SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  19
Télécharger pour lire hors ligne
Mata Kuliah: Birokrasi Pemerintahan,
Kelas: IV/POL/A, Kamis 2 April 2020
BIROKRASI KLASIK
DAN MODERN
Dr. Pandji Santosa, Drs., M.Si
Dedy Rahmat, S.IP., M.si
BIROKRASI RASIONAL (MAX WEBER)
Weber dalam Etzioni (1985;77), menjelaskan mengenai Struktur
Birokrasi Rasional, yaitu:
(1) Suatu susunan fungsi pejabat yang tetap dan terikat oleh peraturan.
Weber menjelaskan organisasi rasional merupakan antitesa dari pada
hubungan khusus, temporal dan yang tidak stabil dengan demikian titik
beratnya diartikannya kepada kontinuitas. Peraturan akan
menghasilkan suatu penyelesaian baru bagi setiap persoalan dan kasus,
peraturan akan mempermudah standarisasi dan banyak kasus
diperlakukan secara sama.
(2) Memiliki bidang kompetensi khusus: a) Suatu bidang kewajiban untuk
menjalankan berbagai fungsi yang merupakan pembagian kerja yang
sistematis, b) Persyaratan bagi para pemegang jabatan dengan wewenang
yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi tersebut, c) Bahwa sarana
pelaksana sudah ditentukan secara jelas dan penggunanya tunduk pada
kondisi tertentu.
Organisasi yang rasional, menurut Weber, memerlukan pembagian kerja dan
kekuasaan yang sistematis. Setiap partisipan tidak hanya harus memahami
tugas yang dibebankan tetapi juga mempunyai sarana untuk
melaksanakannya terutama kemampuan untuk memerintah orang lain tetapi
juga harus mengetahui batas-batas tugas, hak dan kekuasaan agar tidak
melampaui garis yang memisahkan peranannya dan peranan orang lain,
sehingga akibatnya tidak mengabaikan seluruh struktur organisasi
(3) Susunan jabatan berdasarkan prinsip hirarki. Dengan perkatan lain setiap
jabatan yang tingkatanya lebih rendah selalu berada dibawah pengendalian dan
pengawasan tingkat yang lebih tinggi. Dengan cara tersebut tidak ada jabatan yang
tidak dikendalikan. Pemenuhannya tidak dapat dilakukan secara kebetulan,
pelaksanaannya harus dicek dan diperkuat secara sistematis.
(4) Peraturan yang mengatur tingkah laku sesuatu jabatan dapat berbentuk
peraturan dan norma teknis. Peraturan dan norma teknis tersebut, penerapanya
benar-benar rasional dan harus didukung oleh latihan khusus. Dengan demikian
pada umumnya tepat bila dikatakan bahwa hanya seseorang yang memiliki latar
belakang teknis yang memadai dan dipandang cukup cakap.Untuk menduduki
jabatan staf administrasi, Weber menyebut akar wewenang birokrat ialah
pengetahuan dan latihan yang pernah diterima, penguasaanya dibidang
ketrampilan teknik dan pengetahuan akan merupakan landasan-landasan legitimasi
yang diberikan kepadanya.
(5) Sudah merupakan prinsip bahwa anggota staf administrasi tidak dapat
memiliki sarana produksi atau administrasi, selain itu pada prinsipnya
terdapat pemisahan antara milik organisasi yang dikendalikan secara resmi
dan milik pribadi seorang pejabat. Contoh: penggunaan mobil dinas hanya
dapat digunakan untuk kepentingan dinas, sebagai seorang birokrat dalam
kepentingan tugas-tugasnya, dan tidak digunakan diluar kepentingan dinas.
(6) Untuk meningkatkan kebebasan organisasi, semua sumber dan organisasi
harus bebas dari setiap pengendalian ekstern dan posisi tidak dapat
dimonopoli didalam tangan pejabat manapun. Sumber daya harus bebas
untuk dialokasikan dan direalokasikan sesuai kebutuhan organisasi. Dalam
hal ini pejabat tidak dapat memiliki jabatan resmi secara pribadi.
(7) Tindakan, keputusan dan
peraturan administratif harus
dirumuskan dan dicatat
secara tertulis. Weber
menekankan agar norma dan
pelaksanaan peraturan harus
ditafsirkan secara sistematis
dan dokumen itu harus
tertulis dan disimpan sebagai
sumber pengawasan.
Selain ketujuh prinsip birokrasi diatas, Weber dalam Etzioni (1985;78).
menjelaskan bahwa:
Para pejabat harus digaji secara resmi dan tidak boleh menerima
pembayaran dari klien agar lebih mengutamakan orientasinya kepada
organisasi. Norma-norma ini yang berlaku bagi aparat birokrasi serta
mempromosikan para pejabat secara sistematis harus dilakukan dan ini
berarti menyalurkan hasrat dan ambisi dengan cara menyediakan
jabatan karier, memberi ganjaran kepada pejabat yang setia, dengan
demikian organisasi akan lebih memperkuat rasa tanggung jawab para
pejabat.
BIROKRASI RASIONAL DIKENDALIKAN
HUKUM/ATURAN
• Menurut Weber dalam Thoha (1987:73) teori birokrasi rasional adalah
sebuah konsepsi model tipe ideal dari hubungan organisasi rasional. Bila
kumpulan mereka itu tidak diatur, kerja mereka bisa akan acak-acakan,
tidak rasional, dan tidak efisien. Semua acak-acak yang bernada
