1. 44
Berdasarkan tujuan tersebut, maka ada tiga jenis instrumen yang
diperlukan, sebagai berikut :
1. Instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran dikelas
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas
No Dimensi/Aspek Indikator
Nomor butir
pernyataan
Jumlah butir
pernyataan
1 Pra
pembelajaran
(kegiatan awal)
a. Mempersiapkan siswa
untuk belajar serta
memberikan motivasi
b. Melakukan apersepsi yang
dilanjutkan dengan
pemberian materi
1
2
2
2 Kegiatan Inti
Pembelajaran
a. Mempersiapkan gambar
sesuai materi
b. Menempel gambar di papan
tulis
c. Membagi kelompok
d. Menganalisis gambar
e. Melakukan diskusi
kelompok
f. Membacakan hasil diskusi
g. Menjelaskan materi
3
4
5
6
7
8
9
7
3 Kegiatan Akhir a. Menyimpulkan
b. Memberi kesempatan siswa
untuk bertanya
c. Memberikan informasi
materi berikutnya
d. Memberikan motivasi
10
11
12
13
4
4 Penguasaan
Meteri Ajar
a. Menunjukan penguasaan
materi ajar
14
2
2. 45
No Dimensi/Aspek Indikator
Nomor butir
pernyataan
Jumlah butir
pernyataan
b. Mengaitkan materi dengan
realita kehidupan
15
5 Strategi
Pembelajaran
a. Menerapkan pendekatan
pembelajaran
b. Menerapkan model
pembelajaran kooperatif
examlpes non examples
c. Menerapkan metode
pembelajaran diskusi dan
tanya jawab
16
17
18
3
6 Pemanfaatan a. Menggunakan media
pembelajaran
b. Memanfaatkan sumber
belajar
c. Memanfaatkan lingkungan
belajar
19
20
21
3
7 Pembelajaran
yang memicu
a. Menunjukkan ketelitian
b. Menunjukan sikap
kedisiplinan
c. Menumbuhkan sikap
kerjasama
d. Memicu siswa untuk teliti
22
23
24
25
4
8 Penguasaan
Bahasa
a. Menggunakan bahasa lisan
dan tulisan yang jelas
b. Menyampaikan pesan
sesuai dengan informasi
yang didapat
41
27 2
3. 46
No Dimensi/Aspek Indikator
Nomor butir
pernyataan
Jumlah butir
pernyataan
9 Penilaian
Proses dan
Hasil Belajar
a. Memantau kemajuan
belajar selama proses
b. Melakukan penilaian akhir
sesuai dengan tujuan
28
29 2
10 Penutup a. Memberikan kesimpulan
b. Melakukan evaluasi
c. Melaksanakan tindak lanjut
30
31
32 3
Jumlah 32 32
Keterangan: Instrumen penilaian kualitas pembelajaran dengan ujivalidasi
isi dan kisi-kisi tabel 3.2 disesuaikan dengan tindakan reflektif yang
dilaksanakan.
