SlideShare une entreprise Scribd logo
1  sur  6
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM RANGKA PENGELOLAAN
(TERMASUK PERLINDUNGAN) SUMBER DAYA ALAM YANG BERBASIS
PEMBANGUNAN SOSIAL DAN EKONOMI

OLEH PROF. DR. DAUD SILALAHI

Makalah Disampaikan Pada: SEMINAR PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL
VIII TEMA PENEGAKAN HUKUM DALAM ERA PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN Diselenggarakan oleh BADAN PEMBINAAN HUKUM
NASIONAL DEPARTEMEN KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA RI
Denpasar, 14-18 Juli 2003
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM PENGELOLAAN
SUMBERDAYA ALAM YANG BERBASIS PEMBANGUNAN SOSIAL DAN
EKONOMI
1

M.Daud Silalahi
2


1. Pendahuluan
Apabila pengembangan hukum yang mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dan
pembangunan sosial dan ekonomi dianggap sebagai bagian dari konsep pembangunan
tahun 70-an, maka teori hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat merupakan
bagian dari pembahasan hukum pembangunan berkelanjutan
3
. Pembahasan konsep pembangunan berdasarkan “
social change mode”,
juga dianggap sebagai koreksi terhadap kelemahan model pembangunan yang
didasarkan pada model pertumbuhan ekonomi (
economic growth model)
yang dianut dalam konsep pembangunan Eropa setelah Perang Dunia Kedua
4
. Oleh karena itu, pembahasan hukum berdasarkan konsep pembangunan
berkelanjutan dalam pengelolaan sumberdaya alam yang berbasis pembangunan sosial
dan ekonomi harus dibahas sebagai bagian dari konsep-konsep pembangunan, khusus
di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebagai bagian dari konsep
pembangunan internasional di bawah PBB, para penulis menganggap
The Charter of Economic Right and Duties of State
sebagai langkah awal kearah kodifikasi dan perkembangan baru (
the codification and progressive development of law
) dari prinsip-prinsip hukum internasional bertalian dengan persoalan Tata Ekonomi
Internasional Baru (
The New International Economic Order, 1974
5
). Deklarasi PBB tentang pembentukan suatu Tata Ekonomi Internasional Baru,
sebagai deklarasi politik diterima tanpa pungutan suara. Piagam ini diterima sebagai
instrumen universal untuk mengatur hubungan ekonomi internasional. Manfaat dari
perkembangan ilmu dan teknologi baru pada saat itu, dianggap tidak membawa
manfaat yang adil bagi umat manusia dalam pertumbuhan ekonomi Internasional.
Sebab sekitar 70% penduduk dunia yang berada di negara berkembang hanya
memperoleh 30% dari pendapatan dunia yang akan menimbulkan ketidak adilan yang
berkelanjutan.


1

Seminar Pembangunan Hukum Nasional, tanggal 14-18 Juli 2003, di Bali
2
 Gurubesar Hukum Lingkungan Unversitas Padjadjran
3
 Daud Silalahi, Perkembangan Hukum Lingkungan Indonesia: Tantangan dan
Peluang, (2000) dan Danis Goulet, The Cruel Choice; A New Concept in The Theory
of development (1971)
4
 Teori ini dikenal sebagai pelaksanaan dari Marshall Plan bagi pembangunan Eropa
setelah PD II
5
 Milan Bulajic, Principles of International development law, (1986)
Restrukturisasi ekonomi internasional dan lahirnya hukum pembangunan
internasional telah menampilkan satu dimensi baru konsep pembangunan dunia saat
ini. Dimensi lingkungan dalam konsep pembangunan PBB muncul ketika evaluasi
konsep pembangunan dunia tahap pertama (1960-70) dikaji ulang bagi penyusunan
pembangunan PBB tahap II. Pada konfrensi PBB tahun 1972, untuk pertama kalinya
ditetapkan pertimbangan lingkungan sebagai bagian dari konsep pembangunan.
Konferensi PBB tentang Pembangunan dan Lingkungan (
UN

