SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  17
Télécharger pour lire hors ligne
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURANMENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN2013
TENTANG
PENYELENGGARAANPEKERJAAN DAN PRAKTIKOKUPASITERAPIS
Menimbang
Mengingat
DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA
MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA,
: a. bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
548/Menkes/Per/V /2007 tentang Registrasi dan Izin
Praktik Okupasi Terapis sudah tidak sesuai dengan
perkembangan kebijakan tenaga kesehatan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan untuk me1aksanakan
ketentuan Pasal 23 ayat (5) Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 ten tang Kesehatan, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Okupasi
Terapis;
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-undang ...
Menetapkan
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembar Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 ten tang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
dan Pemerintahan Daerah KabupatenjKota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1144jMenkesjPerjVIIIj2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1796jMenkesjPerjVIIIj2011 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 603);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN
OKUPASITERAPIS.
TENTANG
PRAKTIK
BAB I ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
BAB I
KETENTUANUMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Okupasi Terapis adalah setiap orang yang telah lulus dari pendidikan
okupasi terapi sesuai ketentuan dengan peraturan perundang-
undangan.
2. Okupasi Terapi adalah bentuk pelayanan kesehatan kepada
pasien Zklien dengan kelainan Zkecacatan fisik dan Zatau mental yang
mempunyai gangguan pada kinerja okupasional, dengan
menggunakan aktivitas bermakna (okupasi) untuk mengoptimalkan
kemandirian individu pada area aktivitas kehidupan sehari-hari,
produktivitas dan pemanfaatan waktu luang.
3. Gangguan Area Kinerja Okupasional adalah gangguan pada aktivitas
kehidupan sehari-hari, produktivitas, dan pemanfaatan waktu luang.
4. Gangguan Komponen Kerja Okupasional adalah gangguan pada
fungsi sensorik, persepsi, motorik, kognitif, interpersonal, dan
spiritual.
5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, darr/ atau masyarakat.
6. Surat Tanda Registrasi Okupasi Terapis yang selanjutnya disingkat
STROTadalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada
Okupasi Terapis yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Surat Izin Praktik Okupasi Terapis yang selanjutnya disingkat SIPOT
adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan
praktik pelayanan Okupasi Terapi secara mandiri.
8. Surat Izin Kerja Okupasi Terapis yang selanjutnya disingkat SIKOT
adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan
pekerjaan Okupasi Terapi pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
9. Standar Profesi Okupasi Terapis adalah batasan kemampuan
minimal yang harus dimiliki/ dikuasai oleh Okupasi Terapis untuk
dapat melaksanakan pekerjaan dan praktik Okupasi Terapi secara
profesional yang diatur oleh Organisasi Profesi.
Menteri ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLlK INDONESIA
-4-
10. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan
pemerintahan di bidang kesehatan.
11. Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia yang selanjutnya disingkat MTKI
adalah lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan.
urusan
12. Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi yang selanjutnya disingkat MTKP
adalah lembaga yang membantu pelaksanaan tugas MTKI.
13. Organisasi Profesi adalah Ikatan Okupasi Terapis Indonesia.
Pasal2
Dalam Peraturan Menteri ini diatur segala sesuatu yang berkaitan dengan
tindakan yang harus dilaksanakan oleh Okupasi Terapis dalam
melaksanakan pekerjaan dan praktik pelayanan Okupasi Terapi.
BABII
PERIZINAN
Bagian Kesatu
Kualifikasi Okupasi Terapis
Pasal3
Dalam menjalankan pekerjaan dan praktiknya, Okupasi Terapis minimal
berijazah Diploma Tiga Okupasi Terapi.
Pasal4
Bagian Kedua
Sertifikat Kompetensi dan STROT
(1) Okupasi Terapis untuk dapat melakukan pekerjaan dan praktiknya
harus memiliki STROT.
(2) Untuk dapat mernperoleh STROT sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Okupasi Terapis harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) STROT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh MTKI
dengan masa berlaku selama 5 (lima) tahun.
(4) STROT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperoleh sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(5) Contoh STROT...
MENTERIKESEHATAN
REPUBI.lK INDONESIA
-5-
(5) Contoh STROT sebagaimana tercantum dalam Formulir I terlampir
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
ini.
Pasa15
STROT yang telah habis masa berlakunya dapat diperpanjang selama
memenu hi persyaratan.
Bagian Ketiga
SIPOTdan SIKOT
Pasa16
Pekerjaan dan praktik Okupasi Terapis dapat dilakukan secara mandiri
dan/ atau di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Pasa17
(1) Okupasi Terapis yang melakukan praktik pelayanan Okupasi Terapi
secara mandiri wajib memiliki SIPOT.
(2) Okupasi Terapis yang melakukan pekerjaannya di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan wajib memiliki SIKOT.
Pasa18
(1) SIPOT atau SIKOT diberikan kepada Okupasi Terapis yang telah
memiliki STROT.
(2) SIPOT atau SIKOTsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan
oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.
(3) SIPOT atau SIKOT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku
untuk 1 (satu) tempat.
Pasa19
(1) Untuk memperoleh SIPOT atau SIKOTsebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8, Okupasi Terapis harus mengajukan permohonan kepada
pemerintah daerah kabupaten/kota dengan melampirkan:
a. fotokopi ijazah yang dilegalisir;
b. fotokopi STROT;
c. surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin
Praktik;
d. surat pernyataan ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-6-
d. surat pernyataan mempunyai tempat kerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan atau tempat praktik pelayanan Okupasi Terapi secara
mandiri;
e. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 em sebanyak 3 (tiga)
lembar berlatarbelakang merah;
f. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten Zkota atau
pejabat yang ditunjuk; dan
g. rekomendasi dari Organisasi Profesi.
(2) Apabila SIPOT atau SIKOT dikeluarkan oleh dinas kesehatan
kabupaterr/kota, persyaratan rekomendasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1)huruf f tidak diperlukan.
(3) Contoh surat permohonan memperoleh SIPOT atau SIKOT
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tereantum dalam Formulir II
terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(4) Contoh SIPOT atau SIKOT sebagaimana tereantum dalam Formulir
III dan Formulir IV terlampir yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 10
(1) Okupasi Terapis warga negara asing dapat mengajukan permohonan
memperoleh SIKOTsetelah:
a. rnemenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1);
b. melakukan evaluasi dan memiliki surat izin kerja dan izin tinggal
serta persyaratan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
e. memiliki kemampuan berbahasa Indonesia.
(2) Okupasi Terapis Warga Negara Indonesia lulusan luar negeri dapat
mengajukan permohonan memperoleh SIPOTatau SIKOTsetelah:
a. memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1);dan
b. melakukan evaluasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 11
(1) SIPOT atau SIKOT berlaku sepanjang STROT masih berlaku dan
dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan.
(2) Okupasi Terapis ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-7-
(2) Okupasi Terapis yang akan memperbaharui SIPOT atau SIKOTharus
mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
dan ayat (2).
Pasal 12
(1) Okupasi Terapis hanya dapat melakukan pekerjaan dan Zatau
praktik paling banyak di 2 (dua) tempat kerja Zpraktik.
(2) Permohonan SIPOT atau SIKOT kedua dapat dilakukan dengan
menunjukan bahwa yang bersangkutan telah memiliki SIPOT atau
SIKOTpertama.
(3) Dalam keadaan tertentu berdasarkan kebutuhan pelayanan
kesehatan dan jumlah Okupasi Terapis, pemerintah daerah
kabupaten Zkota setempat dapat memberikan SIKOTkepada Okupasi
Terapis sebagai tempat pelayanan Okupasi Terapi yang ketiga.
(4) Untuk mengajukan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), Okupasi Terapis selain harus memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, harus juga melampirkan:
a. SIPOTatau SIKOTyang pertama dan kedua;
b. Surat persetujuan atasan langsung bagi Okupasi Terapis yang
bekerja pada instansi/Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan
c. surat rekomendasi dari dinas kesehatan provinsi setempat.
Pasal 13
BABIII
PELAKSANAANPELAYANANOKUPASITERAPIS
(1) Okupasi Terapis yang memiliki SIKOT dapat melakukan pelayanan
Okupasi Terapi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan berupa:
a. puskesmas;
b. klinik;
c. rumah sakit; dan
d. Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
(2) Okupasi Terapis yang memiliki SIPOT dapat melakukan praktik
pelayanan Okupasi Terapi secara mandiri.
Pasal 14
(1) Okupasi Terapis yang melaksanakan pelayanan Okupasi Terapi secara
mandiri harus memenuhi persyaratan paling sedikit:
a. memiliki tempat pekerjaan yang memenuhi syarat kesehatan;
b. memiliki ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-8-
b. memiliki perlengkapan untuk tindakan okupasi terapi sesuai
dengan standar pelayanan; dan
c. memiliki perlengkapan administrasi termasuk catatan tindakan
okupasi terapi dan formulir rujukan.
(2) Okupasi Terapis dalam menjalankan pekerjaan kunjungan rumah
sekurang-kurangnya memiliki perlengkapan untuk tindakan Okupasi
Terapi dan catatan tindakan Okupasi Terapi.
Pasal 15
(1) Dalam melaksanakan praktiknya, Okupasi Terapis dapat menerima
pasieny klien langsung atau berdasarkan rujukan dari tenaga medis.
(2) Kewenangan untuk menerima pasieny klien langsung hanya dapat
dilakukan untuk pelayanan Okupasi Terapi yang meliputi upaya
pelayanan promotif dan preventif.
(3) Kewenangan untuk menerima pasieny klien rujukan dari tenaga
medis meliputi deteksi dini, penyembuhan dan pemulihan dalam
intervensi Okupasi Terapis pada Gangguan Area Kinerja Okupasional
dan Gangguan Komponen Kinerja Okupasional.
(4) Okupasi Terapis dalam melaksanakan pekerjaan Okupasi Terapi
meliputi:
a. pelayanan diagnostik Okupasi Terapi;
b. intervensr/ terapi;
c. rujukan;
d. advokasi/ advis;
e. pelatihan; dan/ atau
f. penelitian dan pengembangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
Pasal 16
Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang mengizinkan Okupasi
Terapis yang tidak memiliki SIKOTuntuk melakukan pelayanan Okupasi
Terapi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tersebut.
Pasal17
(2) Okupasi Terapis ...
(1) Pelayanan Okupasi Terapi ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-9-
(2) Okupasi Terapis dalam melaksanakan pelayanan Okupasi Terapi
berwenang untuk melakukan pelayanan Okupasi Terapi yang
meliputi pengembangan, pemeliharaan, dan pemulihan aktivitas
kegiatan sehari-hari, produktivitas, pemanfaatan waktu luang,
memfungsikan peralatan adaptif dan alat bantu fungsional.
(3) Kewenangan Okupasi Terapis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasional
untuk kelompok kasus musculoskeletal;
b. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasional
untuk kelompok kasus neuromuscular,
c. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasional
untuk kelompok kasus kardiopulmonal;
d. melakukan tindakan stimulasi kinerja okupasional untuk
kelompok kasus tumbuh kembang anak;
e. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasional
untuk anak dengan gangguan mental;
f. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasional
pada kasus gangguan jiwaj psikososial;
g. melakukan tindakan terapi pada gangguan komponen kinerja
okupasional dengan menggunakan sensori integrasi;
h. melakukan tindakan terapi pada gangguan komponen kinerja
okupasional dengan menggunakan snoezelen;
1. melakukan tindakan terapi pada gangguan keterampilan pra
akademik pada kasus tumbuh kembang;
J. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasional
pada kelompok kasus terminal;
k. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasional
pada kasus ketergantungan NAPZA;
l. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasinal
pada kasus geriatri;
m. mendesain, membuat dan memfungsikan alat bantu fungsional;
dan
n. mendesain dan memodifikasi lingkungan sesuai dengan
kebutuhan pasienjklien.
Pasal 18
(1) Dalam melaksanakan pelayanan Okupasi Terapi, Okupasi Terapis
wajib melakukan pencatatatan.
(2) Pencatatan ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-10-
(2) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disimpan
selama 5 (lima) tahun.
Pasal19
Dalam melaksanakan pelayanan Okupasi Terapi, Okupasi Terapis
mempunyai hak:
a. memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan
Okupasi Terapi sesuai Standar Profesi Okupasi Terapis;
b. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasierr/klien
dan / atau keluarganya;
c. melaksanakan pelayanan sesuai dengan kompetensi;
d. menerima imbalan jasa profesi; dan
e. memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang
berkaitan dengan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal20
Dalam melaksanakan pelayanan Okupasi Terapi, Okupasi Terapis
mempunyai kewajiban:
a. menghormati hak pasicrr/klien,
b. merujuk kasus yang tidak dapat ditangani;
c. menyimpan rahasia pasierr/klien sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
d. memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien Zklien dan
pelayanan yang dibutuhkan dalam lingkup tindakan Okupasi Terapi;
e. meminta persetujuan tindakan Okupasi Terapi yang akan dilakukan;
f. membantu program Pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat; dan
g. mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur
operasional Okupasi Terapis.
BABIV
PEMBINAANDANPENGAWASAN
Pasal 21
(1) Menteri, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaterr/kota, MTKI, dan MTKP melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap pekerjaan dan praktik Okupasi Terapis dengan
mengikutsertakan Organisasi Profesi.
(2) Pernbinaan ... ,
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-11-
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan oleh
Okupasi Terapis.
Pasa122
(1) Pimpinan Fasilitas Pe1ayanan Kesehatan wajib melaporkan Okupasi
Terapis yang bekerja dan berhenti bekerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatannya pada tiap triwulan kepada kepala dinas kesehatan
kabupaten/kota dengan tembusan kepada Organisasi Profesi.
(2) Kepala dinas kesehatan kabupaten /kota wajib melaporkan Okupasi
Terapis yang bekerja di daerahnya setiap 1 (satu) tahun kepada
kepala dinas kesehatan provinsi.
Pasa123
