SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  7
Télécharger pour lire hors ligne
k.wr ‘14
KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR
TUJUAN PERCOBAAN
 Memahami pengertian larutan jenuh
 Menentukan harga kelarutan dan penentuan pengaruh temperature terhadap
kelarutan suatu zat
 Menghitung panas pelarutan suatu zat
LANDASAN TEORI
Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai
membentuk larutan jenuh. Adapun cara menentukan kelarutan suatu zat ialah dengan
mengambil sejumlah tertentu pelarut murni, misalnya 1 liter. Kemudian memperkirakan
jumlah zat yang dapat membentuk larutan lewat jenuh, yang ditandai dengan masih
terdapatnya zat padat yang tidak larut. Setelah dikocok ataupun diaduk akan terjadi
kesetimbangan antara zat yang larut dengan zat yang tidak larut (Atkins, 1994).
Istilah kelarutan digunakan untuk mengacu pada konsentrasi sebuah larutan jenuh
dari sebuah larutan (di sini kristalin padat) dalam sebuah pelarut dalam sebuah temperature
tertentu. Factor-faktor penting yang mempengaruhi kelarutan zat adalah temperature, sifat
dari pelarut, dan juga kehadiran ion-ion lainnya dalam larutan tersebut (Day, 1998).
Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah
maksimum. Pada larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara partikel yang melarut dan
partikel yang tidak melarut. Larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah lebih
sedikit dibandingkan dengan kemampuan pelarutnya disebut larutan tidak jenuh, sedangkan
larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah lebih banyak dari kemampuan
pelarutnya disebut larutan lewat jenuh (Sumardjo, 2009).
Kelarutan suatu zat akan bertambah seiring dengan meningkatnya temperatur. Pada
umumnya suatu zat mempunyai kelarutan pada pelarut tertentu dan temperatur tertentu
pula. Temperatur kelarutan dari pelarut akan mempengaruhi kelarutan zat yang dilarutkan.
Untuk kebanyakan padatan yang bisa larut dalam liquid, maka kenaikan temperatur akan
sangat berdampak pada kenaikan kelarutan (Sukardjo, 1997).
Pengaruh temperatur dalam kesetimbangan kimia ditentukan dengan o
dengan
persamaan : p = yang disebut persamaan van’t hoff. Pada reaksi endoterm
konstanta kesetimbangan akan naik seiring dengan naiknya termperatur. Pada reaksi
eksoterm konstanta kesetimbangan akan turun dengan naiknya temperature (Alberty,
1996).
Panas pelarutan suatu zat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Van’t
hoff. Pada umumnya proses pelarutan bernilai positif. Hal itu sesuai dengan persamaan
Van’t Hoff yang menyatakan semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi pula zat yang
k.wr ‘14
larut. Sedangkan pada zat yang memiliki panas pelarut yang negatif atau bersifat eksoterm
maka semakin tinggi temperatur dalam suatu reaksi menyebabkan semakin berkurangnya
zat yang dapat larut (Silbey, 1996).
Berdasarkan persamaan van’t Hoff, penggambaran kurva antara log solubility (log S)
vs 1/T dalam K akan membentuk garis lurus. Pada kurva akan membentuk persamaan
. Sisi slope ditunjukkan oleh , sedangkan intersepnya C. Sehingga, dapat
diperoleh nilai panas pelarutannya ( ) (Ahuja, 2001).
ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang diperlukan dalam percobaan ini meliputi thermostat 0 – 50 ⁰C,
thermometer -10 – 50 ⁰C, buret 50 ml, Erlenmeyer 250 ml, gelas takar 250 ml, pipet volume
5 ml, pengaduk, dan tabung reaksi.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi larutan asam
oksalat jenuh, larutan NaOH 0,5 M, indicator PP, es batu, dan garam dapur.
PROSEDUR KERJA
150 ml larutan asam
oksalat jenuh
Tabung reaksi Termostat
air Garam dapur Pecahan es batu
Termostat diaduk agar temperatur pada larutan
mencapai 5⁰C
Diambil 5 ml asam oksalat2 tetes PP
Dititrasi dengan larutan 0,5 M NaOH
Titrasi diulangi 2 kali
Thermostat lalu diatur untuk pengamatan pada
temperature 10⁰C, 15⁰C, 20⁰C, dan 25⁰C. Sementara untuk
proses penurunan temperatur, larutan diukur pada
temperatur 25⁰C, 20⁰C, 15⁰C, dan 10⁰C.
k.wr ‘14
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
 HASIL PERCOBAAN
 Proses Kenaikan Temperatur
No Temperature
ρ air
(g/cm3
)
Vol. asam
oksalat
(ml)
Volume NaOH yang dibutuhkan
(ml)
Kelarutan (S)
(mol/1000g)
Titrasi I Titrasi II Rata-rata
1
2
3
4
5
5⁰C
10⁰C
15⁰C
20⁰C
25⁰C
0,999967
0,99924
0,99851
0,99778
0,997048
5
5
5
5
5
9,8
10,7
11,6
13,3
14,1
10,1
11,1
11,8
13,5
14,2
9,95
10,9
11,7
13,4
14,15
0,9950
1,091
1,172
1,343
1,4192
