SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  42
BAB IX

MATRIKS DAN DETERMINAN
9.1 Matriks

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering membuat hubunga
antar dua atau beberapa besaran, seperti mata kuliah yang
diikuti oleh mahasiswa pada suatu program studi tertentu
atau nilai hasil semester mahasiswa seperti yang ditunjukk
pada contoh berikut.

Tek.

Sist.
Tek.

Mtk.

Str.

Pemrogr.

Basis

Diskrit
45

Data
35

(P)
30

Dt.
40

40
42

42
31

29
22

29
37
Dari bentuknya, matriks dapat didefinisikan sebagai susunan
elemen-elemen sedemikian rupa sehingga membentuk baris
kolom. Elemen-elemen tersebut diletakkan diantara dua bua
kurung siku.
Bentuk matriks dapat ditunjukkan sebagai berikut.
Misal terdapat matriks A yang terdiri dari m baris
dan n kolom,
maka bentuk matriks tersebut
adalah,
Ukuran suatu matriks ditunjukkan oleh jumlah
baris m
dan kolom n.
Pada matriks diatas ukuran matriks A adalah m x
n.
Masing-masing elemen pada matriks disebut entri.
Entri aij adalah elemen matriks yang berada pada
baris ke i
Umumnya ke j.
dan kolom suatu matriks ditunjukkan dengan
huruf kapital yang dicetak tebal.

Selain cara penulisan diatas,
ditulis sebagai A = [a ij ].

matriks dapat juga

Jika m sama dengan n , maka matriks disebut
matriks bujur
sangkar dan entri-entri aij dengan i sama dengan j
disebut
diagonal matriks.
9.2 Matriks Bentuk Khusus

Jika kita identifikasi masing-masing entri dari suatu matrik
maka terdapat beberapa matriks yang dapat dikategorikan
sebagai matriks berbentuk khusus yaitu,
9.2.1 Vektor Kolom

Vektor kolom adalah matriks yang mempunyai m baris
dan satu kolom.
Berikut adalah contoh matriks 4 x 1
(4 baris dan 1 kolom).
40
32
25

12
9.2.2 Vektor Baris

Vektor baris adalah matriks yang mempunyai satu baris
dan n kolom. Contoh matriks 1 x 4 atau 1 baris dan 4 kolo
adalah

[4 2 5 1]

9.2.3 Matriks Persegi
Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai jumlah
baris dan kolom yang sama. Berikut diberikan contoh
matriks persegi yang berukuran 5 x 5 (5 baris dan 5 kolom
.2.4 Matriks Segitiga

Matriks segitiga dapat dikelompokkan menjadi dua bagian,
yaitu matriks segitiga atas dan segitiga bawah.
Jika seluruh entri yang berada diatas diagonal
matriks mempunyai nilai 0 dan setidak-tidaknya
ada satu entri yang berada dibawah diagonal ≠
0, maka matriks tersebut adalah matriks segitiga
bawah atau untuk setiap i<j, a ij = 0.

Sedangkan matriks yang mempunyai entri dibawah diagona
dan setidak-tidaknya ada satu entri yang berada diatas
diagonal ≠ 0, maka matriks tersebut adalah matriks segitig
atas atau untuk setiap i> j, a ij = 0
9.2.5 Matriks Diagonal

Jika seluruh entri diatas dan dibawah diagonal sama denga
dan setidak-tidaknya ada satu entri pada diagonal ≠ 0,
maka matriks tersebut adalah matriks diagonal atau untuk
etiap i ≠ j, a ij =0.
9.2.6 Matriks Skalar

Matriks skalar adalah matriks yang mempunyai nilai entri
yang sama pada diagonal. Jika matriks diagonal adalah
matriks D, maka d 11 = d 22 = d.. ..= d nn

9.2.7 Matriks Identitas

Matriks identitas adalah matriks yang mempunyai entri-e
baik diatas maupun dibawah diagonal sama dengan nol d
entri pada diagonal sama dengan 1.
9.2.8 Matriks 0
Matriks 0 adalah matriks yang seluruh entrinya sama deng

.2.9 Matriks Transpose
Contoh 9.1
Jika A =

, maka A T =

.10 Matriks Simetri dan Skew-Simetri

Jika sebuah matriks sama dengan transposenya (A = A T )
maka matriks tersebut adalah matriks simetri.
Contoh 9.2
Jika A =

