SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  34
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP By.Ny D DI PUSKESMAS
BOJONG RAWALUMBU BEKASI
TAHUN 2016
Disusun Oleh :
RATNA IMAS INDRIYANI
NIM. 1409010
AKADEMI KEBIDANAN GEMA NUSANTARA
BEKASI
2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
TERHADAP By. Ny. D DI PUSKESMAS
BOJONG RAWALUMBU BEKASI
TAHUN 2016
Disusun Oleh:
RATNA IMAS INDRIYANI
NIM. 1409010
Di setujui dan disahkan oleh :
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Anjani Khairunnisa, S.ST Andhyani Kiteswara, Am.Keb
NIK :0424108830 NIP: 19871123 200902 2001
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi Baru Lahir (BBL) disebut dengan neonatus yang merupakan
individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran
serta harus dapat melakukan penyesuaian dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan antara 2500-4000 gram
(Vivian, Nanny. 2013 : 1).
Menurut World Health Organization (WHO), setiap tahunnya kira-kira
3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi
ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak
57% meninggal pada masa BBL (usia dibawah 1 bulan). Setiap 6 menit
terdapat satu bayi meninggal. Penyebab kematian BBL di indonesia adalah
BBLR 29%, Asfiksia 27%, trauma lahir, Tetanus Neonatorum, infeksi lain
dan kelainan kongenital. (Chapter. 2015)
Di Indonesia, kematian bayi baru lahir (neonatal) masih menjadi
permasalahan kesehatan. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah
32/1000 kelahiran hidup dan kematian neonatal 19/1000 kelahiran hidup
(SDKI, 2012) . Saat ini, kelainan bawaan mempunyai kontribusi yang cukup
besar sebagai penyebab kematian neonatal.
Data laporan Riskesdas tahun 2007 menyatakan bahwa sebesar 1,4%
bayi baru lahir usia 0-6 hari pertama kelahiran dan 18,1% bayi baru lahir usia
7-28 hari meninggal disebabkan karena kelainan bawaan. (Kemenkes RI.
2016)
Jumlah kematian ibu dan bayi di Jawa Barat setiap tahun menurun meski
tidak signifikan dan masih di peringkat ketiga setelah Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Meskipun demikian, capaian Jabar masih jauh dari target nasional
Millennium Development Goals (MDG’s) karena kurangnya kesadaran
2
pemerintah daerah. jumlah kematian bayi pada 2010 sebanyak 4.982 kasus,
pada 2011 sebanyak 5.142 kasus, pada 2012 sebanyak 4.803 kasus, pada
2013 sebanyak 4.306 kasus, dan pada 2014 sebanyak 3.979 kasus. (Budiman,
Asep. 2016)
Sedangkan menurut Dinas Kesehatan Kota Bekasi pada 2013 tercatat
kematian ibu melahirkan sebanyak 38 orang dan kematian bayi ada 98 orang.
(Djamhari. 2013)
Kematian bayi sering terjadi karena disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan orangtua mengenai gizi pada bayi, perawatan bayi seperti
menjaga kebersihan bayi, perawatan tali pusat yang benar, dan pemberian
ASI Eksklusif.
Dari hasil Riskesdas 2013 menyatakan bahwa persentase proses mulai
mendapat ASI kurang dari satu jam Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada anak
umur 0-23 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 34,5%. Persentase
proses mulai mendapat ASI antara 1–6 jam sebesar 35,2%, persentase proses
mulai mendapat ASI antara 7–23 jam sebesar 3,7%, sedangkan persentase
proses mulai mendapat ASI antara 24 – 47 jam sebesar 13,0% dan persentase
proses mulai mendapat ASI lebih dari 47 jam sebesar 13,7%. (KEMENKES
RI, 2014 : 93)
Kemudian persentase cara perawatan tali pusat pada anak usia 0-59
bulan dengan tidak diberi apa-apa meningkat dari 2010 (11,6%) menjadi 24,1
persen di 2013, tetapi yang diberi betadine/alkohol masih lebih besar
(68,9%). Persentase pernah disunat pada anak perempuan usia 0-11 tahun
sebesar 51,2 persen. (Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan
Kemenkes RI. 2013 : xv)
Dari hasil presentasi tersebut kurang baiknya penanganan bayi baru lahir
yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat
seumur hidup, bahkan kematian. Pencegahan merupakan hal terbaik yang
harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonatus sebagai
individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke
ekstrauterine dapat bertahan dengan baik karena periode neonatal adalah
3
periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi
(Nanny, Vivian.2010:12)
Untuk mewujudkan hal ini, salah satu upaya dalam penurunan AKB
adalah dengan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
baik dan sesuai dengan manajemen asuhan kebidanan, serta memberikan
suatu pengetahuan informasi kepada ibu maupun keluarga mengenai
pentingnnya melakukan perawatan pada bayi baru lahir agar tidak terjadi
sesuatu yang tidak di inginkan. (Chapter. 2015)
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk menyusun
Laporan Kasus dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
terhadap By.Ny.D di Puskesmas Bojong Rawalumbu, Bekasi.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen
SOAP dengan pola piker varney yang tepat pada bayi baru lahir dan
sesuai dengan standar pelayanan kebidanan.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian dan pengumpulan data secara subjektif
dan objectif pada bayi baru lahir.
b.Mampu menginterprestasikan data yang terkumpul baik dalam bentuk
diagnosa serta masalah dan kebutuhan terhadap bayi baru ahir
c. Mampu mengindentifikasi masalah secara potensial
d.Mampu mengidentifikasi kebutuhan dan melakukan intervensi dan
kolaborasi
e. Mampu membuat rencana, pelaksanaan, dan evaluasi asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir.
4
C. Manfaat
1. Bagi penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan untuk penulis dalam
menangani asuhan kebidanan pada bayi baru lahir sehingga dapat
meninggkatkan pelayanan kesehatan, serta melakukan asuhan kebidanan
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
2. Bagi Pendidikan Akbid Gema Nusantara
Sebagai dokumentasi sehingga mahasiswa dapat menambah
wawasan dan penggetahuan dalam praktek asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir
3. Bagi Lahan Praktek Puskesmas Pondok Gede
a. Memberi masukan sebagai aplikasi antara teori dan praktek serta
menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara lahan praktek dan mahasiswa yang melaksanakan kegiatan
terhadap bayi baru lahir.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan untuk penulis dalam
menangani asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan.
4. Bagi klien
Menambah pengetahuan dan meningkatkan kesadaran pasien akan
pentingnya perawatan pada bayi baru lahir.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Bayi Baru Lahir (Normal)
Adalah bayi yang mengalami proses kelahiran dan menyesuaikan diri
dari kehidupan intra uteri ke ekstra uterin. (Bidan, Putri. 2014)
Masa neonatal masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari)
sesudah kelahiran. Bayi adalah anak yang belum lama lahir. Bayi baru lahir
adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat
badan lahir 2.500-4000 gram (Ibrahim kristiana S. 1984. Perawatan
Kebidanan Jilid II, Bandung)
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu
sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar
>7 dan tanpa cacat bawaan ( Rukiyah dkk, 2010; h.2).
Defenisi Bayi Baru Lahir menurut beberapa ahli yaitu:
1. Bayi Baru Lahir ialah bayi yang lahir selama satu jam pertama kelahiran (
Saifuddin,2002)
2. Bayi Baru Lahir ialah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu , lahir biasanya
dengan masa gestasi 38- 42 minggu (wong,1996)
3. Bayi Baru Lahir ialah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37-42
minggu, dan berat lahir 2500- 4000 gram ( Dep. Kes.RI ,2005).
B. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal
1. Lahir aterm antara 37-42 minggu
2. Berat badan 2500 – 4000 gram
3. Panjang badan 48 – 52 Cm
4. Lingkar dada 30 – 38 cm
5. Lingkar Kepala 33 – 35 cm
6. Lingkar lengan 11-12 cm
6
7. Frekuensi jantung 120 – 160 x / menit
8. Pernafasan + 40 – 60 x /menit
9. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
10.Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
11.Kuku agak panjang dan lemas
12.Nilai APGAR >7
13.Gerak aktif
14.Bayi lahir langsung menangis
15.Reflek rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
16.Refleks sucking (hisap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
17.Refleks morro atau gerakan memeluk bila dikagetkan sudah baik
18.Refleks grasping atau mengenggam sudah baik
19.Genetalia
Perempuan : Labia mayora sudah menutupi labia minora
Laki – laki : Testis sudah turun, skrotum sudah ada
20.Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam
pertama berwarna hitam kecoklatan.
(Nanny, vivian.2010 : 2)
C. APGAR Score
Penilaian keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah bayi lahir dengan
penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk menilai apakah bayi
menderita asfiksia atau tidak. Bila nilai APGAR dalam 2 menit tidak
mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut karena
kalau bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit kemungkinan terjadi gejala-
gejala neurologic lanjutan dikemudian hari akan lebih besar, maka penilaian
APGAR selain dilakukan pada menit pertama juga dilakukan pada menit ke-5
setelah bayi lahir.
7
Tabel 2.1 Perhitungan APGAR
Penilaian Nilai = 0 Nilai = 1 Nilai = 2 Jumlah
NA
Appearance
(warna kulit)
Pucat Badan merah,
ekstremitas
biru
Seluruh tubuh
kemerah-
merahan
Pulse rate
(Frekuensi
Nadi)
Tidak ada < 100 > 100
Grimace
(reaksi
rangsangan)
Tidak ada Sedikit
gerakan
mimic
(grimace)
Batuk/bersin
Activity
(tonus otot)
Tidak ada Ekstremitas
dalam sedikit
fleksi
Gerakan aktif
Respiration
(pernapasan)
Tidak ada Lemah/tidak
teratur
Baik/menangis
(Tando, Naomy Marie. 2015 : 145-146)
D. Adaptasi Fisiologis BBL Terhadap Kehidupan Diluar Uterus
Setelah bayi lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang
sangat tergantung (plasenta) mebjadi mandiri secara fisiologis. Setelah lahir,
bayi harus mendapatkan oksigen melalui system sirkulasi pernapasannya
sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula
darah yang cukup, mengatur suhu tubuh, dan melawan setiap
penyakit/infeksi.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi yaitu dari kehidupan
di dalam rahim ke kehidupan diluar rahim. Periode ini berlangsung sampai 1
bulan atau lebih.
8
1. Adaptasi Pernapasan
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas
melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-
paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx
yang bercabang, dan kemudian bercabang kembali membentuk
struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut sampai usia
sekitar 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveoulus sepenuhnya
berkembang, walaupun jannin memperlihatkan adanya gerakan napas
sepanjang trimester II dan III.
Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan
hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena
keterlambatan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler
paru-paru, dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b.Awal adanya napas
Factor-faktor yang berperan dalam rangsangan napas pertama
bayi adalah:
a) Hipoksia pada akhir prsalinan dan rangsangan fisik lingkungan
luar rahim yang merangsang pusat pernapasan di otak.
b) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi
paru-paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara
ke dalam paru-paru secara mekanis, interaksi antara system
pernapasan, kardiovaskuler, dan susunan syaraf pusat
menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan
serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
c) Penimbunan karbon dioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan
merangsang pernapasan. Berkurangnhya O2 akan mengurangi
9
gerakan pernapasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan
menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
d) Perubahan suhu
Keadaan dingin akann merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk:
a) Mengeluarkan cairan dari dalam paru-paru.
b) Mengembangkan jaringan alveolus untuk pertama kali.
d.Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat
bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga caira ini
diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara
section cesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan
dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama.
Dengan beberapa kali tarikan yang pertama udara memenuhi ruangan
trachea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dan diserap oleh
pembuluh limfe dan darah.
e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigen yang memadai merupakan factor yang sagat penting
dalam mempertahankan keckupan pertukaran udara. Jika terdapat
hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi.
Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka
guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga
menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk
hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar
pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan
10
cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi
sirkulai luar rahim
2. Adaptasi system peredaran darah
Setelah lahir, darah BBL harus melewati paru untuk mengambil
oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan
oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan
diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar:
