SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  65
Télécharger pour lire hors ligne
PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI
     DALAM MEMAHAMI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
        DI MAN 11 LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN




                      OLEH :

                     DASUKI
                  NIM : 0011017647




          JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
       FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
              UIN SYARIF HIDAYATULLAH
                       JAKARTA
                      2006/1427 H
PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI
     DALAM MEMAHAMI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK
        DI MAN 11 LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN



                                SKRIPSI

        Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
   Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
        Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta




                                 Oleh :

                              DASUKI
                           NIM : 0011017647



                          Di Bawah Bimbingan

            Pembimbing I                           Pembimbing II




  Drs. H. Ahmad Syafi’ie Noor, M.A.              Bahrissalim, M.Ag.
           NIP. 150 009 403                       NIP. 150 289 253




            JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
         FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
                UIN SYARIF HIDAYATULLAH
                         JAKARTA
                        2006/1427 H
KATA PENGANTAR

                                      
       Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memenuhi

persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Shalawat dan salam

semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa umatnya dari

alam kegelapan menuju alam yang terang benderang penuh dengan cahaya hidayah

Allah swt.

       Membuat skripsi bukanlah tugas yang mudah dan ringan, melainkan tugas

yang berat dan membutuhkan banyak tenaga, biaya dan waktu. Oleh karena itu, sudah

sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu dan memberikan dukungan, baik dalam bentuk dukungan moril maupun

materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, karena dengan bantuan

pihak-pihak tersebutlah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Ucapan terima

kasih ini penulis tujukan khususnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Salman Harun, sebagai mantan Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

   dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

   Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Abdul Fattah Wibisono, M.A. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan

   Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

   Syarif Hidayatullah Jakarta.



                                         i
4. Bapak Drs. Sapiuddin, M.Ag. sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

   Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

   Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Drs. H. Ahmad Syafi’ie Noor sebagai dosen pembimbing I yang telah

   memberikan pengarahan, waktu dan dukungan, disela-sela kesibukannya

   membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Bahrissalim, M.Ag. sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan

   petunjuk teknis mengenai pembuatan skripsi dan penelitian lapangan kepada

   penulis.

7. Bapak Drs. H. Muarif S.A.M., M.Pd. sebagai dosen penasehat akademik penulis

   pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

   Hidayatullah Jakarta.

8. Segenap dosen yang telah mengajar penulis dalam menempuh pendidikan selama

   kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga

   ilmu yang diberikan bermanfaat bagi penulis.

9. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

   Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

   menyediakan banyak buku-buku sumber kepada penulis dalam menyusun skripsi

   ini.

10. Bapak Drs. H.U. Effendi Halba sebagai kepala sekolah MAN 11 Lebak Bulus

   yang telah memberikan izin dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.




                                        ii
Dan tidak lupa ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada orang-orang

terdekat penulis diantaranya:

1. Ibu Kesih (Almarhumah) dan Bapak Castam (Almarhum) tercinta, yang telah

   mencurahkan segenap kasih sayangnya serta segala bentuk pengorbanannya yang

   tidak dapat dibayar dengan apapun juga.

2. Kak Dasri, Kak Carwan, Kak Carkim, dan Kak Tarsono yang selalu memberikan

   dorongan dan doa kepada penulis.

3. Bapak H.M. Sofyan Sumhudi, S.H. dan Bapak Drs. H. Nawar Ilta sebagai Bapak

   Angkat Penulis yang telah memberikan dorongan dan dukungan baik berupa

   moril dan materil kepada penulis.

4. Kak Ujang, Kak Ulil Albab, Kak Wawan, Kak Anton, Kak Nandang, Kak

   Anikmah, Kak Ayu Febrian, dan semua sahabat-sahabat penulis serta semua

   pihak yang turut memberikan dorongan, dukungan dan doa kepada penulis.

       Penulis hanya mampu berdoa, semoga amal baik dan bantuan mereka

mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah swt. Penulis juga berdoa semoga

karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amin

ya robbal ‘alamin.

                                               Jakarta, 15 Desember 2006 M.
                                                        24 Dzul Qoidah 1427 H.


                                                                Penulis

                                  DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..                                          i



                                       iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………. iv

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………… vi

BAB 1 PENDAHULUAN

      A. Pemilihan Pokok Masalah ……………………………………………. 1

      B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………………………… 4

      C. Metode Pembahasan …………………………………………………. 4

      D. Sistematika Penyusunan ……………………………………………… 6

BAB II KAJIAN TEORI

      A. Metode Ceramah …………………………………………………….. 7

         1. Pengertian Metode Ceramah ……………………………………... 7

         2. Kelebihan Metode Ceramah …………………………………….. 9

         3. Kelemahan Metode Ceramah ………..……………………….….. 9

      B. Metode Diskusi ……………………………………………………… 10

         1. Pengertian Metode Diskusi…………………………………….… 10

         2. Kelebihan Metode Diskusi………………………………………. 12

         3. Kelemahan Metode Diskusi………..………………………….…. 12

      C. Pelajaran Aqidah Akhlak ………………………………………….… 13

         1. Pengertian Pelajaran Aqidah Akhlak ………………………….… 13

         2. Tujuan Pelajaran Aqidah Akhlak ……………………………….. 15

         3. Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak …………………….… 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

      A. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………….… 19



                              iv
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………….. 19

      C. Populasi dan Sampel ………………………………………………… 20

      D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………..…. 21

      E. Teknik Analisa Data ……………………………………………...…. 22

BAB IV HASIL PENELITIAN

      A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri 11 Lebak Bulus ……….. 24

      B. Deskripsi Data ………………………………………………………. 29

      C. Analisa dan Interpretasi Data ……………………………………….. 29

BAB V PENUTUP

      A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 54

      B. Saran-saran ………………………………………………………….. 54

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 56

LAMPIRAN-LAMPIRAN




                                 v
BAB I

                                     PENDAHULUAN

A. Pemilihan Pokok Masalah

        Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran, tidak

hanya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai materi yang akan

disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dikuasainya sehingga ia

mampu menyampaikan materi secara profesional dan efektif. Menurut Zakiyah

Daradjat “… pada dasarnya ada tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu

kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan, dan kompetensi dalam

cara-cara mengajar.”1

        Ketiga kompetensi tersebut harus berkembang secara selaras dan tumbuh

terbina dalam kepribadian guru. Sehingga diharapkan dengan memiliki tiga

kompetensi dasar tersebut seorang guru dapat mengerahkan segala kemampuan dan

keterampilannya dalam mengajar secara profesional dan efektif.

        Mengenai kompetensi dalam cara-cara mengajar, seorang guru dituntut untuk

mampu merecanakan atau mampu menyususun setiap program satuan pelajaran,

mempergunakan dan mengembangkan media pendidikan serta mampu memilih

metode yang bervariatif dan efektif.

        Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam

suatu pembelajaran akan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif yaitu


        1
           Zakiyah Daradjat, Metodi Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
Cet. Ke-I, h. 263



                                               1
tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sebaliknya ketidaktepatan seorang

guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran, maka

akan dapat menimbulkan kegagalan dalam mencapai pembelajaran yang efektif yaitu

tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan apa

yang diungkapkan oleh Sukadi bahwa “proses pembelajaran yang tidak mencapai

sasaran, dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang tidak efektif.”2

        Dalam pemilihan metode pengajaran ada beberapa faktor yang harus jadi

dasar pertimbangan yaitu: berpedoman pada tujuan, perbedaan individual anak didik,

kemampuan guru, sifat bahan pelajaran, situasi kelas, kelengkapan fasilitas dan

kelebihan serta kelemahan metode pengajaran.3 Sehingga dengan memperhatikan

beberapa faktor pertimbangan tersebut guru dapat menentukan metode mana yang

tepat untuk digunakan ketika akan menyampaikan suatu materi pelajaran kepada

muridnya, mungkin ia akan menggunakan satu metode saja atau mungkin

menggunakan kombinasi dari beberapa metode pengajaran.

         Dalam skripsi ini penulis ingin membandingkan penggunaan dua buah

metode pengajaran yaitu metode ceramah dan metode diskusi dalam pengajaran

bidang studi aqidah akhlak. Metode ceramah adalah suatu metode yang digunakan

untuk menyampaikan keterangan atau informasi tentang suatu pokok persoalan atau

masalah secara lisan. Dengan metode ceramah, guru akan mudah mengawasi


        2
            Sukadi, Guru Powerful Guru Masa Depan, (Bandung: Kolbu, 2006), Cet. Ke-1, h. 10
        3
         Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h. 191-193



                                                 2
ketertiban siswa dalam mendengarkan pelajaran, disebabkan mereka melakukan

kegiatan yang sama. Akan tetapi dengan metode tersebut guru sulit mengontrol

sejauh mana pengetahuan siswa terhadap pelajaran yang telah disampaikan.

       Sedangkan metode diskusi adalah suatu metode pengajaran melalui sarana

bertukar pikiran untuk menghadapi persoalan yang dihadapi. Dalam diskusi proses

interaksi terjadi antara dua individu atau lebih yang terlibat. Saling menukar

pengalaman informasi dalam memecahkan masalah. Akan tetapi dalam diskusi

biasanya hanya dikuasai oleh siswa yang suka berbicara. Disamping itu, ada

kemungkinan penyimpangan dalam pembicaraan sehingga membutuhkan waktu yang

panjang.

       Dengan memperhatikan kelebihan dan kelemahan metode ceramah dan

metode diskusi diatas, penulis tertarik untuk mengetahui manakah diantara kedua

metode tersebut yang lebih efektif untuk dipergunakan dalam pengajaran aqidah

akhlak terhadap siswa madrasah aliyah. Dalam diskusi penulis bersama teman-teman

pada saat perkuliahan bidang studi metodologi pengajaran agama Islam disimpulkan

bahwa metode diskusi lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah dalam

pengajaran aqidah akhlak pada siswa madrasah aliyah, pertimbangannya adalah

karena siswa aliyah telah dapat berfikir dewasa dan kritis dalam menyikapi berbagai

masalalah.

       Akan tetapi bagi penulis jawaban tersebut tidak memuaskan, sehingga penulis

berminat untuk mencari jawabannya secara langsung dengan melakukan penelitian




                                        3
pada salah satu madrasah aliyah yang ada di Jakarta. Dan akhirnya penulis

memutuskan memilih MAN 11 Lebak Bulus Jakarta Selatan sebagai objek penelitian.

       Untuk tercapainya tujuan tersebut penulis merumuskan dalam sebuah judul

skripsi yaitu: “Perbandingan penggunaan metode cermah dan diskusi dalam

memahami pelajaran aqidah akhlak di MAN 11 Lebak Bulus Jakarta Selatan.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

   1. Pembatasan Masalah

       Penelitian tentang efektifitas tidaknya suatu metode, akan dilihat dari hasil

belajar siswa yang dibatasi pada hasil belajar ranah kognitif bidang studi aqidah

akhlak, kelas II MAN 11, tahun ajaran 2005/2006.

   2. Perumusan Masalah

       Dengan    memperhatikan     pembatasan      masalah   diatas,   maka   penulis

merumuskan masalah sebagai berikut:

       a. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran bidang studi aqidah akhlak

           dengan menggunakan metode ceramah dan metode diskusi?

       b. Metode apa yang paling efektif, ceramah atau diskusi dalam proses

           pembelajaran bidang studi aqidah akhlak?

C. Metode Pembahasan

       Dalam pembahasan karya tulis ini penulis menggunakan metode sebagai

berikut:




                                         4
1. Deskriptif, karena penulis meneliti kejadian yang kini sedang berlangsung,

   yaitu penggunaan metode ceramah dan diskusi dalam pengajaran PAI

   (Pendidikan Agama Islam) khususnya mata pelajaran aqidah akhlak.

2. Library research, yaitu penelitian kepustakaan yang ada hubungannya dengan

   masalah karya tulis ini seperti: buku-buku, majalah, koran, Al-Qur’an, Al-

   Hadits dan sebagainya.

3. Field research, yaitu penelitian lapangan dengan menggunakan:

   a. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung ke Madrasah

       Aliyah Negeri 11 Lebak Bulus Jakarta Selatan.

   b. Wawancara, yakni mengadakan tanya jawab dengan kepala sekolah dan

       guru aqidah akhlak serta guru lainnya yang dapat memberikan data yang

       diperlukan.

   c. Dokumentasi, mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkip,

       buku, surat kabar, agenda, dan sebagainya yang berhubungan dengan

       penelitian.

   d. Angket, yaitu teknik penelitian dengan cara memberikan pertanyaan

       secara tertulis kepada siswa guna mendapatkan data yang lebih akurat.

       Dalam teknik ini penulis menggunakan teknik random sampling, dengan

       mengambil jumlah sampel yang akan menjadi responden sebanyak 25%

       dari jumlah populasi yaitu 55 siswa dari 217 siswa. Adapun sampel yang

       diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2.




                                      5
Adapun dalam teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi” UIN Syarif hidayatullah Jakarta,

yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press, cetakan kedua, tahun 2002.

D. Sistematika Penyusunan

          Dalam penyusunan skripsi ini penulis membagi kedalam 5 bab, yaitu:

          Bab I Pendahuluan, meliputi pemilihan pokok masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, metode pembahasan, dan sistematika penyusunan.

          Bab II Kajian Teori, meliputi pengertian, kelebihan, dan kelemahan metode

ceramah dan diskusi, serta pengertian, tujuan dan ruang lingkup pelajaran aqidah

akhlak.

          Bab III Metodologi Penelitian, meliputi tujuan dan manfaat penelitian, tempat

dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisa data.

          Bab IV Hasil penelitian, meliputi Madrasah Negeri 11 Lebak Bulus, deskripsi

data, analisa dan interpretasi data.

          Bab V Penutup, meliputi kesimpulan dan saran-saran serta terakhir dilengkapi

dengan daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran.




                                            6
BAB II

                                        KAJIAN TEORI

A. Metode Ceramah

    1. Pengertian Metode Ceramah

              Yang dimaksud metode ceramah adalah cara menyampaikan sebuah

    materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai.1

    Adapun menurut M. Basyiruddin Usman yang dimaksud dengan metode ceramah

    adalah “teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim disampaikan

    oleh para guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian

    bahan secara lisan oleh guru bilamana diperlukan.”2 Pengertian senada juga

    diungkapkan oleh Mahfuz Sholahuddin dkk., bahwa metode ceramah adalah suatu

    cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan oleh guru di depan kelas atau

    kelompok.3 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan yang

    dimaksud dengan metode ceramah adalah cara belajar mengajar yang

    menekankan pada pemberitahuan satu arah dari pengajar kepada pelajar (pengajar

    aktif, pelajar pasif).4


        1
           Armai Arief, Pengantar dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
Cet. Ke-I, 135-136
        2
           M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
Cet. Ke-I, h. 34
        3
            Mahfuz Sholahuddin dkk., Metodologi Pendidikan Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1986),
h. 43
        4
          Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), Cet. Ke-3, h. 740



                                                 7
Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang

dimaksud dengan metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran kepada

siswa secara lisan. Adapun gambaran penggunaan metode ini dikemukakan Zakiyah

Daradjat dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam bahwa “dalam

metode ceramah ini murid duduk, melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa

apa yang diceramahkan guru itu adalah benar, murid mengutip iktisar ceramah

semampu murid itu sendiri dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut

oleh guru yang bersangkutan.”5

       Sejak zaman Rasulullah metode ceramah merupakan cara yang paling awal

yang dilakukan Rasulullah saw dalam penyampaian wahyu kepada umat.

Karakteristik yang menonjol dari metode ceramah adalah peranan guru tampak lebih

dominan. Sementara siswa lebih banyak pasif dan menerima apa yang disampaikan

oleh guru. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad saw bersabda:

                      
                                                     
                      

       Artinya: “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.”

       Menurut M. Basyiruddin Usman, metode ceramah layak digunakan guru

dimuka kelas apabila:

a. Pesan yang akan disampaikan berupa fakta atau informasi;

b. Jumlah siswanya terlalu banyak;




       5
           Zakiyah Daradjat, dkk., op. cit., h. 289



                                                      8
c. Guru adalah seorang pembicara yang baik, berwibawa dan dapat merangsang

   siswa;6

2. Kelebihan Metode Ceramah

   a. Suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan aktivitas yang
      sama, sehingga guru dapat mengawasi murid sekaligus secara komfrehensif.
   b. Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu
      yang singkat murid dapat menerima pelajaran sekaligus secara bersamaan.
   c. Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit
      dapat diuraikan bahan yang banyak.
   d. Melatih para pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik
      sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan
      cepat dan tepat. 7
   e. Dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam belajar;
   f. Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan
      waktu terbatas maka dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja,
      sedangkan bila waktu masih panjang, dapat dijelaskan lebih mendetail.8

3. Kelemahan Metode Ceramah

   a. Interaksi cenderung bersifat centered (berpusat pada guru).
   b. Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah
      menguasai bahan ceramah.
   c. Mungkin saja siswa memperoleh konsep-konsep lain yang berbeda dengan
      apa yang dimaksudkan guru.
   d. Siswa kurang menangkap apa yang dimaksudkan oleh guru, jika ceramah
      berisi istilah-istilah yang kurang/tidak dimengerti oleh siswa dan akhirnya
      mengarah kepada verbalisme.
   e. Tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah.
      Karena siswa hanya diarahkan untuk mengikuti fikiran guru.
   f. Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
      kecakapan dan kesempatan mengeluarkan pendapat.
   g. Guru lebih aktif sedangkan murid bersikap pasif.9

      6
          M. Basyiruddin, dkk., op. cit., h. 35-36
      7
          Armai Arief, op. cit., h. 139
      8
          M. Basyiruddin, dkk., op. cit., h. 35
      9
          Armai Arief, op. cit., h. 139-140




                                                     9
h. Bila guru menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang terbatas,
   menimbulkan kesan pemompaan atau pemaksaan terhadap kempuan penerimaan
   siswa.
i. Cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang, kerena guru kurang
   memperhatikan faktor-faktor psikologis siswa, sehingga bahan yang dijelaskan
   menjadi kabur.10

       Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut seorang guru harus

mengusahakan hal-hal sebagai berikut:

a. Untuk menghilangkan kesalahpahaman siswa terhadap materi yang diberikan,
   hendaknya diberi penjelasan beserta keterangan-keterangan, gerak-gerik, dan
   contoh yang memadai dan bila perlu hendaknya menggunakan media yang
   refresentatif.
b. Selingilah metode ceramah dengan metode lainnya untuk menghilangkan
   kebosanan peserta didik.
c. Susunlah ceramah secara sistematis.
d. Mengulang kata atau istilah-istilah yang digunakan secara jelas, dapat membantu
   siswa yang kurang atau lambat kemampuan dan daya tangkapnya.
e. Carilah umpan balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung.11

B. Metode Dikusi

   1. Pengertian Metode Diskusi

              Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang

   dimaksud dengan metode diskusi adalah “Cara belajar atau mengajar yang

   melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai

   peserta diskusi.”12 Namun tidak semua kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan

   berdiskusi. Menurut Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. diskusi pada dasarnya

   adalah “Suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok
       10
            Ibid., h. 140
       11
            Basyiruddin, dkk., op. cit., h. 35-36
       12
            Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op. cit., h. 740




                                                    10
kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan,

    dan keputusan bersama mengenai suatu masalah.13 Sedangkan menurut Zuhairini

    dkk., yang diaksud metode diskusi “…ialah suatu metode didalam mempelajari

    bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga

    berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.14

        Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang

dimaksud dengan metode diskusi ialah suatu cara penyampaian materi pelajaran

dengan jalan bertukarpikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa

ataupun sesama siswa.

        Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid

berpikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang

kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi

memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik

(alternatif terbaik).

        Dari beberapa jawaban atau jalan keluar yang ada bagaimana mendapatkan

jawaban yang paling tepat untuk mendekati kebenaran sesuai dengan ilmu yang ada

pada kita. Jadi, metode diskusi tidak hanya percakapan atau debat, melainkan cara

untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang dihadapi.




        13
            Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S., Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Erlangga, 1991), Cet. Ke-2, h. 37
        14
              H. Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), Cet.
Ke-8, h. 89



                                                  11
2. Kelebihan Metode Diskusi

       Menurut Armai Arief, di dalam bukunya Pengatar Ilmu dan Metodologi

Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), disebutkan bahwa diantara

keunggulan metode diskusi adalah antara lain:

   a. Suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatian atau
      pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan.
   b. Dapat menaikan prestasi kepribadian individu, seperti: sikap toleransi,
      demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya.
   c. Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, karena mereka mengikuti
      proses berpikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan.
   d. Siswa dilatih belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib
      layaknya dalam suatu musyawarah.
   e. Membantu murid untuk mengambil keputusan yang lebih baik.
   f. Tidak terjebak kedalam pikiran individu yang kadang-kadang salah, penuh
      prasangka dan sempit. Dengan diskusi seseorang dapat mempertimbangkan
      alasan-alasan/pikiran-pikiran orang lain.15

3. Kelemahan Metode Diskusi

       Menurut Roetiyah N.K., di dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar

disebutkan bahwa kekuarangan penggunaan metode diskusi antara lain:

   a. Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi
      masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi
      menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
   b. Dalam diskusi menghendaki pembuktian logis, yang tidak terlepas dari fakta-
      fakta; dan tidak merupakan jawaban yang hanya dugaan atau coba-coba saja.
   c. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
   d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.16

       Kelemahan lain dalam metode diskusi adalah kadang-kadang ada siswa yang

memonopoli pembicaraan, dan ada pula siswa yang pasif dan tidak acuh. Dalam hal

       15
            Armai Arief, op. cit., h. 148-149
       16
            Roetiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), Cet. Ke-2, h. 6




                                                  12
demikian guru hendaknya memperhatikan dan memberi motivasi                            kepada siswa

supaya seluruh siswa ikut serta dalam diskusi.

        Untuk mengatasi kelemahan atau segi negatif dari metode ini, maka perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Pimpinan diskusi diberikan kepada murid dan diatur secara bergiliran.
b. Pimpinan diskusi yang diberikan kepada murid, perlu bimbingan dari guru.
c. Guru mengusahakan supaya seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam diskusi.
d. Mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran berbicara, sementara siswa
   lain belajar mendengarkan pendapat temannya.
e. Mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.17

C. Pelajaran Aqidah Akhlak

     1. Pengertian Pelajaran Aqidah akhlak

               Pelajaran aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran yang

     diajarkan disekolah formal dan merupakan rumpun mata pelajaran Pendidikan

     Agama Islam (PAI). Secara etimologi (bahasa) kata “aqidah akhlak” terdiri dari
                                                                                                 
     dua kata “aqidah” dan “akhlak”. Kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu
                                                                                                
     
     
     
                       yang berarti kepercayaan atau keyakinan.18

               Sedangkan secara terminologi (istilah) aqidah berarti segala keyakinan

     yang ditetapkan oleh Islam yang disertai oleh dalil-dalil yang pasti.19 Hal-hal

     yang termasuk di dalam pembahasan aqidah yaitu tentang Tuhan dan segala sifat-



        17
             Armai Arief, op. cit., h. 149
        18
          Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir, Kamus Bahasa Arab Indonesia, (Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997), h. 1024
        19
             Moh. Rifa’I, dkk., Aqidah Akhlak, (Semarang: CV. Wicaksana, 1994), Jilid I, h. 1




                                                   13
sifat-Nya serta hal-hal yang berkaitan dengan alam semesta, seperti terjadinya

    alam.

        Adapun pengertian akhlak secara etimologi adalah berasal dari bahasa Arab,
                                                                 -
                                                              -
yaitu bentuk jamak dari kata             yang berasal dari kata                     dengan
                                   
                       
bentuk jamaknya                      yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
                       
                                                         
tabi’at.20   Ibnu Athir menjelaskan bahwa hakekat makna       itu ialah gambaran
                                                         
                                                       
batin manusia yang tepat (jiwa dan sifatnya) sedangkan      merupakan gambaran
                                                       
bentuk luasnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan lain

sebagainya).21

        Secara terminologi ada beberapa definisi akhlak yang telah dikemukakan oleh

para ahli, diantaranya:

a. Imam Ghozali

        “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan

dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.22

b. Ibnu Miskawaih

        “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk

melakukan perbuatan tanpa melakukan pemikiran dan pertimbangan.23


        20
         Hamzah Yaqub, Etika Islam, Pembinaan Akhlakul Karimah Suatu Pengantar, (Bandung:
CV. Diponogoro, 1983), Cet. Ke-2, h. 11
        21
             Ahmad Musthofa, Akhlak Tashowuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1999) Cet. Ke-I, h. 17
        22
             Asmaran A.S., Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), Cet. Ke-I, h. 2
        23
          Abu Ali Ahmad Ibn Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Terj. Helmi Hidayat
(Bandung: Mizan, 1994). h. 56



                                                   14
c. Abu Bakar Aceh

        “Akhlak adalah suatu sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan

tindakan dan perbuatan manusia baik terhadap Tuhan maupun sesama manusia serta

terhadap diri sendiri.24

        Melihat pengertian aqidah akhlak yang telah diuraikan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pelajaran aqidah akhlak merupakan suatu mata pelajaran yang

diajarkan di sekolah formal dan merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam yang didalamnya mencakup persoalan keimanan dan budi pekerti yang

dapat mengembangkan kepribadian peserta didik.

2. Tujuan Pelajaran Aqidah Akhlak

        Aqidah akhlak merupakan salah satu bidang studi dalam pendidikan agama

Islam. Maka tujuan umum pendidikan aqidah akhlak sesuai dengan tujuan umum

pendidikan agama Islam. Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah, tujuan umum

pendidikan agama Islam adalah membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah atau

sekurang-kurangnya mempersiapkan peserta didik ke jalan yang mengacu pada tujuan

akhir manusia. Tujuan utama khalifah Allah adalah beriman kepada Allah dan tunduk

patuh secara total kepadaNya.25 Hal ini sesuai dengan firman Allah:

                                                        
                                                        
                                             



        24
             Abu Bakar Aceh, Mutiara Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1959), Cet. Ke-I, h.95
        25
          Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2005). Cet. Ke-III, h.133



                                                  15
Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat : 56).

        Sedangkan tujuan khusus pelajaran aqidah akhlak menurut Direktorat Jendral

Kelembagaan Agama Islam adalah sebagai berikut:

        Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang

diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan

pengetahuan, penghayatan serta pengamalan peserta didik tentang aqidah dan akhlak

Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkatkan

kualitas keimanan dan ketakwaanya kepada Allah swt seta berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat

melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.26

        Dari kutipan diatas dapat dipahami bahwa tujuan pelajaran aqidah akhlak

searah dengan tujuan nasional yaitu: “Tujuan pendidikan nasional adalah

meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin,

bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat

jasmani dan rohani.27




        26
           Depag RI/Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum Berbasis Kompetensi Madrasah
Aliyah, (Jakarta: 2004), h. 22
        27
           Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Bandung: Sinar Baru,
1989) Cet. Ke-I, h. 21



                                             16
3. Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak

       Ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak yang terdapat di madrasah aliyah

memiliki isi bahan pelajaran yang dapat mengarahkan pada pencapaian kemampuan

peserta didik untuk dapat memahami rukun iman secara ilmiah serta pengalaman dan

pembiasaan berakhlak Islami, untuk dapat dijadikan landasan perilaku dalam

kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang berikutnya.

       Adapun ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak di dalam kurikulum 2004

untuk madrasah aliyah ada tiga aspek, yaitu:

   a. Aspek Aqidah

              Aspek aqidah ini meliputi sub-sub aspek: kebenaran aqidah Islam,

   hubungan aqidah, akhlak, ke-Esaan Allah swt, Allah Maha Pemberi Rizki, Maha

   Pengasih dan Penyayang, Maha Pengampun dan Penyantun, Maha Benar dan

   Maha Adil.28 Dari beberapa sub aqidah ini tentu saja dengan menggunakan

   argumen dalil-dalil aqli dan naqli. Selain itu juga meyakini bahwa, “Muhammad

   saw adalah rosul terakhir, meyakini kebenaran Al-Qur’an dengan dalil aqli dan

   naqli. Meyakini qodlo dan qodar, hubungan usaha dan do’a, hubungan prilaku

   manusia dengan terjadinya bencana alam. 29




       28
            Ibid., h. 23
       29
            Ibid




                                         17
b. Aspek Akhlak

       Adapun yang menjadi aspek akhlak diantaranya: “Beradab secara Islam dalam

bemusyawarah untuk membangun demokrasi, berakhlak terpuji kepada orang tua,

guru, ulil amri, dan waliyullah”.30 Hal ini memiliki tujuan untuk memperkokoh

integrasi dan kredibilitas pribadi, memperkokoh kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara, bersedia melanjutkan misi utama rosul dalam membawa perdamaian,

terbiasa menghindari akhlak tercela yang dapat merusak tatanan kehidupan

masyarakat, berbangsa dan bernegara seperti membunuh, merampok, mencuri,

menyebar fitnah, membuat kekerasan, mengkonsumsi atau mengedarkan narkoba dan

malas bekerja.

c. Aspek Kisah Keteladanan

       Aspek kisah keteladanan diantaranya mengapresiasi dan meneladani sifat dan

prilaku sahabat utama Rosulullah saw dengan landasan agama yang kuat.31

       Ketiga aspek diatas merupakan bagian dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat

dalam Agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Oleh karena itu

diharapkan dapat membentuk peserta didik menjadi beriman dan bertaqwa kepada

Allah swt dan memiliki akhlak yang mulia sebagaimana akhlak para nabi dan rosul.




       30
            Ibid
       31
            Ibid



                                       18
BAB III

                          METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan dan Manfaat Penelitian

   1. Tujuan Penulisan Skripsi ini adalah sebagai berikut:

      a. Penulis ingin mengetahui bagaimanakah proses pembelajaran aqidah

          akhlak dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi.

      b. Penulis ingin mengetahui metode apa yang paling efektif, ceramah atau

          diskusi dalam pembelajaran aqidah akhlak di MAN 11 Lebak Bulus.

   2. Manfaat Penelitian Skripsi ini sebagai berikut:

      a. Skripsi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan para guru maupun calon

          guru agama dalam memilih metode pengajaran aqidah akhlak yang tepat.

      b. Skripsi ini dapat menambah khazanah dalam dunia pendidikan terutama

          dalam masalah metodologi pengajaran agama Islam.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

   1. Tempat Penelitian

          Penelitian ini dilaksanakan di MAN 11 Lebak Bulus Jakarta Selatan, pada

   kelas 2 semester 2.

   2. Waktu Penelitian

          Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 14 Nopember 2006 sampai akhir

   penelitian 14 Mei 2006.




                                        19
C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

               Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah “keseluruhan objek

    penelitian”.1 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MAN 11

    Lebak Bulus Jakarta Selatan.

    2. Sampel

               Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

    populasi tersebut.2 Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel dengan cara

    sampel random atau sampel campur, yaitu suatu teknik sampling dimana penulis

    “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap

    sama. Dengan demikian penulis memberi hak yang sama kepada setiap subjek

    untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Setiap subjek yang

    terdaftar sebagai sampel, diberi nomor urut mulai dari nomor 1 sampai dengan

    nomor 55. Jadi dalam penelitian ini penulis tidak menjadikan seluruh populasi

    yang berjumlah 217 orang siswa sebagai objek penelitian. Tetapi penulis hanya

    menetapkan 25% saja sebagai sampel penelitian, yaitu 55 responden. Hal ini

    sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto bahwa “…, jika




        1
          Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Edisi Revisi V,
Cet. Ke-12, h. 108
        2
            Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Jakarta: CV. Alfabeta, 2003), Cet. Ke-10, h. 91




                                                  20
jumlah objeknya besar, maka sampel yang diambil antara 10-15% atau 20-25%

   atau lebih”.3

D. Teknik Pengumpulan Data

       Dalam         pengumpulan         data    penulis   menggunakan   beberapa   teknik

pengumpulan data dalam penelitian antara lain:

   1. Observasi

              Sebagai metode ilmiah observasi diartiakan pengamatan dan pencatatan

   dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang

   sebenarnya tidak hanya sebatas pada pengamatan yang dilaksanakan secara

   langsung maupun tidak langsung. Observasi yang dilakukan penulis adalah

   dengan melakukan pengamatan yang berkaitan dengan keadaan umum lokasi

   penelitian.

2. Wawancara

       Wawancara yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlansung secara

lisan, bertatap muka dan mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

keterangan-keterangan, dalam hal ini yang diwawancarai adalah kepala sekolah, guru

bidang studi aqidah akhlak dan guru lainnya yang dapat memberikan informasi yang

dibutuhkan.

3. Dokumentasi

       Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkip,

buku, surat kabar, agenda dan sebagainya.4
       3
           Suharsimi Arikunto, op. cit. h. 112



                                                  21
4. Angket

        Angket adalah teknik pengumpulan data atau informasi dengan menyerahkan

atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.5

        Angket yang disebarkan kepada responden berbentuk angket tertutup atau

terstruktur dengan alternatif jawaban yang telah disediakan. Adapun pertanyaan-

pertanyaan yang terdapat dalam angket berkisar pada permasalahan yang dibahas

dalam skripsi ini. Adapun jumlah item pertanyaan dalam angket adalah sebanyak 25

item pertanyaan, jumlah tersebut sudah memadai sebagaimana disampaikan oleh

Sugiono bahwa “jumlah angket yang memadai adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan”.6

E. Teknik Analisa Data

        Data yang sudah terkumpul penulis kualifikasikan atau tuangkan kedalam

bentuk angka-angka, sehingga data tersebut bersifat kuantitatif, untuk selanjutnya

dianalisa dan diinterpretasikan secara deskriptif. Pengalihan data kedalam bentuk

kuantitatif ini ditempuh dengan menggunakan rumus:

         f
P =              X 100%
        N

Keterangan : f          = Frekuensi yang sedang dicari persentasinya.

                   N = Number of cases (jumlah frekuensi).


        4
            Ibid, hal. 206
        5
          Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet.
Ke-5, h. 65
        6
            Sugiono, op. cit. h. 164




                                                22
P = Angka persentase.7

        Untuk memudahkan penulis dalam melakukan analisa dan interpretasi data,

maka penulis menentukan skala persentase sebagaimana tertera pada tabel berikut:

                                             Tabel 1

                                    SKALA PERSENTASE

     NO                    PERSENTASE                                PENAFSIRAN

      1.                        100%                         Seluruhnya

      2.                       91-99%                        Hampir seluruhnya

      3.                       61-90%                        Sebagian besar

      4.                       51-60%                        Lebih dari separuh

      5.                         50%                         Separuhnya

      6.                       40-49%                        Hampir separuhnya

      7.                       11-39%                        Sebagian kecil

      8.                        1-10%                        Sedikit sekali

      9.                          0%                         Tidak ada




        7
          Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), Cet.
Ke-11, h. 40



                                                23
BAB IV

                              HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri 11 Jakarta

1. Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 11 Jakarta

       Pada awalnya MAN 11 Lebak Bulus adalah MAN 1 Filial Mampang Prapatan

yang berdiri pada tahun 1983, dimana pada waktu itu MAN 1 Filial Mampang

Prapatan masih menumpang atau menempati gedung yayasan “Raudhatul

Muta’alimin” sampai dengan tahun 1996 + 13 tahun. Kemudian pada kurun waktu

itu, Pemerintah Daerah (PEMDA) dalam hal ini Kanwil Departemen Agama Propinsi

DKI Jakarta mencarikan tempat yang sekarang ini ditempati, yaitu MAN 11 Lebak

Bulus Cilandak Jakarta Selatan.

2. Tujuan Berdirinya Madrasdah Aliyah Negeri 11 Jakarta

       Adapun Tujuan berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 11 Lebak Bulus adalah

untuk menyukseskan Program Pemerintah yaitu, Mencerdaskan Bangsa baik dibidang

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan Ilmu Pengetahuan dibidang Agama

(IMTAQ).

