SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  76
ALAT
INDUSTRI
KIMIA
Kelompok 6
PROSES INDUSTRI
PEMBUATAN GULA
PEMICU 2
Sebuah pabrik gula “madukismo” di
Jogja mengahsilkan gula dari teu. Pabrik
ini mengalami masalah yaitu gula pasir
yang dihasilkan ukurannya lebih kecil dari
seharusnya. Carilah penyebab dan
solusinya !
Pabrik ini juga memanfaatkan
molases seabgai bahan baku pembuatan
bioetanol. Bioetanol yang dihasilkan
mempunyai kemurnian rendah. Bagaimana
solusinya agar kemudian bioetanol dapat
mencapai 98% ?
Pabrik ini berencana untuk
memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan
bakar. Carilah alternatif bahan bakar apa
yang dapat dihasilkan beserta planning
pabriknya!
PENDAHULUAN
   Tebu dipanen setelah cukup masak, dalam arti
kadar gula (sakarosa) maksimal dan kadar gula
pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu
dilakukan analisa pendahuluan untuk
mengetahui faktor pemasakan, koefisien daya
tahan, dll. Ini dilakukan kira-kira 1,5 bulan
sebelum penggilingan.
 Setelah tebu dipanen dan diangkat ke pabrik
selanjutnya dilakukan pengolahan gula putih.
Pengolahan tebu menjadi gula putih dilakukan
di pabrik dengan menggunakan peralatan yang
sebagain besar  bekerja secara otomatis
MILLING STATION
Milling station atau stasiun gilingan merupakan
tahap awal pada proses pengolahan tebu menjadi
gula. Prinsip kerja dari stasiun gilingan di pabrik
gula adalah memerah nira yang terkandung dalam
batang tebu semaksimal mungkin dan kandungan
gula dalam ampas seminimal mungin. Proses
pemerahan nira di pabrik gula melalui beberapa
tahap
1. TAHAP PENANGANAN TEBU (CANE
HANDLING)
1.1. Cane Unloading Crane (Alat Pengangkat Tebu)
Dari emplasemen penampungan tebu yang telah
dipindah ke lori maupun tebu yang berada di truk
pengangkut tebu, diatur secara bergantian untuk
diangkat dan dipindah ke cane table. Untuk mengangkat
dan memindah tebu tebu tersebut digunakan alat
pengangkat yang disebut Cane Unloading Crane.
Cara Kerja
• Tebu yang berada pada lori
maupun truck diatur agar tepat
berada di bawah crane, kemudian tebu
tersebut diikat dengan rantai
pengikat. Ujung rantai dikaitkan pada
gebral. Setelah terikat dan terkait,
operator menekan tombol operasional
crane sehingga tebu terangkat dari lori
dan diatur sedemikian rupahingga
tebu tepat berada di atas meja tebu.
• Tebu diturunkan dengan arah
tegak lurus, kemudian rantai dilepas
dengan menggunakan motor
penggulung kabel baja penarik gebral
bersamaan dengan rantai pengikat
tebu ditarik lagi ke atas dan
digerakkan ke arah lori atau truck
berikutnya untuk kembali
mengangkat tebu.
Keterangan gambar :
1. Landasan lajur peluncur
2. Roda peluncur
3. Kelos kabel baja pengangkat
4. Kelos kabel baja penarik gebral
5. Gebral
6. Tempat pengait rantai
7. Ruang operator
Bagian-bagian Cane Unloading Crane
beserta fungsinya sebagai berikut :
1. Landasan lajur peluncur
Sebagai jalan roda untuk bergerak maju dan
mundur saat pengoperasian.
2. Roda peluncur
Sebagai tumpuan gulungan kabel baja.
3. Gulungan/Kelos kabel baja pengangkat
Tempat gulungan kabel baja pengangkat
tebu.
4. Kelos kabel baja penarik gebral
Tempat gulungan kabel baja penarik gebral
agar terlepas dari pengait.
5. Gebral
Sebagai tempat untuk melepaskan mata
rantai pengikat tebu.
6. Tempat pengait rantai
Sebagai tempat untuk mengaitkan mata
rantai pengikat tebu.
7. Ruang operator
Sebagai tempat untuk mengoperasikan
Cane Unloading Crane.
1.2. Cane Feeding Table (Meja Tebu)
Tebu yang telah diangkat oleh cane unloading crane tersebut selanjutnya
diletakkan diatas Cane Feeding Table (Meja Tebu) untuk diumpankan ke
Cane Preparation melalui alat pengangkut yang disebut Cane Carrier.
Cane table, berfungsi untuk transfer dan mengatur jumlah tebu yang
akan di giling. Beberapa komponen pada mesin ini, antara lain :
1. Meja tebu
Sebagai tempat meletakkan dan mengatur pemasukkan tebu ke krepyak
tebu.
2. Motor listrik
Untuk menggerakkan rantai di meja tebu.
3. Roda gigi penggerak
Sebagai alat bertumpu dan berputarnya rantai.
4. Rantai
Sebagai alat penggerak tebu sehingga tebu dapat dipindahkan ke krepyak
tebu.
5. Tiang
Sebagai penyangga meja tebu.
1. TAHAP PENANGANAN TEBU (CANE
HANDLING)
 Cara kerja :
Tebu yang diangkat oleh crane
diletakkan melintang di atas
rantai peluncur yang terdapat
pada meja tebu. Rantai peluncur
tersebut berbentuk melingkar
dimana pada masing-masing ujung
bertumpu pada roda gigi. Roda gigi
bagian depan dihubungkan oleh
motor penggerak. Motor ini
dikendalikan oleh operator untuk
menggerakkan rantai peluncur ke
depan, sehingga mendorong tebu
masuk ke krepyak tebu secara
bertahap dan perlahan-lahan.
Diupayakan dalam operasional
pengumpanan tebu dari meja tebu
jatuh ke krepyak ampas bisa
merata ketebalannya.
1.3 Cane Conveyor ( Cane Carrier )
merupakan alat pengangkut tebu yang berfungsi
membawa tebu yang dijatuhkan dari meja tebu dan
mengirimkannya ke unit alat kerja pendahulun (cane
preparation) berikutnya yaitu unit pisau tebu (cane cutter),
perata (carding drum) dan HDHS. (Cane Carrier)
berbentuk potongan-potongan plat besi yang disusun
merata pada rantai melingkar dimana masing-masing
ujung rantai bertumpu pada roda gigi . Pada roda gigi
bagian atas dihubungkan oleh motor penggerak sebagai
pemutar Conveyor Tebu (Cane Carrier) secara kontinyu.
1. TAHAP PENANGANAN TEBU (CANE
HANDLING)
 Bagian-bagian Krepyak
Tebu dan fungsinya adalah
sebagai berikut:
1. Roda penggerak
Untuk menggerakkan
rantai. Roda penggerak
dihubungkan dengan motor
listrik.
2. Rol sapu Conveyor
Untuk membersihkan
Conveyor
3. Roda penahan
Untuk menahan conveyor
agar tidak bergetar.
4. Rantai
Sebagai tempat kedudukan
conveyor.
Cara Kerja
Roda penggerak yang
digerakkan oleh
elektromotor
menggerakkan conveyor
Tebu dan mengangkut tebu
yang berada diatasnya
menuju ke alat kerja
pendahuluan yang terdiri
dari Cane Cutter I dan II
untuk dicacah / dipotong,
kemudian dibawa ke
Carding Drum sebagai
perata tebu dan
selanjutnya ke HDHS
(Heavy Duty Hammer
Shredder).
Cara Kerja
Roda penggerak yang
digerakkan oleh
elektromotor
menggerakkan conveyor
Tebu dan mengangkut tebu
yang berada diatasnya
menuju ke alat kerja
pendahuluan yang terdiri
dari Cane Cutter I dan II
untuk dicacah / dipotong,
kemudian dibawa ke
Carding Drum sebagai
perata tebu dan
selanjutnya ke HDHS
(Heavy Duty Hammer
Shredder).
Cara Kerja
Dengan menggunakan motor sebagai penggerak,
roda akan berputar dan
menarik rantai yang dilengkapi dengan penggaruk
ampas. Tebu yang masuk ke
dalam elevator ditransportasikan ke gilingan.
2. TAHAP PENGERJAAN PENDAHULUAN
(CANE PREPARATION)
 Sebelum digiling, tebu dalam bentuk batangan akan
dicacah terlebih dahulu sehingga sel-sel yang ada di
dalam tebu terbuka dan mempermudah dalam proses
ekstraksi yang disebut sebagai cane preparation.
