1. Sultan Muhammad Al-Fatih adalah pemimpin Ottoman yang berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 setelah berabad-abad upaya sebelumnya gagal. 2. Ia dididik secara intensif sejak kecil dan pandai dalam berbagai bidang ilmu seperti agama, militer, dan sains. 3. Strategi cerdiknya dalam mengepung Konstantinopel seperti membangun jalan kayu yang diolesi minyak membantu pasukannya merebut kota tersebut.
KEPEMIMPINAN MUHAMMAD AL-FATIH (LEADERSHIP OF MUHAMMAD AL-FATIH)
1. KEPEMIMPINAN MUHAMMAD AL-FATIH
(LEADERSHIP OF MUHAMMAD AL-FATIH)
Kintan Mawarni
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia
Email: 16522135@students.uii.ac.id
RINGKASAN
Muhammad al-Fatih adalah salah seorang raja atau sultan Kerajaan Utsmani. Al-Fatih
merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Sultan Muhammad al-Fatih
memerintah selama 30 tahun. Al-Fatih adalah tokoh kepemimpinan Ottoman yang
ditandai sebagai orang bijak, sangat terkenal dan menjadi pemimpin yang patut
diperhitungkan. Sosok, kepemimpinan dan kebijaksanaannya dapat dilihat dalam strategi
perangnya yang berhasil melawan musuh di setiap ekspedisi militer. Selain menaklukkan
Binzantium, ia juga berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di Asia, menyatukan
kerajaan-kerajaan Anatolia dan wilayah-wilayah Eropa, dan termasuk jasanya yang paling
penting adalah berhasil mengadaptasi menajemen Kerajaan Bizantium yang telah matang
ke dalam Kerajaan Utsmani.
SUMMARY
Muhammad al-Fatih was one of the king or sultan of the Ottoman Empire. Al-Fatih was
the seventh sultan in the history of the Bani Utsmaniah. Sultan Muhammad al-Fatih
reigned for 30 years. Al-Fatih is an Ottoman leadership figure marked as a wise, very
famous and a leader to be reckoned with. His figure, leadership and wisdom can be seen
in his successful war strategy against enemies on every military expedition. In addition to
conquering Binzantium, he also succeeded in conquering the regions of Asia, uniting the
Anatolian kingdoms and European regions, and including his most important service was
successfully adapting the matured management of the Byzantine Empire into the Ottoman
Empire.
2. 1. PENDAHULUAN
Sultan Al Fatih merupakan seorang lelaki tangguh yang dibesarkan dalam keluarga
shalih. Kecerdasannya akan ilmu sains, matematika, dan banyak ilmu lainnya membuat
kagum banyak insan pada masa itu.Banyak berbagai bidang pengetahuan yang
berkembanng menjadi lebih tinggi seperti
,kedokteran,militer,astronomi,matematika,teknik dan lain-lain. Pada usia sembilan belas,
ia diangkat menjadi sultan menggantikan ayahnya. Dan di usia dua puluh satu tahun, ia
memimpin perang dan menjadi panglima dalam usaha penaklukan Kota Konstantinopel di
Eropa. Masa pengabdiannya di dunia berawal sejak 30 Maret 1432 sampai 3 Mei 1481.
(Fauzaania, A.2016)
Di bawah komandonyalah pasukan islam berhasil menguasai Konstantinopel yang
selama 825 tahun berusaha ditaklukkan oleh pemimpin-pemimpin islam sebelumnya.
Konstantinopel merupakan sebuah negeri indah, makmur yang menjadi salah satu simbol
kekuatan berabad-abad lamanya.Negeri yang menjadi jalur pertemuan antara benua Asia
dan benua Eropa. Kekaisaran Byzantium tegak kokoh menduduki singgasana kekuasaan
yang menggoda semua penguasa kerajaan.
Upaya penaklukan konstantinopel merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh kaum
muslimin bukan semata-mata karena nilai strategis,penghargaan kekuasaan apalagi materi
tetapi juga dalam rangka mewujudkan hadis Nabi Muhammad yang mengatakan perihal
kejatuhan kota ini ke tangan kaum muslimin.
