SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  20
Adde Oriza Rio
  Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
   Universitas Kristen Indonesia
 Teori ini dikreasikan oleh
  Judee Burgoon (1948 - ….)
 Burgoon adalah alumni Iowa
  State University (S1), Illinois
  State University (S2), dan
  West Virginia University (S3).
 Saat ini, Burgoon adalah
  salah seorang profesor
  komunikasi dari University of
  Arizona.
 Selain EVT, Burgoon juga
  terlibat dalam terciptanya
  Interpersonal Adaptation
  Theory dan Interpersonal
  Deception Theory
 Burgoon menyadari bahwa bagaimana cara kita
  mengatakan sesuatu seringkali lebih mempengaruhi
  proses komunikasi ketimbang isi dari perkataan kita itu
  sendiri.
 Maksudnya penerimaan dan penafsiran pesan-pesan verbal
  seringkali lebih dipengaruhi oleh komunikasi non verbal
  yang menyertainya.
 Bagi Burgoon, salah satu perilaku komunikasi non verbal
  yang sangat mempengaruhi komunikasi interpersonal
  adalah jarak (distance).
 Jarak (distance) menjadi penting karena perubahan jarak
  yang tidak diharapkan atau tidak disangka-sangka
  (unexpected) bisa menjadi sangat ambigu atau
  membangkitkan nuansa tertentu sedangkan pada sisi yang
  lain setiap orang diyakini memiliki harapan/sangkaan
  (expectancy) yang berbeda-beda tentang jarak dan
  penggunaannya.
 Burgoon ingin mengetahui pengaruh penggunaan jarak
  (distance) sebagai komunikasi non-verbal terhadap percakapan
  (conversation) sebagai komunikasi verbal dengan memberikan
  penekanan pada harapan/sangkaan (expectancy) para
  partisipannya mengenai penggunaan jarak.
 Burgoon kemudian mulai dengan premis bahwa manusia punya
  dua kebutuhan dasar yakni: (1) afiliasi (affiliation) dan (2) ruang
  pribadi (personal space).
 Kebutuhan ini sebenarnya membawa kita pada satu dilema.
  Pada satu sisi kita ingin dekat dengan manusia lain, bersama-
  sama dengan manusia lain. Tapi, pada saat yang sama, kita juga
  selalu ingin punya privasi dan ruang gerak yang cukup.
 EVT karena ingin melihat pengaruh penggunaan jarak terhadap
  komunikasi, menjadikan konsep ruang pribadi (personal space)
  sebagai konsep intinya (core concepts).
 Konsep personal space EVT berasal atau dipinjam dari proxemics
    (studi mengenai penggunaan manusia akan ruang) yang
    dikembangkan oleh seorang antropolog bernama Edward Hall.
   Hall dalam studinya menemukan bahwa ada 4 zona proxemics
    yang digunakan oleh manusia dalam relasinya/interaksinya
    dengan orang lain.
   4 zona itu adalah:
   (1) jarak intim (intimate distance) sekitar 0 - 18 inchi/0 - 0,5 m.
   (2) jarak personal (personal distance) sekitar 18 inchi - 4 kaki/0,5
    - 1,2 m.
   (3) jarak sosial (social distance) sekitar 4 -12 kaki/1,2 – 3 m.
   (4) jarak publik (public distance) di atas 12 kaki/3 m.
 Personal space juga sangat terkait dengan teritorialitas
    (territoriality). Sebab, ternyata harapan/sangkaan
    (expectancy) orang terhadap penggunaan jarak dan ruang
    sangat dipengaruhi juga oleh teritorialitas yaitu
    kepemilikan/kekuasaan seseorang/sekelompok orang
    terhadap suatu area atau objek tertentu.
   Setidaknya, ada 3 jenis teritori yakni:
   (1) primary territories (teritori primer) yakni domain
    ekslusif seseorang atas suatu area atau objek.
   (2) secondary territories (teritori sekunder) yakni rasa
    afiliasi seseorang atas suatu area atau objek.
   (3) public territories (teritori publik) yakni area atau objek
    yang terbuka bagi siapa saja.
 Teritorialitas sangat terkait erat dengan perilaku
  preventif (pencegahan) dan reaksi. Maksudnya, setiap
  orang berupaya mencegah agar orang tidak masuk
  dalam teritorinya dan akan memberikan reaksi apabila
  tindakan preventifnya gagal.
 Ada 4 cara manusia menjaga teritorinya yakni:
1. Marking (menandai)
2. Labeling (menamai)
3. Offensive display (menunjukkan sikap ofensif)
4. Tenure (berada paling awal dan meninggalkan paling
    akhir).
 Harapan/sangkaan (expectancy) mengarahkan
  interaksi manusia
 Harapan/sangkaan (expectancy) adalah sesuatu yang
  dipelajari
 Manusia membuat prediksi tentang perilaku-perilaku
  non verbal.
 Asumsi ini menyatakan bahwa manusia selalu memiliki
     harapan-harapan/sangkaan-sangkaan (expectancy) yang akan
     dibawanya dalam interaksinya dan mempengaruhi perilakunya
     dalam interaksi itu.
    Expectancy sendiri adalah pikiran-pikiran dan perilaku yang
     telah diantisipasi dalam percakapan. Maksudnya adalah sesuatu
     yang menurut pemiliknya harus dipikirkan dan dikerjakan oleh
     lawan bicaranya.
