ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
Pengelolaan komunikasi krisis
1. PENGELOLAAN
KOMUNIKASI KRISIS KEHUMASAN
Oleh :
Dr. Ir. Deddy S. Bratakusumah, BE., MURP., M.Sc.
Deputi Bidang Tata Laksana
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
2013
2. 3. Infrastruktur
1. Birokrasi
2. Korupsi
belum memadai ;
anggaran negara untuk pembangunan dan pemeliharaan masih kecil
banyak ditemukan penyelewengan dan penyalahgunaan keuangan negara
di berbagai instansi pemerintah
korupsi merupakan bahaya laten (terselubung) yang sangat
membahayakan bagi budaya
masih gemuk, lamban dan belum profesional
belum mampu memberikan pelayanan prima pada masyarakat dan
investasi
Tiga masalah besar dalam pembangunan:
Kondisi Indonesia
4. TATALAKSANA
AREA PERUBAHAN HASIL YANG DIHARAPKAN
ORGANISASI
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
SDM APARATUR
PENGAWASAN
AKUNTABILITAS
PELAYANAN PUBLIK
MIND SET DAN
CULTURE SET
ORGANISASI YANG TEPAT FUNGSI DAN TEPAT UKURAN
REGULASI YANG LEBIH TERTIB, TIDAK TUMPANG TINDIH DAN KONDUSIF
SDM APARATUR YANG BERINTEGRITAS, NETRAL, KOMPETEN, CAPABLE,
PROFESIONAL, BERKINERJA TINGGI DAN SEJAHTERAH
MENINGKATNYA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG BERSIH
DAN BEBAS KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME
MENINGKATNYA KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA BIROKRASI
PELAYANAN PRIMA SESUAI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT
BIROKRASI DENGAN INTEGRITAS DAN KINERJA TINGGI
SISTEM, PROSES DAN PROSEDUR KERJA YANG JELAS, EFEKTIF, EFISIEN,
TERUKUR DAN SESUAI DENGAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE
5. Program Percepatan Reformasi Birokrasi
MENCIPTAKAN BIROKRASI BERSIH, KOMPETEN
DAN MELAYANI:
bersih dari KKN dan politisasi
kompeten terhadap tugas dan tanggung jawab
yang diemban
melayani masyarakat dan dunia usaha/investasi
Program
Percepatan
Reformasi
Birokrasi
5
6. Perpres 81 Tahun 2010
Tentang Grand Design RB
2010 - 2025
Permenpan 20 Tahun 2010
Tentang Road Map RB
2010 - 2014
Makro:
Kerangka Regulasi Nasional
Mikro:
Implementasi Kebijakan RB Nasional
1. Manajemen
Perubahan
2. Penataan Peraturan
Perundang-undangan
3. Penataan dan
Penguatan Organisasi
4. Penataan Tata
Laksana
5. Penataan Sistem
Manajemen SDM
Aparatur
6. Penguatan
Pengawasan
7. Penguatan
Akuntabilitas Kinerja
8. Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik
9. Monitoring dan
Evaluasi
8 Area Perubahan
1. Organisasi
2. Tata Laksana
3. Peraturan
Perundang-
undangan
4. Sumber Daya
Manusia
Aparatur
5. Pengawasan
6. Akuntabilitas
7. Pelayanan Publik
8. Pola Pikir (mind-set)
dan Budaya Kerja
(culture-set)
9 Percepatan Reformasi
Birokrasi
1. Penataan Struktur Birokrasi
2. Penataan Jumlah dan
Distribusi PNS
3. Sistem Seleksi CPNS dan
Promosi PNS secara Terbuka
4. Profesionalisasi PNS
5. Pengembangan Sistem
Elektronik Pemerintah
(E-Government)
6. Penyederhanaan Perizinan
Usaha
7. Peningkatan transparansi
dan akuntabilitas aparatur
8. Peningkatan Kesejahteraan
Pegawai Negeri
9. Efisiensi Penggunaan
Fasilitas, Sarana dan
Prasarana Kerja Pegawai
Negeri
1. Penataan Organisasi
2. Penataan Tata Laksana
3. Penataan Sistem Manajemen SDM
Aparatur
4. Penguatan Pengawasan
5. Penguatan Akuntabilitas Kinerja
6. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
7. Keterbukaan Informasi Publik
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik (UU KIP), dengan tegas menyatakan bahwa
keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam
mengoptimalkan pengawasan publik terhadap
penyelenggaraan negara serta segala sesuatu yang berakibat
pada kepentingan publik.