, maka A T =
arena A = A T , maka A adalah matriks simetri.
edangkan matriks skew- simetri adalah matriks yang
memenuhi –A = A T .
Contoh 9.3
Misal A =

,maka A T
=

,

–A =

Karena –A = A T , maka A adalah matriks skew-simetri .
3 Operasi Aritmatika pada Matriks

Operasi aritmatika pada matriks terdiri dari penjumlahan,
erkalian skalar dengan matriks, perkalian matriks dengan
matriks serta kombinasi linier beberapa matriks.
9.3.1 Penjumlahan
Misal terdapat matriks A = [a ij ] dan B = [b ij ] yang
masing-masing berukuran m x n.
Jumlah A dan B, ditulis A+B, adalah C = [c ij ], dengan
[c ij ] = [a ij ] + [b ij ].
Perlu diingat, bahwa dua buah matriks hanya dapat
dijumlahkan jika mempunyai orde yang sama.
Contoh 9.4

Misal A =

B=
Maka A + B = C

3.2 Perkalian Skalar dengan Matriks

Jika terdapat sebuah skalar c dan matriks A = [aij], maka
perkalian antara skalar c dengan matriks A adalah cA = [c.a
atau dapat ditulis dalam bentuk:
cA = c
Contoh 9.5
Jika A =

maka 3A =

3.3 Perkalian Matriks dengan Matriks

Perkalian dua buah matriks hanya dapat dilakukan jika jum
kolom matriks pertama dan jumlah baris matriks kedua sam
Misal matriks A = [aij] berukuran m x n dan
matriks B = [bij]
berukuran n x p, maka perkalian antara matriks A
matriks B,
Nilai dari c ij adalah,
Contoh 9.6

Diketah
A=
ui

B=

ika terdapat matriks C = A.B, maka
C=
3.4 Kombinasi linier matriks

Jika A 1 , A 2 , … , A p adalah matriks yang mempunyai ukuran
Sama, dan k 1 , k 2 , … , k p adalah skalar, maka
k 1 A 1 + k 2 A 2 + … + k p A p disebut kombinasi linier dari
A 1, A 2, … , A p
Contoh 9.7
Jika ,
A1 =

A2 =

tentukan A 1 + 3A 2 – 2A 3
Penyelesaian

A3 =
A 1 + 3A 2 –2A 3

3.5 Sifat-sifat Operasi Matriks

Jika a dan b adalah skalar dan A, B, dan C adalah matriks,
maka berlaku:
A+B=B+A
) A + (B + C) = (A + B) + C

) A(BC) = (AB)C
) A(B ± C) = AB ± AC
(B ± C)A = BA ± CA
vi) a(B ± C) = aB ± aC
ii) (a ± b)C = aC ± bC
ii) (ab)C = a(bC)

ix)
x)
xi)
xii)
iii)

a(BC) = (aB)C = B(aC)
(A T ) T = A
(A + B) T = A T ± B T
(cA)T =cA T
(AB)T = B T A T

hukum komutatif penjumlaha
hukum asosiatif penjumlahan
hukum asosiatif perkalian
hukum distributif kiri
huklum distributif kanan
9.4 Matriks yang Diperluas ( Augmented
matrix )
Matriks yang diperluas adalah matriks yang berhubungan
dengan penyajian sebuah sistem persamaan linier.
Misal terdapat sistem persamaan linier,

Dari sistem persamaan linier tersebut, dapat disajikan
matriks koeffisien,
5 Matriks dalam bentuk Eselon Baris
atu matriks dikatakan mempunyai bentuk eselon baris jika
emenuhi:
) Setiap baris yang keseluruhan elemennya nol diletakkan
pada bagian bawah matriks
) Elemen pertama dari setiap baris yang bukan nol
(disebut leading coefficient atau pivot ) harus terletak
disebelah kanan leading coefficient pada baris sebelumny
Contoh 9.8
Matriks dalam bentuk eselon baris

ontoh 9.9
atriks berikut tidak/belum dalam bentuk eselon baris

Matriks segitiga atas adalah matriks yang termasuk yang
mempunyai bentuk eselon baris.
9.6 Matriks dalam bentuk Eselon Baris
Tereduksi
Suatu matriks dikatakan mempunyai bentuk eselon baris
tereduksi jika:
i) Matriks tersebut sudah dalam bentuk eselon baris
ii) Elemen leading coefficient harus mempunyai nilai 1
(selanjutnya disebut leading 1 ) dan satu-satunya eleme
matriks yang bukan 0 pada kolom yang bersangkutan.
Perlu diketahui bahwa matriks satuan adalah bentuk khusu
dari matriks eselon baris tereduksi
Contoh 9.10

