SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  50
OBAT
Adalah Bahan atau produk bahan yang dipakai
untuk mencegah, mendiagnosis, meringankan atau
menyembuhkan suatu kondisi patologik atau
mempengaruhi mekanisme patologik demi
keuntungan penderita
OBAT Dalam  Melalui Mulut 
Kerongkongan/oseofagus
sel tubuh
Luar  Tidak melalui mulut, ex : Obat
kumur
OBAT BAKU
Adalah bahan obat berupa substansi yang Memenuhi
syarat yang ditentukan oleh farmakope Indonesia atau
buku resmi lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah.
Contohnya :
• Acetaminophen (Puyer)
• Alkohol (Cair)
• Vaselin Album (Lunak), Faselin Flavvum
• Sera Alba
OBAT JADI
obat tunggal ataupun campuran dalam sediaan tertentu.
contohnya :
Serbuk, Kapssul, Tablet, Salep, Suppositoria
Obat jadi berupa suatu komposisi yang sudah standart dapat
disebut PREPARAT STANDART
OBAT PATEN
Adalah berupa obat jadi dengan nama dagang yang
terdaftar atas nama si Pembuat (pabrik) atau yang
dikuasakannya, dan dijual dalam bungkus asli dari
pabrik pembuatnya.
Contohnya: Amoksan, Kapsul, Erysanbe Cheweble
Flamar Enteric Coated, Profenide 10
OBAT ASLI
Adalah obat didapat langsung dari bahan
alamiah (Indonesia) terolah secara sederhana
atas dasar pengalaman dan digunakan dalam
pengobatan tradisional.
Contoh :
Cabe Puyang, Galian Singset
OBAT GENERIK
Adalah obat dengan nama resmi sesuai yang tercantum dalam
Formakope Indonesia untuk zat yang berkhasiat.
OBAT ESSENTIAL
Adalah obat yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat terbanyak yang memenuhi syarat
CPOB (Cara Produksi Obat yang Baik)
OBAT BARU
Obat yang terdiri dari satu atau campuran beberapa bahan obat
sebagai yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat (a.l. Zat
Pengisi, Pelarut, Vehiculum), atau Komponen lain yang belum
dikenal sehingga belum diketahui khasiatnya
Obat Bebas
Obat bebas merupakan obat yang dapat diperoleh secara
bebas tanpa resep dokter dan dapat dibeli di apotek,
toko obat atau toko biasa. Obat bebas pada wadahnya
atau kemasannya diberi tanda khusus berupa Lingkaran
dengan diameter tertentu, warna lingkarannya hijau
dengan garis tepi warna
Logo Obat Bebas
Obat Bebas Terbatas
o Obat Bebas Terbatas
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/W83
tentang kriteria Khusus untuk Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas
pasal 3 ayat (2) disebutkan bahwa tanda khusus untuk obat bebas
terbatas adalah lingkaran warna biru dengan garis tepi berwarna
hitam. Kode huruf pada nomor registrasi obat bebas terbatas di
Indonesia adalah DTL.
Logo Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter di apotek atau toko obat terdaftar yang memiliki ijin,
penyerahannya harus dengan kemasan asli beserta suatu tanda
peringatan khusus
Tanda Peringatan Khusus
Tanda peringatan tersebut berwarna hitam berukuran panjang 5
cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut :
Peringatan No. 1
Awas ! Obat Keras
Bacalah Aturan Memakainya
Peringatan No. 2
Awas ! Obat Keras Hanya untuk
dikumur Jangan ditelan
Peringatan No. 4
Awas ! Obat Keras Hanya untuk
dibakar
Peringatan No. 3
Awas ! Obat Keras
Hanya untuk bagian luar badan
Peringatan No. 6
Awas ! Obat Keras
Obat wasir, jangan ditelan
Peringatan No. 5
Awas ! Obat Keras
Tidak boleh ditelan
Contoh Obat Bebas Terbatas
ATURAN P.1
• Diphenhydramin (bentuk larutan/syrup dan garam-garamnya
Obat Batuk
# > dan 3 mg/ml sebagai basanya dalam kemasan
# > dari 120 ml
• Dextromethorphan # >16 mg/ tablet
# > 10 mg/ml 1% Sirup
ATURAN P.2
Kal II Chloras dalam larutan
Contoh Obat Bebas Terbatas
ATURAN P.3
• Lidocain dan garam-garamnya
# > dari 6% b/b sebagai basanya obat luar
• Serbuk tabUr yang mengandung paraformaldehyd
• Air Burowl
ATURAN P.4
Rokok dan serbuk untuk penyakit bengek untuk dibakar yang
rnengandung Scopolamin
Contoh Obat Bebas Terbatas
ATURAN P.5
• Amonia10% <
• Liquor Kresoli Saponatus (Lysol. dsb)
• Hipoclorit dan Larutan - larutannya
ATURAN P.6
Suppositoria untuk Wasir
Obat Tradisional
Undang-undang No. 23 tahun 1992
tentang Kesehatan Bab I, pasal 1, menyebutkan
bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik)
atau campuran dari bahan tersebut yang secara
turun temurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman
Obat Bahan Alam Indonesia
Jamu
(contoh: Laxing , Keji Beling, ProUric, dan lain-
lain, kode huruf pada nomor registrasi adalah
TR)
Logo Jamu
Obat Herbal Terstandar
(contoh: Lelap, Vermint Forte, Diapet (kapsul), Kiranti
Datang Bulan (sediaan cair), dan lain-lain, kode huruf
pada nomor registrasi adalah TR)
Logo Obat Herbal Terstandar
Fitofarmaka
UU No. 760/tahun 1992
Adalah sediaan obat yang telah dibuktikan keamanan
dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia
atau sediaan Galenika yang telah memenuhi persyaratan
yang berlaku
(contoh: Cursil 70, Stimuno, Rheumakur, dan lain-lain,
kode huruf pada nomor registrasi adalah FF)
Logo Fitofarmaka
PENGGOLONGAN OBAT
Berdasarkan Undang-Undang Obat dapat digolongkan
Golongan NARKOTIKA atau BIUS
Dahulu disebut daftar O (Verdovende Middelen)
Digolongkan berdasarkan Tingkat Ketergantungan
NARKOTIKA
Adalah zat / obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintesis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan
NARKOTIKA GOLONGAN I
Hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi tertinggi
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: Heroin, Opium mentah / masak, tanaman Ganja,
tanaman Papaver
Somniferum L(menyebabkan ketergantungan tertinggi).
NARKOTIKA GOLONGAN II
Berkhasiat untuk pengobatan yang digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: Morfin dan Garam-garamnya, Petidin.
NARKOTIKA GOLONGAN III
Berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan atau untuk tujuan pengembangan Ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Codein, Asetildehidrokodein, Doveri.
PSIKOTROPIKA
Adalah zat/obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoatif melalui pengaruh SSP yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Obat Psikotropik dibagi menjadi :
Berdasarkan tingkat ketergantungan syndromnya
PSIKOTROPIKA GOLONGAN 1
Psikotropik yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi AMAT KUAT mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : MDMA, Meskalin, Psilosina, dll
PSIKOTROPIKA GOLONGAN 2
psikotropik yang berkhasiat untuk pengobatan dan dapat
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan,
serta mempunyai potensi KUAT mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
•Contoh : Amfetamin, Metakualon, Fenobarbital, dll
PSIKOTROPIKA GOLONGAN 3
Psikotropik yang berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan, serta mempunyai potenai SEDANG
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Siklobalbital, Flunitrazepam, dll
PSIKOTROPIKA GOLONGAN 4
Pslkotropik yang berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan, serta mempunyai potensi RINGAN
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Nitrazepam, Bromazepam, Aprazolam, dll
OBAT KERAS
Adalah obat keras yang hanya boleh diserahkan dengan resep
dokter dan pada kemasannya terdapat tanda bulatan dengan
garis lingkar dan huruf K warna hitam dasar warna merah
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 02396/A/SK/VII/86
tentang Tanda Khusus Obat Keras Daftar G pasal 3 ayat (1)
menyebutkan bahwa tanda khusus untuk obat keras adalah
lingkaran bulat bewarna merah dengan garis tepi berwarna
hitam dengan huruf k yang menyentuh garis tepi
Logo Obat Keras
OBAT WAJIB APOTIK (OWA)
Adalah obat-obatan dari golongan obat keras yang dapat diperoleh
pasien langsung di apotik tanpa harus menggunakan resep dokter.
KEP.MEN.KES th 1990 tentang OWA I (tambahan)
mengenal kelompok farmakoterapi yang mempengaruhi kerja sistem
dan organ tubuh yaitu :
1. Obat Kontrasepsi Oral: Linosterol
2. Obat Saluran Cema :
- Antasid + Sedatif Contoh : Sanmag Tablet
- Antispasmodik contoh : Papaveri
- Antispasmodik + Analgetik : Contoh Pramiverin Metamizol
- Antimual Contoh : Metokloramid HCI
- Laksansia Contoh : Bisakodil Supp
3. Obat mulut dan tenggorokan, contoh : Hexetidrin,
4. Obat saluran napas meliputi :
- Obat Asrna: Aminofillin supp,Salbutamol
- Sokretolitik Mukolitik : Bromheksin, Karbosistem
5. Obat yang mempengaruhi Neuromuscular, terbatas
- Analg, Antip : Metampiron, Asam Mefenamat
- Antihistamin : Pheniramin Hidrogen Maleat
6. Obat Antiparasit: Mebendazol
7. Obat untuk pemakaian topikal terbatas pada :
- Antibiotik Kloramfenikal
- KOrtikosteroid (Hldrokortison)
- Antiseptik Lokal (Heksaklprofen)
- Antifungsi (Mikonazol HCI)
- Anestasl Lokal (Lidokain HCI)
