1. Struktur-dalam kebudayaan mengandung keyakinan-keyakinan penting yang membentuk cara pandang terhadap realitas.
2. Keluarga, negara, dan agama adalah institusi utama yang mentransmisikan struktur-dalam kebudayaan melalui sejarah.
3. Sejarah tidak hanya peristiwa tetapi juga makna yang diberikan, dan mempengaruhi pembentukan identitas budaya.
4. Mengapa sebagian orang berkata “diam itu emas”
sedangkan sebagian yang lain berkata “bicara itu emas”?
5.
6.
7. Relatif tergantung bagaimana kita memandang
realitasnya. Realitas ‘diam’, ‘bicara’, ‘binatang
suci’, ‘binatang ternak’, ‘uang’, ‘kebahagiaan’.
Yang pasti, cara pandang atas realitas itu punya peran
yang sangat signifikan bagi kehidupan kita. Cara
pandang itu menjadi landasan dari setiap perilaku
kita.
Misalnya, apabila kita memandang bahwa realitasnya
adalah ‘uang=kebahagiaan’, maka jangan heran kalau
sebagian besar hidup kita dihabiskan untuk mencari
uang…bahkan dengan korupsi!
8. Cara pandang atas realitas adalah apa yang kita percaya
sebagai sesuatu yang sungguh nyata, lumrah dan dapat
diterima sera sebaliknya. Atau, dengan kata
lain, bagaimana kita menafsirkan dunia kita (baik fisik
maupun sosial) dan bagaimana kita meresponnya.
Cara pandang ini kita dapatkan dari kebudayaan yang kita
anut. Ia dinamakan “struktur-dalam kebudayaan” (deep
structure of culture).
Struktur-dalam kebudayaan membuat setiap
budaya/kultur itu menjadi unik dan menjelaskan alasan
dan bagaimana suatu tindakan kolektif (collective action)
dilakukan.
9.
10. Ada hal yang sangat berpengaruh dalam terbentuknya struktur-dalam
kebudayaan (deep structure of culture) yaitu:
1. Keluarga (family)
2. Negara (state) dan sejarahnya (history).
3. Agama (religion)
Ketiganya menjadi sangat penting karena mengandung keyakinan-
keyakinan utama dan mendasar yang ada dalam setiap kebudayaan.
Ketiganya berkerjasama/berkombinasi dalam
mendefinisikan, mengkreasikan, mengirimkan, memelihara, dan
memperkuat elemen-elemen dasar dari setiap kebudayaaan.
Ketiganya punya sejarah yang sangat panjang dan sampai sekarang
dianggap sebagai komponen esensial dari kehidupan modern.
Ketiganya disebut sebagai institusi struktur-dalam kebudayaan.
Dalam mempelajari kebudayaan, kita harus melihat institusi-institusi ini
karena sebagaimana dijelaskan oleh F.P Delgado: “culture produces and is
reproduced by institutions of society, and we can turn to such sites to help
recreate and represent the elements of cultures”.
11. 1. Struktur-dalam Kebudayaan mengandung keyakinan-
keyakinan (beliefs) yang paling mendasar,utama dan
penting yang ada dalam suatu budaya.
Misalnya, mengapa manusia harus bersikap setia?
Mengapa harus jujur? Mengapa tidak boleh mengambil
hak orang lain?
2. Struktur-dalam Kebudayaan bertahan lama melewati
masa kehidupan umat manusia yang panjang karena
pesan-pesannya diwariskan turun temurun.
3. Pesan-pesan yang disampaikan struktur-dalam
kebudayaan benar-benar dirasakan dalam hati para
anggota suatu kebudayaan.
4. Struktur-dalam Kebudayaan banyak berperan dalam
membentuk identitas kita.
12. Mengapa keluarga itu penting?
1. William Thayer: “as are familiy, so is society”
2. Smith dan Mosby: “the familiy is the most prominent social
groups that exists. It prepares its member for the various
roles they will perform in society”
3. Galvin dan Brommel: “we are born into a family, mature in a
family, form new families, and leave them at our death”.
