SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  5
(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Muhammad Abdulmu’thi, Lc)
Tiada tatanan kehidupan yang lebih indah dari yang dibawa oleh syariat Islam. Konsep menuju
kehidupan yang tenteram & damai baik sebagai individu maupun kelompok telah dipaparkan
dgngamblangnyadlm ayat-ayat Al-Qur’an &hadits-haditsRasulullah n. Di antara konsep tersebut
adalah keharusan menjalin kasih sayang kepada sesama muslim tanpa memandang usia, asal-usul
serta status sosial. Eratnya tali cinta kasih ini juga tak terbatas ketika mereka sama-sama masih
hidup, bahkan telah mati sekalipun. Allah l telah mengabadikan doa orang-orang yang beriman yang
datang setelah kaum Muhajirin &Anshardlm Al-Qur’an:
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin &Anshar), mereka berdoa: ‘Ya Rabb kami,
beri ampunlah kami & saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami & janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dlm hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami,
sesungguhnya Engkau Maha penyantun lagi Maha penyayang’.” (Al-Hasyr: 10)
Ucapan selamat & doa kebaikan selalu muncul dari mulut mereka yang manis terhadap saudara-
saudaranya. Coba kita lihat bagaimana bimbingan Nabi kita saat kita berziarah kubur. Nabi n
membimbing mengucapkan doa:
“Semoga kesejahteraan dilimpahkan atas kalian wahai penghuni kubur dari kaum mukminin
&muslimin. Sesungguhnya kami (juga) akan menyusul (kalian) insya Allah. Aku memohon
keselamatan utk kami & kalian kepada Allah.” (HR. Muslim, kitab Al-Janaiz no. 975)
Bahkan setiap tasyahud dlmshalat, kita membaca:
“Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kita & hamba-hamba Allah yang shalih.”
Inilah bentuk kecintaan yang bersumber dari hati-hati yang dalam. Kaum muslimin akan selalu kuat
& berwibawa manakala tali agama ini dipegang erat-erat. Dengannya, musuh-musuh agama ditimpa
perasaan takut & tak bisa melihat umat ini dgn pandangan remeh.
Berikut akan kami uraikan dua permasalahan penting demi tercapainya suasana keakraban yang
membuahkan kasih sayang di antara kaum muslimin.
Pertama: memuliakan orang yang lebih tua.
Menghormati orang yang tua bukan hanya budaya, namun bagian dari akhlak mulia & terpuji yang
diseru oleh Islam. Hal ini dilakukan dgn cara memuliakannya& memerhatikan hak-haknya. Terlebih,
bila disamping tua umurnya, juga lemah fisik, mental, & status sosialnya. Nabi n bersabda:
“Barangsiapa tak menyayangi anak kecil kami & tak mengenal hak orang tua kami maka bukan
termasuk golongan kami.” (HR. Al-Bukharidlm Al-Adab, lihat Shahih Al-Adab Al-Mufrad no. 271)
Hadits ini merupakan ancaman bagi orang yang menyia-nyiakan & meremehkan hak orang yang
sudah tua, di mana orang tersebut tak di atas petunjuk Nabi n & tak menepati jalannya.
Menghormati mereka termasuk mengagungkan Allah l sebagaimana sabda Nabi n:
“Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah adalah menghormati seorang muslim yang beruban
(sudah tua), pembawa Al-Qur’an yang tak berlebih-lebihan padanya (dengan melampaui batas) & tak
menjauh (dari mengamalkan) Al-Qur’an tersebut, serta memuliakan penguasa yang adil.” (HR. Abu
Dawud&dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t dlmShahih At-Tarhib no. 92)
Orang tua tentunya telah melewati berbagai macam tahapan hidup di dunia ini sehingga setumpuk
pengalaman dimilikinya. Orang yang telah mencapai kondisi ini biasanya ketika hendak melakukan
sesuatu telah dipikirkan matang-matang. Terlebih lagi, disamping banyak pengalamannya, juga
mendalam ilmu & ibadahnya. Ini berbedadgn kebanyakan anak muda yang umumnya masih minim
ilmunya, dangkal pengalamannya, & sering memperturutkan hawa nafsunya. Rasulullah n bersabda:
“Barakah itu bersama orang-orang tua dari kalian.” (HR. Ibnu Hibban, Al-Hakim, dll, lihat Shahihul
Jami’ no. 2884)
Mungkin kita bisa mengambil pelajaran dari fitnah Khawarij (kelompok sesat) di masa sahabat Ali z.
Semangat mereka dlm mengamalkan agama tak diimbangi dgn mengikuti pemahaman para sahabat
Nabi n. Para Khawarij yang umumnya dari kalangan muda terkadang berdalilkan dgn dalil-dalil
syariat, sesuatu yang sebenarnya bukan dalil bagi mereka. Para sahabat yang mengetahui sebab
turunnya ayat & sebab periwayatan hadits tentunya lebih tahu maksudnya dari mereka. Nabi n
menjelaskan di antara ciri-ciri Khawarij yang akan muncul adalah:
“Akan muncul di akhir zaman suatu kaum yang muda umurnya (para pemuda) yang bodoh akalnya.”
