2. PEMICU 2
Sebuah pabrik gula “madukismo” di
Jogja mengahsilkan gula dari teu. Pabrik
ini mengalami masalah yaitu gula pasir
yang dihasilkan ukurannya lebih kecil dari
seharusnya. Carilah penyebab dan
solusinya !
Pabrik ini juga memanfaatkan
molases seabgai bahan baku pembuatan
bioetanol. Bioetanol yang dihasilkan
mempunyai kemurnian rendah. Bagaimana
solusinya agar kemudian bioetanol dapat
mencapai 98% ?
Pabrik ini berencana untuk
memanfaatkan ampas tebu sebagai bahan
bakar. Carilah alternatif bahan bakar apa
yang dapat dihasilkan beserta planning
pabriknya!
3. PENDAHULUAN
Tebu dipanen setelah cukup masak, dalam arti
kadar gula (sakarosa) maksimal dan kadar gula
pecahan (monosakarida) minimal. Untuk itu
dilakukan analisa pendahuluan untuk
mengetahui faktor pemasakan, koefisien daya
tahan, dll. Ini dilakukan kira-kira 1,5 bulan
sebelum penggilingan.
Setelah tebu dipanen dan diangkat ke pabrik
selanjutnya dilakukan pengolahan gula putih.
Pengolahan tebu menjadi gula putih dilakukan
di pabrik dengan menggunakan peralatan yang
sebagain besar bekerja secara otomatis
4.
5. MILLING STATION
Milling station atau stasiun gilingan merupakan
tahap awal pada proses pengolahan tebu menjadi
gula. Prinsip kerja dari stasiun gilingan di pabrik
gula adalah memerah nira yang terkandung dalam
batang tebu semaksimal mungkin dan kandungan
gula dalam ampas seminimal mungin. Proses
pemerahan nira di pabrik gula melalui beberapa
tahap
6. 1. TAHAP PENANGANAN TEBU (CANE
HANDLING)
1.1. Cane Unloading Crane (Alat Pengangkat Tebu)
Dari emplasemen penampungan tebu yang telah
dipindah ke lori maupun tebu yang berada di truk
pengangkut tebu, diatur secara bergantian untuk
diangkat dan dipindah ke cane table. Untuk mengangkat
dan memindah tebu tebu tersebut digunakan alat
pengangkat yang disebut Cane Unloading Crane.
7. Cara Kerja
• Tebu yang berada pada lori
maupun truck diatur agar tepat
berada di bawah crane, kemudian tebu
tersebut diikat dengan rantai
pengikat. Ujung rantai dikaitkan pada
gebral. Setelah terikat dan terkait,
operator menekan tombol operasional
crane sehingga tebu terangkat dari lori
dan diatur sedemikian rupahingga
tebu tepat berada di atas meja tebu.
• Tebu diturunkan dengan arah
tegak lurus, kemudian rantai dilepas
dengan menggunakan motor
penggulung kabel baja penarik gebral
bersamaan dengan rantai pengikat
tebu ditarik lagi ke atas dan
digerakkan ke arah lori atau truck
berikutnya untuk kembali
mengangkat tebu.
8. Keterangan gambar :
1. Landasan lajur peluncur
2. Roda peluncur
3. Kelos kabel baja pengangkat
4. Kelos kabel baja penarik gebral
5. Gebral
6. Tempat pengait rantai
7. Ruang operator
Bagian-bagian Cane Unloading Crane
beserta fungsinya sebagai berikut :
1. Landasan lajur peluncur
Sebagai jalan roda untuk bergerak maju dan
mundur saat pengoperasian.
2. Roda peluncur
Sebagai tumpuan gulungan kabel baja.
3. Gulungan/Kelos kabel baja pengangkat
Tempat gulungan kabel baja pengangkat
tebu.
4. Kelos kabel baja penarik gebral
Tempat gulungan kabel baja penarik gebral
agar terlepas dari pengait.
5. Gebral
Sebagai tempat untuk melepaskan mata
rantai pengikat tebu.
