MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MATERI TAMBAHAN ANALISIS USAHA TANI
1.
2. Analisis Finansial digunakan untuk mengetahui apakah usahatani
yang diusahakan layak dan menguntungkan untuk
dikembangkan atau dikatakan masih dalam tingkat efisiensi.
Berbagai kriteria investasi dapat dipertanggungjawabkan dan
sering digunakan untuk menilai kelayakan investasi tersebut
adalah R/C Ratio, Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio
(Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Break Event Point (BEP),
dan Payback Period.
1. R/C Rasio (Return/Cost Ratio)
Yi : jumlah produk
Pxn : harga input
Pi : harga produk
Xn: jumlah input
1...m : jumlah jenis input
R/C ≥1 : menguntungkan
R/C <1 : menguntungkan
∑ ∑
∑
= =
=
=
k
i
k
n
k
i
PxnXm
PiYi
C
R
1 1
1
.
3. atau R
R/C ratio = C
R = Py.Y
C = FC + VC
R/C ratio = {(Py.Y) / (FC +VC)}
Keterangan :
R = Penerimaan
C = Biaya
Py = Harga output
Y = Output
FC = Biaya tetap (fixed cost)
VC = Biaya tidak tetap (variabel cost)
Jika R/C ratio > 1 maka dikatakan layak,
Jika R/C ratio < 1 maka dikatakan tidak layak dan
Jika R/C ratio = 1 maka dikatakan impas (tidak untung
maupun merugi)
4. 2. B/C Ratio (Benefit/Cost Ratio)
Net Benefit Cost Ratio adalah penilaian yang dilakukan untuk melihat
tingkat efisiensi penggunaan biaya berupa perbandingan jumlah nilai
bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang
negatif
Suatu proyek layak dan efisien untuk dilaksanakan jika nilai Net b/C > 1,
yang berarti manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan dan berlaku sebaliknya.
Secara matematis Net Benefit Cost Ratio dirumuskan sebagai berikut :
Bt = Benefit pada tahun ke-t
Ct = Biaya pada tahun ke-t
i = tingkat bunga yang berlaku
t = jangka waktu proyek/usahatani
n = umur proyek/usahatani
B/C>1 = memberikan manfaat
( )
( )∑
∑
=
=
+
+
= n
i
t
n
i
t
i
Ct
i
Bt
C
B
1
1
1
1
5. 3. NPV (Net Present Value)
Perhitungan NPV dalam suatu penilaian investasi merupakan cara yang
praktis untuk mengetahui apakah proyek menguntungkan atau tidak.
NPV adalah selisih antara Present Value dari arus Benefit dikurangi
Present Value PV dari arus biaya (Soekartawi, 1996).
Proyek yang memberikan keuntungan adalah proyek yang
memberikan nilai positif atau NPV > 0, artinya manfaat yang diterima
proyek lebih besar dari semua biaya total yang dikeluarkan. Jika NPV =
0, berarti manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya
total yang dikeluarkan. NPV < 0, berarti rugi, biaya total yang
dikeluarkan lebih besar dari manfaat yang diperoleh.
Secara matematis NPV dirumuskan sebagai berikut :
Bt = Benefit pada tahun ke-t
Ct = Biaya pada tahun ke-t
t = lamanya waktu investasi
i = tingkat bunga
( )t
n
t i
CtBt
NPV
+
−
= ∑= 11
6. Contoh Soal:
Petani ingin membeli tanah seluas 2 ha dengan harga Rp
1.000.000/ha untuk w tahun mendatang sedangkan tingkat bunga
simpanan 15 % per tahun. Berapa uang yang harus ditabung petani
pada saat ini?
A1 = PV (1+i)
A2 = PV (1+i)2
A1 = Jumlah uang yang diperkirakan 1 tahun lagi
A2 = Jumlah uang yang diperkirakan 2 tahun lagi
i = tingkat bunga
Untuk 1 tahun :
2.000.000 = PV(1 + 0,15)
Untuk 2 tahun mendatang :
130.739.1
15,1
000.000.2
==PV
( ) ( )
287.512.2
15,1
000.000.2
130.739.1
1
2
2
Rp
i
PV n
A ===
+
=
7. (1 + i )n : discount factor → ada pada tabel PV
Contoh : DF untuk 1 tahun dengan i = 15 %, PV → 0,86957
DF untuk 2 tahun dengan i = 15 %, PV → 0,75614
PV dari Rp 1 yang akan diterima satu tahun lagi = 0,86957
PV dari Rp 1 yang akan diterima dua tahun lagi = 0,75614
1,62571
4. Internal Rate Return (IRR)
Untuk mengetahui sejauh mana proyek memberikan keuntungan,
digunakan analisis IRR.
