SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  17
Télécharger pour lire hors ligne
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 56
MEMBANGUN MASYARAKAT HUKUM YANG BERADAB
MELALUI PENDIDIKAN INTEGRAL BERBASIS AGAMA
Oleh: Yogi Prasetyo
(Staf Pengajar Program Studi Hukum Unmuh Ponorogo)
Email: yogi_prasetyorais@yahoo.co.id
ABSTRACT: The rapid time development is also followed by the human
science development. However, problems arise in human life when the
science development is not matched by a strong religious base, so it will
give brith the man whom has no humanities and divinity. Education only
cultivate the human mind and constrict qolbu (hearth) role as God's gift
that does not need to be doubtful.Education is only meant an empirical
and concrete science that can be accepted by the senses, beyond that is
not considered as science. The dichotomy of this education will only give
birth to a smart man but uncivilized.Unlawful and some crimes now are
doneby educated man, not the stupid and not knowledgableman. Such as
corruption, money politics, bribery, abuse of office, drugs, human rights
violations, immorality, violence, harassment, electronic crime and other
various unlawful acts, were all done by an educated man.For those, we
need an integral education based on religion, so that people can use his
knowledge on the God. If education could provide a balance in human life,
there will be a life where people awake from unlawful acts. Because
religion is essentially the rule that contains the commands and prohibitions
for humans. So, obeying religion is also a form of obedience to the law.
Religion of God must teach goodness which is certainly followed by
national laws. Because Indonesia is a religious law states, so the law is
executed based on the religious values. With this integral education,
people’s life will be more law-abiding and civilized.
Keywords: integral education; religion; law; civilized
PENDAHULUAN
Perkembangan jaman yang semakin pesat diikuti oleh
perkembangan ilmu pengetahuan manusia. Dengan ilmu pengetahuan
manusia merasa mampu menguasai dunia. Segala permasalahan yang
ada di dunia dapat diselesaikan dengan akal pikiran. Munculnya akal
sebagai dominasi penentu kehidupan manusaia akibat dari pendidikan
yang dikotomi antara ilmu pengetahuan dan agama.
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 57
Konsep pendidikan sekarang ini dimaknai hanya sebagai upaya
untuk menggarap akal manusia saja. Agama dianggap sebagai ilmu lain
yang berbeda dan terpisah dari kehidupan riil manusia. Akibatnya
manusia menggunakan akalnya sesuai dengan ilmu pengetahuannya
tanpa diimbangi dengan qalbu dari nilai-nilai agama. Manusia yang
mendikotomikan ilmu pengetahuan dan agama dimungkinkan akan
melahirkan manusia cerdas tetapi cenderung melawan hukum, karena
faktanya banyak orang sekarang ini yang melakukan tindakan
pelanggaran hukum adalah manusia yang berpendidikan, bukan manusia
bodoh. Ada fakta yang cukup ironis bahwa satu sisi pendidikan semakin
maju, tetapi pada sisi yang lain kejahatan dan pelanggaran hukum juga
semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya seperti
korupsi, money politic, suap, penyalahgunaan jabatan, narkoba,
pelanggaran HAM, asusila, kekerasan, pelecehan, kejahatan elektronik
dan berbagai tindakan melanggar hukum lainnya.
Oleh karena itu diperlukan pendidikan integral yang berbasis pada
agama. Agar manusia tidak hanya memahami hidup dari sesuatu yang
sifatnya empiris dan riil, tetapi juga hal-hal yang bersifat abstrak tidak
berwujud dan bahkan pada hal-hal yang tidak dapat dijangkau akal
manusia (Asyari, 2014). Dengan pendidikan integral yang berbasis agama
manusia memiliki ilmu pengetahuan yang digunakan sesuai dengan nilai-
nilai agama yang berisi tatanan aturan perintah dan larangan. Mentaati
perintah dan larangan agama juga berarti mentaati hukum, karena agama
pasti mengajarkan kebenaran-kebenaran yang sifatnya mutlak dari Tuhan
untuk kebaikan hidup di dunia dan juga akherat (Susanto, 2011:
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 58
250).Begitu pula dengan hukum yang tidak akan pernah bersimpangan
dengan nilai-nilai ajaran agama. Sehingga dengan mentaati hukum akan
terwujud masyarakat hukum beradab, yaitu suatu masyarakat yang
berahklak baik, berilmu pengetahuan dan taat akan hukum.
PEMBAHASAN
A. Konsep Pendidikan Integral Berbasis Agama
Membahas tentang pendidikan integral terlebih dahulu akan
menjelaskan maksud arti dari kata pendidikan dan integral itu sendiri,
karena setiap kata atau kalimat mungkin saja dimaknai lain dan berbeda
ketika tidak kita samakan persepsinya.
Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan adalah "tuntutan di
dalam hidup tumbuhnya anak-anak maksudnya yaitu menuntut segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya." Ahmad D.
Marimba (1974: 20) merumuskan pendidikan sebagai bimbingan secara
sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si
terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Integral menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah mengenai
keseluruhannya, meliputi seluruh bagian yang diperlukan untuk
menjadikan lengkap, utuh, bulat, tidak terpisahkan, terpadu dan
sempurna. Berdasarkan arti kata tersebut dapat disampaikan bahwa
pendidikan integral adalah suatu tuntunan proses yang menyeluruh
meliputi semua bagian untuk menjadi sempurna dalam pembentukan dan
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 59
perkembangan jasmani dan rohani manusia, sehingga pendidikan integral
pada hakekatnya merupakan sebuah konsep untuk menjadikan manusia
yang kamil dengan penguasaan ilmu pengetahuan, humaniora dan agama
(Abdullah, 2003: 36).
Pendidikan integral berusaha untuk menyatukan kepentingan
manusia di dunia dan akherat, sehingga manusia akan memaknai hidup di
dunia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan di akherat.
Meletakkan dasar ilmu pengetahuan sebagai amal manusia di dunia akan
berdampak pada kehidupan akherat. Dengan pendidikan integral ilmu
pengetahuan menjadi bijaksana, karena dengan konsep integral
pendidikan menerima berbagai persamaan dan perbedaan yang
selanjutnya mencari jalan tengahnya yang di dasari oleh nilai-nilai agama
(Natsir, 2008: 211). Seperti yang diterangkan dalam Al-Quran sebagai
berikut: “Dia yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya” (Q.S. al-Alaq: 5).
Ilmu pengetahuan yang diperoleh akal manusia ada batasannya,
sehingga ilmu pengetahuan tidak akan mampu mengatasi semua
permasalahan yang ada di dunia ini, terlebih permasalahan yang telah
diskenario sedemikian rupa dalam sistem kehidupan seolah-olah hal itu
diluar kemampuan manusia (Arief, 2008: 7-11). Agama telah memberikan
pengetahuan yang luar biasa tak terbatas dan sifatnya mutlak tidak
terbantahkan. Perdebatan tentang kebenaran buah akal pikir manusia
akan menjadi dialektika yang tiada henti dalam kehidupan manusia,
karena masing-masing memiliki alasan dasar pendapat yang dianggap
benar.
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 60
B. Kualitas dan Kuantitas Tindakan Pelanggaran Hukum dan
Kejahatan
Dikotomi ilmu pengetahuan dan agama telah menarik manusia
pada jurang pemisahan hidup. Pendidikan yang hanya mengajarkan ilmu
pengetahuan untuk hidup di dunia saja akan menghasilkan manusia yang
cerdas tetapi kecerdasannya digunakan untuk alat pemuas kehidupan
dunia. Demi untuk menikmati kepuasan dunia manusia melakukan
eksploitasi akal melalui ilmu pengetahuan. Akal dipaksa untuk mencari
ilmu pengetahuan yang dapat memenuhi semua kepentingannya. Bahkan
dengan alasan tidak masuk akal/ irasional/ non empiris ilmu pengetahuan
membuang nilai-nilai agama (Abdullah, 2000: 86).
Kehidupan dunia akan dipenuhi manusia cerdas tetapi suka
melanggar hukum, karena menganggap hukum sebagai bagian ilmu
pengetahuan yang terpisah dari agama. Seperti yang telah kita alami di
negara ini, banyak tindak pelanggaran hukum yang dilakukan oleh kaum
intelek manusia yang berpendidikan. Secara kwalitas tindak pelanggaran
hukum mengalami kemajuan yang cukup pesat. Pelanggaran hukum tidak
hanya menggunakan metode atau media yang tradisional sederhana
konvensional, tetapi telah dilakukan menggunakan model ilmu
pengetahuan canggih, tersistem dan berteknologi. Dengan ilmu
pengetahuannya manusia dapat merubah dan mensiasati kejadian agar
apa yang diinginkan tercapai.
Korupsi, money politic, suap, penyalahgunaan jabatan, narkoba,
pelanggaran HAM, asusila, kekerasan, pelecehan, kejahatan elektronik
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 61
dan berbagai pelanggaran hukum dilakukan oleh manusia-manusia yang
berpendidikan, seperti contoh:
a. Akil Mukhtar, ketua MK, dengan pendidikan tingkat S3 bidang
hukum telah melakukan suap
b. Anas Urbaningrum, ketua Partai Demokrat, tokoh muda, dengan
pendidikan setingkat S2 terlibat korupsi hambalang
c. Surya Darma Ali, Menteri agama, dengan pendidikan tingkat S2