6. Tempat pengait rantai
Sebagai tempat untuk mengaitkan mata
rantai pengikat tebu.
7. Ruang operator
Sebagai tempat untuk mengoperasikan
Cane Unloading Crane.
9. 1.2. Cane Feeding Table (Meja Tebu)
Tebu yang telah diangkat oleh cane unloading crane tersebut selanjutnya
diletakkan diatas Cane Feeding Table (Meja Tebu) untuk diumpankan ke
Cane Preparation melalui alat pengangkut yang disebut Cane Carrier.
Cane table, berfungsi untuk transfer dan mengatur jumlah tebu yang
akan di giling. Beberapa komponen pada mesin ini, antara lain :
1. Meja tebu
Sebagai tempat meletakkan dan mengatur pemasukkan tebu ke krepyak
tebu.
2. Motor listrik
Untuk menggerakkan rantai di meja tebu.
3. Roda gigi penggerak
Sebagai alat bertumpu dan berputarnya rantai.
4. Rantai
Sebagai alat penggerak tebu sehingga tebu dapat dipindahkan ke krepyak
tebu.
5. Tiang
Sebagai penyangga meja tebu.
1. TAHAP PENANGANAN TEBU (CANE
HANDLING)
10. Cara kerja :
Tebu yang diangkat oleh crane
diletakkan melintang di atas
rantai peluncur yang terdapat
pada meja tebu. Rantai peluncur
tersebut berbentuk melingkar
dimana pada masing-masing ujung
bertumpu pada roda gigi. Roda gigi
bagian depan dihubungkan oleh
motor penggerak. Motor ini
dikendalikan oleh operator untuk
menggerakkan rantai peluncur ke
depan, sehingga mendorong tebu
masuk ke krepyak tebu secara
bertahap dan perlahan-lahan.
Diupayakan dalam operasional
pengumpanan tebu dari meja tebu
jatuh ke krepyak ampas bisa
merata ketebalannya.
11. 1.3 Cane Conveyor ( Cane Carrier )
merupakan alat pengangkut tebu yang berfungsi
membawa tebu yang dijatuhkan dari meja tebu dan
mengirimkannya ke unit alat kerja pendahulun (cane
preparation) berikutnya yaitu unit pisau tebu (cane cutter),
perata (carding drum) dan HDHS. (Cane Carrier)
berbentuk potongan-potongan plat besi yang disusun
merata pada rantai melingkar dimana masing-masing
ujung rantai bertumpu pada roda gigi . Pada roda gigi
bagian atas dihubungkan oleh motor penggerak sebagai
pemutar Conveyor Tebu (Cane Carrier) secara kontinyu.
1. TAHAP PENANGANAN TEBU (CANE
HANDLING)
12. Bagian-bagian Krepyak
Tebu dan fungsinya adalah
sebagai berikut:
1. Roda penggerak
Untuk menggerakkan
rantai. Roda penggerak
dihubungkan dengan motor
listrik.
2. Rol sapu Conveyor
Untuk membersihkan
Conveyor
3. Roda penahan
Untuk menahan conveyor
agar tidak bergetar.
4. Rantai
Sebagai tempat kedudukan
conveyor.
Cara Kerja
Roda penggerak yang
digerakkan oleh
elektromotor
menggerakkan conveyor
Tebu dan mengangkut tebu
yang berada diatasnya
menuju ke alat kerja
pendahuluan yang terdiri
dari Cane Cutter I dan II
untuk dicacah / dipotong,
kemudian dibawa ke
Carding Drum sebagai
perata tebu dan
selanjutnya ke HDHS
(Heavy Duty Hammer
Shredder).
Cara Kerja
Roda penggerak yang
digerakkan oleh
elektromotor
menggerakkan conveyor
Tebu dan mengangkut tebu
yang berada diatasnya
menuju ke alat kerja
pendahuluan yang terdiri
dari Cane Cutter I dan II
untuk dicacah / dipotong,
kemudian dibawa ke
Carding Drum sebagai
perata tebu dan
selanjutnya ke HDHS
(Heavy Duty Hammer
Shredder).