IRR dinyatakan dengan persen (%) yang merupakan tolok ukur dari
keberhasilan proyek (Soekartawi, 1996)
Penggunaan Investasi akan layak jika diperoleh IRR yang
persentasenya lebih besar dari tingkat suku bunga bank yang
ditentukan, karena proyek berada dalam keadaan yang
menguntungkan, demikian juga sebaliknya jika IRR lebih kesil dari
tingkat suku bunga bank yang ditentukan, berarti proyek merugi
dan tidak layak untuk dilaksanakan
( )
+
= nn
i
PV A 1
1
8. Secara matematis NPV dirumuskan sebagai berikut :
NPV1 = Perhitungan NPV positif mendekati nol dengan bunga
modal sebesar i1 persen
NPV2 = Perhitungan NPV negatif mendekati nol dengan bunga
modal sebesar i2 persen
i1 = Discount factor (DF) pertama, tingkat bunga yang
menghasilkan NPV positif
i2 = Discount factor (DF) kedua, tingkat bunga yang
menghasilkan NPV negatif
( )( )ii
NPVNPV
NPV
iIRR 12
21
1
1
−
−
+=
9. 5. Break Event Point (BEP)
Analisis Break Event Point adalah suatu teknik analisis untuk
mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel,
keuntungan dan volume kegiatan (Riyanto, 1997). Analisis Break
Event Point dalam perencanaan keuntungan merupakan suatu
pendekatan perencanaan keuntungan yang mendasarkan pada
hubungan antara cost (biaya) dengan revenu (penghasilan
penjualan).
Salah satu syarat perhitungan analisis Break Event Point adalah
bahwa semua biaya yang terkait dengan proses produksi mulai dari
setiap jenis produk atau jasa yang dihasilkan terdiri dari dua jenis
biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
Menurut Rangkuti (1997), yang dimaksud biaya tetap adalah semua
biaya yang jumlahnya relatif konstan dan sedikit sekali dipengaruhi
banyaknya keluaran yang dihasilkan, misalnya biaya penyusutan.
Biaya variabel adalah semua biaya yang sifatnya berubah-ubah
tergantung pada jumlah unit yang dihasilkan, misalnya bahan
baku.
10. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis Break Event Point
adalah
1. Biaya perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan biaya
tetap.
2. Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara
proporsional dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti biaya
variabel per unitnya adalah tetap sama.
3. Besarnya biaya tetap secara totalitas adalah tidak berubah meskipun
ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa
biaya tetap per unitnya berubah-ubah kareana adanya perubahan
volume produksi.
4. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis.
5. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk, apabila
diproduksi lebih dari satu macam produk pertimbangan penghasilan
penjualan antara masing-masing produk adalah tetap konstan.
Menurut Riyanto (1997), BEP dapat dihitung dengan dua cara yaitu:
a. Atas dasar penjualan dalam unit
FC = Biaya tetap
P = Harga jual per unit
VC = Biaya variabel per unit
VP
FC
BEP
−
=
11. Atas dasar penjualan dalam rupiah
FC = Biaya tetap
VC = Biaya variabel per unit
P = Penjualan
P
VC
FC
BEP
−
=
1
PenerimaandanBiaya
Volumeproduksi(kg)
TR
FC
TC
VC
BEP
X
Y
Gambar Kurva Break Event Point
12. Berdasarkan gambar kurva BEP, dapat dijelaskan bahwa BEP
adalah terletak pada perpotongan garis penerimaan dan biaya.
Daerah di sebelah kiri titik Break Event yaitu bidang antara garis
biaya total dengan daris penerimaan merupakan daerah rugi
karena hasil penjualan lebih rendah dari biaya total. Daerah
disebelah kanan garis biaya total dengan daris penerimaan
merupakan daerah laba karena hasil penjualan lebih tinggi dari
biaya total.
6. Payback Period
Tingkat pengembalian investasi diartikan sebagai jangka waktu
kembalinya investasi yang dikeluarkan melalui keuntungan yang
diperoleh dari suatu proyek.
Menghitung Payback Period tidak perlu memperhitungkan tingkat
bunga dan Present Value dengan menggunakan discount factor.
