2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
Anggaran rumah tangg aok
1. copyright@ ART-KOAPGI 2014 i
DAFTAR ISI
Pasal Hal
PEMBUKAAN....................................................................... 1
BAB I KETENTUAN UMUM 1 2
BAB II ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN
Nama, Alamat dan Identitas…………………… 2 6
Kelengkapan Organisasi………………………. 3 8
Buku dan Formulir Koperasi……………………4 9
Struktur organisasi………………………………5 10
Visi dan Misi…………………………………… 6 11
Landasan Kerja………………………………… 7 11
Tujuan Pendirian ……………………………… 8 12
BAB III USAHA SIMPAN PINJAM
SIMPANAN
Ketentuan Umum ……………………………… 11 13
Penghimpunan Dana……………………………..12 14
Bentuk Simpanan……………………………… 13 14
Simpanan Berjangka…………………………… 14 15
3. copyright@ ART-KOAPGI 2014 iii
KOMITE PINJAMAN
Komite Pinjaman…………………………………45 29
Fungsi dan Tugas Komite Pinjaman…………….. 46 29
Susunan Organisasi Komite Pinjaman…….……...47 29
ADMINISTRASI PINJAMAN
Ketentuan Umum…………………………………49 30
Kebijakan Proses Awal dan Akhir Hari
Kerja Staff Administrasi Pinjaman..................... ..50 31
PENGENDALIAN RESIKO
Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan……….53 32
Pembiayaan yang dihindari……………………....54 33
Kebijakan Jasa layanan dan Pembinaan………….55 33
Kriteria Pinjaman Bermasalah…………………....56 34
Penanganan Pinjaman Bermasalah……………….57 34
JARINGAN PELAYANAN
Ketentuan Umum………………………………...59 35
Lampiran Permohonan Pendaftaran………...........60 36
Pembukaan Kantor Perwakilan………………… ..61 37
Waktu Operasinal Kantor Pelayanan…………... ..62 37
BAB IV KEANGGOTAAN
Ketentuan Umum…………………………………63 38
Status Keanggotaan…………………………… . ..64 39
Persyaratan Keanggotaan………………………. ...65 39
Hak –hak Anggota…………………………….. ...67 40
Kewajiban Anggota…………………………….....68 41
Berakhirnya Keanggotaan Koperasi……………....69 41
4. copyright@ ART-KOAPGI 2014 iv
BAB V RAPAT ANGGOTA
Ketentuan Umum………………………………..70 43
Agenda Rapat Anggota………………………….71 45
Wewenang Rapat Anggota …………………….. 72 45
Persiapan Rapat Anggota Tahunan……………...73 46
Ketentuan Perubahan Anggaran Dasar………….75 46
RAPAT PEMBAHASAN DAN
PENGESAHAN…………………………….........76 47
RAPAT ANGGOTA LUAR BIASA……………78 48
RAPAT PENGAWAS
Ketentuan Umum………………………………. ..80 49
Pokok Bahasan Rapat Pengawas………………....81 49
RAPAT PENGURUS
Ketentuan Umum…………………………………82 50
Pokok Bahasan Rapat Pengurus………………….83 51
RAPAT PENGAWAS DAN PENGURUS
Ketentuan Umum…………………………………84 52
Pokok Bahasan Rapat Pengawas dan
Pengurus………………………………… ……….85 52
BAB VI PENGAWAS
Ketentuan Umum………………………………. …86 53
Fungsi Pengawas……………………………………87 54
Persyaratan Pengawas……………………………. 88 55
Tugas dan Tanggungjawab Pengawas…………….89 55
Hak dan Kewajiban Pengawas…………………….90 57
Wewenang Pengawas…………………….………..91 57
Ruang Lingkup Pengawasan……………................93 58
5. copyright@ ART-KOAPGI 2014 v
BAB VII PENGURUS
Ketentuan Umum………………………………..97 60
Persyaratan Pengurus…………………………...98 61
Tugas dan Tanggungjawab Pengurus……...…..99 62
Hak dan Kewajiban Pengurus…………..……..103 64
Wewenang Pengurus………………………….. 104 64
Kebijakan-kebijakan Pengurus…………………105 65
BAB VIII PENGELOLA
Ketentuan Umum………………………………. 106 66
Manajer…..…………………………………….. 107 66
Persyaratan Manajer……………………………108 67
Tugas dan Kewajiban Manajer………………….109 68
Wewenang dan Pengambilan Keputusan……….110 69
Hubungan Kerja Manajer……………………….114 70
Perjanjian Kerja…………………………………115 70
Kepegawaian……………………………………118 71
Formasi Jabatan Kepegawaian………………….119 71
BAB IX DEWAN PENASEHAT DAN PEMBINA 121 72
BAB X STANDAR OPERASIONAL MANAJEMEN
Ketentuan Umum………………………………. 122 73
Tujuan dan Manfaat……………………………123 73
Sasaran…………………………………………. 124 74
Ruang lingkup…………………………………..125 74
BAB XI PEMBUKUAN
Ketentuan Umum………………………………. 131 76
Laporan Keuangan……………………………...132 77
6. copyright@ ART-KOAPGI 2014 vi
BAB XII MODAL KOPERASI
Ketentuan Umum………………………………. .134 78
Modal Sendiri…………………………………....149 79
Modal Pinjaman………………………………….140 79
Setoran Pokok…………………………………....142 80
Sertifikat Modal Koperasi……………………… ..144 81
Hibah…………………………………………… ..146 82
Modal Penyertaan………………………………...147 83
BAB XIII SELISIH HASIL USAHA DAN DANA CADANGAN
SURPLUS HASIL USAHA
Ketentuan Umum………………………………..148 84
Prosentase Pembagian SHU……………………..150 85
Dana Cadangan………………………………… 151 85
BAB XIV PERPAJAKAN
Ketentuan Umum………………………………..153 86
Jenis Pajak Koperasi…………………………….154 86
Kewajiban subjek Pajak…………………………155 87
Pengajuan Keberatan, Banding, gugatan dan
Peninjauan kembali Pajak……………………… 156 87
BAB XV COOPERATIVE SOCIAL RESPONSIBILITY
Ketentuan Umum……………………………… 157 88
Jenis Pelayanan………………………………… 158 88
BAB XVI TANGGUNGAN ANGGOTA
Ketentuan Umum………………………………..160 89
Kerugian Koperasi………………………………161 89
7. copyright@ ART-KOAPGI 2014 vii
BAB XVII PENGGABUNGAN, PELEBURAN DAN
PEMBAGIAN KOPERASI
Ketentuan Umum………………………………..163 90
Maksud dan Tujuan……………………………...164 90
Persyaratan……………………………………....165 91
BAB XVIII PEMBUBARAN, PENYELESAIAN DAN
HAPUSNYA BADAN HUKUM
Ketentuan Umum………………………………..170 92
Hak dan Kewajiban Likuidator…………............ .172 92
BAB XIX PELANGGARAN DAN SANKSI
Pelanggaran oleh Anggota…………………….. 178 94
Pelanggaran oleh Pengawas…………………… 189 94
Pelanggaran oleh Pengurus…………………….. 180 95
Sanksi-sanksi……………………………………181 95
Pelanggaran oleh Koperasi…………………….. 183 96
Sanksi bagi Badan Hukum Koperasi……………184 96
BAB XX PERATURAN KHUSUS
Daftar Peraturan Khusus……………………. 186 97
BAB XXI KETENTUAN PENUTUP ………………………. 187 100
8. copyright@ ART-KOAPGI 2014 1
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOPERASI SIMPAN PINJAM KOAPGI
( KSP - KOAPGI )
PEMBUKAAN
(1) Anggaran Rumah Tangga ini dibuat untuk memenuhi ketentuan dari Undang-
undang No. 17 tahun 2012 serta amanat dari Rapat Anggota Koperasi Awak
Pesawat garuda Indonesia (KOAPGI) pada Rapat Anggota Tahunan ke XI
Tahun 2013 untuk melakukan perubahan Usaha Simpan Pinjam menjadi
Koperasi Simpan Pinjam
(2) Anggaran Rumah Tangga ini memuat peraturan pelaksanaan ketentuan-
ketentuan di dalam Anggaran Dasar
(3) Anggaran Rumah Tangga ini hanya dapat dirubah, ditambah atau dikurangi
melalui keputusan Rapat Anggota dengan memperhatikan ayat (1) diatas
(4) Bahwa guna terlaksananya pelaksanaan ketentuan ketentuan yang tercantum
dalam pasal-pasal Anggaran Dasar Koperasi KOAPGI, dipandang perlu
menyusun penjabaran atas pasal-pasal dimaksud dalam Anggaran Rumah
Tangga
(5) Dalam menyusun Anggaran Rumah Tangga ini, Pengurus didampingi oleh
Pengawas dan Tenaga-tenaga ahli/ Pejabat dari Kementrian Negara Koperasi
dan UKMK serta Pejabat Dinas Koperasi Kota Tangerang
(6) Dengan rahmat dan ridho Allah SWT. Alhamdulillah kami telah berhasil
menyempurnakan Anggaran Rumah Tangga Koperasi Simpan Pinjam Koapgi
9. copyright@ ART-KOAPGI 2014 2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1) Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau
badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya
sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan
nilai dan prinsip Koperasi
(2) Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi
(3) Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
orang perseorangan
(4) Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
badan hukum Koperasi
(5) Koperasi Simpan Pinjam adalah Koperasi yang menjalankan usaha simpan
pinjam sebagai satu-satunya usaha
(6) Rapat Anggota adalah perangkat organisasi Koperasi yang memegang
kekuasaan tertinggi dalam Koperasi
(7) Akta Pendirian Koperasi adalah akta yang dibuat dalam rangka
pendirian Koperasi, berisi pernyataan pendirian Koperasi dan memuat
Anggaran Dasar
(8) Anggaran Dasar adalah peraturan tertulis yang memuat tata kehidupan
Koperasi yang disusun dan disepakati oleh para pendiri Koperasi pada saat
rapat pembentukan Koperasi
(9) Anggaran Rumah Tangga adalah Peraturan tertulis yang memuat aturan-
aturan yang mengatur tentang tata tertib dan tata laksana kegiatan Koperasi
yang merupakan penjabaran lebih rinci dari Anggaran Dasar. Anggaran
Rumah Tangga ini sebagai peraturan intern Koperasi hasil dari kesepakatan
dalam Rapat Anggota yang harus ditaati oleh semua perangkat organisasi
Koperasi
(10) Peraturan Khusus adalah Peraturan tertulis yang memuat ketentuan-
ketentuan dan prosedur tentang pengelolaan Koperasi, sebagai panduan dan
pedoman bagi Pengawas, Pengurus dan Anggota. Peraturan khusus ini
disusun atas dasar visi, misi, dan tujuan dibentuknya Koperasi sebagai
badan Usaha yang mengacu pada Undang-undang No. 17 Tahun 2012 dan
Anggaran Dasar serta Anggaran Rumah Tangga Koperasi
(11) Pengawas adalah perangkat organisasi Koperasi yang bertugas mengawasi
dan memberikan nasihat kepada Pengurus
(12) Pengurus adalah perangkat organisasi Koperasi yang bertanggung jawab
penuh atas kepengurusan Koperasi untuk kepentingan dan tujuan Koperasi
serta mewakili Koperasi baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai
dengan ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
10. copyright@ ART-KOAPGI 2014 3
(13) Pengelola adalah Anggota Koperasi atau pihak ketiga yang diangkat
oleh Pengurus dan diberi wewenang untuk mengelola usaha Koperasi
(14) Setoran Pokok adalah sejumlah uang, yang wajib dibayar oleh seseorang
Atau badan hukum Koperasi pada saat yang bersangkutan mengajukan
permohonan keanggotaan pada suatu Koperasi
(15) Sertifikat Modal Koperasi adalah bukti penyertaan Anggota Koperasi dalam
modal Koperasi
(16) Hibah adalah pemberian uang dan/atau barang kepada Koperasi dengan
sukarela tanpa imbalan jasa, sebagai modal usaha
(17) Modal Penyertaan adalah penyetoran modal pada Koperasi berupa uang
dan/atau barang yang dapat dinilai dengan uang yang disetorkan oleh
perorangan dan/atau badan hukum untuk menambah dan memperkuat
permodalan Koperasi guna meningkatkan kegiatan usahanya
(18) Selisih Hasil Usaha adalah Surplus Hasil Usaha atau Defisit Hasil Usaha
yang diperoleh dari hasil usaha atau pendapatan Koperasi dalam satu tahun
buku setelah dikurangi dengan pengeluaran atas berbagai beban usaha
(19) Simpanan adalah sejumlah uang yang disimpan oleh Anggota kepada
Koperasi Simpan Pinjam, dengan memperoleh jasa dari Koperasi Simpan
Pinjam sesuai perjanjian
(20) Simpanan Berjangka adalah simpanan pada Koperasi yang penyetorannya
dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan Koperasi yang
bersangkutan
(21) Tabungan Koperasi adalah simpanan di Koperasi yang penyetorannya
dilakukan berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati antara penabung dengan Koperasi
dengan menggunakan Buku Tabungan Koperasi
(22) Pinjaman adalah penyediaan uang oleh Koperasi kepada Anggota sebagai
peminjam berdasarkan perjanjian, yang mewajibkan peminjam untuk
melunasi dalam jangka waktu tertentu dan membayar jasa
(23) Pinjaman yang diberikan adalah dana yang dipinjamkan dan dana
tersebut masih ada di tangan peminjam atau sisa dari pinjaman pokok
tersebut yang masih belum dikembalikan oleh si peminjam
(24) Pinjaman diberikan yang berisiko adalah dana yang dipinjamkan oleh
Koperasi kepada peminjam yang tidak mempunyai agunan yang
memadai dan atau jaminan dari penjamin atau avalis yang dapat
diandalkan atas pinjaman yang diberikan tersebut
(25) Modal sendiri Koperasi adalah jumlah Iuran Pokok, sertifikat Modal Koperasi
hibah dan cadangan yang disisihkan
(26) Dana Cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan hasil
setelah pajak yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan
menutup kerugian Koperasi bila diperlukan
(27) Tanggung Renteng adalah tanggung jawab bersama diantara Anggota atau
disatu kelompok atas segala kewajiban mereka terhadap Koperasi dengan
berdasarkan keterbukaan dan saling percaya
11. copyright@ ART-KOAPGI 2014 4
(28) Rencana Kerja adalah rincian kegiatan yang akan dilaksanakan pada
(satu) periode waktu yang telah ditentukan
(29) Aktiva produktif adalah kekayaan Koperasi yang mendatangkan penghasilan
bagi Koperasi
(30) Risiko Pinjaman Bermasalah adalah perkiraan risiko atas pinjaman yang
kemungkinan tidak tertagih
(31) Cadangan Risiko adalah dana yang disisihkan dari pendapatan yang
dicadangkan untuk menutupi risiko apabila terjadi pinjaman macet
(32) Rentabilitas adalah kemampuan Koperasi untuk memperoleh SHU
(33) Likuiditas adalah kemampuan Koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
(34) Return of Asset adalah perbandingan antara SHU sebelum pajak yang
diperoleh dengan kekayaan yang dimiliki Koperasi
(35) Plafon adalah jumlah maksimum fasilitas kredit yang disediakan untuk
Anggota sesuai dengan yang diperjanjikan
(36) Kelonggaran tarik adalah fasilitas kredit yang masih dapat ditarik oleh debitur
/Anggota peminjam dari plafon yang tersedia
(37) Pokok Kredit adalah saldo kredit yang telah digunakan debitur dan belum
dilunasi oleh debitur (biasa disebut sebagai baki debet)
(38) Kewajiban Debitur adalah seluruh kewajiban Anggota peminjam kepada
Koperasi berupa pokok kredit ditambah tagihan bunga, denda, dan biaya
lainnya sesuai dengan perjanjian kredit
(39) Bunga Kredit adalah imbalan yang dibayarkan oleh Anggota peminjam atas
kredit yang diterimanya dan biasanya dinyatakan dalam persentase
(40) Provisi Kredit adalah biaya yang harus dibayar oleh Anggota peminjam pada
saat kredit disetujui dan biasanya dinyatakan dalam persentase
(41) Denda (penalty) Kredit adalah imbalan yang harus dibayar oleh Anggota
peminjam atas keterlambatan pembayaran pokok dan/atau bunga atau
kewajiban lainnya, diakui sebagai pendapatan operasional lainnya
(42) Kredit Channeling (penerusan kredit) adalah kredit yang seluruh dananya