- Enzim anti radang (Heparin Na dengan Hialuronidase
Nikotinamid)
- Pemucat Kulit (Hidrokuinon)
KEP.MEN.KES TH. 1993 tentang OWA II
mengenai tambahan OWA yaitu golongan obat
tambahan yang sebagian besar merupakan obat luar
yaitu obat-obat yang berbentuk salep.
Contoh: Dexametason, Klindamisin
KEP.MEN.KES TH. 1999 tentang OWA III
merupakan penyempurnaan daftar OWA II yaitu
memuat tambahan obat yang tidak termuat dalam OWA
II dan memuat bahan obat yang dikeluarkan dari OWA I
meliputi:
Obat Saluran Cerna; ditambah psikotropika harus
dengan resep dokter
OBAT BEBAS
Adalah yang dapat dibeli tanpa resep dokter dan pada
Kemasannya terdapat tanda lingkaran hitam yang mengelilingi
bulatan wama hijau
contoh : Panadol Tablet
PENGGUNAAN OBAT
Sebelum memberikan obat, perlu diingat motto :
Apakah resiko yang disandang penderita sebanding dengan
manfaat terapetik yang akan diperoleh bila obat diberikan.
Agar keamanan obat dapat terjamin serta tujuan terapi tercapai
perlu dipertimbangkan faktor-faktor :
• Keadaan Penderita
• Memilih Obat
• Menghitung Dosis
• Memilih bentuk sediaan
• Cara dan waktu pemakaian
• Lama Pemakaian
• Interaksi obat yang diberikan
KEADAAN PENDERITA
a. Bayi Neonatal 0 - 4 minggu
Perinatal Normal = 0 - 1 minggu
Perinatal Prematur = 0 - 2 minggu
b. Anak (Pediatrik) = 1-16 tahun
Remaja = 12 -16 tahun
c. Dewasa = Menyusui
Hamil
Kelainan Genetik
Kelainan Fungsi Organ Tubuh
d. Lanjut Usia (Geriatrik)
Pada bayi yang baru dilahirkan (Neonatus)
Semua enzim, hati belum terbentuk lengkap, sehingga reaksi-
reaksi metabolismenya lebih lambat (terutama pembentukan
Glukoronid) antara lain pada:
Kloramphenikol, asam nalidiksinat, Sutfonamida, Diapezam,
Barbital, Asetosal dan Keracunan obat - obat ini perlu
diturunkan dosisnya
Pada bayi dan anak-anak
 Obat - obat yang metabolismenya berlangsung lebih cepat
dosis obat ini perlu dinaikkan seperlunya berdasarkan
ukuran kadar
Contohnya : Antikonvulsan:
Phenobarbital, asam Valproat
Ethosuximide, Clonazepam
Karbamazepin, Fenitoin/Gelatin
Dewasa Hamil
 Obat yang digunakan selama kehamilan untuk mengobati sang
ibu juga akan diterima oleh janin.
 Pengaruh obat terhadap janin dalam kandungan pada dasamya
dibagi 3 kategori:
1. Embryotoksik yakni efek yang langsung menyebabkan kematian
hasil konsepsi dan biasanya berakhir abortus
2. Teratogenik atau dismorfogenik, menyebabkan kelainan
bawaan yang berat.
3. Efek yang lebih ringan, biasanya hanya menimbulkan
kelainan morfologik ringan atau kelainan fungsional
Kelainan Genetika
 Enzim Asetilase lazimnya lebih aktif pada orang kulit hitam
dan Asiadaripada orang kulit putih dan Asia
- TBC INH pada orang dengan asetilasi cepat dapat
mengakibatkan hepatitis
- ulfadiazin perombakan obatnya lambat sekali.
 Fenitoin  Acetylasi lambat cenderung lebih mudah
menderita lupus eritematosus.
 Resiko anemia hemolitik akut karena obat-obat Sulfonamide,
pada orang yang menderita defisiensi enzim Glucose 6
phosphat dehydrogenase (G6PD)
Kelainan Fungsi Organ Tubuh
Organ utama eliminasi obat adalah Hepar (Metabolisme) dan
ginjal (Ekskresi), apabila terjadi gangguan juga akan terjadi
penghambatan eliminasi.
Juga akan terjadi kemampuan pengikatan obat oleh protein
plasma, sehingga fraksi obat yang bebas dalam plasma darah
meningkat.
LANJUT USIA (GERIATRIC) 65 TH KEATAS
Faal Organ Metabolisme / ekskresi menurun akan mengurangi kemampuan
eliminasi obat, juga terjadi perubahan komposisi cairan maupun jaringan
tubuh. Misalnya perubahan komposisi lemak. kandungan protein, dll.
MEMILIH OBAT :
 Aman
 Manjur
 Obat pilihan/Alternatif
 Kausa/Simtomatis
 Tempat kerja / target site
 Mudah dimengerti
MANJUR
Dimaksudkan obat harus mempunyai kemampuan untuk mengendalikan
penyakit. sedang pengendalian meliputi : Intensitas Obat; mulai kerja obat
(Onzet of Action); Lama kerja obat (Dupation of Action)
AMAN
Tidak menimbulkan ancaman / bahaya bagi pemakai selama atau
sesudahnya.
Berarti harus memikirkan bagaimana kerja obat terhadap organ tubuh
serta bagaimana kerja organ tubuh terhadap obat.
misalnya : absorbsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi obat.
Obat yang mempunyai jarak terapi sempit (jarak antara kadar obat terapi
dan kadar obat toksia sempit sebagai contohnya :
Teophyllin Dicoxin Digitoxin, Fenitoin, Asam Valproat, Kanamycin,
Amikacin, Phenobarbital, Carbamazepin. Amitriptilin.
INTENSITAS
Dimaksudkan hanya dengan kadar obat dalam plasma yang cukup,
efeklivitas auatu obat dapat terjamin.
Kadar obat harus selalu di atas kadar hambat minimum (M.I.C) =
Minimum Inhibitor Concentration) atau kadar efektif minimum (M.E.C)
Onzet of Action : Kasus yang memerlukan penanganan cepat
Duration of Action : Kasus yang kronis atau yang terkendali, pemberian
bentuk retard, Long Action.
Obat pilihan > Alternatif
• Jamur Vaginitas  pilihan mikonazol, Alternatif Nystatin
• Gonorhoe  pilihan penicillin G, Alternatif Cotrimoxasol
Kausa dan Simtomatis
• Esseria Coli  Infeksi saluran urin  Cotrimoxasol 
Nitrofurantion
Target Site
• Amoeblasis extra intestinais (di Hepar)  metronidazol,
emetin, chloroquin . Menjamin sampainya oabt ke Hepar
Mudah Diperoleh
Perihal Obat
Perkembangan Obat
Obat berasal dari bahan-bahan yang tersedia di alam  berkembang melalui proses
yang panjang menjadi obat modern.
macam-macam obat sesuai dengan asalnya dapat disebut:
1. Obat asal alam nabati:
Berasal dari keseluruhan tumbuhan (herba), dari akar (Radix,
Rhizoma), dari daun (Folia), buah (Fruktus), Bunga (Flores), biji (semen)
Setelah metalut penelitian diketahui kandungan zat berkhasiat, misalnya
Alkaloid dari:
a. Papaver Somniverum (Morphine, Codein, Papaverin) Ephedra
vulgaris (ephedrin)
b. Glikosida dari:
Digitalis lanata dan purpurea (Digoxine, Digitoxine)
c. Minyak Atsiri dari :
Folia menthae piperitae (minyak kayu putih), Frucrus anisi (minyak adas)
d. Minyak atau lemak dari ;
Ricinus comunis (Olium ricini, minyak jarak, theobroma cacao (oleum cacao).
e. Getah tumbuhan
Resim, Gom Tannin
2. Obat Asal Alam Hewani
misalnya :
- Glandula Suprarenalis (adronalin)
- Glandula Thyroldoea (Thyroid)
- Pancreas (Insulin)
3. Obat asal alam berupa mineral dan garam – garamnya.
misalnya :
- Fe (Besi) berupa sulfat, khlorida
- Sulfur (Belerang)
- Magnesium Sulfat (Garam Inggris)
OBAT YANG RASIONAL UNTUK PREVENSI
Preventif adalah obat yang digunakan untuk pencegahan. Pencegahan
dapat dicapai dengan :
a. Memberikan obat secara langsung hingga dapat memberikan
perlindungan sementara.
b. Memberikan obat yang dapat menimbulkan kekebalan (imunisasi)
Obat yang dapat memberikan perlindungan sementara :
1. Golongan antibiotik
2. Golongan antihistamin
Misalnya : Antazolin (Antistin); Pheniramin (Avil); Fexofenadine (Telfast)
3. Golongan Antisera
Misalnya : Adrenalin untuk mengatasi syok anafilaktik
Antitetanus Serum (ATS) 1500 iu (pencegahan)
10.000 lu dan 20.000 ui (terapi)
Obat yang dapat memberikan pertindungan dalam jangka waktu tertentu.
Termasuk dalam kelompok ini adalah vaksin .
VAKSIN:
Adalah sediaan yang mengandung zat antigen yang dapat menimbulkan
kekebalan khas terhadap keracunan oleh jasad renik tertentu.
Sediaan dapat berupa suspensi jasad renik atau toksoid.
Macam-macam vaksin : vaksin BCG, Pertusis,, Serap Tetanus, Serap
Difteri, Folio.
OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK DIAGNOSA (DIAGNOSTIC
AGEN)
Gejala Klinik
Cara membantu menegakkan diagnosis : Tes Laboratorium
Alat-alat
Kedokteran
Pemberian obat
tertentu
PURIFIED PROTEIN DERIVAT (PPD)
Diagnosis penyakit
TBC : ALT TUBERCULIN
Diagnosis penyakit Difteri : TES SCHICK
ANTIGEN HINTON
Diagnosis penyakit
Sifilis : ANTIGEN KHAN
BAHAN KONTRAS RADIOLOGI
• Urografi = Meglumin Natrium Amidotrizoat
• Biligrafi = Meglumin Adipion Inj. Iv 30% 20 ml
Natrium Yopodat Kap 500 mg
• Broncografi = Propiliodon Inj. 50% 20 ml
• Saluran Cerna = Barium Sulfat Enema
• Fungsi Ginjal = Natrium Aminohlpurat Inj. Iv
• Fungsi Hati = Natrium Sulfobromoftalein 5% 3 ml
• Cornea Mata = Natrium Fluorescein 2%
Serum untuk menentukan Golongan Darah : 1 set TDR:
• Serum Anti Golongan Darah A 5 ml (HIJAU)
• Serum Anti Golongan Darah B 5 ml (KUNING)
• Larutan Garam Faali
Macam derivat obat untuk terapi
Berdasarkan efek atau kelas terapi sebagai contoh :
Penicillin punya derivat yang :
1. Tahan asam lambung : Penicillin V, Fenithicillin
2. Tahan Penicillinase : Methicillin
3. Tahan 1,2 Dicloxacillin, Cloxacillin, Oxacillin
Chloramphenicol yang tidak di metabolizer di Hepar
Thiamphenicol  digunakan untuk ISK
Macam obat yang digunaRan untuk promosi kesehatan,
misalnya untuk:
 Meningkatkan daya tahan tubuh
