SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  22
STANDAR KOMPETENSI :

“Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu
              dalam menyelesaikan masalah”
                    KOMPETENSI DASAR :
Memformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan
momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam
                        masalah benda tegar.
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR


 ΣF= 0                           Hukum Newton I
 ΣF= m.a                         Hukum Newton II
 F aksi = F reaksi               Hukum Newton III



                                      ΣF= 0
                                   T – WA = 0
                     T
                                T – (mA.g) = 0
                                        T = (mA . g)

               A
                                Benda     mengalami keseimbangan
                                syaratnya Σ F = 0. (gaya-gaya yang
                                bekerja pada sistem adalah = 0)


                     WA


Prepared by Mahbub Alwathoni,
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Sistem pada gambar dibawah ini      Gaya    yang    bekerja  harus
seimbang.   Maka    persamaan-      diuraikan   dulu   berdasarkan
persamaan        yang    terjadi    sumbunya.
bagaimana ya..?
                                                   Ty1       Ty2
                                        T1
                                                                       T2
             T                  T                  β         α
                                             Tx1                    Tx2
             β            α

                      T
                                                         W
                  W                  Kita uraikan dulu menjadi seperti ini :
                                     Tx1 = T1 . Cos β
                                     Tx2 = T2 . Cos α


                                     Ty1 = T1 . sin β
                                     Ty2 = T2 . sin α

Prepared by Mahbub Alwathoni,
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

                                     Karena disini ada 2 sumbu x dan y maka
              Ty1       Ty2          jumlah gaya-gaya yang terjadi adalah ΣFx dan
   T1                                ΣFy
                                T2   Karena sistem seimbang maka syarat ΣF=0
              β         α            harus dipakai, jadi :
        Tx1                   Tx2                  ΣFx = 0
                                        Tx2 + (-Tx1) = 0
                                                                                  Bisa anda
                    W                                                             Jumlahkan
                                                  ΣFy = 0                         untuk
                                                                                  dapatkan
                                     Ty2 + Ty1 – w = 0                            salah satu
                                                                                  T
                                     Ty2 + Ty1         =W




                                       Tx2 + (-Tx1) = 0

                                      Ty2 + Ty1        =W                            +
                                     ------------------------------------------------------


Prepared by Mahbub Alwathoni,
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Pada gambar dibawah ini, benda   Benda seimbang berarti ΣF = 0
seimbang, bagaimana gaya-gaya
yang bekerja ? (massa katrol       ΣFA = 0
pejal diabaikan)                 WA – T = 0
                                    WA = T


                                   ΣFB = 0
                                 T – WB = 0
                           T        WB = T

               B
                       A         Dijumlahkan :
                                 WA = T
                                 WB = T
                                 (WA + WB) = 2T


Prepared by Mahbub Alwathoni,
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Bagaimana gaya-gaya yang ada        Ya… Tidak masalah, itu mudah !
pada sistem dibawah ini, jika
sistem dalam keadaan seimbang.      Seimbang berarti ΣF = 0


                                       ΣFA = 0
                        T            T- fgA = 0
            A
                                       fgA = T
   LANTAI KASAR
                                      ΣFB = 0                 Jumlahkan
                                B   WB – T = 0
                                       WB = T


                                    fgA = T
                                    WB = T
                                    fgA + WB = 2T



Prepared by Mahbub Alwathoni,
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
                                         Kita uraikan dulu menjadi seperti ini :
KASUS 1
                                         Tx1 = T1 . Cos 37o = T1 . 0,8
Benda A beratnya 400 N dan digantung
dalam    keadaan    diam   (seimbang).   Tx2 = T2 . Cos 53o = T2 . 0,6
Tentukan     tegangan-tegangan   pada
kedua tali yang menahannya
                                         Ty1 = T1 . sin 37o = T1 . 0,6
                                         Ty2 = T2 . sin 53o = T2 . 0,8

                                                     ΣFx = 0
                                             Tx2 + (-Tx1) = 0
                                           0,6T2 - 0,8T1 = 0
                                                        ΣFy = 0
       37o               53o
                                             Ty2 + Ty1 – w = 0
                                         0,8T2 + 0,6T1 – 400 = 0
                                               0,8T2 + 0,6T1 = 400
                     A
                                         0,6T2 - 0,8T1 = 0       x 0,6
                                         0,8T2 + 0,6T1 = 400     x 0,8
 TIP”S :
                                         0,36T2 – 0,48T1 = 0
 Cos   37o   = 0.8                       0,64T2 + 0,48T1 = 320           +
 Cos 53o = 0.6
                                                  1,00T2 = 320               T2 = 320 N

Prepared by Mahbub Alwathoni,
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
KASUS 2.
Sebuah foto di gantung di dinding                            45o        45o
(gesekan dinding dengan pigura foto                     T1                    T2
                                                               Ty1    Ty2
diabaikan), jika pigura foto mempunyai
massa 20 kg (g=10), tentukan tegangan
pada tali penahannya agar foto tidak jatuh
!                                                            Tx1       Tx2
                                                                                   200 N

              45o      45o                   Kita uraikan dulu menjadi seperti ini :