2. Perubahan Perilaku Siswa Yang Nampak
Tabel 3.3 Kisi-kisi Perbaikan Perilaku Siswa Yang Nampak
No. Aspek Indikator Skor
1. Ketelitian - Sangat tidak teliti
- Tidak teliti
- Cukup teliti
- Teliti
- Sangat teliti
1
2
3
4
5
2. Keaktifan - Sangat tidak aktif
- Tidak akif
- Cukup aktif
- Aktif
- Sangat aktif
1
2
3
4
5
3. Kerjasama - Sangat tidak bekerjasama
- Tidak bekerjasama
- Cukup bekerjasama
- Bekerjasama
1
2
3
4
4. 47
- Sangat bekerjasama 5
Keterangan: Lembar observasi dengan uji validasi isi
3. Instrumen Soal Penilaian Hasil Belajar
a. Kisi-kisi Soal Siklus I
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/semester : V/1
Alokasi waktu : 35 menit
Jumlah soal : 12 butir soal
Materi pembelajaran : Waktu
Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Uji Coba Siklus I
Kompetensi
dasar
Indikator Ranah
Nomor Butir
Soal
Jumlah
Butir
Soal
2.2
Melakukan
operasi
hitung satuan
waktu
1. Menghitung
dalam satuan
waktu
C1
C2
2,5,10,18,15,
20
1,7,14,19,
10
2. Menyelesaikan
masalah yang
berkaitan dengan
waktu
C2 3,4,11,8,9,16,
17,13
8
3. Menggambar jam
dalam operasi
hitung satuan
waktu
C3 6,12 2
Jumlah 20
Catatan : Bentuk soal adalah essay
b. Instrumen Penilaian Siklus II
Mata pelajaran : Matematika
5. 48
Kelas/semester : V/1
Alokasi waktu : 30 menit
Jumlah soal : 20 butir soal
Materi pembelajaran : Sudut
Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Uji Coba Siklus II
Kompetensi
Dasar
Indikator Ranah
Nomor
Butir Soal
Jumlah
Butir Soal
2.3
Melakukan
pengukuran
sudut
- Menentukan
besar sudut yang
dibentuk oleh
kedua jarum pada
jam
C2
1,3,4,5,6,8
12,14,15,16,
17,19 12
- Menaksir besar
sudut
C1 2,7,9,10,11, 5
- Mengukr sudut
dengan busur
derajat
C3 13,18,20 3
Jumlah 20
Catatan : Bentuk soal adalah essay
c. Uji Coba Instrumen Penilaian Hasil Belajar
1) Uji Validitas
Jumlah butir soal yang digunakan untuk menguji tes hasil
belajar sebanyak 20 butir soal. Arikunto (2012:93) menyatakan bahwa
ujivaliditas dilakukan dengan menggunakan teknik persamaan
Korelasi Point Biseria dengan kriteria rpbis > rtabel maka dinyatakan
valid, sedangkan jika rpbis < rtabel maka data dinyatakan invalid.
Rumus : rpbis =
Mp−Mt
St
√
p
q
Keterangan:
rpbis : Koefisien korelasi biserial.
6. 49
Mp : Rata-rata skor dari seluruh responden yang menjawab benar
bagi item yang dicari validitasnya.
Mt : Rata-rata skor total
St : Standar Deviasi skor total.
p : Proporsi responden yang menjawab benar
p :
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
q : Proporsi responden yang menjawab salah (q =1-p).
Berdasarkan hasil perbandingan rpbi dengan rtabel untuk
menentukan validitas dari 20 butir soal pada siklus I, ternyata
sebanyak 13 butir soal yang dinyatakan valid dan 7 dari butir soal
dinyatakan tidak valid (Invalid). data butir soal yang dinyatakan valid
dan invalid dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Data Validitas Butir Soal Siklus I
S
e
dangkan hasil perbandingan rpbi dengan rtabel untuk menentukan
validitas dari 20 butir soal pada siklus II, sebanyak 12 butir soal yang
dinyatakan valid dan 8 butir soal dinyatakan tidak valid (Invalid). data
butir soal yang dinyatakan valid dan invalid dapat dilihat pada tabel
3.7
Tabel 3.7 Data Validitas Butir Soal Siklus II
Validitas
Butir Soal
Nomor Soal Jumlah
Valid 2,6,7,8,9,10,11,12,15,16,18,19,20 13
Invalid 1,3,4,5,13,14,17, 7
Jumlah 20
7. 50
Validitas
Butir Soal
Nomor Soal Jumlah
Valid 1,2,4,6,7,9,10,12,13,14,15,16 12
Invalid 3,5,8,11,17,18,19,20 8
Jumlah 20
Soal yang valid digunakan untuk menguji hasil belajar
Matematika di kelas V Sekolah Dasar Negeri Sukakersa.