 Menyegarkan dan memberikan semangat
PENULISAN RESEP
RESEP - RECIPE - AMBILAH
Perintah tertulis dari dokter kepada apoteker untuk menyediakan obat dan atau
membuatkan bentuk sediaan obat serta menyerahkn kepada pasien, lengkap dengan
aturan pemakaiannya.
R/ Merupakan perubahan dari tanda yupiter ¥
R/ Seyogyanya tidak tercotak dalam blanko kertasresep
R/ SIMBOL KEYAKINAN DAN /ATAS KUASANYA
PENULISAN RESEP
Filosofi * Filosofi lama adalah mencegah pasien mengetahui Identitas obat yang
diminum .
Hubungan dokter-pasien, lebih baik pasien mengetahui tentang
obatnya juga efek samping atau kontra indikasi
Dokter dituntut mengetahui:
ANAMNESE Mengenai keadaan / keluhan / gejala / penyakit pasien
PASIEN – INDIVIDUAL  SENI KOMUNIKASI
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan yang baik/ teliti/ sopan/ benar
Gangguan organ-organ
Parmakologi
Terapeutika
 Diagnosa tepat
Prognosis (penyulit - penyulit)
Farmakologi (khasiat obat, dosis,efek samping)
Terapeutika ( pedoman terapi, standart terapi)
PENULISAN RESEP
RASIONAL DAN LEGE ARTIS
Tepat Penderita Individual
Tepat Obat  Manjur, Aman, Nyaman, Mudah
Tepat Dosis Individual
Tepat Bentuk Sediaan  Nyamam
Tepat Cara Dan Waktu Minum
Menulis Resep
Menetapkan Tujuan Terapi
DAFTAR ATURAN PENJELSAN RESEP YANG LEGE ARTIS (JOENOE;1990,
GRAHAME & ARONSON, 1985)
1. Tulisan dengan tinta (hitam, biru, hijau)
2. Tulisan jelas, mudah dibaca
3. Nama obat huruf besar
4. Pilihlah obat manfaat bagi pasien.
5. Nama obat generik. Generi berlogo. Patent tidak boleh nama kimia
6. Cantumkan QR (quantum rectum - jumlah tersebut benar) dibelakang dosis
obat yang dikehendaki, paracetamol 650 mg (QR)
7. Jumlah obat = no  angka romawi I, II, III, IV dst.
8. Bentuk sediaan obat diminta dengan Subsciptio yang benar
9. Gunakan mfla
10. Aturan pemakaian obat S = Signa S 3 dd pulv I
11. Aturan pemakaian obat yang rumit tappering up (down) S. uc (usus cognitus).
Penjelasannya ketas lain.
• Resep selesai, diparaf, obat obat narkotik injeksi tanda tangan penuh.
• Resep yang hanya 1 diberi tanda penutup ; atau tanda pemisah diantara 2 R.
14. Menulis resep sekali jadi, tidak boleh ragu-ragu, hindari coretan
coretan/hapusan/tindasan.
Ada tujuan tertentu pada penulisan resep a.l:
a. Menyediakan obat dan/atau kombinasi yaig diinginkan
b. Menghindari self medication
c. Menghindari terjadinya resiko aturan pengobatan yang diucapkan lisan
d. Mengembangkan hubungan dengan perawatan pasien
Beberapa contoh bahasa latin :
ad = sampai
adde = tambahkan
ad libit  ad libitum = sesuka pasien
minum
aplic in loc dol  aplic in locus dollens =
oleskan pada tempat yang sakit
agitatatio ante sumendum = gojok dulu
sebelum dipakai
aa = ana sama banyak
a.c.  ante coenam - sebelum makan
b.d.d.  bis de die = dua kali sehari
c  cum = dengan
d.c.  durante coenam = selama makan
d.c.f.  da cum formula = berilah
dengan
nama resepnya
d.t.d.  da tales dosis = berilah sekian
takaran
d.e.t.  detur = sudah diberikan
d.i.d.  da in dimidio = berilahseparonya
da in duplo = berilah dua kalinya
da in triplo = berilah tiga kalinya
dext  dexter = kanan
dext at sin  dexter et sinister = kanan
ke
kiri
RESEP YANG LENGKAP TERDIRI ATAS
 Nama, alamat, serta SIP
• Nama kota, tanggal dibuatnya resep
• Tanda R/ = recipe  superscriptio
• Nama obat dan NO  inscriptio  dan jumlah
Nama atau jenis / bahan obat terdiri dari:
• Remedium cardinal = obat pokok harus
• Remedium adjuvans = membantu Rem. Car.
• Corrigens  untuk memperbaiki rasa, warna
• Constituent / Vehikulum  racikan
• No = jumlah bahan obat  bahan padat  satuan rng, g, µg
• Cara pembuatan/bentuk sediaan  subscriptio
• mflapulv = misce fac lege artis pulv
• mflasyr = misce fac lege artis syrup
• mflaoint = misce fac lege artis ointment
• mds = misce da signa Aturan pakai ... |
• Narna Penderita, alamat, umur
• Tanda tangan / paraf dokter
Contoh Resep Tunggal
R/Tegretol tablet No. XII
Sldd tablet I
Contoh Resep Racikan
R/ Erysanbe Cheweble 100 mg
Chlorpheniramin maleat 2 mg
Phenobarbital 15 mg
m.f.l.a. pulv dtd No. XVI
S ter d d pulv I
R
Pro anak (10 tahun)
ALASAN MENGGUNAKAN BAHASA LATIN
Bahasa mati  tidak digunakan sehari-hari
Bahasa Internasional  dunia kedokteran / farmasi
Tidak terfadi dualisme tentang bahan apa dalam R/
o.d  Oculus dexter = mata kanan
o.s  oculus sinister = mata kiri
h  hora = jam
h.m.  hora matutina = pagi
h.s  hora somni = jam sebelum tidur
iter  diulang
imm  in manus medicine = serahkan ke
dokter
l  loco = panggantinya
m > mane = pagi
manduco  dikunyah
m.i.  mihi ipsi = diminum sendiri
m et v mane et vespere = pagi dan sore
ndet  ne detur = belum diberikan
omnl hora = tiap hari
ne iter  tidak boleh diulang
p.c.  post coenam = sesudah makan
p.p.  pro paupere
proxima luce = hari selanjutnya
p.r.n.  pro re nata = bila perlu
q.s.  quantum satis = secukupnya
q.r.  quantum rectum = jumlah tersebut
benar
r.p.  resente paratus = di buat segar
s  signa = berilah tanda pada etiketnya
sine confectione  tanpa bungkus asli dari
pabriknya
sive simile  diganti obat, bentuk dan dosis
yang sama
spatio 2 ora = jarak dua jam
s.o.s.  sie opo site = bila perlu
s.n.n.  sie nese site = bila perlu
u.p.  usus propius = untuk dokter
u.n. usus notus = aturan pakai tahu
u.c.  usus cognitus = aturan pakai tahu
PP No. 26/1965
APOTEK
Suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian
danpenyaluran obat kepada masyarakat
TUGAS dan FUNGSI APOTEK
– Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan
– Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, dan
penyerahan obat / bahan obat.
– Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat
yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.
RESEP
Permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan. Dokter spesialis
kepada APA untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
OBAT
Bahan / zat sintetik, semi sintetik, alamiah atau berasal biologik digunakan
untuk mencegah / prevensi, mengobati atau mengurangi rasa sakit atau
derita yang dialami manusia / hewan.
OBAT GENERIK
Obat dengan nama resmi yang ditetapkon dalam farmakope Indonesia
untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.
OBAT PATEN
Obat dengan nama dagang dan menggunakan nama yang merupakan milik
produsen obat yang bersangkutan dijual dalam bungkus asli.
OBAT ESENSIAL
Obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi
masyarakat terbanyak dan tercantum dalam daftar obat esensial yang
ditetapkan oleh Men Kes.
PBF (Pedagang Besar Farmasi)
Badan hukum yang memiliki ijin unit menyimpan obat untuk dijual dalam
jumlah besar di suatu ternpat tertentu sebagaimana tercantum dalam Surat Ijin
AA/Apoteker
Obat diungkus Asli
Boleh membuka bungkus asli = Apoteker
Laboratorium = memeriksa obat
Tidak boleh melayani R/
Pedagang Eceran Obat / T.O.
Badan hukum yang memiliki ijin unit menyimpan obat untuk dijual dalam
jumlah besar di suatu tempat tertentu sebagaimana tercantum dalam Surat ijin
= AA
OWA
Kewajiban APA :
1. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien.
2. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan.
3. Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakainya, kontraindikasi,
efek samping dll yang diperlukan oleh pasien.
Informasi
Dosis Antibiotika ObatBatuk
Hipertensi Obat Daftar W
Hipoglikemi
Aturan Pakai Cacing PPA
Diuretika CTM
Fenaksopiridan Paraaet
Kontra Indikasi Rifampisin
Efek Samping
Resep/Copy Resep (diperlihatkan)
1. Dokter penulis R/ merawat
2. Penderita yang bersangkutan
3. Petugas kesehatan/lain yang berwenang menurut Peraturan per-UU
OBAT GENERIK BERLOGO
Obat osensial yang lercantum dalam (DOEN) Daftar Obat
Esensial Nasional) Dan mutunya terjamin karena di produksi
sesuai dengan persyaratan cara pembuatan obat yang baik
(C.P.O.B) dan diuji ulang oleh Pusat Pemeriksa Obat dan
Makanan Dep.Kes.
OBAT - OBAT MODERN
Suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit/gejala penyakit,
luka/keluhan badaniah dan rochaniah pada manusia/hewan,
memperelok badan/bagian badan manusia
Obat Tanpa Resep
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita
hamil, anak dibawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65
tahun
2. Pengelolaan sendiri dengan obat dimaksud tidak
memberikan resiko pada kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat
khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang
prevalensinya tinggi di Indonesia.
5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang
dapat dipertanggungjawabkan.
BAGAN DISTRIBUSI OBAT
Obat – obat
Daftar O ( Narkotik)
G (Obat Keras)
OKT (Psikotropik)
W (Warehuwing) = bebas terbatas
HV (Handvercoov) = bebas