pemborosan tidak ada aturan dan mubazir dapat diatasi dengan konsep
model tipe ideal.
• Model tipe ideal ini bertujuan agar dalam organisasi itu tercapai
rasionalitas, agar dapat menempung prinsip-prinsip kehidupan manusia
yang berorganisasi. Setiap organisasi, apakah itu pemerintahan atau non
pemerintahan, fungsinya selalu diatur, sehingga prinsip kepastian dan hal-
hal kedinasan harus diatur berdasarkan hukum yang diwujudkan dalam
berbagai peraturan.
PRINSIP KERJA IMPERSONAL
• Weber dalam Thoha (1987:78) menjelaskan bahwa prinsip IMPERSONAL
dalam organisasi harus ditegakkan oleh birokrasi, yakni hubungan yang
memberi kesempatan berbagai aspirasi yang sifatnya pribadi. Weber
memperjelas prinsip impersonal itu adalah hubungan belas kasihan, cinta
kasih, kasih sayang, kesedihan dan kesenangan tidak boleh masuk ke dalam
tata hubungan birokrasi, kalau semuanya itu masuk maka rasionalisasi
sudah tidak bermakna lagi.
• Ia mempertegas bahwa konsep impersonal yang memasuki birokrasi
seperti belas kasihan, cinta kasih, kasih sayang, kesedihan, kesengan, yang
keterlaluan intervensinya menjadikan birokrasi berperilaku buruk. Sifat
personal itu kalau dituruti maunya akan bersifat irasional dan bernada
cengeng.
4 CIRI UTAMA TIPE IDEAL BIROKRASI
Albrow, dalam Santoso (1997:18) menyebutkan ada empat ciri utama dari
tipe ideal tersebut, yaitu:
1. Adanya suatu struktur hirarki, termasuk pendelegasian wewenang dari
atas ke bawah.
2. Adanya serangkaian posisi-posisi jabatan yang masing-masing memiliki
tugas dan tanggung jawab yang tegas.
3. Adanya aturan-aturan dan standar-standar formal yang megatur tata
kerja organisasi dan tingkah laku para anggota,
4. Adanya personil yang secara teknis memenuhi syarat yang dipekerjakan
atas dasar karir, dengan promosi yang didasarkan pada kualifikasi dan
penampilan.
BIROKRASI PATRIMONIAL
• Terminologi patrimonial adalah konsep antropologi yang secara nominatif
berasal kata dari patir dan secara genetif berasal ari kata patris yang berarti
Bapak.
• Konsep yang dikembangkan dari kata tersebut kemudian diterjemahkan
secara lebih luas yakni menjadi warisan dari bapak atau nenek moyang.
Kata sifat dari konsep tersebut adalah patrimonial yang berarti sistem
pewarisan menurut garis bapak.
• Menurut The Consolidated Webster Encyclopedia Dictionary dalam
Moedjanto (1998:101) dijelaskan bahwa dalam perkembangan lebih lanjut,
konsep tersebut mengandung pengertian yakni sistem pewarisan nenek
moyang yang mementingkan laki-laki atau perempuan dengan
perbandingan yang dua lawan satu.
1. Pejabat-pejabat disaring atas dasar kriteria pribadi dan politik.
2. Jabatan dipandang sebagai sumber kekayaan atau keuntungan
3. Pejabat-pejabat mengontrol, baik fungsi politik maupun administratif
karena tidak ada pemisahan antara sarana-sarana produksi dan
administrasi.
4. Setiap tindakan diarahkan oleh hubungan pribadi dan politik. Tujuan-
tujuan pribadi penguasa merupakan hal yang pokok dalam sepak terjang
pemerintahan kendatipun mereka dibatasi oleh fungsi-fungsi sebagai
seorang pemimpim.
(Weber dalam Santoso, 1997:23).
CIRI-CIRI BIROKRASI PATRIMONIAL
HUBUNGAN KHAS POLA PATRIMONIAL
Jakti (1980:7) menjelaskan bahwa pada birokrasi patrimonial terlihat
pada hubungan-hubungan yang ada yang secara intern dan ekstern
adalah hubungan patron klien yang bersifat pribadi dan khas. Dalam
hubungan pada birokrasi patrimonial akan timbul masalah pertukaran
loyalitas politik dan sumber ekonomi.
Pada kelompok yang loyal akan diberikan sumber ekonomi sedang pada
mereka yang tidak loyal akan dibendung dan dimatikan sumber-sumber
ekonominya. Kepentingan negara-bangsa (nation state) bukanlah
dipertimbangkan dalam hubungan patron-klien melainkan hubungan
pribadi-pribadi, baik berbasis kepada kepentingan sendiri, golongan
ataupun partainya.
BIROKRASI PATRIMONIAL RENTAN KORUP
Dalam banyak hal, akibat daripada birokrasi patrimonial ini merembes
ke dalam praktek birokrasi yang korup yang lepas dari konstitusi,
perundang-undangan ataupun legislasi lainnya.
Sejalan dengan itu, Jakti (1980:6) mengemukakan bahwa patrimonial
bertentangan dengan upaya melembagakan kehidupan bernegara
karena itu kegiatan-kegiatan birokrasi menjurus pada penyelewengan,
makin tak jelasnya peraturan ataupun kelembagaanya yang
memudahkan terjadinya korupsi.
Apabila gejala ini dibiarkan, maka timbullah penyelewengan-
penyelewengan (abuse of power) serta kurang mampunya
membedakan antara yang salah dan benar
BIROKRASI MODERN
• Bennis dalam Thomas (1987;91) mengemukakan pendapat berbeda dengan