(1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21, Menteri, pemerintah daerah provinsi atau kepala
dinas kesehatan provinsi dan pemerintah daerah kabupaten
kota Zkepala dinas kesehatan kabupaten /kota dapat memberikan
tindakan administratif kepada Okupasi Terapis yang melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan pekerjaan dan
praktik Okupasi Terapis dalam Peraturan Menteri ini.
(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan/ atau
c. pencabutan SIPOTdarr/ atau SIKOT.
Pasa124
(1) Pemerintah daerah kabupaten Zkota atau kepala dinas kesehatan
kabupaten /kota dapat merekomendasikan pencabutan STROT
kepada MTKI terhadap Okupasi Terapis yang me1akukan pekerjaan
dan praktik Okupasi Terapi tanpa memiliki SIPOTatau SIKOT.
(2) Pemerintah daerah kabupaten Zkota atau kepala dinas
kabupaten Zkota dapat mengenakan sanksi teguran lisan, teguran
tertulis sampai dengan pencabutan izin Fasilitas Pelayanan
Kesehatan kepada pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
mempekerjakan Okupasi Terapis yang tidak memiliki SIKOT.
BABV ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-12-
BABV
KETENTUANPERALIHAN
Pasa125
Okupasi Terapis yang telah memiliki SlOT berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 548/Menkes/Per/V /2007 tentang Registrasi dan Izin
Praktik Okupasi Terapis dinyatakan telah memiliki STROT sampai
dengan mas a berlakunya berakhir dan harus menyesuaikan dengan
ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1796/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.
Pasa126
(1) Okupasi Terapis yang bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
telah memiliki SIPOT berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 548/ Menkes / Per/V/2007 tentang Registrasi dan Izin Praktik
Okupasi Terapis dinyatakan telah memiliki SIKOT berdasarkan
Peraturan Menteri ini sampai dengan masa berlakunya berakhir.
(2) Okupasi Terapis yang melaksanakan praktik pelayanan Okupasi
Terapi secara mandiri dan telah memiliki SIPOT berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 548/Menkes/Per/V /2007
tentang Registrasi dan Izin Praktik Okupasi Terapis, SIPOT yang
bersangkutan masih tetap berlaku sampai dengan mas a berlakunya
berakhir.
(3) Okupasi Terapis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
harus memperbaharui SIPOT atau SIKOT berdasarkan Peraturan
Menteri ini apabila masa berlaku STROT yang bersangkutan telah
habis jangka waktunya.
Pasa127
Standar Profesi Okupasi Terapis yang ditetapkan oleh Organisasi Profesi
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
Menteri ini dan belum ditetapkan yang baru oleh Organisasi Profesi.
BABVI ...
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-13-
BABVI
KETENTUANPENUTUP
Pasal28
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 548jMenkesjPerjVj2007
tentang Registrasi dan Izin Praktik Okupasi Terapis; dan
b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 571jMenkesjSKjVIj2008
tentang Standar Profesi Okupasi Terapis,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal29
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Maret 2013
NAFSIAHMBOI
Diundangkan di Jakarta
padatanggal
MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN
BERITANEGARAREPUBLIK INDONESIATAHUN2013 NOMOR
Formulir I
Contoh Surat Tanda Registrasi Okupasi Terapis
MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA
(THE INDONESIAN HEALTH PROFESSION BOARD)
SURAT TANDA REGISTRASI OKUPASI TERAPIS
REGISTRATION CERTIFICATE OF OCCUPATIONAL THERAPIST
NOMOR REGISTRASI
REGISTRATION NUMBER
'I
NAMA
NAME
.'
TEMPAT jTANGGAL LAHIR
!, .,. "'<"'"" . ~:
PLACE/DATE OF EIRTH~ "".
JENIS KELAMIN ;
SEX
NOMOR IJAZAH
CERTIFICATE NUMBER
"""TANGGAL LULUS ..~
DATE OF GRADUATION
PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITY
KOMPETENSI
COMPETENCE J'!!f"'
NOMOR SERTIFIKAT KOMPETENSI:
COMPETENCE CERTIFICATION NUMBER .L_
STR BERLAKU SAMPAI : (sesuai pemberlakuan sertifikat kompetensi)
VALID UNTIL
........................ 201..
PAS FOTO
a.n.Menteri Kesehatan
KETUA MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA
CHAIRMAN OF INDONESIAN HEALTH PROFESSION BOARD
CAPj
STAMP
( )
Formulir II
Perihal : Permohonan Surat Izin Praktik
Okupasi Terapis (SIPOT)/ Surat
Izin Kerja Okupasi Terapis (SIKOT)
Kepada Yth,
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaterr/Kota .
Di
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama Lengkap .
Alamat .
Tempat /Tanggal Iahir .
Jenis Kelamin . . .
Tahun Lulusan .
Nomor STROT .
Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin
Praktik Okupsi Terapis (SIPOT)/Surat Izin Kerja Okupasi Terapis (SIKOT)pada
................. (sebut nama fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat praktik,
dan alamat).
Sebagai bahan pertimbangan bersama ini dilampirkan:
a. Fotokopi ijazah yang dilegalisir;
b. Fotokopi STROT;
e. Surat keterangan sehat dari dokter yang mempunyai Surat Izin Praktik;
d. Surat pernyataan mempunyai tempat kerja di fasilitas pelayanan
kesehatan atau tempat praktik pelayanan seeara mandiri;
e. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 em sebanyak 3 (tiga) lembar
berlatar belakang merah;
f. Rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat
yang ditunjuk;
g. Rekomendasi dari lOTI; dan
h. SIPOT atau SIKOT pertame./kedua (untuk permohonan SIPOT atau SIKOT
yang keduaj'ketiga].
Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ueapkan terima kasih .
........................................ 201.....
Yang memohon,
( )
Formulir III
KOP DINAS KESEHATANKABUPATEN/KOTA...*
SURATIZIN PRAKTIKOKUPASITERAPIS (SIKOT)
Nomor ...
Berdasarkan Peraturan Menteri. Kesehatan Nomor ... tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan dan Praktik Okupasi Terapis, yang bertanda tangan di bawah ini,
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota ... memberikan izin praktik kepada:
(Nama Lengkap)
Tempat/tanggal Iahir
Alamat
Nomor STROT
Untuk menjalankan praktik sebagai Okupasi Terapis di '" (tempat dan alamat
lengkap tempat praktik).
Surat Izin Praktik Okupasi Terapis (SIPOT)ini berlaku sampai dengan tanggal
... (sesuai pemberlakuan STR01).
4X6
Dikeluarkan di .
Pada tanggal .
( )
Pas Foto
Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota .
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota .
Keterangan *) Jika izm diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten /Kota
Tembusan :
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ...;
2. Ketua Ikatan Okupasi Terapis Indonesia (lOTI)Daerah ...; dan
3. Pertinggal.
Formulir IV
KOP DINASKESEHATANKABUPATEN/KOTA...*
SURATIZIN KERJA OKUPASITERAPIS (SIKOT)
Nomor ...
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor ... tentang Penyelenggaraan
Pekerjaan dan Praktik Okupasi Terapis, yang bertanda tangan di bawah ini,
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota ... memberikan izin kerja kepada:
(Nama Lengkap)
Tempat/tanggal lahir
Alamat
Nomor STROT
Untuk menjalankan pekerjaan sebagai Okupasi Terapis di ... (tempat dan
alamat lengkap Fasilitas Pelayanan Kesehatan).
Surat Izin Kerja Okupasi Terapis (SIKOT)ini berlaku sampai dengan tanggal ...
(sesuai pemberlakuan STR01).
4X6
Dikeluarkan di .
Pada tanggal .
Pas Foto
Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota .
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota .
( )
Keterangan *) Jika izm diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota
Tembusan :
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ...;
2. Ketua Ikatan Okupasi Terapis Indonesia (lOTI)Daerah ...; dan
3. Pertinggal.