Contenu connexe

Tendances

Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat Dedi Kun
 
Penggolongan Obat
Penggolongan Obat Penggolongan Obat
Penggolongan Obat pjj_kemenkes
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekSurya Amal
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Jonathan London
 
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & Asma
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & AsmaPPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & Asma
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & AsmaMimaNasution
 
Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek Lalla Haflah
 
Mi 1 6. pengendalian obat di puskesmas
Mi 1   6. pengendalian obat di puskesmasMi 1   6. pengendalian obat di puskesmas
Mi 1 6. pengendalian obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Bagus Utomo
 
Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan ObatEvaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan Obatsaninuraeni
 
Slide Presentasi Aerosol
Slide Presentasi AerosolSlide Presentasi Aerosol
Slide Presentasi AerosolAgnes Puspita
 
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obatnisha althaf
 
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oralristi eyen
 
penghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpenghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpjj_kemenkes
 
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)saninuraeni
 
Dosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikDosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikTaofik Rusdiana
 
Farmakologi di blok nefrouropoetika
Farmakologi di blok nefrouropoetikaFarmakologi di blok nefrouropoetika
Farmakologi di blok nefrouropoetikaFadhol Romdhoni
 

Tendances (20)

Interaksi obat
Interaksi obat Interaksi obat
Interaksi obat
 
Penggolongan Obat
Penggolongan Obat Penggolongan Obat
Penggolongan Obat
 
Penggolongan obat
Penggolongan obatPenggolongan obat
Penggolongan obat
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
 
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & Asma
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & AsmaPPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & Asma
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) & Asma
 
Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek Contoh SOP Apotek
Contoh SOP Apotek
 
Mi 1 6. pengendalian obat di puskesmas
Mi 1   6. pengendalian obat di puskesmasMi 1   6. pengendalian obat di puskesmas
Mi 1 6. pengendalian obat di puskesmas
 
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
Obat-obatan Antipsikotik (terjemahan bahasa indonesia, 2.0)
 
Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan ObatEvaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi Penggunaan Obat
 
Swamedikasi
SwamedikasiSwamedikasi
Swamedikasi
 
Slide Presentasi Aerosol
Slide Presentasi AerosolSlide Presentasi Aerosol
Slide Presentasi Aerosol
 
Swamwdikasi ppt
Swamwdikasi pptSwamwdikasi ppt
Swamwdikasi ppt
 
Pemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi ObatPemantauan Terapi Obat
Pemantauan Terapi Obat
 
4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral4. biofarmasi sediaan oral
4. biofarmasi sediaan oral
 
penghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpenghitungan dosis obat
penghitungan dosis obat
 
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
PEMANTAUAN TERAPI OBAT (PTO)
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Dosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & GeriatrikDosis Pediatrik & Geriatrik
Dosis Pediatrik & Geriatrik
 
Farmakologi di blok nefrouropoetika
Farmakologi di blok nefrouropoetikaFarmakologi di blok nefrouropoetika
Farmakologi di blok nefrouropoetika
 

En vedette

Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007amelialestari417
 
Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas TerbatasObat Bebas Terbatas
Obat Bebas TerbatasDilla Novita
 
penggolongan obat menurut pemerintah
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintahGdiss Yogaswara
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATSurya Amal
 
50 rules of innovation
50 rules of innovation50 rules of innovation
50 rules of innovationRaman Kalia
 
Bioetika, hukum kesehatan, hk. kedokteran dan ham
Bioetika, hukum kesehatan, hk. kedokteran dan ham Bioetika, hukum kesehatan, hk. kedokteran dan ham
Bioetika, hukum kesehatan, hk. kedokteran dan ham fikri asyura
 
How To Become More Creative With Branding
How To Become More Creative With BrandingHow To Become More Creative With Branding
How To Become More Creative With BrandingCatur PW
 
INFORMASI OBAT & MAKANAN
INFORMASI OBAT & MAKANANINFORMASI OBAT & MAKANAN
INFORMASI OBAT & MAKANANLembaga
 
Buku sakti-ujian-profesi
Buku sakti-ujian-profesiBuku sakti-ujian-profesi
Buku sakti-ujian-profesiAbdul Mutholib
 
Materi pelatihan tkhi
Materi pelatihan tkhiMateri pelatihan tkhi
Materi pelatihan tkhiPriyo1212
 
Perbedaan pelayanan kesehatan kuratif
Perbedaan pelayanan kesehatan kuratifPerbedaan pelayanan kesehatan kuratif
Perbedaan pelayanan kesehatan kuratifLeni Yanti
 

En vedette (20)

6.pp kebijakan obat
6.pp kebijakan obat6.pp kebijakan obat
6.pp kebijakan obat
 
UU Farmasi 3
UU Farmasi 3UU Farmasi 3
UU Farmasi 3
 
Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007Tentir+menulis+resep+fkui2007
Tentir+menulis+resep+fkui2007
 
farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)farmasetika (Penggolongan obat)
farmasetika (Penggolongan obat)
 
Pertemuan ke ii
Pertemuan ke iiPertemuan ke ii
Pertemuan ke ii
 
Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas TerbatasObat Bebas Terbatas
Obat Bebas Terbatas
 
Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)
 
penggolongan obat menurut pemerintah
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintah
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
50 rules of innovation
50 rules of innovation50 rules of innovation
50 rules of innovation
 
Innovation can be Trained
Innovation can be TrainedInnovation can be Trained
Innovation can be Trained
 
Business Model Innovation Matters
Business Model Innovation MattersBusiness Model Innovation Matters
Business Model Innovation Matters
 
Bioetika, hukum kesehatan, hk. kedokteran dan ham
Bioetika, hukum kesehatan, hk. kedokteran dan ham Bioetika, hukum kesehatan, hk. kedokteran dan ham
Bioetika, hukum kesehatan, hk. kedokteran dan ham
 
