1. Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia
Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam
Dosen: Ahmad Irfan Mufid, MA
Makalah ini disusun oleh:
Maya Syarie 1111014000096
Oki Primadeka Y 1111014000103
Ahmad Muchlishon 1111014000125
Kelas 3C
Pendidikan Bahasa Inggris
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2012
2. Daftar Isi
Daftar Isi .............................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................
BAB II Pembahasan
A. Asal Masuknya Islam ke Indonesia ........................................................................
B. Teori Islamisasi .......................................................................................................
C. Pola Pembentukan Budaya Islam ............................................................................
D. Pembentukan Kerajaan-kerajaan Islam ...................................................................
E. Sebab-sebab Runtuhnya Kerajaan Islam .................................................................
BAB III Penutup
A. Kesimpulan .............................................................................................................
Daftat Pustaka .....................................................................................................................
3. BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sebelum kedatangan Islam ke Indonesia, sudah ada beberapa perbedaan agama dan kepercayaan, seperti Hindu, Budha, dan kepercayaan mistik lainnya. Sistem kepercayaan ini menggunakan pengaruh bentuk sosial dan ekonomi seperti struktur politik di Indonesia. Islam dibawa ke Indonesia oleh pedagang India dan Persia melalui proses damai, yang dengan cepat diterima oleh masyarakat Indonesia karena ajaran-ajarannya memperkenalkan toleransi dan persamaan derajat. Bagi agama Hindu, sebagai agama yang menekankan diferensiasi kelas- kelas sosial, agama baru ini (Islam) sangat menarik, khususnya di antara para pedagang yang ditujukan terhadap orientasi internasional. Hal ini membuat Islam menjadi motivasi untuk mengambil kekuatan politik dari wewenang orang-orang kafir.1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana awal mula masuknya Islam ke Indonesia?
2. Bagimana teori islamisasi?
3. Bagaimana pola pembentukan budaya islam di Indonesia?
4. Bagaimana pembentukan kerajaan-kerajaan islam?
5. Apa penyebab runtuhnya kerajaan-kerajaan islam di Indonesia?
6. Adakah pengaruh slam terhadap kemajuan-kemajuan di bidang ekonomi, politik, sosial dan buadaya, serta pendidikan?
1 Abdillah, Masykuri, Responses of Indonesian Muslim Intellectuals to the Concept of Democracy, terjemahan (Hamburg: Abera Publishing House, 1997), p. 26.
4. Bab II
Pembahasan
A. Asal Usul Masuknya Islam ke Indonesia
Pembahasan tentang asal usul Islam di Nusantara serta siapa pembawanya dipaparkan melalui empat teori berikut:
1. Teori Persia
Agama Islam masuk ke nusantara berasal dari Persia. Teori ini dicetuskan oleh Husein Djajadiningrat, sejarawan asal Banten, didukung oleh kenyataan bahwa di Sumatera Utara (Aceh) terdapat perkumpulan orang-orang Persia sejak abad ke-15. Marrison juga menguatkan teori ini dengan dasar adanya pengaruh Persia yang jelas dalam kosakata kesusasteraan Melayu. Kedatangan ulama besar bernama al Qadhi Amir Sayyid al Syirazi dari Persia di kerajaan Samudera Pasai juga ikut sebagai penguat dan penegas teori Persia.
2. Teori India
Agama Islam masuk ke Nusantara berasal dari Negara India. Snouck Hurgronje (Belanda) mengungkapkan bahwa agama Islam masuk ke Nusantara berasal dari kota Dakka, India. Di sisi lain Pijnappel dan Moquette (Belanda) menyatakan bahwa agama islam berasal dari Gujarat dan Malabar, India. Pembawanya adalah orang-orang Arab yang cukup lama tinggal di wilayah tersebut. Fatimi juga menguatkan atas dasar adanya persamaan batu nisan Malik al Shaleh dengan batu nisan di Bengal.
3. Teori Mesir
Menurut Keijzer, agama Islam berasal dari Mesir atas dasar kesamaan madzhab, yaitu madzhab Safi’iyah. Sementara Niemann dan de Holander menyatakan Hadramaut sebagai tempat Islam berasal.