Nilai panas kelarutan ( ) = 12,654 kJ/mol.
 Proses Penurunan Temperatur
No Temperature
ρ air
(g/cm3
)
Vol. asam
oksalat
(ml)
Volume NaOH yang dibutuhkan
(ml)
Kelarutan (S)
(mol/1000g)
Titrasi I Titrasi II Rata-rata
1
2
3
4
25⁰C
20⁰C
15⁰C
10⁰C
0,997048
0,99793
0,99881
0,999703
5
5
5
5
23
19,3
15,4
13,8
23
19,3
15,5
13,7
23
19,3
15,45
13,75
2,3068
1,934
1,5468
1,3754
Nilai panas kelarutan ( ) = 24,842 kJ/mol.
 PEMBAHASAN
Pada percobaan ini akan ditentukan pengaruh temperature terhadap
kelarutan suatu larutan zat, serta menghitung besarnya panas kelarutannya ( ).
Larutan yang akan diuji pada percobaan ini yakni larutan asam oksalat jenuh. Larutan
asam oksalat memiliki rumus H2C2O4.
Larutan asam oksalat dikatakan jenuh di mana pada larutan terdapat
kesetimbangan antara zat terlarut dan zat tidak terlarut. Saat telah terjadi
kesetimbangan, maka pada kesetimbangan tersebut kecepatan larutan untuk
melarut akan sama dengan kecepatan mengendap yang artinya konsentrasi zat
dalam larutan akan selalu tetap. Akan tetapi, jika kesetimbangan diganggu seperti
merubah temperatur, maka konsentrasi larutan akan berubah yang ditandai dengan
berubahnya kelarutan larutan tersebut. Sehingga, larutan asam oksalat jenuh ini
dapat digunakan pada percobaan ini karena kejenuhannya tersebut yang
menyebabkan larutan ini sensitive terhadap perubahan temperatur.
Pada percobaan ini, besarnya panas pelarutan dilakukan dalam dua kondisi,
yakni pada saat kenaikan temperatur (pada percobaan ini temperatur dari 5-25⁰C)
k.wr ‘14
dan pada penurunan temperatur (pada percobaan ini temperatur dari 25-10⁰C).
Pada proses kenaikan temperatur, temperature pada thermostat dibuat sesuai
dengan temperature yang diinginkan (misalnya 5⁰C) dengan menambahkan es batu
dan garam. Adanya garam akan membantu es semakin dingin dan tidak mudah
mencair. Hal ini dikarenakan saat es ditaburi garam maka akan terbentuk lapisan
garam dan air. Titik beku es garam lebih rendah dari pada titik beku air pada
umumnya. Hal tersebut juga dilakukan pada proses penurunan temperatur.
Thermostat pada percobaan ini berfungsi sebagai alat untuk mengatur
temperatur agar selalu tetap. Sehingga, temperatur yang telah diatur pada
thermostat akan terus dipertahankan (tidak mudah berubah). Hal ini jelas berbeda
jika digunakan baskom biasa yang dapat dengan mudah berubah dalam temperature
ruang. Hal tersebut dapat terjadi karena bahan pada thermostat telah didesain untuk
tidak mudah menyerap panas dari temperatur ruang.
Larutan asam oksalat jenuh dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung
tersebut kemudian dimasukkan ke dalam thermostat dan akan secara otomatis
larutan pada tabung menyesuaikan dengan temperatur pada thermostat. Selama
proses penyesuaian tersebut thermostat perlu digojog cepat dan terus menerus agar
proses penyesuain temperatur dapat lebih cepat. Hal ini dikarenakan saat digojog
maka aliran air di dalam thermostat akan bergerak cepat sehingga dapat
memeratakan temperatur pada setiap bagian tabung reaksi tersebut.
Saat temperatur tabung reaksi telah sesuai dengan temperature yang
diinginkan, larutan asam oksalat jenuh kemudian diambil 5 ml. Dikarenakan sifat
larutan asam oksalat yang jenuh, menyebabkan larutan ini mudah membentuk
endapan. Sehingga, saat mengambilan larutan diusahakan endapan larutan H2C2O4
ini tidak ikut terambil karena dapat menyumbat pipet ukur, sehingga larutan akan
sulit diambil. Kemudian ke dalam larutan yang telah diambil ditambahkan 2 tetes
indicator PP. Penggunaan indicator PP di sini karena larutan asam oksalat akan
dititrasi dengan NaOH. Proses titrasi yang terjadi yakni antara asam lemah (H2C2O4)
dan basa kuat (NaOH). Dikarenakan akan dilakukan titrasi asam lemah dan basa kuat,
sehingga diperkirakan larutan akan bersifat basa saat mencapai titik kesetimbangan.
Indicator PP merupakan indicator dengan rentang pH antara 8,2 – 10, di mana pada
kondisi asam berwarna bening dan pada kondisi basa berwarna merah muda.
Proses titrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,5 M dilakukan untuk
mendeteksi banyaknya asam oksalat yang larut dalam air. Saat terjadi perubahan
warna (dari bening menjadi merah muda), menandakan banyaknya zat yang larut
yang dilihat dari volume NaOH 0,5 M yang dibutuhkan hingga terjadi titik ekivalen.
Reaksi yang terjadi saat larutan asam oksalat jenuh direaksikan dengan
larutan NaOH 0,5 M adalah sebagai berikut.
k.wr ‘14
Setiap percobaan titrasi dilakukan sebanyak 2 kali. Pengulangan ini bertujuan