Weber, menurutnya, untuk perkembangan pada masa mendatang, bahwa
penataan organisasi akan mempunyai sifat-sifatnya yang unik. Struktur organisasi
formal akan mengalami perubahan dan penambahan yang bervariasi. Orang tidak
lagi hanya memusatkan perhatiannya pada struktur formal seperti apa yang
dikemukakan Weber. Istilah temporer, sementara, relatif, jangka pendek, dan
sejenisnya mulai mewarnai struktur organisasi.
• Perwujudan dari sistem temporer ini, dapat dijumpai akan pembentukan
organisasi yang bersifat sementara berbentuk: panitia atau panitia khusus, team
kerja, tim gabungan, dll dan ini sebuah perkembangan non struktural untuk
menerobos kesulitan birokrasi.
• Organisasi pada masa datang akan meniciptakan suatu kombinasi dari gejala-
gejala adaptasi, pemecahan persoalan, sistem temporer, aneka ragam
spesialisasi, evaluasi staf yang fleksibel, tidak didasarkan pada norma hirarki
vertikal atas perbedaan posisi-posisi dan pangkatnya.
10 PRINSIP MEWIRAUSAKAN BIROKRASI
(Gaebler dan Osborne, 1992)
•
1 . PEMERINTAHAN KATALIS, artinya pemerintah sudah harus mampu
memisahkan antara fungsi pemerintah sebagai pengarah dan fungsi
pemerintah sebagai pelaksana. Namun, pemerintah seharusnya lebih
berkonsentrasi pada pembuatan kebijakan-kebijakan strategis daripada
disibukkan oleh hal-hal yang bersifat teknis pelayanan. Hal tersebut
merupakan upaya mengarahkan jalannya birokrasi yang baik.
2. PEMERINTAH MILIK MASYARAKAT, artinya mengalihkan wewenang
kontrol yang dimiliki pemerintah kepada masyarakat dengan
memberdayakan masyarakat sehingga mampu mengontrol pelayanan yang
dilakukan birokrasi.
3. PEMERINTAH YANG KOMPETITIF, artinya pemerintah harus
mengembangkan kompetisi (persaingan) di antara masyarakat, swasta dan
organisasi non pemerintah yang lain dalam pelayanan publik sehingga
dihasilkan efisiensi dan tanggung jawab yang lebih besar serta terbentuknya
lingkungan yang lebih inovatif.
4. PEMERINTAH BERORIENTASI PADA MISI, artinya Pemerintah yang
berorientasai misi melakukan deregulasi internal, menghapus banyak
peraturan internal dan secara radikal menyederhanakan sistem administratif,
seperti anggaran, kepegawaian dan pengadaan. Mereka mensyaratkan setiap
badan pemerintah untuk mendapatkan misi yang jelas, kemudian memberi
kebebasan kepada manajer untuk menemukan cara terbaik mewujudkan
misi tersebut dalam batas – batas legal.
5. PEMERINTAH BERORIENTASI PADA HASIL, artinya bila lembaga-lembaga
pemerintah dibiayai berdasarkan masukan (income), maka sedikit sekali alasan
mereka untuk berusaha keras mendapatkan kinerja yang lebih baik. Tetapi jika
mereka dibiayai berdasarkan hasil (outcome), mereka menjadi obsesif pada
prestasi. Sistem penggajian dan penghargaan, misalnya, seharusnya didasarkan atas
kualitas hasil kerja bukan pada masa kerja, besar anggaran dan tingkat otoritas.
6. PEMERINTAH BERORIENTASI PADA PELANGGAN, artinya pemerintah
memperlakukan masyarakat sebagai pelanggan yang harus diberi
pelayanan dengan melakukan survey pelanggan,menetapkan standar pelayanan,
memberi jaminan dan sebagainya. Pemerintah meredesain organisasinya untuk
menyampaikan nilai maksimum kepada pelanggan.
7. PEMERINTAH WIRAUSAHA, artinya pemerintah berusaha memfokuskan
energinya bukan sekedar untuk menghabiskan anggaran, tetapi juga menghasilkan
uang. Pemerintah meminta masyarakat yang dilayani untuk membayar menuntut
return on investment. Mereka memanfaatkan insentif seperti dana usaha ,dana
inovasi untuk mendorong para pimpinan badan pemerintah untuk berpikir
mendapatkan dana operasional.
8. PEMERINTAH ANTISIPATIF, artinya pemerintah berpikir jauh ke depan dengan
mencoba mencegah timbulnya masalah dari pada memberikan pelayanan untuk
menghilangkan masalah. Mereka menggunakan perencanaan strategis, pemberian
visi masa depan, dan berbagai metode lain untuk melihat masa depan.
9. PEMERINTAHAN DESENTRALISASI, artinya pemerintah mendorong wewenang
dari pusat pemerintahan melalui organisasi atau sistem yang lebih rendah dan
mendorong mereka yang langsung melakukan pelayanan atau pelaksana,untuk
lebih berani membuat keputusan sendiri.
10. PEMERINTAH BERORIENTASI PADA MEKANISME PASAR, artinya pemerintah
sering memanfaatkan struktur pasar swasta untuk memecahkan masalah dari
pada menggunakan mekanisme administratf, seperti menyampaikan pelayanan
atau perintah dan kontrol dengan memanfaatkan peraturan. Mereka menciptakan
insentif keuangan dan pajak. Dengan cara ini , organisasi swasta atau anggota
masyarakat berperilaku yang mengarah pada pemecahan masalah sosial.