berasal dari perbankan atau pihak penyedia dana lainnya dan diberikan
untuk sektor usaha/debitur tertentu yang ditetapkan oleh pihak penyedia
dana. Koperasi tidak menanggung risiko atas kredit dan untuk tugas tersebut
Koperasi menerima imbalan jasa berupa fee atau bagian dari bunga
(43) Kredit Executing (pengelolaan kredit) adalah kredit yang seluruh atau
sebagian dananya berasal dari perbankan atau pihak penyedia dana lainnya
dan sebagian lagi berasal dari Koperasi. Dalam hal ini Koperasi bertindak
sebagai pengelola atas seluruh kredit tersebut. Sumber dana dan risiko kredit
yang ditanggung Koperasi, ditetapkan berdasarkan perjanjian
(44) Jaringan pelayanan adalah bentuk pelayanan Koperasi melalui pembukaaan
Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas dalam upaya
meningkatkan pelayanan kepada Anggota
(45) Kantor Cabang Koperasi adalah kantor cabang yang mewakili kantor pusat
dalam menjalankan kegiatan usaha menghimpun dana dan penyalurannya
serta mempunyai wewenang memutuskan pemberian pinjaman
12. copyright@ ART-KOAPGI 2014 5
(46) Kantor Cabang Pembantu adalah Kantor Cabang Pembantu Koperasi
yang berfungsi mewakili Kantor Cabang dalam menjalankan kegiatan
usaha untuk menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai
wewenang menerima permohonan pinjaman tetapi tidak mempunyai
wewenang untuk memutuskan pemberian pinjaman
(47) Kantor Kas adalah Kantor Kas Koperasi yang berfungsi mewakili kantor
cabang dalam menjalankan kegiatan usaha untuk menghimpun dana
(48) Kekeluargaan semenda adalah satu pertalian kekeluargaan karena
perkawinan, yaitu pertalian antara salah seorang dari suami isteri dan
keluarga sedarah dari pihak lain
(49) Pengawasan Koperasi adalah upaya yang dilakukan oleh Pengawas
Koperasi, pemerintah, gerakan Koperasi, dan masyarakat, agar
organisasi Koperasi diselenggarakan dengan baik sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku
(50) Kesehatan Koperasi adalah kondisi atau keadaan Koperasi yang dinyatakan
sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat dan sangat tidak sehat
(51) Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi Koperasi dan kegiatan
Perkoperasian yang bersifat terpadu menuju tercapainya cita-cita dan tujuan
Koperasi.
(52) Dewan Koperasi Indonesia adalah organisasi yang didirikan dari dan oleh
Gerakan Koperasi untuk memperjuangkan kepentingan dan menyalurkan
aspirasi Koperasi.
(53) Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah sebagai pejabat yang berwenang
untuk dan atas nama Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah memberikan Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan
Anggaran Dasar Koperasi
(54) Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Koperasi
13. copyright@ ART-KOAPGI 2014 6
BAB II
ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN
Bagian Pertama
Nama, Alamat dan Identitas
Pasal 2
(1) Yang dimaksud dengan Koperasi pada Pasal 1 ayat (1) Anggaran Dasar
adalah Koperasi Simpan Pinjam KOAPGI. yang dalam Anggaran Rumah
Tangga ini disebut KOPERASI.
(2) Yang dimaksud berkedudukan dalam Pasal 1 ayat (3) Anggaran Dasar
adalah alamat tetap kantor KSP KOAPGI yang tercatat pada Kantor Dinas
Koperasi Kota Tangerang dan tercantum dalam Berita Negara yaitu :
Gedung Garuda Sentra Operasi (GSO)
Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng
Kelurahan : Pajang
Kecamatan : Benda
Kota : Tangerang
Provinsi : Banten
(3) Selain alamat tersebut diatas, Koperasi memiliki alamat kantor lainnya yaitu:
a. Kantor Pusat Koperasi
Komplek Pergudangan Bandara Mas Blok A 9 No. 9
Jalan : Marsekal Surya Dharma
Kelurahan : Selapajang
Kecamatan : Neglasari
Kotamadya : Tangerang
b. Kantor Operasional Koperasi
Ruko Pergudangan Bandara Mas Blok A 1 No. 3
Jalan : Marsekal Surya Dharma
Kelurahan : Selapajang
Kecamatan : Neglasari
Kotamadya : Tangerang
c. Situs dan Portal Koperasi
Web : www.koapgi.com
e-mail : koapgi@yahoo.com
Intra : intra.koapgi.com
14. copyright@ ART-KOAPGI 2014 7
(4) Logo Koperasi Simpan Pinjam KOAPGI
:
Arti dan falsafah dari logo
(1) Gambar burung dilukis spontan dengan sekali tarikan kuas artinya burung
yang dinamis. kreatif dan tanggap serta penuh inisiatif dalam melaksanakan
tugas. Warna emas merupakan lambang kebesaran dan kegagahan
(2) Latar belakang angkasa raya perlambang habitat yang bersih dan
merupakan hamparan luas penuh dengan harapan
(3) Dibawah burung ada batas trotoir warna putih yang menggambarkan batasan
norma dalam bekerja, serta aturan berupa tata tertib, Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga yang harus ditaati dan dipatuhi
(4) Jalan raya dan landasan pesawat tempat beraktifitas, memiliki arti persiapan
dan perhitungan yang matang akan membuat proses tinggal landas berhasil
dengan baik
(5) Huruf Koapgi berada ditengah-tengah dengan warna emas yang
menggambarkan harapan dan cita-cita gemilang serta selalu berdiri di tengah
untuk menciptakan keadilan
(6) Padi 17 butir, pita bando dan kapas 8 buah, dengan warna emas
mengandung arti kemakmuran yang terikat bukan makmur karena melanggar
hukum. Padi merupakan lambang kemakmuran pangan sedangkan kapas
merupakan lambang kemakmuran sandang. Jumlah 17 dan 8 merupakan
simbol dari tanggal dan bulan kemerdekaan bangsa kita yang telah menjadi
tonggak sejarah Indonesia
15. copyright@ ART-KOAPGI 2014 8
Bagian Kedua
Kelengkapan Organisasi
Pasal 3
Koperasi mempunyai kelengkapan perangkat organisasi, antara lain:
(1) Koperasi memiliki struktur organisasi yang jelas menggambarkan fungsi
tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap elemen organisasi secara
tertulis dan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Koperasi
(2) Koperasi memiliki kantor Koperasi yang jelas status dan kedudukannya
(3) Koperasi memiliki identitas organisasi yang jelas yang diketahui dan di
setujui oleh Rapat Anggota
(4) Koperasi memiliki kepengurusan dan kepengawasan yang dipilih dan
disetujui oleh Rapat Anggota
(5) Koperasi memiliki rencana kerja tertulis yang mencakup:
a. Rencana kerja jangka pendek
b. Rencana kerja jangka panjang
c. Rencana operasional pencapaian target kerja
(6) Koperasi memiliki sistem dan prosedur kerja tertulis
(7) Koperasi memiliki kelengkapan dan prosedur administrasi tertulis
(8) Koperasi memiliki aturan tertulis tentang monitoring dan evaluasi pencapaian
target
(9) Koperasi memiliki sistem dan prosedur pengendalian intern secara tertulis
16. copyright@ ART-KOAPGI 2014 9
Buku dan Formulir Koperasi
Pasal 4
Koperasi wajib memiliki perlengkapan administrasi organisasi berupa Buku-buku
dan Formulir-formulir antara lain :
(1) Buku Anggaran Dasar
(2) Buku Anggaran Rumah Tangga
(3) Buku Peraturan Khusus
(4) Buku Tata Tertib
(5) Buku Daftar Anggota
(6) Buku Daftar Anggota Pengawas
(7) Buku Daftar Anggota Pengurus
(8) Buku Notulen Rapat Anggota dan keputusannya
(9) Buku Notulen Rapat Pengawas dan keputusannya
(10) Buku Notulen Rapat Pengurus dan keputusannya
(11) Buku Notulen Rapat Pengurus dan Pengawas dan keputusannya
(12) Buku Catatan badan Pengawas
(13) Buku Catatan Kejadian Penting
(14) Buku Simpanan Anggota
(15) Buku pinjaman Anggota
(16) Buku saran-saran Anggota
(17) Buku Anjuran Pejabat atau Instansi lain
(18) Agenda surat keluar masuk
(19) Buku Daftar Inventaris barang
(20) Formulir permohonan menjadi Anggota
(21) Formulir permohonan pengunduran diri sebagai Anggota
(22) Formulir tabungan dan simpanan berjangka
(23) Formulir administrasi pinjaman yang diberikan
(24) Formulir administrasi hutang yang diterima
(25) Formulir administrasi modal sendiri
(26) Formulir perjanjian pinjaman dll.
17. copyright@ ART-KOAPGI 2014 10
Bagian Ketiga
Struktur Organisasi
Pasal 5
Ket : Garis Komando
Garis Koordinasi
PENGAWAS
RAPAT
ANGGOTA
PENGURUS
PENASEHAT
MANAJER
SIMPAN PINJAM
MANAJER
KEUANGAN
MANAJER
ADM & UMUM
18. copyright@ ART-KOAPGI 2014 11
Bagian Keempat
Visi dan Misi
Pasal 6
Visi Koperasi :
Menjadi Koperasi terbaik sekaligus sebagai suri tauladan bagi Koperasi sejenis di
Indonesia dan diharapkan dapat menumbuh kembangkan dunia perkoperasian
Indonesia demi kemakmuran dan kesejahteraan Anggota dan masyarakat
Misi Koperasi :
(1) Menyelenggarakan pelayanan prima kepada Anggota, sesuai dengan jatidiri
Koperasi
(2) Menjalankan kegiatan usaha simpan pinjam dengan efektif, efisien dan
transparan
(3) Menjalin kerjasama usaha dengan berbagai pihak untuk meningkatkan
manfaat bagi Anggota
(4) Berusaha memperluas jaringan kantor layanan sebagai upaya
pendekatan kepada Anggota
(5) Menjadikan kesejahteraan semua elemen sebagai tujuan utama
(6) Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bagi Anggota
(7) Menjalankan kegiatan-kegiatan yang bersifat pendidikan, sosial dan
kemanusiaan
Bagian Kelima
Landasan Kerja
Pasal 7
(1) Koperasi merupakan organisasi swadaya dengan keanggotaan secara
sukarela dan terbuka bagi semua orang yang membutuhkan, memanfaatkan
layanannya dan bersedia menerima tanggung jawab keanggotaan, tanpa
diskriminasi atas dasar gender, sosial, ras, politik atau agama
(2) Koperasi menyelenggarakan kegiatan usahanya berdasarkan nilai-nilai,
norma dan prinsip Koperasi sehingga dapat dengan jelas menunjukkan jati
diri Koperasi
(3) Koperasi adalah alat dari rumah tangga Anggota untuk mandiri dalam
mengatasi masalah kekurangan modal (bagi Anggota pengusaha) atau
kekurangan likuiditas (bagi Anggota rumah tangga)
(4) Koperasi harus dapat memberikan manfaat yang lebih besar kepada
Anggotanya jika dibandingkan dengan manfaat yang diberikan oleh lembaga
keuangan lainnya
19. copyright@ ART-KOAPGI 2014 12
(5) Koperasi berfungsi sebagai lembaga intermediasi dalam hal ini Koperasi
bertugas untuk menghimpun dana dari Anggota serta menyalurkan
kembali dana tersebut dalam bentuk pinjaman kepada Anggota
(6) Koperasi merupakan organisasi demokratis yang diawasi dan dikendalikan
oleh Anggotanya secara berpartisipasi aktif dalam menentukan kebijakan
dan membuat keputusan
(7) Koperasi merupakan lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha
penghimpunan, pengelolaan dan penyaluran dana dari dan untuk Anggota
yang dikelola secara profesional sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan
kesehatan Koperasi, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan mem
berikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada Anggota
(8) Koperasi menghimpun dana dari Anggota dan harus menyalurkan kembali
dalam bentuk pinjaman kepada Anggota
(9) Koperasi melaksanakan usaha simpan pinjam yang layak secara ekonomi
dan dikelola secara efesien dan mampu memberikan manfaat bagi Anggota
Bagian Keenam
Tujuan Pendirian Koperasi
Pasal 8
(1) Sebagai wadah pemberdayaan ekonomi Anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya
(2) Sebagai gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional
(3) Sebagai sarana bagi Anggota dalam mengatasi masalah keuangan
Kekurangan modal atau likuiditas
(4) Sebagai upaya meningkatkan program pemberdayaan ekonomi Anggota
(5) Sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup Anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya
Pasal 9
Untuk mencapai sebagaimana dimaksud Pasal 8 di atas, maka Koperasi
menyelenggarakan kegiatan usaha Simpan Pinjam bagi Anggota Koperasi berupa
(1) Menghimpun dana dari Anggota untuk modal usaha
(2) Menyalurkan kepada Anggota dalam bentuk pinjaman
(3) Menempatkan dana pada Koperasi Simpan Pinjam sekundernya
Pasal 10
Bentuk kerjasama dengan Koperasi sekunder sebagaimana yang dimaksud pada
Pasal 9 ayat (3) diatas harus berdasarkan keputusan Rapat Anggota
20. copyright@ ART-KOAPGI 2014 13
BAB III
USAHA SIMPAN PINJAM
Bagian Pertama
Simpanan
Ketentuan Umum
Pasal 11
(1) Setiap penyimpan harus terlebih dahulu menjadi Anggota Koperasi
(2) Penyetoran simpanan dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak harus
pemilik simpanan, namun penarikan simpanan harus dilakukan oleh pemilik
yang sah atau dapat dikuasakan kepada pihak lain dengan disertai surat
kuasa
(3) Proses pembukaan, penutupan, kartu simpanan hilang dan keluhan dari
Anggota ditangani/ dikoordinasikan langsung oleh staf administrasi simpanan
(4) Pembayaran bunga simpanan Koperasi dilakukan setiap bulan pada
akhir bulan atau tanggal tertentu sesuai dengan surat edaran Pengurus
Koperasi
(5) Perhitungan bunga simpanan Koperasi dilakukan dengan metoda accrual
basis dimana Koperasi mempunyai kewajiban membayar bunga pada
akhir bulan sesuai periode akuntansinya
(6) Seluruh pembayaran bunga simpanan dikreditkan secara langsung ke dalam
masing-masing rekening simpanan Anggota
(7) Pengurus akan menetapkan kebijakan penutupan simpanan secara
otomatis, berkenaan dengan simpanan yang selama kurun waktu
maksimal 1 (satu) tahun atau selama periode tertentu tidak aktif, dengan
saldo di bawah atau sebesar ketentuan minimal yang telah ditetapkan
(8) Rekening simpanan Koperasi yang ditutup karena permintaan Anggota akan
dikenakan biaya administrasi penutupan rekening yang besarnya
ditetapkan oleh Pengurus Koperasi
(9) Besarnya setoran awal untuk masing-masing produk simpanan, serta
realisasi setoran selanjutnya ditetapkan oleh Pengurus Koperasi
(10) Tanda tangan yang tercantum dalam kartu contoh tandatangan
(specimen) adalah tanda tangan dari penyimpan dan penyimpan dapat
menerbitkan surat kuasa penarikan simpanan kepada pihak lain
(11) Jika Koperasi tidak menggunakan specimen tandatangan Anggota untuk
pelaksanaan verifikasi pembayaran, maka untuk memastikan keputusan
pembayaran harus dimintakan bukti identitas asli (KTP/ SIM) Anggota.