agar diketahui hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan
untuk mencapai titik ekivalennya (lebih akurat).
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil bahwa baik pada proses
kenaikan temperatur maupun penurunan temperatur menunjukkan bahwa semakin
tinggi temperature maka volume larutan NaOH 0,5 M yang digunakan akan semakin
banyak pula. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi temperature maka tumbukan
antar partikel-partikel dalam zat tersebut semakin cepat sehingga akan
mempercepat terjadinya reaksi. Reaksi yang dimaksud yakni pelarutan zat terlarut
dalam larutan asam oksalat jenuh.
Berdasarkan nilai volume NaOH tersebut, maka dapat ditentukan nilai
kelarutannya (S). Pada proses kenaikan temperature diperoleh pada suhu 5⁰C
kelarutannya 0,9950 , pada suhu 10⁰C kelarutannya 1,091 ,
pada suhu 15⁰C kelarutannya 1,172 , pada suhu 20⁰C kelarutannya 1,343
, dan pada suhu 25⁰C kelarutannya 1,4192 . Sedangkan pada
proses penurunan suhu diperoleh pada suhu 25⁰C kelarutannya 2,3068 ,
pada suhu 20⁰C kelarutannya 1,934 , pada suhu 15⁰C kelarutannya
1,5468 , dan pada suhu 10⁰C kelarutannya 1,3754 .
Adanya nilai kelarutan (S) tersebut, maka dapat ditentukan nilai panas
pelarutan( ) pada setiap proses (kenaikan dan penurunan temperature). Dengan
menggunakan persamaan van’t Hoff yakni , penentuan nilai panas
temperature dilakukan dengan membuat grafik hubungan antara vs ln S pada
tiap proses (kenaikan dan penurunan suhu) di mana grafik yang terbentuk
merupakan garis lurus. Pada garis tersebut menunjukkan slope dan intersep C.
Pada proses kenaikan suhu, diperoleh persamaan garisnya y = -1,522 x –
5,464. Berdasarkan persamaan garis tersebut dapat ditentukan nilai kenaikan
suhu diperoleh 12,654 kJ/mol. Sedangkan pada proses penurunan suhu, siperoleh
persamaan garisnya y = -2988 x + 10,85. Berdasarkan persamaan garis tersebut
dapat ditentukan nilai penurunan suhu diperoleh 24,842 kJ/mol.
KESIMPULAN
 Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah
maksimum, di mana terjadi kesetimbangan antara partikel yang terlarut dan yang
tidak melarut.
 Semakin tinggi suhu, kelarutan suatu zat akan semakin tinggi. Nilai kelarutan asam
oksalat jenuh terhadap suhu adalah sebagai berikut.
k.wr ‘14
 Proses kenaikan suhu
- Suhu 5⁰C kelarutannya 0,9950 ,
- Suhu 10⁰C kelarutannya 1,091
- Suhu 15⁰C kelarutannya 1,172
- Suhu 20⁰C kelarutannya 1,343
- Suhu 25⁰C kelarutannya 1,4192
 Proses penurunan suhu
- Suhu 25⁰C kelarutannya 2,3068
- Suhu 20⁰C kelarutannya 1,934
- Suhu 15⁰C kelarutannya 1,5468
- Suhu 10⁰C kelarutannya 1,3754
 Nilai panas pelarutan ( ) asam oksalat jenuh pada proses kenaikan suhu diperoleh
12,654 kJ/mol, sedangkan pada penurunan suhu diperoleh 24,842 kJ/mol.
DAFTAR PUSTAKA
Ahuja, dkk., 2001, Handbook Of Modern Pharmaceutical Analysis, Academic Press, San
Diego.
Alberty, dkk., 1996, Physical Chemistry, Second Editon, John Wiley and Sons Inc., USA.
Atkins, P. W., 1994, Physical Chemistry, Freeman, New York.
Day, R. A. dan Underwood, A. L., 1998, Analisis Kimia Kuantitatif, (diterjemahkan oleh
Sopyan, I.), Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta.
Silbey, R. J., 1996, Physical Chemistry, Second Edition, John Wiley and Sons Inc., USA.
Sukardjo, P., 1997, Kimia Fisika, Rineka Cipta, Yogyakarta.
Sumardjo, D., 2009, Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan
Program Strata I Fakultas Bioeksata, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
k.wr ‘14
GRAFIK
 Kenaikan Temperatur
Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara 1/T vs ln S pada penentuan
kelarutan asam oksalat jenuh sebagai fungsi temperature, di mana semakin tinggi
temperature maka kelarutannya juga semakin besar. Berdasarkan grafik tersebut
diperoleh persamaan garis y = -1522 x + 5,464 dan R² = 0,986. Persamaan
garis tersebut menyatakan . Gradient garis dinyatan ,
sehingga dapat diperoleh nilai untuk kenaikan temperature yakni 12,654
kJ/mol.
 Penurunan Temperatur
Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara 1/T vs ln S pada penentuan
kelarutan asam oksalat jenuh sebagai fungsi temperature, di mana semakin rendah
temperature maka kelarutannya juga semakin kecil. Berdasarkan grafik tersebut
diperoleh persamaan garis y = -2988 x + 10,85 dan R² = 0,984. Persamaan
garis tersebut menyatakan . Gradient garis dinyatan ,
sehingga diperoleh nilai untuk kenaikan temperature yakni 24,842 kJ/mol.