7
9. Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2011
tentang
Pedoman Umum Pengelolaan
Komunikasi Krisis
di Lingkungan Instansi Pemerintah
11. Tugas Humas Pemerintah
1. Melaksanakan komunikasi timbal balik antara instansi
pemerintah dan publik yang terencana untuk menciptakan
saling pengertian dalam mencapai tujuan, demi memperoleh
manfaat bersama
2. Meningkatkan kelancaran arus informasi dan aksesibilitas
publik
3. Meningkatkan koordinasi dalam penyebarluasan informasi
tentang kebijakan pemerintah
4. Membangun citra dan reputasi positif
11
12. Keadaan Krisis
Krisis
krisis yang terjadi
tanpa dapat
diantisipasi
krisis yang
terjadinya dapat
diantisipasi
Isu
Penanganan
masalah yang
lambat dan
berkepanjangan
Penanganan
konflik yang
tidak diatasi
dengan baik
13. Dampak Krisis
Reputasi instansi pemerintah
menurun (adanya kemungkinan
tuntutan publik dan kemungkinan
pimpinan tersangkut tindakan
melanggar hukum).
Instansi pemerintah dapat
bertahan (kehilangan citra dan
rasa hormat dari publik).
Instansi pemerintah bangkit dari
krisis (mampu mengatasi krisis dan
membentuk opini publik).
15. Inventarisasi Potensi Krisis
No. Krisis yang Tidak Dapat Diantisipasi Krisis yang Dapat Diantisipasi
1. Konflik elit politik Demonstrasi/protes
2. Penyelewengan seksual Boikot kerja
3. Terorisme Tuntutan hukum dari masyarakat/publik
4 Ledakan bom Class Action
5 Pembunuhan Perubahan kebijakan pemerintah
6 Penculikan Praktik suap dan penyelewengan
7 Kebakaran Merger dan akuisisi tempat kerja
8 Banjir Pembubaran institusi
9 Badai Kecelakaan kerja
10 Longsor
11 Gempa bumi
12 Tsunami
13 Letusan gunung berapi
16. Besaran krisis diperhitungkan berdasarkan bobot peluang terjadinya dan risiko
dampaknya.
Semakin tinggi peluang terjadinya atau risiko dampaknya semakin besar bobotnya.
Peluang
Bobot 1 =
kecil
Bobot 2 =
sedang
Bobot 3 =
besar
Bobot 4 =
sangat
besar
Dampak
Krisis
Bobot 1 = tidak
mempengaruhi
operasional
Bobot 2 = tidak
terlalu
mengganggu
operasional
Bobot 3 =
menimbulkan
krisis yang
mengganggu
operasional
Bobot 4 =
menimbulkan
krisis yang sangat
mengganggu
operasional
17. Komunikasi Krisis
Media merupakan pihak
yang mempublikasikan fakta
di lapangan, sekaligus
perkembangan mutakhir
penanganan krisis kepada
publik.
Media juga menyajikan
berbagai tanggapan, umpan
balik, dan reaksi publik atas
krisis yang terjadi serta
penanganannya.
20. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN PENGELOLAAN KOMUNIKASI
KRISIS
Manajemen
Krisis dan
Efektivitas
Tim
Interaksi Awal
Komposisi Tim
Krisis
Kepemimpinan
Penguasaan
Krisis
Budaya
Organisasi
20
Zero Hour: crisis hitsHour 6: you’ll know whether the issue breaks into mainstream news. Often bloggers and twitter users will post links to news storiesHour 12: sharing begins to occur – people will be digging the coverage, viewing the videos, sharing it on social networksHour 18: typically begin to see people editorialising about the issue – adding their POV to whatever has happened. Also appearing in searchHour 24: often much of the damage has been done and will continue to build or die offIMPORTANT: the first six hours are critical point where you need to determine whether it’s appropriate to respond, or not.