                                             Tx1 = T1 . Cos 45o = T1 . ½ √2
                                             Tx2 = T2 . Cos 45o = T2 . ½ √2

                                             Ty1 = T1 . sin 45o      = T1 . ½ √2
                                             Ty2 = T2 . sin 45o      = T2 . ½ √2

                                                           ΣFx = 0
                                                  Tx2 + (-Tx1) = 0
                                             ½ √2 T2 - ½ √2 T1 = 0
                                                                 ΣFy = 0
                                                      Ty2 + Ty1 – w = 0
                                              ½ √2 T2 + ½ √2 T1– 200 = 0
                                                   ½ √2 T2 + ½ √2 T1 = 200

Prepared by Mahbub Alwathoni,
KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Jadi :

 ½ √2 T2 - ½ √2 T1 = 0      ΣFx
           ½ √2 T2 = ½ √2 T1

  ½ √2 T2 + ½ √2 T1 = 200        ΣFy                    Jadi masing-masing
                                                        tegangan tali adalah
      (T2 + T1) ½ √2 = 200
                                                             100 √2 N
  Karena      T 2 = T1 = T   sebab sudut sama. maka :
                                                        Kurang dari nilai ini
            2T ½ √2 = 200                                foto akan jatuh
                         200
                   2T = --------   = 400 / √2
                         ½ √2

                         400
                    T = --------- = 200/ √2 N
                         2 . √2



Prepared by Mahbub Alwathoni,
MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL
 Penyebab gerak tranlasi suatu benda adalah gaya.             Sedangkan
 penyebab gerak rotasi suatu benda adalah Momen gaya.



  Benda bergerak tranlasi penyebabnya adalah GAYA. Besarnya   F = m.a

       =Fxd
                                 = Momen gaya (N.m)
                                d = Lengan gaya (m)
      +                         F = Gaya (N)
                                                              d
                                                        _
                                                                          F
            d
                                                            =-Fxd
                          F

     Benda bergerak rotasi, penyebabnya adalah Momen gaya (TORSI) besarnya
     adalah :  = F x d

Prepared by Mahbub Alwathoni,
MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL

Jika banyak gaya, seperti pada gambar                         Pada gambar dibawah ini jika benda
dibawah ini :                                                 berotasi dengan titik A sebagai
-----------------------------------------------------------   porosnya maka :

_                                                                                                       F3
             d3
                                                               A          ℓ         B                        _
    F3                            d1
                                               +
                                                                                               ℓ         C
                                                F1                 F1
                         d2                                                        + F2

                                       +
                                                              Σ  = (F1 . 0) + (F2 . ℓ (A-B)) – (F3 . ℓ (A-C))
                                     F2

                                                                Jika titik C sebagai poros maka :
  = Σ (F x d)

  = ( F1 x d1) + (F2 x d2) – (F3 x d3)                       Σ  = (F3 . 0) + (F2 . ℓ (A-B)) + (F1 . ℓ (A-C))




 Prepared by Mahbub Alwathoni,
MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL

 Arah gaya yang menyebabkan
 TORSI dapat juga membentuk
 sudut seperti dibawah ini :
 -------------------------------------------------


        +


                 d
                       α
                                  F

             = F. sin α x d




Prepared by Mahbub Alwathoni,
MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL

 KOPEL ..?! Apakah itu …..
 Kopel Adalah pasangan dua buah
 gaya yang sejajar, sama besar,
 dan berlawanan arah.
 -------------------------------------------------
                                                     Arah gaya (+) searah jarum jam
                                 F’
                                          +
                                                     M=Fxd
     F                                               Arah gaya (-) searah jarum jam



                               d
                                                     M=-Fxd
                                              F
         _                                           Jika banyak kopel sebidang :

              F’
                                                     M= Σ(Fxd)
 Jika gaya membentuk sudut maka menjadi M = ( F. sin α ) x d
Prepared by Mahbub Alwathoni,
MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL
                                                                     Uraikan gambar seperti pada gambar
KASUS 1.                                                             dibawah ini
Perhatikan gambar di bawah ini. Berapa
tegangan tali agar dicapai keseimbangan ?
Diketahui titik berat batang A-B di tengah,
panjang batang A-B 0,5 m, massa batang 10
Kg, ( g=10 m.s2)
------------------------------------------------------------------



                                                                       A                     45o          B

                                                                                          Wbatang
                                                                                          100 N

     A                           45o                 B               Σ = 0
                                                                     Wbatang . ½ ℓAB – T. ℓAB sin α = 0
                                                                        Wbatang . ½ ℓAB = T.ℓAB sin α
                                                                         100 . ½ 0,5 = T. 0,5 sin 45o
                                                                                 25 = T . 0,5 ½ √2
                                                                                 25 = T. 0,25 √2
                                                                                   T = 100/ √2 N


 Prepared by Mahbub Alwathoni,
MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL
                                                          Uraikan gambar seperti pada gambar
 KASUS 2.
                                                          dibawah ini
 Perhatikan gambar di bawah        ini.
 Berapa tegangan tali agar dicapai
 keseimbangan ? Diketahui titik berat
 batang A-B di tengah, panjang batang
 A-B 0,5 m, massa batang 10 Kg,
 massa beban C =20 Kg ( g=10 m.s2)
 ------------------------------------------------------
                                                            A                  45o        B