How To Become More Creative With Branding
How To Become More Creative With BrandingHow To Become More Creative With Branding
How To Become More Creative With Branding
 
Technopreneur - FreSh
Technopreneur - FreShTechnopreneur - FreSh
Technopreneur - FreSh
 
INFORMASI OBAT & MAKANAN
INFORMASI OBAT & MAKANANINFORMASI OBAT & MAKANAN
INFORMASI OBAT & MAKANAN
 
Buku sakti-ujian-profesi
Buku sakti-ujian-profesiBuku sakti-ujian-profesi
Buku sakti-ujian-profesi
 
Materi pelatihan tkhi
Materi pelatihan tkhiMateri pelatihan tkhi
Materi pelatihan tkhi
 
Perbedaan pelayanan kesehatan kuratif
Perbedaan pelayanan kesehatan kuratifPerbedaan pelayanan kesehatan kuratif
Perbedaan pelayanan kesehatan kuratif
 
Tips Memilih Obat
Tips Memilih ObatTips Memilih Obat
Tips Memilih Obat
 

Similaire à PENGGOLONGAN OBAT

Farmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatFarmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatJohan Bernardus
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxZakiah dr
 
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatFARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatRizkiUlinaSari1
 
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdf
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdfPENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdf
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdfkusuma37
 
Konsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptx
Konsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptxKonsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptx
Konsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptxrahimatuluthia1
 
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatMateri Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatRobby Candra Purnama
 
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.pptPENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.pptdanangAdhi3
 
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat TradisionalBahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat TradisionalMaria Finit
 
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptxFarmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptxEriskaAgustin
 
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.pptPENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.pptEsiAfriyanti1
 
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inap
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inapPENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inap
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inapMahruriSaputra
 
Arti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obatArti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obatNs. Lutfi
 
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obatfarmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obatwawangunawan560355
 

Similaire à PENGGOLONGAN OBAT (20)

Ilmu resep
Ilmu resepIlmu resep
Ilmu resep
 
Farmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatFarmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obat
 
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
 
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obatFARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
FARMAKOLOGI, jenis-jenis Penggolongan obat
 
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdf
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdfPENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdf
PENGGOLONGAN OBAT RIZKI.pdf
 
Konsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptx
Konsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptxKonsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptx
Konsep Dasar Farmakologi Keperawatan.pptx
 
PENGGOLONGAN OBAT.pptx
PENGGOLONGAN OBAT.pptxPENGGOLONGAN OBAT.pptx
PENGGOLONGAN OBAT.pptx
 
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatMateri Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
 
Pengelompokan Obat.pptx
Pengelompokan Obat.pptxPengelompokan Obat.pptx
Pengelompokan Obat.pptx
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.pptPENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
 
Farmakologi dasar
Farmakologi dasarFarmakologi dasar
Farmakologi dasar
 
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA Farmakologi dasar  AKPER PEMKAB MUNA
Farmakologi dasar AKPER PEMKAB MUNA
 
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat TradisionalBahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
 
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptxFarmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
Farmasetika Dasar_PII_DIII.pptx
 
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.pptPENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
PENGGOLONGAN_OBAT_ppt.ppt
 
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inap
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inapPENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inap
PENGGOLONGAN OBAT pada pasien rawat inap
 
Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA Farmakologi dasar AKPER MUNA
Farmakologi dasar AKPER MUNA
 
Arti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obatArti lingkaran pada obat
Arti lingkaran pada obat
 
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obatfarmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
farmasetika Penggolongan Obat obatan: bagai mana kategori Obat
 

Plus de khoirilliana12

Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakkhoirilliana12
 
Elektroforesis protein dan gel
Elektroforesis protein dan gelElektroforesis protein dan gel
Elektroforesis protein dan gelkhoirilliana12
 
Elektroforesis + jenisnya
Elektroforesis + jenisnyaElektroforesis + jenisnya
Elektroforesis + jenisnyakhoirilliana12
 
Laporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJLaporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJkhoirilliana12
 
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutanLaporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutankhoirilliana12
 
Hasil praktikum sifat koligatif larutan
Hasil praktikum sifat koligatif larutanHasil praktikum sifat koligatif larutan
Hasil praktikum sifat koligatif larutankhoirilliana12
 
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenisLaporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jeniskhoirilliana12
 
Karya tulis bali (cover)
Karya tulis bali  (cover)Karya tulis bali  (cover)
Karya tulis bali (cover)khoirilliana12
 
Kelarutan intrinsik obat
Kelarutan intrinsik obatKelarutan intrinsik obat
Kelarutan intrinsik obatkhoirilliana12
 

Plus de khoirilliana12 (20)

Tugas bioanalisis
Tugas bioanalisisTugas bioanalisis
Tugas bioanalisis
 
Pencemaran lingkunga1
Pencemaran lingkunga1Pencemaran lingkunga1
Pencemaran lingkunga1
 
Makalah kimling darah
Makalah kimling darahMakalah kimling darah
Makalah kimling darah
 
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinakKhoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
Khoiriil mikvir rabies dan cacar jinak
 
15 penyebab muntah
15 penyebab muntah15 penyebab muntah
15 penyebab muntah
 
elektroforesis gel
elektroforesis gelelektroforesis gel
elektroforesis gel
 
Elektroforesis protein dan gel
Elektroforesis protein dan gelElektroforesis protein dan gel
Elektroforesis protein dan gel
 
Elektroforesis + jenisnya
Elektroforesis + jenisnyaElektroforesis + jenisnya
Elektroforesis + jenisnya
 
Laporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJLaporan praktikum kerapatan dan BJ
Laporan praktikum kerapatan dan BJ
 
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutanLaporan praktikum Sifat koligatif larutan
Laporan praktikum Sifat koligatif larutan
 
Hasil praktikum sifat koligatif larutan
Hasil praktikum sifat koligatif larutanHasil praktikum sifat koligatif larutan
Hasil praktikum sifat koligatif larutan
 
Lembar kerja resmi
Lembar kerja resmiLembar kerja resmi
Lembar kerja resmi
 
Dosis farmasetika
Dosis farmasetikaDosis farmasetika
Dosis farmasetika
 
Farmasetika dasar
Farmasetika dasarFarmasetika dasar
Farmasetika dasar
 
soal farmasetika
soal farmasetikasoal farmasetika
soal farmasetika
 
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenisLaporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
Laporan praktikum farmasi fisik Kerapatan dan berat jenis
 
Karya tulis bali (cover)
Karya tulis bali  (cover)Karya tulis bali  (cover)
Karya tulis bali (cover)
 
Karya tulis bali
Karya tulis baliKarya tulis bali
Karya tulis bali
 
Kelarutan intrinsik obat
Kelarutan intrinsik obatKelarutan intrinsik obat
Kelarutan intrinsik obat
 
soalsoal sukses ujian
soalsoal sukses ujiansoalsoal sukses ujian
soalsoal sukses ujian
 

Dernier

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 

Dernier (20)