2. BIOGRAFI SULTAN MUHAMMAD AL-FATIH
Sultan Muhammad Al-Fatih atau juga dikenal sebagai Sultan Mehmed II. Beliau
dikenal sebagai tokoh yang penakluk kerajaan Byzantium atau Konstantinopel. Nama
Muhammad Al-Fatih yang berarti “Sang Penakluk” yang lahir pada tanggal 30 Maret
1432 di Adrianapolis (perbatasan Turki – Bulgaria) dan wafat tanggal 3 Mei 1481. Ia
menaiki tahta ketika berusia 19 tahun dan memerintah selama 30 tahun (1451 – 1481) . Ia
merupakan seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur.
Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 6
bahasa saat berumur 21 tahun. Beliau memimpin Daulah Utsmaniyyah setelah wafat
ayahnya sulthan Murad II pada tanggal 16 Muharram tahun 855 Hijriyyah atau bertepatan
pada 18 Februari 1451 Masehi. Beliau seorang sultan yang kuat dan adil, pemberani,
3. tawadhu’ dan tekun beribadah kepada Allah Ta’ala. Sejak masa pubernya sudah mampu
mengungguli tema-teman sebayanya atau orang-orang dewasa saat itu dalam berbagai
bidang ilmu. Sangat perhatian kepada rakyat dan bala tentaranya.
Sejak kecil, beliau di didik secara intensif oleh para ulama’ terkemuka di zamannya.
Diantara gurunya adalah Muhammad bis Ismail al -Qourani al-Kurdi. Dibawah
bimbingannya, Muhammad belajar dengan giat dan hafal al-Quran sejak usia dini. Di
zaman ayahnya, yaitu Sultan Murad II, Sultan Murad II telah menghantar beberapa orang
ulama’ untuk mengajar anaknya (Sultan Muhammad Al-Fatih), tetapi oleh Sultan
Muhammad Al-Fatih menolaknya. Lalu, dia menghantar Asy-Syeikh Al-Kurani dan
memberikan kuasa kepadanya untuk memukul Sultan Muhammad Al-Fatih jika beliau
membantah perintah gurunya. Ia juga mengaji berbagai macam disiplin ilmu kepada
Syekh Aaq Syamsuddin. (An-Nuriyyah, I. A.-K. 2014)
Syaikh Syamsuddin adalah ulama yang sangat terpelajar dan menguasai berbagai ilmu
dalam waktu yang bersamaan. Dialah yang telah membentuk mental Sultan Muhammad
Al-Fatih. Hampir sebagian besar waktu Sultan Muhammad Al-Fatih dihabiskan
dengannya. Transfer ilmu serta kepribadian terjadi dimanapun,baik ketika di madrasah,di
masjid atau melakukan shalat tahajjud bersama-sama. Setiap hari Syaikh Syamsudiin
selalu membacakan sejarah dan kisah para ksatria islam kepada Sultan Muhammad Al-
Fatih,mulai dari sirah Nabawiyyah,sirah sahabat,kisah pangeran Nabi dan para
sahabtanya sampai ke peristiwa peristiwa yang sangat detail lainnya.(Siauw,2012)
Dia mengajar Amir Muhammad ilmu-ilmu agama seperti Al-Qur”an, hadits, fiqih,
bahasa (Arab, Parsi dan Turki), matematika, falak, sejarah, ilmu peperangan dan
sebagainya, Syeikh Aaq Syamsudin lantas meyakinkan Amir Muhammad bahwa dia
adalah orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah Shallallahu ”Alaihi Wasallam di dalam
hadits pembukaan Kostantinopel. Syaikh Aaq Syamsuddin bukan hanya pakar dalam
bidang ilmu agama, beliau juga pakar dalam bidang pengobatan. Semenjak kecil, Sultan
Muhammad Al-Fatih telah mencermati usaha ayahnya menaklukkan Konstantinopel.
Bahkan beliau mengkaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah
itu, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat
Islam. Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan
dan lawan kagum dengan kepimpinannya serta taktik & strategi peperangannya yang
4. dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaedah pemilihan tenteranya. Ia jugalah
yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam keseluruhannya). Kini
nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk
memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya. Diceritakan
bahwa tentara Sultan Muhammad Al Fatih tidak pernah meninggalkan solat wajib sejak
baligh & separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan solat tahajjud sejak baligh.