                                                                       Wbatang          C
                                                                       100 N

     A                        45o                B                                    Wc=200 N


                                                           Syarat seimbang :
                                                           ΣF = 0
                                             C                                   Sistem berbentuk
                                                           Σ = 0                momen gaya


Prepared by Mahbub Alwathoni,
MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL


           Lanjutan …                  Σ = 0
                                       Wbatang . ½ ℓAB + Wc ℓAB – T. ℓAB sin α = 0
                                          Wbatang . ½ ℓAB + Wc ℓAB = T.ℓAB sin α
                                           100 . ½ 0,5 + 200 . 0,5 = T. 0,5 sin 45o
 A                    45o       B               25 + 100 = T . 0,5 ½ √2
                                                    125 = T . 0,5 ½ √2

              Wbatang           C                         125
              100 N                                   T = --------- N
                            Wc=200 N                      1/ √2
                                                            4




                                                      T = 500/√2 N
                                       Tegangan Tali kurang dari nilai diatas
                                       maka sistem akan runtuh


Prepared by Mahbub Alwathoni,
MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL

KASUS 3.
Perhatikan gambar di bawah ini. Berapa    Σ = 0
tegangan tali agar dicapai keseimbangan
                                          Wbatang . ½ ℓAB + Wc ℓAB – T. ℓAC sin α = 0
? Diketahui titik berat batang A-B di
tengah, panjang batang A-B 0,5 m,           Wbatang . ½ ℓAB + Wc ℓAB = T. ℓAC sin α
massa batang 10 Kg, massa beban C            100 . ½ 0,5 + 200 . 0,5 = T . 0.3 ½ √2
=20 Kg ( g=10 m.s2)
                                              25 + 100 = T . 0,15 √2
                                                   125 = T . 0,15 √2

                                                          125
                                                     T = -----------
                                                         0,15 √2

                                                     T = 833/ √2 N
  A           45o       C       B

      0,3 m


              Wbatang           C
              100 N



Prepared by Mahbub Alwathoni,
MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL

KASUS 4.
Sebuah           batang         AB        homogen
bersandar pada sebuah dinding. Ujung                      fgB B
bawahnya A berada pada lantai kasar                                         NB
dan bagian atasnya B berada pada
dinding yang kasar juga. Bila panjang
batang ℓ dan beratnya W. batang                                                     NA
membentuk sudut dengan alas nya
sebesar α tentukan persamaan gaya-
gaya nya !                                                            W
-------------------------------------------------------                     α            A
                                                                            fgA
     B
                                                             Syarat keseimbangan :
                                                             ΣF = 0  ΣFx = 0
                                                                          ΣFy = 0
                                                             Dan
                      α
                                         A                   Σ = 0


 Prepared by Mahbub Alwathoni,
MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL

                                      Karena batang ini menimbulkan momen
fgB B                                 maka  Σ = 0
                    NB
                                      Kita ambil kesepakatan, pusat momen
                                      gaya di A (anda boleh ambil B sebagai
                          NA
                                      pusat momen juga)      disini sebagai
                                      contoh di titik A :
           W
                    α                 Karena pusat momen di A maka nilai
                                A
                                      NA dan fgA tidak menimbulkan momen
                    fgA               gaya, sebab tidak punya jarak ke A.
                                      Sedangkan :
 ΣFx = 0     arah horizontal
                                      NB = menimbulkan momen gaya +
 NB - fgA = 0    ingat NB = mB . g
                                      fgB = menimbulkan momen gaya +
 ΣFy = 0  arah vertikal
                                      W = menimbulkan momen gaya –
 NA + fgB - W = 0
                                      Sehingga :
     NA + fgB = W
                                      Σ = 0 akan menjadi ……….



Prepared by Mahbub Alwathoni,
MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL


fgB B
                      NB                                 fgB B
                                                                                    NB
                     ℓ
                             NA
                                                                                     ℓo    NA
                                                                 Wo
             W
                         α        A                                      W
                                                                                     α           A
                      fgA
                                                                                    fgA
Σ = 0
                                                     Σ = 0
NB . ℓ sin α + fgB . ℓ cos α - W 1/2 ℓ . Cos α = 0   NB.ℓ sin α +fgB.ℓ cos α– (W 1/2ℓ . cos α +Woℓo.cos α) = 0
                                                     NB.ℓ sin α +fgB.ℓ cos α = (W 1/2 ℓ .cos α+Wo ℓo.cos α)
NB . ℓ sin α + fgB . ℓ cos α = W 1/2 ℓ . Cos α
                                                     Jadi
Jika anda disuruh mencari koefisien gesek            Tambahkan saja W orang dengan W batang !
pada lantai :                                        Lezat kan … !
NB .ℓ sin α + (μ . NB ) . ℓ cos α =W 1/2 ℓ .Cos α

     Panjang ℓ diukur dari titik A sebab kita sepakat A dijadikan sebagai pusat momen

Prepared by Mahbub Alwathoni,
MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL




            Capek deh …. !!!!!!
                                KLIK DISINI KALAU CAPEK




                     Atau kita lanjtkan saja .. ?