2) Uji Reliabilitas
Semua butir soal yang dinyatakan valid, kemudian diuji
reliabilitasnya mengunakan pendekatan Single test – Single Trial
dengan menggunakan rumus Kuder – Richardson (KR20) seperti yang
dinyatakan Arikunto (2012:115) di bawah ini
Rumus : KR20 = r11 =
𝑛
(𝑛−1)
{
𝑆2
−Σ𝑝𝑞
𝑆2 }
Keterangan:
KR20 = r11 : Koefisien Reliabilitas tes keseluruhan
∑pq : Jumlah hasil perkalian p dengan q
N : Banyaknya item
S2 : Varians (varians skor total)
Tabel 3.8 Indeks Kriteria Reliabilitas
Indeks Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
0,70 – 0,79 Tinggi
0,60 – 0,69 Sedang
8. 51
< 0,6 Rendah
(Arifin,2011:413)
Siklus I
r11 =
39
(39−1)
{
11,38−2,82
11,38
} =
39
38
{
8,56
11,38
}=
39
38
X 0,75 = 0,77
Siklus II
r11 =
39
(39−1)
{
7,55−2,60
7,55
} =
39
38
{7,55}=
39
38
X 0,65 = 0,67
Dari hasil perhitungan, reliabilitas dari siklus I diperoleh adalah
sebesar 0,77 dan hasil perhitungan reliabilitas dari siklus II diperoleh
sebesar 0,67. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa instrumen hasil belajar Matematika pada siklus I
tinggi dan siklus II sedang.
3) Perhitungan Koefisien Tingkat Kesukaran Butir Soal
Perhitungan koefisien tingkat kesukaran butir soal yang akan
digunakan untuk menguji hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika dihitung taraf kesukaran dengan menggunakan rumus
yang dinyatakan Arikunto (2012:223) di bawah ini
Rumus : p =
𝐵
𝐽𝑆
Keterangan:
P : Indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk mengetahui butir atau item suatu soal tersebut adalah
mudah, sedang, sukar, di bawah ini diberikan klasifikasi dari indeks
taraf kesukaran yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.9 Klasifikasi Indeks Tingkat Kesukaran Butir Soal
No Interval Nilai (P) Tingkat Kesukaran
9. 52
1 0,00 – 0,30 Sukar
2 0,31 – 0,70 Sedang
3 0,71 – 1,00 Mudah
(Arikunto, 2012:225)
Dari hasil uji coba intrumen diketahui pada siklus I tingkat
kesukaran butir soal yaitu, 1 soal dinyatakan mudah dengan nomor
butir soal 10, kemudian 8 soal dinyatakan sedang dengan nomor soal
2,6,8,9,11,12,16,18 dan 4 soal dinyatakan sukar dengan nomor soal
7,15,19,20. Sedangkan pada siklus II, tingkat kesukaran butir soal
yaitu, 2 soal dinyatakan mudah dengan nomor butir soal 10 dan 13,
kemudian 7 soal dinyatakan sedang dengan nomor soal
1,2,6,7,9,15,16, dan 3 soal dinyatakan sukar dengan nomor soal
4,12,14.
Analisa data hasil berbasis penelitian tindakan kelas dengan statistik
deskriptif yaitu analisis data sederhana melalui tahapan sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil
penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas, observasi perubahan perilaku
siswa, tes, dan diskusi.
2. Reduksi Data
Dalam tahap ini, peneliti memilah dan memilih data yang relevan dan tidak
relevan.
3. Pemaparan Data
Dalam tahap ini, peneliti memaparan/menyajikan data-data yang terseleksi
dalam bentuk (urutan jenis data):
a. Data hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas
10. 53
1) Tabulasi dan menghitung rata-rata serta persentase
2) Analisis dan interprestasi data
b. Data hasil observasi perubahan perilaku siswa
Analisis data perubahan perilaku siswa dengan cara :
1) Tabulasi, menghitung rata-rata dan persentase data kelompok, serta
menggambarkan diagram histogram dengan komposisi semua
kelompok.