a. Penutupan firamen ovale pada atrium jantung
b.Perubahan duktus anteriosus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh
system pembuluh. Oksigen menyebabkan system pembuluh mengubah
tekanan dengan cara mengurangi/meningkatkan resistensinya,
sehingga mengubah aliran darah. Peristiwa yang meubah tekanan
dalam system pembuluh darah:
a) Pemotongan tali pusat, aliran darah dari plasenta melalui vena
cava inferior dan foramen oval eke atrium kiri terhenti.
b) Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-
paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan.
c) Dengan pernapasan, kadar oksigen dalam darah meningkat yang
menyebabkan duktus arteriosus mengalami kontriksi dan
menutup.
(Tando, Naomy Marie.2013 :135-140)
3. Adaptasi suhu
Empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru
lahir kehilangan panas tubuhya.
a. Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak
langsung dengan tubuhh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke
objek lain melalui kontak langsung). Sebagai contoh, konduksi bias
11
terjadi ketika meninmbang bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi
saat tangan dingin, dan menggunakan stetoskop dingin untuk
pemeriksaan BBL.
b.Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak
(jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu
udara). Sebgaai contoh, konveksi dapat terjadi ketika membiarkan atau
menempatkan BBL dekat jendela, atau membiarkan BBL diruangan
yang terpasang kipas angin.
c. Radiasi
Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya ke lingkungan yang
lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu
berbeda). Sebgai contoh, membiarkan BBL dalam ruangan AC tanpa
diberikan pemanas (radiant warmer), membiarkan BBL dalam
keadaan telanjang, atau menidurkan BBL berdekatan dengan ruangan
dingin (dekat tembok).
d.Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan yang bergantung pada
kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara
mengubah cairan menjadi uap). Evaporasi ini dipengaruhi oleh jumlah
panas yang dipakai, tingkat kelembapan udara, dan aliran udara yang
melewati. Apabila BBL dibiarkan dalam suhu kamar 250C, maka bayi
akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi yang
besarnya 200 kg/BB, sedangkan yang dibentuk hanya
1
10
nya saja.
Agar dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi, maka
lakukan hal berikut.
12
a) Keringkan bayi secara seksama
b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih yang kering dan
hangat
c) Tutup bagian kepala bayi
d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
e) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahr.
f) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
(Nanny, Vivian.2010:13-14)
E. IMD ( Inisiasi Menyusui Dini)
Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif selama
6 bulan diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak
usia 6 bulan. Pemberian ASI juga meningkatkan ikatan kasih saying (asih),
memberikan nutrisi terbaik (asuh) dan melatih reflex dan motorik bayi (asah).
(Kemenkes RI. 2010 : 10)
Langkah Inisiasi Menyusui Dini (IMD) :
1. Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit pada ibunya segera
setelah lahir minimal satu jam.
2. Bayi harus dibiarkan untuk melakukan IMD dan ibu dapat mengenali
bahwa bayinya siap untuk menyusu serta member bantuan jika
diperlukan.
3. Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada BBL,
hingga inisiasi menyusui selesai dilakukan, prosedur tersebut seperti :
pemberian salep/tetes mata, pemberian vitamin K1, menimbang dan lain-
lain. (JNPK-KR. 2012 : 120)
Keuntungan IMD untuk ibu
Merangsang produksi oksitosindan prolaktin pada ibu.
1. Pengaruh oksitosin :
a) Membantu konntraksi uterus sehingga menurunkan risiko
perdarahan pasca persalinan.
13
b) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi
ASI.
c) Membantu ibu mengatasi stress sehingga ibu merasa lebih tenang
dan tidak nnyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca
persalinan lainnya.
2. Pengaruh prolaktin :
a) Meningkatkan produksi ASI.
b) Menunda ovulasi
Keuntungan IMD untuk bayi
1. Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan dengan kualitas dan
kuantitas optimal untuk kebutuhan bayi.
2. Mengurangi infeksi dengan kekebalan pasif (melalui kolostrum)
maupun aktif.
3. Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah.
4. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan lamanya
bayi disusui membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan isap, telan
dan napas. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam
beberapa jam pertama setelah lahir.
5. Meningkatkan jalinan kasih sayang dengan bayi.
6. Mencegah kehilangan panas.
(JNPK-KR. 2012 : 121)
F. Rawat gabung
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan yang menyatukan ibu beserta
bayinya dalam satu ruangan, kamar, atau suatu tempat secara bersama-sama
dan tidak dipisahkan selama 24 jam penuh dalam seharinya. (Nanny, Vivian.
2013 : 18).
Ibu dan bayi harus tidur dalam satu ruangan selama 24 jam. Idealnya
BBL ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya. Ini adalahcara
14
yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu
segera menyusui bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi.
(Kemenkes. 2010 : 9)
Tujuan dilakukannya rawat gabung adalah:
1. Ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin dan setiap saat atau kapan
saja saat dibutuhkan.
2. Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar seperti
yang dilakukan oleh petugas.
3. Ibu mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam merawat bayinya.
4. Suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif untuk mendukung dan
membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya secara baik dan
benar
5. Ibu dan bayi mendapat kehangatan dan emosional.
(Nanny Vivian. 2013 : 18)
Manfaat dilakukannya rawat gabung memungkinkan ayah dan ibu bayi
diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman cara merawat bayinya
segera sesudah melahirkan.
Manfaat rawat gabung antara lain :
a. Fisik
Bila bayi dekat dengan bayi, maka ibu akan mudah untuk
melakukan perawatan sendiri. Dengan perawatan sendiri dan pemberian
ASI sedini mungkin, maka akan mengurangi kemungkinan terjadinya
infeksi silang dari pasien lain atau pun petugas kesehatan (Nanny Vivian.
2013 : 19)
b. fisiologis
Bila ibu dekat dengan bayinya akan segera di susui dan frekuensinya
lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologi yang alami, dimana
bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Bagi ibu yang
15
menyusui akan timbul reflek oksitosin yang dapat membantu proses
fisiologi involusi rahim. (Nanny Vivian. 2013 : 19)
c. Psikologis
Dari segi psikologis akan segera terjadi proses lekat akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayi. Hal tersebut akan berpengaruh besar terhadap
pertumbuhan psikologi bayi. Selain itu, kehangatan tubuh ibu merupakan
stimulus mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. (Nanny Vivian. 2013
: 19)
d. Edukatif
Ibu akan mempunyai pengalaman yang berguna sehingga mampu
menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit. Selama
di RS ibu akan melihat, belajar, dan mendapat bimbingan mengenai cara
menyusui secara benar, cara merawat payudara, tali pusat, memandikan
bayi, dan sebagainya. Keterampilan ini di harapkan dapat menjadi modal
bagi ibu untuk merawat bayi dan dirinyasendiri setelah pulang dari RS.
(Nanny Vivian. 2013 : 19)
e. Ekonomi
Pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi rumah sakit,
terutama rumah sakit pemerintah terhadap anggaran pengeluaran untuk
pembelian susu formula, botol susu, dot, serta peralatan lain yang di
butuhkan. Beban perawat menjadi lebih ringan karena ibu berperan
besar dalam merawat bayinya sendiri sehingga waktu luang dapat di
manfaatkan untuk kegiatan lain. (Nanny Vivian. 2013 : 19)
f. Medis
Secara medis pelaksanaan rawat gabung dapat menurunkan
terjadinya infeksi nosokomial pada bayi, serta menurunkan angka
morbiditasdan mortalitas ibu maupun bayi. (Nanny Vivian. 2013 : 19)
16
G. Tahap-tahap Bounding Attachment
Berikut ini tahap-tahap terjadinya ikatan bhatin (Bounding Attachment) antara
orang tua dan bayi :
1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2. Bounding (keterikatan).
3. Attachment,perasaan saying yang mengikat individu dengan individu
lainnya.
(Muslihatun, Wafi Nur. 2010 :53)
H. Bayi baru lahir bermasalah
Masalah yang perlu tindakan segera dalam 1 jam
1. Tidak bernapas/ sulit bernapas
Penanganan umum yang bisa diberikan adalah :
a. Keringkan bayi atau ganti kain yang basah dan bungkus dengan
pakaian hangat dan kering.
b. Segera klem dan potong tali pusat.
c. Letakkan bayi pada tempat yang keras dan hangat.
d. Lakukan pedoman pencegahan infeksi dalam setiap melakukan
tindakan.
e. Lakukan resusitasi bila terdeteksi adanya kegagalan napas setelah bayi
lahir.
f. Jika resusitasi tidak berhasil, maka berikan ventilasi.
2. Sianosis / kebiruan dan sukar bernapas
Jika bayi mengalami sianosis (kebiruan ), sukar bernapas (frekuensi <
30 atau > 60 x/ menit), ada tarikan dinding dada ke dalam, atau merintih,
maka lakukan hal berikut :
a. Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan napas tidak tersumbat.
b. Berikan oksigen 0,5 liter/ menit.
17
c. Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang men- support
kondisi bayi.
d. Tetap menjaga kehangatan bayi.
3. Bayi berat lahir rendah ( BBLR) < 2500 gram.
Ada dua macam BBLR, yang pertama bayi lahir kecil akibat kurang
bulan. Dan yang kedua adalah bayi lahir kecil dengan BB yang
seharusnya untuk masa gestasi (dismatur)
a. Bayi lahir kecil akibat kurang bulan (premature) masa gestasi < 37
minggu
b. Factor penyebabnya adalah sebagai berikut:
1) Ibu mengalami perdarahan antepartum, trauma fisik/psikologis,
dan DM, atau usia ibu masih terlalu muda (< 20 tahun) dan
multigravida dengan jarak kehamilan yang dekat.
2) Keadaan social ekonomi rendah
3) Kehamilan ganda atau hidramnion.
c. Ciri-ciri bayi premature adalah sebagai berikut :
1) Berat kurang < 2500 gram
2) Lingkar dada < 30 cm
3) Panjang badan < 45 cm
4) Lingkar kepala < 33 cm
5) Kepala lebih besar dari badannya
6) Kulitnya tipis transparan dan banyak lanugo
7) Lemak subkutan minimal
d. Bayi lahir kecil dengan berat badan yang seharusnya untuk masa
gestasi (dismatur). Kondisi ini dapat terjadi preterm, aterm, maupun
postmatur. Bayi lahir dengan berat sangat kecil (BB< 1.500 gram atau
usia < 32 minggu) sering masalah berat seperti :
1) Sukar bernapas;
2) Sukar minum( menghisap);
3) Ikterus berat;
18
4) Infeksi berat;
5) Rentan hipotermi;
6) Segera rujuk jika bayi mengalami kondisi-kondisi tersebut
e. Letargi
Tonus otot rendah dan tidak ada gerakan sehingga sangat mungkin
bayi sedang sakit berat. Jika ditemukan kondisi demikian, maka segera
rujuk.
f. Hipotermi ( suhu < 36 ˚C )
Bayi mengalami hipotermi barat jika suhu aksila < 35 ˚C. untuk
mengatasi kondisi tersebut, lakukan hal berikut :
1) Gunakan alat yang ada incubator, radian heater, kamar hangat,
atau tempat tidur hangat.
2) Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki Neonatal Intensif
Care Unit ( NICU )
3) Jika bayi sianosis, sukar bernapas, atau ada tarikan dinding dada
dan merintih, segera berikan oksigen.
g. Kejang
h. Diare
Bayi dikatakan mengalami diare jika terjadi pengeluaran feses yang
tidak normal, baik dalam jumlah maupun bentuk (frekuensi lebih dari
normal dan bentuknya cair). Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari
3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah
lebih dari 4 kali buang air besar.
i. Obstipasi
Obsipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya
penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna, atau bisa
didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari
atau lebih. Lebih dari 90 % bayi baru lahir akan mengeluarkan
mekonium dalam 24 jam pertama, sedangkan sisanya akan
19
mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika hal ini
tidak terjadi maka harus dipikirkan adanya obstipasi.
Namun, harus di ingat bahwa ketidakteraturan defekasi bukanlah
suatu obstipasi pada bayi yang menyusu, karena pada bayi bayi yang
mengkonsumsi ASI umumnya sering tidak mengalami defekasi selama
5-7 hari dan kondisi tersebut tidak menunjukkan adanya gangguan
karena nantinya bayi akan mengeluarkan feses dalam jumlah yang
banyak sewaktu defekasi.
Seiring dengan bertambahnya usia dan variasi dalam dietnya,
lambat laun defekasi akan menjadi lebih jarang dan feses yang
dikeluarkan menjadi lebih keras.
j. Infeksi
Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonates yang terjadi pada masa
antenatal, intranatal, dan postnatal.
k. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/
SIDS).
Sudden Infant Death Syndrome/ SIDS terjadi pada bayi sehat
secaramendadak, ketika sedang ditidurkan tiba-tiba ditemukan
meninggal beberapa jam kemudian. Angka kejadian SIDS sekitar 4
dari 1.000 kelahiran hidup. Insiden puncak dari SIDS terjadi pada bayi
usia 2 minggu dan 1 tahun. ( Nanny, Vivian. 2013 : 6-8)
4. Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir
a. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Bila bayi
baru lahir segera menangis spontan atau segera menangis, hindari
melakukan penghisapan secara rutin pada jalan nafasnya karena
penghisapan pada jalan nafas yang tidak dilakukan secara hati-hati
dapat menyebabkan perlukaan pada jalan nafas hingga terjadi infeksi,