conference on environment and development)
 yang diadakan di Rio de Janeiro pada tahun 1992 merupakan kritik terhadap konsep
pembangunan yang berwawasan lingkungan (
ecodevelopment
) yang dianggap gagal karena tidak membawa perubahan signifikan. Perkembangan
ilmu dan teknologi baru misalnya, dianggap tidak membawa keadilan bagi negara
berkembang, sebab sekitar 70% penduduk dunia yang berada di negara berkembang
hanya memperoleh 30% dari pendapat dunia yang akan menimbulkan ketidakadilan
yang berkelanjutan. Berkat dari pekerjaan yang serius dari Komisi Dunia
Pembangunan dan Lingkungan atau dikenal sebagai
The World Commission on Environment and Development,
dikenal pula sebagai
The Brundtland Commission
 dalam laporannya yang berjudul
Our Common Future
 mengembangkan konsep pembangunan berkelanjutan (
sustainable development
). Produk dari era konferensi Rio tercermin, antara lain, dalam konvensi
keanekaragaman hayati (
biodiversity convention
), Konvensi perubahan Iklim (
Climate Change Convention
), dan suatu Deklarasi Pembangunan berkelanjutan Pengelolaan Hutan, serta agenda
21. Pengaruh dari perkembangan baru ini dengan segera pula mempengaruhi
kebijakan dan hukum lingkungan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Word submit on Sustainable Development
  (WSSD) yang memuat prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan sebagai
pendekatan baru berdasarkan pertimbangan keterkaitan dan kesalingtergantungan
pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan pembangunan lingkungan
6
.


6
 Deklarasi Johannesburg mengenai Pembangunan Berkelanjutan, Rencana
Pelaksanaan KTT Pembangunan Berkelanjutan, Direktorat PELH PBB DITJEN
MULTILATERAL EKUBANG DEPLU, 2002
Bagaimana pengaruh dari perkembangan prinsip-prinsip hukum lingkungan dan
sumberdaya alam secara internasional hingga pertemuan Johannesburg dan
perkembangan pemikiran hukum secara nasional pada pembentukan hukum baru di
Indonesia merupakan pokok bahasan dalam makalah ini.
2. Perkembangan Hukum Dalam Konsep Pembangunan Berkelanjutan
2.1 Di atas sudah dikemukakan bahwa konep pembangunan berkelanjutan dapat
dilihat sebagai bagian dari konsep pembangunan secara umum yang berkembang
sejak tahun 1970-an. Teori hukum sebagai sarana pembangunan dan pembaharuan
masyarakat dapat dianggap sebagai gagasan awal perkembangan pembangunan
berkelanjutan
7
. Ketika konsep pembangunan di evaluasi sebagai sarana pembaharuan di negara
berkembang, masalah lingkungan menjadi isu pembangunan. Artinya, selain
pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial, isu lingkungan dengan segera
menjadi perdebatan dan sekaligus menjadi dimensi baru dari konsep pembangunan.
Pembangunan inilah yang disebut sebagai pembangunan yang berwawasan
lingkungan (
ecodevelopment
) dan prinsip-prinsipnya menjadi deklarasi Stockolhm 1972. Konsep pembangunan
yang berwawasan lingkungan berdasarkan prinsip-prinsip di atas untuk pertama kali
dianut dalam GBHN Indonesia tahun 1973. dari prinsip-prinsip yang dianut, tanggung
jawab negara (
State Responsibility
) merupakan salah satu prinsip penting Deklarasi Stockholm, yaitu prinsip 21 yang
berbunyi sebagai berikut:
“state have, in accordance with the charter of the United Nation and the principles of
International law, the sovereign rights to exploit their own resources pursuant to their
own environmental policies, and the responsibility to ensure that activities within their
juridiction or control do not cause damage to the environment of other state or of
areas beyond the limits of national jurisdiction”.