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 

PENGGOLONGAN OBAT

  • 1. OBAT Adalah Bahan atau produk bahan yang dipakai untuk mencegah, mendiagnosis, meringankan atau menyembuhkan suatu kondisi patologik atau mempengaruhi mekanisme patologik demi keuntungan penderita OBAT Dalam  Melalui Mulut  Kerongkongan/oseofagus sel tubuh Luar  Tidak melalui mulut, ex : Obat kumur
  • 2. OBAT BAKU Adalah bahan obat berupa substansi yang Memenuhi syarat yang ditentukan oleh farmakope Indonesia atau buku resmi lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah. Contohnya : • Acetaminophen (Puyer) • Alkohol (Cair) • Vaselin Album (Lunak), Faselin Flavvum • Sera Alba
  • 3. OBAT JADI obat tunggal ataupun campuran dalam sediaan tertentu. contohnya : Serbuk, Kapssul, Tablet, Salep, Suppositoria Obat jadi berupa suatu komposisi yang sudah standart dapat disebut PREPARAT STANDART OBAT PATEN Adalah berupa obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si Pembuat (pabrik) atau yang dikuasakannya, dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik pembuatnya. Contohnya: Amoksan, Kapsul, Erysanbe Cheweble Flamar Enteric Coated, Profenide 10
  • 4. OBAT ASLI Adalah obat didapat langsung dari bahan alamiah (Indonesia) terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dalam pengobatan tradisional. Contoh : Cabe Puyang, Galian Singset
  • 5. OBAT GENERIK Adalah obat dengan nama resmi sesuai yang tercantum dalam Formakope Indonesia untuk zat yang berkhasiat. OBAT ESSENTIAL Adalah obat yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terbanyak yang memenuhi syarat CPOB (Cara Produksi Obat yang Baik) OBAT BARU Obat yang terdiri dari satu atau campuran beberapa bahan obat sebagai yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat (a.l. Zat Pengisi, Pelarut, Vehiculum), atau Komponen lain yang belum dikenal sehingga belum diketahui khasiatnya
  • 6. Obat Bebas Obat bebas merupakan obat yang dapat diperoleh secara bebas tanpa resep dokter dan dapat dibeli di apotek, toko obat atau toko biasa. Obat bebas pada wadahnya atau kemasannya diberi tanda khusus berupa Lingkaran dengan diameter tertentu, warna lingkarannya hijau dengan garis tepi warna Logo Obat Bebas
  • 7. Obat Bebas Terbatas o Obat Bebas Terbatas Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/W83 tentang kriteria Khusus untuk Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas pasal 3 ayat (2) disebutkan bahwa tanda khusus untuk obat bebas terbatas adalah lingkaran warna biru dengan garis tepi berwarna hitam. Kode huruf pada nomor registrasi obat bebas terbatas di Indonesia adalah DTL. Logo Obat Bebas Terbatas Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter di apotek atau toko obat terdaftar yang memiliki ijin, penyerahannya harus dengan kemasan asli beserta suatu tanda peringatan khusus
  • 8. Tanda Peringatan Khusus Tanda peringatan tersebut berwarna hitam berukuran panjang 5 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut : Peringatan No. 1 Awas ! Obat Keras Bacalah Aturan Memakainya Peringatan No. 2 Awas ! Obat Keras Hanya untuk dikumur Jangan ditelan Peringatan No. 4 Awas ! Obat Keras Hanya untuk dibakar Peringatan No. 3 Awas ! Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan Peringatan No. 6 Awas ! Obat Keras Obat wasir, jangan ditelan Peringatan No. 5 Awas ! Obat Keras Tidak boleh ditelan
  • 9. Contoh Obat Bebas Terbatas ATURAN P.1 • Diphenhydramin (bentuk larutan/syrup dan garam-garamnya Obat Batuk # > dan 3 mg/ml sebagai basanya dalam kemasan # > dari 120 ml • Dextromethorphan # >16 mg/ tablet # > 10 mg/ml 1% Sirup ATURAN P.2 Kal II Chloras dalam larutan
  • 10. Contoh Obat Bebas Terbatas ATURAN P.3 • Lidocain dan garam-garamnya # > dari 6% b/b sebagai basanya obat luar • Serbuk tabUr yang mengandung paraformaldehyd • Air Burowl ATURAN P.4 Rokok dan serbuk untuk penyakit bengek untuk dibakar yang rnengandung Scopolamin
  • 11. Contoh Obat Bebas Terbatas ATURAN P.5 • Amonia10% < • Liquor Kresoli Saponatus (Lysol. dsb) • Hipoclorit dan Larutan - larutannya ATURAN P.6 Suppositoria untuk Wasir
  • 12. Obat Tradisional Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Bab I, pasal 1, menyebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman
  • 13. Obat Bahan Alam Indonesia Jamu (contoh: Laxing , Keji Beling, ProUric, dan lain- lain, kode huruf pada nomor registrasi adalah TR) Logo Jamu
  • 14. Obat Herbal Terstandar (contoh: Lelap, Vermint Forte, Diapet (kapsul), Kiranti Datang Bulan (sediaan cair), dan lain-lain, kode huruf pada nomor registrasi adalah TR) Logo Obat Herbal Terstandar
  • 15. Fitofarmaka UU No. 760/tahun 1992 Adalah sediaan obat yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan Galenika yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku (contoh: Cursil 70, Stimuno, Rheumakur, dan lain-lain, kode huruf pada nomor registrasi adalah FF) Logo Fitofarmaka
  • 16. PENGGOLONGAN OBAT Berdasarkan Undang-Undang Obat dapat digolongkan Golongan NARKOTIKA atau BIUS Dahulu disebut daftar O (Verdovende Middelen) Digolongkan berdasarkan Tingkat Ketergantungan NARKOTIKA Adalah zat / obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan
  • 17. NARKOTIKA GOLONGAN I Hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi tertinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Heroin, Opium mentah / masak, tanaman Ganja, tanaman Papaver Somniferum L(menyebabkan ketergantungan tertinggi). NARKOTIKA GOLONGAN II Berkhasiat untuk pengobatan yang digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Morfin dan Garam-garamnya, Petidin. NARKOTIKA GOLONGAN III Berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan Ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Codein, Asetildehidrokodein, Doveri.
  • 18. PSIKOTROPIKA Adalah zat/obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoatif melalui pengaruh SSP yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku. Obat Psikotropik dibagi menjadi : Berdasarkan tingkat ketergantungan syndromnya PSIKOTROPIKA GOLONGAN 1 Psikotropik yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi AMAT KUAT mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : MDMA, Meskalin, Psilosina, dll PSIKOTROPIKA GOLONGAN 2 psikotropik yang berkhasiat untuk pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi KUAT mengakibatkan sindroma ketergantungan. •Contoh : Amfetamin, Metakualon, Fenobarbital, dll
  • 19. PSIKOTROPIKA GOLONGAN 3 Psikotropik yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potenai SEDANG mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Siklobalbital, Flunitrazepam, dll PSIKOTROPIKA GOLONGAN 4 Pslkotropik yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan, serta mempunyai potensi RINGAN mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Nitrazepam, Bromazepam, Aprazolam, dll
  • 20. OBAT KERAS Adalah obat keras yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter dan pada kemasannya terdapat tanda bulatan dengan garis lingkar dan huruf K warna hitam dasar warna merah Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 02396/A/SK/VII/86 tentang Tanda Khusus Obat Keras Daftar G pasal 3 ayat (1) menyebutkan bahwa tanda khusus untuk obat keras adalah lingkaran bulat bewarna merah dengan garis tepi berwarna hitam dengan huruf k yang menyentuh garis tepi Logo Obat Keras
  • 21. OBAT WAJIB APOTIK (OWA) Adalah obat-obatan dari golongan obat keras yang dapat diperoleh pasien langsung di apotik tanpa harus menggunakan resep dokter. KEP.MEN.KES th 1990 tentang OWA I (tambahan) mengenal kelompok farmakoterapi yang mempengaruhi kerja sistem dan organ tubuh yaitu : 1. Obat Kontrasepsi Oral: Linosterol 2. Obat Saluran Cema : - Antasid + Sedatif Contoh : Sanmag Tablet - Antispasmodik contoh : Papaveri - Antispasmodik + Analgetik : Contoh Pramiverin Metamizol - Antimual Contoh : Metokloramid HCI - Laksansia Contoh : Bisakodil Supp
  • 22. 3. Obat mulut dan tenggorokan, contoh : Hexetidrin, 4. Obat saluran napas meliputi : - Obat Asrna: Aminofillin supp,Salbutamol - Sokretolitik Mukolitik : Bromheksin, Karbosistem 5. Obat yang mempengaruhi Neuromuscular, terbatas - Analg, Antip : Metampiron, Asam Mefenamat - Antihistamin : Pheniramin Hidrogen Maleat 6. Obat Antiparasit: Mebendazol 7. Obat untuk pemakaian topikal terbatas pada : - Antibiotik Kloramfenikal - KOrtikosteroid (Hldrokortison) - Antiseptik Lokal (Heksaklprofen) - Antifungsi (Mikonazol HCI) - Anestasl Lokal (Lidokain HCI) - Enzim anti radang (Heparin Na dengan Hialuronidase Nikotinamid) - Pemucat Kulit (Hidrokuinon)
