SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  47
Télécharger pour lire hors ligne
MEKANIKA PERMESINAN

MAHROS DARSIN
Diterjemahkan secara bebas dari Materi
“GROOVER”



          Untuk Kuliah Proses Manufaktur
TEORI PERMESINAN LOGAM
       1. Tinjauan atas Teknologi Permesinan
       2. Teori terjadinya tatal pada permesinan logam
       3. Hubungan Gaya dengan Persamaan
          Merchant
       4. Daya dan Energi yang berhubungan dengan
          Permesinan
       5. Suhu Pemotongan




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Proses Pembuangan Bahan
       Adalah termasuk keluarga operasi permesinan,
           tampilan umumnya berupa pembuangan
           bahan dari bentuk dasar menjadi geometri
           yang diinginkan
        Machining/ Permesinan – pembuangan bahan
           dengan pahat tajam seperti bubut, fris, bor,
           ketam, sekrap, brot (broaching machine),
           gergaji
        Proses Abrasive – pembuangan bahan
           dengan partikel abrasif dan keras, misalnya
           gerinda
        Proses Nontradisional – berbagai bentuk
           energi selain pahat tajam dimanfaatkan untuk
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
           mengikis bahan
Permesinan
       Aksi pemotongan melibatkan deformasi geser
       membentuk tatal
        seiring pembuangan tatal, permukaan baru terbentuk




Figure 21.2 (a) Penampang melintang pandangan proses permesinan,
(b) pahat dengan sudut rake negatif, bandingkan sudut rake positif (a).

       ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Pemodelan: Mekanisme Pemotongan




                               depth of cut
                                                           Chip
                                                                            Friction between
                                              Chip forms by                 tool, chip in this
                                              shear in this region          region

                                                                     Tool




Teori Lama: penyebaran retak                        Model sekarang: pergeseran
Mengapa Permesinan Penting?
            Berbagai benda kerja dapat dimesin
              Untuk memotong logam
            Berbagai bentuk benda kerja dan bentuk
             khusus dapat dibuat :
              Ulir
              Lubang bundar yang akurat
              Ujung yang halus dan tajam
            Akurasi dimensional dan pemukaan akhir
             bagus



©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Kekurangan Proses Permesinan
        Adanya sampah
           Tatal yang terjadi pada permesinan adalah
            sampah
        Memakan waktu lama
           Operasi permesinan umumnya memerlukan
            yang lebih lama dibanding proses
            pembentukan lainnya, misalnya
            pengecoran, metalurgi serbuk atau
            pembentukan




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Permesinan dalam Rangkaian
                Manufakturing
        Pada umumnya dilakukan setelah proses
         manufakturing lainnya, seperti pengecoran,
         tempa dan penarikan batang
           Proses lainnya membuat bentuk umum dari
            permulaan benda kerja
           Permesinan menyediakan bentuk akhir,
            dimensi yang diinginkan dan geometri detil
            yang tidak dapat dilakukan oleh proses lain




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Operasi Permesinan
        Permesinan yang paling penting:
           Turning/ bubut
           Drilling/ bor
           Milling/ fris
        Operasi permesinan lainnya:
           Shaping/sekrap dan planing/ketam
           Broaching/ brot
           Sawing/gergaji




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Pembubutan

            Pahat pemotong tunggal membuang bahan dari
                     benda kerja yang berputar




Figure 21.3 Tiga proses permesinan yang umum: (a) turning/bubut

     ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Drilling/ Pengeboran
         Digunakan untuk membuat lubang bundar,
           umumnya dengan pahat yang berputar
           dengan dua mata pemotong




Figure 21.3 (b) drilling,




      ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Milling/Pengefraisan

        Pahat mata potong jamak berputar atas benda
          kerja yang digerakkan, memotong menjadi
          bentuk bidang atau permukaan lurus
         Dua bentuk: freis peripheral dan freis muka
          (face milling)




Figure 21.3 (c) peripheral milling, and (d) face milling.

 ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Klasifikasi Pahat Potong
       1. Pahat mata potong tunggal
           Satu ujung pemotong yang dominan
           Titik pemotong umumnya bundar yang
            disebut nose radius
           Bubut, sekrap, ketam panjang
            menggunakan pahat mata tunggal
       2. Pahat mata potong jamak
           Lebih dari satu ujung pemotong
           Gerakan relatif terhadap benda kerja
            dengan cara berputar
           Drilling dan milling menggunakan pahat
            motong jamak
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Pahat Potong




Figure 21.4 (a) pahat mata potong tunggal memperlihatkan rake
face, flank, and tool point; and (b) pemotong miling berbentuk helix,
mewakili pahat mata jamak.



         ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Kondisi pemotongan pada Permesinan

         Tiga parameter utama proses permesinan:
            Cutting speed v – gerakan utama
            Feed f – gerakan sekunder
            Depth of cut d – penekanan pahat di
             bawah permukaan kerja asal
         Pada operasi permesinan tertentu, laju
          pembungan material (material removal rate)
          dapat dihitung sbg:
                     RMR = v f d
             dengan v = cutting speed; f = feed; d =
             depth of cut

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Kondisi Permesinan untuk Bubut




Figure 21.5 Speed, feed, and depth of cut pada pembubutan.


 ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Pengerjaan Kasar (Roughing) vs.
        Pengerjaan Akhir (Finishing)
  Dalam produksi, beberapa pemotongan kasar
       diikuti dengan satu atau dua kali pemotongan
       akhir (pengerjaan halus)
   Roughing – menghilangkan sejumlah besar
       bahan mulai dari bentuk dasar
         Membuat bentuk mendekati geometri yang
            diinginkan, kecuali sedikit untuk operasi
            pengakhiran
         Pemakanan dan kedalam potong tinggi,
            kecepatan rendah
   Finishing – geometri benda paripurna
         Dimensi dan toleransi final
         Pemakanan dan kedalam potong rendah,
            kecepatan tinggi
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Mesin Perkakas
    Sebuah mesin dengan daya penggerak yang
      melakukan operasi permesinan, termasuk
      gerinda
     Fungsi dalam permesinan:
        Memegang benda kerja
        Memposisikan pahat relatif terhdap benda
         kerja
        Menyediakan daya pada kecepatan,
         pemakanan dan kedalaman potong yang
         telah diset.
     Terminologi mesin perkakas juga dipakai untuk
      mesin yang digunakan untuk pembentukan
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Model Pemotongan orthogonal
       Model 2-D yang disederhanakan yang
         menjelaskan mekanika permesinan dengan
         cukup akurat




Figure 21.6 Orthogonal cutting: (a) sebagai proses 3 dimensi
  ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Rasio Ketebalan Tatal
                                          to
                                      r 
                                          tc

                  dengan r = rasio ketebalan tatal;
              to = ketabalan tatal sebelum dimesin;
            and tc = ketebalan tatal setelah terpisah
          Tebal beram setelah pemotongan selalu lebih
           besar daripada sebelumnya, sehingga angka
           rasio selalu kurang dari 1,0




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Penentuan Sudut Bidang Geser
        Berdasar pada parameter geometris dari
         model orthogonal, sudut bidang geser  dapat
         ditentukan sebagai:
                                     r cos 
                           tan  
                                   1  r sin

           dengan r = rasio tatal,
           dan  = rake angle (sudut serpih)




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Regangan Geser pada
                        Pembentukan Tatal




Figure 21.7 Reganag geser selam pembentukan tatal: (a) formasi
tatal dianggap sebagai serangkaian paralel pelat yang menggeser
relatif satu dengan yang lain, (b) salah satu pelat diisolasi untuk
menunjukkan regangan geser dan (c) segitiga regangan geser biasa
digunakan untuk menjelaskan persamaan regangan
       ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Regangan Geser
         Regangan geser pada permesinan dapat
         dihitung dengan persamaan di bawah ini,
         berdasar model pemotongan paralel
         terdahulu:
                            = tan( - ) + cot 

         Dengan  = regangan geser,  = sudut
         bidang geser , dan  = sudut serpih pahat
         potong




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Pembentukan tatal




Figure 21.8 Pandangan yang lebih realistis tentang pembentukan
tatal, menunjukkan daerah pergeseran ketimbang bidang geser.
Juga ditunjukkan daerah pergeseran sekunder yang dihasilkan dari
gesekan pahat dan benda kerja.
      ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Empat Tipe Dasar Beram pada
                 Permesinan
       1. Tatal tidak kontinyu/ Discontinuous chip
       2. Tatal kontinyu/ Continuous chip
       3. Tatal kontinyu dengan BUE/ Continuous chip
          with Built-up Edge (BUE)
       4. Tatal bergerigi/ Serrated chip




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Discontinuous Chip

      Bahan benda kerja
                getas
     Pemotongan
      kecepatn rendah, V <
     Pemakanan dan
      kedalaman potong
      tinggi, f >
     Gesekan antara
      pahat dan benda
      kerja tinggi


    Figure 21.9 Four types of
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
         chip formation in metal
         cutting: (a) discontinuous
Continuous Chip

    Bahan benda kerja ulet
    Kecepatan potong
     tinggi, V >
    Pemakanan dan
     kedalaman potong
     rendah, f <, a<
    Ujung pahat tajam
    Gesekan antara pahat
     dan benda kerja
     rendah

   Figure 21.9 (b) continuous
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Continuous with BUE
   Bahan ulet
   Kecepatan potong
    rendah ke sedang
   Gesekan pahat-benda
    kerja menyebabkan
    bagian tatal menempel
    pada permukaan rake
   BUE terbentuk,
    kemudian pecah secara
    bergantian (siklus)
                                            Figure 21.9 (c) continuous
                                            with built-up edge

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Serrated Chip

     Semikontinyu-
      tampak seperti mata
      gergaji
     Tatal siklis terbentuk
      dengan pergantian
      regangan geser
      tinggi dan rendah
     Dikaitkan dengan
      logam sulit dimesin
      pada keceptan tinggi
                                                     Figure 21.9 (d) serrated.



©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Gaya-gaya yang Bekerja pada Tatal
          Gaya gesek F dan gaya normal terhadap gaya
           gesek N
          Gaya geser Fs dan gaya normal thd geser Fn




Figure 21.10 Gaya-gaya
pada pemotongan logam:
(a) gaya yang bekerja pada
pemotongan orthogonal



        ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Gaya Resultan
        Penambahan vector F dan N = resultan R
        Penambahan vector Fs and Fn = resultan R'
        Gaya-gaya yang bekerja pada tatal harus
         seimbang:
           R' harus sama besar dengan R
           R’ harus berlawanan arah terhadap R
           R’ harus kolinier dengan R




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Koefisien Gesek
       Koefisien gesek antara pahat dan benda kerja:
                                          F
                                       
                                          N

       Sudut gesek yang berhubungan dengan
       koefisien gesek:
                                       tan 




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Tegangan Geser
       Tegangan geser bekerja sepanjang bidang geser:
                                       Fs
                                    S
                                       As

     Dengan As = luas bidang geser
                         t ow
                    As 
                         sin