Pencacahan menggunakan alat cane cutter (pisau
tebu) yang terdiri dari 2 set yaitu CC I dan CC II.
Juga dilengkapi dengan HDHS (heavy duty hammer
shredder). Tebu dicacah sampai diperoleh derajat
pencacahan atau PI (Preparation Index) lebih besar
dari 90 %. Semakin tinggi preparation index
menunjukkan semakin bagus kinerja dari ekstraksi.
 2.1. Cane Cutter
Alat ini berfungsi untuk mencacah batangan tebu sehingga
memudahkan ekstraksi pada unit gilingan.
 2.2. Carding Drum (Perata cacahan tebu)
Adalah alat perata yang bertugas sebagai perata cacahan tebu dan
pengumpan ke heavy duty hammer shredder ( HDHS ).
sehingga ketebalan tebu yang masuk HDHS kontinyu.
 2.3. Heavy Duty Hammer Shredder (HDHS)
Alat ini berfungsi untuk membuka sel-sel tebu yang berada dalam
buku-buku tebu yang tidak pecah oleh pisau tebu.Dengan cara
memukul-mukul tebu hingga hancur dan menjadi serabut. Pada
sebagian sisi HDHS berhimpitan dengan gride bar yang
merupakan landasan saat cacahan tebu dihancurkan oleh
HDHS.
 2.4. Cane Elevator
Cane Elevator merupakan alat transport yang mengangkut
cacahan tebu dari unit Cane Preparation menuju unit gilingan
I.
ALATPADAPROSES
PENGGILINGAN :
 Merupakan pisau tebu yang
terpasang pada disk dengan
 susunan beralur ulir agar tebu
yang tidak tercacah oleh pisau
yang satu akan
 tercacah oleh pisau yang
lainnya.
Bagian-bagian Cane Cutter
beserta fungsinya adalah
sebagai berikut :
1. Piringan (disc)
Tempat kedudukan pisau-pisau
tebu.
2. Pisau
Untuk memotong dan mencacah
tebu.
3. Baut
Sebagai penguat posisi pisau tebu
agar tidak lepas dari piringan.
4. Bearing
Tempat kedudukan as.
5. As rotor
Sebagai dudukan piringan (disc). CANE CUTTER
 Bagian Carding Drum dan
fungsinya :
1. Motor penggerak
Untuk menggerakkan as drum.
2. Drum
Sebagai tempat dudukan
penggaruk.
3. As drum
Sebagai tempat dudukan drum.
4. Bearing
Tempat dudukan as.
Cara Kerja
Tebu yang telah dicacah oleh pisau
tebu (Cane Cutter I dan II) tidak
rata ketebalannya, untuk
memudahkan proses selanjutnya
tebu tercacah diatur ketebalannya
dengan jalan diratakan oleh
putaran batang penggaruk Carding
Drum. Motor penggerak
menggerakkan as Carding Drum
sejalan dengan pisau
tebu. Sambil meratakan tebu,
Carding Drum memindahkan tebu
ke HDHS.
CARDING DRUM
HDHS BAGIAN HDHS DAN FUNGSINYA
1. Hammer
Sebagai pemukul tebu yang
telah dicacah.
2. As shredder
Sebagai tempat dudukan
disc.
3. Disc
Tempat dudukan hammer.
4. Grid bar
Sebagai landasan tempat
hammer memukul.
5. As hammer
Sebagai tempat dudukan
hammer pada disc ke unit
pemerahan.
Bagian-bagian elevator dan fungsinya:
1. Garu/cakar ampas
Sebagai pembawa cacahan tebu.
2. Rantai cakar
Penarik garu ampas yang dihubungkan dengan
roda penggerak
3. Bantalan rantai
Sebagai tumpuan rantai cakar.
4. Plat dasar IMC
Sebagai penutup dasar IMC dan sebagai
tempat landasan cacahan ampas.
5. Roda gigi
Untuk menggerakkan rantai yang dilengkapi
dengan garu ampas.
6. Gear box
Untuk mereduksi putaran motor penggerak.
7. Motor penggerak
Alat untuk memutar gear box
ELEVATOR DAN INTERMEDIATE CARRIER
TAHAP PEMERAHAN ATAU
PENGGILINGAN (MILLING
UNITS)
GILINGAN
 Alat ini berfungsi untuk memerah nira yang terkandung
didalam tebu sebanyak Keterangan Gambar :
1. Rol Depan
2. Rol Atas
3. Rol Belakang
4. Kap Atas
5. Pressure feeder Roll
6. Corong / cute
7. Scrapper Atas
8. Scrapper Bawah
9. Kap Samping
10. Ampas Plat
11. Ampas Balk
12. Bantalan Rol
13. Standart
14. Bak Penampung Nira
CARA KERJA
 Tebu yang telah dicacah masuk melalui pressure
feeder (roll pengumpan) dan ditekan menuju
bukaan roll depan. Cacahan tebu yang sudah
masuk celah roll depan mendapat tekanan yang
disebabkan roll gilingan atas dan roll gilingan
depan. Tekanan ini menyebabkan terjadinya
pemerahan sehingga nira tebu keluar. Ampas
hasil perahan pertama dilewatkan ampas plat
dan masuk ke pemerahan kedua yang di
akibatkan penekanan antara roll gilingan atas
dengan roll gilingan
PENEKAN GILINGAN
1. Torak (piston)
Silinder sebagai penerus
tekanan minyak.
2. Akumulator
Tempat gas nitrogen dan
minyak.
3. Ruang gas nitrogen
Tempat gas nitrogen.
4. Metal as rol
Sebagai penekan rol
gilingan atas.
5. As rol gilingan atas
Bagian yang terkena
tekanan oleh metal atas.
Penekan Gilingan
6. Ruang minyak
Tempat minyak untuk
menahan tekanan.
7. Tangki minyak
Tempat menampung minyak.
8. Packing
Sebagai penahan minyak
pelumas agar tidak bocor.
9. Penahan packing
Sebagai penahan packing.
10. Manometer
Untuk mengetahui tekanan
pada rol gilingan.
11. Pipa tekan
Sebagai penyalur tekanan.
12. Pompa
Untuk memompa minyak ke
dalam akumulator Penekan Gilingan
PROSES PEMURNIAN NIRA
 Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses
pemurnian gula yaitu cara defekasi, sulfitasi dan
karbonatasi. Pada umumnya pabrik gula di
indonesia memakai cara sulfitasi. Cara sulfitasi
menghemat biaya  produksi, bahkan pemurnian
mudah di dapat dan gula yang dihasilkan adalah
gula putih atau SHS (Superieure Hoofd Sumber).
ROTARY VACUUM FILTER
Rotary Drum Filter
BERDASARKAN CARA
PENJERNIHAN NIRA DIKENAL 3
MACAM CARA PENJERNIHAN:
 Defekasi
Dalam cara ini nira mentah ditambah Ca(OH)2
dalam keadaan dingin sampai suasana larutan
nira menjadi alkalis, kemudian dididihkan dan
dibiarkan agar kotoran mengendap.
 Sulfitasi
Bahan additive dalam proses ini adalah Ca(OH)2
dan gas SO2. Ke dalam nira, mula-mula
ditambahkan Ca(OH)2 berlebih yaitu sekitar 1%
lebih banyak dari berat kapur yang diperlukan
(diperhitungkan).
 Sulfitasi dingin
 Nira mentah ditambah dengan Ca(OH)2 tanpa
pemanasan terlebih dahulu. Setelah itu
dipanaskan sampai mendidih dan kotorannya
diendapkan.
 Sulfitasi panas
 Pada proses sulfitasi terbentuk garam CaSO3
yang lebih mudah larut dalam keadaan dingin,
sehingga waktu dipanaskan akan terjadi
endapan pada pipa pemanas.
DIBANDINGKAN DENGAN CARA
DEFEKASI PROSES SULFIT
MEMBERIKAN KEUNTUNGAN ANTARA
LAIN:
 Kotoran lebih mudah&cepat mengendap,
sehingga menaikkkan kapasitas alat pengendap.
 Massecuite (bubur kristal gula) lebih encer dan
lebih mudah mengendapkannya.
 Kristalisasi lebih baik dan warna gula lebih
putih.
 Penghematan waktu dalam pengendapan dan
pemasakan.
 Kapasitas sentrifuge lebih besar.
CARA SULFITASI INI MEMPUNYAI
KELEMAHAN-KELEMAHAN ANTARA
LAIN:
 Deposit nira kental dalam alat pemanas dan
penguapan (evaporator) lebih banyak
 Biaya perawatan dan investasi yang lebih besar
diperlukan, karena masalah korosi yang lebih
besar.
KARBONATASI
 Pada pemurnian secara karbonatasi, bahan
aditif yang ditambahkan adalah Ca(OH)2 dan gas
CO2. Kapur yang diberikan banyaknya sekitar 10
x berat yang digunakan dalam proses sulfitasi.
Sisa kapur dalam nira dinetralkan dengan gas
CO2 dari pembakaran batu kapur(CaCO3).
 Reaksi yang terjadi pada proses ini yaitu:
 Ca(OH)2(aq) + CO2(g) CaCO3(S)
 
