SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  7
Télécharger pour lire hors ligne
k.wr ‘14
PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER
TUJUAN
Menentukan berat molekul dari polimer polivinil alcohol (PVOH) dengan menggunakan teknik
viskosimetri
LANDASAN TEORI
Polimer merupakan senyawa molekul yang ciri-cirinya memiliki massa molar yang tinggi,
mulai dari ribuan hingga jutaan gram, dan terbuat dari banyak unit berulang. Sifat fisik dari apa
yang dikenal juga sebagai makromolekul ini berbeda jauh dari sifat molekul biasa yang kecilnya
(monomernya) (Chang, 2003).
Sebagian besar maklomolekul adalam polimer. Polimer adalah suatu molekul panjang
yang terdiri atas banyak blok penyusun yang identik atau serupa yang dihubungkan dengan
ikatan-ikatan kovalen. Unit-unit yang disusun berulang-ulang yang berfungsi sebagai blok
penyusun suatu polimer adalah molekul kecil yang disebut monomer. Monomer-monomer
dihubungkan melalui suatu reaksi di mana dua molekul berikatan secara kovalen satu sama lain
melalui pelepasan satu molekul air, reaksi ini disebut reaksi kondensasi atau dehidrasi
(Campbell, dkk., 2002).
Polivinil alcohol (PVOH) merupakan plastic dengan cirri termoplastik dan memiliki warna
kuning keputihan. PVOH dapat larut dalam air. PVOH tidak berbau dan tidak memberikan uap
yang berbahaya. PVOH memiliki sifat adhesive (bahan perekat) dan dapat direnggangkan
dengan kuat dan fleksibel. Aplikasi penggunaan PVOH yakni terkandung dalam sampo, obat
salep, lem, dan hairsprays sebagai bahan perekat dan bahan pengental (Peters, 2011).
Berat molekul merupakan variabel yang teristimewa penting sebab berhubungan
langsung dengan sifat kimia polimer. Umumnya polimer dengan berat molekul tinggi
mempunyai sifat yang lebih kuat. Teknik yang lebih umum digunakan untuk penetapan berat
molekul polimer salah satunya adalah pengukuran viskositas larutan dengan cara menetapkan
lamanya aliran sejumlah volume larutan melalui kapiler yang panjangnya tetap. Sedangkan
derajat polimerisasi dapat menunjukkan ukuran molekul polimer yang berhubungan dengan
berat molekul (Habibah, 2013).
Viskositas suatu zat cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan aliran
cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan, yang melalui tabung
berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan
baik untuk cairan maupun gas (Bird, 1993).
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer.
Tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain (Moechtar, 1990):
k.wr ‘14
 Viskometer kapiler / Ostwald; dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan
untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald.
 Viskometer Hoppler; berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum,
terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsipnya,
bola digelindingkan melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki.
METODE PERCOBAAN
 ALAT DAN BAHAN
Alat-alat yang dibutuhkan pada percobaan ini meliputi viskosimeter Ostwald,
viskosimeter Hoppler, gelas arloji, labu takar 250 ml, labu takar 100 ml, gelas beker 250
ml, dan pengaduk gelas.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini meliputi kristal
polivinil alcohol (PVOH), larutan CH3COOH, dan akuades.
 CARA KERJA
Kristal PVOH diambil 4 gram dan dimasukkan ke gelas beker 250 ml, serta
ditambahkan akuades sampai ¾ penuh. Gelas beker dipanaskan sampai polimer larut
semua, kemudian didinginkan. Larutan lalu dituangkan ke dalam labu takar 250 ml dan
diisi akuades sampai batas dan tidak terdapat buih (1,6 g/100 ml). Larutan PVOH diambil
50 ml dan dimasukkan ke labu takar 100 ml serta ditambahkan akuades hingga tanda
batas (0,8 g/100 ml). Selanjutnya dibuat larutan dengan variasi konsentrasi 0,4; 0,2; dan
0,1 g/100 ml dengan cara pengenceran.
Untuk setiap konsentrasi PVOH tersebut dilakukan pengukuran viskositas
menggunakan viskosimeter Ostwald dan Hoppler. Penggunaan viskosimeter ini
ditentukan secara relative terhadap viskositas akuades, sehingga penggukuran juga
dilakukan terhadap akuades. Setiap kali penggantian larutan, tabung viskosimeter dicuci