    Tegangan geser = tegangan geser benda kerja
    selama pemotongan


©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Gaya Pemotongan dan Gaya Thrust
  F, N, Fs, and Fn tidak dapat diukur secara langsung
  Gaya yang bekerja pada pahat yang dapat diukur
   langsung:
     Gaya potong Fc dan gaya Thrust Ft




                                               Figure 21.10 Gaya pada pemotongan
©2007 John Wiley & Sons, Inc.   M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e bekerja
                                               logam: (b) gaya-gaya yang
                                               pada pahat yang dapat diukur
Gaya-gaya pada Pemotongan Logam
        Persamaan-persamaan yang dapat diturunkan
         berkaitan antara gaya-gaya yang dapat diukur
         dan tak dapat diukur:
             F = Fc sin + Ft cos
             N = Fc cos - Ft sin
             Fs = Fc cos - Ft sin
             Fn = Fc sin + Ft cos
        Berdasarkan atas gaya-gaya terhitung,
         tegangan geser dan koefisien gesek dapat
         ditentukan


©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Persamaan Merchant
        Dari sudut-sudut yang mungkin tempat
         terjadinya deformasi geser, bahan benda kerja
         akan memilih sudut bidang geser  dengan
         energi minimum, dinyatakan oleh:
                                          
                            45         
                                         2 2
        Persaman tersebut diturunkan oleh Eugene
         Merchant
        Persamaan berdasar pemotongan orthogonal,
         namun masih tetap valid untuk permesinan 3-
         dimensi

©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Apa yang dikatakan oleh persamaan
               Merchant

                                   
                            45  
                                  2 2

        Untuk meningkatkan sudut bidang geser:
           Naikkan sudut rake/sudut tatal
           Kurangi sudut gesek (atau koefisien gesek)




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Pengaruh Sudut Bidang Geser yang Besar
           Sudut bidang geser yang lebih besar berarti
            luas bidang geser yang lebih kecil yang berarti
            gaya potong, daya dan suhu yang lebih kecil




Figure 21.12 Effect of shear plane angle  : (a) higher  with a
resulting lower shear plane area; (b) smaller  with a corresponding
larger shear plane area. Note that the rake angle is larger in (a), which
tends to increase shear angle according to the Merchant equation
      ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Hubungan Daya dan Energi
        Operasi permesinan memerlukan daya
        Daya untuk permesinan dapat dihitung dari:
                   Pc = Fc v
         dengan Pc = daya pemotongan; Fc = gaya
         potong; dan v = kecepatan potong




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Hubungan Daya dan Energi
        Di U.S.A unit yang biasa dipakai untuk
         melambangkan daya adalah daya kuda
         /horsepower (dari ft-lb/min dibagi dengan
         33,000)
                                 Fcv
                          HPc 
                                33,000

           where HPc = cutting horsepower, hp




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Hubungan Daya dan Energi
        Daya kotor untuk mengoperasikan mesin
         perkakas Pg atau HPg diberikan oleh:

                      Pc                   or                 HPc
                 Pg                                    HPg 
                      E                                        E

    dengan E = efisiensi mekanis mesin perkakas
    Typical E untuk mesin perkakas  90%




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Daya Unit pada Permesinan
        Sangat berguna untuk megonversi daya ke
         daya per unit volume laju pemotongan logam
        Disebut sebagai unit power, Pu atau unit
         horsepower, Hpu
              PU =
                     Pc    or HP = HPc
                                  u
                    RMR              RMR


              Dengan RMR = material removal rate




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Energi Spesifik pada Permesinan
       Unit daya juga dikenal sebagai Energi spesifik U

                               Pc   Fc v
                      U = Pu =    =
                               RMR vt ow


         Unit untuk energi spesifik umumnya dalam
         N-m/mm3 atau J/mm3 (in-lb/in3)




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Suhu Pemotongan
        Sekitar 98% energi pada permesinan
         dikonversi menjadi panas
        Hal ini dapat menyebabkan suhu pada pahat-
         tatal sangat tinggi
        Sisa energi (sekitar 2%) bertahan sebagai
         energi elastis pada tatal




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Suhu Pemotongan sangat penting
       Suhu pemotongan tinggi
       1. Mengurangi umur pahat
       2. Memproduksi tatal panas yang
          membahayakan keselamatan operator mesin
       3. Dapat menyebabkan ketidak-akurasian pada
          dimensi benda kerja karena ekspansi termal
          benda kerja




©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Suhu Pemotongan

        Metode analitis diturunkan oleh Nathan
         Cook dari analisis dimensional
         menggunakan data eksperimen untuk
         berbagai bahan diperoleh:
                                                       0.333
                                0.4U  vt o 
                             T            
                                 C  K 
            Dengan T = kenaikan suhu pada antarmuka
            pahat-tatal; U = energi spesifik; v = keceptan
            potong; to = ketebalan tatal sebelum
            dipotong; C = panas spesifik volumetris
            dari bahan benda kerja; K = difusivitas
            thermal bahan benda kerja
©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
Suhu Pemotongan
        Metode eksperimen dapat digunakan untuk
         mengukur suhu pada permesinan
           Teknik yang paling sering digunakan adalah
            thermokopel pahat-tatal
        Dengan menggunakan metode ini, Ken Trigger
         menentukan hubungan kecepatan-suhu dalam
         bentuk:
                    T = K vm
         dengan T = suhu antarmuka pahat-tatal, dan v
         = kecepatan potong


©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e

Contenu connexe

Tendances

Mesin Konvensional
Mesin KonvensionalMesin Konvensional
Mesin KonvensionalElis Wahyuni
 
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiPresentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiEssyKarundeng
 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriAndri Santoso
 
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)universitas negri yogyakarta
 