Penghitungan Payback Period hendaknya dilakukan setelah
menghitung IRR dan kriteria investasi lainnya.
Semakin cepat tingkat pengembalian investasi maka proyek layak
untuk diusahakan dan sebaliknya semakin lambat investasi yang
digunakan itu dikembalikan maka proyek tidak layak untuk
diusahakan.
13. PBP= Payback Period
Tp-1= Jumlah benefit yang telah di-discount
Bicp-1 = Jumlah benefit yang telah di-discount sebelum Payback Period
Bp = Jumlah benefit pada Payback Period berada
Atau menurut Soekartawi (1995)
Payback period = Tahun kumulatif positif + (nilai kumulatif – investasi awal)x12
Pendapatan tahun kumulatif
Kepekaan / Sensitivity
Kadariah (199) mengungkapkan bahwa Sensitivity analisis bertujuan
untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek
jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar
perhitungan biaya/benefit.
BP
BI
PBP
n
i
icp
n
i
i
pT
∑∑ =
−
=
−
−
+= 1
1
1
1
14. Pada bidang pertanian proyek sensitif berubah-ubah akibat
masalah utama, antara lain :
1. Harga
2. Keterlambatan pelaksanaan
3. Kenaikan biaya
4. Hasil
Contoh pengaplikasiaan analisis finansial usahatani :
Penelitian mengenai analisa kelayakan financial usahatani melati
(Rizqi Ainiyah Rahmah)
Tujuan penelitian ini adalah menganalisa apakah usahatani melati
tersebut layak secara financial dengan menggunakan
perhitungan NPV, Net B/C, IRR, OCC, payback period serta analisis
kepekaan.
Tanaman melati dipanen dalam bentuk segar dengan harga juak
Rp 10.000 per-kilogram. Rata-rata hasil produksi dan penerimaan
usahatani melati per-ha :
15. Terkait dengan nilai waktu uang(time value of
money)
Dilakukan dengan mendiskonto nilai masa depan
menjadi nilai saat ini
Terlebih dahulu disiapkan proyeksi arus kas selama
masa beroperasi usaha
Terdapat unsur perhitungan nilai waktu uang,
dengan mendiskontokan nilai uang yang diterima di
masa yang akan datang dengan nilai sekarang
pada tingkat bunga tertentu.
* Net Present Value(NPV)
* Internal Rate of Return(IRR)
* Net B/C Ratio
17. 1. Mempelajari permohonan bantuan modal
2. Memastikan kelengkapan dokumen
legalitas usaha dan perijinan
3. Menentukan titik kritis PROYEK.
4. Memilih pendekatan dalam analisis
finansial
5. Mengumpulkan data/informasi tambahan
6. Menyusun laporan hasil analisis
18. 1. Teknis dan produksi
2. Pasar dan pemasaran
3. Hukum
4. Sosial Ekonomi
5. Manajemen
6. Keuangan
7. Lingkungan
19. PASAR DAN
PEMASARAN
MANAJEMEN HUKUM KEUANGAN
Apakah produk dapat
dijual
Apakah usaha dapat
dikelola
Apakah aspek hukum
dapat dipenuhi
Apakah
•Menguntungkan
•Dapat memenuhi kewajiban
PHK-3
•Bagaimana likuiditasnya
selama periode usaha
TEKNIS DAN PRODUKSI
Apakah usaha dapat di
set up
•Lokasi
•Bahan Baku
•Tenaga kerja
•Alat & mesin
•Transportasi
•Komunikasi
•Lingkungan
•Infrastruktur
•Permintaan
•Pembeli
•Persaingan
•Promosi
•Distribusi
•Harga
•Struktur
organisasi
•Tenaga teknis
•Tenaga manajerial
•Kemampuan
•Wewenang & tanggung
jawab
•Pelatihan yang
diperlukan
•Legalitas
Badan Usaha
•Perijinan yang harus
dipenuhi
•Biaya-biaya
dan pendapatan
•Sumber pembiayaan
•Keadaan
keuangan(neraca dan
R/L)
•Cash Flow
•Evaluasi Keuangan
R/L, BEP, Rasio2, IRR,
NPV, B/C rasio dll.
Apakah tidak menggganggu/merusak lingkungan
Dampak Lingkungan
KELAYAKAN USAHA
20. 1. Net B / C Ratio > 1
2. NPV > 0
3. IRR > Tingkat bunga
diharapkan