21. copyright@ ART-KOAPGI 2014 14
Penghimpunan Dana
Pasal 12
(1) Kegiatan transaksi penghimpunan dana Koperasi dapat dilakukan dengan
Anggota dan calon Anggota dalam bentuk Sertifikat Modal Koperasi (SMK)
simpanan lancar, simpanan berjangka, dan penyertaan modal
(2) Kegiatan transaksi penghimpunan dana dari Anggota dan Calon Anggota
hanya dapat dilakukan di dalam wilayah kerja Koperasi yang sah, sesuai
dengan Anggaran Dasar dan Badan hukum Koperasi serta terlebih dahulu
harus mendapatkan persetujuan dari Rapat Anggota (RAPBK)
(3) Dalam rangka melindungi Koperasi dari praktik pencucian uang
penerimaan simpanan dan dana penyertaan yang nilainya lebih dari
Rp 50.000.000,- ( lima puluh juta rupiah ) untuk setiap transaksi yang
berasal dari Anggota dan calon Anggota, Koperasi harus memiliki
standard operasional prosedur tertulis untuk mengetahui asal-usul uang
tersebut yang ditanda tangani oleh pihak penyimpan/ penyerta modal
(4) Dalam rangka memberikan insentif yang lebih baik bagi Anggota sebagai
penyimpan maupun penyerta modal, Koperasi harus memiliki ketentuan
tentang :
a. Tingkat bunga simpanan dan insentif modal penyertaan yang lebih
tinggi bagi Anggota dibandingkan dengan pihak lain yang bukan
Anggota
b. Tingkat balas jasa partisipasi Anggota atas Iuran Pokok dan Sertifikat
Modal Koperasi (SMK) dari SHU Koperasi
c. Perlindungan simpanan yang tidak bertentangan dengan peraturan yang
berlaku
Bentuk Simpanan Koperasi
Pasal 13
Dalam melaksanakan kegiatan usaha penghimpunan dana, Koperasi mempunyai
dua bentuk simpanan yaitu Tabungan Koperasi dan Simpanan Berjangka
(1). Simpanan Berjangka adalah simpanan pada Koperasi yang
penyetorannya dilakukan sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan
dalam waktu tertentu, menurut perjanjian antara penyimpan dengan
Koperasi yang bersangkutan
(2). Tabungan Koperasi adalah simpanan pada Koperasi yang
penyetorannya dilakukan dengan angsuran maupun setoran langsung dan
penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu atau setiap saat
pada waktu jam kerja Koperasi yang disepakati antara penabung dengan
Koperasi
22. copyright@ ART-KOAPGI 2014 15
Simpanan Berjangka
Pasal 14
(1) Simpanan Berjangka adalah simpanan dari Anggota kepada Koperasi
dengan jangka waktu tertentu, antara waktu penyetoran dan waktu penarikan
kembali oleh penyimpan menurut perjanjian
(2) Dana yang diperoleh dari simpanan berjangka ini harus diperlakukan secara
produktif dalam bentuk pinjaman kepada Anggota secara profesional
(3) Penempatan dana dalam simpanan berjangka akan memperoleh pendapatan
bunga, dimana besaran pembayaran bunga ditentukan di muka ketika
pembukaan aplikasi simpanan berjangka dilakukan
(4) Simpanan berjangka diterima apabila Anggota sudah menyetujui /
menandatangani suatu perjanjian/ akad yang menyebutkan tanggal jatuh
tempo/ jangka waktu pemberitahuan penarikan, prosentase bunga, jumlah
simpanan berjangka, pembukuan jumlah pokok setelah jatuh tempo dlsb.
Termasuk syarat-syarat yang harus dipenuhi Anggota apabila penempatan
dananya untuk simpanan berjangka pada Koperasi
(5) Simpanan berjangka yang diterima dari Anggota ditempatkan di dalam
simpanan berjangka, dibukukan ke dalam perkiraan buku besar simpanan
berjangka dengan buku pembantu sesuai dengan jenis /produk simpanan
berjangka masing-masing
(6) Bunga simpanan berjangka dihitung berdasarkan prosentase/ tingkat suku
bunga per tahun dikali (X) jangka waktu penyimpanan dikali (X) nominal
simpanan berjangka dan bunga simpanan berjangka tersebut akan dibayar
setiap tanggal jatuh tempo
(7) Simpanan berjangka hanya bisa diambil pada saat jatuh tempo sesuai
dengan perjanjian
(8) Jangka waktu simpanan berjangka ditetapkan dalam jangka waktu 1, 3, 6
dan 12 bulan dengan masing-masing prosentase bunga yang akan
ditetapkan tersendiri sesuai surat edaran Pengurus Koperasi
(9) Koperasi dapat memberikan perlindungan simpanan untuk para
penyimpannya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang
berlaku. Untuk memberikan perlindungan pada simpanan Koperasi, Koperasi
dapat bekerja sama dengan asuransi penjaminan produk simpanan
(10) Simpanan berjangka hanya bisa diambil pada saat telah jatuh tempo
sesuai dengan perjanjian, untuk Simpanan berjangka yang telah jatuh
tempo dan tidak ada konfirmasi penarikan dari penyimpan maka secara
otomatis simpanan berjangka jatuh temponya akan diperpanjang sesuai
dengan perjanjian awal
(11) Simpanan berjangka dapat digunakan sebagai jaminan
(12) Simpanan berjangka tidak menanggung resiko, apakah Koperasi mendapat
surplus keuntungan atau defisit
(13) Ketentuan dan kebijakan lainnya dari simpanan berjangka akan diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Khusus
23. copyright@ ART-KOAPGI 2014 16
Bagian Kedua
Tabungan
Ketentuan Umum
Pasal 15
(1) Tabungan adalah sejumlah uang yang disimpan oleh Anggota kepada
Koperasi dengan memperoleh jasa dari Koperasi sesuai perjanjian
(2) Setiap penyimpan harus terlebih dahulu menjadi Anggota/ calon Anggota
Koperasi
(3) Penyetoran Tabungan dapat dilakukan oleh siapa saja ,tidak harus pemilik
simpanan, namun penarikan simpanan harus dilakukan oleh pemilik yang
sah atau dapat dikuasakan kepada pihak lain dengan disertai surat kuasa
(4) Proses pembukaan, penutupan, buku/ kartu Tabungan hilang dan keluhan-
keluhan yang bersifat langsung, dapat ditangani atau dikoordinasikan
langsung oleh staf administrasi simpin Koperasi
(5) Sistim dan kebijakan biaya bunga tabungan Koperasi diatur dalam Peraturan
Khusus
(6) Cara penyetoran Tabungan dari produk simpanan yang tercantum pada
Pasal 3 diatas, dapat dilakukan melalui pemotongan gaji bulanan
(Payroll) ataupun setoran langsung di counter simpin Koperasi
(7) Tabungan tidak menanggung resiko, apakah Koperasi mendapat surplus
keuntungan atau defisit
(8) Tatacara dan ketentuan mengenai Tabungan diatur dalam Peraturan Khusus
Jenis-jenis Tabungan
Pasal 16
Untuk melayani kebutuhan Anggota penyimpan, Koperasi menawarkan
beberapa produk Tabungan Koperasi antara lain :
(1) Tabungan Pendidikan adalah simpanan yang diperuntukan bagi Anggota
untuk persiapan pendidikan putra-putrinya
(2) Tabungan Sukarela adalah simpanan yang penyetoran dan penarikan
dananya dapat dilakukan sewaktu-waktu dan/atau secara angsuran setiap
bulannya baik secara langsung maupun melalui pemotongan gaji
(3) Tabungan Umroh adalah simpanan yang digunakan untuk keperluan ibadah
Umroh
(4) Tabungan Qurban adalah simpanan yang digunakan untuk keperluan
ibadah Qur’ban
(5) Tabungan Hari Tua adalah simpanan yang digunakan untuk persiapan
pembiayaan masa pensiun
(6) Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada
waktu tertentu berdasarkan perjanjian Anggota penyimpan dengan
Koperasi
24. copyright@ ART-KOAPGI 2014 17
Pasal 17
Perhitungan bunga Simpanan Berjangka dan Kebijakan tingkat bunga simpanan /
tabungan diatur dalam Peraturan Khusus
Perlindungan Simpanan
Pasal 18
Untuk memberikan perlindungan pada simpanan Koperasi, sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku, Koperasi bekerja sama dengan
Asuransi Penjaminan Produk Simpanan dan/ atau dengan Lembaga Penjamin
Simpanan Koperasi Simpan Pinjam milik Pemerintah
Bagian Ketiga
Pinjaman
Ketentuan Umum
Pasal 19
(1) Penyaluran dana pada Koperasi harus diutamakan dalam bentuk
pinjaman kepada Anggotanya. Kegiatan ini merupakan sumber utama
pendapatan Koperasi untuk menutupi seluruh pengeluarannya
(2) Pinjaman adalah penyediaan uang oleh Koperasi kepada Anggota sebagai
peminjam berdasarkan perjanjian, yang mewajibkan peminjam untuk
melunasi dalam jangka waktu tertentu dan membayar jasa
(3) Pelaksanaan pemberian pinjaman kepada Anggota harus memperhatikan
prinsip kehati-hatian dan asas pemberian pinjaman yang sehat sehingga
memberikan kemanfaatan bagi Koperasi dan Anggotanya
(4) Pinjaman yang diberikan oleh Koperasi menanggung resiko, sehingga dalam
pelaksanaannya Koperasi harus memperhatikan asas-asas peminjamannya
yang sehat, terutama adanya jaminan/ agunan yang dapat di
pertanggungjawabkan baik berupa jaminan hak-hak kepegawaian dari
perusahaan ataupun agunan berupa benda bergerak atau tidak bergerak
yang menjadi jaminan bagi Koperasi
(5) Sebelum memberikan pinjaman, Koperasi harus melakukan penilaian yang
seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha
dari Anggota peminjam
(6) Kebijakan mengenai jumlah pinjaman yang dapat diberikan oleh
Koperasi kepada Anggota harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. Pemanfaatan pinjaman oleh calon peminjam
b. Kemampuan calon peminjam untuk membayar kewajibannya
c. Likuiditas Koperasi dengan mempertimbangkan cadangan kas
d. Distribusi risiko kredit melalui asuransi kredit atau lembaga penjamin
25. copyright@ ART-KOAPGI 2014 18
(7) Perjanjian pinjaman harus tertulis dan mengatur berbagai hal yang
telah disepakati. Apabila jumlah pinjaman di atas plafon yang telah di
tetapkan, apabila dipandang perlu disarankan untuk membuat akta
perjanjian di depan notaris dan/ atau atas sepengetahuan Rapat Pengawas
dan Pengurus
(8) Pengelola simpan pinjam wajib merahasiakan segala sesuatu yang
berhubungan dengan simpanan atau pinjaman Anggota Koperasi, kecuali
dalam hal yang diperlukan untuk kepentingan proses peradilan dan
perpajakan
(9) Pinjaman yang pembayaran angsurannya melalui payroll, prosentase
potongan gaji per bulannya tidak boleh melebihi batas maximum ratio yang
telah ditetapkan
(10) Untuk mengurangi risiko pemberian pinjaman, Koperasi menetapkan jaminan
pemberian pinjaman yang dapat berupa barang atau hak tagih
(11) Pelaksanaan penyelesaian agunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diatas dilakukan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku
(12) Untuk meminimalisir pinjaman bermasalah, Koperasi menetapkan Batas
Maksimum Pemberian Pinjaman ( BMPP ) yang besaran dan ketentuannya
diatur dalam Peraturan khusus
(13) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pinjaman diatur dalam Peraturan Khusus
Pinjaman Berdasarkan Tujuan
Pasal 20
(1) Pinjaman Konsumtif yaitu pinjaman yang diberikan kepada Anggota untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif
(2) Pinjaman Produktif, yaitu pinjaman yang diberikan kepada Anggota untuk
membiayai kebutuhan modal kerja dan investasi sehingga dapat memper
lancar usahanya
(3) Pinjaman/ Kredit Perdagangan, yaitu pinjaman yang diberikan kepada
Anggota untuk digunakan dalam kegiatan perdagangan, biasanya untuk
membeli barang dagangan yang mana pembayarannya diharapkan dari hasil
penjualan barang dagangannya tersebut
Pasal 21
Produk Pinjaman Konsumtif Koperasi
(1) Pinjaman Kolektif
a. Pinjaman Anggota yang pencairannya dilakukan secara bersamaan
pada tanggal yang telah ditetapkan setiap bulannya
b. Jangka waktu pinjaman adalah 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun
c. Suku bunga effektif dengan perhitungan annuitas
d. Modal berasal dari pendanaan sendiri maupun dari perbankan Syariah
ataupun Konvensional dengan pola kerjasama baik dengan sistim