Hanya Sulthan Muhammad Al Fatih saja yang tidak pernah meninggalkan solat wajib,
tahajud & rawatib sejak baligh hingga saat kematiannya.(An-Nuriyyah, I. A.-K. 2014)
3. MUHAMMAD AL-FATIH MENAKLUKAN KONSTANTINOPEL
Sultan Muhammad Al-Fatih diangkat menjadi khalifah Utsmaniyah pada 5
Muharam,langkah pertama yang dilakukan untuk mencapai cita cintanya adalah
melakukan kebijakan militer dan politik luar negri.Ia memperbarui perjanjian yang
terjalin dengan para sekutu agar bertujuan menghilangkan pengaruh kerajaan Bizantium
Romawi di wilayah Utsmaniyah baik secara politis maupun militer. Sultan Muhammad
Al-Fatih juga menyiapkan lebih dari 4 juta prajurit yang akan mengepung Konstantinopel
dari darat. Pada saat pengepungan darah banteng Bizantium,banyak pasukan Utsmaniyah
yang gugur dikarenakan kuatnya pertahanan banteng tersebut.Bukan hal mudah ketika
melakukan peperangan,pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih banyak mengalami
kekalahan. Setalah mengalami kekalahan didaratan dan lautan,kekalahan selanjutnya
terjadi ketika kapan musuh lolos. Hal tersebut membuat semangat dan mental pasukan
menurun,sedangkan pasukan musuh yang awalnya muali menyerah kembali menjadi
semangat. Dan akhirnya,keputusan dari Sultan Al-Fatih adalah melewati rantai raksasa
melewati jalur darat yang artinya pasukan Al-Fatih mengangkat kapal kapalnya di selat
Bosphorus melewati daratan Galata menuju Valley of Springs di Teluk Tanduk
Mas.Belum cukup sampai disitu,Sulta Al-Fatih mempunyai ide yang cukup cerdik lagi
yaitu mereka menebangi pohon pohon diperbukitan Galata dan membentuk sebuah jalan
sepanjang 1,5 km,lalu melumuri kayu kayu tersebut dengan minyak yang didapat dari
lemak hewan peternakan.Hal tersebut mereka lakukan dengan sangat singkat.Strategi
tersebut berhasil membuat pasukan lawan merasa terancam atau tertekan,dan membuat
pasukan Sultan Al-Fatih merasa lebih semangat.
5. Peperangan yang dahsyat pun terjadi,benteng Binzatium yang awalnya tidak tersentuh
akhirnya diserang oleh sekerumpulan orang orang yang tidak takut akan kematian. Dan
akhirnya kerajaan yang berumur 11 abad jatuh ketangan muslim. Namun,peperangan
dahsyat itu mengakibatkan ratusan ribu pasukan muslim gugur.Pada tangga 20 Jumadil
awal merupakan hari behasilnya Sultan Al-Fatih memasuki kota Konstantinopel.Saat
memasuki Konstantinopel Sultan Muhammad Al-Fatih langsung sudut sebagai tanda
sykur kepada allah karena,sudah memasuki dan berhasil merebut kota Konstantinopel.