Contenu connexe

Tendances

Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
Andreas Cahyadi
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
asterias
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
wd_amaliah
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
praditya_21
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
asterias
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan
Dede Suhendra
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
wd_amaliah
 

Tendances (20)

Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Bab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetriBab iv asidi alkalimetri
Bab iv asidi alkalimetri
 
9 larutan ideal
9 larutan ideal9 larutan ideal
9 larutan ideal
 
Laporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksiLaporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksi
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri docLaporan praktikum asidi alkalimetri doc
Laporan praktikum asidi alkalimetri doc
 
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-lapraklaporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
laporan praktikum penentuan-perubahan-entalpi-pembakara-laprak
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
 
Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan Ketetapan kesetimbangan
Ketetapan kesetimbangan
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 

En vedette

Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
Tillapia
 
laporan menentukan PH larutan
laporan menentukan PH larutanlaporan menentukan PH larutan
laporan menentukan PH larutan
Putri Yusril
 
Ikatan ion dan senyawa ionik
Ikatan ion dan senyawa ionikIkatan ion dan senyawa ionik
Ikatan ion dan senyawa ionik
hendryaniflusia
 
Jurnal contoh titik didih
Jurnal contoh titik didihJurnal contoh titik didih
Jurnal contoh titik didih
chichi_fauziyah
 
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaLaporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
Anggastya Andita HP
 

En vedette (20)

Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhuJurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
Jurnal percobaan v kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
liburankimia
liburankimialiburankimia
liburankimia
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Adsorbsi
AdsorbsiAdsorbsi
Adsorbsi
 
this is material
this is materialthis is material
this is material
 
laporan menentukan PH larutan
laporan menentukan PH larutanlaporan menentukan PH larutan
laporan menentukan PH larutan
 
Ikatan ion dan senyawa ionik
Ikatan ion dan senyawa ionikIkatan ion dan senyawa ionik
Ikatan ion dan senyawa ionik
 
Termokimia
TermokimiaTermokimia
Termokimia
 
Farmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutanFarmasi fisika-kelarutan
Farmasi fisika-kelarutan
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
Jurnal contoh titik didih
Jurnal contoh titik didihJurnal contoh titik didih
Jurnal contoh titik didih
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaLaporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan krom
 
Materi Kelas XI Kimia: Termokimia 2
Materi Kelas XI Kimia: Termokimia 2Materi Kelas XI Kimia: Termokimia 2
Materi Kelas XI Kimia: Termokimia 2
 