Suatu matriks yang belum dalam bentuk eselon
baris dapat
ditransformasikan kedalam bentuk matriks eselon
tereduksi
7 Operasi Baris Elementer

perasi yang dapat dilakukan terhadap baris dan kolom suatu
atriks adalah:
) Perkalian sembarang baris dengan skalar
) Penukaran posisi suatu baris dengan baris tertentu
) Penjumlahan antara i) dan ii).
etiga operasi diatas disebut Operasi Baris Elementer (OBE)
ontoh penggunaan notasi yang digunakan pada operasi baris
an kolom:
) R 3 → 2R 3 artinya baris ketiga matriks diganti dengan 2 kal
baris ke tiga
) R 1 ↔ R 2 artinya baris pertama dan kedua saling dipertuka
) R 2 → R 2 + 3R 3 artinya baris kedua diganti dengan baris ke
ditambah dengan tiga kali baris ketiga
Contoh 9.11

kukan OBE terhadap matriks berikut, sehingga menjadi matr
elon baris tereduksi.
Penyelesian

Elemen
pivot
2
1
–1
5 3
4

7

4

Elemen
dieliminasi

5
Langkah pertama

ah elemen pivot menjadi 1 dengan cara mengalikan baris
rtama dengan 1/2.
½ R1

–5R 1 +R 2

2R2

–4R 1 +R 3
9.8 Determinan

eterminan adalah besaran atau nilai yang berhubungan
engan matriks persegi. Jika determinan suatu matriks
ersegi tidak sama dengan nol maka matriks persegi
ersebut mempunyai balikan ( inverse ).

ebaliknya, jika determinan suatu matriks persegi tidak sam
engan nol, maka matriks tersebut tidak mempunyai balikan
Jika terdapat matriks
dari matriks A adalah

, maka determina

Contoh 9.12

Tentukan determinan dari
Penyelesaian

9.8.1 Sifat-sifat determinan
i) Setiap matriks dan transposenya mempunyai determin
yang sama atau det A = det A T
) Jika terdapat matriks A dan matriks B, maka berlaku
det(AB)=det (A) det (B)
iii) Determinan dari matriks segitiga adalah
perkalian
dari diagonalnya

a matriks B adalah matriks yang didapat dari
empertukarkan dua buah baris matriks A, maka
determinan matriks B berlawanan dengan determinan
matriks A
ka matriks
a)

dan c adalah konstanta, ma

b)

ka seluruh elemen dari salah satu baris suatu matriks sama
engan nol, maka determinan matriks tersebut sama dengan
nol.
Misal A = [a ij ] adalah matriks nxn, dan misalkan
M adalah
9.8.2 Kofaktor
matriks (n-1)x(n-1) yang diperoleh dari A
dengan
menghapus baris ke i dan kolomn ke j pada
matriks A.
Determinan dari M disebut minor dari a ij
(selanjutnya
ditulis M ij ).
Sedangkan c ij adalah kofaktor a ij dan
didefinisikan sebagai,
Contoh 9.9
Diketahui

Tentukan minor dan kofaktor dari a 11 dan a 13
Penyelesaian
8.3 Determinan dari matriks n x n
Secara umum untuk menghitung determinan dari matriks
orde n x n adalah sebagai berikut.
Jika A adalah matriks persegi n x n, maka determinan dari
matriks A adalah
Contoh 9.10

Tentukan determinan dari

enyelesaian
Karena A adaah matriks 3 x 3, maka nilai i diambil antara
, 2, atau 3. Kita tentukan i=1

Dari rumus 9.4a didapat, det A =
= –8
det A =(–4)(2)+(1)(9)+(5)(–6) + 9 – 30 = –29
Kerjakan ulang contoh 9.10 dengan
menggunakan rumus 9.4b dengan nilai j = 2.