3. Keadaan Guru dan Siswa

a. Keadaan Guru

       Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan Bapak

Kepala Sekolah MAN 11 Jakarta, bahwa keberadaan guru pada MAN 11 Jakarta

tertera pada tabel berikut:




                                       24
Tabel 2

                                           Keadaan Guru

                                                PEND.
NO                   NAMA GURU                            JABATAN         STATUS
                                              TERAKHIR
1.    Drs. H. U. Effendi Halba                 SL. IAIN   Kep. Sekolah     Tetap
2.    Dra. Hj. Mardiyah                        SL. IAIN      Guru          Tetap
3.    Drs. Sahrudin                            SL. IKIP      Guru          Tetap
4.    Drs. Asy’ari                             SL. IAIN      Guru          Tetap
5.    Dra. Hj. Ade Karmanah                    SL. IAIN      Guru          Tetap
6.    Ahmad Latif Sueb, BA.                    SL. IAIN      Guru          Tetap
7.    Dra. Hj. Siti Atiah                      SL. IAIN      Guru          Tetap
8.    Dra. Hj. Nurmina Naenggolan              SL. IAIN      Guru          Tetap
9.    Drs. Sodri                               SL. IAIN      Guru          Tetap
10.   Drs. Zaenal Abidin, M.Pd.               S2.UHAMKA      Guru          Tetap
11.   Sulistiowati, S.Pd.                      SL. IKIP      Guru          Tetap
12.   Oktavizani                               SM. IKIP      Guru          Tetap
13.   Anaverta Dinamarti, S.Ag.                SL. IAIN      Guru          Tetap
14.   Drs. Hanapi                              SL. IAIN   Wakabidsis       Tetap
15.   Drs. Abidin                              SL. IAIN      Guru          Tetap
16.   Naning Syarfiningsih, S.Pd.              SL. IKIP      Guru          Tetap
17.   Oktavizani NR, S.Pd.                     SL. IKIP      Guru          Tetap
18.   Drs. Maryanto                            SL. IKIP      Guru          Tetap
19.   Drs. Amir Kodir                          SL. IAIN      Guru          Tetap
20.   Dra. Hj. Asnidar Meuraksa                SL. IAIN      Guru          Tetap
21.   Rosmalina, S.Pd.                         SL. UNJ       Guru          Tetap
22.   Mohammad Yasin, S.Pd.                  SL. UHAMKA   Wakabidkur       Tetap
23.   Sri Husniyahwati, S.Ag.                  SL. IAIC      Guru          Tetap
24.   Ratri Sugesti Sumatra Dewi, S. Pd.      SL. UNILA      Guru          Tetap
25.   Nuraini, S.Ag.                          SL. STAIA      Guru          Tetap
26.   Darmadi, S.Pd.                           SL. IKIP      Guru          Tetap
27.   Hj. Masturoh, S.Ag.                      SL. IAIN      Guru          Tetap
28.   Dra. Vivi Hafizah                        SL. IKIP      Guru        Tidak Tetap
29.   Dra. Zubaidah                            SL. IKIP      Guru        Tidak Tetap
30.   Syafriyatno                              D3. IKIP      Guru        Tidak Tetap
31.   H. Ahmad Kamil, BA.                      SM. UAJ       Guru        Tidak Tetap
32.   Tuti Janatun, S.Pd.                     SL. UNESA      Guru        Tidak Tetap




                                                25
b. Keadaan Siswa

       Keberadaan siswa MAN 11 Jakarta, tertera pada tabel di bawah ini:

                                           Tabel 3

                                      Keadaan Siswa

                                                BULAN
 NO     KELAS            JULI            AGUST.                 SEP.              OKT.
                    L      P    JM     L   P    JM  L            P     JM    L     P     JM
 1     X. 1          6    19    25     6     19      25     6   19     25     6    18    25
 2     X. 2         11    14    25    11     14      25    11   14     25    11    14    25
 3      X. 3        11    14    25    11     14      25    11   14     25    11    14    25
       JUMLAH       28    47    75    28     47      75    28   47     75    28    46    75
 4     XI. 1 IPA    3     17    20     3     17      20    3    17     20    3     17    20
 5     XI. IPS I    14    18    32    14     18      32    14   18     32    14    18    32
 6     XI. IPS II   17    14    21    17     14      21    17   14     21    17    14    21
       JUMLAH       34    49    73    34     49      73    34   49     73    34    49    73
 7      3 IPA       12    20    32    12     20      32    12   20     32    12    20    32
 8      3 IPS       19    18    37    19     18      37    19   18     37    19    18    37
       JUMLAH       31    38    69    31     38      69    31   38     69    31    38    69
      TOTAL         93   134    217   93     134     217   93   134    217   93   133    216


                                                     BULAN
 NO     KELAS            NOP.               DES.                JAN.              FEB.
                    L     P     JM    L      P       JM    L     P     JM    L     P     JM
 1     X. 1         6     18    25    6     18       25    6    18     25    6     18    25
 2     X. 2         11    14    25    11    14       25    11   14     25    11    14    25
 3     X. 3         11    14    25    11    14       25    11   14     25    11    14    25
       JUMLAH       28    46    75    28    46       75    28   46     75    28    46    75
 4     XI. 1 IPA    3     17    20    3     17       20    3    17     20    3     17    20
 5     XI. IPS I    14    18    32    14    18       32    14   18     32    14    18    32
 6     XI. IPS II   17    14    21    17    14       21    17   14     21    17    14    21
       JUMLAH       34    49    73    34    49       73    34   49     73    34    49    73
       3 IPA        12    20    32    12    20       32    12   20     32    12    20    32
 8     3 IPS        19    18    37    19    18       37    19   18     37    19    18    37
       JUMLAH       31    38    69    31    38       69    31   38     69    31    38    69
      TOTAL         93   133    216   93    133    216     93   133    216   93   133    216




                                             26
Tabel 3

                                  (Lanjutan)

                                                  BULAN
 NO       KELAS             MARET                 APRIL              MEI
                       L      P   JM         L      P     JM    L     P    JM
  1     X. 1            6    18   25          6     18     25    6   18     25
  2     X. 2           11    14   25         11     14     25   11   14     25
  3     X. 3           11    14   25         11     14     25   11   14     25
       JUMLAH          28    46   75         28     46     75   28   46     75
  4     XI. 1 IPA       3    17   20          3     17     20    3   16     20
  5     XI. IPS I      14    18   32         14     18     32   14   18     32
  6     XI. IPS II     17    14   21         17     14     21   17   14     21
       JUMLAH          34    49   73         34     49     73   34   48     73
  7     3 IPA          12    20   32         12     20     32   12   20     32
  8     3 IPS          19    18   37         19     18     37   19   18     37
       JUMLAH          31    38   69         31     38     69   31   38     69
      TOTAL            93    133  216        93    133    216   93   132   216

4. Keadaan Sarana dan Prasarana

      Keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki MAN 11 Jakarta adalah:

   a. Laboratorium Biologi

   b. Laboratorium Bahasa

   c. Laboratorium Komputer

   d. Perpustakaan

   e. Musik Gambus

   f. Micro Teacing Room

   g. Aula Serba Guna

   h. Bangku Belajar

   i. Kursi Belajar

   j. Kantor Kepala Sekolah



                                        27
k. Ruang Guru

    l. Ruang Tata Usaha

    m. Lapangan Olah Raga

    n. Mushala

5. Struktur Organisasi

            Struktur Organisasi MAN 11 Jakarta, tertera pada tabel di bawah ini:

                                                          Tabel 4

                                                Struktur Organisasi


                                            Kepala Sekolah
                                      Drs. H. Ujang Effendi Halba



   Ka. Tata Usaha
   Tugiman, M.Si.



    Wakamad Kesiswaan                       Wakamad Kurikulum                    Wakamad Sarana dan Prasarana
       Drs. Hanapi                         Mohammad Yasin, S.Pd.                    Drs. Basinah Dasridal


  Koordinator BP/BK           Koordinator KBK dan Bhs. Inggris               Pembina KIR         Pembina Lab. IPA
   H. A. Kamil, BA.               Mohammad Yasin, S.Pd.                     Drs. Amir Kodir      Sulistiowati, S.Pd.


    Guru                Pemb. Komputer                Koord. Perpustakaan              Pem. Paskibra/PMR        Pem. Or. Pr.
    Piket           Betty Indriasari, S. Kom.     Drs. H. Zaenal Abidin, M.Pd.            Khairul Sani          Syafriatno



 Wali Kelas



 Kls.            Kls.              Kls.           Kls.              Kls.             Kls.          Kls.
 1.1             1.2               1.3            2 IPA             2 IPS            3 IPA         3 IPS




                                                            28
B. Deskripsi Data

       Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari angket-angket yang disebarkan

kepada responden di MAN 11 Lebak Bulus sebanyak 55 responden, maka hasilnya

penulis deskripsikan dalam bentuk tabel-tabel.

C. Analisa dan Interpretasi Data

       Untuk mengetahui perbandingan antara metode ceramah dan metode diskusi,

maka penulis menganalisa dan menginterpretasikan data yang telah diperoleh. Untuk

memudahkan penulis dalam menganalisa dan menginterpretasikan data dari hasil

penelitian, maka setiap item dibuat tabulasi yang merupakan proses perubahan data

dari intrumen penelitian (angket) menjadi tabel-tabel (persentase). Untuk lebih jelas

dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:

                                          Tabel 5

                      Siswa menyenangi pelajaran aqidah akhlak


 NO.                    ALTERNATIF JAWABAN                             F       %

            a. Senang                                                  55      100

   1        b. Kurang senang                                           0        0

            c. Tidak senang                                            0        0

                              JUMLAH                                   55     100%



       Data pada tabel 5 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan tentang siswa

menyenangi pelajaran aqidah akhlak, adalah siswa yang menyatakan senang (100%),



                                            29
siswa yang menyatakan kurang senang (0%), dan siswa yang menyatakan tidak

senang (0%). Maka analisa data pada tabel 5 di atas, bahwa seluruh siswa MAN 11

Lebak Bulus Jakarta menyenangi pelajaran aqidah akhlak, tidak ada siswa yang

kurang senang atau tidak senang terhadap pelajaran aqidah akhlak.

                                      Tabel 6

                Penyebab siswa menyenangi pelajaran aqidah akhlak


 NO.                   ALTERNATIF JAWABAN                           F      %


           a. Pelajarannya mudah dipahami                           24    43,6

  2        b. Cara guru mengajar enak                               30    54,5

           c. Nilai ulangannya selalu bagus                         1     1,9


                            JUMLAH                                   55   100%


       Data pada tabel 6 di atas menyebutkan, bahwa penyebab siswa menyenangi

pelajaran aqidah akhlak adalah, pelajarannya mudah dipahami (43,6%), cara guru

mengajarnya enak (54,5%), dan nilai ulangannya selalu bagus (1,9%). Maka analisa

data pada tabel 6 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus

menyenangi pelajaran aqidah akhlak disebabkan cara guru mengajarnya enak, dan

kurang dari separuh      siswa menyenangi pelajaran aqidah akhlak disebabkan

pelajarannya mudah dipahami, dan sedikit sekali siswa yang menyenangi pelajaran

aqidah akhlak disebabkan nilainya selalu bagus.




                                        30
Tabel 7

  Metode pengajaran yang sering digunakan guru dalam pengajaran aqidah akhlak



 NO.                  ALTERNATIF JAWABAN                            F        %


           a. Metode ceramah                                       18       32,7

  3        b. Metode diskusi                                       35       63,6

           c. Metode penugasan                                      2       3,7


                           JUMLAH                                  55     100%



       Data pada tabel 7 di atas menyebutkan, bahwa metode pengajaran yang sering

digunakan guru dalam pengajaran aqidah akhlak, adalah metode ceramah (32,7%),

metode diskusi (63,6%), metode penugasan (3,7%). Maka analisa data pada tabel 7 di

atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan guru lebih

sering menggunakan metode diskusi dalam pengajaran aqidah akhlak, sebagian kecil

siswa menyatakan bahwa guru lebih sering menggunakan metode ceramah dalam

pengajaran aqidah akhlak, dan sedikit sekali siswa yang menyatakan bahwa guru

lebih sering menggunakan metode penugasan dalam pengajaran aqidah akhlak.

                                     Tabel 8

 Suasana kelas berjalan dengan tenang ketika guru mengajar aqidah akhlak dengan

                                 metode ceramah




                                       31
NO.                     ALTERNATIF JAWABAN                          F        %


            a. Tenang                                                13      23,6

            b. Kurang tenang                                         40      72,7
   4
            c. Tidak tenang                                          2        3,7


                              JUMLAH                                 55     100%



       Data pada tabel 8 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan suasana kelas

berjalan dengan tenang ketika guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah,

adalah siswa yang menyatakan tenang (23,6%), siswa yang menyatakan kurang

tenang (72,7%), dan siswa yang menyatakan tidak tenang (3,7%). Maka analisa data

pada tabel 8 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan

suasana kelas berjalan kurang tenang ketika pelajaran aqidah akhlak diajarkan dengan

metode ceramah, sebagian kecil siswa menyatakan bahwa suasana kelas berjalan

dengan tenang, dan sedikit sekali siswa yang menyatakan bahwa suasana kelas

berjalan tidak tenang.

                                       Tabel 9

 Suasana kelas tetap terkendali ketika guru mengajar aqidah akhlak dengan metode

                                       diskusi


 NO.                     ALTERNATIF JAWABAN                          F        %

   5       a. Terkendali                                             22       40




                                         32
Tabel 9

                                      (Lanjutan)


               b. Kurang terkendali                                  33      60
   5
               c. Tidak terkendali                                   0        0


                               JUMLAH                                55     100%



           Data pada tabel 9 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan suasana kelas

tetap terkendaali ketika guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah, adalah

siswa yang menyatakan terkendali (40%), siswa yang menyatakan kurang terkendali

(60%), dan siswa yang menyatakan tidak terkendali (0%). Maka analisa data pada

tabel 9 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan

suasana kelas kurang terkendali ketika pelajaran aqidah akhlak diajarkan dengan

metode diskusi, hampir separuh siswa menyatakan bahwa suasana kelas tetap

terkendali, dan tidak ada siswa yang menyatakan bahwa suasana kelas berjalan tidak

terkendali .

                                       Tabel 10

       Siswa dapat menangkap dengan jelas apa yang disampaikan oleh guru ketika

               pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode ceramah


 NO.                      ALTERNATIF JAWABAN                         F        %

   6           a. Jelas                                              30     54,5




                                          33
Tabel 10

                                     (Lanjutan)

 NO.                   ALTERNATIF JAWABAN                              F     %


           b. Kurang Jelas                                          25      45,5
  6
           c. Tidak Jelas                                              0        0


                               JUMLAH                               55     100%

         Data pada tabel 10 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa dapat

menangkap dengan jelas apa yang disampaikan oleh guru ketika pelajaran aqidah

akhlak disampaikan dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan jelas

(54,5%), siswa yang menyatakan kurang jelas (45,5%), dan siswa yang menyatakan

tidak jelas (0%). Maka analisa data pada tabel 10 di atas, bahwa lebih dari separuh

siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan dapat menangkap dengan jelas apa yang

disampaikan oleh guru ketika pelajaran aqidah akhlak diajarkan dengan metode

ceramah, hampir separuh siswa menyatakan kurang jelas dan tidak ada siswa yang

menyatakan tidak jelas.

                                     Tabel 11

 Siswa turut berperan aktif ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan

                                   metode diskusi

 NO.                  ALTERNATIF JAWABAN                           F        %

  7        a. Berperan aktif                                       29      52,7




                                        34
Tabel 11

                                       (Lanjutan)


 NO.                   ALTERNATIF JAWABAN                                F        %


            b. Kurang berperan aktif                                  22          40
  7
            c. Tidak berperan aktif                                      4        7,3


                            JUMLAH                                    55        100%



       Data pada tabel 11 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa turut

berperan aktif ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode

diskusi, adalah siswa yang menyatakan berperan aktif (52,7%), siswa yang

menyatakan kurang berperan aktif (40%), dan siswa yang menyatakan tidak berperan

aktif (7,3%). Maka analisa data pada tabel 11 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa

MAN 11 Lebak Bulus menyatakan turut berperan aktif ketika pelajaran aqidah akhlak

disampaikan guru dengan metode diskusi, hampir separuh siswa menyatakan kurang

berperan aktif dan sedikit sekali siswa yang menyatakan tidak berperan aktif.

                                       Tabel 12

   Guru memberikan dorongan untuk belajar kepada siswa ketika pelajaran aqidah

                    akhlak disampaikan dengan metode ceramah


 NO.                  ALTERNATIF JAWABAN                             F           %

  8        a. Memberikan dorongan                                    49         89,1




                                          35
Tabel 12

                                    (Lanjutan)


 NO.                 ALTERNATIF JAWABAN                          F       %

           b. Kurang memberikan dorongan                         5       9,1
  8
           c. Tidak memberikan dorongan                          1       1,8

                          JUMLAH                                 55    100%


       Data pada tabel 12 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan guru memberikan

dorongan untuk belajar kepada siswa ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan

dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan memberikan dorongan

(89,1%), siswa yang menyatakan kurang memberikan dorongan (9,1%), dan siswa

yang menyatakan tidak memberikan dorongan (1,8%). Maka analisa data pada tabel

12 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan guru

memberikan dorongan untuk belajar kepada siswa ketika pelajaran aqidah akhlak

disampaikan dengan metode ceramah, sedikit sekali siswa yang menyatakan guru

kurang memberikan dorongan atau tidak memberikan dorongan.

                                     Tabel 13

Guru aqidah akhlak menggunakan metode ceramah ketika materi yang disampaikan

                                   cukup banyak


 NO.                 ALTERNATIF JAWABAN                          F       %

  9        a. Selalu menggunakan                                 17     30,9




                                       36
Tabel 13

                                   (Lanjutan)


 NO.                 ALTERNATIF JAWABAN                            F       %

           b. Kadang-kadang menggunakan                           34      61,8
  9
           c. Tidak pernah menggunakan                             4       7,3

                          JUMLAH                                  55     100%


       Data pada tabel 13 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan guru aqidah

akhlak menggunakan metode ceramah ketika materi yang disampaikan cukup banyak,

adalah siswa yang menyatakan menggunakan (30,9%), siswa yang menyatakan

kadang-kadang menggunakan (61,8%), dan siswa yang menyatakan tidak pernah

menggunakan (7,3%). Maka analisa data pada tabel 13 di atas, bahwa sebagian besar

siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan guru aqidah akhlak kadang-kadang

menggunakan metode ceramah ketika materi yang disampaikan cukup banyak,

sebagian kecil siswa menyatakan guru selalu menggunakan dan sedikit sekali siswa

yang menyatakan guru tidak pernah menggunakan.

                                    Tabel 14

Siswa mendengarkan pendapat temannya dengan baik ketika pelajaran aqidah akhlak

                       disampaikan dengan metode diskusi

 NO.                 ALTERNATIF JAWABAN                            F       %

  10       a. Mendengarkan dengan baik                            37      67,3




                                       37
Tabel 14

                                   (Lanjutan)

 NO.                 ALTERNATIF JAWABAN                            F        %

           b. Kurang mendengarkan dengan baik                      18      32,7
  10
           c. Tidak mendengarkan dengan baik                       0        0

                          JUMLAH                                   55     100%

        Data pada tabel 14 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa

mendengarkan pendapat temannya dengan baik ketika pelajaran aqidah akhlak

disampaikan dengan metode diskusi, adalah siswa yang menyatakan mendengarkan

dengan baik (67,3%), siswa yang menyatakan kurang mendengarkan dengan baik

(32,7%), dan siswa yang menyatakan tidak mendengarkan dengan baik (0%). Maka

analisa data pada tabel 14 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus

menyatakan mendengarkan pendapat temannya dengan baik ketika pelajaran aqidah

akhlak disampaikan dengan metode diskusi, sebagian kecil siswa kurang

mendengarkan dengan baik, dan tidak ada siswa yang tidak mendengarkan dengan

baik.

                                    Tabel 15

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan

                          guru dengan metode ceramah

  NO.                 ALTERNATIF JAWABAN                           F        %

   11       a. Diberi kesempatan                                   54      98,2



                                       38
Tabel 15

                                    (Lanjutan)


  NO.                  ALTERNATIF JAWABAN                             F        %

             b. Kurang diberi kesempatan                              1       1,8
   11
             c. Tidak diberi kesempatan                               0        0

                            JUMLAH                                   55      100%


        Data pada tabel 15 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa diberi

kesempatan untuk bertanya ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan

metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan diberi kesempatan (98,2%), siswa

yang menyatakan kurang diberi kesempatan (1,8%), dan siswa yang menyatakan

tidak diberi kesempatan (0%). Maka analisa data pada tabel 15 di atas, bahwa hampir

seluruhnya siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan diberi kesempatan untuk

bertanya ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode ceramah,

sedikit sekali siswa yang menyatakan kurang diberi kesempatan dan tidak ada siswa

yang menyatakan tidak diberi kesempatan.

                                     Tabel 16

 Jawaban atau pendapat peserta diskusi dapat diterima secara logis ketika pelajaran

                 aqidah akhlak disampaikan dengan metode diskusi

 NO.                  ALTERNATIF JAWABAN                              F        %

  12        a. Dapat diterima                                        29      52,7




                                          39
Tabel 16

                                       (Lanjutan)



 NO.                   ALTERNATIF JAWABAN                            F        %

            b. Kurang dapat diterima                                26      47,3
  12
            c. Tidak dapat diterima                                  0        0

                            JUMLAH                                   55     100%



       Data pada tabel 16 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan jawaban atau

pendapat peserta diskusi dapat diterima secara logis ketika pelajaran aqidah akhlak

disampaikan dengan metode diskusi, adalah siswa yang menyatakan dapat diterima

(52,7%), siswa yang menyatakan kurang dapat diterima (47,3%), dan siswa yang

menyatakan tidak dapat diterima (0%). Maka analisa data pada tabel 16 di atas,

bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan jawaban atau

pendapat peserta diskusi dapat diterima secara logis ketika pelajaran aqidah akhlak

disampaikan dengan metode diskusi, hampir separuh siswa yang menyatakan kurang

dapat diterima secara logis dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak dapat diterima

secara logis.