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusCharis Muhammad
 
Dasar gambar teknik
Dasar gambar teknikDasar gambar teknik
Dasar gambar teknikMOSES HADUN
 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)Agus Witono
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosDewi Izza
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbukMega Audina
 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakasMahros Darsin
 
Toleransi linier
Toleransi linierToleransi linier
Toleransi linierndirocket
 
Sine bar atau batang sinus
Sine bar atau batang sinusSine bar atau batang sinus
Sine bar atau batang sinusMahros Darsin
 
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAANBAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAANAmrih Prayogo
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot workingFeliks Sitopu
 

Tendances (20)

pemesinan konvensional
pemesinan konvensionalpemesinan konvensional
pemesinan konvensional
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Mesin Konvensional
Mesin KonvensionalMesin Konvensional
Mesin Konvensional
 
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, GurdiPresentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
Presentasi Mesin Frais, Bor, Gurdi
 
Elemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andriElemen mesin 2 andri
Elemen mesin 2 andri
 
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
 
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
 
Dasar gambar teknik
Dasar gambar teknikDasar gambar teknik
Dasar gambar teknik
 
Tanda pengerjaan
Tanda pengerjaanTanda pengerjaan
Tanda pengerjaan
 
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
(P pt) materi 2. proses kerja bubut (turning)
 
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
metalurgi serbuk
metalurgi serbukmetalurgi serbuk
metalurgi serbuk
 
Ilmu Bahan
Ilmu BahanIlmu Bahan
Ilmu Bahan
 
Kerja Pelat
Kerja PelatKerja Pelat
Kerja Pelat
 
01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas01.permesinan dan mesin perkakas
01.permesinan dan mesin perkakas
 
Toleransi linier
Toleransi linierToleransi linier
Toleransi linier
 
Tabel standard ulir
Tabel standard ulirTabel standard ulir
Tabel standard ulir
 
Sine bar atau batang sinus
Sine bar atau batang sinusSine bar atau batang sinus
Sine bar atau batang sinus
 
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAANBAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
BAB V PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 

En vedette

Makalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarMakalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarrandy suwandy
 
3. industrial control system
3. industrial control system3. industrial control system
3. industrial control systemMahros Darsin
 
Desain proses pemesinan logam
Desain proses pemesinan logamDesain proses pemesinan logam
Desain proses pemesinan logamWichael Orvincent
 
2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cnc2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cncMahros Darsin
 
Single point cutting tool
Single point cutting toolSingle point cutting tool
Single point cutting toolsamayadtime
 
Pemesinan Konvensional
 Pemesinan Konvensional Pemesinan Konvensional
Pemesinan KonvensionalAyubkhan Kks
 
Machining operations and machine tools
Machining operations and machine toolsMachining operations and machine tools
Machining operations and machine toolsMuhammad Muddassir
 
スタートアップ組織づくりの具体策を学ぶ 先生:金子 陽三
スタートアップ組織づくりの具体策を学ぶ 先生:金子 陽三スタートアップ組織づくりの具体策を学ぶ 先生:金子 陽三
スタートアップ組織づくりの具体策を学ぶ 先生:金子 陽三schoowebcampus
 
Sheet metal-forming-processes
Sheet metal-forming-processesSheet metal-forming-processes
Sheet metal-forming-processessahilslideshare
 
Sheet metal-operations
Sheet metal-operationsSheet metal-operations
Sheet metal-operationsPrasanna M N
 

En vedette (12)

CONTOH PKM GT
CONTOH PKM GTCONTOH PKM GT
CONTOH PKM GT
 
Makalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasarMakalah proses permesinan dasar
Makalah proses permesinan dasar
 
Micrometer inchi
Micrometer inchiMicrometer inchi
Micrometer inchi
 
3. industrial control system
3. industrial control system3. industrial control system
3. industrial control system
 
Desain proses pemesinan logam
Desain proses pemesinan logamDesain proses pemesinan logam
Desain proses pemesinan logam
 
2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cnc2 mesin dan pemrograman cnc
2 mesin dan pemrograman cnc
 
Single point cutting tool
Single point cutting toolSingle point cutting tool
Single point cutting tool
 
Pemesinan Konvensional
 Pemesinan Konvensional Pemesinan Konvensional
Pemesinan Konvensional
 
Machining operations and machine tools
Machining operations and machine toolsMachining operations and machine tools
Machining operations and machine tools
 
スタートアップ組織づくりの具体策を学ぶ 先生:金子 陽三
スタートアップ組織づくりの具体策を学ぶ 先生:金子 陽三スタートアップ組織づくりの具体策を学ぶ 先生:金子 陽三
スタートアップ組織づくりの具体策を学ぶ 先生:金子 陽三
 
Sheet metal-forming-processes
Sheet metal-forming-processesSheet metal-forming-processes
Sheet metal-forming-processes
 
Sheet metal-operations
Sheet metal-operationsSheet metal-operations
Sheet metal-operations
 

Similaire à MEKANIKA PERMESINAN

Mengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESINMengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESINEko Supriyadi
 
Modul M Perkakas frais.pdf
Modul M Perkakas frais.pdfModul M Perkakas frais.pdf
Modul M Perkakas frais.pdfawalsyahrani2
 
Proses frais (buku 3) 0
Proses frais (buku 3) 0Proses frais (buku 3) 0
Proses frais (buku 3) 0Zaki Rahman
 
Contoh laporan pratikum proses produksi
Contoh laporan pratikum proses produksi Contoh laporan pratikum proses produksi
Contoh laporan pratikum proses produksi marsyah18009
 