serta dapat merangsang terjadinya gangguan denyut jantung dan
20
spasme (gerakan involuter dan tidak terkendali pada otot, gerakan
tersebut diluar kontrol otak). Pada laring dan tenggorokan bayi.
Bayi normal akan segera menangis segera setelah lahir. Apabila
tidak langsung menangis maka lakukan:
1) Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan
hangat.
2) Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari
tangan yang dibungkus kassa steril.
4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok
kulit bayi dengan kain kering dan kasar agar bayi segera
menangis.
b. Memotong dan merawat tali pusat
Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi
dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Luka tali pusat
dibersihkan dan dirawat dengan perawatan terbuka tanpa dibubuhi
apapun.
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Cegah terjadinya kehilangan panas dengan mengeringkan tubuh
bayi dengan handuk atau kain bersih kemudian selimuti tubuh bayi
dengan selimut atau kain yang hangat, kering, dan bersih. Tutupi
bagian kepala bayi dengan topi dan anjurkan ibu untuk memeluk dan
menyusui bayinya serta jangan segera menimbang atau memandikan
bayi baru lahir karena bayi baru lahir mudah kehilangan panas
tubuhnya.
d. Pemberian vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru
lahir dilaporkan cukup tinggi, sekitar 0,25 – 0,5 %. Untuk mencegah
21
terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan
cukup bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari,
sedangkan bayi resiko tinggi diberi Vitamin K perenteral dengan dosis
0,5-1 mg IM.
e. Upaya profilaksis terhadap gangguan mata.
Pemberian obat salep mata Tetrasiklin 1% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual).
Tetes mata / salep antibiotik tersebut harus diberikan dalam waktu
1 jam pertama setelah kelahiran. Upaya profilaksis untuk gangguan
pada mata tidak akan efektif jika tidak diberikan dalam 1 jam pertama
kehidupannya.
(Liana, Merry. 2015)
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
DENGAN KASUS : Bayi Baru Lahir Normal
DI : Puskesmas Bojong Rawalumbu
PADA : Tanggal : 11 Bulan 06 Tahun 2016
Waktu : 12.30 WIB
I. DATA SUBJEKTIF
A. Identitas / Biodata
Nama Bayi : By.Ny.D Nama Ibu : Ny.D
Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 29 thn
Tgl.Lahir : 10-06-2016 Agama : Islam
Anak Ke : 3 (TIGA) Pekerjaan : IRT
Alamat : Rawalumbu Alamat : Rawalumbu
B. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kehamilan Sekarang
Trimester I : ANC I kali di puskesmas dengan keluhan mual muntah
Trimester II : ANC II kali di puskesmas
Trimester III : ANC III kali di puskesmas
b. Riwayat Persalinan Sekarang
Lama Persalinan : 19 Jam 30 Menit Kala II : 25 Menit
Kala I : 17 Jam Kala IV : 2 Jam
Kala III : 5 Menit
Keadaan Air Ketuban : Jernih Waktu Pecah : 23:15 WIB
Jenis Persalinan : Spontan Lilitan Tali Pusat : Tidak Ada
Episiotomi : Tidak Dilakukan
23
II. DATA OBJEKTIF
Kajian Fisik
Tanda Vital
 Temp : 36,70c, BB : 3.000 gram, Rr : 56 x/m
 Pols : 138 x/menit, PB : 48 cm, Reflek : (+) positif
Apgar Score : A : 2 P : 2 G : 2 A : 2 R : 2
 Kepala
UUB : Normal UUK : Normal
Moulage : 0 Caput Succudenum : Tidak Ada
Bentuk Kepala : Normal, Bulat Keadaan Tubuh : Bersih
 Mata
Bentuk Mata : Simetris, Normal Strabismus : Tidak Ada
Pupil Mata : Nomal Sklera : An Ikterik
Keadaan : Bersih Bulu Mata : Tidak Ada Kelainan
 Hidung
Bentuk : Normal Lubang Hidung : Terdapat Septum
Pernafasan Cuping Hidung : Tidak Ada Keadaan : Baik
 Mulut
Bentuk : Normal Palatum : Ada Gusi : Normal
Reflek Hisap : (+) Positif Bibir : Normal
 Telinga
Posisi : Sejajar Keadaan : Normal
 Leher
Pembesaran Vena/Kelenjar : Tidak Ada Pergerakan Leher : Baik
 Dada
Posisi : Simetris
Mamae : Simetris, Ada, Normal Suara Nafas : Normal
 Perut
Bentuk : Normal, Tidak Ada Perdarahan Tali Pusat
 Punggung-bokong
Bentuk : Normal
24
 Ekstremitas
Jari Tangan : Lengkap Jari Kaki : Lengkap
Posisi dan Bentuk : Normal Pergerakan : Aktif
 Genetalia
Jenis Kelamin : Perempuan
BAK Pertama : 30 Menit Pertama
BAB Pertama : 60 Menit Pertama
 Reflek
Menghisap (Sucking) : (+) Positif
Menggenggam (graping) : (+) Positif
Reflek kaki (Staping) : (+) Positif
Reflek Moro : (+) Positif
 Ukuran Antropometri
Berat Badan : 3.000 gram, Tinggi Badan : 48 cm
Lingkar Kepala : 31 cm, Lingkar Dada : 32 cm
LILA : 9 cm
III. ANALISA DATA
Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Usia Kehamilan 1 jam
Masalah : Tidak Ada
Kebutuhan : Tidak Ada
IV. PERENCANAAN (PLANNING)
1. Memberitahu ibu tentang keadaan bayinya bahwa bayinya lahir dengan
selamat dan sehat dengan jenis kelamin : laki-laki, BB : 3.000 gram, PB :
48 cm, ibu mengerti tentang keadaan bayinya.
2. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya selama 6 bulan tanpa diberi
makanan/minuman tambahan apapun. Fungsinya penting bagi daya tahan
tubuh dan pertumbuhan pada bayi ibu mengerti dan bersedia menyusui
bayinya selama 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman
tambahan apapun.
25
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand, kapan saja
tanpa dijadwal. Ibu mengerti dan ibu bersedia untuk menyusui bayinya
secara on demand.
4. Menganjurkan ibu untuk mengganti kassa pada bayi yaitu ketika kassa
basah atau setiap bayi mandi. Cara mengganti kassa yaitu dengan melipat
segitiga lalu tali pusat dibungkus tanpa dibubuhi dengan apapun. Ibu
bersedia mengganti kassa dan kassa sudah diganti.
5. Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga tanda bahaya bayi baru
lahir yaitu bayi tidak mau menetek, suhu tubuh bayi tinggi sampai
menggigil, tali pusat berdarah dan belum BAB 24 jam terakhir. Bila
mendapati salah satu tanda tersebut maka ibu diharapkan melapor
kepetugas kesehatan. Ibu mengerti tentang tanda bahaya bayi baru lahir
dan bersedia untuk melapor kepetugas kesehatan bila mendapati salah
satu tanda tersebut terhadap bayinya.
6. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya seperti jangan
menempatkan bayi didekat jendela, jangan menempatkan bayi ditempat
yang dingin atau terpapar langsung dengan udara sekitar. Ibu mengerti
tentang penjeasan bidan dan akan menjaga kehangatan bayinya.
7. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene bayi dan mengganti
popo bayi pada saat bayi BAB dan bayi BAK. Ibu bersedia untuk
menjaga personal hygiene bayinya.
8. Memberitahu ibu bahwa bayinya kan diberikan vit K untuk mencegah
perdarahan pada bayiyang akan disuntikkan di paha luar sebelah kiri
secara IM dengan dois 0,1 mg. vit K sudah diberikan.
9. Memberikan salep mata oxy tetracycline 1% untuk mencegah infeksi
dengan cara oleskan salep mata dari mata bagian dalam kearah bagian
luar secara bergantian antara mata kanan dan kiri. Salep mata telah
diberikan.
26
V. CATATAN PERKEMBANGAN
TANGGAL
DATA
SUBJEKTIF
DATA
OBJEKTIF
ANALISA
DATA
PERENCANAAN
11/06/2016 Ibu
mengatakan
bayinya sudah
disusui dan
tidak rewel
KU : Baik
DJB:144 x/m
S : 37,5 0C
Rr : 43 x/m
Neonatus
cukup
bulan
sesuai
masa
kehamilan
6 jam
1. Menjelasakan kepada ibu
hasil pemeriksaan bahwa
keadaan bayinya dalam
keadaan baik yaitu DJB :
144 x/m, S : 37,50C, Rr :
43 x/m. Ibu mengerti
tentang hasil
pemeriksaan.
2. Menganjurkan ibu untuk
tetap menjaga kehangatan
bayinya. Ibu bersedia
untuk menjaga
kehangatan bayinya.
3. Mengingatkan kembali
kepada ibu untuk tetap
menyusui bayinya secara
on demand, kapan saja
tanpa dijadwal, tetapi jika
bayi tidur maka setiap 2
jam sekali bayi
dibangunkan. Ibu
bersedia untuk menyusui
bayinya.
4. Mengingatkan kembali
kepada ibu untuk
mengganti kassa bayi
27
setiap kassa sudah basah
dan setiap bayi mandi.
Ibu bersedia mengganti
kassa bayi dan kassa
telah diganti.
5. Mengingatkan kembali
kepada ibu untuk tetap
menjaga kebersihan
bayinya. Ibu bersedia
untuk menjaga kebersihan
bayinya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
By.Ny.D yang berjenis kelamin laki-aki lahir pada tanggal 10 juni 2016
pukul 23.25 WIB anak ketiga dari pasangan Ny.D dan Tn.I. Riwayat
antenatal care Ny.D yaitu 6 x selama masa kehamilan dilakukan di puskesmas
dan melakukan imunisasi TT selama 2 kali , ibu tidak mempunyai masalah
dalam kehamilannya ibu tidak mempunyai penyakit selama masa kehamilan
tidak ada komplikasi terhadap janin dan ibu.
Adapun riwayat intanatal nya By.Ny.D lahir pada tanggal 10 Juni 2016
pada pukul 23.25 WIB , jenis persalinan spontan ditolong oleh bidan di
puskesmas bojong rawaumbu. Lama persalinan pada kala 1 adalah 17 jam
dan pada kala 2 selama 5 menit tidak ada komplikasi yang terjadi selama
masa persalinan.
By.Ny.D lahir dengan Berat Badan 3000 Gram, panjang badan 48 cm,
Lingkar Kepala 32 cm, Lingkar Dada 31 cm, dengan nilai APGAR score nya
9/10 tidak ada caput succedaneum dan caput hematoma dan tidak ada cacat
bawaaan pada By.Ny.D, keadaan nya baik mempunyai reflek yang baik.
Eliminasi bayi juga baik yaitu pada 30 m3nit pertama bayi sudah dapat Buang
Air Kecil (BAK), dan pada 60 menit pertama bayi sudah dapat Buang Air
Besar (BAB).
Rencana asuhan terhadap By.Ny.D yaitu beritahu ibu tentang hasil
pemeriksaan, anjurkan ibu untuk menyusui bayinya selama 6 bulan, anjurkan
ibu untuk menyusui bayinya secara on demand, anjurkan ibu untuk
mengganti kassa bayi ketika basah atau lembab dan ketika mandi,beritahu ibu
tentang tanda bahaya bayi baru lahir, anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan
bayinya, anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene bayi, beritahu ibu
bahwa bayinya akan disuntikkan vit K, dan beritahu ibu bahwa bayinya akan
diberikan salep mata.
29
Implementasi (pelaksanaan) dari rencana asuhan bayi baru lahir yaitu
memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya selama 6 bulan tanpa tambahan makanan atau minuman
apapun, menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand (kapan
saja) tanpa dijadwal, menganjurkan ibu untuk mengganti kassa bayi ketika
kassa basah atau lembab dan ketika mandi, memberitahu ibu tanda bahaya
bayi baru lahir seperti bayi tidak mau menetek, suhu bayi tinggi hingga
menggigil, tali pusat berdarah, dan belum BAB 24 terakhir, menganjurkan
ibu untuk menjaga kehangatan bayinya, memberitahu ibu bahwa bayinya kan
diberikan vit K pada paha bagian luar sebelah kiri secara IM dengan dosis 0,1
mg, dan memberitahu ibu bahwa bayinya akan diberikan salep mata Oxy
Tetracyline 1 %.
Evaluasi dari asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yaitu ibu mengerti
tentang hasil pemeriksaan, ibu mengerti tentang semua penjelasan bidan dan
bersedia mengikuti anjuran bidan.
Dalam praktek asuhan kebidanan pada bayi baru lahir tidak ada
kesenjangan praktek dan teori yang didapat dari pendidikan.
B. Saran
1. Bagi Institut Pendidikan Akbid Gema Nusantara
Diharapkan mampu meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat
membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan dibidang teori
dan praktek terhadap bayi baru lahir.
2. Bagi Lahan Praktek Puskesmas Bojong Rawalumbu
Agar meningkatkan kualitas pelayanan atau asuhan kebidanan kepada bayi
baru lahir sesuai dengan perkembangannya serta melakukan asuhan
kebidanan sesuai dengan teori yang ada.
30
3. Bagi Penulis
Diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dalam memberikan asuhan
terhadap bayi baru lahir yang didapat dari lahan praktik.
4. Bagi klien
Diharapkan ibu mampu melakukan perawatan bayi baru lahir secara
mandiri sesuai dengan yang telah diajarkan oleh bidan dan setelah
diperbolehkan pulang sesuai dengan anjuran bidan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Nanny, Vivian, 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika
JNPK-KR. 2010. Asuhan Persalinan Normal.
Johariyah.dkk.2012. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta :
CV.Trans Info Media
Maryunani, Anik. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita & Anak Pra-sekolah.
Jakarta : IN MEDIA
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan NeonAtus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya
Maryunani, Anik. 2015. Kamus Bidan Bergambar dalam Asuhan Kebidanan.
Jakarta : IN MEDIA
Putri, Bidan. Materi Kebidanan. http://materi-bidan. blogspot. co.
id/2014/11/definisi-dan-asuhan-bayi-baru-lahir-bbl.html, diakses pada
tanggal 13 Agustus 2016
Chapter. 2015. Latar belakang neonatal. http: //repository. usu. ac.
id/bitstream/123456789/30984/4/Chapter%20I.pdf. diakses pada tanggal 13
Agustus 2016
KEMENKES RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : KEMENKES RI
Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. 2013. Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2013). Jakarta : RISKESDAS
32
KEMENKES RI. 2016. 3 Maret HariI Kelainan Bawaan Sedunia Cegah Bayi
Lahir Cacat dengan Pola Hidup Sehat. http://www.depkes.go.id
/pdf.php?id=16030300001, diakses pada tanggal 14 Aguatus 2016
Liana, Merry. 2015. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir Fisiologis. http://merry-
creations.blogspot.co.id/2015/01/konsep-dasar-bayi-baru-lahir-fisiologis.htm
l, diakses pada tanggal 13 Agustus 2016
Djamhari. 2013. Kematian Ibu dan Anak di Bekasi Terus Turun.
http://lifestyle.okezone.com/read/2013/12/29/482/918922/kematian-ibu-dan-
anak-di-kabupaten-bekasi-terus-turun, diakses pada tanggal 13 Agustus 2016
Budiman, Asep. 2016. Penurunan Kematian Ibu dan Bayi di Jabar tidak
Signifikan. http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2015/08/21/33922
2/penurunan-kematian-ibu-dan-bayi-di-jabar-tidak-signifikan