(HR. Al-Bukhari no. 6930)
An-Nawawi t menerangkan: “Diambil faedah dari hadits ini bahwakekokohan& kuatnya pandangan
hati adalah ketika seorang telah sempurna umurnya, banyak pengalamannya, & kuat
pemahamannya.”(Fathul Bari 12/287)
Mendahulukan orang yang lebih tua
Ada beberapa keadaan yang disyariatkan utk mengutamakan orang yang lebih tua, di antaranya:
1. Dalam mengimami shalat.
Nabi n bersabda dlmhadits Malik bin Al-Huwairits z:
“Bila waktu shalat telah tiba maka hendaklah salah seorang kalian mengumandangkan adzan& orang
yang paling tua mengimami shalat kalian.” (HR. Al-Bukhari no. 628)
Disebutkan dlmhaditslain, bahwa Nabi n bersabda (yang) artinya:
“Yang mengimami manusia adalah orang yang pandai membaca (memahami) Al-Qur’an. Bila dari sisi
bacaan Al-Qur’an mereka sama maka yang paling tahu tentang sunnah. Bila pengetahuan mereka
tentang sunnah sama maka yang paling dahulu berhijrah. Bila dlm hijrah mereka sama maka yang
paling tua umurnya.” (HR. Muslim)
2. Dalam berbicara & memberikan keterangan, kecuali yang kecil lebih tahu & lebih mampu
berbicara.
Disebutkan oleh Sahl bin AbiHatsmahbahwa Abdullah bin Sahl&Muhayyishah bertolak pergi menuju
Khaibar yang pada saat itu ada ikatan perdamaian. Sesampainya di sana keduanya berada di tempat
yang berbeda. Setelah itu Muhayyishah datang (menemui temannya), Abdullah bin Sahl, & ternyata
didapati dlm keadaan bersimbah darah, terbunuh. Muhayyishah lalu mengubur temannya kemudian
pulang ke Madinah. Setelah itu Abdurrahman bin Sahl (saudara Abdullah yang terbunuh tersebut),
Muhayyishah, &HuwayyishahputraMas’ud datang menghadap Nabi n. Abdurrahman yang waktu itu
adalah orang paling kecil yang menghadap Nabi n ingin berbicara, maka Nabi n mengatakan:
“Hendaknya yang paling tua yang berbicara.” Maka kedua temannya yang berbicara & Abdurrahman
diam.” (HR. Al-Bukhari no. 3173)
Perhatikanlah. Meski seorang dlm keadaan tertimpa musibah namun seorang tetap menjaga adab-
adab agamanya.
3. Dalam pemberian.
Sebagaimana hadits yang diceritakan oleh Ibnu ‘Umar c bahwa ia melihat Rasulullah n bersiwak
(membersihkan gigi & lisan dgn batang siwak), lalu beliau memberikan siwak tadi kepada orang yang
paling tua. Nabi n mengatakan:
“Sesungguhnya Jibril memerintahkan aku utk memberikan kepada yang paling tua.” (lihat Ash-
Shahihah no. 1555, &hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad)
Ibnu Baththal t mengatakan: “Dalam hadits ini ada faedah yaitu mengutamakan orang yang sudah
berusia lanjut dlm pemberian siwak. Masuk pula dlm hal ini mendahulukan dlm hal diberi makanan
& minuman, berjalan & berbicara. Al-Muhallab berkata: ‘Hal ini dilakukan apabila manusia tak duduk
dgn berurutan, bila mereka duduk berurutan maka yang sunnah ketika itu mendahulukan yang
kanan’.” (Ash-Shahihah vol. IV/76)
Sahabat Anas bin Malik z menyebutkan bahwa Rasulullah n diberi susu yang dicampur dgn air. Di
sebelah kanan Nabi n ada seorang badui sedangkan di sebelah kirinya ada Abu Bakr z. Nabi
meminum susu tadi lalu memberikannya kepada badui itu. Nabi n mengatakan:
“(Dahulukan) yang kanan lalu yang kanan.” (HR. Al-Bukhari no. 5619)
Demikian besarnya hak-hak orang yang sudah tua & penghormatan kepada mereka sangat
ditekankan bila dia itu adalah orangtuanya, kakeknya, pamannya, kerabat atau tetangganya. Karena
mereka memiliki hak yang besar sebagai karib kerabat & tetangga. Orang yang
menghormati/memuliakan mereka maka dia akan dihormati saat tuanya. Balasan setimpal dgn
perbuatan. Seperti apa kamu berbuat, maka seperti itu pula kamu dibalas.
Disebutkan dari Yahya bin Sa’id Al-Madani, ia berkata, “Telah sampai berita kepada kami bahwa
siapa saja yang menghinakan orang yang sudah tua maka ia tak akan mati sampai Allah l mengutus
seorang yang menghinakannya di saat dia telah tua.” (lihat Al-Fawaid Al-Mantsurah hal. 84 karya
Dr.Abdurrazzaq Al-Badr)
Orang yang sudah beruban
Termasuk tanda-tanda orang yang telah menginjak usia lanjut adalah uban yang menghiasi
kepalanya, kekuatan fisik yang mengendur, pandangan & penglihatan yang mulai berkurang
ketajamannya. Seorang muslim yang telah mencapai kondisi seperti ini tentunya telah melewati
masa-masa yang panjang dlm melaksanakan ketaatan kepada Allah l. Berbagai manis &getirnya
kehidupan telah dilakoninya. Dia pun merasa ajal telah dekat sehingga pendekatan diri kepada Allah
l semakin bertambah. Orang yang panjang umurnya & baik amalannya adalah sebaik-baik orang,