 Endapan CaCO3 dapat menyerap zat-zat
berwarna dan gum (pentosan).
EVAPORATOR
Evaporator merupakan salah satu alat yang sering digunakan dalam proses
perindustrian. Evaporator adalah alat yang digunakan untuk mengevaporasi
larutan. Evaporasi sendiri artinya adalah menghilangkan air dari larutan dengan
mendidihkan larutan di dalam tabung evaporator. Evaporasi bertujuan untuk
memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tidak mudah menguap
dengan pelarut yang mudah menguap. Atau bisa dikatakan bahwa evaporasi adalah
proses penguapan. Evaporator berfungsi untuk mengubah sebagian atau
keseluruhan pelarut dari suatu larutan dari betuk cair menjadi uap.
Ada empat komponen dasar yang dibutuhkan untuk melakukan
penguapan, yaitu :
Sebuah tabung penguapan
Alat pemindah panas
Kondensor
Dan pompa vacum
JENIS – JENIS
EVAPORATOR
Horizontal Tube
Evaporator.
Standard
Vertical-Tube
EvaporatorBasket
Evaporator
Clim
bing
Film
, Long
Tube
Vertical Evaporator with
External Heater
Forced
Circulation
Evaporator
with
External Heater
Long
Tube Vertical
Evaporator
Vertical Tube Evaporator with
Forced
Circulation
Falling
Film
Evaporator
Jika kita melihat dari penggunaan evaporator, terdapat 3 metode
yang biasa digunakan, yaitu :
1.Single effect evaporation
2.Double effect evaporation
3.Multiple effect evaporation
Agitated
Film
Evaporator
Stirred, Discontinuous
EvaporatorDirect Contact
Evaporator
PRINSIP KERJA
Bagian-bagian dari evaporator dan fungsinya :
1.Steam : untuk mensupllay steam ke
evaporator
2.Vent Condensat : tempat mengeluarkan
embun
3.Vapor : tempat membuang uap hasil evaporasi
4.Feed : tempat memasukkan umpan
5.Product : tempat keluarnya produk hasil
evaporasi
MULTIPLE EFFECT
EVAPORATOR
Berdasarkan cara pengumpanannya, ada beberapa jenis susunan multipel-
effect evaporator, diantaranya:
ALAT VAKUM
Untuk operasi dengan tekanan dibawah 1 atm, diperlukan alat pembuat
vakum. Ada dua macam alat pembuat vakum yang dikenal secara umum,
yaitu:
a. Pompa vakum
Biaya investasi lebih tinggi. Tidak memerlukan motive fluid
(misalnya: steam), tetapi memerlukan energi listrik. Jika harga energi
listrik mahal, maka sebaiknya digunakan jet ejector.
b. Jet ejector.
KONDENSOR
barometric condenser
KRISTALISASI
Proses kristalisasi adalah proses
pembentukan kristal gula.
Sebelum dilakukan kristaliasi
dalam pan masak ( crystallizer )
yaitu tempat dimana nira pekat
hasil penguapan dipanaskan
terus-menerus sampai mencapai
kondisi lewat jenuh, sehingga
timbul kristal gula. Sedangkan
campuran nira kental dan kristal
gula disebut massecuite
CENTRIFUGE
Setelah masakan didinginkan
proses selanjutnya adalah
pemisahan. Proses ini bertujuan
Untuk memisahkan kristal gula
dari cairannya(molasse), dalam
proses ini dapat dilakukan
dengan cara pemutaran
menggunakan
puteran(centrifuge). Dalam
pemisahan ini, terlebih dahulu
viskositas molasse dikurangi
dengan memberikan air.
Kemudian dilakukan pemutaran
dan kristal gula yang diperoleh
dikeringkan.
VIBRATING SCREEN
Pengolahan Dan Pemanfaatan Limbah
Pabrik Gula
 Pada pemrosesan gula dari tebu menghasilkan
limbah atau hasil samping, antara lain ampas,
blotong dan tetes. Ampas berasal dari tebu yang
digiling dan digunakan sebagai bahan bakar
ketel uap. Blotong atau filter cake adalah
endapan dari nira kotor yang di tapis di rotary
vacuum filter, sedangkan tetes merupakan sisa
sirup terakhir dari masakan yang telah
dipisahkan gulanya melalui kristalisasi
berulangkali sehingga tak mungkin lagi
menghasilkan kristal.
 Limbah Bagasse (Ampas)
Satu diantara energi alternatif yang relatif
murah ditinjau aspek produksinya dan relatif
ramah lingkungan adalah pengembangan
bioetanol dari limbah-limbah pertanian
(biomassa) yang mengandung banyak
lignocellulose seperti bagas (limbah padat
industri gula). Indonesia memiliki potensi
limbah biomassa yang sangat melimpah seperti
bagas. Industri gula khususnya di luar jawa
menghasilkan bagas yang cukup melimpah.
Pengolahan Dan Pemanfaatan Limbah
Pabrik Gula
PENGOLAHAN DAN
PEMANFAATAN LIMBAH
PABRIK GULA
 Limbah Blotong (Padat)
Salah satu limbah yang dihasilkan Pabrik Gula dalam
proses pembuatan gula adalah blotong, limbah ini
keluar dari proses dalam bentuk padat mengandung
air dan masih ber temperatur cukup tinggi (panas),
berbentuk seperti tanah, sebenarnya adalah serat tebu
yang bercampur kotoran yang dipisahkan dari nira.
Komposisi blotong terdiri dari sabut, lilin dan lemak
kasar, protein kasar,gula, total abu,SiO2, CaO, P2O5 dan
MgO. Komposisi ini berbeda prosentasenya dari satu
pabrik gula dengan pabrik gula lainnya, bergantung
pada pola produksi dan asal tebu.
Pabrik Gula memerlukan tenaga dalam jumlah
relatif besar untuk penggerak utama. Tenaga
tersebut diperlukan terutama dalam bentuk
listrik untuk motor penggerak peralatan dan
uap tekanan menengah hingga tinggi untuk
turbin uap dan mesin uap. Untuk proses
produksi gula dibutuhkan energi uap dalam
jumlah besar. Dalam sistem cogeneration
penggunaan energi uap yang pertama adalah
untuk penggerak mekanik melalui mesin atau
turbin uap, bersamaan dihasilkan uap bekas
untuk proses pemanasan, penguapan dan
kristalisasi.
Untuk mengolah nira tebu menjadi gula kristal
juga diperlukan energi panas dalam bentuk uap
dengan jumlah besar. Panas tersebut
dimanfaatkan melalui kondensasi uap bekas
pada pipa-pipa penukar panas. Dalam pabrik
banyak peralatan seperti pompa, blower,
kompresor, centrifugal (low and high grate),
conveyor, feeder, vibrator dan mixer yang
digerakkan oleh elektro motor. Untuk pabrik
yang efisien, melalui turbin generator dalam
sistem cogeneration seluruh kebutuhan tenaga
uap dan listrik dapat dipenuhi melalui
pembakaran ampas pada boiler.
PEMBUATAN BIOETANOL DARI
MOLASE
JENIS-JENIS FERMENTOR
Stirred tank bioreactor
Dalam bioreaktor kontinyu, media steril
ditambahkan biorekator dengan laju alir
konstan, dan budaya yang keluar dari
bioreaktor terjadi pada tingkat yang sama,
sehingga volume budaya di konstan reaktor.
Dengan pencampuran efisien, media masuk
menyebar cepat dan merata di seluruh bagian
reaktor. Udara steril dimasukkan di bagian
bawah reaktor melalui pipa terbuka atau
penyemprotan udara. Batang vertikal Suattu
dilengkapi dengan steering dengan satu atau
lebih impeller.
bekerja pada tekanan atmosfer
atau dengan tekanan rendah.
Perbedaan Distilasi fraksionasi
dan distilasi sederhana adalah
adanya kolom fraksionasi.  Di
kolom ini terjadi pemanasan
secara bertahap dengan suhu
yang berbeda-beda pada setiap
kolomnya
KOLOM DESTILASI
1. Mash & Degasification column
Mash & degasification column ini merupakan
satu unit kolom.Mash column terdiri dari 20
tingkat atau tray, sedangkan degasification
column terdiri dari 5 tingkat atau tray.
Fungsinya adalah untuk memisahkan alkohol
dari mash (cairan hasil fermentasi) hingga
residu destilasi (slope) sudah tidak mengandung
alkohol lagi atau kadarnya hanya sekitar 0 -
0,5%.
2. Pre-Running Separating Column
Kolom II atau Pre-running Separating
Column ini terdiri dari 39 tingkat yang berfungsi
untuk memisahkan ester-ester dan kandungan
lainnya sehingga didapatkan cairan dengan
kadar alkohol 30%.
3. Lees Column & Rectifying Column
Kolom III atau Lees column & Rectifying
Column ini merupakan satu rangkaian kolom
dengan jumlah 71 tingkat. Kolom ini berfungsi
untuk memekatkan kadar alkohol dari hasil
destilasi pada kolom II.
4. Repurifying Column
Kolom IV atau Repurifying Column ini terdiri
dari 40 tingkat yang halus karena kolom ini
berfungsi untuk memurnikan alkohol dari
bahan-bahan atau senyawa-senyawa ikutan yang
lebih volatil.
5. Alcohol Column
Kolom V atau Alcohol Column merupakan kolom
terakhir, yang terdiri dari 45 tingkat dengan 13
tingkat pada bagian bawah merupakan plat-plat
yang kasar dan 32 tingkat pada bagian atas
merupakan plat-plat yang halus. Setelah kadar
etanol 95% tercapai, selanjutnya dilakukan
dehidrasi atau penghilangan air. Untuk
menghilangkan air bisa menggunakan kapur
tohor atau zeolit sintetis.
ANSWER
 Kandungan sukrosa dalam tebu
tergantung pada kualitas tebu itu
sendiri. Umumnya bila kandungan
sukrosa dalam tebu tinggi akan
diikuti oleh hasil yang tinggi pula.
 Untuk mendapatkan etanol dengan
kemurnian 98% yaitu dilakukannya
proses destilasi secara bertingkat
hingga didapat etanol dengan
kemurnian 98%.