Proses Pembentukan_PPT_Kelompok 10..pptx
Proses Pembentukan_PPT_Kelompok 10..pptxProses Pembentukan_PPT_Kelompok 10..pptx
Proses Pembentukan_PPT_Kelompok 10..pptxfighterthekingof428
 
jenis-pengefraisan-pada-benda-kerja_compress.docx
jenis-pengefraisan-pada-benda-kerja_compress.docxjenis-pengefraisan-pada-benda-kerja_compress.docx
jenis-pengefraisan-pada-benda-kerja_compress.docxTriMurtiYogiPangestu
 
perawatan dies
perawatan diesperawatan dies
perawatan diesEko Frozer
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6mocoz
 
Pengasahan dan Pengerjaan Halus
Pengasahan dan Pengerjaan HalusPengasahan dan Pengerjaan Halus
Pengasahan dan Pengerjaan HalusEssyKarundeng
 
Mengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESINMengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESINEko Supriyadi
 
DMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptx
DMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptxDMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptx
DMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptxNur Farizan Ayoob
 
Prosman modul-iv
Prosman modul-ivProsman modul-iv
Prosman modul-ivcherenchay
 

Similaire à MEKANIKA PERMESINAN (20)

Mengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESINMengenal proses frais new TEKNIK MESIN
Mengenal proses frais new TEKNIK MESIN
 
BAB 2
BAB 2BAB 2
BAB 2
 
Modul M Perkakas frais.pdf
Modul M Perkakas frais.pdfModul M Perkakas frais.pdf
Modul M Perkakas frais.pdf
 
Proses frais (buku 3) 0
Proses frais (buku 3) 0Proses frais (buku 3) 0
Proses frais (buku 3) 0
 
Permesinan
PermesinanPermesinan
Permesinan
 
2.2 Mesin Frais
2.2 Mesin Frais2.2 Mesin Frais
2.2 Mesin Frais
 
Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2Lanjutan bab 2
Lanjutan bab 2
 
Contoh laporan pratikum proses produksi
Contoh laporan pratikum proses produksi Contoh laporan pratikum proses produksi
Contoh laporan pratikum proses produksi
 
Laporan setria
Laporan setriaLaporan setria
Laporan setria
 
Proses Pembentukan_PPT_Kelompok 10..pptx
Proses Pembentukan_PPT_Kelompok 10..pptxProses Pembentukan_PPT_Kelompok 10..pptx
Proses Pembentukan_PPT_Kelompok 10..pptx
 
jenis-pengefraisan-pada-benda-kerja_compress.docx
jenis-pengefraisan-pada-benda-kerja_compress.docxjenis-pengefraisan-pada-benda-kerja_compress.docx
jenis-pengefraisan-pada-benda-kerja_compress.docx
 
Milling.pdf
Milling.pdfMilling.pdf
Milling.pdf
 
perawatan dies
perawatan diesperawatan dies
perawatan dies
 
Pertemuan 6
Pertemuan 6Pertemuan 6
Pertemuan 6
 
Pengasahan dan Pengerjaan Halus
Pengasahan dan Pengerjaan HalusPengasahan dan Pengerjaan Halus
Pengasahan dan Pengerjaan Halus
 
Mengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESINMengenal proses bubut TEKNIK MESIN
Mengenal proses bubut TEKNIK MESIN
 
DMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptx
DMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptxDMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptx
DMA 3053 – CNC MILLING SLIDE CHAPTER 3 (1).pptx
 
Proses shearing
Proses shearingProses shearing
Proses shearing
 
Prosman modul-iv
Prosman modul-ivProsman modul-iv
Prosman modul-iv
 
BAB II ...pdf
BAB II ...pdfBAB II ...pdf
BAB II ...pdf
 

Plus de Mahros Darsin

1. pengantar ilmu bahan
1. pengantar ilmu bahan1. pengantar ilmu bahan
1. pengantar ilmu bahanMahros Darsin
 
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014Mahros Darsin
 
Roundness measurement
Roundness measurementRoundness measurement
Roundness measurementMahros Darsin
 
Acceptance sampling untuk data variabel
Acceptance sampling untuk data variabelAcceptance sampling untuk data variabel
Acceptance sampling untuk data variabelMahros Darsin
 
1. pengantar kuliah cnc
1. pengantar kuliah cnc1. pengantar kuliah cnc
1. pengantar kuliah cncMahros Darsin
 
Contoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-PContoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-PMahros Darsin
 
Keutamaan rajab sya'ban 07.06
Keutamaan rajab sya'ban 07.06Keutamaan rajab sya'ban 07.06
Keutamaan rajab sya'ban 07.06Mahros Darsin
 
2. automation & control technology
2. automation & control technology2. automation & control technology
2. automation & control technologyMahros Darsin
 
Teknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas PemotongTeknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas PemotongMahros Darsin
 
Contoh Soal Perhitungan Kapasitas Manufaktur
Contoh Soal Perhitungan Kapasitas ManufakturContoh Soal Perhitungan Kapasitas Manufaktur
Contoh Soal Perhitungan Kapasitas ManufakturMahros Darsin
 
Otomasi; jenis dan analisis
Otomasi; jenis dan analisisOtomasi; jenis dan analisis
Otomasi; jenis dan analisisMahros Darsin
 

Plus de Mahros Darsin (20)

1. pengantar ilmu bahan
1. pengantar ilmu bahan1. pengantar ilmu bahan
1. pengantar ilmu bahan
 
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
Pkm gt u uts rabu 26 maret 2014
 
Roundness measurement
Roundness measurementRoundness measurement
Roundness measurement
 