Contenu connexe

Tendances

Askeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalAskeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalMarlenTanamal
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAndra Dewi Hapsari
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMAffiZakiyya
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidananshona2493
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanDokter Tekno
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
 
Askeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan scAskeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan scheri damanik
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Operator Warnet Vast Raha
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalHendrik Sutopo
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikAl-Ikhlas14
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiWarnet Raha
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumcahyatoshi
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanAbdul Rochman
 
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0Operator Warnet Vast Raha
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBSmoharip1
 
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix okdesiaulia7
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Rahayu Pratiwi
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidananSiti Maimun
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
 

Tendances (20)

Askeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normalAskeb pada bayi baru lahir normal
Askeb pada bayi baru lahir normal
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan24 standar pelayanan kebidanan
24 standar pelayanan kebidanan
 
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinanPartograf dan penilaian kemajuan persalinan
Partograf dan penilaian kemajuan persalinan
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
 
Askeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan scAskeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan sc
 
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
Percakapan konseling antar bidan dengan pasien tentang kb (alat kontrasepsi)
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iii
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partum
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
Asuhan kebidanan ibu hamil pada ny “r“ umur 30th g2 p1 a0
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
 
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik
 
24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan24 standar asuhan kebidanan
24 standar asuhan kebidanan
 
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu HamilPemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
 

Similaire à askeb Bayi Baru Lahir NORMAL

Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hari
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hariAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hari
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hariOperator Warnet Vast Raha
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hari
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hariAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hari
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hariOperator Warnet Vast Raha
 
