1. TUGAS TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN
PENGOLAHAN MEDIA TANAM PADI SAWAH DENGAN
METODE PENGOLAHAN BAJAK DAN GARU
LAPORAN OBSERVASI
Disusun oleh:
Maki Lukmanul Hakim
Ahmad Wakhidatus S
Ainunnisa
Fahmi Farizqi P
Azmi Hanafiah Dwi P
Fathur Rahman Ashihah
20160210084
20160210060
20160210097
20160210112
20160210100
20160210071
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2017
2. BAB I
PENDAHULUAN
Pengelolaan tanah dapat dipandang sebagai suatu usaha manusia untuk
merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang
dikehendaki oleh manusia. Didalam usaha pertanian, pengolahan tanah dilakukan
dengan tujuan untuk menciptakan kondisi fisik dan kondisi biologis tanah yang lebih
baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Di samping
itu pengolahan tanah bertujuan pula untuk membunuh gulma dan tanaman yang tidak
diinginkan, menurunkan laju erosi, meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di
lapangan, mempersatukan pupuk dengan tanah serta mempersiapkan tanah untuk
mempermudah dalam pengaturan air (Agus, 2004).
Sawah adalah tanah yang digarap dan diairi untuk tempat menanam
padi.Untuk keperluan tersebut, sawah harus mampu menyangga genangan air karena
padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam partumbuhannya.Untuk
mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan.Sawah
yang mengandalkan sumber air dari hujan dikenal sebagai sawah tadah hujan,
sementara yang lainnya adalah sawah irigasi.Padi yang ditanam di sawah dikenal
sebagai padi lahan basah (lowland rice).Pada lahan yang berkemiringan tinggi, sawah
dicetak berteras atau lebih dikenal terasering atau sengkedan untuk menghindari erosi
dan menahan air.Sawah berteras banyak terdapat di lereng-lereng bukit atau gunung
di Jawa dan Bali. Provinsi Bali memiliki sistem irigasi sawah yang dikenal dengan
Subak, menjabarkan kaedah-kaedah pengelolaan tanah yang berbasis budaya dan
masyarakat (Bokings, 2013).
Pengolahan tanah adalah proses dimana tanah digemburkan dan dilembekkan
dengan menggunakan, cangkul, bajak atau penggaru yang ditarik dengan berbagai
sumber tenaga, seperti tenaga manusia, tenaga hewan, dan mesin pertanian (traktor).
Cara pengolahan tanah yang baik pertama Diukur areal pertanaman yang akan
digunakan, plot di bentuk dengan ukuran 200 x 100 cm dengan jarak antar plot 50 cm
3. dan antar blok 50 cm. Kemudian tanah diolah sedalam 30 cm sesuai dengan
perlakuan (Nasution, 2013).
Pengolahan tanah merupakan bagaian proses terberat dari keseluruhan proses
budidaya yang bertujuan untuk mengubah keadaan tanah pertanian dengan proses
masukan energi mekanis pada tanah menggunakan alat pengolahan tanah hingga
memperoleh susunan atau struktur tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Cara
pengolahan tanah akan berpengaruh terhadap hasil pengolahan dan konsumsin
energinya serta menentukan kualitas hasil tanaman sehingga harus di
upayakan secara efektif dan efisien. Pengolahan tanah pertama dilakukan untuk
memotong, rnemecah dan membalik tanah. Alat-alat pengolahan tanah pertama ada
beberapa macam, yaitu : Bajak singkal (moldboard plow), Bajak piring (disk plow),
Bajak rotari atau pisau berputar (rotary plow), Bajak chisel atau pahat (chisel plow).
Untuk meningkatkan produktivitas beras ada berbagai kendala yang dihadapi saat ini,
diantaranya konversi lahan sawah subur yang masih terus berjalan, penyimpangan
iklim (anomali iklim), paket teknologi yang tidak spesifik lokasi,danpenurunan
kualitas sumberdaya lahan (soil sickness) (Raden, 2012).