4. Teori Cina
Wan Husein Azmi mengemukakan bahwa seorang ilmuan Spanyol, Emmanuel Godinho de Eradie menulis “Sesungguhnya akidah Muhammad telah diterima di Patani dan Pam di Pantai Timur, kemudian diterima dan
5. dikembangkan oleh Permaicuri (Parameswara) di tahun 1411 M”.2 Ada beberapa sumber asing yang mendukung teori ini, antara lain dari Kronik Klenteng Sam Po Kong Semarang, Kronik Klenteng Talang Cirebon, dan catatan perjalanan M Huan.3
B. Teori Islamisasi
Fakta sejarah bahwa pada abad 2 SM, TW Arnold dalam The Pearching of Islam a History of the Propagation of the Muslim Faith, penduduk Nusantara sudah menjalin hubungan dengan pedagang-pedagang dari Arab, Cina (Tiongkok), Persia, dan lain-lain. Pedagang-pedagang tersebut singgah di Demak, Cirebon, Perlak, Samudra Pasai, dan Pesisir Utara kepulauan Indonesia lainnya. Walaupun tujuan utama para pedagang dari Arab adalah untuk berdagang, akan tetapi mereka merasa berkewajiban mendakwahkan Islam kepada peduduk setempat sehingga pada akhirnya terbentuklah komunitas muslim dengan kerajaan-kerajaan Islam pertama di Nusantara berada di Aceh, Sumatera Utara. Kerajaan-kerajaan tersebut adalah Perlak, Lamuri, dan Pasai.
Perkembangan Islam bertambah pesat pada masa kerajaan Pasai, sehingga menjadi pusat studi agama Islam di kawasan Asia Tenggara. Pendidikan Islam awalnya bersifat informal. Setelah masyarakat Islam terbentuk, dibangunlah lembaga-lembaga pendidikan yang terdiri dari Munasah, Masjid, Rangkang, dan Dayah. Dalam perkembangannya, pendidikan Islam mendapat dukungan dan bantuan dari sultan, panglima Sagoe, Ulu Balang, dan lain-lain.
Di sisi lain Uka Tjandrasasmita juga menyatakan proses penyebaran Islam dapat melalui berbagai saluran seperti perdagangan, perkawinan, birokrasi pemerintahan, pendidikan, tasawuf, cabang-cabang kesenian, dan lain-lain. Pada saat itu pedagang muslim memiliki status sosial tinggi sehingga banyak raja dan bangsawan yang turut serta dalam kegiatan perdagangan, masuk Islam dan menikahkan putri-putri mereka dengan para pedagang muslim.4 Di bidang politik, berkembang pandangan dari fiqih syiyasah bahwa “agama yang dianut rakyat
2 Didin Saepudin, Sejarah Peadaban Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 195.
2 Republika, “Teori Cina, Disembunyikan Belanda, Ditolak Soekarno dan Soeharto”, (Jakarta, 11 Oktober 2012), hlm. 24.
4 Ibid, hlm. 200.
6. tergantung pada agama yang dianut rajanya”. Di Indonesia berlaku pandangan seperti itu, banyak raja dan bangsawan yang masuk Islam kemudian diikuti oleh masyarakatnya.
Di bidang tasawuf, Van Bruinessen menyatakan bahwa Islam yang diajarkan kepada orang-orang Asia Tenggara yang pertama memeluk Islam diwarnai dengan ajaran sufi. Sifat spesifik tasawuf memudahkan penerimaan masyarakat non muslim ke dalam lingkungannya.
Di bidang kesenian; seni wayang, seni sastra, seni bangunan, dan seni ukir digunakan sebagai media untuk kepentingan dakwah. Di seni wayang, Sunan Kalijaga sebagai pementas wayang tidak pernah meminta honor pertunjukan, namun beliau hanya meminta penonton untuk mengucapkan kalimat syahadat.
C. Pola Pembentukan Budaya Islam
Berdasarkan catatan sejarah, ada tiga pola pembentukan budaya Islam yaitu Pola Samudra Pasai, Pola Sulawesi Selatan, dan Pola Jawa. Berikut paparan singkat ketiga pola tersebut:
1. Pola Samudra Pasai
Berdirinya Kerajaan Samudra Pasai menimbulkan perubahan dari struktur negara yang segmenter ke struktur negara yang terpusat. Pada masa kerajaan ini berkuasa, kerjaan ini menjadi pusat pengajaran agama. Reputasinya terus berlanjut walupun akhirnya perkembangan kerajaan ini menyusut. Pola yang dipakai kerajaan ini adalah pola “kebebasan budaya” untuk memformulasikan struktur dari sistem kekuasaan, yang mencerminkan kerajaan Aceh Darussalam.