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR KEL 4.docx
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR KEL 4.docxASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR KEL 4.docx
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR KEL 4.docxFarhaVidia
 
LP SALIN .docx
LP SALIN .docxLP SALIN .docx
LP SALIN .docxDNPrf
 
Power point seminar BBL
Power point seminar BBLPower point seminar BBL
Power point seminar BBL021112
 
Power point seminar bayi
Power point seminar bayiPower point seminar bayi
Power point seminar bayi021112
 
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balita
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balitaAskeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balita
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balitaPurwaningsih Rahayu
 
Pp pengantar pengembangan anb
Pp pengantar pengembangan anbPp pengantar pengembangan anb
Pp pengantar pengembangan anbFitriKhana
 
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...Warnet Raha
 

Similaire à askeb Bayi Baru Lahir NORMAL (20)

ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBINASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN
 
Askeb aspiksia
Askeb aspiksiaAskeb aspiksia
Askeb aspiksia
 
Bersalin
BersalinBersalin
Bersalin
 
Makalah klmpok asuhan kebidanan
Makalah klmpok asuhan kebidananMakalah klmpok asuhan kebidanan
Makalah klmpok asuhan kebidanan
 
Kti akbid raha
Kti akbid rahaKti akbid raha
Kti akbid raha
 
Tugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu ritaTugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu rita
 
Tugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu ritaTugas konsep oleh bu rita
Tugas konsep oleh bu rita
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hari
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hariAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hari
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hari
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hari
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hariAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hari
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir usia 0 7 hari
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
 
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR KEL 4.docx
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR KEL 4.docxASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR KEL 4.docx
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR KEL 4.docx
 
LP SALIN .docx
LP SALIN .docxLP SALIN .docx
LP SALIN .docx
 
Power point seminar BBL
Power point seminar BBLPower point seminar BBL
Power point seminar BBL
 
Power point seminar bayi
Power point seminar bayiPower point seminar bayi
Power point seminar bayi
 
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balita
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balitaAskeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balita
Askeb Komunitas_Bab i-iii pelayanan kesehatan bayi & balita
 
Pp pengantar pengembangan anb
Pp pengantar pengembangan anbPp pengantar pengembangan anb
Pp pengantar pengembangan anb
 
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “I”dengan BBLR ...
 
Kti akbid paramata 3
Kti akbid paramata 3Kti akbid paramata 3
Kti akbid paramata 3
 
Kti akbid paramata 2
Kti akbid paramata 2Kti akbid paramata 2
Kti akbid paramata 2
 

Plus de Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)

Plus de Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah) (20)

Master KP4
Master KP4Master KP4
Master KP4
 
PPT LTA KEBIDANAN
PPT LTA KEBIDANANPPT LTA KEBIDANAN
PPT LTA KEBIDANAN
 
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUSASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS
 
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGANASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
 
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSIASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
 
ASKEB HAMIL PATOLOGIS DENGAN KISTA SIMPLEKS OVARI
ASKEB HAMIL PATOLOGIS DENGAN KISTA SIMPLEKS OVARIASKEB HAMIL PATOLOGIS DENGAN KISTA SIMPLEKS OVARI
ASKEB HAMIL PATOLOGIS DENGAN KISTA SIMPLEKS OVARI
 
Laporan PKMD terhadap bayi dengan diare
Laporan PKMD terhadap bayi dengan diareLaporan PKMD terhadap bayi dengan diare
Laporan PKMD terhadap bayi dengan diare
 
Tik kls viii smstr 1 (bab 2)
Tik kls viii smstr 1 (bab 2)Tik kls viii smstr 1 (bab 2)
Tik kls viii smstr 1 (bab 2)
 
Kepemimpinan dalam materi kewirausahaan
Kepemimpinan dalam materi kewirausahaanKepemimpinan dalam materi kewirausahaan
Kepemimpinan dalam materi kewirausahaan
 
Kelas11 matematika ips_rosihanari
Kelas11 matematika ips_rosihanariKelas11 matematika ips_rosihanari
Kelas11 matematika ips_rosihanari
 
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidananmakalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
makalah Surveilans praktik pelayanan kebidanan
 
Kasus pdca diare akut
Kasus pdca diare akutKasus pdca diare akut
Kasus pdca diare akut
 
Konsep Kebidanan
Konsep KebidananKonsep Kebidanan
Konsep Kebidanan
 
Faktor penghambat KIP/K
Faktor penghambat KIP/KFaktor penghambat KIP/K
Faktor penghambat KIP/K
 
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAKSTIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK
STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK
 
Penanganan Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas dan Terasa Sakit
Penanganan Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas dan Terasa SakitPenanganan Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas dan Terasa Sakit
Penanganan Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas dan Terasa Sakit
 
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPATMENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
MENETAPKAN DIAGNOSA KEHAMILAN DENGAN TEPAT
 
Tahap perkembangan dan stimulasi pada anak usia 1- 2 tahun
Tahap perkembangan dan stimulasi pada anak usia 1- 2 tahunTahap perkembangan dan stimulasi pada anak usia 1- 2 tahun
Tahap perkembangan dan stimulasi pada anak usia 1- 2 tahun
 
proses komunikasi efektif
proses komunikasi efektifproses komunikasi efektif
proses komunikasi efektif
 
pemasaran jasa sosial kebidanan
pemasaran jasa sosial kebidananpemasaran jasa sosial kebidanan
pemasaran jasa sosial kebidanan
 

Dernier

contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Dernier (20)

contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

askeb Bayi Baru Lahir NORMAL

  • 1. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP By.Ny D DI PUSKESMAS BOJONG RAWALUMBU BEKASI TAHUN 2016 Disusun Oleh : RATNA IMAS INDRIYANI NIM. 1409010 AKADEMI KEBIDANAN GEMA NUSANTARA BEKASI 2016
  • 2. ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP By. Ny. D DI PUSKESMAS BOJONG RAWALUMBU BEKASI TAHUN 2016 Disusun Oleh: RATNA IMAS INDRIYANI NIM. 1409010 Di setujui dan disahkan oleh : Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan Anjani Khairunnisa, S.ST Andhyani Kiteswara, Am.Keb NIK :0424108830 NIP: 19871123 200902 2001
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi Baru Lahir (BBL) disebut dengan neonatus yang merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan antara 2500-4000 gram (Vivian, Nanny. 2013 : 1). Menurut World Health Organization (WHO), setiap tahunnya kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa BBL (usia dibawah 1 bulan). Setiap 6 menit terdapat satu bayi meninggal. Penyebab kematian BBL di indonesia adalah BBLR 29%, Asfiksia 27%, trauma lahir, Tetanus Neonatorum, infeksi lain dan kelainan kongenital. (Chapter. 2015) Di Indonesia, kematian bayi baru lahir (neonatal) masih menjadi permasalahan kesehatan. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah 32/1000 kelahiran hidup dan kematian neonatal 19/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012) . Saat ini, kelainan bawaan mempunyai kontribusi yang cukup besar sebagai penyebab kematian neonatal. Data laporan Riskesdas tahun 2007 menyatakan bahwa sebesar 1,4% bayi baru lahir usia 0-6 hari pertama kelahiran dan 18,1% bayi baru lahir usia 7-28 hari meninggal disebabkan karena kelainan bawaan. (Kemenkes RI. 2016) Jumlah kematian ibu dan bayi di Jawa Barat setiap tahun menurun meski tidak signifikan dan masih di peringkat ketiga setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Meskipun demikian, capaian Jabar masih jauh dari target nasional Millennium Development Goals (MDG’s) karena kurangnya kesadaran
  • 4. 2 pemerintah daerah. jumlah kematian bayi pada 2010 sebanyak 4.982 kasus, pada 2011 sebanyak 5.142 kasus, pada 2012 sebanyak 4.803 kasus, pada 2013 sebanyak 4.306 kasus, dan pada 2014 sebanyak 3.979 kasus. (Budiman, Asep. 2016) Sedangkan menurut Dinas Kesehatan Kota Bekasi pada 2013 tercatat kematian ibu melahirkan sebanyak 38 orang dan kematian bayi ada 98 orang. (Djamhari. 2013) Kematian bayi sering terjadi karena disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orangtua mengenai gizi pada bayi, perawatan bayi seperti menjaga kebersihan bayi, perawatan tali pusat yang benar, dan pemberian ASI Eksklusif. Dari hasil Riskesdas 2013 menyatakan bahwa persentase proses mulai mendapat ASI kurang dari satu jam Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada anak umur 0-23 bulan di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 34,5%. Persentase proses mulai mendapat ASI antara 1–6 jam sebesar 35,2%, persentase proses mulai mendapat ASI antara 7–23 jam sebesar 3,7%, sedangkan persentase proses mulai mendapat ASI antara 24 – 47 jam sebesar 13,0% dan persentase proses mulai mendapat ASI lebih dari 47 jam sebesar 13,7%. (KEMENKES RI, 2014 : 93) Kemudian persentase cara perawatan tali pusat pada anak usia 0-59 bulan dengan tidak diberi apa-apa meningkat dari 2010 (11,6%) menjadi 24,1 persen di 2013, tetapi yang diberi betadine/alkohol masih lebih besar (68,9%). Persentase pernah disunat pada anak perempuan usia 0-11 tahun sebesar 51,2 persen. (Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. 2013 : xv) Dari hasil presentasi tersebut kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal sehingga neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine dapat bertahan dengan baik karena periode neonatal adalah
  • 5. 3 periode yang paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi (Nanny, Vivian.2010:12) Untuk mewujudkan hal ini, salah satu upaya dalam penurunan AKB adalah dengan memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan baik dan sesuai dengan manajemen asuhan kebidanan, serta memberikan suatu pengetahuan informasi kepada ibu maupun keluarga mengenai pentingnnya melakukan perawatan pada bayi baru lahir agar tidak terjadi sesuatu yang tidak di inginkan. (Chapter. 2015) Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk menyusun Laporan Kasus dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir terhadap By.Ny.D di Puskesmas Bojong Rawalumbu, Bekasi. B. Tujuan 1. Tujuan umum Memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen SOAP dengan pola piker varney yang tepat pada bayi baru lahir dan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. 2. Tujuan khusus a. Mampu melakukan pengkajian dan pengumpulan data secara subjektif dan objectif pada bayi baru lahir. b.Mampu menginterprestasikan data yang terkumpul baik dalam bentuk diagnosa serta masalah dan kebutuhan terhadap bayi baru ahir c. Mampu mengindentifikasi masalah secara potensial d.Mampu mengidentifikasi kebutuhan dan melakukan intervensi dan kolaborasi e. Mampu membuat rencana, pelaksanaan, dan evaluasi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
  • 6. 4 C. Manfaat 1. Bagi penulis Menambah wawasan dan pengetahuan untuk penulis dalam menangani asuhan kebidanan pada bayi baru lahir sehingga dapat meninggkatkan pelayanan kesehatan, serta melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan standar yang ditetapkan. 2. Bagi Pendidikan Akbid Gema Nusantara Sebagai dokumentasi sehingga mahasiswa dapat menambah wawasan dan penggetahuan dalam praktek asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 3. Bagi Lahan Praktek Puskesmas Pondok Gede a. Memberi masukan sebagai aplikasi antara teori dan praktek serta menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara lahan praktek dan mahasiswa yang melaksanakan kegiatan terhadap bayi baru lahir. b. Menambah wawasan dan pengetahuan untuk penulis dalam menangani asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, sehingga dapat meningkatkan pelayanan kesehatan. 4. Bagi klien Menambah pengetahuan dan meningkatkan kesadaran pasien akan pentingnya perawatan pada bayi baru lahir.
  • 7. BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bayi Baru Lahir (Normal) Adalah bayi yang mengalami proses kelahiran dan menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke ekstra uterin. (Bidan, Putri. 2014) Masa neonatal masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Bayi adalah anak yang belum lama lahir. Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500-4000 gram (Ibrahim kristiana S. 1984. Perawatan Kebidanan Jilid II, Bandung) Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan ( Rukiyah dkk, 2010; h.2). Defenisi Bayi Baru Lahir menurut beberapa ahli yaitu: 1. Bayi Baru Lahir ialah bayi yang lahir selama satu jam pertama kelahiran ( Saifuddin,2002) 2. Bayi Baru Lahir ialah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu , lahir biasanya dengan masa gestasi 38- 42 minggu (wong,1996) 3. Bayi Baru Lahir ialah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu, dan berat lahir 2500- 4000 gram ( Dep. Kes.RI ,2005). B. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal 1. Lahir aterm antara 37-42 minggu 2. Berat badan 2500 – 4000 gram 3. Panjang badan 48 – 52 Cm 4. Lingkar dada 30 – 38 cm 5. Lingkar Kepala 33 – 35 cm 6. Lingkar lengan 11-12 cm
  • 8. 6 7. Frekuensi jantung 120 – 160 x / menit 8. Pernafasan + 40 – 60 x /menit 9. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup 10.Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna 11.Kuku agak panjang dan lemas 12.Nilai APGAR >7 13.Gerak aktif 14.Bayi lahir langsung menangis 15.Reflek rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik 16.Refleks sucking (hisap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik 17.Refleks morro atau gerakan memeluk bila dikagetkan sudah baik 18.Refleks grasping atau mengenggam sudah baik 19.Genetalia Perempuan : Labia mayora sudah menutupi labia minora Laki – laki : Testis sudah turun, skrotum sudah ada 20.Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan. (Nanny, vivian.2010 : 2) C. APGAR Score Penilaian keadaan umum bayi dinilai 1 menit setelah bayi lahir dengan penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk menilai apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Bila nilai APGAR dalam 2 menit tidak mencapai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut karena kalau bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit kemungkinan terjadi gejala- gejala neurologic lanjutan dikemudian hari akan lebih besar, maka penilaian APGAR selain dilakukan pada menit pertama juga dilakukan pada menit ke-5 setelah bayi lahir.
  • 9. 7 Tabel 2.1 Perhitungan APGAR Penilaian Nilai = 0 Nilai = 1 Nilai = 2 Jumlah NA Appearance (warna kulit) Pucat Badan merah, ekstremitas biru Seluruh tubuh kemerah- merahan Pulse rate (Frekuensi Nadi) Tidak ada < 100 > 100 Grimace (reaksi rangsangan) Tidak ada Sedikit gerakan mimic (grimace) Batuk/bersin Activity (tonus otot) Tidak ada Ekstremitas dalam sedikit fleksi Gerakan aktif Respiration (pernapasan) Tidak ada Lemah/tidak teratur Baik/menangis (Tando, Naomy Marie. 2015 : 145-146) D. Adaptasi Fisiologis BBL Terhadap Kehidupan Diluar Uterus Setelah bayi lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) mebjadi mandiri secara fisiologis. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui system sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh, dan melawan setiap penyakit/infeksi. Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan diluar rahim. Periode ini berlangsung sampai 1 bulan atau lebih.
  • 10. 8 1. Adaptasi Pernapasan Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru- paru. a. Perkembangan paru-paru Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang, dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjut sampai usia sekitar 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveoulus sepenuhnya berkembang, walaupun jannin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterlambatan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru-paru, dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan. b.Awal adanya napas Factor-faktor yang berperan dalam rangsangan napas pertama bayi adalah: a) Hipoksia pada akhir prsalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan di otak. b) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis, interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler, dan susunan syaraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan. c) Penimbunan karbon dioksida (CO2) Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernapasan. Berkurangnhya O2 akan mengurangi
  • 11. 9 gerakan pernapasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin. d) Perubahan suhu Keadaan dingin akann merangsang pernapasan. c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk: a) Mengeluarkan cairan dari dalam paru-paru. b) Mengembangkan jaringan alveolus untuk pertama kali. d.Dari cairan menuju udara Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga caira ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara section cesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan yang pertama udara memenuhi ruangan trachea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler Oksigen yang memadai merupakan factor yang sagat penting dalam mempertahankan keckupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan
  • 12. 10 cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulai luar rahim 2. Adaptasi system peredaran darah Setelah lahir, darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar: a. Penutupan firamen ovale pada atrium jantung b.Perubahan duktus anteriosus antara paru-paru dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh system pembuluh. Oksigen menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah. Peristiwa yang meubah tekanan dalam system pembuluh darah: a) Pemotongan tali pusat, aliran darah dari plasenta melalui vena cava inferior dan foramen oval eke atrium kiri terhenti. b) Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru- paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. c) Dengan pernapasan, kadar oksigen dalam darah meningkat yang menyebabkan duktus arteriosus mengalami kontriksi dan menutup. (Tando, Naomy Marie.2013 :135-140) 3. Adaptasi suhu Empat kemungkinan mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru lahir kehilangan panas tubuhya. a. Konduksi Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuhh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung). Sebagai contoh, konduksi bias