Larutan dan Kelarutan
Larutan dan KelarutanLarutan dan Kelarutan
Larutan dan Kelarutan
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam air
 
Buku akidah akhlak Kurikulum 2013 untuk Guru
Buku akidah akhlak Kurikulum 2013 untuk GuruBuku akidah akhlak Kurikulum 2013 untuk Guru
Buku akidah akhlak Kurikulum 2013 untuk Guru
 

Similaire à laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur

Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
PT. SASA
 
Laporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zatLaporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zat
MaRis Aini
 
Pembelajaran elektronik lks
Pembelajaran elektronik lksPembelajaran elektronik lks
Pembelajaran elektronik lks
mayawahyunarti
 
Perubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksiPerubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksi
Putri Yusril
 
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik DidihLaporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
worodyah
 

Similaire à laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur (20)

Kimia titik-didih
Kimia titik-didihKimia titik-didih
Kimia titik-didih
 
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhulaporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutanPercobaan a 2 sifat koligatif larutan
Percobaan a 2 sifat koligatif larutan
 
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan MolalitasLaporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
Laporan Kimia - Hubungan Titik Beku dengan Jumlah Partikel dan Molalitas
 
Laporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zatLaporan pratikum vi perubahan wujud zat
Laporan pratikum vi perubahan wujud zat
 
Sifat koligatif larutan
Sifat  koligatif larutanSifat  koligatif larutan
Sifat koligatif larutan
 
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik BekuPraktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
Praktikum Kimia - Penurunan Titik Beku
 
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docxSIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
SIFAT_KOLIGATIF_LARUTAN.docx
 
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif LarutanLaporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan
 
Pembelajaran elektronik lks
Pembelajaran elektronik lksPembelajaran elektronik lks
Pembelajaran elektronik lks
 
Sifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif LarutanSifat Kologatif Larutan
Sifat Kologatif Larutan
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdfLARUTAN+koligatif+(7).pdf
LARUTAN+koligatif+(7).pdf
 
Perubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksiPerubahan entalpi reaksi
Perubahan entalpi reaksi
 
Laporan praktikum sifat kolegatif larutan
Laporan praktikum sifat kolegatif larutanLaporan praktikum sifat kolegatif larutan
Laporan praktikum sifat kolegatif larutan
 
laprak kimia es putar.docx
laprak kimia es putar.docxlaprak kimia es putar.docx
laprak kimia es putar.docx
 
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan ElektrolitSifat Koligatif Larutan Elektrolit
Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
 
Sifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif LarutanSifat Koligatif Larutan
Sifat Koligatif Larutan
 
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik DidihLaporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
 
Praktikum kalorimetri
Praktikum kalorimetriPraktikum kalorimetri
Praktikum kalorimetri
 

Plus de qlp

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
qlp
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
qlp
 

Plus de qlp (18)

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis imina
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsi
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometri
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Laporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekulLaporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekul
 
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletLaporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
 

Dernier

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Dernier (20)

Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

laporan kimia fisik - Kelarutan sebagai fungsi temperatur

  • 1. k.wr ‘14 KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR TUJUAN PERCOBAAN  Memahami pengertian larutan jenuh  Menentukan harga kelarutan dan penentuan pengaruh temperature terhadap kelarutan suatu zat  Menghitung panas pelarutan suatu zat LANDASAN TEORI Kelarutan adalah jumlah zat yang dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai membentuk larutan jenuh. Adapun cara menentukan kelarutan suatu zat ialah dengan mengambil sejumlah tertentu pelarut murni, misalnya 1 liter. Kemudian memperkirakan jumlah zat yang dapat membentuk larutan lewat jenuh, yang ditandai dengan masih terdapatnya zat padat yang tidak larut. Setelah dikocok ataupun diaduk akan terjadi kesetimbangan antara zat yang larut dengan zat yang tidak larut (Atkins, 1994). Istilah kelarutan digunakan untuk mengacu pada konsentrasi sebuah larutan jenuh dari sebuah larutan (di sini kristalin padat) dalam sebuah pelarut dalam sebuah temperature tertentu. Factor-faktor penting yang mempengaruhi kelarutan zat adalah temperature, sifat dari pelarut, dan juga kehadiran ion-ion lainnya dalam larutan tersebut (Day, 1998). Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah maksimum. Pada larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara partikel yang melarut dan partikel yang tidak melarut. Larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah lebih sedikit dibandingkan dengan kemampuan pelarutnya disebut larutan tidak jenuh, sedangkan larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah lebih banyak dari kemampuan pelarutnya disebut larutan lewat jenuh (Sumardjo, 2009). Kelarutan suatu zat akan bertambah seiring dengan meningkatnya temperatur. Pada umumnya suatu zat mempunyai kelarutan pada pelarut tertentu dan temperatur tertentu pula. Temperatur kelarutan dari pelarut akan mempengaruhi kelarutan zat yang dilarutkan. Untuk kebanyakan padatan yang bisa larut dalam liquid, maka kenaikan temperatur akan sangat berdampak pada kenaikan kelarutan (Sukardjo, 1997). Pengaruh temperatur dalam kesetimbangan kimia ditentukan dengan o dengan persamaan : p = yang disebut persamaan van’t hoff. Pada reaksi endoterm konstanta kesetimbangan akan naik seiring dengan naiknya termperatur. Pada reaksi eksoterm konstanta kesetimbangan akan turun dengan naiknya temperature (Alberty, 1996). Panas pelarutan suatu zat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Van’t hoff. Pada umumnya proses pelarutan bernilai positif. Hal itu sesuai dengan persamaan Van’t Hoff yang menyatakan semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi pula zat yang
  • 2. k.wr ‘14 larut. Sedangkan pada zat yang memiliki panas pelarut yang negatif atau bersifat eksoterm maka semakin tinggi temperatur dalam suatu reaksi menyebabkan semakin berkurangnya zat yang dapat larut (Silbey, 1996). Berdasarkan persamaan van’t Hoff, penggambaran kurva antara log solubility (log S) vs 1/T dalam K akan membentuk garis lurus. Pada kurva akan membentuk persamaan . Sisi slope ditunjukkan oleh , sedangkan intersepnya C. Sehingga, dapat diperoleh nilai panas pelarutannya ( ) (Ahuja, 2001). ALAT DAN BAHAN Alat-alat yang diperlukan dalam percobaan ini meliputi thermostat 0 – 50 ⁰C, thermometer -10 – 50 ⁰C, buret 50 ml, Erlenmeyer 250 ml, gelas takar 250 ml, pipet volume 5 ml, pengaduk, dan tabung reaksi. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini meliputi larutan asam oksalat jenuh, larutan NaOH 0,5 M, indicator PP, es batu, dan garam dapur. PROSEDUR KERJA 150 ml larutan asam oksalat jenuh Tabung reaksi Termostat air Garam dapur Pecahan es batu Termostat diaduk agar temperatur pada larutan mencapai 5⁰C Diambil 5 ml asam oksalat2 tetes PP Dititrasi dengan larutan 0,5 M NaOH Titrasi diulangi 2 kali Thermostat lalu diatur untuk pengamatan pada temperature 10⁰C, 15⁰C, 20⁰C, dan 25⁰C. Sementara untuk proses penurunan temperatur, larutan diukur pada temperatur 25⁰C, 20⁰C, 15⁰C, dan 10⁰C.