2. Pola Sulawesi Selatan
Pola ini adalah pola islamisasi melalui konversi keraton atau pusat kekuasaan. Pola ini didahului oleh bedirinya kerajaan Malaka. Proses islamisasinya berlangsung dari struktur negara yang telah memiliki basis legitimasi geneologis. Konversi agama menununjukan kemampuan raja yang mana itu menghindarkan penguasa dari celaan rakyat terhadap penguasa dalam hal kenegaraan.
7. 3. Pola Jawa
Berdirinya kerajaan Demak membawa pengaruh yang besar terhadap perkembangan Islam di Jawa. Pada saat itu konsep pemerintahan Islam harus dihadapkan pada budaya Budha sebagai agama yang dianut kebanyakan masyarakat pada saat itu. Islam pada saat itu tampil sebagai penantang. Khusus di Jawa, pola pembentukan keudayaannya berbeda dengan dua pola sebelumnya yaitu di Pasai dan di Sulawesi Selatan. Di Jawa, menerapkan pola tiga wilayah kekuasaan keagamaan yaitu di keraton, pesantren dan pasar. Dari ketiga wilayah keagamaan tersebut, keraton (abangan) dan pesantren sering terjadi dialog keagamaan. Pesantren pada saat itu diperangi dan menjadi tempat berlindung muallaf yang kecewa. Hal ini menyebabkan penguasa bertugas buka untuk menyebarkan agama, akan tetapi memunculkan keserasian antara kedua kelompok tersebut. Oleh karena itu Walisongo, membangun Masjid Demak yang mana menggabungkan konsep aturan Islam yang dibalut budaya Budha pada saat itu.
D. Pembentukan Kerajaan-Kerajaan Islam
Kerajaan-kerajaan Islam yang terbentuk di Indonesia itu terbagi pada beberapa wilayah dan masa. Wilayah-wilayah tersebut ialah Sumatera dan Jawa, dan masanya terbagi pada masa sebelum penjajahan dan sesudah penjajahan. Berikut kami uraikan sekilas sejarah pembentukan kerajaan-kerajaan Islam Indonesia:
1. Kerajaan-Kerjaan Islam Sebelum Masa Penjajahan
a. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang terletak di pesisir Timur Laut Aceh. Kerajaan ini terbentuk karena adanya proses islamisasi yang dilakukan para pedagang Muslim yang pernah singgah pada abad ke-7, ke-8 dan seterusnya.5 Kerajaan ini eksis sekitar awal atau pertengahan abad ke-13. Hal ini dibuktikan atas dasar penemuan nisan kubur yang terbuat dari granit asal Samudra Pasai. Pada nisan itu
5 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT Rajagrafindo, 2008), hlm. 205.
8. terdapat tulisan yang menyatakan bahwa raja pertama kerajaan itu meninggal pada bulan Ramadhan tahun 696 H atau pada tahun 1297 M. Menurut beberapa hikayat seperti Hikayat Raja-Raja Pasai, Hikayat Raa- Raja Melayu, dan penelitian yang dilakukan Raja pertamanya ialah Malik al-Saleh kan para sarjana Barat, khususnya dari negeri Kincir Angin, Belanda, seperti Snouck Hurgronye, J.P. Molquette, J.L. Moens, J. Hushoff Poll, G.P Rouffaer, H.J.K. Cowan, dan lain-lain.6 yang sekaligus menjadi pendiri kerajaan. Pada masa kerajaan ini berkuasa, basis ekonominya adalah pelayaran dan perdagangan yang mana juga mewajibkan pajak kepada kapal-kapal barat yang melintas ke daerahnya sebesar 6 %.
Adapun urutan raja-raja kerajaan Samudra Pasai diantaranya : Sultan Malik Al-Saleh (1207 M), Muhammad Malik Al-Zahir (1297-1326 M), Mahmud Malik Al-Zahir (1326-1345 M), Manshur Malik Al-Zahir (1345- 1346 M), Ahmad Malik Al-Zahir (1346-1383 M), Zain Al-Abidin Malik Al-Zahir (1383-1405 M), Nahrasiyah (1402-?), Abu Zaid Al-Malik Al- Zahir (?-1455 M), Mahmud Malik Al-Zahir (1455-1477 M), Zain Al- Abidin (1477-1500 M), Abdullah Malik Al-Zahir (1501-1513 M) dan terakhir Zain Al-Abidin ( 1513-1524 M). Kerajaan Samudra Pasai runtuh pada tahun 1524 M karena pada tahun 1521 M kerajaan ini ditaklukan oleh Portugis dan salanjutnya kekuasaannya dipengaruhi oleh kerajaan Aceh.