Contenu connexe

Tendances

Sejarah new public service
Sejarah new public serviceSejarah new public service
Sejarah new public service
Putra Manurung
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Ian Setiawan
 
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainyaHubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Rifai Ahmad
 
Pendekatan Dalam Ilmu Politik
Pendekatan Dalam Ilmu PolitikPendekatan Dalam Ilmu Politik
Pendekatan Dalam Ilmu Politik
Muhamad Yogi
 
Pengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahanPengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahan
Nina Muhaemin
 
Reformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publikReformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publik
Dalias D' Copsis
 

Tendances (20)

Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Sejarah new public service
Sejarah new public serviceSejarah new public service
Sejarah new public service
 
Model model dalam public policy
Model model dalam public policyModel model dalam public policy
Model model dalam public policy
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahanMetodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahan
 
Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi NegaraOrganisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara
 
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
Pengertian perbandingan administrasi negara dan ilmu perbandingan administras...
 
Partai politik
Partai politikPartai politik
Partai politik
 
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainyaHubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
Hubungan ilmu politik dengan ilmu sosial lainya
 
Pendekatan Dalam Ilmu Politik
Pendekatan Dalam Ilmu PolitikPendekatan Dalam Ilmu Politik
Pendekatan Dalam Ilmu Politik
 
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
BIROKRASI [Sebuah Perbandingan]
 
Pengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahanPengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahan
 
Reformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publikReformasi administrasi publik
Reformasi administrasi publik
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Prinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi PublikPrinsip Administrasi Publik
Prinsip Administrasi Publik
 
Pengantar Ilmu Administrasi Publik
Pengantar Ilmu Administrasi PublikPengantar Ilmu Administrasi Publik
Pengantar Ilmu Administrasi Publik
 
Modul 4 pemerintah sbg sistem sosil
Modul 4 pemerintah sbg sistem sosilModul 4 pemerintah sbg sistem sosil
Modul 4 pemerintah sbg sistem sosil
 
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
 
Politik dan kebijakan publik
Politik dan kebijakan publikPolitik dan kebijakan publik
Politik dan kebijakan publik
 

Similaire à Change it today birokrasi is modern model

Birokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weberBirokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weber
afifahdhaniyah
 
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Operator Warnet Vast Raha
 
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Operator Warnet Vast Raha
 
Assignment 1 question (3)
Assignment 1 question (3)Assignment 1 question (3)
Assignment 1 question (3)
sulung90
 
Gambaran umum tentang organisasi
Gambaran umum tentang organisasiGambaran umum tentang organisasi
Gambaran umum tentang organisasi
Irgi Mpa
 
Teori organisasi komunikasi (dari internet)
Teori organisasi komunikasi (dari internet)Teori organisasi komunikasi (dari internet)
Teori organisasi komunikasi (dari internet)
Pratiwi Nurbayani
 

Similaire à Change it today birokrasi is modern model (20)

Birokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weberBirokrasi menurut Max weber
Birokrasi menurut Max weber
 
Makalah birokrasi STIP WUNA
Makalah birokrasi STIP WUNA Makalah birokrasi STIP WUNA
Makalah birokrasi STIP WUNA
 
Makalah birokrasi
Makalah birokrasiMakalah birokrasi
Makalah birokrasi
 
Makalah birokrasi
Makalah birokrasiMakalah birokrasi
Makalah birokrasi
 
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
 
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
Memaduselaraskankonsepbirokrasiweber harisfaozan2009-091121165925-phpapp02
 
Makalah birokrasi
Makalah birokrasiMakalah birokrasi
Makalah birokrasi
 
Makalah birokrasi
Makalah birokrasiMakalah birokrasi
Makalah birokrasi
 
Makalah birokrasi
Makalah birokrasiMakalah birokrasi
Makalah birokrasi
 
Aliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori OrganisasiAliran-Aliran Teori Organisasi
Aliran-Aliran Teori Organisasi
 
Hrm in changing organizational contexts
Hrm in changing organizational contextsHrm in changing organizational contexts
Hrm in changing organizational contexts
 
Birokrasi max weber kumpulan 7D politik dan pentadbiran UUM
Birokrasi max weber kumpulan 7D politik dan pentadbiran UUMBirokrasi max weber kumpulan 7D politik dan pentadbiran UUM
Birokrasi max weber kumpulan 7D politik dan pentadbiran UUM
 
Jurnal teori organisasi
Jurnal teori organisasiJurnal teori organisasi
Jurnal teori organisasi
 
Assignment 1 question (3)
Assignment 1 question (3)Assignment 1 question (3)
Assignment 1 question (3)
 
Gambaran umum tentang organisasi
Gambaran umum tentang organisasiGambaran umum tentang organisasi
Gambaran umum tentang organisasi
 