dengan menggunakan asam asetat encer.
HASIL DAN PEMBAHASAN
 HASIL PERCOBAAN
 Viskosimeter Ostwald
Larutan Konsentrasi (g/100 ml) Waktu (s)
Akuades 80,58
k.wr ‘14
PVOH 0,1
0,2
0,4
0,8
1,6
89,79
95,40
111,10
150,84
230,15
 Viskosimeter Hoppler
Larutan Konsentrasi (g/100 ml) Waktu (s)
Akuades 58,53
PVOH 0,1
0,2
0,4
0,8
1,6
62,17
68,96
80,30
110,21
151,00
 PEMBAHASAN
Pada percobaan ini akan ditentukan berat molekul polivinil alcohol (PVOH)
dengan menggunakan viskosimetri yang didasarkan pada kekentalan larutan. Berat
molekul PVOH yang diperoleh nantinya merupakan berat molekul rata-rata, karena
suatu polimer tidak terdiri dari individu molekul dengan berat molekul yang sama tetapi
memiliki distribusi berat molekul.
Viskositas larutan PVOH dihitung dengan menggunakan variasi konsentrasi PVOH
(1,6; 0,8; 0,4; 0,2; dan 0,1 g/100ml). Sementara itu, sebagai larutan pembanding
digunakan akuades. Terdapat dua metode viskosimetri yang digunakan untuk
menentukan viskositas pada percobaan ini, yakni dengan menggunakan metode
Ostwald dan metode Hoppler.
PVOH yang digunakan berupa serbuk (Kristal) PVOH, sehingga perlu dilarutkan
terlebih dahulu dengan akuades. Akuades digunakan karena sifat kelarutan PVOH yang
mudah larut dalam air (akuades). Proses pelarutan kristal PVOH harus dalam keadaan
panas untuk mempercepat kelarutanya. Larutan PVOH yang telah larut perlu
didinginkan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengenceran karena alat gelas pada labu
takar akan kurang akurat jika larutan yang digunakan dalam keadaan panas. Selain itu,
pengenceran harus dilakukan dengan tidak menghasilkan buih karena buih yang
dihasilkan dapat mempengaruhi keakuratan pengukuran terhadap meniskusnya.
Sebelum digunakan untuk mengukur larutan PVOH, viskometer harus dicuci
terlebih dahulu dengan menggunakan asam asetat encer agar dapat melarutkan PVOH
yang terkandung di dalam larutan. selain itu, pencucian ini juga untuk membersihkan
tabung viskosimeter dari sisa pengotor dan kontaminasi larutan sebelumnya.
k.wr ‘14
Pada penentuan viskositas dengan viskosimeter Ostwald, di mana viskosimeter
ini menggunakan viskometer berbentuk pipa kapiler. Larutan PVOH dialirkan melalui
pipa kapiler dan dihitung waktu yang dibutuhkan oleh larutan PVOH tersebut untuk
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat larutan itu sendiri
(karena gravitasi), di mana nilai viskositasnya dapat dihitung dengan
membandingkannya dengan akuades (air).
Larutan PVOH dimasukkan ke pipa kapiler di sebelah kiri, sedangkan pipa kapiler
sebelah kanan dipasang pipet pump dan disedot larutanya. Tujuan penyedotan ini yakni
untuk memberikan tekanan pada pipa kapiler di sebelah kanan, sehingga menyebabkan
larutan akan mengalir naik menuju pipa kapiler di sebelah kanan (tekanannya lebih
rendah). Setelah pipet pump dilepas, maka larutan PVOH akan mengalir turun yang
mana aliran ini disebabkan oleh berat larutan tersebut (efek gravitasi), sehingga larutan
yang memiliki berat larutan lebih tinggi (konsentrasinya besar) akan membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk menuruni pipa kapiler.
Sementara itu, pada percobaan dengan menggunakan viskosimeter Hoppler, di
mana digunakan media berupa bola untuk menentukan nilai viskositasnya. Bola
digelindingkan pada tempat seperti tabung yang terbuat dari kaca yang telah diisi
larutan PVOH dengan konsentrasi tertentu. Adanya gaya gravitasi akan menyebabkan
bola tersebut jatuh melalui medium larutan tersebut dengan kecepatan tertentu.
Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga respirok sampel. Pengukuran
yang dilakukan yaitu waktu yang diperlukan oleh sebuah bola untuk melewati larutan
pada jarak atau tinggi tertentu.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa baik pada metode Ostwald
maupun Hoppler menunjukkan semakin besar konsentrasi larutan PVOH, maka waktu
yang dibutuhkan untuk larutan turun pada pipa kapiler hingga tanda batas (viskosimeter
Ostwald) dan waktu yang dibutuhkan bola turun dalam larutan pada tabung hingga