channeling maupun executing
26. copyright@ ART-KOAPGI 2014 19
(2) Pinjaman Emergensi
a. Pinjaman yang diberikan kepada Anggota secara perorangan
b. Waktu pemberian pelayanan kepada Anggota untuk bertransaksi
dilakukan setiap hari kerja
c. Jangka waktu pinjaman adalah 1 (satu) sampai dengan 24 (dua puluh
empat) bulan
d. Suku bunga fix rate dengan perhitungan flat
e. Modal berasal dari modal sendiri maupun modal pinjaman
Pinjaman Berdasarkan Penggunaan
Pasal 22
(1) Pinjaman Modal Kerja, yaitu pinjaman yang diberikan kepada Anggota untuk
menambah modal kerjanya guna meningkatkan produksi dalam operasional
nya
(2) Pinjaman Investasi, yaitu pinjaman yang diberikan kepada Anggota yang
biasanya digunakan untuk perluasan/ peningkatan usaha atau pembelian
alat-alat produksi yang mana pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif
lebih lama
Pinjaman Berdasarkan Jangka Waktu
Pasal 23
(1) Pinjaman Jangka Pendek, pinjaman yang memiliki jangka waktu kurang dari
satu tahun atau paling lama satu tahun
(2) Pinjaman Jangka Menengah, jangka waktu pinjamannya antara satu sampai
dengan tiga tahun
(3) Pinjaman Jangka Panjang, pinjaman yang pengembaliannya diatas tiga
sampai lima tahun
Pinjaman Berdasarkan Sektor Usaha yang Dibiayai
Pasal 24
(1) Perdagangan, yaitu pinjaman yang diberikan kepada Anggota peminjam
untuk membiayai usaha dagang
(2) Industri, yaitu pinjaman yang diberikan kepada Anggota peminjam untuk
membiayai usaha pada bidang industri
(3) Pertanian, yaitu pinjaman yang diberikan kepada Anggota peminjam untuk
membiayai usaha pada bidang pertanian
(4) Peternakan, yaitu pinjaman yang diberikan kepada Anggota peminjam untuk
membiayai usaha pada bidang peternakan
(5) Jasa, yaitu pinjaman yang diberikan kepada Anggota peminjam untuk
membiayai usaha pada bidang jasa
27. copyright@ ART-KOAPGI 2014 20
Jenis-jenis Pinjaman
Pasal 25
(1) Pinjaman Modal Kerja
Pinjaman Modal Kerja (MK) yaitu pinjaman dana segar yang diberikan
kepada Anggota yang membutuhkan tambahan modal. Pinjaman jenis ini
memiliki spesifikasi bunga pinjaman tertentu atau bervariasi menurut
keputusan Pengurus, Pengawas atas usul Manajer, imbalan jasa menurun
atau tetap, diangsur secara berkala tiap bulan untuk rentang waktu
kelipatan 6 bulan atau lebih, berlaku syarat dan ketentuan pinjaman
(2) Pinjaman Modal Kerja Rekening Koran
Pinjaman Modal Kerja Rekening Koran adalah modal kerja dengan
fasilitas rekening Koran yang proses penarikannya dapat dilakukan
sewaktu-waktu. Pinjaman sistem ini memiliki spesifikasi imbalan jasa
dihitung harian dari sisa plafon pinjaman, serta dengan imbalan jasa
tertentu, pengajuannya sesuai ketentuan perpinjaman
(3) Pinjaman Modal Kerja Khusus/ Investasi
Pinjaman Modal Kerja Khusus (MKK) yaitu pinjaman dana segar yang
diberikan kepada calon Anggota dan Anggota yang membutuhkan
tambahan modal, namun untuk angsuran atau pelunasan dapat sekaligus
dibayar pada saat jatuh tempo . Pinjaman jenis ini memiliki spesifikasi
bunga pinjaman dihitung dari hari efektif penggunaan dan dibayarkan
pada saat jatuh tempo, terdapat 2 jaminan yaitu jaminan pokok (SHM atau
BPKB) dan jaminan tambahan
(4) Pinjaman Karyawan
Pinjaman Modal Kerja Karyawan (MK Karyawan) adalah pinjaman dana
segar yang diberikan kepada karyawan/ pegawai dengan angsuran secara
berkala menurut jangka waktu. Pinjaman jenis ini memiliki spesifikasi
menggunakan jaminan hak-hak kepegawaian, batas maksimal 75 % dari
jaminan hak-hak kepegawaian dan perhitungan pemotongan gaji
berdasarkan ratio, Jenis pinjaman ini hanya diperuntukkan bagi pegawai
atau karyawan
(5) Pinjaman Konsumtif
Pinjaman konsumtif yaitu pinjaman dana segar yang diberikan kepada
Anggota seperti untuk kebutuhan rumah tangga, kepemilikan kendaraan
renovasi rumah dan lain-lain. Pinjaman jenis ini memiliki spesifikasi angsuran
tetap/paket diangsur tiap bulan dengan tabel angsuran yang ada sesuai
jangka waktu yang diambil
(6) Pinjaman Kelompok
Pinjaman kelompok yaitu pinjaman dana segar yang diberikan kepada
Anggota yang bersifat kelompok, kemudian mereka dapat mengajukan
pinjaman untuk keperluan kelompoknya. Pinjaman jenis ini memiliki
spesifikasi angsuran tetap/paket dengan bunga sesuai ketentuan, baik flat
atau menurun, diangsur setiap bulan dengan table angsuran yang ada sesuai
jangka waktu yang diambil, kelompok minimal 10 orang dan maksimal
28. copyright@ ART-KOAPGI 2014 21
20 orang, menggunakan sistim tanggung renteng yaitu jika terjadi
Tunggakan salah satu orang akan ditanggung bersama, menggunakan
jaminan salah satu orang atau lebih serta merupakan kelompok usaha
Untuk jenis pinjaman ini pengajuannya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
Persyaratan Calon Peminjam
Pasal 26
Dalam upaya menekan risiko yang mungkin timbul, Anggota calon peminjam
minimal diharuskan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
(1) Anggota yang terdaftar dalam buku Anggota Koperasi
(2) Memahami isi perjanjian yang tertuang dalam formulir pinjaman
(3) Mempunyai usaha/ penghasilan tetap
(4) Memberikan jaminan yang nilai appraisalnya lebih besar dari pinjamannya
bagi Anggota yang tidak mempunyai akses kepada sistim payroll
(5) Mempunyai simpanan aktif, baik berupa tabungan maupun simpanan
berjangka dan telah berjalan minimal satu bulan
(6) Tidak memiliki tunggakan (pembiayaan bermasalah) dengan Koperasi
maupun pihak lain
(7) Tidak pernah tersangkut masalah pidana
(8) Memiliki karakter dan moral yang baik
Pasal 27
Peminjam dengan pola tanggung renteng mempunyai persyaratan tambahan sbb:
(1) Anggota dan calon Anggota harus dikelompokkan kedalam kelompok-
kelompok Anggota/calon Anggota peminjam ( tiap kelompok dapat terdiri dari
10 sampai 20 orang ) yang diorganisasikan menurut domisili atau profesi/
usaha sejenis untuk memudahkan pembinaan dan pengawasan pinjaman
dengan pola tanggung renteng
(2) Telah memiliki rekomendasi dari ketua kelompok
(3) Telah mengikuti program pembinaan pra penyaluran pinjaman
Plafon Pinjaman
Pasal 28
(1) Koperasi melalui Rapat Anggota harus menetapkan berapa besarnya nilai
pembiayaan minimal dan berapa besarnya nilai pembiayaan maksimal
yang dapat diberikan. Penentuan nilai pembiayaan minimal berkaitan
dengan efektivitas penyaluran pembiayaan, sedangkan penentuan
besarnya nilai pembiayaan maksimal berkaitan dengan penekanan risiko
pembiayaan
29. copyright@ ART-KOAPGI 2014 22
(2) Penetapan batas minimal dan maksimal pembiayaan produktif harus
mempertimbangkan hal berikut:
a. Tepat jumlah
b. Tepat sasaran
c. Tepat penggunaan
d. Tepat pengembalian
(3) Besarnya nilai maksimal pembiayaan produktif yang menggunakan
agunan yang dapat ditetapkan adalah 75% dari nilai agunan
(4) Besarnya plafon pembiayaan konsumtif berdasarkan nilai simpanan dan/
atau cicilan pembiayaan per periode (bulan), tidak lebih dari 40 %
penghasilan dan/atau 75% dari nilai agunan Anggota calon peminjam
Biaya Pinjaman
Pasal 29
Penetapan Biaya Pinjaman
(1) Biaya Pinjaman pada Koperasi meliputi biaya bunga pinjaman dan
biaya provisi dan administrasi
(2) Biaya Pinjaman pada Koperasi ditetapkan oleh Rapat Pengawas dan
Pengurus
(3) Koperasi harus memperhatikan agar biaya-biaya pinjaman tersebut mampu
menutupi:
a. Bunga simpanan yang harus dibayar oleh Koperasi kepada penyimpan
b. Biaya organisasi Koperasi yang terdiri dari beban usaha dan beban
perkoperasian
c. Prinsip efisiensi penggunaan sumber daya maksimal sama dengan
yang ditetapkan oleh lembaga keuangan lainnya
Penetapan Tingkat Bunga Pinjaman
Pasal 30
Acuan Koperasi dalam menetapkan tingkat bunga pinjaman
(1) Prinsip Koperasi tentang pembatasan bunga atas modal, meskipun
manajemen Koperasi dapat membandingkannya dengan biaya transaksi
dengan pesaingnya
(2) Biaya produk dalam hal ini adalah biaya dana dan biaya operasional lainnya
(3) Anggota calon pemanfaat jasa pelayanan usaha simpan-pinjam pada
Koperasi, pada pasar yang bersaing Anggota sebagai peminjam akan
memilih harga (tingkat bunga) yang lebih menguntungkan
(4) Pesaing, situasi persaingan apakah mendekati pada struktur pasar
persaingan sempurna atau mendekati pada pasar monopoli. Jika mendekati
pasar persaingan sempurna biasanya tingkat bunga ditentukan oleh
tingkat bunga pasar tetapi jika mendekati pasar monopoli maka Koperasi
dapat menetapkan tingkat bunga lebih fleksibel
30. copyright@ ART-KOAPGI 2014 23
(5) Mutu pelayanan
(6) Permintaan dan penawaran dana
(7) Manfaat dan hasil usaha yang diinginkan
(8) Tingkat risiko pinjaman yang dikaitkan dengan jenis usaha Anggota
pemanfaat jasa pelayanan usaha simpan pinjam pada Koperasi, jangka
waktu pinjaman, besarnya pinjaman dan faktor-faktor ketidakpastian lainnya
Pasal 31
Metode penetapan nilai bunga pinjaman dan perhitungan bunga pinjaman diatur
dalam Peraturan Khusus
Perhitungan Angsuran pinjaman
Pasal 32
(1) Berdasarkan sistem Flat (Tetap)
Yaitu perhitungan bunga pinjaman berdasarkan pokok awal pinjaman
sehingga jumlah bunga yang dibayar setiap bulan adalah sama. Berikut
adalah rumus umum dalam menghitung suku bunga berdasarkan sistem
flat:
Bunga/Bulan (Rp) = Tk Bunga/Bln x saldo awal pokok pinjaman
(2) Perhitungan Bunga Menurun (annuitas)
Adalah perhitungan angsuran bunga pinjaman berdasarkan sisa pokok
pinjaman setiap bulan, sehingga jumlah bunga yang dibayar menurun setiap
bulannya (dengan nilai angsuran tetap) Perhitungan bunga menurun
didasarkan pada sisa pokok pinjaman yang diformulasikan sebagai berikut:
Bunga/Bulan (Rp) = Tk Bunga/Bln x sisa pokok pinjaman
(3) Berdasarkan sistim Floating
Adalah perhitungan angsuran bunga pinjaman berdasarkan tingkat bunga
yang berlaku di pasar
Kebijakan Agunan
Pasal 33
(1) Agunan pinjaman pada Koperasi bukan merupakan hal yang sangat
utama, namun demikian apabila hal tersebut dianggap perlu, tidak boleh
menghambat tujuan Koperasi, yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota
(2) Apabila Koperasi mengharuskan ada agunan, maka agunan adalah
kekayaan berharga milik pribadi peminjam yang disimpan di Koperasi
(3) Untuk mengurangi risiko kredit, agunan dapat diperluas kepada lembaga
penjamin dan asuransi kredit
31. copyright@ ART-KOAPGI 2014 24
Pengembalian Pinjaman
Pasal 34
Cara pengembalian pinjaman dapat ditentukan berdasarkan sifat penghasilan
dari peminjam atau kesepakatan antara Koperasi dengan peminjam, sehingga
cara pengembalian pinjaman bervariasi, yaitu salah satu atau gabungan dari:
(1) Pemotongan gaji
(2) Peminjam membayar sendiri ke kantor Koperasi
(3) Peminjam membayar dengan cara menstransfer ke rekening Koperasi dan
copy bukti transferan di serahkan kepada Koperasi
Ketentuan Permohonan Pinjaman
Pasal 35
Koperasi memiliki ketentuan tertulis mengenai prosedur dan syarat pengajuan
pinjaman, mencakup:
(1) Pengajuan permohonan pinjaman
(2) Analisa kelayakan pinjaman
(3) Keputusan pinjaman
(4) Pencairan pinjaman
(5) Monitoring dan pembinaan
Analisa Pinjaman
Pasal 36
(1) Analisa pinjaman harus dilakukan agar memperoleh keyakinan bahwa
pinjaman yang diberikan dapat dikembalikan oleh peminjam