Contenu connexe

Tendances

Tendances (20)

Bucket Elevator
Bucket ElevatorBucket Elevator
Bucket Elevator
 
Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)Kelompok 3 PP(dekanter)
Kelompok 3 PP(dekanter)
 
reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFR
 
Adsorpsi
AdsorpsiAdsorpsi
Adsorpsi
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
"peralatan pemisahan" Ayakan
"peralatan pemisahan" Ayakan"peralatan pemisahan" Ayakan
"peralatan pemisahan" Ayakan
 
Falling film evaporator
Falling film evaporatorFalling film evaporator
Falling film evaporator
 
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
Kinkat --bank-soal-dan-penyelesaian1
 
Process flow diagram pg
Process flow diagram pgProcess flow diagram pg
Process flow diagram pg
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Reactor volume konstan
Reactor volume konstanReactor volume konstan
Reactor volume konstan
 
Evaporator
EvaporatorEvaporator
Evaporator
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
Industri minyak jagung
Industri minyak jagungIndustri minyak jagung
Industri minyak jagung
 
Alat Kristalisasi
Alat KristalisasiAlat Kristalisasi
Alat Kristalisasi
 
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
 
Ion Exchange
Ion ExchangeIon Exchange
Ion Exchange
 
Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 

Similaire à ALAT INDUSTRI KIMIA GULA

Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutEssyKarundeng
 
Mesinbubut jenisdanbagian
Mesinbubut jenisdanbagianMesinbubut jenisdanbagian
Mesinbubut jenisdanbagianBamb Waryanto
 
MESIN BUBUT.pptx
MESIN BUBUT.pptxMESIN BUBUT.pptx
MESIN BUBUT.pptxsaeful25
 
Penting skaliaaaa
Penting skaliaaaaPenting skaliaaaa
Penting skaliaaaaAlen Pepa
 
Tugas cnc email harlin
Tugas cnc email harlinTugas cnc email harlin
Tugas cnc email harlinharlintokek
 
Power point mesin mencanai
Power point mesin mencanaiPower point mesin mencanai
Power point mesin mencanaihasnul73
 
Tugas pengolahan bahan galian double roll crusher
Tugas pengolahan bahan galian double roll crusherTugas pengolahan bahan galian double roll crusher
Tugas pengolahan bahan galian double roll crusherSylvester Saragih
 