tanda batas (viskosimeter Hoppler) akan semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam larutan PVOH yang semakin besar konsentrasinya berarti mengandung tingkat
kekentalan larutan PVOH yang semakin besar pula. Sehingga, laju alir yang dihasilkan
akan semakin kecil, yang menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tanda
batas akan semakin lama.
Dalam percobaan ini diperlukan larutan pembanding yaitu akuades yang
berperan sebagai pelarut murni. Hal ini dibutuhkan karena berat molekul polimer PVOH
dapat ditentukan dengan membandingkan antara viskositas larutan PVOH terhadap
viskositas pelarut murninya (akuades).
Untuk menentukan berat molekul PVOH, perlu dibuat grafik hubungan antara
konsentrasi PVOH (C) terhadap viskositas tereduksi ( ), di mana viskositas tereduksi
merupakan perbandingan antara viskositas spesifik terhadap konsentrasi larutan. Dari
k.wr ‘14
grafik tersebut, dapat ditentukan persamaan regresi linearnya. Intersep pada
persamaan regresi linear tersebut menunjukkan nilai viskositas intrinsic [µ]. Berat
molekul rata-rata PVOH dapat diperoleh dengan memasukkan nilai viskositas intrinsic
[µ] yang diperoleh ke dalam persamaan , di mana pada polimer PVOH
nilai K = 2,0 x 10-4
dan a = 0,76. Sementara itu, nilai rasio atau perbandingan berat
molekul polimer dengan berat molekul monomer-nya (derajat polimerisasi) dapat
diketahui dengan membagi berat molekul polimer PVOH rata-rata dengan berat molekul
monomernya (44 g/mol).
Berdasarkan analisis data pengamatan dengan viskosimeter Ostwald diperoleh
persamaan regresi linearnya yakni y = 0,101x + 0,982 dengan R2
= 0,267. Sehingga,
diperoleh berat molekul polimer PVOH rata-ratanya yakni 71892,93 g/mol. Sedangkan
derajat polimerisasinya diperoleh 1633,93.
Sementara itu, berdasarkan analisis data pengamatan dengan viskosimeter
Hoppler diperoleh persamaan regresi linearnya yakni y = 0,599x + 0,663 dengan R2
=
0,956. Sehingga, diperoleh berat molekul polimer PVOH rata-ratanya yakni 42876,09
g/mol. Sedangkan derajat polimerisasinya diperoleh 974,46.
Pada hasil penghitungan dengan viskosimeter Ostwald dan Hoppler
menunjukkan nilai berat molekul rata-rata polimer PVOH yang berbeda dengan
perbedaan yang cukup signifikan. Seharusnya, baik dengan menggunakan viskosimeter
Ostwald maupun Hoppler seharusnya memberikan nilai yang sama. Hal ini dapat
disebabkan kekurangtelitian dalam proses pengukuran (ditunjukkan pada penggunaan
viskosimeter Ostwald hasil grafik tidak linear karena R2
jauh kurang dari 1).
KESIMPULAN
... (cari sendiri ya :D ) ^^
DAFTAR PUSTAKA
Bird, T., 1993, Kimia Fisik Untuk Universitas, PT Gramedia, Jakarta.
Campbell, et. al., 2002, Biologi, Jilid 1, Edisi Kelima, (diterjemahkan oleh: Lestari, R.), Erlangga,
Jakarta.
Chang, R., 2003, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, Jilid 2, Edisi Ketiga, (diterjemahkan oleh:
Achmadi, S. S.), Penerbit Erlangga, Jakarta.
Habibah, R., Nasution, D. Y., Muis, Y., 2013, Penentuan Berat Molekul dan Derajat Polimerisasi
α-Selulosa yang Berasal dari Alang-Alang dengan Metode Viskositas, Jurnal Saintia Kimia,
Vol. 1, No. 2, Hal. 1 – 6.
Moechtar, 1990, Farmasi Fisik, UGM Press, Yogyakarta.
k.wr ‘14
Peters, S., 2011, Material Revolution: Sustainable and Multi-Purpose Materials for Design and
Architecture, Birkhauser Publisher, Switzerland.
GRAFIK
 Viskosimeter Ostwald
Grafik di
atas merupakan grafik
antara vs Chubungan
pada penentuan berat
molekul rata-rata polimer PVOH dengan viskosimeter Ostwald. Berdasarkan grafik
tersebut diperoleh persamaan garis y = 0,101x + 0,982 dan R² = 0,267. Dengan
persamaan tersebut, diperoleh berat molekul polimer PVOH rata-ratanya 71892,93
g/mol dan derajat polimerisasinya 1633,93.
 Viskosimeter Hoppler
Grafik di
atas merupakan grafik hubungan antara vs C pada penentuan berat molekul rata-
k.wr ‘14
rata polimer PVOH dengan viskosimeter Hoppler. Berdasarkan grafik tersebut
diperoleh persamaan garis y 0,599x + 0,663 dan R² = 0,956. Dengan
persamaan tersebut, diperoleh berat molekul polimer PVOH rata-ratanya 42876,09
g/mol dan derajat polimerisasinya 974,46.