Prepared by Mahbub Alwathoni,
MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL

KASUS 5.
Perhatikan gambar dibawah ini,
berapa nilai    x  agar     benda                          x              60 cm
seimbang ? ( g = 10 m/s2 ). Massa
                                                    50 N                          100 N
batang di abaikan.
-------------------------------------------------
                                                    Σ = 0
                                                    W50 . ℓx - W100 . ℓ0,6 = 0
                                      10 Kg
  5 Kg
                                                    W50 . ℓx = W100 . ℓ0,6
         x                      60 cm
                                                    50 . x = 100 . 0,6
                                                    x = 60/50
                                                     = 1,2 meter
                                                     = 120 cm

 Prepared by Mahbub Alwathoni,

Contenu connexe

Tendances

Fisika "Momentum dan impuls" kelas X
Fisika "Momentum dan impuls" kelas XFisika "Momentum dan impuls" kelas X
Fisika "Momentum dan impuls" kelas XPutri Alfisyahrini
 
7905 bab 3
7905 bab 37905 bab 3
7905 bab 3muli ani
 
Momentum dan impuls
Momentum dan impulsMomentum dan impuls
Momentum dan impulsRamipratama
 
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratPPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratGressi Dwiretno
 
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda Ilham A
 
Pengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gaya
Pengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gayaPengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gaya
Pengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gayaWicah
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot workingFeliks Sitopu
 
Hukum Newton : Penentuan gaya normal pada lift
Hukum Newton : Penentuan gaya normal pada liftHukum Newton : Penentuan gaya normal pada lift
Hukum Newton : Penentuan gaya normal pada liftSMA Negeri 9 KERINCI
 
Mekanika klasik (3) bagian 1
Mekanika klasik (3) bagian 1Mekanika klasik (3) bagian 1
Mekanika klasik (3) bagian 1jayamartha
 
Fisika - Gerak melingkar sederhana
Fisika - Gerak melingkar sederhanaFisika - Gerak melingkar sederhana
Fisika - Gerak melingkar sederhanaFirdha Afsari
 
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarDinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarSuta Pinatih
 
Kelompok 4(medan magnet bumi)
Kelompok 4(medan magnet bumi)Kelompok 4(medan magnet bumi)
Kelompok 4(medan magnet bumi)Nanda Reda
 
Fisika hukum newton
Fisika hukum newtonFisika hukum newton
Fisika hukum newtonSayur Lodeh
 

Tendances (20)

Proses pengerolan
Proses pengerolanProses pengerolan
Proses pengerolan
 
Kinematika Fisika
Kinematika FisikaKinematika Fisika
Kinematika Fisika
 
Momentum Impuls dan Tumbukan
Momentum Impuls dan TumbukanMomentum Impuls dan Tumbukan
Momentum Impuls dan Tumbukan
 
Dinamika Partikel
Dinamika PartikelDinamika Partikel
Dinamika Partikel
 
[8] momen kopel
[8] momen kopel[8] momen kopel
[8] momen kopel
 
Fisika "Momentum dan impuls" kelas X
Fisika "Momentum dan impuls" kelas XFisika "Momentum dan impuls" kelas X
Fisika "Momentum dan impuls" kelas X
 
7905 bab 3
7905 bab 37905 bab 3
7905 bab 3
 
Momentum dan impuls
Momentum dan impulsMomentum dan impuls
Momentum dan impuls
 
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratPPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
 
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
 
Pengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gaya
Pengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gayaPengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gaya
Pengertian gaya,vektor,resultan dan menyusun gaya
 
Kumpulan Rumus Fisika SMP
Kumpulan Rumus Fisika SMP Kumpulan Rumus Fisika SMP
Kumpulan Rumus Fisika SMP
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 
Hukum Newton : Penentuan gaya normal pada lift
Hukum Newton : Penentuan gaya normal pada liftHukum Newton : Penentuan gaya normal pada lift
Hukum Newton : Penentuan gaya normal pada lift
 
Mekanika klasik (3) bagian 1
Mekanika klasik (3) bagian 1Mekanika klasik (3) bagian 1
Mekanika klasik (3) bagian 1
 
Fisika - Gerak melingkar sederhana
Fisika - Gerak melingkar sederhanaFisika - Gerak melingkar sederhana
Fisika - Gerak melingkar sederhana
 
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegarDinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan kesetimbangan benda tegar
 
Kelompok 4(medan magnet bumi)
Kelompok 4(medan magnet bumi)Kelompok 4(medan magnet bumi)
Kelompok 4(medan magnet bumi)
 
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian c
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian cMateri olimpiade fisika Mekanika bagian c
Materi olimpiade fisika Mekanika bagian c
 
Fisika hukum newton
Fisika hukum newtonFisika hukum newton
Fisika hukum newton
 

En vedette

Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarBayulibels
 
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegar
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegarSoal dan pembahasan keseimbangan benda tegar
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegarvina irodatul afiyah
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda Tegarkhairunnisak880
 
Fisika - Kesetimbangan Benda
Fisika - Kesetimbangan BendaFisika - Kesetimbangan Benda
Fisika - Kesetimbangan BendaTasha Amarilis
 