  • 23. KEP.MEN.KES TH. 1993 tentang OWA II mengenai tambahan OWA yaitu golongan obat tambahan yang sebagian besar merupakan obat luar yaitu obat-obat yang berbentuk salep. Contoh: Dexametason, Klindamisin KEP.MEN.KES TH. 1999 tentang OWA III merupakan penyempurnaan daftar OWA II yaitu memuat tambahan obat yang tidak termuat dalam OWA II dan memuat bahan obat yang dikeluarkan dari OWA I meliputi: Obat Saluran Cerna; ditambah psikotropika harus dengan resep dokter
  • 24. OBAT BEBAS Adalah yang dapat dibeli tanpa resep dokter dan pada Kemasannya terdapat tanda lingkaran hitam yang mengelilingi bulatan wama hijau contoh : Panadol Tablet PENGGUNAAN OBAT Sebelum memberikan obat, perlu diingat motto : Apakah resiko yang disandang penderita sebanding dengan manfaat terapetik yang akan diperoleh bila obat diberikan. Agar keamanan obat dapat terjamin serta tujuan terapi tercapai perlu dipertimbangkan faktor-faktor : • Keadaan Penderita • Memilih Obat • Menghitung Dosis • Memilih bentuk sediaan • Cara dan waktu pemakaian • Lama Pemakaian • Interaksi obat yang diberikan
  • 25. KEADAAN PENDERITA a. Bayi Neonatal 0 - 4 minggu Perinatal Normal = 0 - 1 minggu Perinatal Prematur = 0 - 2 minggu b. Anak (Pediatrik) = 1-16 tahun Remaja = 12 -16 tahun c. Dewasa = Menyusui Hamil Kelainan Genetik Kelainan Fungsi Organ Tubuh d. Lanjut Usia (Geriatrik) Pada bayi yang baru dilahirkan (Neonatus) Semua enzim, hati belum terbentuk lengkap, sehingga reaksi- reaksi metabolismenya lebih lambat (terutama pembentukan Glukoronid) antara lain pada: Kloramphenikol, asam nalidiksinat, Sutfonamida, Diapezam, Barbital, Asetosal dan Keracunan obat - obat ini perlu diturunkan dosisnya
  • 26. Pada bayi dan anak-anak  Obat - obat yang metabolismenya berlangsung lebih cepat dosis obat ini perlu dinaikkan seperlunya berdasarkan ukuran kadar Contohnya : Antikonvulsan: Phenobarbital, asam Valproat Ethosuximide, Clonazepam Karbamazepin, Fenitoin/Gelatin Dewasa Hamil  Obat yang digunakan selama kehamilan untuk mengobati sang ibu juga akan diterima oleh janin.  Pengaruh obat terhadap janin dalam kandungan pada dasamya dibagi 3 kategori: 1. Embryotoksik yakni efek yang langsung menyebabkan kematian hasil konsepsi dan biasanya berakhir abortus 2. Teratogenik atau dismorfogenik, menyebabkan kelainan bawaan yang berat. 3. Efek yang lebih ringan, biasanya hanya menimbulkan kelainan morfologik ringan atau kelainan fungsional
  • 27. Kelainan Genetika  Enzim Asetilase lazimnya lebih aktif pada orang kulit hitam dan Asiadaripada orang kulit putih dan Asia - TBC INH pada orang dengan asetilasi cepat dapat mengakibatkan hepatitis - ulfadiazin perombakan obatnya lambat sekali.  Fenitoin  Acetylasi lambat cenderung lebih mudah menderita lupus eritematosus.  Resiko anemia hemolitik akut karena obat-obat Sulfonamide, pada orang yang menderita defisiensi enzim Glucose 6 phosphat dehydrogenase (G6PD) Kelainan Fungsi Organ Tubuh Organ utama eliminasi obat adalah Hepar (Metabolisme) dan ginjal (Ekskresi), apabila terjadi gangguan juga akan terjadi penghambatan eliminasi. Juga akan terjadi kemampuan pengikatan obat oleh protein plasma, sehingga fraksi obat yang bebas dalam plasma darah meningkat.
  • 28. LANJUT USIA (GERIATRIC) 65 TH KEATAS Faal Organ Metabolisme / ekskresi menurun akan mengurangi kemampuan eliminasi obat, juga terjadi perubahan komposisi cairan maupun jaringan tubuh. Misalnya perubahan komposisi lemak. kandungan protein, dll. MEMILIH OBAT :  Aman  Manjur  Obat pilihan/Alternatif  Kausa/Simtomatis  Tempat kerja / target site  Mudah dimengerti MANJUR Dimaksudkan obat harus mempunyai kemampuan untuk mengendalikan penyakit. sedang pengendalian meliputi : Intensitas Obat; mulai kerja obat (Onzet of Action); Lama kerja obat (Dupation of Action)
  • 29. AMAN Tidak menimbulkan ancaman / bahaya bagi pemakai selama atau sesudahnya. Berarti harus memikirkan bagaimana kerja obat terhadap organ tubuh serta bagaimana kerja organ tubuh terhadap obat. misalnya : absorbsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi obat. Obat yang mempunyai jarak terapi sempit (jarak antara kadar obat terapi dan kadar obat toksia sempit sebagai contohnya : Teophyllin Dicoxin Digitoxin, Fenitoin, Asam Valproat, Kanamycin, Amikacin, Phenobarbital, Carbamazepin. Amitriptilin. INTENSITAS Dimaksudkan hanya dengan kadar obat dalam plasma yang cukup, efeklivitas auatu obat dapat terjamin. Kadar obat harus selalu di atas kadar hambat minimum (M.I.C) = Minimum Inhibitor Concentration) atau kadar efektif minimum (M.E.C) Onzet of Action : Kasus yang memerlukan penanganan cepat Duration of Action : Kasus yang kronis atau yang terkendali, pemberian bentuk retard, Long Action.
  • 30. Obat pilihan > Alternatif • Jamur Vaginitas  pilihan mikonazol, Alternatif Nystatin • Gonorhoe  pilihan penicillin G, Alternatif Cotrimoxasol Kausa dan Simtomatis • Esseria Coli  Infeksi saluran urin  Cotrimoxasol  Nitrofurantion Target Site • Amoeblasis extra intestinais (di Hepar)  metronidazol, emetin, chloroquin . Menjamin sampainya oabt ke Hepar Mudah Diperoleh
  • 31. Perihal Obat Perkembangan Obat Obat berasal dari bahan-bahan yang tersedia di alam  berkembang melalui proses yang panjang menjadi obat modern. macam-macam obat sesuai dengan asalnya dapat disebut: 1. Obat asal alam nabati: Berasal dari keseluruhan tumbuhan (herba), dari akar (Radix, Rhizoma), dari daun (Folia), buah (Fruktus), Bunga (Flores), biji (semen) Setelah metalut penelitian diketahui kandungan zat berkhasiat, misalnya Alkaloid dari: a. Papaver Somniverum (Morphine, Codein, Papaverin) Ephedra vulgaris (ephedrin) b. Glikosida dari: Digitalis lanata dan purpurea (Digoxine, Digitoxine) c. Minyak Atsiri dari : Folia menthae piperitae (minyak kayu putih), Frucrus anisi (minyak adas) d. Minyak atau lemak dari ; Ricinus comunis (Olium ricini, minyak jarak, theobroma cacao (oleum cacao). e. Getah tumbuhan Resim, Gom Tannin
  • 32. 2. Obat Asal Alam Hewani misalnya : - Glandula Suprarenalis (adronalin) - Glandula Thyroldoea (Thyroid) - Pancreas (Insulin) 3. Obat asal alam berupa mineral dan garam – garamnya. misalnya : - Fe (Besi) berupa sulfat, khlorida - Sulfur (Belerang) - Magnesium Sulfat (Garam Inggris) OBAT YANG RASIONAL UNTUK PREVENSI Preventif adalah obat yang digunakan untuk pencegahan. Pencegahan dapat dicapai dengan : a. Memberikan obat secara langsung hingga dapat memberikan perlindungan sementara. b. Memberikan obat yang dapat menimbulkan kekebalan (imunisasi)
  • 33. Obat yang dapat memberikan perlindungan sementara : 1. Golongan antibiotik 2. Golongan antihistamin Misalnya : Antazolin (Antistin); Pheniramin (Avil); Fexofenadine (Telfast) 3. Golongan Antisera Misalnya : Adrenalin untuk mengatasi syok anafilaktik Antitetanus Serum (ATS) 1500 iu (pencegahan) 10.000 lu dan 20.000 ui (terapi) Obat yang dapat memberikan pertindungan dalam jangka waktu tertentu. Termasuk dalam kelompok ini adalah vaksin . VAKSIN: Adalah sediaan yang mengandung zat antigen yang dapat menimbulkan kekebalan khas terhadap keracunan oleh jasad renik tertentu. Sediaan dapat berupa suspensi jasad renik atau toksoid. Macam-macam vaksin : vaksin BCG, Pertusis,, Serap Tetanus, Serap Difteri, Folio.
  • 34. OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK DIAGNOSA (DIAGNOSTIC AGEN) Gejala Klinik Cara membantu menegakkan diagnosis : Tes Laboratorium Alat-alat Kedokteran Pemberian obat tertentu PURIFIED PROTEIN DERIVAT (PPD) Diagnosis penyakit TBC : ALT TUBERCULIN Diagnosis penyakit Difteri : TES SCHICK ANTIGEN HINTON Diagnosis penyakit Sifilis : ANTIGEN KHAN
  • 35. BAHAN KONTRAS RADIOLOGI • Urografi = Meglumin Natrium Amidotrizoat • Biligrafi = Meglumin Adipion Inj. Iv 30% 20 ml Natrium Yopodat Kap 500 mg • Broncografi = Propiliodon Inj. 50% 20 ml • Saluran Cerna = Barium Sulfat Enema • Fungsi Ginjal = Natrium Aminohlpurat Inj. Iv • Fungsi Hati = Natrium Sulfobromoftalein 5% 3 ml • Cornea Mata = Natrium Fluorescein 2% Serum untuk menentukan Golongan Darah : 1 set TDR: • Serum Anti Golongan Darah A 5 ml (HIJAU) • Serum Anti Golongan Darah B 5 ml (KUNING) • Larutan Garam Faali
  • 36. Macam derivat obat untuk terapi Berdasarkan efek atau kelas terapi sebagai contoh : Penicillin punya derivat yang : 1. Tahan asam lambung : Penicillin V, Fenithicillin 2. Tahan Penicillinase : Methicillin 3. Tahan 1,2 Dicloxacillin, Cloxacillin, Oxacillin Chloramphenicol yang tidak di metabolizer di Hepar Thiamphenicol  digunakan untuk ISK Macam obat yang digunaRan untuk promosi kesehatan, misalnya untuk:  Meningkatkan daya tahan tubuh  Menyegarkan dan memberikan semangat