Contenu connexe

Tendances

Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutik
Yuli Thamrin
 
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptxKOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
Zhillu
 
Petunjuk pengisian ssp
Petunjuk pengisian sspPetunjuk pengisian ssp
Petunjuk pengisian ssp
Anggih Rebecca
 
SURAT KETERANGAN TERDAFTAR SEMENTARA
SURAT KETERANGAN TERDAFTAR SEMENTARASURAT KETERANGAN TERDAFTAR SEMENTARA
SURAT KETERANGAN TERDAFTAR SEMENTARA
Benielwin
 
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRDTata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Ade Suerani
 

Tendances (20)

Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutik
 
Kenaikan pangkat pns
Kenaikan pangkat pnsKenaikan pangkat pns
Kenaikan pangkat pns
 
Bab 15 "Ketentuan dan Cara Perhitungan HEA Pada Pelaksanaan Pengadaan Barang ...
Bab 15 "Ketentuan dan Cara Perhitungan HEA Pada Pelaksanaan Pengadaan Barang ...Bab 15 "Ketentuan dan Cara Perhitungan HEA Pada Pelaksanaan Pengadaan Barang ...
Bab 15 "Ketentuan dan Cara Perhitungan HEA Pada Pelaksanaan Pengadaan Barang ...
 
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptxKOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PEMBERI ASUHAN - Copy.pptx
 
2018-04-11 (04) Ditjen Perbendaharaan - Kas di Bendahara Pengeluaran dan Peng...
2018-04-11 (04) Ditjen Perbendaharaan - Kas di Bendahara Pengeluaran dan Peng...2018-04-11 (04) Ditjen Perbendaharaan - Kas di Bendahara Pengeluaran dan Peng...
2018-04-11 (04) Ditjen Perbendaharaan - Kas di Bendahara Pengeluaran dan Peng...
 
Kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia Kebutuhan dasar manusia
Kebutuhan dasar manusia
 
Presentasi badan layanan umum (blu) dan blu rumah sakit
Presentasi badan layanan umum (blu) dan blu rumah sakitPresentasi badan layanan umum (blu) dan blu rumah sakit
Presentasi badan layanan umum (blu) dan blu rumah sakit
 
SOSIALISASI REKAM MEDIS PPT..pptx
SOSIALISASI REKAM MEDIS  PPT..pptxSOSIALISASI REKAM MEDIS  PPT..pptx
SOSIALISASI REKAM MEDIS PPT..pptx
 
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerahPP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
PP 72 2019 perubahan_PP 18_2016_perangkat_daerah
 
Petunjuk pengisian ssp
Petunjuk pengisian sspPetunjuk pengisian ssp
Petunjuk pengisian ssp
 
Teknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud bludTeknis pembentukan rsud blud
Teknis pembentukan rsud blud
 
SURAT KETERANGAN TERDAFTAR SEMENTARA
SURAT KETERANGAN TERDAFTAR SEMENTARASURAT KETERANGAN TERDAFTAR SEMENTARA
SURAT KETERANGAN TERDAFTAR SEMENTARA
 
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRDTata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
Tata Cara Pembahasan Raperda di DPRD
 
Sistem Perencanaan dan Penganggaran serta Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan...
Sistem Perencanaan dan Penganggaran serta Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan...Sistem Perencanaan dan Penganggaran serta Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan...
Sistem Perencanaan dan Penganggaran serta Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan...
 
Ed psak 1
Ed psak 1Ed psak 1
Ed psak 1
 
6. permenpan rb nomor 37 tahun 2020
6. permenpan rb nomor 37 tahun 20206. permenpan rb nomor 37 tahun 2020
6. permenpan rb nomor 37 tahun 2020
 
Paparan Sosialisasi OSS RBA Sektor Kesehatan
Paparan Sosialisasi OSS RBA Sektor KesehatanPaparan Sosialisasi OSS RBA Sektor Kesehatan
Paparan Sosialisasi OSS RBA Sektor Kesehatan
 
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan PankreasMateri Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
 
Perusahaan dagang
Perusahaan dagangPerusahaan dagang
Perusahaan dagang
 
KELOMPOK 6 MAKALAH GIZI DAN DIET KONSEP DASAR NUTRISI .docx
KELOMPOK 6 MAKALAH GIZI DAN DIET KONSEP DASAR NUTRISI .docxKELOMPOK 6 MAKALAH GIZI DAN DIET KONSEP DASAR NUTRISI .docx
KELOMPOK 6 MAKALAH GIZI DAN DIET KONSEP DASAR NUTRISI .docx
 

En vedette

Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapisPmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
ppidkemenkes
 
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Iskandar Taran
 
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetisPmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
ppidkemenkes
 
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarianPmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
ppidkemenkes
 
STANDAR PROFESI SANITARIAN
STANDAR PROFESI SANITARIANSTANDAR PROFESI SANITARIAN
STANDAR PROFESI SANITARIAN
Pipit Ike
 
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga giziPmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
ppidkemenkes
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Adelina Hutauruk
 

En vedette (13)

Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapisPmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
Pmk no. 23 ttg pekerjaan da praktik okupasi terapis
 
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
Permenkes Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Kementerian ...
 