  • 3. k.wr ‘14 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN  HASIL PERCOBAAN  Proses Kenaikan Temperatur No Temperature ρ air (g/cm3 ) Vol. asam oksalat (ml) Volume NaOH yang dibutuhkan (ml) Kelarutan (S) (mol/1000g) Titrasi I Titrasi II Rata-rata 1 2 3 4 5 5⁰C 10⁰C 15⁰C 20⁰C 25⁰C 0,999967 0,99924 0,99851 0,99778 0,997048 5 5 5 5 5 9,8 10,7 11,6 13,3 14,1 10,1 11,1 11,8 13,5 14,2 9,95 10,9 11,7 13,4 14,15 0,9950 1,091 1,172 1,343 1,4192 Nilai panas kelarutan ( ) = 12,654 kJ/mol.  Proses Penurunan Temperatur No Temperature ρ air (g/cm3 ) Vol. asam oksalat (ml) Volume NaOH yang dibutuhkan (ml) Kelarutan (S) (mol/1000g) Titrasi I Titrasi II Rata-rata 1 2 3 4 25⁰C 20⁰C 15⁰C 10⁰C 0,997048 0,99793 0,99881 0,999703 5 5 5 5 23 19,3 15,4 13,8 23 19,3 15,5 13,7 23 19,3 15,45 13,75 2,3068 1,934 1,5468 1,3754 Nilai panas kelarutan ( ) = 24,842 kJ/mol.  PEMBAHASAN Pada percobaan ini akan ditentukan pengaruh temperature terhadap kelarutan suatu larutan zat, serta menghitung besarnya panas kelarutannya ( ). Larutan yang akan diuji pada percobaan ini yakni larutan asam oksalat jenuh. Larutan asam oksalat memiliki rumus H2C2O4. Larutan asam oksalat dikatakan jenuh di mana pada larutan terdapat kesetimbangan antara zat terlarut dan zat tidak terlarut. Saat telah terjadi kesetimbangan, maka pada kesetimbangan tersebut kecepatan larutan untuk melarut akan sama dengan kecepatan mengendap yang artinya konsentrasi zat dalam larutan akan selalu tetap. Akan tetapi, jika kesetimbangan diganggu seperti merubah temperatur, maka konsentrasi larutan akan berubah yang ditandai dengan berubahnya kelarutan larutan tersebut. Sehingga, larutan asam oksalat jenuh ini dapat digunakan pada percobaan ini karena kejenuhannya tersebut yang menyebabkan larutan ini sensitive terhadap perubahan temperatur. Pada percobaan ini, besarnya panas pelarutan dilakukan dalam dua kondisi, yakni pada saat kenaikan temperatur (pada percobaan ini temperatur dari 5-25⁰C)
  • 4. k.wr ‘14 dan pada penurunan temperatur (pada percobaan ini temperatur dari 25-10⁰C). Pada proses kenaikan temperatur, temperature pada thermostat dibuat sesuai dengan temperature yang diinginkan (misalnya 5⁰C) dengan menambahkan es batu dan garam. Adanya garam akan membantu es semakin dingin dan tidak mudah mencair. Hal ini dikarenakan saat es ditaburi garam maka akan terbentuk lapisan garam dan air. Titik beku es garam lebih rendah dari pada titik beku air pada umumnya. Hal tersebut juga dilakukan pada proses penurunan temperatur. Thermostat pada percobaan ini berfungsi sebagai alat untuk mengatur temperatur agar selalu tetap. Sehingga, temperatur yang telah diatur pada thermostat akan terus dipertahankan (tidak mudah berubah). Hal ini jelas berbeda jika digunakan baskom biasa yang dapat dengan mudah berubah dalam temperature ruang. Hal tersebut dapat terjadi karena bahan pada thermostat telah didesain untuk tidak mudah menyerap panas dari temperatur ruang. Larutan asam oksalat jenuh dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung tersebut kemudian dimasukkan ke dalam thermostat dan akan secara otomatis larutan pada tabung menyesuaikan dengan temperatur pada thermostat. Selama proses penyesuaian tersebut thermostat perlu digojog cepat dan terus menerus agar proses penyesuain temperatur dapat lebih cepat. Hal ini dikarenakan saat digojog maka aliran air di dalam thermostat akan bergerak cepat sehingga dapat memeratakan temperatur pada setiap bagian tabung reaksi tersebut. Saat temperatur tabung reaksi telah sesuai dengan temperature yang diinginkan, larutan asam oksalat jenuh kemudian diambil 5 ml. Dikarenakan sifat larutan asam oksalat yang jenuh, menyebabkan larutan ini mudah membentuk endapan. Sehingga, saat mengambilan larutan diusahakan endapan larutan H2C2O4 ini tidak ikut terambil karena dapat menyumbat pipet ukur, sehingga larutan akan sulit diambil. Kemudian ke dalam larutan yang telah diambil ditambahkan 2 tetes indicator PP. Penggunaan indicator PP di sini karena larutan asam oksalat akan dititrasi dengan NaOH. Proses titrasi yang terjadi yakni antara asam lemah (H2C2O4) dan basa kuat (NaOH). Dikarenakan akan dilakukan titrasi asam lemah dan basa kuat, sehingga diperkirakan larutan akan bersifat basa saat mencapai titik kesetimbangan. Indicator PP merupakan indicator dengan rentang pH antara 8,2 – 10, di mana pada kondisi asam berwarna bening dan pada kondisi basa berwarna merah muda. Proses titrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,5 M dilakukan untuk mendeteksi banyaknya asam oksalat yang larut dalam air. Saat terjadi perubahan warna (dari bening menjadi merah muda), menandakan banyaknya zat yang larut yang dilihat dari volume NaOH 0,5 M yang dibutuhkan hingga terjadi titik ekivalen. Reaksi yang terjadi saat larutan asam oksalat jenuh direaksikan dengan larutan NaOH 0,5 M adalah sebagai berikut.
