SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  22
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA 
AL-QURAN MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF 
MACROMEDIA FLASH 
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Bidang Studi Al-Quran Hadits di Kelas VII MTs. 
Al-Jihad Pangalengan) 
USULAN RENCANA PENELITIAN (PROPOSAL) 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS 
Diajukan Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester (UAS) 
Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas 
Oleh: 
IWAN DARMAWAN 
NIM. 1210202091 
BANDUNG 
2013
A. Pendahuluan (Latar Belakang Masalah) 
Al-Quran adalah kalam Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril 
kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia agar 
bisa selamat di dunia maupun akhirat. Al-Quran merupakan mukjizat terbesar 
yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. dan bagi orang yang 
membacanya akan mendapatkan pahala ibadah. 
Dr. H. Muhammad Suma, MA, SH. dalam Tafsir Ahkam I mengatakan 
bahwa: “Betapapun awamnya seorang muslim dan muslimat, niscaya mereka tahu 
dan harus tahu bahwa al-Quran al-Karim (yang terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6000 
ayat lebih, 77.349 kalimat dan lebih dari 323.000 huruf) itu adalah sumber utama 
dan pertama agama Islam. Secara garis besar, al-Quran berisikan tentang aqidah 
(keimanan), akhlak, janji baik dan ancaman buruk (wa’ad dan wa’id), kisah atau 
sejarah, syariat (hukum), ilmu pengetahuan dan teknologi dan lain-lain” 
(Muhammad A. Summa; 1997: 1). 
Setiap mu’min yakin, bahwa membaca al-Quran saja, sudah termasuk 
amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab al- 
Quran adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mu’min baik dikala senang maupun 
dikala susah, dikala gembira atau sedih. Terlebih membaca al-Quran itu bukan 
saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang 
yang gelisah jiwanya. Namun pada kenyataannya masih banyak muslim yang 
tidak mampu membaca al-Quran dengan baik bahkan tidak mampu membaca 
sama sekali. Ini sangat miris dan riskan bagi generasi Islam selanjutnya. 
1 
(Masalah: Fenomena di Kelas) 
Dan itu pun terjadi pada siswa kelas VII Mts. Al-Jihad Pangalengan yang 
seharusnya sudah bisa dan lancar membaca al-Quran, karena pada jenjang 
Sekolah Dasar pasti sudah dipelajari dasar-dasarnya yang seharusnya pada tingkat 
SMP tinggal mendalami dan mengembangkannya. Di antara penyebabnya diduga 
karena tidak semua siswa seusia SMP atau sebelumnya rajin mengaji atau aktif di 
Madrasah Diniyah. Pada segi lain sering ditemukan kenyataan siswa yang terlihat 
malas dan tidak bersemangat jika belajar al-Quran. Kurangnya minat itu terlihat 
dari tidak ada gairah dan antusias jika disuruh membaca al-Quran, masih banyak 
yang acuh hanya diam saja, ada yang bercanda, bahkan ada yang mengobrol. Dan
ketika disuruh seorang-seorang masih banyak yang jauh dari kaidah membaca al- 
Quran yang benar. 
Ketiga permasalahan tersebut tidak bisa dipecahkan secara sekaligus, 
namun harus bertahap mulai dari tumbuhnya minat siswa untuk belajar al-Quran, 
penguasaan dasar-dasar membaca al-Quran seperti penguasaan huruf-huruf 
hijaiyah dan kemudian penerapan hukum-hukum (tajwid) membaca al-Quran. 
2 
(Identifikasi Masalah) 
Fenomena seperti dikemukakan di atas membuat penulis sebagai calon 
pendidik khususnya pada bidang studi PAI menjadi resah dan berusaha mencari 
solusi yang efektif untuk mengatasinya. Dari kenyataan tersebut teridentifikasi 
tiga masalah yang muncul, yaitu: 1) rendahnya minat; 2) rendahnya kemampuan 
menguasai dasar-dasar al-Quran; 3) rendahnya kemampuan menguasai hukum-hukum 
membaca al-Quran. Setelah direnungkan dan dikaji berdasarkan teori 
yang ada, maka ditemukan beberapa faktor penyebab yang berhasil diidentifikasi, 
diantaranya: 1) metode dan media belajar kurang menarik dalam menumbuhkan 
minat siswa; 2) diduga metode yang digunakan dan suasana pembelajaran kurang 
menyebabkan daya hafal siswa meningkat; 3) teknik belajar yang diterapkan 
belum efektif mempercepat penerapan hukum-hukum membaca al-Quran. Sejalan 
dengan itu, maka terdapat beberapa alternatif solusi yang diperlukan, diantaranya: 
1) diperlukan metode dan media baru yang dapat menumbuhkan minat belajar; 2) 
diperlukan metode atau teknik yang dapat meningkatkan kemampuan hafalan, dan 
3) diperlukan teknik atau alat yang dapat memudahkan penerapan hukum-hukum 
membaca al-Quran. 
(Teori Sebagai Argumen Tindakan Pemecahan) 
Menurut teori, belajar akan lebih berhasil bila situasinya menyenangkan 
(Sagala; 2006: 100). Proses belajar akan lebih baik jika siswa memiliki minat 
terhadap kegiatan belajar (Sutikno; 2009: 16). Belajar hafalan dapat lebih baik 
hasilnya, jika disertai minat, sebab minat seperti menurut Kurt Singer, adalah 
suatu landasan yang paling meyakinkan untuk keberhasilan suatu proses belajar. 
Menurutnya lagi, jika siswa merasa ingin belajar, ia akan cepat mengerti dan 
mengingatnya (Singer; 1987: 78). Edgar Dale yang terkenal dengan Kerucut 
Pengalaman (Cone of Experience) mengemukakan bahwa kemampuan manusia
memperoleh ilmu pengetahuan atau pengalaman belajar seseorang diperoleh dari 
indera lihat sebanyak 75%, 13% melalui indera dengar, dan selebihnya melalui 
indera lainnya. Gabungan dari berbagai media yang ada pada multimedia 
memanfaatkan gabungan dari indera pada manusia untuk pencapaian suatu 
kompetensi dan tingkat pemahaman peserta didik. 
Multimedia merupakan proses komunikasi interaktif berasaskan teknologi 
komputer yang menggabungkan penggunaan berbagai unsur media digital seperti 
teks, audio, grafik, animasi dan video untuk menyampaikan maklumat. 
Multimedia adalah kata gabungan yang merujuk banyak dan keberagaman alat 
atau perantara komunikasi. Multimedia juga boleh merujuk kepada penggunaan 
teknologi komputer untuk menciptakan, menyimpan dan menggunakan 
kandungan multimedia. 
3 
(Rencana Tindakan Pemecahan) 
Atas dasar teori di atas, maka untuk pembelajaran Al-Quran Hadits di 
Semester I Kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan dirancang suatu upaya untuk 
meningkatkan minat belajar siswa dan kemampuan membaca al-Quran dengan 
menggunakan Multimedia Interaktif Macromedia Flash. Untuk memastikan 
proses dan keberhasilannya, akan diteliti melalui kegiatan Penelitian Tindakan 
Kelas dengan judul: 
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QURAN 
MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF MACROMEDIA FLASH 
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Al-Quran Hadits di Kelas VII 
MTs. Al-Jihad Pangalengan) 
B. Perumusan Masalah 
Masalah yang menjadi fokus utama penelitian ini adalah: “adakah proses 
belajar melalui Multimedia Interaktif Macromedia Flash dapat meningkatkan 
minat belajar dan kemampuan membaca al-Quran siswa kelas VII MTs. Al- 
Jihad?” 
Sejalan dengan fokus rumusan masalah penelitian tersebut, dan sejalan 
dengan model penelitian kualitatif yang dipilih, secara lebih rinci diajukan 
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana setting (latar alamiah) kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan 
saat pembelajaran dengan menggunakan Multimedia Interaktif 
Macromedia Flash? 
2. Bagaimana tingkat ketepatan proses pembelajaran dengan Multimedia 
Interaktif Macromedia Flash pada pembelajaran Al-Quran Hadits di 
kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan? 
3. Bagaimana kepastian hasil peningkatan minat dan kemampuan 
membaca al-Quran siswa setelah pembelajaran melalui Multimedia 
Interaktif Macromedia Flash? 
4 
C. Tujuan Penelitian 
Sejalan dengan pertanyaan penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan 
untuk: 
1. Memastikan bahwa setting kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan 
kondusif pada saat pelaksanaan pembelajaran melalui Multimedia 
Interaktif Macromedia Flash; 
2. Memastikan bahwa proses pembelajaran dengan Multimedia Interaktif 
Macromedia Flash di kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan berjalan 
tepat sesuai dengan teori; 
3. Memastikan terdapat peningkatan minat belajar dan kemampuan 
membaca al-Quran siswa kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan. 
D. Manfaat Penelitian: 
1. Manfaat teoritis: 
a. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme 
guru dalam proses pembelajaran; 
b. Dengan dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas semakin 
menumbuhkan proses kreatif dan inovasi pembelajaran, khususnya 
dalam pembelajaran Al-Quran Hadits.
5 
2. Manfaat praktis: 
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil 
belajar siswa, dalam bidang studi Al-Quran Hadits, khususnya 
kemampuan membaca al-Quran; 
b. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah kepastian dan keyakinan 
guru bahwa media yang digunakan dilakukan dengan proses yang 
benar dan hasil yang baik. 
E. Kajian Pustaka (Kerangka Pemikiran) 
1. Multimedia Interaktif Macromedia Flash; kelebihan media, dan Syntax-nya: 
(konsep X) 
a. Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih 
media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan 
animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, 
yaitu: 
1) Multimedia linier; yaitu multimedia yang tidak dilengkapi dengan 
alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. 
Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan 
film. 
2) Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi 
dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, 
sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk 
proses selanjutnya. 
b. Macromedia Flash adalah program aplikasi yang bisa digunakan untuk 
membuat sebuah animasi sederhana sampai sebuah aplikasi web 
interaktif yang kompleks, seperti sebuah toko online. Dapat membuat 
media aplikasi Flash yang diperkaya dengan gambar atau foto, sound, 
dan video. Flash memiliki banyak fitur yang membuatnya powerful 
tapi mudah digunakan, seperti komponen user interface yang 
draganddrop, ActionScript untuk membuat aplikasi menjadi interaktif, 
dan efek-efek khusus yang dapat ditambahkan ke obyek.
c. Langkah-langkah (Syntax) penggunaan Macromedia Flash dalam 
pembelajaran: 
1) Peneliti menyiapkan bahan berupa software macromedia flash yang 
sudah dimasukkan materi pembelajaran, laptop dan proyektor yang 
nantinya digunakan di kelas; 
2) Peneliti menata ruangan sedemikian rupa (agar siswa terfokus 
terhadap media yang disajikan oleh guru); 
3) Peneliti melakukan penilaian, penyimpulan, memberi masukan dan 
6 
menutup pelajaran. 
2. Pengertian, faktor yang mempengaruhi, dan indikator Minat (konsep Y.1): 
a. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan 
mengenang sesuatu. Dalam pengertian lain minat didefinisikan sebagai 
suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas 
tanpa ada yang menyuruh (Sutikno; 2009: 16). Menurut Moh. Surya 
minat yaitu seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka 
kepada suatu rangsangan (Surya; 2004: 71). 
b. Minat dapat dipelajari dan ditumbuhkan dengan menciptakan 
pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan memuaskan 
(Singer; 1987: 78). 
c. Minat merupakan landasan pokok untuk keberhasilan suatu proses 
belajar; jika seorang murid memiliki minat, rasa ingin belajar, maka 
akan cepat mengerti dan mengingatnya (hafal) (Singer; 1987: 78). Hal 
tersebut didasarkannya pada pernyataan terkenal Zulliger, seorang 
tokoh psikoanalitis yang menyatakan bahwa: “rasa takut akan 
membuat orang menjadi bodoh!” (Singer; 1987 :4). 
d. Minat ditandai dengan adanya beberapa indikasi seperti: 1) Perhatian, 
memperhatikan dengan antusias; 2) hasrat bertanya; 3) curiousity: atau 
rasa ingin tahu; (Singer; 1987: 79-84); 4) perasaan senang; 5) kepuasan 
(Sutikno; 2009: 16). 
3. Pengertian, faktor yang mempengaruhi, dan indikator kemampuan 
membaca al-Quran: (konsep Y.2)
a. Kemampuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah 
kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Membaca adalah aktivitas yang 
kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam 
diri pembaca dan faktor luar. Selain itu membaca juga dapat dikatakan 
sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk belajar dari 
lingkungan dan bukan kemampuan yang bersifat insting atau naluri 
yang dibawa sejak lahir (Nur Hadi; 1978: 123). 
b. Menurut Sofhah Sulistyowati, kegiatan membaca merupakan sesuatu 
yang sangat penting bagi setiap pelajar, dimana dengan membaca 
secara teratur ia akan dapat menyerap gagasan, menambah wawasan, 
bahkan bisa menjadikan sebagai hiburan serta menambah semangat. 
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan 
membaca al-Quran adalah seberapa jauh santri dalam melihat dan 
membaca ayat-ayat al-Quran dengan melisankan atau dalam hati dan 
mengeja serta melafalkan apa yang tertulis di dalamnya (termasuk pula 
siswa) (Sofchah Sulistyowati; 2001: 61). 
c. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak 
jenisnya, namun dapat digolongkan menjadi dua faktor, antara lain: 
a) Faktor intern (dari dalam) 
Adalah faktor yang diperoleh dari dalam, yaitu faktor yang ada 
pada diri seorang anak itu sendiri, faktor intern ini dibagi menjadi 
tiga sub faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi, dan faktor 
fisik (Slameto; 1995: 54). 
1) Faktor Jasmaniah 
Faktor jasmani ini meliputi, faktor kesehatan. Sehat berarti 
dalam keadaan baik, segenap badan bagian-bagiannya bebas 
dari penyakit, kesehatan adalah keadaan atau hal sehat dan 
kesehatan ini berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar 
seseorang akan terganggu jika kesehatanya terganggu. Cacat 
tubuh, yaitu suatu yang menyebabkan kurang baik dan 
sempurna mengenai tubuh baik berupa kebutaan, tuli, patah 
kaki, tangan dan lain-lain. Cacat tubuh ini berpengaruh pada 
7
belajar. Keadaan jasmani pada umumnya dapat dikatakan 
melatarbelakangi aktivitas belajar, karena keadaan jasmani 
yang sehat dan segar akan berpengaruh lain terhadap jasmani 
yang lelah (Sumardi Suryabrata; 1986: 251). 
8 
2) Faktor Psikologi 
Faktor psikologis dapat dibedakan menjadi bakat, minat, 
kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif. Sedangkan 
menurut Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-Faktor 
Yang Mempengaruhinya membedakan sekurang-kurangnya ada 
7 faktor yang tergolong dalam faktor psikologis (Slameto; 
1995: 55). 
3) Inteligensi 
Yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan keadaan 
ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, 
mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak 
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan 
cepat. Anak yang intelegensi tinggi akan lebih cepat 
menangkap pelajaran dengan baik, sehingga ini akan sangat 
mempengaruhi. 
4) Perhatian 
Perhatian menurut Imam Ghozali yang dikutip Drs. Slameto 
adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata 
tertuju pada suatu obyek, sehingga untuk menjamin hasil 
belajar yang baik diperlukan perhatian terhadap bahan yang 
dipelajari. 
5) Bakat 
Bakat adalah kemampuan untuk belajar, dimana akan 
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau 
berlatih, sehingga bakat mempengaruhi belajar, jika bahan 
pelajaran sesuai dengan bakatnya maka hasilnya lebih baik. 
6) Motif
Erat sekali dengan tujuan yang akan dicapai, sehingga motif 
yang kuat sangat diperlukan dalam belajar, baik dengan 
pelatihan-pelatihan, pembiasaan-pembiasaan atau pengaruh 
lingkungan. 
9 
7) Kesiapan 
Adalah kesedian untuk memberi respons atau bereaksi, jika 
anak sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya juga baik. 
8) Minat 
Adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan 
mengenang beberapa kegiatan. Jika bahan pelajaan yang 
diberikan sesuai dengan minat siswa atau anak maka hasilnya 
akan baik. 
9) Kematangan 
Adalah suatu tingkat atau fase dalam perkembangan seseorang 
dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan 
kecakapan baru. 
10) Faktor kelelahan 
Walaupun sulit dibedakan, kelelahan sesorang dapat dibedakan 
menjadi dua macam yaitu jasmani dan rohani. Pada jasmani 
terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul 
kecenderungan untuk membaringkan tubuhnya. Sedangkan 
rohani dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga 
minat dan dorongan menghasilkan sesuatu yang hilang. 
b) Faktor ekstern 
Slameto dalam bukunya mengelompokkan menjadi tiga faktor 
yaitu faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. 
1) Faktor keluarga, bagaimana cara orangtua mendidik, relasi 
antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan 
ekonomi keluarga. 
2) Faktor sekolah, mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi 
guru dengan siswa, siswa dengan siswa, disiplin sekolah, 
pelajaran, waktu sekolah, dan lain-lain.
3) Faktor masyarakat, antara lain seberapa jauh kegiatan anak 
dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, bentuk 
kehidupan masyarakat, dan lain-lain. 
Cara orangtua mendidik anaknya dalam membaca al-Quran sangat 
berpengaruh, karena merupakan lembaga pendidikan yang pertama 
dan utama. Keluarga berperan sangat dominan dalam keberhasilan 
anak. 
d. Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai kemampuan 
membaca al-Quran adalah: 
a) Menguasai makhorijul huruf, yaitu keluarnya bunyi huruf dari 
10 
mulut. 
b) Menguasai tajwid, antara lain hukum nun mati atau tanwin (idzhar 
halqi, ikhfa haqiqi, idgham bighunnah, idgam bila ghunnah, 
iqlab), hukum mim sukun (idgham mimi, idzhar syafawi, ikhfa 
syafawi) ghunnah musyaddadah, mad, lafal jalalah, qalqalah, al 
qamariyah dan syamsiyah, dan hukum tajwid lainya. 
c) Benar dan lancar 
d) Tartil, yaitu membaca dengan pelan-pelan perhuruf (Dachlan Salim 
Zarkasi; 1978). 
Dari kriteria di atas peneliti menggunakan tiga indikator yaitu: 
a) Kelancaran 
Kelancaran berasal dari kata lancar yang diberi imbuhan ke dan an 
yang berarti cepat, kencang (tidak tersangkut-sangkut), tidak 
tersendat-sendat (Depdikbud; 2005: 465). Maksudnya adalah 
dalam membaca al-Quran anak dapat membaca lancar, tidak 
tersendat-sendat, tidak tersangku-sangkut, sehingga kelancaran 
dikatakan sebagai salah satu indikator kemampuan membaca al- 
Quran siswa. 
b) Kafasihan 
Fasih adalah susunan kata-kata yang indah dan tidak terdapat 
kejanggalan dalam menyebutkan huruf (M. Shodiq; 1991: 88). 
Fasih sangat berkaitan dengan pengucapan lisan dan makharijul
huruf, sebagaimana arti kata fasih itu berasal dari kata fashaha 
yang artinya berbicara dengan fasih, peta lidah (Mahmud Yunus; 
1990: 318). Anak dikatakan mampu membaca al-Quran apabila ia 
dapat berbicara dan membaca dengan fasih. Tingkat kefasihan 
dalam membaca al-Quran ada empat macam, sebagaimana yang 
telah disepakati oleh ahli tajwid, antara lain: 
1) Tahqiq; yaitu membaca al-Quran dengan menempatkan hak-hak 
huruf (makharijul huruf, sifatul huruf, mad, qosr, tarqiq, 
tahkim, dsb.) yang semestinya, sambil mencermati/ meresapi 
arti dan maknanya bagi yang telah mampu. 
2) Tartil; membaca al-Quran dengan berlahan-lahan (tidak 
tergesa-gesa) sambil mencermati/ meresapi arti dan makna bagi 
yang telah mampu. 
3) Tadwir; membaca al-Quran dengan sedang, antara cepat dan 
11 
perlahan-lahan. 
4) Hadr; membaca al-Quran dengan cepat. 
Keempat cara membaca al-Quran tersebut wajib menggunakan 
tajwid dengan menyesuaikan bacaanya (tahqiq, tartil, tadwir, dan 
hadr) (Qomari Sholeh: 10). 
c) Penguasaan Tajwid 
Tajwid menurut bahasa (etimologi) adalah mendatangkan atau 
membaca dengan baik, sedang menurut Hasani Syaikh Usman ilmu 
tajwid adalah: Ilmu untuk mengetahui cara mengucapkan kalimat-kalimat 
al-Quran (Hasani Syaikh Usman: 49). 
(Asumsi hubungan antara tindakan dengan peningkatan minat dan 
kemampuan membaca al-Quran) 
Ada pendapat beberapa ahli mengenai asumsi teoretik yang menyatakan 
bahwa minat belajar sesuatu dapat ditumbuhkan oleh guru dengan menciptakan 
model belajar yang menarik, dan jika siswa belajar disertai minat yang baik, maka 
akan mudah mengerti (paham) dan mudah hafal, diantaranya:
1. Minat dapat dipelajari dan ditumbuhkan oleh guru dengan menciptakan 
pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan memuaskan (Singer; 
1987: 78). 
2. Minat merupakan landasan pokok untuk keberhasilan suatu proses belajar; 
jika seorang murid memiliki minat, rasa ingin belajar, maka akan cepat 
mengerti dan mengingatnya lebih baik atau hafal (Singer;1987: 78). 
3. Menurut Moh. Surya, guru harus berusaha menciptakan rangsangan yang 
menarik minat siswa, berupa penampilan menarik, menggunakan berbagai 
metode dan teknik, serta menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. 
Sesuatu yang diminati akan lebih menarik perhatian; dengan perhatian yang 
besar siswa akan melakukan pengamatan yang lebih baik; sehingga proses 
dan hasil pembelajaran lebih berhasil (Surya; 2004: 72) 
Atas dasar asumsi seperti di atas, maka dapat ditarik simpulan, berupa 
dugaan sementara atas hipotesis tindakan: bahwa “penggunaan Multimedia 
Interaktif Macromedia Flash yang menarik dan menyenangkan diduga dapat 
meningkatkan minat belajar siswa, dan dengan minat yang tinggi dan suasana 
pembelajaran yang menyenangkan dapat meningkatkan pemahaman siswa agar 
dapat dengan cepat menerapkannya dalam membaca al-Quran”. 
(Standar keberhasilan minat dan kemampuan membaca al-Quran) 
Atas dasar definisi operasional di atas, ditetapkan standar keberhasilan 
tindakan mengenai minat dan kemampuan membaca sebagai hasil suatu tindakan, 
sebagai berikut: 
1. Keberhasilan meningkatnya minat diukur dengan tiga indikator: 
a. Perhatian, memperhatikan dengan antusias; 
b. Curiousity: atau rasa ingin tahu; 
c. Adanya perasaan senang; merasa puas setelah belajar. 
2. Keberhasilan meningkatnya kemampuan membaca ditandai dengan: 
12 
a. Kelancaran; 
b. Kafasihan; dan 
c. Penguasaan tajwid.
Untuk lebih memudahkan pemahaman, secara skematik kerangka teori dan 
logika pemikiran mengenai hubungan antara konsep tindakan dan konsep masalah 
yang dipecahkan, dapat dilihat pada gambar bagan sebagai berikut: 
Gambar Bagan: 
Kerangka Teori Pengaruh Multimedia Interaktif Macromedia Flash 
Terhadap Peningkatan Minat dan Kemampuan Membaca Siswa kelas VII 