terlibat kasus korupsi haji dan Al quran
d. Musakkir, Guru besar bidang Hukum UNHAS tertangkap tangan
pesta narkoba dengan seorang mahasiswi
e. Anas Makmun, Gubernur Riau yang terlibat kasus tindak asusila
dan penyalahgunaan jabatan
f. Pencemaran nama baik yang dilakukan oleh Florence mahasiswa
S2 Hukum Kenotariatan kepada daerah Jogjakarta
g. Tawuran mahasiswa di UNHAS yang sering terjadi
h. Tawuran antar pelajar yang sering terjadi
i. Berbagai tindak pelanggaran hukum yang dilakukan kaum
intelektual
Semua pelaku pelanggaran hukum tersebut adalah manusia yang
berpendidikan, bahkan berpendidikan tinggi. Pada jaman dahulu seperti
jaman jahilliyah karena kebodohan, manusia mungkin berbuat jahat,
karena tidak tahu atau belum mempunyai ilmu pengetahuan. Sedangkan
di jaman sekarang ini yang telah berkemajuan, penuh ilmu pengetahuan
dan teknologi justru masyarakatnya semakin banyak yang melanggar
hukum.
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 62
Manusia sejak dalam kandungan telah dibekali oleh Tuhan
tentang nilai-nilai kebenaran mutlak yang tidak akan bisa dihilangkan. Nilai
kebenaran itu terdapat dahi hati sanubari atau qolbu manusia (Absori,
2014). Dalam kenyataannya manusia modern sekarang ini pandai sekali
untuk menutupi kebenaran tersebut, karena kebenaran tersebut tidak
sesuai dengan hasrat nafsu keinginannya. Kemudian dengan akal yang
memiliki kemampuan unjtuk berpikir, manusia terus mencari cara untuk
mengatasi masalah dengan segala cara yang terbungkus dalam balut
hasrat nafsu kepentingan tersebut dan mengabaikan suara kebenaran hati
sanubari atau kalbu.
Semua pertanggungjawaban yang dibuat oleh negara sebagai
intitusi yang sah dalam menegakkan hukum berdasarkan pada standart
rasional logis empiris, sehingga akibat dari tindakan melanggar hukum
atau kejahatan manusia dikatakan benar-benar terjadi ketika telah
memenuhi unsur-unsur yang dapat dijelaskan dengan sistem rasional
logis empiris. Hukum positif di negara Indonesia belum mengatur hal-hal
yang sifatnya diluar jangkauan akal manusia, sehingga masih banyak
permasalahan hukum di negara ini yang tidak terselesaiakan dengan baik
karena keterbatasan metodologi berpikir. Pada akhirnya menimbulkan
penegakkan hukum yang tidak sesuai dengan nilai-nilai peradaban
manusia. Hal tersebut terjadi karena hukum yang dijalankan manusia
dengan menggunakan satu roda, yaitu roda ilmu pengetahuan tanpa
agama, sehingga jalannya pun terlihat tidak imbang.
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 63
C. Membangun Masyarakat Hukum Beradab Dengan Pendidikan
Integral Berbasis Agama
Sistem kehidupan manusia sekarang ini yang telah multi komplek
dimensional berdampak pada baik buruknya kehidupan manusia itu
sendiri. Disisi lain berdampak positif terhadap kemajuan kehidupan, tetapi
disisi lain berdampak pada merosotnya peradaban manusia. Manusia
yang sebenarnya adalah khalifah unggul dan nomer satu diantara mahluk
lain ciptaan Tuhan, menjadi mahluk yang paling hina dan terjelak diantara
mahluk lain. Hal tersebut terjadi karena manusia dibekali akal untuk
berpikir dan mencari ilmu pengetahuan untuk mempermudah hidupnya di
dunia ini. Sedangkan mahluk ciptaan Tuhan yang lain tidak dibekali akal
untuk berpikir.
Demi untuk mengakomodir kepentingan akal manusia, pendidikan
di desain sedemikian rupa sehingga apa yang menjadi kepentingan
manusia dapat tercapai. Jaman modern ini semua konsep pendidikan
diarahklan untuk membangun kemampuan akal pikiran dengan ilmu
pengetahuan. Ilmu pengetahuan menjadi jargon utama kehidupan
manusia modern, karena para penganut aliran ini beranggapan bahwa
menguasai ilmu pengetahuan berarti menguasai dunia. Mereka lupa
tentang makna hakekat kehidupan manusia yang sebenarnya. Yaitu
pengetahuan tentang agama yang mana pengetahuannya dapat
menyelamatkan manusia dari rusaknya kehidupan dunia (Nata, 2013:
115).
Pendidikan integral yang berbasis agama merupakan sebuah
konsep bijak dalam merekontruksi kembali kehidupan manusia yang
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 64
berperadaban, karena merubah suatu kehidupan yang telah tersistem di
masyarakat tidaklah mudah. Diperlukan sebuah rancangan yang baik dan
berjangka panjang, sehingga hasilnya juga dapat dinikmati secara
permanen. Bukan seperti yang telah dipraktekkan negara ini, yaitu
mengatasi permasalahan kehidupan masyarakat yang sifatnya pragmatis
dan parsial, sehingga hasilnya pun juga tidak efektif, terbukti tetap terus
terjadinya berbagai masalah pelanggaran hukum dalam kehidupan
masyarakat walaupun pendidikan telah ditingkatkan dengan pesat. Begitu
pentingnya peran pendidikan dalam kehidupan manusia, sehingga maju
mundurnya suatu kaum menurut M. Natsir tergantung pada pendidikan
(Natsir, 2008: 79).
Masyarakat yang beradab adalah masyarakat yang tidak hanya
berilmu dan teknologi tinggi, tetapi dalam kehidupannya menjunjung tinggi
nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan juga nilai-nilai ajaran agama yang
diwujudkan dalam bentuk sikap tingkah laku yang mencerminkan ketaatan
akan hukum yang berlaku. Hal yang menjadi masalah dalam pendidikan
sekarang ini adalah ketidak menyatunya nilai-nilai tersebut di atas,
sehingga manusia yang dihasilkan dari pendidikan sekarang ini adalah
manusia yang cerdas tetapi cenderung untuk melanggar hukum.
Melalui pendidikan integral berbasis agama manusia
mendapatkan masukkan lebih komperehensif tentang segala ilmu
pengetahuan yang ada di dunia ini dan juga dibarengi dengan agama
sebagai dasar pengembangan aplikasinya, sehingga tujuan dari ilmu
pengetahuan tidak melenceng dari hakekatnya, seperti yang telah
diterangkan dalam Al-Quran sebagai berikut: “Dan Al-Quran ini adalah
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 65
penjelasan yang sempurna bagi manusia, agar mereka diberi peringatan
dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Ynag
Maha Esa dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran” (Q.S.
Ibrahim: 52).
Pendidikan integral merupakan pendidikan yang memandang ilmu
pengetahuan sebagai bagian dari ilmu pengetahuan yang lainnya serta
agama. Jadi ilmu pengetahuan yang satu tidak dapat dipisahkan atau
dilepaskan dari kaitan dengan ilmu pengetahuan yang lainnya termasuk
agama. Penyatuan integral ilmu pengetahuan melalui pendidikan inilah
merupakan cara untuk membentuk manusia yang beradab sehingga
selamat dunia dan akherat.
Dengan pendidikan integral manusia ditarik ke arah pemikiran
yang sifatnya luas menyeluruh. Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan
yang sifatnya sains terkait dengan ilmu pengetahuan yang sifatnya
humaniora atau sosial dan kedua ilmu pengetahuan tersebut juga terkait
dengan ilmu pengetahuan di bidang agama. Disinilah letak titik integralis
religis, yang mana pendidikan harus mampu untuk memediasikan
keterkaitan ilmu pengetahuan tersebut kedalam suatu sistem yang
berguna bagi perkembangan kehidupan manusia yang lebih baik. Ilmu
pengetahuan yang sifatnya sains merupakan ilmu pengetahuan yang
empiris logis, sehingga daya kerja akal cenderung lebih utama dan
dominan. Sains merupakan ilmu pengetahuan yang logis, artinya ilmu
pengetahuan yang objek kajiannya berupa bahan materi kebendaan.
Sedangkan ilmu pengetahuan humaniora adalah ilmu pengetahuan yang
bersinggungan langsung dengan manusia dalam kehidupan. Objek kajian
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 66
ilmu pengetahuan humaniora adalah tentang manusia itu sendiri.
Sehingga ilmu pengetahuan humaniora ini cenderung bersifat logis dan
rasional berdasarkan pengakuan atas penghargaan dan penghormatan
hak asasi manusia. Unsur manusia menjadi penting dalam ilmu
pengetahuan humaniora, karena manusia menjadi pusat dari segala yang
ada dalam kehidupan ini. Dan ilmu pengetahuan agama adalah ilmu
pengetahuan yang sifatnya tidak hanya logis rasional, tetapi lebih jauh dari
itu yaitu sifatnya irasional, bahkan masuk wilayah transedental di luar
jangkauan akal pikiran manusia. Agama adalah ilmu pengetahuan yang
bukan hanya bicara dunia nyata konkrit dan riil, tetapi agama lebih banyak
bicara hal-hal yang abstrak tidak berwujud, tetapi lebih pada tataran
hakekat esensi dari kehidupan nyata. Karena yang terjadi di dunia ini
merupakan pancaran dari keinginan jiwa manusia yang tidak berwujud,
tetapi dapat dirasakan hasilnya (Muliawan, 2005: 228).
Ketika manusia dapat memahami penyatuan ilmu pengetahuan
tersebut, maka kehidupan manusia akan lebih tertata dengan baik, karena
manusia yang berpendidikan memiliki ilmu pengetahuan yang integral
tersebut untuk memahami kehidupan ini, yaitu dengan menjalani
kehidupan mengikuti tatanan aturan hukum yang berlaku. Pendidikan
integral membekali manusia untuk berpikir dan bersikap bijak dengan
memahami bahwa kehidupan ini adalah suatu rangkaian sistem yang
saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Jika dipisahkan akan membawa
pada ketidakseimbangan dalam kehidupan manusia.