  • 5. k.wr ‘14 Setiap percobaan titrasi dilakukan sebanyak 2 kali. Pengulangan ini bertujuan agar diketahui hasil titrasi yang relatif dekat dengan hasil volume yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekivalennya (lebih akurat). Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil bahwa baik pada proses kenaikan temperatur maupun penurunan temperatur menunjukkan bahwa semakin tinggi temperature maka volume larutan NaOH 0,5 M yang digunakan akan semakin banyak pula. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi temperature maka tumbukan antar partikel-partikel dalam zat tersebut semakin cepat sehingga akan mempercepat terjadinya reaksi. Reaksi yang dimaksud yakni pelarutan zat terlarut dalam larutan asam oksalat jenuh. Berdasarkan nilai volume NaOH tersebut, maka dapat ditentukan nilai kelarutannya (S). Pada proses kenaikan temperature diperoleh pada suhu 5⁰C kelarutannya 0,9950 , pada suhu 10⁰C kelarutannya 1,091 , pada suhu 15⁰C kelarutannya 1,172 , pada suhu 20⁰C kelarutannya 1,343 , dan pada suhu 25⁰C kelarutannya 1,4192 . Sedangkan pada proses penurunan suhu diperoleh pada suhu 25⁰C kelarutannya 2,3068 , pada suhu 20⁰C kelarutannya 1,934 , pada suhu 15⁰C kelarutannya 1,5468 , dan pada suhu 10⁰C kelarutannya 1,3754 . Adanya nilai kelarutan (S) tersebut, maka dapat ditentukan nilai panas pelarutan( ) pada setiap proses (kenaikan dan penurunan temperature). Dengan menggunakan persamaan van’t Hoff yakni , penentuan nilai panas temperature dilakukan dengan membuat grafik hubungan antara vs ln S pada tiap proses (kenaikan dan penurunan suhu) di mana grafik yang terbentuk merupakan garis lurus. Pada garis tersebut menunjukkan slope dan intersep C. Pada proses kenaikan suhu, diperoleh persamaan garisnya y = -1,522 x – 5,464. Berdasarkan persamaan garis tersebut dapat ditentukan nilai kenaikan suhu diperoleh 12,654 kJ/mol. Sedangkan pada proses penurunan suhu, siperoleh persamaan garisnya y = -2988 x + 10,85. Berdasarkan persamaan garis tersebut dapat ditentukan nilai penurunan suhu diperoleh 24,842 kJ/mol. KESIMPULAN  Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dengan jumlah maksimum, di mana terjadi kesetimbangan antara partikel yang terlarut dan yang tidak melarut.  Semakin tinggi suhu, kelarutan suatu zat akan semakin tinggi. Nilai kelarutan asam oksalat jenuh terhadap suhu adalah sebagai berikut.
  • 6. k.wr ‘14  Proses kenaikan suhu - Suhu 5⁰C kelarutannya 0,9950 , - Suhu 10⁰C kelarutannya 1,091 - Suhu 15⁰C kelarutannya 1,172 - Suhu 20⁰C kelarutannya 1,343 - Suhu 25⁰C kelarutannya 1,4192  Proses penurunan suhu - Suhu 25⁰C kelarutannya 2,3068 - Suhu 20⁰C kelarutannya 1,934 - Suhu 15⁰C kelarutannya 1,5468 - Suhu 10⁰C kelarutannya 1,3754  Nilai panas pelarutan ( ) asam oksalat jenuh pada proses kenaikan suhu diperoleh 12,654 kJ/mol, sedangkan pada penurunan suhu diperoleh 24,842 kJ/mol. DAFTAR PUSTAKA Ahuja, dkk., 2001, Handbook Of Modern Pharmaceutical Analysis, Academic Press, San Diego. Alberty, dkk., 1996, Physical Chemistry, Second Editon, John Wiley and Sons Inc., USA. Atkins, P. W., 1994, Physical Chemistry, Freeman, New York. Day, R. A. dan Underwood, A. L., 1998, Analisis Kimia Kuantitatif, (diterjemahkan oleh Sopyan, I.), Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta. Silbey, R. J., 1996, Physical Chemistry, Second Edition, John Wiley and Sons Inc., USA. Sukardjo, P., 1997, Kimia Fisika, Rineka Cipta, Yogyakarta. Sumardjo, D., 2009, Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksata, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
  • 7. k.wr ‘14 GRAFIK  Kenaikan Temperatur Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara 1/T vs ln S pada penentuan kelarutan asam oksalat jenuh sebagai fungsi temperature, di mana semakin tinggi temperature maka kelarutannya juga semakin besar. Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis y = -1522 x + 5,464 dan R² = 0,986. Persamaan garis tersebut menyatakan . Gradient garis dinyatan , sehingga dapat diperoleh nilai untuk kenaikan temperature yakni 12,654 kJ/mol.  Penurunan Temperatur Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara 1/T vs ln S pada penentuan kelarutan asam oksalat jenuh sebagai fungsi temperature, di mana semakin rendah temperature maka kelarutannya juga semakin kecil. Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis y = -2988 x + 10,85 dan R² = 0,984. Persamaan garis tersebut menyatakan . Gradient garis dinyatan , sehingga diperoleh nilai untuk kenaikan temperature yakni 24,842 kJ/mol.