Laporan gerinda selindris
Laporan gerinda selindrisLaporan gerinda selindris
Laporan gerinda selindrisGoem Gumilar
 
dokumen.tips_materi-transmisi-manualppt.ppt
dokumen.tips_materi-transmisi-manualppt.pptdokumen.tips_materi-transmisi-manualppt.ppt
dokumen.tips_materi-transmisi-manualppt.pptHendiFirdaus1
 
09 - Mesin Sekerap - 2021.pptx
09 - Mesin Sekerap - 2021.pptx09 - Mesin Sekerap - 2021.pptx
09 - Mesin Sekerap - 2021.pptxAditandrii
 
materi-transmisi-manualppt.pptx
materi-transmisi-manualppt.pptxmateri-transmisi-manualppt.pptx
materi-transmisi-manualppt.pptxssuser0bb0d21
 
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubutAriy Anto
 

Similaire à ALAT INDUSTRI KIMIA GULA (20)

Presentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin BubutPresentasi Mesin Bubut
Presentasi Mesin Bubut
 
Bubut
BubutBubut
Bubut
 
Mesinbubut jenisdanbagian
Mesinbubut jenisdanbagianMesinbubut jenisdanbagian
Mesinbubut jenisdanbagian
 
Mesin bubut
Mesin bubutMesin bubut
Mesin bubut
 
Teknologi Manufaktur MOT 2021.pdf
Teknologi Manufaktur MOT 2021.pdfTeknologi Manufaktur MOT 2021.pdf
Teknologi Manufaktur MOT 2021.pdf
 
MESIN BUBUT.pptx
MESIN BUBUT.pptxMESIN BUBUT.pptx
MESIN BUBUT.pptx
 
Penting skaliaaaa
Penting skaliaaaaPenting skaliaaaa
Penting skaliaaaa
 
Desain Mesin Pemipil Jagung
Desain Mesin Pemipil JagungDesain Mesin Pemipil Jagung
Desain Mesin Pemipil Jagung
 
Tugas cnc email harlin
Tugas cnc email harlinTugas cnc email harlin
Tugas cnc email harlin
 
Power point mesin mencanai
Power point mesin mencanaiPower point mesin mencanai
Power point mesin mencanai
 
Tugas pengolahan bahan galian double roll crusher
Tugas pengolahan bahan galian double roll crusherTugas pengolahan bahan galian double roll crusher
Tugas pengolahan bahan galian double roll crusher
 
Laporan gerinda selindris
Laporan gerinda selindrisLaporan gerinda selindris
Laporan gerinda selindris
 
dokumen.tips_materi-transmisi-manualppt.ppt
dokumen.tips_materi-transmisi-manualppt.pptdokumen.tips_materi-transmisi-manualppt.ppt
dokumen.tips_materi-transmisi-manualppt.ppt
 
09 - Mesin Sekerap - 2021.pptx
09 - Mesin Sekerap - 2021.pptx09 - Mesin Sekerap - 2021.pptx
09 - Mesin Sekerap - 2021.pptx
 
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubutTugas kelompok-makalah-mesin-bubut
Tugas kelompok-makalah-mesin-bubut
 
Mesin bubut
Mesin bubutMesin bubut
Mesin bubut
 
materi-transmisi-manualppt.pptx
materi-transmisi-manualppt.pptxmateri-transmisi-manualppt.pptx
materi-transmisi-manualppt.pptx
 
Sistem kopling
Sistem koplingSistem kopling
Sistem kopling
 
Sistem kopling
Sistem koplingSistem kopling
Sistem kopling
 
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
88725844 managemen-perawatan-mesin-bubut
 

Dernier

Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyaANTARASATU
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 

Dernier (9)

Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 

ALAT INDUSTRI KIMIA GULA

  • 2. PEMICU 2 Sebuah pabrik gula “madukismo” di Jogja mengahsilkan gula dari teu. Pabrik ini mengalami masalah yaitu gula pasir yang dihasilkan ukurannya lebih kecil dari seharusnya. Carilah penyebab dan solusinya ! Pabrik ini juga memanfaatkan molases seabgai bahan baku pembuatan bioetanol. Bioetanol yang dihasilkan mempunyai kemurnian rendah. Bagaimana solusinya agar kemudian bioetanol dapat mencapai 98% ? Pabrik ini berencana untuk memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan bakar. Carilah alternatif bahan bakar apa yang dapat dihasilkan beserta planning pabriknya!
  • 3. PENDAHULUAN    Tebu dipanen setelah cukup masak, dalam arti kadar gula (sakarosa) maksimal dan kadar gula pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu dilakukan analisa pendahuluan untuk mengetahui faktor pemasakan, koefisien daya tahan, dll. Ini dilakukan kira-kira 1,5 bulan sebelum penggilingan.  Setelah tebu dipanen dan diangkat ke pabrik selanjutnya dilakukan pengolahan gula putih. Pengolahan tebu menjadi gula putih dilakukan di pabrik dengan menggunakan peralatan yang sebagain besar  bekerja secara otomatis
  • 4.
  • 5. MILLING STATION Milling station atau stasiun gilingan merupakan tahap awal pada proses pengolahan tebu menjadi gula. Prinsip kerja dari stasiun gilingan di pabrik gula adalah memerah nira yang terkandung dalam batang tebu semaksimal mungkin dan kandungan gula dalam ampas seminimal mungin. Proses pemerahan nira di pabrik gula melalui beberapa tahap
  • 6. 1. TAHAP PENANGANAN TEBU (CANE HANDLING) 1.1. Cane Unloading Crane (Alat Pengangkat Tebu) Dari emplasemen penampungan tebu yang telah dipindah ke lori maupun tebu yang berada di truk pengangkut tebu, diatur secara bergantian untuk diangkat dan dipindah ke cane table. Untuk mengangkat dan memindah tebu tebu tersebut digunakan alat pengangkat yang disebut Cane Unloading Crane.
  • 7. Cara Kerja • Tebu yang berada pada lori maupun truck diatur agar tepat berada di bawah crane, kemudian tebu tersebut diikat dengan rantai pengikat. Ujung rantai dikaitkan pada gebral. Setelah terikat dan terkait, operator menekan tombol operasional crane sehingga tebu terangkat dari lori dan diatur sedemikian rupahingga tebu tepat berada di atas meja tebu. • Tebu diturunkan dengan arah tegak lurus, kemudian rantai dilepas dengan menggunakan motor penggulung kabel baja penarik gebral bersamaan dengan rantai pengikat tebu ditarik lagi ke atas dan digerakkan ke arah lori atau truck berikutnya untuk kembali mengangkat tebu.
  • 8. Keterangan gambar : 1. Landasan lajur peluncur 2. Roda peluncur 3. Kelos kabel baja pengangkat 4. Kelos kabel baja penarik gebral 5. Gebral 6. Tempat pengait rantai 7. Ruang operator Bagian-bagian Cane Unloading Crane beserta fungsinya sebagai berikut : 1. Landasan lajur peluncur Sebagai jalan roda untuk bergerak maju dan mundur saat pengoperasian. 2. Roda peluncur Sebagai tumpuan gulungan kabel baja. 3. Gulungan/Kelos kabel baja pengangkat Tempat gulungan kabel baja pengangkat tebu. 4. Kelos kabel baja penarik gebral Tempat gulungan kabel baja penarik gebral agar terlepas dari pengait. 5. Gebral Sebagai tempat untuk melepaskan mata rantai pengikat tebu. 6. Tempat pengait rantai Sebagai tempat untuk mengaitkan mata rantai pengikat tebu. 7. Ruang operator Sebagai tempat untuk mengoperasikan Cane Unloading Crane.
  • 9. 1.2. Cane Feeding Table (Meja Tebu) Tebu yang telah diangkat oleh cane unloading crane tersebut selanjutnya diletakkan diatas Cane Feeding Table (Meja Tebu) untuk diumpankan ke Cane Preparation melalui alat pengangkut yang disebut Cane Carrier. Cane table, berfungsi untuk transfer dan mengatur jumlah tebu yang akan di giling. Beberapa komponen pada mesin ini, antara lain : 1. Meja tebu Sebagai tempat meletakkan dan mengatur pemasukkan tebu ke krepyak tebu. 2. Motor listrik Untuk menggerakkan rantai di meja tebu. 3. Roda gigi penggerak Sebagai alat bertumpu dan berputarnya rantai. 4. Rantai Sebagai alat penggerak tebu sehingga tebu dapat dipindahkan ke krepyak tebu. 5. Tiang Sebagai penyangga meja tebu. 1. TAHAP PENANGANAN TEBU (CANE HANDLING)
  • 10.  Cara kerja : Tebu yang diangkat oleh crane diletakkan melintang di atas rantai peluncur yang terdapat pada meja tebu. Rantai peluncur tersebut berbentuk melingkar dimana pada masing-masing ujung bertumpu pada roda gigi. Roda gigi bagian depan dihubungkan oleh motor penggerak. Motor ini dikendalikan oleh operator untuk menggerakkan rantai peluncur ke depan, sehingga mendorong tebu masuk ke krepyak tebu secara bertahap dan perlahan-lahan. Diupayakan dalam operasional pengumpanan tebu dari meja tebu jatuh ke krepyak ampas bisa merata ketebalannya.
  • 11. 1.3 Cane Conveyor ( Cane Carrier ) merupakan alat pengangkut tebu yang berfungsi membawa tebu yang dijatuhkan dari meja tebu dan mengirimkannya ke unit alat kerja pendahulun (cane preparation) berikutnya yaitu unit pisau tebu (cane cutter), perata (carding drum) dan HDHS. (Cane Carrier) berbentuk potongan-potongan plat besi yang disusun merata pada rantai melingkar dimana masing-masing ujung rantai bertumpu pada roda gigi . Pada roda gigi bagian atas dihubungkan oleh motor penggerak sebagai pemutar Conveyor Tebu (Cane Carrier) secara kontinyu. 1. TAHAP PENANGANAN TEBU (CANE HANDLING)
  • 12.  Bagian-bagian Krepyak Tebu dan fungsinya adalah sebagai berikut: 1. Roda penggerak Untuk menggerakkan rantai. Roda penggerak dihubungkan dengan motor listrik. 2. Rol sapu Conveyor Untuk membersihkan Conveyor 3. Roda penahan Untuk menahan conveyor agar tidak bergetar. 4. Rantai Sebagai tempat kedudukan conveyor. Cara Kerja Roda penggerak yang digerakkan oleh elektromotor menggerakkan conveyor Tebu dan mengangkut tebu yang berada diatasnya menuju ke alat kerja pendahuluan yang terdiri dari Cane Cutter I dan II untuk dicacah / dipotong, kemudian dibawa ke Carding Drum sebagai perata tebu dan selanjutnya ke HDHS (Heavy Duty Hammer Shredder). Cara Kerja Roda penggerak yang digerakkan oleh elektromotor menggerakkan conveyor Tebu dan mengangkut tebu yang berada diatasnya menuju ke alat kerja pendahuluan yang terdiri dari Cane Cutter I dan II untuk dicacah / dipotong, kemudian dibawa ke Carding Drum sebagai perata tebu dan selanjutnya ke HDHS (Heavy Duty Hammer Shredder).
  • 13.
  • 14. Cara Kerja Dengan menggunakan motor sebagai penggerak, roda akan berputar dan menarik rantai yang dilengkapi dengan penggaruk ampas. Tebu yang masuk ke dalam elevator ditransportasikan ke gilingan.
  • 15. 2. TAHAP PENGERJAAN PENDAHULUAN (CANE PREPARATION)  Sebelum digiling, tebu dalam bentuk batangan akan dicacah terlebih dahulu sehingga sel-sel yang ada di dalam tebu terbuka dan mempermudah dalam proses ekstraksi yang disebut sebagai cane preparation. Pencacahan menggunakan alat cane cutter (pisau tebu) yang terdiri dari 2 set yaitu CC I dan CC II. Juga dilengkapi dengan HDHS (heavy duty hammer shredder). Tebu dicacah sampai diperoleh derajat pencacahan atau PI (Preparation Index) lebih besar dari 90 %. Semakin tinggi preparation index menunjukkan semakin bagus kinerja dari ekstraksi.