Manusia yang berpendidikan menjalani kehiduapannya dengan
efektif dan berkemajuan (Amalia, 2013: 97). Manusia berpendidikan juga
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 67
menjalani kehidupan dengan pengakuan atas penghargaan dan
penghormatan yang tinggi terhadap hak asasi manusia. Manusia
berpendidikan juga mampu mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan
dengan agama, sehingga memahami suatu ilmu pengetahuan tidak bebas
dari nilai. Karena nilai merupakan ukuran yang menjadi acuan atau
batasan yang tidak boleh dilanggar. Batasan itulah yang menunjukkan
adanya hukum, karena hukum dicipta untuk melindungi kepentingan
manusia yang dianggap baik dengan acuan pada nilai. Dan nilai yang baik
adalah nilai yang bersumber dari agama Allah. Karena nilai yang
bersumber dari agama Allah sifatnya mutlak tak terbantahkan (Iman,
2014: 101).
Masyarakat yang beradab dapat dilihat dari seberapa kuat hukum
dalam masyarakat itu ditaati bersama. Karena hukum yang dibuat oleh
negara ini pada dasarnya merupakan media untuk menjaga tatanan
kehidupan yang tidak tertulis yang berasal dari nilai-nilai kehidupan
masyarakat. Sebelum ada hukum yang sifatnya tertulis, hukum adalah
segala sesuatu yang ada dalam kehidupan masyarakat yang mengikat
tingkah laku masyarakat yang berisi perintah dan larangan dan adanya
sanksi terhadap yang melanggarnya. Ketika itu adat istiadat dan agama
menjadi hukum bersama masyarakat, sehingga hukum yang ada dan
berlaku ini tidak terlepas dari unsur agama, bahkan ada hukum khusus
yang mengatur tentang suatu hal secara agama, seperti hukum
perkawianan islam, waris, zakat dan lain-lain. Oleh karena itu mentaati
agama sebenarnya merupakan wujud dari ketaatan hukum manusia.
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 68
Negara timur termasuk Indonesia terkenal sebagai negara yang
menjunjung tinggi budaya dan religi. Akan tetapi perubahan jaman yang
pesat telah menggeser kehidupan manusia menjadi penikmat dunia.
Hukum hanya dipatuhi ketika memberi manfaat secara langsung terhadap
pribadi manusia. Hukum dianggap ada jika ada petugas penegak
hukumnya. Hukum dapat dibuat sesuai dengan kepentingan manusia.
Bahkan jika diperlukan hukum dapat dilanggar demi mencapai tujuan. Jika
sudah seperti ini, maka terjadi rusaknya peradaban manusia.
Perubahan mendasar untuk menuju perbaikan kehidupan manusia
yang beradab dapat dilakukan dengan efektif melalui pendidikan yang
baik. Karena pendidikan merupakan proses membentuk jiwa dan raga
secara utuh dan komperehensif (Hepi Andi Bastoni, 2008: 54). Pendidikan
integral yang memandang ilmu pengetahuan dari berbagai sudut saling
terkait dan berbasis agama merupakan konsep perubahan mendasar.
Pendidikan yang baik akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang
dapat diandalkan. Penting artinya menerapkan pendidikan berkwalitas
tidak hanya mencerdaskan akal pikiran, tetapi pendidikan yang juga
mampu memberikan kecerdasan kemanusiaan dan kecerdasan
beragama. Sehingga dengan kecerdasan akal pikiran manusia melalui
ilmu pengetahuan akan berpikir logis masuk akal yang menghasilkan nilai-
nilai ideal. Yang selanjutnya akan digunakan untuk melaksanakan
hubungan sosial dengan manusia yang lain. Agar tidak terjadi
permasalahan dalam hubungan sosial dengan manusia yang lain tersebut
diperlukan ilmu pengetahuan humaniora.Oleh karena dalam berhubungan
dengan manusia yang lain merupakan bagian dari dimensi ibadah kepada
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 69
Tuhan, maka dalam melaksankannya harus dilandasi berdasarkan nilai-
nilai agama, supaya proses kehidupan ini tidak terputus pada hubungan
horisontal habulminannas, tetapi hubungan tersebut juga bersifat vertikal
habulminallah (Nata, 2005: 80).
Dengan bekal pendidikan integral yang berbasis agama manusia
memiliki kwalitas hidup yang dapat meningkatkan kemampuannya untuk
menentukan kebijaksanaannya (Flavius, 2014: 124). Kemampuan yang
dimaksud adalah kemampuan pendidikan secara menyaluruh atas ilmu
penegetahuan sains, humaniora dan agama. Manusia yang dapat
mematuhi hukum sebagai suatu sistem kontrol kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara akan terlihat dari ahklak sikap dan tingkah laku
yang baik. Perwujudan ahklak manusia yang baik merupakan hasil dari
pembangunan pendidikan yang baik pula. Dengan ahklak yang baik
kehidupan masyarakat akan menjadi kondusif, aman, tertib dan sejahtera.
Keberadaban manusia dinilai dari apa yang telah dilakukan sudah
sesuai dengan nilai-nilai kehidupan masyarakat, nilai-nilai agama dan
nilai-nilai hukum suatu negara. Peradaban adalah dimensi kehidupan
masyarakat multi kompleks yang menunjukkan kebaikan-kebaikan dari
perbuatan manusianya. Perbuatan yang baik adalah perbuatan yang tidak
bertentangan dengan hukum yang berlaku. Perbuatan yang baik tersebut
dapat diperoleh dari proses pendidikan yang mengintegrasikan semua
ilmu pengetahuan yang ada dan menyandarkan pada dasar landasan
agama.
Masyarakat yang beradab bertingkah laku sesuai dengan tata
aturan hukum yang berlaku. Masyarakat yang beradab akan
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 70
menggunakan ilmu pengetahuannya dan agama untuk kemajuan
hidupnya. Masyarakat yang beradab merupakan suatu hasil dari
rangkaian sistem yang panjang dan saling terkait dengan pendidikan yang
integral yang berbasis agama. Masyarakat yang beradab menjadi tujuan
negara hukum yang sebenarnya, yaitu bukan hanya selamat dari hukum
dunia, tetapi juga semat dari hukum akherat.
KESIMPULAN
Tindakan melanggar hukum atau kejahatan yang banyak terjadi di
masyarakat cenderung dilakukakan oleh manusia berpendidikan,
sehingga pendidikan memiliki tanggungjawab besar untuk mengembalikan
lagi manusia kejalan yang benar yaitu menjadi manusia yang beradab.
Tindakan melanggar hukum atau kejahtan merupakan buah hasil dari
pendidikan yang salah, yaitu pendidikan yang hanya mengkaji ilmu
pengetahuan secara parsial dan ter kotak-kotak dalam batas-batas
tertentu tanpa melibatkan ilmu pengetahuan lain seperti ilmu humaniora
dan agama dalam proses pendidikan. Dikotomi pemisahan pendidikan
inilah yang melahirkan manusia cerdas tetapi tidak berahklak yang
cenderung melanggar hukum.
Untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang beradab
diperlukan pemahaman secara komperehensif dan menyeluruh tentang
pendidikan integral yang berbasis agama agar bisa menjadi alternatif bagi
upaya membangun kesadaran akan pentingnya ketaatan pada aturan
hukum yang berlaku. Melalui pendidikan manusia menerima ilmu
pengetahuan dan agama yang berguna untuk menentukan mana yang
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 71
baik dan buruk dan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Dengan
itu maka kehidupan manusia akan terjaga dari perbuatan melanggar
hukum atau kejahatan, sehingga dari situ tercipta peradaban manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Amin M. Kajian Ilmu Kalam Dari IAIN Menyongsong Perguliran
Paradigma Keilmuan Keislaman Pada Era Milenium Ketiga. Jurnal
Of Islamic Studies ALJAMIAH IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
No 65/VI/2000
Abdullah, Amin M. Menyatukan Kembali Ilmu-Ilmu Agama dan Umum.
Yogyakarta: Suka Press. 2003
Absori. Filsafat Ilmu. Bahan Kuliah Program Doktor Hukum Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 4 Oktober 2014
Abudin, Nata. Tokoh-tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2005
Amalia, Lia. Menjelajahi Diri Dengan Teori Kepribadian Carl R. Rogers.
Jurnal MUADDIB Studi Kependidikan dan Keislaman. FAI UNMUH
Ponorogo. Vol 3. No 1. Januari-Juni 2013
Andries, Florris Flavius. Identitas Jamaah Ahmadiah Indonesia Dalam
Konteks Multikultur. Jurnal HUMANIORA UGM. Vol 26. No 2. Juni
2014
Asyari, Musa. Filsafat Ilmu. Bahan Kuliah Program Doktor Hukum
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 1 November 2014
Bastoni, Andi Hepi. Muhammad Natsir Sang Maestro Dakwah. Jakarta:
Mujtama Press. 2008
Iman, Nurul. Tahsin dan Taqbih dalam Legislasi Hukum Islam dan
Maqasid Al-Shari’ah. Jurnal MUADDIB FAI UMPonorogo. Vol 04.
No 01. Januari 2014
Marimba. D. Ahmad.Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: al Ma’arif.
1974
Muliawan, Jasa Ungguh. Pendidikan Islam Integratif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2005
Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama
M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 72
Nata, Abuddin. Revitalisasi Pendidikan Karakter Untuk Mencetak Generasi
Unggul. Jurnal Didaktika Religia Pasca Sarjana STAIN Kediri. Vol
1. No 1. 2013
Natsir, Muhammad. Berdamai Dengan Sejarah. Jakarta: Republikan. 2008
Natsir, Muhammad. Capita Selecta I. Jakarta: Yayasan Bulan Bintang
Abadi. 2008
Sidharta, Arief. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu. Bandung: Pustaka
Sutra. 2008
Susanto, Happy. Kritisisme Sejarah Teologi Barat. Jurnal TSAQOFAH
ISID Gontor. Vol 7. No 2. Oktober 2011