b. Aceh Darussalam
Terletak di daerah yang mana sekarang disebut Kabupaten Aceh Besar. Belum diketahui kapan tepatnya kerajaan ini berdiri, namun Anas Machmud berpendapat, Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke-15 M. Muzaffar Syah (1465-1497 M) ialah ia yang mendirikan kerajaan ini di atas puing-puing Kerajaan Lamuri. H. J. De Graaf, menyatakan bahwa Kerajaan Aceh Besar merupakan gabungan dari kerajaan Lamuri dan Aceh Dar Al-Kamal. Pada masa kerajaan ini mengalami berbagai kemajuan
6 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT Rajagrafindo, 2008), hlm. 206.
9. dibidang ekonomi yaitu dengan pelabuhanya yang mana banyak pedagang dari berbagai negara berkunjung ke pelabuhan di Aceh. Dan di bidang kemiliteran, kerajaann ini mampu menjalin kerjasama dengan Turki Usmani sehingga mampu mengalahkan Portugis. Pada saat itu kerajaan ini dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda yang bergelar Al-Qahar. Kerajaan ini runtuh pada saat tampuk kepemimpinan dipegang oleh beberapa sultan perempuan yang mana dengan kepemimpinan mereka yang kacau balau sedikit demi sedikit daerah taklukan mereka memisahkan diri. Pada abad ke-18 kerajaan ini hanya tinggal bayangan belaka.
E. Pengaruh Islam Terhadap Kemajuan-Kemajuan di Berbagai Bidang
1. Bidang Ekonomi
a. Samudra Pasai
Letaknya yang sangat strategis yakni penghubung jalur perdagangan antara Cina, India dan Arab menjadikan samudra pasai sebagai tempat singgah bagi para pedagang. Adapun pelayaran dan perdagangan adalah basis utama dalam bidang ekonomi. Pada masa kekuasaan sultan Malik Al Salih berhasil merperkokoh kekuasaan kerajaan di pantai timur Aceh dan berkembang menjadi kerajaan perdagangan yang kuat di selat malaka.
b. Aceh Darussalam
Pada masa pemerintahan sultan iskandar muda, kerajaan Aceh mengalami kemajuan yang diantaranya pada bidang perekonomian. Perekonomian kerajaan Aceh mengalami kemajuan pada bidang perdagangan, pedagang muslim yang sebelumnya berdagang dengan malaka memindahkan kegiatan mereka ke Aceh, setelah malaka dikuasai oleh portugis. Dengan demikian Aceh menjadi ramai dikunjungi oleh para saudagar dari penjuru negeri.
c. Demak
Letak Demak yang begitu strategis menjadikannya menjadi kerajaan maritim. Demak merupakan penghubung antara daerah penghasil rempah- rempah dari timur dan barat. Disamping itu Demak juga memiliki
10. pelabuhan-pelabuhan untuk singgahnya para pelayar. Selain perdagangan, Demak juga menjadi kerajaan agraris karena letaknya yang berada di muara sungai. Hal tersebut mempermudah dalam hal sektor pertaniannya. Komoditas Demak diantaranya beras, garam, kayu jati, dll.
d. Pajang Pajang merupakan dinasti atau kerajaan Islam yang berada di pedalaman pertama di Jawa. Dengan demikian, masyarakatnya agraris: mengandalkan hasil pertanian dan perkebunan. Maka dari itu, umur Kerajaan Pajang tidaklah bertahan lama karena kurang menguasai perdagangan laut sebagai basis perekonomian pada masa itu. Secara sistem dan struktur sosial, masyarakat Pajang tak jauh beda dengan masyarakat Demak.