2) Menyusun TDF (n-1) dengan menggunakan aturan sturgees melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Menentukan nilai rentang (range)
Nilai rentang diperoleh dengan cara nilai data terbesar dikurangi
nilai terkecil.
Rentang (R) = nilai data terbesar-nilai data terkecil
b) Menentukan banyak kelas
Banyak kelas (k) dengan menggunakan rumus :
Banyak kelas (k) = 1 + 3,3 log n, dimana n = jumlah siswa
c) Menentukan panjang kelas (p)
Menentukan panjang kelas dengan menggunakan rumus :
P =
𝑅
𝐾
d) Menyusun tabel distributif frekuensi (TDF) terdiri atas kolom
interval nilai, titik tengah, fabsolut dan frelatif.
e) Menggambarkan:
1) Diagram histogram dan bila perlu polygon
2) Diagram lingkaran (Pie Chart) (frelatif )
c. Data hasil tes (Penilaian Hasil Belajar)
Teknik penghitungan dat hasil tes prinsipnya sama dengan analisis data
perubahan perilaku siswa, karena n >1, yaitu :
1) Mengtabulasi nilai hasil belajar
2) Menghitung rata-rata dan persentase
3) Membuatkan tabel ketuntasan hasil belajar dan diagram ketuntasan
hasil belajar siswa
11. 54
4) Melakukan analisis butir soal untuk mengetahui tingkat kesukaran
soal
5) Untuk analisis butir soal, menggunakan indeks tingkat kesukaran butir
soal.
6) Menyusun tabel distribusi frekuensi (TDF) sesuai dengan aturan
Sturgess
7) Membuat diagram histogram dan lingkaran (Piechart).
4. Analisis data dan interpretasi data
Untuk menganalisi dan menginterpretasikan data dapat
menggunakan tabel konversi yaitu, kualitatif dapat dikonversi menjadi data
kuantitatif atau sebaliknya.
Tabel 3.10 Konversi Nilai Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran
Interval Nilai Kategori Kualifikasi
81-100 A Sangat berkualitas
61-80 B Berkualitas
41-60 C Cukup berkualitas
21-40 D Kurang berkualitas
0-20 E Sangat kurang berkualitas
Tabel 3.11 Konversi Nilai Hasil Observasi Perilaku Siswa
Interval Nilai Kategori Kualiikasi
81-100 A Sangat Baik
61-80 B Baik
41-60 C Cukup Baik
21-40 D kurang Baik
0-20 E Sangat kurang baik
Sedangkan untuk melihat interpretasi data nilai hasil belajar siswa
dapatdilihat pada tabel konversi 3.10 di bawah ini
Tabel 3.12 Konversi nilai hasil belajar siswa
Interval Nilai Kategori Kualifikasi
12. 55
81-100 A Sangat Baik
61-80 B Baik
41-60 C Cukup Baik
21-40 D kurang Baik
0-20 E Sangat kurang baik
Adapun indikator yang diharapkan dengan adanya perbaikan
pembelajaran pada mata pelajaran Matematika kelas V Sekolah Dasar Negeri
Sukakersa Kecamatan Parakansalak Kabupaten Sukabumi dengan
menerapakan model pembelajaran kooperatif examples non examples, maka
indikator keberhasialan individu adalah siswa mencapai nilai KKM=70.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat diterapkan sebagai
berikut:
1. Indikator keberhasilan kualitas proses pembelajaran minimal kategori
berkualitas yaitu dengan nilai minimal 61.
2. Indikator perubahan perilaku siswa secara klasikal minimal 75% dengan
kategori baik.