13.
14. Cara Kerja
Dengan menggunakan motor sebagai penggerak,
roda akan berputar dan
menarik rantai yang dilengkapi dengan penggaruk
ampas. Tebu yang masuk ke
dalam elevator ditransportasikan ke gilingan.
15. 2. TAHAP PENGERJAAN PENDAHULUAN
(CANE PREPARATION)
Sebelum digiling, tebu dalam bentuk batangan akan
dicacah terlebih dahulu sehingga sel-sel yang ada di
dalam tebu terbuka dan mempermudah dalam proses
ekstraksi yang disebut sebagai cane preparation.
Pencacahan menggunakan alat cane cutter (pisau
tebu) yang terdiri dari 2 set yaitu CC I dan CC II.
Juga dilengkapi dengan HDHS (heavy duty hammer
shredder). Tebu dicacah sampai diperoleh derajat
pencacahan atau PI (Preparation Index) lebih besar
dari 90 %. Semakin tinggi preparation index
menunjukkan semakin bagus kinerja dari ekstraksi.
16. 2.1. Cane Cutter
Alat ini berfungsi untuk mencacah batangan tebu sehingga
memudahkan ekstraksi pada unit gilingan.
2.2. Carding Drum (Perata cacahan tebu)
Adalah alat perata yang bertugas sebagai perata cacahan tebu dan
pengumpan ke heavy duty hammer shredder ( HDHS ).
sehingga ketebalan tebu yang masuk HDHS kontinyu.
2.3. Heavy Duty Hammer Shredder (HDHS)
Alat ini berfungsi untuk membuka sel-sel tebu yang berada dalam
buku-buku tebu yang tidak pecah oleh pisau tebu.Dengan cara
memukul-mukul tebu hingga hancur dan menjadi serabut. Pada
sebagian sisi HDHS berhimpitan dengan gride bar yang
merupakan landasan saat cacahan tebu dihancurkan oleh
HDHS.
2.4. Cane Elevator
Cane Elevator merupakan alat transport yang mengangkut
cacahan tebu dari unit Cane Preparation menuju unit gilingan
I.
ALATPADAPROSES
PENGGILINGAN :
17. Merupakan pisau tebu yang
terpasang pada disk dengan
susunan beralur ulir agar tebu
yang tidak tercacah oleh pisau
yang satu akan
tercacah oleh pisau yang
lainnya.
Bagian-bagian Cane Cutter
beserta fungsinya adalah
sebagai berikut :
1. Piringan (disc)
Tempat kedudukan pisau-pisau
tebu.
2. Pisau
Untuk memotong dan mencacah
tebu.
3. Baut
Sebagai penguat posisi pisau tebu
agar tidak lepas dari piringan.
4. Bearing
Tempat kedudukan as.
5. As rotor
Sebagai dudukan piringan (disc). CANE CUTTER
18. Bagian Carding Drum dan
fungsinya :
1. Motor penggerak
Untuk menggerakkan as drum.
2. Drum
Sebagai tempat dudukan
penggaruk.
3. As drum
Sebagai tempat dudukan drum.
4. Bearing
Tempat dudukan as.
Cara Kerja
Tebu yang telah dicacah oleh pisau
tebu (Cane Cutter I dan II) tidak
rata ketebalannya, untuk
memudahkan proses selanjutnya
tebu tercacah diatur ketebalannya
dengan jalan diratakan oleh
putaran batang penggaruk Carding
Drum. Motor penggerak
menggerakkan as Carding Drum
sejalan dengan pisau
tebu. Sambil meratakan tebu,
Carding Drum memindahkan tebu
ke HDHS.
CARDING DRUM
19. HDHS BAGIAN HDHS DAN FUNGSINYA
1. Hammer
Sebagai pemukul tebu yang
telah dicacah.
2. As shredder
Sebagai tempat dudukan
disc.
3. Disc
Tempat dudukan hammer.