sebagaimana sabda Nabi n:
“Sebaik-baik orang ialah yang panjang umurnya & baik amalannya.” (HR. At-Tirmidzi& dia
menghasankannya)
Orang yang beruban rambutnya karena menjalankan ketaatan kepada Allah l, dia memiliki
keutamaan. Nabi n bersabda:
“Barangsiapa beruban dgn suatu uban di dlm Islam maka uban itu akan menjadi cahaya baginya di
hari kiamat.” (HR. At-Tirmidzi& An-Nasa’i. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albanidlm kitab Shahihul
Jami’ no. 6307)
Maksudnya, uban tersebut akan menjadi cahaya, sehingga pemiliknya menjadikannya sebagai
penunjuk jalan. Cahaya itu akan berjalan di hadapannya di kegelapan padang mahsyar, sampai Allah
l memasukkannya ke dlm jannah (surga). Uban, meski bukan rekayasa hamba, namun bila muncul
karena suatu sebab, seperti jihad atau takut kepada Allah l, maka ditempatkan pada usaha (amalan)
hamba. Oleh karena itu, dimakruhkan –bahkan tak keliru bila dikatakan haram– mencabut uban
yang ada di jenggot atau semisalnya. (lihat FaidhulQadir karya Al-Munawi, 6/202)
Tentang larangan mencabut uban, telah diriwayatkan bahwa Nabi n bersabda:
“Janganlah kalian mencabut uban, karena ia merupakan cahaya seorang muslim di hari kiamat.” (HR.
Abu Dawud, dll. Al-Imam An-Nawawi t dlmRiyadushShalihinmenghasankannya)
Kedua: menyayangi anak kecil
Bila orang yang telah lanjut usia mendapatkan hak penghormatan & pemuliaan, demikian pula dgn
anak yang masih kecil, dia berhak mendapat kasih sayang yang penuh. Anak kecil yang belum baligh
secara umum masih lemah fisik& mentalnya, serta belum mengetahui persis tentang kemaslahatan
utk dirinya. Kondisi yang seperti ini tentunya menggugah kita utk memberikan kasih sayang
kepadanya, karena beban syariat juga belum ditujukan kepadanya & pena pencatat dosa pun belum
berlaku atasnya. Oleh karenanya, menyayangi anak kecil merupakan keharusan. Nabi n bersabda:
“Bukan termasuk golongan kami orang yang tak menyayangi anak kecil kami.” (HR. Abu Dawud& At-
Tirmidzi. Al-Imam An-Nawawi t menshahihkannyadlmRiyadhushShalihin)
Bila sifat belas kasihan dicabut dari seseorang maka hal itu menjadi pertanda kecelakaan baginya.
Nabi n bersabda:
“Tidaklah sifat kasih sayang dicabut melainkan dari orang yang celaka.” (HR. Ahmad dll. Dalam
Shahihul Jami’ no. 7467, Asy-Syaikh Al-Albani t menshahihkannya)
Pernah pada suatu saat Nabi n mencium Hasan bin Ali c, cucunya. Waktu itu, di sisi Nabi ada seorang
bernama Al-Aqra’ bin Habis At-Tamimi sedang duduk. Maka Al-Aqra’ mengatakan: “Sesungguhnya
saya memiliki sepuluh anak, tak pernah satu pun yang saya cium.” Maka Rasulullah n melihat
kepadanya & mengatakan:
“Orang yang tak menyayangi maka tak disayangi (Allah l).” (HR. Al-Bukhari no. 5997)
Lihatlah, betapa meruginya yang tak mendapat rahmat Allah l padahal rahmat-Nya sangat luas.
Sungguh balasan kebaikan adalah kebaikan, sebagaimana firman Allah l:
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (Ar-Rahman: 60)
Tentunya, menyayangi anak kecil tak hanya terbatas pada anaknya sendiri bahkan umum sifatnya.
Bentuk menyayangi anak kecil juga banyak. Misalnya, dgnmencandainya tanpa ada kedustaan utk
memasukkan kegembiraan pada dirinya, menciumnya, menggendongnya, mengusap kepalanya,
menyapa &menyalaminya, serta mengucapkan salam kepadanya.
Pada suatu saat Anas bin Malik z melewati anak-anak kecil lalu ia mengucapkan salam kepada
mereka. Anas z berkata: “Dahulu Rasulullah n melakukan demikian.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Termasuk menyayangi anak kecil adalah tak mengarahkan mereka kepada hal-hal yang
membahayakannya.
Demikianlah bimbingan Islam yang sangat mulia. Umat hendaknya membuka mata agar melihat dgn
nyata indahnya agama yang mereka anut ini. Perlu dipertegas kembali bahwa bimbingan Islam selalu
relevan, tak akan pernah usang dgn perubahan waktu & zaman. Kita tak akan terlalu bahagia dgn
pesatnya teknologi &menjamurnya penemuan (inovasi) baru, bila mental umat tak dibangun,
sehingga akidahnya rapuh & akhlaknya karut-marut. Lihat saja, ketika kecanggihan teknologi telah
merambah berbagai lapisan masyarakat yang semestinya dimanfaatkan sebagai sarana kebaikan,
namun ternyata tak sedikit dijadikan alat & media utk saling mencaci, memfitnah, membenci, &
menzalimi.
Mari kita semua kembali kepada bimbingan agama kita & bangkit dari kelalaian kita. Semoga
kewibawaan umat yang diharapkan tak hanya angan-angan belaka. Wallahua’lam