Dari prinsip 21 diatas, terdapat dua hal mendasar dari perkembangan hukum baru
yang perlu dicermati, yaitu
pertama
 perkembangan hukum bertalian dengan hak berdaulat (
sovereign right
) terhadap sumberdaya alam yang menimbulkan masalah hukum yang bersifat lintas
batas negara (hukum internasional),
kedua
, keterkaitan eksploitasi sumberdaya (sebagai bagian dari kegiatan pembangunan)
dengan kebijakan pengelolaan lingkungan sebagai tanggung jawab negara (
state


7
  Mochtar Kusumaatmadja yang membahas peranan hukum sebagai alat atau sarana
pembaharuan/ pembangunan masyarakat, bandingkan dengan teori hukum R. Pound
yang membahas
law as tool of social engineering
. Juga dengan tulisan Daud Silalahi, yang berjudul,
Perkembangan hukum Lingkungan Indonesia
:
Tantangan dan Peluangnya,
UNPAD, 2000
responsibility
). Keterkaitan kedua hal ini akan menjadi pokok bahasan pada perkembangan hukum
pembangunan berkelanjutan dalam tulisan ini. Pada tahap perkembangan hukumnya
secara operasional di negara berkembang sangat berbeda dengan negara industri. Di
negara industri, misalnya, meskipun negara memegang tanggungjawab utama
pengelolaan lingkungan pada pemanfaatan sumberdaya alam, swasta telah ikut
memainkan peranan penting untuk menerjemahkan isu lingkungan ke dalam kegiatan-
kegiatan ekonomi. Mekanisme
8
  secara lebih terukur sehingga dapat lebih cermat diinternalisasikan ke dalam biaya
produksi melalui mekanisme pasar (
cost-effectiveness
)
9
. Perkembangan ini didukung pula oleh hukum yang lebih
acceptable
  secara sosial dan ekonomi. Benar, bahwa isu lingkungan di negara industri terus di
perdebatkan dan dipersoalkan secara ekonomi dan hukum, namun sistem hukumnya
yang telah berjalan baik ikut membantu mengurangi potensi resiko sosial dan distorsi
kebijakan lingkungan. 2.2 Konsep pembangunan juga memperlihatkan bahwa ilmu-
ilmu non-hukum sangat berperan dalam pembentukan hukum
10
.
Mochtar Kusumaatmadja
, sebagai penulis hukum pembangunan yang berpengaruh di Indonesia, menjelaskan
pentingnya peranan ilmu-ilmu non-hukum dalam pembentukan hukum pembangunan
nasional. Dalam tulisannya, yang berjudul “Fungsi dan Perkembangan Hukum dalam
Pembangunan Nasional”, di bawah sub-judul “Hukum dan nilai-nilai sosial budaya”
mengatakan bahwa hukum sebagai kaidah sosial, tidak lepas dari nilai (
values
) yang berlaku di suatu masyarakat, bahkan hukum itu sendiri merupakan
pencerminan daripada nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu,
hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (
the living law
) dalam masyarakat, yang sesuai pula atau merupakan percerminan daripada nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Atas dasar pikiran ini, menurut
Mochtar Kusumaatmadja
, suatu masyarakat yang sedang dalam peralihan dari masyarakat tertutup ke suatu
masyarakat terbuka, dinamis, dan modern nilai-nilai itupun sedang dalam perubahan
pula. Dilihat dari itu, menurut
Mochtar


8
 RA.Posner, Economic analysis of law, 1992, lihat pula penerapan sertifikasi ISO
14.000 sebagai alat penilaian kinerja kegiatan usaha berdasarkan pertimbangan
lingkungan
9
  Philipe Sands, Principles of international environmental law 1, 1995, p.13, 275
10
 A. Chin & A. Choi, law, Law, Social sciences and public policy, 1998
Pembangunan berkelanjutan dalam rangka pengelolaan

Contenu connexe

Tendances

Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
Hayyu Safitri
 
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaResensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Yanels Garsione
 
HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...
HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...
HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...
Muhammad Ramadhan
 