Selain menggunakan rumus 9.4, menentukan determinan
matriks orde 3 dapat juga menggunakan cara Sarrus.
Jika terdapat matriks
Maka det A =

–( ) –( ) –
( )
+( ) +( ) +
( )

A = a 11 a 22 a 33 + a 12 a 23 a 34 +
a 13 a 21 a 32
– a 31 a 22 a 13 – a 32 a 23 a 11 – a 33 a 21 a 12
9.9 Adjoin Matriks

Jika terdapat matriks A = [aij], maka

Contoh 9.11

Penyelesaian

, tentukan adjoin A
0 Balikan Matriks ( Inverse of a Matrix )
Jika matriks A = [a ij ] adalah matriks persegi n x n, maka
balikan ( inverse ) dari A dilambangkan dengan A -1 merupa
matriks n x n sehingga memenuhi
9.10.1 Menentukan balikan matriks dengan rumus
ah satu cara untuk menentukan balikan matriks adalah deng
ncari adjoin dan determinan dari matriks yang dicari balikan
ebih dahulu.

Setelah itu gunakan rumus
Contoh 9.12

Penyelesaian

, tentukan
9.10.2 Balikan matriks dengan menggunakan eliminasi
Gauss-Jordan
Untuk menentukan balikan matriks A dengan eliminasi
Gauss-Jordan berarti kita harus melakukan eliminasi
matriks A menjadi bentuk eselon baris tereduksi.
Misal A adalah matriks non-singular n x n.
AB = I jika dan hanya jika B =A-1
Bukti
AB = I → A -1 AB = A -1 I
→ IB = A -1
→ B = A -1 atau A|I → AB |B
→ I|A -1
Berarti, jika kita berhasil mengeliminasi A|I menjadi I|X,
maka kita dapat memastikan bahwa X = A -1
Contoh 9.13
ri contoh 9.12, tentukan A -1 dengan metode eliminasi
uss-Jordan
Penyelesaian
R 2 –2/3 R 1
R 3 –R 1

R 3 –6/7 R 2
R 1 + 2/3R 2
R 2 +4/7R 3

R 1 –9/7R 3

Contenu connexe

Tendances

Statistika dan-probabilitas
Statistika dan-probabilitasStatistika dan-probabilitas
Statistika dan-probabilitasIr. Zakaria, M.M
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Phe Phe
 
Matrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LN
Matrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LNMatrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LN
Matrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LNMuhammad Yossi
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantaiSenat Mahasiswa STIS
 
Stat matematika II (6)
Stat matematika II (6)Stat matematika II (6)
Stat matematika II (6)jayamartha
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusEman Mendrofa
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomialoilandgas24
 
integral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksintegral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksmarihot TP
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02KuliahKita
 
Fungsi pecah fungsi rasional
Fungsi pecah  fungsi rasional Fungsi pecah  fungsi rasional
Fungsi pecah fungsi rasional Ig Fandy Jayanto
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
 

Tendances (20)

Statistika dan-probabilitas
Statistika dan-probabilitasStatistika dan-probabilitas
Statistika dan-probabilitas
 
Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )Analisis Vektor ( Bidang )
Analisis Vektor ( Bidang )
 
4.matriks dan relasi
4.matriks dan relasi4.matriks dan relasi
4.matriks dan relasi
 
Matrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LN
Matrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LNMatrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LN
Matrix - Invers, tranpose, determinant. (2x2, 3x3) XII Science LN
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
 
Stat matematika II (6)
Stat matematika II (6)Stat matematika II (6)
Stat matematika II (6)
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
 
Matriks powerpoint
Matriks powerpointMatriks powerpoint
Matriks powerpoint
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
 
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomial
 
integral fungsi kompleks
integral fungsi kompleksintegral fungsi kompleks
integral fungsi kompleks
 
Determinan es
Determinan esDeterminan es
Determinan es
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
 
Fungsi pecah fungsi rasional
Fungsi pecah  fungsi rasional Fungsi pecah  fungsi rasional
Fungsi pecah fungsi rasional
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Himpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskritHimpunan matematika diskrit
Himpunan matematika diskrit
 
Modul 8 nilai eigen
Modul 8 nilai eigenModul 8 nilai eigen
Modul 8 nilai eigen
 
Grup permutasi
Grup permutasiGrup permutasi
Grup permutasi
 

Similaire à MATRIKS DAN DETERMINAN

Similaire à MATRIKS DAN DETERMINAN (20)

Pertemuan1&2
Pertemuan1&2Pertemuan1&2
Pertemuan1&2
 
Matematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - MatriksMatematika Teknik - Matriks
Matematika Teknik - Matriks
 
Buku siswa Materi Matriks
Buku siswa Materi MatriksBuku siswa Materi Matriks
Buku siswa Materi Matriks
 
Ppt klmpk 6 alj liner
Ppt klmpk 6 alj linerPpt klmpk 6 alj liner
Ppt klmpk 6 alj liner
 