                                       Tabel 17

   Pertanyaan siswa dijawab cukup jelas oleh guru ketika pelajaran aqidah akhlak

                        disampaikan dengan metode ceramah




                                          40
NO.                  ALTERNATIF JAWABAN                              F           %


           a. Cukup jelas                                            47          85,5

  13       b. Kurang Jelas                                            7          12,7

           c. Tidak Jelas                                             1          1,8


                             JUMLAH                                  55      100%



       Data pada tabel 17 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan pertanyaan siswa

dijawab cukup jelas oleh guru ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan

metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan cukup jelas (85,5%), siswa yang

menyatakan kurang jelas (12,7%), dan siswa yang menyatakan tidak jelas (1,8%).

Maka analisa data pada tabel 17 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak

Bulus menyatakan pertanyaan mereka dijawab cukup jelas oleh guru ketika pelajaran

aqidah akhlak disampaikan dengan metode ceramah, sebagian kecil siswa

menyatakan kurang jelas, dan sedikit sekali siswa yang menyatakan tidak jelas.

                                      Tabel 18

  Siswa dapat menyimpulkan dengan baik hasil diskusi pada mata pelajaran aqidah

                                       akhlak


 NO.                  ALTERNATIF JAWABAN                              F           %

           a. Dapat menyimpulkan dengan baik                         22          40
  14
           b. Kurang dapat menyimpulkan dengan baik                  32          58,2




                                         41
Tabel 18

                                   (Lanjutan)


 NO.                 ALTERNATIF JAWABAN                           F       %

  14       c. Tidak dapat meyimpulkan dengan baik                 1       1,8

                           JUMLAH                                55     100%


       Data pada tabel 18 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa dapat

menyimpulkan dengan baik hasil diskusi pada mata pelajaran aqidah akhlak, adalah

siswa yang menyatakan dapat menyimpulkan dengan baik (40%), siswa yang

menyatakan kurang dapat menyimpulkan dengan baik (58,2%), dan siswa yang

menyatakan tidak dapat menyimpulkan dengan baik (1,8%). Maka analisa data pada

tabel 18 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan

siswa kurang dapat menyimpulkan dengan baik hasil diskusi pada mata pelajaran

aqidah akhlak, hampir separuh siswa dapat menyimpulkan dengan baik, dan sedikit

sekali siswa yang tidak dapat menyimpulkan dengan baik.

                                    Tabel 19

  Siswa dapat menyimpulkan isi ceramah dengan baik setelah guru menyampaikan

                 pelajaran aqidah akhlak dengan metode ceramah

 NO.                  ALTERNATIF JAWABAN                           F      %

           a. Dapat menyimpulkan dengan baik                      22      40
  15
           b. Kurang dapat menyimpulkan dengan baik               31     56,4




                                       42
Tabel 19

                                  (Lanjutanan)

 NO.                   ALTERNATIF JAWABAN                            F      %

  15       c. Tidak dapat meyimpulkan dengan baik                    2      3,6

                              JUMLAH                                55    100%



       Data pada tabel 19 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa dapat

menyimpulkan isi ceramah dengan baik setelah guru menyampaikan pelajaran aqidah

akhlak dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan dapat menyimpulkan

dengan baik (40%), siswa yang menyatakan kurang dapat menyimpulkan dengan baik

(56,4%), dan siswa yang menyatakan tidak dapat menyimpulkan dengan baik (3,6%).

Maka analisa data pada tabel 19 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11

Lebak Bulus menyatakan siswa kurang dapat menyimpulkan isi ceramah dengan baik

setelah guru menyampaikan pelajaran aqidah akhlak dengan metode ceramah, hampir

separuh siswa dapat menyimpulkan isi ceramah dengan baik, dan sedikit sekali siswa

yang tidak dapat menyimpulkan isi ceramah dengan baik.

                                    Tabel 20

 Siswa merasa senang apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah

 NO.                   ALTERNATIF JAWABAN                            F      %

           a. Senang                                                35     63,6
  16
           b. Kurang senang                                         19     34,5




                                       43
Tabel 20

                                    (Lanjutan)

 NO.                   ALTERNATIF JAWABAN                            F      %

  16       c. Tidak senang                                           1      1,9

                             JUMLAH                                 55    100%



       Data pada tabel 20 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa merasa

senang apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah, adalah siswa

yang menyatakan senang (63,6%), siswa yang menyatakan kurang senang (34,5%),

dan siswa yang menyatakan tidak senang (1,9%). Maka analisa data pada tabel 20 di

atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan merasa senang

apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah, sebagian kecil siswa

menyatakan kurang senang, dan sedikit sekali siswa yang mengatakan tidak senang.

                                    Tabel 21

 Siswa merasa senang apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode diskusi


 NO.                   ALTERNATIF JAWABAN                           F       %


           a. Senang                                                38     69,1

  17       b. Kurang senang                                         15     27,3

           c. Tidak senang                                           2      3,6


                             JUMLAH                                 55    100%




                                       44
Data pada tabel 21 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa merasa

senang apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode diskusi, adalah siswa

yang menyatakan senang (69,1%), siswa yang menyatakan kurang senang (27,3%),

dan siswa yang menyatakan tidak senang (3,6%). Maka analisa data pada tabel 21 di

atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan merasa senang

apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode diskusi, sebagian kecil siswa

menyatakan kurang senang, dan sedikit sekali siswa yang mengatakan tidak senang.

                                     Tabel 22

 Penyebab siswa senang belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan

                                  metode ceramah

 NO.                  ALTERNATIF JAWABAN                            F       %

           a. Gurunya menarik                                       3       5,5

  18       b. Belajarnya santai                                    40      72,7

           c. Senang mendengarkan ceramah                          12      21,8

                           JUMLAH                                  55     100%

       Data pada tabel 22 di atas menyebutkan, bahwa penyebab siswa senang

belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode ceramah, adalah

siswa yang menyatakan karena gurunya menarik (5,5%), siswa yang menyatakan

karena belajarnya santai (72,7%), dan siswa yang menyatakan karena senang

mendengarkan ceramah (21,8%). Maka analisa data pada tabel 22 di atas, bahwa

sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan penyebab mereka senang



                                       45
belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode ceramah adalah

karena belajarnya santai, sebagian kecil menyatakan menyenagi karena senang

mendengarkan ceramah, dan sedikit sekali yang menyatakan menyenangi karena

gurunya menarik.

                                         Tabel 23

 Penyebab siswa senang belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan

                                     metode diskusi


 NO.                   ALTERNATIF JAWABAN                        F       %


           a. Terlatih berfikir kritis                           9      16,4

           b. Punya kesempatan belajar mengemukakan              28     50,9
  19          pendapat

           c. Dapat belajar memecahkan permasalahan bersama-     18     32,7
              sama


                             JUMLAH                              55    100%


       Data pada tabel 23 di atas menyebutkan, bahwa penyebab siswa senang

belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode diskusi, adalah

siswa yang menyatakan karena terlatih berfikir kritis (16,4%), siswa yang

menyatakan karena punya kesempatan belajar mengemukakan pendapat (50,9%), dan

siswa yang menyatakan karena dapat belajar memecahkan permasalahan bersama-

sama (32,7%). Maka analisa data pada tabel 23 di atas, bahwa lebih dari separuh

siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan penyebab mereka senang belajar aqidah




                                           46
akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode diskusi adalah karena mereka

punya kesempatan untuk mengemukakan pendapat, sebagian kecil siswa menyatakan

karena dapat memecahkan permasalahan bersama-sama, dan sebagian kecil lagi

menyatakan karena terlatih berfikir kritis.


                                        Tabel 24

   Penyebab siswa tidak senang ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru

                               dengan metode ceramah


 NO.                     ALTERNATIF JAWABAN                         F       %


            a. Penampilan guru tidak menarik                        0       0

  20        b. Penjelasan guru sulit difahami                      20      36,4

            c. Bosan                                               35      63,6


                              JUMLAH                               55     100%



       Data pada tabel 24 di atas menyebutkan, bahwa penyebab siswa tidak senang

ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode ceramah, adalah

siswa yang menyatakan karena penampilan guru tidak menarik (0%), siswa yang

menyatakan karena penjelasan guru sulit difahami (36,4%), dan siswa yang

menyatakan bosan (63,6%). Maka analisa data pada tabel 24 di atas, bahwa sebagian

besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan penyebab mereka tidak senang belajar

aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode ceramah adalah karena




                                              47
bosan, sebagian kecil siswa meyatakan karena penjelasan guru sulit difahami, dan

tidak ada siswa yang menyatakan karena penampilan guru tidak menarik.

                                    Tabel 25

   Penyebab siswa tidak senang ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru

                             dengan metode diskusi


 NO.                 ALTERNATIF JAWABAN                            F        %


            a. Pembicaraan peserta diskusi sering menyimpang       16      29,1
               dari topik bahasan

            b. Pemimpin diskusi tidak mampu memimpin               16      29,1
  21
               diskusi dengan baik

            c. Pendapat yang dikemukakan oleh peserta diskusi      23      41,8
               sering tidak logis


                          JUMLAH                                   55     100%


       Data pada tabel 25 di atas menyebutkan, bahwa penyebab siswa tidak senang

ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode diskusi, adalah

siswa yang menyatakan karena pembicaraan peserta diskusi sering menyimpang dari

topik bahasan (29,1%), siswa yang menyatakan karena pemimpin diskusi tidak dapat

memimpin diskusi dengan baik (29,1%), dan siswa yang menyatakan pendapat yang

dikemukakan peserta diskusi sering tidak logis (41,8%). Maka analisa data pada

tabel 25 di atas, bahwa hampir separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan

penyebab mereka tidak senang belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya

dengan metode diskusi adalah karena pendapat yang dikemukakan peserta diskusi



                                       48
sering tidak logis, sebagian kecil siswa menyatakan karena pembicaraan peserta

diskusi sering menyimpang dari topik bahasan, dan sebagian kecil lagi siswa

menyatakan karena pemimpin diskusi tidak dapat memimpin diskusi dengan baik.

                                     Tabel 26

 Prestasi siswa semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru

                              dengan metode ceramah


 NO.                    ALTERNATIF JAWABAN                            F       %


           a. Semakin meningkat                                       15     27,3

  22       b. Tetap saja                                              40     72,7

           c. Menurun                                                 0       0


                            JUMLAH                                    55    100%


       Data pada tabel 26 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan prestasi siswa

semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode

ceramah, adalah siswa yang menyatakan semakin meningkat (27,3%), siswa yang

menyatakan tetap saja (72,7%), dan siswa yang menyatakan menurun (0%). Maka

analisa data pada tabel 26 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus

menyatakan prestasi siswa tetap saja ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru

dengan metode ceramah, sebagian kecil siswa menyatakan semakin meningkat, dan

tidak ada siswa yang menyatakan menurun.




                                        49
Tabel 27

 Prestasi siswa semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru

                              dengan metode diskusi



 NO.                    ALTERNATIF JAWABAN                           F        %


           a. Semakin meningkat                                     23       41,8

  23       b. Tetap saja                                            30       54,5

           c. Menurun                                                2       3,7


                            JUMLAH                                  55      100%



       Data pada tabel 27 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan prestasi siswa

semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode

diskusi, adalah siswa yang menyatakan semakin meningkat (41,8%), siswa yang

menyatakan tetap saja (54,5%), dan siswa yang menyatakan menurun (3,7%). Maka

analisa data pada tabel 27 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak

Bulus menyatakan prestasi siswa tetap saja ketika pelajaran aqidah akhlak

disampaikan guru dengan metode diskusi, hampir separuh siswa             menyatakan

semakin meningkat, dan sedikit sekali siswa yang menyatakan menurun.

                                    Tabel 28

 Metode pengajaran yang lebih disukai diantara metode ceramah dan metode diskusi

                  dalam kegiatan belajar mengajar aqidah akhlak




                                       50
NO.                  ALTERNATIF JAWABAN                           F      %

          a. Saya lebih menyukai metode ceramah daripada          12     21,8
             metode diskusi

          b. Saya lebih menyukai metode diskusi daripada          23     41,8
  24
             metode ceramah

          c. Saya meyukai metode ceramah sama dengan metode       20     36,4
             diskusi


                           JUMLAH                                 55    100%


       Data pada tabel 28 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan metode

pengajaran yang lebih disukai diantara metode ceramah dan metode diskusi dalam

kegiatan belajar mengajar aqidah akhlak, adalah siswa yang menyatakan saya lebih

menyukai metode ceramah daripada metode diskusi (21,8%), siswa yang menyatakan

saya lebih menyukai metode diskusi daripada metode ceramah (41,8%), dan siswa

yang menyatakan saya meyukai metode ceramah sama dengan metode diskusi

(36,4%). Maka analisa data pada tabel 28 di atas, bahwa hampir separuh siswa MAN

11 Lebak Bulus menyatakan metode pengajaran yang lebih disukai diantara metode

ceramah dan metode diskusi dalam kegiatan belajar mengajar aqidah akhlak adalah

mereka lebih menyukai metode diskusi daripada metode ceramah, sebagian kecil

siswa menyatakan mereka menyukai metode ceramah sama dengan metode diskusi,

dan sebagian kecil lagi menyatakan mereka lebih menyukai metode ceramah daripada

metode diskusi.




                                      51
Tabel 29

       Prestasi aqidah akhlak siswa dengan adanya metode ceramah dan diskusi

 NO.                   ALTERNATIF JAWABAN                            F          %


         a. Prestasi saya semakin meningkat ketika pelajaran
                                                                     7         12,7
            aqidah akhlak diajarkan dengan metode ceramah
            daripada dengan metode diskusi

         b. Prestasi saya semakin meningkat ketika pelajaran
                                                                    22         40
  25        aqidah akhlak diajarkan dengan metode diskusi
            daripada dengan metode ceramah

         c. Prestasi saya pada mata pelajaran aqidah akhlak sama
                                                                    26         47,3
            saja, baik diajarkan dengan metode ceramah maupun
            diajarkan dengan metode diskusi


                            JUMLAH                                  55     100%


       Data pada tabel 28 di atas menyebutkan, bahwa prestasi siswa pada mata

pelajaran aqidah akhlak dengan adanya metode ceramah dan diskusi, adalah siswa

yang menyatakan prestasi saya semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak

diajarkan dengan metode ceramah daripada dengan metode diskusi (12,7%), siswa

yang menyatakan prestasi saya semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak

diajarkan dengan metode diskusi daripada dengan metode ceramah (40%), dan siswa

yang menyatakan prestasi saya pada mata pelajaran aqidah akhlak sama saja, baik

diajarkan dengan metode ceramah maupun diajarkan dengan metode diskusi (47,3%).

Maka analisa data pada tabel 28 di atas, bahwa hampir separuh siswa MAN 11 Lebak

Bulus menyatakan prestasi mereka pada mata pelajaran aqidah akhlak sama saja, baik



                                        52
diajarkan dengan metode ceramah maupun diajarkan dengan metode diskusi, hampir

separuh lagi menyatakan prestasi mereka semakin meningkat ketika pelajaran aqidah

akhlak diajarkan dengan metode diskusi daripada dengan metode ceramah, dan

sebagian kecil menyatakan prestasi mereka semakin meningkat ketika pelajaran

aqidah akhlak diajarkan dengan metode ceramah daripada dengan metode diskusi.




                                       53
BAB V

                                   PENUTUP

A. Kesimpulan

       Dari hasil penelitian yang dilakukan, mengenai perbandingan metodologi

ceramah dan diskusi dalam memahami pelajaran aqidah akhlak di MAN 11 Lebak

Bulus, maka dapat disimpulkan sebagi berikut:

1. Metode yang sering digunakan dalam pengajaran aqidah akhlak di MAN 11

   Lebak Bulus Jakarta Selatan adalah metode ceramah dan metode diskusi.

   Meskipun penggunaan metode ceramah dan metode diskusi tidak secara tuntas

   dapat mencapai tujuan yang diharapkan, namun kedua metode tersebut cukup

   efektif untuk meningkatkan prestasi siswa, khususnya dalam pengajaran aqidah

   akhlak.

2. Metode pengajaran diskusi lebih efektif daripada metode pengajaran ceramah

   dalam pengajaran aqidah akhlak di MAN 11 Lebak Bulus Jakarta Selatan. Hal ini

   terlihat dari prestasi mereka lebih meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak

   disampaikan dengan metode diskusi dibandingkan dengan metode ceramah.

B. Saran-Saran

       Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di MAN 11 Lebak Bulus

terutama dalam hal metodologi pengajaran aqidah akhlak, perlu kiranya penulis

memberikan sumbangan pikiran agar MAN 11 Lebak Bulus lebih baik lagi mutu

pendidikannya dan lebih maju lagi perkembangannya.




                                       54
1.   Kepala sekolah hendaknya memberikan pengawasan yang melekat kepada guru-

     guru, agar mereka merasa diperhatikan sehingga terdorong untuk meningkatkan

     potensi profesinya dan lebih memperkaya keterampilan mengajarnya.

2.   Hendaknya guru-guru MAN 11 Lebak Bulus menjalin kerjasama yang lebih

     baik dengan orang tua siswa dan masyarakat lainnya sehingga masyarakat

     merasa memiliki dan merasa berkewajiban untuk turut memajukan Madrasah

     tersebut.

3.   Hendaknya guru aqidah akhlak lebih meningkatkan keterampilan mengajarnya

     baik dalam menggunakan metode ceramah maupun metode diskusi dan metode-

     metode yang lain, sehingga siswa mudah menerima pengajaran aqidah akhlak

     dengan baik.

4.   Hendaknya para siswa menyadari, bahwa belajar adalah kewajiban bagi setiap

     muslim laki-laki dan perempuan, oleh karena itu para siswa hendaknya belajar

     dengan giat dan ikhlas.




                                       55
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdurrahman Shaleh, Dr., Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an,
    Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005, Cet. Ke-3.

Aceh, Abu Bakar, Mutiara Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1959, Cet. Ke-1.

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
      Pers, 2002, Cet. Ke-1.

Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
     Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. Ke-12.

Arsyad, Maidar G., dan Mukti U.S., Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
     Indonesia, Jakarta: Erlangga, 1991, Cet. Ke-2.

AS., Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Rajawali Press, 1992, Cet. Ke-1.

Daradjat, Zakiah, Prof. Dr., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi
     Aksara, 1995, Cet. Ke-1.

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:
    PT. Rineka Cipta, 2000, Cet. Ke-1.

Munawir, Warson, Ahmad, Kamus Al-Munawir, Kamus Bahasa Arab Indonesia,
    Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

Miskawaih, Ibn, Abu Ali Ahmad, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Terj. Helmi
    Hidayat, Bandung: Mizan, 1994.

Musthofa, Ahmad, Akhlak Tashawuf, Bandung: Pustaka Setia, 1999, Cet. Ke-1.