  • 16.  2.1. Cane Cutter Alat ini berfungsi untuk mencacah batangan tebu sehingga memudahkan ekstraksi pada unit gilingan.  2.2. Carding Drum (Perata cacahan tebu) Adalah alat perata yang bertugas sebagai perata cacahan tebu dan pengumpan ke heavy duty hammer shredder ( HDHS ). sehingga ketebalan tebu yang masuk HDHS kontinyu.  2.3. Heavy Duty Hammer Shredder (HDHS) Alat ini berfungsi untuk membuka sel-sel tebu yang berada dalam buku-buku tebu yang tidak pecah oleh pisau tebu.Dengan cara memukul-mukul tebu hingga hancur dan menjadi serabut. Pada sebagian sisi HDHS berhimpitan dengan gride bar yang merupakan landasan saat cacahan tebu dihancurkan oleh HDHS.  2.4. Cane Elevator Cane Elevator merupakan alat transport yang mengangkut cacahan tebu dari unit Cane Preparation menuju unit gilingan I. ALATPADAPROSES PENGGILINGAN :
  • 17.  Merupakan pisau tebu yang terpasang pada disk dengan  susunan beralur ulir agar tebu yang tidak tercacah oleh pisau yang satu akan  tercacah oleh pisau yang lainnya. Bagian-bagian Cane Cutter beserta fungsinya adalah sebagai berikut : 1. Piringan (disc) Tempat kedudukan pisau-pisau tebu. 2. Pisau Untuk memotong dan mencacah tebu. 3. Baut Sebagai penguat posisi pisau tebu agar tidak lepas dari piringan. 4. Bearing Tempat kedudukan as. 5. As rotor Sebagai dudukan piringan (disc). CANE CUTTER
  • 18.  Bagian Carding Drum dan fungsinya : 1. Motor penggerak Untuk menggerakkan as drum. 2. Drum Sebagai tempat dudukan penggaruk. 3. As drum Sebagai tempat dudukan drum. 4. Bearing Tempat dudukan as. Cara Kerja Tebu yang telah dicacah oleh pisau tebu (Cane Cutter I dan II) tidak rata ketebalannya, untuk memudahkan proses selanjutnya tebu tercacah diatur ketebalannya dengan jalan diratakan oleh putaran batang penggaruk Carding Drum. Motor penggerak menggerakkan as Carding Drum sejalan dengan pisau tebu. Sambil meratakan tebu, Carding Drum memindahkan tebu ke HDHS. CARDING DRUM
  • 19. HDHS BAGIAN HDHS DAN FUNGSINYA 1. Hammer Sebagai pemukul tebu yang telah dicacah. 2. As shredder Sebagai tempat dudukan disc. 3. Disc Tempat dudukan hammer. 4. Grid bar Sebagai landasan tempat hammer memukul. 5. As hammer Sebagai tempat dudukan hammer pada disc ke unit pemerahan.
  • 20. Bagian-bagian elevator dan fungsinya: 1. Garu/cakar ampas Sebagai pembawa cacahan tebu. 2. Rantai cakar Penarik garu ampas yang dihubungkan dengan roda penggerak 3. Bantalan rantai Sebagai tumpuan rantai cakar. 4. Plat dasar IMC Sebagai penutup dasar IMC dan sebagai tempat landasan cacahan ampas. 5. Roda gigi Untuk menggerakkan rantai yang dilengkapi dengan garu ampas. 6. Gear box Untuk mereduksi putaran motor penggerak. 7. Motor penggerak Alat untuk memutar gear box ELEVATOR DAN INTERMEDIATE CARRIER
  • 22. GILINGAN  Alat ini berfungsi untuk memerah nira yang terkandung didalam tebu sebanyak Keterangan Gambar : 1. Rol Depan 2. Rol Atas 3. Rol Belakang 4. Kap Atas 5. Pressure feeder Roll 6. Corong / cute 7. Scrapper Atas 8. Scrapper Bawah 9. Kap Samping 10. Ampas Plat 11. Ampas Balk 12. Bantalan Rol 13. Standart 14. Bak Penampung Nira
  • 23. CARA KERJA  Tebu yang telah dicacah masuk melalui pressure feeder (roll pengumpan) dan ditekan menuju bukaan roll depan. Cacahan tebu yang sudah masuk celah roll depan mendapat tekanan yang disebabkan roll gilingan atas dan roll gilingan depan. Tekanan ini menyebabkan terjadinya pemerahan sehingga nira tebu keluar. Ampas hasil perahan pertama dilewatkan ampas plat dan masuk ke pemerahan kedua yang di akibatkan penekanan antara roll gilingan atas dengan roll gilingan
  • 24. PENEKAN GILINGAN 1. Torak (piston) Silinder sebagai penerus tekanan minyak. 2. Akumulator Tempat gas nitrogen dan minyak. 3. Ruang gas nitrogen Tempat gas nitrogen. 4. Metal as rol Sebagai penekan rol gilingan atas. 5. As rol gilingan atas Bagian yang terkena tekanan oleh metal atas. Penekan Gilingan
  • 25. 6. Ruang minyak Tempat minyak untuk menahan tekanan. 7. Tangki minyak Tempat menampung minyak. 8. Packing Sebagai penahan minyak pelumas agar tidak bocor. 9. Penahan packing Sebagai penahan packing. 10. Manometer Untuk mengetahui tekanan pada rol gilingan. 11. Pipa tekan Sebagai penyalur tekanan. 12. Pompa Untuk memompa minyak ke dalam akumulator Penekan Gilingan
  • 27.  Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses pemurnian gula yaitu cara defekasi, sulfitasi dan karbonatasi. Pada umumnya pabrik gula di indonesia memakai cara sulfitasi. Cara sulfitasi menghemat biaya  produksi, bahkan pemurnian mudah di dapat dan gula yang dihasilkan adalah gula putih atau SHS (Superieure Hoofd Sumber).
  • 30. BERDASARKAN CARA PENJERNIHAN NIRA DIKENAL 3 MACAM CARA PENJERNIHAN:  Defekasi Dalam cara ini nira mentah ditambah Ca(OH)2 dalam keadaan dingin sampai suasana larutan nira menjadi alkalis, kemudian dididihkan dan dibiarkan agar kotoran mengendap.  Sulfitasi Bahan additive dalam proses ini adalah Ca(OH)2 dan gas SO2. Ke dalam nira, mula-mula ditambahkan Ca(OH)2 berlebih yaitu sekitar 1% lebih banyak dari berat kapur yang diperlukan (diperhitungkan).
  • 31.  Sulfitasi dingin  Nira mentah ditambah dengan Ca(OH)2 tanpa pemanasan terlebih dahulu. Setelah itu dipanaskan sampai mendidih dan kotorannya diendapkan.  Sulfitasi panas  Pada proses sulfitasi terbentuk garam CaSO3 yang lebih mudah larut dalam keadaan dingin, sehingga waktu dipanaskan akan terjadi endapan pada pipa pemanas.
  • 32. DIBANDINGKAN DENGAN CARA DEFEKASI PROSES SULFIT MEMBERIKAN KEUNTUNGAN ANTARA LAIN:  Kotoran lebih mudah&cepat mengendap, sehingga menaikkkan kapasitas alat pengendap.  Massecuite (bubur kristal gula) lebih encer dan lebih mudah mengendapkannya.  Kristalisasi lebih baik dan warna gula lebih putih.  Penghematan waktu dalam pengendapan dan pemasakan.  Kapasitas sentrifuge lebih besar.
  • 33. CARA SULFITASI INI MEMPUNYAI KELEMAHAN-KELEMAHAN ANTARA LAIN:  Deposit nira kental dalam alat pemanas dan penguapan (evaporator) lebih banyak  Biaya perawatan dan investasi yang lebih besar diperlukan, karena masalah korosi yang lebih besar.
  • 34. KARBONATASI  Pada pemurnian secara karbonatasi, bahan aditif yang ditambahkan adalah Ca(OH)2 dan gas CO2. Kapur yang diberikan banyaknya sekitar 10 x berat yang digunakan dalam proses sulfitasi. Sisa kapur dalam nira dinetralkan dengan gas CO2 dari pembakaran batu kapur(CaCO3).  Reaksi yang terjadi pada proses ini yaitu:  Ca(OH)2(aq) + CO2(g) CaCO3(S)    Endapan CaCO3 dapat menyerap zat-zat berwarna dan gum (pentosan).
  • 35. EVAPORATOR Evaporator merupakan salah satu alat yang sering digunakan dalam proses perindustrian. Evaporator adalah alat yang digunakan untuk mengevaporasi larutan. Evaporasi sendiri artinya adalah menghilangkan air dari larutan dengan mendidihkan larutan di dalam tabung evaporator. Evaporasi bertujuan untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tidak mudah menguap dengan pelarut yang mudah menguap. Atau bisa dikatakan bahwa evaporasi adalah proses penguapan. Evaporator berfungsi untuk mengubah sebagian atau keseluruhan pelarut dari suatu larutan dari betuk cair menjadi uap. Ada empat komponen dasar yang dibutuhkan untuk melakukan penguapan, yaitu : Sebuah tabung penguapan Alat pemindah panas Kondensor Dan pompa vacum
  • 36. JENIS – JENIS EVAPORATOR Horizontal Tube Evaporator. Standard Vertical-Tube EvaporatorBasket Evaporator Clim bing Film , Long Tube Vertical Evaporator with External Heater Forced Circulation Evaporator with External Heater Long Tube Vertical Evaporator Vertical Tube Evaporator with Forced Circulation Falling Film Evaporator