    Expectancy sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor yakni:
1.     Faktor individual (jender, personalitas, umur, penampilan,
       reputasi)
2.     Faktor relasional (sejarah relasi, perbedaan status, tingkat rasa
       ketertarikan dan rasa menyukai)
3.     Faktor konteks (formal/non formal, fungsi sosial/fungsi tugas,
       batasan lingkungan, norma-norma budaya)
 Expectancy itu sendiri ada 2 jenis yakni:
1.   Pre-interactional expectancy yakni expectancy yang
     sudah dimiliki sebelum terjadinya interaksi. Lebih
     tegasnya, kemampuan yang dimiliki orang yang
     dipergunakan untuk memulai interaksi.
2.   Interactional expectancy yakni expectancy yang
     dijalankan orang dalam suatu interaksi. Lebih tegasnya,
     kemampuan yang dimiliki orang yang dipergunakan
     untuk menjalankan interaksi.
    Dua jenis expectancy ini membawa kita pada asumsi EVT
     yang kedua yakni expectancy adalah sesuatu yang
     dipelajari.
 Asumsi ini menyatakan bahwa expectancy bukanlah
  bawaan lahir atau bersumber dari sesuatu yang alamiah.
 Expectancy adalah sesuatu yang dipelajari manusia dari
  budaya masyarakatnya atau individu-individu yang ada
  dalam/menjadi anggota dari kebudayaan itu.
 Misalnya, dalam budaya AS/Barat diajarkan bahwa
  hubungan antara dosen dan mahasiswa adalah hubungan
  profesional. Dosen mendapatkan status dan kekuasaan
  yang lebih tinggi (sebagai pendidik) sedangkan mahasiswa
  tidak (sebagai peserta didik). Maka, komunikasi antara
  dosen dan mahasiswa tidak boleh berada dalam jarak
  intim. Expectancynya berada dalam kisaran itu.
 Asumsi ini menyatakan bahwa perilaku non verbal
  sangat mempengaruhi jalannya percakapan.
 Melalui perilaku non verbal itu orang memprediksi
  apa yang akan terjadi berikutnya atau apa perilaku non
  verbal berikutnya dan memberi reaksi sesuai dengan
  pemaknaannya terhadap perilaku non verbal yang
  diprediksinya itu.
 Pertanyaannya kemudian: apa yang terjadi jika expectancy kita
    dilanggar?
   Sebenarnya itulah tujuan EVT yang hendak bercerita apa yang terjadi
    apa bila expectancy di-violations (dilanggar) dalam sebuah
    percakapan.
   Burgoon percaya bahwa, pelanggaran itu tidak selalu membawa
    dampak negatif. Malah bisa jadi positif. Semua tergantung pada
    communicator reward valence-nya.
   Communicator reward valence adalah penjumlahan dari karakteristik
    positif dan negatif dari seseorang dan potensinya untuk memberikan
    ganjaran atau sanksi.
   Misalnya, apabila seseorang berdiri terlalu dekat dengan anda di dalam
    lift, padahal lift itu kapasitasnya 12 orang namun saat itu isinya hanya
    2 orang saja, mesti anda merasa sangat tidak nyaman, aneh dan bisa
    jadi kesal. Tapi, kalau anda berdiri dengan sangat dekat (jarak intim)
    dengan orang asing karena berada di atas bus yang penuh sesak, anda
    bisa jadi tidak merasa ada masalah.
 Arousal adalah konsekuensi yang muncul dari
  terlanggarnya (violations) harapan/sangkaan
  (expectancy).
 Ada dua jenis arousal yakni cognitive arousal dan
  physical arousal.
 Cognitive arousal adalah kesadaran mental bahwa
  terjadi violations atas expectancy kita.
 Physical arousal adalah perubahan tubuh yang
  disebabkan oleh adanya pelanggaran/violations
  terhadap expectancy.
 Apabila suatu violations terhadap expectancy
  mendatangkan perasaan tidak nyaman, tidak senang,
  aneh dalam diri seseorang, maka pelanggaran itu
  dianggap sebagai ancaman (threat).
 Dalam EVT konsep ini dikenal dengan nama ambang
  batas ancaman (threat treshold). Yakni, sampai batas
  apa violations dapat dikatakan mengancam.
 Ketika violatons sudah menjadi ancaman, maka
  semakin dekat jarak maka akan situasi akan dianggap
  membahayakan, begitu juga sebaliknya.
 Bagaimana pun, tidak semua violations bisa dijadikan atau
    dianggap sebagai threat (ancaman).
   Ada juga yang dinamakan violations valence.
   Violations valence ini adalah pemberian nilai positif atau negatif
    (positive or negative value) dari violations terhadap expectancy.
   Violations valence lahir dari proses interpretasi dan evaluasi.
   Artinya, melihat sejauh apa violations dilakukan, siapa yang
    melakukan, dan dalam konteks apa.
   Misalnya, saya tidak suka bila ada orang asing duduk terlalu
    dekat dengan saya. Apa lagi sampai memasuki jarak personal
    saya. Tetapi, ketika yang memasuki jarak personal saya itu gadis
    cantik yang kebetulan juga seorang selebritas nasional, maka
    saya bisa menganggap violations itu sebagai sesuatu yang positif.
감사합니다
ありがとう