Setelah bersyukur kepada allah S.W.T,beliau langsung menuju gereja Hagia dan
memerintahkan agar merubah menjadi majid. Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota,
pusat pemerintah Kerajaan Utsmani dan kota ini diganti namanya menjadi Islambul yang
berarti negeri Islam, lalu akhirnya mengalami perubahan menjadi Istanbul. Namun Sultan
Muhammad Al-fatih juga tetap memiliki sikap toleransi , yaitu dengan memberi
kebebasan pada kaum Kristen yang bersembunyi di Hagia Sophia. Selain itu, Sultan
Muhammad al-Fatih juga memerintahkan untuk membangun masjid di makam sahabat
yang mulia Abu Ayyub al-Anshari radhiallahu ‘anhu, salah seorang sahabat Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang wafat saat menyerang Konstantinopel di
zaman Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan radhiallahu ‘anhu. Yang dilakukan oleh
Sultan Muhammad tentu saja bertentangan dengan syariat, sebagaimana sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, Kekeliruan yang dilakukan oleh Sultan Muhammad tidak
serta-merta membuat kita menafikan jasa-jasanya yang sangat besar. Semoga Allah
mengampuni kesalahan dan kekhilafannya beliau rahimahullah. Setelah itu rentetat
penaklukkan strategis dilakukan oleh Sultan Muhammad al-Fatih; ia membawa
pasukannya menkalukkan Balkan, Yunani, Rumania, Albania, Asia Kecil, dll. bahkan ia
telah mempersiapkan pasukan dan mengatur strategi untuk menaklukkan kerajaan
Romawi di Italia, akan tetapi kematian telah menghalanginya untuk mewujudkan hal itu.
(Sepriansyah, D. 2015)
4. PERADABAN YANG DIBANGUN PADA MASANYA
Selain terkenal sebagai jenderal perang dan berhasil memperluas kekuasaan Utsmani
melebihi sultan-sultan lainnya, Muhammad al-Fatih juga dikenal sebagai seorang penyair.
Ia memiliki diwan, kumpulan syair yang ia buat sendiri.Sultan Muhammad juga
6. membangun lebih dari 300 masjid, 57 sekolah, dan 59 tempat pemandian di berbagai
wilayah Utsmani. Peninggalannya yang paling terkenal adalah Masjid Sultan Muhammad
II dan Jami’ Abu Ayyub al-Anshar.(Hadi.N,2014)
5. KARAKTERISTIK SULTAN MUHAMMAD AL-FATIH
Karakteristik kepemimpinan dalam pribadi Muhammad Al-Fatih adalah :
a. Keteguhan Hati
Yang membuat Sultan Muhammad Al-Fatih menjadi sosok yang istimewa adalah
sifat pantang menyerah yang ia punya. Terlihat ketika ia bersikeras menaklukan
Konstantinopel meski dengan beban yang berat dan kesulitan .(Al-Munyawi,2012)
b. Keberanian
Sultan Muhammad Al-Fatih terjun sendiri ketika berperang di medan lawan dan
melawan musuh dengan menggunakan pedang nya sendiri. Tidak dikatakan
sebagai pemimpin apabila seorang tersebut tidak mempunyai keberanian. Baik itu
keberanian nyata maupun tidak nyata. Secara nyata yaitu pemimpin terjun
langsung ke medan perang untuk melawan musuhnya, sedangkan secara tidak
nyata pemimpin berani untuk mengambil tindakan atau keputusan dan siap untuk
menanggung resikonya. Sifat berani ini tidak akan ada apabila tidak didasari
dengan ketauhidan kepada Allah, karena sesungguhnya kita merasa takut hanyalah
kepada Allah S.W.T. Keberanian ini juga akan muncul disertai dengan mental
yang baik pula, sehingga pemimpin tidak akan merasa pesimis dalam menghadapi
berbagai rintangan-rintangan yang terjadi.(Ash-Shalabi,2008)
c. Cerdas
Kecerdasannya terlihat ketika ia memindahkan kapal kapal dari pangkalannya
menuju ke Tanduk Emas yang dilakukannya dengan menarik menggunakan jalur
darat yang ada di antara dua pelabuhan sebaga usaha menjauhkan kapal kapal itu
dari serangan lawan.