Uu no. 36 th 2014 ttg tenaga kesehatan
Uu no. 36 th 2014 ttg tenaga kesehatanUu no. 36 th 2014 ttg tenaga kesehatan
Uu no. 36 th 2014 ttg tenaga kesehatan
 
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetisPmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
Pmk no. 22 ttg pekerjaan dan praktik ortotis prostetis
 
KEMENKES no. 375 TENTANG STANDAR PROFESI RADIOGRAFER 2007
KEMENKES no. 375 TENTANG STANDAR PROFESI RADIOGRAFER 2007KEMENKES no. 375 TENTANG STANDAR PROFESI RADIOGRAFER 2007
KEMENKES no. 375 TENTANG STANDAR PROFESI RADIOGRAFER 2007
 
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarianPmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
Pmk no. 32 ttg pekerjaan tenaga sanitarian
 
STANDAR PROFESI SANITARIAN
STANDAR PROFESI SANITARIANSTANDAR PROFESI SANITARIAN
STANDAR PROFESI SANITARIAN
 
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga giziPmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
Pmk no. 26 ttg pekerjaan dan praktik tenaga gizi
 
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang Registrasi, Izin Praktek dan Izin Kerja ...
 
Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan PublikUndang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik  pratama, te...
Permenkes no. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik pratama, te...
 
PerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
PerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah SakitPerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
PerMenKes No. 1691 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
 

Similaire à Permenkes 23 tahun 2013

Peraturan menteri kesehatan republik indonesia
Peraturan menteri kesehatan republik indonesiaPeraturan menteri kesehatan republik indonesia
Peraturan menteri kesehatan republik indonesia
M taufik Hidayat
 
Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011
ADIJM
 
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidanPmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
liyalugitasari
 
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatanPermenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Ns.Heri Saputro
 
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
Riska Wasita
 

Similaire à Permenkes 23 tahun 2013 (20)

Permenkes 26 tahun 2013
Permenkes 26 tahun 2013Permenkes 26 tahun 2013
Permenkes 26 tahun 2013
 
Peraturan menteri kesehatan republik indonesia
Peraturan menteri kesehatan republik indonesiaPeraturan menteri kesehatan republik indonesia
Peraturan menteri kesehatan republik indonesia
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Permenkes161
Permenkes161Permenkes161
Permenkes161
 
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga KesehatanPermenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Permenkes No. 161 Tahun 2010 Tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
 
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidanPmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
 
Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011Permenkes 889 2011
Permenkes 889 2011
 
Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_
Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_
Pmk no. 28_ttg_izin_dan_penyelenggaraan_praktik_bidan_
 
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidanPmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
Pmk no. 28 ttg izin dan penyelenggaraan praktik bidan
 
Bn473 2013
Bn473 2013Bn473 2013
Bn473 2013
 
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatanPermenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
Permenkes no 17 ttg perubahan 148 ijin praktek keperawatan
 
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
PMK_No._24_Th_2018_ttg_Izin_dan_Penyelenggaraan_Praktik_NAKES_Jamu_Tradisiona...
 
Permenkes 20/2016 Tentang Penyelengaaran praktik terapis Gigi dan Mulut
Permenkes 20/2016 Tentang Penyelengaaran praktik terapis Gigi dan MulutPermenkes 20/2016 Tentang Penyelengaaran praktik terapis Gigi dan Mulut
Permenkes 20/2016 Tentang Penyelengaaran praktik terapis Gigi dan Mulut
 
Permenkes 20/2016 Tentang Izin dan Penyelenggaraa Praktik Terapis Gigi dan Mulut
Permenkes 20/2016 Tentang Izin dan Penyelenggaraa Praktik Terapis Gigi dan MulutPermenkes 20/2016 Tentang Izin dan Penyelenggaraa Praktik Terapis Gigi dan Mulut
Permenkes 20/2016 Tentang Izin dan Penyelenggaraa Praktik Terapis Gigi dan Mulut
 
Draft str okkk
Draft str okkkDraft str okkk
Draft str okkk
 
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga SanitarianPMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
PMK no.32 Tentang Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
uu perawat
uu perawatuu perawat
uu perawat
 
Peraturan Bersama Pranata Laboratorium Kesehatan
Peraturan Bersama Pranata Laboratorium KesehatanPeraturan Bersama Pranata Laboratorium Kesehatan
Peraturan Bersama Pranata Laboratorium Kesehatan
 
Permenkes 1799 2010
Permenkes 1799 2010Permenkes 1799 2010
Permenkes 1799 2010
 

Dernier

LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
UserTank2
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
AGHNIA17
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 

Dernier (20)

LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 

Permenkes 23 tahun 2013

  • 1. MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURANMENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN2013 TENTANG PENYELENGGARAANPEKERJAAN DAN PRAKTIKOKUPASITERAPIS Menimbang Mengingat DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA, : a. bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 548/Menkes/Per/V /2007 tentang Registrasi dan Izin Praktik Okupasi Terapis sudah tidak sesuai dengan perkembangan kebijakan tenaga kesehatan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan untuk me1aksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (5) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 ten tang Kesehatan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Okupasi Terapis; 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-undang ...
  • 2. Menetapkan MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -2- 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 ten tang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah KabupatenjKota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144jMenkesjPerjVIIIj2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585); 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796jMenkesjPerjVIIIj2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 603); MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI KESEHATAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN DAN OKUPASITERAPIS. TENTANG PRAKTIK BAB I ...
  • 3. MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -3- BAB I KETENTUANUMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan : 1. Okupasi Terapis adalah setiap orang yang telah lulus dari pendidikan okupasi terapi sesuai ketentuan dengan peraturan perundang- undangan. 2. Okupasi Terapi adalah bentuk pelayanan kesehatan kepada pasien Zklien dengan kelainan Zkecacatan fisik dan Zatau mental yang mempunyai gangguan pada kinerja okupasional, dengan menggunakan aktivitas bermakna (okupasi) untuk mengoptimalkan kemandirian individu pada area aktivitas kehidupan sehari-hari, produktivitas dan pemanfaatan waktu luang. 3. Gangguan Area Kinerja Okupasional adalah gangguan pada aktivitas kehidupan sehari-hari, produktivitas, dan pemanfaatan waktu luang. 4. Gangguan Komponen Kerja Okupasional adalah gangguan pada fungsi sensorik, persepsi, motorik, kognitif, interpersonal, dan spiritual. 5. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, darr/ atau masyarakat. 6. Surat Tanda Registrasi Okupasi Terapis yang selanjutnya disingkat STROTadalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pemerintah kepada Okupasi Terapis yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 7. Surat Izin Praktik Okupasi Terapis yang selanjutnya disingkat SIPOT adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik pelayanan Okupasi Terapi secara mandiri. 8. Surat Izin Kerja Okupasi Terapis yang selanjutnya disingkat SIKOT adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan Okupasi Terapi pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 9. Standar Profesi Okupasi Terapis adalah batasan kemampuan minimal yang harus dimiliki/ dikuasai oleh Okupasi Terapis untuk dapat melaksanakan pekerjaan dan praktik Okupasi Terapi secara profesional yang diatur oleh Organisasi Profesi. Menteri ...
  • 4. MENTERIKESEHATAN REPUBLlK INDONESIA -4- 10. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan pemerintahan di bidang kesehatan. 11. Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia yang selanjutnya disingkat MTKI adalah lembaga yang berfungsi untuk menjamin mutu tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan. urusan 12. Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi yang selanjutnya disingkat MTKP adalah lembaga yang membantu pelaksanaan tugas MTKI. 13. Organisasi Profesi adalah Ikatan Okupasi Terapis Indonesia. Pasal2 Dalam Peraturan Menteri ini diatur segala sesuatu yang berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan oleh Okupasi Terapis dalam melaksanakan pekerjaan dan praktik pelayanan Okupasi Terapi. BABII PERIZINAN Bagian Kesatu Kualifikasi Okupasi Terapis Pasal3 Dalam menjalankan pekerjaan dan praktiknya, Okupasi Terapis minimal berijazah Diploma Tiga Okupasi Terapi. Pasal4 Bagian Kedua Sertifikat Kompetensi dan STROT (1) Okupasi Terapis untuk dapat melakukan pekerjaan dan praktiknya harus memiliki STROT. (2) Untuk dapat mernperoleh STROT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Okupasi Terapis harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) STROT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh MTKI dengan masa berlaku selama 5 (lima) tahun. (4) STROT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperoleh sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) Contoh STROT...
  • 5. MENTERIKESEHATAN REPUBI.lK INDONESIA -5- (5) Contoh STROT sebagaimana tercantum dalam Formulir I terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasa15 STROT yang telah habis masa berlakunya dapat diperpanjang selama memenu hi persyaratan. Bagian Ketiga SIPOTdan SIKOT Pasa16 Pekerjaan dan praktik Okupasi Terapis dapat dilakukan secara mandiri dan/ atau di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Pasa17 (1) Okupasi Terapis yang melakukan praktik pelayanan Okupasi Terapi secara mandiri wajib memiliki SIPOT. (2) Okupasi Terapis yang melakukan pekerjaannya di Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib memiliki SIKOT. Pasa18 (1) SIPOT atau SIKOT diberikan kepada Okupasi Terapis yang telah memiliki STROT. (2) SIPOT atau SIKOTsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota. (3) SIPOT atau SIKOT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku untuk 1 (satu) tempat. Pasa19 (1) Untuk memperoleh SIPOT atau SIKOTsebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Okupasi Terapis harus mengajukan permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dengan melampirkan: a. fotokopi ijazah yang dilegalisir; b. fotokopi STROT; c. surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik; d. surat pernyataan ...
  • 6. MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -6- d. surat pernyataan mempunyai tempat kerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau tempat praktik pelayanan Okupasi Terapi secara mandiri; e. pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 em sebanyak 3 (tiga) lembar berlatarbelakang merah; f. rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten Zkota atau pejabat yang ditunjuk; dan g. rekomendasi dari Organisasi Profesi. (2) Apabila SIPOT atau SIKOT dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaterr/kota, persyaratan rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf f tidak diperlukan. (3) Contoh surat permohonan memperoleh SIPOT atau SIKOT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tereantum dalam Formulir II terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (4) Contoh SIPOT atau SIKOT sebagaimana tereantum dalam Formulir III dan Formulir IV terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 10 (1) Okupasi Terapis warga negara asing dapat mengajukan permohonan memperoleh SIKOTsetelah: a. rnemenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1); b. melakukan evaluasi dan memiliki surat izin kerja dan izin tinggal serta persyaratan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan e. memiliki kemampuan berbahasa Indonesia. (2) Okupasi Terapis Warga Negara Indonesia lulusan luar negeri dapat mengajukan permohonan memperoleh SIPOTatau SIKOTsetelah: a. memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1);dan b. melakukan evaluasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 11 (1) SIPOT atau SIKOT berlaku sepanjang STROT masih berlaku dan dapat diperpanjang kembali selama memenuhi persyaratan. (2) Okupasi Terapis ...