Danke

Contenu connexe

Tendances

manajemen makna terkoordinasi
manajemen makna terkoordinasimanajemen makna terkoordinasi
manajemen makna terkoordinasi
Destya Purnawita
 
Media equation theory
Media equation theoryMedia equation theory
Media equation theory
mankoma2013
 
Social Exchange Theory
Social Exchange TheorySocial Exchange Theory
Social Exchange Theory
mankoma2013
 
Coordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning TheoryCoordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning Theory
mankoma2013
 
Teori Komunikasi - Social Exchange Theory
Teori Komunikasi - Social Exchange TheoryTeori Komunikasi - Social Exchange Theory
Teori Komunikasi - Social Exchange Theory
Mauliena Nurul Ainiyah
 
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
Lingga - Universitas Riau
 
teori interaksi simbolik-Laila.R
teori interaksi simbolik-Laila.Rteori interaksi simbolik-Laila.R
teori interaksi simbolik-Laila.R
LailaRachmaw
 

Tendances (20)

TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIANTEORI KOMUNIKASIPENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
TEORI KOMUNIKASI PENGURANGAN KETIDAKPASTIAN
 
Dialectics Relational Theory
Dialectics Relational TheoryDialectics Relational Theory
Dialectics Relational Theory
 
Aqilah nafisah ulya "Communication Privacy Management Theory oleh Sandra Petr...
Aqilah nafisah ulya "Communication Privacy Management Theory oleh Sandra Petr...Aqilah nafisah ulya "Communication Privacy Management Theory oleh Sandra Petr...
Aqilah nafisah ulya "Communication Privacy Management Theory oleh Sandra Petr...
 