Contenu connexe

Tendances

Bab i hadits tarbawi
Bab i hadits tarbawiBab i hadits tarbawi
Bab i hadits tarbawiWiji Lestari
 
Hormat pada orang tua
Hormat pada orang tuaHormat pada orang tua
Hormat pada orang tuanur hidayah
 
Bab 3 Saling menasehati da Berbuat Baik
Bab 3 Saling menasehati da Berbuat Baik Bab 3 Saling menasehati da Berbuat Baik
Bab 3 Saling menasehati da Berbuat Baik HelvyEffendi
 
Usrah Itu Tarbiyyah
Usrah Itu TarbiyyahUsrah Itu Tarbiyyah
Usrah Itu TarbiyyahTinta Pena
 
Bagaimana menjadi ahlul qur'an
Bagaimana menjadi ahlul qur'anBagaimana menjadi ahlul qur'an
Bagaimana menjadi ahlul qur'anHastha Sunardi
 
Pengertian berbuat-baik-dan-durhaka
Pengertian berbuat-baik-dan-durhakaPengertian berbuat-baik-dan-durhaka
Pengertian berbuat-baik-dan-durhakaRa Hardianto
 
Sepotong hati untukmu mahasiswa
Sepotong hati untukmu mahasiswaSepotong hati untukmu mahasiswa
Sepotong hati untukmu mahasiswaMasyrifah Jazm
 
Akhlak book review
Akhlak book reviewAkhlak book review
Akhlak book reviewrozitaupm
 
Power point hadist tarbawi bhsa indonesia
Power point hadist tarbawi bhsa indonesiaPower point hadist tarbawi bhsa indonesia
Power point hadist tarbawi bhsa indonesiaSugengwi Kocakabiezt
 
Bertutur Santun dalam Islam
Bertutur Santun dalam IslamBertutur Santun dalam Islam
Bertutur Santun dalam Islamyuniarkowahyu
 
Power point hadist tarbawi bhsa indonesia
Power point hadist tarbawi bhsa indonesiaPower point hadist tarbawi bhsa indonesia
Power point hadist tarbawi bhsa indonesiaBowo Aquhh
 
Aqidah Ahlussunnah Wal-jama’ah
Aqidah Ahlussunnah Wal-jama’ahAqidah Ahlussunnah Wal-jama’ah
Aqidah Ahlussunnah Wal-jama’ahIslamhouse.com
 
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...Jumadi Subur
 
M8 Tariqah Dakwah Rasulullah
M8 Tariqah Dakwah RasulullahM8 Tariqah Dakwah Rasulullah
M8 Tariqah Dakwah Rasulullahcucur
 
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.10 fiqh dawah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.10 fiqh dawahRPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.10 fiqh dawah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.10 fiqh dawahyasirmaster web.id
 

Tendances (20)

Bab i hadits tarbawi
Bab i hadits tarbawiBab i hadits tarbawi
Bab i hadits tarbawi
 
Hormat pada orang tua
Hormat pada orang tuaHormat pada orang tua
Hormat pada orang tua
 
Bab 3 Saling menasehati da Berbuat Baik
Bab 3 Saling menasehati da Berbuat Baik Bab 3 Saling menasehati da Berbuat Baik
Bab 3 Saling menasehati da Berbuat Baik
 
Usrah Itu Tarbiyyah
Usrah Itu TarbiyyahUsrah Itu Tarbiyyah
Usrah Itu Tarbiyyah
 
Bagaimana menjadi ahlul qur'an
Bagaimana menjadi ahlul qur'anBagaimana menjadi ahlul qur'an
Bagaimana menjadi ahlul qur'an
 
Pengertian berbuat-baik-dan-durhaka
Pengertian berbuat-baik-dan-durhakaPengertian berbuat-baik-dan-durhaka
Pengertian berbuat-baik-dan-durhaka
 
Sepotong hati untukmu mahasiswa
Sepotong hati untukmu mahasiswaSepotong hati untukmu mahasiswa
Sepotong hati untukmu mahasiswa
 
Akhlak book review
Akhlak book reviewAkhlak book review
Akhlak book review
 
Menjadi Murabbi Sukses
Menjadi Murabbi SuksesMenjadi Murabbi Sukses
Menjadi Murabbi Sukses
 
Power point hadist tarbawi bhsa indonesia
Power point hadist tarbawi bhsa indonesiaPower point hadist tarbawi bhsa indonesia
Power point hadist tarbawi bhsa indonesia
 
Bertutur Santun dalam Islam
Bertutur Santun dalam IslamBertutur Santun dalam Islam
Bertutur Santun dalam Islam
 
Ebook wa marrotan ukhro
Ebook wa marrotan ukhroEbook wa marrotan ukhro
Ebook wa marrotan ukhro
 
Power point hadist tarbawi bhsa indonesia
Power point hadist tarbawi bhsa indonesiaPower point hadist tarbawi bhsa indonesia
Power point hadist tarbawi bhsa indonesia
 
Menjadi murabbi sukses
Menjadi murabbi suksesMenjadi murabbi sukses
Menjadi murabbi sukses
 
Aqidah Ahlussunnah Wal-jama’ah
Aqidah Ahlussunnah Wal-jama’ahAqidah Ahlussunnah Wal-jama’ah
Aqidah Ahlussunnah Wal-jama’ah
 
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
Cara Mudah dan Menyenangkan Berinteraksi dengan Al Quran by Jumadi Subur | JS...
 
M8 Tariqah Dakwah Rasulullah
M8 Tariqah Dakwah RasulullahM8 Tariqah Dakwah Rasulullah
M8 Tariqah Dakwah Rasulullah
 
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.10 fiqh dawah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.10 fiqh dawahRPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.10 fiqh dawah
RPP PAI XI Kurikulum 2013 Seri 2.10 fiqh dawah
 
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015 KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
KAJIAN UTAMA EDISI JULI 2015
 
Bid
BidBid
Bid
 

Similaire à Pidato

Memahami Islam Secara Komprehensif
Memahami Islam Secara KomprehensifMemahami Islam Secara Komprehensif
Memahami Islam Secara KomprehensifRia Widia
 
Nukhbatul fikr ringkasan ilmu hadist
Nukhbatul fikr ringkasan ilmu hadistNukhbatul fikr ringkasan ilmu hadist
Nukhbatul fikr ringkasan ilmu hadistRachardy Andriyanto
 
Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.
Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.
Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.Tazkirah PTAR
 
Risalah ahlussunnah
Risalah ahlussunnahRisalah ahlussunnah
Risalah ahlussunnahEko Sufian
 