Teori organisasi komunikasi (dari internet)
Teori organisasi komunikasi (dari internet)Teori organisasi komunikasi (dari internet)
Teori organisasi komunikasi (dari internet)
 
Siti Noor Khatija Ibrahim_23010500005.pptx
Siti Noor Khatija Ibrahim_23010500005.pptxSiti Noor Khatija Ibrahim_23010500005.pptx
Siti Noor Khatija Ibrahim_23010500005.pptx
 
Pertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptx
Pertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptxPertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptx
Pertemuan Ke-7 (Birokrasi).pptx
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
 
118276795 etika-pemerintahan-1
118276795 etika-pemerintahan-1118276795 etika-pemerintahan-1
118276795 etika-pemerintahan-1
 

Plus de Dr .Maizar Radjin, SE., M.Ak., QIA., QRMA, CRGP

Detasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdf
Detasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdfDetasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdf
Detasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdf
Dr .Maizar Radjin, SE., M.Ak., QIA., QRMA, CRGP
 
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan Leader...
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan  Leader...Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan  Leader...
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan Leader...
Dr .Maizar Radjin, SE., M.Ak., QIA., QRMA, CRGP
 
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publik
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publikDua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publik
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publik
Dr .Maizar Radjin, SE., M.Ak., QIA., QRMA, CRGP
 
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...
Dr .Maizar Radjin, SE., M.Ak., QIA., QRMA, CRGP
 
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerah
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerahPedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerah
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerah
Dr .Maizar Radjin, SE., M.Ak., QIA., QRMA, CRGP
 

Plus de Dr .Maizar Radjin, SE., M.Ak., QIA., QRMA, CRGP (20)

Detasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdf
Detasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdfDetasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdf
Detasering_secondment_BLU_SPI_APIP.pdf
 
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdf
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdfAturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdf
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdf
 
Transformasi Internal Audit_APIP_Auditor Agile_Itjen_Kemenhub_Agile Auditing_...
Transformasi Internal Audit_APIP_Auditor Agile_Itjen_Kemenhub_Agile Auditing_...Transformasi Internal Audit_APIP_Auditor Agile_Itjen_Kemenhub_Agile Auditing_...
Transformasi Internal Audit_APIP_Auditor Agile_Itjen_Kemenhub_Agile Auditing_...
 
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan Leader...
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan  Leader...Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan  Leader...
Perilaku Kerja Inovatif Memediasi Pengaruh Integritas, Kompetensi Dan Leader...
 
Buku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal Audit
Buku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal AuditBuku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal Audit
Buku Saku Perilaku Kerja Inovatif dan Efektivitas Kerja Internal Audit
 
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021
 
Penyederhanaan struktur organisasi kementerian lembaga penyederhanaan birokrasi
Penyederhanaan struktur organisasi kementerian  lembaga penyederhanaan birokrasiPenyederhanaan struktur organisasi kementerian  lembaga penyederhanaan birokrasi
Penyederhanaan struktur organisasi kementerian lembaga penyederhanaan birokrasi
 
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
 
Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...
Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...
Pentingnya pengendalian risiko bagi organsiasi menghadapi revolusi global dar...
 
Mewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baru
Mewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baruMewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baru
Mewujudkan birokrasi di era disrupsi dan tatanan normal baru
 
Three lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risiko
Three lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risikoThree lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risiko
Three lines model updated, IIA update model tiga lapis pertahanan risiko
 
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publik
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publikDua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publik
Dua model pengukuran dampak ekonomi proyek infrastruktur publik
 
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...
 
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembagaRedesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
Redesain sistem perencanaan dan penganggaran kementerian dan lembaga
 
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...
Maizar_Pembangunan zona integritas zi wbk wbbm tahun 2020 kementerian perhubu...
 
Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024
Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024
Kebijakan implementasi reformasi birokrasi RB 2020 2024
 
Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19
Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19
Proses audit jarak jauh selama dan setelah corona virus disease 2019 covid 19
 
Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...
Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...
Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (...
 
Value based internal auditing - Nilai Dasar Internal Audit
Value based internal auditing - Nilai Dasar Internal AuditValue based internal auditing - Nilai Dasar Internal Audit
Value based internal auditing - Nilai Dasar Internal Audit
 
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerah
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerahPedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerah
Pedoman telaah sejawat ekstern bagi apip inspektorat jenderal pusat dan daerah
 

Dernier

Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
hartonohajar
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
Di Prihantony
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
citraislamiah02
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
NezaPurna
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
iman333159
 

Dernier (13)

Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptxManajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
Manajemen Kontrak pada Aplikasi SPANpptx
 
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptxPELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
PELATIHAN BAPELKES ANTIKORUPSI 0502.pptx
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptxStandar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Arsiparis.pptx
 
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdfAgenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
Agenda III - Organisasi Digital - updated.pdf
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdfRUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
RUNDOWN ACARA ORIENTASI CPNS DAN PPPK TAHUN 2024.pdf
 
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
2024.03.27_Konsep dan Potret Inflasi Indonesia _Workshop RCE_Badan Pusat Stat...
 