Gerak rotasi dan momentum sudut
Gerak rotasi dan momentum sudutGerak rotasi dan momentum sudut
Gerak rotasi dan momentum sudutFKIP UHO
 
Gerak rotasi & benda tegar
Gerak rotasi & benda tegarGerak rotasi & benda tegar
Gerak rotasi & benda tegarMahbub Alwathoni
 
RPP Fisika kesetimbangan benda tegar
RPP Fisika kesetimbangan benda tegarRPP Fisika kesetimbangan benda tegar
RPP Fisika kesetimbangan benda tegarEko Supriyadi
 
Dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegarDinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegarIlham Wahyudin
 
Kesetimbangan benda-tegar(1)
Kesetimbangan benda-tegar(1)Kesetimbangan benda-tegar(1)
Kesetimbangan benda-tegar(1)auliarika
 
Rpp (gerak rotasi translasi dan kesetimbangan benda tegar)
Rpp (gerak rotasi translasi dan kesetimbangan benda tegar)Rpp (gerak rotasi translasi dan kesetimbangan benda tegar)
Rpp (gerak rotasi translasi dan kesetimbangan benda tegar)eli priyatna laidan
 
FISIKA : Kesetimbangan Benda Tegar
FISIKA : Kesetimbangan Benda TegarFISIKA : Kesetimbangan Benda Tegar
FISIKA : Kesetimbangan Benda TegarStroberie Cat
 
UMPTN Fisika 2003 regional I Kode 721
UMPTN Fisika 2003 regional I Kode 721UMPTN Fisika 2003 regional I Kode 721
UMPTN Fisika 2003 regional I Kode 721SMA Negeri 9 KERINCI
 

En vedette (15)

Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda Tegar
 
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegar
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegarSoal dan pembahasan keseimbangan benda tegar
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegar
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda Tegar
 
Fisika - Kesetimbangan Benda
Fisika - Kesetimbangan BendaFisika - Kesetimbangan Benda
Fisika - Kesetimbangan Benda
 
Dinamaika rotasi
Dinamaika rotasiDinamaika rotasi
Dinamaika rotasi
 
Gerak rotasi dan momentum sudut
Gerak rotasi dan momentum sudutGerak rotasi dan momentum sudut
Gerak rotasi dan momentum sudut
 
Gerak rotasi & benda tegar
Gerak rotasi & benda tegarGerak rotasi & benda tegar
Gerak rotasi & benda tegar
 
RPP Fisika kesetimbangan benda tegar
RPP Fisika kesetimbangan benda tegarRPP Fisika kesetimbangan benda tegar
RPP Fisika kesetimbangan benda tegar
 
Dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegarDinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar
Dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar
 
Kesetimbangan benda-tegar(1)
Kesetimbangan benda-tegar(1)Kesetimbangan benda-tegar(1)
Kesetimbangan benda-tegar(1)
 
Rpp (gerak rotasi translasi dan kesetimbangan benda tegar)
Rpp (gerak rotasi translasi dan kesetimbangan benda tegar)Rpp (gerak rotasi translasi dan kesetimbangan benda tegar)
Rpp (gerak rotasi translasi dan kesetimbangan benda tegar)
 
Fis 12-keseimbangan-benda-tegar
Fis 12-keseimbangan-benda-tegarFis 12-keseimbangan-benda-tegar
Fis 12-keseimbangan-benda-tegar
 
FISIKA : Kesetimbangan Benda Tegar
FISIKA : Kesetimbangan Benda TegarFISIKA : Kesetimbangan Benda Tegar
FISIKA : Kesetimbangan Benda Tegar
 
UMPTN Fisika 2003 regional I Kode 721
UMPTN Fisika 2003 regional I Kode 721UMPTN Fisika 2003 regional I Kode 721
UMPTN Fisika 2003 regional I Kode 721
 
Keseimbangan Benda Tegar rpp
Keseimbangan Benda Tegar rppKeseimbangan Benda Tegar rpp
Keseimbangan Benda Tegar rpp
 

Similaire à Keseimbangan tegar

Keseimbangan benda tegar
Keseimbangan benda tegarKeseimbangan benda tegar
Keseimbangan benda tegarmarhenz66
 
Tke 221 slide_bab_9_-_deret_fourier
Tke 221 slide_bab_9_-_deret_fourierTke 221 slide_bab_9_-_deret_fourier
Tke 221 slide_bab_9_-_deret_fourierfitra010592
 
Konduksi 1 d, steady state
Konduksi 1 d, steady stateKonduksi 1 d, steady state
Konduksi 1 d, steady stateIbnu Hamdun
 
Design Filter IIR
Design Filter IIRDesign Filter IIR
Design Filter IIRIbnu Fajar
 
Bab 6 rangkaian orde satu
Bab 6 rangkaian orde satuBab 6 rangkaian orde satu
Bab 6 rangkaian orde satuRumah Belajar
 

Similaire à Keseimbangan tegar (6)

Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda Tegar
 
Keseimbangan benda tegar
Keseimbangan benda tegarKeseimbangan benda tegar
Keseimbangan benda tegar
 