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq TasawufKonsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawufade orreo
 
Panduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat Kita
Panduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat KitaPanduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat Kita
Panduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat KitaHary HarysMatta
 
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptxAKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptxSitiZukhaeriyah1
 
3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdf3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdfirfantaju
 
Asas Adab-Adab Al-Quran.pptx
Asas Adab-Adab Al-Quran.pptxAsas Adab-Adab Al-Quran.pptx
Asas Adab-Adab Al-Quran.pptxubadahlokman1
 
Akhlaq dalam islam hasan al banna
Akhlaq dalam islam   hasan al bannaAkhlaq dalam islam   hasan al banna
Akhlaq dalam islam hasan al bannaShiAddung
 

Similaire à Pidato (20)

Memahami Islam Secara Komprehensif
Memahami Islam Secara KomprehensifMemahami Islam Secara Komprehensif
Memahami Islam Secara Komprehensif
 
Nukhbatul fikr ringkasan ilmu hadist
Nukhbatul fikr ringkasan ilmu hadistNukhbatul fikr ringkasan ilmu hadist
Nukhbatul fikr ringkasan ilmu hadist
 
Hadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihanHadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihan
 
Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.
Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.
Kelebihan Sunnah Rasulullah s.a.w.
 
Risalah ahlussunnah
Risalah ahlussunnahRisalah ahlussunnah
Risalah ahlussunnah
 
Kitab salat
Kitab salatKitab salat
Kitab salat
 
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq TasawufKonsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
 
Istiqamah
IstiqamahIstiqamah
Istiqamah
 
Panduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat Kita
Panduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat KitaPanduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat Kita
Panduan Evaluasi Sholat dan Hadits Shahih - Mengevaluasi Cara Sholat Kita
 
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptxAKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptx
AKHLAK_PELAJAR_MUSLIM MABIT.pptx
 
Tugas agama
Tugas agamaTugas agama
Tugas agama
 
3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdf3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdf
 
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptxAswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
Aswaja Lakmud 2022 revisi.pptx
 
Asas Adab-Adab Al-Quran.pptx
Asas Adab-Adab Al-Quran.pptxAsas Adab-Adab Al-Quran.pptx
Asas Adab-Adab Al-Quran.pptx
 
hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)hukum islam (kel.1)
hukum islam (kel.1)
 
Akhlaq dalam islam hasan al banna
Akhlaq dalam islam   hasan al bannaAkhlaq dalam islam   hasan al banna
Akhlaq dalam islam hasan al banna
 
Jundullah said hawwa
Jundullah  said hawwaJundullah  said hawwa
Jundullah said hawwa
 
Sumber sumber-hukum-islam-new
Sumber sumber-hukum-islam-newSumber sumber-hukum-islam-new
Sumber sumber-hukum-islam-new
 
Presentasi agama
Presentasi agamaPresentasi agama
Presentasi agama
 
Aswaja
AswajaAswaja
Aswaja
 

Plus de mandina

KEPIMPINAN
KEPIMPINANKEPIMPINAN
KEPIMPINANmandina
 
buka minda, lapangkan dada.pptx
buka minda, lapangkan dada.pptxbuka minda, lapangkan dada.pptx
buka minda, lapangkan dada.pptxmandina
 
SLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptx
SLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptxSLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptx
SLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptxmandina
 
SLOT 3 SPSM.pptx
SLOT 3 SPSM.pptxSLOT 3 SPSM.pptx
SLOT 3 SPSM.pptxmandina
 
SLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptx
SLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptxSLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptx
SLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptxmandina
 
Bk12 sains
Bk12 sainsBk12 sains
Bk12 sainsmandina
 
03. bab i
03. bab i03. bab i
03. bab imandina
 
Globalisasi dan cabaran_pendidikan_di_ma
Globalisasi dan cabaran_pendidikan_di_maGlobalisasi dan cabaran_pendidikan_di_ma
Globalisasi dan cabaran_pendidikan_di_mamandina
 
Huruf arab
Huruf arabHuruf arab
Huruf arabmandina
 
Tokoh guru
Tokoh guruTokoh guru
Tokoh gurumandina
 
Bijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halanganBijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halanganmandina
 
Bijak belajar
Bijak belajarBijak belajar
Bijak belajarmandina
 
Kajian tindakan 3 s fasa satu
Kajian tindakan 3 s fasa satuKajian tindakan 3 s fasa satu
Kajian tindakan 3 s fasa satumandina
 
Kisah bakal seorang ayah
Kisah bakal seorang ayahKisah bakal seorang ayah
Kisah bakal seorang ayahmandina
 
Kod hak 2
Kod hak 2Kod hak 2
Kod hak 2mandina
 
Bijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halanganBijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halanganmandina
 
Bunga dan rama2
Bunga dan rama2Bunga dan rama2
Bunga dan rama2mandina
 

Plus de mandina (18)

KEPIMPINAN
KEPIMPINANKEPIMPINAN
KEPIMPINAN
 
buka minda, lapangkan dada.pptx
buka minda, lapangkan dada.pptxbuka minda, lapangkan dada.pptx
buka minda, lapangkan dada.pptx
 
SLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptx
SLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptxSLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptx
SLOT 4 KAEDAH PELAKSANAAN SPSM.pptx
 
SLOT 3 SPSM.pptx
SLOT 3 SPSM.pptxSLOT 3 SPSM.pptx
SLOT 3 SPSM.pptx
 
SLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptx
SLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptxSLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptx
SLOT 2 PERANAN HEM DAN UNIT DISIPLIN.pptx
 