e. Mataram Posisi ibukota Mataram di Kota Gede yang berada di pedalaman menyebabkan Mataram sangat tergantung kepada hasil pertanian. Dengan kehidupan masyarakat yang agraris membentuk tatanan masyarakat sistem feodal. Bangsawan, priyayi dan kerabat kerajaan yang memerintah suatu wilayah diberi tanah garapan yang luas, sedangkan rakyat bertugas untuk mengurus tanah tersebut. Sistem ini melahirkan tuan tanah yang menganggap menguasai wilayahnya. Kehidupan kerajaan Mataram mengandalkan dari agraris, sedangkan daerah pesisir pantai di wilayah yang dikuasai tidak dimanfaatkan. Dengan mengandalkan dari pertanian, Mataram melakukan penaklukan ke beberapa kerajaan-kerajaan di Jawa Timur dan Jawa Barat. Dengan menarik upeti dari wilayah-wilayah penghasil beras menyebabkan perekonomian berkembang dengan cepat.
f. Cirebon
Cirebon yang terletak di pesisir utara pulau jawa merupakan letak yang strategis. Sumber perekonomian Cirebon terbagi atas dua yakni pelabuhan dan daerah pedalaman yang subur. Pelabuhan Cirebon sangat ramai, banyak kapal yang singgah dan saling bertransaksi. Wilayah pedalaman
11. yang subur banyak menghasilkan hasil bumi diantaranya sayur-sayuran, buah-buahan, padi.
g. Banten
Tidak berbeda dengan kerajaan islam sebelumnya. Kerajaan banten mengandalkan sektor perdagangan dalam mencukupi kebutuhannya. Hal tersebut disebabkan letak banten yang strategis, pelabuhan yang layak, dan juga banten memiliki komoditas yang sangat penting yakni lada, sehingga banyak pedagang asing yang tertarik.
h. Kutai Diperkirakan bahwa pertanian, baik sawah maupun ladang, merupakan mata pencarian utama masyarakat Kutai. Melihat letaknya di sekitar Sungai Mahakam sebagai jalur transportasi laut, diperkirakan perdagangan masyarakat Kutai berjalan cukup ramai. Bagi pedagang luar yang ingin berjualan di Kutai, mereka harus memberikan “hadiah” kepada raja agar diizinkan berdagang.
i. Gowa-Tallo
Kerajaan gowa-tallo atau kerajaan Makassar merupakan kerajaan maritim di Indonesia bagian timur. Kerajaan Makassar berkembang menjadi pusat perdagangan dengan banyak komoditas yang ditawarkan seperti rempah- rempah. Maka tidak heran kalau para pelayar dari barat seperti portugis, belanda, inggris pada singgah disana.
2. Bidang Politik
a. Samudra Pasai
Pada masa pemerintahan sultan Malik al Salih, system pemerintahan kerajaan dan angkatan perang laut dan darat sudah terstruktur rapi. Kerajaan mengalami kemakmuran, terutama setelah Pelabuhan Pasai dibuka. Hubungan Kerajaan Samudra Pasai dan Perlak berjalan harmonis.
Wilayah kekuasaanya meliputi Aceh dan juga daerah kedah, semenanjung Malaya.
b. Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh pada masa itu juga memiliki hubungan diplomatik dengan dinasti Usmani di Turki usmani. Hal ini terbukti saat aceh melawan
12. belanda aceh meminta bantuan tentara pada turki. Adapun daerah kekuasaanya meliputi wilayah samudra pasai, aceh, barus, dan melebar kedaerah-daerah sekitarnya.
c. Demak
Sebelum berkuasa penuh atas Demak, Demak masih menjadi daerah Majapahit. Baru Raden Patah berkuasa penuh setelah mengadakan pemberontakan yang dibantu oleh para ulama atas Majapahit. Dapat dikatakan bahwa pada abad 16, Demak telah menguasai seluruh jawa.
Daerah taklukannya meliputi Madiun, Blora, Surabaya, Pasuruan, Lamongan, Blitar, Wirasaba, dan Kediri, daerah Jawa Tengah bagian Selatan Gunung Merapi, Pengging, dan Pajang.
d. Pajang
Jaka tingkir atau sultan adiwijaya merupakan raja pajang yang paling masyhur. Ia memerintahkan agar semua benda pusaka dipindahkan ke pajang. Hal ini menyebabkan titik politik pindah dari pesisir (Demak) ke pedalaman. Peralihan pusat politik tersebut membawa perkembangan yang sangat berpengaruh dalam peradaban islam jawa.
sultan adiwijaya juga melakukan perluasaan wilayah kekuasaanya yakni ke timur sampai madiun, blora, Kediri dan di aliran anak sungai bengawan solo.