4. Grid bar
Sebagai landasan tempat
hammer memukul.
5. As hammer
Sebagai tempat dudukan
hammer pada disc ke unit
pemerahan.
20. Bagian-bagian elevator dan fungsinya:
1. Garu/cakar ampas
Sebagai pembawa cacahan tebu.
2. Rantai cakar
Penarik garu ampas yang dihubungkan dengan
roda penggerak
3. Bantalan rantai
Sebagai tumpuan rantai cakar.
4. Plat dasar IMC
Sebagai penutup dasar IMC dan sebagai
tempat landasan cacahan ampas.
5. Roda gigi
Untuk menggerakkan rantai yang dilengkapi
dengan garu ampas.
6. Gear box
Untuk mereduksi putaran motor penggerak.
7. Motor penggerak
Alat untuk memutar gear box
ELEVATOR DAN INTERMEDIATE CARRIER
22. GILINGAN
Alat ini berfungsi untuk memerah nira yang terkandung
didalam tebu sebanyak Keterangan Gambar :
1. Rol Depan
2. Rol Atas
3. Rol Belakang
4. Kap Atas
5. Pressure feeder Roll
6. Corong / cute
7. Scrapper Atas
8. Scrapper Bawah
9. Kap Samping
10. Ampas Plat
11. Ampas Balk
12. Bantalan Rol
13. Standart
14. Bak Penampung Nira
23. CARA KERJA
Tebu yang telah dicacah masuk melalui pressure
feeder (roll pengumpan) dan ditekan menuju
bukaan roll depan. Cacahan tebu yang sudah
masuk celah roll depan mendapat tekanan yang
disebabkan roll gilingan atas dan roll gilingan
depan. Tekanan ini menyebabkan terjadinya
pemerahan sehingga nira tebu keluar. Ampas
hasil perahan pertama dilewatkan ampas plat
dan masuk ke pemerahan kedua yang di
akibatkan penekanan antara roll gilingan atas
dengan roll gilingan
24. PENEKAN GILINGAN
1. Torak (piston)
Silinder sebagai penerus
tekanan minyak.
2. Akumulator
Tempat gas nitrogen dan
minyak.
3. Ruang gas nitrogen
Tempat gas nitrogen.
4. Metal as rol
Sebagai penekan rol
gilingan atas.
5. As rol gilingan atas
Bagian yang terkena
tekanan oleh metal atas.
Penekan Gilingan
25. 6. Ruang minyak
Tempat minyak untuk
menahan tekanan.
7. Tangki minyak
Tempat menampung minyak.
8. Packing
Sebagai penahan minyak
pelumas agar tidak bocor.
9. Penahan packing
Sebagai penahan packing.
10. Manometer
Untuk mengetahui tekanan
pada rol gilingan.
11. Pipa tekan
Sebagai penyalur tekanan.
12. Pompa
Untuk memompa minyak ke
dalam akumulator Penekan Gilingan
27. Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses
pemurnian gula yaitu cara defekasi, sulfitasi dan
karbonatasi. Pada umumnya pabrik gula di
indonesia memakai cara sulfitasi. Cara sulfitasi
menghemat biaya produksi, bahkan pemurnian
mudah di dapat dan gula yang dihasilkan adalah
gula putih atau SHS (Superieure Hoofd Sumber).
30. BERDASARKAN CARA
PENJERNIHAN NIRA DIKENAL 3
MACAM CARA PENJERNIHAN:
Defekasi
Dalam cara ini nira mentah ditambah Ca(OH)2
dalam keadaan dingin sampai suasana larutan
nira menjadi alkalis, kemudian dididihkan dan
dibiarkan agar kotoran mengendap.
Sulfitasi
Bahan additive dalam proses ini adalah Ca(OH)2
dan gas SO2. Ke dalam nira, mula-mula
ditambahkan Ca(OH)2 berlebih yaitu sekitar 1%
lebih banyak dari berat kapur yang diperlukan
(diperhitungkan).