Matriks
MatriksMatriks
Matriks
 
matriks_2.ppt
matriks_2.pptmatriks_2.ppt
matriks_2.ppt
 
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptxPPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
PPT Matwa Bab 3 Matriks.pptx
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
Matriks
Matriks Matriks
Matriks
 
Uas b. indonesia
Uas b. indonesiaUas b. indonesia
Uas b. indonesia
 
Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3Kelas xii bab 3
Kelas xii bab 3
 
matriks
matriksmatriks
matriks
 
Matriks_Enggar Dywari_Math is so fun
Matriks_Enggar Dywari_Math is so funMatriks_Enggar Dywari_Math is so fun
Matriks_Enggar Dywari_Math is so fun
 
PERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptx
PERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptxPERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptx
PERTEMUAN-PERTAMA-MATRIKS.pptx
 
1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt1. Matriks.ppt
1. Matriks.ppt
 
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan OperasiPengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
Pengantar Kuliah Aljabar Linier Matriks dan Operasi
 
Tugas sejarah Moh Nurahmat Hidayatul Karim.pdf
Tugas sejarah Moh Nurahmat Hidayatul Karim.pdfTugas sejarah Moh Nurahmat Hidayatul Karim.pdf
Tugas sejarah Moh Nurahmat Hidayatul Karim.pdf
 

Plus de Ong Lukman

SISTEM PERSAMAAN LINIER
SISTEM PERSAMAAN LINIERSISTEM PERSAMAAN LINIER
SISTEM PERSAMAAN LINIEROng Lukman
 
INTEGRAL TENTU DAN PENERAPANNYA
INTEGRAL TENTU DAN PENERAPANNYAINTEGRAL TENTU DAN PENERAPANNYA
INTEGRAL TENTU DAN PENERAPANNYAOng Lukman
 
PENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASIPENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASIOng Lukman
 
Sistem Bilangan
Sistem BilanganSistem Bilangan
Sistem BilanganOng Lukman
 

Plus de Ong Lukman (7)

SISTEM PERSAMAAN LINIER
SISTEM PERSAMAAN LINIERSISTEM PERSAMAAN LINIER
SISTEM PERSAMAAN LINIER
 
INTEGRAL TENTU DAN PENERAPANNYA
INTEGRAL TENTU DAN PENERAPANNYAINTEGRAL TENTU DAN PENERAPANNYA
INTEGRAL TENTU DAN PENERAPANNYA
 
PENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASIPENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASI
 
DIFFERENSIASI
DIFFERENSIASIDIFFERENSIASI
DIFFERENSIASI
 
Fungsi
FungsiFungsi
Fungsi
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Sistem Bilangan
Sistem BilanganSistem Bilangan
Sistem Bilangan
 

Dernier

Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 

Dernier (20)

Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 

MATRIKS DAN DETERMINAN

  • 1. BAB IX MATRIKS DAN DETERMINAN
  • 2. 9.1 Matriks Dalam kehidupan sehari-hari kita sering membuat hubunga antar dua atau beberapa besaran, seperti mata kuliah yang diikuti oleh mahasiswa pada suatu program studi tertentu atau nilai hasil semester mahasiswa seperti yang ditunjukk pada contoh berikut. Tek. Sist. Tek. Mtk. Str. Pemrogr. Basis Diskrit 45 Data 35 (P) 30 Dt. 40 40 42 42 31 29 22 29 37
  • 3. Dari bentuknya, matriks dapat didefinisikan sebagai susunan elemen-elemen sedemikian rupa sehingga membentuk baris kolom. Elemen-elemen tersebut diletakkan diantara dua bua kurung siku. Bentuk matriks dapat ditunjukkan sebagai berikut. Misal terdapat matriks A yang terdiri dari m baris dan n kolom, maka bentuk matriks tersebut adalah,
  • 4. Ukuran suatu matriks ditunjukkan oleh jumlah baris m dan kolom n. Pada matriks diatas ukuran matriks A adalah m x n. Masing-masing elemen pada matriks disebut entri. Entri aij adalah elemen matriks yang berada pada baris ke i Umumnya ke j. dan kolom suatu matriks ditunjukkan dengan huruf kapital yang dicetak tebal. Selain cara penulisan diatas, ditulis sebagai A = [a ij ]. matriks dapat juga Jika m sama dengan n , maka matriks disebut matriks bujur sangkar dan entri-entri aij dengan i sama dengan j disebut diagonal matriks.
  • 5. 9.2 Matriks Bentuk Khusus Jika kita identifikasi masing-masing entri dari suatu matrik maka terdapat beberapa matriks yang dapat dikategorikan sebagai matriks berbentuk khusus yaitu, 9.2.1 Vektor Kolom Vektor kolom adalah matriks yang mempunyai m baris dan satu kolom. Berikut adalah contoh matriks 4 x 1 (4 baris dan 1 kolom). 40 32 25 12
  • 6. 9.2.2 Vektor Baris Vektor baris adalah matriks yang mempunyai satu baris dan n kolom. Contoh matriks 1 x 4 atau 1 baris dan 4 kolo adalah [4 2 5 1] 9.2.3 Matriks Persegi Matriks persegi adalah matriks yang mempunyai jumlah baris dan kolom yang sama. Berikut diberikan contoh matriks persegi yang berukuran 5 x 5 (5 baris dan 5 kolom
  • 7. .2.4 Matriks Segitiga Matriks segitiga dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu matriks segitiga atas dan segitiga bawah. Jika seluruh entri yang berada diatas diagonal matriks mempunyai nilai 0 dan setidak-tidaknya ada satu entri yang berada dibawah diagonal ≠ 0, maka matriks tersebut adalah matriks segitiga bawah atau untuk setiap i<j, a ij = 0. Sedangkan matriks yang mempunyai entri dibawah diagona dan setidak-tidaknya ada satu entri yang berada diatas diagonal ≠ 0, maka matriks tersebut adalah matriks segitig atas atau untuk setiap i> j, a ij = 0
  • 8. 9.2.5 Matriks Diagonal Jika seluruh entri diatas dan dibawah diagonal sama denga dan setidak-tidaknya ada satu entri pada diagonal ≠ 0, maka matriks tersebut adalah matriks diagonal atau untuk etiap i ≠ j, a ij =0.
  • 9. 9.2.6 Matriks Skalar Matriks skalar adalah matriks yang mempunyai nilai entri yang sama pada diagonal. Jika matriks diagonal adalah matriks D, maka d 11 = d 22 = d.. ..= d nn 9.2.7 Matriks Identitas Matriks identitas adalah matriks yang mempunyai entri-e baik diatas maupun dibawah diagonal sama dengan nol d entri pada diagonal sama dengan 1.
  • 10. 9.2.8 Matriks 0 Matriks 0 adalah matriks yang seluruh entrinya sama deng .2.9 Matriks Transpose Contoh 9.1 Jika A = , maka A T = .10 Matriks Simetri dan Skew-Simetri Jika sebuah matriks sama dengan transposenya (A = A T ) maka matriks tersebut adalah matriks simetri. Contoh 9.2 Jika A = , maka A T =
  • 11. arena A = A T , maka A adalah matriks simetri. edangkan matriks skew- simetri adalah matriks yang memenuhi –A = A T . Contoh 9.3 Misal A = ,maka A T = , –A = Karena –A = A T , maka A adalah matriks skew-simetri .