  • 7. MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -7- (2) Okupasi Terapis yang akan memperbaharui SIPOT atau SIKOTharus mengikuti ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2). Pasal 12 (1) Okupasi Terapis hanya dapat melakukan pekerjaan dan Zatau praktik paling banyak di 2 (dua) tempat kerja Zpraktik. (2) Permohonan SIPOT atau SIKOT kedua dapat dilakukan dengan menunjukan bahwa yang bersangkutan telah memiliki SIPOT atau SIKOTpertama. (3) Dalam keadaan tertentu berdasarkan kebutuhan pelayanan kesehatan dan jumlah Okupasi Terapis, pemerintah daerah kabupaten Zkota setempat dapat memberikan SIKOTkepada Okupasi Terapis sebagai tempat pelayanan Okupasi Terapi yang ketiga. (4) Untuk mengajukan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Okupasi Terapis selain harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, harus juga melampirkan: a. SIPOTatau SIKOTyang pertama dan kedua; b. Surat persetujuan atasan langsung bagi Okupasi Terapis yang bekerja pada instansi/Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan c. surat rekomendasi dari dinas kesehatan provinsi setempat. Pasal 13 BABIII PELAKSANAANPELAYANANOKUPASITERAPIS (1) Okupasi Terapis yang memiliki SIKOT dapat melakukan pelayanan Okupasi Terapi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan berupa: a. puskesmas; b. klinik; c. rumah sakit; dan d. Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya. (2) Okupasi Terapis yang memiliki SIPOT dapat melakukan praktik pelayanan Okupasi Terapi secara mandiri. Pasal 14 (1) Okupasi Terapis yang melaksanakan pelayanan Okupasi Terapi secara mandiri harus memenuhi persyaratan paling sedikit: a. memiliki tempat pekerjaan yang memenuhi syarat kesehatan; b. memiliki ...
  • 8. MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -8- b. memiliki perlengkapan untuk tindakan okupasi terapi sesuai dengan standar pelayanan; dan c. memiliki perlengkapan administrasi termasuk catatan tindakan okupasi terapi dan formulir rujukan. (2) Okupasi Terapis dalam menjalankan pekerjaan kunjungan rumah sekurang-kurangnya memiliki perlengkapan untuk tindakan Okupasi Terapi dan catatan tindakan Okupasi Terapi. Pasal 15 (1) Dalam melaksanakan praktiknya, Okupasi Terapis dapat menerima pasieny klien langsung atau berdasarkan rujukan dari tenaga medis. (2) Kewenangan untuk menerima pasieny klien langsung hanya dapat dilakukan untuk pelayanan Okupasi Terapi yang meliputi upaya pelayanan promotif dan preventif. (3) Kewenangan untuk menerima pasieny klien rujukan dari tenaga medis meliputi deteksi dini, penyembuhan dan pemulihan dalam intervensi Okupasi Terapis pada Gangguan Area Kinerja Okupasional dan Gangguan Komponen Kinerja Okupasional. (4) Okupasi Terapis dalam melaksanakan pekerjaan Okupasi Terapi meliputi: a. pelayanan diagnostik Okupasi Terapi; b. intervensr/ terapi; c. rujukan; d. advokasi/ advis; e. pelatihan; dan/ atau f. penelitian dan pengembangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal 16 Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang mengizinkan Okupasi Terapis yang tidak memiliki SIKOTuntuk melakukan pelayanan Okupasi Terapi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan tersebut. Pasal17 (2) Okupasi Terapis ... (1) Pelayanan Okupasi Terapi ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
  • 9. MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -9- (2) Okupasi Terapis dalam melaksanakan pelayanan Okupasi Terapi berwenang untuk melakukan pelayanan Okupasi Terapi yang meliputi pengembangan, pemeliharaan, dan pemulihan aktivitas kegiatan sehari-hari, produktivitas, pemanfaatan waktu luang, memfungsikan peralatan adaptif dan alat bantu fungsional. (3) Kewenangan Okupasi Terapis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasional untuk kelompok kasus musculoskeletal; b. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasional untuk kelompok kasus neuromuscular, c. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasional untuk kelompok kasus kardiopulmonal; d. melakukan tindakan stimulasi kinerja okupasional untuk kelompok kasus tumbuh kembang anak; e. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasional untuk anak dengan gangguan mental; f. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasional pada kasus gangguan jiwaj psikososial; g. melakukan tindakan terapi pada gangguan komponen kinerja okupasional dengan menggunakan sensori integrasi; h. melakukan tindakan terapi pada gangguan komponen kinerja okupasional dengan menggunakan snoezelen; 1. melakukan tindakan terapi pada gangguan keterampilan pra akademik pada kasus tumbuh kembang; J. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasional pada kelompok kasus terminal; k. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasional pada kasus ketergantungan NAPZA; l. melakukan tindakan terapi pada gangguan kinerja okupasinal pada kasus geriatri; m. mendesain, membuat dan memfungsikan alat bantu fungsional; dan n. mendesain dan memodifikasi lingkungan sesuai dengan kebutuhan pasienjklien. Pasal 18 (1) Dalam melaksanakan pelayanan Okupasi Terapi, Okupasi Terapis wajib melakukan pencatatatan. (2) Pencatatan ...
  • 10. MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -10- (2) Pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib disimpan selama 5 (lima) tahun. Pasal19 Dalam melaksanakan pelayanan Okupasi Terapi, Okupasi Terapis mempunyai hak: a. memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan Okupasi Terapi sesuai Standar Profesi Okupasi Terapis; b. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasierr/klien dan / atau keluarganya; c. melaksanakan pelayanan sesuai dengan kompetensi; d. menerima imbalan jasa profesi; dan e. memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal20 Dalam melaksanakan pelayanan Okupasi Terapi, Okupasi Terapis mempunyai kewajiban: a. menghormati hak pasicrr/klien, b. merujuk kasus yang tidak dapat ditangani; c. menyimpan rahasia pasierr/klien sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; d. memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien Zklien dan pelayanan yang dibutuhkan dalam lingkup tindakan Okupasi Terapi; e. meminta persetujuan tindakan Okupasi Terapi yang akan dilakukan; f. membantu program Pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat; dan g. mematuhi standar profesi, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional Okupasi Terapis. BABIV PEMBINAANDANPENGAWASAN Pasal 21 (1) Menteri, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaterr/kota, MTKI, dan MTKP melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pekerjaan dan praktik Okupasi Terapis dengan mengikutsertakan Organisasi Profesi. (2) Pernbinaan ... ,
