingkan dengan benda yang bermassa lebih kecil. Sebuah truk yang bergerak dengan kecepatan 70 kilometer per jam mempunyai momentum lebih besar dari sebuah mobil taxi yang bergerak dengan kecepatan yang sama. Juga benda yang bergerak dengan kecepatan lebih tinggi mempunyai momentum Gb.1 Karateka memukul sasaran lebih besar, misalnya truk yang bergerak dengan kecepatan 70 km/jam akan mempunyai momentum lebih besar dari truk yang sama yang bergerak dengan kecepatan 35 km/jam. Pada gambar 1 seorang karateka sedang memukul sasaran yang terbuat dari kayu. Ketika tangannya menghantam kayu sasaran, ada momentum yang ditransfer dari tangan kepada sasaran. Besarnya gaya yang dialami oleh kayu akibat pukulan ini sangat tergantung pada berapa besar momentum yang ditransfer dan berapa lama waktu transfernya itu. Semakin besar momentum yang ditransfer semakin besar gaya yang dialami kayu. Dan semakin cepat waktu transfernya semakin besar pula gaya itu. Karateka pada gambar 1 mula-mula berdiri dengan
  • 3. kepalan tangan menghadap ke atas. Kemudian ia memberi momentum pada tangan dengan menggerakkannya ke depan. Agar momentum tangannya lebih besar, badan karateka ikut mendorong Gb.2 Transfer momentum (dorongan badan akan lebih efektif jika yang besar selama proses ini kepalan tangan berputar seratus delapan puluh derajat, sehingga sekarang kepalan tangan menghadap ke bawah). Selanjutnya momentum yang besar ini ditransfer dalam waktu sekecil mungkin. Agar waktu transfernya sekecil mungkin, setelah mengenai sasaran, sang karateka segera menarik kembali tangannya dengan cepat. Gb.3. Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang
  • 4. Untuk memperoleh efek hantaman yang lebih besar lagi, tekanan yang diberikan oleh tangan sang karateka harus lebih besar. Ini diperoleh dengan membuat permukaan sentuh antara tangan dan sasaran sekecil mungkin. Dalam hal ini bagian yang cocok untuk menghantam adalah tulang-tulang metakarpal (tulang antara jari dan pergelangan tangan, gambar 2). Seorang karateka mampu menghantam sasaran dengan energi sekitar 150 joule. Jika karateka ini memukul dengan telapak tangannya (luasnya sekitar 150 cm kuadrat), maka energi yang dirasakan oleh titik sasaran hanya sebesar 1 joule per sentimeter kuadrat (yaitu 150 joule/150 cm2). Tetapi jika karateka itu menggunakan bagian sisi tangannya yang luasnya lebih kecil (misalnya dengan luas 15 cm kuadrat) maka energi yang dirasakan oleh titik sasaran bisa mencapai 10 joule per sentimeter kuadrat, tentu saja ini akan memberikan efek yang jauh lebih besar. Itulah sebabnya ketepatan sasaran (pukulan yang terkonsentrasi pada luas permukaan sekecil mungkin) sangat penting dalam Karate. Gambar 3 menunjukkan bagian-bagian tangan dan kaki yang sering dipakai untuk menyerang sasaran karena dapat secara efektif mentransfer momentum pada sasaran dan mempunyai permukaan sekecil mungkin. Gb4. Memecah beton Untuk memecah balok kayu, beton, batu bata ataupun balok es, pukulan seorang karateka harus mampu memberikan tekanan yang lebih besar dari batas elastis (kelenturan) yang dapat ditoleransi oleh benda-benda tersebut. Batas elastis
  • 5. tiap benda berbeda-beda. Beton mempunyai batas elastis (maximum crushing) 400 kg per sentimeter kuadrat. Artinya jika beton itu dihantam dengan gaya setara dengan berat 400 kg, pada daerah seluas 1 sentimeter kuadrat maka beton itu akan pecah. Batas elastis tulang manusia mencapai 40 kali batas elastis batang beton sehingga lebih susah untuk dipatahkan (saat terjadi tumbukan yang patah adalah batang beton dan bukan tulang kaki atau tangan manusia yang memukulnya). Selain itu, tangan dan kaki manusia dilengkapi pula dengan berbagai ligamen, tendon, otot, dan kulit yang dapat membantu mendispersikan gaya yang diterima ke seluruh tubuh (gaya menjadi tidak lagi terkonsentrasi) sehingga pada akhirnya dapat menyerap gaya sebesar 2000 kali gaya maksimum yang dapat diterima beton. Tangan dan kaki karateka semakin kuat seiring dengan bertambahnya frekuensi latihan karena terjadi adaptasi dengan terbentuknya jaringan kalus (callus) yang dapat menyerap dan mendifusikan gaya yang diterima saat terjadi tumbukan (tangan dan kaki tidak terasa sakit sama sekali walaupun bertumbukan dengan balok padat yang keras). Tangan dan kaki yang tidak terlatih sangat mudah terluka karena permukaan kulit masih terlalu halus. Dengan latihan yang serius Mikael Bigersson (Swedia) masuk Guinnes Book dengan memecahkan 21 balok beton berukuran 60 cm x 20 cm x 7 cm dengan menggunakan tangannya dalam waktu 1 menit pada tahun 2001 yang lalu (ck..ck... hebat amat....) Jadi, semua keajaiban Karate ternyata dapat dipelajari menggunakan prinsip- prinsip fisika. Gerakan-gerakannya pun dapat ditingkatkan variasinya menggunakan berbagai strategi yang meminjam konsep dan hukum fisika. Tidak ada tipuan maupun sihir yang terlibat. Rahasianya hanya terletak pada perpaduan konsentrasi dan kesiapan mental dan fisik serta pengetahuan fisika yang baik (Yohanes Surya).