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUMPERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
Wahyudinata Halim
 
Hbl 15, mei ika,hapzi ali, hukum lingkungan,mercubuana
Hbl 15, mei ika,hapzi ali, hukum lingkungan,mercubuanaHbl 15, mei ika,hapzi ali, hukum lingkungan,mercubuana
Hbl 15, mei ika,hapzi ali, hukum lingkungan,mercubuana
MeikaSihombimg
 
Hukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliahHukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliah
hukum_lingkungan
 
MAKALAH TEORI EKOLOGI ADMINISTRASI
MAKALAH TEORI EKOLOGI ADMINISTRASIMAKALAH TEORI EKOLOGI ADMINISTRASI
MAKALAH TEORI EKOLOGI ADMINISTRASI
Solala Halawa
 
Perspektif Pemerintah dan Kerusakan Ekologi Berkelanjutan_Wahyudinata Halim 2016
Perspektif Pemerintah dan Kerusakan Ekologi Berkelanjutan_Wahyudinata Halim 2016Perspektif Pemerintah dan Kerusakan Ekologi Berkelanjutan_Wahyudinata Halim 2016
Perspektif Pemerintah dan Kerusakan Ekologi Berkelanjutan_Wahyudinata Halim 2016
Wahyudinata Halim
 
Ra Dan Refleksi Ham
Ra Dan Refleksi HamRa Dan Refleksi Ham
Ra Dan Refleksi Ham
lodzi
 

Tendances (18)

Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
Tugas 13. hbl, hayyu safitri, hapzi ali, hukum lingkungan, universitas mercu ...
 
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesiaResensi buku hukum lingkungan di indonesia
Resensi buku hukum lingkungan di indonesia
 
Presentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkunganPresentasi hukum lingkungan
Presentasi hukum lingkungan
 
Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1Hukum Lingkungan - 1
Hukum Lingkungan - 1
 
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLHUU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
UU Nomor 32 Tahun 2009 Tentang PPLH
 
HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...
HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...
HBL15. Muhammad Rizal Ramadhan, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan, un...
 
Tugas hukum lingkungan
Tugas hukum lingkunganTugas hukum lingkungan
Tugas hukum lingkungan
 
Tugas3
Tugas3Tugas3
Tugas3
 
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUMPERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERUBAHAN IKLIM DAN PERLINDUNGAN TERHADAP LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
 
Hbl 15, mei ika,hapzi ali, hukum lingkungan,mercubuana
Hbl 15, mei ika,hapzi ali, hukum lingkungan,mercubuanaHbl 15, mei ika,hapzi ali, hukum lingkungan,mercubuana
Hbl 15, mei ika,hapzi ali, hukum lingkungan,mercubuana
 
Makalah hukum lingkungan
Makalah hukum lingkungan Makalah hukum lingkungan
Makalah hukum lingkungan
 
Hukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliahHukum lingkungan materi kuliah
Hukum lingkungan materi kuliah
 
MAKALAH TEORI EKOLOGI ADMINISTRASI
MAKALAH TEORI EKOLOGI ADMINISTRASIMAKALAH TEORI EKOLOGI ADMINISTRASI
MAKALAH TEORI EKOLOGI ADMINISTRASI
 
Perspektif Pemerintah dan Kerusakan Ekologi Berkelanjutan_Wahyudinata Halim 2016
Perspektif Pemerintah dan Kerusakan Ekologi Berkelanjutan_Wahyudinata Halim 2016Perspektif Pemerintah dan Kerusakan Ekologi Berkelanjutan_Wahyudinata Halim 2016
Perspektif Pemerintah dan Kerusakan Ekologi Berkelanjutan_Wahyudinata Halim 2016
 
Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014Konsep deklarasi 1 september 2014
Konsep deklarasi 1 september 2014
 
HBL 15, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM LINGKUNGAN, UNIVERSITAS MERCU...
HBL 15, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM LINGKUNGAN, UNIVERSITAS MERCU...HBL 15, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM LINGKUNGAN, UNIVERSITAS MERCU...
HBL 15, SUCI MEIDIANA PRATIWI, HAPZI ALI, HUKUM LINGKUNGAN, UNIVERSITAS MERCU...
 