3. Indikator keberhasilan hasil belajar yaitu individu dikatakan tuntas minimal
mencapai KKM = 70 dan secara klasikal minimal 75% dari jumlah siswa
mencapapai
14. 57
Pada diagram histogram di atas, dapat diketahui bahwa
ketuntasan tes awal pada mata pelajaran Matematika sebanyak 11 siswa
yang mencapai nilai KKM=70 dan 15 siswa yang belum mencapai
ketuntasan. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel distribusi
frekuensi dengan menggunakan aturan perhitungan Sturgess, sebagai
berikut :
a) Range (R) = nilai tertinggi – nilai terendah = 77 – 15 = 62
b) Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 (log 26) = 1 + 3,3 (1,414) = 1 + 4,666 =
5,666 dibulatkan jadi 6
c) Panjang kelas (P) = R : K = 62 : 6 = 10,3 dibulatkan menjadi 10
Tabel 4.6 Tabel Distribusi Frekuensi Data Hasil Tes Awal Siswa
No Interval Nilai fabsolut Batas Kelas Titik Tengah frelatif (%)
1 12 – 22 1 11,5 - 22,5 16,75 3,84
2 23 – 33 3 22.5 - 33,5 27,75 11,54
3 34 – 44 3 33,5 - 44,5 38,75 11,54
4 45 – 55 5 44,5 - 55,5 49.75 19,23
5 56 – 66 1 55,5 - 66,5 60,75 3,84
6 67 – 77 13 66,5 - 77,5 71,75 50
Jumlah 26 Jumlah 100
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 26 siswa yang
berada pada interval nilai 12-22 sebanyak 1 siswa (3,84%), interval 23-
33 sebanyak 3 siswa (11,54%), interval 34-44 sebanyak 3 siswa
(11,54%), interval 45-55 sebanyak 5 siswa (19,23%), interval 56-66
sebanyak 1 siswa (3,84) dan interval 67-77 sebanyak 13 siswa (50).
Maka dapat diketahui ketuntasan hasil tes awal yang sudah mencapai
KKM = 70 sebanyak 11 siswa atau 42,30%, sedangkan yang belum
mencapai KKM sebanyak 15 siswa atau 57,69%. Distribusi frekuensi
hasil tes awal dapat diperjelas melalui diagram histogram berikut ini:
15. 58
Gambar 4.2 Grafik Data Frekuensi Hasil Tes Awal
Gambar di atas menunjukkan bahwa distribusi tertinggi berada
pada interval nilai 67-77 yaitu sebanyak 13 siswa (50%) dan distribusi
terendah berada pada interval nilai 12-22 dan 56-66 yaitu 1 siswa
(3,84%). Ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa belum mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran matematika yaitu 70.
a. Data Hasil Penelitian Siklus I
Pelaksanaan penelitian siklus I dilakukan pada hari selasa 25
Agustus 2015 dengan materi yang disampaikan yaitu tentang waktu.
Adapun data yang didapat dari pelaksanaan Siklus I, yaitu sebagai
berikut:
1) Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Dari hasil pengamatan yang dilakukan penliti terhadap
pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada siklus I. Data hasil
penilaian pelaksanaan pembelajaran tersebut diperoleh data sebagai
berikut:
Tabel 4.8 Hasil Penilaian Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus I
Kolabolator Nilai Akhir Interpretasi
Peneliti 75,00 Berkualitas
Teman Sejawat 75,50 Berkualitas
Jumlah 150,5 -
1
3 3
5
1
13
0
5
10
15
11.5 22.5 33.5 44.5 55.5 66.5
16. 59
Rata-rata 75,25 Berkualitas
Tabel 4.8 menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I memperoleh nilai dengan rata-rata 75,25 dengan
interpretasi berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian
Peneliti yang memberikan nilai 75 dengan kualifikasi berkualitas
dan teman sejawat memberikan nilai 75,5 dengan kualifikasi
berkualitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik sebagai
berikut:
Gambar 4.3 Grafik Hasil Penilaian Kualitas Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus I