Tke 221 slide_bab_9_-_deret_fourier
Tke 221 slide_bab_9_-_deret_fourierTke 221 slide_bab_9_-_deret_fourier
Tke 221 slide_bab_9_-_deret_fourier
 
Konduksi 1 d, steady state
Konduksi 1 d, steady stateKonduksi 1 d, steady state
Konduksi 1 d, steady state
 
Design Filter IIR
Design Filter IIRDesign Filter IIR
Design Filter IIR
 
Bab 6 rangkaian orde satu
Bab 6 rangkaian orde satuBab 6 rangkaian orde satu
Bab 6 rangkaian orde satu
 

Plus de Mahbub Alwathoni (20)

2. atomic structure
2. atomic structure2. atomic structure
2. atomic structure
 
Mata Kuliah Komputer & Media Pembelajaran S1 PGSD UT
Mata Kuliah Komputer & Media Pembelajaran S1 PGSD UTMata Kuliah Komputer & Media Pembelajaran S1 PGSD UT
Mata Kuliah Komputer & Media Pembelajaran S1 PGSD UT
 
Microsoft power point kesetimbangan
Microsoft power point   kesetimbanganMicrosoft power point   kesetimbangan
Microsoft power point kesetimbangan
 
Struktur atom
Struktur atomStruktur atom
Struktur atom
 
Ikatan kimia bab 3-4
Ikatan kimia bab 3-4Ikatan kimia bab 3-4
Ikatan kimia bab 3-4
 
Partikel tuhan higgsboson1
Partikel tuhan higgsboson1Partikel tuhan higgsboson1
Partikel tuhan higgsboson1
 
Chapter 24
Chapter 24Chapter 24
Chapter 24
 
Coordination chemistry i
Coordination chemistry iCoordination chemistry i
Coordination chemistry i
 
Crystal field theory11 21
Crystal field theory11 21Crystal field theory11 21
Crystal field theory11 21
 
Transition metalbonding
Transition metalbondingTransition metalbonding
Transition metalbonding
 
T sdiagram
T sdiagramT sdiagram
T sdiagram
 
Spektro uv-vis-21
Spektro uv-vis-21Spektro uv-vis-21
Spektro uv-vis-21
 
Uv vis spektra senyawa kompleks2 penting
Uv vis spektra senyawa kompleks2 pentingUv vis spektra senyawa kompleks2 penting
Uv vis spektra senyawa kompleks2 penting
 
Reaksi anorg 3
Reaksi anorg 3Reaksi anorg 3
Reaksi anorg 3
 
Rx anorg 1
Rx anorg 1Rx anorg 1
Rx anorg 1
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Solution concentration
Solution concentrationSolution concentration
Solution concentration
 