N.K., Roetiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara, 1988.

Penyusun, Tim, Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
     Pustaka, 2002, Cet. Ke-3.

RI, Depag/Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum Berbasis Kompetensi
     Madrasah Aliyah, Jakarta: 2004.

Rifa’i, Moh. dkk., Aqidah Akhlak, Semarang: CV. Wicaksana, 1994, Jilid 1.




                                        56

Contenu connexe

Tendances

Pengaruh pola asuh orang tua terhadap
Pengaruh pola asuh orang tua terhadapPengaruh pola asuh orang tua terhadap
Pengaruh pola asuh orang tua terhadapRas Moammar
 
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2Cha Aisyah
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama buddha perguruan tinggi mah...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama buddha perguruan tinggi mah...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama buddha perguruan tinggi mah...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama buddha perguruan tinggi mah...Pajeg Lempung
 
Peranan guru btq dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al qur'an pada ... (...
Peranan guru btq dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al qur'an pada ... (...Peranan guru btq dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al qur'an pada ... (...
Peranan guru btq dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al qur'an pada ... (...Pustaka Literasi
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...Pajeg Lempung
 
Ahmad saukani fsh di upload oleh ahyadin
Ahmad saukani fsh di upload oleh ahyadinAhmad saukani fsh di upload oleh ahyadin
Ahmad saukani fsh di upload oleh ahyadinAhyadin Rite
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...Pajeg Lempung
 
Manajerial ks1 kinerja
Manajerial ks1 kinerjaManajerial ks1 kinerja
Manajerial ks1 kinerjaKen Prameswara
 
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...Asep Anwar Musadad
 
Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...
Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...
Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...Trisna Nurdiaman
 
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2dusid
 
Ukbm aqidah kd3.5kelas xi 2019 meneladani kisah fatimatus zahra
Ukbm aqidah kd3.5kelas xi 2019 meneladani kisah fatimatus zahraUkbm aqidah kd3.5kelas xi 2019 meneladani kisah fatimatus zahra
Ukbm aqidah kd3.5kelas xi 2019 meneladani kisah fatimatus zahraradar radius
 
Bab i,v, daftar pustaka
Bab i,v, daftar pustakaBab i,v, daftar pustaka
Bab i,v, daftar pustakaDewi Yama
 
85559144 skripsi-tps (1)
85559144 skripsi-tps (1)85559144 skripsi-tps (1)
85559144 skripsi-tps (1)Adnan Cmoci
 
Bab%20 i%2cv
Bab%20 i%2cvBab%20 i%2cv
Bab%20 i%2cvory_fakod
 
Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075Poetra Chebhungsu
 

Tendances (20)

Pengaruh pola asuh orang tua terhadap
Pengaruh pola asuh orang tua terhadapPengaruh pola asuh orang tua terhadap
Pengaruh pola asuh orang tua terhadap
 
pembuatan yogurt
pembuatan yogurtpembuatan yogurt
pembuatan yogurt
 
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
Jtptiain gdl-agustaufiq-4153-1-3103150 -p-2
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama buddha perguruan tinggi mah...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama buddha perguruan tinggi mah...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama buddha perguruan tinggi mah...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama buddha perguruan tinggi mah...
 
Peranan guru btq dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al qur'an pada ... (...
Peranan guru btq dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al qur'an pada ... (...Peranan guru btq dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al qur'an pada ... (...
Peranan guru btq dalam meningkatkan kemampuan baca tulis al qur'an pada ... (...
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan khong hu cu perguruan tinggi maha...
 
Ahmad saukani fsh di upload oleh ahyadin
Ahmad saukani fsh di upload oleh ahyadinAhmad saukani fsh di upload oleh ahyadin
Ahmad saukani fsh di upload oleh ahyadin
 
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...
Buku ajar mata kuliah wajib umum pendidikan agama hindu perguruan tinggi maha...
 
Manajerial ks1 kinerja
Manajerial ks1 kinerjaManajerial ks1 kinerja
Manajerial ks1 kinerja
 
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...
Implementasi sistem pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren miftahul hu...
 
Cover n pengantar
Cover n pengantarCover n pengantar
Cover n pengantar
 
Rpppai6sms1
Rpppai6sms1Rpppai6sms1
Rpppai6sms1
 
Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...
Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...
Solidaritas sosial dalam mobilisasi mata pencaharian masyarakat pesisir di de...
 
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2
 
Ukbm aqidah kd3.5kelas xi 2019 meneladani kisah fatimatus zahra
Ukbm aqidah kd3.5kelas xi 2019 meneladani kisah fatimatus zahraUkbm aqidah kd3.5kelas xi 2019 meneladani kisah fatimatus zahra
Ukbm aqidah kd3.5kelas xi 2019 meneladani kisah fatimatus zahra
 
Bab i,v, daftar pustaka
Bab i,v, daftar pustakaBab i,v, daftar pustaka
Bab i,v, daftar pustaka
 
85559144 skripsi-tps (1)
85559144 skripsi-tps (1)85559144 skripsi-tps (1)
85559144 skripsi-tps (1)
 
Bab%20 i%2cv
Bab%20 i%2cvBab%20 i%2cv
Bab%20 i%2cv
 
Silabus pai6sms2
Silabus pai6sms2Silabus pai6sms2
Silabus pai6sms2
 
Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075Skripsi lengkap -_c2_a006075
Skripsi lengkap -_c2_a006075
 

Similaire à Dv4013 perbandingan penggunaan metode ceramah dan diskusi (viani wai)

Skripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruSkripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruHaubibBro
 
Korelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdf
Korelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdfKorelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdf
Korelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdfFisikawandiHosting
 
analisis filosofis tentang metode pendidikan.docx
analisis filosofis tentang metode pendidikan.docxanalisis filosofis tentang metode pendidikan.docx
analisis filosofis tentang metode pendidikan.docxAminuddinHarahap
 
Bab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakaBab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakasupritria
 
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakterPenerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakterVivi Vey
 
PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdf
PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdfPENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdf
PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdfAnonymousLE0t4sAU
 
PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdf
PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdfPENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdf
PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdfAnonymousLE0t4sAU
 
Makalah Pem. Al-Qur’an Hadist Klp 7.pdf
Makalah Pem. Al-Qur’an Hadist Klp 7.pdfMakalah Pem. Al-Qur’an Hadist Klp 7.pdf
Makalah Pem. Al-Qur’an Hadist Klp 7.pdfJack958314
 
Skripsi Syahrul Ramadhan.pdf
Skripsi Syahrul Ramadhan.pdfSkripsi Syahrul Ramadhan.pdf
Skripsi Syahrul Ramadhan.pdfSyahrul Ramadhan
 
Mukhlisin saad etika sufi studi pemikiran etika ibn al 'arabi
Mukhlisin saad etika sufi studi pemikiran etika ibn al 'arabiMukhlisin saad etika sufi studi pemikiran etika ibn al 'arabi
Mukhlisin saad etika sufi studi pemikiran etika ibn al 'arabiToto Dwiarso
 
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...Warnet Raha
 

Similaire à Dv4013 perbandingan penggunaan metode ceramah dan diskusi (viani wai) (20)

Skripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guruSkripsi kompetensi guru
Skripsi kompetensi guru
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
 
1 tesis pendahuluan
1 tesis pendahuluan1 tesis pendahuluan
1 tesis pendahuluan
 
1. COVER.pdf
1. COVER.pdf1. COVER.pdf
1. COVER.pdf
 
Korelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdf
Korelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdfKorelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdf
Korelasi Gaya Belajar dengan Multiple Intelegence.pdf
 
analisis filosofis tentang metode pendidikan.docx
analisis filosofis tentang metode pendidikan.docxanalisis filosofis tentang metode pendidikan.docx
analisis filosofis tentang metode pendidikan.docx
 
Skripsi
Skripsi Skripsi
Skripsi
 
Bab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustakaBab i, iv, daftar pustaka
Bab i, iv, daftar pustaka
 
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakterPenerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
Penerapan lessan study dlm pembentukan pend yang berkarakter
 
PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdf
PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdfPENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdf
PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdf
 
PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdf
PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdfPENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdf
PENERAPAN PEMBELAJARAN AL-QAWAID AL-ARABIYAH.pdf
 
Makalah Pem. Al-Qur’an Hadist Klp 7.pdf
Makalah Pem. Al-Qur’an Hadist Klp 7.pdfMakalah Pem. Al-Qur’an Hadist Klp 7.pdf
Makalah Pem. Al-Qur’an Hadist Klp 7.pdf
 
Skripsi Syahrul Ramadhan.pdf
Skripsi Syahrul Ramadhan.pdfSkripsi Syahrul Ramadhan.pdf
Skripsi Syahrul Ramadhan.pdf
 
Mukhlisin saad etika sufi studi pemikiran etika ibn al 'arabi
Mukhlisin saad etika sufi studi pemikiran etika ibn al 'arabiMukhlisin saad etika sufi studi pemikiran etika ibn al 'arabi
Mukhlisin saad etika sufi studi pemikiran etika ibn al 'arabi
 
3 silabus-ma
3 silabus-ma3 silabus-ma
3 silabus-ma
 
3 silabus-ma
3 silabus-ma3 silabus-ma
3 silabus-ma
 
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...
PENGARUH PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP MENSTRUASI DI WILAYAH ...
 

Dv4013 perbandingan penggunaan metode ceramah dan diskusi (viani wai)