Contenu connexe

Tendances

Hubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnik
Hubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnikHubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnik
Hubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnikAsraf Rahmat
 
Pkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilaiPkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilaiAnang Sarbaini
 
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan SosialRevolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosialmusniumar
 
Bab 8 islam hadhari&he
Bab 8 islam hadhari&heBab 8 islam hadhari&he
Bab 8 islam hadhari&heDhani Ahmad
 
Ppt pancasila dan medsos
Ppt pancasila dan medsosPpt pancasila dan medsos
Ppt pancasila dan medsosCecyliamayc
 
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsaPancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsaGeby Otivriyanti
 
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraanPengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraanAdy Purnomo
 
Pendidikan populis berwawasan budaya atau nilai
Pendidikan populis berwawasan budaya atau nilaiPendidikan populis berwawasan budaya atau nilai
Pendidikan populis berwawasan budaya atau nilaiAnggit Diaz
 
konsep survival melayu dan bumiputera
konsep survival melayu dan bumiputerakonsep survival melayu dan bumiputera
konsep survival melayu dan bumiputeraAkudAk'sjohor Nxn
 
kesaktian pancasila
kesaktian pancasilakesaktian pancasila
kesaktian pancasilaYesadfona_M
 
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]PamilaNovitasari
 
Kesejahteraan sosial dalam islam
Kesejahteraan sosial dalam islamKesejahteraan sosial dalam islam
Kesejahteraan sosial dalam islamDhea Maharani
 
Kebijakan Pemerintah dan Tantangan Revolusi Mental
Kebijakan Pemerintah  dan Tantangan Revolusi MentalKebijakan Pemerintah  dan Tantangan Revolusi Mental
Kebijakan Pemerintah dan Tantangan Revolusi MentalDadang Solihin
 
Islam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnikIslam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnikSyafiqah Lyana
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanAdhi Panjie Gumilang
 

Tendances (20)

Hubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnik
Hubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnikHubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnik
Hubungan etnik bab 8 agama_dan_hubungan_etnik
 
Krisis Pendidikan
Krisis PendidikanKrisis Pendidikan
Krisis Pendidikan
 
Pkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilaiPkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilai
 
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan SosialRevolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Revolusi Mental dan Peningkatan Kesejahteraan Sosial
 
pancasila
pancasilapancasila
pancasila
 
Bab 8 islam hadhari&he
Bab 8 islam hadhari&heBab 8 islam hadhari&he
Bab 8 islam hadhari&he
 
Ppt pancasila dan medsos
Ppt pancasila dan medsosPpt pancasila dan medsos
Ppt pancasila dan medsos
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
BMP MKDU4112
BMP MKDU4112BMP MKDU4112
BMP MKDU4112
 
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsaPancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
Pancasila sebagai solusi permasalahan suatu bangsa
 
Hukum agama islam kaintanya dengan pancasila
Hukum agama islam kaintanya dengan pancasilaHukum agama islam kaintanya dengan pancasila
Hukum agama islam kaintanya dengan pancasila
 
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraanPengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
Pengertian dan tujuan pendidikan kewarganegaraan
 
Pendidikan populis berwawasan budaya atau nilai
Pendidikan populis berwawasan budaya atau nilaiPendidikan populis berwawasan budaya atau nilai
Pendidikan populis berwawasan budaya atau nilai
 
konsep survival melayu dan bumiputera
konsep survival melayu dan bumiputerakonsep survival melayu dan bumiputera
konsep survival melayu dan bumiputera
 
kesaktian pancasila
kesaktian pancasilakesaktian pancasila
kesaktian pancasila
 
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
Resensi artikel jurnal_nuur_annisa[1]
 
Kesejahteraan sosial dalam islam
Kesejahteraan sosial dalam islamKesejahteraan sosial dalam islam
Kesejahteraan sosial dalam islam
 
Kebijakan Pemerintah dan Tantangan Revolusi Mental
Kebijakan Pemerintah  dan Tantangan Revolusi MentalKebijakan Pemerintah  dan Tantangan Revolusi Mental
Kebijakan Pemerintah dan Tantangan Revolusi Mental
 
Islam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnikIslam dan hubungan etnik
Islam dan hubungan etnik
 
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikanPengertian dan hukum dasar pendidikan
Pengertian dan hukum dasar pendidikan
 

En vedette

Chengdu201007
Chengdu201007Chengdu201007
Chengdu201007zuoyun
 
Two Degrees To SensoWeb
Two Degrees To SensoWebTwo Degrees To SensoWeb
Two Degrees To SensoWebPat Cappelaere
 
Iletken @ Strands $100K Call for Recommender Start-Ups - RecSys08
Iletken @ Strands $100K Call for Recommender Start-Ups - RecSys08Iletken @ Strands $100K Call for Recommender Start-Ups - RecSys08
Iletken @ Strands $100K Call for Recommender Start-Ups - RecSys08John Rogers
 
Armasight Vega Night Vision Goggles Review
Armasight Vega Night Vision Goggles ReviewArmasight Vega Night Vision Goggles Review
Armasight Vega Night Vision Goggles ReviewKawsar Ahmed
 
resume ritu gupta
resume ritu guptaresume ritu gupta
resume ritu guptaRITU GUPTA
 
Philosophy of education
Philosophy of educationPhilosophy of education
Philosophy of educationBrian Lee
 
No todo es lo que parece
No todo es lo que pareceNo todo es lo que parece
No todo es lo que pareceguestfd7271
 
Conceptos sobre hamlet tango 14[1]
Conceptos sobre hamlet tango 14[1]Conceptos sobre hamlet tango 14[1]
Conceptos sobre hamlet tango 14[1]María Alicia Basso
 

En vedette (13)

Dosa dosa besar
Dosa dosa  besarDosa dosa  besar
Dosa dosa besar
 
Chengdu201007
Chengdu201007Chengdu201007
Chengdu201007
 
Two Degrees To SensoWeb
Two Degrees To SensoWebTwo Degrees To SensoWeb
Two Degrees To SensoWeb
 
Iletken @ Strands $100K Call for Recommender Start-Ups - RecSys08
Iletken @ Strands $100K Call for Recommender Start-Ups - RecSys08Iletken @ Strands $100K Call for Recommender Start-Ups - RecSys08
Iletken @ Strands $100K Call for Recommender Start-Ups - RecSys08
 
vendeur polyvalent (1) (1)
vendeur polyvalent (1) (1)vendeur polyvalent (1) (1)
vendeur polyvalent (1) (1)
 
Armasight Vega Night Vision Goggles Review
Armasight Vega Night Vision Goggles ReviewArmasight Vega Night Vision Goggles Review
Armasight Vega Night Vision Goggles Review
 
resume ritu gupta
resume ritu guptaresume ritu gupta
resume ritu gupta
 
Philosophy of education
Philosophy of educationPhilosophy of education
Philosophy of education
 
RAV Gazette Notice
RAV Gazette NoticeRAV Gazette Notice
RAV Gazette Notice
 
oscar paper
oscar paperoscar paper
oscar paper
 
Zagreb
ZagrebZagreb
Zagreb
 
No todo es lo que parece
No todo es lo que pareceNo todo es lo que parece
No todo es lo que parece
 
Conceptos sobre hamlet tango 14[1]
Conceptos sobre hamlet tango 14[1]Conceptos sobre hamlet tango 14[1]
Conceptos sobre hamlet tango 14[1]
 

Similaire à Membangun masyarakat hukum yang beradab

Islam dan Ilmu Pengetahuan Teknologi
Islam dan Ilmu Pengetahuan TeknologiIslam dan Ilmu Pengetahuan Teknologi
Islam dan Ilmu Pengetahuan TeknologiSuranto Slamet
 
PPT KELOMPOK 2_AIK 5B.pptx
PPT KELOMPOK 2_AIK 5B.pptxPPT KELOMPOK 2_AIK 5B.pptx
PPT KELOMPOK 2_AIK 5B.pptxMuktashimBillah1
 
AdiMansarLubismuhammadiyahmedanlawpatner.pptx
AdiMansarLubismuhammadiyahmedanlawpatner.pptxAdiMansarLubismuhammadiyahmedanlawpatner.pptx
AdiMansarLubismuhammadiyahmedanlawpatner.pptxDinasPekerjaanUmumKa2
 
Islam dan Teknologi yang berkembang di indonesia
Islam dan Teknologi yang berkembang di indonesiaIslam dan Teknologi yang berkembang di indonesia
Islam dan Teknologi yang berkembang di indonesiaNurulUtami53
 
8b. pancasila sistem etika
8b. pancasila sistem etika8b. pancasila sistem etika
8b. pancasila sistem etikadita rahmawati
 
tantangan dan masa depan ilmu
tantangan dan masa depan ilmutantangan dan masa depan ilmu
tantangan dan masa depan ilmukarlina apriliani
 
56-Article Text-85-2-10-20190418.pdf
56-Article Text-85-2-10-20190418.pdf56-Article Text-85-2-10-20190418.pdf
56-Article Text-85-2-10-20190418.pdfssuser5713c0
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikanriswanda-pg
 
Positivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam PendidikanPositivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam Pendidikanalvianica nanda
 