e. Mataram
Raden agung mampu menundukkan seluruh wilayah jawa timur, hingga ia menetapkan amangkura I sebagai putra mahkota. Pada masa amangkurat I inilah banyak konflik. Dalam setiap konflik, yang tampil sebagai lawan adalah mereka yang didukung oleh para ulama. Amangkurat I membunuh sekitar 5000-6000 ulama serta keluarganya.
f. Cirebon
Setelah kerajaan Cirebon resmi berdiri sebagai sebuah kerajaan islam, sunan gunung jati berusaha meruntuhkan kerajaan pajajaran yang masih belum menganut islam. daerah-daerah yang telah diislamkan antara lain: kuningan, sindangkasih, telaga, luragung, ukur, cibalagung, kluntung, bantar, indralaya, batulayang, dan timbangaten. Di wilayah pajajaran
13. agama islam berkembang pesat di negeri caruban yang dipimpin oleh syarif hidayatullah.
g. Banten
Hasanuddin sendiri menikahi puteri Demak dan diresmikan menjadi Panembahan Banten tahun 1552. ia meneruskan usaha-usaha ayahnya (Syarif Hidayatullah) dalam meluaskan daerah Islam, yaitu ke Lampung dan sekitarnya di Sumatera Selatan.
h. Kutai
Jika dirunut, masa pemerintahan Kutai Martadipura berlangsung sejak masa Kudungga pada abad ke-5 hingga digabungnya kerajaan ini pada abad ke-13 ke dalam Kerajaan Kutai Kartanegara akibat kalah perang. Sementara Kerajaan Kutai Kartanegara berlangsung sejak abad ke-13 hingga saat ini.
Wilayah kekuasaan Kutai Martadipura mencakup wilayah Kalimantan Timur saat ini, terutama daerah aliran Sungai Mahakam. Sementara wilayah kekuasaan Kutai Ing Martadipura, mencakup wilayah yang sekarang menjadi Kabupaten Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai
Timur, Bontang , Samarinda dan Balikpapan.
i. Gowa-tallo
Kerajaan Goa-Tallo menjalin hubungan dengan Ternate yang telah menerima Islam dari Gresik/Giri. Penguasa Ternate mengajak penguasa Goa-tallo untuk masuk agama Islam, namun gagal. Islam baru berhasil masuk di Goa-Tallo pada waktu datuk ri Bandang datang ke kerajaan Goa- Tallo. Sultan Alauddin adalah raja pertama yang memeluk agama Islam tahun 1605 M.
Kerajaan Goa-Tallo mengadakan ekspansi ke Bone tahun 1611, namun ekspansi itu menimbulkan permusuhan antara Goa dan Bone.78 Penyebaran Islam yang dilakukan oleh Goa-Tallo berhasil, hal ini merupakan tradisi yang mengharuskan seorang raja untuk menyampaikan hal baik kepada yang lain.
14. 3. Bidang Sosial-Budaya
a. Samudra Pasai
Sebagai kerajaan besar, di kerajaan ini juga berkembang suatu kehidupan yang menghasilkan karya tulis yang baik. Sekelompok minoritas kreatif berhasil memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam, untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu. Inilah yang kemudian disebut sebagai bahasa Jawi, dan hurufnya disebut Arab Jawi.
Di antara karya tulis tersebut adalah Hikayat Raja Pasai (HRP). Bagian awal teks ini diperkirakan ditulis sekitar tahun 1360 M. HRP menandai dimulainya perkembangan sastra Melayu klasik di bumi nusantara. Sejalan dengan perkembangan karya sastra, ilmu tasawuf juga berkembang pada masa ini.
b. Aceh Darussalam
Banyak wilayah sekitar aceh yang telah diislamkan pada masa puncak kekuasaan aceh diantaranya dari aceh, tanah gayo juga minangkabau telah berhasil diislamkan. Pada masanya, Aceh terus berkembang untuk masa beberapa tahun. Pengetahuan agama maju dengan pesat. Akan tetap tatkala beberapa sultan perempuan menduduki singgasana tahun 1641-1699, beberapa wilayah taklukannya lepas dan kesultanan menjadi terpecah belah.
c. Demak
Berdirinya kerajaan demak banyak didorong oleh latar belakang untuk mengembangkan dakwah islam. oleh karena itu tidak heran jika demak gigih melawan daerah-daerah yang ada dibawah pengaruh asing. Berkat dukungan wali songo, demak berhasil menjadikan diri sebagai kerajaan islam pertama di jawa yang memiliki pengaruh cukup luas. Untuk mendukung dakwah pengembangan agama islam, dibangunlah masjid agung demak sebagai pusatnya. Kehidupan sosial dan budaya masyarakat demak lebih berdasarkan pada agama dan budaya islam karena pada dasarnya demak adalah pusat penyebaran islam di pulau jawa.