1.2. Tujuan
a. Mengetahui cara pengelolaan tanah sawah menggunakan traktor
b. Mengetahui tahapan penggunaan, perawatan dan spesifikasi traktor
c. Mengetahui penggunaan bajak dan garu pada pengolahan tanah sawah
4. BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum Teknologi Budidaya Tanaman yang berjudul
“Pengolahan Tanah Sawah” dilaksanakan pada hari Rabu, 19 April 2017 di lahan
percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Pukul 14.30 –
selesai.
2.2. Bahan dan Alat Praktikum
a. Tanah lahan sawah
b. Cangkul
c. Traktor
d. Alat tulis pencatatan waktu
5. BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pola Penanaman
Pengelolaan tanah yang baik pertama Diukur areal pertanaman yang akan
digunakan, plot di bentuk dengan ukuran 200 x 100 cm dengan jarak antar plot 50 cm
dan antar blok 50 cm. Kemudian tanah diolah sedalam 30 cm sesuai dengan
perlakuan (Nasution, 2013).
3.2. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah pertama dilakukan untuk memotong, rnemecah dan
membalik tanah. Alat-alat pengolahan tanah pertama ada beberapa macam, yaitu :
Bajak singkal (moldboard plow), Bajak piring (disk plow), Bajak rotari atau pisau
berputar (rotary plow), Bajak chisel atau pahat (chisel plow). Dalam praktikum kali
ini alat yang digunakan untuk mengelola dengan sistem bajak yaitu dengan
menggunakan Tracktor merk Quick dengan kendali tangan.
3.3. Jenis dan Spesifikasi Traktor
Traktor yang digunakan adalah merk Quick bertipe traktor tangan dengan
spesifikasi teknis sebagai berikut :
6. 3.4. Kapasitas Waktu
Berdasarkan rata-rata jumlah waktu pembajakan dalam dua kali putaran dalam
satuan lahan mencapai waktu ± 3 menit. Lama dan tidaknya waktu tempuh sangat
dipengaruhi oleh keadaan tanah sawah dan luasan sawah yang akan dilakukan
pengolahan.
3.5. Cara Kerja Traktor
a. Cara Menghidupkan :
Pastikan V-Belt dalam posisi kendor/tidak bekerja (tidak meneruskan tenaga /
putaran), kemudian hidupkan Motor Penggerak dengan alat Starter yang
tersedia.
b. Cara Menjalankan :
7. Setelah Motor penggerak dihidupkan dan gas sudah diatur sedemikian rupa,
traktor dapat dijalankan dengan mengubah posisi Tension Handle ke posisi
jalan (ditekan ke depan). Jika diperlukan, pengatur gas dapat diatur kembali
untuk memperoleh putaran yang sesuai.
c. Cara Berbelok :
Traktor dapat dibelokkan dengan cara menarik Clutch Handle. Tariklah Clutch
Handle Kiri jika ingin belok ke kiri, dan sebaliknya, tariklah Clutch Handle
Kanan jika ingin belok ke kanan. Traktor berbelok dengan cara menghentikan
putaran salah satu roda.
Harap diperhatikan :
Saat traktor berbelok, salah satu roda traktor berfungsi sebagai pusat belokan
dan roda yang lain tetap berjalan sehingga traktor seolah-olah berputar
dengan roda yang diam sebagai pusat putaran.
Saat traktor berbelok, pastikan posisi operator berada diluar radius stang,
karena stang akan berayun ke samping mengikuti putaran pembelokan
traktor. Ayunan ke samping ini akan membahayakan operator jika operator
berada dalam radius stang.
d. Cara Menghentikan :
Untuk menghentikan traktor, lepaskan Tension Handle sampai pada posisi
paling belakang (posisistopberhenti). Traktor juga akan berhenti sementara saat
Clutch Handle Kanan dan Kiri ditarik bersama-sama. Prosedur yang terakhir ini
adalah prosedur untuk situasi khusus (dapat dilakukan namun tidak disarankan).
Harap diingat juga bahwa saat melepaskan tarikan Clutch Handle harus
bersama-sama. Jika pelepasan tarikan tidak bersama-sama maka traktor akan
berbelok tidak terkendali.
3.6. Perawatan Traktor
1. Perhatikan Buku Petunjuk Perawatan Motor Penggerak dan ikuti petunjuk
perawatan yang ada.