d. Keadilan
Beliau tidak pernah melakukan perlakuan jahat kepada seoraang pun dari
kalangan kristen,bahka ia menghormati dan berbuat baik keada umat kristen (Ash-
Shalabi,2008)
7. e. Keikhasan
Keikhlasannya terhadap agama,pada saat dia berjuang untuk agamanya dan rela
mati untuk agamanya. Pada dasarnya,amal kebijakan hanyalah semata mata
kepada Allah S.W.T yang mengharap keridhoannya itulah makna beramal dengan
ikhlas. Amal yang dilakukan seseorang tidak ikhlas,maka amal tersebut tidak
mempunyai ruh (Sunarto,1997)
6. WAFATNYA SULTAN MUHAMMAD AL-FATIH
Pada suatu ketika, tahun 1480 Masehi, sultan Muhammad al Fatih telah berhasil
menaklukan sebuah kota di ujung Italia, bernama Otranto. Namun tak lama kemudian,
beliau segera mempersiapkan kembali pasukan perang yang amat kuat, yang kualitas
dan jumlahnya ditingkatkan lebih tinggi daripada penaklukan-penaklukan beliau
sebelumnya. Tidak ada satu orang pun yang tahu ke manakah gerangan pasukan
perang yang sedang dibangun ini akan digerakkan. Ini memang kebiasaan beliau,
selalu merahasiakan tujuan penaklukan beliau selanjutnya. Yang mengetahuinya
hanya diri beliau sendiri dan Allah swt.Namun kaum Kristen Eropa mengetahuinya.
Mereka tahu betul bahwa setelah berhasil menaklukkan Konstantinopel, sultan
Muhammad al Fatih pasti akan menaklukkan Roma, sebagaimana janji Rasulullah
saw. Dan sultan Muhammad al Fatih telah berhasil menaklukkan Otranto, pasukan
besar kali ini pastilah akan beliau arahkan ke untuk menaklukkan Roma. Kalau bukan
ke sana, lalu ke mana lagi? Karena didorong oleh kengerian itu, Paus Sixtus IV tega
meninggalkan rakyatnya di Roma dan melarikan diri ke Avignon (sebuah kota di
selatan Prancis). Setiap hari kaum Kristen berdoa di gereja-gereja dan kapel-
kapel.Ketika pasukan perang untuk menaklukkan Roma itu akan bergerak dari
Uskudar, Sultan Muhammad al Fatih jatuh sakit. Penyakit radang sendi yang telah
beliau derita sejak tahun 1470 semakin parah. Namun semua itu tidaklah beliau
hiraukan. Beliau tetap berangkat berjihad bersama pasukan beliau menuju Roma.
Sayangnya, Allah berkehendak lain. Allah memanggil beliau pada tanggal 3 Mei
1481, dalam usia 49 tahun. Kabar wafatnya Sultan Muhammad al Fatih kemudian
tersebar. Duta besar negara eropa pertama yang mengetahui kabar ini berasal dari
Venesia, Nicollo Cocco. Kemudian dia mengirim kabar kepada Diego Giovanni
8. Mocenigo, Doge (istilah untuk pemimpin) Venesia, yang tiba tanggal tanggal 29 Mei
1488. Saat akan mengantarkan surat itu, sang kapten bersorak di hadapan Doge, “La
grande aquila e’morta!” (elang yang perkasa itu sudah mati). Setelah membaca kabar
lengkapnya dari surat yang dikirim Cocco, Doge langsung memerintahkan untuk
membunyikan lonceng Marangona, lonceng besar yang ada puncak menara San
Marco. Lonceng spesial itu hanya dibunyikan ketika ada momen-momen spesial,
seperti matinya seorang doge, menangnya armada Venesia melawan musuh, dll. Dan
wafatnya Sultan Muhammad al Fatih dijadikan sebagai salah satu momen khusus
yang layak diapresiasi dengan membunyikan Marangona. Tak lama kemudian seluruh
lonceng gereja berdentang bersama Marangona untuk memperingati wafatnya sang
Grande Turco (orang Turki yang agung).Berita wafatnya Sultan Muhammad al Fatih
pun sampai juga ke telinga Paus Sixtus. Dia segera kembali ke Roma dan
menembakkan meriam dari Castel Sant’Angelo, sebuah benteng besar di Tiberius di
dekat Basilika Santo Petrus dan Vatikan. Seluruh lonceng dibunyikan dan Paus