2 ( dua ) aspek obyek yang harus dianalisa oleh Koperasi yaitu:
a. Analisa terhadap kemauan membayar (analisa kualitatif), mencakup
karakter/ watak, dan komitmen terhadap kewajibannya
b. Analisa terhadap kemampuan membayar (analisa kuantitatif) mencakup
sumber dana yang diharapkan dapat memenuhi kewajibannya pada
Koperasi, sisa pinjaman pada pihak lain (jika ada) dan pengeluaran
untuk biaya hidup
(2) Pendekatan yang digunakan untuk analisa kuantitatif, adalah pendekatan
pendapatan bersih, nilai pinjaman maksimal yang dapat diberikan antara
40 % hingga 50 % dari pendapatan bersih dikalikan dengan jangka waktu
pinjaman
(3) Pinjaman sebaiknya tidak diberikan karena pertimbangan-pertimbangan:
a. Belas kasihan, kenalan (bersaudara atau berteman)
b. Calon peminjam adalah orang yang tidak mempunyai kredibilitas baik
c. Pinjaman harus diberikan atas dasar pertimbangan kelayakan usaha
dan kemampuan membayar
32. copyright@ ART-KOAPGI 2014 25
Pembinaan Pemanfaat Jasa Pelayanan
Usaha Simpan Pinjam
Pasal 37
(1) Koperasi secara rutin memberitahukan posisi pinjaman baik sisa pokok
maupun sisa bunganya kepada Anggota peminjam
(2) Koperasi harus segera menginformasikan atau mengirimkan surat
teguran/penagihan apabila Anggota peminjam terlambat/ tidak tepat waktu
membayar cicilan
(3) Untuk jenis pinjaman produktif (modal kerja dan investasi), Koperasi
mengupayakan melakukan pembinaan dalam membantu Anggota yang
mengalami masalah di bidang usaha
(4) Pembinaan dapat dilakukan dengan pendekatan konsultasi manajemen dan
pendampingan
Standar Penyaluran Pinjaman
Pasal 38
Koperasi memiliki standar penyaluran dana (pinjaman) yang terdiri atas:
(1) Standar jenis pinjaman
(2) Standar persyaratan calon peminjam
(3) Standar plafon pinjaman
(4) Standar bunga pinjaman dan biaya pinjaman lainnya
(5) Standar pengembalian pinjaman
(6) Standar jangka waktu pinjaman
(7) Standar agunan
(8) Standar pengajuan pinjaman
(9 ) Standar persiapan realisasi pinjaman (analisa pinjaman)
(10) Standar realisasi pinjaman
(11) Standar pembayaran angsuran
(12) Standar pelunasan pinjaman
(13) Standar pembinaan paska penyaluran pinjaman
(14) Standar penanganan pinjaman bermasalah
Pasal 39
Standar penyaluran pinjaman sebagaimana yang tercantum pada Pasal 38 di atas
yang belum dijelaskan pada Anggaran Rumah Tangga akan dijelaskan didalam
Peraturan Khusus
33. copyright@ ART-KOAPGI 2014 26
Prinsip Pemberian persetujuan Pinjaman
Pasal 40
(1) Setiap pemberian persetujuan pembiayaan harus berdasarkan kepada
analisa dan rekomendasi tertulis persetujuan usulan pembiayaan
(2) Dalam hal keputusan pemberian persetujuan pembiayaan tidak sejalan
dengan rekomendasi tertulis usulan pembiayaan, harus dijelaskan secara
tertulis dan alasan apa yang mempertimbangkan dan meyakinkan pejabat
Koperasi memutuskan pembiayaan yang bersangkutan
(3) Keputusan akhir persetujuan pembiayaan berada di Komite Pembiayaan
Perjanjian Pinjaman
Pasal 41
Perjanjian pinjaman berisi hal-hal berikut ini :
(1) Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan sebelum
kredit di cairkan
(2) Penandatanganan perjanjian dapat dilakukan setelah adanya keputusan
pinjaman dari hasil evaluasi
(3) Perjanjian pinjaman dilaksanakan dengan meliputi surat perjanjian
pinjaman dan surat kuasa menjaminkan dan/ atau menjual dan/ atau
memindahkan hak
(4) Surat perjanjian yang asli harus disimpan di Koperasi
(5) Penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantor Koperasi
(6) Copy dari perjanjian harus dipegang oleh peminjam
Proses Realisasi Pinjaman
Pasal 42
(1) Proses realisasi Pinjaman adalah proses pencairan dana kepada
Anggota setelah diproses dan diputuskan oleh komite / Panitia Pembiayaan
(2) Pemeriksaan kepatuhan ketentuan intern dan ekstern yang berlaku
yang menjamin perlindungan bagi Koperasi telah dipenuhi dan diselesaikan
(3) Dokumen pendukung pencairan
a. Surat persetujuan prinsip
b. Perjanjian pembiayaan
c. Surat sanggup angsuran
d. Pengikatan jaminan
e. Jadwal angsuran
f. Tanda terima uang Anggota (penarikan pembiayaan)
g. Kuasa debet (angsuran, biaya administrasi, notaris, asuransi)
h. SPK
(4) Pengecekan syarat-syarat harus dipenuhi sebelum pencairan pembiayaan
34. copyright@ ART-KOAPGI 2014 27
Prosedur Pemberian Pinjaman
Pasal 43
(1) Calon pemohon pinjaman merupakan Anggota Koperasi yang terdaftar
(2) Mengajukan permohonan pinjaman kredit dengan mengisi formulir
permohonan pinjaman yang ditandatangani pemohon
(3) Menyatakan sanggup bahwa angsuran pinjamannya dipotong langsung dari
gaji sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Koperasi (untuk anggota
yang berstatus pegawai di perusahaan)
(4) Meminta kepada pemohon untuk menandatangani formulir permohonan
pinjaman oleh suami, istri
(5) Bagian pelayanan simpan pinjam memberikan pengarahan secara
jelas dan terperinci segala hal yang menyangkut keterangan kredit
yang meliputi:
a. Tujuan dan kepentingan pengguna dana kredit
b. Besarnya kredit yang disesuaikan dengan gaji dan ketentuan umum
c. Jangka waktu pengembalian
d. Besarnya tingkat bunga yang harus dibayarkan dari total jumlah
pinjaman
e. Cara pembayaran/ angsuran kredit
(6) Meminta kepada pemohon untuk mengajukan besaran pinjaman yang
disertai jangka waktu pengembalian pinjaman dengan waktu cicilan
berdasarkan jenis pinjaman
(7) Menyerahkan kembali berkas yang sudah ditanda tangani ke bagian
counter simpan pinjam, yang kemudian akan menginformasikan disetujui
atau tidak kredit yang diajukannya
(8) Bagian Simpan Pinjam mencatat pendaftaran permohonan pinjaman yang
masuk seleksi akan diadakan penilaian meliputi :
a. Kesetiaan Anggota Koperasi dalam memenuhi segala kebijakan yang
ada di Koperasi serta dalam memenuhi kewajibanya baik dalam
menabung / menyimpan maupun pembayaraan pinjaman yang
terdahulu dan memeriksa apakah masih ada pinjaman yang masih
dalam proses angsuran atau tunggakan
b. Menentukan besar kecilnya pemberian pinjaman yang berdasarkan :
• Besar kecilnya pinjaman yang diajukan apakah sesuai atau tidak
dengan ketentuan umum
• Keadaan keuangan atau kas pada saat itu untuk memenuhi pinjaman
tersebut
(9) Memeriksa kembali formulir pinjaman yang pinjamannya disetujui ( Setelah
melakukan rapat atau koordinasi antara bendahara dan ketua Koperasi dan
mencapai suatu keputusan mengenai kredit yang mana saja yang akan
direalisasikan)
35. copyright@ ART-KOAPGI 2014 28
(10) Formulir yang disetujui diserahkan ke Manajer Simpan Pinjam yang
kemudian Manajer Simpan Pinjam menghubungi calon peminjam untuk
memberitahukan bahwa pinjamannya telah disetujui. Pengambilan uang
pinjaman dapat berupa uang cash atau melalui transfer ke rekening
Anggota yang bersangkutan
(11) Memasukan data lengkap pemohon serta data lain pada daftar pinjaman
masing-masing Anggota yang berisikan besaran jumlah pinjaman dan
cicilan yang diajukan secara tertulis dan memasukan data tersebut yang
mengontrol pinjaman yang disetujui agar tiap bulannya angsuran serta
bunga pinjamannya dapat dipotong langsung dari gaji Anggota yang
kreditnya direalisasikan
Proses Penyaluran Pinjaman
Pasal 44
(1) Permohonan pinjaman
a. Calon peminjam terlebih dahulu mengisi formulir permohonan
pinjaman yang telah tersedia
b. Petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon peminjam
dalam pengisian formulir
c. Proses permohonan diteruskan untuk diproses
(2) Evaluasi atau analisa pinjaman
Fungsi utama dari evaluasi atau analisis pinjaman adalah untuk menilai
sampai sejauh mana kredit tersebut diperlukan oleh calon peminjam dan
menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman
tersebut
(3) Keputusan pinjaman
a. Setiap permohonan pinjaman memperoleh wewenang dari Pengurus
Koperasi.
b. Manajer Simpan Pinjam dalam mengambil keputusan mempergunakan
bahan pertimbangan sebagai berikut:
• Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman,
• Informasi lain yang diperoleh dari sumber lain sepanjang menyangkut
calon peminjam.
c. Ketentuan peminjam yang tertulis dalam lembaran evaluasi yang
memuat antara lain:
• Jumlah pinjaman yang di setujui
• Penggunaan pinjaman
• Besarnya bunga pinjaman
• Tanggal jatuh tempo pinjaman
• Jaminan pinjaman
d. Setiap keputusan yang diambil harus ditanda tangani Manager Simpan
Pinjam Koperasi
e. Perjanjian pinjaman sebagaimana yang tercantum pada Pasal 41 diatas
36. copyright@ ART-KOAPGI 2014 29
f. Pencairan pinjaman, merupakan tahap akhir setelah ketentuan-
ketentuan di penuhi oleh peminjam
Bagian Keempat
Komite Pinjaman
Pasal 45
Komite Pinjaman adalah suatu lembaga yang berwenang di Koperasi untuk
memberikan persetujuan suatu permohonan fasilitas pinjaman bagi Anggota
Keputusan yang diambil oleh Komite pinjaman antara lain:
(1) Memberikan persetujuan terhadap proposal pinjaman yang diajukan
(2) Memberikan persetujuan dengan bersyarat atau catatan yang harus di
penuhi terlebih dahulu terhadap proposal pinjaman yang diajukan
(3) Menolak proposal pinjaman yang diajukan
Fungsi dan tugas Komite Pinjaman
Pasal 46
Fungsi dan tugas Komite Pinjaman meliputi:
(1) Membahas dan mengevaluasi proposal pinjaman yang diajukan oleh staf
pinjaman secara lebih detail
(2) Menyetujui atau menolak proposal pinjaman
(3) Membahas dan mengevaluasi pinjaman yang bermasalah serta
mengambil keputusan, dan menetapkan langkah untuk penyelesaian
termasuk rekomendasi penghapusan pinjaman dan atau menyerahkan
ke pihak ketiga
(4) Membahas dan mengevaluasi perubahan/ pengalihan tingkat kolektibilitas
Susunan organisasi Komite pinjaman
Pasal 47
Susunan organisasi dan keanggotaan Komite pinjaman ditetapkan oleh Pengurus
dan Pengawas, yang sekurang-kurangnya terdiri dari:
(1) Manajer Simpan Pinjam Koperasi
(2) Staf legal
(3) Kepala bagian pinjaman (staf senior bagian pinjaman)
37. copyright@ ART-KOAPGI 2014 30
Pasal 48
Keputusan Komite Pinjaman diambil dalam suatu rapat komite yang dikoordinir
oleh ketua komite pinjaman. Keputusan pinjaman dianggap sah jika pengambilan
keputusan sedikitnya 3 (tiga) orang yang terdiri dari Ketua dan 2 (dua) orang
Anggota Komite Pinjaman, dan pinjaman yang diputuskan masih berada di
bawah atau sama dengan limit yang melekat pada ketua (Manajer Simpan
Pinjam Koperasi). Jika limit pinjaman lebih besar dari kewenangan limit Manajer
maka proses persetujuan dikembalikan kepada Pengurus Koperasi
Bagian Kelima
Administrasi Pinjaman
Ketentuan Umum
Pasal 49
Ketentuan yang mengatur proses pemberian pinjaman kepada Anggota adalah
sebagai berikut:
(1) Setiap pemberian fasilitas pinjaman yang diberikan oleh Koperasi
dibukukan dan diadministrasikan oleh staf administrasi pinjaman atau
petugas yang ditunjuk
(2) Staf administrasi pinjaman atau petugas yang ditunjuk hanya akan
membukukan pinjaman apabila telah menerima dokumen yang telah
lengkap dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang digariskan dalam
buku pedoman pemberian pinjaman sebagai berikut:
a. Memorandum Komite Pinjaman (MKP) asli
b. Rapat Komite Pinjaman (RKP)
d. Dokumen Jaminan
d. Dokumen Pengikatan Pinjaman.