manajemen makna terkoordinasi
manajemen makna terkoordinasimanajemen makna terkoordinasi
manajemen makna terkoordinasi
 
Media equation theory
Media equation theoryMedia equation theory
Media equation theory
 
Social Exchange Theory
Social Exchange TheorySocial Exchange Theory
Social Exchange Theory
 
Social Exchange Theory
Social Exchange TheorySocial Exchange Theory
Social Exchange Theory
 
Teori komunikasi integrasi bermasalah
Teori komunikasi integrasi bermasalahTeori komunikasi integrasi bermasalah
Teori komunikasi integrasi bermasalah
 
Coordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning TheoryCoordinated Management of Meaning Theory
Coordinated Management of Meaning Theory
 
Groupthink Theory
Groupthink Theory Groupthink Theory
Groupthink Theory
 
Teori Komunikasi - Social Exchange Theory
Teori Komunikasi - Social Exchange TheoryTeori Komunikasi - Social Exchange Theory
Teori Komunikasi - Social Exchange Theory
 
Psikologi sosial - interpersonal attraction
Psikologi sosial  - interpersonal attractionPsikologi sosial  - interpersonal attraction
Psikologi sosial - interpersonal attraction
 
Communication Privacy Management Theory
Communication Privacy Management TheoryCommunication Privacy Management Theory
Communication Privacy Management Theory
 
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
Teori pertimbangan sosial (social judgement theory)
 
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
) Atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
 
Teori keseimbangan - heider
Teori keseimbangan - heiderTeori keseimbangan - heider
Teori keseimbangan - heider
 
Bab 12 dialektika relasional
Bab 12 dialektika relasionalBab 12 dialektika relasional
Bab 12 dialektika relasional
 
teori interaksi simbolik-Laila.R
teori interaksi simbolik-Laila.Rteori interaksi simbolik-Laila.R
teori interaksi simbolik-Laila.R
 
Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"
Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"
Teori Komunikasi "Interaksi Simbolik"
 
Teori proksemik
Teori proksemikTeori proksemik
Teori proksemik
 

En vedette

Introduction to communication theories lecture 8
Introduction to communication theories lecture 8Introduction to communication theories lecture 8
Introduction to communication theories lecture 8
Marvin Evangelista
 
Communication Accommodation Theory
Communication Accommodation TheoryCommunication Accommodation Theory
Communication Accommodation Theory
Sheena Bautista
 
Intercultural communication shpresa
Intercultural communication shpresaIntercultural communication shpresa
Intercultural communication shpresa
iridabualli
 
Communication accommodation theory
Communication accommodation theoryCommunication accommodation theory
Communication accommodation theory
Sydney Nelson
 
Introduction to communication theories lecture 7
Introduction to communication theories lecture 7Introduction to communication theories lecture 7
Introduction to communication theories lecture 7
Marvin Evangelista
 
Communication accommodation theory
Communication accommodation theoryCommunication accommodation theory
Communication accommodation theory
sellis36
 
Communication Accommodation Theory
Communication Accommodation TheoryCommunication Accommodation Theory
Communication Accommodation Theory
dnlowry
 

En vedette (16)

Theories focusing on Social Engineering Effective Outcomes
Theories focusing on Social Engineering Effective OutcomesTheories focusing on Social Engineering Effective Outcomes
Theories focusing on Social Engineering Effective Outcomes
 
Expectancy violation theory
Expectancy violation theoryExpectancy violation theory
Expectancy violation theory
 
Introduction to communication theories lecture 8
Introduction to communication theories lecture 8Introduction to communication theories lecture 8
Introduction to communication theories lecture 8
 
Theories About Behavior An Attempt To Identify With General Situation
Theories About Behavior An Attempt To Identify With General SituationTheories About Behavior An Attempt To Identify With General Situation
Theories About Behavior An Attempt To Identify With General Situation
 
Communication Accommodation Theory
Communication Accommodation TheoryCommunication Accommodation Theory
Communication Accommodation Theory
 
Intercultural communication shpresa
Intercultural communication shpresaIntercultural communication shpresa
Intercultural communication shpresa
 
Communication accommodation theory
Communication accommodation theoryCommunication accommodation theory
Communication accommodation theory
 