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
Perbedaan Pendidikan Konservasi UU No. 23 Tahun 1997 dan UU No. 32 Tahun 2009
 
Ra Dan Refleksi Ham
Ra Dan Refleksi HamRa Dan Refleksi Ham
Ra Dan Refleksi Ham
 

Similaire à Pembangunan berkelanjutan dalam rangka pengelolaan

Hbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan
Hbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkunganHbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan
Hbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan
AgungAgungPangestu
 
MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKO...
MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKO...MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKO...
MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKO...
Erikson Roy Pratama Simanjuntak
 
Tgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaTgas prof atmadja
Tgas prof atmadja
putulina
 
Jaja perk. adat lengkap 1
Jaja perk. adat lengkap  1Jaja perk. adat lengkap  1
Jaja perk. adat lengkap 1
Epink Fartini
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktk
lailashare
 
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkunganEkologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
musdzalifah
 

Similaire à Pembangunan berkelanjutan dalam rangka pengelolaan (20)

Hbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan
Hbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkunganHbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan
Hbl15, agung pangestu, hapzi ali, modul 15 hbl, hukum lingkungan
 
15. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,hukum lingkungan,universitas mercu b...
15. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,hukum lingkungan,universitas mercu b...15. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,hukum lingkungan,universitas mercu b...
15. hbl,maghfira arsyfa ganivy,hapzi ali,hukum lingkungan,universitas mercu b...
 
Dialektika hukum
Dialektika hukumDialektika hukum
Dialektika hukum
 
pembangunan berkelanjutan
pembangunan berkelanjutanpembangunan berkelanjutan
pembangunan berkelanjutan
 
pembangunan berkelanjutan
pembangunan berkelanjutan pembangunan berkelanjutan
pembangunan berkelanjutan
 
MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKO...
MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKO...MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKO...
MENJAGA EKSISTENSI KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENYEIMBANG HUKUM EKO...
 
75571068 pembangunan-berkelanjutan
75571068 pembangunan-berkelanjutan75571068 pembangunan-berkelanjutan
75571068 pembangunan-berkelanjutan
 
Tgas prof atmadja
Tgas prof atmadjaTgas prof atmadja
Tgas prof atmadja
 
Wawasan kebijakan pembangunan hukum
Wawasan kebijakan pembangunan hukum Wawasan kebijakan pembangunan hukum
Wawasan kebijakan pembangunan hukum
 
4, be gg, hari yansyah akil, environmenthal ethics, universitas mercubuana,20...
4, be gg, hari yansyah akil, environmenthal ethics, universitas mercubuana,20...4, be gg, hari yansyah akil, environmenthal ethics, universitas mercubuana,20...
4, be gg, hari yansyah akil, environmenthal ethics, universitas mercubuana,20...
 
Jaja perk. adat lengkap 1
Jaja perk. adat lengkap  1Jaja perk. adat lengkap  1
Jaja perk. adat lengkap 1
 
bahan webinar.ppt
bahan webinar.pptbahan webinar.ppt
bahan webinar.ppt
 
Tugas paper
Tugas paperTugas paper
Tugas paper
 
Tujuan-Pembangunan-Berkelanjutan-SDGs-di-Indonesia_compressed (2).pdf
Tujuan-Pembangunan-Berkelanjutan-SDGs-di-Indonesia_compressed (2).pdfTujuan-Pembangunan-Berkelanjutan-SDGs-di-Indonesia_compressed (2).pdf
Tujuan-Pembangunan-Berkelanjutan-SDGs-di-Indonesia_compressed (2).pdf
 
Tugas Kelompok Manajemen Lingkungan.pptx
Tugas Kelompok Manajemen Lingkungan.pptxTugas Kelompok Manajemen Lingkungan.pptx
Tugas Kelompok Manajemen Lingkungan.pptx
 