Peran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan IptrkPeran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan IptrkDesiPermataSari16
 
Musni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai Pancasila
Musni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai PancasilaMusni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai Pancasila
Musni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai Pancasilamusniumar
 
Ppt filsafat ilmu
Ppt filsafat ilmuPpt filsafat ilmu
Ppt filsafat ilmuNatasyaNila
 
Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...
Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...
Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...Ashrya
 
Pengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanPengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanFauzi Din
 
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmuBab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmuSyaiful Ahdan
 
Nilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
Nilai Kemanusiaan - Dhea BudimanNilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
Nilai Kemanusiaan - Dhea BudimanDhea Budiman
 
Pert ke 2 Dinamika, Tantangan Esensi PKn.pptx
Pert ke 2 Dinamika, Tantangan Esensi PKn.pptxPert ke 2 Dinamika, Tantangan Esensi PKn.pptx
Pert ke 2 Dinamika, Tantangan Esensi PKn.pptxRizkiDioAnanda
 

Similaire à Membangun masyarakat hukum yang beradab (20)

Islam dan Ilmu Pengetahuan Teknologi
Islam dan Ilmu Pengetahuan TeknologiIslam dan Ilmu Pengetahuan Teknologi
Islam dan Ilmu Pengetahuan Teknologi
 
PPT KELOMPOK 2_AIK 5B.pptx
PPT KELOMPOK 2_AIK 5B.pptxPPT KELOMPOK 2_AIK 5B.pptx
PPT KELOMPOK 2_AIK 5B.pptx
 
AdiMansarLubismuhammadiyahmedanlawpatner.pptx
AdiMansarLubismuhammadiyahmedanlawpatner.pptxAdiMansarLubismuhammadiyahmedanlawpatner.pptx
AdiMansarLubismuhammadiyahmedanlawpatner.pptx
 
Islam dan Teknologi yang berkembang di indonesia
Islam dan Teknologi yang berkembang di indonesiaIslam dan Teknologi yang berkembang di indonesia
Islam dan Teknologi yang berkembang di indonesia
 
Ppt aika 3
Ppt aika 3Ppt aika 3
Ppt aika 3
 
8b. pancasila sistem etika
8b. pancasila sistem etika8b. pancasila sistem etika
8b. pancasila sistem etika
 
tantangan dan masa depan ilmu
tantangan dan masa depan ilmutantangan dan masa depan ilmu
tantangan dan masa depan ilmu
 
Presentation1 etika
Presentation1 etikaPresentation1 etika
Presentation1 etika
 
56-Article Text-85-2-10-20190418.pdf
56-Article Text-85-2-10-20190418.pdf56-Article Text-85-2-10-20190418.pdf
56-Article Text-85-2-10-20190418.pdf
 
Landasan pendidikan
Landasan pendidikanLandasan pendidikan
Landasan pendidikan
 
himpunan lengkap UU HAM
himpunan lengkap UU HAMhimpunan lengkap UU HAM
himpunan lengkap UU HAM
 
Positivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam PendidikanPositivisme dalam Pendidikan
Positivisme dalam Pendidikan
 
Peran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan IptrkPeran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
 
Musni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai Pancasila
Musni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai PancasilaMusni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai Pancasila
Musni Umar: Pendidikan Politik dan Pembumian Nilai nilai Pancasila
 
Ppt filsafat ilmu
Ppt filsafat ilmuPpt filsafat ilmu
Ppt filsafat ilmu
 
Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...
Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...
Pertimbangan Nilai dalam Dimensi Pengetahuan Ilmu_Tira Nurfatwa S_10421021_Bi...
 
Pengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikanPengantar ilmu pendidikan
Pengantar ilmu pendidikan
 
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmuBab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu
Bab vii pancasila menjadi dasar nilai pengembangan ilmu
 
Nilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
Nilai Kemanusiaan - Dhea BudimanNilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
Nilai Kemanusiaan - Dhea Budiman
 
Pert ke 2 Dinamika, Tantangan Esensi PKn.pptx
Pert ke 2 Dinamika, Tantangan Esensi PKn.pptxPert ke 2 Dinamika, Tantangan Esensi PKn.pptx
Pert ke 2 Dinamika, Tantangan Esensi PKn.pptx
 

Plus de FAI Unmuh Ponorogo

Urgensi pendidikan karakter bangsa di sekolah
Urgensi pendidikan karakter bangsa di sekolahUrgensi pendidikan karakter bangsa di sekolah
Urgensi pendidikan karakter bangsa di sekolahFAI Unmuh Ponorogo
 
Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan di pondok pe...
Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan   di pondok pe...Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan   di pondok pe...
Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan di pondok pe...FAI Unmuh Ponorogo
 
Reka jenis kelamin anak dalam perspektif sains
Reka jenis kelamin anak dalam perspektif sainsReka jenis kelamin anak dalam perspektif sains
Reka jenis kelamin anak dalam perspektif sainsFAI Unmuh Ponorogo
 
Pengelolaan madrasah dalam perspektif
Pengelolaan madrasah dalam perspektifPengelolaan madrasah dalam perspektif
Pengelolaan madrasah dalam perspektifFAI Unmuh Ponorogo
 
Kewajiban berbusana dan pembentukan jiwa keagamaan peserta didik
Kewajiban berbusana dan pembentukan jiwa keagamaan peserta didikKewajiban berbusana dan pembentukan jiwa keagamaan peserta didik
Kewajiban berbusana dan pembentukan jiwa keagamaan peserta didikFAI Unmuh Ponorogo
 
Impelementasi pendidikan sufisme
Impelementasi pendidikan sufismeImpelementasi pendidikan sufisme
Impelementasi pendidikan sufismeFAI Unmuh Ponorogo
 
Strategi pendidikan kemandirian anak
Strategi pendidikan kemandirian anakStrategi pendidikan kemandirian anak
Strategi pendidikan kemandirian anakFAI Unmuh Ponorogo
 
Problematika hisab rukyah dalam penentuan awal ramadhan dan solusinya di indo...
Problematika hisab rukyah dalam penentuan awal ramadhan dan solusinya di indo...Problematika hisab rukyah dalam penentuan awal ramadhan dan solusinya di indo...
Problematika hisab rukyah dalam penentuan awal ramadhan dan solusinya di indo...FAI Unmuh Ponorogo
 
Maqhasid as syariah dan qishas pemikiran
Maqhasid as syariah dan qishas pemikiranMaqhasid as syariah dan qishas pemikiran
Maqhasid as syariah dan qishas pemikiranFAI Unmuh Ponorogo
 
Kritik wayang kemplo terhadap dunia pendidikan di ponorogo
Kritik wayang kemplo terhadap dunia pendidikan di ponorogoKritik wayang kemplo terhadap dunia pendidikan di ponorogo
Kritik wayang kemplo terhadap dunia pendidikan di ponorogoFAI Unmuh Ponorogo
 
Aplikasi komik sebagai media pembelajaran
Aplikasi komik sebagai media pembelajaranAplikasi komik sebagai media pembelajaran
Aplikasi komik sebagai media pembelajaranFAI Unmuh Ponorogo
 

Plus de FAI Unmuh Ponorogo (12)

Standar 6
Standar 6 Standar 6
Standar 6
 
Urgensi pendidikan karakter bangsa di sekolah
Urgensi pendidikan karakter bangsa di sekolahUrgensi pendidikan karakter bangsa di sekolah
Urgensi pendidikan karakter bangsa di sekolah
 
Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan di pondok pe...
Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan   di pondok pe...Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan   di pondok pe...
Studi implementasi tradisionalisasi dan modernisasi pendidikan di pondok pe...
 
Reka jenis kelamin anak dalam perspektif sains
Reka jenis kelamin anak dalam perspektif sainsReka jenis kelamin anak dalam perspektif sains
Reka jenis kelamin anak dalam perspektif sains
 
Pengelolaan madrasah dalam perspektif
Pengelolaan madrasah dalam perspektifPengelolaan madrasah dalam perspektif
Pengelolaan madrasah dalam perspektif
 
Kewajiban berbusana dan pembentukan jiwa keagamaan peserta didik
Kewajiban berbusana dan pembentukan jiwa keagamaan peserta didikKewajiban berbusana dan pembentukan jiwa keagamaan peserta didik
Kewajiban berbusana dan pembentukan jiwa keagamaan peserta didik
 
Impelementasi pendidikan sufisme
Impelementasi pendidikan sufismeImpelementasi pendidikan sufisme
Impelementasi pendidikan sufisme
 
Strategi pendidikan kemandirian anak
Strategi pendidikan kemandirian anakStrategi pendidikan kemandirian anak
Strategi pendidikan kemandirian anak
 
Problematika hisab rukyah dalam penentuan awal ramadhan dan solusinya di indo...
Problematika hisab rukyah dalam penentuan awal ramadhan dan solusinya di indo...Problematika hisab rukyah dalam penentuan awal ramadhan dan solusinya di indo...
Problematika hisab rukyah dalam penentuan awal ramadhan dan solusinya di indo...
 