Introduction to communication theories lecture 7
Introduction to communication theories lecture 7Introduction to communication theories lecture 7
Introduction to communication theories lecture 7
 
Interaction Adaptation Theory of Interpersonal Communication
Interaction Adaptation Theory of Interpersonal CommunicationInteraction Adaptation Theory of Interpersonal Communication
Interaction Adaptation Theory of Interpersonal Communication
 
Expectancy Violations Theory
Expectancy Violations TheoryExpectancy Violations Theory
Expectancy Violations Theory
 
Identity Negotiation Theory
Identity Negotiation TheoryIdentity Negotiation Theory
Identity Negotiation Theory
 
Communication accommodation theory
Communication accommodation theoryCommunication accommodation theory
Communication accommodation theory
 
Interpersonal Communication
Interpersonal CommunicationInterpersonal Communication
Interpersonal Communication
 
Communication Accommodation Theory
Communication Accommodation TheoryCommunication Accommodation Theory
Communication Accommodation Theory
 
Face Negotiation Theory
Face Negotiation TheoryFace Negotiation Theory
Face Negotiation Theory
 
Verbal and non verbal communication
Verbal and non verbal communicationVerbal and non verbal communication
Verbal and non verbal communication
 

Similaire à Expectancy violation theory (evt)

Expectancy violations theory
Expectancy violations theoryExpectancy violations theory
Expectancy violations theory
Ronzzy Kevin
 
Makalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
Makalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal wordMakalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
Makalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
Lingga - Universitas Riau
 
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptxKOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
KianSantang21
 
Uncertainty reduction theory
Uncertainty reduction theoryUncertainty reduction theory
Uncertainty reduction theory
Ronzzy Kevin
 
Makalah kap
Makalah kapMakalah kap
Makalah kap
Said Jie
 
Interpersonal
InterpersonalInterpersonal
Interpersonal
seti4budi
 

Similaire à Expectancy violation theory (evt) (20)

Expectancy violations theory
Expectancy violations theoryExpectancy violations theory
Expectancy violations theory
 
Persepsi Inti Komunikasi
Persepsi Inti KomunikasiPersepsi Inti Komunikasi
Persepsi Inti Komunikasi
 
Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi Antar PribadiKomunikasi Antar Pribadi
Komunikasi Antar Pribadi
 
Jurnal KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN PERTEMANAN
Jurnal KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN     PERTEMANAN     Jurnal KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN     PERTEMANAN
Jurnal KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN PERTEMANAN
 
KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN PERTEMANAN
KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN PERTEMANAN        KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN PERTEMANAN
KONFLIK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA HUBUNGAN PERTEMANAN
 
Makalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
Makalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal wordMakalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
Makalah atraksi dlm komunikasi interpersonal dan hubungan interpersonal word
 
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptxKOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
KOMUNIKASI DASAR DALAM KEPERAWATTAN.pptx
 
Pelatihan Komunikasi Efektif.ppt
Pelatihan Komunikasi Efektif.pptPelatihan Komunikasi Efektif.ppt
Pelatihan Komunikasi Efektif.ppt
 
Komunikasi Efektif
Komunikasi EfektifKomunikasi Efektif
Komunikasi Efektif
 
Uncertainty reduction theory
Uncertainty reduction theoryUncertainty reduction theory
Uncertainty reduction theory
 
Makalah kap
Makalah kapMakalah kap
Makalah kap
 
Komunikasi_Dalam_Pelayanan_Kesehatan.pptx
Komunikasi_Dalam_Pelayanan_Kesehatan.pptxKomunikasi_Dalam_Pelayanan_Kesehatan.pptx
Komunikasi_Dalam_Pelayanan_Kesehatan.pptx
 
Komunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.ppt
Komunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.pptKomunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.ppt
Komunikasi-Antar-Budaya-Pertemuan-3.ppt
 
Interpersonal
InterpersonalInterpersonal
Interpersonal
 
Presentation kuliah perdana
Presentation kuliah perdanaPresentation kuliah perdana
Presentation kuliah perdana
 
