2. Definisi Realisme
Real berarti yang aktual atau yang ada. Kata
tersebut merujuk kepada benda-benda atau
kejadian. Dalam arti yang sempit, realisme berarti
anggapan bahwa objek indera kita adalah real.
Benda ada itu terlepas dari kenyataan bahwa
benda itu kita ketahui, atau kita persepsikan atau
ada hubungannya dengan pikiran kita. Real
bukan merujuk pada suatu khayalan namun lebih
kepada sesuatu yang nyata. Inti realisme dapat
dipahami sebagai praktik-praktik pemaknaan dari
representasi.
3. Konsep filsafat menurut aliran
realisme adalah:
Metafisika-realisme; Kenyataan yang sebenarnya hanyalah kenyataan
fisik (materialisme); kenyataan material dan imaterial (dualisme), dan
kenyataan yang terbentuk dari berbagai kenyataan (pluralisme);
Humanologi-realisme; Hakekat manusia terletak pada apa yang dapat
dikerjakan. Jiwa merupakan sebuah organisme kompleks yang
mempunyai kemampuan berpikir;
Epistemologi-realisme; Kenyataan hadir dengan sendirinya tidak
tergantung pada pengetahuan dan gagasan manusia, dan kenyataan
dapat diketahui oleh pikiran. Pengetahuan dapat diperoleh melalui
penginderaan. Kebenaran pengetahuan dapat dibuktikan
dengan memeriksa kesesuaiannya dengan fakta;
Aksiologi-realisme; Tingkah laku manusia diatur oleh hukum-hukum alam
yang diperoleh melalui ilmu, dan pada taraf yang lebih rendah diatur
oleh kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat yang telah teruji dalam
kehidupan.
4. Makna kebenaran
Realisme erat kaitannya dengan sesuatu yang
fakta atau yang ada buktinya, bukan kepada
sesuatu yang hanya kita inginkan atau kita
harapkan. Apa yang kita yakini ada, biasanya
tergantung pada persepsi pertama yang kita yakini.
Realisme menyatu dengan kebenaran. Apa itu
benar? Mengapa sesuatu bisa dianggap benar?
Yang benar sudah pasti bukan yang salah. Untuk
membuktikan suatu kebenaran kita terbiasa
menggunakan rasio dan juga menggunakan
pengalaman. Kata kebenaran sendiri memiliki arti
yang berbeda-beda di setiap individu. Sesuatu
yang dianggap benar apabila mendapatkan
persetujuan benar dari pihak mayoritas. Dan
5. Sudarminta (2008:127) mengatakan bahwa
secara umum kebenaran biasanya dimengerti
sebagai kesesuaian antara apa yang dipikirkan
dan atau dinyatakan dengan kenyataan yang
sesungguhnya. Ada pula yang menyatakan
kebenaran adalah sebuah kenyataan apabila
pernyataan itu benar berarti segala sesuatu itu
benar dan adanya penambahan sebuah
kenyataan dengan suatu keutamaan sehingga
dapat disimpulkan bahwa kebenaran adalah
suatu kenyataan yang mengandung nilai
keutamaan dan yang sesungguh-sungguhnya.
6. Kebenaran menurut agama dan
simbol
Simbol sangat erat kaitannya dengan bidang Matematika.
Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau mathema yang
berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika sering disebut sebagai
ratunya ilmu atau ilmu pasti. Jika filsafat adalah pangkal dari segala ilmu
pengetahuan, maka matematika adalah produk dari filsafat. Di dalam
matematika banyak sekali hal-hal yang bisa kita kaji melalui filsafat.
Matematika sangatlah memperhatikan semesta. Semua bidang
pengetahuan science misalnya, sudah pasti akan menggunakan
matematika di dalamnya.
7. Kebenaran menurut agama dan
simbol
Kebenaran menurut matematika, mungkin
akan berbeda dengan kebenaran menurut islam.
Hal ini dikarenakan matematika adalah ilmu pasti
yang membutuhkan pembuktian dan
kesepakatan sedangkan agama meyakini segala
sesuatu yang datangnya dari Ttuhan adalah
kebenaran. Misal di dala, agama islam, segala
sesuatu yang disuruh, dianjurkan, dan dikatakan
didalam Al-quran adalah kebenaran.