Change it today birokrasi is modern model

  • 1. Mata Kuliah: Birokrasi Pemerintahan, Kelas: IV/POL/A, Kamis 2 April 2020 BIROKRASI KLASIK DAN MODERN Dr. Pandji Santosa, Drs., M.Si Dedy Rahmat, S.IP., M.si
  • 2. BIROKRASI RASIONAL (MAX WEBER) Weber dalam Etzioni (1985;77), menjelaskan mengenai Struktur Birokrasi Rasional, yaitu: (1) Suatu susunan fungsi pejabat yang tetap dan terikat oleh peraturan. Weber menjelaskan organisasi rasional merupakan antitesa dari pada hubungan khusus, temporal dan yang tidak stabil dengan demikian titik beratnya diartikannya kepada kontinuitas. Peraturan akan menghasilkan suatu penyelesaian baru bagi setiap persoalan dan kasus, peraturan akan mempermudah standarisasi dan banyak kasus diperlakukan secara sama.
  • 3. (2) Memiliki bidang kompetensi khusus: a) Suatu bidang kewajiban untuk menjalankan berbagai fungsi yang merupakan pembagian kerja yang sistematis, b) Persyaratan bagi para pemegang jabatan dengan wewenang yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi tersebut, c) Bahwa sarana pelaksana sudah ditentukan secara jelas dan penggunanya tunduk pada kondisi tertentu. Organisasi yang rasional, menurut Weber, memerlukan pembagian kerja dan kekuasaan yang sistematis. Setiap partisipan tidak hanya harus memahami tugas yang dibebankan tetapi juga mempunyai sarana untuk melaksanakannya terutama kemampuan untuk memerintah orang lain tetapi juga harus mengetahui batas-batas tugas, hak dan kekuasaan agar tidak melampaui garis yang memisahkan peranannya dan peranan orang lain, sehingga akibatnya tidak mengabaikan seluruh struktur organisasi
  • 4. (3) Susunan jabatan berdasarkan prinsip hirarki. Dengan perkatan lain setiap jabatan yang tingkatanya lebih rendah selalu berada dibawah pengendalian dan pengawasan tingkat yang lebih tinggi. Dengan cara tersebut tidak ada jabatan yang tidak dikendalikan. Pemenuhannya tidak dapat dilakukan secara kebetulan, pelaksanaannya harus dicek dan diperkuat secara sistematis. (4) Peraturan yang mengatur tingkah laku sesuatu jabatan dapat berbentuk peraturan dan norma teknis. Peraturan dan norma teknis tersebut, penerapanya benar-benar rasional dan harus didukung oleh latihan khusus. Dengan demikian pada umumnya tepat bila dikatakan bahwa hanya seseorang yang memiliki latar belakang teknis yang memadai dan dipandang cukup cakap.Untuk menduduki jabatan staf administrasi, Weber menyebut akar wewenang birokrat ialah pengetahuan dan latihan yang pernah diterima, penguasaanya dibidang ketrampilan teknik dan pengetahuan akan merupakan landasan-landasan legitimasi yang diberikan kepadanya.
  • 5. (5) Sudah merupakan prinsip bahwa anggota staf administrasi tidak dapat memiliki sarana produksi atau administrasi, selain itu pada prinsipnya terdapat pemisahan antara milik organisasi yang dikendalikan secara resmi dan milik pribadi seorang pejabat. Contoh: penggunaan mobil dinas hanya dapat digunakan untuk kepentingan dinas, sebagai seorang birokrat dalam kepentingan tugas-tugasnya, dan tidak digunakan diluar kepentingan dinas. (6) Untuk meningkatkan kebebasan organisasi, semua sumber dan organisasi harus bebas dari setiap pengendalian ekstern dan posisi tidak dapat dimonopoli didalam tangan pejabat manapun. Sumber daya harus bebas untuk dialokasikan dan direalokasikan sesuai kebutuhan organisasi. Dalam hal ini pejabat tidak dapat memiliki jabatan resmi secara pribadi.
  • 6. (7) Tindakan, keputusan dan peraturan administratif harus dirumuskan dan dicatat secara tertulis. Weber menekankan agar norma dan pelaksanaan peraturan harus ditafsirkan secara sistematis dan dokumen itu harus tertulis dan disimpan sebagai sumber pengawasan.
  • 7. Selain ketujuh prinsip birokrasi diatas, Weber dalam Etzioni (1985;78). menjelaskan bahwa: Para pejabat harus digaji secara resmi dan tidak boleh menerima pembayaran dari klien agar lebih mengutamakan orientasinya kepada organisasi. Norma-norma ini yang berlaku bagi aparat birokrasi serta mempromosikan para pejabat secara sistematis harus dilakukan dan ini berarti menyalurkan hasrat dan ambisi dengan cara menyediakan jabatan karier, memberi ganjaran kepada pejabat yang setia, dengan demikian organisasi akan lebih memperkuat rasa tanggung jawab para pejabat.