  • 13. 11 terjadi ketika meninmbang bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi saat tangan dingin, dan menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan BBL. b.Konveksi Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara). Sebgaai contoh, konveksi dapat terjadi ketika membiarkan atau menempatkan BBL dekat jendela, atau membiarkan BBL diruangan yang terpasang kipas angin. c. Radiasi Panas dipancarkan dari BBL keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda). Sebgai contoh, membiarkan BBL dalam ruangan AC tanpa diberikan pemanas (radiant warmer), membiarkan BBL dalam keadaan telanjang, atau menidurkan BBL berdekatan dengan ruangan dingin (dekat tembok). d.Evaporasi Panas hilang melalui proses penguapan yang bergantung pada kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara mengubah cairan menjadi uap). Evaporasi ini dipengaruhi oleh jumlah panas yang dipakai, tingkat kelembapan udara, dan aliran udara yang melewati. Apabila BBL dibiarkan dalam suhu kamar 250C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi yang besarnya 200 kg/BB, sedangkan yang dibentuk hanya 1 10 nya saja. Agar dapat mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi, maka lakukan hal berikut.
  • 14. 12 a) Keringkan bayi secara seksama b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih yang kering dan hangat c) Tutup bagian kepala bayi d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya e) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahr. f) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. (Nanny, Vivian.2010:13-14) E. IMD ( Inisiasi Menyusui Dini) Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan. Pemberian ASI juga meningkatkan ikatan kasih saying (asih), memberikan nutrisi terbaik (asuh) dan melatih reflex dan motorik bayi (asah). (Kemenkes RI. 2010 : 10) Langkah Inisiasi Menyusui Dini (IMD) : 1. Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit pada ibunya segera setelah lahir minimal satu jam. 2. Bayi harus dibiarkan untuk melakukan IMD dan ibu dapat mengenali bahwa bayinya siap untuk menyusu serta member bantuan jika diperlukan. 3. Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada BBL, hingga inisiasi menyusui selesai dilakukan, prosedur tersebut seperti : pemberian salep/tetes mata, pemberian vitamin K1, menimbang dan lain- lain. (JNPK-KR. 2012 : 120) Keuntungan IMD untuk ibu Merangsang produksi oksitosindan prolaktin pada ibu. 1. Pengaruh oksitosin : a) Membantu konntraksi uterus sehingga menurunkan risiko perdarahan pasca persalinan.
  • 15. 13 b) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan produksi ASI. c) Membantu ibu mengatasi stress sehingga ibu merasa lebih tenang dan tidak nnyeri pada saat plasenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya. 2. Pengaruh prolaktin : a) Meningkatkan produksi ASI. b) Menunda ovulasi Keuntungan IMD untuk bayi 1. Mempercepat keluarnya kolostrum yaitu makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal untuk kebutuhan bayi. 2. Mengurangi infeksi dengan kekebalan pasif (melalui kolostrum) maupun aktif. 3. Mengurangi 22% kematian bayi berusia 28 hari kebawah. 4. Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan lamanya bayi disusui membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan isap, telan dan napas. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir. 5. Meningkatkan jalinan kasih sayang dengan bayi. 6. Mencegah kehilangan panas. (JNPK-KR. 2012 : 121) F. Rawat gabung Rawat gabung adalah suatu cara perawatan yang menyatukan ibu beserta bayinya dalam satu ruangan, kamar, atau suatu tempat secara bersama-sama dan tidak dipisahkan selama 24 jam penuh dalam seharinya. (Nanny, Vivian. 2013 : 18). Ibu dan bayi harus tidur dalam satu ruangan selama 24 jam. Idealnya BBL ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya. Ini adalahcara
  • 16. 14 yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu segera menyusui bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi. (Kemenkes. 2010 : 9) Tujuan dilakukannya rawat gabung adalah: 1. Ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin dan setiap saat atau kapan saja saat dibutuhkan. 2. Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar seperti yang dilakukan oleh petugas. 3. Ibu mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam merawat bayinya. 4. Suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif untuk mendukung dan membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya secara baik dan benar 5. Ibu dan bayi mendapat kehangatan dan emosional. (Nanny Vivian. 2013 : 18) Manfaat dilakukannya rawat gabung memungkinkan ayah dan ibu bayi diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman cara merawat bayinya segera sesudah melahirkan. Manfaat rawat gabung antara lain : a. Fisik Bila bayi dekat dengan bayi, maka ibu akan mudah untuk melakukan perawatan sendiri. Dengan perawatan sendiri dan pemberian ASI sedini mungkin, maka akan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi silang dari pasien lain atau pun petugas kesehatan (Nanny Vivian. 2013 : 19) b. fisiologis Bila ibu dekat dengan bayinya akan segera di susui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologi yang alami, dimana bayi mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Bagi ibu yang
  • 17. 15 menyusui akan timbul reflek oksitosin yang dapat membantu proses fisiologi involusi rahim. (Nanny Vivian. 2013 : 19) c. Psikologis Dari segi psikologis akan segera terjadi proses lekat akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi. Hal tersebut akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan psikologi bayi. Selain itu, kehangatan tubuh ibu merupakan stimulus mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. (Nanny Vivian. 2013 : 19) d. Edukatif Ibu akan mempunyai pengalaman yang berguna sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari rumah sakit. Selama di RS ibu akan melihat, belajar, dan mendapat bimbingan mengenai cara menyusui secara benar, cara merawat payudara, tali pusat, memandikan bayi, dan sebagainya. Keterampilan ini di harapkan dapat menjadi modal bagi ibu untuk merawat bayi dan dirinyasendiri setelah pulang dari RS. (Nanny Vivian. 2013 : 19) e. Ekonomi Pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi rumah sakit, terutama rumah sakit pemerintah terhadap anggaran pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu, dot, serta peralatan lain yang di butuhkan. Beban perawat menjadi lebih ringan karena ibu berperan besar dalam merawat bayinya sendiri sehingga waktu luang dapat di manfaatkan untuk kegiatan lain. (Nanny Vivian. 2013 : 19) f. Medis Secara medis pelaksanaan rawat gabung dapat menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi, serta menurunkan angka morbiditasdan mortalitas ibu maupun bayi. (Nanny Vivian. 2013 : 19)
  • 18. 16 G. Tahap-tahap Bounding Attachment Berikut ini tahap-tahap terjadinya ikatan bhatin (Bounding Attachment) antara orang tua dan bayi : 1. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya. 2. Bounding (keterikatan). 3. Attachment,perasaan saying yang mengikat individu dengan individu lainnya. (Muslihatun, Wafi Nur. 2010 :53) H. Bayi baru lahir bermasalah Masalah yang perlu tindakan segera dalam 1 jam 1. Tidak bernapas/ sulit bernapas Penanganan umum yang bisa diberikan adalah : a. Keringkan bayi atau ganti kain yang basah dan bungkus dengan pakaian hangat dan kering. b. Segera klem dan potong tali pusat. c. Letakkan bayi pada tempat yang keras dan hangat. d. Lakukan pedoman pencegahan infeksi dalam setiap melakukan tindakan. e. Lakukan resusitasi bila terdeteksi adanya kegagalan napas setelah bayi lahir. f. Jika resusitasi tidak berhasil, maka berikan ventilasi. 2. Sianosis / kebiruan dan sukar bernapas Jika bayi mengalami sianosis (kebiruan ), sukar bernapas (frekuensi < 30 atau > 60 x/ menit), ada tarikan dinding dada ke dalam, atau merintih, maka lakukan hal berikut : a. Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan napas tidak tersumbat. b. Berikan oksigen 0,5 liter/ menit.
  • 19. 17 c. Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang men- support kondisi bayi. d. Tetap menjaga kehangatan bayi. 3. Bayi berat lahir rendah ( BBLR) < 2500 gram. Ada dua macam BBLR, yang pertama bayi lahir kecil akibat kurang bulan. Dan yang kedua adalah bayi lahir kecil dengan BB yang seharusnya untuk masa gestasi (dismatur) a. Bayi lahir kecil akibat kurang bulan (premature) masa gestasi < 37 minggu b. Factor penyebabnya adalah sebagai berikut: 1) Ibu mengalami perdarahan antepartum, trauma fisik/psikologis, dan DM, atau usia ibu masih terlalu muda (< 20 tahun) dan multigravida dengan jarak kehamilan yang dekat. 2) Keadaan social ekonomi rendah 3) Kehamilan ganda atau hidramnion. c. Ciri-ciri bayi premature adalah sebagai berikut : 1) Berat kurang < 2500 gram 2) Lingkar dada < 30 cm 3) Panjang badan < 45 cm 4) Lingkar kepala < 33 cm 5) Kepala lebih besar dari badannya 6) Kulitnya tipis transparan dan banyak lanugo 7) Lemak subkutan minimal d. Bayi lahir kecil dengan berat badan yang seharusnya untuk masa gestasi (dismatur). Kondisi ini dapat terjadi preterm, aterm, maupun postmatur. Bayi lahir dengan berat sangat kecil (BB< 1.500 gram atau usia < 32 minggu) sering masalah berat seperti : 1) Sukar bernapas; 2) Sukar minum( menghisap); 3) Ikterus berat;
  • 20. 18 4) Infeksi berat; 5) Rentan hipotermi; 6) Segera rujuk jika bayi mengalami kondisi-kondisi tersebut e. Letargi Tonus otot rendah dan tidak ada gerakan sehingga sangat mungkin bayi sedang sakit berat. Jika ditemukan kondisi demikian, maka segera rujuk. f. Hipotermi ( suhu < 36 ˚C ) Bayi mengalami hipotermi barat jika suhu aksila < 35 ˚C. untuk mengatasi kondisi tersebut, lakukan hal berikut : 1) Gunakan alat yang ada incubator, radian heater, kamar hangat, atau tempat tidur hangat. 2) Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki Neonatal Intensif Care Unit ( NICU ) 3) Jika bayi sianosis, sukar bernapas, atau ada tarikan dinding dada dan merintih, segera berikan oksigen. g. Kejang h. Diare Bayi dikatakan mengalami diare jika terjadi pengeluaran feses yang tidak normal, baik dalam jumlah maupun bentuk (frekuensi lebih dari normal dan bentuknya cair). Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air besar. i. Obstipasi Obsipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna, atau bisa didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama 3 hari atau lebih. Lebih dari 90 % bayi baru lahir akan mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama, sedangkan sisanya akan
  • 21. 19 mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika hal ini tidak terjadi maka harus dipikirkan adanya obstipasi. Namun, harus di ingat bahwa ketidakteraturan defekasi bukanlah suatu obstipasi pada bayi yang menyusu, karena pada bayi bayi yang mengkonsumsi ASI umumnya sering tidak mengalami defekasi selama 5-7 hari dan kondisi tersebut tidak menunjukkan adanya gangguan karena nantinya bayi akan mengeluarkan feses dalam jumlah yang banyak sewaktu defekasi. Seiring dengan bertambahnya usia dan variasi dalam dietnya, lambat laun defekasi akan menjadi lebih jarang dan feses yang dikeluarkan menjadi lebih keras. j. Infeksi Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonates yang terjadi pada masa antenatal, intranatal, dan postnatal. k. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death Syndrome/ SIDS). Sudden Infant Death Syndrome/ SIDS terjadi pada bayi sehat secaramendadak, ketika sedang ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam kemudian. Angka kejadian SIDS sekitar 4 dari 1.000 kelahiran hidup. Insiden puncak dari SIDS terjadi pada bayi usia 2 minggu dan 1 tahun. ( Nanny, Vivian. 2013 : 6-8) 4. Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir a. Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Bila bayi baru lahir segera menangis spontan atau segera menangis, hindari melakukan penghisapan secara rutin pada jalan nafasnya karena penghisapan pada jalan nafas yang tidak dilakukan secara hati-hati dapat menyebabkan perlukaan pada jalan nafas hingga terjadi infeksi, serta dapat merangsang terjadinya gangguan denyut jantung dan