4. Swerdlow, Bridenthal, Kelly dan Vine: here is where one has
the first experience of love, and of hate, of giving, and if
denying, and of deep sadness…Here is the first hopes are
raised and met- or disappointed. Here is where one has learns
whom to trust and whom to fear. Above all, family is where
people get their start in life.
13. Agak sulit untuk memberikan definisi yang sangat memadai bagi
keluarga karena pola-pola keluarga selalu berubah dan berkembang
seiring dengan perjalanan waktu.
Problem selanjutnya adalah juga terdapat perbedaan mengenai
bagaimana mendefinisikan keluarga dari budaya-budaya yang
berbeda. Kita tidak mau terjebak etnosentrisme yakni menggunakan
satu budaya yakni budaya kita sendiri untuk menilai apa itu keluarga.
Misalnya, ada yang menganut poligami, ada yang menganut
poliandri, ada yang menganut pernikahan sesama jenis. Semuanya
punya pendapat berbeda mengenai definisi keluarga.
Tapi, jika dilihat intinya saja, maka pendapat Noller dan Fitzpatrick
bahwa keluarga adalah: a group of intimates, who generate a sense of
home and group identity, complete with strong ties of loyalties and
emotion, and an experience of a history and a future.
14. Setiap manusia lahir dalam keluarganya dan nantinya
akan membentuk keluarga baru.
Nuclear family: orang tua dan anak
Extended family: kakek, orang tua, paman-
tante, anak-anak-sepupu.
15. Menurut Schneider dan Silverman:
1. Mengatur aktivitas seksual berdasarkan norma-norma
seksual.
2. Menjamin reproduksi/regenerasi agar masyarakat tidak
punah.
3. Mensosialisasikan nilai-nilai budaya kepada anak-anak
yang dihasilkannya.
4. Perlindungan fisik dan non-fisik
(pendidikan, ekonomi, dll)
5. Memberi dukungan emosional dan rasa sayang.
Menurut Barry, dkk: melatih anak untuk
patuh, bertanggung
jawab, pengasuhan, pencapaian, kemandirian secara
umum, bergantung pada diri sendiri.
16. Keluarga mentransmisikan nilai-nilai budaya yang
penting.
Keluarga mentransmisikan identitas.
Keluarga mentransmisikan kemahiran berkomunikasi.
17. Dalam berkomunikasi, kita butuh acuan dan acuan itu
kita dapatkan dari budaya.
Keluarga, seperti sudah disebut, mentransmisikan hal
itu.
Diantaranya adalah: peran gender, pandangan
tentang individualisme atau kolektivisme, cara
pandang terhadap umur, dan social skills.
18. Setiap negara pasti punya sejarah.
Sejarah itu bukan sekedar peristiwa tetapi juga makna
yang kita berikan terhadap peristiwa itu.
Misalnya, aktivitas Hatta dulu di Perhimpunan Indonesia
(PI) dimaknai sebagai pembangkangan sipil oleh
pemerintah Belanda. Tetapi, sampai hari ini kita
menganggapnya suatu perjuangan, suatu tindakan heroik.
Sejarah adalah apa yang dianggap oleh budaya sebagai
sesuatu yang pantas diingat dan perlu diwariskan ke
generasi selanjutnya. Dalam sejarah kita bisa melihat
karakteristik unik setiap budaya.
19. Bagaimanapun, sejarah dan budaya sebenarnya saling
terkait dan tidak bisa dipisahkan.
Akibatnya, belajar komunikasi antar budaya artinya
juga harus belajar sejarah.
Sulit untuk menjelaskan apa pengaruh sejarah
terhadap budaya. Yang pasti, sejarah mengandung
cerita-cerita tentang semua struktur-dalam suatu
kebudayaan.
Selain itu, sejarah adalah elemen kunci dalam
mengembangkan identitas kultural, nilai-
nilai, tujuan, dan ekspektasi suatu
bangsa/masyarakat.