Gage blocks
Gage blocksGage blocks
Gage blocks
 
Metrology sudut
Metrology sudutMetrology sudut
Metrology sudut
 
Metrologi linier
Metrologi linierMetrologi linier
Metrologi linier
 
Acceptance sampling
Acceptance samplingAcceptance sampling
Acceptance sampling
 
Cutting fluids
Cutting fluids Cutting fluids
Cutting fluids
 
Acceptance sampling untuk data variabel
Acceptance sampling untuk data variabelAcceptance sampling untuk data variabel
Acceptance sampling untuk data variabel
 
1. pengantar kuliah cnc
1. pengantar kuliah cnc1. pengantar kuliah cnc
1. pengantar kuliah cnc
 
Micrometer inchi
Micrometer inchiMicrometer inchi
Micrometer inchi
 
Contoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-PContoh proposal PKM-P
Contoh proposal PKM-P
 
Keutamaan rajab sya'ban 07.06
Keutamaan rajab sya'ban 07.06Keutamaan rajab sya'ban 07.06
Keutamaan rajab sya'ban 07.06
 
Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiahRagam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiah
 
Karya tulis
Karya tulisKarya tulis
Karya tulis
 
2. automation & control technology
2. automation & control technology2. automation & control technology
2. automation & control technology
 
Teknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas PemotongTeknologi Perkakas Pemotong
Teknologi Perkakas Pemotong
 
overview of mfg
overview of mfgoverview of mfg
overview of mfg
 
Contoh Soal Perhitungan Kapasitas Manufaktur
Contoh Soal Perhitungan Kapasitas ManufakturContoh Soal Perhitungan Kapasitas Manufaktur
Contoh Soal Perhitungan Kapasitas Manufaktur
 
Otomasi; jenis dan analisis
Otomasi; jenis dan analisisOtomasi; jenis dan analisis
Otomasi; jenis dan analisis
 