memimpin prosesi panjang yang melibat seluruh kolose kardinal dan seluruh duta
besar dari Basilika Santo Petrus menuju gereja Santa Maria del Popoli. Perayaan
meriah digelar selama tiga hari. Ketika berita itu sampai di belahan Eropa yang lain,
perayaan-perayaan itu diulangi lagi di sana. Eropa gemetar dan tenggelam dalam
euforia, ketika mendengar kabar bahwa Sultan Muhammad al Fatih wafat. (Isa,2015)
Setelah Muhammad Al-Fatih wafat, tercatat ada lima khalifah yang melanjutkan
kepemimpinannya. Satu dari lima itu adalah Sultan Sulaiman I orang barat
memberinya gelar “Solomon the Great”. Pada masa pemerintahannya, Dinasti
Utsmani mengalami puncak keemasannya saat itu, memiliki kekuatan militer yang
sangat tangguh dan kuat. Berjasa besar terhadap penyebaran agama Islam di daratan
Eropa seperti Balkan, Hongaria, Beograd, Austria. Juga pada kawasan Afrika dan
kawasan Teluk Persia. Dan masa ini juga berlaku undang-undang (syariat Islam)
berjalan dengan baik.(Ramli,2016)
9. 7. KESIMPULAN
a. Ketika Sultan Muhammad Al-Fatih lahir,beliau telah disiapkan oleh ayahnya
untuk menjadi pejuang terbaik untuk menahlukan Konstatinopel. Penaklukkan
Konstantinopel adalah impian terbesar sang Ayah. Murad II (ayahnya) sangat
memperhatikan pendidikan anak-anaknya. Ia meyakini bahwa keimanan dan
ketakwaan adalah modal dasar peradaban yang kuat. Berdasarkan dua hal itu pula
ia membangun kebudayaan Utsmani. Selama masa pemerintahannya, Murad II
pernah mencoba mengepung Konstantinopel namun gagal. Mehmed II awalnya
tidak diperkirakan menjadi sultan menggantikan Murad II, namun kematian kedua
kakak Mehmed II membuat sang Ayah mempersiapkan anak lelaki terakhirnya
untuk dididik seacra khusus untuk menjadi pengganti dirinya.
b. Kerajaan besar yang berumur 11 abad yang merupakan simbol kekuatan
Binzantium jatuh ke tangan kaum muslimin. Peperangan besar itu mengakibatkan
265.000 pasukan umat Islam gugur. Pada tanggal 20 Jumadil Awal 857 H
bersamaan dengan 29 Mei 1453 M, Sultan al-Ghazi Muhammad berhasil
memasuki Kota Konstantinopel. Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan
Muhammad al-Fatih, penakluk Konstantinopel.
10. REFERENSI
Al-Munyawi, S. R. (2012). Muhammad Al-Fatih : Penakluk Konstantinopel. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar.
An-Nuriyyah, I. A.-K. (2014). Biografi Sang Penahluk Konstantinopel Muhammad Al-
Fatih. http://www.muslimedianews.com/2014/01/inilah-biografi-sang-
penakluk.html.
Ash-Shalabi, P. A. (2008). Bangkit Dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. Jakarta Timur:
Pustaka Al-Kautsar.
Fauzaania, A. (2016). Meneladani Kepemimpinan Sultan Al Fatih.
http://www.wahidnews.com/2016/03/meneladani-kepemimpinan-sultan-al-
fatih.html.
Hadi, N. (2014). Muhammad al-Fatih, Penakluk Konstantinopel.
http://kisahmuslim.com/4287-muhammad-al-fatih-penakluk-konstantinopel.html.
Isa, S. M. (2015). Wafatnya Sultan Muhammad al-Fatih dan Gegernya Eropa.
http://alfatihpress.com/blog/wafatnya-sultan-muhammad-al-fatih-dan-gegernya-
eropa/.
Ramli, M. (2016). Wasiat Terakhir Al-Fatih.
https://www.hidayatullah.com/kajian/sejarah/read/2016/03/27/91894/wasiat-
terakhir-al-fatih.html.
Sepriansyah, D. (2015). http://palembang.tribunnews.com/2015/10/19/inilah-sultan-
muda-penakluk-konstantinopel-yang-diramalkan-rasulullah?page=2.
Siauw, M. F. (2012). Muhammad Al-Fatih 1453. Jakarta: Khilafah Press.
Sunarto, A. (1997). KUMPULAN KHUTBAH JUM'AH SEPANJANG MASA . Jakarta:
Pustaka Amani.