Minat dan Kemampuan 
Membaca al-Quran 
13 
TINDAKAN: 
Penggunaan Media 
Macromedia Flash 
SYNTAX: 
 Peneliti menyiapkan 
bahan; (materi dalam 
bentuk flash, laptop dan 
proyektor) 
 Peneliti menata kelas; 
 Peneliti menyampaikan 
materi dengan media 
flash 
 Siswa dipersilahkan 
mengulangi materi; 
 Peneliti dan siswa 
menerapkan teori pada 
praktik langsung 
membaca al-Quran di 
kelas 
 Peneliti mengevaluasi 
KELEBIHAN: 
Macromedia Flash 
menarik; 
menyenangkan; 
jelas; 
F. Metode Penelitian 
MASALAH YANG 
DIATASI: 
Siklus I: Minat; 
Indikator: 
antusias; 
curiousity; 
senang; 
puas 
S 
E 
T 
T 
I 
N 
G 
P 
R 
O 
S 
E 
S 
Siklus II: Membaca; 
Indikator: 
Kelancaran; 
Kefasihan; dan 
Penguasaan Tajwid 
HASIL: 
Setelah 
Tindakan 
Pada bagian langkah-langkah atau prosedur penelitian ini akan dibahas 
sedikitnya mengenai empat hal, yaitu Setting Lokasi penelitian; Skenario 
Tindakan; Metode Penelitian dan Teknik pengumpulan data; dan Analisis data 
sebagai hasil Refleksi. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut:
14 
1. Setting Lokasi Penelitian: 
a. Lokasi: Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Al-Jihad 
Kecamatan Pangalengan; terletak di Jln. Raya Pangalengan Km. 29 
Cibiana Desa Lamajang Pangalengan. 
b. Kondisi kelas dan jumlah siswa: mengingat jenis penelitian ini 
merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang termasuk jenis penelitian 
kualitatif, dengan jenis metode studi kasus maka sampelnya 
merupakan sampel kasuisitik; yaitu di kelas VII yang terdapat masalah 
yang dihadapi untuk dipecahkan. Rombel kelas VII sebanyak 25 orang 
siswa, terdiri atas empat belas orang siswa dan sebelas orang siswi. 
c. Waktu: Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama empat 
bulan, mulai dari studi pendahuluan dan literatur sampai penyusunan 
laporan PTK. Dan pelaksanaan PTK siklus ke-1 dan ke-2 disesuaikan 
dengan jadwal bidang studi Al-Quran Hadits di kelas tersebut. 
2. Skenario Tindakan: 
Langkah skenario tindakan terdiri atas langkah secara umum, dan langkah 
khusus tiap siklus dengan uraian sebagai berikut: 
a. Skenario tindakan secara garis besar: 
1) Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan sebanyak dua siklus, 
dengan alasan karena diperlukan siklus bertahap untuk dua tujuan, 
yaitu fokus peningkatan minat pada siklus ke-1, dan fokus 
peningkatan membaca pada siklus ke-2; tentu saja dengan tetap 
meneliti masalah setting dan ketepatan proses tindakan. 
2) Tiap siklus akan mengambil rincian langkah berdasarkan desain 
model dari Kemmis & Mc. Taggart, yaitu model desain PAOR 
yang terdiri dari empat langkah pokok: Planning, Acting, 
Observing, dan Reflecting; Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, 
Refleksi (Mahmud dan Priatna; 2008: 60). 
3) Pada setiap siklus tindakan, penelitian melibatkan kolaborator 
untuk setiap tahapannya sejak perencanaan sampai analisis data 
atau refleksi; dalam hal ini dibantu oleh guru bidang studi Al- 
Quran Hadits di kelas tersebut.
b. Skenario tindakan Siklus ke-1: 
15 
1) Perencanaan: 
a) Peneliti dan guru bidang studi Al-Quran Hadits merancang dan 
menyiapkan bahan pembelajaran al-Quran dengan 
menggunakan Multimedia Interaktif Macromedia Flash. 
b) Peneliti dan guru bidang studi Al-Quran Hadits menyiapkan 
instrumen pengumpul data dalam hal ini berupa lembar 
pengamatan berikut prosedurnya. 
2) Tindakan (skenario pembelajaran): 
a) Kegiatan awal: 
(1) Guru membuka pelajaran dan memimpin berdo’a; 
(2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini dan 
mengaitkannya dengan pelajaran sebelumnya (apersepsi); 
(3) Pre-test; secara sampling mengenai ilmu tajwid. 
b) Kegiatan Inti: 
(1) Peneliti menjelaskan dasar-dasar dan hukum-hukum 
membaca al-Quran (ilmu tajwid) menggunakan bantuan 
media flash; 
(2) Peneliti mempersilahkan tiap siswa untuk mengulangi 
materi yang disampaikan; 
(3) Peneliti bersama siswa menerapkan materi (hukum-hukum 
membaca al-Quran) dalam praktik membaca langsung di 
kelas. 
c) Kegiatan Akhir: 
(1) Peneliti melakukan Post-Test secara sampling; 
(2) Peneliti menyimpulkan dan memberi masukan untuk 
perbaikan pembelajaran; 
(3) Peneliti memberi tugas PR; 
(4) Peneliti menutup pelajaran dengan memimpin do’a. 
3) Pengamatan: 
Pengamatan dilakukan oleh guru pengamat selama pembelajaran 
berlangsung dengan mengisi ceklist pada lembar pengamatan.
Pengamatan untuk Siklus ke-1 difokuskan pada hasil peningkatan 
minat, selain mengenai setting dan proses pembelajaran. 
16 
4) Refleksi: 
a) Kegiatan refleksi dilakukan langsung setelah pembelajaran 
selesai, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan 
antara Pelaku Tindakan (Peneliti) dengan guru bidang studi Al- 
Quran Hadits sebagai observer; 
b. Fokus utama refleksi pada Siklus ke-1 adalah minat belajar 
siswa; selain dari setting dan proses pelaksanaan pembelajaran 
dengan Multimedia Interaktif Macromedia Flash. Hasil refleksi 
dari Siklus ke-1 dijadikan bahan perencanaan untuk 
memperbaiki tindakan pada Siklus ke-2. 
c. Skenario tindakan Siklus ke-2: 
Pada penelitian Siklus ke-2, langkah-langkah yang dilakukan persis 
seperti pada Siklus ke-1, kecuali berbeda pada titik tekan fokus 
tindakan lebih pada usaha peningkatan kemampuan membaca siswa 
sebagai penguatan, demikian pula langkah observasi hasilnya 
ditekankan pada analisis hasil mengenai peningkatan kemampuan 
membacanya. 
3. Teknik Pengumpulan Data (Observasi) 
a. Pengamat: Petugas pengamatan (observer) adalah guru bidang studi 
Al-Quran Hadits di kelas tersebut. 
b. Langkah Pengamatan: 
1) Metode yang digunakan adalah Metode Riset Aksi, termasuk 
jenis penelitian kualitatif, maka data pokok yang dikumpulkan 
adalah data kualitatif. Data pokok yaitu mengenai 1) setting; 2) 
proses tindakan; dan 3) hasil tindakan, meliputi minat belajar 
siswa dan kemampuan membaca siswa. Karena jenis penelitian 
kualitatif maka Teknik Pengumpul Data (TPD) pokoknya 
adalah observasi partisipasi. 
2) Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung; 
pengamatan untuk Siklus ke-1 difokuskan pada hasil
peningkatan minat, selain mengenai setting dan proses 
pembelajaran. Pada Siklus ke-2 fokus pengamatan diutamakan 
pada hasil kemampuan membaca siswa; selain dari setting dan 
proses. 
3) Hasil observasi dicatat sebagai bahan untuk bahan analisis dan 
17 
refleksi. 
4. Analisis Data (Refleksi) 
a. Langkah Analisis Data (Refleksi): 
1) Analisis data pada Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan 
cara refleksi, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil 
pengamatan antara pelaku tindakan (peneliti) dengan guru bidang 
studi Al-Quran Hadits di kelas tersebut yang menjadi observer; 
2) Sejalan dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, aspek 
pokok yang dibahas pada kegiatan refleksi adalah mengenai 
setting, proses aktivitas peneliti dan siswa dalam pembelajaran; 
dan hasil tindakan, yaitu minat dan kemampuan membaca al- 
Quran. 
3) Fokus utama refleksi pada Siklus ke-1 adalah minat belajar siswa; 
selain dari setting dan proses pelaksanaan pembelajaran melalui 
Multimedia Interaktif Macromedia Flash. Hasil refleksi dari Siklus 
ke-1 dijadikan bahan perencanaan untuk memperbaiki tindakan 
pada Siklus ke-2. 
4) Fokus utama refleksi pada Siklus ke-2 adalah kemampuan 
membaca al-Quran, dengan asumsi minat siswa sudah meningkat 
pada Siklus ke-1, dan pengamatan dilakukan terhadap perbaikan 
kondisi setting dan proses tindakan. 
5) Hasil diskusi refleksi menjadi simpulan jawaban terhadap 
pertanyaan penelitian. Jika masih ditemukan beberapa catatan 
kelemahan proses dan hasil, maka direkomendasikan untuk 
perbaikan pada Penelitian Tindakan Kelas berikutnya.
18 
b. Standar Keberhasilan: 
Ditetapkan standar keberhasilan tindakan mengenai minat dan 
kemampuan membaca al-Quran sebagai hasil suatu tindakan, sebagai 
berikut: 
a. Keberhasilan meningkatkan minat ditandai dengan: 
1) Perhatian, memperhatikan dengan antusias; 
2) Curiousity: atau rasa ingin tahu; 
3) Adanya perasaan senang; merasa puas setelah belajar. 
b. Keberhasilan meningkatkan kemampuan membaca al-Quran 
ditandai dengan: 
1) Kelancaran; 
2) Kafasihan; dan 
3) Penguasaan Tajwid.
LAMPIRAN 
19 
1. Jadwal Penelitian: 
JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS 
No Materi Kegiatan 
Waktu Kegiatan 
Jul Ags Sep Okt 
1 Studi pendahuluan dan studi literatur 
2 Merancang tim dan pembagian tugas 
3 Penyusunan Perencanaan PTK (Proposal) 
4 Pelaksanaan PTK Siklus ke-1 
5 Refleksi dan analisis hasil PTK siklus ke-1 
6 Perencanaan PTK Siklus ke-2 
7 Pelaksanaan PTK Siklus ke-2 
8 Refleksi dan analisis hasil PTK siklus ke-2 
9 Penyusunan laporan PTK 
2. Rencana Anggaran Biaya: 
Rencana Biaya Penelitian Tindakan Kelas diperkirakan berkisar sekitar 
Rp. 250.000,- dengan rincian sebagai berikut: 
a. Biaya persiapan dan pembuatan Proposal : Rp. 50.000,- 
b. Biaya Pelaksanaan PTK Siklus ke 1 : Rp. 50.000,- 
c. Biaya Pelaksanaan PTK Siklus ke 2 : Rp. 50.000,- 
d. Biaya pembuatan laporan PTK & penggandaan: Rp. 100.000,- 
Jumlah total: Rp. 250.000,-
DAFTAR PUSTAKA 
Hadi, Nur. Membaca Cepat Dan Efektif. Sinar Bari. Bandung: 1978; 
Mahmud dan Priatna, Tedi. Penelitian Tindakan Kelas; Teori dan Praktik. Tsabita. 
20 
Bandung: 2008; 
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran;Untuk membantu memecahkan 
problematika belajar dan mengajar. Alfabeta. Bandung: 2006; 
Singer, Kurt. Membina Hasrat Belajar di Sekolah (Penerjemah: Bergman Sitorus), 
Remaja Karya. Bandung: 1987; 
Summa, Muhammad A.. Tafsir Ahkam I. Wacana Ilmu Logos. Jakarta: 1997;Tim 
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus 
Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai 
Pustak. Jakarta: 2005; 
Sulistyowati, Sofchah. Cara Belajar Yang Efektif Dan Efisien. Cinta Ilmu. 
Pekalongan: 2001;Suparjo. Materi Pendidikan Agama Islam IX. Tiga 
Serangkai. Jakarta: 1996; 
Surya, Mohamad. Psikologi Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Bani 
Quraisy. Bandung: 2004. 
Suryabrata, Sumardi. Psikologi Pendidikan. Rajawali. Jakarta: 1986; Suryana, 
Yaya & Priatna, Tedi. Metode Penelitian Pendidikan. Azkia Pustaka 
Utama. Bandung: 2007. 
Suryana, Yaya. Prosedur dan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas; 
Suatu Model Desain Pendekatan Kualitatif. (Makalah) Suplemen Pelatihan 
Peningkatan Kualitas Guru PAI Kemenag Tasikmalaya. Tasikmalaya: 2012 
Sutikno, Sobri M. Belajar dan Pembelajaran; Upaya Kreatif dalam mewujudkan 
Pembelajaran yang Berhasil. Prospect. Bandung: 2009. 
Sholeh, Qomari. Ilmu Tajwid Penuntun Baca Alquran Fasih dan Benar. Pesantren 
Darussalam Ngesong Sengon. Jombang;
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Cet. III. Rineka Cipta. 
21 
Jakarta: 1995; 
Usman, Hasani Syaikh. Haq at-Tilawah. Daar al Munaarah Linnatsri wa at Tauzi’. 
Jeddah;Shodiq, M.. Kamus Istilah Agama. Bonafida Cipta Pratama. 
Jakarta: 1991; 
Yunus, Mahmud. Kamus Bahasa Arab Indonesia. Hardika Agung. Jakarta: 1990; 
Zarkasi, Dachlan Salim. Metode Praktis Belajar Alquran Metode Qira’ati. Al 
Alawiyah. Semarang: 1978;