31. Sulfitasi dingin
Nira mentah ditambah dengan Ca(OH)2 tanpa
pemanasan terlebih dahulu. Setelah itu
dipanaskan sampai mendidih dan kotorannya
diendapkan.
Sulfitasi panas
Pada proses sulfitasi terbentuk garam CaSO3
yang lebih mudah larut dalam keadaan dingin,
sehingga waktu dipanaskan akan terjadi
endapan pada pipa pemanas.
32. DIBANDINGKAN DENGAN CARA
DEFEKASI PROSES SULFIT
MEMBERIKAN KEUNTUNGAN ANTARA
LAIN:
Kotoran lebih mudah&cepat mengendap,
sehingga menaikkkan kapasitas alat pengendap.
Massecuite (bubur kristal gula) lebih encer dan
lebih mudah mengendapkannya.
Kristalisasi lebih baik dan warna gula lebih
putih.
Penghematan waktu dalam pengendapan dan
pemasakan.
Kapasitas sentrifuge lebih besar.
33. CARA SULFITASI INI MEMPUNYAI
KELEMAHAN-KELEMAHAN ANTARA
LAIN:
Deposit nira kental dalam alat pemanas dan
penguapan (evaporator) lebih banyak
Biaya perawatan dan investasi yang lebih besar
diperlukan, karena masalah korosi yang lebih
besar.
34. KARBONATASI
Pada pemurnian secara karbonatasi, bahan
aditif yang ditambahkan adalah Ca(OH)2 dan gas
CO2. Kapur yang diberikan banyaknya sekitar 10
x berat yang digunakan dalam proses sulfitasi.
Sisa kapur dalam nira dinetralkan dengan gas
CO2 dari pembakaran batu kapur(CaCO3).
Reaksi yang terjadi pada proses ini yaitu:
Ca(OH)2(aq) + CO2(g) CaCO3(S)
Endapan CaCO3 dapat menyerap zat-zat
berwarna dan gum (pentosan).
35. EVAPORATOR
Evaporator merupakan salah satu alat yang sering digunakan dalam proses
perindustrian. Evaporator adalah alat yang digunakan untuk mengevaporasi
larutan. Evaporasi sendiri artinya adalah menghilangkan air dari larutan dengan
mendidihkan larutan di dalam tabung evaporator. Evaporasi bertujuan untuk
memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tidak mudah menguap
dengan pelarut yang mudah menguap. Atau bisa dikatakan bahwa evaporasi adalah
proses penguapan. Evaporator berfungsi untuk mengubah sebagian atau
keseluruhan pelarut dari suatu larutan dari betuk cair menjadi uap.
Ada empat komponen dasar yang dibutuhkan untuk melakukan
penguapan, yaitu :
Sebuah tabung penguapan
Alat pemindah panas
Kondensor
Dan pompa vacum
36. JENIS – JENIS
EVAPORATOR
Horizontal Tube
Evaporator.
Standard
Vertical-Tube
EvaporatorBasket
Evaporator
Clim
bing
Film
, Long
Tube
Vertical Evaporator with
External Heater
Forced
Circulation
Evaporator
with
External Heater
Long
Tube Vertical
Evaporator
Vertical Tube Evaporator with
Forced
Circulation
Falling
Film
Evaporator
37. Jika kita melihat dari penggunaan evaporator, terdapat 3 metode
yang biasa digunakan, yaitu :
1.Single effect evaporation
2.Double effect evaporation
3.Multiple effect evaporation
Agitated
Film
Evaporator
Stirred, Discontinuous
EvaporatorDirect Contact
Evaporator
38. PRINSIP KERJA
Bagian-bagian dari evaporator dan fungsinya :
1.Steam : untuk mensupllay steam ke
evaporator
2.Vent Condensat : tempat mengeluarkan
embun
3.Vapor : tempat membuang uap hasil evaporasi
4.Feed : tempat memasukkan umpan
5.Product : tempat keluarnya produk hasil
evaporasi
41. ALAT VAKUM
Untuk operasi dengan tekanan dibawah 1 atm, diperlukan alat pembuat
vakum. Ada dua macam alat pembuat vakum yang dikenal secara umum,
yaitu:
a. Pompa vakum
Biaya investasi lebih tinggi. Tidak memerlukan motive fluid
(misalnya: steam), tetapi memerlukan energi listrik. Jika harga energi
listrik mahal, maka sebaiknya digunakan jet ejector.
b. Jet ejector.