Presentation kuliah
Presentation kuliah Presentation kuliah
Presentation kuliah
 
Listening to non verbal messages 4520210014-muhammad aldiansyah
Listening to non verbal messages 4520210014-muhammad aldiansyahListening to non verbal messages 4520210014-muhammad aldiansyah
Listening to non verbal messages 4520210014-muhammad aldiansyah
 
Materi I - Komunikasi dalam pelayanan kesehatan.pptx
Materi I - Komunikasi dalam pelayanan kesehatan.pptxMateri I - Komunikasi dalam pelayanan kesehatan.pptx
Materi I - Komunikasi dalam pelayanan kesehatan.pptx
 
Makalah sapta
Makalah saptaMakalah sapta
Makalah sapta
 
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi InterpersonalKomunikasi Interpersonal
Komunikasi Interpersonal
 

Plus de maneicon22

Otonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasiOtonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasi
maneicon22
 
Kelompok kepentingan
Kelompok kepentinganKelompok kepentingan
Kelompok kepentingan
maneicon22
 
Komunikasi antar budaya 2
Komunikasi antar budaya 2Komunikasi antar budaya 2
Komunikasi antar budaya 2
maneicon22
 
Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1
maneicon22
 
Kab 14 (bahan uas smtr 3
Kab 14 (bahan uas smtr 3Kab 14 (bahan uas smtr 3
Kab 14 (bahan uas smtr 3
maneicon22
 
Psikologi gestalt
Psikologi gestaltPsikologi gestalt
Psikologi gestalt
maneicon22
 

Plus de maneicon22 (7)

Otonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasiOtonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasi
 
Kelompok kepentingan
Kelompok kepentinganKelompok kepentingan
Kelompok kepentingan
 
Komunikasi antar budaya 2
Komunikasi antar budaya 2Komunikasi antar budaya 2
Komunikasi antar budaya 2
 
Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1Komunikasi antar budaya 1
Komunikasi antar budaya 1
 
Kab 14 (bahan uas smtr 3
Kab 14 (bahan uas smtr 3Kab 14 (bahan uas smtr 3
Kab 14 (bahan uas smtr 3
 
Psikologi gestalt
Psikologi gestaltPsikologi gestalt
Psikologi gestalt
 
Metodologi
MetodologiMetodologi
Metodologi
 

Dernier

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Dernier (20)

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Expectancy violation theory (evt)