2) Data hasil observasi perilaku siswa yang nampak pada siklus I
Penilaian perubahan perilaku siswa pada saat pembelajaran
merupakan hal yang diamati oleh observer ketika proses
pembelajaran berlangsung. Hasil perubahan perilaku siswa kelas V
Sekolah Dasar Negeri Sukakersa pada saat pembelajaran
Matematika siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.9 Hasil Perilaku Siswa Siklus I
74.7
74.8
74.9
75
75.1
75.2
75.3
75.4
75.5
Peneliti Teman
Sejawat
Kelompok
Kolabolator
Sub
Total
Rata-rata
Interpretasi
Peneliti
Teman
Sejawat
1 68 71 139 69,50 Baik
2 61 65 126 63,00 Baik
17. 60
B
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa rata-rata dari seluruh
kelompok dalam perubahan perilaku mendapatkan nilai 64 dengan
interpretasi Baik. Kelompok 1 mendapatkan perolehan nilai rata-rata 69,5
dengan interpretasi baik, kelompok 2 dengan nilai rata-rata 63
berinterpretasi baik, kelompok 3 dengan nilai rata-rata 66,5 berinterpretasi
baik, kelompok 4 dengan nilai rata-rata 58,5 berinterpretasi cukup baik,
kelompok 5 dengan nilai rata-rata 68,5 berinterpretasi baik, kelompok 6
dengan nilai rata-rata 59 berinterpretasi cukup baik, Untuk lebih jelas
mengenai perubahan perilaku siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Sukakersa pada saat proses pembelajaran matematika siklus I dapat dilihat
pada diagram histogram di bawah ini:
Gambar 4.4 Grafik Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus I
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa kelompok 1
memperoleh nilai perubahan perilaku tertinggi dengan nilai rata-rata 69,5
ini menunjukan perubahan perilaku siswa pada kelompok 1 termasuk
kualifikasi baik. Sedangkan perubahan perilaku dengan nilai terendah
68
61 63
42
65
53
0
20
40
60
80
1 2 3 4 5 6
Peneliti Teman Sejawat
3 63 70 133 66,50 Baik
4 42 75 117 58,50 Cukup Baik
5 65 72 137 68,50 Baik
6 53 65 118 59,00 Cukup Baik
Jumlah 353 418 770 385,00
Rata-rata 59 70 128 64 Baik
18. 61
terdapat pada kelompok 4 dengan nilai rata-rata 58,5. Perubahan perilaku
siswa pada kelompok 3 tergolong cukup baik. Walaupun demikian
diperlukan perbaikan dalam proses pembelajaran berikutnya agar siswa
lebih berperan aktif dalam pembelajaran dan perubahan perilaku siswa
semakin baik.
Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan pada tabel distribusi
frekuensi dengan menggunakan aturan perhitungan Sturgess,
sebagai berikut :
a) Range (R) = nilai tertinggi – nilai terendah = 85 – 38 = 47
b) Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 (log 26) = 1 + 3,3 (1,414) = 1 +
4,666 = 5,666 = 6
c) Panjang kelas (P) = R : K = 62 : 6 = 10,33 = 11
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I
No
Interval
Nilai
Titik
Tengah
Batas Kelas
fabsolut frelatif (%)
1 32 – 40 35,75 31,5 - 40,5 1 3,84
2 41 – 49 44,75 40,5 - 49,5 5 19,23
3 50 – 58 53,75 49,5 - 58,5 2 7,69
4 59 – 67 62,75 58,5 - 67,5 - -
5 68 – 76 71,75 67,5 - 76,5 2 7,69
6 77 – 85 80,75 76,5 - 85,5 16 61,53
Jumlah 26 100
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa distribusi
nilai hasil belajar siswa yang paling sedikit pada interval 32-40
sebanyak 1 orang siswa atau 3,84 dan yang paling banyak pada
interval 77-85 sebanyak 16 orang siswa atau 61,53. Ini menunjukan
ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai kriteria
keberhasilan penelitian minimal 75%. Oleh karena itu, harus
dilanjutkan pada perbaikan pembelajaran siklus II.