Bk12 sains
Bk12 sainsBk12 sains
Bk12 sains
 
03. bab i
03. bab i03. bab i
03. bab i
 
Globalisasi dan cabaran_pendidikan_di_ma
Globalisasi dan cabaran_pendidikan_di_maGlobalisasi dan cabaran_pendidikan_di_ma
Globalisasi dan cabaran_pendidikan_di_ma
 
Huruf arab
Huruf arabHuruf arab
Huruf arab
 
Tokoh guru
Tokoh guruTokoh guru
Tokoh guru
 
5 cinta
5 cinta5 cinta
5 cinta
 
Bijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halanganBijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halangan
 
Bijak belajar
Bijak belajarBijak belajar
Bijak belajar
 
Kajian tindakan 3 s fasa satu
Kajian tindakan 3 s fasa satuKajian tindakan 3 s fasa satu
Kajian tindakan 3 s fasa satu
 
Kisah bakal seorang ayah
Kisah bakal seorang ayahKisah bakal seorang ayah
Kisah bakal seorang ayah
 
Kod hak 2
Kod hak 2Kod hak 2
Kod hak 2
 
Bijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halanganBijak menempuh-halangan
Bijak menempuh-halangan
 
Bunga dan rama2
Bunga dan rama2Bunga dan rama2
Bunga dan rama2
 

Pidato

  • 1. (ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Muhammad Abdulmu’thi, Lc) Tiada tatanan kehidupan yang lebih indah dari yang dibawa oleh syariat Islam. Konsep menuju kehidupan yang tenteram & damai baik sebagai individu maupun kelompok telah dipaparkan dgngamblangnyadlm ayat-ayat Al-Qur’an &hadits-haditsRasulullah n. Di antara konsep tersebut adalah keharusan menjalin kasih sayang kepada sesama muslim tanpa memandang usia, asal-usul serta status sosial. Eratnya tali cinta kasih ini juga tak terbatas ketika mereka sama-sama masih hidup, bahkan telah mati sekalipun. Allah l telah mengabadikan doa orang-orang yang beriman yang datang setelah kaum Muhajirin &Anshardlm Al-Qur’an: “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin &Anshar), mereka berdoa: ‘Ya Rabb kami, beri ampunlah kami & saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami & janganlah Engkau membiarkan kedengkian dlm hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha penyantun lagi Maha penyayang’.” (Al-Hasyr: 10) Ucapan selamat & doa kebaikan selalu muncul dari mulut mereka yang manis terhadap saudara- saudaranya. Coba kita lihat bagaimana bimbingan Nabi kita saat kita berziarah kubur. Nabi n membimbing mengucapkan doa: “Semoga kesejahteraan dilimpahkan atas kalian wahai penghuni kubur dari kaum mukminin &muslimin. Sesungguhnya kami (juga) akan menyusul (kalian) insya Allah. Aku memohon keselamatan utk kami & kalian kepada Allah.” (HR. Muslim, kitab Al-Janaiz no. 975) Bahkan setiap tasyahud dlmshalat, kita membaca: “Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kita & hamba-hamba Allah yang shalih.” Inilah bentuk kecintaan yang bersumber dari hati-hati yang dalam. Kaum muslimin akan selalu kuat & berwibawa manakala tali agama ini dipegang erat-erat. Dengannya, musuh-musuh agama ditimpa perasaan takut & tak bisa melihat umat ini dgn pandangan remeh. Berikut akan kami uraikan dua permasalahan penting demi tercapainya suasana keakraban yang membuahkan kasih sayang di antara kaum muslimin. Pertama: memuliakan orang yang lebih tua. Menghormati orang yang tua bukan hanya budaya, namun bagian dari akhlak mulia & terpuji yang diseru oleh Islam. Hal ini dilakukan dgn cara memuliakannya& memerhatikan hak-haknya. Terlebih, bila disamping tua umurnya, juga lemah fisik, mental, & status sosialnya. Nabi n bersabda: “Barangsiapa tak menyayangi anak kecil kami & tak mengenal hak orang tua kami maka bukan termasuk golongan kami.” (HR. Al-Bukharidlm Al-Adab, lihat Shahih Al-Adab Al-Mufrad no. 271) Hadits ini merupakan ancaman bagi orang yang menyia-nyiakan & meremehkan hak orang yang sudah tua, di mana orang tersebut tak di atas petunjuk Nabi n & tak menepati jalannya. Menghormati mereka termasuk mengagungkan Allah l sebagaimana sabda Nabi n: “Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah adalah menghormati seorang muslim yang beruban (sudah tua), pembawa Al-Qur’an yang tak berlebih-lebihan padanya (dengan melampaui batas) & tak menjauh (dari mengamalkan) Al-Qur’an tersebut, serta memuliakan penguasa yang adil.” (HR. Abu Dawud&dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t dlmShahih At-Tarhib no. 92) Orang tua tentunya telah melewati berbagai macam tahapan hidup di dunia ini sehingga setumpuk pengalaman dimilikinya. Orang yang telah mencapai kondisi ini biasanya ketika hendak melakukan