  • 22. 20 spasme (gerakan involuter dan tidak terkendali pada otot, gerakan tersebut diluar kontrol otak). Pada laring dan tenggorokan bayi. Bayi normal akan segera menangis segera setelah lahir. Apabila tidak langsung menangis maka lakukan: 1) Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat. 2) Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang. 3) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril. 4) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar agar bayi segera menangis. b. Memotong dan merawat tali pusat Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan perawatan terbuka tanpa dibubuhi apapun. c. Mempertahankan suhu tubuh bayi Cegah terjadinya kehilangan panas dengan mengeringkan tubuh bayi dengan handuk atau kain bersih kemudian selimuti tubuh bayi dengan selimut atau kain yang hangat, kering, dan bersih. Tutupi bagian kepala bayi dengan topi dan anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya serta jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir karena bayi baru lahir mudah kehilangan panas tubuhnya. d. Pemberian vitamin K Kejadian perdarahan karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, sekitar 0,25 – 0,5 %. Untuk mencegah
  • 23. 21 terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi Vitamin K perenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM. e. Upaya profilaksis terhadap gangguan mata. Pemberian obat salep mata Tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual). Tetes mata / salep antibiotik tersebut harus diberikan dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran. Upaya profilaksis untuk gangguan pada mata tidak akan efektif jika tidak diberikan dalam 1 jam pertama kehidupannya. (Liana, Merry. 2015)
  • 24. BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KASUS : Bayi Baru Lahir Normal DI : Puskesmas Bojong Rawalumbu PADA : Tanggal : 11 Bulan 06 Tahun 2016 Waktu : 12.30 WIB I. DATA SUBJEKTIF A. Identitas / Biodata Nama Bayi : By.Ny.D Nama Ibu : Ny.D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 29 thn Tgl.Lahir : 10-06-2016 Agama : Islam Anak Ke : 3 (TIGA) Pekerjaan : IRT Alamat : Rawalumbu Alamat : Rawalumbu B. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kehamilan Sekarang Trimester I : ANC I kali di puskesmas dengan keluhan mual muntah Trimester II : ANC II kali di puskesmas Trimester III : ANC III kali di puskesmas b. Riwayat Persalinan Sekarang Lama Persalinan : 19 Jam 30 Menit Kala II : 25 Menit Kala I : 17 Jam Kala IV : 2 Jam Kala III : 5 Menit Keadaan Air Ketuban : Jernih Waktu Pecah : 23:15 WIB Jenis Persalinan : Spontan Lilitan Tali Pusat : Tidak Ada Episiotomi : Tidak Dilakukan
  • 25. 23 II. DATA OBJEKTIF Kajian Fisik Tanda Vital  Temp : 36,70c, BB : 3.000 gram, Rr : 56 x/m  Pols : 138 x/menit, PB : 48 cm, Reflek : (+) positif Apgar Score : A : 2 P : 2 G : 2 A : 2 R : 2  Kepala UUB : Normal UUK : Normal Moulage : 0 Caput Succudenum : Tidak Ada Bentuk Kepala : Normal, Bulat Keadaan Tubuh : Bersih  Mata Bentuk Mata : Simetris, Normal Strabismus : Tidak Ada Pupil Mata : Nomal Sklera : An Ikterik Keadaan : Bersih Bulu Mata : Tidak Ada Kelainan  Hidung Bentuk : Normal Lubang Hidung : Terdapat Septum Pernafasan Cuping Hidung : Tidak Ada Keadaan : Baik  Mulut Bentuk : Normal Palatum : Ada Gusi : Normal Reflek Hisap : (+) Positif Bibir : Normal  Telinga Posisi : Sejajar Keadaan : Normal  Leher Pembesaran Vena/Kelenjar : Tidak Ada Pergerakan Leher : Baik  Dada Posisi : Simetris Mamae : Simetris, Ada, Normal Suara Nafas : Normal  Perut Bentuk : Normal, Tidak Ada Perdarahan Tali Pusat  Punggung-bokong Bentuk : Normal
  • 26. 24  Ekstremitas Jari Tangan : Lengkap Jari Kaki : Lengkap Posisi dan Bentuk : Normal Pergerakan : Aktif  Genetalia Jenis Kelamin : Perempuan BAK Pertama : 30 Menit Pertama BAB Pertama : 60 Menit Pertama  Reflek Menghisap (Sucking) : (+) Positif Menggenggam (graping) : (+) Positif Reflek kaki (Staping) : (+) Positif Reflek Moro : (+) Positif  Ukuran Antropometri Berat Badan : 3.000 gram, Tinggi Badan : 48 cm Lingkar Kepala : 31 cm, Lingkar Dada : 32 cm LILA : 9 cm III. ANALISA DATA Diagnosa : Neonatus Cukup Bulan Sesuai Usia Kehamilan 1 jam Masalah : Tidak Ada Kebutuhan : Tidak Ada IV. PERENCANAAN (PLANNING) 1. Memberitahu ibu tentang keadaan bayinya bahwa bayinya lahir dengan selamat dan sehat dengan jenis kelamin : laki-laki, BB : 3.000 gram, PB : 48 cm, ibu mengerti tentang keadaan bayinya. 2. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya selama 6 bulan tanpa diberi makanan/minuman tambahan apapun. Fungsinya penting bagi daya tahan tubuh dan pertumbuhan pada bayi ibu mengerti dan bersedia menyusui bayinya selama 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan apapun.
  • 27. 25 3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand, kapan saja tanpa dijadwal. Ibu mengerti dan ibu bersedia untuk menyusui bayinya secara on demand. 4. Menganjurkan ibu untuk mengganti kassa pada bayi yaitu ketika kassa basah atau setiap bayi mandi. Cara mengganti kassa yaitu dengan melipat segitiga lalu tali pusat dibungkus tanpa dibubuhi dengan apapun. Ibu bersedia mengganti kassa dan kassa sudah diganti. 5. Memberikan penjelasan pada ibu dan keluarga tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi tidak mau menetek, suhu tubuh bayi tinggi sampai menggigil, tali pusat berdarah dan belum BAB 24 jam terakhir. Bila mendapati salah satu tanda tersebut maka ibu diharapkan melapor kepetugas kesehatan. Ibu mengerti tentang tanda bahaya bayi baru lahir dan bersedia untuk melapor kepetugas kesehatan bila mendapati salah satu tanda tersebut terhadap bayinya. 6. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya seperti jangan menempatkan bayi didekat jendela, jangan menempatkan bayi ditempat yang dingin atau terpapar langsung dengan udara sekitar. Ibu mengerti tentang penjeasan bidan dan akan menjaga kehangatan bayinya. 7. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene bayi dan mengganti popo bayi pada saat bayi BAB dan bayi BAK. Ibu bersedia untuk menjaga personal hygiene bayinya. 8. Memberitahu ibu bahwa bayinya kan diberikan vit K untuk mencegah perdarahan pada bayiyang akan disuntikkan di paha luar sebelah kiri secara IM dengan dois 0,1 mg. vit K sudah diberikan. 9. Memberikan salep mata oxy tetracycline 1% untuk mencegah infeksi dengan cara oleskan salep mata dari mata bagian dalam kearah bagian luar secara bergantian antara mata kanan dan kiri. Salep mata telah diberikan.
  • 28. 26 V. CATATAN PERKEMBANGAN TANGGAL DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF ANALISA DATA PERENCANAAN 11/06/2016 Ibu mengatakan bayinya sudah disusui dan tidak rewel KU : Baik DJB:144 x/m S : 37,5 0C Rr : 43 x/m Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan 6 jam 1. Menjelasakan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayinya dalam keadaan baik yaitu DJB : 144 x/m, S : 37,50C, Rr : 43 x/m. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan. 2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya. Ibu bersedia untuk menjaga kehangatan bayinya. 3. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap menyusui bayinya secara on demand, kapan saja tanpa dijadwal, tetapi jika bayi tidur maka setiap 2 jam sekali bayi dibangunkan. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya. 4. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk mengganti kassa bayi
  • 29. 27 setiap kassa sudah basah dan setiap bayi mandi. Ibu bersedia mengganti kassa bayi dan kassa telah diganti. 5. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayinya. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan bayinya.
  • 30. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan By.Ny.D yang berjenis kelamin laki-aki lahir pada tanggal 10 juni 2016 pukul 23.25 WIB anak ketiga dari pasangan Ny.D dan Tn.I. Riwayat antenatal care Ny.D yaitu 6 x selama masa kehamilan dilakukan di puskesmas dan melakukan imunisasi TT selama 2 kali , ibu tidak mempunyai masalah dalam kehamilannya ibu tidak mempunyai penyakit selama masa kehamilan tidak ada komplikasi terhadap janin dan ibu. Adapun riwayat intanatal nya By.Ny.D lahir pada tanggal 10 Juni 2016 pada pukul 23.25 WIB , jenis persalinan spontan ditolong oleh bidan di puskesmas bojong rawaumbu. Lama persalinan pada kala 1 adalah 17 jam dan pada kala 2 selama 5 menit tidak ada komplikasi yang terjadi selama masa persalinan. By.Ny.D lahir dengan Berat Badan 3000 Gram, panjang badan 48 cm, Lingkar Kepala 32 cm, Lingkar Dada 31 cm, dengan nilai APGAR score nya 9/10 tidak ada caput succedaneum dan caput hematoma dan tidak ada cacat bawaaan pada By.Ny.D, keadaan nya baik mempunyai reflek yang baik. Eliminasi bayi juga baik yaitu pada 30 m3nit pertama bayi sudah dapat Buang Air Kecil (BAK), dan pada 60 menit pertama bayi sudah dapat Buang Air Besar (BAB). Rencana asuhan terhadap By.Ny.D yaitu beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, anjurkan ibu untuk menyusui bayinya selama 6 bulan, anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand, anjurkan ibu untuk mengganti kassa bayi ketika basah atau lembab dan ketika mandi,beritahu ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir, anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya, anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene bayi, beritahu ibu bahwa bayinya akan disuntikkan vit K, dan beritahu ibu bahwa bayinya akan diberikan salep mata.
  • 31. 29 Implementasi (pelaksanaan) dari rencana asuhan bayi baru lahir yaitu memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya selama 6 bulan tanpa tambahan makanan atau minuman apapun, menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand (kapan saja) tanpa dijadwal, menganjurkan ibu untuk mengganti kassa bayi ketika kassa basah atau lembab dan ketika mandi, memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir seperti bayi tidak mau menetek, suhu bayi tinggi hingga menggigil, tali pusat berdarah, dan belum BAB 24 terakhir, menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya, memberitahu ibu bahwa bayinya kan diberikan vit K pada paha bagian luar sebelah kiri secara IM dengan dosis 0,1 mg, dan memberitahu ibu bahwa bayinya akan diberikan salep mata Oxy Tetracyline 1 %. Evaluasi dari asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yaitu ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan, ibu mengerti tentang semua penjelasan bidan dan bersedia mengikuti anjuran bidan. Dalam praktek asuhan kebidanan pada bayi baru lahir tidak ada kesenjangan praktek dan teori yang didapat dari pendidikan. B. Saran 1. Bagi Institut Pendidikan Akbid Gema Nusantara Diharapkan mampu meningkatkan sarana dan prasarana yang dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan dibidang teori dan praktek terhadap bayi baru lahir. 2. Bagi Lahan Praktek Puskesmas Bojong Rawalumbu Agar meningkatkan kualitas pelayanan atau asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir sesuai dengan perkembangannya serta melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan teori yang ada.
  • 32. 30 3. Bagi Penulis Diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dalam memberikan asuhan terhadap bayi baru lahir yang didapat dari lahan praktik. 4. Bagi klien Diharapkan ibu mampu melakukan perawatan bayi baru lahir secara mandiri sesuai dengan yang telah diajarkan oleh bidan dan setelah diperbolehkan pulang sesuai dengan anjuran bidan.
  • 33. 31 DAFTAR PUSTAKA Nanny, Vivian, 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika JNPK-KR. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Johariyah.dkk.2012. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta : CV.Trans Info Media Maryunani, Anik. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita & Anak Pra-sekolah. Jakarta : IN MEDIA Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan NeonAtus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya Maryunani, Anik. 2015. Kamus Bidan Bergambar dalam Asuhan Kebidanan. Jakarta : IN MEDIA Putri, Bidan. Materi Kebidanan. http://materi-bidan. blogspot. co. id/2014/11/definisi-dan-asuhan-bayi-baru-lahir-bbl.html, diakses pada tanggal 13 Agustus 2016 Chapter. 2015. Latar belakang neonatal. http: //repository. usu. ac. id/bitstream/123456789/30984/4/Chapter%20I.pdf. diakses pada tanggal 13 Agustus 2016 KEMENKES RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : KEMENKES RI Badan Penelitian & Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2013). Jakarta : RISKESDAS
  • 34. 32 KEMENKES RI. 2016. 3 Maret HariI Kelainan Bawaan Sedunia Cegah Bayi Lahir Cacat dengan Pola Hidup Sehat. http://www.depkes.go.id /pdf.php?id=16030300001, diakses pada tanggal 14 Aguatus 2016 Liana, Merry. 2015. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir Fisiologis. http://merry- creations.blogspot.co.id/2015/01/konsep-dasar-bayi-baru-lahir-fisiologis.htm l, diakses pada tanggal 13 Agustus 2016 Djamhari. 2013. Kematian Ibu dan Anak di Bekasi Terus Turun. http://lifestyle.okezone.com/read/2013/12/29/482/918922/kematian-ibu-dan- anak-di-kabupaten-bekasi-terus-turun, diakses pada tanggal 13 Agustus 2016 Budiman, Asep. 2016. Penurunan Kematian Ibu dan Bayi di Jabar tidak Signifikan. http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2015/08/21/33922 2/penurunan-kematian-ibu-dan-bayi-di-jabar-tidak-signifikan