  • 1. Adde Oriza Rio Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia
  • 2.  Teori ini dikreasikan oleh Judee Burgoon (1948 - ….)  Burgoon adalah alumni Iowa State University (S1), Illinois State University (S2), dan West Virginia University (S3).  Saat ini, Burgoon adalah salah seorang profesor komunikasi dari University of Arizona.  Selain EVT, Burgoon juga terlibat dalam terciptanya Interpersonal Adaptation Theory dan Interpersonal Deception Theory
  • 3.  Burgoon menyadari bahwa bagaimana cara kita mengatakan sesuatu seringkali lebih mempengaruhi proses komunikasi ketimbang isi dari perkataan kita itu sendiri.  Maksudnya penerimaan dan penafsiran pesan-pesan verbal seringkali lebih dipengaruhi oleh komunikasi non verbal yang menyertainya.  Bagi Burgoon, salah satu perilaku komunikasi non verbal yang sangat mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah jarak (distance).  Jarak (distance) menjadi penting karena perubahan jarak yang tidak diharapkan atau tidak disangka-sangka (unexpected) bisa menjadi sangat ambigu atau membangkitkan nuansa tertentu sedangkan pada sisi yang lain setiap orang diyakini memiliki harapan/sangkaan (expectancy) yang berbeda-beda tentang jarak dan penggunaannya.
  • 4.  Burgoon ingin mengetahui pengaruh penggunaan jarak (distance) sebagai komunikasi non-verbal terhadap percakapan (conversation) sebagai komunikasi verbal dengan memberikan penekanan pada harapan/sangkaan (expectancy) para partisipannya mengenai penggunaan jarak.  Burgoon kemudian mulai dengan premis bahwa manusia punya dua kebutuhan dasar yakni: (1) afiliasi (affiliation) dan (2) ruang pribadi (personal space).  Kebutuhan ini sebenarnya membawa kita pada satu dilema. Pada satu sisi kita ingin dekat dengan manusia lain, bersama- sama dengan manusia lain. Tapi, pada saat yang sama, kita juga selalu ingin punya privasi dan ruang gerak yang cukup.  EVT karena ingin melihat pengaruh penggunaan jarak terhadap komunikasi, menjadikan konsep ruang pribadi (personal space) sebagai konsep intinya (core concepts).
  • 5.  Konsep personal space EVT berasal atau dipinjam dari proxemics (studi mengenai penggunaan manusia akan ruang) yang dikembangkan oleh seorang antropolog bernama Edward Hall.  Hall dalam studinya menemukan bahwa ada 4 zona proxemics yang digunakan oleh manusia dalam relasinya/interaksinya dengan orang lain.  4 zona itu adalah:  (1) jarak intim (intimate distance) sekitar 0 - 18 inchi/0 - 0,5 m.  (2) jarak personal (personal distance) sekitar 18 inchi - 4 kaki/0,5 - 1,2 m.  (3) jarak sosial (social distance) sekitar 4 -12 kaki/1,2 – 3 m.  (4) jarak publik (public distance) di atas 12 kaki/3 m.
  • 6.
  • 7.  Personal space juga sangat terkait dengan teritorialitas (territoriality). Sebab, ternyata harapan/sangkaan (expectancy) orang terhadap penggunaan jarak dan ruang sangat dipengaruhi juga oleh teritorialitas yaitu kepemilikan/kekuasaan seseorang/sekelompok orang terhadap suatu area atau objek tertentu.  Setidaknya, ada 3 jenis teritori yakni:  (1) primary territories (teritori primer) yakni domain ekslusif seseorang atas suatu area atau objek.  (2) secondary territories (teritori sekunder) yakni rasa afiliasi seseorang atas suatu area atau objek.  (3) public territories (teritori publik) yakni area atau objek yang terbuka bagi siapa saja.
  • 8.  Teritorialitas sangat terkait erat dengan perilaku preventif (pencegahan) dan reaksi. Maksudnya, setiap orang berupaya mencegah agar orang tidak masuk dalam teritorinya dan akan memberikan reaksi apabila tindakan preventifnya gagal.  Ada 4 cara manusia menjaga teritorinya yakni: 1. Marking (menandai) 2. Labeling (menamai) 3. Offensive display (menunjukkan sikap ofensif) 4. Tenure (berada paling awal dan meninggalkan paling akhir).
  • 9.  Harapan/sangkaan (expectancy) mengarahkan interaksi manusia  Harapan/sangkaan (expectancy) adalah sesuatu yang dipelajari  Manusia membuat prediksi tentang perilaku-perilaku non verbal.
  • 10.  Asumsi ini menyatakan bahwa manusia selalu memiliki harapan-harapan/sangkaan-sangkaan (expectancy) yang akan dibawanya dalam interaksinya dan mempengaruhi perilakunya dalam interaksi itu.  Expectancy sendiri adalah pikiran-pikiran dan perilaku yang telah diantisipasi dalam percakapan. Maksudnya adalah sesuatu yang menurut pemiliknya harus dipikirkan dan dikerjakan oleh lawan bicaranya.  Expectancy sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor yakni: 1. Faktor individual (jender, personalitas, umur, penampilan, reputasi) 2. Faktor relasional (sejarah relasi, perbedaan status, tingkat rasa ketertarikan dan rasa menyukai) 3. Faktor konteks (formal/non formal, fungsi sosial/fungsi tugas, batasan lingkungan, norma-norma budaya)