Komunikasi Pembangunan
Komunikasi PembangunanKomunikasi Pembangunan
Komunikasi Pembangunan
 
Perumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktkPerumusan kebijakanpubliktk
Perumusan kebijakanpubliktk
 
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di IndonesiaPembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Sosial di Indonesia
 
Hbl forum dan quiz minggu 15
Hbl forum dan quiz minggu 15Hbl forum dan quiz minggu 15
Hbl forum dan quiz minggu 15
 
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkunganEkologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
Ekologi dan asas asas pengelolaan lingkungan
 

Pembangunan berkelanjutan dalam rangka pengelolaan

  • 1. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM RANGKA PENGELOLAAN (TERMASUK PERLINDUNGAN) SUMBER DAYA ALAM YANG BERBASIS PEMBANGUNAN SOSIAL DAN EKONOMI OLEH PROF. DR. DAUD SILALAHI Makalah Disampaikan Pada: SEMINAR PEMBANGUNAN HUKUM NASIONAL VIII TEMA PENEGAKAN HUKUM DALAM ERA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Diselenggarakan oleh BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL DEPARTEMEN KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA RI Denpasar, 14-18 Juli 2003 PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM YANG BERBASIS PEMBANGUNAN SOSIAL DAN EKONOMI 1 M.Daud Silalahi 2 1. Pendahuluan Apabila pengembangan hukum yang mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dan pembangunan sosial dan ekonomi dianggap sebagai bagian dari konsep pembangunan tahun 70-an, maka teori hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat merupakan bagian dari pembahasan hukum pembangunan berkelanjutan 3 . Pembahasan konsep pembangunan berdasarkan “ social change mode”, juga dianggap sebagai koreksi terhadap kelemahan model pembangunan yang didasarkan pada model pertumbuhan ekonomi ( economic growth model) yang dianut dalam konsep pembangunan Eropa setelah Perang Dunia Kedua 4 . Oleh karena itu, pembahasan hukum berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan sumberdaya alam yang berbasis pembangunan sosial dan ekonomi harus dibahas sebagai bagian dari konsep-konsep pembangunan, khusus di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Sebagai bagian dari konsep pembangunan internasional di bawah PBB, para penulis menganggap The Charter of Economic Right and Duties of State sebagai langkah awal kearah kodifikasi dan perkembangan baru ( the codification and progressive development of law ) dari prinsip-prinsip hukum internasional bertalian dengan persoalan Tata Ekonomi Internasional Baru ( The New International Economic Order, 1974 5 ). Deklarasi PBB tentang pembentukan suatu Tata Ekonomi Internasional Baru, sebagai deklarasi politik diterima tanpa pungutan suara. Piagam ini diterima sebagai instrumen universal untuk mengatur hubungan ekonomi internasional. Manfaat dari perkembangan ilmu dan teknologi baru pada saat itu, dianggap tidak membawa manfaat yang adil bagi umat manusia dalam pertumbuhan ekonomi Internasional.
  • 2. Sebab sekitar 70% penduduk dunia yang berada di negara berkembang hanya memperoleh 30% dari pendapatan dunia yang akan menimbulkan ketidak adilan yang berkelanjutan. 