8. 2. Perhatikanlah gejala-gejala/keanehan yang timbul pada saat pengoperasian
(suara berisik, performa yang menurun, kebocoran oli, dsb.). Segera cari
penyebabnya dan lakukan perbaikan/penggantian komponen seperlunya untuk
menghindari kerusakan yang lebih parah.
3. Sebelum menjalankan traktor, periksalah minyak pelumas, bahan bakar,
kekencangan baut, tegangan V-Belt, dan kelengkapan lainnya untuk
memastikan traktor dapat beroperasi dengan baik.
4. Gantilah minyak pelumas Gear Box traktor setelah pemakaian 600 jam,
menggunakan minyak pelumas SAE 90-140 sebanyak 4.6 liter.
5. Lakukan pelumasan yang teratur pada komponen- komponen yang
memerlukan pelumasan; seperti: Tension Handle, Steering Linkage, Shifting
Lever, dsb.
6. Jika ada indikasi keausan pada bidang kontak (dog) antara Steering Gear
dengan Sprocket 27T, tukarkan posisi Steering Gear kiri dan kanan. Pastikan
Clutch Spring terpasang dengan benar, antara yang kiri dengan yang kanan.
9. Steering Gear terpasang pada Coupling Shaft di dalam Gear Box, yaitu Shaft
(as) no. 3 dari bawah.
7. Jika terjadi indikasi kebocoran oli pada as roda, maka lepas 4 buah baut M8
yang mengikat Seal Housing dengan Main Bearing Housing. Kemudian tarik
as roda ke arah luar secara merata. As roda akan tertarik keluar bersama
dengan seal housing, oil seal (2 buah), bearing 6206, main collar dan stopper
ring. Periksalah oil seal serta bearing, ganti jika oil seal maupun bearing sudah
tidak baik. (Untuk mempermudah pemasangan, beri grease secukupnya dan
pasang oil seal pada seal housing terlebih dahulu.)kemudian lepas baut input
bearing housing yang berjumlah 3 buah. Setelah itu tarik input bearing housing
keluar untuk memeriksa bearing dan oil seal. Lakukan penggantian, jika
bearing dan oil seal sudah tidak baik.
10. BAB IV
KESIMPULAN
Dalam pengolahan tanah sawah perlu dilakukan perencanaan dan penanganan
yang baik seperti perencanaan pola tanam dan penggunaan alat bantu dalam
pengelolaannya. Traktor merupakan salah satu alat bantu yang memiliki kemampuan
pengolahan tanah yang baik, efektif dan efisien. Akan tetapi perlu diperhatikan dalam
penggunaan traktor yaitu spesifikasi, cara pemakaian, dan perawatannya. Sehingga
dalam pengolahan tanahnya bisa berjalan dengan baik dan efektif.
11. DAFTAR PUSTAKA
Agus, F., A. Adimihardja, S. Hardjowigeno, A. M. Fagi dan W. Hartatik.2004. Tanah
Sawah dan Teknologi Pengolahannya. Bogor: Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Tanah Agroklimat.
Bokings, D. L., I. N. Sunarta dan I. W. Narka.2013. Karakteristik Terasering Lahan
Sawah dan Pengelolaannya di Subak Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten
Tabanan.Agroteknologi Tropika, 2(3): 175 – 183.
CV. Karya Hidup Sentosa. 2017. Spesifikasi Tractor Quick.. http://quick.co.id/id-
cultivator-quick.html Yogyakarta.
CV. Karya Hidup Sentosa. 2017. Pedoman Penggunaan dan Perawatan Tractor
Quick. http://quick.co.id/id-panduan-dan-perawatan-quick.html. Yogyakarta.
Nasution, F. H., J. Ginting dan B. Siagian. 2013. Tanggap Pertumbuhan Dan
Produksi Padi Gogo Varietas Situ Bagendit Terhadap Pengolahan Tanah Dan
Frekuensi Penyiangan Yang Berbeda.Agroteknologi, 1(2): 24 – 36.
Raden, I., Thamrin dan E. Rahmawati. 2012. Peningkatan Produksi Dan Analisis
Kelayakan Usaha Padi Sawah Dengan Sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu
(Ptt). Ziraa’ah, 35(3): 190 – 196.