  • 37. PENULISAN RESEP RESEP - RECIPE - AMBILAH Perintah tertulis dari dokter kepada apoteker untuk menyediakan obat dan atau membuatkan bentuk sediaan obat serta menyerahkn kepada pasien, lengkap dengan aturan pemakaiannya. R/ Merupakan perubahan dari tanda yupiter ¥ R/ Seyogyanya tidak tercotak dalam blanko kertasresep R/ SIMBOL KEYAKINAN DAN /ATAS KUASANYA PENULISAN RESEP Filosofi * Filosofi lama adalah mencegah pasien mengetahui Identitas obat yang diminum . Hubungan dokter-pasien, lebih baik pasien mengetahui tentang obatnya juga efek samping atau kontra indikasi Dokter dituntut mengetahui: ANAMNESE Mengenai keadaan / keluhan / gejala / penyakit pasien PASIEN – INDIVIDUAL  SENI KOMUNIKASI
  • 38. PEMERIKSAAN Pemeriksaan yang baik/ teliti/ sopan/ benar Gangguan organ-organ Parmakologi Terapeutika  Diagnosa tepat Prognosis (penyulit - penyulit) Farmakologi (khasiat obat, dosis,efek samping) Terapeutika ( pedoman terapi, standart terapi) PENULISAN RESEP RASIONAL DAN LEGE ARTIS Tepat Penderita Individual Tepat Obat  Manjur, Aman, Nyaman, Mudah Tepat Dosis Individual Tepat Bentuk Sediaan  Nyamam Tepat Cara Dan Waktu Minum Menulis Resep Menetapkan Tujuan Terapi
  • 39. DAFTAR ATURAN PENJELSAN RESEP YANG LEGE ARTIS (JOENOE;1990, GRAHAME & ARONSON, 1985) 1. Tulisan dengan tinta (hitam, biru, hijau) 2. Tulisan jelas, mudah dibaca 3. Nama obat huruf besar 4. Pilihlah obat manfaat bagi pasien. 5. Nama obat generik. Generi berlogo. Patent tidak boleh nama kimia 6. Cantumkan QR (quantum rectum - jumlah tersebut benar) dibelakang dosis obat yang dikehendaki, paracetamol 650 mg (QR) 7. Jumlah obat = no  angka romawi I, II, III, IV dst. 8. Bentuk sediaan obat diminta dengan Subsciptio yang benar 9. Gunakan mfla 10. Aturan pemakaian obat S = Signa S 3 dd pulv I 11. Aturan pemakaian obat yang rumit tappering up (down) S. uc (usus cognitus). Penjelasannya ketas lain. • Resep selesai, diparaf, obat obat narkotik injeksi tanda tangan penuh. • Resep yang hanya 1 diberi tanda penutup ; atau tanda pemisah diantara 2 R. 14. Menulis resep sekali jadi, tidak boleh ragu-ragu, hindari coretan coretan/hapusan/tindasan.
  • 40. Ada tujuan tertentu pada penulisan resep a.l: a. Menyediakan obat dan/atau kombinasi yaig diinginkan b. Menghindari self medication c. Menghindari terjadinya resiko aturan pengobatan yang diucapkan lisan d. Mengembangkan hubungan dengan perawatan pasien Beberapa contoh bahasa latin : ad = sampai adde = tambahkan ad libit  ad libitum = sesuka pasien minum aplic in loc dol  aplic in locus dollens = oleskan pada tempat yang sakit agitatatio ante sumendum = gojok dulu sebelum dipakai aa = ana sama banyak a.c.  ante coenam - sebelum makan b.d.d.  bis de die = dua kali sehari c  cum = dengan d.c.  durante coenam = selama makan d.c.f.  da cum formula = berilah dengan nama resepnya d.t.d.  da tales dosis = berilah sekian takaran d.e.t.  detur = sudah diberikan d.i.d.  da in dimidio = berilahseparonya da in duplo = berilah dua kalinya da in triplo = berilah tiga kalinya dext  dexter = kanan dext at sin  dexter et sinister = kanan ke kiri
  • 41. RESEP YANG LENGKAP TERDIRI ATAS  Nama, alamat, serta SIP • Nama kota, tanggal dibuatnya resep • Tanda R/ = recipe  superscriptio • Nama obat dan NO  inscriptio  dan jumlah Nama atau jenis / bahan obat terdiri dari: • Remedium cardinal = obat pokok harus • Remedium adjuvans = membantu Rem. Car. • Corrigens  untuk memperbaiki rasa, warna • Constituent / Vehikulum  racikan • No = jumlah bahan obat  bahan padat  satuan rng, g, µg • Cara pembuatan/bentuk sediaan  subscriptio • mflapulv = misce fac lege artis pulv • mflasyr = misce fac lege artis syrup • mflaoint = misce fac lege artis ointment • mds = misce da signa Aturan pakai ... | • Narna Penderita, alamat, umur • Tanda tangan / paraf dokter Contoh Resep Tunggal R/Tegretol tablet No. XII Sldd tablet I
  • 42. Contoh Resep Racikan R/ Erysanbe Cheweble 100 mg Chlorpheniramin maleat 2 mg Phenobarbital 15 mg m.f.l.a. pulv dtd No. XVI S ter d d pulv I R Pro anak (10 tahun) ALASAN MENGGUNAKAN BAHASA LATIN Bahasa mati  tidak digunakan sehari-hari Bahasa Internasional  dunia kedokteran / farmasi Tidak terfadi dualisme tentang bahan apa dalam R/
  • 43. o.d  Oculus dexter = mata kanan o.s  oculus sinister = mata kiri h  hora = jam h.m.  hora matutina = pagi h.s  hora somni = jam sebelum tidur iter  diulang imm  in manus medicine = serahkan ke dokter l  loco = panggantinya m > mane = pagi manduco  dikunyah m.i.  mihi ipsi = diminum sendiri m et v mane et vespere = pagi dan sore ndet  ne detur = belum diberikan omnl hora = tiap hari ne iter  tidak boleh diulang p.c.  post coenam = sesudah makan p.p.  pro paupere proxima luce = hari selanjutnya p.r.n.  pro re nata = bila perlu q.s.  quantum satis = secukupnya q.r.  quantum rectum = jumlah tersebut benar r.p.  resente paratus = di buat segar s  signa = berilah tanda pada etiketnya sine confectione  tanpa bungkus asli dari pabriknya sive simile  diganti obat, bentuk dan dosis yang sama spatio 2 ora = jarak dua jam s.o.s.  sie opo site = bila perlu s.n.n.  sie nese site = bila perlu u.p.  usus propius = untuk dokter u.n. usus notus = aturan pakai tahu u.c.  usus cognitus = aturan pakai tahu
  • 44. PP No. 26/1965 APOTEK Suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian danpenyaluran obat kepada masyarakat TUGAS dan FUNGSI APOTEK – Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan – Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, dan penyerahan obat / bahan obat. – Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata. RESEP Permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan. Dokter spesialis kepada APA untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
  • 45. OBAT Bahan / zat sintetik, semi sintetik, alamiah atau berasal biologik digunakan untuk mencegah / prevensi, mengobati atau mengurangi rasa sakit atau derita yang dialami manusia / hewan. OBAT GENERIK Obat dengan nama resmi yang ditetapkon dalam farmakope Indonesia untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. OBAT PATEN Obat dengan nama dagang dan menggunakan nama yang merupakan milik produsen obat yang bersangkutan dijual dalam bungkus asli. OBAT ESENSIAL Obat yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat terbanyak dan tercantum dalam daftar obat esensial yang ditetapkan oleh Men Kes.
  • 46. PBF (Pedagang Besar Farmasi) Badan hukum yang memiliki ijin unit menyimpan obat untuk dijual dalam jumlah besar di suatu ternpat tertentu sebagaimana tercantum dalam Surat Ijin AA/Apoteker Obat diungkus Asli Boleh membuka bungkus asli = Apoteker Laboratorium = memeriksa obat Tidak boleh melayani R/ Pedagang Eceran Obat / T.O. Badan hukum yang memiliki ijin unit menyimpan obat untuk dijual dalam jumlah besar di suatu tempat tertentu sebagaimana tercantum dalam Surat ijin = AA
  • 47. OWA Kewajiban APA : 1. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien. 2. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan. 3. Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakainya, kontraindikasi, efek samping dll yang diperlukan oleh pasien. Informasi Dosis Antibiotika ObatBatuk Hipertensi Obat Daftar W Hipoglikemi Aturan Pakai Cacing PPA Diuretika CTM Fenaksopiridan Paraaet Kontra Indikasi Rifampisin Efek Samping Resep/Copy Resep (diperlihatkan) 1. Dokter penulis R/ merawat 2. Penderita yang bersangkutan 3. Petugas kesehatan/lain yang berwenang menurut Peraturan per-UU
  • 48. OBAT GENERIK BERLOGO Obat osensial yang lercantum dalam (DOEN) Daftar Obat Esensial Nasional) Dan mutunya terjamin karena di produksi sesuai dengan persyaratan cara pembuatan obat yang baik (C.P.O.B) dan diuji ulang oleh Pusat Pemeriksa Obat dan Makanan Dep.Kes. OBAT - OBAT MODERN Suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit/gejala penyakit, luka/keluhan badaniah dan rochaniah pada manusia/hewan, memperelok badan/bagian badan manusia
  • 49. Obat Tanpa Resep 1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak dibawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun 2. Pengelolaan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada kelanjutan penyakit. 3. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan. 4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia. 5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan.
  • 50. BAGAN DISTRIBUSI OBAT Obat – obat Daftar O ( Narkotik) G (Obat Keras) OKT (Psikotropik) W (Warehuwing) = bebas terbatas HV (Handvercoov) = bebas