  • 8. BIROKRASI RASIONAL DIKENDALIKAN HUKUM/ATURAN • Menurut Weber dalam Thoha (1987:73) teori birokrasi rasional adalah sebuah konsepsi model tipe ideal dari hubungan organisasi rasional. Bila kumpulan mereka itu tidak diatur, kerja mereka bisa akan acak-acakan, tidak rasional, dan tidak efisien. Semua acak-acak yang bernada pemborosan tidak ada aturan dan mubazir dapat diatasi dengan konsep model tipe ideal. • Model tipe ideal ini bertujuan agar dalam organisasi itu tercapai rasionalitas, agar dapat menempung prinsip-prinsip kehidupan manusia yang berorganisasi. Setiap organisasi, apakah itu pemerintahan atau non pemerintahan, fungsinya selalu diatur, sehingga prinsip kepastian dan hal- hal kedinasan harus diatur berdasarkan hukum yang diwujudkan dalam berbagai peraturan.
  • 9. PRINSIP KERJA IMPERSONAL • Weber dalam Thoha (1987:78) menjelaskan bahwa prinsip IMPERSONAL dalam organisasi harus ditegakkan oleh birokrasi, yakni hubungan yang memberi kesempatan berbagai aspirasi yang sifatnya pribadi. Weber memperjelas prinsip impersonal itu adalah hubungan belas kasihan, cinta kasih, kasih sayang, kesedihan dan kesenangan tidak boleh masuk ke dalam tata hubungan birokrasi, kalau semuanya itu masuk maka rasionalisasi sudah tidak bermakna lagi. • Ia mempertegas bahwa konsep impersonal yang memasuki birokrasi seperti belas kasihan, cinta kasih, kasih sayang, kesedihan, kesengan, yang keterlaluan intervensinya menjadikan birokrasi berperilaku buruk. Sifat personal itu kalau dituruti maunya akan bersifat irasional dan bernada cengeng.
  • 10. 4 CIRI UTAMA TIPE IDEAL BIROKRASI Albrow, dalam Santoso (1997:18) menyebutkan ada empat ciri utama dari tipe ideal tersebut, yaitu: 1. Adanya suatu struktur hirarki, termasuk pendelegasian wewenang dari atas ke bawah. 2. Adanya serangkaian posisi-posisi jabatan yang masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang tegas. 3. Adanya aturan-aturan dan standar-standar formal yang megatur tata kerja organisasi dan tingkah laku para anggota, 4. Adanya personil yang secara teknis memenuhi syarat yang dipekerjakan atas dasar karir, dengan promosi yang didasarkan pada kualifikasi dan penampilan.
  • 11. BIROKRASI PATRIMONIAL • Terminologi patrimonial adalah konsep antropologi yang secara nominatif berasal kata dari patir dan secara genetif berasal ari kata patris yang berarti Bapak. • Konsep yang dikembangkan dari kata tersebut kemudian diterjemahkan secara lebih luas yakni menjadi warisan dari bapak atau nenek moyang. Kata sifat dari konsep tersebut adalah patrimonial yang berarti sistem pewarisan menurut garis bapak. • Menurut The Consolidated Webster Encyclopedia Dictionary dalam Moedjanto (1998:101) dijelaskan bahwa dalam perkembangan lebih lanjut, konsep tersebut mengandung pengertian yakni sistem pewarisan nenek moyang yang mementingkan laki-laki atau perempuan dengan perbandingan yang dua lawan satu.
  • 12. 1. Pejabat-pejabat disaring atas dasar kriteria pribadi dan politik. 2. Jabatan dipandang sebagai sumber kekayaan atau keuntungan 3. Pejabat-pejabat mengontrol, baik fungsi politik maupun administratif karena tidak ada pemisahan antara sarana-sarana produksi dan administrasi. 4. Setiap tindakan diarahkan oleh hubungan pribadi dan politik. Tujuan- tujuan pribadi penguasa merupakan hal yang pokok dalam sepak terjang pemerintahan kendatipun mereka dibatasi oleh fungsi-fungsi sebagai seorang pemimpim. (Weber dalam Santoso, 1997:23). CIRI-CIRI BIROKRASI PATRIMONIAL
  • 13. HUBUNGAN KHAS POLA PATRIMONIAL Jakti (1980:7) menjelaskan bahwa pada birokrasi patrimonial terlihat pada hubungan-hubungan yang ada yang secara intern dan ekstern adalah hubungan patron klien yang bersifat pribadi dan khas. Dalam hubungan pada birokrasi patrimonial akan timbul masalah pertukaran loyalitas politik dan sumber ekonomi. Pada kelompok yang loyal akan diberikan sumber ekonomi sedang pada mereka yang tidak loyal akan dibendung dan dimatikan sumber-sumber ekonominya. Kepentingan negara-bangsa (nation state) bukanlah dipertimbangkan dalam hubungan patron-klien melainkan hubungan pribadi-pribadi, baik berbasis kepada kepentingan sendiri, golongan ataupun partainya.
  • 14. BIROKRASI PATRIMONIAL RENTAN KORUP Dalam banyak hal, akibat daripada birokrasi patrimonial ini merembes ke dalam praktek birokrasi yang korup yang lepas dari konstitusi, perundang-undangan ataupun legislasi lainnya. Sejalan dengan itu, Jakti (1980:6) mengemukakan bahwa patrimonial bertentangan dengan upaya melembagakan kehidupan bernegara karena itu kegiatan-kegiatan birokrasi menjurus pada penyelewengan, makin tak jelasnya peraturan ataupun kelembagaanya yang memudahkan terjadinya korupsi. Apabila gejala ini dibiarkan, maka timbullah penyelewengan- penyelewengan (abuse of power) serta kurang mampunya membedakan antara yang salah dan benar