  • 1. PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI DALAM MEMAHAMI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MAN 11 LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN OLEH : DASUKI NIM : 0011017647 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2006/1427 H
  • 2. PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI DALAM MEMAHAMI PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MAN 11 LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh : DASUKI NIM : 0011017647 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Drs. H. Ahmad Syafi’ie Noor, M.A. Bahrissalim, M.Ag. NIP. 150 009 403 NIP. 150 289 253 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2006/1427 H
  • 3.
  • 4. KATA PENGANTAR  Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang penuh dengan cahaya hidayah Allah swt. Membuat skripsi bukanlah tugas yang mudah dan ringan, melainkan tugas yang berat dan membutuhkan banyak tenaga, biaya dan waktu. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan, baik dalam bentuk dukungan moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, karena dengan bantuan pihak-pihak tersebutlah penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan khususnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Salman Harun, sebagai mantan Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. Abdul Fattah Wibisono, M.A. sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. i
  • 5. 4. Bapak Drs. Sapiuddin, M.Ag. sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Drs. H. Ahmad Syafi’ie Noor sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan pengarahan, waktu dan dukungan, disela-sela kesibukannya membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak Bahrissalim, M.Ag. sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan petunjuk teknis mengenai pembuatan skripsi dan penelitian lapangan kepada penulis. 7. Bapak Drs. H. Muarif S.A.M., M.Pd. sebagai dosen penasehat akademik penulis pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Segenap dosen yang telah mengajar penulis dalam menempuh pendidikan selama kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat bagi penulis. 9. Pimpinan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan banyak buku-buku sumber kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 10. Bapak Drs. H.U. Effendi Halba sebagai kepala sekolah MAN 11 Lebak Bulus yang telah memberikan izin dan membantu penulis dalam melakukan penelitian. ii
  • 6. Dan tidak lupa ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada orang-orang terdekat penulis diantaranya: 1. Ibu Kesih (Almarhumah) dan Bapak Castam (Almarhum) tercinta, yang telah mencurahkan segenap kasih sayangnya serta segala bentuk pengorbanannya yang tidak dapat dibayar dengan apapun juga. 2. Kak Dasri, Kak Carwan, Kak Carkim, dan Kak Tarsono yang selalu memberikan dorongan dan doa kepada penulis. 3. Bapak H.M. Sofyan Sumhudi, S.H. dan Bapak Drs. H. Nawar Ilta sebagai Bapak Angkat Penulis yang telah memberikan dorongan dan dukungan baik berupa moril dan materil kepada penulis. 4. Kak Ujang, Kak Ulil Albab, Kak Wawan, Kak Anton, Kak Nandang, Kak Anikmah, Kak Ayu Febrian, dan semua sahabat-sahabat penulis serta semua pihak yang turut memberikan dorongan, dukungan dan doa kepada penulis. Penulis hanya mampu berdoa, semoga amal baik dan bantuan mereka mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah swt. Penulis juga berdoa semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Amin ya robbal ‘alamin. Jakarta, 15 Desember 2006 M. 24 Dzul Qoidah 1427 H. Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. i iii
  • 7. DAFTAR ISI………………………………………………………………………. iv DAFTAR TABEL ………………………………………………………………… vi BAB 1 PENDAHULUAN A. Pemilihan Pokok Masalah ……………………………………………. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………………………… 4 C. Metode Pembahasan …………………………………………………. 4 D. Sistematika Penyusunan ……………………………………………… 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Metode Ceramah …………………………………………………….. 7 1. Pengertian Metode Ceramah ……………………………………... 7 2. Kelebihan Metode Ceramah …………………………………….. 9 3. Kelemahan Metode Ceramah ………..……………………….….. 9 B. Metode Diskusi ……………………………………………………… 10 1. Pengertian Metode Diskusi…………………………………….… 10 2. Kelebihan Metode Diskusi………………………………………. 12 3. Kelemahan Metode Diskusi………..………………………….…. 12 C. Pelajaran Aqidah Akhlak ………………………………………….… 13 1. Pengertian Pelajaran Aqidah Akhlak ………………………….… 13 2. Tujuan Pelajaran Aqidah Akhlak ……………………………….. 15 3. Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak …………………….… 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………….… 19 iv
  • 8. B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………….. 19 C. Populasi dan Sampel ………………………………………………… 20 D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………..…. 21 E. Teknik Analisa Data ……………………………………………...…. 22 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri 11 Lebak Bulus ……….. 24 B. Deskripsi Data ………………………………………………………. 29 C. Analisa dan Interpretasi Data ……………………………………….. 29 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………………………….. 54 B. Saran-saran ………………………………………………………….. 54 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 56 LAMPIRAN-LAMPIRAN v
  • 9. BAB I PENDAHULUAN A. Pemilihan Pokok Masalah Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran, tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menguasai materi yang akan disampaikan. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang harus dikuasainya sehingga ia mampu menyampaikan materi secara profesional dan efektif. Menurut Zakiyah Daradjat “… pada dasarnya ada tiga kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan, dan kompetensi dalam cara-cara mengajar.”1 Ketiga kompetensi tersebut harus berkembang secara selaras dan tumbuh terbina dalam kepribadian guru. Sehingga diharapkan dengan memiliki tiga kompetensi dasar tersebut seorang guru dapat mengerahkan segala kemampuan dan keterampilannya dalam mengajar secara profesional dan efektif. Mengenai kompetensi dalam cara-cara mengajar, seorang guru dituntut untuk mampu merecanakan atau mampu menyususun setiap program satuan pelajaran, mempergunakan dan mengembangkan media pendidikan serta mampu memilih metode yang bervariatif dan efektif. Ketepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran akan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif yaitu 1 Zakiyah Daradjat, Metodi Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-I, h. 263 1
  • 10. tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sebaliknya ketidaktepatan seorang guru dalam memilih metode pengajaran yang efektif dalam suatu pembelajaran, maka akan dapat menimbulkan kegagalan dalam mencapai pembelajaran yang efektif yaitu tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sukadi bahwa “proses pembelajaran yang tidak mencapai sasaran, dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang tidak efektif.”2 Dalam pemilihan metode pengajaran ada beberapa faktor yang harus jadi dasar pertimbangan yaitu: berpedoman pada tujuan, perbedaan individual anak didik, kemampuan guru, sifat bahan pelajaran, situasi kelas, kelengkapan fasilitas dan kelebihan serta kelemahan metode pengajaran.3 Sehingga dengan memperhatikan beberapa faktor pertimbangan tersebut guru dapat menentukan metode mana yang tepat untuk digunakan ketika akan menyampaikan suatu materi pelajaran kepada muridnya, mungkin ia akan menggunakan satu metode saja atau mungkin menggunakan kombinasi dari beberapa metode pengajaran. Dalam skripsi ini penulis ingin membandingkan penggunaan dua buah metode pengajaran yaitu metode ceramah dan metode diskusi dalam pengajaran bidang studi aqidah akhlak. Metode ceramah adalah suatu metode yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi tentang suatu pokok persoalan atau masalah secara lisan. Dengan metode ceramah, guru akan mudah mengawasi 2 Sukadi, Guru Powerful Guru Masa Depan, (Bandung: Kolbu, 2006), Cet. Ke-1, h. 10 3 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), Cet. Ke-1, h. 191-193 2
  • 11. ketertiban siswa dalam mendengarkan pelajaran, disebabkan mereka melakukan kegiatan yang sama. Akan tetapi dengan metode tersebut guru sulit mengontrol sejauh mana pengetahuan siswa terhadap pelajaran yang telah disampaikan. Sedangkan metode diskusi adalah suatu metode pengajaran melalui sarana bertukar pikiran untuk menghadapi persoalan yang dihadapi. Dalam diskusi proses interaksi terjadi antara dua individu atau lebih yang terlibat. Saling menukar pengalaman informasi dalam memecahkan masalah. Akan tetapi dalam diskusi biasanya hanya dikuasai oleh siswa yang suka berbicara. Disamping itu, ada kemungkinan penyimpangan dalam pembicaraan sehingga membutuhkan waktu yang panjang. Dengan memperhatikan kelebihan dan kelemahan metode ceramah dan metode diskusi diatas, penulis tertarik untuk mengetahui manakah diantara kedua metode tersebut yang lebih efektif untuk dipergunakan dalam pengajaran aqidah akhlak terhadap siswa madrasah aliyah. Dalam diskusi penulis bersama teman-teman pada saat perkuliahan bidang studi metodologi pengajaran agama Islam disimpulkan bahwa metode diskusi lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah dalam pengajaran aqidah akhlak pada siswa madrasah aliyah, pertimbangannya adalah karena siswa aliyah telah dapat berfikir dewasa dan kritis dalam menyikapi berbagai masalalah. Akan tetapi bagi penulis jawaban tersebut tidak memuaskan, sehingga penulis berminat untuk mencari jawabannya secara langsung dengan melakukan penelitian 3
  • 12. pada salah satu madrasah aliyah yang ada di Jakarta. Dan akhirnya penulis memutuskan memilih MAN 11 Lebak Bulus Jakarta Selatan sebagai objek penelitian. Untuk tercapainya tujuan tersebut penulis merumuskan dalam sebuah judul skripsi yaitu: “Perbandingan penggunaan metode cermah dan diskusi dalam memahami pelajaran aqidah akhlak di MAN 11 Lebak Bulus Jakarta Selatan.” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Penelitian tentang efektifitas tidaknya suatu metode, akan dilihat dari hasil belajar siswa yang dibatasi pada hasil belajar ranah kognitif bidang studi aqidah akhlak, kelas II MAN 11, tahun ajaran 2005/2006. 2. Perumusan Masalah Dengan memperhatikan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran bidang studi aqidah akhlak dengan menggunakan metode ceramah dan metode diskusi? b. Metode apa yang paling efektif, ceramah atau diskusi dalam proses pembelajaran bidang studi aqidah akhlak? C. Metode Pembahasan Dalam pembahasan karya tulis ini penulis menggunakan metode sebagai berikut: 4
  • 13. 1. Deskriptif, karena penulis meneliti kejadian yang kini sedang berlangsung, yaitu penggunaan metode ceramah dan diskusi dalam pengajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) khususnya mata pelajaran aqidah akhlak. 2. Library research, yaitu penelitian kepustakaan yang ada hubungannya dengan masalah karya tulis ini seperti: buku-buku, majalah, koran, Al-Qur’an, Al- Hadits dan sebagainya. 3. Field research, yaitu penelitian lapangan dengan menggunakan: a. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung ke Madrasah Aliyah Negeri 11 Lebak Bulus Jakarta Selatan. b. Wawancara, yakni mengadakan tanya jawab dengan kepala sekolah dan guru aqidah akhlak serta guru lainnya yang dapat memberikan data yang diperlukan. c. Dokumentasi, mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, agenda, dan sebagainya yang berhubungan dengan penelitian. d. Angket, yaitu teknik penelitian dengan cara memberikan pertanyaan secara tertulis kepada siswa guna mendapatkan data yang lebih akurat. Dalam teknik ini penulis menggunakan teknik random sampling, dengan mengambil jumlah sampel yang akan menjadi responden sebanyak 25% dari jumlah populasi yaitu 55 siswa dari 217 siswa. Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2. 5
  • 14. Adapun dalam teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi” UIN Syarif hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press, cetakan kedua, tahun 2002. D. Sistematika Penyusunan Dalam penyusunan skripsi ini penulis membagi kedalam 5 bab, yaitu: Bab I Pendahuluan, meliputi pemilihan pokok masalah, pembatasan dan perumusan masalah, metode pembahasan, dan sistematika penyusunan. Bab II Kajian Teori, meliputi pengertian, kelebihan, dan kelemahan metode ceramah dan diskusi, serta pengertian, tujuan dan ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak. Bab III Metodologi Penelitian, meliputi tujuan dan manfaat penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data. Bab IV Hasil penelitian, meliputi Madrasah Negeri 11 Lebak Bulus, deskripsi data, analisa dan interpretasi data. Bab V Penutup, meliputi kesimpulan dan saran-saran serta terakhir dilengkapi dengan daftar kepustakaan dan lampiran-lampiran. 6
  • 15. BAB II KAJIAN TEORI A. Metode Ceramah 1. Pengertian Metode Ceramah Yang dimaksud metode ceramah adalah cara menyampaikan sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau khalayak ramai.1 Adapun menurut M. Basyiruddin Usman yang dimaksud dengan metode ceramah adalah “teknik penyampaian pesan pengajaran yang sudah lazim disampaikan oleh para guru di sekolah. Ceramah diartikan sebagai suatu cara penyampaian bahan secara lisan oleh guru bilamana diperlukan.”2 Pengertian senada juga diungkapkan oleh Mahfuz Sholahuddin dkk., bahwa metode ceramah adalah suatu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan oleh guru di depan kelas atau kelompok.3 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan yang dimaksud dengan metode ceramah adalah cara belajar mengajar yang menekankan pada pemberitahuan satu arah dari pengajar kepada pelajar (pengajar aktif, pelajar pasif).4 1 Armai Arief, Pengantar dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-I, 135-136 2 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. Ke-I, h. 34 3 Mahfuz Sholahuddin dkk., Metodologi Pendidikan Islam, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1986), h. 43 4 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke-3, h. 740 7
  • 16. Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran kepada siswa secara lisan. Adapun gambaran penggunaan metode ini dikemukakan Zakiyah Daradjat dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam bahwa “dalam metode ceramah ini murid duduk, melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa apa yang diceramahkan guru itu adalah benar, murid mengutip iktisar ceramah semampu murid itu sendiri dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru yang bersangkutan.”5 Sejak zaman Rasulullah metode ceramah merupakan cara yang paling awal yang dilakukan Rasulullah saw dalam penyampaian wahyu kepada umat. Karakteristik yang menonjol dari metode ceramah adalah peranan guru tampak lebih dominan. Sementara siswa lebih banyak pasif dan menerima apa yang disampaikan oleh guru. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad saw bersabda:    
  • 17.  Artinya: “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.” Menurut M. Basyiruddin Usman, metode ceramah layak digunakan guru dimuka kelas apabila: a. Pesan yang akan disampaikan berupa fakta atau informasi; b. Jumlah siswanya terlalu banyak; 5 Zakiyah Daradjat, dkk., op. cit., h. 289 8
  • 18. c. Guru adalah seorang pembicara yang baik, berwibawa dan dapat merangsang siswa;6 2. Kelebihan Metode Ceramah a. Suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan aktivitas yang sama, sehingga guru dapat mengawasi murid sekaligus secara komfrehensif. b. Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat murid dapat menerima pelajaran sekaligus secara bersamaan. c. Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak. d. Melatih para pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi ceramah dengan cepat dan tepat. 7 e. Dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa dalam belajar; f. Fleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas maka dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja, sedangkan bila waktu masih panjang, dapat dijelaskan lebih mendetail.8 3. Kelemahan Metode Ceramah a. Interaksi cenderung bersifat centered (berpusat pada guru). b. Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah menguasai bahan ceramah. c. Mungkin saja siswa memperoleh konsep-konsep lain yang berbeda dengan apa yang dimaksudkan guru. d. Siswa kurang menangkap apa yang dimaksudkan oleh guru, jika ceramah berisi istilah-istilah yang kurang/tidak dimengerti oleh siswa dan akhirnya mengarah kepada verbalisme. e. Tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah. Karena siswa hanya diarahkan untuk mengikuti fikiran guru. f. Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kecakapan dan kesempatan mengeluarkan pendapat. g. Guru lebih aktif sedangkan murid bersikap pasif.9 6 M. Basyiruddin, dkk., op. cit., h. 35-36 7 Armai Arief, op. cit., h. 139 8 M. Basyiruddin, dkk., op. cit., h. 35 9 Armai Arief, op. cit., h. 139-140 9
  • 19. h. Bila guru menyampaikan bahan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang terbatas, menimbulkan kesan pemompaan atau pemaksaan terhadap kempuan penerimaan siswa. i. Cenderung membosankan dan perhatian siswa berkurang, kerena guru kurang memperhatikan faktor-faktor psikologis siswa, sehingga bahan yang dijelaskan menjadi kabur.10 Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut seorang guru harus mengusahakan hal-hal sebagai berikut: a. Untuk menghilangkan kesalahpahaman siswa terhadap materi yang diberikan, hendaknya diberi penjelasan beserta keterangan-keterangan, gerak-gerik, dan contoh yang memadai dan bila perlu hendaknya menggunakan media yang refresentatif. b. Selingilah metode ceramah dengan metode lainnya untuk menghilangkan kebosanan peserta didik. c. Susunlah ceramah secara sistematis. d. Mengulang kata atau istilah-istilah yang digunakan secara jelas, dapat membantu siswa yang kurang atau lambat kemampuan dan daya tangkapnya. e. Carilah umpan balik sebanyak mungkin sewaktu ceramah berlangsung.11 B. Metode Dikusi 1. Pengertian Metode Diskusi Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi adalah “Cara belajar atau mengajar yang melakukan tukar pikiran antara murid dengan guru, murid dengan murid sebagai peserta diskusi.”12 Namun tidak semua kegiatan bertukar pikiran dapat dikatakan berdiskusi. Menurut Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S. diskusi pada dasarnya adalah “Suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok 10 Ibid., h. 140 11 Basyiruddin, dkk., op. cit., h. 35-36 12 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op. cit., h. 740 10
  • 20. kecil atau besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah.13 Sedangkan menurut Zuhairini dkk., yang diaksud metode diskusi “…ialah suatu metode didalam mempelajari bahan atau menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya, sehingga berakibat menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku murid.14 Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan metode diskusi ialah suatu cara penyampaian materi pelajaran dengan jalan bertukarpikiran atau mendiskusikannya, baik antara guru dengan siswa ataupun sesama siswa. Seiring dengan itu, metode diskusi berfungsi untuk merangsang murid berpikir atau mengeluarkan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh suatu jawaban atau suatu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari jalan terbaik (alternatif terbaik). Dari beberapa jawaban atau jalan keluar yang ada bagaimana mendapatkan jawaban yang paling tepat untuk mendekati kebenaran sesuai dengan ilmu yang ada pada kita. Jadi, metode diskusi tidak hanya percakapan atau debat, melainkan cara untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang dihadapi. 13 Maidar G. Arsjad dan Mukti U.S., Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1991), Cet. Ke-2, h. 37 14 H. Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), Cet. Ke-8, h. 89 11
  • 21. 2. Kelebihan Metode Diskusi Menurut Armai Arief, di dalam bukunya Pengatar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), disebutkan bahwa diantara keunggulan metode diskusi adalah antara lain: a. Suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan. b. Dapat menaikan prestasi kepribadian individu, seperti: sikap toleransi, demokrasi, berpikir kritis, sistematis, sabar dan sebagainya. c. Kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami siswa, karena mereka mengikuti proses berpikir sebelum sampai kepada suatu kesimpulan. d. Siswa dilatih belajar untuk mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib layaknya dalam suatu musyawarah. e. Membantu murid untuk mengambil keputusan yang lebih baik. f. Tidak terjebak kedalam pikiran individu yang kadang-kadang salah, penuh prasangka dan sempit. Dengan diskusi seseorang dapat mempertimbangkan alasan-alasan/pikiran-pikiran orang lain.15 3. Kelemahan Metode Diskusi Menurut Roetiyah N.K., di dalam bukunya Strategi Belajar Mengajar disebutkan bahwa kekuarangan penggunaan metode diskusi antara lain: a. Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang. b. Dalam diskusi menghendaki pembuktian logis, yang tidak terlepas dari fakta- fakta; dan tidak merupakan jawaban yang hanya dugaan atau coba-coba saja. c. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar. d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.16 Kelemahan lain dalam metode diskusi adalah kadang-kadang ada siswa yang memonopoli pembicaraan, dan ada pula siswa yang pasif dan tidak acuh. Dalam hal 15 Armai Arief, op. cit., h. 148-149 16 Roetiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), Cet. Ke-2, h. 6 12
  • 22. demikian guru hendaknya memperhatikan dan memberi motivasi kepada siswa supaya seluruh siswa ikut serta dalam diskusi. Untuk mengatasi kelemahan atau segi negatif dari metode ini, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Pimpinan diskusi diberikan kepada murid dan diatur secara bergiliran. b. Pimpinan diskusi yang diberikan kepada murid, perlu bimbingan dari guru. c. Guru mengusahakan supaya seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam diskusi. d. Mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran berbicara, sementara siswa lain belajar mendengarkan pendapat temannya. e. Mengoptimalkan waktu yang ada untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.17 C. Pelajaran Aqidah Akhlak 1. Pengertian Pelajaran Aqidah akhlak Pelajaran aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah formal dan merupakan rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Secara etimologi (bahasa) kata “aqidah akhlak” terdiri dari   dua kata “aqidah” dan “akhlak”. Kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu    yang berarti kepercayaan atau keyakinan.18 Sedangkan secara terminologi (istilah) aqidah berarti segala keyakinan yang ditetapkan oleh Islam yang disertai oleh dalil-dalil yang pasti.19 Hal-hal yang termasuk di dalam pembahasan aqidah yaitu tentang Tuhan dan segala sifat- 17 Armai Arief, op. cit., h. 149 18 Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir, Kamus Bahasa Arab Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1997), h. 1024 19 Moh. Rifa’I, dkk., Aqidah Akhlak, (Semarang: CV. Wicaksana, 1994), Jilid I, h. 1 13