Contenu connexe

Tendances

laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidaqlp
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Dwi Karyani
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Dede Suhendra
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...qlp
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianRuci Rushiana
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifanLinda Rosita
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis miselqlp
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 
laporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonlaporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonwd_amaliah
 
Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiErnalia Rosita
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Windha Herjinda
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airPT. SASA
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
laporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilenalaporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilenawd_amaliah
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 

Tendances (20)

laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilidalaporan kimia organik - Sintesis asetanilida
laporan kimia organik - Sintesis asetanilida
 
Ppt konduktometri
Ppt konduktometriPpt konduktometri
Ppt konduktometri
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
Revisi artikel reaksi substitusi nukleofilik dwi karyani 1313031019
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i Laporan kimfis 1 kelompok i
Laporan kimfis 1 kelompok i
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
laporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbonlaporan praktikum hidrokarbon
laporan praktikum hidrokarbon
 
Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum Destilasi
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Laporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan airLaporan praktikum analisis kesadahan air
Laporan praktikum analisis kesadahan air
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
laporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilenalaporan praktikum pembuatan Propilena
laporan praktikum pembuatan Propilena
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 

En vedette

Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulJurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulDwi Karyani
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranFransiska Puteri
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airqlp
 
Pengertian polimer
Pengertian polimerPengertian polimer
Pengertian polimervephemimosa
 

En vedette (6)

Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekulJurnal percobaan i penentuan berat molekul
Jurnal percobaan i penentuan berat molekul
 
Percobaan ii mirna
Percobaan ii mirnaPercobaan ii mirna
Percobaan ii mirna
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuranITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: pencampuran
 
Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7Kimia Organik semester 7
Kimia Organik semester 7
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam air
 
Pengertian polimer
Pengertian polimerPengertian polimer
Pengertian polimer
 

Similaire à BERAT MOLEKUL PVOH

laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum asterias
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometriqlp
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
Viskositas
ViskositasViskositas
ViskositasTillapia
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenAprili yanti
 
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat deviLaporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devidevirmdhni
 
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Health Polytechnic of Bandung
 
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliViskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliBella Andreana
 