19. 62
Untuk lebih jelasnya, frekuensi hasil belajar siswa pada
siklus I di atas dapat diperjelas melalui berikut ini:
Gambar 4.6 Grafik Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Berdasarkan gambar di atas, dapat diketahui bahwa distribusi tertinggi berada
pada pada interval 77-85 sebanyak 16 orang siswa atau 61,53 dan distribusi
terendah berada pada interval 32-40 sebanyak 1 orang siswa atau 3,84. Ini
menunjukan bahwa hampir sebagian siswa belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) mata pelajaran matematika yaitu 70.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kolabolator
terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus II diperoleh data hasil
penilaian pelaksanaan pembelajaran siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.14 Hasil Penilaian Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Kolabolator Nilai Akhir Interpretasi
Peneliti 78,75 Berkualitas
Teman Sejawat 81,25 Sangat Berkualitas
Jumlah 160 -
Rata-rata 80 Berkualitas
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa kualitas pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan. Dapat dilihat
Peneliti memberikan nilai 78,75 dengan interpretasi berkualitas dan
Teman Sejawat memberikan nilai 81,25 dengan interpretasi sangat
berkualitas sehingga diperoleh nilai rata-rata 80 dengan interpretasi
berkualitas. Hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran siklus II dapat
dilihat lebih jelas pada grafik di bawah ini:
0
5
10
15
20
31.5 40.5 49.5 58.5 67.5 76.5
1
5
2 2
16
20. 63
Gambar 4.7 Diagram Histogram Hasil Penilaian Kualitas Pelaksanaan
Pembelajaran Siklus II
a. Data Hasil Observasi Perilaku Siswa Pada Siklus II
Hasil perubahan perilaku siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Sukakersa saat pembelajaran Matematika pada siklus II dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.14 Hasil Perilaku Siswa Siklus II
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa hasil observasi
perubahan perilaku siswa pada siklus II menunjukan bahwa kelompok 1
mendapatkan perolehan nilai rata-rata 80,5, kelompok 2 memperoleh
nilai rata-rata 79,5, kelompok 3 dengan nilai rata-rata 82, kelompok 4
dengan nilai rata-rata 87, kelompok 5 dengan nilai rata-rata 85, dan
kelompok 6 dengan nilai rata-rata 77. Secara keseluruhan rata-rata
78.75 81.25
0
20
40
60
80
100
Peneliti Teman Sejawat
Kelompok
Kolabolator
Sub
Total
Rata-
rata
Interpretasi
Peneliti
Teman
Sejawat
1 81 80 161 80,50 Sangat Baik
2 80 79 159 79,50 Baik
3 79 85 164 82,00 Sangat Baik
4 84 90 174 87,00 Sangat Baik
5 88 83 171 85,50 Sangat Baik
6 82 72 154 77,00 Baik
Jumlah 495 489 983 491,50
Rata-rata 82 81 164 81,92 Sangat Baik
21. 64
penilaian perubahan perilaku siswa pada siklus II yaitu 81,92 dengan
interpretasi sangat baik. Untuk memperjelas hasil observasi perubahan
perilaku siswa pada saat proses pembelajaran matematika siklus II dapat
dilihat pada diagram histogram di bawah ini:
Gambar 4.8 Grafik Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus II
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa penilaian
perubahan perilaku tertinggi diberikan kepada kelompok 4 dengan nilai
rata-rata 87 berinterpretasi sangat baik yang diperoleh dari Peneliti yang
memberikan nilai 84 dan Teman Sejawat yang memberikan nilai 90.