  • 11.  Expectancy itu sendiri ada 2 jenis yakni: 1. Pre-interactional expectancy yakni expectancy yang sudah dimiliki sebelum terjadinya interaksi. Lebih tegasnya, kemampuan yang dimiliki orang yang dipergunakan untuk memulai interaksi. 2. Interactional expectancy yakni expectancy yang dijalankan orang dalam suatu interaksi. Lebih tegasnya, kemampuan yang dimiliki orang yang dipergunakan untuk menjalankan interaksi.  Dua jenis expectancy ini membawa kita pada asumsi EVT yang kedua yakni expectancy adalah sesuatu yang dipelajari.
  • 12.  Asumsi ini menyatakan bahwa expectancy bukanlah bawaan lahir atau bersumber dari sesuatu yang alamiah.  Expectancy adalah sesuatu yang dipelajari manusia dari budaya masyarakatnya atau individu-individu yang ada dalam/menjadi anggota dari kebudayaan itu.  Misalnya, dalam budaya AS/Barat diajarkan bahwa hubungan antara dosen dan mahasiswa adalah hubungan profesional. Dosen mendapatkan status dan kekuasaan yang lebih tinggi (sebagai pendidik) sedangkan mahasiswa tidak (sebagai peserta didik). Maka, komunikasi antara dosen dan mahasiswa tidak boleh berada dalam jarak intim. Expectancynya berada dalam kisaran itu.
  • 13.
  • 14.  Asumsi ini menyatakan bahwa perilaku non verbal sangat mempengaruhi jalannya percakapan.  Melalui perilaku non verbal itu orang memprediksi apa yang akan terjadi berikutnya atau apa perilaku non verbal berikutnya dan memberi reaksi sesuai dengan pemaknaannya terhadap perilaku non verbal yang diprediksinya itu.
  • 15.
  • 16.  Pertanyaannya kemudian: apa yang terjadi jika expectancy kita dilanggar?  Sebenarnya itulah tujuan EVT yang hendak bercerita apa yang terjadi apa bila expectancy di-violations (dilanggar) dalam sebuah percakapan.  Burgoon percaya bahwa, pelanggaran itu tidak selalu membawa dampak negatif. Malah bisa jadi positif. Semua tergantung pada communicator reward valence-nya.  Communicator reward valence adalah penjumlahan dari karakteristik positif dan negatif dari seseorang dan potensinya untuk memberikan ganjaran atau sanksi.  Misalnya, apabila seseorang berdiri terlalu dekat dengan anda di dalam lift, padahal lift itu kapasitasnya 12 orang namun saat itu isinya hanya 2 orang saja, mesti anda merasa sangat tidak nyaman, aneh dan bisa jadi kesal. Tapi, kalau anda berdiri dengan sangat dekat (jarak intim) dengan orang asing karena berada di atas bus yang penuh sesak, anda bisa jadi tidak merasa ada masalah.
  • 17.  Arousal adalah konsekuensi yang muncul dari terlanggarnya (violations) harapan/sangkaan (expectancy).  Ada dua jenis arousal yakni cognitive arousal dan physical arousal.  Cognitive arousal adalah kesadaran mental bahwa terjadi violations atas expectancy kita.  Physical arousal adalah perubahan tubuh yang disebabkan oleh adanya pelanggaran/violations terhadap expectancy.
  • 18.  Apabila suatu violations terhadap expectancy mendatangkan perasaan tidak nyaman, tidak senang, aneh dalam diri seseorang, maka pelanggaran itu dianggap sebagai ancaman (threat).  Dalam EVT konsep ini dikenal dengan nama ambang batas ancaman (threat treshold). Yakni, sampai batas apa violations dapat dikatakan mengancam.  Ketika violatons sudah menjadi ancaman, maka semakin dekat jarak maka akan situasi akan dianggap membahayakan, begitu juga sebaliknya.
  • 19.  Bagaimana pun, tidak semua violations bisa dijadikan atau dianggap sebagai threat (ancaman).  Ada juga yang dinamakan violations valence.  Violations valence ini adalah pemberian nilai positif atau negatif (positive or negative value) dari violations terhadap expectancy.  Violations valence lahir dari proses interpretasi dan evaluasi.  Artinya, melihat sejauh apa violations dilakukan, siapa yang melakukan, dan dalam konteks apa.  Misalnya, saya tidak suka bila ada orang asing duduk terlalu dekat dengan saya. Apa lagi sampai memasuki jarak personal saya. Tetapi, ketika yang memasuki jarak personal saya itu gadis cantik yang kebetulan juga seorang selebritas nasional, maka saya bisa menganggap violations itu sebagai sesuatu yang positif.