Laporan viscometer
Laporan viscometerLaporan viscometer
Laporan viscometerSri Mulyati
 
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOHJurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOHIta Pratiwi
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriAziz_Kurniawan
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)Rivaldi Julian
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriAziz_Kurniawan
 
laprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisika
laprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisikalaprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisika
laprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisikaTeguhCity
 
laprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisika
laprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisikalaprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisika
laprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisikaTeguhCity
 

Similaire à BERAT MOLEKUL PVOH (20)

laporan praktikum
laporan praktikum laporan praktikum
laporan praktikum
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometri
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Viskositas
ViskositasViskositas
Viskositas
 
Apriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospenApriliyanti ppt prospen
Apriliyanti ppt prospen
 
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat deviLaporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
Laporan mingguan Sifat Fisik Zat devi
 
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
Laporan praktikum mekanika fluida ( hydraulic bench ) itb modul 1
 
Visko adit
Visko aditVisko adit
Visko adit
 
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouliViskositas, hukum stokes, hukum bernouli
Viskositas, hukum stokes, hukum bernouli
 
Vs (2)
Vs (2)Vs (2)
Vs (2)
 
Bab 2 stoikiometri
Bab 2 stoikiometriBab 2 stoikiometri
Bab 2 stoikiometri
 
Laporan viscometer
Laporan viscometerLaporan viscometer
Laporan viscometer
 
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOHJurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
Jurnal Absorbsi CO2 dengan larutan NaOH
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
Kimia pertemuan 2. stoikiometri (1)
 
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometriKimia pertemuan 2. stoikiometri
Kimia pertemuan 2. stoikiometri
 
Stoikiometri (2)
Stoikiometri (2)Stoikiometri (2)
Stoikiometri (2)
 
laprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisika
laprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisikalaprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisika
laprak farmasi fisika mata kuliah farmasi fisika
 
laprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisika
laprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisikalaprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisika
laprak farmfis jadi.docx mata kuliah farmasi fisika
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 

Plus de qlp

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseqlp
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcqlp
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminaqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftolqlp
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromqlp
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriqlp
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionqlp
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikqlp
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriqlp
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3qlp
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
Laporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekulLaporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekulqlp
 
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletLaporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletqlp
 

Plus de qlp (16)

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis imina
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
 
Analisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan kromAnalisis fosfor dan krom
Analisis fosfor dan krom
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
 
Laporan analitik 3
Laporan analitik 3Laporan analitik 3
Laporan analitik 3
 
LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Laporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekulLaporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekul
 
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletLaporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
 