Contenu connexe

Tendances

Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Dewi Zulaeva
 
Analisis kebutuhan pembelajaran
Analisis kebutuhan pembelajaranAnalisis kebutuhan pembelajaran
Analisis kebutuhan pembelajaran
ifand27
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikan
Ndang Pratama
 
Pengawas penilik sekolah
Pengawas penilik sekolahPengawas penilik sekolah
Pengawas penilik sekolah
WaQhyoe Arryee
 

Tendances (20)

Bahasa arab tpa
Bahasa arab tpaBahasa arab tpa
Bahasa arab tpa
 
POWER POINT JENIS-JENIS BAHAN AJAR
POWER POINT JENIS-JENIS BAHAN AJARPOWER POINT JENIS-JENIS BAHAN AJAR
POWER POINT JENIS-JENIS BAHAN AJAR
 
PPT Fungsi dan manfaat media pembelajaran Kel 2
PPT Fungsi dan manfaat media pembelajaran Kel 2PPT Fungsi dan manfaat media pembelajaran Kel 2
PPT Fungsi dan manfaat media pembelajaran Kel 2
 
MEDIA PEMBELAJARAN : Media Pembelajaran Visual, Audio, dan Audio Visual
MEDIA PEMBELAJARAN : Media Pembelajaran Visual, Audio, dan Audio VisualMEDIA PEMBELAJARAN : Media Pembelajaran Visual, Audio, dan Audio Visual
MEDIA PEMBELAJARAN : Media Pembelajaran Visual, Audio, dan Audio Visual
 
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
Makalah Pemanfaatan dan Penggunaan Media Pembelajaran
 
Modul Ajar PAI Kelas 4 BAB 1 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI Kelas 4 BAB 1 Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI Kelas 4 BAB 1 Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI Kelas 4 BAB 1 Kurikulum Merdeka
 
1.1.a.7 demonstrasi kontekstual
1.1.a.7 demonstrasi kontekstual1.1.a.7 demonstrasi kontekstual
1.1.a.7 demonstrasi kontekstual
 
Profesi Keguruan
Profesi KeguruanProfesi Keguruan
Profesi Keguruan
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
Analisis kebutuhan pembelajaran
Analisis kebutuhan pembelajaranAnalisis kebutuhan pembelajaran
Analisis kebutuhan pembelajaran
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikan
 
Administrasi Kesiswaan
Administrasi KesiswaanAdministrasi Kesiswaan
Administrasi Kesiswaan
 
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
TEKNOLOGI PEMBELAJARANTEKNOLOGI PEMBELAJARAN
TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
 
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
Makalah Pengembangan Media Pembelajaran (Perencanaan Pembelajaran)
 
MODUL 2 KB 4
MODUL 2 KB 4MODUL 2 KB 4
MODUL 2 KB 4
 
Pengawas penilik sekolah
Pengawas penilik sekolahPengawas penilik sekolah
Pengawas penilik sekolah
 
PENGELOLAAN KURIKULUM
PENGELOLAAN KURIKULUM PENGELOLAAN KURIKULUM
PENGELOLAAN KURIKULUM
 
RPP rendah hati, hemat dan sederhana
RPP rendah hati, hemat dan sederhanaRPP rendah hati, hemat dan sederhana
RPP rendah hati, hemat dan sederhana
 
Pengembangan kurikulum powerpoint
Pengembangan kurikulum powerpointPengembangan kurikulum powerpoint
Pengembangan kurikulum powerpoint
 
Karakteristik guru
Karakteristik guruKarakteristik guru
Karakteristik guru
 

En vedette

Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Nona Mere
 
Modul media pembelajaran berbasis komputer
Modul media pembelajaran berbasis komputerModul media pembelajaran berbasis komputer
Modul media pembelajaran berbasis komputer
Idha Fitriani
 