43. KRISTALISASI
Proses kristalisasi adalah proses
pembentukan kristal gula.
Sebelum dilakukan kristaliasi
dalam pan masak ( crystallizer )
yaitu tempat dimana nira pekat
hasil penguapan dipanaskan
terus-menerus sampai mencapai
kondisi lewat jenuh, sehingga
timbul kristal gula. Sedangkan
campuran nira kental dan kristal
gula disebut massecuite
44.
45. CENTRIFUGE
Setelah masakan didinginkan
proses selanjutnya adalah
pemisahan. Proses ini bertujuan
Untuk memisahkan kristal gula
dari cairannya(molasse), dalam
proses ini dapat dilakukan
dengan cara pemutaran
menggunakan
puteran(centrifuge). Dalam
pemisahan ini, terlebih dahulu
viskositas molasse dikurangi
dengan memberikan air.
Kemudian dilakukan pemutaran
dan kristal gula yang diperoleh
dikeringkan.
47. Pengolahan Dan Pemanfaatan Limbah
Pabrik Gula
Pada pemrosesan gula dari tebu menghasilkan
limbah atau hasil samping, antara lain ampas,
blotong dan tetes. Ampas berasal dari tebu yang
digiling dan digunakan sebagai bahan bakar
ketel uap. Blotong atau filter cake adalah
endapan dari nira kotor yang di tapis di rotary
vacuum filter, sedangkan tetes merupakan sisa
sirup terakhir dari masakan yang telah
dipisahkan gulanya melalui kristalisasi
berulangkali sehingga tak mungkin lagi
menghasilkan kristal.
48. Limbah Bagasse (Ampas)
Satu diantara energi alternatif yang relatif
murah ditinjau aspek produksinya dan relatif
ramah lingkungan adalah pengembangan
bioetanol dari limbah-limbah pertanian
(biomassa) yang mengandung banyak
lignocellulose seperti bagas (limbah padat
industri gula). Indonesia memiliki potensi
limbah biomassa yang sangat melimpah seperti
bagas. Industri gula khususnya di luar jawa
menghasilkan bagas yang cukup melimpah.
Pengolahan Dan Pemanfaatan Limbah
Pabrik Gula
49. PENGOLAHAN DAN
PEMANFAATAN LIMBAH
PABRIK GULA
Limbah Blotong (Padat)
Salah satu limbah yang dihasilkan Pabrik Gula dalam
proses pembuatan gula adalah blotong, limbah ini
keluar dari proses dalam bentuk padat mengandung
air dan masih ber temperatur cukup tinggi (panas),
berbentuk seperti tanah, sebenarnya adalah serat tebu
yang bercampur kotoran yang dipisahkan dari nira.
Komposisi blotong terdiri dari sabut, lilin dan lemak
kasar, protein kasar,gula, total abu,SiO2, CaO, P2O5 dan
MgO. Komposisi ini berbeda prosentasenya dari satu
pabrik gula dengan pabrik gula lainnya, bergantung
pada pola produksi dan asal tebu.
50. Pabrik Gula memerlukan tenaga dalam jumlah
relatif besar untuk penggerak utama. Tenaga
tersebut diperlukan terutama dalam bentuk
listrik untuk motor penggerak peralatan dan
uap tekanan menengah hingga tinggi untuk
turbin uap dan mesin uap. Untuk proses
produksi gula dibutuhkan energi uap dalam
jumlah besar. Dalam sistem cogeneration
penggunaan energi uap yang pertama adalah
untuk penggerak mekanik melalui mesin atau
turbin uap, bersamaan dihasilkan uap bekas
untuk proses pemanasan, penguapan dan
kristalisasi.