  • 15. BIROKRASI MODERN • Bennis dalam Thomas (1987;91) mengemukakan pendapat berbeda dengan Weber, menurutnya, untuk perkembangan pada masa mendatang, bahwa penataan organisasi akan mempunyai sifat-sifatnya yang unik. Struktur organisasi formal akan mengalami perubahan dan penambahan yang bervariasi. Orang tidak lagi hanya memusatkan perhatiannya pada struktur formal seperti apa yang dikemukakan Weber. Istilah temporer, sementara, relatif, jangka pendek, dan sejenisnya mulai mewarnai struktur organisasi. • Perwujudan dari sistem temporer ini, dapat dijumpai akan pembentukan organisasi yang bersifat sementara berbentuk: panitia atau panitia khusus, team kerja, tim gabungan, dll dan ini sebuah perkembangan non struktural untuk menerobos kesulitan birokrasi. • Organisasi pada masa datang akan meniciptakan suatu kombinasi dari gejala- gejala adaptasi, pemecahan persoalan, sistem temporer, aneka ragam spesialisasi, evaluasi staf yang fleksibel, tidak didasarkan pada norma hirarki vertikal atas perbedaan posisi-posisi dan pangkatnya.
  • 16. 10 PRINSIP MEWIRAUSAKAN BIROKRASI (Gaebler dan Osborne, 1992) • 1 . PEMERINTAHAN KATALIS, artinya pemerintah sudah harus mampu memisahkan antara fungsi pemerintah sebagai pengarah dan fungsi pemerintah sebagai pelaksana. Namun, pemerintah seharusnya lebih berkonsentrasi pada pembuatan kebijakan-kebijakan strategis daripada disibukkan oleh hal-hal yang bersifat teknis pelayanan. Hal tersebut merupakan upaya mengarahkan jalannya birokrasi yang baik. 2. PEMERINTAH MILIK MASYARAKAT, artinya mengalihkan wewenang kontrol yang dimiliki pemerintah kepada masyarakat dengan memberdayakan masyarakat sehingga mampu mengontrol pelayanan yang dilakukan birokrasi.
  • 17. 3. PEMERINTAH YANG KOMPETITIF, artinya pemerintah harus mengembangkan kompetisi (persaingan) di antara masyarakat, swasta dan organisasi non pemerintah yang lain dalam pelayanan publik sehingga dihasilkan efisiensi dan tanggung jawab yang lebih besar serta terbentuknya lingkungan yang lebih inovatif. 4. PEMERINTAH BERORIENTASI PADA MISI, artinya Pemerintah yang berorientasai misi melakukan deregulasi internal, menghapus banyak peraturan internal dan secara radikal menyederhanakan sistem administratif, seperti anggaran, kepegawaian dan pengadaan. Mereka mensyaratkan setiap badan pemerintah untuk mendapatkan misi yang jelas, kemudian memberi kebebasan kepada manajer untuk menemukan cara terbaik mewujudkan misi tersebut dalam batas – batas legal.
  • 18. 5. PEMERINTAH BERORIENTASI PADA HASIL, artinya bila lembaga-lembaga pemerintah dibiayai berdasarkan masukan (income), maka sedikit sekali alasan mereka untuk berusaha keras mendapatkan kinerja yang lebih baik. Tetapi jika mereka dibiayai berdasarkan hasil (outcome), mereka menjadi obsesif pada prestasi. Sistem penggajian dan penghargaan, misalnya, seharusnya didasarkan atas kualitas hasil kerja bukan pada masa kerja, besar anggaran dan tingkat otoritas. 6. PEMERINTAH BERORIENTASI PADA PELANGGAN, artinya pemerintah memperlakukan masyarakat sebagai pelanggan yang harus diberi pelayanan dengan melakukan survey pelanggan,menetapkan standar pelayanan, memberi jaminan dan sebagainya. Pemerintah meredesain organisasinya untuk menyampaikan nilai maksimum kepada pelanggan. 7. PEMERINTAH WIRAUSAHA, artinya pemerintah berusaha memfokuskan energinya bukan sekedar untuk menghabiskan anggaran, tetapi juga menghasilkan uang. Pemerintah meminta masyarakat yang dilayani untuk membayar menuntut return on investment. Mereka memanfaatkan insentif seperti dana usaha ,dana inovasi untuk mendorong para pimpinan badan pemerintah untuk berpikir mendapatkan dana operasional.
  • 19. 8. PEMERINTAH ANTISIPATIF, artinya pemerintah berpikir jauh ke depan dengan mencoba mencegah timbulnya masalah dari pada memberikan pelayanan untuk menghilangkan masalah. Mereka menggunakan perencanaan strategis, pemberian visi masa depan, dan berbagai metode lain untuk melihat masa depan. 9. PEMERINTAHAN DESENTRALISASI, artinya pemerintah mendorong wewenang dari pusat pemerintahan melalui organisasi atau sistem yang lebih rendah dan mendorong mereka yang langsung melakukan pelayanan atau pelaksana,untuk lebih berani membuat keputusan sendiri. 10. PEMERINTAH BERORIENTASI PADA MEKANISME PASAR, artinya pemerintah sering memanfaatkan struktur pasar swasta untuk memecahkan masalah dari pada menggunakan mekanisme administratf, seperti menyampaikan pelayanan atau perintah dan kontrol dengan memanfaatkan peraturan. Mereka menciptakan insentif keuangan dan pajak. Dengan cara ini , organisasi swasta atau anggota masyarakat berperilaku yang mengarah pada pemecahan masalah sosial.