15. d. Pajang
Selama pemerintahan sultan adiwijaya, kesusastraaan dan kesenian keratin yang sudah maju di demak dan jepara lambat laun dikenal di pedalaman jawa. Pengaruh islam yang kuat di pesisir menjalar dan tersebar ke daerah pedalaman.
e. Mataram Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan hukum Islam tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat kerajaan. Di bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan surantana yang bertugas memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan, dalam istana terdapat jabatan jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana.
f. Cirebon Cirebon berasal dari kata “caruban” yang artinya campuran. Diperkirakan masyarakat Cirebon merupakan campuran dari kelompok pedagang pribumi dengan keluarga-keluarga Cina yang telah menganut Islam. Menurut Sumber berita tertua tentang Cirebon, satu rombongan keluarga Cina telah mendarat dan menetap di Gresik. Seorang yang paling terkemuka adalah Cu-cu, Keluarga Cu-cu yang sudah menganut agama Islam kemudian mendapat kepercayaan dari pemerintah Demak untuk mendirikan perkampungan di daerah Barat. Atas kesungguhan dan ketekunan mereka bekerja maka berdirilah sebuah perkampungan yang disebut Cirebon. Keraton para keturunan Sunan Gunung Jati tetap dipertahankan di bawah kekuasaan dan pengaruh pemerintah Hindia Belanda. Kesultanan itu bahkan masih dipertahankan sampai sekarang. Meskipun tidak memiliki pemerintahan administratif, mereka tetap meneruskan tradisi Kesultanan Cirebon. Misalnya, melaksanakan Panjang Jimat (peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw) dan memelihara makam leluhurnya Sunan Gunung Jati.
16. g. Banten
Agama islam benar-benar menjadi pedoman hidup rakyat kerajaan banten. Meskipun agama islam mempengaruhi sebagian besar kehidupan kesultanan banten, namun penduduk banten telan menjalankan praktek toleransi terhadap pemeluk agama lain. Hal ini dibuktikan dengan dibangunnya sebuah klenteng di pelabuhan banten pada tahun 1673. Masyarakat yang berada pada wilayah kesultanan banten terdiri dari beragam etnis yang ada di nusantara, antara lain: sunda, jawa, melayu, bugis, Makassar dan bali. Beragam suku tersebut memberikan pengaruh kebudayaan di banten dengan tetap berdasarkan aturan agama islam.
Dalam bidang seni banguanan banten meninggalkan seni bangunan masjid agung banten yang dibangun pada abad ke-16. Selain itu, kerajaan banten juga memiliki bangunan istana dan bangunan gapura pada istana kaibon yang dibangun oleh jan lucas cardeel, seorang belanda yang telah memeluk islam.
h. Kutai
Dalam kehidupan sosial terjalin hubungan yang harmonis antara Raja Mulawarman dengan kaum Brahmana. Budaya di kutai juga sangat maju, hal tersebut dengan ditemukannya artefak, candi, manik-manik, patung perunggu dan keramik yang sangat indah
i. Gowa-tallo Orang Makassar dikenal sebagai pelaut ulung, transportasi yang digunakan adlah perahu Pinisi. Mereka berani menyeberang lautan menuju negara- negara yang sangat jauh bahkan sampai Madagaskar dan Afrika Selatan. Masuknya agama Islam dan maraknya perdagangan di Nusantara menambah kuatnya usaha dagang yang dijalankan oleh orang Makassar. Tidaklah heran, jika saat ini orang Makassar terkenal dalam bisnis.