  • 23. sifat-Nya serta hal-hal yang berkaitan dengan alam semesta, seperti terjadinya alam. Adapun pengertian akhlak secara etimologi adalah berasal dari bahasa Arab, -  - yaitu bentuk jamak dari kata yang berasal dari kata dengan   bentuk jamaknya yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau   tabi’at.20 Ibnu Athir menjelaskan bahwa hakekat makna itu ialah gambaran   batin manusia yang tepat (jiwa dan sifatnya) sedangkan merupakan gambaran  bentuk luasnya (raut muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan lain sebagainya).21 Secara terminologi ada beberapa definisi akhlak yang telah dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: a. Imam Ghozali “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.22 b. Ibnu Miskawaih “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa melakukan pemikiran dan pertimbangan.23 20 Hamzah Yaqub, Etika Islam, Pembinaan Akhlakul Karimah Suatu Pengantar, (Bandung: CV. Diponogoro, 1983), Cet. Ke-2, h. 11 21 Ahmad Musthofa, Akhlak Tashowuf, (Bandung: Pustaka Setia, 1999) Cet. Ke-I, h. 17 22 Asmaran A.S., Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Rajawali Press, 1992), Cet. Ke-I, h. 2 23 Abu Ali Ahmad Ibn Miskawaih, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Terj. Helmi Hidayat (Bandung: Mizan, 1994). h. 56 14
  • 24. c. Abu Bakar Aceh “Akhlak adalah suatu sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan tindakan dan perbuatan manusia baik terhadap Tuhan maupun sesama manusia serta terhadap diri sendiri.24 Melihat pengertian aqidah akhlak yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pelajaran aqidah akhlak merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah formal dan merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang didalamnya mencakup persoalan keimanan dan budi pekerti yang dapat mengembangkan kepribadian peserta didik. 2. Tujuan Pelajaran Aqidah Akhlak Aqidah akhlak merupakan salah satu bidang studi dalam pendidikan agama Islam. Maka tujuan umum pendidikan aqidah akhlak sesuai dengan tujuan umum pendidikan agama Islam. Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah, tujuan umum pendidikan agama Islam adalah membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah atau sekurang-kurangnya mempersiapkan peserta didik ke jalan yang mengacu pada tujuan akhir manusia. Tujuan utama khalifah Allah adalah beriman kepada Allah dan tunduk patuh secara total kepadaNya.25 Hal ini sesuai dengan firman Allah:   24 Abu Bakar Aceh, Mutiara Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1959), Cet. Ke-I, h.95 25 Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005). Cet. Ke-III, h.133 15
  • 25. Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Q.S. Adz-Dzariyat : 56). Sedangkan tujuan khusus pelajaran aqidah akhlak menurut Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam adalah sebagai berikut: Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan serta pengamalan peserta didik tentang aqidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaanya kepada Allah swt seta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.26 Dari kutipan diatas dapat dipahami bahwa tujuan pelajaran aqidah akhlak searah dengan tujuan nasional yaitu: “Tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yakni manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.27 26 Depag RI/Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum Berbasis Kompetensi Madrasah Aliyah, (Jakarta: 2004), h. 22 27 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Bandung: Sinar Baru, 1989) Cet. Ke-I, h. 21 16
  • 26. 3. Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak Ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak yang terdapat di madrasah aliyah memiliki isi bahan pelajaran yang dapat mengarahkan pada pencapaian kemampuan peserta didik untuk dapat memahami rukun iman secara ilmiah serta pengalaman dan pembiasaan berakhlak Islami, untuk dapat dijadikan landasan perilaku dalam kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang berikutnya. Adapun ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak di dalam kurikulum 2004 untuk madrasah aliyah ada tiga aspek, yaitu: a. Aspek Aqidah Aspek aqidah ini meliputi sub-sub aspek: kebenaran aqidah Islam, hubungan aqidah, akhlak, ke-Esaan Allah swt, Allah Maha Pemberi Rizki, Maha Pengasih dan Penyayang, Maha Pengampun dan Penyantun, Maha Benar dan Maha Adil.28 Dari beberapa sub aqidah ini tentu saja dengan menggunakan argumen dalil-dalil aqli dan naqli. Selain itu juga meyakini bahwa, “Muhammad saw adalah rosul terakhir, meyakini kebenaran Al-Qur’an dengan dalil aqli dan naqli. Meyakini qodlo dan qodar, hubungan usaha dan do’a, hubungan prilaku manusia dengan terjadinya bencana alam. 29 28 Ibid., h. 23 29 Ibid 17
  • 27. b. Aspek Akhlak Adapun yang menjadi aspek akhlak diantaranya: “Beradab secara Islam dalam bemusyawarah untuk membangun demokrasi, berakhlak terpuji kepada orang tua, guru, ulil amri, dan waliyullah”.30 Hal ini memiliki tujuan untuk memperkokoh integrasi dan kredibilitas pribadi, memperkokoh kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, bersedia melanjutkan misi utama rosul dalam membawa perdamaian, terbiasa menghindari akhlak tercela yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara seperti membunuh, merampok, mencuri, menyebar fitnah, membuat kekerasan, mengkonsumsi atau mengedarkan narkoba dan malas bekerja. c. Aspek Kisah Keteladanan Aspek kisah keteladanan diantaranya mengapresiasi dan meneladani sifat dan prilaku sahabat utama Rosulullah saw dengan landasan agama yang kuat.31 Ketiga aspek diatas merupakan bagian dari ajaran-ajaran dasar yang terdapat dalam Agama Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Oleh karena itu diharapkan dapat membentuk peserta didik menjadi beriman dan bertaqwa kepada Allah swt dan memiliki akhlak yang mulia sebagaimana akhlak para nabi dan rosul. 30 Ibid 31 Ibid 18
  • 28. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penulisan Skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Penulis ingin mengetahui bagaimanakah proses pembelajaran aqidah akhlak dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi. b. Penulis ingin mengetahui metode apa yang paling efektif, ceramah atau diskusi dalam pembelajaran aqidah akhlak di MAN 11 Lebak Bulus. 2. Manfaat Penelitian Skripsi ini sebagai berikut: a. Skripsi ini dapat dijadikan bahan pertimbangan para guru maupun calon guru agama dalam memilih metode pengajaran aqidah akhlak yang tepat. b. Skripsi ini dapat menambah khazanah dalam dunia pendidikan terutama dalam masalah metodologi pengajaran agama Islam. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN 11 Lebak Bulus Jakarta Selatan, pada kelas 2 semester 2. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 14 Nopember 2006 sampai akhir penelitian 14 Mei 2006. 19
  • 29. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah “keseluruhan objek penelitian”.1 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MAN 11 Lebak Bulus Jakarta Selatan. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.2 Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel dengan cara sampel random atau sampel campur, yaitu suatu teknik sampling dimana penulis “mencampur” subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian penulis memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel. Setiap subjek yang terdaftar sebagai sampel, diberi nomor urut mulai dari nomor 1 sampai dengan nomor 55. Jadi dalam penelitian ini penulis tidak menjadikan seluruh populasi yang berjumlah 217 orang siswa sebagai objek penelitian. Tetapi penulis hanya menetapkan 25% saja sebagai sampel penelitian, yaitu 55 responden. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto bahwa “…, jika 1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), Edisi Revisi V, Cet. Ke-12, h. 108 2 Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Jakarta: CV. Alfabeta, 2003), Cet. Ke-10, h. 91 20
  • 30. jumlah objeknya besar, maka sampel yang diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”.3 D. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian antara lain: 1. Observasi Sebagai metode ilmiah observasi diartiakan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang sebenarnya tidak hanya sebatas pada pengamatan yang dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Observasi yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan pengamatan yang berkaitan dengan keadaan umum lokasi penelitian. 2. Wawancara Wawancara yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlansung secara lisan, bertatap muka dan mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan, dalam hal ini yang diwawancarai adalah kepala sekolah, guru bidang studi aqidah akhlak dan guru lainnya yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, agenda dan sebagainya.4 3 Suharsimi Arikunto, op. cit. h. 112 21
  • 31. 4. Angket Angket adalah teknik pengumpulan data atau informasi dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.5 Angket yang disebarkan kepada responden berbentuk angket tertutup atau terstruktur dengan alternatif jawaban yang telah disediakan. Adapun pertanyaan- pertanyaan yang terdapat dalam angket berkisar pada permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini. Adapun jumlah item pertanyaan dalam angket adalah sebanyak 25 item pertanyaan, jumlah tersebut sudah memadai sebagaimana disampaikan oleh Sugiono bahwa “jumlah angket yang memadai adalah antara 20 s/d 30 pertanyaan”.6 E. Teknik Analisa Data Data yang sudah terkumpul penulis kualifikasikan atau tuangkan kedalam bentuk angka-angka, sehingga data tersebut bersifat kuantitatif, untuk selanjutnya dianalisa dan diinterpretasikan secara deskriptif. Pengalihan data kedalam bentuk kuantitatif ini ditempuh dengan menggunakan rumus: f P = X 100% N Keterangan : f = Frekuensi yang sedang dicari persentasinya. N = Number of cases (jumlah frekuensi). 4 Ibid, hal. 206 5 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-5, h. 65 6 Sugiono, op. cit. h. 164 22
  • 32. P = Angka persentase.7 Untuk memudahkan penulis dalam melakukan analisa dan interpretasi data, maka penulis menentukan skala persentase sebagaimana tertera pada tabel berikut: Tabel 1 SKALA PERSENTASE NO PERSENTASE PENAFSIRAN 1. 100% Seluruhnya 2. 91-99% Hampir seluruhnya 3. 61-90% Sebagian besar 4. 51-60% Lebih dari separuh 5. 50% Separuhnya 6. 40-49% Hampir separuhnya 7. 11-39% Sebagian kecil 8. 1-10% Sedikit sekali 9. 0% Tidak ada 7 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), Cet. Ke-11, h. 40 23
  • 33. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri 11 Jakarta 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 11 Jakarta Pada awalnya MAN 11 Lebak Bulus adalah MAN 1 Filial Mampang Prapatan yang berdiri pada tahun 1983, dimana pada waktu itu MAN 1 Filial Mampang Prapatan masih menumpang atau menempati gedung yayasan “Raudhatul Muta’alimin” sampai dengan tahun 1996 + 13 tahun. Kemudian pada kurun waktu itu, Pemerintah Daerah (PEMDA) dalam hal ini Kanwil Departemen Agama Propinsi DKI Jakarta mencarikan tempat yang sekarang ini ditempati, yaitu MAN 11 Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan. 2. Tujuan Berdirinya Madrasdah Aliyah Negeri 11 Jakarta Adapun Tujuan berdirinya Madrasah Aliyah Negeri 11 Lebak Bulus adalah untuk menyukseskan Program Pemerintah yaitu, Mencerdaskan Bangsa baik dibidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan Ilmu Pengetahuan dibidang Agama (IMTAQ). 3. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan Bapak Kepala Sekolah MAN 11 Jakarta, bahwa keberadaan guru pada MAN 11 Jakarta tertera pada tabel berikut: 24
  • 34. Tabel 2 Keadaan Guru PEND. NO NAMA GURU JABATAN STATUS TERAKHIR 1. Drs. H. U. Effendi Halba SL. IAIN Kep. Sekolah Tetap 2. Dra. Hj. Mardiyah SL. IAIN Guru Tetap 3. Drs. Sahrudin SL. IKIP Guru Tetap 4. Drs. Asy’ari SL. IAIN Guru Tetap 5. Dra. Hj. Ade Karmanah SL. IAIN Guru Tetap 6. Ahmad Latif Sueb, BA. SL. IAIN Guru Tetap 7. Dra. Hj. Siti Atiah SL. IAIN Guru Tetap 8. Dra. Hj. Nurmina Naenggolan SL. IAIN Guru Tetap 9. Drs. Sodri SL. IAIN Guru Tetap 10. Drs. Zaenal Abidin, M.Pd. S2.UHAMKA Guru Tetap 11. Sulistiowati, S.Pd. SL. IKIP Guru Tetap 12. Oktavizani SM. IKIP Guru Tetap 13. Anaverta Dinamarti, S.Ag. SL. IAIN Guru Tetap 14. Drs. Hanapi SL. IAIN Wakabidsis Tetap 15. Drs. Abidin SL. IAIN Guru Tetap 16. Naning Syarfiningsih, S.Pd. SL. IKIP Guru Tetap 17. Oktavizani NR, S.Pd. SL. IKIP Guru Tetap 18. Drs. Maryanto SL. IKIP Guru Tetap 19. Drs. Amir Kodir SL. IAIN Guru Tetap 20. Dra. Hj. Asnidar Meuraksa SL. IAIN Guru Tetap 21. Rosmalina, S.Pd. SL. UNJ Guru Tetap 22. Mohammad Yasin, S.Pd. SL. UHAMKA Wakabidkur Tetap 23. Sri Husniyahwati, S.Ag. SL. IAIC Guru Tetap 24. Ratri Sugesti Sumatra Dewi, S. Pd. SL. UNILA Guru Tetap 25. Nuraini, S.Ag. SL. STAIA Guru Tetap 26. Darmadi, S.Pd. SL. IKIP Guru Tetap 27. Hj. Masturoh, S.Ag. SL. IAIN Guru Tetap 28. Dra. Vivi Hafizah SL. IKIP Guru Tidak Tetap 29. Dra. Zubaidah SL. IKIP Guru Tidak Tetap 30. Syafriyatno D3. IKIP Guru Tidak Tetap 31. H. Ahmad Kamil, BA. SM. UAJ Guru Tidak Tetap 32. Tuti Janatun, S.Pd. SL. UNESA Guru Tidak Tetap 25
  • 35. b. Keadaan Siswa Keberadaan siswa MAN 11 Jakarta, tertera pada tabel di bawah ini: Tabel 3 Keadaan Siswa BULAN NO KELAS JULI AGUST. SEP. OKT. L P JM L P JM L P JM L P JM 1 X. 1 6 19 25 6 19 25 6 19 25 6 18 25 2 X. 2 11 14 25 11 14 25 11 14 25 11 14 25 3 X. 3 11 14 25 11 14 25 11 14 25 11 14 25 JUMLAH 28 47 75 28 47 75 28 47 75 28 46 75 4 XI. 1 IPA 3 17 20 3 17 20 3 17 20 3 17 20 5 XI. IPS I 14 18 32 14 18 32 14 18 32 14 18 32 6 XI. IPS II 17 14 21 17 14 21 17 14 21 17 14 21 JUMLAH 34 49 73 34 49 73 34 49 73 34 49 73 7 3 IPA 12 20 32 12 20 32 12 20 32 12 20 32 8 3 IPS 19 18 37 19 18 37 19 18 37 19 18 37 JUMLAH 31 38 69 31 38 69 31 38 69 31 38 69 TOTAL 93 134 217 93 134 217 93 134 217 93 133 216 BULAN NO KELAS NOP. DES. JAN. FEB. L P JM L P JM L P JM L P JM 1 X. 1 6 18 25 6 18 25 6 18 25 6 18 25 2 X. 2 11 14 25 11 14 25 11 14 25 11 14 25 3 X. 3 11 14 25 11 14 25 11 14 25 11 14 25 JUMLAH 28 46 75 28 46 75 28 46 75 28 46 75 4 XI. 1 IPA 3 17 20 3 17 20 3 17 20 3 17 20 5 XI. IPS I 14 18 32 14 18 32 14 18 32 14 18 32 6 XI. IPS II 17 14 21 17 14 21 17 14 21 17 14 21 JUMLAH 34 49 73 34 49 73 34 49 73 34 49 73 3 IPA 12 20 32 12 20 32 12 20 32 12 20 32 8 3 IPS 19 18 37 19 18 37 19 18 37 19 18 37 JUMLAH 31 38 69 31 38 69 31 38 69 31 38 69 TOTAL 93 133 216 93 133 216 93 133 216 93 133 216 26
  • 36. Tabel 3 (Lanjutan) BULAN NO KELAS MARET APRIL MEI L P JM L P JM L P JM 1 X. 1 6 18 25 6 18 25 6 18 25 2 X. 2 11 14 25 11 14 25 11 14 25 3 X. 3 11 14 25 11 14 25 11 14 25 JUMLAH 28 46 75 28 46 75 28 46 75 4 XI. 1 IPA 3 17 20 3 17 20 3 16 20 5 XI. IPS I 14 18 32 14 18 32 14 18 32 6 XI. IPS II 17 14 21 17 14 21 17 14 21 JUMLAH 34 49 73 34 49 73 34 48 73 7 3 IPA 12 20 32 12 20 32 12 20 32 8 3 IPS 19 18 37 19 18 37 19 18 37 JUMLAH 31 38 69 31 38 69 31 38 69 TOTAL 93 133 216 93 133 216 93 132 216 4. Keadaan Sarana dan Prasarana Keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki MAN 11 Jakarta adalah: a. Laboratorium Biologi b. Laboratorium Bahasa c. Laboratorium Komputer d. Perpustakaan e. Musik Gambus f. Micro Teacing Room g. Aula Serba Guna h. Bangku Belajar i. Kursi Belajar j. Kantor Kepala Sekolah 27
  • 37. k. Ruang Guru l. Ruang Tata Usaha m. Lapangan Olah Raga n. Mushala 5. Struktur Organisasi Struktur Organisasi MAN 11 Jakarta, tertera pada tabel di bawah ini: Tabel 4 Struktur Organisasi Kepala Sekolah Drs. H. Ujang Effendi Halba Ka. Tata Usaha Tugiman, M.Si. Wakamad Kesiswaan Wakamad Kurikulum Wakamad Sarana dan Prasarana Drs. Hanapi Mohammad Yasin, S.Pd. Drs. Basinah Dasridal Koordinator BP/BK Koordinator KBK dan Bhs. Inggris Pembina KIR Pembina Lab. IPA H. A. Kamil, BA. Mohammad Yasin, S.Pd. Drs. Amir Kodir Sulistiowati, S.Pd. Guru Pemb. Komputer Koord. Perpustakaan Pem. Paskibra/PMR Pem. Or. Pr. Piket Betty Indriasari, S. Kom. Drs. H. Zaenal Abidin, M.Pd. Khairul Sani Syafriatno Wali Kelas Kls. Kls. Kls. Kls. Kls. Kls. Kls. 1.1 1.2 1.3 2 IPA 2 IPS 3 IPA 3 IPS 28
  • 38. B. Deskripsi Data Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari angket-angket yang disebarkan kepada responden di MAN 11 Lebak Bulus sebanyak 55 responden, maka hasilnya penulis deskripsikan dalam bentuk tabel-tabel. C. Analisa dan Interpretasi Data Untuk mengetahui perbandingan antara metode ceramah dan metode diskusi, maka penulis menganalisa dan menginterpretasikan data yang telah diperoleh. Untuk memudahkan penulis dalam menganalisa dan menginterpretasikan data dari hasil penelitian, maka setiap item dibuat tabulasi yang merupakan proses perubahan data dari intrumen penelitian (angket) menjadi tabel-tabel (persentase). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel-tabel berikut: Tabel 5 Siswa menyenangi pelajaran aqidah akhlak NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Senang 55 100 1 b. Kurang senang 0 0 c. Tidak senang 0 0 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 5 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan tentang siswa menyenangi pelajaran aqidah akhlak, adalah siswa yang menyatakan senang (100%), 29
  • 39. siswa yang menyatakan kurang senang (0%), dan siswa yang menyatakan tidak senang (0%). Maka analisa data pada tabel 5 di atas, bahwa seluruh siswa MAN 11 Lebak Bulus Jakarta menyenangi pelajaran aqidah akhlak, tidak ada siswa yang kurang senang atau tidak senang terhadap pelajaran aqidah akhlak. Tabel 6 Penyebab siswa menyenangi pelajaran aqidah akhlak NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Pelajarannya mudah dipahami 24 43,6 2 b. Cara guru mengajar enak 30 54,5 c. Nilai ulangannya selalu bagus 1 1,9 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 6 di atas menyebutkan, bahwa penyebab siswa menyenangi pelajaran aqidah akhlak adalah, pelajarannya mudah dipahami (43,6%), cara guru mengajarnya enak (54,5%), dan nilai ulangannya selalu bagus (1,9%). Maka analisa data pada tabel 6 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyenangi pelajaran aqidah akhlak disebabkan cara guru mengajarnya enak, dan kurang dari separuh siswa menyenangi pelajaran aqidah akhlak disebabkan pelajarannya mudah dipahami, dan sedikit sekali siswa yang menyenangi pelajaran aqidah akhlak disebabkan nilainya selalu bagus. 30
  • 40. Tabel 7 Metode pengajaran yang sering digunakan guru dalam pengajaran aqidah akhlak NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Metode ceramah 18 32,7 3 b. Metode diskusi 35 63,6 c. Metode penugasan 2 3,7 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 7 di atas menyebutkan, bahwa metode pengajaran yang sering digunakan guru dalam pengajaran aqidah akhlak, adalah metode ceramah (32,7%), metode diskusi (63,6%), metode penugasan (3,7%). Maka analisa data pada tabel 7 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan guru lebih sering menggunakan metode diskusi dalam pengajaran aqidah akhlak, sebagian kecil siswa menyatakan bahwa guru lebih sering menggunakan metode ceramah dalam pengajaran aqidah akhlak, dan sedikit sekali siswa yang menyatakan bahwa guru lebih sering menggunakan metode penugasan dalam pengajaran aqidah akhlak. Tabel 8 Suasana kelas berjalan dengan tenang ketika guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah 31
  • 41. NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Tenang 13 23,6 b. Kurang tenang 40 72,7 4 c. Tidak tenang 2 3,7 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 8 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan suasana kelas berjalan dengan tenang ketika guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan tenang (23,6%), siswa yang menyatakan kurang tenang (72,7%), dan siswa yang menyatakan tidak tenang (3,7%). Maka analisa data pada tabel 8 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan suasana kelas berjalan kurang tenang ketika pelajaran aqidah akhlak diajarkan dengan metode ceramah, sebagian kecil siswa menyatakan bahwa suasana kelas berjalan dengan tenang, dan sedikit sekali siswa yang menyatakan bahwa suasana kelas berjalan tidak tenang. Tabel 9 Suasana kelas tetap terkendali ketika guru mengajar aqidah akhlak dengan metode diskusi NO. ALTERNATIF JAWABAN F % 5 a. Terkendali 22 40 32
  • 42. Tabel 9 (Lanjutan) b. Kurang terkendali 33 60 5 c. Tidak terkendali 0 0 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 9 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan suasana kelas tetap terkendaali ketika guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan terkendali (40%), siswa yang menyatakan kurang terkendali (60%), dan siswa yang menyatakan tidak terkendali (0%). Maka analisa data pada tabel 9 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan suasana kelas kurang terkendali ketika pelajaran aqidah akhlak diajarkan dengan metode diskusi, hampir separuh siswa menyatakan bahwa suasana kelas tetap terkendali, dan tidak ada siswa yang menyatakan bahwa suasana kelas berjalan tidak terkendali . Tabel 10 Siswa dapat menangkap dengan jelas apa yang disampaikan oleh guru ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode ceramah NO. ALTERNATIF JAWABAN F % 6 a. Jelas 30 54,5 33
  • 43. Tabel 10 (Lanjutan) NO. ALTERNATIF JAWABAN F % b. Kurang Jelas 25 45,5 6 c. Tidak Jelas 0 0 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 10 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa dapat menangkap dengan jelas apa yang disampaikan oleh guru ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan jelas (54,5%), siswa yang menyatakan kurang jelas (45,5%), dan siswa yang menyatakan tidak jelas (0%). Maka analisa data pada tabel 10 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan dapat menangkap dengan jelas apa yang disampaikan oleh guru ketika pelajaran aqidah akhlak diajarkan dengan metode ceramah, hampir separuh siswa menyatakan kurang jelas dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak jelas. Tabel 11 Siswa turut berperan aktif ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode diskusi NO. ALTERNATIF JAWABAN F % 7 a. Berperan aktif 29 52,7 34
  • 44. Tabel 11 (Lanjutan) NO. ALTERNATIF JAWABAN F % b. Kurang berperan aktif 22 40 7 c. Tidak berperan aktif 4 7,3 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 11 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa turut berperan aktif ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode diskusi, adalah siswa yang menyatakan berperan aktif (52,7%), siswa yang menyatakan kurang berperan aktif (40%), dan siswa yang menyatakan tidak berperan aktif (7,3%). Maka analisa data pada tabel 11 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan turut berperan aktif ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode diskusi, hampir separuh siswa menyatakan kurang berperan aktif dan sedikit sekali siswa yang menyatakan tidak berperan aktif. Tabel 12 Guru memberikan dorongan untuk belajar kepada siswa ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode ceramah NO. ALTERNATIF JAWABAN F % 8 a. Memberikan dorongan 49 89,1 35