  • 12. 3 Operasi Aritmatika pada Matriks Operasi aritmatika pada matriks terdiri dari penjumlahan, erkalian skalar dengan matriks, perkalian matriks dengan matriks serta kombinasi linier beberapa matriks. 9.3.1 Penjumlahan Misal terdapat matriks A = [a ij ] dan B = [b ij ] yang masing-masing berukuran m x n. Jumlah A dan B, ditulis A+B, adalah C = [c ij ], dengan [c ij ] = [a ij ] + [b ij ]. Perlu diingat, bahwa dua buah matriks hanya dapat dijumlahkan jika mempunyai orde yang sama. Contoh 9.4 Misal A = B=
  • 13. Maka A + B = C 3.2 Perkalian Skalar dengan Matriks Jika terdapat sebuah skalar c dan matriks A = [aij], maka perkalian antara skalar c dengan matriks A adalah cA = [c.a atau dapat ditulis dalam bentuk: cA = c
  • 14. Contoh 9.5 Jika A = maka 3A = 3.3 Perkalian Matriks dengan Matriks Perkalian dua buah matriks hanya dapat dilakukan jika jum kolom matriks pertama dan jumlah baris matriks kedua sam Misal matriks A = [aij] berukuran m x n dan matriks B = [bij] berukuran n x p, maka perkalian antara matriks A matriks B,
  • 15. Nilai dari c ij adalah, Contoh 9.6 Diketah A= ui B= ika terdapat matriks C = A.B, maka C=
  • 16. 3.4 Kombinasi linier matriks Jika A 1 , A 2 , … , A p adalah matriks yang mempunyai ukuran Sama, dan k 1 , k 2 , … , k p adalah skalar, maka k 1 A 1 + k 2 A 2 + … + k p A p disebut kombinasi linier dari A 1, A 2, … , A p Contoh 9.7 Jika , A1 = A2 = tentukan A 1 + 3A 2 – 2A 3 Penyelesaian A3 =
  • 17. A 1 + 3A 2 –2A 3 3.5 Sifat-sifat Operasi Matriks Jika a dan b adalah skalar dan A, B, dan C adalah matriks, maka berlaku:
  • 18. A+B=B+A ) A + (B + C) = (A + B) + C ) A(BC) = (AB)C ) A(B ± C) = AB ± AC (B ± C)A = BA ± CA vi) a(B ± C) = aB ± aC ii) (a ± b)C = aC ± bC ii) (ab)C = a(bC) ix) x) xi) xii) iii) a(BC) = (aB)C = B(aC) (A T ) T = A (A + B) T = A T ± B T (cA)T =cA T (AB)T = B T A T hukum komutatif penjumlaha hukum asosiatif penjumlahan hukum asosiatif perkalian hukum distributif kiri huklum distributif kanan
  • 19. 9.4 Matriks yang Diperluas ( Augmented matrix ) Matriks yang diperluas adalah matriks yang berhubungan dengan penyajian sebuah sistem persamaan linier. Misal terdapat sistem persamaan linier, Dari sistem persamaan linier tersebut, dapat disajikan matriks koeffisien,
  • 20. 5 Matriks dalam bentuk Eselon Baris atu matriks dikatakan mempunyai bentuk eselon baris jika emenuhi: ) Setiap baris yang keseluruhan elemennya nol diletakkan pada bagian bawah matriks ) Elemen pertama dari setiap baris yang bukan nol (disebut leading coefficient atau pivot ) harus terletak disebelah kanan leading coefficient pada baris sebelumny
  • 21. Contoh 9.8 Matriks dalam bentuk eselon baris ontoh 9.9 atriks berikut tidak/belum dalam bentuk eselon baris Matriks segitiga atas adalah matriks yang termasuk yang mempunyai bentuk eselon baris.
  • 22. 9.6 Matriks dalam bentuk Eselon Baris Tereduksi Suatu matriks dikatakan mempunyai bentuk eselon baris tereduksi jika: i) Matriks tersebut sudah dalam bentuk eselon baris ii) Elemen leading coefficient harus mempunyai nilai 1 (selanjutnya disebut leading 1 ) dan satu-satunya eleme matriks yang bukan 0 pada kolom yang bersangkutan. Perlu diketahui bahwa matriks satuan adalah bentuk khusu dari matriks eselon baris tereduksi Contoh 9.10 Suatu matriks yang belum dalam bentuk eselon baris dapat ditransformasikan kedalam bentuk matriks eselon tereduksi
  • 23. 7 Operasi Baris Elementer perasi yang dapat dilakukan terhadap baris dan kolom suatu atriks adalah: ) Perkalian sembarang baris dengan skalar ) Penukaran posisi suatu baris dengan baris tertentu ) Penjumlahan antara i) dan ii). etiga operasi diatas disebut Operasi Baris Elementer (OBE) ontoh penggunaan notasi yang digunakan pada operasi baris an kolom: ) R 3 → 2R 3 artinya baris ketiga matriks diganti dengan 2 kal baris ke tiga ) R 1 ↔ R 2 artinya baris pertama dan kedua saling dipertuka ) R 2 → R 2 + 3R 3 artinya baris kedua diganti dengan baris ke ditambah dengan tiga kali baris ketiga