Untuk memperjelas mengenai hasil belajar siswa pada siklus II
akan dipaparkan pada tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan
aturan perhitungan Sturgess, sebagai berikut :
1) Range (R) = nilai tertinggi – nilai terendah = 83 – 50 = 33
2) Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 (log 26) = 1 + 3,3 (1,414) = 1 + 4,666 =
5,666 = 6
3) Panjang kelas (P) = R : K = 33 : 6 = 5,5 = 5
Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Data Hasil Hasil Belajar Siswa Siklus II
No.
Interval
Nilai
Titik
Tengah
Batas Kelas
fabsolut frelatif (%)
1 48 – 53 50,5 47,5 - 53,5 2 7,69
2 54 – 59 56,5 53,5 - 59,5 2 7,69
3 60 – 65 62,5 59,5 - 65,5 - -
4 66 – 71 68,5 65,5 - 71,5 2 7,69
5 72 – 77 74.5 71,5 - 77,5 11 42,30
6 78 – 83 80,5 77,5 - 83,5 9 34,61
0
20
40
60
80
100
1 2 3 4 5 6
22. 65
Jumlah 26 100
Tabel di atas menunjukan bahwa dari 26 siswa kelas V terdapat
20 siswa yang berada pada interval nilai di atas KKM dengan distribusi
nilai pada interval 72-77 dan interval 78-83. Kemudian sebanyak 2 siswa
pada interval nilai 48-53, 54-59, dan 66-71. Sedangkan siswa yang belum
tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 6 siswa. Distribusi frekuensi
hasil belajar siswa pada siklus II tersebut dapat diperjelas melalui
diagram histogram berikut ini:
Gambar 4.11 Histogram Data Frekuensi Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa distribusi
tertinggi berada pada interval nilai 72-77 yaitu sebanyak 11 siswa dan
distribusi terendah berada pada interval nilai 48-53, 54-59, dan 66-71
yaitu 2 siswa. Selanjutnya untuk mengetahui persentase data hasil belajar
siswa pada siklus II dapat dilihat pada gambar diagram lingkaran
(piechart) sebagai berikut:
2 2
0
2
11
9
0
4
8
12
47.5 53.5 59.5 65.5 71.5 77.5
23. 66
Gambar 4.12 Diagram Lingkaran (Piechart) Distribusi Frekuensi Hasil
Belajar Siklus II
Gambar di atas menunjukan bahwa distribusi nilai persentase terbesar berada pada
interval nilai 72-77 yaitu 42,30%. Sedangkan distribusi nilai terendah berada pada
interval nilai 48-53, 54-59, dan 66-71 yaiu dengan persentase 7,69%.
a. Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran siklus I tentang
penjumlahan tentang waktu diperoleh hasil penilaian pelaksanaan
pembelajaran dengan nilai rata-rata 75,25 termasuk dalam kualifikasi
berkualitas. Hasil tersebut dipengaruhi oleh beberapa kegiatan
pembelajaran yang belum terlaksana dengan baik, seperti dalam
penerapan model pembelajarannya kurang optimal, kurang mengaitkan
materi pembelajaran dengan realita kehidupan.
b. Perubahan Perilaku Siswa Yang Nampak
Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Examples Non
Examples pada materi tentang waktu menggunakan media gambar dalam
penyampaiannya yang membuat pembelajaran matematika menarik bagi
siswa. Namun bila diihat dari hasil observasi pada siklus ini diperoleh
nilai 64, masih belum maksimal. Hal itu dikarenakan pada saat
pembelajaran peneliti masih kurang dalam pengkondisian kelas yang
7,69% 7,69%
7,69%
42,30%
34,61%
48 – 53
54 – 59
60 – 65
66 – 71
72 – 77
78 – 83
24. 67
kondusif sehingga kurang menumbuhkan keaktifan pada siswa dan juga
kurangnya motivasi yang diberikan kepada siswa pada saat pembelajaran
berlangsung. Maka dari itu, penelitian perlu dilanjutkan pada siklus
berikutnya, yaitu siklus II dengan memfokuskan perbaikan yang perlu
dilakukan pada perilaku siswa agar hasilnya lebih meningkat.