8. Kebenaran menurut agama dan
simbol
Ilmuan yang mendalami matematika cenderung
berpikir sesuatu secara ilmiah logis, dan realistis,
berbeda dengan orang-orang yang mendalami spritual
yang cenderung mempercayai bahwa segala sesuatu
didunia ini tidak lepas dari pengaruh ghaib, mistis, dan
bahkan susah dinalar manusia awam. Seperti adanya
tuhan, sebagian umat beragama pasti meyakini adanya
tuhan dan meyakini kebenarannya walaupun mereka
belum pernah melihat tuhan secara langsung. Hal inilah
yang tidak bisa ditafsirkan secara ilmiah tetapi harus
secara rohaniah. Namun, ada juga minoritas
masyarakat yang tidak mempercayai adanya tuhan
karena mereka menafsirkan adanya tuhan dengan
logika yang sebenarnya logika tidak dapat dikaitkan
dengan tuhan. Kenyataan ini yang mewarnai kehidupan
sosial masyarakat kita. Itu sudah menjadi hak mereka
9. Kebenaran menurut agama dan
simbol
Pengertian kebenaran dalam bidang agama sangat
bertolak belakang dengan pengertian kebenaran melalui
matematika dimana sesuatu yang dianggap benar adalah
sesuatu yang yang sejalan dengan hipotesa-hipotesa atau
teori-teori yang membentuknya.
(Rand:1982) menyatakan bahwa ada dua teori tentang
kebenaran dalam matematika, yaitu teori korespodensi dan
teori koherensi. Kebenaran adalah pengakuan realitas. Teori
kebenaran korespodensi adalah teori yang berpandangan
bahwa pernyataan-pernyataan adalah benar jika
berkorespodensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada dia
alam atau objek yang dituju pernyataan tersebut. Sedangkan
teori koherensi berpandangan bahwa suatu pernyataan
dikatakan benar apabila terdapat kesesuaian antara
pernyataan satu dengan pernyataan yang lainnya dalam satu
sistem pengetahuan yang dianggap benar. Untuk
membuktikan suatu kebenaran didalam matematika,
harusalah ada hipotesa tentang suatu masalah yang akan
dibuktikan kebenarannya, setelah itu munculah aksioma dan
postulat dalam lagkah pembuktiannya dan baru menghasilkan
suatu theorema. Terlihat disini bahwa pembuktian kebenaran
10. Kebenaran menurut agama dan
simbol
Dari pernyataan diatas, bisa terlihat perbedaan mencolok antara
pengertian kebenaran dalam matematika dan agama. Namun, dalam
sejarahnya ilmu matematika dan agama adalah dua hal yang tidak bisa
dipisahkan karena banyak hal mengenai angka, perhitungan dan lainnya
yang terdapat didalam Al-quran. Peranan matematika dalam kehidupan
pernah dilontarkan para ahli matematika seperti phitagoras, 10 abad
sebelum kelahiran nabi SAW, phitagoras mengatakan angka-angka telah
mengatur segalanya. Galileo juga mengatakan bahwa matematika adalah
bahasa tuhan dalam menulis alam semesta. Sebagai contoh dalam
matematika ada bahasan tentang Relasi yang menyatakan hubungan antara
simbol x dan y dimana x sebagai daerah asal dan y sebagai daerah hasil.
Bila x={1,2,3} dan y={a.b,c} maka x bisa dihubungkan ke a atau b atau c.
Hal ini sama dengan bahasan didalam Al-Quran dimana dikatakan Allah
menciptakan manusia secara berpasangan agar saling mengenal satu sama
lain.
11. Kebenaran menurut agama dan
simbol
Kebenaran pada matematika perlu dibuktikan
melalui eksperimen, pembuktian, dan berdasarkan
pengalaman yang membutuhkan persetujuan dan
berlaku bagi siapa saja. Namun, kebenaran dalam
agama adalah hal pasti yang perlu adanya persiapan
untuk memahaminya. Dengan mempelajari matematika,
secara tidak langsung kita juga sudah belajar ilmu
agama karena didalam Al-quran banyak kajian mengenai
matematika, science, dan semua komponen didalam
semsesta. Walaupun matematika dan agama
mempunyai sudut pandang yang berbeda dalam
menafsirkan kebenaran, tetapi keduanya adalah benar
adanya karena mereka mempunyai bahasa mereka
sendiri untuk penjelasannya. Sebagai kode kehidupan,
agama adalah “kombinasi kompleks” yang mencakup
semua ilmu. Manusia tak akan bisa menguak hakikat
agama, tetapi manusia bisa menganalisa secara
terbatas terhadap agama melalui pendekatan-