(3) Dokumen pengikatan pinjaman yang telah diisi dengan lengkap dan benar
diserahkan oleh staf legal dan dokumentasi kepada staf administrasi
pinjaman. Kelengkapan dan kebenaran (kualitas) dari dokumen
tersebut di atas menjadi tanggung jawab dari staf legal dan
dokumentasi
(4) Dokumen- dokumen yang berkaitan dengan pemberian pinjaman seperti:
a. Memorandum Komite Pinjaman (MKP) asli
b. Rapat Komite Pinjaman (RKP)
c. Akad (Perjanjian) Pinjaman
d. Surat Jaminan Pinjaman
e. Tanda Terima Jaminan
Seluruh dokumen tersebut diadministrasikan dan disimpan oleh staf
administrasi pinjaman bersama-sama staf legal dan dokumentasi (dual
custodian)
38. copyright@ ART-KOAPGI 2014 31
(5) Biaya- biaya yang dibebankan kepada Anggota dapat berupa:
a. Biaya taksasi jaminan (jika dianggap perlu dan diputuskan oleh
Komite pinjaman)
b. Biaya materai yang dibebankan sebesar jumlah dokumen pinjaman yang
diperlukan
c. Biaya Notaris untuk mengikatkan pinjaman dan jaminan (jika diikat
secara notaril)
(6) Biaya-biaya lainnya yang dapat dibebankan kepada Anggota peminjam
misalnya; biaya administrasi, provisi,asuransi jiwa dan asuransi jaminan
(jika jaminan di asuransikan)
Kebijakan Proses Awal dan Akhir Hari Kerja
Staf Administrasi Pinjaman
Pasal 50
Tata cara dan ketentuan yang harus dilaksanakan di dalam melakukan proses
awal dan akhir hari kerja pada bagian administrasi pinjaman.
Yang dimaksud dengan proses awal dan akhir hari kerja pada bagian administrasi
pinjaman baik yang berkaitan dengan transaksi maupun persiapan perlengkapan
yang akan dipergunakan oleh bagian administrasi pinjaman adalah sebagai
berikut:
(1) Bagian Administrasi Pinjaman bertanggung jawab atas pelaksanaan dan
timbulnya transaksi administrasi pinjaman dan penanggung jawab akhir
seluruh administrasi keuangan pinjaman. Tanggung jawab pengelolaan
harian administrasi antara lain:
a. Meneliti mutasi pinjaman harian dan membandingkan dengan data
memorandum komite pinjaman (untuk pembukaan baru), memonitor
proses penyelesaian/ pelunasan administrasi pinjaman dan pem
bayaran angsuran pokok
b. Meneliti dan memastikan bahwa pembebanan bunga pinjaman telah
dilakukan sesuai jadwal waktunya
c. Memonitor pos yang berkaitan dengan administrasi pinjaman masih
dalam kondisi wajar dan tidak terdapat selisih
d. Melakukan dan membuat Proof Sheet (daftar saldo produk) pinjaman
dan membandingkannya dengan saldo buku besarnya (neraca
percobaan). Jika terjadi selisih faktor penyebab selisih harus
diupayakan segera diketahui dan ditindak lanjuti untuk
penyelesaiannya
e. Memonitor daftar tunggakan pokok dan bunga pinjaman untuk tiap
Anggota
f. Mengkoordinasikan timbulnya selisih dan kesalahan (jika ada) pada
hasil monitoring/ pemeriksaan di atas kepada unit kerja terkait dan
melakukan koreksi atas kesalahan yang menjadi tanggung jawab
administrasi pinjaman
39. copyright@ ART-KOAPGI 2014 32
(2) Setiap transaksi yang dilakukan oleh bagian administrasi pinjaman
pada prinsipnya tidak diperkenankan untuk ditunda pelaksanaannya
kecuali karena sesuatu hal transaksi tersebut belum dapat dilaksanakan
(3) Dalam proses akhir hari kerja, petugas administrasi pinjaman diwajibkan
untuk melakukan pemeriksaan ulang mutasi pinjaman masing-masing dan
membandingkannya dengan dokumen dasar pelaksanaan transaksinya
(sumber/ fisik dokumen)
Bagian Keenam
Pengendalian Resiko
Pasal 51
Koperasi selalu berupaya untuk melindungi kepentingan dan kepercayaan
Anggota dengan tetap memelihara tingkat kesehatan usahanya. kesempatan
untuk melayani kebutuhan Anggota melalui fasilitas pembiayaan pada
prinsipnya diberikan secara adil dan merata kepada setiap Anggota yang
memenuhi kualifikasi, sehingga dengan demikian akan terjadi penyebaran
risiko sedemikian rupa dan terhindar dari pemusatan pembiayaan pada pihak-
pihak tertentu.
Pasal 52
Kolektibilitas pinjaman digolongkan menjadi 4 (empat), yaitu:
(1) Pinjaman lancar
(2) Pinjaman kurang lancar
(3) Pinjaman diragukan
(4) Pinjaman macet
Batas Maksimum Pemberian Pembiayaan (BMPP)
Pasal 53
(1) Pemberian fasilitas pembiayaan kepada Anggota, baik dalam bentuk
penyediaan dana dan atau barang yang dapat dipersamakan dengan
itu berdasarkan kesepakatan bersama antara pihak Koperasi dengan
Anggota selalu diperhitungkan batas maksimum pemberian pembiayaan
(2) Perhitungan BMPP didasarkan atas jumlah yang terbesar dari
Penjumlahan penyediaan dana atau baki debet penyediaan dana
(3) Penetapan perhitungan jumlah modal Koperasi untuk memperhitung
kan BMPP dilakukan setiap bulan
(4) Besarnya BMPP ditentukan oleh kebijakan Koperasi
40. copyright@ ART-KOAPGI 2014 33
Pembiayaan yang dihindari
Pasal 54
Koperasi dalam upaya melindungi kepentingan dan kepercayaan Anggota serta
memelihara tingkat kesehatan usahanya menetapkan negative list yang akan
ditinjau secara periodik. Pembiayaan-pembiayaan yang dihindari, yaitu :
(1) Pembiayaan yang tidak sesuai dengan peruntukannya yaitu pembiayaan
yang penggunaannya untuk usaha-usaha dan atau kegiatan-kegiatan
lainnya yang bertentangan dengan perjanjian pinjaman
(2) Pembiayaan untuk spekulasi, Pembiayaan yang bersifat spekulasi harus
dihindari karena tidak mencerminkan kesungguhan dalam berusaha
(3) Pembiayaan tanpa Informasi keuangan, Pemberian pembiayaan tanpa
informasi keuangan yang memadai (transparan dan obyektif) akan
membahayakan Koperasi
(4) Pembiayaan pada bidang yang tidak dikuasai
(5) Pengajuan pembiayaan untuk bidang usaha yang tidak tercantum dan atau
tidak dikuasai oleh pejabat Koperasi harus ditolak secara dini
(6) Pembiayaan kepada Anggota bermasalah
(7) Pengelola Koperasi yang berkompetensi dengan pembiayaan hendaknya
selalu melakukan checking tentang Anggota yang akan dibiayai, bila
tergolong bermasalah harus ditolak pembiayaannya
Kebijakan Jasa Layanan dan Pembinaan
Pasal 55
(1) Koperasi secara rutin harus memberitahukan posisi pinjaman baik sisa
pokok maupun sisa bunganya kepada peminjam
(2) Koperasi harus segera menginformasikan atau mengirimkan surat
teguran/ penagihan apabila peminjam terlambat/ tidak tepat waktu
membayar cicilan
(3) Untuk jenis pinjaman produktif (modal kerja dan investasi) Koperasi harus
melakukan pembinaan dalam membantu Anggota yang mengalami masalah
di bidang usaha
(4) Pembinaan dapat dilakukan dengan pendekatan konsultasi manajemen dan
pendampingan
41. copyright@ ART-KOAPGI 2014 34
Kriteria Pinjaman Bermasalah
Pasal 56
(1) Pinjaman Kurang Lancar
a. Terdapat tunggakan pokok dan/ atau bunga untuk pinjaman dengan
sistim angsuran
b. Terdapat tunggakan bunga dan/atau pinjaman telah jatuh tempo untuk
pinjaman tanpa angsuran
(2) Pinjaman yang Diragukan
a. Pinjaman masih dapat diselamatkan dan angsurannya bernilai
sekurang-kurangnya 75 % dari saldo hutang peminjam termasuk
bunganya
b. Pinjaman tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih bernilai
sekurang-kurangnya 100% dari hutang peminjam
(3) Pinjaman Macet
a. Tidak memenuhi kriteria kurang lancar dan diragukan atau
b. Memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 21 (dua puluh
satu) bulan sejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau
usaha penyelamatan pinjaman
c. Pinjaman tersebut penyelesaiannya telah diserahkan kepada
Pengadilan Negeri atau telah diajukan permohonan ganti rugi kepada
perusahaan asuransi kredit
Penanganan Pinjaman Bermasalah
Pasal 57
(1) Penjadwalan kembali jangka waktu pinjaman (rescheduling)
(2) Persyaratan kembali pinjaman (Reconditioning)
(3) Penataan kembali pinjaman (Restructuring)
(4) Penjualan aset yang dijadikan jaminan (agunan) oleh peminjam
(5) Pengajuan klaim kepada lembaga penjamin/asuransi kredit
(6) Melalui pengadilan, bagi peminjam yang dalam surat perjanjiannya sudah
diatur tentang ini
(7) Penjualan perusahaan, jika kondisi benar-benar terpaksa sehingga
menjual perusahaan dinilai sebagai jalan penyelesaian terbaik
(8) Pengambilalihan utang oleh pihak ketiga yang dinilai dapat menjamin
pengembalian kewajibannya
(9) Meminta Anggota peminjam mengupayakan dana dari pihak lain untuk
melunasi kewajibannya
(10) Mensyaratkan adanya tenaga profesional dalam mengelola usaha
Anggota peminjam baik dari pihak lain maupun tenaga dari pihak
Koperasi yang ditempatkan pada perusahaan Anggota peminjam
(11) Penghapusan (Write Off)
Adalah penghapusan sebagian atau seluruh pinjaman macet.
42. copyright@ ART-KOAPGI 2014 35
Pada umumnya dalam sistem administrasi Koperasi telah disiapkan
kemungkinan penghapusan tersebut, yaitu dengan jalan membentuk
Pos Cadangan Piutang Ragu-ragu, sebagai antisipasi terhadap
kemungkinan timbulnya penghapusan pinjaman macet. Tindakan write-off
dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan terutama neraca tampak
konservatif, namun secara teknis tindakan penagihan atau hal-hal lain
dalam rangka pengumpulan piutang macet dapat saja masih tetap
dilakukan
(12) Apabila seluruh prosedur di atas telah ditempuh dan ternyata masih
terjadi perselisihan antara pihak Koperasi dengan anggota peminjam maka
penyelesaian hukum dapat ditempuh yang diatur menurut Undang-undang
perdata yang berlaku
Pasal 58
Manajemen pinjaman bermasalah yang mencakup langkah-langkah pengelolaan
pinjaman bermasalah, identifikasi dan analisa pinjaman bermasalah serta
penyelamatan pinjaman bermasalah dan penyelamatan pinjaman kurang lancar
akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Khusus
Bagian Ketujuh
Jaringan Pelayanan
Ketentuan Umum
Pasal 59
(1) Untuk mendekatkan jarak pelayanan dan meningkatkan kualitas pelayanan
kepada Anggota, baik pelayanan jasa maupun pemberian pinjaman
Koperasi dapat mendirikan jaringan pelayanan berupa Kantor Cabang
Kantor Cabang pembantu dan Kantor Kas
(2) Pembukaan cabang atau perwakilan harus mendapat persetujuan dari
Rapat Anggota
(3) Terdapat sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang yang telah terdaftar
menjadi Anggota di tempat dimana Kantor Cabang akan dibuka
(4) Kantor Cabang berfungsi mewakili Kantor Pusat dalam menjalankan
kegiatan usahanya untuk menghimpun dana dan penyalurannya serta
mempunyai wewenang dalam memutuskan pemberian pinjaman
(5) Kantor Cabang Pembantu berfungsi mewakili Kantor Cabang dalam
menjalankan kegiatan usaha untuk menghimpun dana dan menyalurkannya
serta mempunyai wewenang menerima permohonan pinjaman tetapi tidak
mempunyai wewenang dalam memutuskan pemberian pinjaman
43. copyright@ ART-KOAPGI 2014 36
(6) Pembukaan Kantor Cabang Koperasi pada satu wilayah
Pemerintahan Kabupaten/ Kota ditempat Koperasi berdomisili, wajib
mendapat ijin dari pejabat yang berwenang yang mengesahkan akta
pendirian Koperasi
(7) Dalam hal Koperasi akan membuka Kantor Cabang di luar Kabupaten/ Kota
tempat domisilinya, maka pembukaan Kantor Cabang tersebut wajib
mendapatkan ijin dari pejabat yang berwenang yang telah mengesahkan
akta pendirian Koperasi, setelah mendapat persetujuan dari pejabat yang
berwenang di Kota di tempat kedudukan Kantor Cabang Koperasi tersebut
akan dibuka
(8) Setelah memperoleh persetujuan dari Pemerintah, Kantor Cabang harus
sudah melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam paling lambat 6 (enam)
bulan sejak tanggal persetujuan diterima. Apabila dalam waktu tersebut
belum melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam, maka surat
persetujuan tersebut otomatis tidak berlaku
(9) Pengelolaan Kantor Cabang dilakukan oleh Pimpinan Kantor Cabang
(10) Pengangkatan Pengelola Kantor Cabang dilakukan oleh Pengurus dengan
persetujuan Pengawas
(11) Petunjuk pelaksanaan untuk membuka kantor cabang serta persyaratan
dan kontrak kerja untuk Pengelola Kantor Cabang diatur dalam Peraturan
Khusus
Lampiran Permohonan Pendaftaran
Pasal 60
Permohonan pendaftaran pembukaan Kantor Cabang diajukan oleh Pengurus
kepada Pemerintah, dengan melampirkan:
(1) Akta Pendirian Koperasi
(2) Alamat dan denah Kantor Cabang yang akan dibuka
(3) Surat Rekomendasi dari Dinas Koperasi setempat
(4) Susunan Pengurus dan Pengawas
(5) Daftar Nama Pengelola
(6) Riwayat Hidup Pengelola
(7) Pengelola memiliki sertifikat Uji Kompetensi
(8) Foto copy Buku Daftar Anggota
(9) Neraca Koperasi tutup tahun buku terakhir
(10) Hasil audit eksternal (akuntan publik)
(11) RAT Koperasi 2 (dua) tahun terakhir
(12) Bukti setoran modal kerja yang disediakan untuk Kantor Cabang
(13) Daftar sarana dan prasarana kerja
(14) Neraca dan perhitungan hasil usaha Koperasi dalam 2 (dua) tahun terakhir
(15) Rencana kerja Kantor Cabang sekurang-kurangnya dalam setahun
44. copyright@ ART-KOAPGI 2014 37
Pembukaan Kantor Perwakilan
Pasal 61
Pembukaan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas Koperasi
paling sedikit memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1) Menyediakan modal sendiri/ modal tetap untuk investasi dan modal kerja
awal
(2) Pernyataan dari Pengurus Koperasi yang berisi bahwa dana yang dihimpun
di Kantor Cabang harus disalurkan di Kantor Cabang yang bersangkutan
paling sedikit 80 % ( delapan puluh perseratus )
(3) Layak berusaha secara ekonomi, dibuktikan dengan kelayakan pem
bukaan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas
(4) Mempunyai anggota paling sedikit 20 (dua puluh) orang dalam wilayah
Kabupaten/Kota yang bersangkutan
(5) Memasang papan nama pada Kantor di mana Kantor Cabang/ Kantor
Cabang Pembantu / Kantor Kas tersebut didirikan yang paling sedikit
memuat informasi mengenai; nama Koperasi, nomor dan tanggal badan
hukum, alamat, nomor dan tanggal keputusan pendaftaran, serta nomor
dan tanggal surat persetujuan
Waktu Operasional Kantor Pelayanan
Pasal 62
(1) Waktu operasional/ pelayanan atau jam buka kantor simpan pinjam
disesuaikan dengan kebutuhan Anggota akan produk simpan pinjam
(2) Untuk kantor simpan pinjam yang berada di area Gedung Sentra Operasi
PT Garuda Indonesia Tbk, Kantor simpan pinjam Koperasi memberikan
waktu pelayanan kepada Anggota sbb:
Senin s.d Jum’at : Buka dari jam 06.00 s.d 23.00
Sabtu : Buka dari jam 06.00 s.d 19.00
Minggu : Libur
(3) Waktu operasional ( jam dan hari ) kantor simpan pinjam Koperasi yang
berlokasi di Gedung Sentra Operasi PT. Garuda Indonesia Tbk, sewaktu-
waktu dapat berubah sesuai dengan kebutuhan Anggota dan/ atau
kebijakan manajemen PT. Garuda Indonesia Tbk, akan ruangan yang
dipakai kantor operasional Koperasi
45. copyright@ ART-KOAPGI 2014 38
BAB IV
K E A N G G O T A A N
Bagian Pertama
Ketentuan Umum
Pasal 63
(1) Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka
(2) Keanggotaan Koperasi bersifat terbuka seperti yang tercantum pada ayat
(1) diatas adalah terbuka bagi semua orang yang bisa dan mampu
menggunakan jasa Koperasi dan bersedia menerima tanggung jawab
keanggotaan
(3) Keanggotaan Koperasi sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran
Dasar Bab VI Pasal 11 dan 12
(4) Keanggotaan Koperasi dicatat dalam Buku Daftar Anggota
(5) Keanggotaan Koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi
dalam lingkup usaha Koperasi, bukan kepentingan politik maupun
golongan tertentu
(6) Keanggotaan Koperasi dapat diperoleh atau diakhiri setelah syarat
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Koperasi dipenuhi.