F. Sebab-Sebab Runtunya Kerajaan Islam
a. Samudra Pasai
Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan Samudera Pasai :
1. Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan Nusantara,
17. 2. Berdirinya Bandar Malaka yang letaknya lebih strategis,
3. Setelah Sultan Malik at-Thahir meninggal, tidak ada yang menggantikan sehingga penyebaran agama Islam diambil kerajaan Aceh.
b. Aceh Darussalam Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah : 1. Kekalahan perang antara Aceh melawan Portugis (1629). 2. Pengganti Sultan Iskandar Muda kurang Cakap. 3. Permushan antara kaum muda. 4. Daerah yang jauh dari pemerintahan pusat, melepaskan diri dari Aceh.
c. Demak Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah : 1. Terjadi pertikaian antarkeluarga sepeninggal Sultan Trenggana, 2. Naiknya Arya Penangsang ke tahta kerajaan, 3. Arya Penangsang dapat dikalahkan Jaka Tingkir.
d. Pajang Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah : 1. Perluasan wilayah tidak dapat dijalankan secara maksimal, 2. Kesultanan Pajang kalah pamor terhadap Mataram.
e. Mataram Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Batavia dan menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang.
f. Cirebon Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah : 1. Perpecahan antara saudara menyebabkan kedudukan Kesultanan Cirebon menjadi lemah sehingga pada tahun 1681 kedua kesultanan menjadi proteksi VOC.
18. 2. Pada waktu Panembahan Sepuh meninggal dunia (1697), terjadi perebutan kekuasaan di antara kedua putranya. Keadaan demikian mengakibatkan kedudukan VOC semakin kokoh. 3. Dalam Perjanjian Kertasura 1705 antara Mataram dan VOC disebutkan bahwa Cirebon berada di bawah pengawasan langsung VOC.
g. Banten Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah : 1. Mangkatnya Raja Besar Banten Maulana Yusuf dan tidak ada yang menggantikannya, 2. Perang saudara antara saudara Maulana Yusuf dengan pembesar Kerajaan Banten.
h. Kutai
Kerajaan kutai berakhir saat raja kutai yang bernama maharaja dharma setia tewas dalam peperangan di tangan raja kutai kartanegara ke-13, aji pangeran anum panji mendapa. Perlu diingat bahwa kutai ini (kutai martadipura) berbeda dengan kerajaan kutai kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di kutai lama (tanjung kute). Kutai kartanegara inilah yang selanjutnya menjadi kerajaan islam yang disebut kesultanan kautai kartanegara.
i. Gowa-tallo Beberapa faktor penyebab kemunduran kerajaan ini adalah : 1. Di kerajaan Makssar terjadi pertentangan keluarga bangsawan, 2. Tidak ada regenerasi yang cakap.
19. Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Indonesia yang dikenal sebagai Negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia. Banyak versi yang menyatakan bahwa kapan islam masuk Indonesia dan darimana islam datang. Setidaknya ada empat teori yang menyebutkan islam masuk Indonesia yakni teori Persia, india, mesir dan cina.
Teori Persia dengan dasar adanya pengaruh Persia yang jelas dalam kosakata kesusasteraan Melayu. Teori india dengan dasar persamaan batu nisan Malik al Shaleh dengan batu nisan di Bengal, teori mesir dengan dasar berkembangnya madzhab syafi’iyyah dan teori cina dengan dasar Kronik Klenteng Sam Po Kong Semarang, Kronik Klenteng Talang Cirebon, dan catatan perjalanan M Huan.
Islam semakin berkembang di nusantara dengan lahirnya kerajaan-kerajaan islam seperti samudra pasai, aceh, demak, Cirebon, gowa-tallo dan lainnya. Masing-masing kerajaan tersebut menyumbangkan pengaruh yang sangat besar dalam penyebaran agama Islam.
Seiring dengan berkembang pesatnya agama islam, kemajuan dalam bidang sosial, budaya dan ekonomi juga mengalami kemajuan yang sangat significant. Banyak peninggalan-peninggalan yang telah diwariskan oleh kerajaan Islam tersebut diantaranya bangunan-bangunan masjid, bangunan keratin dan lainnya.
Selain menyebarkan ajaran islam, kerajaan-kerajaan islam tersebut juga berperan aktif dalam perlawanan dan mengusir penjajahan dari bangsa barat.
20. Daftar Pustaka
Abdillah, Masykuri. 1997. Responses of Indonesian Muslim Intellectuals to the Concept of Democracy. Hamburg: Abera Publishing House.
Republika. “Teori Cina, Disembunyikan Belanda, Ditolak Soekarno dan Soeharto”. Jakarta, 11 Oktober 2012
Saridjo, Marwan. 2010. Pendidikan Islam dari Masa ke Masa. Jakarta: Yayasan Ngali Aksara dan Penamadani.
Saepudin, Didin. 2007. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press.
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Yatim, Badri. 2011. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
http://ssbelajar.blogspot.com http://majelispenulis.blogspot.com/2012/05/perekonomian-islam-pada-masa- kesultanan.html