Equilibrium
EquilibriumEquilibrium
Equilibrium
 
Reaction types
Reaction typesReaction types
Reaction types
 
P h calculations
P h calculationsP h calculations
P h calculations
 

Keseimbangan tegar

  • 1. STANDAR KOMPETENSI : “Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik sistem kontinu dalam menyelesaikan masalah” KOMPETENSI DASAR : Memformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar.
  • 2. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR ΣF= 0 Hukum Newton I ΣF= m.a Hukum Newton II F aksi = F reaksi Hukum Newton III ΣF= 0 T – WA = 0 T T – (mA.g) = 0 T = (mA . g) A Benda mengalami keseimbangan syaratnya Σ F = 0. (gaya-gaya yang bekerja pada sistem adalah = 0) WA Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 3. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Sistem pada gambar dibawah ini Gaya yang bekerja harus seimbang. Maka persamaan- diuraikan dulu berdasarkan persamaan yang terjadi sumbunya. bagaimana ya..? Ty1 Ty2 T1 T2 T T β α Tx1 Tx2 β α T W W Kita uraikan dulu menjadi seperti ini : Tx1 = T1 . Cos β Tx2 = T2 . Cos α Ty1 = T1 . sin β Ty2 = T2 . sin α Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 4. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Karena disini ada 2 sumbu x dan y maka Ty1 Ty2 jumlah gaya-gaya yang terjadi adalah ΣFx dan T1 ΣFy T2 Karena sistem seimbang maka syarat ΣF=0 β α harus dipakai, jadi : Tx1 Tx2 ΣFx = 0 Tx2 + (-Tx1) = 0 Bisa anda W Jumlahkan ΣFy = 0 untuk dapatkan Ty2 + Ty1 – w = 0 salah satu T Ty2 + Ty1 =W Tx2 + (-Tx1) = 0 Ty2 + Ty1 =W + ------------------------------------------------------ Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 5. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Pada gambar dibawah ini, benda Benda seimbang berarti ΣF = 0 seimbang, bagaimana gaya-gaya yang bekerja ? (massa katrol ΣFA = 0 pejal diabaikan) WA – T = 0 WA = T ΣFB = 0 T – WB = 0 T WB = T B A Dijumlahkan : WA = T WB = T (WA + WB) = 2T Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 6. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Bagaimana gaya-gaya yang ada Ya… Tidak masalah, itu mudah ! pada sistem dibawah ini, jika sistem dalam keadaan seimbang. Seimbang berarti ΣF = 0 ΣFA = 0 T T- fgA = 0 A fgA = T LANTAI KASAR ΣFB = 0 Jumlahkan B WB – T = 0 WB = T fgA = T WB = T fgA + WB = 2T Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 7. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Kita uraikan dulu menjadi seperti ini : KASUS 1 Tx1 = T1 . Cos 37o = T1 . 0,8 Benda A beratnya 400 N dan digantung dalam keadaan diam (seimbang). Tx2 = T2 . Cos 53o = T2 . 0,6 Tentukan tegangan-tegangan pada kedua tali yang menahannya Ty1 = T1 . sin 37o = T1 . 0,6 Ty2 = T2 . sin 53o = T2 . 0,8 ΣFx = 0 Tx2 + (-Tx1) = 0 0,6T2 - 0,8T1 = 0 ΣFy = 0 37o 53o Ty2 + Ty1 – w = 0 0,8T2 + 0,6T1 – 400 = 0 0,8T2 + 0,6T1 = 400 A 0,6T2 - 0,8T1 = 0 x 0,6 0,8T2 + 0,6T1 = 400 x 0,8 TIP”S : 0,36T2 – 0,48T1 = 0 Cos 37o = 0.8 0,64T2 + 0,48T1 = 320 + Cos 53o = 0.6 1,00T2 = 320 T2 = 320 N Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 8. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR KASUS 2. Sebuah foto di gantung di dinding 45o 45o (gesekan dinding dengan pigura foto T1 T2 Ty1 Ty2 diabaikan), jika pigura foto mempunyai massa 20 kg (g=10), tentukan tegangan pada tali penahannya agar foto tidak jatuh ! Tx1 Tx2 200 N 45o 45o Kita uraikan dulu menjadi seperti ini : Tx1 = T1 . Cos 45o = T1 . ½ √2 Tx2 = T2 . Cos 45o = T2 . ½ √2 Ty1 = T1 . sin 45o = T1 . ½ √2 Ty2 = T2 . sin 45o = T2 . ½ √2 ΣFx = 0 Tx2 + (-Tx1) = 0 ½ √2 T2 - ½ √2 T1 = 0 ΣFy = 0 Ty2 + Ty1 – w = 0 ½ √2 T2 + ½ √2 T1– 200 = 0 ½ √2 T2 + ½ √2 T1 = 200 Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 9. KESEIMBANGAN BENDA TEGAR Jadi : ½ √2 T2 - ½ √2 T1 = 0  ΣFx ½ √2 T2 = ½ √2 T1 ½ √2 T2 + ½ √2 T1 = 200  ΣFy Jadi masing-masing tegangan tali adalah (T2 + T1) ½ √2 = 200 100 √2 N Karena T 2 = T1 = T sebab sudut sama. maka : Kurang dari nilai ini 2T ½ √2 = 200 foto akan jatuh 200 2T = -------- = 400 / √2 ½ √2 400 T = --------- = 200/ √2 N 2 . √2 Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 10. MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL Penyebab gerak tranlasi suatu benda adalah gaya. Sedangkan penyebab gerak rotasi suatu benda adalah Momen gaya. Benda bergerak tranlasi penyebabnya adalah GAYA. Besarnya F = m.a =Fxd  = Momen gaya (N.m) d = Lengan gaya (m) + F = Gaya (N) d _ F d =-Fxd F Benda bergerak rotasi, penyebabnya adalah Momen gaya (TORSI) besarnya adalah :  = F x d Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 11. MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL Jika banyak gaya, seperti pada gambar Pada gambar dibawah ini jika benda dibawah ini : berotasi dengan titik A sebagai ----------------------------------------------------------- porosnya maka : _ F3 d3 A ℓ B _ F3 d1 + ℓ C F1 F1 d2 + F2 + Σ  = (F1 . 0) + (F2 . ℓ (A-B)) – (F3 . ℓ (A-C)) F2 Jika titik C sebagai poros maka :  = Σ (F x d)  = ( F1 x d1) + (F2 x d2) – (F3 x d3) Σ  = (F3 . 