  • 45. Tabel 12 (Lanjutan) NO. ALTERNATIF JAWABAN F % b. Kurang memberikan dorongan 5 9,1 8 c. Tidak memberikan dorongan 1 1,8 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 12 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan guru memberikan dorongan untuk belajar kepada siswa ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan memberikan dorongan (89,1%), siswa yang menyatakan kurang memberikan dorongan (9,1%), dan siswa yang menyatakan tidak memberikan dorongan (1,8%). Maka analisa data pada tabel 12 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan guru memberikan dorongan untuk belajar kepada siswa ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode ceramah, sedikit sekali siswa yang menyatakan guru kurang memberikan dorongan atau tidak memberikan dorongan. Tabel 13 Guru aqidah akhlak menggunakan metode ceramah ketika materi yang disampaikan cukup banyak NO. ALTERNATIF JAWABAN F % 9 a. Selalu menggunakan 17 30,9 36
  • 46. Tabel 13 (Lanjutan) NO. ALTERNATIF JAWABAN F % b. Kadang-kadang menggunakan 34 61,8 9 c. Tidak pernah menggunakan 4 7,3 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 13 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan guru aqidah akhlak menggunakan metode ceramah ketika materi yang disampaikan cukup banyak, adalah siswa yang menyatakan menggunakan (30,9%), siswa yang menyatakan kadang-kadang menggunakan (61,8%), dan siswa yang menyatakan tidak pernah menggunakan (7,3%). Maka analisa data pada tabel 13 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan guru aqidah akhlak kadang-kadang menggunakan metode ceramah ketika materi yang disampaikan cukup banyak, sebagian kecil siswa menyatakan guru selalu menggunakan dan sedikit sekali siswa yang menyatakan guru tidak pernah menggunakan. Tabel 14 Siswa mendengarkan pendapat temannya dengan baik ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode diskusi NO. ALTERNATIF JAWABAN F % 10 a. Mendengarkan dengan baik 37 67,3 37
  • 47. Tabel 14 (Lanjutan) NO. ALTERNATIF JAWABAN F % b. Kurang mendengarkan dengan baik 18 32,7 10 c. Tidak mendengarkan dengan baik 0 0 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 14 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa mendengarkan pendapat temannya dengan baik ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode diskusi, adalah siswa yang menyatakan mendengarkan dengan baik (67,3%), siswa yang menyatakan kurang mendengarkan dengan baik (32,7%), dan siswa yang menyatakan tidak mendengarkan dengan baik (0%). Maka analisa data pada tabel 14 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan mendengarkan pendapat temannya dengan baik ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode diskusi, sebagian kecil siswa kurang mendengarkan dengan baik, dan tidak ada siswa yang tidak mendengarkan dengan baik. Tabel 15 Siswa diberi kesempatan untuk bertanya ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode ceramah NO. ALTERNATIF JAWABAN F % 11 a. Diberi kesempatan 54 98,2 38
  • 48. Tabel 15 (Lanjutan) NO. ALTERNATIF JAWABAN F % b. Kurang diberi kesempatan 1 1,8 11 c. Tidak diberi kesempatan 0 0 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 15 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa diberi kesempatan untuk bertanya ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan diberi kesempatan (98,2%), siswa yang menyatakan kurang diberi kesempatan (1,8%), dan siswa yang menyatakan tidak diberi kesempatan (0%). Maka analisa data pada tabel 15 di atas, bahwa hampir seluruhnya siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan diberi kesempatan untuk bertanya ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode ceramah, sedikit sekali siswa yang menyatakan kurang diberi kesempatan dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak diberi kesempatan. Tabel 16 Jawaban atau pendapat peserta diskusi dapat diterima secara logis ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode diskusi NO. ALTERNATIF JAWABAN F % 12 a. Dapat diterima 29 52,7 39
  • 49. Tabel 16 (Lanjutan) NO. ALTERNATIF JAWABAN F % b. Kurang dapat diterima 26 47,3 12 c. Tidak dapat diterima 0 0 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 16 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan jawaban atau pendapat peserta diskusi dapat diterima secara logis ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode diskusi, adalah siswa yang menyatakan dapat diterima (52,7%), siswa yang menyatakan kurang dapat diterima (47,3%), dan siswa yang menyatakan tidak dapat diterima (0%). Maka analisa data pada tabel 16 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan jawaban atau pendapat peserta diskusi dapat diterima secara logis ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode diskusi, hampir separuh siswa yang menyatakan kurang dapat diterima secara logis dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak dapat diterima secara logis. Tabel 17 Pertanyaan siswa dijawab cukup jelas oleh guru ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode ceramah 40
  • 50. NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Cukup jelas 47 85,5 13 b. Kurang Jelas 7 12,7 c. Tidak Jelas 1 1,8 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 17 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan pertanyaan siswa dijawab cukup jelas oleh guru ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan cukup jelas (85,5%), siswa yang menyatakan kurang jelas (12,7%), dan siswa yang menyatakan tidak jelas (1,8%). Maka analisa data pada tabel 17 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan pertanyaan mereka dijawab cukup jelas oleh guru ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode ceramah, sebagian kecil siswa menyatakan kurang jelas, dan sedikit sekali siswa yang menyatakan tidak jelas. Tabel 18 Siswa dapat menyimpulkan dengan baik hasil diskusi pada mata pelajaran aqidah akhlak NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Dapat menyimpulkan dengan baik 22 40 14 b. Kurang dapat menyimpulkan dengan baik 32 58,2 41
  • 51. Tabel 18 (Lanjutan) NO. ALTERNATIF JAWABAN F % 14 c. Tidak dapat meyimpulkan dengan baik 1 1,8 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 18 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa dapat menyimpulkan dengan baik hasil diskusi pada mata pelajaran aqidah akhlak, adalah siswa yang menyatakan dapat menyimpulkan dengan baik (40%), siswa yang menyatakan kurang dapat menyimpulkan dengan baik (58,2%), dan siswa yang menyatakan tidak dapat menyimpulkan dengan baik (1,8%). Maka analisa data pada tabel 18 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan siswa kurang dapat menyimpulkan dengan baik hasil diskusi pada mata pelajaran aqidah akhlak, hampir separuh siswa dapat menyimpulkan dengan baik, dan sedikit sekali siswa yang tidak dapat menyimpulkan dengan baik. Tabel 19 Siswa dapat menyimpulkan isi ceramah dengan baik setelah guru menyampaikan pelajaran aqidah akhlak dengan metode ceramah NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Dapat menyimpulkan dengan baik 22 40 15 b. Kurang dapat menyimpulkan dengan baik 31 56,4 42
  • 52. Tabel 19 (Lanjutanan) NO. ALTERNATIF JAWABAN F % 15 c. Tidak dapat meyimpulkan dengan baik 2 3,6 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 19 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa dapat menyimpulkan isi ceramah dengan baik setelah guru menyampaikan pelajaran aqidah akhlak dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan dapat menyimpulkan dengan baik (40%), siswa yang menyatakan kurang dapat menyimpulkan dengan baik (56,4%), dan siswa yang menyatakan tidak dapat menyimpulkan dengan baik (3,6%). Maka analisa data pada tabel 19 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan siswa kurang dapat menyimpulkan isi ceramah dengan baik setelah guru menyampaikan pelajaran aqidah akhlak dengan metode ceramah, hampir separuh siswa dapat menyimpulkan isi ceramah dengan baik, dan sedikit sekali siswa yang tidak dapat menyimpulkan isi ceramah dengan baik. Tabel 20 Siswa merasa senang apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Senang 35 63,6 16 b. Kurang senang 19 34,5 43
  • 53. Tabel 20 (Lanjutan) NO. ALTERNATIF JAWABAN F % 16 c. Tidak senang 1 1,9 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 20 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa merasa senang apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan senang (63,6%), siswa yang menyatakan kurang senang (34,5%), dan siswa yang menyatakan tidak senang (1,9%). Maka analisa data pada tabel 20 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan merasa senang apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode ceramah, sebagian kecil siswa menyatakan kurang senang, dan sedikit sekali siswa yang mengatakan tidak senang. Tabel 21 Siswa merasa senang apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode diskusi NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Senang 38 69,1 17 b. Kurang senang 15 27,3 c. Tidak senang 2 3,6 JUMLAH 55 100% 44
  • 54. Data pada tabel 21 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan siswa merasa senang apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode diskusi, adalah siswa yang menyatakan senang (69,1%), siswa yang menyatakan kurang senang (27,3%), dan siswa yang menyatakan tidak senang (3,6%). Maka analisa data pada tabel 21 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan merasa senang apabila guru mengajar aqidah akhlak dengan metode diskusi, sebagian kecil siswa menyatakan kurang senang, dan sedikit sekali siswa yang mengatakan tidak senang. Tabel 22 Penyebab siswa senang belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode ceramah NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Gurunya menarik 3 5,5 18 b. Belajarnya santai 40 72,7 c. Senang mendengarkan ceramah 12 21,8 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 22 di atas menyebutkan, bahwa penyebab siswa senang belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan karena gurunya menarik (5,5%), siswa yang menyatakan karena belajarnya santai (72,7%), dan siswa yang menyatakan karena senang mendengarkan ceramah (21,8%). Maka analisa data pada tabel 22 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan penyebab mereka senang 45
  • 55. belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode ceramah adalah karena belajarnya santai, sebagian kecil menyatakan menyenagi karena senang mendengarkan ceramah, dan sedikit sekali yang menyatakan menyenangi karena gurunya menarik. Tabel 23 Penyebab siswa senang belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode diskusi NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Terlatih berfikir kritis 9 16,4 b. Punya kesempatan belajar mengemukakan 28 50,9 19 pendapat c. Dapat belajar memecahkan permasalahan bersama- 18 32,7 sama JUMLAH 55 100% Data pada tabel 23 di atas menyebutkan, bahwa penyebab siswa senang belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode diskusi, adalah siswa yang menyatakan karena terlatih berfikir kritis (16,4%), siswa yang menyatakan karena punya kesempatan belajar mengemukakan pendapat (50,9%), dan siswa yang menyatakan karena dapat belajar memecahkan permasalahan bersama- sama (32,7%). Maka analisa data pada tabel 23 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan penyebab mereka senang belajar aqidah 46
  • 56. akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode diskusi adalah karena mereka punya kesempatan untuk mengemukakan pendapat, sebagian kecil siswa menyatakan karena dapat memecahkan permasalahan bersama-sama, dan sebagian kecil lagi menyatakan karena terlatih berfikir kritis. Tabel 24 Penyebab siswa tidak senang ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode ceramah NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Penampilan guru tidak menarik 0 0 20 b. Penjelasan guru sulit difahami 20 36,4 c. Bosan 35 63,6 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 24 di atas menyebutkan, bahwa penyebab siswa tidak senang ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan karena penampilan guru tidak menarik (0%), siswa yang menyatakan karena penjelasan guru sulit difahami (36,4%), dan siswa yang menyatakan bosan (63,6%). Maka analisa data pada tabel 24 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan penyebab mereka tidak senang belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode ceramah adalah karena 47
  • 57. bosan, sebagian kecil siswa meyatakan karena penjelasan guru sulit difahami, dan tidak ada siswa yang menyatakan karena penampilan guru tidak menarik. Tabel 25 Penyebab siswa tidak senang ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode diskusi NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Pembicaraan peserta diskusi sering menyimpang 16 29,1 dari topik bahasan b. Pemimpin diskusi tidak mampu memimpin 16 29,1 21 diskusi dengan baik c. Pendapat yang dikemukakan oleh peserta diskusi 23 41,8 sering tidak logis JUMLAH 55 100% Data pada tabel 25 di atas menyebutkan, bahwa penyebab siswa tidak senang ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode diskusi, adalah siswa yang menyatakan karena pembicaraan peserta diskusi sering menyimpang dari topik bahasan (29,1%), siswa yang menyatakan karena pemimpin diskusi tidak dapat memimpin diskusi dengan baik (29,1%), dan siswa yang menyatakan pendapat yang dikemukakan peserta diskusi sering tidak logis (41,8%). Maka analisa data pada tabel 25 di atas, bahwa hampir separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan penyebab mereka tidak senang belajar aqidah akhlak bila guru menyampaikannya dengan metode diskusi adalah karena pendapat yang dikemukakan peserta diskusi 48
  • 58. sering tidak logis, sebagian kecil siswa menyatakan karena pembicaraan peserta diskusi sering menyimpang dari topik bahasan, dan sebagian kecil lagi siswa menyatakan karena pemimpin diskusi tidak dapat memimpin diskusi dengan baik. Tabel 26 Prestasi siswa semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode ceramah NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Semakin meningkat 15 27,3 22 b. Tetap saja 40 72,7 c. Menurun 0 0 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 26 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan prestasi siswa semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode ceramah, adalah siswa yang menyatakan semakin meningkat (27,3%), siswa yang menyatakan tetap saja (72,7%), dan siswa yang menyatakan menurun (0%). Maka analisa data pada tabel 26 di atas, bahwa sebagian besar siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan prestasi siswa tetap saja ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode ceramah, sebagian kecil siswa menyatakan semakin meningkat, dan tidak ada siswa yang menyatakan menurun. 49
  • 59. Tabel 27 Prestasi siswa semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode diskusi NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Semakin meningkat 23 41,8 23 b. Tetap saja 30 54,5 c. Menurun 2 3,7 JUMLAH 55 100% Data pada tabel 27 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan prestasi siswa semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode diskusi, adalah siswa yang menyatakan semakin meningkat (41,8%), siswa yang menyatakan tetap saja (54,5%), dan siswa yang menyatakan menurun (3,7%). Maka analisa data pada tabel 27 di atas, bahwa lebih dari separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan prestasi siswa tetap saja ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan guru dengan metode diskusi, hampir separuh siswa menyatakan semakin meningkat, dan sedikit sekali siswa yang menyatakan menurun. Tabel 28 Metode pengajaran yang lebih disukai diantara metode ceramah dan metode diskusi dalam kegiatan belajar mengajar aqidah akhlak 50
  • 60. NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Saya lebih menyukai metode ceramah daripada 12 21,8 metode diskusi b. Saya lebih menyukai metode diskusi daripada 23 41,8 24 metode ceramah c. Saya meyukai metode ceramah sama dengan metode 20 36,4 diskusi JUMLAH 55 100% Data pada tabel 28 di atas menyebutkan, bahwa pernyataan metode pengajaran yang lebih disukai diantara metode ceramah dan metode diskusi dalam kegiatan belajar mengajar aqidah akhlak, adalah siswa yang menyatakan saya lebih menyukai metode ceramah daripada metode diskusi (21,8%), siswa yang menyatakan saya lebih menyukai metode diskusi daripada metode ceramah (41,8%), dan siswa yang menyatakan saya meyukai metode ceramah sama dengan metode diskusi (36,4%). Maka analisa data pada tabel 28 di atas, bahwa hampir separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan metode pengajaran yang lebih disukai diantara metode ceramah dan metode diskusi dalam kegiatan belajar mengajar aqidah akhlak adalah mereka lebih menyukai metode diskusi daripada metode ceramah, sebagian kecil siswa menyatakan mereka menyukai metode ceramah sama dengan metode diskusi, dan sebagian kecil lagi menyatakan mereka lebih menyukai metode ceramah daripada metode diskusi. 51
  • 61. Tabel 29 Prestasi aqidah akhlak siswa dengan adanya metode ceramah dan diskusi NO. ALTERNATIF JAWABAN F % a. Prestasi saya semakin meningkat ketika pelajaran 7 12,7 aqidah akhlak diajarkan dengan metode ceramah daripada dengan metode diskusi b. Prestasi saya semakin meningkat ketika pelajaran 22 40 25 aqidah akhlak diajarkan dengan metode diskusi daripada dengan metode ceramah c. Prestasi saya pada mata pelajaran aqidah akhlak sama 26 47,3 saja, baik diajarkan dengan metode ceramah maupun diajarkan dengan metode diskusi JUMLAH 55 100% Data pada tabel 28 di atas menyebutkan, bahwa prestasi siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak dengan adanya metode ceramah dan diskusi, adalah siswa yang menyatakan prestasi saya semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak diajarkan dengan metode ceramah daripada dengan metode diskusi (12,7%), siswa yang menyatakan prestasi saya semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak diajarkan dengan metode diskusi daripada dengan metode ceramah (40%), dan siswa yang menyatakan prestasi saya pada mata pelajaran aqidah akhlak sama saja, baik diajarkan dengan metode ceramah maupun diajarkan dengan metode diskusi (47,3%). Maka analisa data pada tabel 28 di atas, bahwa hampir separuh siswa MAN 11 Lebak Bulus menyatakan prestasi mereka pada mata pelajaran aqidah akhlak sama saja, baik 52
  • 62. diajarkan dengan metode ceramah maupun diajarkan dengan metode diskusi, hampir separuh lagi menyatakan prestasi mereka semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak diajarkan dengan metode diskusi daripada dengan metode ceramah, dan sebagian kecil menyatakan prestasi mereka semakin meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak diajarkan dengan metode ceramah daripada dengan metode diskusi. 53
  • 63. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan, mengenai perbandingan metodologi ceramah dan diskusi dalam memahami pelajaran aqidah akhlak di MAN 11 Lebak Bulus, maka dapat disimpulkan sebagi berikut: 1. Metode yang sering digunakan dalam pengajaran aqidah akhlak di MAN 11 Lebak Bulus Jakarta Selatan adalah metode ceramah dan metode diskusi. Meskipun penggunaan metode ceramah dan metode diskusi tidak secara tuntas dapat mencapai tujuan yang diharapkan, namun kedua metode tersebut cukup efektif untuk meningkatkan prestasi siswa, khususnya dalam pengajaran aqidah akhlak. 2. Metode pengajaran diskusi lebih efektif daripada metode pengajaran ceramah dalam pengajaran aqidah akhlak di MAN 11 Lebak Bulus Jakarta Selatan. Hal ini terlihat dari prestasi mereka lebih meningkat ketika pelajaran aqidah akhlak disampaikan dengan metode diskusi dibandingkan dengan metode ceramah. B. Saran-Saran Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di MAN 11 Lebak Bulus terutama dalam hal metodologi pengajaran aqidah akhlak, perlu kiranya penulis memberikan sumbangan pikiran agar MAN 11 Lebak Bulus lebih baik lagi mutu pendidikannya dan lebih maju lagi perkembangannya. 54
  • 64. 1. Kepala sekolah hendaknya memberikan pengawasan yang melekat kepada guru- guru, agar mereka merasa diperhatikan sehingga terdorong untuk meningkatkan potensi profesinya dan lebih memperkaya keterampilan mengajarnya. 2. Hendaknya guru-guru MAN 11 Lebak Bulus menjalin kerjasama yang lebih baik dengan orang tua siswa dan masyarakat lainnya sehingga masyarakat merasa memiliki dan merasa berkewajiban untuk turut memajukan Madrasah tersebut. 3. Hendaknya guru aqidah akhlak lebih meningkatkan keterampilan mengajarnya baik dalam menggunakan metode ceramah maupun metode diskusi dan metode- metode yang lain, sehingga siswa mudah menerima pengajaran aqidah akhlak dengan baik. 4. Hendaknya para siswa menyadari, bahwa belajar adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan, oleh karena itu para siswa hendaknya belajar dengan giat dan ikhlas. 55
  • 65. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Abdurrahman Shaleh, Dr., Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005, Cet. Ke-3. Aceh, Abu Bakar, Mutiara Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1959, Cet. Ke-1. Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, Cet. Ke-1. Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Yogyakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet. Ke-12. Arsyad, Maidar G., dan Mukti U.S., Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, Jakarta: Erlangga, 1991, Cet. Ke-2. AS., Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Rajawali Press, 1992, Cet. Ke-1. Daradjat, Zakiah, Prof. Dr., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, Cet. Ke-1. Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000, Cet. Ke-1. Munawir, Warson, Ahmad, Kamus Al-Munawir, Kamus Bahasa Arab Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997. Miskawaih, Ibn, Abu Ali Ahmad, Menuju Kesempurnaan Akhlak, Terj. Helmi Hidayat, Bandung: Mizan, 1994. Musthofa, Ahmad, Akhlak Tashawuf, Bandung: Pustaka Setia, 1999, Cet. Ke-1. N.K., Roetiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara, 1988. Penyusun, Tim, Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Cet. Ke-3. RI, Depag/Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Kurikulum Berbasis Kompetensi Madrasah Aliyah, Jakarta: 2004. Rifa’i, Moh. dkk., Aqidah Akhlak, Semarang: CV. Wicaksana, 1994, Jilid 1. 56
  • 66. Shalahuddin, Mahfudz, dkk., Metodologi Pendidikan Islam, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1986. Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, Cet. Ke-5. Sudijono, Anas, Prof. Drs., Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001, Cet. Ke-11. Sudjana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah, Bandung: Sinar Baru, 1989, Cet. Ke-1. Sugiono, Prof. Dr., Metode Penelitian Administrasi, Jakarta: CV. Alfabeta, 2003, Cet. Ke-10 Sukadi, Drs., Guru Powerful Guru Masa Depan, Bandung: Kolbu, 2006, Cet. Ke-1 Usman, Basyiruddin, M., Metodologi Pembelajaran Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, Cet. Ke-1. Yaqub, Hamzah, Etika Islam, Pembinaan Akhlakul Karimah Suatu Pengatar, Bandung: CV. Diponogoro, 1983, Cet. Ke-2. Zuhairini, H., Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usaha Nasional, 1983, Cet. Ke-8. 57