  • 2. sesuatu telah dipikirkan matang-matang. Terlebih lagi, disamping banyak pengalamannya, juga mendalam ilmu & ibadahnya. Ini berbedadgn kebanyakan anak muda yang umumnya masih minim ilmunya, dangkal pengalamannya, & sering memperturutkan hawa nafsunya. Rasulullah n bersabda: “Barakah itu bersama orang-orang tua dari kalian.” (HR. Ibnu Hibban, Al-Hakim, dll, lihat Shahihul Jami’ no. 2884) Mungkin kita bisa mengambil pelajaran dari fitnah Khawarij (kelompok sesat) di masa sahabat Ali z. Semangat mereka dlm mengamalkan agama tak diimbangi dgn mengikuti pemahaman para sahabat Nabi n. Para Khawarij yang umumnya dari kalangan muda terkadang berdalilkan dgn dalil-dalil syariat, sesuatu yang sebenarnya bukan dalil bagi mereka. Para sahabat yang mengetahui sebab turunnya ayat & sebab periwayatan hadits tentunya lebih tahu maksudnya dari mereka. Nabi n menjelaskan di antara ciri-ciri Khawarij yang akan muncul adalah: “Akan muncul di akhir zaman suatu kaum yang muda umurnya (para pemuda) yang bodoh akalnya.” (HR. Al-Bukhari no. 6930) An-Nawawi t menerangkan: “Diambil faedah dari hadits ini bahwakekokohan& kuatnya pandangan hati adalah ketika seorang telah sempurna umurnya, banyak pengalamannya, & kuat pemahamannya.”(Fathul Bari 12/287) Mendahulukan orang yang lebih tua Ada beberapa keadaan yang disyariatkan utk mengutamakan orang yang lebih tua, di antaranya: 1. Dalam mengimami shalat. Nabi n bersabda dlmhadits Malik bin Al-Huwairits z: “Bila waktu shalat telah tiba maka hendaklah salah seorang kalian mengumandangkan adzan& orang yang paling tua mengimami shalat kalian.” (HR. Al-Bukhari no. 628) Disebutkan dlmhaditslain, bahwa Nabi n bersabda (yang) artinya: “Yang mengimami manusia adalah orang yang pandai membaca (memahami) Al-Qur’an. Bila dari sisi bacaan Al-Qur’an mereka sama maka yang paling tahu tentang sunnah. Bila pengetahuan mereka tentang sunnah sama maka yang paling dahulu berhijrah. Bila dlm hijrah mereka sama maka yang paling tua umurnya.” (HR. Muslim) 2. Dalam berbicara & memberikan keterangan, kecuali yang kecil lebih tahu & lebih mampu berbicara. Disebutkan oleh Sahl bin AbiHatsmahbahwa Abdullah bin Sahl&Muhayyishah bertolak pergi menuju Khaibar yang pada saat itu ada ikatan perdamaian. Sesampainya di sana keduanya berada di tempat yang berbeda. Setelah itu Muhayyishah datang (menemui temannya), Abdullah bin Sahl, & ternyata didapati dlm keadaan bersimbah darah, terbunuh. Muhayyishah lalu mengubur temannya kemudian pulang ke Madinah. Setelah itu Abdurrahman bin Sahl (saudara Abdullah yang terbunuh tersebut), Muhayyishah, &HuwayyishahputraMas’ud datang menghadap Nabi n. Abdurrahman yang waktu itu adalah orang paling kecil yang menghadap Nabi n ingin berbicara, maka Nabi n mengatakan: “Hendaknya yang paling tua yang berbicara.” Maka kedua temannya yang berbicara & Abdurrahman diam.” (HR. Al-Bukhari no. 3173) Perhatikanlah. Meski seorang dlm keadaan tertimpa musibah namun seorang tetap menjaga adab- adab agamanya. 3. Dalam pemberian.
  • 3. Sebagaimana hadits yang diceritakan oleh Ibnu ‘Umar c bahwa ia melihat Rasulullah n bersiwak (membersihkan gigi & lisan dgn batang siwak), lalu beliau memberikan siwak tadi kepada orang yang paling tua. Nabi n mengatakan: “Sesungguhnya Jibril memerintahkan aku utk memberikan kepada yang paling tua.” (lihat Ash- Shahihah no. 1555, &hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad) Ibnu Baththal t mengatakan: “Dalam hadits ini ada faedah yaitu mengutamakan orang yang sudah berusia lanjut dlm pemberian siwak. Masuk pula dlm hal ini mendahulukan dlm hal diberi makanan & minuman, berjalan & berbicara. Al-Muhallab berkata: ‘Hal ini dilakukan apabila manusia tak duduk dgn berurutan, bila mereka duduk berurutan maka yang sunnah ketika itu mendahulukan yang kanan’.” (Ash-Shahihah vol. IV/76) Sahabat Anas bin Malik z menyebutkan bahwa Rasulullah n diberi susu yang dicampur dgn air. Di sebelah kanan Nabi n ada seorang badui sedangkan di sebelah kirinya ada Abu Bakr z. Nabi meminum susu tadi lalu memberikannya kepada badui itu. Nabi n mengatakan: “(Dahulukan) yang kanan lalu yang kanan.” (HR. Al-Bukhari no. 5619) Demikian besarnya hak-hak orang yang sudah tua & penghormatan kepada mereka sangat ditekankan bila dia itu adalah orangtuanya, kakeknya, pamannya, kerabat atau tetangganya. Karena mereka memiliki hak yang besar sebagai karib kerabat & tetangga. Orang yang menghormati/memuliakan mereka maka dia akan dihormati saat tuanya. Balasan setimpal dgn perbuatan. Seperti apa kamu berbuat, maka seperti itu pula kamu dibalas. Disebutkan dari Yahya bin Sa’id Al-Madani, ia berkata, “Telah sampai berita kepada kami bahwa siapa saja yang menghinakan orang yang sudah tua maka ia tak akan mati sampai Allah l mengutus seorang yang menghinakannya di saat dia telah tua.” (lihat Al-Fawaid Al-Mantsurah hal. 84 karya Dr.Abdurrazzaq Al-Badr) Orang yang sudah beruban Termasuk tanda-tanda orang yang telah menginjak usia lanjut adalah uban yang menghiasi kepalanya, kekuatan fisik yang mengendur, pandangan & penglihatan yang mulai berkurang ketajamannya. Seorang