1 Seminar Pembangunan Hukum Nasional, tanggal 14-18 Juli 2003, di Bali 2 Gurubesar Hukum Lingkungan Unversitas Padjadjran 3 Daud Silalahi, Perkembangan Hukum Lingkungan Indonesia: Tantangan dan Peluang, (2000) dan Danis Goulet, The Cruel Choice; A New Concept in The Theory of development (1971) 4 Teori ini dikenal sebagai pelaksanaan dari Marshall Plan bagi pembangunan Eropa setelah PD II 5 Milan Bulajic, Principles of International development law, (1986) Restrukturisasi ekonomi internasional dan lahirnya hukum pembangunan internasional telah menampilkan satu dimensi baru konsep pembangunan dunia saat ini. Dimensi lingkungan dalam konsep pembangunan PBB muncul ketika evaluasi konsep pembangunan dunia tahap pertama (1960-70) dikaji ulang bagi penyusunan pembangunan PBB tahap II. Pada konfrensi PBB tahun 1972, untuk pertama kalinya ditetapkan pertimbangan lingkungan sebagai bagian dari konsep pembangunan. Konferensi PBB tentang Pembangunan dan Lingkungan ( UN conference on environment and development) yang diadakan di Rio de Janeiro pada tahun 1992 merupakan kritik terhadap konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan ( ecodevelopment ) yang dianggap gagal karena tidak membawa perubahan signifikan. Perkembangan ilmu dan teknologi baru misalnya, dianggap tidak membawa keadilan bagi negara berkembang, sebab sekitar 70% penduduk dunia yang berada di negara berkembang hanya memperoleh 30% dari pendapat dunia yang akan menimbulkan ketidakadilan yang berkelanjutan. Berkat dari pekerjaan yang serius dari Komisi Dunia Pembangunan dan Lingkungan atau dikenal sebagai The World Commission on Environment and Development, dikenal pula sebagai The Brundtland Commission dalam laporannya yang berjudul Our Common Future mengembangkan konsep pembangunan berkelanjutan ( sustainable development ). Produk dari era konferensi Rio tercermin, antara lain, dalam konvensi keanekaragaman hayati ( biodiversity convention ), Konvensi perubahan Iklim ( Climate Change Convention
  • 3. ), dan suatu Deklarasi Pembangunan berkelanjutan Pengelolaan Hutan, serta agenda 21. Pengaruh dari perkembangan baru ini dengan segera pula mempengaruhi kebijakan dan hukum lingkungan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Word submit on Sustainable Development (WSSD) yang memuat prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan sebagai pendekatan baru berdasarkan pertimbangan keterkaitan dan kesalingtergantungan pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan pembangunan lingkungan 6 . 6 Deklarasi Johannesburg mengenai Pembangunan Berkelanjutan, Rencana Pelaksanaan KTT Pembangunan Berkelanjutan, Direktorat PELH PBB DITJEN MULTILATERAL EKUBANG DEPLU, 2002 Bagaimana pengaruh dari perkembangan prinsip-prinsip hukum lingkungan dan sumberdaya alam secara internasional hingga pertemuan Johannesburg dan perkembangan pemikiran hukum secara nasional pada pembentukan hukum baru di Indonesia merupakan pokok bahasan dalam makalah ini. 2. Perkembangan Hukum Dalam Konsep Pembangunan Berkelanjutan 2.1 Di atas sudah dikemukakan bahwa konep pembangunan berkelanjutan dapat dilihat sebagai bagian dari konsep pembangunan secara umum yang berkembang sejak tahun 1970-an. Teori hukum sebagai sarana pembangunan dan pembaharuan masyarakat dapat dianggap sebagai gagasan awal perkembangan pembangunan berkelanjutan 7 . Ketika konsep pembangunan di evaluasi sebagai sarana pembaharuan di negara berkembang, masalah lingkungan menjadi isu pembangunan. Artinya, selain pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial, isu lingkungan dengan segera menjadi perdebatan dan sekaligus menjadi dimensi baru dari konsep pembangunan. Pembangunan inilah yang disebut sebagai pembangunan yang berwawasan lingkungan ( ecodevelopment ) dan prinsip-prinsipnya menjadi deklarasi Stockolhm 1972. Konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan berdasarkan prinsip-prinsip di atas untuk pertama kali dianut dalam GBHN Indonesia tahun 1973. dari prinsip-prinsip yang dianut, tanggung jawab negara ( State Responsibility ) merupakan salah satu prinsip penting Deklarasi Stockholm, yaitu prinsip 21 yang berbunyi sebagai