3. LOGO
2. pH dan pOH
Apakah yang dimaksud dengan pH ? Pada dasarnya
skala/tingkat keasaman suatu larutan bergantung pada
konsentrasi ion H+ dalam larutan. Makin besar konsentrasi
ion H+ makin asam larutan tersebut. Umumnya konsentrasi
ion H+ sangat kecil, sehingga untuk menyederhanakan
penulisan, seorang kimiawan dari Denmark bernama
Sorrensen mengusulkan konsep pH untuk menyatakan
konsentrasi ion H+. Nilai pH sama dengan negatif logaritma
konsentrasi ion H+ dan secara matematika diungkapkan
dengan
persamaan:
4. LOGO
Jika nilai pH = pOH = 7, maka larutan bersifat netral
Jika nilai pH < 7, maka larutan bersifat asam
Jika nilai pH > 7, maka larutan bersifat basa
Pada suhu kamar: pKw = pH + pOH = 14
5. LOGO
pH pada Asam
Untuk menyatakan nilai pH suatu larutan asam, maka yang paling
awal harus ditentukan (dibedakan) antara asam kuat dengan asam lemah.
1. pH Asam Kuat
Bagi asam-asam kuat ( a = 1), maka menyatakan nilai pH larutannya dapat
dihitung langsung dari konsentrasi asamnya (dengan melihat valensinya).
Contoh:
1. Hitunglah pH dari 100 ml larutan 0.01 M HCl !
Jawab:
HCl(aq) ® H+(aq) + Cl-(aq)
[H+] = [HCl] = 0.01 = 10-2 M
pH = - log 10-2 = 2
2. Hitunglah pH dari 2 liter larutan 0.1 mol asam sulfat !
Jawab:
H2SO4(aq) ® 2 H+(aq) + SO42-(aq)
[H+] = 2[H2SO4] = 2 x 0.1 mol/2.0 liter = 2 x 0.05 = 10-1 M
pH = - log 10-1 = 1
6. LOGO
2. pH Asam Lemah
Bagi asam-asam lemah, karena harga derajat ionisasinya ¹ 1 (0 <
a < 1) maka besarnya konsentrasi ion H+ tidak dapat dinyatakan
secara langsung dari konsentrasi asamnya (seperti halnya asam
kuat). Langkah awal yang harus ditempuh adalah menghitung
besarnya [H+] dengan rumus
[H+] = Ö ( Ca . Ka)
dimana:
Ca = konsentrasi asam lemah
Ka = tetapan ionisasi asam lemah
Contoh:
Hitunglah pH dari 0.025 mol CH3COOH dalam 250 ml larutannya, jika
diketahui Ka = 10-5
Jawab:
Ca = 0.025 mol/0.025 liter = 0.1 M = 10-1 M
[H+] = Ö (Ca . Ka) = 10-1 . 10-5 = 10-3 M
pH = -log 10-3 = 3
7. LOGO
pH pada Basa
Prinsip penentuan pH suatu larutan basa sama dengan penentuan pH
larutam asam, yaitu dibedakan untuk basa kuat dan basa lemah.
1. pH Basa Kuat
Untuk menentukan pH basa-basa kuat (a = 1), maka terlebih dahulu
dihitung nilai pOH larutan dari konsentrasi basanya.
Contoh:
a. Tentukan pH dari 100 ml larutan KOH 0.1 M !
b. Hitunglah pH dari 500 ml larutan Ca(OH)2 0.01 M !
Jawab:
a. KOH(aq) ® K+(aq) + OH-(aq)
[OH-] = [KOH] = 0.1 = 10-1 M
pOH = - log 10-1 = 1
pH = 14 - pOH = 14 - 1 = 13
b. Ca(OH)2(aq) ® Ca2+(aq) + 2 OH-(aq)
[OH-1] = 2[Ca(OH)2] = 2 x 0.01 = 2.10-2 M
pOH = - log 2.10-2 = 2 - log 2
pH = 14 - pOH = 14 - (2 - log 2) = 12 + log 2
8. LOGO
2. pH Basa Lemah
Bagi basa-basa lemah, karena harga derajat ionisasinya ¹ 1, maka
untuk menyatakan konsentrasi ion OH- digunakan rumus:
[OH-] = Ö (Cb . Kb)
dimana:
Cb = konsentrasi basa lemah
Kb = tetapan ionisasi basa lemah
Contoh:
Hitunglah pH dari 100 ml 0.001 M larutan NH4OH, jika diketahui
tetapan ionisasinya = 10-5 !
Jawab:
[OH-] = Ö (Cb . Kb) = 10-3 . 10-5 = 10-4 M
pOH = - log 10-4 = 4
pH = 14 - pOH = 14 - 4 = 10
9. LOGO
3. Trayek pH
Nilai pH dapat diukur dengan:
· pH meter
· indikator asam basa (indikator pH)
Indikator pH merupakan zat (suatu asam atau basa lemah) yang akan
berubah warna jika pH berubah pada kisaran tertentu.
Kisaran pH yang menyebabkan indikator berubah warna disebut
trayek pH.
è Bila pH < trayek pH (di bawah trayek pH) maka indikator akan
menunjukkan warna asamnya
è Bila pH > trayek pH (di atas trayek pH) maka indikator akan
menunjukkan warna basa
Contoh indikator: biru bromtimol (pH 6,0 – 7,6), merah metil (3,2
– 4,4), kuning alizarin (10,1 – 12,0)