Maqhasid as syariah dan qishas pemikiran
Maqhasid as syariah dan qishas pemikiranMaqhasid as syariah dan qishas pemikiran
Maqhasid as syariah dan qishas pemikiran
 
Kritik wayang kemplo terhadap dunia pendidikan di ponorogo
Kritik wayang kemplo terhadap dunia pendidikan di ponorogoKritik wayang kemplo terhadap dunia pendidikan di ponorogo
Kritik wayang kemplo terhadap dunia pendidikan di ponorogo
 
Aplikasi komik sebagai media pembelajaran
Aplikasi komik sebagai media pembelajaranAplikasi komik sebagai media pembelajaran
Aplikasi komik sebagai media pembelajaran
 

Dernier

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxHaryKharismaSuhud
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdfAfriYani29
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Dernier (20)

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
668579210-Visi-Gp-Berdasarkan-Tahapan-Bagja.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Membangun masyarakat hukum yang beradab

  • 1. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 56 MEMBANGUN MASYARAKAT HUKUM YANG BERADAB MELALUI PENDIDIKAN INTEGRAL BERBASIS AGAMA Oleh: Yogi Prasetyo (Staf Pengajar Program Studi Hukum Unmuh Ponorogo) Email: yogi_prasetyorais@yahoo.co.id ABSTRACT: The rapid time development is also followed by the human science development. However, problems arise in human life when the science development is not matched by a strong religious base, so it will give brith the man whom has no humanities and divinity. Education only cultivate the human mind and constrict qolbu (hearth) role as God's gift that does not need to be doubtful.Education is only meant an empirical and concrete science that can be accepted by the senses, beyond that is not considered as science. The dichotomy of this education will only give birth to a smart man but uncivilized.Unlawful and some crimes now are doneby educated man, not the stupid and not knowledgableman. Such as corruption, money politics, bribery, abuse of office, drugs, human rights violations, immorality, violence, harassment, electronic crime and other various unlawful acts, were all done by an educated man.For those, we need an integral education based on religion, so that people can use his knowledge on the God. If education could provide a balance in human life, there will be a life where people awake from unlawful acts. Because religion is essentially the rule that contains the commands and prohibitions for humans. So, obeying religion is also a form of obedience to the law. Religion of God must teach goodness which is certainly followed by national laws. Because Indonesia is a religious law states, so the law is executed based on the religious values. With this integral education, people’s life will be more law-abiding and civilized. Keywords: integral education; religion; law; civilized PENDAHULUAN Perkembangan jaman yang semakin pesat diikuti oleh perkembangan ilmu pengetahuan manusia. Dengan ilmu pengetahuan manusia merasa mampu menguasai dunia. Segala permasalahan yang ada di dunia dapat diselesaikan dengan akal pikiran. Munculnya akal sebagai dominasi penentu kehidupan manusaia akibat dari pendidikan yang dikotomi antara ilmu pengetahuan dan agama.
  • 2. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 57 Konsep pendidikan sekarang ini dimaknai hanya sebagai upaya untuk menggarap akal manusia saja. Agama dianggap sebagai ilmu lain yang berbeda dan terpisah dari kehidupan riil manusia. Akibatnya manusia menggunakan akalnya sesuai dengan ilmu pengetahuannya tanpa diimbangi dengan qalbu dari nilai-nilai agama. Manusia yang mendikotomikan ilmu pengetahuan dan agama dimungkinkan akan melahirkan manusia cerdas tetapi cenderung melawan hukum, karena faktanya banyak orang sekarang ini yang melakukan tindakan pelanggaran hukum adalah manusia yang berpendidikan, bukan manusia bodoh. Ada fakta yang cukup ironis bahwa satu sisi pendidikan semakin maju, tetapi pada sisi yang lain kejahatan dan pelanggaran hukum juga semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya seperti korupsi, money politic, suap, penyalahgunaan jabatan, narkoba, pelanggaran HAM, asusila, kekerasan, pelecehan, kejahatan elektronik dan berbagai tindakan melanggar hukum lainnya. Oleh karena itu diperlukan pendidikan integral yang berbasis pada agama. Agar manusia tidak hanya memahami hidup dari sesuatu yang sifatnya empiris dan riil, tetapi juga hal-hal yang bersifat abstrak tidak berwujud dan bahkan pada hal-hal yang tidak dapat dijangkau akal manusia (Asyari, 2014). Dengan pendidikan integral yang berbasis agama manusia memiliki ilmu pengetahuan yang digunakan sesuai dengan nilai- nilai agama yang berisi tatanan aturan perintah dan larangan. Mentaati perintah dan larangan agama juga berarti mentaati hukum, karena agama pasti mengajarkan kebenaran-kebenaran yang sifatnya mutlak dari Tuhan untuk kebaikan hidup di dunia dan juga akherat (Susanto, 2011:
  • 3. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 58 250).Begitu pula dengan hukum yang tidak akan pernah bersimpangan dengan nilai-nilai ajaran agama. Sehingga dengan mentaati hukum akan terwujud masyarakat hukum beradab, yaitu suatu masyarakat yang berahklak baik, berilmu pengetahuan dan taat akan hukum. PEMBAHASAN A. Konsep Pendidikan Integral Berbasis Agama Membahas tentang pendidikan integral terlebih dahulu akan menjelaskan maksud arti dari kata pendidikan dan integral itu sendiri, karena setiap kata atau kalimat mungkin saja dimaknai lain dan berbeda ketika tidak kita samakan persepsinya. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan adalah "tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak maksudnya yaitu menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya." Ahmad D. Marimba (1974: 20) merumuskan pendidikan sebagai bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Integral menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah mengenai keseluruhannya, meliputi seluruh bagian yang diperlukan untuk menjadikan lengkap, utuh, bulat, tidak terpisahkan, terpadu dan sempurna. Berdasarkan arti kata tersebut dapat disampaikan bahwa pendidikan integral adalah suatu tuntunan proses yang menyeluruh meliputi semua bagian untuk menjadi sempurna dalam pembentukan dan
  • 4. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 59 perkembangan jasmani dan rohani manusia, sehingga pendidikan integral pada hakekatnya merupakan sebuah konsep untuk menjadikan manusia yang kamil dengan penguasaan ilmu pengetahuan, humaniora dan agama (Abdullah, 2003: 36). Pendidikan integral berusaha untuk menyatukan kepentingan manusia di dunia dan akherat, sehingga manusia akan memaknai hidup di dunia sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan di akherat. Meletakkan dasar ilmu pengetahuan sebagai amal manusia di dunia akan berdampak pada kehidupan akherat. Dengan pendidikan integral ilmu pengetahuan menjadi bijaksana, karena dengan konsep integral pendidikan menerima berbagai persamaan dan perbedaan yang selanjutnya mencari jalan tengahnya yang di dasari oleh nilai-nilai agama (Natsir, 2008: 211). Seperti yang diterangkan dalam Al-Quran sebagai berikut: “Dia yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Q.S. al-Alaq: 5). Ilmu pengetahuan yang diperoleh akal manusia ada batasannya, sehingga ilmu pengetahuan tidak akan mampu mengatasi semua permasalahan yang ada di dunia ini, terlebih permasalahan yang telah diskenario sedemikian rupa dalam sistem kehidupan seolah-olah hal itu diluar kemampuan manusia (Arief, 2008: 7-11). Agama telah memberikan pengetahuan yang luar biasa tak terbatas dan sifatnya mutlak tidak terbantahkan. Perdebatan tentang kebenaran buah akal pikir manusia akan menjadi dialektika yang tiada henti dalam kehidupan manusia, karena masing-masing memiliki alasan dasar pendapat yang dianggap benar.
  • 5. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 60 B. Kualitas dan Kuantitas Tindakan Pelanggaran Hukum dan Kejahatan Dikotomi ilmu pengetahuan dan agama telah menarik manusia pada jurang pemisahan hidup. Pendidikan yang hanya mengajarkan ilmu pengetahuan untuk hidup di dunia saja akan menghasilkan manusia yang cerdas tetapi kecerdasannya digunakan untuk alat pemuas kehidupan dunia. Demi untuk menikmati kepuasan dunia manusia melakukan eksploitasi akal melalui ilmu pengetahuan. Akal dipaksa untuk mencari ilmu pengetahuan yang dapat memenuhi semua kepentingannya. Bahkan dengan alasan tidak masuk akal/ irasional/ non empiris ilmu pengetahuan membuang nilai-nilai agama (Abdullah, 2000: 86). Kehidupan dunia akan dipenuhi manusia cerdas tetapi suka melanggar hukum, karena menganggap hukum sebagai bagian ilmu pengetahuan yang terpisah dari agama. Seperti yang telah kita alami di negara ini, banyak tindak pelanggaran hukum yang dilakukan oleh kaum intelek manusia yang berpendidikan. Secara kwalitas tindak pelanggaran hukum mengalami kemajuan yang cukup pesat. Pelanggaran hukum tidak hanya menggunakan metode atau media yang tradisional sederhana konvensional, tetapi telah dilakukan menggunakan model ilmu pengetahuan canggih, tersistem dan berteknologi. Dengan ilmu pengetahuannya manusia dapat merubah dan mensiasati kejadian agar apa yang diinginkan tercapai. Korupsi, money politic, suap, penyalahgunaan jabatan, narkoba, pelanggaran HAM, asusila, kekerasan, pelecehan, kejahatan elektronik