berikut: “state have, in accordance with the charter of the United Nation and the principles of International law, the sovereign rights to exploit their own resources pursuant to their own environmental policies, and the responsibility to ensure that activities within their juridiction or control do not cause damage to the environment of other state or of areas beyond the limits of national jurisdiction”. Dari prinsip 21 diatas, terdapat dua hal mendasar dari perkembangan hukum baru yang perlu dicermati, yaitu pertama perkembangan hukum bertalian dengan hak berdaulat (
  • 4. sovereign right ) terhadap sumberdaya alam yang menimbulkan masalah hukum yang bersifat lintas batas negara (hukum internasional), kedua , keterkaitan eksploitasi sumberdaya (sebagai bagian dari kegiatan pembangunan) dengan kebijakan pengelolaan lingkungan sebagai tanggung jawab negara ( state 7 Mochtar Kusumaatmadja yang membahas peranan hukum sebagai alat atau sarana pembaharuan/ pembangunan masyarakat, bandingkan dengan teori hukum R. Pound yang membahas law as tool of social engineering . Juga dengan tulisan Daud Silalahi, yang berjudul, Perkembangan hukum Lingkungan Indonesia : Tantangan dan Peluangnya, UNPAD, 2000 responsibility ). Keterkaitan kedua hal ini akan menjadi pokok bahasan pada perkembangan hukum pembangunan berkelanjutan dalam tulisan ini. Pada tahap perkembangan hukumnya secara operasional di negara berkembang sangat berbeda dengan negara industri. Di negara industri, misalnya, meskipun negara memegang tanggungjawab utama pengelolaan lingkungan pada pemanfaatan sumberdaya alam, swasta telah ikut memainkan peranan penting untuk menerjemahkan isu lingkungan ke dalam kegiatan- kegiatan ekonomi. Mekanisme 8 secara lebih terukur sehingga dapat lebih cermat diinternalisasikan ke dalam biaya produksi melalui mekanisme pasar ( cost-effectiveness ) 9 . Perkembangan ini didukung pula oleh hukum yang lebih acceptable secara sosial dan ekonomi. Benar, bahwa isu lingkungan di negara industri terus di perdebatkan dan dipersoalkan secara ekonomi dan hukum, namun sistem hukumnya yang telah berjalan baik ikut membantu mengurangi potensi resiko sosial dan distorsi kebijakan lingkungan. 2.2 Konsep pembangunan juga memperlihatkan bahwa ilmu- ilmu non-hukum sangat berperan dalam pembentukan hukum 10 . Mochtar Kusumaatmadja , sebagai penulis hukum pembangunan yang berpengaruh di Indonesia, menjelaskan pentingnya peranan ilmu-ilmu non-hukum dalam pembentukan hukum pembangunan nasional. Dalam tulisannya, yang berjudul “Fungsi dan Perkembangan Hukum dalam Pembangunan Nasional”, di bawah sub-judul “Hukum dan nilai-nilai sosial budaya” mengatakan bahwa hukum sebagai kaidah sosial, tidak lepas dari nilai ( values
  • 5. ) yang berlaku di suatu masyarakat, bahkan hukum itu sendiri merupakan pencerminan daripada nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu, hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup ( the living law ) dalam masyarakat, yang sesuai pula atau merupakan percerminan daripada nilai- nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Atas dasar pikiran ini, menurut Mochtar Kusumaatmadja , suatu masyarakat yang sedang dalam peralihan dari masyarakat tertutup ke suatu masyarakat terbuka, dinamis, dan modern nilai-nilai itupun sedang dalam perubahan pula. Dilihat dari itu, menurut Mochtar 8 RA.Posner, Economic analysis of law, 1992, lihat pula penerapan sertifikasi ISO 14.000 sebagai alat penilaian kinerja kegiatan usaha berdasarkan pertimbangan lingkungan 9 Philipe Sands, Principles of international environmental law 1, 1995, p.13, 275 10 A. Chin & A. Choi, law, Law, Social sciences and public policy, 1998