Dernier

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 

Dernier (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 

BERAT MOLEKUL PVOH

  • 1. k.wr ‘14 PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER TUJUAN Menentukan berat molekul dari polimer polivinil alcohol (PVOH) dengan menggunakan teknik viskosimetri LANDASAN TEORI Polimer merupakan senyawa molekul yang ciri-cirinya memiliki massa molar yang tinggi, mulai dari ribuan hingga jutaan gram, dan terbuat dari banyak unit berulang. Sifat fisik dari apa yang dikenal juga sebagai makromolekul ini berbeda jauh dari sifat molekul biasa yang kecilnya (monomernya) (Chang, 2003). Sebagian besar maklomolekul adalam polimer. Polimer adalah suatu molekul panjang yang terdiri atas banyak blok penyusun yang identik atau serupa yang dihubungkan dengan ikatan-ikatan kovalen. Unit-unit yang disusun berulang-ulang yang berfungsi sebagai blok penyusun suatu polimer adalah molekul kecil yang disebut monomer. Monomer-monomer dihubungkan melalui suatu reaksi di mana dua molekul berikatan secara kovalen satu sama lain melalui pelepasan satu molekul air, reaksi ini disebut reaksi kondensasi atau dehidrasi (Campbell, dkk., 2002). Polivinil alcohol (PVOH) merupakan plastic dengan cirri termoplastik dan memiliki warna kuning keputihan. PVOH dapat larut dalam air. PVOH tidak berbau dan tidak memberikan uap yang berbahaya. PVOH memiliki sifat adhesive (bahan perekat) dan dapat direnggangkan dengan kuat dan fleksibel. Aplikasi penggunaan PVOH yakni terkandung dalam sampo, obat salep, lem, dan hairsprays sebagai bahan perekat dan bahan pengental (Peters, 2011). Berat molekul merupakan variabel yang teristimewa penting sebab berhubungan langsung dengan sifat kimia polimer. Umumnya polimer dengan berat molekul tinggi mempunyai sifat yang lebih kuat. Teknik yang lebih umum digunakan untuk penetapan berat molekul polimer salah satunya adalah pengukuran viskositas larutan dengan cara menetapkan lamanya aliran sejumlah volume larutan melalui kapiler yang panjangnya tetap. Sedangkan derajat polimerisasi dapat menunjukkan ukuran molekul polimer yang berhubungan dengan berat molekul (Habibah, 2013). Viskositas suatu zat cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan aliran cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan, yang melalui tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas (Bird, 1993). Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain (Moechtar, 1990):
  • 2. k.wr ‘14  Viskometer kapiler / Ostwald; dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald.  Viskometer Hoppler; berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsipnya, bola digelindingkan melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. METODE PERCOBAAN  ALAT DAN BAHAN Alat-alat yang dibutuhkan pada percobaan ini meliputi viskosimeter Ostwald, viskosimeter Hoppler, gelas arloji, labu takar 250 ml, labu takar 100 ml, gelas beker 250 ml, dan pengaduk gelas. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini meliputi kristal polivinil alcohol (PVOH), larutan CH3COOH, dan akuades.  CARA KERJA Kristal PVOH diambil 4 gram dan dimasukkan ke gelas beker 250 ml, serta ditambahkan akuades sampai ¾ penuh. Gelas beker dipanaskan sampai polimer larut semua, kemudian didinginkan. Larutan lalu dituangkan ke dalam labu takar 250 ml dan diisi akuades sampai batas dan tidak terdapat buih (1,6 g/100 ml). Larutan PVOH diambil 50 ml dan dimasukkan ke labu takar 100 ml serta ditambahkan akuades hingga tanda batas (0,8 g/100 ml). Selanjutnya dibuat larutan dengan variasi konsentrasi 0,4; 0,2; dan 0,1 g/100 ml dengan cara pengenceran. Untuk setiap konsentrasi PVOH tersebut dilakukan pengukuran viskositas menggunakan viskosimeter Ostwald dan Hoppler. Penggunaan viskosimeter ini ditentukan secara relative terhadap viskositas akuades, sehingga penggukuran juga dilakukan terhadap akuades. Setiap kali penggantian larutan, tabung viskosimeter dicuci dengan menggunakan asam asetat encer. HASIL DAN PEMBAHASAN  HASIL PERCOBAAN  Viskosimeter Ostwald Larutan Konsentrasi (g/100 ml) Waktu (s) Akuades 80,58