MEKANIKA PERMESINAN

  • 1. MEKANIKA PERMESINAN MAHROS DARSIN Diterjemahkan secara bebas dari Materi “GROOVER” Untuk Kuliah Proses Manufaktur
  • 2. TEORI PERMESINAN LOGAM 1. Tinjauan atas Teknologi Permesinan 2. Teori terjadinya tatal pada permesinan logam 3. Hubungan Gaya dengan Persamaan Merchant 4. Daya dan Energi yang berhubungan dengan Permesinan 5. Suhu Pemotongan ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 3. Proses Pembuangan Bahan Adalah termasuk keluarga operasi permesinan, tampilan umumnya berupa pembuangan bahan dari bentuk dasar menjadi geometri yang diinginkan  Machining/ Permesinan – pembuangan bahan dengan pahat tajam seperti bubut, fris, bor, ketam, sekrap, brot (broaching machine), gergaji  Proses Abrasive – pembuangan bahan dengan partikel abrasif dan keras, misalnya gerinda  Proses Nontradisional – berbagai bentuk energi selain pahat tajam dimanfaatkan untuk ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e mengikis bahan
  • 4. Permesinan Aksi pemotongan melibatkan deformasi geser membentuk tatal  seiring pembuangan tatal, permukaan baru terbentuk Figure 21.2 (a) Penampang melintang pandangan proses permesinan, (b) pahat dengan sudut rake negatif, bandingkan sudut rake positif (a). ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 5. Pemodelan: Mekanisme Pemotongan depth of cut Chip Friction between Chip forms by tool, chip in this shear in this region region Tool Teori Lama: penyebaran retak Model sekarang: pergeseran
  • 6. Mengapa Permesinan Penting?  Berbagai benda kerja dapat dimesin  Untuk memotong logam  Berbagai bentuk benda kerja dan bentuk khusus dapat dibuat :  Ulir  Lubang bundar yang akurat  Ujung yang halus dan tajam  Akurasi dimensional dan pemukaan akhir bagus ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 7. Kekurangan Proses Permesinan  Adanya sampah  Tatal yang terjadi pada permesinan adalah sampah  Memakan waktu lama  Operasi permesinan umumnya memerlukan yang lebih lama dibanding proses pembentukan lainnya, misalnya pengecoran, metalurgi serbuk atau pembentukan ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 8. Permesinan dalam Rangkaian Manufakturing  Pada umumnya dilakukan setelah proses manufakturing lainnya, seperti pengecoran, tempa dan penarikan batang  Proses lainnya membuat bentuk umum dari permulaan benda kerja  Permesinan menyediakan bentuk akhir, dimensi yang diinginkan dan geometri detil yang tidak dapat dilakukan oleh proses lain ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 9. Operasi Permesinan  Permesinan yang paling penting:  Turning/ bubut  Drilling/ bor  Milling/ fris  Operasi permesinan lainnya:  Shaping/sekrap dan planing/ketam  Broaching/ brot  Sawing/gergaji ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 10. Pembubutan Pahat pemotong tunggal membuang bahan dari benda kerja yang berputar Figure 21.3 Tiga proses permesinan yang umum: (a) turning/bubut ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 11. Drilling/ Pengeboran Digunakan untuk membuat lubang bundar, umumnya dengan pahat yang berputar dengan dua mata pemotong Figure 21.3 (b) drilling, ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 12. Milling/Pengefraisan Pahat mata potong jamak berputar atas benda kerja yang digerakkan, memotong menjadi bentuk bidang atau permukaan lurus  Dua bentuk: freis peripheral dan freis muka (face milling) Figure 21.3 (c) peripheral milling, and (d) face milling. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 13. Klasifikasi Pahat Potong 1. Pahat mata potong tunggal  Satu ujung pemotong yang dominan  Titik pemotong umumnya bundar yang disebut nose radius  Bubut, sekrap, ketam panjang menggunakan pahat mata tunggal 2. Pahat mata potong jamak  Lebih dari satu ujung pemotong  Gerakan relatif terhadap benda kerja dengan cara berputar  Drilling dan milling menggunakan pahat motong jamak ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 14. Pahat Potong Figure 21.4 (a) pahat mata potong tunggal memperlihatkan rake face, flank, and tool point; and (b) pemotong miling berbentuk helix, mewakili pahat mata jamak. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 15. Kondisi pemotongan pada Permesinan  Tiga parameter utama proses permesinan:  Cutting speed v – gerakan utama  Feed f – gerakan sekunder  Depth of cut d – penekanan pahat di bawah permukaan kerja asal  Pada operasi permesinan tertentu, laju pembungan material (material removal rate) dapat dihitung sbg: RMR = v f d dengan v = cutting speed; f = feed; d = depth of cut ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 16. Kondisi Permesinan untuk Bubut Figure 21.5 Speed, feed, and depth of cut pada pembubutan. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 17. Pengerjaan Kasar (Roughing) vs. Pengerjaan Akhir (Finishing) Dalam produksi, beberapa pemotongan kasar diikuti dengan satu atau dua kali pemotongan akhir (pengerjaan halus)  Roughing – menghilangkan sejumlah besar bahan mulai dari bentuk dasar  Membuat bentuk mendekati geometri yang diinginkan, kecuali sedikit untuk operasi pengakhiran  Pemakanan dan kedalam potong tinggi, kecepatan rendah  Finishing – geometri benda paripurna  Dimensi dan toleransi final  Pemakanan dan kedalam potong rendah, kecepatan tinggi ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 18. Mesin Perkakas Sebuah mesin dengan daya penggerak yang melakukan operasi permesinan, termasuk gerinda  Fungsi dalam permesinan:  Memegang benda kerja  Memposisikan pahat relatif terhdap benda kerja  Menyediakan daya pada kecepatan, pemakanan dan kedalaman potong yang telah diset.  Terminologi mesin perkakas juga dipakai untuk mesin yang digunakan untuk pembentukan ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 19. Model Pemotongan orthogonal Model 2-D yang disederhanakan yang menjelaskan mekanika permesinan dengan cukup akurat Figure 21.6 Orthogonal cutting: (a) sebagai proses 3 dimensi ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 20. Rasio Ketebalan Tatal to r  tc dengan r = rasio ketebalan tatal; to = ketabalan tatal sebelum dimesin; and tc = ketebalan tatal setelah terpisah  Tebal beram setelah pemotongan selalu lebih besar daripada sebelumnya, sehingga angka rasio selalu kurang dari 1,0 ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 21. Penentuan Sudut Bidang Geser  Berdasar pada parameter geometris dari model orthogonal, sudut bidang geser  dapat ditentukan sebagai: r cos  tan   1  r sin dengan r = rasio tatal, dan  = rake angle (sudut serpih) ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 22. Regangan Geser pada Pembentukan Tatal Figure 21.7 Reganag geser selam pembentukan tatal: (a) formasi tatal dianggap sebagai serangkaian paralel pelat yang menggeser relatif satu dengan yang lain, (b) salah satu pelat diisolasi untuk menunjukkan regangan geser dan (c) segitiga regangan geser biasa digunakan untuk menjelaskan persamaan regangan ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 23. Regangan Geser Regangan geser pada permesinan dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini, berdasar model pemotongan paralel terdahulu:  = tan( - ) + cot  Dengan  = regangan geser,  = sudut bidang geser , dan  = sudut serpih pahat potong ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 24. Pembentukan tatal Figure 21.8 Pandangan yang lebih realistis tentang pembentukan tatal, menunjukkan daerah pergeseran ketimbang bidang geser. Juga ditunjukkan daerah pergeseran sekunder yang dihasilkan dari gesekan pahat dan benda kerja. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 25. Empat Tipe Dasar Beram pada Permesinan 1. Tatal tidak kontinyu/ Discontinuous chip 2. Tatal kontinyu/ Continuous chip 3. Tatal kontinyu dengan BUE/ Continuous chip with Built-up Edge (BUE) 4. Tatal bergerigi/ Serrated chip ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 26. Discontinuous Chip  Bahan benda kerja getas  Pemotongan kecepatn rendah, V <  Pemakanan dan kedalaman potong tinggi, f >  Gesekan antara pahat dan benda kerja tinggi Figure 21.9 Four types of ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e chip formation in metal cutting: (a) discontinuous