  • 37. Jika kita melihat dari penggunaan evaporator, terdapat 3 metode yang biasa digunakan, yaitu : 1.Single effect evaporation 2.Double effect evaporation 3.Multiple effect evaporation Agitated Film Evaporator Stirred, Discontinuous EvaporatorDirect Contact Evaporator
  • 38. PRINSIP KERJA Bagian-bagian dari evaporator dan fungsinya : 1.Steam : untuk mensupllay steam ke evaporator 2.Vent Condensat : tempat mengeluarkan embun 3.Vapor : tempat membuang uap hasil evaporasi 4.Feed : tempat memasukkan umpan 5.Product : tempat keluarnya produk hasil evaporasi
  • 40. Berdasarkan cara pengumpanannya, ada beberapa jenis susunan multipel- effect evaporator, diantaranya:
  • 41. ALAT VAKUM Untuk operasi dengan tekanan dibawah 1 atm, diperlukan alat pembuat vakum. Ada dua macam alat pembuat vakum yang dikenal secara umum, yaitu: a. Pompa vakum Biaya investasi lebih tinggi. Tidak memerlukan motive fluid (misalnya: steam), tetapi memerlukan energi listrik. Jika harga energi listrik mahal, maka sebaiknya digunakan jet ejector. b. Jet ejector.
  • 43. KRISTALISASI Proses kristalisasi adalah proses pembentukan kristal gula. Sebelum dilakukan kristaliasi dalam pan masak ( crystallizer ) yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terus-menerus sampai mencapai kondisi lewat jenuh, sehingga timbul kristal gula. Sedangkan campuran nira kental dan kristal gula disebut massecuite
  • 44.
  • 45. CENTRIFUGE Setelah masakan didinginkan proses selanjutnya adalah pemisahan. Proses ini bertujuan Untuk memisahkan kristal gula dari cairannya(molasse), dalam proses ini dapat dilakukan dengan cara pemutaran menggunakan puteran(centrifuge). Dalam pemisahan ini, terlebih dahulu viskositas molasse dikurangi dengan memberikan air. Kemudian dilakukan pemutaran dan kristal gula yang diperoleh dikeringkan.
  • 47. Pengolahan Dan Pemanfaatan Limbah Pabrik Gula  Pada pemrosesan gula dari tebu menghasilkan limbah atau hasil samping, antara lain ampas, blotong dan tetes. Ampas berasal dari tebu yang digiling dan digunakan sebagai bahan bakar ketel uap. Blotong atau filter cake adalah endapan dari nira kotor yang di tapis di rotary vacuum filter, sedangkan tetes merupakan sisa sirup terakhir dari masakan yang telah dipisahkan gulanya melalui kristalisasi berulangkali sehingga tak mungkin lagi menghasilkan kristal.
  • 48.  Limbah Bagasse (Ampas) Satu diantara energi alternatif yang relatif murah ditinjau aspek produksinya dan relatif ramah lingkungan adalah pengembangan bioetanol dari limbah-limbah pertanian (biomassa) yang mengandung banyak lignocellulose seperti bagas (limbah padat industri gula). Indonesia memiliki potensi limbah biomassa yang sangat melimpah seperti bagas. Industri gula khususnya di luar jawa menghasilkan bagas yang cukup melimpah. Pengolahan Dan Pemanfaatan Limbah Pabrik Gula
  • 49. PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA  Limbah Blotong (Padat) Salah satu limbah yang dihasilkan Pabrik Gula dalam proses pembuatan gula adalah blotong, limbah ini keluar dari proses dalam bentuk padat mengandung air dan masih ber temperatur cukup tinggi (panas), berbentuk seperti tanah, sebenarnya adalah serat tebu yang bercampur kotoran yang dipisahkan dari nira. Komposisi blotong terdiri dari sabut, lilin dan lemak kasar, protein kasar,gula, total abu,SiO2, CaO, P2O5 dan MgO. Komposisi ini berbeda prosentasenya dari satu pabrik gula dengan pabrik gula lainnya, bergantung pada pola produksi dan asal tebu.
  • 50. Pabrik Gula memerlukan tenaga dalam jumlah relatif besar untuk penggerak utama. Tenaga tersebut diperlukan terutama dalam bentuk listrik untuk motor penggerak peralatan dan uap tekanan menengah hingga tinggi untuk turbin uap dan mesin uap. Untuk proses produksi gula dibutuhkan energi uap dalam jumlah besar. Dalam sistem cogeneration penggunaan energi uap yang pertama adalah untuk penggerak mekanik melalui mesin atau turbin uap, bersamaan dihasilkan uap bekas untuk proses pemanasan, penguapan dan kristalisasi. Untuk mengolah nira tebu menjadi gula kristal juga diperlukan energi panas dalam bentuk uap dengan jumlah besar. Panas tersebut dimanfaatkan melalui kondensasi uap bekas pada pipa-pipa penukar panas. Dalam pabrik banyak peralatan seperti pompa, blower, kompresor, centrifugal (low and high grate), conveyor, feeder, vibrator dan mixer yang digerakkan oleh elektro motor. Untuk pabrik yang efisien, melalui turbin generator dalam sistem cogeneration seluruh kebutuhan tenaga uap dan listrik dapat dipenuhi melalui pembakaran ampas pada boiler.
  • 52.
  • 53.
  • 54.
  • 55.
  • 56.
  • 57.
  • 58.
  • 59.
  • 60.
  • 62.
  • 63. Stirred tank bioreactor Dalam bioreaktor kontinyu, media steril ditambahkan biorekator dengan laju alir konstan, dan budaya yang keluar dari bioreaktor terjadi pada tingkat yang sama, sehingga volume budaya di konstan reaktor. Dengan pencampuran efisien, media masuk menyebar cepat dan merata di seluruh bagian reaktor. Udara steril dimasukkan di bagian bawah reaktor melalui pipa terbuka atau penyemprotan udara. Batang vertikal Suattu dilengkapi dengan steering dengan satu atau lebih impeller.
  • 64.
  • 65.
  • 66.
  • 67.
  • 68.
  • 69. bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Perbedaan Distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi.  Di kolom ini terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap kolomnya
  • 70.
  • 71.
  • 72.
  • 73. KOLOM DESTILASI 1. Mash & Degasification column Mash & degasification column ini merupakan satu unit kolom.Mash column terdiri dari 20 tingkat atau tray, sedangkan degasification column terdiri dari 5 tingkat atau tray. Fungsinya adalah untuk memisahkan alkohol dari mash (cairan hasil fermentasi) hingga residu destilasi (slope) sudah tidak mengandung alkohol lagi atau kadarnya hanya sekitar 0 - 0,5%.
  • 74. 2. Pre-Running Separating Column Kolom II atau Pre-running Separating Column ini terdiri dari 39 tingkat yang berfungsi untuk memisahkan ester-ester dan kandungan lainnya sehingga didapatkan cairan dengan kadar alkohol 30%. 3. Lees Column & Rectifying Column Kolom III atau Lees column & Rectifying Column ini merupakan satu rangkaian kolom dengan jumlah 71 tingkat. Kolom ini berfungsi untuk memekatkan kadar alkohol dari hasil destilasi pada kolom II.
  • 75. 4. Repurifying Column Kolom IV atau Repurifying Column ini terdiri dari 40 tingkat yang halus karena kolom ini berfungsi untuk memurnikan alkohol dari bahan-bahan atau senyawa-senyawa ikutan yang lebih volatil. 5. Alcohol Column Kolom V atau Alcohol Column merupakan kolom terakhir, yang terdiri dari 45 tingkat dengan 13 tingkat pada bagian bawah merupakan plat-plat yang kasar dan 32 tingkat pada bagian atas merupakan plat-plat yang halus. Setelah kadar etanol 95% tercapai, selanjutnya dilakukan dehidrasi atau penghilangan air. Untuk menghilangkan air bisa menggunakan kapur tohor atau zeolit sintetis.
  • 76. ANSWER  Kandungan sukrosa dalam tebu tergantung pada kualitas tebu itu sendiri. Umumnya bila kandungan sukrosa dalam tebu tinggi akan diikuti oleh hasil yang tinggi pula.  Untuk mendapatkan etanol dengan kemurnian 98% yaitu dilakukannya proses destilasi secara bertingkat hingga didapat etanol dengan kemurnian 98%.