Untuk mengolah nira tebu menjadi gula kristal
juga diperlukan energi panas dalam bentuk uap
dengan jumlah besar. Panas tersebut
dimanfaatkan melalui kondensasi uap bekas
pada pipa-pipa penukar panas. Dalam pabrik
banyak peralatan seperti pompa, blower,
kompresor, centrifugal (low and high grate),
conveyor, feeder, vibrator dan mixer yang
digerakkan oleh elektro motor. Untuk pabrik
yang efisien, melalui turbin generator dalam
sistem cogeneration seluruh kebutuhan tenaga
uap dan listrik dapat dipenuhi melalui
pembakaran ampas pada boiler.
63. Stirred tank bioreactor
Dalam bioreaktor kontinyu, media steril
ditambahkan biorekator dengan laju alir
konstan, dan budaya yang keluar dari
bioreaktor terjadi pada tingkat yang sama,
sehingga volume budaya di konstan reaktor.
Dengan pencampuran efisien, media masuk
menyebar cepat dan merata di seluruh bagian
reaktor. Udara steril dimasukkan di bagian
bawah reaktor melalui pipa terbuka atau
penyemprotan udara. Batang vertikal Suattu
dilengkapi dengan steering dengan satu atau
lebih impeller.
64.
65.
66.
67.
68.
69. bekerja pada tekanan atmosfer
atau dengan tekanan rendah.
Perbedaan Distilasi fraksionasi
dan distilasi sederhana adalah
adanya kolom fraksionasi. Di
kolom ini terjadi pemanasan
secara bertahap dengan suhu
yang berbeda-beda pada setiap
kolomnya
70.
71.
72.
73. KOLOM DESTILASI
1. Mash & Degasification column
Mash & degasification column ini merupakan
satu unit kolom.Mash column terdiri dari 20
tingkat atau tray, sedangkan degasification
column terdiri dari 5 tingkat atau tray.
Fungsinya adalah untuk memisahkan alkohol
dari mash (cairan hasil fermentasi) hingga
residu destilasi (slope) sudah tidak mengandung
alkohol lagi atau kadarnya hanya sekitar 0 -
0,5%.
74. 2. Pre-Running Separating Column
Kolom II atau Pre-running Separating
Column ini terdiri dari 39 tingkat yang berfungsi
untuk memisahkan ester-ester dan kandungan
lainnya sehingga didapatkan cairan dengan
kadar alkohol 30%.
3. Lees Column & Rectifying Column
Kolom III atau Lees column & Rectifying
Column ini merupakan satu rangkaian kolom
dengan jumlah 71 tingkat. Kolom ini berfungsi
untuk memekatkan kadar alkohol dari hasil
destilasi pada kolom II.
75. 4. Repurifying Column
Kolom IV atau Repurifying Column ini terdiri
dari 40 tingkat yang halus karena kolom ini
berfungsi untuk memurnikan alkohol dari
bahan-bahan atau senyawa-senyawa ikutan yang
lebih volatil.
5. Alcohol Column
Kolom V atau Alcohol Column merupakan kolom
terakhir, yang terdiri dari 45 tingkat dengan 13
tingkat pada bagian bawah merupakan plat-plat
yang kasar dan 32 tingkat pada bagian atas
merupakan plat-plat yang halus. Setelah kadar
etanol 95% tercapai, selanjutnya dilakukan
dehidrasi atau penghilangan air. Untuk
menghilangkan air bisa menggunakan kapur
tohor atau zeolit sintetis.
76. ANSWER
Kandungan sukrosa dalam tebu
tergantung pada kualitas tebu itu
sendiri. Umumnya bila kandungan
sukrosa dalam tebu tinggi akan
diikuti oleh hasil yang tinggi pula.
Untuk mendapatkan etanol dengan
kemurnian 98% yaitu dilakukannya
proses destilasi secara bertingkat
hingga didapat etanol dengan
kemurnian 98%.