  • 27. Continuous Chip  Bahan benda kerja ulet  Kecepatan potong tinggi, V >  Pemakanan dan kedalaman potong rendah, f <, a<  Ujung pahat tajam  Gesekan antara pahat dan benda kerja rendah Figure 21.9 (b) continuous ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 28. Continuous with BUE  Bahan ulet  Kecepatan potong rendah ke sedang  Gesekan pahat-benda kerja menyebabkan bagian tatal menempel pada permukaan rake  BUE terbentuk, kemudian pecah secara bergantian (siklus) Figure 21.9 (c) continuous with built-up edge ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 29. Serrated Chip  Semikontinyu- tampak seperti mata gergaji  Tatal siklis terbentuk dengan pergantian regangan geser tinggi dan rendah  Dikaitkan dengan logam sulit dimesin pada keceptan tinggi Figure 21.9 (d) serrated. ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 30. Gaya-gaya yang Bekerja pada Tatal  Gaya gesek F dan gaya normal terhadap gaya gesek N  Gaya geser Fs dan gaya normal thd geser Fn Figure 21.10 Gaya-gaya pada pemotongan logam: (a) gaya yang bekerja pada pemotongan orthogonal ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 31. Gaya Resultan  Penambahan vector F dan N = resultan R  Penambahan vector Fs and Fn = resultan R'  Gaya-gaya yang bekerja pada tatal harus seimbang:  R' harus sama besar dengan R  R’ harus berlawanan arah terhadap R  R’ harus kolinier dengan R ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 32. Koefisien Gesek Koefisien gesek antara pahat dan benda kerja: F  N Sudut gesek yang berhubungan dengan koefisien gesek:   tan  ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 33. Tegangan Geser Tegangan geser bekerja sepanjang bidang geser: Fs S As Dengan As = luas bidang geser t ow As  sin Tegangan geser = tegangan geser benda kerja selama pemotongan ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 34. Gaya Pemotongan dan Gaya Thrust  F, N, Fs, and Fn tidak dapat diukur secara langsung  Gaya yang bekerja pada pahat yang dapat diukur langsung:  Gaya potong Fc dan gaya Thrust Ft Figure 21.10 Gaya pada pemotongan ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e bekerja logam: (b) gaya-gaya yang pada pahat yang dapat diukur
  • 35. Gaya-gaya pada Pemotongan Logam  Persamaan-persamaan yang dapat diturunkan berkaitan antara gaya-gaya yang dapat diukur dan tak dapat diukur: F = Fc sin + Ft cos N = Fc cos - Ft sin Fs = Fc cos - Ft sin Fn = Fc sin + Ft cos  Berdasarkan atas gaya-gaya terhitung, tegangan geser dan koefisien gesek dapat ditentukan ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 36. Persamaan Merchant  Dari sudut-sudut yang mungkin tempat terjadinya deformasi geser, bahan benda kerja akan memilih sudut bidang geser  dengan energi minimum, dinyatakan oleh:     45   2 2  Persaman tersebut diturunkan oleh Eugene Merchant  Persamaan berdasar pemotongan orthogonal, namun masih tetap valid untuk permesinan 3- dimensi ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 37. Apa yang dikatakan oleh persamaan Merchant     45   2 2  Untuk meningkatkan sudut bidang geser:  Naikkan sudut rake/sudut tatal  Kurangi sudut gesek (atau koefisien gesek) ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 38. Pengaruh Sudut Bidang Geser yang Besar  Sudut bidang geser yang lebih besar berarti luas bidang geser yang lebih kecil yang berarti gaya potong, daya dan suhu yang lebih kecil Figure 21.12 Effect of shear plane angle  : (a) higher  with a resulting lower shear plane area; (b) smaller  with a corresponding larger shear plane area. Note that the rake angle is larger in (a), which tends to increase shear angle according to the Merchant equation ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 39. Hubungan Daya dan Energi  Operasi permesinan memerlukan daya  Daya untuk permesinan dapat dihitung dari: Pc = Fc v dengan Pc = daya pemotongan; Fc = gaya potong; dan v = kecepatan potong ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 40. Hubungan Daya dan Energi  Di U.S.A unit yang biasa dipakai untuk melambangkan daya adalah daya kuda /horsepower (dari ft-lb/min dibagi dengan 33,000) Fcv HPc  33,000 where HPc = cutting horsepower, hp ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 41. Hubungan Daya dan Energi  Daya kotor untuk mengoperasikan mesin perkakas Pg atau HPg diberikan oleh: Pc or HPc Pg  HPg  E E dengan E = efisiensi mekanis mesin perkakas  Typical E untuk mesin perkakas  90% ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 42. Daya Unit pada Permesinan  Sangat berguna untuk megonversi daya ke daya per unit volume laju pemotongan logam  Disebut sebagai unit power, Pu atau unit horsepower, Hpu PU = Pc or HP = HPc u RMR RMR Dengan RMR = material removal rate ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 43. Energi Spesifik pada Permesinan Unit daya juga dikenal sebagai Energi spesifik U Pc Fc v U = Pu = = RMR vt ow Unit untuk energi spesifik umumnya dalam N-m/mm3 atau J/mm3 (in-lb/in3) ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 44. Suhu Pemotongan  Sekitar 98% energi pada permesinan dikonversi menjadi panas  Hal ini dapat menyebabkan suhu pada pahat- tatal sangat tinggi  Sisa energi (sekitar 2%) bertahan sebagai energi elastis pada tatal ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 45. Suhu Pemotongan sangat penting Suhu pemotongan tinggi 1. Mengurangi umur pahat 2. Memproduksi tatal panas yang membahayakan keselamatan operator mesin 3. Dapat menyebabkan ketidak-akurasian pada dimensi benda kerja karena ekspansi termal benda kerja ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 46. Suhu Pemotongan  Metode analitis diturunkan oleh Nathan Cook dari analisis dimensional menggunakan data eksperimen untuk berbagai bahan diperoleh: 0.333 0.4U  vt o  T   C  K  Dengan T = kenaikan suhu pada antarmuka pahat-tatal; U = energi spesifik; v = keceptan potong; to = ketebalan tatal sebelum dipotong; C = panas spesifik volumetris dari bahan benda kerja; K = difusivitas thermal bahan benda kerja ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e
  • 47. Suhu Pemotongan  Metode eksperimen dapat digunakan untuk mengukur suhu pada permesinan  Teknik yang paling sering digunakan adalah thermokopel pahat-tatal  Dengan menggunakan metode ini, Ken Trigger menentukan hubungan kecepatan-suhu dalam bentuk: T = K vm dengan T = suhu antarmuka pahat-tatal, dan v = kecepatan potong ©2007 John Wiley & Sons, Inc. M P Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing 3/e