  • 24. Contoh 9.11 kukan OBE terhadap matriks berikut, sehingga menjadi matr elon baris tereduksi. Penyelesian Elemen pivot 2 1 –1 5 3 4 7 4 Elemen dieliminasi 5
  • 25. Langkah pertama ah elemen pivot menjadi 1 dengan cara mengalikan baris rtama dengan 1/2. ½ R1 –5R 1 +R 2 2R2 –4R 1 +R 3
  • 26. 9.8 Determinan eterminan adalah besaran atau nilai yang berhubungan engan matriks persegi. Jika determinan suatu matriks ersegi tidak sama dengan nol maka matriks persegi ersebut mempunyai balikan ( inverse ). ebaliknya, jika determinan suatu matriks persegi tidak sam engan nol, maka matriks tersebut tidak mempunyai balikan
  • 27. Jika terdapat matriks dari matriks A adalah , maka determina Contoh 9.12 Tentukan determinan dari Penyelesaian 9.8.1 Sifat-sifat determinan i) Setiap matriks dan transposenya mempunyai determin yang sama atau det A = det A T
  • 28. ) Jika terdapat matriks A dan matriks B, maka berlaku det(AB)=det (A) det (B) iii) Determinan dari matriks segitiga adalah perkalian dari diagonalnya a matriks B adalah matriks yang didapat dari empertukarkan dua buah baris matriks A, maka determinan matriks B berlawanan dengan determinan matriks A
  • 29. ka matriks a) dan c adalah konstanta, ma b) ka seluruh elemen dari salah satu baris suatu matriks sama engan nol, maka determinan matriks tersebut sama dengan nol.
  • 30. Misal A = [a ij ] adalah matriks nxn, dan misalkan M adalah 9.8.2 Kofaktor matriks (n-1)x(n-1) yang diperoleh dari A dengan menghapus baris ke i dan kolomn ke j pada matriks A. Determinan dari M disebut minor dari a ij (selanjutnya ditulis M ij ). Sedangkan c ij adalah kofaktor a ij dan didefinisikan sebagai, Contoh 9.9 Diketahui Tentukan minor dan kofaktor dari a 11 dan a 13 Penyelesaian
  • 31. 8.3 Determinan dari matriks n x n Secara umum untuk menghitung determinan dari matriks orde n x n adalah sebagai berikut. Jika A adalah matriks persegi n x n, maka determinan dari matriks A adalah
  • 32. Contoh 9.10 Tentukan determinan dari enyelesaian Karena A adaah matriks 3 x 3, maka nilai i diambil antara , 2, atau 3. Kita tentukan i=1 Dari rumus 9.4a didapat, det A =
  • 33. = –8 det A =(–4)(2)+(1)(9)+(5)(–6) + 9 – 30 = –29 Kerjakan ulang contoh 9.10 dengan menggunakan rumus 9.4b dengan nilai j = 2. Selain menggunakan rumus 9.4, menentukan determinan matriks orde 3 dapat juga menggunakan cara Sarrus. Jika terdapat matriks
  • 34. Maka det A = –( ) –( ) – ( ) +( ) +( ) + ( ) A = a 11 a 22 a 33 + a 12 a 23 a 34 + a 13 a 21 a 32 – a 31 a 22 a 13 – a 32 a 23 a 11 – a 33 a 21 a 12
  • 35. 9.9 Adjoin Matriks Jika terdapat matriks A = [aij], maka Contoh 9.11 Penyelesaian , tentukan adjoin A
  • 36.
  • 37. 0 Balikan Matriks ( Inverse of a Matrix ) Jika matriks A = [a ij ] adalah matriks persegi n x n, maka balikan ( inverse ) dari A dilambangkan dengan A -1 merupa matriks n x n sehingga memenuhi 9.10.1 Menentukan balikan matriks dengan rumus
  • 38. ah satu cara untuk menentukan balikan matriks adalah deng ncari adjoin dan determinan dari matriks yang dicari balikan ebih dahulu. Setelah itu gunakan rumus Contoh 9.12 Penyelesaian , tentukan
  • 39.
  • 40. 9.10.2 Balikan matriks dengan menggunakan eliminasi Gauss-Jordan Untuk menentukan balikan matriks A dengan eliminasi Gauss-Jordan berarti kita harus melakukan eliminasi matriks A menjadi bentuk eselon baris tereduksi. Misal A adalah matriks non-singular n x n. AB = I jika dan hanya jika B =A-1 Bukti AB = I → A -1 AB = A -1 I → IB = A -1 → B = A -1 atau A|I → AB |B → I|A -1 Berarti, jika kita berhasil mengeliminasi A|I menjadi I|X, maka kita dapat memastikan bahwa X = A -1
  • 41. Contoh 9.13 ri contoh 9.12, tentukan A -1 dengan metode eliminasi uss-Jordan Penyelesaian R 2 –2/3 R 1 R 3 –R 1 R 3 –6/7 R 2
  • 42. R 1 + 2/3R 2 R 2 +4/7R 3 R 1 –9/7R 3