(7) Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindah tangankan
(8) Setiap Anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap
Koperasi sebagaimana diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga Koperasi
(9) Anggota Koperasi dari PT. Garuda Indonesia Tbk, dan Group yang
berhenti atau diberhentikan dengan hormat dari PT. Garuda
Indonesia Tbk, dan Group tidak merubah status keanggotaannya, yang
berubah hanyalah hak pelayanan simpan pinjam sebagaimana yang
telah diatur dalam Peraturan Khusus
(10) Anggota Koperasi dari PT.Garuda Indonesia Tbk, dan Group yang dipindah
tugaskan oleh perusahaan ke luar daerah / luar negeri atau anak
perusahaan yang mana sistem penggajiannya sudah tidak melalui
pay roll PT. Garuda Indonesia Tbk, dan Group tidak merubah status
keanggotaan pada Koperasi namun hak pelayanan simpan pinjamnya
dilakukan penyesuaian sampai dengan sistim penggajiannya kembali
kepada pay roll PT.Garuda Indonesia Tbk, dan Group
46. copyright@ ART-KOAPGI 2014 39
Bagian Kedua
Status Keanggotaan
Pasal 64
(1) Anggota, yaitu seseorang yang mengajukan lamaran untuk menjadi
Anggota Koperasi, telah memenuhi seluruh persyaratan keanggotaan
Koperasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Koperasi, dan dikabulkan permohonannya untuk menjadi
Anggota
(2) Calon Anggota, yaitu seseorang yang mengajukan lamaran untuk menjadi
Anggota Koperasi, namun belum dapat melunasi pembelian Sertifikat
Modal Koperasi yang ditetapkan oleh Koperasi dan belum tercatat dalam
Buku Anggota Koperasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi, dan dikabulkan permohonannya
untuk menjadi calon Anggota. Calon Anggota tidak dicantumkan dalam
Buku Daftar Anggota, namun dapat memanfaatkan jasa pelayanan
Koperasi. Dalam kurun waktu tiga bulan calon Anggota harus menjadi
Anggota atau ditolak keanggotaannya
(3) Anggota Kehormatan, yaitu seseorang yang karena kedudukannya
diminta oleh Pengawas dan/ atau Pengurus untuk menjadi Anggota
Kehormatan Koperasi, Anggota Kehormatan wajib membayar Iuran Pokok
dan mempunyai SMK serta berperan aktif untuk kemajuan Koperasi
(4) Anggota Pendiri, yaitu seseorang atau mereka yang telah berjasa
mendirikan dan membangun Koperasi. anggota pendiri sekaligus dapat
menjadi Anggota Kehormatan Koperasi dan wajib membayar Iuran Pokok
mempunyai SMK serta berperan aktif untuk kemajuan Koperasi
Bagian Ketiga
Persyaratan Keanggotaan
Pasal 65
Syarat-syarat menjadi Anggota Koperasi :
(1) Telah memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Anggaran Dasar Bab
VI Pasal 12
(2) Telah menyetujui isi dari Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
keputusan Rapat Anggota serta peraturan dan perundang-undangan
Koperasi yang berlaku
(3) Mempunyai kepentingan ekonomi yang sama dalam lingkup usaha Koperasi
47. copyright@ ART-KOAPGI 2014 40
(4) Anggota Koperasi merupakan orang perseorangan yang mampu
melakukan perbuatan hukum, mempunyai kesamaan kepentingan
ekonomi bersedia menggunakan jasa Koperasi dan memenuhi persyaratan
sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Koperasi
(5) Mengisi formulir permohonan untuk menjadi Anggota Koperasi
(6) Bersedia melunasi Iuran Pokok sebesar Rp. 100.000,- ( seratus ribu
rupiah) 1 x pembayaran dan memiliki Sertifikat Modal Koperasi (SMK)
minimum 6 (enam ) lembar dari sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat)
lembar SMK per tahun dengan nilai nominal perlembarnya Rp. 50.000,-
(lima puluh ribu rupiah)
(7) Melampirkan foto copy ID card dan/ atau KTP yang masih berlaku
Pasal 66
Permohonan untuk menjadi Anggota Koperasi tersebut diajukan oleh calon
Anggota kepada Koperasi cq. Pengawas Koperasi. Dalam waktu 14 ( empat
belas) hari terhitung sejak formulir tersebut diterima,lengkap dengan kelengkapan
administrasi lainnya
Bagian Ke Empat
Hak-hak Anggota
Pasal 67
Setiap Anggota berhak untuk :
(1) Sebagaimana tercantum dalam Bab VI Pasal 14 Anggaran Dasar Koperasi
(2) Memberikan saran dan pendapat yang bersifat membangun untuk per
kembangan dan kemajuan Koperasi
(3) Mempergunakan hak memilih dan dipilih menjadi Pengurus dan Pengawas
dengan mengikuti mekanisme yang diatur dalam Peraturan Khusus Koperasi
(4) Meminta diadakan Rapat Anggota atau Rapat Anggota Luar Biasa kepada
Pengurus dengan tetap mengacu kepada Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Peraturan Khusus dan peraturan serta Perundang-undangan
Koperasi yang berlaku
(5) Memanfaatkan jasa yang disediakan oleh Koperasi
(6) Mendapatkan pelayanan yang baik dari Koperasi
(7) Memperoleh informasi simpan pinjam setiap bulannya dari transaksi dengan
Koperasi
(8) Memperoleh pembagian Selisih Hasil Usaha (SHU) dari transaksi pinjaman
dan pembelian Sertifikat Modal Koperasi yang pembagian besarannya telah
diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
48. copyright@ ART-KOAPGI 2014 41
Bagian Kelima
Kewajiban Anggota
Pasal 68
Setiap Anggota mempunyai kewajiban :
(1) Sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar Bab VI Pasal 13
(2) Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan
Khusus Koperasi yang telah ditetapkan dalam Rapat Anggota
(3) Melunasi Iuran Pokok dan memiliki Sertifikat Modal Koperasi dengan jumlah
minimum yang besarannya telah diputuskan dalam Anggaran Dasar
Anggaran Rumah Tangga dan Rapat Anggota
(4) Ikut serta mengembangkan, menjaga keutuhan serta ketertiban organisasi
gerakan Koperasi
(5) Memahami dan mengamankan keputusan-keputusan Rapat Anggota dan
mengawasi pelaksanaannya
(6) Berperan aktif mensukseskan program kerja gerakan Koperasi pada umum
nya dan Koperasi pada khususnya
(7) Berpartisipasi aktif serta mendukung kegiatan usaha yang diselenggarakan
oleh Koperasi
(8) Menjaga nama baik Koperasi baik dilingkungan internal maupun eksternal
(9) Mengembangkan dan memelihara nilai-nilai dan prinsip Koperasi
Bagian Keenam
Berakhirnya Keangggotaan
Pasal 69
(1) Berakhirnya keanggotaan Koperasi adalah seperti yang diatur dalam
Anggaran Dasar Bab VI Pasal 15
(2) Di non-aktifkan oleh Pengawas ( Anggaran Dasar Bab VI pasal 15 ayat 1
(d) ) karena tidak lagi memenuhi persyaratan keanggotaan atau
melanggar ketentuan Anggaran Dasar dan / atau Anggaran Rumah
Tangga dan ketentuan lain yang berlaku pada Koperasi
(3) Anggota yang dinon- aktifkan oleh Pengawas dapat meminta pertimbangan
kepada Rapat Anggota
49. copyright@ ART-KOAPGI 2014 42
(4) Dalam hal Anggota tersebut memiliki hutang kepada Koperasi, maka
status hutang tersebut tetap akan mengikat yang selanjutnya akan
dilakukan pemotongan dari gaji bulanan Anggota tersebut sampai dengan
selesainya kewajiban Anggota tersebut kepada Koperasi atau dilakukan
pemotongan dari hak- hak kepegawaiannya apabila Anggota tersebut keluar
dari PT.Garuda Indonesia Tbk, dan Group, sementara bagi Anggota non
karyawan PT. Garuda Indonesia Tbk, dan Group maka akan langsung di
dipotong pada simpanan simpanannya dan dana lainnya yang terdapat
pada Koperasi dan apabila jumlah tersebut masih belum mencukupi,
maka sisanya tetap menjadi kewajiban Anggota tersebut untuk melunasinya
(5) Iuran Pokok tidak dikembalikan kepada Anggota apabila Anggota
menyatakan diri keluar dari keanggotaan atau dikeluarkan dari keanggotaan
Koperasi
(6) Simpanan-simpanan milik Anggota yang keluar dari keanggotaan Koperasi
dapat diambil kembali dengan ketentuan sbb : Anggota tersebut mengisi
formulir pengunduran diri atau mengajukan surat permohonan keluar dari
keanggotaan Koperasi dan mengajukan pencairan simpanan-simpanannya
dengan menyebut jumlah simpanan yang akan dicairkan serta cara
pencairannya (tunai atau transfer)
(7) Anggota yang sudah mengundurkan diri dari keanggotaan Koperasi tidak
dapat diterima kembali menjadi Anggota Koperasi kecuali atas kebijakan
Pengawas
(8) Anggota yang diberhentikan oleh Pengawas karena melanggar ketentuan
Koperasi yang telah ditetapkan, tidak dapat diterima kembali menjadi
Anggota Koperasi namun Anggota yang bersangkutan berhak mengajukan
pembelaaan diri pada Rapat Anggota berikutnya
(9) Seorang Anggota dinyatakan sah berhenti dari keanggotaan Koperasi
apabila sudah dihapus/dicoret dalam Daftar Anggota dengan mencantumkan
sebab-sebabnya dan tanggal berhenti, kemudian ditandatangani oleh
Pengawas
50. copyright@ ART-KOAPGI 2014 43
BAB V
RAPAT ANGGOTA
Bagian Pertama
Ketentuan Umum
Pasal 70
(1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi
(2) Rapat Anggota Pelaporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas
(RAT) diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun dan
diselenggarakan paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku lampau
namun untuk penilaian dan pemeringkatan Koperasi primer dari Kementerian
Koperasi dan UKM, maka pelaksanaannya dapat diusahakan maksimal tiga
bulan setelah tutup tahun buku
(3) Rapat Anggota Tahunan diselenggarakan oleh Pengurus untuk menyampai
kan pertanggungjawaban manajemen, keuangan, kelembagaan serta usaha
Koperasi dalam 1 (satu) tahun buku lampau
(4) Laporan pertanggungjawaban tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal
(3) diatas harus ditandatangani oleh semua Pengurus
(5) Apabila salah seorang Pengurus tidak menandatangani laporan
pertanggungjawaban tahunan tersebut, Pengurus yang bersangkutan harus
menjelaskan alasannya secara tertulis untuk disampaikan pada Rapat
Anggota
(6) Pada dasarnya semua jenis Rapat Anggota sah apabila Anggota yang
hadir mencapai kuorum, namun dengan tidak mengurangi kewajiban setiap
Anggota untuk hadir dalam Rapat Anggota, mengingat besarnya jumlah
Anggota, keadaan dan sifat pekerjaan Anggota serta kapasitas daya
tampung tempat rapat yang tersedia, maka Rapat Anggota dapat dianggap
sah atas persetujuan mayoritas peserta rapat yang hadir pada waktu itu dan
Rapat Anggota dapat berlangsung serta keputusannya sah dan mengikat
(Anggaran Dasar Bab VII Pasal 18 ayat (5) )
(7) Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota
(8) Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai
mufakat, namun dalam hal tidak tercapai mufakat, maka keputusan diambil
berdasarkan suara terbanyak dari Anggota yang hadir
(9) Anggota yang tidak hadir dalam Rapat Anggota tidak dapat mewakilkan pada
Anggota/ orang lain
(10) Setiap Anggota yang hadir hanya mempunyai 1 (satu) suara, sedangkan
yang meninggalkan rapat sebelum pemungutan suara dilakukan, maka
dianggap tidak mempunyai suara
51. copyright@ ART-KOAPGI 2014 44
(11) Setiap Rapat Anggota harus dibuat risalah rapat dengan ketentuan sbb:
a. Setiap Rapat Anggota, pimpinan sidang dibantu oleh sekretaris wajib
Membuat risalah rapat yang dituangkan dalam suatu Berita acara yang
ditandatangani oleh pimpinan dan sekretaris rapat serta 2 (dua) orang
saksi dari Anggota yang hadir
b. Berita Acara Rapat memuat hal-hal yang penting mengenai jalannya
rapat, inti pembahasan rapat, kesimpulan rapat, ketetapan rapat dan
keputusan rapat termasuk memuat daftar hadir, tempat dan tanggal
diselenggarakan rapat
c. Hal-hal yang menyangkut ketetapan/keputusan rapat dituangkan dalam
bentuk Surat Keputusan yang ditandatangani oleh pimpinan dan
sekretaris rapat serta 2 (dua) orang saksi dari Anggota yang hadir
d. Selanjutnya ketetapan/ keputusan tersebut menjadi dokumen Koperasi
yang tembusannya diberitahukan kepada Anggota serta instansi terkait