  • 6. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 61 dan berbagai pelanggaran hukum dilakukan oleh manusia-manusia yang berpendidikan, seperti contoh: a. Akil Mukhtar, ketua MK, dengan pendidikan tingkat S3 bidang hukum telah melakukan suap b. Anas Urbaningrum, ketua Partai Demokrat, tokoh muda, dengan pendidikan setingkat S2 terlibat korupsi hambalang c. Surya Darma Ali, Menteri agama, dengan pendidikan tingkat S2 terlibat kasus korupsi haji dan Al quran d. Musakkir, Guru besar bidang Hukum UNHAS tertangkap tangan pesta narkoba dengan seorang mahasiswi e. Anas Makmun, Gubernur Riau yang terlibat kasus tindak asusila dan penyalahgunaan jabatan f. Pencemaran nama baik yang dilakukan oleh Florence mahasiswa S2 Hukum Kenotariatan kepada daerah Jogjakarta g. Tawuran mahasiswa di UNHAS yang sering terjadi h. Tawuran antar pelajar yang sering terjadi i. Berbagai tindak pelanggaran hukum yang dilakukan kaum intelektual Semua pelaku pelanggaran hukum tersebut adalah manusia yang berpendidikan, bahkan berpendidikan tinggi. Pada jaman dahulu seperti jaman jahilliyah karena kebodohan, manusia mungkin berbuat jahat, karena tidak tahu atau belum mempunyai ilmu pengetahuan. Sedangkan di jaman sekarang ini yang telah berkemajuan, penuh ilmu pengetahuan dan teknologi justru masyarakatnya semakin banyak yang melanggar hukum.
  • 7. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 62 Manusia sejak dalam kandungan telah dibekali oleh Tuhan tentang nilai-nilai kebenaran mutlak yang tidak akan bisa dihilangkan. Nilai kebenaran itu terdapat dahi hati sanubari atau qolbu manusia (Absori, 2014). Dalam kenyataannya manusia modern sekarang ini pandai sekali untuk menutupi kebenaran tersebut, karena kebenaran tersebut tidak sesuai dengan hasrat nafsu keinginannya. Kemudian dengan akal yang memiliki kemampuan unjtuk berpikir, manusia terus mencari cara untuk mengatasi masalah dengan segala cara yang terbungkus dalam balut hasrat nafsu kepentingan tersebut dan mengabaikan suara kebenaran hati sanubari atau kalbu. Semua pertanggungjawaban yang dibuat oleh negara sebagai intitusi yang sah dalam menegakkan hukum berdasarkan pada standart rasional logis empiris, sehingga akibat dari tindakan melanggar hukum atau kejahatan manusia dikatakan benar-benar terjadi ketika telah memenuhi unsur-unsur yang dapat dijelaskan dengan sistem rasional logis empiris. Hukum positif di negara Indonesia belum mengatur hal-hal yang sifatnya diluar jangkauan akal manusia, sehingga masih banyak permasalahan hukum di negara ini yang tidak terselesaiakan dengan baik karena keterbatasan metodologi berpikir. Pada akhirnya menimbulkan penegakkan hukum yang tidak sesuai dengan nilai-nilai peradaban manusia. Hal tersebut terjadi karena hukum yang dijalankan manusia dengan menggunakan satu roda, yaitu roda ilmu pengetahuan tanpa agama, sehingga jalannya pun terlihat tidak imbang.
  • 8. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 63 C. Membangun Masyarakat Hukum Beradab Dengan Pendidikan Integral Berbasis Agama Sistem kehidupan manusia sekarang ini yang telah multi komplek dimensional berdampak pada baik buruknya kehidupan manusia itu sendiri. Disisi lain berdampak positif terhadap kemajuan kehidupan, tetapi disisi lain berdampak pada merosotnya peradaban manusia. Manusia yang sebenarnya adalah khalifah unggul dan nomer satu diantara mahluk lain ciptaan Tuhan, menjadi mahluk yang paling hina dan terjelak diantara mahluk lain. Hal tersebut terjadi karena manusia dibekali akal untuk berpikir dan mencari ilmu pengetahuan untuk mempermudah hidupnya di dunia ini. Sedangkan mahluk ciptaan Tuhan yang lain tidak dibekali akal untuk berpikir. Demi untuk mengakomodir kepentingan akal manusia, pendidikan di desain sedemikian rupa sehingga apa yang menjadi kepentingan manusia dapat tercapai. Jaman modern ini semua konsep pendidikan diarahklan untuk membangun kemampuan akal pikiran dengan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan menjadi jargon utama kehidupan manusia modern, karena para penganut aliran ini beranggapan bahwa menguasai ilmu pengetahuan berarti menguasai dunia. Mereka lupa tentang makna hakekat kehidupan manusia yang sebenarnya. Yaitu pengetahuan tentang agama yang mana pengetahuannya dapat menyelamatkan manusia dari rusaknya kehidupan dunia (Nata, 2013: 115). Pendidikan integral yang berbasis agama merupakan sebuah konsep bijak dalam merekontruksi kembali kehidupan manusia yang
  • 9. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 64 berperadaban, karena merubah suatu kehidupan yang telah tersistem di masyarakat tidaklah mudah. Diperlukan sebuah rancangan yang baik dan berjangka panjang, sehingga hasilnya juga dapat dinikmati secara permanen. Bukan seperti yang telah dipraktekkan negara ini, yaitu mengatasi permasalahan kehidupan masyarakat yang sifatnya pragmatis dan parsial, sehingga hasilnya pun juga tidak efektif, terbukti tetap terus terjadinya berbagai masalah pelanggaran hukum dalam kehidupan masyarakat walaupun pendidikan telah ditingkatkan dengan pesat. Begitu pentingnya peran pendidikan dalam kehidupan manusia, sehingga maju mundurnya suatu kaum menurut M. Natsir tergantung pada pendidikan (Natsir, 2008: 79). Masyarakat yang beradab adalah masyarakat yang tidak hanya berilmu dan teknologi tinggi, tetapi dalam kehidupannya menjunjung tinggi nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan juga nilai-nilai ajaran agama yang diwujudkan dalam bentuk sikap tingkah laku yang mencerminkan ketaatan akan hukum yang berlaku. Hal yang menjadi masalah dalam pendidikan sekarang ini adalah ketidak menyatunya nilai-nilai tersebut di atas, sehingga manusia yang dihasilkan dari pendidikan sekarang ini adalah manusia yang cerdas tetapi cenderung untuk melanggar hukum. Melalui pendidikan integral berbasis agama manusia mendapatkan masukkan lebih komperehensif tentang segala ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini dan juga dibarengi dengan agama sebagai dasar pengembangan aplikasinya, sehingga tujuan dari ilmu pengetahuan tidak melenceng dari hakekatnya, seperti yang telah diterangkan dalam Al-Quran sebagai berikut: “Dan Al-Quran ini adalah
  • 10. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 65 penjelasan yang sempurna bagi manusia, agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Ynag Maha Esa dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran” (Q.S. Ibrahim: 52). Pendidikan integral merupakan pendidikan yang memandang ilmu pengetahuan sebagai bagian dari ilmu pengetahuan yang lainnya serta agama. Jadi ilmu pengetahuan yang satu tidak dapat dipisahkan atau dilepaskan dari kaitan dengan ilmu pengetahuan yang lainnya termasuk agama. Penyatuan integral ilmu pengetahuan melalui pendidikan inilah merupakan cara untuk membentuk manusia yang beradab sehingga selamat dunia dan akherat. Dengan pendidikan integral manusia ditarik ke arah pemikiran yang sifatnya luas menyeluruh. Karena pada dasarnya ilmu pengetahuan yang sifatnya sains terkait dengan ilmu pengetahuan yang sifatnya humaniora atau sosial dan kedua ilmu pengetahuan tersebut juga terkait dengan ilmu pengetahuan di bidang agama. Disinilah letak titik integralis religis, yang mana pendidikan harus mampu untuk memediasikan keterkaitan ilmu pengetahuan tersebut kedalam suatu sistem yang berguna bagi perkembangan kehidupan manusia yang lebih baik. Ilmu pengetahuan yang sifatnya sains merupakan ilmu pengetahuan yang empiris logis, sehingga daya kerja akal cenderung lebih utama dan dominan. Sains merupakan ilmu pengetahuan yang logis, artinya ilmu pengetahuan yang objek kajiannya berupa bahan materi kebendaan. Sedangkan ilmu pengetahuan humaniora adalah ilmu pengetahuan yang bersinggungan langsung dengan manusia dalam kehidupan. Objek kajian
  • 11. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 66 ilmu pengetahuan humaniora adalah tentang manusia itu sendiri. Sehingga ilmu pengetahuan humaniora ini cenderung bersifat logis dan rasional berdasarkan pengakuan atas penghargaan dan penghormatan hak asasi manusia. Unsur manusia menjadi penting dalam ilmu pengetahuan humaniora, karena manusia menjadi pusat dari segala yang ada dalam kehidupan ini. Dan ilmu pengetahuan agama adalah ilmu pengetahuan yang sifatnya tidak hanya logis rasional, tetapi lebih jauh dari itu yaitu sifatnya irasional, bahkan masuk wilayah transedental di luar jangkauan akal pikiran manusia. Agama adalah ilmu pengetahuan yang bukan hanya bicara dunia nyata konkrit dan riil, tetapi agama lebih banyak bicara hal-hal yang abstrak tidak berwujud, tetapi lebih pada tataran hakekat esensi dari kehidupan nyata. Karena yang terjadi di dunia ini merupakan pancaran dari keinginan jiwa manusia yang tidak berwujud, tetapi dapat dirasakan hasilnya (Muliawan, 2005: 228). Ketika manusia dapat memahami penyatuan ilmu pengetahuan tersebut, maka kehidupan manusia akan lebih tertata dengan baik, karena manusia yang berpendidikan memiliki ilmu pengetahuan yang integral tersebut untuk memahami kehidupan ini, yaitu dengan menjalani kehidupan mengikuti tatanan aturan hukum yang berlaku. Pendidikan integral membekali manusia untuk berpikir dan bersikap bijak dengan memahami bahwa kehidupan ini adalah suatu rangkaian sistem yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Jika dipisahkan akan membawa pada ketidakseimbangan dalam kehidupan manusia. Manusia yang berpendidikan menjalani kehiduapannya dengan efektif dan berkemajuan (Amalia, 2013: 97). Manusia berpendidikan juga