Tugas akhir media pembelajaran
Tugas akhir media pembelajaranTugas akhir media pembelajaran
Tugas akhir media pembelajaran
jufriati
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Harsidi Side
 
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Abrianto Akuan
 
Uji hipotesis dua rata rata (1)
Uji hipotesis dua rata rata (1)Uji hipotesis dua rata rata (1)
Uji hipotesis dua rata rata (1)
Siti Marfuah
 

En vedette (20)

Bab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copyBab, i, ii, iii, iv, v copy
Bab, i, ii, iii, iv, v copy
 
Modul media pembelajaran drill practice pdf
Modul media pembelajaran drill practice pdfModul media pembelajaran drill practice pdf
Modul media pembelajaran drill practice pdf
 
Kertas cadangan pembangunan projek Blog
Kertas cadangan pembangunan projek BlogKertas cadangan pembangunan projek Blog
Kertas cadangan pembangunan projek Blog
 
Modul media pembelajaran berbasis komputer
Modul media pembelajaran berbasis komputerModul media pembelajaran berbasis komputer
Modul media pembelajaran berbasis komputer
 
Tugas akhir media pembelajaran
Tugas akhir media pembelajaranTugas akhir media pembelajaran
Tugas akhir media pembelajaran
 
Skripsi pemodelan-virtual-reality-sebagai-media-promosi-digital-pada-perum-ja...
Skripsi pemodelan-virtual-reality-sebagai-media-promosi-digital-pada-perum-ja...Skripsi pemodelan-virtual-reality-sebagai-media-promosi-digital-pada-perum-ja...
Skripsi pemodelan-virtual-reality-sebagai-media-promosi-digital-pada-perum-ja...
 
Produksi multimedia
Produksi multimediaProduksi multimedia
Produksi multimedia
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
 
A Little About Me
A Little About MeA Little About Me
A Little About Me
 
Fungsi Mouse Over di Powerpoint
Fungsi Mouse Over di PowerpointFungsi Mouse Over di Powerpoint
Fungsi Mouse Over di Powerpoint
 
MODUL DRILL AND PRACTICE
MODUL DRILL AND PRACTICEMODUL DRILL AND PRACTICE
MODUL DRILL AND PRACTICE
 
Tes skripsi lia
Tes skripsi liaTes skripsi lia
Tes skripsi lia
 
Proposal UKK SMK Multimedia
Proposal UKK SMK MultimediaProposal UKK SMK Multimedia
Proposal UKK SMK Multimedia
 
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
Modul praktikum peleburan & pengecoran logam (AA)
 
Uji hipotesis dua rata rata
Uji hipotesis dua rata rataUji hipotesis dua rata rata
Uji hipotesis dua rata rata
 
My Research Proposal : The impact of Multimedia technology in influencing the...
My Research Proposal : The impact of Multimedia technology in influencing the...My Research Proposal : The impact of Multimedia technology in influencing the...
My Research Proposal : The impact of Multimedia technology in influencing the...
 
Proposal Proyek Akhir II - Film Animasi 2D "Cerita Orang Laut Enam Suku"
Proposal Proyek Akhir II - Film Animasi 2D "Cerita Orang Laut Enam Suku"Proposal Proyek Akhir II - Film Animasi 2D "Cerita Orang Laut Enam Suku"
Proposal Proyek Akhir II - Film Animasi 2D "Cerita Orang Laut Enam Suku"
 
Makalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja Indonesia
Makalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja IndonesiaMakalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja Indonesia
Makalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja Indonesia
 
Uji hipotesis dua rata rata (1)
Uji hipotesis dua rata rata (1)Uji hipotesis dua rata rata (1)
Uji hipotesis dua rata rata (1)
 
Proposal skripsi q
Proposal skripsi qProposal skripsi q
Proposal skripsi q
 

Similaire à Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

Laporan Pengaplikasian Media Pembelajaran Tingkat SMA
Laporan Pengaplikasian Media Pembelajaran  Tingkat SMA Laporan Pengaplikasian Media Pembelajaran  Tingkat SMA
Laporan Pengaplikasian Media Pembelajaran Tingkat SMA
Meidamayani
 
Aplikasi multimedia dlm pembelajaran
Aplikasi multimedia dlm pembelajaranAplikasi multimedia dlm pembelajaran
Aplikasi multimedia dlm pembelajaran
Zyfa Syafara
 

Similaire à Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash (20)

ANALISIS JURNAL ILMIAH AKADEMIK
ANALISIS JURNAL ILMIAH AKADEMIKANALISIS JURNAL ILMIAH AKADEMIK
ANALISIS JURNAL ILMIAH AKADEMIK
 
Meningkatkan Kemahiran Mengingat Lima Hukum Asas Tajwid Dalam Tilawah Al-Quran
 Meningkatkan Kemahiran Mengingat Lima Hukum Asas Tajwid Dalam Tilawah Al-Quran  Meningkatkan Kemahiran Mengingat Lima Hukum Asas Tajwid Dalam Tilawah Al-Quran
Meningkatkan Kemahiran Mengingat Lima Hukum Asas Tajwid Dalam Tilawah Al-Quran
 
Modul hadis tarbawy
Modul hadis tarbawyModul hadis tarbawy
Modul hadis tarbawy
 
Bab 3
Bab 3Bab 3
Bab 3
 
Media berbasis komputer
Media berbasis komputerMedia berbasis komputer
Media berbasis komputer
 
Tugas final media pembelajaran berbasis web
Tugas final media pembelajaran berbasis webTugas final media pembelajaran berbasis web
Tugas final media pembelajaran berbasis web
 
Tugas makalah1
Tugas makalah1Tugas makalah1
Tugas makalah1
 
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEBMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
 
Tugas final media pembelajaran berbasis web
Tugas final media pembelajaran berbasis webTugas final media pembelajaran berbasis web
Tugas final media pembelajaran berbasis web
 
Tugas makalah1
Tugas makalah1Tugas makalah1
Tugas makalah1
 
15.pdf
15.pdf15.pdf
15.pdf
 
Modul kelompok 3
Modul kelompok 3Modul kelompok 3
Modul kelompok 3
 
Modul kelompok 3
Modul kelompok 3Modul kelompok 3
Modul kelompok 3
 
Modul Pembelajaran Berbasis Komputer
Modul Pembelajaran Berbasis KomputerModul Pembelajaran Berbasis Komputer
Modul Pembelajaran Berbasis Komputer
 
Summary buku
Summary bukuSummary buku
Summary buku
 
Prinsip pemilihan media
Prinsip pemilihan mediaPrinsip pemilihan media
Prinsip pemilihan media
 
Laporan Pengaplikasian Media Pembelajaran Tingkat SMA
Laporan Pengaplikasian Media Pembelajaran  Tingkat SMA Laporan Pengaplikasian Media Pembelajaran  Tingkat SMA
Laporan Pengaplikasian Media Pembelajaran Tingkat SMA
 
Modul pembelajaran berbasis komputer
Modul pembelajaran berbasis komputerModul pembelajaran berbasis komputer
Modul pembelajaran berbasis komputer
 
Aplikasi multimedia dlm pembelajaran
Aplikasi multimedia dlm pembelajaranAplikasi multimedia dlm pembelajaran
Aplikasi multimedia dlm pembelajaran
 
Proposal
ProposalProposal
Proposal
 

Dernier

1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Dernier (20)

Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 

Proposal ptk-multimedia-interaktif-macromedia-flash

  • 1. UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QURAN MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF MACROMEDIA FLASH (Penelitian Tindakan Kelas Pada Bidang Studi Al-Quran Hadits di Kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan) USULAN RENCANA PENELITIAN (PROPOSAL) PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas Oleh: IWAN DARMAWAN NIM. 1210202091 BANDUNG 2013
  • 2. A. Pendahuluan (Latar Belakang Masalah) Al-Quran adalah kalam Allah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia agar bisa selamat di dunia maupun akhirat. Al-Quran merupakan mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. dan bagi orang yang membacanya akan mendapatkan pahala ibadah. Dr. H. Muhammad Suma, MA, SH. dalam Tafsir Ahkam I mengatakan bahwa: “Betapapun awamnya seorang muslim dan muslimat, niscaya mereka tahu dan harus tahu bahwa al-Quran al-Karim (yang terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6000 ayat lebih, 77.349 kalimat dan lebih dari 323.000 huruf) itu adalah sumber utama dan pertama agama Islam. Secara garis besar, al-Quran berisikan tentang aqidah (keimanan), akhlak, janji baik dan ancaman buruk (wa’ad dan wa’id), kisah atau sejarah, syariat (hukum), ilmu pengetahuan dan teknologi dan lain-lain” (Muhammad A. Summa; 1997: 1). Setiap mu’min yakin, bahwa membaca al-Quran saja, sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab al- Quran adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mu’min baik dikala senang maupun dikala susah, dikala gembira atau sedih. Terlebih membaca al-Quran itu bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya. Namun pada kenyataannya masih banyak muslim yang tidak mampu membaca al-Quran dengan baik bahkan tidak mampu membaca sama sekali. Ini sangat miris dan riskan bagi generasi Islam selanjutnya. 1 (Masalah: Fenomena di Kelas) Dan itu pun terjadi pada siswa kelas VII Mts. Al-Jihad Pangalengan yang seharusnya sudah bisa dan lancar membaca al-Quran, karena pada jenjang Sekolah Dasar pasti sudah dipelajari dasar-dasarnya yang seharusnya pada tingkat SMP tinggal mendalami dan mengembangkannya. Di antara penyebabnya diduga karena tidak semua siswa seusia SMP atau sebelumnya rajin mengaji atau aktif di Madrasah Diniyah. Pada segi lain sering ditemukan kenyataan siswa yang terlihat malas dan tidak bersemangat jika belajar al-Quran. Kurangnya minat itu terlihat dari tidak ada gairah dan antusias jika disuruh membaca al-Quran, masih banyak yang acuh hanya diam saja, ada yang bercanda, bahkan ada yang mengobrol. Dan
  • 3. ketika disuruh seorang-seorang masih banyak yang jauh dari kaidah membaca al- Quran yang benar. Ketiga permasalahan tersebut tidak bisa dipecahkan secara sekaligus, namun harus bertahap mulai dari tumbuhnya minat siswa untuk belajar al-Quran, penguasaan dasar-dasar membaca al-Quran seperti penguasaan huruf-huruf hijaiyah dan kemudian penerapan hukum-hukum (tajwid) membaca al-Quran. 2 (Identifikasi Masalah) Fenomena seperti dikemukakan di atas membuat penulis sebagai calon pendidik khususnya pada bidang studi PAI menjadi resah dan berusaha mencari solusi yang efektif untuk mengatasinya. Dari kenyataan tersebut teridentifikasi tiga masalah yang muncul, yaitu: 1) rendahnya minat; 2) rendahnya kemampuan menguasai dasar-dasar al-Quran; 3) rendahnya kemampuan menguasai hukum-hukum membaca al-Quran. Setelah direnungkan dan dikaji berdasarkan teori yang ada, maka ditemukan beberapa faktor penyebab yang berhasil diidentifikasi, diantaranya: 1) metode dan media belajar kurang menarik dalam menumbuhkan minat siswa; 2) diduga metode yang digunakan dan suasana pembelajaran kurang menyebabkan daya hafal siswa meningkat; 3) teknik belajar yang diterapkan belum efektif mempercepat penerapan hukum-hukum membaca al-Quran. Sejalan dengan itu, maka terdapat beberapa alternatif solusi yang diperlukan, diantaranya: 1) diperlukan metode dan media baru yang dapat menumbuhkan minat belajar; 2) diperlukan metode atau teknik yang dapat meningkatkan kemampuan hafalan, dan 3) diperlukan teknik atau alat yang dapat memudahkan penerapan hukum-hukum membaca al-Quran. (Teori Sebagai Argumen Tindakan Pemecahan) Menurut teori, belajar akan lebih berhasil bila situasinya menyenangkan (Sagala; 2006: 100). Proses belajar akan lebih baik jika siswa memiliki minat terhadap kegiatan belajar (Sutikno; 2009: 16). Belajar hafalan dapat lebih baik hasilnya, jika disertai minat, sebab minat seperti menurut Kurt Singer, adalah suatu landasan yang paling meyakinkan untuk keberhasilan suatu proses belajar. Menurutnya lagi, jika siswa merasa ingin belajar, ia akan cepat mengerti dan mengingatnya (Singer; 1987: 78). Edgar Dale yang terkenal dengan Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) mengemukakan bahwa kemampuan manusia
  • 4. memperoleh ilmu pengetahuan atau pengalaman belajar seseorang diperoleh dari indera lihat sebanyak 75%, 13% melalui indera dengar, dan selebihnya melalui indera lainnya. Gabungan dari berbagai media yang ada pada multimedia memanfaatkan gabungan dari indera pada manusia untuk pencapaian suatu kompetensi dan tingkat pemahaman peserta didik. Multimedia merupakan proses komunikasi interaktif berasaskan teknologi komputer yang menggabungkan penggunaan berbagai unsur media digital seperti teks, audio, grafik, animasi dan video untuk menyampaikan maklumat. Multimedia adalah kata gabungan yang merujuk banyak dan keberagaman alat atau perantara komunikasi. Multimedia juga boleh merujuk kepada penggunaan teknologi komputer untuk menciptakan, menyimpan dan menggunakan kandungan multimedia. 3 (Rencana Tindakan Pemecahan) Atas dasar teori di atas, maka untuk pembelajaran Al-Quran Hadits di Semester I Kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan dirancang suatu upaya untuk meningkatkan minat belajar siswa dan kemampuan membaca al-Quran dengan menggunakan Multimedia Interaktif Macromedia Flash. Untuk memastikan proses dan keberhasilannya, akan diteliti melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QURAN MELALUI MULTIMEDIA INTERAKTIF MACROMEDIA FLASH (Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Al-Quran Hadits di Kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan) B. Perumusan Masalah Masalah yang menjadi fokus utama penelitian ini adalah: “adakah proses belajar melalui Multimedia Interaktif Macromedia Flash dapat meningkatkan minat belajar dan kemampuan membaca al-Quran siswa kelas VII MTs. Al- Jihad?” Sejalan dengan fokus rumusan masalah penelitian tersebut, dan sejalan dengan model penelitian kualitatif yang dipilih, secara lebih rinci diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
  • 5. 1. Bagaimana setting (latar alamiah) kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan saat pembelajaran dengan menggunakan Multimedia Interaktif Macromedia Flash? 2. Bagaimana tingkat ketepatan proses pembelajaran dengan Multimedia Interaktif Macromedia Flash pada pembelajaran Al-Quran Hadits di kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan? 3. Bagaimana kepastian hasil peningkatan minat dan kemampuan membaca al-Quran siswa setelah pembelajaran melalui Multimedia Interaktif Macromedia Flash? 4 C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan pertanyaan penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Memastikan bahwa setting kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan kondusif pada saat pelaksanaan pembelajaran melalui Multimedia Interaktif Macromedia Flash; 2. Memastikan bahwa proses pembelajaran dengan Multimedia Interaktif Macromedia Flash di kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan berjalan tepat sesuai dengan teori; 3. Memastikan terdapat peningkatan minat belajar dan kemampuan membaca al-Quran siswa kelas VII MTs. Al-Jihad Pangalengan. D. Manfaat Penelitian: 1. Manfaat teoritis: a. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran; b. Dengan dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas semakin menumbuhkan proses kreatif dan inovasi pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran Al-Quran Hadits.
  • 6. 5 2. Manfaat praktis: a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa, dalam bidang studi Al-Quran Hadits, khususnya kemampuan membaca al-Quran; b. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah kepastian dan keyakinan guru bahwa media yang digunakan dilakukan dengan proses yang benar dan hasil yang baik. E. Kajian Pustaka (Kerangka Pemikiran) 1. Multimedia Interaktif Macromedia Flash; kelebihan media, dan Syntax-nya: (konsep X) a. Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: 1) Multimedia linier; yaitu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film. 2) Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. b. Macromedia Flash adalah program aplikasi yang bisa digunakan untuk membuat sebuah animasi sederhana sampai sebuah aplikasi web interaktif yang kompleks, seperti sebuah toko online. Dapat membuat media aplikasi Flash yang diperkaya dengan gambar atau foto, sound, dan video. Flash memiliki banyak fitur yang membuatnya powerful tapi mudah digunakan, seperti komponen user interface yang draganddrop, ActionScript untuk membuat aplikasi menjadi interaktif, dan efek-efek khusus yang dapat ditambahkan ke obyek.
  • 7. c. Langkah-langkah (Syntax) penggunaan Macromedia Flash dalam pembelajaran: 1) Peneliti menyiapkan bahan berupa software macromedia flash yang sudah dimasukkan materi pembelajaran, laptop dan proyektor yang nantinya digunakan di kelas; 2) Peneliti menata ruangan sedemikian rupa (agar siswa terfokus terhadap media yang disajikan oleh guru); 3) Peneliti melakukan penilaian, penyimpulan, memberi masukan dan 6 menutup pelajaran. 2. Pengertian, faktor yang mempengaruhi, dan indikator Minat (konsep Y.1): a. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu. Dalam pengertian lain minat didefinisikan sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh (Sutikno; 2009: 16). Menurut Moh. Surya minat yaitu seberapa besar individu merasa suka atau tidak suka kepada suatu rangsangan (Surya; 2004: 71). b. Minat dapat dipelajari dan ditumbuhkan dengan menciptakan pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan memuaskan (Singer; 1987: 78). c. Minat merupakan landasan pokok untuk keberhasilan suatu proses belajar; jika seorang murid memiliki minat, rasa ingin belajar, maka akan cepat mengerti dan mengingatnya (hafal) (Singer; 1987: 78). Hal tersebut didasarkannya pada pernyataan terkenal Zulliger, seorang tokoh psikoanalitis yang menyatakan bahwa: “rasa takut akan membuat orang menjadi bodoh!” (Singer; 1987 :4). d. Minat ditandai dengan adanya beberapa indikasi seperti: 1) Perhatian, memperhatikan dengan antusias; 2) hasrat bertanya; 3) curiousity: atau rasa ingin tahu; (Singer; 1987: 79-84); 4) perasaan senang; 5) kepuasan (Sutikno; 2009: 16). 3. Pengertian, faktor yang mempengaruhi, dan indikator kemampuan membaca al-Quran: (konsep Y.2)