0) + (F2 . ℓ (A-B)) + (F1 . ℓ (A-C)) Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 12. MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL Arah gaya yang menyebabkan TORSI dapat juga membentuk sudut seperti dibawah ini : ------------------------------------------------- + d α F  = F. sin α x d Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 13. MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL KOPEL ..?! Apakah itu ….. Kopel Adalah pasangan dua buah gaya yang sejajar, sama besar, dan berlawanan arah. ------------------------------------------------- Arah gaya (+) searah jarum jam F’ + M=Fxd F Arah gaya (-) searah jarum jam d M=-Fxd F _ Jika banyak kopel sebidang : F’ M= Σ(Fxd) Jika gaya membentuk sudut maka menjadi M = ( F. sin α ) x d Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 14. MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL Uraikan gambar seperti pada gambar KASUS 1. dibawah ini Perhatikan gambar di bawah ini. Berapa tegangan tali agar dicapai keseimbangan ? Diketahui titik berat batang A-B di tengah, panjang batang A-B 0,5 m, massa batang 10 Kg, ( g=10 m.s2) ------------------------------------------------------------------ A 45o B Wbatang 100 N A 45o B Σ = 0 Wbatang . ½ ℓAB – T. ℓAB sin α = 0 Wbatang . ½ ℓAB = T.ℓAB sin α 100 . ½ 0,5 = T. 0,5 sin 45o 25 = T . 0,5 ½ √2 25 = T. 0,25 √2 T = 100/ √2 N Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 15. MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL Uraikan gambar seperti pada gambar KASUS 2. dibawah ini Perhatikan gambar di bawah ini. Berapa tegangan tali agar dicapai keseimbangan ? Diketahui titik berat batang A-B di tengah, panjang batang A-B 0,5 m, massa batang 10 Kg, massa beban C =20 Kg ( g=10 m.s2) ------------------------------------------------------ A 45o B Wbatang C 100 N A 45o B Wc=200 N Syarat seimbang : ΣF = 0 C Sistem berbentuk Σ = 0 momen gaya Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 16. MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL Lanjutan … Σ = 0 Wbatang . ½ ℓAB + Wc ℓAB – T. ℓAB sin α = 0 Wbatang . ½ ℓAB + Wc ℓAB = T.ℓAB sin α 100 . ½ 0,5 + 200 . 0,5 = T. 0,5 sin 45o A 45o B 25 + 100 = T . 0,5 ½ √2 125 = T . 0,5 ½ √2 Wbatang C 125 100 N T = --------- N Wc=200 N 1/ √2 4 T = 500/√2 N Tegangan Tali kurang dari nilai diatas maka sistem akan runtuh Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 17. MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL KASUS 3. Perhatikan gambar di bawah ini. Berapa Σ = 0 tegangan tali agar dicapai keseimbangan Wbatang . ½ ℓAB + Wc ℓAB – T. ℓAC sin α = 0 ? Diketahui titik berat batang A-B di tengah, panjang batang A-B 0,5 m, Wbatang . ½ ℓAB + Wc ℓAB = T. ℓAC sin α massa batang 10 Kg, massa beban C 100 . ½ 0,5 + 200 . 0,5 = T . 0.3 ½ √2 =20 Kg ( g=10 m.s2) 25 + 100 = T . 0,15 √2 125 = T . 0,15 √2 125 T = ----------- 0,15 √2 T = 833/ √2 N A 45o C B 0,3 m Wbatang C 100 N Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 18. MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL KASUS 4. Sebuah batang AB homogen bersandar pada sebuah dinding. Ujung fgB B bawahnya A berada pada lantai kasar NB dan bagian atasnya B berada pada dinding yang kasar juga. Bila panjang batang ℓ dan beratnya W. batang NA membentuk sudut dengan alas nya sebesar α tentukan persamaan gaya- gaya nya ! W ------------------------------------------------------- α A fgA B Syarat keseimbangan : ΣF = 0  ΣFx = 0 ΣFy = 0 Dan α A Σ = 0 Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 19. MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL Karena batang ini menimbulkan momen fgB B maka  Σ = 0 NB Kita ambil kesepakatan, pusat momen gaya di A (anda boleh ambil B sebagai NA pusat momen juga) disini sebagai contoh di titik A : W α Karena pusat momen di A maka nilai A NA dan fgA tidak menimbulkan momen fgA gaya, sebab tidak punya jarak ke A. Sedangkan : ΣFx = 0  arah horizontal NB = menimbulkan momen gaya + NB - fgA = 0  ingat NB = mB . g fgB = menimbulkan momen gaya + ΣFy = 0  arah vertikal W = menimbulkan momen gaya – NA + fgB - W = 0 Sehingga : NA + fgB = W Σ = 0 akan menjadi ………. Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 20. MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL fgB B NB fgB B NB ℓ NA ℓo NA Wo W α A W α A fgA fgA Σ = 0 Σ = 0 NB . ℓ sin α + fgB . ℓ cos α - W 1/2 ℓ . Cos α = 0 NB.ℓ sin α +fgB.ℓ cos α– (W 1/2ℓ . cos α +Woℓo.cos α) = 0 NB.ℓ sin α +fgB.ℓ cos α = (W 1/2 ℓ .cos α+Wo ℓo.cos α) NB . ℓ sin α + fgB . ℓ cos α = W 1/2 ℓ . Cos α Jadi Jika anda disuruh mencari koefisien gesek Tambahkan saja W orang dengan W batang ! pada lantai : Lezat kan … ! NB .ℓ sin α + (μ . NB ) . ℓ cos α =W 1/2 ℓ .Cos α Panjang ℓ diukur dari titik A sebab kita sepakat A dijadikan sebagai pusat momen Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 21. MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL Capek deh …. !!!!!! KLIK DISINI KALAU CAPEK Atau kita lanjtkan saja .. ? Prepared by Mahbub Alwathoni,
  • 22. MOMEN GAYA, TORSI DAN KOPEL KASUS 5. Perhatikan gambar dibawah ini, berapa nilai x agar benda x 60 cm seimbang ? ( g = 10 m/s2 ). Massa 50 N 100 N batang di abaikan. ------------------------------------------------- Σ = 0 W50 . ℓx - W100 . ℓ0,6 = 0 10 Kg 5 Kg W50 . ℓx = W100 . ℓ0,6 x 60 cm 50 . x = 100 . 0,6 x = 60/50 = 1,2 meter = 120 cm Prepared by Mahbub Alwathoni,