  • 12. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 67 menjalani kehidupan dengan pengakuan atas penghargaan dan penghormatan yang tinggi terhadap hak asasi manusia. Manusia berpendidikan juga mampu mengintegrasikan antara ilmu pengetahuan dengan agama, sehingga memahami suatu ilmu pengetahuan tidak bebas dari nilai. Karena nilai merupakan ukuran yang menjadi acuan atau batasan yang tidak boleh dilanggar. Batasan itulah yang menunjukkan adanya hukum, karena hukum dicipta untuk melindungi kepentingan manusia yang dianggap baik dengan acuan pada nilai. Dan nilai yang baik adalah nilai yang bersumber dari agama Allah. Karena nilai yang bersumber dari agama Allah sifatnya mutlak tak terbantahkan (Iman, 2014: 101). Masyarakat yang beradab dapat dilihat dari seberapa kuat hukum dalam masyarakat itu ditaati bersama. Karena hukum yang dibuat oleh negara ini pada dasarnya merupakan media untuk menjaga tatanan kehidupan yang tidak tertulis yang berasal dari nilai-nilai kehidupan masyarakat. Sebelum ada hukum yang sifatnya tertulis, hukum adalah segala sesuatu yang ada dalam kehidupan masyarakat yang mengikat tingkah laku masyarakat yang berisi perintah dan larangan dan adanya sanksi terhadap yang melanggarnya. Ketika itu adat istiadat dan agama menjadi hukum bersama masyarakat, sehingga hukum yang ada dan berlaku ini tidak terlepas dari unsur agama, bahkan ada hukum khusus yang mengatur tentang suatu hal secara agama, seperti hukum perkawianan islam, waris, zakat dan lain-lain. Oleh karena itu mentaati agama sebenarnya merupakan wujud dari ketaatan hukum manusia.
  • 13. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 68 Negara timur termasuk Indonesia terkenal sebagai negara yang menjunjung tinggi budaya dan religi. Akan tetapi perubahan jaman yang pesat telah menggeser kehidupan manusia menjadi penikmat dunia. Hukum hanya dipatuhi ketika memberi manfaat secara langsung terhadap pribadi manusia. Hukum dianggap ada jika ada petugas penegak hukumnya. Hukum dapat dibuat sesuai dengan kepentingan manusia. Bahkan jika diperlukan hukum dapat dilanggar demi mencapai tujuan. Jika sudah seperti ini, maka terjadi rusaknya peradaban manusia. Perubahan mendasar untuk menuju perbaikan kehidupan manusia yang beradab dapat dilakukan dengan efektif melalui pendidikan yang baik. Karena pendidikan merupakan proses membentuk jiwa dan raga secara utuh dan komperehensif (Hepi Andi Bastoni, 2008: 54). Pendidikan integral yang memandang ilmu pengetahuan dari berbagai sudut saling terkait dan berbasis agama merupakan konsep perubahan mendasar. Pendidikan yang baik akan menghasilkan generasi penerus bangsa yang dapat diandalkan. Penting artinya menerapkan pendidikan berkwalitas tidak hanya mencerdaskan akal pikiran, tetapi pendidikan yang juga mampu memberikan kecerdasan kemanusiaan dan kecerdasan beragama. Sehingga dengan kecerdasan akal pikiran manusia melalui ilmu pengetahuan akan berpikir logis masuk akal yang menghasilkan nilai- nilai ideal. Yang selanjutnya akan digunakan untuk melaksanakan hubungan sosial dengan manusia yang lain. Agar tidak terjadi permasalahan dalam hubungan sosial dengan manusia yang lain tersebut diperlukan ilmu pengetahuan humaniora.Oleh karena dalam berhubungan dengan manusia yang lain merupakan bagian dari dimensi ibadah kepada
  • 14. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 69 Tuhan, maka dalam melaksankannya harus dilandasi berdasarkan nilai- nilai agama, supaya proses kehidupan ini tidak terputus pada hubungan horisontal habulminannas, tetapi hubungan tersebut juga bersifat vertikal habulminallah (Nata, 2005: 80). Dengan bekal pendidikan integral yang berbasis agama manusia memiliki kwalitas hidup yang dapat meningkatkan kemampuannya untuk menentukan kebijaksanaannya (Flavius, 2014: 124). Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan pendidikan secara menyaluruh atas ilmu penegetahuan sains, humaniora dan agama. Manusia yang dapat mematuhi hukum sebagai suatu sistem kontrol kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara akan terlihat dari ahklak sikap dan tingkah laku yang baik. Perwujudan ahklak manusia yang baik merupakan hasil dari pembangunan pendidikan yang baik pula. Dengan ahklak yang baik kehidupan masyarakat akan menjadi kondusif, aman, tertib dan sejahtera. Keberadaban manusia dinilai dari apa yang telah dilakukan sudah sesuai dengan nilai-nilai kehidupan masyarakat, nilai-nilai agama dan nilai-nilai hukum suatu negara. Peradaban adalah dimensi kehidupan masyarakat multi kompleks yang menunjukkan kebaikan-kebaikan dari perbuatan manusianya. Perbuatan yang baik adalah perbuatan yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. Perbuatan yang baik tersebut dapat diperoleh dari proses pendidikan yang mengintegrasikan semua ilmu pengetahuan yang ada dan menyandarkan pada dasar landasan agama. Masyarakat yang beradab bertingkah laku sesuai dengan tata aturan hukum yang berlaku. Masyarakat yang beradab akan
  • 15. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 70 menggunakan ilmu pengetahuannya dan agama untuk kemajuan hidupnya. Masyarakat yang beradab merupakan suatu hasil dari rangkaian sistem yang panjang dan saling terkait dengan pendidikan yang integral yang berbasis agama. Masyarakat yang beradab menjadi tujuan negara hukum yang sebenarnya, yaitu bukan hanya selamat dari hukum dunia, tetapi juga semat dari hukum akherat. KESIMPULAN Tindakan melanggar hukum atau kejahatan yang banyak terjadi di masyarakat cenderung dilakukakan oleh manusia berpendidikan, sehingga pendidikan memiliki tanggungjawab besar untuk mengembalikan lagi manusia kejalan yang benar yaitu menjadi manusia yang beradab. Tindakan melanggar hukum atau kejahtan merupakan buah hasil dari pendidikan yang salah, yaitu pendidikan yang hanya mengkaji ilmu pengetahuan secara parsial dan ter kotak-kotak dalam batas-batas tertentu tanpa melibatkan ilmu pengetahuan lain seperti ilmu humaniora dan agama dalam proses pendidikan. Dikotomi pemisahan pendidikan inilah yang melahirkan manusia cerdas tetapi tidak berahklak yang cenderung melanggar hukum. Untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang beradab diperlukan pemahaman secara komperehensif dan menyeluruh tentang pendidikan integral yang berbasis agama agar bisa menjadi alternatif bagi upaya membangun kesadaran akan pentingnya ketaatan pada aturan hukum yang berlaku. Melalui pendidikan manusia menerima ilmu pengetahuan dan agama yang berguna untuk menentukan mana yang
  • 16. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 71 baik dan buruk dan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Dengan itu maka kehidupan manusia akan terjaga dari perbuatan melanggar hukum atau kejahatan, sehingga dari situ tercipta peradaban manusia. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Amin M. Kajian Ilmu Kalam Dari IAIN Menyongsong Perguliran Paradigma Keilmuan Keislaman Pada Era Milenium Ketiga. Jurnal Of Islamic Studies ALJAMIAH IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. No 65/VI/2000 Abdullah, Amin M. Menyatukan Kembali Ilmu-Ilmu Agama dan Umum. Yogyakarta: Suka Press. 2003 Absori. Filsafat Ilmu. Bahan Kuliah Program Doktor Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. 4 Oktober 2014 Abudin, Nata. Tokoh-tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2005 Amalia, Lia. Menjelajahi Diri Dengan Teori Kepribadian Carl R. Rogers. Jurnal MUADDIB Studi Kependidikan dan Keislaman. FAI UNMUH Ponorogo. Vol 3. No 1. Januari-Juni 2013 Andries, Florris Flavius. Identitas Jamaah Ahmadiah Indonesia Dalam Konteks Multikultur. Jurnal HUMANIORA UGM. Vol 26. No 2. Juni 2014 Asyari, Musa. Filsafat Ilmu. Bahan Kuliah Program Doktor Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. 1 November 2014 Bastoni, Andi Hepi. Muhammad Natsir Sang Maestro Dakwah. Jakarta: Mujtama Press. 2008 Iman, Nurul. Tahsin dan Taqbih dalam Legislasi Hukum Islam dan Maqasid Al-Shari’ah. Jurnal MUADDIB FAI UMPonorogo. Vol 04. No 01. Januari 2014 Marimba. D. Ahmad.Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: al Ma’arif. 1974 Muliawan, Jasa Ungguh. Pendidikan Islam Integratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2005
  • 17. Yogi Prasetyo, Pendidikan Intergral Berbasis Agama M U A D D I B Vol. 05 No. 01 Januari-Juni 2015 ISSN 2088-3390 72 Nata, Abuddin. Revitalisasi Pendidikan Karakter Untuk Mencetak Generasi Unggul. Jurnal Didaktika Religia Pasca Sarjana STAIN Kediri. Vol 1. No 1. 2013 Natsir, Muhammad. Berdamai Dengan Sejarah. Jakarta: Republikan. 2008 Natsir, Muhammad. Capita Selecta I. Jakarta: Yayasan Bulan Bintang Abadi. 2008 Sidharta, Arief. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu. Bandung: Pustaka Sutra. 2008 Susanto, Happy. Kritisisme Sejarah Teologi Barat. Jurnal TSAQOFAH ISID Gontor. Vol 7. No 2. Oktober 2011