  • 3. k.wr ‘14 PVOH 0,1 0,2 0,4 0,8 1,6 89,79 95,40 111,10 150,84 230,15  Viskosimeter Hoppler Larutan Konsentrasi (g/100 ml) Waktu (s) Akuades 58,53 PVOH 0,1 0,2 0,4 0,8 1,6 62,17 68,96 80,30 110,21 151,00  PEMBAHASAN Pada percobaan ini akan ditentukan berat molekul polivinil alcohol (PVOH) dengan menggunakan viskosimetri yang didasarkan pada kekentalan larutan. Berat molekul PVOH yang diperoleh nantinya merupakan berat molekul rata-rata, karena suatu polimer tidak terdiri dari individu molekul dengan berat molekul yang sama tetapi memiliki distribusi berat molekul. Viskositas larutan PVOH dihitung dengan menggunakan variasi konsentrasi PVOH (1,6; 0,8; 0,4; 0,2; dan 0,1 g/100ml). Sementara itu, sebagai larutan pembanding digunakan akuades. Terdapat dua metode viskosimetri yang digunakan untuk menentukan viskositas pada percobaan ini, yakni dengan menggunakan metode Ostwald dan metode Hoppler. PVOH yang digunakan berupa serbuk (Kristal) PVOH, sehingga perlu dilarutkan terlebih dahulu dengan akuades. Akuades digunakan karena sifat kelarutan PVOH yang mudah larut dalam air (akuades). Proses pelarutan kristal PVOH harus dalam keadaan panas untuk mempercepat kelarutanya. Larutan PVOH yang telah larut perlu didinginkan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengenceran karena alat gelas pada labu takar akan kurang akurat jika larutan yang digunakan dalam keadaan panas. Selain itu, pengenceran harus dilakukan dengan tidak menghasilkan buih karena buih yang dihasilkan dapat mempengaruhi keakuratan pengukuran terhadap meniskusnya. Sebelum digunakan untuk mengukur larutan PVOH, viskometer harus dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan asam asetat encer agar dapat melarutkan PVOH yang terkandung di dalam larutan. selain itu, pencucian ini juga untuk membersihkan tabung viskosimeter dari sisa pengotor dan kontaminasi larutan sebelumnya.
  • 4. k.wr ‘14 Pada penentuan viskositas dengan viskosimeter Ostwald, di mana viskosimeter ini menggunakan viskometer berbentuk pipa kapiler. Larutan PVOH dialirkan melalui pipa kapiler dan dihitung waktu yang dibutuhkan oleh larutan PVOH tersebut untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat larutan itu sendiri (karena gravitasi), di mana nilai viskositasnya dapat dihitung dengan membandingkannya dengan akuades (air). Larutan PVOH dimasukkan ke pipa kapiler di sebelah kiri, sedangkan pipa kapiler sebelah kanan dipasang pipet pump dan disedot larutanya. Tujuan penyedotan ini yakni untuk memberikan tekanan pada pipa kapiler di sebelah kanan, sehingga menyebabkan larutan akan mengalir naik menuju pipa kapiler di sebelah kanan (tekanannya lebih rendah). Setelah pipet pump dilepas, maka larutan PVOH akan mengalir turun yang mana aliran ini disebabkan oleh berat larutan tersebut (efek gravitasi), sehingga larutan yang memiliki berat larutan lebih tinggi (konsentrasinya besar) akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menuruni pipa kapiler. Sementara itu, pada percobaan dengan menggunakan viskosimeter Hoppler, di mana digunakan media berupa bola untuk menentukan nilai viskositasnya. Bola digelindingkan pada tempat seperti tabung yang terbuat dari kaca yang telah diisi larutan PVOH dengan konsentrasi tertentu. Adanya gaya gravitasi akan menyebabkan bola tersebut jatuh melalui medium larutan tersebut dengan kecepatan tertentu. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga respirok sampel. Pengukuran yang dilakukan yaitu waktu yang diperlukan oleh sebuah bola untuk melewati larutan pada jarak atau tinggi tertentu. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh bahwa baik pada metode Ostwald maupun Hoppler menunjukkan semakin besar konsentrasi larutan PVOH, maka waktu yang dibutuhkan untuk larutan turun pada pipa kapiler hingga tanda batas (viskosimeter Ostwald) dan waktu yang dibutuhkan bola turun dalam larutan pada tabung hingga tanda batas (viskosimeter Hoppler) akan semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa dalam larutan PVOH yang semakin besar konsentrasinya berarti mengandung tingkat kekentalan larutan PVOH yang semakin besar pula. Sehingga, laju alir yang dihasilkan akan semakin kecil, yang menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tanda batas akan semakin lama. Dalam percobaan ini diperlukan larutan pembanding yaitu akuades yang berperan sebagai pelarut murni. Hal ini dibutuhkan karena berat molekul polimer PVOH dapat ditentukan dengan membandingkan antara viskositas larutan PVOH terhadap viskositas pelarut murninya (akuades). Untuk menentukan berat molekul PVOH, perlu dibuat grafik hubungan antara konsentrasi PVOH (C) terhadap viskositas tereduksi ( ), di mana viskositas tereduksi merupakan perbandingan antara viskositas spesifik terhadap konsentrasi larutan. Dari
  • 5. k.wr ‘14 grafik tersebut, dapat ditentukan persamaan regresi linearnya. Intersep pada persamaan regresi linear tersebut menunjukkan nilai viskositas intrinsic [µ]. Berat molekul rata-rata PVOH dapat diperoleh dengan memasukkan nilai viskositas intrinsic [µ] yang diperoleh ke dalam persamaan , di mana pada polimer PVOH nilai K = 2,0 x 10-4 dan a = 0,76. Sementara itu, nilai rasio atau perbandingan berat molekul polimer dengan berat molekul monomer-nya (derajat polimerisasi) dapat diketahui dengan membagi berat molekul polimer PVOH rata-rata dengan berat molekul monomernya (44 g/mol). Berdasarkan analisis data pengamatan dengan viskosimeter Ostwald diperoleh persamaan regresi linearnya yakni y = 0,101x + 0,982 dengan R2 = 0,267. Sehingga, diperoleh berat molekul polimer PVOH rata-ratanya yakni 71892,93 g/mol. Sedangkan derajat polimerisasinya diperoleh 1633,93. Sementara itu, berdasarkan analisis data pengamatan dengan viskosimeter Hoppler diperoleh persamaan regresi linearnya yakni y = 0,599x + 0,663 dengan R2 = 0,956. Sehingga, diperoleh berat molekul polimer PVOH rata-ratanya yakni 42876,09 g/mol. Sedangkan derajat polimerisasinya diperoleh 974,46. Pada hasil penghitungan dengan viskosimeter Ostwald dan Hoppler menunjukkan nilai berat molekul rata-rata polimer PVOH yang berbeda dengan perbedaan yang cukup signifikan. Seharusnya, baik dengan menggunakan viskosimeter Ostwald maupun Hoppler seharusnya memberikan nilai yang sama. Hal ini dapat disebabkan kekurangtelitian dalam proses pengukuran (ditunjukkan pada penggunaan viskosimeter Ostwald hasil grafik tidak linear karena R2 jauh kurang dari 1). KESIMPULAN ... (cari sendiri ya :D ) ^^ DAFTAR PUSTAKA Bird, T., 1993, Kimia Fisik Untuk Universitas, PT Gramedia, Jakarta. Campbell, et. al., 2002, Biologi, Jilid 1, Edisi Kelima, (diterjemahkan oleh: Lestari, R.), Erlangga, Jakarta. Chang, R., 2003, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, Jilid 2, Edisi Ketiga, (diterjemahkan oleh: Achmadi, S. S.), Penerbit Erlangga, Jakarta. Habibah, R., Nasution, D. Y., Muis, Y., 2013, Penentuan Berat Molekul dan Derajat Polimerisasi α-Selulosa yang Berasal dari Alang-Alang dengan Metode Viskositas, Jurnal Saintia Kimia, Vol. 1, No. 2, Hal. 1 – 6. Moechtar, 1990, Farmasi Fisik, UGM Press, Yogyakarta.
  • 6. k.wr ‘14 Peters, S., 2011, Material Revolution: Sustainable and Multi-Purpose Materials for Design and Architecture, Birkhauser Publisher, Switzerland. GRAFIK  Viskosimeter Ostwald Grafik di atas merupakan grafik antara vs Chubungan pada penentuan berat molekul rata-rata polimer PVOH dengan viskosimeter Ostwald. Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis y = 0,101x + 0,982 dan R² = 0,267. Dengan persamaan tersebut, diperoleh berat molekul polimer PVOH rata-ratanya 71892,93 g/mol dan derajat polimerisasinya 1633,93.  Viskosimeter Hoppler Grafik di atas merupakan grafik hubungan antara vs C pada penentuan berat molekul rata-
  • 7. k.wr ‘14 rata polimer PVOH dengan viskosimeter Hoppler. Berdasarkan grafik tersebut diperoleh persamaan garis y 0,599x + 0,663 dan R² = 0,956. Dengan persamaan tersebut, diperoleh berat molekul polimer PVOH rata-ratanya 42876,09 g/mol dan derajat polimerisasinya 974,46.