  • 11. MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -11- (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan oleh Okupasi Terapis. Pasa122 (1) Pimpinan Fasilitas Pe1ayanan Kesehatan wajib melaporkan Okupasi Terapis yang bekerja dan berhenti bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatannya pada tiap triwulan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dengan tembusan kepada Organisasi Profesi. (2) Kepala dinas kesehatan kabupaten /kota wajib melaporkan Okupasi Terapis yang bekerja di daerahnya setiap 1 (satu) tahun kepada kepala dinas kesehatan provinsi. Pasa123 (1) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Menteri, pemerintah daerah provinsi atau kepala dinas kesehatan provinsi dan pemerintah daerah kabupaten kota Zkepala dinas kesehatan kabupaten /kota dapat memberikan tindakan administratif kepada Okupasi Terapis yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan pekerjaan dan praktik Okupasi Terapis dalam Peraturan Menteri ini. (2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berupa: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; dan/ atau c. pencabutan SIPOTdarr/ atau SIKOT. Pasa124 (1) Pemerintah daerah kabupaten Zkota atau kepala dinas kesehatan kabupaten /kota dapat merekomendasikan pencabutan STROT kepada MTKI terhadap Okupasi Terapis yang me1akukan pekerjaan dan praktik Okupasi Terapi tanpa memiliki SIPOTatau SIKOT. (2) Pemerintah daerah kabupaten Zkota atau kepala dinas kabupaten Zkota dapat mengenakan sanksi teguran lisan, teguran tertulis sampai dengan pencabutan izin Fasilitas Pelayanan Kesehatan kepada pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang mempekerjakan Okupasi Terapis yang tidak memiliki SIKOT. BABV ...
  • 12. MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -12- BABV KETENTUANPERALIHAN Pasa125 Okupasi Terapis yang telah memiliki SlOT berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 548/Menkes/Per/V /2007 tentang Registrasi dan Izin Praktik Okupasi Terapis dinyatakan telah memiliki STROT sampai dengan mas a berlakunya berakhir dan harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan. Pasa126 (1) Okupasi Terapis yang bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang telah memiliki SIPOT berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 548/ Menkes / Per/V/2007 tentang Registrasi dan Izin Praktik Okupasi Terapis dinyatakan telah memiliki SIKOT berdasarkan Peraturan Menteri ini sampai dengan masa berlakunya berakhir. (2) Okupasi Terapis yang melaksanakan praktik pelayanan Okupasi Terapi secara mandiri dan telah memiliki SIPOT berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 548/Menkes/Per/V /2007 tentang Registrasi dan Izin Praktik Okupasi Terapis, SIPOT yang bersangkutan masih tetap berlaku sampai dengan mas a berlakunya berakhir. (3) Okupasi Terapis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus memperbaharui SIPOT atau SIKOT berdasarkan Peraturan Menteri ini apabila masa berlaku STROT yang bersangkutan telah habis jangka waktunya. Pasa127 Standar Profesi Okupasi Terapis yang ditetapkan oleh Organisasi Profesi masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri ini dan belum ditetapkan yang baru oleh Organisasi Profesi. BABVI ...
  • 13. MENTERIKESEHATAN REPUBLIK INDONESIA -13- BABVI KETENTUANPENUTUP Pasal28 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku: a. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 548jMenkesjPerjVj2007 tentang Registrasi dan Izin Praktik Okupasi Terapis; dan b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 571jMenkesjSKjVIj2008 tentang Standar Profesi Okupasi Terapis, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal29 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Maret 2013 NAFSIAHMBOI Diundangkan di Jakarta padatanggal MENTERI HUKUM DAN HAKASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN BERITANEGARAREPUBLIK INDONESIATAHUN2013 NOMOR
  • 14. Formulir I Contoh Surat Tanda Registrasi Okupasi Terapis MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA (THE INDONESIAN HEALTH PROFESSION BOARD) SURAT TANDA REGISTRASI OKUPASI TERAPIS REGISTRATION CERTIFICATE OF OCCUPATIONAL THERAPIST NOMOR REGISTRASI REGISTRATION NUMBER 'I NAMA NAME .' TEMPAT jTANGGAL LAHIR !, .,. "'<"'"" . ~: PLACE/DATE OF EIRTH~ "". JENIS KELAMIN ; SEX NOMOR IJAZAH CERTIFICATE NUMBER """TANGGAL LULUS ..~ DATE OF GRADUATION PERGURUAN TINGGI UNIVERSITY KOMPETENSI COMPETENCE J'!!f"' NOMOR SERTIFIKAT KOMPETENSI: COMPETENCE CERTIFICATION NUMBER .L_ STR BERLAKU SAMPAI : (sesuai pemberlakuan sertifikat kompetensi) VALID UNTIL ........................ 201.. PAS FOTO a.n.Menteri Kesehatan KETUA MAJELIS TENAGA KESEHATAN INDONESIA CHAIRMAN OF INDONESIAN HEALTH PROFESSION BOARD CAPj STAMP ( )
  • 15. Formulir II Perihal : Permohonan Surat Izin Praktik Okupasi Terapis (SIPOT)/ Surat Izin Kerja Okupasi Terapis (SIKOT) Kepada Yth, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota . Di Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini, Nama Lengkap . Alamat . Tempat /Tanggal Iahir . Jenis Kelamin . . . Tahun Lulusan . Nomor STROT . Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Praktik Okupsi Terapis (SIPOT)/Surat Izin Kerja Okupasi Terapis (SIKOT)pada ................. (sebut nama fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat praktik, dan alamat). Sebagai bahan pertimbangan bersama ini dilampirkan: a. Fotokopi ijazah yang dilegalisir; b. Fotokopi STROT; e. Surat keterangan sehat dari dokter yang mempunyai Surat Izin Praktik; d. Surat pernyataan mempunyai tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat praktik pelayanan seeara mandiri; e. Pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 em sebanyak 3 (tiga) lembar berlatar belakang merah; f. Rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang ditunjuk; g. Rekomendasi dari lOTI; dan h. SIPOT atau SIKOT pertame./kedua (untuk permohonan SIPOT atau SIKOT yang keduaj'ketiga]. Demikian atas perhatian Bapak/Ibu kami ueapkan terima kasih . ........................................ 201..... Yang memohon, ( )
  • 16. Formulir III KOP DINAS KESEHATANKABUPATEN/KOTA...* SURATIZIN PRAKTIKOKUPASITERAPIS (SIKOT) Nomor ... Berdasarkan Peraturan Menteri. Kesehatan Nomor ... tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Okupasi Terapis, yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota ... memberikan izin praktik kepada: (Nama Lengkap) Tempat/tanggal Iahir Alamat Nomor STROT Untuk menjalankan praktik sebagai Okupasi Terapis di '" (tempat dan alamat lengkap tempat praktik). Surat Izin Praktik Okupasi Terapis (SIPOT)ini berlaku sampai dengan tanggal ... (sesuai pemberlakuan STR01). 4X6 Dikeluarkan di . Pada tanggal . ( ) Pas Foto Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota . Kepala Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota . Keterangan *) Jika izm diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota Tembusan : 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ...; 2. Ketua Ikatan Okupasi Terapis Indonesia (lOTI)Daerah ...; dan 3. Pertinggal.
  • 17. Formulir IV KOP DINASKESEHATANKABUPATEN/KOTA...* SURATIZIN KERJA OKUPASITERAPIS (SIKOT) Nomor ... Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor ... tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Okupasi Terapis, yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota ... memberikan izin kerja kepada: (Nama Lengkap) Tempat/tanggal lahir Alamat Nomor STROT Untuk menjalankan pekerjaan sebagai Okupasi Terapis di ... (tempat dan alamat lengkap Fasilitas Pelayanan Kesehatan). Surat Izin Kerja Okupasi Terapis (SIKOT)ini berlaku sampai dengan tanggal ... (sesuai pemberlakuan STR01). 4X6 Dikeluarkan di . Pada tanggal . Pas Foto Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota . Kepala Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota . ( ) Keterangan *) Jika izm diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota Tembusan : 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi ...; 2. Ketua Ikatan Okupasi Terapis Indonesia (lOTI)Daerah ...; dan 3. Pertinggal.