muslim yang telah mencapai kondisi seperti ini tentunya telah melewati masa-masa yang panjang dlm melaksanakan ketaatan kepada Allah l. Berbagai manis &getirnya kehidupan telah dilakoninya. Dia pun merasa ajal telah dekat sehingga pendekatan diri kepada Allah l semakin bertambah. Orang yang panjang umurnya & baik amalannya adalah sebaik-baik orang, sebagaimana sabda Nabi n: “Sebaik-baik orang ialah yang panjang umurnya & baik amalannya.” (HR. At-Tirmidzi& dia menghasankannya) Orang yang beruban rambutnya karena menjalankan ketaatan kepada Allah l, dia memiliki keutamaan. Nabi n bersabda: “Barangsiapa beruban dgn suatu uban di dlm Islam maka uban itu akan menjadi cahaya baginya di hari kiamat.” (HR. At-Tirmidzi& An-Nasa’i. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albanidlm kitab Shahihul Jami’ no. 6307) Maksudnya, uban tersebut akan menjadi cahaya, sehingga pemiliknya menjadikannya sebagai penunjuk jalan. Cahaya itu akan berjalan di hadapannya di kegelapan padang mahsyar, sampai Allah
  • 4. l memasukkannya ke dlm jannah (surga). Uban, meski bukan rekayasa hamba, namun bila muncul karena suatu sebab, seperti jihad atau takut kepada Allah l, maka ditempatkan pada usaha (amalan) hamba. Oleh karena itu, dimakruhkan –bahkan tak keliru bila dikatakan haram– mencabut uban yang ada di jenggot atau semisalnya. (lihat FaidhulQadir karya Al-Munawi, 6/202) Tentang larangan mencabut uban, telah diriwayatkan bahwa Nabi n bersabda: “Janganlah kalian mencabut uban, karena ia merupakan cahaya seorang muslim di hari kiamat.” (HR. Abu Dawud, dll. Al-Imam An-Nawawi t dlmRiyadushShalihinmenghasankannya) Kedua: menyayangi anak kecil Bila orang yang telah lanjut usia mendapatkan hak penghormatan & pemuliaan, demikian pula dgn anak yang masih kecil, dia berhak mendapat kasih sayang yang penuh. Anak kecil yang belum baligh secara umum masih lemah fisik& mentalnya, serta belum mengetahui persis tentang kemaslahatan utk dirinya. Kondisi yang seperti ini tentunya menggugah kita utk memberikan kasih sayang kepadanya, karena beban syariat juga belum ditujukan kepadanya & pena pencatat dosa pun belum berlaku atasnya. Oleh karenanya, menyayangi anak kecil merupakan keharusan. Nabi n bersabda: “Bukan termasuk golongan kami orang yang tak menyayangi anak kecil kami.” (HR. Abu Dawud& At- Tirmidzi. Al-Imam An-Nawawi t menshahihkannyadlmRiyadhushShalihin) Bila sifat belas kasihan dicabut dari seseorang maka hal itu menjadi pertanda kecelakaan baginya. Nabi n bersabda: “Tidaklah sifat kasih sayang dicabut melainkan dari orang yang celaka.” (HR. Ahmad dll. Dalam Shahihul Jami’ no. 7467, Asy-Syaikh Al-Albani t menshahihkannya) Pernah pada suatu saat Nabi n mencium Hasan bin Ali c, cucunya. Waktu itu, di sisi Nabi ada seorang bernama Al-Aqra’ bin Habis At-Tamimi sedang duduk. Maka Al-Aqra’ mengatakan: “Sesungguhnya saya memiliki sepuluh anak, tak pernah satu pun yang saya cium.” Maka Rasulullah n melihat kepadanya & mengatakan: “Orang yang tak menyayangi maka tak disayangi (Allah l).” (HR. Al-Bukhari no. 5997) Lihatlah, betapa meruginya yang tak mendapat rahmat Allah l padahal rahmat-Nya sangat luas. Sungguh balasan kebaikan adalah kebaikan, sebagaimana firman Allah l: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (Ar-Rahman: 60) Tentunya, menyayangi anak kecil tak hanya terbatas pada anaknya sendiri bahkan umum sifatnya. Bentuk menyayangi anak kecil juga banyak. Misalnya, dgnmencandainya tanpa ada kedustaan utk memasukkan kegembiraan pada dirinya, menciumnya, menggendongnya, mengusap kepalanya, menyapa &menyalaminya, serta mengucapkan salam kepadanya. Pada suatu saat Anas bin Malik z melewati anak-anak kecil lalu ia mengucapkan salam kepada mereka. Anas z berkata: “Dahulu Rasulullah n melakukan demikian.” (Muttafaqun ‘alaihi) Termasuk menyayangi anak kecil adalah tak mengarahkan mereka kepada hal-hal yang membahayakannya. Demikianlah bimbingan Islam yang sangat mulia. Umat hendaknya membuka mata agar melihat dgn nyata indahnya agama yang mereka anut ini. Perlu dipertegas kembali bahwa bimbingan Islam selalu relevan, tak akan pernah usang dgn perubahan waktu & zaman. Kita tak akan terlalu bahagia dgn pesatnya teknologi &menjamurnya penemuan (inovasi) baru, bila mental umat tak dibangun,
  • 5. sehingga akidahnya rapuh & akhlaknya karut-marut. Lihat saja, ketika kecanggihan teknologi telah merambah berbagai lapisan masyarakat yang semestinya dimanfaatkan sebagai sarana kebaikan, namun ternyata tak sedikit dijadikan alat & media utk saling mencaci, memfitnah, membenci, & menzalimi. Mari kita semua kembali kepada bimbingan agama kita & bangkit dari kelalaian kita. Semoga kewibawaan umat yang diharapkan tak hanya angan-angan belaka. Wallahua’lam