  • 8. a. Kemampuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Membaca adalah aktivitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Selain itu membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk belajar dari lingkungan dan bukan kemampuan yang bersifat insting atau naluri yang dibawa sejak lahir (Nur Hadi; 1978: 123). b. Menurut Sofhah Sulistyowati, kegiatan membaca merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap pelajar, dimana dengan membaca secara teratur ia akan dapat menyerap gagasan, menambah wawasan, bahkan bisa menjadikan sebagai hiburan serta menambah semangat. Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca al-Quran adalah seberapa jauh santri dalam melihat dan membaca ayat-ayat al-Quran dengan melisankan atau dalam hati dan mengeja serta melafalkan apa yang tertulis di dalamnya (termasuk pula siswa) (Sofchah Sulistyowati; 2001: 61). c. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, namun dapat digolongkan menjadi dua faktor, antara lain: a) Faktor intern (dari dalam) Adalah faktor yang diperoleh dari dalam, yaitu faktor yang ada pada diri seorang anak itu sendiri, faktor intern ini dibagi menjadi tiga sub faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologi, dan faktor fisik (Slameto; 1995: 54). 1) Faktor Jasmaniah Faktor jasmani ini meliputi, faktor kesehatan. Sehat berarti dalam keadaan baik, segenap badan bagian-bagiannya bebas dari penyakit, kesehatan adalah keadaan atau hal sehat dan kesehatan ini berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatanya terganggu. Cacat tubuh, yaitu suatu yang menyebabkan kurang baik dan sempurna mengenai tubuh baik berupa kebutaan, tuli, patah kaki, tangan dan lain-lain. Cacat tubuh ini berpengaruh pada 7
  • 9. belajar. Keadaan jasmani pada umumnya dapat dikatakan melatarbelakangi aktivitas belajar, karena keadaan jasmani yang sehat dan segar akan berpengaruh lain terhadap jasmani yang lelah (Sumardi Suryabrata; 1986: 251). 8 2) Faktor Psikologi Faktor psikologis dapat dibedakan menjadi bakat, minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif. Sedangkan menurut Slameto dalam bukunya Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya membedakan sekurang-kurangnya ada 7 faktor yang tergolong dalam faktor psikologis (Slameto; 1995: 55). 3) Inteligensi Yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan keadaan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Anak yang intelegensi tinggi akan lebih cepat menangkap pelajaran dengan baik, sehingga ini akan sangat mempengaruhi. 4) Perhatian Perhatian menurut Imam Ghozali yang dikutip Drs. Slameto adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju pada suatu obyek, sehingga untuk menjamin hasil belajar yang baik diperlukan perhatian terhadap bahan yang dipelajari. 5) Bakat Bakat adalah kemampuan untuk belajar, dimana akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih, sehingga bakat mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran sesuai dengan bakatnya maka hasilnya lebih baik. 6) Motif
  • 10. Erat sekali dengan tujuan yang akan dicapai, sehingga motif yang kuat sangat diperlukan dalam belajar, baik dengan pelatihan-pelatihan, pembiasaan-pembiasaan atau pengaruh lingkungan. 9 7) Kesiapan Adalah kesedian untuk memberi respons atau bereaksi, jika anak sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya juga baik. 8) Minat Adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Jika bahan pelajaan yang diberikan sesuai dengan minat siswa atau anak maka hasilnya akan baik. 9) Kematangan Adalah suatu tingkat atau fase dalam perkembangan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. 10) Faktor kelelahan Walaupun sulit dibedakan, kelelahan sesorang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu jasmani dan rohani. Pada jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuhnya. Sedangkan rohani dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan menghasilkan sesuatu yang hilang. b) Faktor ekstern Slameto dalam bukunya mengelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. 1) Faktor keluarga, bagaimana cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga. 2) Faktor sekolah, mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran, waktu sekolah, dan lain-lain.
  • 11. 3) Faktor masyarakat, antara lain seberapa jauh kegiatan anak dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat, dan lain-lain. Cara orangtua mendidik anaknya dalam membaca al-Quran sangat berpengaruh, karena merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga berperan sangat dominan dalam keberhasilan anak. d. Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai kemampuan membaca al-Quran adalah: a) Menguasai makhorijul huruf, yaitu keluarnya bunyi huruf dari 10 mulut. b) Menguasai tajwid, antara lain hukum nun mati atau tanwin (idzhar halqi, ikhfa haqiqi, idgham bighunnah, idgam bila ghunnah, iqlab), hukum mim sukun (idgham mimi, idzhar syafawi, ikhfa syafawi) ghunnah musyaddadah, mad, lafal jalalah, qalqalah, al qamariyah dan syamsiyah, dan hukum tajwid lainya. c) Benar dan lancar d) Tartil, yaitu membaca dengan pelan-pelan perhuruf (Dachlan Salim Zarkasi; 1978). Dari kriteria di atas peneliti menggunakan tiga indikator yaitu: a) Kelancaran Kelancaran berasal dari kata lancar yang diberi imbuhan ke dan an yang berarti cepat, kencang (tidak tersangkut-sangkut), tidak tersendat-sendat (Depdikbud; 2005: 465). Maksudnya adalah dalam membaca al-Quran anak dapat membaca lancar, tidak tersendat-sendat, tidak tersangku-sangkut, sehingga kelancaran dikatakan sebagai salah satu indikator kemampuan membaca al- Quran siswa. b) Kafasihan Fasih adalah susunan kata-kata yang indah dan tidak terdapat kejanggalan dalam menyebutkan huruf (M. Shodiq; 1991: 88). Fasih sangat berkaitan dengan pengucapan lisan dan makharijul
  • 12. huruf, sebagaimana arti kata fasih itu berasal dari kata fashaha yang artinya berbicara dengan fasih, peta lidah (Mahmud Yunus; 1990: 318). Anak dikatakan mampu membaca al-Quran apabila ia dapat berbicara dan membaca dengan fasih. Tingkat kefasihan dalam membaca al-Quran ada empat macam, sebagaimana yang telah disepakati oleh ahli tajwid, antara lain: 1) Tahqiq; yaitu membaca al-Quran dengan menempatkan hak-hak huruf (makharijul huruf, sifatul huruf, mad, qosr, tarqiq, tahkim, dsb.) yang semestinya, sambil mencermati/ meresapi arti dan maknanya bagi yang telah mampu. 2) Tartil; membaca al-Quran dengan berlahan-lahan (tidak tergesa-gesa) sambil mencermati/ meresapi arti dan makna bagi yang telah mampu. 3) Tadwir; membaca al-Quran dengan sedang, antara cepat dan 11 perlahan-lahan. 4) Hadr; membaca al-Quran dengan cepat. Keempat cara membaca al-Quran tersebut wajib menggunakan tajwid dengan menyesuaikan bacaanya (tahqiq, tartil, tadwir, dan hadr) (Qomari Sholeh: 10). c) Penguasaan Tajwid Tajwid menurut bahasa (etimologi) adalah mendatangkan atau membaca dengan baik, sedang menurut Hasani Syaikh Usman ilmu tajwid adalah: Ilmu untuk mengetahui cara mengucapkan kalimat-kalimat al-Quran (Hasani Syaikh Usman: 49). (Asumsi hubungan antara tindakan dengan peningkatan minat dan kemampuan membaca al-Quran) Ada pendapat beberapa ahli mengenai asumsi teoretik yang menyatakan bahwa minat belajar sesuatu dapat ditumbuhkan oleh guru dengan menciptakan model belajar yang menarik, dan jika siswa belajar disertai minat yang baik, maka akan mudah mengerti (paham) dan mudah hafal, diantaranya:
  • 13. 1. Minat dapat dipelajari dan ditumbuhkan oleh guru dengan menciptakan pembelajaran menjadi menarik, menyenangkan dan memuaskan (Singer; 1987: 78). 2. Minat merupakan landasan pokok untuk keberhasilan suatu proses belajar; jika seorang murid memiliki minat, rasa ingin belajar, maka akan cepat mengerti dan mengingatnya lebih baik atau hafal (Singer;1987: 78). 3. Menurut Moh. Surya, guru harus berusaha menciptakan rangsangan yang menarik minat siswa, berupa penampilan menarik, menggunakan berbagai metode dan teknik, serta menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Sesuatu yang diminati akan lebih menarik perhatian; dengan perhatian yang besar siswa akan melakukan pengamatan yang lebih baik; sehingga proses dan hasil pembelajaran lebih berhasil (Surya; 2004: 72) Atas dasar asumsi seperti di atas, maka dapat ditarik simpulan, berupa dugaan sementara atas hipotesis tindakan: bahwa “penggunaan Multimedia Interaktif Macromedia Flash yang menarik dan menyenangkan diduga dapat meningkatkan minat belajar siswa, dan dengan minat yang tinggi dan suasana pembelajaran yang menyenangkan dapat meningkatkan pemahaman siswa agar dapat dengan cepat menerapkannya dalam membaca al-Quran”. (Standar keberhasilan minat dan kemampuan membaca al-Quran) Atas dasar definisi operasional di atas, ditetapkan standar keberhasilan tindakan mengenai minat dan kemampuan membaca sebagai hasil suatu tindakan, sebagai berikut: 1. Keberhasilan meningkatnya minat diukur dengan tiga indikator: a. Perhatian, memperhatikan dengan antusias; b. Curiousity: atau rasa ingin tahu; c. Adanya perasaan senang; merasa puas setelah belajar. 2. Keberhasilan meningkatnya kemampuan membaca ditandai dengan: 12 a. Kelancaran; b. Kafasihan; dan c. Penguasaan tajwid.
  • 14. Untuk lebih memudahkan pemahaman, secara skematik kerangka teori dan logika pemikiran mengenai hubungan antara konsep tindakan dan konsep masalah yang dipecahkan, dapat dilihat pada gambar bagan sebagai berikut: Gambar Bagan: Kerangka Teori Pengaruh Multimedia Interaktif Macromedia Flash Terhadap Peningkatan Minat dan Kemampuan Membaca Siswa kelas VII Minat dan Kemampuan Membaca al-Quran 13 TINDAKAN: Penggunaan Media Macromedia Flash SYNTAX:  Peneliti menyiapkan bahan; (materi dalam bentuk flash, laptop dan proyektor)  Peneliti menata kelas;  Peneliti menyampaikan materi dengan media flash  Siswa dipersilahkan mengulangi materi;  Peneliti dan siswa menerapkan teori pada praktik langsung membaca al-Quran di kelas  Peneliti mengevaluasi KELEBIHAN: Macromedia Flash menarik; menyenangkan; jelas; F. Metode Penelitian MASALAH YANG DIATASI: Siklus I: Minat; Indikator: antusias; curiousity; senang; puas S E T T I N G P R O S E S Siklus II: Membaca; Indikator: Kelancaran; Kefasihan; dan Penguasaan Tajwid HASIL: Setelah Tindakan Pada bagian langkah-langkah atau prosedur penelitian ini akan dibahas sedikitnya mengenai empat hal, yaitu Setting Lokasi penelitian; Skenario Tindakan; Metode Penelitian dan Teknik pengumpulan data; dan Analisis data sebagai hasil Refleksi. Uraian selengkapnya adalah sebagai berikut:
  • 15. 14 1. Setting Lokasi Penelitian: a. Lokasi: Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MTs. Al-Jihad Kecamatan Pangalengan; terletak di Jln. Raya Pangalengan Km. 29 Cibiana Desa Lamajang Pangalengan. b. Kondisi kelas dan jumlah siswa: mengingat jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang termasuk jenis penelitian kualitatif, dengan jenis metode studi kasus maka sampelnya merupakan sampel kasuisitik; yaitu di kelas VII yang terdapat masalah yang dihadapi untuk dipecahkan. Rombel kelas VII sebanyak 25 orang siswa, terdiri atas empat belas orang siswa dan sebelas orang siswi. c. Waktu: Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama empat bulan, mulai dari studi pendahuluan dan literatur sampai penyusunan laporan PTK. Dan pelaksanaan PTK siklus ke-1 dan ke-2 disesuaikan dengan jadwal bidang studi Al-Quran Hadits di kelas tersebut. 2. Skenario Tindakan: Langkah skenario tindakan terdiri atas langkah secara umum, dan langkah khusus tiap siklus dengan uraian sebagai berikut: a. Skenario tindakan secara garis besar: 1) Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan sebanyak dua siklus, dengan alasan karena diperlukan siklus bertahap untuk dua tujuan, yaitu fokus peningkatan minat pada siklus ke-1, dan fokus peningkatan membaca pada siklus ke-2; tentu saja dengan tetap meneliti masalah setting dan ketepatan proses tindakan. 2) Tiap siklus akan mengambil rincian langkah berdasarkan desain model dari Kemmis & Mc. Taggart, yaitu model desain PAOR yang terdiri dari empat langkah pokok: Planning, Acting, Observing, dan Reflecting; Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, Refleksi (Mahmud dan Priatna; 2008: 60). 3) Pada setiap siklus tindakan, penelitian melibatkan kolaborator untuk setiap tahapannya sejak perencanaan sampai analisis data atau refleksi; dalam hal ini dibantu oleh guru bidang studi Al- Quran Hadits di kelas tersebut.
  • 16. b. Skenario tindakan Siklus ke-1: 15 1) Perencanaan: a) Peneliti dan guru bidang studi Al-Quran Hadits merancang dan menyiapkan bahan pembelajaran al-Quran dengan menggunakan Multimedia Interaktif Macromedia Flash. b) Peneliti dan guru bidang studi Al-Quran Hadits menyiapkan instrumen pengumpul data dalam hal ini berupa lembar pengamatan berikut prosedurnya. 2) Tindakan (skenario pembelajaran): a) Kegiatan awal: (1) Guru membuka pelajaran dan memimpin berdo’a; (2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini dan mengaitkannya dengan pelajaran sebelumnya (apersepsi); (3) Pre-test; secara sampling mengenai ilmu tajwid. b) Kegiatan Inti: (1) Peneliti menjelaskan dasar-dasar dan hukum-hukum membaca al-Quran (ilmu tajwid) menggunakan bantuan media flash; (2) Peneliti mempersilahkan tiap siswa untuk mengulangi materi yang disampaikan; (3) Peneliti bersama siswa menerapkan materi (hukum-hukum membaca al-Quran) dalam praktik membaca langsung di kelas. c) Kegiatan Akhir: (1) Peneliti melakukan Post-Test secara sampling; (2) Peneliti menyimpulkan dan memberi masukan untuk perbaikan pembelajaran; (3) Peneliti memberi tugas PR; (4) Peneliti menutup pelajaran dengan memimpin do’a. 3) Pengamatan: Pengamatan dilakukan oleh guru pengamat selama pembelajaran berlangsung dengan mengisi ceklist pada lembar pengamatan.
  • 17. Pengamatan untuk Siklus ke-1 difokuskan pada hasil peningkatan minat, selain mengenai setting dan proses pembelajaran. 16 4) Refleksi: a) Kegiatan refleksi dilakukan langsung setelah pembelajaran selesai, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan antara Pelaku Tindakan (Peneliti) dengan guru bidang studi Al- Quran Hadits sebagai observer; b. Fokus utama refleksi pada Siklus ke-1 adalah minat belajar siswa; selain dari setting dan proses pelaksanaan pembelajaran dengan Multimedia Interaktif Macromedia Flash. Hasil refleksi dari Siklus ke-1 dijadikan bahan perencanaan untuk memperbaiki tindakan pada Siklus ke-2. c. Skenario tindakan Siklus ke-2: Pada penelitian Siklus ke-2, langkah-langkah yang dilakukan persis seperti pada Siklus ke-1, kecuali berbeda pada titik tekan fokus tindakan lebih pada usaha peningkatan kemampuan membaca siswa sebagai penguatan, demikian pula langkah observasi hasilnya ditekankan pada analisis hasil mengenai peningkatan kemampuan membacanya. 3. Teknik Pengumpulan Data (Observasi) a. Pengamat: Petugas pengamatan (observer) adalah guru bidang studi Al-Quran Hadits di kelas tersebut. b. Langkah Pengamatan: 1) Metode yang digunakan adalah Metode Riset Aksi, termasuk jenis penelitian kualitatif, maka data pokok yang dikumpulkan adalah data kualitatif. Data pokok yaitu mengenai 1) setting; 2) proses tindakan; dan 3) hasil tindakan, meliputi minat belajar siswa dan kemampuan membaca siswa. Karena jenis penelitian kualitatif maka Teknik Pengumpul Data (TPD) pokoknya adalah observasi partisipasi. 2) Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung; pengamatan untuk Siklus ke-1 difokuskan pada hasil
  • 18. peningkatan minat, selain mengenai setting dan proses pembelajaran. Pada Siklus ke-2 fokus pengamatan diutamakan pada hasil kemampuan membaca siswa; selain dari setting dan proses. 3) Hasil observasi dicatat sebagai bahan untuk bahan analisis dan 17 refleksi. 4. Analisis Data (Refleksi) a. Langkah Analisis Data (Refleksi): 1) Analisis data pada Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan cara refleksi, yaitu mengkritisi dan mendiskusikan hasil pengamatan antara pelaku tindakan (peneliti) dengan guru bidang studi Al-Quran Hadits di kelas tersebut yang menjadi observer; 2) Sejalan dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, aspek pokok yang dibahas pada kegiatan refleksi adalah mengenai setting, proses aktivitas peneliti dan siswa dalam pembelajaran; dan hasil tindakan, yaitu minat dan kemampuan membaca al- Quran. 3) Fokus utama refleksi pada Siklus ke-1 adalah minat belajar siswa; selain dari setting dan proses pelaksanaan pembelajaran melalui Multimedia Interaktif Macromedia Flash. Hasil refleksi dari Siklus ke-1 dijadikan bahan perencanaan untuk memperbaiki tindakan pada Siklus ke-2. 4) Fokus utama refleksi pada Siklus ke-2 adalah kemampuan membaca al-Quran, dengan asumsi minat siswa sudah meningkat pada Siklus ke-1, dan pengamatan dilakukan terhadap perbaikan kondisi setting dan proses tindakan. 5) Hasil diskusi refleksi menjadi simpulan jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Jika masih ditemukan beberapa catatan kelemahan proses dan hasil, maka direkomendasikan untuk perbaikan pada Penelitian Tindakan Kelas berikutnya.
  • 19. 18 b. Standar Keberhasilan: Ditetapkan standar keberhasilan tindakan mengenai minat dan kemampuan membaca al-Quran sebagai hasil suatu tindakan, sebagai berikut: a. Keberhasilan meningkatkan minat ditandai dengan: 1) Perhatian, memperhatikan dengan antusias; 2) Curiousity: atau rasa ingin tahu; 3) Adanya perasaan senang; merasa puas setelah belajar. b. Keberhasilan meningkatkan kemampuan membaca al-Quran ditandai dengan: 1) Kelancaran; 2) Kafasihan; dan 3) Penguasaan Tajwid.
  • 20. LAMPIRAN 19 1. Jadwal Penelitian: JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS No Materi Kegiatan Waktu Kegiatan Jul Ags Sep Okt 1 Studi pendahuluan dan studi literatur 2 Merancang tim dan pembagian tugas 3 Penyusunan Perencanaan PTK (Proposal) 4 Pelaksanaan PTK Siklus ke-1 5 Refleksi dan analisis hasil PTK siklus ke-1 6 Perencanaan PTK Siklus ke-2 7 Pelaksanaan PTK Siklus ke-2 8 Refleksi dan analisis hasil PTK siklus ke-2 9 Penyusunan laporan PTK 2. Rencana Anggaran Biaya: Rencana Biaya Penelitian Tindakan Kelas diperkirakan berkisar sekitar Rp. 250.000,- dengan rincian sebagai berikut: a. Biaya persiapan dan pembuatan Proposal : Rp. 50.000,- b. Biaya Pelaksanaan PTK Siklus ke 1 : Rp. 50.000,- c. Biaya Pelaksanaan PTK Siklus ke 2 : Rp. 50.000,- d. Biaya pembuatan laporan PTK & penggandaan: Rp. 100.000,- Jumlah total: Rp. 250.000,-
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Hadi, Nur. Membaca Cepat Dan Efektif. Sinar Bari. Bandung: 1978; Mahmud dan Priatna, Tedi. Penelitian Tindakan Kelas; Teori dan Praktik. Tsabita. 20 Bandung: 2008; Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran;Untuk membantu memecahkan problematika belajar dan mengajar. Alfabeta. Bandung: 2006; Singer, Kurt. Membina Hasrat Belajar di Sekolah (Penerjemah: Bergman Sitorus), Remaja Karya. Bandung: 1987; Summa, Muhammad A.. Tafsir Ahkam I. Wacana Ilmu Logos. Jakarta: 1997;Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustak. Jakarta: 2005; Sulistyowati, Sofchah. Cara Belajar Yang Efektif Dan Efisien. Cinta Ilmu. Pekalongan: 2001;Suparjo. Materi Pendidikan Agama Islam IX. Tiga Serangkai. Jakarta: 1996; Surya, Mohamad. Psikologi Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Bani Quraisy. Bandung: 2004. Suryabrata, Sumardi. Psikologi Pendidikan. Rajawali. Jakarta: 1986; Suryana, Yaya & Priatna, Tedi. Metode Penelitian Pendidikan. Azkia Pustaka Utama. Bandung: 2007. Suryana, Yaya. Prosedur dan Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan Kelas; Suatu Model Desain Pendekatan Kualitatif. (Makalah) Suplemen Pelatihan Peningkatan Kualitas Guru PAI Kemenag Tasikmalaya. Tasikmalaya: 2012 Sutikno, Sobri M. Belajar dan Pembelajaran; Upaya Kreatif dalam mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Prospect. Bandung: 2009. Sholeh, Qomari. Ilmu Tajwid Penuntun Baca Alquran Fasih dan Benar. Pesantren Darussalam Ngesong Sengon. Jombang;
  • 22. Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Cet. III. Rineka Cipta. 21 Jakarta: 1995; Usman, Hasani Syaikh. Haq at-Tilawah. Daar al Munaarah Linnatsri wa at Tauzi’. Jeddah;Shodiq, M.. Kamus Istilah Agama. Bonafida Cipta Pratama. Jakarta: 1991; Yunus, Mahmud. Kamus Bahasa Arab Indonesia. Hardika Agung. Jakarta: 1990; Zarkasi, Dachlan Salim. Metode Praktis Belajar Alquran Metode Qira’ati. Al Alawiyah. Semarang: 1978;