(12) Laporan keuangan Koperasi berupa Neraca dan Laporan Rugi Laba serta
Tata Tertib RAT diberitakan pada Web Koperasi minimal 14 (empat belas)
hari sebelum Rapat Anggota dilaksanakan
(13) Pengumuman/ undangan Rapat Anggota disampaikan kepada Anggota
melalui Web, spanduk dan SMS minimal 14 (empat belas) hari sebelum
pelaksanaan Rapat Anggota
(14) Undangan rapat berisi pemberitahuan waktu dan tempat diselenggarakannya
Rapat Anggota
(15) Keputusan peleburan atau penggabungan Koperasi dinyatakan sah apabila
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3 / 4 (tiga per empat) dari jumlah Anggota
dan/ atau disetujui oleh 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Anggota yang hadir
(16) Keputusan pemberhentian, pemilihan dan pengangkatan Pengawas dan
Pengurus dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari 1 / 2 (satu perdua)
dari jumlah Anggota dan/atau disetujui oleh lebih dari 1/ 2 (satu per dua) plus
satu dari jumlah Anggota yang hadir
(17) Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat
dalam tidak mencapai mufakat maka keputusannya diambil berdasarkan
suara terbanyak dari Anggota yang hadir
(18) Untuk menjaga kelancaran rapat Anggota dari gangguan pihak-pihak yang
tidak bertanggung jawab dengan mengatasnamakan Anggota, maka Rapat
Anggota diatur oleh Tata tertib Rapat Anggota yang tertuang dalam
Peraturan Khusus Koperasi
52. copyright@ ART-KOAPGI 2014 45
Agenda Rapat Anggota
Pasal 71
Pokok bahasan atau acara dalam Rapat Anggota antara lain :
(1) Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dalam 1 (satu) tahun
buku lampau
(2) Penyampaian dan pengesahan Rencana Kerja Koperasi (RKK) dan Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK). (Apabila Rapat
Pembahasan dan Pengesahan ini digabungkan pada Rapat Anggota
Tahunan)
(3) Laporan hasil Pengawasan dari Pengawas
(4) Tanya jawab, saran dan usul dari Anggota
(5) Pengesahan laporan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas
(6) Pembacaan dan pengesahan RKK dan RAPBK
(7) Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga bila Anggota
menghendaki
(8) Memilih dan mengangkat Pengawas dan Pengurus baru apabila masa
jabatannya Pengawas dan Pengurus lama telah berakhir
(9) Penetapan Kebijakan di bidang organisasi, manajemen, usaha dan
permodalan Koperasi
(10) Laporan pembagian Selisih Hasil Usaha (SHU)
Wewenang Rapat Anggota
Pasal 72
(1) Menetapkan kebijakan umum Koperasi
(2) Menetapkan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus
dan perubahan Anggaran Dasar dan/atau Anggaran Rumah Tangga
(3) Memilih, mengangkat, dan memberhentikan Pengawas dan Pengurus
(4) Menetapkan RKK dan RAPBK
(5) Menetapkan batas maksimum pinjaman yang dapat dilakukan oleh Pengurus
untuk dan atas nama Koperasi
(6) Meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban Pengawas dan
Pengurus dalam pelaksanaan tugas masing-masing
(7) Menetapkan pembagian Selisih Hasil Usaha (SHU)
(8) Memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran
Koperasi
(9) Menetapkan keputusan lain dalam batas yang ditentukan oleh Undang-
undang
(10) Mengesahkan atau menolak laporan pertanggungjawaban Pengurus dan
Pengawas dalam pelaksanaan tugas satu tahun buku yang lampau
(11) Mengesahkan atau menolak RKK dan RAPBK untuk satu tahun berikutnya
(12) Membagikan SHU
53. copyright@ ART-KOAPGI 2014 46
Persiapan Rapat Anggota
Pasal 73
Sebelum dilaksanakannya Rapat Anggota, Pengawas dan Pengurus harus
mempersiapkan :
(1) Membentuk tim pelaksana Rapat Anggota
(2) Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas untuk (1) satu
tahun buku lampau
(3) Agenda Rapat Anggota, Tata-tertib Rapat, Laporan Keuangan (Neraca dan
Rugi Laba), RKK dan RAPBK untuk 1 (satu) tahun kedepan, yang
selanjutnya diumumkan kepada Anggota minimum 14 (empat belas) hari
sebelum RAT diselenggarakan
Pasal 74
(1) Persetujuan terhadap Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan
Pengawas pada Rapat Anggota merupakan penerimaan terhadap
pertanggung jawaban Pengurus dan Pengawas oleh Rapat Anggota
(2) Penerimaan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas oleh Rapat
Anggota berarti membebaskan Pengurus dan Pengawas dari tuntutan hukum
pada tahun buku yang bersangkutan
Ketentuan Perubahan Anggaran Dasar
Pasal 75
(1) Keputusan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Koperasi dinyatakan sah apabila dihadiri paling sedikit 2 / 3 (dua per tiga)
bagian dari jumlah Anggota Koperasi dan/atau disetujui oleh paling sedikit
1/2 (satu per dua) plus satu dari jumlah Anggota yang hadir
(2) Perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut perubahan bidang usaha,
penggabungan dan pembagian Koperasi wajib mendapat pengesahan dari
Menteri
(3) Selain dari yang dimaksud ayat (2) diatas, Koperasi wajib mendapatkan
pengesahan dari Menteri apabila terjadi perubahan sbb:
a. Nama Koperasi
b. Tempat kedudukan Koperasi
c. Wilayah keanggotaan Koperasi
d. Tujuan Koperasi
(4) Perubahan Anggaran Dasar Koperasi yang tidak menyangkut ayat (2) dan (3)
diatas, tidak perlu mendapatkan pengesahan dari Menteri, tetapi harus
ditetapkan dengan keputusan Rapat Anggota
(5) Berita acara rapat perubahan Anggaran Dasar wajib dilaporkan Pengurus
kepada pemerintah paling lambat satu bulan sejak perubahan Anggaran
Dasar dilakukan
54. copyright@ ART-KOAPGI 2014 47
(6) Notulen Rapat Anggota Perubahan Anggaran Dasar dan/ atau
Anggaran Rumah Tangga Koperasi ditandatangani oleh pimpinan,
sekretaris rapat dan 2 (dua) orang saksi dari Anggota yang hadir
(7) Perubahan Anggaran Dasar dan/atau Anggaran Rumah Tangga tidak dapat
dilakukan apabila Koperasi sedang dinyatakan pailit berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, kecuali atas persetujuan dari pengadilan
(8) Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi tidak
boleh bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
ketertiban umum dan/atau kesusilaan
Bagian Kedua
Rapat Pembahasan dan Pengesahan
Pasal 76
(1) Rapat Pembahasan dan Pengesahan adalah merupakan Rapat Anggota
yang bertujuan untuk membahas dan mengesahkan RKK dan RAPBK
untuk 1 (satu) tahun kedepan atau tahun- tahun selanjutnya
(2) Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja membahas dan mengesahkan rencana kerja dan rencana anggaran
pendapatan dan belanja Koperasi juga harus dilaksanakan tiap tahun
buku, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tutup tahun buku yang diajukan
oleh Pengurus
Pasal 77
Apabila Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja seperti tersebut pada Pasal 76 ayat (2) diatas belum mampu
dilaksanakan oleh Koperasi karena alasan yang objektif dan rasional seperti
efisiensi maka:
(1) Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja dapat dilaksanakan bersamaan dengan Rapat Anggota Tahunan
(RAT) dengan ketentuan Rapat Anggota Tahunan harus dilaksanakan paling
lambat 2 (dua) bulan setelah tutup tahun buku
(2) Selama Rapat Anggota Pembahasan dan Pengesahan RKK dan RAPBK
belum disahkan oleh Rapat Anggota dalam pelaksanaan tugasnya,
Pengurus berpedoman pada Rapat Anggota Pengesahan dan Pembahasan
RKK dan RAPBK tahun sebelumnya yang telah mendapat persetujuan
(3) Pengaturan selanjutnya diatur dalam Peraturan Khusus bilamana diperlukan
55. copyright@ ART-KOAPGI 2014 48
Bagian Ketiga
Rapat Anggota Luar Biasa
Pasal 78
(1) Sebagaimana yang tercantum pada Bab VII Pasal 23 Anggaran Dasar
(2) Selain Rapat Anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal (70) dan (76)
pada Anggaran Rumah Tangga ini, Koperasi dapat melakukan Rapat
Anggota Luar Biasa apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan
segera yang wewenangnya ada pada Rapat Anggota
(3) Yang dimaksud dengan keadaan luar biasa antara lain:
a. Keadaan dimana Pengurus tidak mampu atau tidak bersedia
mengadakan Rapat Anggota
b. Kepengurusan sudah tidak berfungsi lagi
c. Pengurus telah diberhentikan oleh Pengawas
d. Keadaan darurat
(4) Rapat Anggota Luar Biasa yang diselenggarakan untuk memutuskan
penggabungan, peleburan atau pembubaran Koperasi, dianggap sah apabila
dihadiri oleh paling sedikit 3 / 4 (tiga per empat) dari jumlah Anggota
(5) Rapat Anggota Luar Biasa dapat diadakan apabila sangat diperlukan dan
tidak bisa menunggu diselenggarakannya Rapat Anggota Tahunan
a. Atas permintaan paling sedikit 1/5 (satu per lima) dari jumlah Anggota
terutama apabila Anggota menilai bahwa Pengurus telah melakukan
kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan Koperasi dan
menimbulkan kerugian terhadap Koperasi
b. Atas keputusan Pengawas karena Pengurus telah melanggar ketentuan
perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga atau membahayakan kelangsungan organisasi Koperasi
c. Atas keputusan Pengurus berdasarkan keadaan yang mendesak untuk
segera diputuskan oleh Anggota untuk kepentingan pengembangan
Koperasi
(6) Permintaan Anggota kepada Pengurus untuk menyelenggarakan Rapat
Anggota Luar Biasa, diajukan secara tertulis dengan disertai alasan dan
daftar tanda tangan Anggota
Pasal 79
Rapat Anggota Luar Biasa mempunyai wewenang yang sama dengan wewenang
Rapat Anggota sebagaimana dimaksud dalam Pasal (72) diatas ( UU No.17 Pasal
42 ayat (5) )
56. copyright@ ART-KOAPGI 2014 49
Bagian Keempat
Rapat Pengawas
Ketentuan Umum
Pasal 80
(1) Yang dimaksud dengan Rapat Pengawas adalah rapat yang dihadiri oleh
unsur Pengawas (ketua dan anggota)
(2) Rapat Pengawas diadakan sekurang - kurangnya 1 ( satu ) bulan sekali
(3) Rapat Pengawas merupakan keputusan tertinggi dalam kepengawasan
(4) Rapat Pengawas dianggap sah apabila dihadiri oleh semua unsur
Pengawas
(5) Rapat Pengawas dipimpin oleh Ketua Pengawas, namun Ketua Pengawas
dapat menunjuk Anggota Pengawas lain untuk memimpin rapat
(6) Keputusan Rapat Pengawas diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat dalam hal tidak tercapai hasil mufakat maka keputusan rapat
diambil berdasarkan suara terbanyak
(7) Setiap tindakan dan kebijakan yang diambil oleh Anggota Pengawas harus
berdasarkan hasil dari Rapat Pengawas kecuali tugas –tugas yang sudah
tertulis dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(8) Dalam setiap Rapat Pengawas, wajib dibuat risalah rapat dan apabila
dipandang perlu maka hasil keputusannya dapat diterbitkan berupa Surat
Keputusan (SK) Pengawas
(9) Rapat Pengawas dapat mengundang Penasehat dan/atau Pembina untuk
memberikan pendapat, pertimbangan ataupun saran-saran yang diperlukan
Pokok Bahasan Rapat Pengawas
Pasal 81
(1) Membahas dan mengevaluasi transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
Koperasi oleh Pengurus dan Pengelola Koperasi
(2) Membahas aset dan infrastruktur Koperasi
(3) Membahas dan mengkaji efektivitas sistem pengendalian internal pada tiap
bagian dalam struktur organisasi Koperasi
(4) Membahas dan mengevaluasi efektifivitas tugas dan fungsi Pengurus dalam
menjalankan roda organisasi dan usaha
(5) Membahas dan mengevaluasi Pengurus dalam mematuhi seluruh pedoman
dan aturan yang berkenaan dengan usaha simpan pinjam oleh Koperasi
(6) Membahas dan mengevaluasi efesiensi biaya organisasi oleh Pengurus
dan/atau Pengelola Koperasi
(7) Membahas dan mengevaluasi kegiatan Pengurus Koperasi dalam
menjalankan tugas yang diamanatkan oleh Anggota dalam Rapat Anggota